Hubungan Indonesia dengan Sri Lanka: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k fix
 
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Bilateral relations|Hubungan Indonesia dengan Sri Lanka|Indonesia|Sri Lanka|filetype=svg}}
{{Infobox Bilateral relations|Hubungan Indonesia dengan Sri Lanka|Indonesia|Sri Lanka|filetype=svg}}
'''Hubungan Indonesia dengan Sri Lanka''' adalah hubungan [[Hubungan bilateral|bilateral]] antara negara [[Indonesia]] dengan [[Sri Lanka]]. Kedua negara memiliki beberapa kemiripan budaya.<ref name="KemenluSL">{{Templat:Cite web|title = 60 Tahun Hubungan Indonesia-Sri Lanka: Bersahabat dalam Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya|url = http://kemlu.go.id/Pages/News.aspx?IDP=6212&l=id|author = |date = 28 April 2013|publisher = Ministry of Foreign Affairs of Indonesia|language = bahasa Indonesia|accessdate = 19 Mei 2014}}</ref> Indonesia dan Sri Lanka adalah anggota dari [[Organisasi Perdagangan Dunia]] (WTO). Keduanya adalah pendiri dari [[Gerakan Non-Blok]]. Kedua [[bangsa]] membentuk [[Diplomasi|hubungan diplomatiknya]] pada tahun 1952. Indonesia memiliki sebuah [[kedutaan besar]] di [[Kolombo]], sedangkan Sri Lanka memiliki sebuah kedutaan besar di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]].
'''Hubungan Indonesia dengan Sri Lanka''' adalah hubungan [[Hubungan bilateral|bilateral]] antara negara [[Indonesia]] dengan [[Sri Lanka]]. Kedua negara memiliki beberapa kemiripan budaya.<ref name="KemenluSL">{{Cite web|title = 60 Tahun Hubungan Indonesia-Sri Lanka: Bersahabat dalam Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya|url = http://kemlu.go.id/Pages/News.aspx?IDP=6212&l=id|author = |date = 28 April 2013|publisher = Ministry of Foreign Affairs of Indonesia|language = bahasa Indonesia|accessdate = 19 Mei 2014}}</ref> Indonesia dan Sri Lanka adalah anggota dari [[Organisasi Perdagangan Dunia]] (WTO). Keduanya adalah pendiri dari [[Gerakan Non-Blok]]. Kedua [[bangsa]] membentuk [[Diplomasi|hubungan diplomatiknya]] pada tahun 1952. Indonesia memiliki sebuah [[kedutaan besar]] di [[Kolombo]], sedangkan Sri Lanka memiliki sebuah kedutaan besar di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]].


Mengenai gerakan separatis [[Macan Tamil]] (LTTE) di Sri Lanka, Indonesia telah mengekspresikan dukungannya atas keutuhan wilayah dan persatuan nasional Sri Lanka. Indonesia juga mendukung proses rekonsiliasi nasional di Sri Lanka untuk kedamaian dan stabilitas.<ref name="GlbRevSL">{{Templat:Cite web|title = Indonesia Tegaskan Dukungan atas Keutuhan Wilayah Sri Lanka|url = http://kemlu.go.id/Pages/News.aspx?IDP=6212&l=id|author = |date = 09-12-2011|publisher = The Global Review|language = bahasa Indonesia|accessdate = May 19, 2014}}</ref>
Mengenai gerakan separatis [[Macan Tamil]] (LTTE) di Sri Lanka, Indonesia telah mengekspresikan dukungannya atas keutuhan wilayah dan persatuan nasional Sri Lanka. Indonesia juga mendukung proses rekonsiliasi nasional di Sri Lanka untuk kedamaian dan stabilitas.<ref name="GlbRevSL">{{Cite web|title = Indonesia Tegaskan Dukungan atas Keutuhan Wilayah Sri Lanka|url = http://kemlu.go.id/Pages/News.aspx?IDP=6212&l=id|author = |date = 09-12-2011|publisher = The Global Review|language = bahasa Indonesia|accessdate = May 19, 2014}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Hubungan kedua negara dimulai pada abad kelima, yang ditandai dengan datangnya pengaruh [[Hindu]] dan [[Agama Buddha|Buddha]] dari [[anak benua India]] dan Sri Lanka ke kepulauan Indonesia.<ref name="RMOLSL">{{Templat:Cite web|title = Hubungan Indonesia-Sri Lanka Terjalin Sejak Abad Lima|url = http://m.rmol.co/news.php?id=108160|author = |date = 27 April 2013|publisher = Rakyat Merdeka online|language = bahasa Indonesia|accessdate = 19 Mei 2014}}</ref> [[Monarki|Kerajaan]] Hindu-Budda di Indonesia kuno dan Sri Lanka memelihara hubungan mereka pada abad kesembilan hingga kedua belas masehi, pada masa kerajaan [[Sriwijaya]]. Pada waktu tersebut, [[Agama Buddha]] adalah [[agama]] utama dari kedua negara. Menurut duta besar Sri Lanka untuk Indonesia, seorang raja dari Indonesia yang mengunjungi Sri Lanka memberikan bayi [[gajah]] sebagai hadiah.<ref name="JakartaPost">{{Templat:Cite web|title = Sri Lanka confident of increased ties with RI|trans-title=Sri Lanka yakin dapat meningkatkan hubungan dengan RI|language=bahasa Inggris|url = http://www.thejakartapost.com/news/2013/02/05/sri-lanka-confident-increased-ties-with-ri.html|author = Alexander Hamer|date = 5 Februari 2013 <!--11:26 AM-->|publisher = The Jakarta Post|accessdate = 4 Juni 2013}}</ref>
Hubungan kedua negara dimulai pada abad kelima, yang ditandai dengan datangnya pengaruh [[Hindu]] dan [[Agama Buddha|Buddha]] dari [[anak benua India]] dan Sri Lanka ke kepulauan Indonesia.<ref name="RMOLSL">{{Cite web|title = Hubungan Indonesia-Sri Lanka Terjalin Sejak Abad Lima|url = http://m.rmol.co/news.php?id=108160|author = |date = 27 April 2013|publisher = Rakyat Merdeka online|language = bahasa Indonesia|accessdate = 19 Mei 2014|archive-date = 2016-03-04|archive-url = https://web.archive.org/web/20160304040053/http://m.rmol.co/news.php?id=108160|dead-url = yes}}</ref> [[Monarki|Kerajaan]] Hindu-Budda di Indonesia kuno dan Sri Lanka memelihara hubungan mereka pada abad kesembilan hingga kedua belas masehi, pada masa kerajaan [[Sriwijaya]]. Pada waktu tersebut, [[Agama Buddha]] adalah [[agama]] utama dari kedua negara. Menurut duta besar Sri Lanka untuk Indonesia, seorang raja dari Indonesia yang mengunjungi Sri Lanka memberikan bayi [[gajah]] sebagai hadiah.<ref name="JakartaPost">{{Cite web|title = Sri Lanka confident of increased ties with RI|trans-title=Sri Lanka yakin dapat meningkatkan hubungan dengan RI|language=bahasa Inggris|url = http://www.thejakartapost.com/news/2013/02/05/sri-lanka-confident-increased-ties-with-ri.html|author = Alexander Hamer|date = 5 Februari 2013 <!--11:26 AM-->|publisher = The Jakarta Post|accessdate = 4 Juni 2013}}</ref>


Interaksi kedua negara tumbuh pada abad ke-17 dan abad ke-18 karena keduanya jatuh dalam kendali [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC). Sri Lanka menjadi wilayah VOC pada masa [[Sri Lanka Belanda]]<sup>([[:si:නෙදර්ලන්ත සෙයිලාන් යටත්විජිතය|si]])</sup> dari tahun 1656 hingga tahun 1796. Pada abad ke-17, Indonesia di bawah kendali VOC serta menjadi tempat kantor pusat VOC, yang kemudian menjadi sebuah [[Imperium Belanda|koloni Belanda]] di [[Hindia Belanda]] hingga [[Perang Dunia II]]. Selama abad ke-18, berbagai raja, pangeran, dan kesatria dari [[Kesultanan Mataram|Mataram]], [[Pulau Madura|Madura]] dan [[Sulawesi]], yang melawan pemerintahan Belanda di [[Daftar pulau di Indonesia|kepulauan Indonesia]] diasingkan ke Sri Lanka. Keturunan orang-orang Indonesia yang diasingkan tersebut membuat komunitas Indonesia—Melayu di Sri Lanka yang dapat menyusuri garis keturunan mereka ke [[Jawa]], Madura dan Sulawesi. Sebagai contoh, seorang kesatria yang bertarung untuk [[Kerajaan Kandy]] yang bernama Karaeng Sangunglo adalah bangsawan [[Suku Bugis|Bugis]].<ref name="KemenluSL"/>
Interaksi kedua negara tumbuh pada abad ke-17 dan abad ke-18 karena keduanya jatuh dalam kendali [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC). Sri Lanka menjadi wilayah VOC pada masa [[Sri Lanka Belanda]]<sup>([[:si:නෙදර්ලන්ත සෙයිලාන් යටත්විජිතය|si]])</sup> dari tahun 1656 hingga tahun 1796. Pada abad ke-17, Indonesia di bawah kendali VOC serta menjadi tempat kantor pusat VOC, yang kemudian menjadi sebuah [[Imperium Belanda|koloni Belanda]] di [[Hindia Belanda]] hingga [[Perang Dunia II]]. Selama abad ke-18, berbagai raja, pangeran, dan kesatria dari [[Kesultanan Mataram|Mataram]], [[Pulau Madura|Madura]] dan [[Sulawesi]], yang melawan pemerintahan Belanda di [[Daftar pulau di Indonesia|kepulauan Indonesia]] diasingkan ke Sri Lanka. Keturunan orang-orang Indonesia yang diasingkan tersebut membuat komunitas Indonesia—Melayu di Sri Lanka yang dapat menyusuri garis keturunan mereka ke [[Jawa]], Madura dan Sulawesi. Sebagai contoh, seorang kesatria yang bertarung untuk [[Kerajaan Kandy]] yang bernama Karaeng Sangunglo adalah bangsawan [[Suku Bugis|Bugis]].<ref name="KemenluSL"/>


Indonesia dan Sri Lanka secara resmi membentuk hubungan diplomatik pada 2 Agustus 1952. Hubungan keduanya tumbuh lebih lagi pada tahun 1955, ketika Indonesia dan Sri Lanka, bersama-sama dengan India, Pakistan dan Burma memulai [[Konferensi Asia–Afrika|Konferensi Bandung]].<ref name="RMOLSL"/> Sejak 1962, kantor Konsulat Indonesia di Kolombo dinaikkan statusnya menjadi sebuah kedutaan besar.
Indonesia dan Sri Lanka secara resmi membentuk hubungan diplomatik pada 2 Agustus 1952. Hubungan keduanya tumbuh lebih lagi pada tahun 1955, ketika Indonesia dan Sri Lanka, bersama-sama dengan India, Pakistan dan Burma memulai [[Konferensi Asia–Afrika|Konferensi Bandung]].<ref name="RMOLSL"/> Sejak 1962, kantor Konsulat Indonesia di Kolombo dinaikkan statusnya menjadi sebuah kedutaan besar.


== Ekonomi ==
== Ekonomi ==
Dewan Bisnis Sri Lanka-Indonesia dibentuk pada 30 Agustus 1991, dengan tujuan utamanya mempromosikan [[perdagangan]] bilateral, [[investasi]], dan [[pariwisata]].<ref name="JakartaPost"/>
Dewan Bisnis Sri Lanka-Indonesia dibentuk pada 30 Agustus 1991, dengan tujuan utamanya mempromosikan [[perdagangan]] bilateral, [[investasi]], dan [[pariwisata]].<ref name="JakartaPost"/>


Sejak tahun 2012, kedua negara setuju untuk meningkatkan kerjasama bilateral dalam sektor [[Militer|pertahanan]], [[budaya]], [[pertanian]] dan [[budi daya perairan]].
Sejak tahun 2012, kedua negara setuju untuk meningkatkan kerjasama bilateral dalam sektor [[Militer|pertahanan]], [[budaya]], [[pertanian]] dan [[budi daya perairan]].


== Budaya ==
== Budaya ==
Pada bulan April 2013, Indonesia dan Sri Lanka merayakan hari jadi ke 60 hubungan diplomatik kedua negara di [[Gedung Merdeka]], [[Kota Bandung|Bandung]], untuk mengenang [[Konferensi Asia–Afrika|Konferensi Asia–Afrik]]<nowiki/>a, kejadian bersejarah yang membawa kedua negara menjadi dekat. Peristiwa ini juga ditandai dengan kolaborasi budaya lewat atraksi boneka yang dapat digerakkan<sup>([[:en:puppet|en]])</sup>; [[Wayang|wayang golek]] dari Indonesia dengan [[ruukada]] dari Sri Lanka.<ref name="KemenluSL"/>
Pada bulan April 2013, Indonesia dan Sri Lanka merayakan hari jadi ke 60 hubungan diplomatik kedua negara di [[Gedung Merdeka]], [[Kota Bandung|Bandung]], untuk mengenang [[Konferensi Asia–Afrika|Konferensi Asia–Afrik]]<nowiki/>a, kejadian bersejarah yang membawa kedua negara menjadi dekat. Peristiwa ini juga ditandai dengan kolaborasi budaya lewat atraksi boneka yang dapat digerakkan<sup>([[:en:puppet|en]])</sup>; [[Wayang|wayang golek]] dari Indonesia dengan [[ruukada]] dari Sri Lanka.<ref name="KemenluSL"/>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==


* [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka]]
* [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka]]
* [[Daftar duta besar Sri Lanka untuk Indonesia]]
* [[Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kolombo]]
* [[Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kolombo]]


== Notes ==
== Catatan ==
{{Reflist|2}}
{{Reflist|2}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://indonesia-colombo.lk/index.php Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kolombo, Sri Lanka]
* [http://indonesia-colombo.lk/index.php Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kolombo, Sri Lanka] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130910075743/http://indonesia-colombo.lk/index.php |date=2013-09-10 }}
* [http://www.mea.gov.lk/index.php/missions/91-indonesia/367-embassy-of-the-democratic-socialist-republic-of-sri-lanka-jakarta-indonesia Kedutaan Besar Sri Lanka di Jakarta, Indonesia]
* [http://www.mea.gov.lk/index.php/missions/91-indonesia/367-embassy-of-the-democratic-socialist-republic-of-sri-lanka-jakarta-indonesia Kedutaan Besar Sri Lanka di Jakarta, Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150629020542/http://www.mea.gov.lk/index.php/missions/91-indonesia/367-embassy-of-the-democratic-socialist-republic-of-sri-lanka-jakarta-indonesia |date=2015-06-29 }}
{{Hubungan luar negeri Indonesia}}
{{Hubungan luar negeri Indonesia}}



Revisi terkini sejak 12 Juni 2023 04.55

Hubungan Hubungan Indonesia dengan Sri Lanka
Peta memperlihatkan lokasiIndonesia and Sri Lanka

Indonesia

Sri Lanka

Hubungan Indonesia dengan Sri Lanka adalah hubungan bilateral antara negara Indonesia dengan Sri Lanka. Kedua negara memiliki beberapa kemiripan budaya.[1] Indonesia dan Sri Lanka adalah anggota dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Keduanya adalah pendiri dari Gerakan Non-Blok. Kedua bangsa membentuk hubungan diplomatiknya pada tahun 1952. Indonesia memiliki sebuah kedutaan besar di Kolombo, sedangkan Sri Lanka memiliki sebuah kedutaan besar di Jakarta.

Mengenai gerakan separatis Macan Tamil (LTTE) di Sri Lanka, Indonesia telah mengekspresikan dukungannya atas keutuhan wilayah dan persatuan nasional Sri Lanka. Indonesia juga mendukung proses rekonsiliasi nasional di Sri Lanka untuk kedamaian dan stabilitas.[2]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Hubungan kedua negara dimulai pada abad kelima, yang ditandai dengan datangnya pengaruh Hindu dan Buddha dari anak benua India dan Sri Lanka ke kepulauan Indonesia.[3] Kerajaan Hindu-Budda di Indonesia kuno dan Sri Lanka memelihara hubungan mereka pada abad kesembilan hingga kedua belas masehi, pada masa kerajaan Sriwijaya. Pada waktu tersebut, Agama Buddha adalah agama utama dari kedua negara. Menurut duta besar Sri Lanka untuk Indonesia, seorang raja dari Indonesia yang mengunjungi Sri Lanka memberikan bayi gajah sebagai hadiah.[4]

Interaksi kedua negara tumbuh pada abad ke-17 dan abad ke-18 karena keduanya jatuh dalam kendali Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC). Sri Lanka menjadi wilayah VOC pada masa Sri Lanka Belanda(si) dari tahun 1656 hingga tahun 1796. Pada abad ke-17, Indonesia di bawah kendali VOC serta menjadi tempat kantor pusat VOC, yang kemudian menjadi sebuah koloni Belanda di Hindia Belanda hingga Perang Dunia II. Selama abad ke-18, berbagai raja, pangeran, dan kesatria dari Mataram, Madura dan Sulawesi, yang melawan pemerintahan Belanda di kepulauan Indonesia diasingkan ke Sri Lanka. Keturunan orang-orang Indonesia yang diasingkan tersebut membuat komunitas Indonesia—Melayu di Sri Lanka yang dapat menyusuri garis keturunan mereka ke Jawa, Madura dan Sulawesi. Sebagai contoh, seorang kesatria yang bertarung untuk Kerajaan Kandy yang bernama Karaeng Sangunglo adalah bangsawan Bugis.[1]

Indonesia dan Sri Lanka secara resmi membentuk hubungan diplomatik pada 2 Agustus 1952. Hubungan keduanya tumbuh lebih lagi pada tahun 1955, ketika Indonesia dan Sri Lanka, bersama-sama dengan India, Pakistan dan Burma memulai Konferensi Bandung.[3] Sejak 1962, kantor Konsulat Indonesia di Kolombo dinaikkan statusnya menjadi sebuah kedutaan besar.

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Dewan Bisnis Sri Lanka-Indonesia dibentuk pada 30 Agustus 1991, dengan tujuan utamanya mempromosikan perdagangan bilateral, investasi, dan pariwisata.[4]

Sejak tahun 2012, kedua negara setuju untuk meningkatkan kerjasama bilateral dalam sektor pertahanan, budaya, pertanian dan budi daya perairan.

Budaya[sunting | sunting sumber]

Pada bulan April 2013, Indonesia dan Sri Lanka merayakan hari jadi ke 60 hubungan diplomatik kedua negara di Gedung Merdeka, Bandung, untuk mengenang Konferensi Asia–Afrika, kejadian bersejarah yang membawa kedua negara menjadi dekat. Peristiwa ini juga ditandai dengan kolaborasi budaya lewat atraksi boneka yang dapat digerakkan(en); wayang golek dari Indonesia dengan ruukada dari Sri Lanka.[1]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c "60 Tahun Hubungan Indonesia-Sri Lanka: Bersahabat dalam Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya". Ministry of Foreign Affairs of Indonesia. 28 April 2013. Diakses tanggal 19 Mei 2014. 
  2. ^ "Indonesia Tegaskan Dukungan atas Keutuhan Wilayah Sri Lanka". The Global Review. 09-12-2011. Diakses tanggal May 19, 2014. 
  3. ^ a b "Hubungan Indonesia-Sri Lanka Terjalin Sejak Abad Lima". Rakyat Merdeka online. 27 April 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 19 Mei 2014. 
  4. ^ a b Alexander Hamer (5 Februari 2013). "Sri Lanka confident of increased ties with RI" [Sri Lanka yakin dapat meningkatkan hubungan dengan RI] (dalam bahasa bahasa Inggris). The Jakarta Post. Diakses tanggal 4 Juni 2013. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]