Lompat ke isi

Bahasa Bali

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Bali
BPS: 0096 0
Bhāṣā Bāli ᬪᬱᬩᬮᬶ  (Bali)
Dituturkan di
Wilayah
  •  Bali
  •  Jawa Timur
  •  Nusa Tenggara Barat
  •  Nusa Tenggara Timur
  •  Jakarta
  •  Lampung
  • Penutur
    [1]
    Rincian data penutur

    Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[2]

    Lihat sumber templat}}
    Untuk kontributor: Sedang dilakukan otomatisasi klasifikasi bahasa secara berkala. Silakan sampaikan saran, pendapat, maupun perbaikan pada halaman pembicaraan templat maupun pembicaraan ProyekWiki
    Alfabet Latin, aksara Bali
    Status resmi
    Diatur olehBalai Bahasa Provinsi Bali
    Kode bahasa
    ISO 639-2ban
    ISO 639-3ban
    Glottologbali1278[3]
    IETFban
    BPS (2010)0096 0
    Status pemertahanan
    C10
    Kategori 10
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
    C9
    Kategori 9
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
    C8b
    Kategori 8b
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
    C8a
    Kategori 8a
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
    C7
    Kategori 7
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
    C6b
    Kategori 6b
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
    C6a
    Kategori 6a
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
    C5
    Kategori 5
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
    C4
    Kategori 4
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
    C3
    Kategori 3
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
    C2
    Kategori 2
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
    C1
    Kategori 1
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
    C0
    Kategori 0
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
    10
    9
    8
    7
    6
    5
    4
    3
    2
    1
    0
    EGIDS SIL EthnologueC5 Developing
    Bahasa Bali dikategorikan sebagai C5 Developing menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mengalami peningkatan jumlah penutur dari waktu ke waktu
    Referensi: [4]

    Lokasi penuturan
    Lokasi penuturan Bahasa Bali
    Peta
    Peta
    Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
    Koordinat: 8°21′S 115°5′E / 8.350°S 115.083°E / -8.350; 115.083 Sunting ini di Wikidata
     Portal Bahasa
    L • B • PW   
    Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat
    Seorang wanita berbicara menggunakan bahasa Bali
    Tingkat-tingkatan bahasa Bali

    Bahasa Bali (Aksara Bali: ᬪᬱᬩᬮᬶ, Bhāṣā Bāli) adalah sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sundik dan lebih spesifik dari anak cabang Bali-Sasak. Bahasa ini terutama dipertuturkan di pulau Bali, pulau Lombok bagian barat, dan sedikit di ujung timur pulau Jawa. Di Bali sendiri Bahasa Bali memiliki tingkatan penggunaannya, misalnya ada yang disebut Bali Alus, Bali Madya dan Bali Kasar. Hal ini terjadi karena pengaruh bahasa Jawa menyebar ke Bali sejak zaman Majapahit, bahkan sampai zaman Mataram Islam, meskipun kerajaan Mataram Islam tidak pernah menaklukkan Bali. Yang halus dipergunakan untuk bertutur formal misalnya dalam pertemuan di tingkat desa adat, meminang wanita, atau antara orang berkasta rendah dengan berkasta lebih tinggi. Yang madya dipergunakan di tingkat masyarakat menengah misalnya pejabat dengan bawahannya, sedangkan yang kasar dipergunakan bertutur oleh orang kelas rendah misalnya kaum sudra atau antara bangsawan dengan abdi dalemnya, Di Lombok bahasa Bali terutama dipertuturkan di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa bahasa Bali terutama dipertuturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Selain itu Bahasa Osing, yaitu bahasa asli orang Banyuwangi, juga menyerap banyak kata-kata Bali. Misalkan sebagai contoh kata osing yang berarti “tidak” diambil dari bahasa Bali tusing. Bahasa Bali dipertuturkan oleh kurang lebih 4 juta jiwa.

    Fonologi

    Vokal

    Ada 6 vokal di dalam bahasa bali

    Vokal
    Depan Madya Belakang
    Tertutup i u
    Tengah e ə o
    Terbuka a

    Konsonan

    Ada 18 konsonan di dalam Bahasa Bali:

    Bibir Gigi Langit2
    Keras
    Langit2
    Lunak
    Celah
    Suara
    Letup p b t d c ɟ k g
    Sengau m n ɲ ŋ
    Desis s h
    Getar / Sisi r l
    Hampiran w j

    Alofon

    Sebuah ciri khas dan menjadi keistimewaan bahasa Bali ialah bahwa fonem eksplosif tak bersuara /t/ dilafalkan sebagai [t] pada posisi akhir, tetapi pada posisi awal dan tengah dilafalkan sebagai [ʈ] (t retrofleks).

    Vokal /a/ pada posisi akhir terbuka dilafalkan sebagai [ĕ]. Misalkan kata Kuta, nama pantai termashyur di Bali, dilafalkan sebagai [k'uʈĕ].

    Sukukata

    Seperti bahasa Austronesia lainnya, bahasa Bali juga cenderung dengan kata-kata dwisukukata dan berbentuk KVKVK. Namun dalam mereduplikasi sebuah sukukata monosilabik berbentuk KVK, maka dalam bahasa Bali ini biasanya menjadi KVKKVK berbeda dengan bahasa Melayu dan Jawa:

    Melayu Bali Jawa
    kukus kuskus dang (bentuk berbeda)
    ngengat ngetnget ngĕngĕt

    Kekerabatan dan kosakata

    Bahasa Bali dalam keluarga bahasa Austronesia sering ditengarai paling dekat berkerabat dengan bahasa Jawa. Namun hal ini tidaklah demikian. Bahasa Bali paling dekat dengan bahasa Sasak dan beberapa bahasa di pulau Sumbawa bagian barat. Kemiripannya dengan bahasa Jawa hanya karena pengaruh kosakata atas bahasa Jawa karena aktivitas penaklukan Jawa pada masa lampau, terutama pada abad ke-14 Masehi. Bali ditaklukkan oleh Gajah Mada pada tahun 1343 Masehi. Bahkan dalam keluarga Austronesia, secara fonologis bahasa Bali lebih mirip bahasa Melayu daripada bahasa Jawa. Namun fonem /r/ pada posisi akhir dalam bahasa Melayu, sering kali menjadi /h/ pada bahasa Bali. Hal ini bisa terbukti dengan senarai perbandingan kosakata dasar bahasa Melayu, Bali, Jawa Kuno dan Jawa Baru:

    Melayu Bali Jawa Kuno Jawa Baru
    dua dua rwa ro, loro
    jalan jalan dalan dalan
    dengar dingěh rĕngö rungu
    jarum jaum dom dom
    jauh joh adoh adoh
    ada ada hana ana
    beli běli wĕli, tuku tuku
    jari, jeriji jriji (?) driji
    betis, kaki batis, bais jöng, suku sikil
    hidup idup hurip urip
    air, ayer yèh,toye wway we, banyu
    buah buah, woh wwah woh
    di di ri, ring i, ing
    telur taluh antiga tigan, ĕndhog
    jemur jěmuh (?) pepe
    bunga bunga kambang
    sĕkar
    kĕmbang
    sĕkar
    nasi nasi sĕga
    sĕkul
    sĕga
    sĕkul
    hujan ujan hudan udan
    Melayu Bali Banjar
    telur taluh hintalu
    kaki, betis batis, bais batis
    perahu jukung jukung
    bulus bedwang bidawang
    hujan ujan ujan
    jari jriji jariji
    dengar dingěh dangar
    jemur jěmuh jamur
    jalan jalan jalan
    hidup idup hidup
    dua dua,kalih dua

    Pengaruh bahasa Jawa

    Bahasa Bali banyak terpengaruh bahasa Jawa, terutama bahasa Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. Kemiripan dengan bahasa Jawa terutama terlihat dari tingkat-tingkat bahasa yang terdapat dalam bahasa Bali yang mirip dengan bahasa Jawa. Maka tak mengherankanlah jika bahasa Bali halus yang disebut basa Bali Alus Mider mirip dengan bahasa Jawa Krama. Banyak kata-kata Bali yang halus diambil dari bahasa Jawa:

    Melayu Bali Jawa
    sudah sampun sampun
    meninggal seda seda
    datang rauh rawuh
    dari saking saking
    arti teges tĕgĕs

    Kosakata khas Bali

    Di atas sudah diapaparkan kosakata yang mirip dengan bahasa Melayu dan bahasa Jawa. Sekarang kosakata khas Bali dipaparkan:

    Melayu Bali Jawa
    kau (kasar) cai untuk laki-laki/nyai untuk wanita (kasar) kowe
    sungai tukad sungay (Jawa Kuno)
    kali
    lepen
    yang sane ingkang, sing
    dukun, tabib balian dhukun

    Konsep geografis

    Berbeda dengan banyak suku bangsa di dunia, tetapi masih mirip dengan suku bangsa penutur bahasa Austronesia lainnya, orang Bali dalam menentukan arah berorientasi bukan pada arah mata angin yang pasti namun pada letak kawasan geografis, pada kasus Bali ini pada letak gunung dan laut. Oleh karena itu arah mata angin bisa berubah-ubah sesuai tempatnya.

    Kaja berarti arah menuju gunung. Oleh karena itu, terjemahan istilah 'kaja' dalam Bahasa Melayu adalah 'Utara' untuk masyarakat Bali Selatan, sementara terjemahannya untuk masyarakat Bali Utara, khususnya Buleleng, adalah 'Selatan'. Kelod berarti arah menuju laut. Berbalik dengan istilah 'kaja' di atas, jadi stilah 'kelod' dalam Bahasa Melayu adalah 'Selatan' untuk masyarakat Bali Selatan, sementara terjemahannya untuk masyarakat Bali Utara, khususnya Buleleng, adalah 'Utara'. Kauh berarti Barat, dan kangin berarti Timur. Hal ini sama untuk masyarakat Bali Selatan dan Bali Utara. Perbedaan tata-cara menyebut utara dan selatan ini sering menyebabkan kesalahpahaman jika orang Bali Selatan bertanya dalam Bahasa Bali kepada orang Bali Utara, karena perbedaan acuan. Acuan 'gunung' yang sering dipakai adalah titik pusat pulau Bali yaitu bagian pegunungan Batur dan Gunung Agung.

    Variasi/dialek

    Bahasa Bali memiliki variasi sejarah (waktu) dan variasi geografis (ruang). Dari berbagai prasasti yang dikeluarkan pada masa sebelum pemerintahan Raja Anak Wungsu (abad ke-10) diketahui ada varian bahasa Bali yang biasa disebut sebagai bahasa Bali Kuno. Kajian mengenai bahasa Bali Kuno pertama kali dilakukan oleh Roelof Goris pada tahun 1950-an dan kemudian dilanjutkan pada tahun 1970-an. Kamus Bahasa Bali Kuno - bahasa Indonesia telah dirilis oleh Kemendikbud pada tahun 1975.[5]

    Variasi yang masih digunakan saat ini adalah bahasa Bali Aga, dituturkan di beberapa desa di sekitar Danau Batur, dan bahasa Bali Kepara atau Lumrah. Varian terakhir adalah bahasa Bali yang dipakai oleh mayoritas orang Bali sekarang.

    Pranala luar

    Rujukan

    1. ^ Bali di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
    2. ^ Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-25, 19), Dallas: SIL International, ISSN 1946-9675, OCLC 43349556, Wikidata Q14790 
    3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bali". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
    4. ^ "Bahasa Bali". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
    5. ^ Granoka, I.W.O; et al. (1975). Kamus Bali Kuno - Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.