Bahasa Haji: Perbedaan antara revisi
Swarabakti (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(25 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox Bahasa |
{{Infobox Bahasa |
||
|name = Haji |
|name = Haji |
||
|nativename = Basa |
|nativename = Basa Haji<br>Cawa Haji |
||
|ethnicity = [[Suku Haji|Aji]] |
|ethnicity = [[Suku Haji|Aji]] |
||
|states = |
|states = |
||
Baris 7: | Baris 7: | ||
|speakers = 18.500 |
|speakers = 18.500 |
||
|familycolor = Austronesian |
|familycolor = Austronesian |
||
|fam2 = |
|fam2 = <!-- Parameter tidak diperlukan lagi --> |
||
|fam3 = [[Rumpun bahasa Melayu-Chamik|Melayu-Chamik]] |
|||
|fam4 = [[Rumpun bahasa Melayik|Melayik]] |
|||
|script = |
|script = |
||
|iso3 = hji |
|iso3 = hji |
||
|glotto = haji1235 |
|glotto = haji1235 |
||
|qid = Q8127 |
|||
|zoom = 9 |
|||
}} |
}} |
||
'''Bahasa Haji''' adalah sebuah ragam bahasa [[Rumpun bahasa Melayik|Melayik]] yang digunakan oleh masyarakat [[Suku Haji|Aji]] yang mendiami 12 desa di [[Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan]], serta beberapa pemukiman di [[Kabupaten Lampung Selatan]] hasil migrasi penduduk pada paruh pertama [[abad ke-20]]. Wilayah tutur bahasa Haji dihimpit oleh ragam-ragam dari [[Rumpun bahasa Lampungik|rumpun Lampung-Komering]] seperti [[Suku Daya|Daya]] dan [[Suku Ranau|Ranau]], serta ragam [[bahasa Melayu Barisan Selatan|Melayu Barisan Selatan]] seperti [[Bahasa Semende|Semende]].<ref name="Anderbeck">{{Cite book|last=Anderbeck|first=Karl|date=2007|title=Reflections in Southeast Asian Seas: Essays in honor of Professor James T. Collins|location=Pontianak|publisher=STAIN Pontianak Press|editor-last=Chong|editor-first=Shin|volume=Book II|pages=51–92|chapter=Haji: One language from twelve? A brief description of an interesting Malay dialect in South Sumatra|editor-last2=Harun|editor-first2=Karim|editor-last3=Alas|editor-first3=Yabit}}</ref> |
'''Bahasa Haji''' atau '''Aji''' adalah sebuah ragam bahasa [[Rumpun bahasa Melayik|Melayik]] yang digunakan oleh masyarakat Marga [[Suku Haji|Aji]] yang mendiami 12 desa di [[Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan]], serta beberapa pemukiman di [[Kabupaten Lampung Selatan]] hasil migrasi penduduk pada paruh pertama [[abad ke-20]]. Wilayah tutur bahasa Haji dihimpit oleh ragam-ragam dari [[Rumpun bahasa Lampungik|rumpun Lampung-Komering]] seperti [[Suku Daya|Daya]] dan [[Suku Ranau|Ranau]], serta ragam [[bahasa Melayu Barisan Selatan|Melayu Barisan Selatan]] seperti [[Bahasa Semende|Semende]].<ref name="Anderbeck">{{Cite book|last=Anderbeck|first=Karl|date=2007|title=Reflections in Southeast Asian Seas: Essays in honor of Professor James T. Collins|location=Pontianak|publisher=STAIN Pontianak Press|editor-last=Chong|editor-first=Shin|volume=Book II|pages=51–92|chapter=Haji: One language from twelve? A brief description of an interesting Malay dialect in South Sumatra|editor-last2=Harun|editor-first2=Karim|editor-last3=Alas|editor-first3=Yabit}}</ref> |
||
== Klasifikasi == |
== Klasifikasi == |
||
Meskipun bahasa Haji memiliki persentase [[kata serapan]] Lampung-Komering yang signifikan, sebagian besar [[kosakata]] dasarnya lebih ber[[kognat|padanan]] dengan rumpun Melayik. Di antara bahasa-bahasa Melayik sendiri, bahasa Haji sejauh ini dianggap sebagai [[bahasa isolat|isolat]] dan tidak berkerabat dekat dengan ragam-ragam Melayik di kawasan sekitarnya.<ref name="Anderbeck" /><ref name="SSML">{{cite book | |
Meskipun bahasa Haji memiliki persentase [[kata serapan]] Lampung-Komering yang signifikan, sebagian besar [[kosakata]] dasarnya lebih ber[[kognat|padanan]] dengan rumpun Melayik. Di antara bahasa-bahasa Melayik sendiri, bahasa Haji sejauh ini dianggap sebagai [[bahasa isolat|isolat]] dan tidak berkerabat dekat dengan ragam-ragam Melayik di kawasan sekitarnya.<ref name="Anderbeck" /><ref name="SSML">{{cite book |last2=Anderbeck |first2=Karl |last1=McDowell |first1=Jonathan |year=2020 |title=The Malay Lects of Southern Sumatra |series=JSEALS Special Publication |volume=7 |publisher=University of Hawai'i Press |hdl=10524/52473 |ref=harv}}</ref> Analisis [[leksikostatistik]] terhadap kosakata dasar menunjukkan bahwa bahasa Haji hanya berbagi rerata sekitar 65% kosakata sekerabat ([[kognat]]) dengan ragam-ragam Melayu Barisan Selatan, 60% dengan ragam-ragam [[Rumpun bahasa Musi|Musi dan Palembang]], 63% dengan [[bahasa Proto-Melayik]], dan 60% dengan [[bahasa Indonesia]].<ref name="SSML"/> |
||
Bahasa Haji memiliki beberapa ciri arkais yang dipertahankan dari Proto-Melayik, tetapi hilang di ragam Melayik lainnya, seperti retensi bunyi *h (< [[bahasa Proto-Melayu-Polinesia|Proto-Melayu-Polinesia]] *q) di awal kata (''hasap'' 'asap'), walaupun ada kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh ragam Lampungik di sekitarnya yang juga mempertahankan bunyi tersebut.<ref name="Anderbeck" /> Bahasa ini juga merupakan satu dari sedikit ragam Melayik di Sumatra Selatan yang mempertahankan pengucapan Proto-Melayik *a sebagai {{IPA|/a/}}.<ref name="SSML"/> |
Bahasa Haji memiliki beberapa ciri arkais yang dipertahankan dari Proto-Melayik, tetapi hilang di ragam Melayik lainnya, seperti retensi bunyi *h (< [[bahasa Proto-Melayu-Polinesia|Proto-Melayu-Polinesia]] *q) di awal kata ({{lang|hji|''hasap''}} < PM *hasəp 'asap'), walaupun ada kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh ragam Lampungik di sekitarnya yang juga mempertahankan bunyi tersebut. Bahasa Haji juga mempertahankan sistem vokal Proto-Melayik yang terdiri dari dua vokal tinggi {{IPA|/i/}} dan {{IPA|/u/}} (dengan alofon yang sedikit lebih rendah di suku kata akhir tertutup), vokal rendah {{IPA|/a/}}, [[pepet]], serta [[diftong]] {{IPA|/aj/}} dan {{IPA|/aw/}}.<ref name="Anderbeck" /> Bahasa ini juga merupakan satu dari sedikit ragam Melayik di Sumatra Selatan yang mempertahankan pengucapan Proto-Melayik *a di posisi akhir sebagai {{IPA|[a]}}; beberapa ragam Melayu Barisan Selatan di kawasan yang sama juga mempertahankan sistem vokal PM, tapi merealisasikan fonem {{IPA|/a/}} di akhir secara bervariasi menjadi {{IPA|[ɘ]}}, {{IPA|[ɨ]}} dan lain sebagainya.<ref name="SSML"/> Di sisi lain, bahasa Haji juga memiliki beberapa inovasi [[fonologi]]s yang unik, seperti perubahan [[vokal tertutup]] menjadi {{IPA|/a/}} sebelum {{IPA|/h/}} yang tidak berada di posisi akhir, seperti {{lang|hji|''bahaya''}} < PM *buhaya 'buaya', {{lang|hji|''lahat''}} < PM *lihat 'lihat', dan {{lang|hji|''tahang''}} < PM *tihaŋ 'tiang'.<ref name="Anderbeck" /> |
||
== Sosiolinguistik == |
== Sosiolinguistik == |
||
Bahasa Haji lazim digunakan dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan domestik, terutama di [[keluarga inti]], dalam percakapan antarteman, serta sewaktu melakukan kegiatan di sawah dan kebun. Penutur bahasa Haji cenderung bertukar menggunakan bahasa Indonesia dalam domain [[formalitas|formal]] seperti urusan kepemerintahan dan keagamaan, serta bahasa Daya ([[bahasa Komering|Komering]]) dan [[bahasa Palembang]] saat berbelanja di kalangan (pasar mingguan).<ref name="Anderbeck" /> |
Bahasa Haji lazim digunakan dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan domestik, terutama di [[keluarga inti]], dalam percakapan antarteman, serta sewaktu melakukan kegiatan di sawah dan kebun. Penutur bahasa Haji cenderung bertukar menggunakan bahasa Indonesia dalam domain [[formalitas|formal]] seperti urusan kepemerintahan dan keagamaan, serta bahasa Daya ([[bahasa Komering|Komering]]) dan [[bahasa Palembang]] saat berbelanja di kalangan (pasar mingguan).<ref name="Anderbeck" /> |
||
Penutur bahasa Haji cenderung menggunakan lebih banyak serapan |
Penutur bahasa Haji cenderung menggunakan lebih banyak serapan rumpun Lampung ketika berbicara dengan penutur ragam dari rumpun tersebut. Tingginya penggunaan serapan rumpun Lampung kemungkinan juga dipengaruhi oleh [[pantangan]] untuk menggunakan kosakata Melayik tertentu di masa lalu. Linguis Karl Anderbeck yang merupakan ahli [[dialektologi]] Melayik dan Lampungik mencatat bahwa sebagian penutur bahasa Haji, misalnya, mengganti kata asli Melayik {{lang|hji|''hujan''}} 'hujan' dengan serapan Lampung {{lang|ljp|''terai''}} akibat pantangan leluhur. Perubahan leksikon akibat pantangan seperti ini lazim ditemui dalam bahasa-bahasa Austronesia secara umum, walaupun tampaknya proses ini sudah tidak produktif lagi di bahasa Haji.<ref name="Anderbeck" /> |
||
== Tata bahasa == |
|||
=== Pronomina === |
|||
{| class="wikitable" style="text-align: left;" |
|||
|+ 1. Pronomina persona<ref name="SSML"/> |
|||
|- |
|||
!Persona |
|||
! Tunggal |
|||
!Jamak |
|||
|- |
|||
| {{gcl|1P|persona pertama}} |
|||
| ''aku'' |
|||
|''kami'' ({{gcl|EXCL|eksklusif}}), ''kita'' ({{gcl|INCL|inklusif}}) |
|||
|- |
|||
|{{gcl|2P|persona kedua}} |
|||
|''kangau'', ''kamu'' |
|||
|''kuti'' (kasar), ''kamujan'' (sopan) |
|||
|- |
|||
| {{gcl|3P|persona ketiga}} |
|||
| ''ia'' |
|||
|''ijan'' |
|||
|} |
|||
Bahasa Haji menggunakan kata ganti penunjuk ''hani'' 'ini' dan ''hatu'' 'itu': |
|||
:{{interlinear |lang=hji |number=(1) |indent=2 |
|||
|Malam '''hani''' nyepok-lah tangkapan '''hatu'''. |
|||
|malam ini cari-EMP tangkapan itu |
|||
|'Malam '''ini''' (mereka) carilah tangkapan '''itu'''.'<ref name="Anderbeck" /> |
|||
}} |
|||
=== Sintaksis === |
|||
Sebagaimana ragam Semende dan rumpun Lampung yang bertetangga dengannya, bahasa Haji cenderung tidak menggunakan penanda [[klausa relatif]] ('yang'): |
|||
:{{interlinear |lang=hji |number=(2) |indent=2 |
|||
|Manik-manik mana ndak ngguk-ku? |
|||
|manik-RDP mana hendak untuk-1SG |
|||
|'Manik-manik mana ('''yang''') hendak (diberikan) padaku?'<ref name="Anderbeck" /> |
|||
}} |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 7 April 2024 02.13
Bahasa Haji atau Aji adalah sebuah ragam bahasa Melayik yang digunakan oleh masyarakat Marga Aji yang mendiami 12 desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, serta beberapa pemukiman di Kabupaten Lampung Selatan hasil migrasi penduduk pada paruh pertama abad ke-20. Wilayah tutur bahasa Haji dihimpit oleh ragam-ragam dari rumpun Lampung-Komering seperti Daya dan Ranau, serta ragam Melayu Barisan Selatan seperti Semende.[3]
Klasifikasi
Meskipun bahasa Haji memiliki persentase kata serapan Lampung-Komering yang signifikan, sebagian besar kosakata dasarnya lebih berpadanan dengan rumpun Melayik. Di antara bahasa-bahasa Melayik sendiri, bahasa Haji sejauh ini dianggap sebagai isolat dan tidak berkerabat dekat dengan ragam-ragam Melayik di kawasan sekitarnya.[3][4] Analisis leksikostatistik terhadap kosakata dasar menunjukkan bahwa bahasa Haji hanya berbagi rerata sekitar 65% kosakata sekerabat (kognat) dengan ragam-ragam Melayu Barisan Selatan, 60% dengan ragam-ragam Musi dan Palembang, 63% dengan bahasa Proto-Melayik, dan 60% dengan bahasa Indonesia.[4]
Bahasa Haji memiliki beberapa ciri arkais yang dipertahankan dari Proto-Melayik, tetapi hilang di ragam Melayik lainnya, seperti retensi bunyi *h (< Proto-Melayu-Polinesia *q) di awal kata (hasap < PM *hasəp 'asap'), walaupun ada kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh ragam Lampungik di sekitarnya yang juga mempertahankan bunyi tersebut. Bahasa Haji juga mempertahankan sistem vokal Proto-Melayik yang terdiri dari dua vokal tinggi /i/ dan /u/ (dengan alofon yang sedikit lebih rendah di suku kata akhir tertutup), vokal rendah /a/, pepet, serta diftong /aj/ dan /aw/.[3] Bahasa ini juga merupakan satu dari sedikit ragam Melayik di Sumatra Selatan yang mempertahankan pengucapan Proto-Melayik *a di posisi akhir sebagai [a]; beberapa ragam Melayu Barisan Selatan di kawasan yang sama juga mempertahankan sistem vokal PM, tapi merealisasikan fonem /a/ di akhir secara bervariasi menjadi [ɘ], [ɨ] dan lain sebagainya.[4] Di sisi lain, bahasa Haji juga memiliki beberapa inovasi fonologis yang unik, seperti perubahan vokal tertutup menjadi /a/ sebelum /h/ yang tidak berada di posisi akhir, seperti bahaya < PM *buhaya 'buaya', lahat < PM *lihat 'lihat', dan tahang < PM *tihaŋ 'tiang'.[3]
Sosiolinguistik
Bahasa Haji lazim digunakan dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan domestik, terutama di keluarga inti, dalam percakapan antarteman, serta sewaktu melakukan kegiatan di sawah dan kebun. Penutur bahasa Haji cenderung bertukar menggunakan bahasa Indonesia dalam domain formal seperti urusan kepemerintahan dan keagamaan, serta bahasa Daya (Komering) dan bahasa Palembang saat berbelanja di kalangan (pasar mingguan).[3]
Penutur bahasa Haji cenderung menggunakan lebih banyak serapan rumpun Lampung ketika berbicara dengan penutur ragam dari rumpun tersebut. Tingginya penggunaan serapan rumpun Lampung kemungkinan juga dipengaruhi oleh pantangan untuk menggunakan kosakata Melayik tertentu di masa lalu. Linguis Karl Anderbeck yang merupakan ahli dialektologi Melayik dan Lampungik mencatat bahwa sebagian penutur bahasa Haji, misalnya, mengganti kata asli Melayik hujan 'hujan' dengan serapan Lampung terai akibat pantangan leluhur. Perubahan leksikon akibat pantangan seperti ini lazim ditemui dalam bahasa-bahasa Austronesia secara umum, walaupun tampaknya proses ini sudah tidak produktif lagi di bahasa Haji.[3]
Tata bahasa
Pronomina
Persona | Tunggal | Jamak |
---|---|---|
1P | aku | kami (EXCL), kita (INCL) |
2P | kangau, kamu | kuti (kasar), kamujan (sopan) |
3P | ia | ijan |
Bahasa Haji menggunakan kata ganti penunjuk hani 'ini' dan hatu 'itu':
- (1)
Malam
malam
hani
ini
nyepok-lah
cari-EMP
tangkapan
tangkapan
hatu.
itu
'Malam ini (mereka) carilah tangkapan itu.'[3]
Sintaksis
Sebagaimana ragam Semende dan rumpun Lampung yang bertetangga dengannya, bahasa Haji cenderung tidak menggunakan penanda klausa relatif ('yang'):
- (2)
Manik-manik
manik-RDP
mana
mana
ndak
hendak
ngguk-ku?
untuk-1SG
'Manik-manik mana (yang) hendak (diberikan) padaku?'[3]
Referensi
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Haji". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "Bahasa Haji". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ a b c d e f g h Anderbeck, Karl (2007). "Haji: One language from twelve? A brief description of an interesting Malay dialect in South Sumatra". Dalam Chong, Shin; Harun, Karim; Alas, Yabit. Reflections in Southeast Asian Seas: Essays in honor of Professor James T. Collins. Book II. Pontianak: STAIN Pontianak Press. hlm. 51–92.
- ^ a b c d McDowell, Jonathan; Anderbeck, Karl (2020). The Malay Lects of Southern Sumatra. JSEALS Special Publication. 7. University of Hawai'i Press. hdl:10524/52473.
Pranala luar
- (Inggris) (Inggris) Bahasa Haji di Ethnologue