Jawa Barat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
Pendidikan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Herryz (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 359: Baris 359:


== Pendidikan ==
== Pendidikan ==
[[Berkas:Rector's office of the University of Indonesia 02.jpg|jmpl|220px|ki|Rektorat [[Universitas Indonesia]].]]
Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] Jawa Barat, pada tahun 2021, jumlah [[Sekolah Dasar]] yang ada di provinsi Jawa Barat sebanyak 19.639 sekolah, dengan rincian 17.424 sekolah negeri dan 2.215 sekolah swasta.<ref name="SD">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/indicator/28/146/1/jumlah-sekolah-dasar.html|title=Jumlah Sekolah Dasar|date=[[2021]]|website=jabar.bps.go.id|accessdate=23 Juli 2023}}</ref> Sementara untuk tingkat [[Sekolah Menengah Pertama]] terdapat 5.825 sekolah, dengan rincian 1.982 sekolah negeri, dan 3.843 sekolah swasta.<ref name="SMP">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/indicator/28/153/1/jumlah-sekolah-menengah-pertama-smp-.html|title=Jumlah Sekolah Menengah Pertama -SMP|date=[[2022]]|website=jabar.bps.go.id|accessdate=23 Juli 2023}}</ref> Selanjutnya untuk tingkat [[Sekolah Menengah Atas]], sebanyak 1.711 sekolah, dengan rincian sekolah negeri sebanyak 514 sekolah, dan sebanyak 1.192 sekolah swasta.<ref name="SMA">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/indicator/28/159/1/jumlah-sekolah-menengah-atas.html|title=Jumlah Sekolah Menengah Atas|date=[[2022]]|website=jabar.bps.go.id|accessdate=23 Juli 2023}}</ref> [[Sekolah Menengah Kejuruan]] sebanyak 2.905 sekolah, dengan rincian 288 sekolah negeri dan 2.617 sekolah swasta.<ref name="SMK">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/indicator/28/161/1/jumlah-sekolah-menengah-kejuruan.html|title=Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan|date=[[2022]]|website=jabar.bps.go.id|accessdate=23 Juli 2023}}</ref>
[[Berkas:Gedung Rektorat Universitas Katolik Parahyangan.jpg|jmpl|ka|220px|Gedung rektorat [[Universitas Katolik Parahyangan]] Bandung]]

Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] Jawa Barat, pada tahun 2021 dan 2022, jumlah [[Sekolah Dasar]] yang ada di provinsi Jawa Barat sebanyak 19.639 sekolah, dengan rincian 17.424 sekolah negeri dan 2.215 sekolah swasta.<ref name="SD">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/indicator/28/146/1/jumlah-sekolah-dasar.html|title=Jumlah Sekolah Dasar|date=[[2021]]|website=jabar.bps.go.id|accessdate=23 Juli 2023}}</ref> Sementara untuk tingkat [[Sekolah Menengah Pertama]] terdapat 5.825 sekolah, dengan rincian 1.982 sekolah negeri, dan 3.843 sekolah swasta.<ref name="SMP">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/indicator/28/153/1/jumlah-sekolah-menengah-pertama-smp-.html|title=Jumlah Sekolah Menengah Pertama -SMP|date=[[2022]]|website=jabar.bps.go.id|accessdate=23 Juli 2023}}</ref> Selanjutnya untuk tingkat [[Sekolah Menengah Atas]], sebanyak 1.711 sekolah, dengan rincian sekolah negeri sebanyak 514 sekolah, dan sebanyak 1.192 sekolah swasta.<ref name="SMA">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/indicator/28/159/1/jumlah-sekolah-menengah-atas.html|title=Jumlah Sekolah Menengah Atas|date=[[2022]]|website=jabar.bps.go.id|accessdate=23 Juli 2023}}</ref> [[Sekolah Menengah Kejuruan]] sebanyak 2.905 sekolah, dengan rincian 288 sekolah negeri dan 2.617 sekolah swasta.<ref name="SMK">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/indicator/28/161/1/jumlah-sekolah-menengah-kejuruan.html|title=Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan|date=[[2022]]|website=jabar.bps.go.id|accessdate=23 Juli 2023}}</ref>


Sementara untuk tingkat perguruan tinggi, jumlah keseluruhan di Jawa Barat sebanyak 392 perguruan tinggi. 12 diantaranya adalah perguruan tinggi negeri, dan selebihnya 380 perguruan tinggi swasta. Jumlah ini menjadikan Jawa Barat memiliki perguruan tinggi terbanyak di Indonesia.<ref name="PT">{{cite web|url=https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/11/provinsi-dengan-perguruan-tinggi-terbanyak-jawa-barat-teratas|title=Provinsi Dengan Perguruan Tinggi Terbanyak, Jawa Barat Teratas|date=[[2022]]|website=databoks.katadata.co.id|accessdate=23 Juli 2023}}</ref> [[Universitas Indonesia]], [[Institut Teknologi Bandung]], [[Universitas Padjajaran]], [[Institut Pertanian Bogor]], [[Universitas Telkom]], lima perguruan tinggi di Jawa Barat yang masuk dalam peringkat 10 perguruan tinggi terbaik di Indonesia menurut UniRank, untuk tahun 2023. Sementara itu, [[Universitas Pendidikan Indonesia]] Bandung, [[Universitas Islam Bandung]], [[Universitas Katolik Parahyangan]] Bandung, masuk dalam 100 perguruan tinggi terbaik di [[Indonesia]].<ref>{{cite web|url=https://www.4icu.org/id/|title=2023 Indonesian University Ranking|website=/www.4icu.org|accessdate=23 Juli 2023}}</ref>
Sementara untuk tingkat perguruan tinggi, jumlah keseluruhan di Jawa Barat sebanyak 392 perguruan tinggi. 12 diantaranya adalah perguruan tinggi negeri, dan selebihnya 380 perguruan tinggi swasta. Jumlah ini menjadikan Jawa Barat memiliki perguruan tinggi terbanyak di Indonesia.<ref name="PT">{{cite web|url=https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/11/provinsi-dengan-perguruan-tinggi-terbanyak-jawa-barat-teratas|title=Provinsi Dengan Perguruan Tinggi Terbanyak, Jawa Barat Teratas|date=[[2022]]|website=databoks.katadata.co.id|accessdate=23 Juli 2023}}</ref> [[Universitas Indonesia]], [[Institut Teknologi Bandung]], [[Universitas Padjajaran]], [[Institut Pertanian Bogor]], [[Universitas Telkom]], lima perguruan tinggi di Jawa Barat yang masuk dalam peringkat 10 perguruan tinggi terbaik di Indonesia menurut UniRank, untuk tahun 2023. Sementara itu, [[Universitas Pendidikan Indonesia]] Bandung, [[Universitas Islam Bandung]], [[Universitas Katolik Parahyangan]] Bandung, masuk dalam 100 perguruan tinggi terbaik di [[Indonesia]].<ref>{{cite web|url=https://www.4icu.org/id/|title=2023 Indonesian University Ranking|website=/www.4icu.org|accessdate=23 Juli 2023}}</ref>

Revisi per 23 Juli 2023 08.25

Jawa Barat
Transkripsi bahasa Sunda
 • Aksara Sundaᮏᮝ ᮊᮥᮜᮧᮔ᮪
 • Pegonڤرَوفينسي جاوا كولَون
 • Alfabet bahasa SundaJawa Kulon
Bendera Jawa Barat
Julukan: 
  • Tatar Sunda
  • Pasundan
Motto: 
Gemah, ripah, répéh, rapih
(Sunda) Makmur, sentosa, sederhana, rapi[1]
Peta
Peta
Negara Indonesia
Dasar hukum pendirianUU No. 11 Tahun 1950
Hari jadi19 Agustus 1945 (umur 78)[2]
Kota besar lainnya
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 18
  • Kota: 9
  • Kecamatan: 627
  • Kelurahan: 646
  • Desa: 5.957
Pemerintahan
 • GubernurRidwan Kamil
 • Wakil GubernurUu Ruzhanul Ulum
 • Sekretaris DaerahSetiawan Wangsaatmaja
 • Ketua DPRDBrigjen TNI (Purn.) Taufik Hidayat
Luas
 • Total35.377,76 km2 (13,659,43 sq mi)
Populasi
 • Total49.405.808
 • Peringkat1
 • Kepadatan1,400/km2 (3,600/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam (97,22%)
Kristen (2,45%)
Protestan (1,83%)
Katolik (0,65%)
Buddha (0,22%)
Hindu (0,04%)
Konghucu (0,03%)
Sunda Wiwitan (0,01%)[4]
 • Bahasa
 • IPMKenaikan 73,12 (2022)
tinggi[5]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
16xxx-17xxx, 40xxx-41xxx, dan 43xxx-46xxx
Kode area telepon
Daftar
  • +62 21—Kota Depok—Kota Bekasi—Kabupaten Bekasi—Cibinong (Kabupaten Bogor)
  • +62 22—Kota Bandung—Kota Cimahi—Soreang (Kabupaten Bandung)—Lembang - Ngamprah (Kabupaten Bandung Barat)
  • +62 231—Kota Cirebon—Sumber - Losari (Kabupaten Cirebon)
  • +62 232—Kabupaten Kuningan
  • +62 233—Kabupaten Majalengka
  • +62 234—Kabupaten Indramayu
  • +62 251—Kabupaten Bogor—Kota Bogor—Bojongsari - Sawangan (Kota Depok)
  • +62 260—Kabupaten Subang
  • +62 261—Kabupaten Sumedang
  • +62 262—Kabupaten Garut
  • +62 263—Kabupaten Cianjur
  • +62 264—Kabupaten Purwakarta—Cikampek (Kabupaten Karawang)
  • +62 265—Kota Tasikmalaya—Kadipaten - Singaparna (Kabupaten Tasikmalaya)—Kota Banjar—Kabupaten Ciamis—Kabupaten Pangandaran
  • +62 266—Kota Sukabumi—Palabuhanratu (Kabupaten Sukabumi)—Kabupaten Cianjur
  • +62 267—Kabupaten Karawang
Kode ISO 3166ID - JB
Pelat kendaraan
Daftar
  • B (Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Kota Depok)
  • D (eks-Keresidenan Priangan bagian barat (Bandung Raya))
  • E (eks-Keresidenan Cirebon)
  • F (eks-Keresidenan Bogor)
  • T (eks-Keresidenan Karawang)
  • Z (eks-Keresidenan Priangan bagian timur)
Kode Kemendagri32
Kode BPS32
APBDRp 28.530.972.638.325,-[6] (2015)
PADRp 23.989.000.087.978,-[7]
DAURp 3.306.552.702.000,- (2020)[8]
Lagu daerah"Manuk Dadali"
"Bubuy Bulan"
"Tokecang"
Rumah adat
Senjata tradisionalKujang
Flora resmiGandaria
Fauna resmiMacan tutul jawa
Situs webjabarprov.go.id
¹ Jumlah penduduk provinsi Jawa Barat pada sensus Penduduk 2010 adalah sebanyak 46.497.175 jiwa[9]

Jawa Barat (disingkat Jabar, bahasa Sunda: ᮏᮝ ᮊᮥᮜᮧᮔ᮪, translit. Jawa Kulon) atau dikenal dengan Tatar Sunda adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kota provinsi ini berada di Kota Bandung. Pada tahun 2022 penduduk provinsi Jawa Barat berjumlah 49.405.808 jiwa, dengan kepadatan 1.379 jiwa/km2.[3] Berdasarkan sensus BPS pada tahun 2010, penduduk di Jawa Barat merupakan provinsi dengan penduduk terbanyak pertama di Indonesia, penduduk aslinya merupakan suku Sunda.

Jawa Barat merupakan jantung budaya Sunda atau biasa disebut sebagai Tatar Sunda atau Pasundan bersama dengan provinsi Banten. Meskipun banyak pendatang yang menetap dan tinggal dari berbagai suku bangsa lainnya di Indonesia terutama di wilayah metropolitan Jakarta dan migrasi di Cirebon sejak berabad-abad lamanya.

Sejarah

Temuan arkeologi di Anyer menunjukkan adanya budaya logam perunggu dan besi sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman buni (Bekasi kuno) bisa ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon.[butuh rujukan]

Wilayah Jawa Barat pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara.[10] Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Ada tujuh prasasti yang ditulis dalam aksara Wengi (yang digunkan dalam masa Palawa India) dan bahasa Sansakerta yang sebagian besar menceritakan para raja Tarumanagara.[11]

Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara, kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali Serayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda[butuh rujukan]. Salah satu prasasti dari zaman Kerajaan Sunda adalah prasasti Kebon Kopi II yang berasal dari tahun 932. Kerajaan Sunda beribu kota di Pakuan Pajajaran (sekarang kota Bogor).[butuh rujukan]

Pada abad ke-16, Kesultanan Demak tumbuh menjadi saingan ekonomi dan politik Kerajaan Sunda. Pelabuhan Cerbon (kelak menjadi Kota Cirebon) lepas dari Kerajaan Sunda karena pengaruh Kesultanan Demak. Pelabuhan ini kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Cirebon yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Pelabuhan Banten juga lepas ke tangan Kesultanan Cirebon dan kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Banten.

Untuk menghadapi ancaman ini, Sri Baduga Maharaja, raja Sunda saat itu, meminta putranya, Surawisesa untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan dengan orang Portugis di Malaka untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama, yaitu Sunda Kalapa (sekarang Jakarta) kepada Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak. Pada saat Surawisesa menjadi raja Sunda, dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkosa, dibuatlah perjanjian pertahanan keamanan Sunda-Portugis, yang ditandai dengan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal atau dikenal dengan Padrão Sunda Kelapa , ditandatangani dalam tahun 1512. Sebagai imbalannya, Portugis diberi akses untuk membangun benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses untuk perdagangan di sana. Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan tersebut, pada tahun 1522 didirikan suatu monumen batu yang disebut padrão di tepi Ci Liwung.

Meskipun perjanjian pertahanan keamanan dengan Portugis telah dibuat, pelaksanaannya tidak dapat terwujud karena pada tahun 1527 pasukan aliansi CirebonDemak, dibawah pimpinan Fatahilah atau Paletehan menyerang dan menaklukkan pelabuhan Sunda Kalapa. Perang antara Kerajaan Sunda dan aliansi Cirebon–Demak berlangsung lima tahun sampai akhirnya pada tahun 1531 dibuat suatu perjanjian damai antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon.

Dari tahun 1567 sampai 1579, dibawah pimpinan Raja Mulya, alias Prabu Surya Kencana, Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar dibawah tekanan Kesultanan Banten. Setelah tahun 1576, kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan Pakuan Pajajaran (ibu kota Kerajaan Sunda), dan akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Zaman pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan (Jawa Barat bagian tenggara) jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.

Jawa Barat sebagai provinsi otonom ditetapkakn pada tahun 1926 ketika pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi Jawa Barat. Penetapannya dalam rangka pembaharuan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi pemerintahan. Status ini secara resmi ditetapkan pada tanggal 1 Januari 1926 melalui staatsblad (lembar negara) nomor 326 pada tahun 1926. Kemudian ditetapkan lagi dalam staatsblad nomor 27, 28 dan 438 pada tahun 1928, dan staatsblad nomor 507 pada tahun 1932.[12]

Pembentukan provinsi Jawa Barat merupakan pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925, digunakan istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan, sebagai istilah geografi untuk menyebut bagian Pulau Jawa di sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy yang sebagian besar dihuni oleh penduduk yang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.

Pada 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia. Ibukota Jawa Barat berpindah silih berganti. Ibukota Jawa Barat yang mula-mula ditempatkan di Bandung pada 19 Agustus 1945[13] dipindah ke Indihiang, Tasikmalaya pada 21 Juli 1947.[14] Selang beberapa hari kemudian,[butuh rujukan] ibukota Jawa Barat dipindah dari Indihiang ke Lebak Siuh lalu ke Culamega kemudian ke Tawangbanteng.[14] Raden Mas Sewaka kemudian ditangkap Belanda[14] dalam Agresi Militer Belanda I.[butuh rujukan] Ibukota Jawa Barat kemudian dipindah ke Wanayasa, Purwakarta pada 17 Agustus 1948.[14] Saat ibukota Jawa Barat dipindah ke Wanayasa, Oja Soemantri membentuk pemerintahan Jawa Barat dengan nama Pemerintahan Republik Jawa Barat (PRJB).[14] PRJB sendiri adalah suatu republik yang menolak Perjanjian Renville namun masih menyatakan setia pada semangat proklamasi 17 Agustus 1945.[14] Ketika Raden Mas Sewaka menjadi gubernur, ibukota Jawa Barat dipindah dari Wanayasa ke Subang, Kuningan.[14] Hal tersebut dilakukan untuk menjaga keamanan akibat Agresi Militer Belanda II.

Tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB. Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950.

Geografi

Kawah gunung Tangkuban Parahu di wilayah selatan kabupaten Subang[15].

Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan dengan Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, dan Laut Jawa di sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah di sebelah timur, Samudera Hindia di sebelah selatan, serta Provinsi Banten dan Provinsi DKI Jakarta di sebelah barat.

Kawasan pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan pegunungan, yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat hingga timur Pulau Jawa. Titik tertingginya adalah Gunung Ciremay, yang berada di sebelah barat daya Kota Cirebon. Sungai-sungai yang cukup penting adalah Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk, yang bermuara di Laut Jawa.

Iklim

Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu terendah tercatat yang dapat mencapai 9 °C di Puncak Gunung Pangrango dan tertinggi tercatat yang dapat mencapai 34 °C di Pantai Utara. Curah hujan rata-rata mencapai 2.000mm per tahun di seluruh propinsi.[butuh rujukan] Adapun curah hujan di beberapa tempat di daerah pegunungan berkisar antara 3.000mm sampai 5.000mm per tahun.

Pemerintahan

Gubernur

Gedung Sate Bandung

Gubernur merupakan jabatan tertinggi dalam pemerintahan provinsi Jawa Barat. Saat ini, gubernur Jawa Barat dijabat oleh Ridwan Kamil, dan didampingi oleh wakil gubernur, Uu Ruzhanul Ulum. Ridwan dan Ruzhanul menang pada Pemilihan umum Gubernur Jawa Barat 2018, untuk masa jabatan 2018-2023. Mereka dilantik oleh presiden Indonesia, Joko Widodo, pada 5 September 2018 di Istana Negara Jakarta.[16]

Potret Gubernur Awal Akhir Periode Wakil Potret
Ridwan Kamil 5 September 2018 Petahana 19
(2018)
Uu Ruzhanul Ulum

Perwakilan Daerah

DPRD Jawa Barat beranggotakan 120 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Jawa Barat terdiri dari 1 Ketua dan 5 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Jawa Barat yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 2 September 2019 oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Bandung, Arif Supratman, di Gedung Merdeka. Komposisi anggota DPRD Jawa Barat periode 2019-2024 terdiri dari 10 partai politik di mana Partai Gerindra adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu masing-masing 25 kursi.[17][18][19] Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Jawa Barat dalam tiga periode terakhir.[20][21] [22][23]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009-2014 2014-2019 2019-2024
PKB 2 Kenaikan 7 Kenaikan 12
Gerindra 8 Kenaikan 11 Kenaikan 25
PDI-P 17 Kenaikan 20 Steady 20
Golkar 16 Kenaikan 17 Penurunan 16
PKS 13 Penurunan 12 Kenaikan 21
PPP 8 Kenaikan 9 Penurunan 3
PAN 5 Penurunan 4 Kenaikan 7
Hanura 3 Steady 3 Penurunan 0
Demokrat 28 Penurunan 12 Penurunan 11
NasDem (baru) 5 Penurunan 4
Perindo (baru) 1
Jumlah Anggota 100 Steady 100 Kenaikan 120
Jumlah Partai 9 Kenaikan 10 Steady 10

Jawa Barat memiliki 91 wakil di DPR RI dari 11 daerah pemilihan dan empat wakil di DPD.

Kabupaten dan Kota

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[24] Jumlah penduduk (2023)[25] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang
Peta lokasi
1 Kabupaten Bandung Soreang Dadang Supriatna 1.767,96 3.749.172 31 10/270
2 Kabupaten Bandung Barat Ngamprah Arsan Latif (Pj.) 1.305,77 1.847.096 16 -/165
3 Kabupaten Bekasi Cikarang Pusat Dani Ramdan (Pj.) 1.224,88 3.197.006 23 8/179
4 Kabupaten Bogor Cibinong Asmawa Tosepu (Pj.) 2.710,62 5.558.885 40 19/416
5 Kabupaten Ciamis Ciamis Herdiat Sunarya 1.414,71 1.281.201 27 7/258
6 Kabupaten Cianjur Cianjur Herman Suherman 3.840,16 2.535.002 32 6/354
7 Kabupaten Cirebon Sumber Imron Rosyadi 984,52 2.437.899 40 12/412
8 Kabupaten Garut Tarogong Kidul Barnas Adjidin (Pj.) 3.074,07 2.753.949 42 21/421
9 Kabupaten Indramayu Indramayu Nina Agustina 2.040,11 1.933.948 31 8/309
10 Kabupaten Karawang Karawang Barat Aep Syaepuloh 1.652,20 2.539.381 30 12/297
11 Kabupaten Kuningan Kuningan Raden Iip Hidajat (Pj.) 1.110,56 1.231.772 32 15/361
12 Kabupaten Majalengka Majalengka Dedi Supandi (Pj.) 1.204,24 1.354.803 26 13/330
13 Kabupaten Pangandaran Parigi Jeje Wiradinata 1.010,00 442.205 10 -/93
14 Kabupaten Purwakarta Purwakarta Benny Irwan (Pj.) 825,74 1.036.768 17 9/183
15 Kabupaten Subang Subang Imran (Pj.) 1.893,95 1.636.233 30 8/245
16 Kabupaten Sukabumi Palabuhanratu Marwan Hamami 4.145,70 2.790.320 47 5/381
17 Kabupaten Sumedang Sumedang Utara Herman Suryatman (Pj.) 1.518,33 1.205.685 26 7/270
18 Kabupaten Tasikmalaya Singaparna Ade Sugianto 2.551,19 1.958.221 39 -/351
19 Kota Bandung - Bambang Tirtoyuliono (Pj.) 167,67 2.569.107 30 151/-
20 Kota Banjar - Ida Wahida Hidayati (Pj.) 113,49 208.309 4 9/16
21 Kota Bekasi - Raden Gani Muhamad (Pj.) 206,61 2.513.669 12 56/-
22 Kota Bogor - Hery Antasari (Pj.) 118,50 1.127.408 6 68/-
23 Kota Cimahi - Dicky Saromi (Pj.) 39,27 575.519 3 15/-
24 Kota Cirebon - Agus Mulyadi (Pj.) 37,36 352.347 5 22/-
25 Kota Depok - Mohammad Idris 200,29 1.941.360 11 63/-
26 Kota Sukabumi - Kusmana Hartadji (Pj.) 48,25 364.912 7 33/-
27 Kota Tasikmalaya - Cheka Virgowansyah (Pj.) 171,61 757.815 10 69/-


Demografi

Penduduk

Piramida penduduk Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil sensus 2010. Legenda:
  Laki-laki
  Perempuan
Peta kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat berdasarkan tingkat kepadatan penduduk hasil sensus 2010.
  < 2.000
  2.000 - 3.999
  4.000 - 8.999
  9.000 - 10.999
  ≥ 11.000

Jawa Barat merupakan wilayah berkaraktaristik kontras dengan dua identitas: masyarakat urban yang sebagian besar tinggal di wilayah Jabodetabek (sekitar Jakarta) serta Bandung Raya; dan masyarakat tradisional yang hidup di pedesaan yang tersisa. Pada tahun 2002, populasi Jawa Barat mencapai 37.548.565 jiwa, dengan rata-rata kepadatan penduduk 1.033 jika/km persegi. Dibandingkan dengan angka pertumbuhan nasional (2,14% per tahun), Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat terendah, dengan 2,02% per tahun.

Tahun 2010, jumlah penduduk provinsi Jawa Barat adalah sebanyak 43.053.732 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 28.282.915 jiwa (65,69 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 14.770.817 jiwa (34,31 persen). Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 0,41 persen di Kota Banjar hingga yang tertinggi sebesar 11,08 persen di Kabupaten Bogor.

Penduduk laki-laki Provinsi Jawa Barat sebanyak 21.907.040 jiwa dan perempuan sebanyak 21.146.692 jiwa. Seks Rasio adalah 104, berarti terdapat 104 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Seks rasio menurut kabupaten/kota yang terendah adalah Kabupaten Ciamis sebesar 98 dan tertinggi adalah Kabupaten Cianjur sebesar 107. Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, kelompok umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 97 sampai dengan 113, dan dan kelompok umur 65-69 sebesar 96.

Median umur penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010 adalah 26,86 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Jawa Barat termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun.

Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Jawa Barat adalah 51,20. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 51 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 48,84 sementara di daerah perdesaan 55,92.[26]

Suku bangsa

Parebut Seeng, bela diri silat masyarakat Sunda.
Tari Topeng Kelana, tarian asal Cirebon, Jawa Barat

Penduduk asli provinsi Jawa Barat adalah Suku Sunda. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, suku bangsa Jawa Barat sangat beragam. Adapun jumlah penduduk provinsi Jawa Barat berdasarkan suku bangsa tahun 2010 dari 42.982.865 jiwa adalah suku Sunda sebanyak 30.889.910 jiwa (71,87%), kemudian suku Jawa 5.710.652 jiwa (13,29%), Betawi 2.664.143 (6,20%), Cirebon 1.812.842 jiwa (4,22%).[27] Suku di luar pulau Jawa terbesar adalah suku Batak sebanyak 467.438 jiwa (1,09%), kemudian suku Minangkabau 272.018 jiwa (0,63%), Tionghoa 254.920 jiwa (0,59%) dan Melayu 190.224 jiwa (0,44%). Suku asal Sumatra Selatan sebanyak 95.502 jiwa (0,22%), asal Lampung 92.862 jiwa (0,22%), asal Banten 60.948 jiwa (0,14%), Madura 0,10% dan suku lainnya 0,99%.[27]

Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2000 dan Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Jawa Barat:[28]

No Suku Jumlah (2000) % Jumlah (2010) %
1 Sunda 26.297.124 73,73% 30.889.910 71,87%
2 Jawa 3.939.465 11,05% 5.710.652 13,29%
3 Betawi 1.901.930 5,33% 2.664.143 6,20%
4 Cirebon 1.890.102 5,30% 1.812.842 4,22%
5 Batak 275.230 0,77% 467.438 1,09%
6 Minangkabau 168.999 0,47% 272.018 0,63%
7 Tionghoa 163.255 0,46% 254.920 0,59%
8 Melayu 190.224 0,44%
9 Asal Sumatra Selatan 95.502 0,22%
10 Lampung 92.862 0,22%
11 Madura 43.001 0,10%
12 Suku Lainnya 967.782 2,71% 428.914 0,99%
Provinsi Jawa Barat 35.668.374 100% 42.982.865 100%

Bahasa

Salah satu manuskrip bahasa Sunda, koleksi Museum Sri Baduga Bandung, Jawa Barat

Selain bahasa resmi yakni bahasa Indonesia, mayoritas masyarakat Jawa Barat umumnya bertutur menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa asli mereka. Sementara di sebagian besar wilayah timur laut provinsi Jawa Barat seperti kabupaten dan kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, serta sebagian utara Kabupaten Subang dan sebagian utara Kabupaten Karawang (khususnya di kecamatan Cilamaya Kulon dan Cilamaya Wetan) dituturkan bahasa Jawa Cirebonan dan bahasa Jawa Indramayu (Dermayonan) sedangkan daerah perbatasan dengan DKI Jakarta seperti sebagian Kota Bekasi, Kecamatan Tarumajaya dan Babelan (Kabupaten Bekasi), kecamatan Parung, Tajurhalang, Bojonggede serta sebagian utara Gunung Sindur (Kabupaten Bogor) dan Kota Depok bagian utara dituturkan bahasa Betawi oleh pendatang etnis Betawi.

Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali karena banyak pendatang yang sudah menggeser bahasa dan budaya Sunda. Sejumlah stasiun televisi dan radio lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita dan talk show, misalnya Bandung TV memiliki program berita menggunakan Bahasa Sunda serta Cirebon Radio yang menggunakan ragam Bahasa Cirebon. Begitu pula dengan media massa cetak yang menggunakan bahasa sunda, seperti majalah Manglé dan majalah Bina Da'wah yang diterbitkan oleh Dewan Da'wah Jawa Barat.

Pembagian wilayah Geobudaya di Jawa Barat
  Bodebek
  Purwasuka
  Ciayumajakuning
  Priangan Barat
  Priangan Tengah
  Priangan Timur

Keberagaman budaya dan bahasa yang ada di Jawa Barat sempat diuji ketika Kongres Jawa Barat yang ketiga disiapkan. Tepatnya di Kota Bandung tanggal 23 Februari 1948[29] Menurut Dayat Suryana dalam bukunya yang berjudul Provinsi Provinsi di Indonesia, peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 28 Februari 1948.[30] Salah satu perwakilan warga Jawa Barat dari suku Sunda yaitu Soeria Kartalegawa yang juga ketua Partai Rakyat Pasundan (PRP) mengusulkan supaya pembicaraan dalam rapat badan perwakilan tersebut (Kongres Jawa Barat) dibolehkan mempergunakan bahasa Sunda, namun belakang usulan tersebut segera disanggah oleh perwakilan masyarakat Jawa Barat lainnya dari suku Cirebon yaitu Soekardi. Soekardi mencetuskan:

Bahasa Sunda

Bahasa Sunda merupakan bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Jawa Barat, terutama di wilayah Parahyangan atau wilayah kebudayaan Priangan yang merupakan wilayah tempat tinggal tradisional Suku Sunda.

Berdasarkan Pergub Jabar No.69 tahun 2013, Bahasa Sunda ditetapkan sebagai salah-satu mata pelajaran bahasa dan sastra daerah di Jawa Barat, bersama dengan bahasa Cirebon. Bahasa Sunda diajarkan di dua tingkat jenjang pendidikan, yaitu jenjang pendidikan dasar (Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah lalu Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah) dan jenjang pendidikan menengah (Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah).[31]

Dalam membantu keberlangsungan pendidikan Bahasa Sunda di Jawa Barat, pemerintah daerah Jawa Barat bekerjasama dengan Universitas Padjadjaran dan Yayasan Kebudayaan Rancage menerbitkan Kamus Utama, yaitu kamus bahasa Sunda terlengkap yang terdiri dari 6 jilid, 10.000 halaman dan memuat 150.000 entri.[32][33] Saat ini kamus tersebut sudah dikirim ke perpustakaan di Eropa seperti perpustakaan KITLV di Belanda.[34]

Bahasa Cirebon

Pada sensus penduduk 2010 jumlah penduduk provinsi Jawa Barat adalah sebanyak 46.497.175 jiwa[35] sementara jumlah suku Cirebon pada sensus penduduk 2010 dengan survei awal pada wilayah inti suku Cirebon yaitu di kabupaten Cirebon, kota Cirebon dan kabupaten Indramayu adalah sebesar 1.812.842 jiwa, data tersebut menjelaskan bahwa jumlah suku Cirebon ada sekitar 4-5% dari total provinsi Jawa Barat. Secara budaya dan bahasa, suku Cirebon masih mewarisi kedekatan-kesekatan tersebut dengan suku Sunda.

Ekonomi

Kota dan Kabupaten di Jawa Barat menurut Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2019
  80.01 ke atas
  75.01 - 80.00
  70.01 - 75.00
  65.01 - 70.00

Manufaktur

Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi untuk manufaktur termasuk di antaranya elektronik, industri kulit, pengolahan makanan, tekstil, furnitur dan industri pesawat. Juga panas bumi, minyak dan gas, serta industri petrokimia menjadi andalan Jawa Barat. Penyumbang terbesar terhadap GRDP Jawa Barat adalah sektor manufaktur (36,72%), hotel, perdagangan dan pertanian (14,45%), totalnya sebesar 51,17%. Terlepas dari adanya krisis, Jawa Barat masih menjadi pusat dari industri tekstil modern dan garmen nasional, berbeda dengan daerah lain yang menjadi pusat dari industri tekstil tradisional. Jawa Barat menymbangkan hampir seperempat dari nilai total hasil produksi Indonesia di sektor non Migas. Ekspor utama tekstil, sekitar 55,45% dari total ekspor Jawa Barat.[butuh rujukan]Jawa Barat juga menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi sumber produksi bijih besi untuk tujuan ekspor meski dalam jumlah yang sedikit.[36] Selain itu, Jawa Barat menjadi lokasi produksi baja, alas kaki, furnitur, rotan, elektronika, dan komponen pesawat.

Pertanian

Dikenal sebagai salah satu 'lumbung padi' nasional, hampir 23 persen dari total luas 29,3 ribu kilometer persegi dialokasikan untuk produksi beras.[butuh rujukan] Tidak dimungkiri lagi, Jawa Barat merupakan 'Rumah Produksi' bagi ekonomi Indonesia,[butuh rujukan] hasil pertanian Provinsi Jawa Barat menyumbangkan 15 persen dari nilai total pertanian Indonesia.[butuh rujukan] Hasil tanaman pangan Jawa Barat meliputi beras, kentang manis, jagung, buah-buahan dan sayuran, disamping itu juga terdapat komoditas seperti teh, kelapa, minyak sawit, karet alam, gula, coklat dan kopi. Perternakannya menghasilkan 120.000 ekor sapi ternak, 34% dari total nasional.[butuh rujukan]

Kelautan dan perikanan

Jawa Barat berhadapan dengan dua sisi lautan Jawa pada bagian utara dan samudera Hindia di bagian selatan dengan panjang pantai sekitar 1000 km.[butuh rujukan] Berdasarkan letak inilah Provinsi Jawa Barat memiliki potensi perikanan yang sangat besar.[kenetralan diragukan] Untuk pesisir selatan Jawa Barat, potensi tangkapan ikan diproyeksikan mencapai 1,2 juta ton per tahun meskipun hasil tangkapnya baru mencapai 11 ribu ton per tahun.[37] Total produksi ikan di Jawa Barat mencapai 1,6 juta ton per tahun dengan 280 ribu hingga 300 ribu atau 17,5% hingga 18,75% di antaranya berasal dari produksi ikan tangkap.[37] Artinya, hasil tangkap ikan di pesisir selatan Jawa Barat baru mencapai 3,67% jumlah produksi jkan tangkap di Propinsi Jawa Barat. Laporan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Propinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa terdapat setidaknya 120 ribu nelayan di Jawa Barat dengan jumlah pembudidaya ikan yang diperkirakan mencapai angka jutaan orang.[37]

Suatu perencanaan terpadu[oleh siapa?] tengah dilaksanakan untuk pengembangan Pelabuhan Cirebon, baik sebagai pelabuhan Pembantu Tanjung Priok Jakarta, maupun sebagai pelabuhan perikanan Jawa Barat yang dilengkapi dengan industri perikanan. Potensi perairan darat tidak hanya datang dari sejumlah sungai yang mengalir di Jawa Barat. Potensi ini juga diperoleh dari penampungan air / DAM Saguling di Cirata dan DAM Jatiluhur yang selain menghasilkan tenaga listrik juga berguna untuk mengairi area pertanian dan industri perikanan air tawar.

Jumlah penduduk dan tenaga kerja

Dengan jumlah penduduk sekitar 37 juta manusia pada tahun 2003,[butuh pemastian] atau 16 persen dari total jumlah penduduk Indonesia, Pertumbuhan urbanisasi di Provinsi tumbuh sangat cepat, khususnya disekitar JABODETABEK (sekitar Jakarta). Jawa Barat memiliki tenaga pekerja berpendidikan berjumlah 15,7 juta orang pada tahun 2001 atau 18 persen dari total nasional tenaga pekerja berpendidikan.[butuh pemastian] Sebagian besar bekerja pada bidang pertanian, kehutanan dan perikanan (31%), pada industri manufaktur (17%), perdagangan, hotel dan restoran (22,5%) dan sektor pelayanan (29%).[butuh rujukan]

Mineral dan geotermal

Minyak dapat ditemukan di sepanjang Laut Jawa, utara Jawa Barat, sementara cadangan geotermal (panas bumi) terdapat di beberapa derah di Jawa Barat. Tambang lain sepert Batu gamping, andesit, marmer, tanah liat merupakan pertambangan mineral yang dapat ditemukan, termasuk mineral lain yang cadangan depositnya sangat potensial, Emas yang dikelola PT Aneka Tambang, potensinya sebesar 5,5 million ton, dan menghasilkan 12,1 gram emas per ton.

Pendidikan

Rektorat Universitas Indonesia.
Gedung rektorat Universitas Katolik Parahyangan Bandung

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Barat, pada tahun 2021 dan 2022, jumlah Sekolah Dasar yang ada di provinsi Jawa Barat sebanyak 19.639 sekolah, dengan rincian 17.424 sekolah negeri dan 2.215 sekolah swasta.[38] Sementara untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama terdapat 5.825 sekolah, dengan rincian 1.982 sekolah negeri, dan 3.843 sekolah swasta.[39] Selanjutnya untuk tingkat Sekolah Menengah Atas, sebanyak 1.711 sekolah, dengan rincian sekolah negeri sebanyak 514 sekolah, dan sebanyak 1.192 sekolah swasta.[40] Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 2.905 sekolah, dengan rincian 288 sekolah negeri dan 2.617 sekolah swasta.[41]

Sementara untuk tingkat perguruan tinggi, jumlah keseluruhan di Jawa Barat sebanyak 392 perguruan tinggi. 12 diantaranya adalah perguruan tinggi negeri, dan selebihnya 380 perguruan tinggi swasta. Jumlah ini menjadikan Jawa Barat memiliki perguruan tinggi terbanyak di Indonesia.[42] Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, Universitas Telkom, lima perguruan tinggi di Jawa Barat yang masuk dalam peringkat 10 perguruan tinggi terbaik di Indonesia menurut UniRank, untuk tahun 2023. Sementara itu, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Universitas Islam Bandung, Universitas Katolik Parahyangan Bandung, masuk dalam 100 perguruan tinggi terbaik di Indonesia.[43]

Pendidikan formal SD
negeri dan swasta
SMP
negeri dan swasta
SMA
negeri dan swasta
SMK
negeri dan swasta
Perguruan tinggi
Jumlah satuan 19.639 5.825 1.711 2.905 392
Data sekolah di Jawa Barat
Sumber:[38][39][40][41]

Kesenian

Kuliner

Kesehatan

Catatan dari Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa lima kabupaten dengan kasus demam berdarah dengue paling banyak se-Indonesia berada di wilayah Jawa Barat.[44] Lima kabupaten tersebut meliputi Kota Bandung, dengan 4.196 kasus;[44] Kabupaten Bandung, dengan 2.777 kasus;[44] Kota Bekasi, dengan 2.059 kasus;[44] Sumedang, dengan 1.647 kasus;[44] serta Kota Tasikmalaya, dengan 1.542 kasus.[44]

Aspirasi Perubahan Nama Provinsi Jawa Barat

Secara Geografi, Provinsi Banten merupakan yang jadi Jawa [yang paling] Barat, nama Jawa Barat sudah tidak relevan sejak 2000, jadi penggantian nama Provinsi menjadi relevan. Wacana perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi nama lain sebenarnya sudah berlangsung lama dan menjadi isu yang terus digulirkan masyarakat Jawa Barat. Usul perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi nama Provinsi lain kembali mencuat pada 2022. Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), LaNyalla Mahmud Mattalitti pada 2022 mendukung keinginan masyarakat Sunda untuk mengubah nama provinsinya[45].

Ridwan Kamil selaku Gubernur Jabar mengungkapkan bahwa "Terkait provinsi saya harus melihat secara fundamental karena Jawa Barat itu kalau secara judul itu bukan dari Jawa bagian Barat dan Jawa paling barat tentu kan Banten Jadi kalau disebut paling barat yang bukan Jawa Barat tapi Banten"[46]. Oleh karena itu, alasan penggantian Jawa Barat menjadi nama lain menjadi relevan.

Terkait nama yang bisa merepresentasikan, banyak nama pilihan yang bisa dipilih yang bisa merepresentasikan masyarakat Jabar. Pada Juli 2022, Penyusunan Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Provinsi Jawa Barat (Jabar) tengah disusun DPR RI. Akademisi Pakar hukum tata negara Universitas Padjajaran Indra Perwira mengusulkan adanya perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Tatar Sunda atau Pasundan. Pakar hukum tata negara Indra Perwira mengungkapkan "Istilah Jabar ini bentukan Belanda. Waktu kita merdeka, Bung Karno menetapkan Wiranatakusuma sebagai wali Negara Pasundan (saat ini Jabar)". Lebih lanjut, Indra menjelaskan nama Pasundan dan Tatar Sunda sejatinya tak merujuk pada satu etnis tertentu. Sebab, Jabar saat ini terbangun dari tiga subkultur di wilayah tersebut dan Tatar Sunda hanya menunjukkan bentukan geografisnya[47]. Atas aspek histori tersebut, Indra selaku Akademisi Pakar hukum tata negara sepakat agar RUU tentang Provinsi Jabar itu mengubah pula nama Jabar menjadi Pasundan atau Tatar Sunda[47].

Referensi

  1. ^ Sigar, Edi (1996). Buku Pintar Indonesia. Jakarta: Pustaka Delaprasta. 
  2. ^ "Tempo.com: Hari Jadi Jawa Barat Ditetapkan Tanggal 19 Agustus 1945". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-17. Diakses tanggal 2019-08-17. 
  3. ^ a b "Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2023" (pdf). www.jabarprov.go.id. hlm. 9, 105. Diakses tanggal 23 Juli 2023. 
  4. ^ "Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Kepercayaan dan Jenis Kelamin di Provinsi Jawa Barat". www.data.jabarprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-04. Diakses tanggal 4 Februari 2020. 
  5. ^ "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi 2019-2022". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-15. Diakses tanggal 23 Juli 2023. 
  6. ^ "APBD Perubahan Jawa Barat 2015". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-22. Diakses tanggal 2016-03-29. 
  7. ^ "PAD Jawa Barat 2014". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-21. Diakses tanggal 2016-03-29. 
  8. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 26 Januari 2021. 
  9. ^ [https://web.archive.org/web/20200815131250/https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/75 Diarsipkan 2020-08-15 di Wayback Machine. Staf Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat. 2011. Penduduk. Bandung : Pemerintah Provinsi Jawa Barat
  10. ^ Media, Kompas Cyber (2022-01-03). "Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara, Raja-raja, Masa Kejayaan, dan Peninggalan Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-05-16. 
  11. ^ Indonesia, C. N. N. "7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara". edukasi. Diakses tanggal 2023-05-16. 
  12. ^ BPS Provinsi Banten (2019). Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019 (PDF). Dinas Pariwisata Provinsi Banten. hlm. 50. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-05-30. Diakses tanggal 2022-05-17. 
  13. ^ Sitompul, Martin (30 November 2018). "Gubernur di Tengah Operasi Anti Mata-Mata: Kisah Soetardjo saat terjebak dalam sebuah operasi pembersihan para telik sandi Belanda". Majalah Historia. Jakarta Barat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-22. Diakses tanggal 22 Agustus 2022. 
  14. ^ a b c d e f g Arifianto, Bambang (22 Agustus 2022). "Jabar Pernah Terbelah Kantor Gubernur Berpindah". Pikiran Rakyat. Bandung. hlm. 10. 
  15. ^ "Pemerintah Kabupaten Subang - Kawah Tangkuban Parahu". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-02. Diakses tanggal 2015-03-29. 
  16. ^ "Presiden RI Melantik Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum Menjadi Gubernur & Wakil". www.dispusipda.jabarprov.go.id. 5 September 2018. Diakses tanggal 23 Juli 2023. 
  17. ^ Dendi Ramdhani (02-09-2019). Khairina, ed. "120 Anggota DPRD Jabar Resmi Dilantik di Gedung Merdeka". kompas.com. Diakses tanggal 23-09-2019. 
  18. ^ Endah Asih Lestari (02-09-2019). "Sebanyak 120 Anggota DPRD Jabar Periode 2019-2024 Resmi Dilantik". PIKIRAN RAKYAT. Diakses tanggal 23-09-2019. 
  19. ^ Fabiola Febrinastri (02-09-2019). "120 Anggota DPRD Jabar 2019 - 2024 Resmi Dilantik". suara.com. Diakses tanggal 23-09-2019. 
  20. ^ (Indonesia) "Rapat Pleno KPU Tetapkan Gerindra Dapat Kursi Paling Banyak di DPRD Jabar". Kompas. 13 Aug 2019. Diakses tanggal 14 Aug 2019. 
  21. ^ (Indonesia) "Sejarah DPRD Jawa Barat". dprd jabar. 12 Feb 2014. Diakses tanggal 12 Feb 2015. 
  22. ^ "Ini Bakal Anggota DPRD Jabar Hasil Pemilu 2019". JUARA NEWS. 17-05-2019. Diakses tanggal 23-09-2019. 
  23. ^ Oris Riswan (01-09-2014). "Resmi Dilantik, 100 Anggota DPRD Jabar Siap Bekerja". okezone.com. okenews. Diakses tanggal 23-09-2019. 
  24. ^ "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-10. 
  25. ^ "Data Sensus Penduduk per Semester 2 (31 Desember 2023)". Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. 1 Januari 2024. Diakses tanggal 1 April 2024. 
  26. ^ Sensus Penduduk 2010 - Provinsi Jawa Barat Diarsipkan 2019-05-09 di Wayback Machine.. Badan Pusat Statistik Indonesia. Diakses 30 Juli 2013
  27. ^ a b "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010" (PDF). demografi.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 23, 36–41. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-07-12. Diakses tanggal 17 Oktober 2021. 
  28. ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 20 Juni 2022. 
  29. ^ a b Zuhdi,Susanto. 2017. Antara Sewaka dan Soeria Kartalegawa: Dinamika Politik Pemerintahan Di Jawa Barat Pada Masa Revolusi Indonesia. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
  30. ^ Suryana, Dayat. 2012. Provinsi Provinsi di Indonesia. [ Scotts Valley Diarsipkan 2022-12-06 di Wayback Machine. ] : CyberSpace Independent Publishing
  31. ^ "Pergub 69 Tahun 2013" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-09-17. Diakses tanggal 2016-09-04. 
  32. ^ "Kamus Utama, Kamus Bahasa Sunda Terlengkap - Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-17. Diakses tanggal 2016-09-04. 
  33. ^ "Unpad dan Yayasan Kebudayaan Rancage Luncurkan Kamus Utama Basa Sunda - Universitas Padjadjaran". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-15. Diakses tanggal 2016-09-04. 
  34. ^ "Kamus Tebal Bahasa Sunda Dikenalkan di Eropa | nusa | tempo.co". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-11. Diakses tanggal 2016-09-04. 
  35. ^ "Staf Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat. 2011. Penduduk. [[Bandung]] : Pemerintah Provinsi Jawa Barat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-15. Diakses tanggal 2019-07-16. 
  36. ^ Supriadi, A., dkk. (Desember 2015). Dampak Pembatasan Ekspor Bijih Besi Terhadap Penerimaan Sektor ESDM dan Perekonomian Nasional (PDF). Jakarta: Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral. hlm. 43. ISBN 978-602-0836-19-5. 
  37. ^ a b c Nurulliah, Novianti (9 Agustus 2022). "Gelombang Tinggi: Produksi Ikan Tangkap Turun 30%". Pikiran Rakyat. Bandung. hlm. 2. 
  38. ^ a b "Jumlah Sekolah Dasar". jabar.bps.go.id. 2021. Diakses tanggal 23 Juli 2023. 
  39. ^ a b "Jumlah Sekolah Menengah Pertama -SMP". jabar.bps.go.id. 2022. Diakses tanggal 23 Juli 2023. 
  40. ^ a b "Jumlah Sekolah Menengah Atas". jabar.bps.go.id. 2022. Diakses tanggal 23 Juli 2023. 
  41. ^ a b "Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan". jabar.bps.go.id. 2022. Diakses tanggal 23 Juli 2023. 
  42. ^ "Provinsi Dengan Perguruan Tinggi Terbanyak, Jawa Barat Teratas". databoks.katadata.co.id. 2022. Diakses tanggal 23 Juli 2023. 
  43. ^ "2023 Indonesian University Ranking". /www.4icu.org. Diakses tanggal 23 Juli 2023. 
  44. ^ a b c d e f Abdul Halim, Hilmi; S., Asep M. (27 September 2022). "Potensi Kasus DBD di Jabar Tinggi". Pikiran Rakyat. Kabupaten Purwakarta. hlm. 10. 
  45. ^ Jakarta, Koran. "Perubahan Nama Provinsi Jawa Barat". Koran-Jakarta.com. Diakses tanggal 2023-03-03. 
  46. ^ Media, Kompas Cyber (2020-11-12). "Jabar Diusulkan Diganti Jadi Provinsi Sunda, Ini Awal Mula Usulan dan Tanggapan Ridwan Kamil". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-03-03. 
  47. ^ a b Wamad, Sudirman. "Akademisi-Kongres Sunda Usulkan Perubahan Nama di RUU Provinsi Jabar". detikjabar. Diakses tanggal 2023-03-03. 

Catatan

Bacaan lebih lanjut

  • Raden Mas Sewaka, Tjorat-tjoret dari jaman ke djaman. Bandung: penerbit tidak diketahui, 1955.
  • Suwangsa, Aat; Abidin, Zaenal; Ir. R.H. Ukar Bratakusumah dari Jaman Penjajahan Belanda Hingga Jaman Pembangunan: Seorang Pejuang dan Pelopor Pembangunan. Bandung: Yayasan Kudjang, 1995.

Lihat pula

Pranala luar

Koordinat: 6°52′S 107°36′E / 6.867°S 107.600°E / -6.867; 107.600