Wikipedia:Warung Kopi (Bahasa)

Bagian baru
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 Desember 2011 12.47 oleh Medelam (bicara | kontrib)

Komentar terbaru: 12 tahun yang lalu oleh Albertus Aditya pada topik ORI atau URI?
Warung Kopi - diskusi bahasa   kirim topik baru

Bagian ini digunakan untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia di Wikipedia berpedoman kepada ejaan yang disempurnakan. Lihat pula:

Ingat beri tanda tangan dan tanggal pada akhir pesan Anda dengan cara mengetikkan ~~~~. Harap menambahkan topik baru hanya di bagian bawah halaman ini.
Warung Kopi
Warung Kopi
Kebijakan
Kebijakan
Usulan
Usulan
Teknis
Teknis
Bahasa
Bahasa
Berita
Berita
Lain-lain
Lain-lain
Komunitas
Komunitas
Semua
Semua
Kembali ke atas
Kembali ke atas

Munisipalitas atau Kotamadya atau Kota Administrasi?

Mana yang lebih baik digunakan di Wikipedia Bahasa Indonesia? Mempertimbangkan artikel ini dan nama-nama kotamadya di Jakarta telah diganti menjadi Kota Administrasi? Mikhailov Kusserow (bicara) 25 Oktober 2011 02.32 (UTC)Balas

Menurut saya pribadi, lebih baik dipertahankan saja sebagai munisipalitas. Oleh karena munisipalitas itu sendiri adalah istilah umum. Munisipalitas di Spanyol sendiri ada yang berkarakter kota besar (seperti Madrid yang berpenduduk 3 juta+ jiwa yang dibagi ke dalam beberapa distrik dan ward), ada yang berkarakter kota sedang (seperti Valensia dengan penduduk 800.000+ yang dibagi ke dalam beberapa distrik), ada yang berkarakter kota kecil (seperti Cádiz yang berpenduduk sedikit lebih banyak dari 120.000 jiwa), tidak sedikit juga yang berkarakter desa dengan berpenduduk kurang dari 100 jiwa yang wilayahnya tidak terbagi. Reindra (bicara) 27 Oktober 2011 03.49 (UTC)Balas
Di Filipina juga digunakan istilah ini untuk menyebutkan areal setingkat kabupaten atau kotamadya, bedanya munisipalitas di Filipina terbagi menjadi beberapa barangay. Salam. Wagino 20100516 (bicara) 29 Oktober 2011 00.39 (UTC)Balas
Akan mudah apabila suatu negara memiliki sebaran penduduk yang merata; menganut pola pembagian administratif yang sederhana, jelas jenjangnya, dan seragam. Untuk kasus Filipina relatif lebih seragam, sehingga mudah memadankan municipios dengan istilah tertentu, katakanlah "kabupaten". Ada banyak fakta yang melukiskan keadaan yang tidak begitu mudah, rumit, dengan penjenjangan kompleks dan tidak seragam. Reindra (bicara) 30 Oktober 2011 06.02 (UTC)Balas

gmn kalo di terjemahka ke bhs jawa? M saifuddin (bicara) 3 November 2011 23.11 (UTC)Balas

Hai, M. Saifuddin. Boleh saya tahu istilah yang Anda ajukan? Saya anjurkan untuk membandingkannya dengan artikel Municipality terlebih dahulu. Saya percaya bahwa Anda mampu berbahasa baku, sehingga jangan ragu untuk membiasakannya. Salam. Reindra (bicara) 4 November 2011 12.43 (UTC)Balas

Mengapa Birokrat tidak ada yang beri suara? Mikhailov Kusserow (bicara) 17 November 2011 08.14 (UTC)Balas

Help asked

Hello, this user, who is a fine trustable wikipedian here whose homewiki is nl-wiki, suddenly found out he was blocked here and asked my help since he does not even is allowed to edit his talk page here. Could an fellow admin from here please unblock his account since he is a trustable vandalism fighter and also occasionallt helps out cross wiki when needed. Thank you very much in advance, MoiraMoira () 4 November 2011 09.15 (UTC) admin on nl-wiki and global sysop.Balas

(Inggris)  Done. The block has been removed. Albertus Aditya (bicara) 4 November 2011 09.49 (UTC)Balas
Thank you very much! MoiraMoira (bicara) 4 November 2011 21.42 (UTC)Balas
A bit late, but also a thanks from me :). Wiki13 (bicara) 5 November 2011 12.50 (UTC)Balas

Seleucid Empire

Seleucid Empire lebih baik diterjemahkannya jadi apa? Kekaisaran Seleukos, Kekaisaran seleukia, kekaisaran Seleukiyah, atau Kekaisaran Seleukid. Terima kasih. (ini pertanyaan dari Alagos) ·· KℇℵℭK 17 November 2011 12.29 (UTC)Balas

Pendapat saya lebih baik menjadi Kekaisaran Seleukia. Salam. Albertus Aditya (bicara) 17 November 2011 14.37 (UTC)Balas

Alternatif dan alasan:

  • Kekaisaran Seleukos: dari nama pendirinya (Seleukos), dan namanya dalam bahasa Inggris (Seleucid Empire) juga berasal dari nama pendirinya.
  • Kekaisaran Seleukia: dari bahasa Yunaninya (Arche Seleύkeia), juga dari salah salah satu kota besar sekaligus ibukota pertamanya, Seleukia.
  • Kekaisaran Seleukid: transliterasi dari bahasa Inggrisnya, Seleucid Empire.
  • Kekaisaran Seleukiyah: pendapat dari bung Bennylin.

Catatan: Seleucid Empire saat ini jadi Kekasiaran Seleukia, sedangkan Achamenid Empire jadi Kekasiaran Akhemeniyah dan Sassanid Empire jadi Kekasiaran Sassaniyah. Perbedaan ini menurut saya harus disamakan. Asep Taufiq (bicara) 18 November 2011 06.13 (UTC)Balas

Pendapat saya kalau menggunakan Seleukiyah (dengan akhiran -yah) kok seperti serapan dari bahasa Arab ya? Jadi pendapat saya Seleucid Empire menjadi Kekaisaran Seleukia, Achamenid Empire menjadi Kekaisaran Akhemenia dan Sassanid Empire menjadi Kekaisaran Sassania. Anashir 18 November 2011 10.06 (UTC)Balas
Akhiran -iyah itu pendapat bung Bennylin, menurutnya akhiran -id menjadi -iyah. Yup, jika nantinya disepakati Kekaisaran Seleukia, maka Kekaisaran Akhemeniyah harus dipindahkan ke Kekaisaran Akhemenia, dan Kekaisaran Sassaniyah ke Kekasiaran Sassania. Asep Taufiq (bicara) 18 November 2011 10.45 (UTC)Balas
Nama Seleukiyah mungkin sama kasusnya dengan Kekaisaran Usmaniyah (dari dinasti Usman), tapi setahu saya ini diserap langsung dari bahasa Arab. Gombang (bicara) 18 November 2011 10.53 (UTC)Balas
Yup Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah, dsb, diserap dari bahasa Arab makanya akhirannya -iyah, karena ini bukan diserap dari bahsa Arab, mungkin harus diperlakukan secara berbeda. Asep Taufiq (bicara) 18 November 2011 11.00 (UTC)Balas
Sebenarnya bisa saja kita standarkan, (semua pakai -iyah atau -iah) tapi saya ragu apakah akhiran tersebut sudah dianggap sebagai bagian dari bahasa Indonesia. Gombang (bicara) 18 November 2011 11.14 (UTC)Balas
Tidak, akhiran itu tidak dianggap sebagai bagian dari bahasa Indonesia. Asep Taufiq (bicara) 18 November 2011 11.30 (UTC)Balas
Kita punya "lahiriah, batiniah, badaniah, jasmaniah, rohaniah, naluriah", dan masih puluhan lagi yang menyerap dari -iyah. Menurut EYD unsur -iyyah, -iyyat dari bahasa Arab diserap menjadi -iah
  • alamiyyah: alamiah
  • aliyyah: aliah
  • ilmiyyah: ilmiah
вёӣйүӀіп 02.24, 19 November 2011 (WIB)
Tapi artinya beda kan, bukan untuk menunjukkan dinasti. Asep Taufiq (bicara) 19 November 2011 01.21 (UTC)Balas
Saya sependapat dengan usulan bung Albertus Aditya tidak terlalu ribet.Imanuel NS Uen (Pesan di sini) 18 November 2011 11.43 (UTC)Balas
Kekhalifahan Arab (Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah, Ayyubiyyah), dan dinasti-dinasti minor di Afrika Utara, ditambah dengan Dinasti Timuriyah dan Kesultanan Utsmaniyah, bisa tetap -iyah, karena diserap dari nama Arab, sedangkan kekaisaran-kekaisaran Persia Akhemeniyah, Sassaniyah, Tahiriyah, Samaniyah, Buwaihiyah, Sallariyah, Ziyariyah, Safawiyah, Afshariyah, ditambah dengan Ghaznaviyah bisa ditentukan apakah mau -iyah, -iah, atau -ia, karena belum ada pedoman transliterasi Persia-Indonesia. Sedangkan Seleukia adalah kekaisaran Media Makedonia, oleh sebab itu (saya lupa saya usul Seleukiyah di mana), saat ini saya lebih setuju Seleukia, bukan Seleukos, Seleukid, apalagi Seleukiyah, :D. cf. {{Empires}}, {{Sejarah Iran}}. вёӣйүӀіп 19.21, 18 November 2011 (WIB)
Sejak kapan Seleukia jadi Kekaisaran Media? Wilayahnya memang di Persia, tapi pendiri dan para penguasanya adalah orang Yunani. Asep Taufiq (bicara) 18 November 2011 12.37 (UTC)Balas
ack.. maaf, harusnya Makedonia.... Terima kasih koreksinya вёӣйүӀіп 19.39, 18 November 2011 (WIB)
Kalau patokannya dari bahasa Persia, seharusnya Kekaisaran Seleukia jadi Kekaisaran Seleukiyah. Kalau patokannya bukan bahasa Persia, Sassanid dan Achaemenid tidak jadi Sassaniyah dan Akhemeniyah. Oleh penduduknya, Sassaniyah malah disebutnya Eranshar, dan dalam bahasa Inggris juga dapat disebut Sassanian Empire. Asep Taufiq (bicara) 18 November 2011 12.56 (UTC)Balas
Oh, tambah satu lagi, kalau tidak salah nama-nama kekaisaran tersebut kan biasanya berasal dari nama pemimpinnya atau ibukotanya, dan akhiran-akhiran seperti -iyah, -id, dll. itu kan berfungsi untuk menjadikan nama tersebut menjadi adjektif (Utsmaniyah -> kekaisaran"nya" Utsman, Seleucid -> dinasti"nya" Seleukos, dll.) yang padanannya dalam bahasa Indonesia diletakkan di kata yang menerangkan (kekaisaran, dinasti, kesultanan, dll.), bukan di kata yang diterangkan (Utsman, Seleukos, Abbas, dll.) Jadi ini sebenarnya bisa dikategorikan sebagai campur kode? Oleh sebab itu menurut saya seharusnya secara kebahasaan bentukan "kesultanan Utsman", "dinasti Seleukos" yang merujuk pada nama pendirinya, atau "kekaisaran Ghazni" yang merujuk pada kota utamanya, sudah berterima dalam bahasa Indonesia. Cuma ya itu, mungkin oleh sebagian orang dapat dianggap terlalu sederhana, kurang "asing", atau bahkan "terlalu Indonesia" :). вёӣйүӀіп 19.36, 18 November 2011 (WIB)
Dalam bahasa Indonesia memang tidak ada yang seperti itu, makanya jadi bingung, kalau diserap dari bahasa Arab bisa saja jadi -iyah, tapi kalau yang dari bahasa lain masih belum jelas. Asep Taufiq (bicara) 18 November 2011 12.56 (UTC)Balas
Menurut EYD unsur -iyyah, -iyyat dari bahasa Arab diserap menjadi -iah, maka seharusnya yang tepat secara bahasa adalah Abbasiah, Fatimiah, Ayyubiah, Timuriah, Utsmaniah, dst. вёӣйүӀіп 02.24, 19 November 2011 (WIB)
Gak tahu deh harusnya -iyah atau -iah, tapi itu sudah di luar topik bahasan. Asep Taufiq (bicara) 19 November 2011 02.37 (UTC)Balas
Perlu dikaji juga secara bahasa apakah semua betul/sesuai diberi imbuhan -iyah, karena untuk nama-nama berakhiran tertentu, sufiksnya terkadang -un, atau -in (Rasyidin), dan artikel-artikelnya terkadang diterjemahkan dari bahasa Inggris yang menggunakan sufiks -id. вёӣйүӀіп 20.17, 18 November 2011 (WIB)
Kalau dari bahasa Arab, memang sepertinay sudah bisa menyesuaikan sendiri, baik yang -iyah ataupun yang lainnya. Yang menjadi masalah adalah yang dari bahasa Inggris. Asep Taufiq (bicara) 18 November 2011 13.49 (UTC)Balas
Kalau yang Seleucid Empire, saya setuju yang Seleukia (dengan akhiran -ia) karena sesuai dengan asal katanya yaitu dari bahasa Yunani (Yunani: Σελεύκεια, Seleύkeia). Namun perlu juga diperhatikan bahwa bahasa Inggris dari Kekhalifahan Abbasiyah (akhiran -iyah) adalah Abbasid Caliphate (akhiran -id). Apakah cara penerjemahan ke bahasa Indonesia bisa disamakan dengan bahasa Inggris? kalau bisa, maka dapat juga menggunakan akhiran -iyah. Anashir 18 November 2011 14.25 (UTC)Balas
Tapi Abbasiyah itu dari bahasa Arab. Asep Taufiq (bicara) 19 November 2011 01.21 (UTC)Balas
Abbasiyah memang dari bahasa Arab, namun di bahasa Inggris diterjemahkan menjadi Abbasid. Nah, Seleukia kan dari bahasa Yunani namun diterjemahkan dengan cara yang sama dengan Abbasiyah di bahasa Inggris yaitu Seleucid. Apakah dalam bahasa Indonesia cara penerjemahannya bisa disamakan dengan bahasa Inggris? Kalau bisa, seperti yang saya katakan di atas maka Seleucid dapat diterjemahkan menjadi Seleukiyah. Namun saya lebih setuju diterjemahkan menjadi Seleukia, karena lebih simpel. Anashir 19 November 2011 02.18 (UTC)Balas
Karena dalam bahasa Inggris memang sudah sistemnya, kalau untuk dinasti dapat memakai -id. Nah masalahnya dalam bahasa Indonesia tidak ada hal semacam itu, masih disesuaikan dengan asal serapannya. Asep Taufiq (bicara) 19 November 2011 02.29 (UTC)Balas

Apakah harus dilakukan voting terkait hal ini? Asep Taufiq (bicara) 19 November 2011 08.50 (UTC)Balas

Sepertinya sudah banyak yang memilih Seleukia. вёӣйүӀіп 16.54, 19 November 2011 (WIB)
Kalau begitu apakah harus dilakukan voting untuk Achamenid Empire dan Sassanid Empire?
Untuk saya tidak masalah kalau tetap Akhemeniyah dan Sasaniyah untuk saat ini, walaupun kalau yang berakhiran -iyah diganti -iah semua saya rasa lebih baik. Status quo. вёӣйүӀіп 21.53, 19 November 2011 (WIB)
Alasannya apa? Kalau begitu kita tunggu pendapat yang lain mengenai Achaemenid dan Sassanid. Asep Taufiq (bicara) 19 November 2011 15.34 (UTC)Balas

Bahasa Jawa Cirebon

Pengguna:Reynan mau melakukan peninjauan untuk mengubah judul "Bahasa Jawa Cirebon" menjadi hanya "Bahasa Cirebon" karena sudah tidak sesuai dengan fakta dilapangan dimana Buku Penunjang pelajaran Bahasa Daerah di Cirebon-Indramayu sudah tidak mencantumkan Cirebon sebagai dialek bahasa Jawa akan tetapi hanya "Bahasa Cirebon" karena terlalu banyak serapan dari bahasa lainnya seperti china, arab, eropa dan sunda.

Sudah begitu, menurut Reynan, Lembaga Basa dan Sastra Cirebon telah memproklamirkan bahwa Cirebon adalah Bahasa tersendiri dan bukan merupakan sub dari Jawa maupun sunda. Bagaimana pendapat rekan-rekan Wikipediawan yang lain? вёӣйүӀіп 18.07, 24 November 2011 (WIB)

Terus terang saya tidak tahu kapan suatu dialek dapat "naik level" menjadi bahasa yang berdikari. Kalau menurut saya patokannya adalah standar ISO, apakah bahasa itu punya kode sendiri atau tidak (saat ini Basa Jawa Banyumasan yang sudah punya Wikipedia yang aktif sendiri pun masih memakai kode sementara "map-bms"). Apakah yang lain tahu? вёӣйүӀіп 18.11, 24 November 2011 (WIB)


Menurut MetodeGuiter terakhir sekitar perhitungan tahun 2009-an akhir menunjukan Kosakata Bahasa Cirebonan Baku yaitu memiliki perbedaan sekitar 75% dengan Bahasa Jawa Baku (Mataraman)walaupun untuk diakui secara Internasional sebagai sebuah bahasa yang mandiri diperlukan sekitar 80% perbedaan, namun perbedaan yang telah dihitung belum memasukan unsur dialek Bahasa Cirebonan, seperti dialek Indramayuan yang memiliki perbedaan sekitar 30% dengan Bahasa Baku Cirebon atau dialek Plered, Jawareh, Pakaleran, Ciwaringin atau Gegesik. terlebih setelah adanya penolakan Buku Pelajaran Bahasa Jawa di Cirebon-Inramayu yang ternyata tidak dimengerti oleh Penduduknya pada tahun 1970-an sehingga akhirnya sesepuh bahasa setempat membuat sendiri kosakatanya.
Untuk sekarang usulan saya hanya mengganti Banner sementara untuk isu perdebatan tetap dimasukan, hal terbaru adalah sespuh bahasa di Lembaga Basa dan sastra Cirebonan terus berusaha menambah kosakata lokal yang hanya tinggal 5% sehingga lebih syah di mata Internasional. walaupun secara lokal ini telah diakui dengan dasar Hukum Perda Jawa Barat No. 5 Tahun 2003.mohon pertimbangan sejarah dan kenyataan masa sekarang menjadi pertimbangan akang-akang sekalian.terimakasih. wassalam (Ricky Pratama (bicara) 24 November 2011 11.26 (UTC))Balas

Pada kenyataannya masyarakat Indramayu dan Cirebon secara luas masih menganggap bahwa mereka adalah orang Jawa yang menggunakan bahasa Jawa, hanya dengan dialek yg berbeda. Coba saja Anda berbicara bahasa Indonesia atau bahkan bahasa Inggris dengan orang-orang tua yang tinggal di sana, kemungkinan mereka akan menjawab:

Mungkin hanya pemuda-pemudi dan masyarakat terdidik dan mungkin juga ada muatan politis yang menganggap dialek Cirebon adalah bahasa tersendiri. Ariyanto Berkas:GE.PNG 24 November 2011 13.15 (UTC)Balas

untuk adanya muatan politis saya kurang mengerti, hanya saja ini sudah berlangsung cukup lama, belum lama ini juga masyarakat Tegal dan Brebes akan mengganti Mulok yang ada di dua kabupaten kota tersebut menjadi bahasa Tagalan (namun mereka mengakui bahwa mereka masih dialek jawa) walaupun dalam kongres basa tegal mereka menyatakan bahwa pelajaran bahasa mataraman tidak terpakai dalam keseharian masyarakat tegal brebesan dan dianggap sebagai sebuah pemaksaan budaya.
sementara dalam Cirebon memang ada istilah "Kajawanan" artinya ke-jawa-jawa-an karena terdengar seperti bahasa jawa, namun bukan jawa karena ada aturan-aturan dalam tata basa cirebonan yang menggunakan serapan basa lainnya.

{{

dan banyaknya kosakata lainnya, tahun 1970-an setidaknya sudah membuktikan bahwa pelajaran bahasa jawa tidak bisa diajarkan di Cirebonan atau Indramayuan, walaupun secara kosakata Indramayuan lebih mendekati bahasa jawa banyumasan namun Lembaga Basa dan Sastra Dermayon belum menngeluarkan pernyataan dari hasil studi tersebut, pada kenyataannya anak sekolah dasar di Cirebonan yang orang tuanya berasal dari dua budaya yang serumpun berbeda (Jawa dan Cirebonan) sudah bisa membedakan mana bahasa Jawa dan mana Cirebonan.
wassalam, terimakasih
Ricky Pratama (Ricky Pratama (bicara) 25 November 2011 00.28 (UTC))Balas


Jikalau bahasa Cirebon diproklamasikan sebagai bahasa tersendiri, maka akan timbul masalah-masalah baru yakni setiap daerah/pemda akan memproklamasikan bahasa daerahnya masing-masing, padahal sudah jelas-jelas mirip atau bahkan sama, mungkin pemda Indramayu akan menyatakan bahwa bahasa Indramayu bukan bagian dari bahasa Cirebon atau bahasa Jawa, dan juga daerah-daerah yg lainnya.
Saya tahu sekali perkembangan yang ada di Cirebon, mulai dari Cirebon ingin membuat Provinsi tersendiri, dan bahkan ingin menyatakan bahasa tersendiri, unsur seperti ini sangat kental dengan muatan politis. Wikipedia harus netral dan jangan terpengaruh oleh muatan politis.
Namun bagaimanapun juga seperti yang disebutkan di atas, wikipedia bersifat netral dan harus mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku. Seandainya bahasa Cirebon sudah resmi sebagai bahasa sendiri, diresmikan oleh pemerintah dan memiliki standar ISO, maka mau tidak mau wikipedia juga harus mengikuti dan mengakui bahwa bahasa Cirebon adalah bahasa tersendiri, namun jikalau masih belum ada aturan, maka kita tidak boleh membuat aturan sendiri, apalagi mempopulerkan istilah yang belum populer atau belum ada dan belum sah, hal seperti itu diharamkan di wikipedia.
Usul punya usul, saya punya saran lain untuk judul ini. Yakni Cirebonan, yang bermakna: orang, budaya, bahasa, dan kehidupan yang ada di Cirebon.
Ariyanto Berkas:GE.PNG 25 November 2011 01.16 (UTC)Balas
assalamualaikum, untuk masalah Provinsi Cirebon itu seharusnya dibedakan dengan masalah budaya ini bukan? tentunya standar internasional adalah Metode Guiter walau perhitungan terakhir mencapai 75% dan Belum 80%. setidaknya apa yang ada di Cirebon setelah tahun 1970 merupakan bukti nyata dan bukan muatan politis.
disini saya tidak mengusulkan Cirebonan mendapat predikat "Title Bahasa Tersendiri" hanya Kolomnya agar tidak mencantumkan Bahasa Jawa Cirebon, akan tetapi hanya "Bahasa Cirebon" saja. tentunya usulan saya ini lebih bisa diterima, walaupun saya menemukan bahasa Banyumasan mendapatkan title kebahasaan tersendiri pada kolom terjemahan dan tidak mencantumkan banyumasan sebagai dialek. padahal banyumasan dibawah 50% perbedaan dengan Jawa baku.
Indramayu tidak memproklamirkan diri sebagai bahasa, mereka hanya menyebut bahasa Indramayu untuk memudahkan saja, dalam lemabag bsa dan sastra itu masih masuk Basa Cirebon dialek Indramayuan, menurut Guiter perhitungan terakhir perbedaan yang ada antara Indramayu dengan Cirebonan baru 30% saja. usulan saya hanya sebatas mengganto Banner saja, sementara untuk mendapatkan fasilitas kebahasaan tentu saja harus mengikuti standar internasional yang tinggal 5% saja. walaupun jika memang harus mengikuti standar Internasinal ini, Bahasa Indonesia seharusnya tidak akan mendapatkan tittle kebahasaan tersendiri, karena menurut Metode yang berlaku Indonesia seharusnya adalah "Bahasa Melayu dialek Indonesia" sementara Bahasa Indonesia bisa masuk bukan? tentunya ini muatan Politis. ^^,
mengenai usul "Cirebonan" saya takut itu cakupan terlalu luas karena definisi Budaya Cirebonan berarti budaya yang ada ditanah Cirebon atau bersingungan dan terpengaruh dengan budaya cirebonan baik langsung maupun tidak langsung. ini bisa menterjemahkan ruang lingkup eks-karesidenan cirebon yaitu (Indramayu Cirebon Majalengka Kuningan)+ Subang Karawang dan Brebes. mungkin bisa dipikirkan sebutan lain, karena hanya usulan saya barusan hanya mengganti kata "Bahasa Jawa Cirebon" dengan hanya "Bahasa Cirebon" saja. yang sudah jelas ada Pakemnya "Wyakarana - Tata basa cirebonan dan Kamus Cirebonan serta Kamus Indramayuan"
di Wikipedia saya juga merintis Halaman "Sunda Cirebonan" berisi tentang bahasa Sunda yang ada di wilayah kulturan Cirebon atau wilayah lain yang terpengaruh. disana terlihat perbedaan antara bahasa Sunda Cirebonan dengan Sunda Baku (Priyangan) begitu juga masalah Undak usuk basa. penyebutan ini saya rasa pas karena Sunda Cirebonan merupakan rumpun basa sunda yang terpengaruh dengan basa cirebonan atau budayanya dan kebetulan hanya ada didaerah yang bersinggungan yaitu (Majalengka, Kuningan, Parean di Indramayu, Brebes dan Subang (Sunda di Daerah Binong))
terima kasih, wassalam (Ricky Pratama (bicara) 25 November 2011 08.01 (UTC))Balas

Keputusan ini tak bisa diputuskan oleh perorangan, alangkah baiknya jika dilakukan melalui keputusan konsensus. Vote setiap pengguna maksimal 2 suara. Ariyanto Berkas:GE.PNG 26 November 2011 03.05 (UTC)Balas

Referensi

Maaf, sebelum mengambil suara, adakah yang bisa menunjukkan referensi (buku, makalah, hasil penelitian, syukur2 ada versi daringnya) yang menunjukkan bahwa bahasa Cirebon bagian dari bahasa Jawa (atau bukan bagian dari bahasa Jawa)? Saudara Pengguna:Reynan menyebut-nyebut tentang penelitian metode Guiter. Bisa disebutkan di mana penelitian ini dipublikasikan?. Gombang (bicara) 29 November 2011 12.05 (UTC)Balas

assalamualaikum, Metode Guiter itu metode standar internasional yang digunakan untuk menentukan apakah suatu bahasa itu dialek atau bukan, perhitungan terakhir itu sekitar 2009 akhir tentang Bahasa Cirebon dan dipublikasikan di Pusat Bahasa - Balai Bahasa Bandung 19-20 februari 2010. berikut hasil hitungnya :
  1. Perbedaan Bahasa Baku Cirebon dengan Bahasa Jawa dialek Yogya-solo mencapai 75%
  2. Perbedaan Bahasa Baku Cirebon dengan Bahasa Jawa dialek Jawa Timuran (Surabaya) mencapai 76%
  3. Perbedaan Bahasa Baku Cirebon dengan dialek Indramayu mencapai 30%

untuk menjadi sebuah Bahasa mandiri secara internasional dan mendapatkan predikat kolom terjemahan sendiri dan Iso bahasa Mandiri sebaiknya mengikuti aturan minimal perbedaan 80%. namun seperti yang saya jelaskan diatas, usulan saya hanya sebatas mengganti nama atau Banner "Bahasa Jawa Cirebon" dengan hanya "Bahasa Cirebon" saja. mengingat di Wikipedia Bahasa Melayu dialek Betawi hanya ditulis "Bahasa Betawi" saja. namun didalam pages bahasa cirebon tetap dibahas tentang Perdebatan ini. dan sudah saya tuliskan perdebatan para ahli bahasa tersebut.

demikian, untuk mendapatkan predikat terjemahan sendiri saya setujuitu harus menunggu Guiter hingga perhitungan terbaru yang juga mencantumkan Bahasa Cirebon baku dan dialeknya (Jawareh, Indramayu, Plered, Gegesik, Ciwaringin, Pakaleran dan Pamanukan) menunjukan angka minimal 80% perbedaan dengan Bahasa Jawa dialek Baku Yogya- Solo.

terimakasih, ususlannya hanya mengganti judul lho ya, bukan mendapatkan kolom terjamahan tersendiri.

wassalam (Ricky Pratama (bicara) 29 November 2011 12.47 (UTC))Balas

Terima kasih saudara Ricky Pratama. Maksudnya di sini dipresentasikan ya, bukan dipublikasikan? Kalau seminar harusnya ada prosidingnya. Boleh ditulis peneliti dan judul makalahnya? Biar kalau ada yang mau memeriksa bisa dicari sendiri. Gombang (bicara) 29 November 2011 13.01 (UTC)Balas
Penelitian Basa Cirebon, tahun rilis feb 2010, Peneliti dari Pusat Bahasa - Balai Bahasa Bandung. – komentar tanpa tanda tangan oleh 223.255.231.11 (bk).

Vote

Pengguna Ricky Pratama ingin mengganti judul artikel Bahasa Jawa Cirebon menjadi Bahasa Cirebon. Bagaimana pendapat Anda?

  • Bahasa Cirebon
  1. Setuju Setuju Ariyanto Berkas:GE.PNG 26 November 2011 03.05 (UTC)Balas
  2. Setuju Setuju(Ricky Pratama (bicara) 26 November 2011 13.09 (UTC)) mengingat adanya Kolom Bahasa Betawi yang hanya ditulis Bahasa Betawi dan bukannya "Bahasa Melayu dialek Betawi"Balas
Komentar Komentar Jangan samakan dengan bahasa Betawi, karena Bahasa Betawi termasuk rumpun bahasa kreol Melayu. -- Adiputra बिचर -- 1 Desember 2011 08.28 (UTC)Balas
  1. Agak setuju Agak setuju ·· KℇℵℭK 26 November 2011 13.28 (UTC)Balas
  2. Setuju SetujuImanuel NS Uen (Pesan di sini) 29 November 2011 03.29 (UTC)Balas
  • Bahasa Jawa Cirebon
  1. Setuju Setuju Ariyanto Berkas:GE.PNG 26 November 2011 03.05 (UTC)Balas
  2. Tidak setuju Tidak setuju(Ricky Pratama (bicara) 26 November 2011 13.09 (UTC))mengingat adanya Kolom Bahasa Betawi yang hanya ditulis Bahasa Betawi dan bukannya "Bahasa Melayu dialek Betawi". namun tetap harus menyediakan kolom yang berisi tentang perdebatan Bahasa Cirebon sebagai dialek Bahasa Jawa atau Bahasa Mandiri, hingga perhitungan Metode Guiter terbaru selesai menunjukan 80% perbedaan(sekarang baru 75%).Balas
  3. Setuju Setuju ·· KℇℵℭK 26 November 2011 13.28 (UTC)Balas
  • Tidak setuju vote
  1. Tidak setuju Tidak setuju: Hal seperti ini (klasifikasi dialek/bukan) seharusnya tidak ditentukan dengan pemilihan suara, melainkan dengan diskusi dan mempresentasikan argumentasi ilmiah. Wikipedia bukanlah demokrasi. Salam, Naval Scene (bicara) 30 November 2011 05.45 (UTC)Balas
  2. Per Naval Scene. вёӣйүӀіп 16.54, 30 November 2011 (WIB)
  3. Tidak setuju Tidak setuju Sesuai komentar Naval Scene. Seandainya suara terbanyak berasal dari golongan yang belum ahli di bidangnya, maksudnya tidak menekuninya, maka keputusan itu terasa "mentah". -- Adiputra बिचर -- 30 November 2011 15.33 (UTC)Balas
  4. Tidak setuju Hal seperti ini tidak seharusnya dilakukan pemungutan suara, karena bukan baik/buruk tetapi adalah benar/salah. Jadi, yang diperlukan adalah rujukan, referensi, dan adu argumentasi secara based on reference, seperti yang telah dikatakan Mas Ichas dan Pak Adiputra di atas. Salam. Albertus Aditya (bicara) 30 November 2011 16.06 (UTC)Balas
So, apa solusinya? Ariyanto Berkas:GE.PNG 1 Desember 2011 08.17 (UTC)Balas
Ke perpustakaan atau bertanya kepada seorang ahli bahasa atau profesor di bidangnya. -- Adiputra बिचर -- 1 Desember 2011 08.28 (UTC)Balas

ORI atau URI?

Berawal dari pembicaraan di Pembicaraan:Oeang Repoeblik Indonesia dan Pembicaraan: Uang Republik Indonesia Propinsi Sumatera, saya dan pengguna:Minopueblo bertanya-tanya mengapa disebut Oeang Repoeblik Indonesia, padahal di gambar uang ORI(?) emisi pertama tahun 30 Oktober 1946 tertulis "Republik Indonesia" (alih-alih Repoeblik Indonesia). Yang lebih aneh lagi, Ejaan Soewandi / Ejaan Republik (Repoeblik?) yang resmi mengganti "oe" menjadi "u" baru diberlakukan tanggal 17 Maret 1947. Lalu apakah ORI mendahului Ejaan Republik?

Sebagai catatan, artikel Oeang Repoeblik Indonesia pada awalnya berjudul Oeang Republik Indonesia, kemudian (mungkin) karena dirasa tidak konsisten, maka dialihkan ke Oeang Repoeblik Indonesia oleh Naval Scene. Kembali, bila yang dirujuk adalah gambar uang tersebut, maka ejaan yang tepat memang "Republik Indonesia", sedangkan kata "Oeang" mungkin merujuk pada singkatannya: ORI, karena baik kata "oeang" maupun "uang" tidak tertulis di pecahan mata uang tersebut.

Apakah ada yang bisa menjelaskan perbedaan ini? Manakah yang tepat Oeang Repoeblik Indonesia (karena terbit pertama kali sebelum Ejaan Republik), Oeang Republik Indonesia (berdasarkan apa yang tertulis, dan singkatan yang sudah terkenal), atau Uang Republik Indonesia (berdasarkan yang tertulis, dan bahwa Ejaan Republik diberlakukan tidak lama sesudah emisi ke-2)? вёӣйүӀіп 18.55, 1 Desember 2011 (WIB)

Saya lebih cenderung untuk menggunakan Oeang Republik Indonesia sebagaimana yang tertulis di sana. Meskipun yang tepat sebenarnya Oeang Repoeblik Indonesia, tetapi yang saya kutip (saat pertemuan Agustus silam yang Mas Benny dan saya hadiri juga) dari Pak Ivan, adalah bahwa Wikipedia adalah tempat untuk [hal] yang sudah populer dan bukan untuk mempopulerkan [hal] yang belum populer. Secara teori, seharusnya apa yang tertulis pada aslinya lebih dikenal daripada apa yang benar. Mengenai mendahuluinya, mungkin pada sebagian kalangan mulai ada perubahan sebagian ejaan tapi tidak sepenuhnya, dan mungkin saja hal ejaan pada saat itu tidak dimasalahkan oleh pihak-pihak, sehingga digunakan. Salam. Albertus Aditya (bicara) 1 Desember 2011 12.47 (UTC)Balas