Lompat ke isi

Gunung Salak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
(48 revisi perantara oleh 36 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Refimprove|date=Agustus 2024}}{{bedakan|Palma|Taman Nasional}}
{{For|sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan atau taman nasional di [[Jawa Barat]] dan [[Banten]]|Salak|Taman Nasional Gunung Halimun Salak}}

{{Infobox mountain
{{Infobox mountain
| name = Gunung Salak
| name = Gunung Salak
| other_name = ''Mount Salak''
| photo = Salak 050408 012 bblk resize.jpg
| photo = Salak 050408 012 bblk resize.jpg
| photo_caption = Gunung Salak, dilihat dari arah Bogor
| photo_caption = Gunung Salak, dilihat dari arah Bogor
| elevation = 2.221 m
| elevation = 2.211 m (7.287 kaki)
| prominence =
| prominence =
| prominence_m =
| prominence_ft =
| prominence_ref =
| parent_peak =
| location = [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| location = [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| coordinates = {{coord|6.43|S|106.44|E|type:mountain}}
| coordinates = {{coord|6|43|0|S|106|44|0|E|type:mountain}}
| map = Jawa#Jawa Barat
| map_alt =
| map_caption =
| map_size =
| topo =
| topo =
| type =
| type = [[Stratovolcano]]
| volcanic_arc/belt = [[Busur Sunda]] / [[Sabuk alpida]]
| age =
| age =
| last_eruption =
| last_eruption = [[1938]]
| first_ascent =
| first_ascent =
| easiest_route =
| easiest_route = Jalur Pasir Reungi
| normal_route = Jalur Pasir Reungi [[Kabupaten Bogor|Bogor]] <br /> Jalur Cidahu [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]] <br /> Jalur Citaman / Cimelati Cicurug [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]]
| part_type = Hidrologi
| part = [[Kategori:DAS Cisadane|DAS Cisadane]] <br /> [[Kategori:DAS Cimandiri|DAS Cimandiri]]
}}
}}


'''Gunung Salak''' merupakan kompleks [[gunung berapi]] yang terletak di selatan [[Jakarta]], di [[Pulau Jawa]]. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah [[Kabupaten Sukabumi]] dan [[Kabupaten Bogor]], [[Jawa Barat]]. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah [[Perum Perhutani]] Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai [[Taman Nasional Gunung Halimun-Salak]].
'''Gunung Salak''' ([[Aksara Sunda Baku]]: {{sund|ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮞᮜᮊ᮪}}) merupakan kompleks [[gunung berapi]] yang terletak di selatan [[Jakarta]], di [[Pulau Jawa]]. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah [[Kabupaten Sukabumi]] dan [[Kabupaten Bogor]], [[Jawa Barat]]. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah [[Perum Perhutani]] Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai [[Taman Nasional Gunung Halimun-Salak]].


Gunung Salak berusia relatif tua sehingga memiliki beberapa puncak. Geoposisi puncak tertinggi gunung ini ialah 6°43' LS dan 106°44' BT dan dinamakan Puncak Salak I dengan ketinggian puncak 2.211 m dari permukaan laut (dpl.).
Gunung Salak berusia relatif tua sehingga memiliki beberapa puncak. Geoposisi puncak tertinggi gunung ini ialah 6°43' LS dan 106°44' BT dan dinamakan Puncak Salak I dengan ketinggian puncak 2.211 m dari permukaan laut (dpl.), terletak di perbatasan antara [[Tamansari, Bogor|Kec. Tamansari, Kab Bogor]] dan [[Cicurug, Sukabumi|Kec. Cicurug, Kab. Sukabumi]].

Banyak yang mengira nama Gunung Salak berasal dari nama tanaman [[Salak]], akan tetapi sesunguhnya nama gunung ini berasal dari bahasa [[sansekerta]] ''"Salaka"'' yang berarti [[perak]]. Maka Gunung Salak bermakna "Gunung Perak."
Banyak yang mengira asal nama "Salak" adalah dari tanaman [[salak]], akan tetapi sesungguhnya berasal dari kata [[bahasa Sanskerta]], ''salaka'' yang berarti "[[perak]]".


== Vulkanologi dan geologi ==
== Vulkanologi dan geologi ==
[[Berkas:GnSalak Cimande.jpg|jmpl|230px|Gunung Salak dari arah timur.]]
Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Puncak tertinggi (Puncak Salak I) menurut Hartmann (1938) adalah puncak berusia tertua. Puncak Salak II berketinggian 2.180 m dpl. dianggap yang tertua kedua. Selanjutnya muncul Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.
Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Puncak tertinggi (Puncak Salak I) menurut Hartmann (1938) adalah puncak berusia tertua. Puncak Salak II berketinggian 2.180 m dpl. dianggap yang tertua kedua. Selanjutnya muncul Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl. Gunung ini terletak di bagian tengah dari [[Sesar Citarik]], dimana diduga aktivitas sesar ini mempengaruhi terbentuknya Gunung Salak.<ref>{{Cite web|last=Prima|first=Erwin|date=2019-08-21|title=Peneliti Geologi Menduga Gunung Salak Dikontrol Sesar Citarik|url=https://tekno.tempo.co/read/1238741/peneliti-geologi-menduga-gunung-salak-dikontrol-sesar-citarik|website=Tempo|language=en|access-date=2024-07-04}}</ref>


Terdapat sejumlah kawah aktif yang tidak berasa di puncak. Kawah terbesar, Kawah Ratu, merupakan kawah termuda. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup merupakan bagian dari sistem Kawah Ratu.
Terdapat sejumlah kawah aktif yang tidak berada di puncak. Kawah terbesar, Kawah Ratu, merupakan kawah termuda. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup merupakan bagian dari sistem Kawah Ratu.


Semenjak tahun 1600-an tercatat terjadi beberapa kali letusan, di antaranya rangkaian letusan antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938, berupa [[erupsi freatik]] yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri.
Semenjak tahun 1600-an tercatat terjadi beberapa kali letusan, di antaranya rangkaian letusan antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938, berupa [[erupsi freatik]] yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri. Menurut catatan PVMBG, erupsi terbesar pernah terjadi pada tahun 1699, yang bersifat erupsi magmatis dan bersifat merusak, catatan korban tidak diketahui.


Secara morfologi, Gunung Salak memiliki banyak jurang curam dan dalam. Karena seluruh tubuh gunung sampai puncak tertutup hutan lebat, kontur gunung ini tidak mudah terlihat. Hal ini sering kali menipu pendaki maupun penerbang yang melewati kawasan pegunungan ini.
Secara morfologi, Gunung Salak memiliki banyak jurang curam dan dalam. Karena seluruh tubuh gunung sampai puncak tertutup hutan lebat, kontur gunung ini tidak mudah terlihat. Hal ini sering kali menipu pendaki maupun penerbang yang melewati kawasan pegunungan ini.

== Pendakian ==
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een bruiloftsfeest met op de achtergrond de berg Salak TMnr 3728-476.jpg|thumb|300px|[[Litografi]] tentang Gunung Salak berdasarkan salah satu lukisan [[Raden Saleh]].]]
Gunung Salak, meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi, baik karena karakteristik vegetasi maupun medannya.

Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur. Puncak yang paling sering didaki adalah Puncak Salak II dan Salak I.

Jalur yang paling ramai adalah melalui Curugnangka, dari sisi utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada Puncak Salak II.

Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati, dekat [[Cicurug, Sukabumi]]. Puncak Salak I dapat juga dicapai dari Puncak Salak II, dengan banyak kesulitan, dari Sukamantri, Ciapus. Di Puncak Salak I terdapat petilasan (berwujud kuburan) yang disebut-sebut sebagai petilasan "Embah Salak".

Jalur lain adalah "jalan belakang" lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu, dekat Gunung Bunder.

Gunung Salak populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub [[pecinta alam]], terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang ditemukan cadangan air kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu. Namun demikian, di puncak Salak I ditemukan kubangan air hujan.

[[Cimelati]] Di jalur ini masuk dari desa [[cibuntu]], Jika melewati track ini kita kan bertmu sebuah Vila besar sebelum mencapai pos/shelter 1 dan di sini juga terdapat beberapa air terjun,
Di jalur ini banyak air yang cukup, dan tempat terakhir kita mengambil air sekitar 5 Meter kurang lebih dari pos/shelter 3 karna ada saluran air milik warga setempat yang di sebut juga dengan Pos/shelter Air, Setelah pos/shelter ini kita tidak bisa menemukan air maka bawalah cadangan air setelah kita melewati pos/shelter ini. jika anda melewati ini akan melewati 7 pos/shelter yang mana akan tertanda/di berinama di setiap pos/shelter. dan pos yang ke 7 adalah puncak salak 1.


== Tutupan hutan ==
== Tutupan hutan ==
[[Berkas:Sukamantri, Ciapus, Bogor, Jawa Barat.jpg|jmpl|Hutan di kaki Gunung Salak]]
[[Hutan]]-hutan di Gunung Salak terdiri dari [[hutan pegunungan bawah]] (''submontane forest'') dan [[hutan pegunungan atas]] (''montane forest'').
[[Hutan]]-hutan di Gunung Salak terdiri dari [[hutan pegunungan bawah]] (''submontane forest'') dan [[hutan pegunungan atas]] (''montane forest'').


Baris 56: Baris 58:


== Margasatwa ==
== Margasatwa ==
[[Berkas:Elang-Ular Bido.jpg|jmpl|Elang-Ular Bido Pusat Rehabilitasi Elang Pusat Suaka Satwa Elang Loji, Cijeruk yang ada di kaki Gunung Salak.]]
Aneka margasatwa ditemukan di lereng Gunung Salak, mulai dari [[kodok dan katak]], [[reptil]], [[burung]] hingga [[mamalia]].
Aneka margasatwa ditemukan di lereng Gunung Salak, mulai dari [[kodok dan katak]], [[reptil]], [[burung]] hingga [[mamalia]]. Hasil penelitian D.M. Nasir (2003) dari Jurusan KSH Fakultas Kehutanan IPB, mendapatkan 11 jenis kodok dan katak di lingkungan S. Ciapus Leutik, Desa Tamansari, Kab. Bogor. Jenis-jenis itu ialah [[bangkong sungai|''Bufo asper'']], [[bangkong kolong|''B. melanostictus'']], [[bangkong serasah|''Leptobrachium hasseltii'']], [[kodok tegalan|''Fejervarya limnocharis'']], [[kongkang jeram|''Huia masonii'']], [[bangkong tuli|''Limnonectes kuhlii'']], [[kodok batu|''L. macrodon'']], ''L. microdiscus'', [[kongkang kolam|''Rana chalconota'']], [[kongkang gading|''R. erythraea'']] dan [[Kongkang racun|''R. hosii'']]. Hasil ini belum mencakup jenis-jenis katak pohon, dan jenis-jenis katak pegunungan lainnya yang masih mungkin dijumpai. Di Cidahu juga tercatat adanya jenis [[bangkong bertanduk]] (''Megophrys montana'') dan [[katak terbang]] (''Rhacophorus reinwardtii'').


Berbagai jenis reptil, terutama [[kadal]] dan [[ular]], terdapat di gunung ini. Beberapa contohnya adalah [[bunglon]] [[Bunglon#Bunglon surai|''Bronchocela jubata'']] dan ''[[bunglon jambul|B. cristatella]]'', [[kadal kebun]] ''Mabuya multifasciata'' dan [[biawak|biawak sungai]] ''Varanus salvator''. Jenis-jenis ular di Gunung Salak belum banyak diketahui, namun beberapa di antaranya tercatat mulai dari [[ular tangkai]] (''Calamaria'' sp.) yang kecil pemalu, [[ular siput]] (''Pareas carinatus'') hingga [[ular sanca kembang]] (''Python reticulatus'') sepanjang beberapa meter.
Hasil penelitian D.M. Nasir (2003) dari Jurusan KSH Fakultas Kehutanan IPB, mendapatkan 11 jenis kodok dan katak di lingkungan S. Ciapus Leutik, Desa Tamansari, Kab. Bogor. Jenis-jenis itu ialah [[bangkong sungai|''Bufo asper'']], [[bangkong kolong|''B. melanostictus'']], [[bangkong serasah|''Leptobrachium hasseltii'']], [[kodok tegalan|''Fejervarya limnocharis'']], [[kongkang jeram|''Huia masonii'']], [[bangkong tuli|''Limnonectes kuhlii'']], [[kodok batu|''L. macrodon'']], ''L. microdiscus'', [[kongkang kolam|''Rana chalconota'']], [[kongkang gading|''R. erythraea'']] dan [[Kongkang racun|''R. hosii'']]. Hasil ini belum mencakup jenis-jenis katak pohon, dan jenis-jenis katak pegunungan lainnya yang masih mungkin dijumpai. Di Cidahu juga tercatat adanya jenis [[bangkong bertanduk]] (''Megophrys montana'') dan [[katak terbang]] (''Rhacophorus reinwardtii'').

Berbagai jenis reptil, terutama [[kadal]] dan [[ular]], terdapat di gunung ini. Beberapa contohnya adalah [[bunglon]] [[Bunglon#Bunglon surai|''Bronchocela jubata'']] dan ''B. cristatella'', [[kadal kebun]] ''Mabuya multifasciata'' dan [[biawak|biawak sungai]] ''Varanus salvator''. Jenis-jenis ular di Gunung Salak belum banyak diketahui, namun beberapa di antaranya tercatat mulai dari [[ular tangkai]] (''Calamaria'' sp.) yang kecil pemalu, [[ular siput]] (''Pareas carinatus'') hingga [[ular sanca kembang]] (''Python reticulatus'') sepanjang beberapa meter.


Gunung Salak telah dikenal lama sebelumnya sebagai daerah yang kaya burung, sebagaimana dicatat oleh Vorderman (1885). Hoogerwerf (1948) mendapatkan tidak kurang dari 232 jenis burung di gunung ini (total Jawa: 494 jenis, 368 jenis penetap). Beberapa jenis yang cukup penting dari gunung ini ialah [[elang jawa]] (''Spizaetus bartelsi'') dan beberapa jenis elang lain, [[ayam-hutan merah]] (''Gallus gallus''), ''Cuculus micropterus'', ''Phaenicophaeus javanicus'' dan ''P. curvirostris'', ''Sasia abnormis'', ''Dicrurus remifer'', ''Cissa thalassina'', ''Crypsirina temia'', [[burung kuda]] ''Garrulax rufifrons'', ''Hypothymis azurea'', ''Aethopyga eximia'' dan ''A. mystacalis'', serta ''Lophozosterops javanica''.
Gunung Salak telah dikenal lama sebelumnya sebagai daerah yang kaya burung, sebagaimana dicatat oleh Vorderman (1885). Hoogerwerf (1948) mendapatkan tidak kurang dari 232 jenis burung di gunung ini (total Jawa: 494 jenis, 368 jenis penetap). Beberapa jenis yang cukup penting dari gunung ini ialah [[elang jawa]] (''Spizaetus bartelsi'') dan beberapa jenis elang lain, [[ayam-hutan merah]] (''Gallus gallus''), ''Cuculus micropterus'', ''Phaenicophaeus javanicus'' dan ''P. curvirostris'', ''Sasia abnormis'', ''Dicrurus remifer'', ''Cissa thalassina'', ''Crypsirina temia'', [[burung kuda]] ''Garrulax rufifrons'', ''Hypothymis azurea'', ''Aethopyga eximia'' dan ''A. mystacalis'', serta ''Lophozosterops javanica''.
Baris 66: Baris 67:
Sebagaimana halnya reptil dan kodok, catatan mengenai mamalia Gunung Salak pun tidak terlalu banyak. Akan tetapi di gunung ini jelas ditemukan beberapa jenis penting seperti [[macan tutul]] (''Panthera pardus''), [[owa jawa]] (''Hylobates moloch''), [[surili]] (''Presbytis comata'') dan [[trenggiling]] (''Manis javanica'').
Sebagaimana halnya reptil dan kodok, catatan mengenai mamalia Gunung Salak pun tidak terlalu banyak. Akan tetapi di gunung ini jelas ditemukan beberapa jenis penting seperti [[macan tutul]] (''Panthera pardus''), [[owa jawa]] (''Hylobates moloch''), [[surili]] (''Presbytis comata'') dan [[trenggiling]] (''Manis javanica'').


== Daerah Aliran Sungai ==
==Gunung Salak dan kecelakaan penerbangan==
Area kompleks gunung Salak menjadi hulu bagi dua [[daerah aliran sungai]] sekaligus batas pemisah antara DAS yang mengalirkan airnya ke pesisir utara dan selatan [[Jawa|pulau Jawa]], yaitu [[:Kategori:DAS Cisadane|DAS Cisadane]] dimana aliran utamanya mengalir menuju pantai utara Jawa dan bermuara di wilayah perairan [[laut Jawa]]. Sedangkan [[:Kategori:DAS Cimandiri|DAS Cimandiri]] aliran utamanya mengalir ke arah pantai selatan Jawa dan bermuara di [[Teluk Palabuhanratu|teluk Pelabuhan Ratu]], wilayah perairan [[Samudra Hindia|samudera Hindia]]. Dibandingkan DAS Cimandiri yang memiliki luas {{Convert|1832|km2|mi2|abbr=on}}<ref>{{Cite web|title=Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan 511-2011|url=https://hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4f2f760d2fff3/keputusan-menteri-kehutanan-nomor-sk511menhutv2011-tahun-2011|website=Hukum Online|language=id}}</ref>, DAS Cisadane mengambil porsi lebih dari 50% daerah tangkapan air pada lereng utara serta sebagian lereng timur dan barat komplek gunung Salak tersebut yang merupakan wilayah Kabupaten Bogor.<ref>{{Cite web|title=Peta Interaktif|url=http://webgis.menlhk.go.id/|website=WebGIS MenLHK|language=id}}</ref>
Kawasan pegunungan ini termasuk kawasan yang harus dihindari oleh para penerbang, baik pesawat kecil maupun besar. Kondisi geologi dan topografi yang penuh lembah tertutup vegetasi, disertai dengan cuaca (terutama turunnya kabut) yang sangat cepat berubah, sangat membahayakan penerbangan.

== Pendakian ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een bruiloftsfeest met op de achtergrond de berg Salak TMnr 3728-476.jpg|jmpl|300px|[[Litografi]] tentang Gunung Salak berdasarkan salah satu lukisan [[Raden Saleh]].]]
Gunung Salak, meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi, baik karena karakteristik vegetasi maupun medannya. Gunung Salak dapat didaki dari berbagai jalur. Puncak yang paling sering dikunjungi pendaki adalah Puncak Salak I atau dikenal sebagai Puncak Manik, yang dapat didaki dari jalur Pasir Reungit, [[Pamijahan, Bogor|Kec. Pamijahan]] melalui Kawah Ratu, dekat Gunung Bunder. Jalur lainnya adalah "jalan belakang" lewat [[Cidahu, Sukabumi|Kec. Cidahu]], Sukabumi di sebelah selatan.

Gunung Salak populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub [[pecinta alam]], terutama sekali daerah punggungannya dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Gunung ini juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang ditemukan cadangan air kecuali di Pos I melalui jalur pendakian Kawah Ratu. Namun, di puncak Salak I kadang dapat ditemukan kubangan air hujan selama musim hujan.

Jalur pendakian lainnya adalah Jalur Cimelati yang pintu masuknya berada di desa [[Pasawahan, Cicurug, Sukabumi|Pasawahan]], [[Cicurug, Sukabumi|Cicurug]]. Jika melewati track ini kita kan bertemu sebuah Vila besar sebelum mencapai pos/shelter 1 dan di sini juga terdapat beberapa air terjun. Di jalur ini banyak air yang cukup, dan tempat terakhir kita mengambil air sekitar 5 Meter kurang lebih dari pos/shelter 3 karna ada saluran air milik warga setempat yang di sebut juga dengan Pos/shelter Air, Setelah pos/shelter ini kita tidak bisa menemukan air maka bawalah cadangan air setelah kita melewati pos/shelter ini. jika anda melewati ini akan melewati 7 pos/shelter yang mana akan tertanda/di beri nama di setiap pos/shelter. dan pos yang ke 7 adalah puncak salak I. *note Jalur resmi menuju puncak salak 1, saat ini hanya ada 3 jalur yang boleh di akses 1. jalur pasirengit bogor, 2. jalur Cidahu Sukabumi, 3. Jalur Citaman / Cimelati Cicurug Sukabumi (dalam proses peresmian) bisa mengunungi website informasi seputar gunung salak ini di ([[Gunungsalak.com]])

== Gunung Salak dan kecelakaan penerbangan ==
Gunung Salak memiliki sejarah yang terkait dengan beberapa kecelakaan penerbangan. Kejadian paling terkenal terjadi pada tahun 2012, ketika sebuah pesawat [[Sukhoi Superjet 100]] jatuh di kawasan tersebut dan menewaskan semua penumpang di dalamnya.

Selain kejadian tersebut, pada tahun 2002, sebuah pesawat [[Garuda Indonesia]] juga jatuh di dekat Gunung Salak, menewaskan 21 orang di dalamnya. Selain itu, pada tahun 1992, sebuah pesawat [[Merpati Nusantara Airlines]] juga jatuh di dekat gunung ini, menewaskan 27 orang.

Kondisi geografis dan cuaca yang tidak stabil di daerah tersebut, serta kesalahan manusia, dikatakan menjadi faktor utama dari beberapa kecelakaan penerbangan yang terjadi di dekat Gunung Salak. Pihak berwenang di Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keselamatan penerbangan, termasuk meningkatkan pelatihan pilot dan mengambil tindakan keamanan yang lebih ketat dalam operasi penerbangan.

Namun demikian, Gunung Salak dan daerah sekitarnya tetap menjadi tempat yang menantang bagi penerbangan karena topografi yang terjal dan kondisi cuaca yang sulit diprediksi. Oleh karena itu, para profesional penerbangan selalu disarankan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat dan memperhatikan kondisi cuaca dan keamanan dalam melakukan operasi penerbangan di daerah tersebut.

<gallery>
Berkas:Mount Salak Cigombong 2022.jpg|Gunung Salak dilihat dari Cigombong, Jawa Barat, Indonesia
Berkas:Mount Salak at sunset.jpg|Gunung Salak saat sore hari, dilihat dari Sentul, Bogor
Berkas:Gunung Salak ti Babakanjaya.jpg|Gunung Salak dilihat dari Babakanjaya, Parungkuda
</gallery>


Oleh kalangan penerbangan gunung ini tergolong "gunung maut" karena catatan kecelakaan penerbangan yang panjang. Kecelakaan terakhir dan terbesar adalah menabraknya pesawat penumpang sipil [[Kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak|Sukhoi Superjet 100]] pada tebing gunung di tahun 2012.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 75: Baris 98:
* [[Taman Nasional Gunung Halimun Salak]]
* [[Taman Nasional Gunung Halimun Salak]]
* [[Gunung Salak, Selemadeg Timur, Tabanan]]
* [[Gunung Salak, Selemadeg Timur, Tabanan]]

* [http://foresterlife.blogspot.com Virtual Forest - Rimbawan Blog]
== Rujukan ==
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.vsi.esdm.go.id/gunungapiIndonesia/salak/umum.html Direktorat Vulkanologi Indonesia - Salak]
* {{id}} [http://www.vsi.esdm.go.id/gunungapiIndonesia/salak/umum.html Direktorat Vulkanologi Indonesia - Salak] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080403221205/http://www.vsi.esdm.go.id/gunungapiIndonesia/salak/umum.html |date=2008-04-03 }}
* {{en}} [http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0603-05= Global Volcanism Program - Salak]
* {{en}} [http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0603-05= Global Volcanism Program - Salak] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20041012050043/http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0603-05= |date=2004-10-12 }}


{{Gunung di Indonesia}}
{{Gunung di Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Salak, Gunung}}


{{DEFAULTSORT:Salak, Gunung}}
[[Kategori:Gunung di Jawa Barat]]
[[Kategori:Gunung berapi di Jawa Barat]]
[[Kategori:DAS Cisadane]]
[[Kategori:DAS Cimandiri]]
[[Kategori:Gunung berapi aktif di Indonesia]]

Revisi per 26 Agustus 2024 10.13

Gunung Salak
Mount Salak
Gunung Salak, dilihat dari arah Bogor
Titik tertinggi
Ketinggian2.211 m (7.287 kaki)
Koordinat6°43′0″S 106°44′0″E / 6.71667°S 106.73333°E / -6.71667; 106.73333
Geografi
Gunung Salak di Jawa
Gunung Salak
Gunung Salak
Gunung Salak di Provinsi Jawa Barat
Gunung Salak
Gunung Salak
Gunung Salak (Provinsi Jawa Barat)
Hidrologi
Geologi
Jenis gunungStratovolcano
Busur/sabuk vulkanikBusur Sunda / Sabuk alpida
Letusan terakhir1938
Pendakian
Rute termudahJalur Pasir Reungi
Rute normalJalur Pasir Reungi Bogor
Jalur Cidahu Sukabumi
Jalur Citaman / Cimelati Cicurug Sukabumi

Gunung Salak (Aksara Sunda Baku: ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮞᮜᮊ᮪) merupakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta, di Pulau Jawa. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

Gunung Salak berusia relatif tua sehingga memiliki beberapa puncak. Geoposisi puncak tertinggi gunung ini ialah 6°43' LS dan 106°44' BT dan dinamakan Puncak Salak I dengan ketinggian puncak 2.211 m dari permukaan laut (dpl.), terletak di perbatasan antara Kec. Tamansari, Kab Bogor dan Kec. Cicurug, Kab. Sukabumi.

Banyak yang mengira asal nama "Salak" adalah dari tanaman salak, akan tetapi sesungguhnya berasal dari kata bahasa Sanskerta, salaka yang berarti "perak".

Vulkanologi dan geologi

Gunung Salak dari arah timur.

Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Puncak tertinggi (Puncak Salak I) menurut Hartmann (1938) adalah puncak berusia tertua. Puncak Salak II berketinggian 2.180 m dpl. dianggap yang tertua kedua. Selanjutnya muncul Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl. Gunung ini terletak di bagian tengah dari Sesar Citarik, dimana diduga aktivitas sesar ini mempengaruhi terbentuknya Gunung Salak.[1]

Terdapat sejumlah kawah aktif yang tidak berada di puncak. Kawah terbesar, Kawah Ratu, merupakan kawah termuda. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup merupakan bagian dari sistem Kawah Ratu.

Semenjak tahun 1600-an tercatat terjadi beberapa kali letusan, di antaranya rangkaian letusan antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri. Menurut catatan PVMBG, erupsi terbesar pernah terjadi pada tahun 1699, yang bersifat erupsi magmatis dan bersifat merusak, catatan korban tidak diketahui.

Secara morfologi, Gunung Salak memiliki banyak jurang curam dan dalam. Karena seluruh tubuh gunung sampai puncak tertutup hutan lebat, kontur gunung ini tidak mudah terlihat. Hal ini sering kali menipu pendaki maupun penerbang yang melewati kawasan pegunungan ini.

Tutupan hutan

Hutan di kaki Gunung Salak

Hutan-hutan di Gunung Salak terdiri dari hutan pegunungan bawah (submontane forest) dan hutan pegunungan atas (montane forest).

Bagian bawah kawasan hutan, semula merupakan hutan produksi yang ditanami Perum Perhutani. Beberapa jenis pohon yang ditanam di sini adalah tusam (Pinus merkusii) dan rasamala (Altingia excelsa). Kemudian, sebagaimana umumnya hutan pegunungan bawah di Jawa, terdapat pula jenis-jenis pohon puspa (Schima wallichii), saninten (Castanopsis sp.), pasang (Lithocarpus sp.) dan aneka jenis huru (suku Lauraceae).

Di hutan ini, pada beberapa lokasi, terutama di arah Cidahu, Sukabumi, ditemukan pula jenis tumbuhan langka yang bernama Rafflesia rochussenii yang menyebar terbatas sampai Gunung Gede dan Gunung Pangrango di dekatnya.

Pada daerah-daerah perbatasan dengan hutan, atau di dekat-dekat sungai, orang menanam jenis-jenis kaliandra merah (Calliandra calothyrsus), dadap cangkring (Erythrina variegata), kayu afrika (Maesopsis eminii), jeunjing (Paraserianthes falcataria) dan berbagai macam bambu.

Margasatwa

Elang-Ular Bido Pusat Rehabilitasi Elang Pusat Suaka Satwa Elang Loji, Cijeruk yang ada di kaki Gunung Salak.

Aneka margasatwa ditemukan di lereng Gunung Salak, mulai dari kodok dan katak, reptil, burung hingga mamalia. Hasil penelitian D.M. Nasir (2003) dari Jurusan KSH Fakultas Kehutanan IPB, mendapatkan 11 jenis kodok dan katak di lingkungan S. Ciapus Leutik, Desa Tamansari, Kab. Bogor. Jenis-jenis itu ialah Bufo asper, B. melanostictus, Leptobrachium hasseltii, Fejervarya limnocharis, Huia masonii, Limnonectes kuhlii, L. macrodon, L. microdiscus, Rana chalconota, R. erythraea dan R. hosii. Hasil ini belum mencakup jenis-jenis katak pohon, dan jenis-jenis katak pegunungan lainnya yang masih mungkin dijumpai. Di Cidahu juga tercatat adanya jenis bangkong bertanduk (Megophrys montana) dan katak terbang (Rhacophorus reinwardtii).

Berbagai jenis reptil, terutama kadal dan ular, terdapat di gunung ini. Beberapa contohnya adalah bunglon Bronchocela jubata dan B. cristatella, kadal kebun Mabuya multifasciata dan biawak sungai Varanus salvator. Jenis-jenis ular di Gunung Salak belum banyak diketahui, namun beberapa di antaranya tercatat mulai dari ular tangkai (Calamaria sp.) yang kecil pemalu, ular siput (Pareas carinatus) hingga ular sanca kembang (Python reticulatus) sepanjang beberapa meter.

Gunung Salak telah dikenal lama sebelumnya sebagai daerah yang kaya burung, sebagaimana dicatat oleh Vorderman (1885). Hoogerwerf (1948) mendapatkan tidak kurang dari 232 jenis burung di gunung ini (total Jawa: 494 jenis, 368 jenis penetap). Beberapa jenis yang cukup penting dari gunung ini ialah elang jawa (Spizaetus bartelsi) dan beberapa jenis elang lain, ayam-hutan merah (Gallus gallus), Cuculus micropterus, Phaenicophaeus javanicus dan P. curvirostris, Sasia abnormis, Dicrurus remifer, Cissa thalassina, Crypsirina temia, burung kuda Garrulax rufifrons, Hypothymis azurea, Aethopyga eximia dan A. mystacalis, serta Lophozosterops javanica.

Sebagaimana halnya reptil dan kodok, catatan mengenai mamalia Gunung Salak pun tidak terlalu banyak. Akan tetapi di gunung ini jelas ditemukan beberapa jenis penting seperti macan tutul (Panthera pardus), owa jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata) dan trenggiling (Manis javanica).

Daerah Aliran Sungai

Area kompleks gunung Salak menjadi hulu bagi dua daerah aliran sungai sekaligus batas pemisah antara DAS yang mengalirkan airnya ke pesisir utara dan selatan pulau Jawa, yaitu DAS Cisadane dimana aliran utamanya mengalir menuju pantai utara Jawa dan bermuara di wilayah perairan laut Jawa. Sedangkan DAS Cimandiri aliran utamanya mengalir ke arah pantai selatan Jawa dan bermuara di teluk Pelabuhan Ratu, wilayah perairan samudera Hindia. Dibandingkan DAS Cimandiri yang memiliki luas 1.832 km2 (707 sq mi)[2], DAS Cisadane mengambil porsi lebih dari 50% daerah tangkapan air pada lereng utara serta sebagian lereng timur dan barat komplek gunung Salak tersebut yang merupakan wilayah Kabupaten Bogor.[3]

Pendakian

Litografi tentang Gunung Salak berdasarkan salah satu lukisan Raden Saleh.

Gunung Salak, meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi, baik karena karakteristik vegetasi maupun medannya. Gunung Salak dapat didaki dari berbagai jalur. Puncak yang paling sering dikunjungi pendaki adalah Puncak Salak I atau dikenal sebagai Puncak Manik, yang dapat didaki dari jalur Pasir Reungit, Kec. Pamijahan melalui Kawah Ratu, dekat Gunung Bunder. Jalur lainnya adalah "jalan belakang" lewat Kec. Cidahu, Sukabumi di sebelah selatan.

Gunung Salak populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungannya dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Gunung ini juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang ditemukan cadangan air kecuali di Pos I melalui jalur pendakian Kawah Ratu. Namun, di puncak Salak I kadang dapat ditemukan kubangan air hujan selama musim hujan.

Jalur pendakian lainnya adalah Jalur Cimelati yang pintu masuknya berada di desa Pasawahan, Cicurug. Jika melewati track ini kita kan bertemu sebuah Vila besar sebelum mencapai pos/shelter 1 dan di sini juga terdapat beberapa air terjun. Di jalur ini banyak air yang cukup, dan tempat terakhir kita mengambil air sekitar 5 Meter kurang lebih dari pos/shelter 3 karna ada saluran air milik warga setempat yang di sebut juga dengan Pos/shelter Air, Setelah pos/shelter ini kita tidak bisa menemukan air maka bawalah cadangan air setelah kita melewati pos/shelter ini. jika anda melewati ini akan melewati 7 pos/shelter yang mana akan tertanda/di beri nama di setiap pos/shelter. dan pos yang ke 7 adalah puncak salak I. *note Jalur resmi menuju puncak salak 1, saat ini hanya ada 3 jalur yang boleh di akses 1. jalur pasirengit bogor, 2. jalur Cidahu Sukabumi, 3. Jalur Citaman / Cimelati Cicurug Sukabumi (dalam proses peresmian) bisa mengunungi website informasi seputar gunung salak ini di (Gunungsalak.com)

Gunung Salak dan kecelakaan penerbangan

Gunung Salak memiliki sejarah yang terkait dengan beberapa kecelakaan penerbangan. Kejadian paling terkenal terjadi pada tahun 2012, ketika sebuah pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh di kawasan tersebut dan menewaskan semua penumpang di dalamnya.

Selain kejadian tersebut, pada tahun 2002, sebuah pesawat Garuda Indonesia juga jatuh di dekat Gunung Salak, menewaskan 21 orang di dalamnya. Selain itu, pada tahun 1992, sebuah pesawat Merpati Nusantara Airlines juga jatuh di dekat gunung ini, menewaskan 27 orang.

Kondisi geografis dan cuaca yang tidak stabil di daerah tersebut, serta kesalahan manusia, dikatakan menjadi faktor utama dari beberapa kecelakaan penerbangan yang terjadi di dekat Gunung Salak. Pihak berwenang di Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keselamatan penerbangan, termasuk meningkatkan pelatihan pilot dan mengambil tindakan keamanan yang lebih ketat dalam operasi penerbangan.

Namun demikian, Gunung Salak dan daerah sekitarnya tetap menjadi tempat yang menantang bagi penerbangan karena topografi yang terjal dan kondisi cuaca yang sulit diprediksi. Oleh karena itu, para profesional penerbangan selalu disarankan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat dan memperhatikan kondisi cuaca dan keamanan dalam melakukan operasi penerbangan di daerah tersebut.


Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Prima, Erwin (2019-08-21). "Peneliti Geologi Menduga Gunung Salak Dikontrol Sesar Citarik". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-07-04. 
  2. ^ "Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan 511-2011". Hukum Online. 
  3. ^ "Peta Interaktif". WebGIS MenLHK. 

Pranala luar