Bahasa Musi
Bahasa Musi adalah dialek bahasa Melayu yang dituturkan oleh Melayu Musi yang mayoritas mendiami daerah sekitar aliran Sungai Musi, utamanya di Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Musi Rawas dengan penutur asli berjumlah sekitar 3,1 juta orang.[1]
Sejarah
Secara historis, bahasa Musi memiliki asal-usul yang berasal dari daerah dekat Sungai Musi (utamanya Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Musi Rawas) yang pada zaman modern merupakan bagian dari wilayah provinsi Sumatra Selatan, Indonesia.
Fonologi
Dunggio (1981) mendata 27 fonem dalam bahasa Musi, dengan rincian 21 bunyi konsonan dan 6 bunyi vokal. Namun studi lanjutan dari Aliana (1987) menyatakan bahwa hanya ada 21 fonem dalam bahasa Musi.[5][6]
Vokal
depan | tengah | belakang | |
---|---|---|---|
tinggi | i | u | |
medial | e | ə | o |
rendah | a |
Konsonan
bilabial | alveolar | postalv./palatal | velar | glottal | ||
---|---|---|---|---|---|---|
sengau | m | n | ɲ (ny) | ŋ (ng) | ||
letup/gesek | nirsuara | p | t | t͡ʃ (c) | k | ʔ (q,') |
bersuara | b | d | d͡ʒ (j) | g | ||
desis | nirsuara | f | s | ɣ (gh) | h | |
bersuara | z | r | ||||
hampiran | semivokal | w | j (y) | |||
lateral | l |
Dialek
Bahasa Musi memiliki ragam variasi dialek yang dapat dikenali melalui perbedaan fonologi, aksentologi, maupun idiomatologi yang umumya terbagi kedalam distribusi penggolongan melalui beberapa metode, yakni baik secara regional geografis maupun sosiokultural.
- Dialek Belide
- Dialek Kelingi
- Dialek Lematang Ilir
- Dialek Musi Rawas
- Dialek Pegagan
- Dialek Penukal
- Dialek Sekayu
Referensi
- ^ a b [https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku?c=Bahasa+Musi Bahasa Musi] di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
- ^ "Bahasa Musi". Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "[https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku?c=Bahasa+Musi Bahasa Musi]". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. Hapus pranala luar di parameter
|chapter=
(bantuan) - ^ "Bahasa Musi". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ Dunggio 1983, hlm. 7-10.
- ^ Aliana 1987, hlm. 14.
Daftar pustaka
- Gani, Zainal Abidin (1981). Struktur Bahasa Musi. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
- Arif, R.M.; Majid, Abdul; Mairu, Tarmizi; Sy., Sudirman (1985). Morfologi dan Sintaksis Bahasa Musi. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
- Aliana, Zainul Arifin (1987). Morfologi dan Sintaksis Bahasa Musi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- Adelaar, K. Alexander (1992). Proto-Malayic: The reconstruction of its phonology and parts of its lexicon and morphology. Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, the Australian National University. ISBN 9780858834088.
- Anderbeck, Karl; McDowell, Jonathan (2020). The Malay Lects of Southern Sumatra. JSEALS Special Publication. 7. University of Hawai'i Press. hdl:10524/52473.
- Hanifah, Abu (1999). Undang-Undang Simbur Cahaya. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 9794593869.
- Marsden, William (1811). History of Sumatra, Containing an Account of the Government (etc.). London: Longman.
- Dunggio, P.D. (1983). Struktur bahasa Musi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- McDonnell, Bradley James (2016). Symmetrical Voice Constructions in Besemah: A Usage-based Approach. Santa Barbara: University of California Santa Barbara.