Garuda Indonesia
PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk. atau dikenal sebagai Garuda Indonesia (IDX: GIAA) adalah Maskapai penerbangan nasional Indonesia yang berkantor pusat di Bandar udara Internasional Soekarno–Hatta. Maskapai ini adalah suksesor dari KLM Interinsulair Bedrijf. Garuda Indonesia merupakan anggota SkyTeam satu satunya di Indonesia dan Maskapai Terbesar kedua di Indonesia setelah Lion Air. Garuda Indonesia mengoperasikan penerbangan berjadwal ke sejumlah destinasi meliputi Benua Asia, Eropa, dan Australia dari Jakarta, serta kota fokus, maupun kota lain untuk penerbangan Haji. Maskapai ini adalah satu-satunya maskapai dari Indonesia yang terbang ke wilayah Eropa dan Oseania. Maskapai ini juga pernah terbang ke wilayah Amerika hingga akhir 1990an.
Pada puncak akhir 1980-an hingga pertengahan tahun 1990-an, Garuda mengoperasikan ke sejumlah jaringan penerbangan yang luas di seluruh dunia, dengan layanan terjadwal secara teratur ke Adelaide, Cairo, Fukuoka, Johannesburg, Los Angeles, Paris, Roma dan kota lainnya di Eropa, Asia dan Australia.[5] Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, terjadi krisis keuangan dan sistem operasional yang menghantam maskapai dengan keras, menyebabkan Garuda Indonesia memangkas layanan secara drastis. Pada tahun 2009, maskapai melakukan rencana modernisasi lima tahun yang dikenal sebagai Quantum Leap, yakni di mana program Emirsyah Satar yang merombak segalanya mulai dari bentuk, corak, logo dan seragam maskapai, serta armada dan fasilitas yang lebih baru dan lebih modern serta fokus baru pada pasar internasional, dan berhasil mendapatkan penghargaan maskapai seperti Most Improved Airline, 5-Star Airline, dan World's Best Cabin Crew juga didapatkan pada ajang penghargaan Internasional, Skytrax.
Maskapai ini juga mengoperasikan anak perusahaan berbiaya rendah, Citilink, yang menyediakan penerbangan murah ke beberapa tujuan Indonesia dan berdiri sendiri pada tahun 2012.[6] Pada November 2018, maskapai mengambil alih operasi serta pengelolaan keuangan Sriwijaya Air melalui perjanjian Kerjasama operasional (KSO)[7] Kerjasama ini berakhir pada Desember tahun 2019.
Asal usul nama Garuda Indonesia
Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada dia memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab pertanyaan tersebut dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial yang berisi, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi di atas kepulauanmu").
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, penerbangan bersejarah menggunakan pesawat DC-3 dengan registrasi RI-001 milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Jakarta untuk menghadiri upacara pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan nama Garuda Indonesian Airways, yang diberikan oleh Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.
Sejarah
Dekade 1920-1930-an: Perintis transportasi udara
Berhasilnya penerbangan pertama yang diawali oleh Wright Bersaudara pada tahun 1903 di Kitty Hawk, Carolina Utara. Membuat para penerbang lain bermunculan dan mulai melakukan berbagai penjelajahan yang luar biasa seperti yang dilakukan oleh Charles Lindbergh yang melakukan penerbangan dari New York menuju Paris melintasi Samudra Atlantik yang dinilai sebagai salah satu pencapaian fantastis pada saat itu, tak hanya menggugah para masyarakat yang kelak menjadi penerbang yang ulung, tetapi juga mendorong para negara penjajah untuk memanfaatkan daerah jajahannya dengan melengkapi teknologi yang baru saja diadakan ini, termasuk Belanda.
Belanda dalam rangka memperkuat sistem penjajahannya, mereka memperkuat sistem perhubungan yang berpengaruh, dengan mendirikan perusahaan tranportasi udara yang bernama KNILM pada tanggal 24 Oktober 1928 dengan modal sebesar 5 juta Gulden yang dihimpun dari 32 perusahaan dan pengusaha besar. Kemudian, dana yang telah dikumpulkan ini digunakan untuk mendatangkan pesawat jenis Fokker VIII Trimotor yang berjumlah sebanyak 4 armada dari Belanda. Setelah menempuh perjalanan yang rentang waktunya berbeda-beda, operasional pertama KNILM diresmikan pada tanggal 1 November 1928 oleh Gubernur Jenderal Belanda, De Graeff yang disaksikan oleh H. Nieuwenhuis sebagai kepala KNILM, TH.J. De Bruyn sebagai kepala administrasi keuangan dan Behege sebagai kepala dinas teknik serta Meal De Jong sebagai handelszaken (Kepala Bagian Niaga) bersama warga Batavia di Bandara Cililitan. Setelah berkembang lama, maskapai ini mati akibat Perang Dunia 2 yang diakibatkan oleh invasi Jepang ke Asia Tenggara
Dekade 1940-1950-an: Awal pendirian, perjuangan, dan menjadi maskapai nasional
Setelah penerbangan KNILM bubar pada bulan Maret 1942 bersamaan dengan Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang, Belanda kembali mendirikan maskapai lagi yang bernama KLM Interinsulair Bedrijf pada tanggal 1 Agustus 1947 atau setelah Jepang menyerah kepada Sekutu dan Belanda kembali ke Hindia Belanda. Tujuan Belanda mendirikan KLM Interinsulair Bedrijf ini adalah untuk kembali melayani daerah jajahannya dengan menggunakan pesawat Dakota sebanyak 20 unit yang merupakan bekas pakai dari KLM. Namun, tak lama kemudian pada tanggal 28 Desember 1949 sebagai bagian dari pelaksanaan perjanjian KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag, KLM IIB diserahkan kepada pihak Indonesia lalu diganti namanya menjadi Garuda Indonesian Airways (GIA) (Sehingga hari tersebut dijadikan sebagai hari jadi de facto Garuda Indonesia), di mana satu Dakota beregistrasi PK-DPR yang membawa Presiden Soekarno terbang dari Jogjakarta (ibu kota perjuangan) menuju Jakarta (ibu kota negara). Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari KLM. Garuda Indonesia pada awalnya adalah hasil joint venture antara pemerintah Indonesia dengan KLM dengan kalkulasi pemerintah Indonesia memiliki 51% saham. Selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Tetapi karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya pada tahun 1954 ke Pemerintah Indonesia dan pada waktu yang bersamaan, maskapai ini memiliki 46 pesawat, termasuk 14 pesawat DeHavilland Heron yang dibeli Garuda antara 1953-1954. Tahun 1955, Garuda Indonesia meresmikan pelayanan penerbangan haji menuju Jeddah dari Jakarta dengan transit ke Bangkok, Kolkata, Karachi dan Sharjah menggunakan pesawat Convair CV-340.
Saat itu, Garuda Indonesia telah memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara, dan jadwal penerbangan. Kesiapan Garuda Indonesia ini membuat mereka berbeda dengan maskapai pionir lainnya di Asia.
Dekade 1960-1970-an: Perkembangan signifikan dan berekspansi
Memasuki dekade baru, Garuda me-phase out De Havilland Heronnya pada 1960. Tidak diketahui pasti alasan mereka menjualnya, Garuda menjual Heron mereka kepada Fujita Airlines asal Jepang, salah satunya jatuh pada 17 Agustus 1963. Dekade ini merupakan dekade pembangunan sekaligus kemajuan untuk Garuda. Pada tahun 1961, Garuda mendatangkan pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra, ketiga pesawat baru itu masuk dinas aktif pada bulan Januari 1961 dan diberi nama "Pulau Bali", "Candi Borobudur" dan "Danau Toba", yang merupakan nama tujuan wisata Indonesia yang paling dikenal di luar negeri, tahun 1963, Garuda membuka rute penerbangan menuju Tokyo dengan pesawat L-188 dengan perhentian di Hong Kong, rute ini kemudian dikenal dengan nama "Emerald Route". Garuda memasuki era jet pada tahun 1964 dengan datangnya tiga pesawat baru Convair 990A yang diberi nama "Majapahit", "Pajajaran" dan "Sriwijaya", yang merupakan nama kerajaan kuno di Indonesia dan menjadikan Garuda Indonesia maskapai pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan pesawat jet subsonik. Saat itu, jet bermesin empat Convair 990 merupakan pesawat berteknologi canggih dan memiliki kecepatan tertinggi dibandingkan pesawat-pesawat lain yang sejenis, seperti Boeing 707 dan Douglas DC-8. Dengan pesawat ini pula Garuda membuka penerbangan antarbenua dari Jakarta ke Amsterdam dari Jakarta dengan transit ke Bangkok, Mumbai, Karachi, Kairo, Roma dan Frankfurt. Pada tahun 1966, Garuda kembali memperkuat armada jetnya dengan mendatangkan sebuah pesawat jet baru, yaitu Douglas DC-8. Sementara, pada akhir tahun 1960-an, Garuda membeli sejumlah pesawat turboprop baru seperti, Fokker F27. Pesawat ini datang secara bertahap mulai tahun 1969 hingga 1970 dari hasil penjualan beberapa pesawat berbadan lebar untuk memenuhi pasar domestik yang terus berkembang. Pada tahun 1970, rute menuju Kairo diganti menuju Athena.
Dekade 1970-1980-an: Berkembang maju dan mendunia
Dilanjutkan pada dekade 1970-1980-an. Wiweko Soepono Dirut Garuda Indonesia, melakukan program revitalisasi perusahaan yang mencakup perbaikan layanan, mengganti sistem manajemen, anti-KKN, memperbarui dan menambah armada serta menambah rute Domestik dan Internasional kemudian, beberapa pesawat di jual untuk menggarap pasar domestik dengan Fokker F-27 dan Fokker F-28 dan pada pertengahan 1970-an, muncul di mana sebuah tren kenaikan jumlah penumpang yang naik pesawat dan tren tersebut tidak disia-siakan oleh Wiweko dalam rencananya yang bernama Buy now for tomorrow profit untuk membeli pesawat berbadan lebar dengan jarak jangkauan yang jauh dan penumpang yang banyak yaitu, Boeing B747-200 dan Douglas DC-10-30 yang di peruntukkan Garuda menerbangi rute baru di Benua Asia, Australia dan Eropa dan pada tahun 1982 Garuda Indonesia menjadi maskapai pengguna pertama Airbus A300B4-600 FFCC (Modifikasi kokpit dengan 2 awak). Memiliki inisiatif dan inovasi yang menarik di Garuda Indonesia, Wiweko yang menjabat menjadi Dirut selama 16 tahun berhasil membawa GIA menjadi maskapai terbesar ke 2 se Asia setelah Japan Airlines serta menjadi maskapai terbesar dan berpengaruh di belahan bumi bagian selatan.
Kemudian pada tahun 1985, pimpinan GIA digantikan oleh R.A.J Lumenta. Kemudian, Ia melakukan re-branding terhadap maskapai dengan mengubah nama dari Garuda Indonesian Airways menjadi Garuda Indonesia dan memindahkan pangkalan utama yang sebelumnya berada di Bandara Kemayoran dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma dipindahkan ke Soekarno Hatta dan melakukan perbaikan sistem manajemen dan penambahan rute. Pada tahun 1985, Garuda Indonesia berhasil merintis penerbangan menuju Amerika Serikat dengan Douglas DC-10-30 bersama maskapai Continental Airlines dengan destinasi Los Angeles dan berhenti di Denpasar-Biak-Hawaii dengan menggunakan logo spesial gabungan dari Continental Airlines dan Garuda Indonesia.
Dekade 1990-2000-an: Kesulitan ekonomi, kecelakaan beruntun, reputasi buruk dan pelarangan terbang
Selama dekade 1990an, Garuda Indonesia melakukan peremajaan armada dengan melakukan pembelian armada pesawat 9 unit McDonnell-Douglas MD-11 yang datang pada tahun 1991 untuk mengganti peran sebagai Pesawat Douglas DC-10, yang diikuti oleh berbagai seri keluarga Boeing 737 Classic yang datang tahun berikutnya, sebagai pengganti DC-9, serta Boeing 747-400 yang datang tahun 1994, dengan skema pembelian yang terdiri dari 2 dibeli langsung dari Boeing, 1 dibeli dari Varig dan Airbus A330-300 yang datang tahun 1996. Pada masa ini juga, Garuda Indonesia mengalami dua musibah besar yang terjadi di dua tempat yang memakan korban dalam jumlah yang cukup besar, yaitu peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 865 yang terbang dari Fukuoka, Jepang, dan satunya lagi terjadi pada pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 152 yang bertempat kejadiankan di Desa Sibolangit, Sumatera Utara. Musibah yang kedua ini menewaskan seluruh penumpangnya, disamping itu, maskapai ini sejak 1997 juga terkena imbas Krisis Finansial Asia yang juga membuat keuangan Indonesia menjadi lesu. Hal ini membuat Garuda harus memotong semua rute yang tidak menguntungkan, terutama rute jarak jauh menuju ke Eropa maupun Amerika. Disamping menutup rute jarak jauh yang tidak menguntungkan, maskapai ini juga melakukan penyesuaian ulang terhadap rute domestik yang ada, serta mengganti jumlah pesawat yang sudah tua secara bertahap dengan menjual, mengalihkan dan memensiunkan armada Fokker F28 dan Airbus A300 yang ada.
Deregulasi maskapai penerbangan Indonesia yang dinaungi peraturan perundangan-undangan UU No 5/1999 (membahas tentang pembatasan praktik monopoli usaha) dan SK Menteri Perhubungan No 11/2001 (membahas tentang tata operasional awal maskapai penerbangan dengan batasan armada minimal 2 pesawat), menyebabkan Garuda Indonesia kehilangan hegemoni besarnya dalam pasar penerbangan Indonesia, yang berakibat pada menurunnya pangsa kemilikan pasar Garuda Indonesia yang telah kosong dan dimanfaatkan oleh maskapai berbiaya rendah seperti, Pelita Air Service, Awair, Lion Air dan Jatayu Airlines. Hal ini makin memperparah dan menyudutkan posisi Garuda yang berada pada situasi yang sulit. Bagaimana tidak, sudah merugi sejak tahun 1994 dan terus berutang tanpa membayar, ditambah lagi dengan budaya kerja yang sangat birokratis dan lamban eksekusinya membuat sistem yang ada menjadi "tidak ramah dengan ide dan kreativitas" yang berakibat pada terhambatnya performa kompetitifitas Garuda Indonesia dengan maskapai penerbangan lain, belum lagi dengan banyaknya pejabat yang memanfaatkan hubungannya dengan maskapai ini untuk mendapat kemudahan tersendiri yang berdampak pada rendahnya indeks ketepatan waktu yang tercermin pada seringnya terjadi penundaan keberangkatan pesawat.
Maskapai penerbangan PT Indonesian Airlines Aviapatria (Indonesian Airlines) didirikan tahun 1999 dan mulai beroperasi Maret 2001. Pada September 1999, ia memperoleh izin dari pemerintah Indonesia untuk melakukan penerbangan berjadwal di 46 rute. Perusahaan ini dimiliki oleh investor perorangan (75%) dan Rudy Setyopurnomo (25%), Presiden Direktur maskapai ini. Indonesian Airlines menghentikan operasinya pada tahun 2003. Setelah itu kantor pusatnya digabungkan dengan Garuda Indonesia.
Rudy Setyopurnomo kemudian bekerja pada Grup RGM Group yang mengoperasikan 4 pesawat kecil.
Hal ini belum ditambah lagi dengan berbagai kejadian-kejadian baru diberbagai negara lain, seperti Serangan 11 September 2001 yang didasari pada motif Jihad ala Al-Qaeda, dilanjutkan dengan terjadinya Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, serta meninggalnya aktivis HAM, Munir Said Thalib yang (diduga) diracuni oleh seseorang yang diyakininya "ingin mendiamkannya" di mana pelaku pembunuhan tersebut hingga hari ini kerap dihubungkan dengan Badan Intelijen Negara, serta Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004. Selain itu, Garuda Indonesia juga menghadapi masalah keselamatan penerbangan, terutama setelah peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 200, akibat hal ini, Uni Eropa memberi surat larangan terbang ke Eropa bagi semua maskapai Indonesia. Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun 2010 maskapai ini diperbolehkan kembali terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh tim pimpinan Frederico Grandini yang bertugas untuk memastikan segala kemungkinan yang ada untuk memulai pembukaan kembali rute dengan merekomendasikan pembukaan rute Jakarta - Amsterdam.[8]
Pada tahun 2007, maskapai ini bersama dengan maskapai Indonesia lainnya (termasuk anak perusahaan Garuda Indonesia, Citilink), dilarang terbang menuju Eropa karena kejadian yang menimpa pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 200.[9] Setahun kemudian, maskapai ini menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA yang menunjukkan Garuda Indonesia telah memenuhi standar keselamatan penerbangan Internasional.[10] Perbaikan layanan dan meningkatnya kualitas layanan maskapai membuat Garuda menjadi pemenang kategori "World's Most Improved Airline" dari Skytrax.[11] 1 Juni 2010 menjadi hari bersejarah bagi Garuda Indonesia, di mana pembukaan kembali rute Amsterdam dilaksanakan menggunakan Pesawat Airbus A330-200 dengan perhentian di Dubai.
Dekade 2010-2020-an: Sponsorship, penghargaan dan masuk aliansi
Pada dekade 2010-an, Garuda Indonesia dengan klub sepak bola Liverpool FC, Inggris mengadakan perjanjian kerja sama dan kini merupakan sponsor global untuk Liverpool FC pada bulan Juni 2012.[12]
Tahun 2013, Garuda Indonesia mendapat dua penghargaan dari Skytrax yaitu "World Best Economy Class" dan "World Best Economy Class Seat". Pada pertengahan tahun 2014, Garuda Indonesia mendapat penghargaan "World's Best Cabin Crew".[butuh rujukan]
Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi bergabung dengan aliansi Skyteam sebagai anggota ke-8 yang peresmiannya berlangsung di Denpasar, Bali.[13] Pada tanggal 30 Mei 2014, Garuda Indonesia melayani rute ke Amsterdam dengan nonstop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER yang memiliki kabin terbaru dari semua armada. Pada tanggal 8 September 2014, Garuda Indonesia memperpanjang rute penerbangannya menuju London.[14] Pada tanggal 11 Desember 2014, bertepatan dengan mundurnya Dirut Garuda Indonesia saat itu, Emirsyah Satar. Garuda Indonesia mendapat Anugerah penghargaan sebagai maskapai "berbintang 5" sedunia dari Skytrax dan menjadi anggota dari 8 maskapai dunia yang mendapat penghargaan tersebut.
Kontroversi pada masa kepemimpinan Ari Askhara
Pada 5 Desember 2019, Ari Askhara dipecat dari jabatannya karena menyelundupkan sepeda motor klasik Harley-Davidson dan sepeda lipat Brompton. Sepeda motor dan sepeda tersebut ditemukan oleh tim Bea dan Cukai Bandara Internasional Soekarno–Hatta di dalam pesawat Airbus A330-900.[15][16] Juga terungkap Ari Askhara dan direksi lainnya telah menerapkan berbagai kebijakan yang merugikan pramugari Garuda, seperti mutasi tanpa penjelasan, penambahan jam terbang, dan diskriminasi antar karyawan.[17][18][19][20] These policies have since been revoked.[21]
Setahun kemudian pada Desember 2020, terungkap melalui Twitter bahwa banyak pramugari Garuda yang menjadi korban pelecehan seksual dan pemaksaan prostitusi selama kepemimpinan Ari, dengan banyak pramugari yang membenarkan bahwa VP Cabin Attendant Roni Eka Mirsa adalah mucikari untuk lingkaran prostitusi.[19][22][23] Polisi menanggapi dengan menyelidiki pelapor dalam kasus pencemaran nama baik setelah laporan diajukan oleh seorang pramugari yang diduga adalah simpanan dari berbagai eksekutif di perusahaan milik negara. Dia kemudian membatalkan keluhan pencemaran nama baik.[24] Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa dia akan mempertimbangkan untuk memberhentikan para eksekutif perusahaan milik negara jika karyawan perempuan mereka menghadapi pelecehan seksual.[25]
Pandemi COVID-19 (2020–sekarang)
Pada tanggal 14 Mei 2020, sebagai akibat dari Pandemi COVID-19 dan dampaknya pada penerbangan dan maskapai penerbangan, Garuda Indonesia merumahkan 800 stafnya setidaknya selama tiga bulan. Pada bulan Juni, mereka memberhentikan 180 pilot kontrak.[26] Garuda Indonesia menerapkan masker wajah untuk awak kapal sesuai dengan peraturan kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit. Pada 16 Juni 2020, setelah beberapa penumpang mengeluh tidak bisa melihat wajah pramugari, Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra mengatakan maskapai berencana mengganti masker wajah dengan pelindung wajah untuk awak kabinnya.[27] Tiga hari kemudian, menanggapi kritik publik atas rencana tersebut, dia mengatakan pramugari Garuda tidak akan berhenti menggunakan masker.[28]
Masalah keuangan
Akibat situasi pandemi yang berkepanjangan, Garuda Indonesia mengalami kendala dalam operasional, manajemen, dan pendanaan. Utangnya muncul dan tidak terbayar, dan korporasi saat ini berada di ambang kebangkrutan di pengadilan, dan penutupan di masa depan oleh pemerintah.[29] Dalam upaya menyelamatkan maskapai, Garuda Indonesia memangkas sekitar 30 persen tenaga kerjanya, mengurangi jumlah staf dari 7.861 staf menjadi 5.400 staf. Garuda mengklaim direksi dan komisarisnya juga mengalami pemotongan gaji.[30]
Pada akhir 2021, Garuda melaporkan utang sebesar AS $9,8 miliar kepada lebih dari 800 kreditur, mempersulit upaya penyelesaian di luar pengadilan selama pandemi COVID-19, di mana pendapatan Garuda turun hingga 70 persen.[31] Sebagai pengganti Garuda Indonesia di masa depan jika korporasi dianggap tidak dapat diselamatkan, pemerintah menyiapkan Pelita Air Service, sebuah maskapai kargo yang saat ini dimiliki oleh Pertamina, untuk menjadi penerus Garuda Indonesia sebagai pembawa bendera Indonesia yang baru.[32][33]
Pada Mei 2022, Garuda dijadwalkan hadir di pengadilan atas upaya penjadwalan ulang utangnya. Garuda mengajukan penundaan 30 hari dalam persidangan, yang dikabulkan oleh pengadilan. Ini adalah perpanjangan kedua yang diberikan oleh pengadilan, karena tanggal pengadilan asli adalah pada Maret 2022.[34]
Pada April 2022, Komisi VI DPR RI dan Erick Thohir, Menteri BUMN, memutuskan untuk menjalankan skema penyelamatan maskapai yang sedang sakit itu.[35]
Pada Juni 2022, dalam upaya Garuda untuk menunda pembayaran utangnya, Garuda mengumumkan utangnya sebesar $8,3 miliar, di mana debitur terbesarnya adalah Airbus SE dan Pertamina.[36] Jika penundaan pembayaran utang diterima oleh krediturnya, Garuda berjanji akan untung dalam 3 tahun.[37] Garuda juga akan mencari pendanaan sebesar $1,3 miliar melalui obligasi global dan penerbitan saham baru.[38] Pada 17 Juni 2022, kreditor Garuda memilih untuk menerima restrukturisasi utang Garuda, menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.[39] Boeing tidak ikut dalam proses restrukturisasi utang karena Garuda menyatakan bahwa jumlah utangnya kepada Boeing belum diverifikasi, dan Garuda menyatakan bahwa jika Boeing tidak mengkonfirmasi utangnya kepada Boeing dalam 30 hari setelah restrukturisasi utang, maka utang Garuda kepada Boeing dapat benar-benar dihapus.[40] Pada 20 Juni 2022, restrukturisasi utang Garuda ditunda karena dua penyewa tidak setuju dengan restrukturisasi utang, dan sidang baru ditetapkan pada 27 Juni 2022.[41]
Pada September 2022, Garuda Indonesia mengajukan perlindungan kebangkrutan Amerika Serikat Pasal 15.[42] Pada tanggal 30 Desember 2022, Garuda Indonesia menggugat 2 kreditornya, lag Goose Leasing 1410 Designated Activity Company dan Greylag Goose Leasing 1446 Designated Activity Company, sebesar 10 trilyun rupiah[43]
Kasus Korupsi
Pada 22 Juni 2022, Kejaksaan Agung RI menyatakan telah menyelesaikan penyidikan kasus korupsi pembelian pesawat CRJ-1000 dan ATR72-600 yang melanggar hukum. Setijo Awibowo, Vice President Strategic Management, Agus Wahjudo, Executive Project Manager Pengiriman Pesawat dan mantan Vice President Treasury Management Albert Burhan menjadi tersangka dalam kasus tersebut. Emirsyah Satar, CEO selama dugaan korupsi, telah ditangkap untuk kasus korupsi lain. Kerugian Indonesia dilaporkan mencapai AS $ 609 juta.[44]
Slogan perusahaan
Slogan perusahaan yang digunakan oleh Garuda Indonesia lebih berorientasi ke arah gerakan untuk menyediakan jasa transportasi udara yang terjangkau dan menjangkau semua kawasan. Slogan sendiri berasal dari frasa (penggabungan 2 kalimat) yang bertujuan agar mudah diingat khalayak umum dan memperkuat memori masyarakat terhadap layanan yang diberikan oleh maskapai, bahkan beberapa slogan membuat perubahan yang drastis dalam penyampaiannya (seperti Pan American World Airways yang mengusung tema, You can't beat experience. Menjadi hal yang terkenal dan populer, karena slogan yang setara dengan kualitas yang ditawarkan). Berikut slogan Garuda Indonesia dalam bahasa Inggris:
- Because You Matter (2020–sekarang)
- The Airline of Indonesia (1991–sekarang)
- Experience (2009–sekarang)
- Look Forward (2009–sekarang)
Tujuan
Garuda Indonesia telah mengoperasikan penerbangan ke 96 destinasi tujuan (72 domestik dan 24 internasional) di 12 negara (termasuk Indonesia), dengan sekitar 500 keberangkatan setiap harinya dari hub di Jakarta, Denpasar, Makassar. Maskapai ini melayani penerbangan ke 3 benua seperti Asia, Australia dan Eropa dengan armada 73 pesawatnya, ke tujuan seperti:
- Amsterdam (Belanda)
- Bangkok–Suvarnabhumi (Thailand)
- Beijing–Capital (China)
- Guangzhou (China)
- Hong Kong (Hong Kong)
- Jeddah (Arab Saudi)
- Kuala Lumpur–International (Malaysia)
- Medina (Arab Saudi)
- Melbourne (Australia)
- Seoul–Incheon (Korea Selatan)
- Shanghai–Pudong (China)
- Singapura (Singapura)
- Sydney (Australia)
- Tokyo–Haneda (Jepang)
- Tokyo–Narita (Jepang)
- Dubai (United Arab Emirates)
Dan meskipun telah dengan cepat memperluas jaringan rutenya sejak program Quantum Leap dimulai pada tahun 2009, maskapai ini masih tidak terbang ke beberapa kota besar, seperti Manila dan Kota Ho Chi Minh, maskapai berulang kali menyatakan minatnya untuk membuka rute ke Manila, namun dalam jangka waktu belum diberikan.[45]
Pada 13 Oktober 2009, maskapai mengumumkan akan melanjutkan penerbangan ke Eropa untuk pertama kalinya setelah dikeluarkan dari Daftar maskapai yang dilarang terbang ke Uni Eropa. Maskapai lalu memulai penerbangan antara Jakarta dan Amsterdam pada Juni 2010, awalnya dengan pemberhentian pengisian bahan bakar di Dubai.[46] Pada 2 Desember 2012, setelah melakukan perjanjian codeshare dengan Etihad Airways, maskapai mengubah pemberhentian pengisian bahan bakar ke Abu Dhabi.[47] Setelah pengiriman pesawat Boeing 777-300ER pada tahun 2013, maskapai menghapus pemberhentian pengisian bahan bakar Abu Dhabi, dan memulai layanan penerbangan non-stop menuju Amsterdam.[48] Pada tanggal 8 September di tahun yang sama, Garuda indonesia memperpanjang rute dari Amsterdam dilanjutkan menuju London Gatwick.[49][50]
Pada tahun 2011, Garuda Indonesia telah terbang dengan 17.1 juta penumpang di mana naik sebanyak 39% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara untuk pendapatan yang diperoleh melonjak sebesar 38% atau Rp27.1 Triliun ($2.95 miliar). Komposisi penumpang rute domestik dan rute internasional masing-masing sebesar 81% berbanding 19%.[51]
Pada tanggal 31 Maret 2016, Garuda Indonesia meresmikan penerbangan perdananya dari Jakarta menuju London Heathrow via Singapore Changi menggunakan Armada Boeing 777-300ER.
Di pertengahan tahun 2016, Garuda Indonesia mengumumkan niatnya untuk melakukan pembukaan kembali rute menuju Mumbai dari Jakarta. Penerbangan ini beroperasi kembali pertama kali pada 12 Desember 2016 via Bangkok menggunakan Armada Boeing 737-800NG.[52]
Pada tanggal 12 September 2016, Garuda Indonesia mengumumkan niatnya untuk membuka kembali rute menuju Los Angeles melalui Tokyo-Narita menggunakan Boeing 777-300ER dari Jakarta setelah pemberian perikat Kategori 1 oleh Federal Aviation Administration (FAA). Rencananya akan dimulai pada November 2017 mendatang.[53] Terakhir kali Rute Los Angeles dilayani pada tahun 1998.[54] Namun hingga tahun 2019, rencana tersebut belum dapat direalisasikan dan kemungkinan besar telah dibatalkan karena Pemerintah Jepang belum menyetujui fifty freedom rights untuk Garuda.[55]
Pada Februari 2017, Garuda Indonesia mengumumkan rencananya untuk melanjutkan penerbangan ke Dubai dan Moskow dengan menggunakan pesawat berjenis Airbus A330-200. Penerbangan ini rencananya akan dilanjutkan kembali pada 2018, meski hingga tahun 2019 rencana ini belum terealisasi.
Pada Agustus 2018, Garuda Indonesia mengumumkan bahwa maskapai akan menutup penerbangan menuju London Heathrow pada bulan Oktober, namun penerbangan masih berlanjut pada bulan Desember menggunakan Boeing 777-300ER dengan konfigurasi dual-class di tahun.[56] Pada tahun 2019 menandai penyesuaian yang lebih lanjut untuk penerbangan Garuda Indonesia ke London Heathrow ketika maskapai mengumumkan rute Jakarta-London Heathrow vv, dan London Heathrow-Denpasar vv.[57]
Garuda Indonesia memiliki perjanjian codeshare dengan maskapai berikut:
- Aeroflot
- Aeroméxico
- Air Europa
- Air France
- All Nippon Airways
- Bangkok Airways
- China Airlines
- China Eastern Airlines
- China Southern Airlines
- Delta Air Lines
- Emirates[58]
- Etihad Airways[59]
- ITA Airways
- Japan Airlines[60]
- Kenya Airways
- KLM
- Korean Air
- Malaysia Airlines
- Myanmar Airways International
- Oman Air
- Philippine Airlines
- Saudia[61]
- Singapore Airlines
- Turkish Airlines
- Vietnam Airlines[62]
- Xiamen Air
Direktur utama
- Dr. Emile van Konijnenburg (1950–1954)
- Ir. Soetoto (1954–1959)
- Laksda (U) R. Iskandar (1959–1961)
- Kapt. Partono Parwitokusumo (1961–1965)
- Kapt. Soedarmo (1965–1968)
- Wiweko Soepono (1968–1984)
- Reyn Altin Johannes Lumenta (1984–1988)
- Moehamad Soeparno (1988–1992)
- Wage Mulyono (1992–1995)
- Soepandi (1995–1998)
- Robby Djohan (1998–1999)
- Abdulgani (1999–2002)
- Indra Setiawan (2002–2005)
- Emirsyah Satar (2005–2014)
- Muhammad Arif Wibowo (2014–2017)
- Pahala Nugraha Mansury (2017–2018)
- I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra (2018–2019)[63]
- Fuad Rizal (2019–2020)[64]
- Irfan Setiaputra (2020–sekarang)
Rencana strategis maskapai
Rencana jangka panjang ini didesain pada masa restrukturisasi dan revitalisasi layanan maskapai Garuda Indonesia sejak Tahun 2009, dengan tujuan untuk menetapkan titik-titik penting pembangunan kualitas dan peningkatan layanan maskapai. Berikut Rencana strategis tersebut.
Masa kepemimpinan Direktur Utama Emirsyah Satar
Saat di bawah arahan Emirsyah Satar, maskapai melakukan berbagai restrukturisasi dan revitalisasi yang menyeluruh terhadap seluruh aspek maskapai. Seperti:
Melaksanakan program Quantum Leap
Program 5 tahunan ini dirancang untuk memperbaiki sistem keuangan dan meningkatkan ketahanan keuangan maskapai yang berlanjut pada beberapa perkembangan signifikan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu:
Melakukan refresh corporation identity
Garuda Indonesia seiring dengan program transformasi bisnis dan pengembangan pembangunan korporasi Quantum Leap, melakukan berbagai penyegaran ulang kembali Maskapai lewat seragam dan logo baru. Peresmian logo baru yang dilakukan pada tanggal 25 Juli 2009 yang juga bersamaan dengan dibukanya kantor baru Garuda Indonesia dikawasan Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta ini ikut menampilkan seragam baru yang merupakan hasil kerja sama tim perancang seragam awak kabin terbaru yang terdiri dari, Josephine-Werratie-Komara sebagai desainer pakaian, Irma-Priscilla-Hadisurya sebagai penasihat warna dan Ted-Sulistio sebagai desainer teknis pakaian serta Dianti Poetranto, mantan pramugari. Pelibatan berbagai kalangan yang dilakukan oleh maskapai bertujuan untuk memberikan konsep terbaru Garuda yang bernama Garuda Indonesia Experience yang terdiri dari 5 poin utama (Sight, Sound, Taste, Scent, Sound) yang mencerminkan hal terbaik dari Indonesia. Sementara itu, untuk logo yang didesain oleh Landor Associates, tidak terlalu banyak perubahan yang dibuat, tetapi justru gaya tulisan yang diubah sebgaai refleksi maskapai yang lebih modern, bersih dan bersinergi. Konsep sayap alam berwarna biru aqua, menjadi pilihan terbaik yang bertujuan untuk memberikan semangat profesionalisme dan kebersahabatan Indonesia, sebagai wujud perubahan maskapai ke arah lebih baik.
Melakukan Penawaran Publik Perdana
Pada tanggal 11 Februari 2011, Garuda Indonesia secara resmi menjadi perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten saham GIAA. Susunan kepemilikan Garuda secara perinci disajikan dengan struktur sebagai berikut:
- Pemerintah Republik Indonesia (69,14%)
- Investor Domestik (24,34%)
- Investor Internasional (6,12%)
- Karyawan (0,4%)
Sementara itu, berdasarkan rasio harga beli dengan standar mahal-murah. Garuda Indonesia memang memiliki rasio harga beli saham yang lebih mahal (26 kali) dibanding maskapai Asia Tenggara lainnya, seperti Singapore Airlines (14,06 kali), Malaysia Airlines (7,06) dan Air Asia (9,71 kali) serta China Southern (13,54 kali). Hal ini menjadi daya potensi kemampuan maskapai untuk meningkatkan aspek yang sifatnya direct point to passanger.
Masuk Aliansi SkyTeam
Garuda Indonesia pada pertengahan tahun 2010, mengutarakan keinginannya untuk masuk kedalam salah satu dari 3 aliansi besar dunia. Hal ini membuat Garuda menjadikan aliansi sebagai langkah penting untuk mempersiapkan kehadirannya di kancah Internasional sekaligus fondasi dasar agar memeiliki konektivitas yang luas dan menjangkau seluruh bagian didunia, yang akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan SkyTeam. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk masuk salah satunya adalah, registrasi IOSA, akses penumpang ke Lounge, mempunyai pengakuan dari berbagai institusi yang memiliki kapabilitas yang melakukan penilaian pada kinerja maskapai. Garuda Indonesia, secara resmi telah bergabung dengan Aliansi SkyTeam pada tanggal 5 Maret 2014 di Bali.
Ekspansi Internasional
Garuda Indonesia setelah melakukan berbagai penyesuaian secara manajerial, finansial dan operasional akhirnya, Garuda kembali melangkah ke program ekspansi Internasional yang diawali dengan pembukaan rute menuju Amsterdam yang dilakukan secara bersamaan oleh maskapai seperti di atas tadi, dengan bermodalkan Airbus A330-200, maskapai lama kelamaan mendapat jumlah peminat yang lumayan tinggi dibeberapa kawasan, sehingga maskapai memutuskan untuk mulai meningkatkan frekuensi terbang menuju ke beberapa daerah, terutama Jepang, Australia dan Singapura. Disamping itu, maskapai juga mendatangkan armada Boeing 777-300ER terbaru untuk memenuhi keempat daerah pasar yang terus berkembang tersebut. Pada 12 Desember 2016, Garuda membuka kembali rute ke Mumbai melalui Bangkok
Masa kepemimpinan Direktur Utama Arif Wibowo
Ekspansi rute
Saat ini, maskapai di bawah arahan Pahala, mulai menggencarkan rencana ekspansinya. Terutama, di berbagai kota di benua biru selain Amsterdam dan London dengan dibukanya beberapa pilihan yang akan direncanakan akan dibuka yaitu, Frankfurt dan Paris,[65] Warsawa[66] dan Port Moresby.[67]
Restrukturisasi keuangan
Di samping pelaksanaan ekspansi, Garuda Indonesia juga melakukan semacam restrukturisasi yang sejenis seperti sebelumnya, tetapi memiliki cakupan yang kecil yang bernama Quick Wins[68] yang bertujuan untuk meningkatkan potensi keuntungan dalam pengembangan rute yang ada dengan menggencarkan frekuensi penerbangan ke daerah yang memiliki peminat dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, melakukan restrukturisasi pengeluaran biaya tanpa mengurangi kualitas yang ada dan melakukan berbagai strategi yang tepat dalam rangka untuk mengurangi kerugian yang dialami sebelumnya. Diwujudkannya kontrak kerja sama antar bank bersama maskapai dalam hal Cross Currency Swap (Kerja sama yang berintikan pada perlindungan nilai tukar antar kurs uang)[69] dan Cash Management (Kerja sama yang berdasar pada tata kelola keuangan yang dibantu oleh pihak terkontrak)[70] menjadi jaminan maskapai penerbangan terhadap terjaganya ekuitas keuangan maskapai yang terus bertambah seiring dengan berkurangnya pengeluaran yang tidak perlu sebagai dampak dari efisiensi operasional perusahaan.
Pelaksanaan kegiatan strategis maskapai
Kemudian, setelah melakukan berbagai penguatan sistem keuangan manajemen. Garuda Indonesia melakukan rilis sukuk sebesar US$ 500 Juta Dolar[71] untuk membiayai pemesanan pesawat Airbus A350, Boeing 737 MAX 8 dan Boeing 787-9 dengan jumlah masing masing sebanyak 30 armada dengan keterangan pesanan pasti dan pesanan pilihan lewat Letter of Intent (LoI) yang bertujuan untuk mengadakan kerja sama pengadaan armada yang disebut tadi. Pemesanan ini dilakukan menyeimbangkan pasar Garuda Indonesia yang hanya berfokus pada layanan penuh. Airbus A330 diandalkan oleh maskapai sebagai modal untuk bersaing dengan maskapai LCC seperti, Indonesia AirAsia X dan Lion Air yang konfigurasinya akan dijadikan kelas ekonomi total dengan jarak operasional menengah-jauh.
Sementara itu, untuk pendalaman yang lebih teknis. Arif Wibowo dalam wawancaranya disela-sela acara AGM (Annual Grand Meeting) IATA di Miami 9 Juni 2015 yang lalu, terkait rencana kedepan setelah melakukan pembelian pesawat terbaru itu, Garuda akan melakukan penyesuaian pesawat dan rute, terutama 6 armada Boeing 777-300ER versi 3 kelas yang ada. Garuda Indonesia optimistis rute yang akan dibuka oleh Garuda, terutama ke Eropa akan membuat persaingan lebih ngeri-ngeri sedap, karena Garuda akan menghadirkan pesawat berkonfigurasi 3 kelas tersebut dalam rute jarak jauh secara nonstop tanpa transit (Hal ini berlainan dengan 3 maskapai Eropa {Air France, KLM dan Lufthansa} yang membuka rute ke Indonesia, semuanya menggunakan transit di Kuala Lumpur dan Singapura). Sehingga hal ini memungkinkan Garuda Indonesia untuk bersaing lebih tinggi, karena Garuda akan hadir di antara mereka dengan rute nonstop tanpa transit, yang tentunya akan membuat persaingan yang ketat, terutama dalam rute yang pasarnya terus berkembang. Tetapi, setelah melihat situasi Tahun 2015 yang lalu tidak kondusif secara internal maupun eksternal dan menggeliatnya perkembangan maskapai dikawasan teluk atau timur tengah yang diwakili oleh Emirates Airline, Etihad Airways dan Qatar Airways.[72] Garuda Indonesia akhirnya memutuskan untuk menunda pembukaan rute kembali menuju Paris dan Frankfurt[73][74] setelah sempat berkali-kali tertunda dari tahun 2014, 2015 dan 2016. Hal ini membuat Garuda harus mengalihkan pandangan ekspansinya turun satu tingkat, yaitu berekspansi dikawasan Timur Tengah dan Asia Timur.[75] Dalam perencanaan Garuda Indonesia, maskapai akan melakukan rotasi ulang terhadap pesawat yang ada dengan menggunakan 4 armada Boeing 777-300ER versi 2 kelas menuju Saudi Arabia dan Shanghai, alasannya adalah rendahnya peminat First Class di dalam rute tersebut menjadi penyebab pengalihan pesawat untuk memperkuat kehadiran Garuda Indonesia di dua rute Eropa Garuda Indonesia saat ini, Amsterdam dan London. Selain itu, armada Airbus A330-300 akan diretrofit oleh perusahaan untuk memenuhi penerbangan charter dan reguler dari Solo,[76] Surabaya,[77] Balikpapan,[78] Makassar, dan Medan menuju Jeddah dengan mengubah konfigurasi 2 kelas menjadi satu kelas dengan jumlah kursi sebanyak 360 kursi.[79]
Dalam langkah lebih lanjut, maskapai dalam mewujudkan rencana ekspansi Internasional akan mengalihkan Bandara tujuan untuk London dari Bandar Udara Internasional London Gatwick menuju Bandara Internasional London Heathrow, karena letaknya yang berada dekat pada pusat kota London dan jumlah anggota aliansi maskapai yang banyak bisa lebih memberikan kemudahan Garuda Indonesia untuk memiliki konektivitas dan meningkatkan performa kulitas dan kuantitas maskapai.[80][81] Pengalihan tujuan terbang menuju London Heatrow terhitung mulai terlaksana pada Tanggal 31 Maret 2016 dengan pemberhentian di Singapura.[82][83] Sementara itu, Garuda Indonesia juga melakukan penambahan frekuensi terbang menuju Amsterdam dari 5 kali dalam seminggu menjadi 6 kali seminggu, dengan rincian 3 penerbangan dilayani secara nonstop dan 3 penerbangan sisanya dilayani secara transit lewat Singapura.[84]
Sementara itu, disaat Garuda Indonesia melakukan perhitungan ulang terkait menurunnya harga minyak dunia[85][86] dan dibebaskannya bea pajak masuk komponen impor[87] yang telah dialihbebankan dari maskapai penerbangan nasional kepada pemerintah pada tahun 2015 yang lalu, menjadi alasan utama Garuda Indonesia untuk mencetak laba lebih besar dari tahun lalu hingga mencapai sebesar Rp 84 Triliun [88][89] di mana Garuda Indonesia berhasi mencetak laba pada tahun 2015 hingga Rp 1,01 triliun,[90] memicu Garuda Indonesia untuk mengisi potensi dan peluang pengembangan minat pasar penerbangan Indonesia.
Direktur Niaga Garuda Indonesia, Handayani dalam Jumpa Pers Akhir Tahun Kementerian Pariwisata Indonesia, menuturkan lebih lanjut bahwa Garuda Indonesia masih dalam tahap wait and see sebelum mengoperasikan penerbangan reguler dari Indonesia ke India. Meski begitu, Garuda Indonesia sudah membuka peluang layanan penerbangan charter dari Indonesia ke India maupun sebaliknya, hal ini didukung atas keberhasilan maskapai dalam memenuhi permintaan pasar Negeri tirai bambu yang jumlah penumpangnya terus meningkat[91] dengan melakukan intensifikasi kualitas dan ekstensifikasi rute lewat charterisasi 10 rute sekunder di Negara Republik Rakyat Tiongkok[92][93] yang berdampak pada makin beragamnya cara untuk mencapai Indonesia maupun China baik dari dan ke negara tersebut dengan rute reguler maupun carter.[94][95][96][97][98] Oleh karena alasan itu, jika pasar India memang memiliki ketertarikan dan minat pasar yang besar pada penerbangan charter menuju Indonesia, Garuda Indonesia tidak menutup kemungkinan untuk menyiapkan opsi terbang secara reguler.[99]
Sementara itu, disaat yang bersamaan. Kota lain di Timur Tengah yang juga jumlah penumpangnya mengalami peningkatan dan diminati para penumpang Garuda Indonesia adalah Istanbul, Turki. Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo mengatakan "permintaan pasar penerbangan dari Jakarta ke Istanbul sudah mulai tumbuh. Namun jumlah penumpang harus terus didorong agar lebih tinggi lagi sehingga ekonomis untuk diterbangi secara nonstop",urai Arif. Lebih lanjut oleh Arif, rute penerbangan Jakarta-Istanbul memang sangat potensial untuk dilayani. Pihak manajemen Garuda Indonesia pun terus melakukan perhitungan mengenai peluang pembukaan rute penerbangan itu. “Jakarta-Istanbul termasuk rute potensial yang sedang kami perhitungkan dengan baik dan cermat. Namun, rute itu masih dalam status 'wait and see' seiring dengan situasi akhir-akhir ini di Eropa dan Timur Tengah,” perjelas Arif.[100]
Garuda Indonesia, baru-baru ini telah memutuskan untuk berpindah tempat operasional maskapai penerbangan dari Terminal 2E dan Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Terminal 3 Ultimate yang akan diresmikan Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara pada Bulan Agustus 2016. Pada pemakaiannya kedepan, Terminal 3 Ultimate diprioritaskan untuk melayani rute dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia, maskapai penerbangan sesama anggota aliansi SkyTeam, dan maskapai penerbangan lain yang melayani penerbangan internasional. Hal ini juga berdampak pada kocok ulang letak operasional maskapai penerbangan AirAsia dan Lion Air yang selama ini menempati Terminal 3, berpindah tempat ke Terminal 1 dan Terminal 2. Lion Air secara keseluruhan akan mengoperasionalkan penerbangannya secara penuh di Terminal 1, sedangkan AirAsia beroperasi di Terminal 2.
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Angkasa Pura II, Faik Fahmi. Pada tahap awal, Terminal 3 Ultimate didesain hanya untuk menampung penumpang sebanyak 15 juta orang per tahun. Namun, perusahaan akan terus melakukan pengembangan sehingga terminal ini kedepannya bisa menampung kapasitas jumlah penumpang hingga 25 juta orang per tahun. Apabila dirinci lebih dalam, dari total kapasitas 25 juta penumpang itu, 18 juta penumpang dialokasikan untuk Garuda Indonesia dan maskapai penerbangan anggota SkyTeam, sedangkan maskapai lain dengan rute penerbangan internasional mendapatkan jatah kapasitas 7 juta penumpang per tahun. Menurut Faik, Angkasa Pura II memang sengaja memberikan Terminal 3 Ultimate kepada Garuda Indonesia untuk melayani rute penerbangan domestik, karena jika hanya untuk melayani penerbangan internasional kapasitas daya tampung bandaranya terlalu besar. Padahal, jumlah penumpang penerbangan internasional dari Bandara Soekarno-Hatta hanya mencapai 12 juta penumpang per tahun.[101]
Masa kepemimpinan Direktur Utama Irfan Setiaputra
Rencana Maskapai Setelah Pandemi Covid-19
Di bawah arahan Irfan, Garuda mulai menggencarkan rencana ekspansinya dengan penerbangan langsung menuju beberapa kota di benua Asia, Eropa dan Amerika.[102] Untuk mendukung rencana tersebut, Irfan menyebutkan, pihaknya telah berkomunikasi langsung dengan pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Pariwisata. Sebab, kebijakan ini sejalan dengan langkah pemerintah untuk meningkatkan penerimaan devisa dari sisi kualitas wisatawan asing. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah jadwal penerbangan tersebut bersifat Kewajiban Pelayanan Publik (Public Service Obligation/PSO).
Tak hanya itu, Irfan juga menyebut penting bagi Garuda setelah pandemi Covid-19 untuk melakukan transisi dan mengubah pengalaman terbang masyarakat. Dia menuturkan saat ini jadwal penerbangan maskapai layanan penuh tersebut banyak yang kurang pas. Dia mencontohkan untuk penerbangan di Denpasar pesawat dari Australia baru mendarat mendarat pukul 19.00. Hal ini dapat menjadi kendala masyarakat untuk menghabiskan lebih banyak waktu dan memberikan nilai tambah ekonomi ke daerah tujuan.[103]
Di luar itu, maskapai juga melakukan penyesuaian jenis dan konfigurasi pesawat sesuai dengan tujuan internasional. Terlebih, selama ini masyarakat merasa lebih nyaman bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat berbadan besar.[104]
Unit pelatihan terpadu & unit bisnis strategis
Seiring dengan berlakunya Quantum Leap dan Quick Wins, Garuda Indonesia mendirikan beberapa UBS dan menggaet beberapa usaha strategis untuk mendukung operasional, seperti:[105]
Dan berikut beberapa Unit Bisnis Strategis yang Garuda Indonesia bawahi:
Sponsorship
Pada bulan Juli 2012, Garuda Indonesia menandatangani perjanjian sponsorship selama 3 tahun dengan klub Liga Inggris Liverpool FC. Persetujuan tersebut memberi Garuda hak sebagai Official Partner Liverpool Football Club (Mitra Resmi Liverpool FC) dan Official Global Airline Partner of Liverpool Football Club (Mitra Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC). Tambahannya, selama musim kompetisi 2012-2013, setiap pertandingan kandang Liverpool di Anfield, akan diputar video iklan Garuda berdurasi 6 menit.Kerja sama dengan Liverpool ini akan memberikan Garuda Indonesia media exposure untuk meningkatkan brand awareness di pasar internasional secara lebih efektif dengan manfaat yang lebih maksimal, mengingat brand Garuda Indonesia akan mendapatkan frekuensi penayangan yang lebih tinggi dengan durasi tayang lebih lama. Pada tahun 2013, Liverpool melakukan tur Asia dengan salah satu negara tujuannya adalah Indonesia. Melalui kunjungan tour tersebut, diharapkan kunjungan ini akan meningkatkan kualitas persepak bolaan di Indonesia.[111]
Selain itu, untuk mendukung target kunjungan 20 juta turis tahun 2019. Garuda Indonesia akan memperbanyak jumlah armada pesawat yang terpasang logo ‘Wonderful Indonesia’ pada pesawatnya mulai tahun ini. Direktur Niaga Garuda Indonesia, Handayani dalam Jumpa Pers Akhir Tahun Kementerian Pariwisata di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata Rapublik Indonesia, Jakarta menuturkan, pada bulan Februari 2016 setidaknya akan ada lima pesawat Garuda Indonesia tambahan yang sudah terpasang logo Wonderful Indonesia sebagai wujud kerja sama antara Garuda Indonesia dan Kementerian Pariwisata. “Semoga bisa mendukung kepariwisataan Indonesia,” ujar Handayani. Selain itu, Garuda Indonesia akan memberikan dukungan kepariwisataan dalam bentuk pengembangan rute penerbangan dengan memperkuat rute-rute penerbangan yang menjadi unggulan di sektor pariwisata, seperti Labuan Bajo, Lombok, dan Wakatobi.[112]
Garuda Indonesia Experience
Program penumpang setia
GarudaMiles
Merupakan program maskapai bagi para penumpang yang setia menggunakan Garuda. Penumpang maskapai bisa mendapatkan Miles setiap melakukan penerbangan yang dilakukan bersama Garuda bersama partner yang akumulasinya dapat ditukarkan menjadi Award Ticket yang memberi setiap penumpang kesempatan untuk mencoba destinasi favorit atau Upgrade Awards penumpang dari kelas ekonomi ke bisnis pada penerbangan pilihan Anda.
Sebagai anggota GarudaMiles, penumpang juga dapat menikmati banyak keuntungan dan keistimewaan eksklusif, seperti: check-in khusus di Bandara keberangkatan, peningkatan kuota bagasi dan prioritas bagasi serta prioritas waktu tunggu untuk reservasi tiket tentunya, akses untuk lounge Garuda Indonesia, dan penawaran menarik dari partner Garuda Indonesia di seluruh dunia.[113]
Layanan sebelum penerbangan
First Class Lounge
Lounge yang terbaru ini merupakan bentuk perwujudan Garuda Indonesia untuk meningkatkan kualitas pengalaman para penumpang maskapai yang ingin merasakan kenikmatan First Class setelah ditiadakan selama 28 tahun, kini telah dikembalikan untuk memberikan kesan "segala layanan yang dilakukan merupakan yang terbaik dari segala aspek yang ada di Indonesia". Lounge ini memiliki berbagai fasilitas yang berkelas dunia kualitasnya seperti, hidangan selamat datang yang terdiri dari minuman dan makanan, Wi-fi dan Spa selagi menunggu penerbangan dengan dibantu oleh First Class Assistant
Disamping itu, penumpang juga dapat menikmati ketenangan anda sambil tidur dengan duduk di kursi panjang yang terletak di quiet room dan jika Anda bersama sekeluarga, juga terdapat ruang keluarga. Garuda Indonesia sejak awal telah meneliti dan meniti setiap detail telah dirancang khusus untuk memberi kenyamanan penumpang. Apabila Anda ingin melakukan hal lain, tersedia berbagai bahan bacaan, perpustakaan kecil, ruangan merokok, pantry, ruang sholat (Mushola), ruang perawatan bayi, dan toilet. Setelah menikmati kenyamanan First Class Lounge, Anda tentunya akan diantar menuju pesawat dengan keistimewaan menggunakan layanan prioritas pada saat boarding atau pada saat transfer dan transit sebagai bentuk layanan Garuda Indonesia First Class.[114]
Business Class Lounge
Berlanjut di Lounge yang kedua, dalam Lounge Business Class terdapat beberapa gerai khusus dan fasilitas penunjang para penumpang seperti business center, wireless internet connection, refreshing area, reflexology machine, shower, nursery room dan ruang beribadah. Selain fasilitas, maskapai juga menyediakan menu makanan dan minuman untuk dinikmati oleh para penumpang. Setiap minggu, maskapai selalu menyajikan menu yang berbeda untuk mempromosikan berbagai variasi makanan Indonesia yang beraneka macam. Tidak hanya itu saja, maskapai untuk membuat penumpang lebih nyaman dalam menunggu dengan melengkapi gerai mini bar. Saat ini, Garuda Indonesia memiliki dua Executive Lounge yang berada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Ngurah Rai, Executive Lounge berlaku untuk penumpang kelas Executive Class, anggota GarudaMiles Platinum dan anggota GarudaMiles Gold.[115]
Layanan dalam penerbangan
Pada tahun 2010, Garuda dalam rencana Quantum Leap yang salah satunya bertujuan untuk melakukan re-branding, mulai melakukan perbaikan layanan dalam kursi pesawat selama penerbangan jarak jauh maupun dekat dengan mendatangkan pesawat baru berkursikan nyaman nan empuk dan di lengkapi fasilitas AVOD serta colokan listrik dalam memberikan kenyamanan dalam penerbangan untuk menyamakan kualitas fasilitas kursi dalam penerbangan dengan maskapai internasional kelas dunia seperti Emirates, Etihad Airways dan Qatar Airways. Garuda juga memperkenalkan kursi baru dalam memberi kenyamanan penumpang dalam pesawat.
Kelas utama/first class
Pada pesawat Boeing 777-300ER, tersedia 8 kursi kelas utama dengan konfigurasi 1-2-1. Kabin kelas utama memiliki fasilitas yang mewah seperti:[116]
- Sliding door disetiap suite.
- Kursi ergonomis yang dirancang secara optimal, dengan luas 82 inci dan lebar 22 inci yang dapat diubah menjadi tempat tidur datar (180°) dan dilengkapi dengan matras, selimut, bantal, dan lengkap dengan ottoman.
- Meja yang bisa digunakan untuk menikmati hidangan menu yang disajikan.
- Seat control dengan panel layar sentuh untuk kemudahan penggunaan.
- Pembatas untuk suite pada lini tengah yang dapat disesuaikan untuk mempermudah percakapan dengan penumpang suite yang berada di sebelahnya.
- In-flight entertainment dengan 23.5 inci touch screen LCD, dilengkapi dengan remote control dan headphone kedap suara.
- Lemari penyimpanan pribadi.
- Lampu baca pribadi.
Kelas bisnis/executive class
Terdapat beberapa fasilitas dari Executive Class, yaitu:
- Flat-Bed seats yang memiliki ruang kaki 74" dan dapat disandarkan hingga 180 derajat dan dilengkapi dengan sandaran tangan 11 inci.
- Layar sentuh LCD dengan AVOD di setiap kursi,
- Colokan listrik di setiap kursi dan lampu baca pribadi.
Kelas ekonomi/economy class
Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35" tergantung jenis pesawat, dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-300 dan Boeing 737-800 NG memiliki kursi kelas ekonomi yang lebih baru yang menawarkan layar sentuh LCD 9-inci dengan AVOD.
Makanan dan minuman ditawarkan tergantung lamanya penerbangan. Garuda Indonesia menyediakan makanan gratis di atas pesawat berupa makanan ringan serta minuman untuk penerbangan kurang dari 60 menit. Untuk penerbangan lebih dari 60 menit akan ditambah dengan makanan hangat tanpa dipungut biaya tambahan. Anggur dan bir juga ditawarkan dalam penerbangan internasional.
Layanan Wi-Fi
Diperkenalkan pertama kali di dalam armada Boeing 777-300ER Tahun 2013, Garuda Indonesia menyediakan jasa Wi-Fi di dalam rute jarak jauhnya, terutama rute ke Eropa. Pada Akhir 2013, Garuda memasang Wi-Fi di armada A330-200 dan A330-300 baru yang akan datang. Rencananya, Garuda Indonesia akan memperluas jaringan Wi-Fi ini ke semua armada mereka.[117]
Penghargaan maskapai
Terdapat beberapa penghargaan yang diberikan kepada Garuda Indonesia antara lain, yaitu:
- Four Star Rated Airlines (Skytrax Rating Awards 2010).[118]
- World's Most Improved Airlines (Skytrax Awards 2010).[119]
- Asia's Leading Airlines Services Quality (CAPA Awards 2010).
- Best International Airlines (Roy Morgan Survei in January, February & July 2012).
- The World's Best Regional Airline (Skytrax Awards 2012).
- ASEAN Premium Airlines (Frost& Sullivan Survei 2012).[120]
- Best Asia & Australasia Airlines (Passanger Choice Awards 2013).[121]
- World Best Airline Food on Long Haul Flight & Top 5 Airline Food on Short Haul Flight (Asia Pacific Airline Food Awards 2013).[122]
- The World's Best Economy Class & Best Economy Class Airline Seat (Skytrax Awards 2013).[123]
- World's Best Cabin Crew (Skytrax Awards 2014).[124]
- Five Star Airlines (Skytrax Awards 2014).[125]
- World's Best Cabin Crew (Skytrax Awards 2015).[126]
- Five Star Airlines (Skytrax Awards 2016).[127]
- World's Best Cabin Crew (Skytrax Awards 2017).[128]
- World's Best Cabin Crew (Skytrax Awards 2018)
Diharapkan dengan di raihnya penghargaan tersebut, Garuda Indonesia sebagai maskapai terbesar nasional dan kebanggaan Indonesia bisa memberikan pelayanan yang lebih di dalam penerbangan.
Armada
Armada Garuda Indonesia didominasi oleh pesawat Boeing 737-800NG, dengan satu pesawat Boeing 777-300ER disewakan ke Pemerintah Indonesia.[129][130]
Pada bulan Juni 2015, Garuda Indonesia menyatakan komitmennya untuk memesan 30 unit pesawat Boeing 737 MAX, 30 unit pesawat Boeing 787 Dreamliner, dan 30 unit pesawat Airbus A350 XWB.[131] Pada awal tahun 2016, Garuda memesan 14 unit pesawat Airbus A330neo.[132] Pada tanggal 9 Oktober 2017, Garuda memensiunkan pesawat Boeing 747-400 karena sudah tua dan boros bahan bakar.[133] Pada bulan Maret 2019, Garuda dilaporkan membatalkan pesanan 49 pesawat Boeing 737 MAX 8 pasca dua kecelakaan berturut-turut yang melibatkan pesawat tersebut dengan Lion Air Penerbangan 610 dan Ethiopian Airlines Penerbangan 302.[134][135]
Galeri
-
Pesawat Douglas DC-3 yang ditampilkan di TMII
-
Pesawat Douglas DC-8-55 di Bandara Internasional Kai Tak, Hongkong
-
Pesawat Garuda dengan livery Retro 1960 Boeing 737-800
-
Logo kedua Garuda Indonesia (1969-1985)
-
Pesawat Fokker F-28 dalam persiapan mendarat di Bandara Internasional Changi, Singapura
-
Pesawat McDonnell Douglas DC-9-32
-
Pesawat Douglas DC-8-55 di Bandara Le Bourget, Paris
-
Pesawat McDonnell Douglas DC-10-30
-
Pesawat Boeing 747-200B di Bandara Internasional Schiphol Amsterdam
-
Airbus A300B4-200 di Bandara Internasional Sydney Kingsford Smith (Mascot), Australia
-
DC-9 Garuda yang sedang menjalani perbaikan di GMF Aeroasia.
-
Logo ketiga Garuda Indonesia (1985-2009)
-
Pesawat Boeing 737-300
-
Pesawat Boeing 737-400
-
Pesawat Boeing 737-500
-
Pesawat Boeing 737-800 NG
-
Pesawat Airbus A330-300
-
Pesawat Boeing 747-400
-
Pesawat Boeing 747-200 di Bandara Internasional Zurich-Kloten, Swiss
-
Pesawat McDonnell Douglas MD-11
-
Pesawat Douglas DC-10-30
-
DC-10 Garuda Indonesia.
-
Ekor A300B4 Garuda Indonesia
-
Logo keempat Garuda Indonesia (2009-sekarang)
-
Pesawat Airbus A330-200
-
Pesawat Airbus A330-300
-
Pesawat Boeing 737-800 NG (Next Generation) baru saja lepas landas dari Bandara Internasional Chek Lap Kok, Hongkong
-
Pesawat Boeing 737 Garuda Indonesia dengan registrasi PK-GEM
-
Pesawat Boeing 747-400 di Bandara Internasional Incheon-Seoul, Korea Selatan
-
Pesawat ATR 72-600
-
Pesawat Bombardier milik Garuda yang tidak beroperasi lagi.
-
Livery resmi masuknya Garuda ke dalam Skyteam
-
Pesawat B747-400 di GMF AeroAsia
-
Pramugari Garuda Indonesia.
-
Lounge Garuda Indonesia di Batam.
Kecelakaan dan insiden
Beberapa peristiwa yang terjadi pada maskapai Garuda Indonesia antara lain adalah:
- 16 Februari 1967 - Garuda Indonesia Penerbangan 708 rute Jakarta - Manado tergelincir saat pendaratan di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara. 22 dari 84 penumpang tewas, dan 8 kru pesawat selamat.
- 28 Mei 1968 - Garuda Indonesia Penerbangan 892 jatuh setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Chhatrapati Shivaji Maharaj, menewaskan semua 15 penumpang dan 14 awak.
- 24 September 1975 - Garuda Indonesia Penerbangan 150 dari Bandar Udara Kemayoran, Jakarta ke Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang jatuh saat melakukan pendekatan karena cuaca buruk dan kabut hanya 4 km dari kota Palembang. 25 dari 61 penumpang dan awak pesawat tewas dan satu tambahan orang tewas di darat.
- 6 Maret 1979 - Sebuah pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 653, menabrak lereng Gunung Bromo di ketinggian 6.200 kaki, menewaskan keempat awaknya.
- 11 Juli 1979 - Fokker F-28 Garuda Indonesia menabrak lereng Gunung Pertektekan menewaskan 57 penumpang beserta 4 orang awaknya.
- 20 Maret 1982 - Fokker F-28 Garuda Indonesia terperosok setelah mendarat di Bandara Branti, Lampung menewaskan 23 penumpang beserta 4 orang awaknya.
- 4 April 1987 - Garuda Indonesia Penerbangan 035 rute Banda Aceh menuju Medan jatuh akibat menabrak menara Bandar Udara Internasional Polonia dan terbakar. 23 Penumpang dari 45 Penumpang dan kru pesawat tewas akibat terbakar.
- 17 Juni 1996 - Garuda Indonesia Penerbangan 865, pesawat terbakar setelah gagal lepas landas dari Bandar Udara Fukuoka, Jepang saat akan take off menuju Denpasar, Indonesia.Kejadian ini disebabkan kerusakan yang terjadi pada satu mesinnya, yakni kipas turbofan yang pecah akibat kelelahan logam sehingga pilot harus membatalkan lepas landas dan kejadian ini membuat pesawat terbelah menjadi tiga bagian yang berbeda dan menyebabkan tiga dari 275 penumpang tewas.
- 26 September 1997 - Garuda Indonesia Penerbangan 152 jatuh di Desa Buah Nabar, kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 234 orang (222 penumpang dan 12 awak pesawat). Kecelakaan ini diakibatkan oleh tebalnya kabut kebakaran hutan dan merupakan yang terburuk di sejarah penerbangan Indonesia.
- 16 Januari 2002 - Garuda Indonesia Penerbangan 421 mendarat darurat di Sungai Bengawan Solo setelah gagal mendarat di Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo pada sore hari hari dan pesawat baru berhenti setelah menabrak bantaran sungai Bengawan Solo dan menewaskan 1 awak pesawat.
- 7 September 2004 - Aktivis Hak Asasi Manusia, Munir Said Thalib meninggal di dalam pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 974 Jakarta-Amsterdam yang transit di Singapura. Pilot Garuda Pollycarpus Budiharto Priyanto dinyatakan bersalah atas pembunuhan dan dihukum penjara selama 14 tahun. Namun Pollycarpus telah bebas tanpa syarat akhir Agustus 2018.
- 22 November 2004 - Sri Hardono, kapten Garuda Indonesia Penerbangan 501 mendadak sakit tak lama setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, lalu Ia meminta izin kepada pengawas lalu lintas udara (ATC) untuk kembali mendarat di Supadio, tak lama setelah mendarat, Hardono meninggal ketika di kokpit. Penyebab kematiannya adalah serangan jantung, akibat hal ini, bandara ditutup selama 40 menit, Namun, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.[136]
- 7 Maret 2007 - Garuda Indonesia Penerbangan 200 meluncur keluar landasan (overrun),terbakar dan meledak sesaat setelah mendarat di Bandar Udara Adi Sucipto, Yogyakarta. Sedikitnya 22 orang meninggal dunia. Pesawat tersebut membawa penumpang sebanyak 133 orang dan 7 awak, di antaranya terdapat kewarganegaraan asing antara lain, Australia. Kecelakaan ini disebabkan oleh kesalahan pilot.[137]
- 15 Juni 2014 - Seorang penumpang berkewarganegaraan Belanda meninggal dunia di udara setelah pesawat Boeing 777-300ER Garuda Indonesia Penerbangan 88 terbang dari Bandara Soekarno Hatta berada di antara Jakarta dan Kolombo, sampai saat ini profil penumpang tersebut masih di telusuri.[138]
- 3 Februari 2015 - Garuda Indonesia Penerbangan 7404 tergelincir tak lama setelah mendarat di Bandara Internasional Lombok. Seluruh penumpang yang berjumlah 29 termasuk 1 bayi selamat.[139]
- 1 Februari 2017 - Garuda Indonesia Penerbangan 258 Boeing 737-800 tergelicir ketika mendarat di Bandar Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
- 1 Juli 2020 - Garuda Indonesia Penerbangan 613 Airbus A330-300 tergelincir ketika melakukan backtrack untuk persiapan lepas landas di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini dan penerbangan ditunda hingga keesokkan harinya.
- 27 April 2022 - Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA309 rute Surabaya-Jakarta beregistrasi PK-GFJ sudah bersiap untuk take off. Namun, pintu kargo/bagasi masih belum tertutup dengan sempurna. Beruntungnya, seorang petugas sadar dan langsung berlari ke pesawat tersebut.
Referensi
- ^ "Contact Us". Garuda Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-13. Diakses tanggal 13 Oktober 2016.
- ^ "Dewan Direksi". PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-09. Diakses tanggal 12 Juli 2023.
- ^ "Dewan Komisaris". PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-17. Diakses tanggal 12 Juli 2023.
- ^ a b c d e f "Laporan Tahunan 2022" (PDF). PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-07-17. Diakses tanggal 12 Juli 2023.
- ^ "1995/96: Garuda Indonesia International Network". airlineroute.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-22. Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "Citilink officially separates from Garuda today". The Jakarta Post. 30 July 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 April 2013. Diakses tanggal 17 June 2013.
- ^ Nurfadilah, Putri Syifa (14 November 2018). Setiawan, Sakina Rakhma Diah, ed. "Garuda Indonesia Group Ambil Alih Operasional Sriwijaya Air Group". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-14. Diakses tanggal 14 November 2018.
- ^ "The European Airline Banlist: Garuda to apply for Amsterdam flights". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-29. Diakses tanggal 2011-02-03.
- ^ "List of airlines banned within the EU". European Commission's "Transport" website. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-05. Diakses tanggal 21 Juni 2009.
- ^ "Garuda Indonesia Joins SkyTeam". Flight Blight. 28 November 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-11. Diakses tanggal 7 Januari 2011.
- ^ "Garuda Raih Worlds Most Improved Airline". Kompas.com. 24 Mei 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2014-05-13.
- ^ "Garuda Indonesia menandatangani perjanjian kerjasama dengan Liverpool FC". Garuda Indonesia. 12 Juli 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-08. Diakses tanggal 2013-06-20.
- ^ "Garuda Indonesia resmi menjadi anggota ke-20 aliansi global SkyTeam". Garuda Indonesia. 5 Maret 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-07. Diakses tanggal 2014-09-09.
- ^ Garuda Indonesia layani penerbangan langsung pertama dari Indonesia ke Eropa
- ^ Mediatama, Grahanusa (2019-12-05). "Terbukti selundupkan onderdil moge Harley, Erick Tohir pecat Dirut Garuda - Page all". kontan.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-05. Diakses tanggal 2019-12-05.
- ^ Putri, Cantika Adinda. "Pecat Dirut Garuda, Ini Pernyataan Lengkap Erick Thohir". news. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-05. Diakses tanggal 2019-12-05.
- ^ Liputan6.com (2019-12-10). "Derita Pilu Awak Kabin Garuda Indonesia, Dilarang Terbang hingga Mutasi Seenaknya". liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-12. Diakses tanggal 2019-12-12.
- ^ Afriyadi, Achmad Dwi. "Pramugari Garuda Bisa Dimutasi Tanpa Alasan di Era Ari Askhara". detikfinance. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-12. Diakses tanggal 2019-12-12.
- ^ a b Dirgantara, Dimas Fitra. "Pramugari Garuda Indonesia Bongkar Skandal Ari Askhara Selama Memimpin". IDN Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-12. Diakses tanggal 2019-12-12.
- ^ "Dituntut 18 Jam Tak Tidur dan Terbang Bolak-balik Jakarta-Melbourne dalam Sehari, Pramugari Garuda Indonesia Bongkar Borok Mengerikan Kepemimpinan Ari Askhara: Kami Manusia, Bukan Robot! - Grid.ID". www.grid.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-12. Diakses tanggal 2019-12-12.
- ^ Afriyadi, Achmad Dwi. "Sederet Kebijakan 'Kejam' Ari Askhara di Garuda Mulai Dicabut". detikfinance. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-11. Diakses tanggal 2019-12-12.
- ^ "Kini Giliran Pramugari Garuda Bongkar Kasus Pelecehan Seksual di Era Ari Askhara Menjabat Dirut". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-12. Diakses tanggal 2019-12-12.
- ^ "5 Poin Dugaan Prostitusi Garuda, Pengakuan Pramugari soal Germo". suara.com. 2019-12-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-12. Diakses tanggal 2019-12-12.
- ^ "Former air hostess Siwi Widi Purwanti drops defamation charges against whistleblower of Garuda Indonesia's prostitution scandal". Coconuts Jakarta. 31 August 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-16. Diakses tanggal 7 December 2020.
- ^ "Erick Thohir demands end to sexual harassment in SOEs amid Garuda Indonesia scandal". The Jakarta Post. 13 December 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-25. Diakses tanggal 7 December 2020.
- ^ "Garuda lays off 180 contract pilots". The Jakarta Post. 3 June 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-11. Diakses tanggal 11 June 2020.
- ^ Adjie, Moch. Fiqih Prawira (2020-06-17). "Garuda to drop face masks after passengers complain they can't see cabin crew's smiles". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-13. Diakses tanggal 2020-07-13.
- ^ "Garuda drops plan to replace face masks for cabin crew". The Jakarta Post. 19 June 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-13. Diakses tanggal 7 December 2020.
- ^ Idris, Muhammad (2021-10-21). "Nasib Garuda di Ujung Tanduk" [Garuda's fate at the end of the horn]. KOMPAS.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-24. Diakses tanggal 2021-10-24.
- ^ Indonesia, C. N. N. "Garuda Indonesia Pangkas 2.400 Karyawan Sejak Pandemi". ekonomi. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-20. Diakses tanggal 2022-06-25.
- ^ wel. "Utang Garuda Indonesia Tembus Rp140 Triliun per Kuartal III 2021". ekonomi. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-20. Diakses tanggal 2022-06-25.
- ^ Idris, Muhammad (2021-10-23). "Pemerintah Diam-diam Siapkan Maskapai Pelita, Andai Garuda Ditutup" [Government Secretly Prepares Pelita Airline, If Garuda Closes]. KOMPAS.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-24. Diakses tanggal 2021-10-24.
- ^ Idris, Muhammad (2021-10-24). "Profil Pelita Air, Maskapai Pengganti Andai Garuda Ditutup Halaman all" [Profile of Pelita Air, Substitute Airline If Garuda Closed All]. KOMPAS.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-24. Diakses tanggal 2021-10-24.
- ^ vap. "Janji yang Terakhir, Garuda Ajukan Perpanjangan PKPU 30 Hari". CNBC Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-25. Diakses tanggal 2022-06-25.
- ^ Asmara, Chandra Gian. "Sah! Panja Komisi VI DPR Sepakat Selamatkan Garuda Indonesia". CNBC Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-23. Diakses tanggal 2022-06-25.
- ^ "Tim PKPU Garuda Indonesia (GIAA) Akui Klaim Utang Rp120,5 Triliun | Market". Bisnis.com. 2022-06-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-09. Diakses tanggal 2022-06-25.
- ^ "Lolos PKPU, Garuda (GIAA) Janji Cetak Laba 3 Tahun Mendatang, Catat! | Ekonomi". Bisnis.com. 2022-06-18. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-19. Diakses tanggal 2022-06-25.
- ^ "Garuda Indonesia (GIAA) Cari Dana Rp16,4 Triliun Lewat Global Bond dan Penerbitan Saham Baru | Market". Bisnis.com. 2022-06-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 2022-06-25.
- ^ "Tok! Garuda (GIAA) Lolos PKPU, 97 Persen Kreditur Siap Berdamai | Market". Bisnis.com. 2022-06-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-20. Diakses tanggal 2022-06-25.
- ^ "Jika Lolos PKPU, Garuda (GIAA) Bakal Tunggu Tagihan Boeing 30 Hari Lagi | Market". Bisnis.com. 2022-06-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-20. Diakses tanggal 2022-06-25.
- ^ "Putusan Homologasi Garuda Indonesia GIAA Ditunda karena 2 Lessor Keberatan | Market". Bisnis.com. 2022-06-20. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-22. Diakses tanggal 2022-06-25.
- ^ Reuters (2022-09-26). "Garuda Indonesia files for Chapter 15 U.S. bankruptcy procedure". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-30. Diakses tanggal 2022-10-04.
- ^ "Garuda Indonesia Gugat 2 Kreditornya Rp 10 Triliun". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-09. Diakses tanggal 2023-01-07.
- ^ Indonesia, C. N. N. "Penyidikan Korupsi Garuda Rampung, Kerugian Negara Ditaksir Rp8,8 T". nasional. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-22. Diakses tanggal 2022-06-25.
- ^ "Garuda Indonesia Incar Tiga Rute Internasional Baru | Indo-Aviation | Aviation News Portal". Indo-Aviation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 February 2014. Diakses tanggal 2014-04-25.
- ^ Indonesia's Garuda airline to return to Europe next year Diarsipkan 18 November 2009 di Wayback Machine.. The Nation (Thailand).com (12 November 2009). Retrieved 25 November 2010.
- ^ Majumdar, Anne (17 October 2012). "Garuda to codeshare with Etihad". Travel Weekly. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 December 2012. Diakses tanggal 16 January 2013.
- ^ "Garuda Indonesia The Airline of Indonesia". Garuda-indonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2014. Diakses tanggal 2014-04-25.
- ^ "Garuda launches Jakarta-London service". The Jakarta. 9 September 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-09. Diakses tanggal 10 September 2014.
- ^ JL (2014-03-17). "Garuda Indonesia S14 European Operation Changes". Airline Route. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-21. Diakses tanggal 2014-04-25.
- ^ "Garuda Indonesia ends 2011 flying high". 13 January 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-15. Diakses tanggal 2022-09-16.
- ^ Nursastri, Sri Anindiati, ed. (12 December 2016). "Garuda Indonesia Resmi Layani Penerbangan Jakarta-Mumbai". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-22. Diakses tanggal 2 January 2017.
- ^ Schlappig, Ben (23 February 2017). "Yay: Garuda Indonesia Formally Requests LAX Flights". onemileatatime. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-13. Diakses tanggal 14 June 2017.
- ^ "Airline Suspends LAX-Bali Flights". Los Angeles Times. 29 March 1998. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 30 September 2020.
- ^ Suryowati, Estu (13 February 2017). Jatmiko, Bambang Priyo, ed. "Garuda Indonesia Berharap Jepang Segera Keluarkan Izin Terbang ke AS". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-15. Diakses tanggal 2019-02-20.
- ^ "Garuda Indonesia returns to Heathrow after short break". ukaviation.news. 11 November 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-11. Diakses tanggal 12 November 2018.
- ^ "Garuda opens London to Denpasar route". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-21. Diakses tanggal 2019-02-20.
- ^ "Emirates signs MoU with Garuda Indonesia". Emirates (dalam bahasa Inggris). 8 November 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-09. Diakses tanggal 2022-12-05.
- ^ Maslen, Richard (17 March 2013). "Garuda Indonesia Signs Codeshare with Etihad Airways". Routesonline. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-26. Diakses tanggal 26 August 2018.
- ^ "Garuda expands US routes with Japan Airlines code-share deal". Nikkei Asian Review. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-12. Diakses tanggal 2022-12-05.
- ^ "Saudia expands Garuda Indonesia codeshare to Australia from Sep 2018". Routesonline. 7 September 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-07. Diakses tanggal 2022-12-05.
- ^ "Garuda Indonesia and Vietnam Airlines expand codeshare". Business Traveller. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 December 2019. Diakses tanggal 28 December 2019.
- ^ "RUPSLB Garuda Indonesia Menetapkan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra sebagai Direktur Utama yang Baru". Garuda Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 November 2018. Diakses tanggal 30 September 2018.
- ^ Ulya, Fika Nurul (6 Desember 2019). Setiawan, Sakina Rakhma Diah, ed. "Ditunjuk Jadi Plt Dirut Garuda, Ini Profil Fuad Rizal". Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Juli 2022. Diakses tanggal 6 Desember 2019.
- ^ Primadhyta, Safyra (14 April 2015). "Garuda Indonesia Jajaki Penerbangan ke Paris dan Frankfurt". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-18. Diakses tanggal 2015-04-18.
- ^ "Garuda and LOT Polish Airlines Agree on New Jakarta-Warsaw Flight Route". Jakarta Globe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-29. Diakses tanggal 2015-05-23.
- ^ Hasibuan, Anggi (12 Mei 2015). "Garuda-Air Nugini Buka Rute Jakarta-Port Moresby". Metrotvnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-30. Diakses tanggal 2015-05-23.
- ^ "Laksanakan Program "Quick Wins", Garuda Indonesia Catat Pertumbuhan Positif di Awal Tahun 2015". Garuda Indonesia. 20 Maret 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 2015-05-23.
- ^ "Garuda Indonesia Perluas Kemitraan Lindung Nilai dengan Bank Internasional Indonesia, Bank Mega, ANZ Indonesia dan Standard Chartered Bank Indonesia". Garuda Indonesia. 14 April 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-30. Diakses tanggal 2015-05-23.
- ^ "Garuda Indonesia Laksanakan Kerjasama "Cash Management" Bersama BRI,BII, Standard Chartered Bank dan Citibank". Garuda Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 2015-05-23.
- ^ "Garuda Indonesia priced USD500m Sukuk in late May-2015". Centreforaviation.com. 15 Juni 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-30. Diakses tanggal 2015-06-27.
- ^ "Garuda Sebut Maskapai Timur Tengah Serbu Pasar Indonesia". Indo-aviation.com. 15 November 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-25. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Garuda Batalkan Rencana Penerbangan ke Frankfurt dan Paris". Indo-aviation.com. 20 November 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-27. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Garuda Indonesia Belum Akan Tambah Destinasi Baru di Eropa". Indo-aviation.com. 17 Januari 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-24. Diakses tanggal 2016-01-18.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-22. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-20. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-27. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-25. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-04. Diakses tanggal 2015-06-16.
- ^ http://indo-aviation.com/2016/01/17/garuda-indonesia-segera-pindahkan-operasi-ke-london-heathrow/
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-14. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-20. Diakses tanggal 2016-02-15.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-29. Diakses tanggal 2016-02-26.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-01. Diakses tanggal 2016-02-26.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-24. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-15. Diakses tanggal 2016-01-18.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-26. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-09. Diakses tanggal 2016-01-08.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-11. Diakses tanggal 2016-01-18.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2016-02-26.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-25. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-25. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-15. Diakses tanggal 2016-01-18.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-31. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-25. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-25. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-25. Diakses tanggal 2016-01-09.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-28. Diakses tanggal 2016-02-26.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-03. Diakses tanggal 2016-01-08.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-09. Diakses tanggal 2016-01-08.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-22. Diakses tanggal 2016-01-18.
- ^ Wareza, Monica (19 Juni 2020). "Garuda akan Buka Penerbangan Langsung ke AS, Prancis & India". CNBC Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-12. Diakses tanggal 2020-06-19.
- ^ Utami, Suci Sedya (19 Juni 2020). "Garuda Bakal Sesuaikan Jadwal Terbang". medcom.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-12. Diakses tanggal 2020-06-20.
- ^ Puspa, Anitana Widya (19 Juni 2020). "Garuda Ingin Terbangi Kota Utama di Eropa, Dibantu Subsidi". Bisnis.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-29. Diakses tanggal 2020-06-19.
- ^ "Garuda Indonesia SBU". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-30. Diakses tanggal 2012-10-10.
- ^ "Abacus Distribution Systems Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-05. Diakses tanggal 2012-10-10.
- ^ "Tentang PT Aero Systems Indonesia (ASYST)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-09. Diakses tanggal 2017-04-05.
- ^ "Garuda Indonesia Training Center". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-05. Diakses tanggal 2012-10-10.
- ^ "Garuda Indonesia Cargo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-08. Diakses tanggal 2012-10-10.
- ^ "Garuda Sentral Medika". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-26. Diakses tanggal 2014-10-26.
- ^ "Garuda forms partnership with Liverpool FC". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-12. Diakses tanggal 11 Juli 2012.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-07-31. Diakses tanggal 2016-01-08.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-20. Diakses tanggal 2015-06-26.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-26. Diakses tanggal 2015-06-21.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-12. Diakses tanggal 2015-06-21.
- ^ "Garuda Indonesia Experience". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-20. Diakses tanggal 2014-07-02.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-26. Diakses tanggal 2015-11-05.
- ^ "Garuda Indonesia wins Best International Airline". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-14. Diakses tanggal 2014-05-13.
- ^ "Garuda Indonesia raih The Worlds Most Improves Airline Award pada tahun 2010". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-13. Diakses tanggal 2014-05-13.
- ^ "Garuda Indonesia raih dua penghargaan internasional". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-14. Diakses tanggal 2014-05-13.
- ^ "Garuda kini jadi maskapai terbaik Asia dan Australia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-02. Diakses tanggal 2014-05-13.
- ^ "Garuda Indonesia terima penghargaan maskapai dengan makanan terlezat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-14. Diakses tanggal 2014-05-13.
- ^ "Garuda raih Worlds Best Economy Class 2013 dari Skytrax". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-03. Diakses tanggal 2014-05-13.
- ^ "Garuda Indonesia awared The Worlds Best Cabin Staff". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-21. Diakses tanggal 2014-07-19.
- ^ "Artikel:"Prestasi Terakhir Emirsyah Satar di Garuda Indonesia" di metrotvnews.com". Metrotvnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-26. Diakses tanggal 2014-12-12.
- ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/garuda-indonesia-cabin-crew-once-again-voted-worlds-best-cabin-crew-2015.page Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine.?
- ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/ga-pertahankan-gelar-maskapai-bintang-5.page Diarsipkan 2017-07-06 di Wayback Machine.?
- ^ "Untuk Keempat Kalinya, Garuda Indonesia Kembali Dinobatkan sebagai "World's Best Cabin Crew"". Garuda Indonesia. 20 Juni 2017. Diakses tanggal 22 Juni 2017.
- ^ "Fleet Revitalization". Garuda Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-27. Diakses tanggal 2018-06-06.
- ^ "Seat Map". Garuda Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-14. Diakses tanggal 2022-02-14.
- ^ "Orders Announced on Day 1 of the Paris Air Show". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-26. Diakses tanggal 2022-05-22.
- ^ "Garuda confirms 14 A330neos to replace A330 order". FlightGlobal. 19 April 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-07. Diakses tanggal 5 February 2019.
- ^ "PICTURE: Garuda Indonesia retires last Boeing 747-400". 10 October 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-11. Diakses tanggal 2018-06-08.
- ^ "Indonesia's Garuda cancels 49-plane Boeing 737 order after crashes". AFP. 2019-03-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-22. Diakses tanggal 2019-03-22.
- ^ "Garuda looks to scrap Boeing 737 Max order". BBC News-GB. 2019-03-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-24. Diakses tanggal 2019-03-24.
- ^ "Tempo Interaktif Pilot Garuda Diduga Meninggal Karena Serangan Jantung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-11. Diakses tanggal 2007-03-11.
- ^ "Hatta: Identifikasi Korban Tewas Garuda Juga Gunakan Tes DNA". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-29. Diakses tanggal 2007-03-07.
- ^ "Penumpang Garuda Indonesia meninggal di udara". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-14. Diakses tanggal 2014-06-19.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-29. Diakses tanggal 2015-02-04.
Pranala luar
- Situs web resmi Diarsipkan 2020-03-23 di Wayback Machine.
- Profil perusahaan Diarsipkan 2023-06-02 di Wayback Machine.
- Anak perusahaan Diarsipkan 2022-02-09 di Wayback Machine.
- Berita dan Kegiatan Diarsipkan 2022-12-12 di Wayback Machine.