Gunung Gamalama: Perbedaan antara revisi
k r2.7.1) (bot Menambah: fa:گامالاما |
k Menambah Kategori:Gunung berapi aktif di Indonesia menggunakan HotCat |
||
(24 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{disambiginfo|Gamalama}} |
|||
{{Infobox |
{{Infobox mountain |
||
| Name = Gunung Gamalama |
|||
| |
| name = Gamalama |
||
| |
| photo = Gamalama.jpg |
||
| photo_caption = |
|||
| Elevation = 1.715 meter |
|||
| elevation_m = 1715 |
|||
⚫ | |||
| elevation_ref = <ref name=gvp>{{cite gvp|vnum=0608-06=|title=Gamalama|accessdate=2006-12-13}}</ref> |
|||
| Coordinates = |
|||
| |
| prominence = |
||
| listing = [[Ultra prominent peak|Ultra]]<br />[[Ribu]] |
|||
| Type = [[Stratovolcano]] |
|||
| |
| range = |
||
⚫ | |||
| Last eruption = [[31 Juli]] [[2003]]<ref>[http://www.tempo.co.id/hg/nusa/sulawesi/2003/07/31/brk,20030731-11,id.html Tempo Interaktif: Gunung Gamalama di Ternate Meletus]</ref> |
|||
| map = Indonesia |
|||
| Easiest route = |
|||
| lat_d=0.80 |lat_m= |lat_s= |lat_NS=N| long_d=127.33 |long_m= |long_s= |long_EW=E |
|||
| coordinates_ref= <ref name=gvp/> |
|||
| topo = |
|||
| type = [[stratovolcano]] |
|||
| age = |
|||
| last_eruption = [[5 Oktober]] [[2018]] |
|||
| first_ascent = |
|||
| easiest_route = |
|||
| Listing = [[Ribu]] |
| Listing = [[Ribu]] |
||
}} |
|||
}}'''Gunung Gamalama''' adalah sebuah [[gunung]] yang terletak di [[Ternate]], [[Maluku]], [[Indonesia]]. |
|||
'''Gunung Gamalama''' adalah sebuah [[Gunung berapi]] kerucut yang merupakan keseluruhan [[Pulau Ternate]], [[Kepulauan Maluku]], [[Indonesia]]. Pulau ini ada di pesisir barat [[Pulau Halmahera]] yang ada di bagian utara Kepulauan Maluku. Selama berabad-abad, Ternate adalah pusat benteng [[Kekaisaran Portugis|Portugis]] dan [[VOC]] [[Belanda]] untuk [[perdagangan rempah-rempah]], yang telah mencatat aktivitas vulkanik Gunung Gamalama. |
|||
Gunung Gamalama mempunyai ketinggian 1.715 [[meter]] di atas permukaan laut. Gunung Gamalama ditutupi [[Hutan Montane]] pada ketinggian 1.200 - 1.500 m dan [[Hutan Ericaceous]] pada ketinggian di atas 1.500 m. |
Gunung Gamalama mempunyai ketinggian 1.715 [[meter]] di atas permukaan laut. Gunung Gamalama ditutupi [[Hutan Montane]] pada ketinggian 1.200 - 1.500 m dan [[Hutan Ericaceous]] pada ketinggian di atas 1.500 m. |
||
== Sejarah == |
|||
Nama Gunung Gamalama diambil dari kata '''''Kie Gam Lamo''''' ("negeri yang besar").<ref name="KOMPAS">[http://regional.kompas.com/read/2011/12/05/18242488/Inilah.sekelumit.Kisah.Gunung.Gamalama Inilah Sekelumit Kisah Gunung Gamalama] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220310055145/https://regional.kompas.com/read/2011/12/05/18242488/Inilah.sekelumit.Kisah.Gunung.Gamalama |date=2022-03-10 }}, Kompas Daring 6 Desember 2011.</ref> Gamalama sudah lebih dari 60 kali meletus sejak letusannya pertama kali tercatat pada tahun [[1538]]. Erupsi yang menimbulkan korban jiwa setidaknya sudah empat kali terjadi, dengan korban terbanyak jatuh pada tahun [[1775]]. Kala itu, erupsi Gunung Gamalama melenyapkan Desa [[Soela Takomi]] bersama 141 penduduknya. Pasca letusan, di lokasi desa yang berjarak 18 kilometer dari pusat Kota Ternate itu muncul dua danau, yaitu Danau [[Tolire Jaha]] dan [[Tolire Kecil]]. |
|||
Erupsi terakhir dari gunung Gamalama terjadi pada tahun [[2003]]. Letusan tersebut tidak besar dan tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi selama lebih dari satu pekan, letusan tersebut menyemburkan abu vulkanik yang menutupi langit [[Ternate]]. [[Bandar Udara Sultan Babullah]] yang merupakan [[bandar udara]] utama dan pintu masuk ke [[Maluku Utara]] harus ditutup dan sebagian masyarakat mengungsi ke Pulau [[Tidore]] yang jaraknya terdekat dari Ternate. |
|||
Setelah letusan tahun 2003, Gamalama tidak menunjukkan gejala aktif. Namun mulai sejak tahun 2009, Gamalama kembali menunjukkan aktivitas sehingga status "Waspada" diberlakukan pada gunung tersebut karena aktivitas gunung yang meningkat. Status "Waspada" merupakan level kedua dalam kewaspadaan gunung berapi aktif di indonesia. |
|||
Pada hari Senin, [[5 Desember]] [[2011]] terjadi semburan [[abu vulkanik]] dari Gunung Gamalama pada pukul 00.08 yang menunjukkan bahwa Gunung Gamalama masih aktif. Gunung Gamalama meletus dan mendorong ribuan warga mengungsi karena semburan abu dan partikel debu setinggi 2.000 meter ke udara yang memuntahkannya ke sebuah kota dekat gunung tersebut.<ref>{{cite web |url=http://www.abc.net.au/news/2011-12-05/thousands-flee-as-indonesian-volcano-erupts/3713652 |title=Thousands flee as Indonesian volcano erupts |date=December 5, 2011 |access-date=2011-12-06 |archive-date=2022-03-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220311092835/https://www.abc.net.au/news/2011-12-05/thousands-flee-as-indonesian-volcano-erupts/3713652 |dead-url=no }}</ref> Hal ini menyebabkan status kewaspadaan Gamalama naik menjadi level ketiga, "Siaga". |
|||
Pada hari Minggu, [[16 September]] [[2012]], gunung ini kembali meletus, dari waspada level 2 menjadi siaga level 3 (Kompas, 17 September 2012). |
|||
== Penduduk lokal == |
|||
[[Berkas:Ternate.JPG|jmpl|ka|Lukisan Gamalama meletus tahun 1700-an dengan Benteng Yohanes Pembaptis Ternate (lukisan sekitar [[1720]] oleh artis tak dikenal).]] |
|||
Aktivitas Gunung Gamalama yang tidak pernah berhenti bergolak tidak menghentikan kehidupan 185.705 warga Ternate di kaki dan punggung Gunung Gamalama. Justru jumlah penduduk terus bertambah dengan laju pertambahan penduduk per tahun mencapai 4,72 persen atau sekitar 8.000 orang. Bangunan-bangunan baru juga terus bermunculan karena adanya kota Ternate yang merupakan pintu masuk ke Provinsi [[Maluku Utara]].<ref name="KOMPAS"/> |
|||
Aktivitas gunung Gamalama yang berkelanjutan juga memunculkan adanya tradisi [[Kololi Kie]], yang kini digelar rutin setiap bulan April sebagai salah satu pertunjukan dalam [[Festival Legu Gam]], pesta rakyat Maluku Utara. Tradisi masyarakat Gamalama warisan nenek moyang ini berupa sebuah ritual tradisional mengitari Gunung Gamalama sambil mengunjungi sejumlah tempat dan makam-makam keramat. Ritual ini dilakukan sebagai pengharapan agar Gamalama tidak meletus.<ref name="KOMPAS"/> |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
Baris 22: | Baris 48: | ||
* [[Daftar gunung di Indonesia]] |
* [[Daftar gunung di Indonesia]] |
||
* [[Jawa]] |
* [[Jawa]] |
||
⚫ | |||
{{Gunung di Indonesia}} |
{{Gunung di Indonesia}} |
||
⚫ | |||
{{Gunung-di-indonesia-stub}} |
|||
⚫ | |||
[[Kategori:Gunung di Maluku]] |
[[Kategori:Gunung di Maluku Utara]] |
||
[[Kategori:Gunung berapi aktif di Indonesia]] |
|||
⚫ | |||
[[en:Gamalama]] |
|||
[[et:Gamalama]] |
|||
[[fa:گامالاما]] |
|||
[[fr:Gamalama]] |
|||
[[he:גמאלמה]] |
|||
[[jv:Gunung Gamalama]] |
|||
[[ms:Gunung Gamalama]] |
|||
[[pl:Gamalama]] |
|||
[[sk:Gamalama]] |
|||
[[zh:瓜馬拉馬火山]] |
Revisi terkini sejak 26 Agustus 2024 07.28
Gamalama | |
---|---|
Titik tertinggi | |
Ketinggian | 1.715 m (5.627 ft)[1] |
Masuk dalam daftar | Ultra Ribu |
Geografi | |
Geologi | |
Jenis gunung | stratovolcano |
Letusan terakhir | 5 Oktober 2018 |
Gunung Gamalama adalah sebuah Gunung berapi kerucut yang merupakan keseluruhan Pulau Ternate, Kepulauan Maluku, Indonesia. Pulau ini ada di pesisir barat Pulau Halmahera yang ada di bagian utara Kepulauan Maluku. Selama berabad-abad, Ternate adalah pusat benteng Portugis dan VOC Belanda untuk perdagangan rempah-rempah, yang telah mencatat aktivitas vulkanik Gunung Gamalama.
Gunung Gamalama mempunyai ketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut. Gunung Gamalama ditutupi Hutan Montane pada ketinggian 1.200 - 1.500 m dan Hutan Ericaceous pada ketinggian di atas 1.500 m.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Nama Gunung Gamalama diambil dari kata Kie Gam Lamo ("negeri yang besar").[2] Gamalama sudah lebih dari 60 kali meletus sejak letusannya pertama kali tercatat pada tahun 1538. Erupsi yang menimbulkan korban jiwa setidaknya sudah empat kali terjadi, dengan korban terbanyak jatuh pada tahun 1775. Kala itu, erupsi Gunung Gamalama melenyapkan Desa Soela Takomi bersama 141 penduduknya. Pasca letusan, di lokasi desa yang berjarak 18 kilometer dari pusat Kota Ternate itu muncul dua danau, yaitu Danau Tolire Jaha dan Tolire Kecil.
Erupsi terakhir dari gunung Gamalama terjadi pada tahun 2003. Letusan tersebut tidak besar dan tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi selama lebih dari satu pekan, letusan tersebut menyemburkan abu vulkanik yang menutupi langit Ternate. Bandar Udara Sultan Babullah yang merupakan bandar udara utama dan pintu masuk ke Maluku Utara harus ditutup dan sebagian masyarakat mengungsi ke Pulau Tidore yang jaraknya terdekat dari Ternate.
Setelah letusan tahun 2003, Gamalama tidak menunjukkan gejala aktif. Namun mulai sejak tahun 2009, Gamalama kembali menunjukkan aktivitas sehingga status "Waspada" diberlakukan pada gunung tersebut karena aktivitas gunung yang meningkat. Status "Waspada" merupakan level kedua dalam kewaspadaan gunung berapi aktif di indonesia.
Pada hari Senin, 5 Desember 2011 terjadi semburan abu vulkanik dari Gunung Gamalama pada pukul 00.08 yang menunjukkan bahwa Gunung Gamalama masih aktif. Gunung Gamalama meletus dan mendorong ribuan warga mengungsi karena semburan abu dan partikel debu setinggi 2.000 meter ke udara yang memuntahkannya ke sebuah kota dekat gunung tersebut.[3] Hal ini menyebabkan status kewaspadaan Gamalama naik menjadi level ketiga, "Siaga".
Pada hari Minggu, 16 September 2012, gunung ini kembali meletus, dari waspada level 2 menjadi siaga level 3 (Kompas, 17 September 2012).
Penduduk lokal
[sunting | sunting sumber]Aktivitas Gunung Gamalama yang tidak pernah berhenti bergolak tidak menghentikan kehidupan 185.705 warga Ternate di kaki dan punggung Gunung Gamalama. Justru jumlah penduduk terus bertambah dengan laju pertambahan penduduk per tahun mencapai 4,72 persen atau sekitar 8.000 orang. Bangunan-bangunan baru juga terus bermunculan karena adanya kota Ternate yang merupakan pintu masuk ke Provinsi Maluku Utara.[2]
Aktivitas gunung Gamalama yang berkelanjutan juga memunculkan adanya tradisi Kololi Kie, yang kini digelar rutin setiap bulan April sebagai salah satu pertunjukan dalam Festival Legu Gam, pesta rakyat Maluku Utara. Tradisi masyarakat Gamalama warisan nenek moyang ini berupa sebuah ritual tradisional mengitari Gunung Gamalama sambil mengunjungi sejumlah tempat dan makam-makam keramat. Ritual ini dilakukan sebagai pengharapan agar Gamalama tidak meletus.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Gamalama". Global Volcanism Program. Institusi Smithsonian. Diakses tanggal 2006-12-13.
- ^ a b c Inilah Sekelumit Kisah Gunung Gamalama Diarsipkan 2022-03-10 di Wayback Machine., Kompas Daring 6 Desember 2011.
- ^ "Thousands flee as Indonesian volcano erupts". December 5, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-11. Diakses tanggal 2011-12-06.