Lompat ke isi

Kristen Kalsedon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
 
(21 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:
{{Christianity}}
{{Christianity}}


'''Kristen Kalsedon''' adalah sebutan bagi [[denominasi Kristen|denominasi-denominasi Kristen]] yang menganut rumusan [[kristologi]] dan resolusi [[eklesiologi]] yang dihasilkan [[Konsili Kalsedon]], Konsili Oikumene ke-4 yang diselenggarakan pada tahun 451.{{sfn|Meyendorff|1989}} Umat Kristen Kalsedon berpegang pada [[rumusan Kalsedon]], yakni [[doktrin keagamaan|doktrin agama Kristen]] mengenai [[diofisitisme|kodrat ilahi dan kodrat insani]] [[Yesus dalam agama Kristen|Yesus Kristus]]. Sebagian besar persekutuan Gereja dan aliran agama Kristen pada abad ke-21 tergolong Kristen Kalsedon, namun lingkup pengaruh [[Kristologi Kalsedon]] dari abad ke-5 sampai dengan abad ke-8 sesungguhnya tidak dapat ditentukan secara pasti.
'''Kristen Kalsedon''' adalah sebutan bagi [[denominasi Kristen|denominasi-denominasi Kristen]] yang menganut rumusan [[kristologi]] dan resolusi [[eklesiologi]] yang dihasilkan [[Konsili Kalsedon]], muktamar Kristen sedunia ke-4 yang diselenggarakan pada tahun 451.{{sfn|Meyendorff|1989}} Umat Kristen Kalsedon berpegang pada [[syahadat Kalsedon|rumusan Kalsedon]], yakni [[doktrin|doktrin agama Kristen]] mengenai [[diofisitisme|kodrat ilahi dan kodrat insani]] [[Yesus dalam agama Kristen|Yesus Kristus]]. Sebagian besar persekutuan Gereja dan aliran agama Kristen pada abad ke-21 tergolong Kristen Kalsedon, tetapi luas jangkauan pengaruh kristologi Kalsedon dari abad ke-5 sampai dengan abad ke-8 sesungguhnya tidak dapat ditentukan secara pasti.


Dari segi doktrin, paham Kalsedon dapat dianggap sebagai salah satu cabang dari [[Kekristenan Nicea|ajaran Kristen Nikea]].
Dari segi doktrin, paham Kalsedon dapat dianggap sebagai salah satu cabang dari [[Kekristenan Nicea|ajaran Kristen Nikea]].


== Sejarah ==
Perselisihan dogmatis yang timbul dalam sinode ini berujung pada skisma Khalsedon dan sebagai hal yang biasa untuk pembentukan badan [[non-Khalsedon]] gereja yang dikenal sebagai [[Gereja Ortodoks Oriental]]. Gereja Khalsedon adalah salah satu yang tetap bersatu dengan [[Tahta Suci|Roma]], [[Patriarkat Ekumenis|Konstantinopel]] dan tiga patriarkat [[Gereja Ortodoks]] di timur (Iskandariyah, Antiokia, dan Yerusalem), yang ketika berada di bawah kekuasaan [[Yustinianus II]] pada [[konsili di Trullo]] diatur di bawah suatu bentuk kekuasaan yang disebut [[Pentarki]].
Sengketa [[dogma]]tis yang memicu perdebatan dalam [[Konsili Kalsedon]] bermuara pada [[Skisma Kalsedon]]. Gereja-Gereja yang [[Nonkalsedonisme|menolak keputusan konsili]] membentuk persekutuan tersendiri yang sekarang ini dikenal dengan sebutan [[Gereja Ortodoks Oriental|Kristen Ortodoks Oriental]]. Gereja-Gereja Kristen Kalsedon mempertahankan persekutuan dengan [[Takhta Suci]] di [[Roma]], [[Patriarkat Ekumenis Konstantinopel|Kebatrikan Oikumene]] di [[Konstantinopel]] (alias "Roma Baru"), dan kebatrikan-kebatrikan Ortodoks Timur di kawasan Timur Tengah, yakni [[Kebatrikan Ortodoks Yunani Aleksandria dan Seluruh Afrika|Kebatrikan Aleksandria]], [[Gereja Ortodoks Yunani Antiokhia|Kebatrikan Antiokhia]], dan [[Patriark Ortodoks Yunani Yerusalem|Kebatrikan Yerusalem]]. Kebatrikan-kebatrikan ini bersama-sama dihormati sebagai lima rukun [[Dunia Kristen|agama Kristen]] yang [[ortodoks]] dan [[katolik]], sekaligus sebagai lima rukun [[Syahadat Kalsedon]]. Pada abad ke-6, yakni pada masa pemerintahan [[Yustinianus I|Kaisar Yustinianus I]], lima kebatrikan ini diakui sebagai [[Pentarki]], otoritas gerejawi resmi [[Gereja|jemaat Kristen]] [[Gereja negara Kekaisaran Romawi|Kekaisaran Romawi]].


Sebagian besar denominasi Kristen yang ada sekarang ini boleh dikata bercikal bakal dari Pentarki, tergolong Kristen Kalsedon, dan secara umum terbagi menjadi [[Gereja Katolik Roma]] yang mendominasi [[Kekristenan Barat|kawasan berpenutur bahasa Latin di Barat]], [[Gereja Ortodoks Timur]] yang mendominasi [[Kekristenan Timur|kawasan berpenutur bahasa Yunani di Timur]], serta himpunan denominasi Kristen Protestan yang terbentuk pada masa pergolakan [[Reformasi Protestan]].
Mayoritas umat Kristen [[Ethiopia]], [[Koptik]], [[Suriah]], dan [[Armenia]] menolak definisi Khalsedon, dan kini secara kolektif dikenal sebagai [[Gereja Ortodoks Oriental]]. Namun, beberapa umat Kristen Armenia (khususnya di daerah [[Cappadocia]] dan [[Trebizond]] di [[Kekaisaran Bizantium]]) menerima keputusan Konsili Khalsedon dan terlibat dalam polemik melawan [[Gereja Apostolik Armenia]]<ref>{{citation | title = The Heritage of Armenian Literature: From the Sixth to the Eighteenth Century | first1 = Agop Jack | last1 = Hacikyan | first2 = Gabriel | last2 = Basmajian | first3 = Edward S | last3 = Franchuk}}</ref>, dan gereja-gereja dari tradisi Suriah di antara [[Gereja Katolik Timur]] merupakan gereja Khalsedon. Gereja [[Georgia]], sebagai saudara gereja Armenia, pada awalnya juga menolak Konsili Khalsedon{{Citation needed|date=October 2010}} , namun di awal abad ketujuh mereka ikut kepada [[Gereja Ortodoks Timur]].

Kelompok-kelompok umat Kristen yang menolak rumusan kristologi Kalsedon terdiri atas mayoritas [[Gereja Apostolik Armenia|umat Kristen Armenia]], [[Gereja Koptik|umat Kristen Koptik]], dan [[Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia|umat Kristen Etiopia]], serta sebagian dari [[Kristen Santo Tomas|umat Kristen India]], dan [[Kekristenan Siria|umat Kristen Suryani]] (di kemudian hari juga dikenal dengan sebutan [[Gereja Ortodoks Suriah|umat Kristen Yakubiah]]). Kelompok-kelompok umat Kristen ini sekarang dikenal dengan sebutan Gereja-Gereja Nonkalsedon, Gereja-Gereja [[Miafisitisme|Miafisit]], atau Gereja-Gereja Ortodoks Oriental.

Segolongan umat Kristen Armenia, khususnya yang bermukim di daerah [[Kapadokia]] dan [[Trabzon|Trebizon]] dalam wilayah [[Kekaisaran Bizantin]], menerima keputusan Konsili Kalsedon, sehingga terlibat [[polemik]] dengan Gereja Apostolik Armenia.<ref>{{citation |title=The Heritage of Armenian Literature: From the Sixth to the Eighteenth Century |first1=Agop Jack |last1=Hacikyan |first2=Gabriel |last2=Basmajian |first3=Edward S |last3=Franchuk}}</ref>

Seusai [[Perang Romawi Timur-Sassaniyah 572-591|Perang Bizantin-Sasani 572-591]], wilayah yang diperintah secara langsung oleh [[Kekaisaran Bizantin]] diperluas hingga mencakup pula seluruh daerah di kawasan barat [[Armenia Bizantin|Armenia]], dan tak lama kemudian [[Maurice (kaisar)|Kaisar Maurisius]] (memerintah 582-602) memutuskan untuk mengukuhkan kendali politiknya atas seluruh daerah itu dengan cara menyokong golongan umat Kristen Armenia yang pro-[[Kekristenan Kalsedon|Kalsedon]] di dalam Gereja Apostolik Armenia. Pada tahun 593, uskup-uskup kawasan barat Armenia bersidang di kota [[Erzurum|Teodosiopolis]], dan memaklumkan penerimaan mereka terhadap [[Syahadat Kalsedon|rumusan Kalsedon]]. Para peserta sidang juga memilih Yohanes dari [[Bagaran (kota kuno)|Bagaran]] menjadi [[katolikos]] yang baru untuk memimpin umat Kristen Kalsedon Armenia.{{sfn|Meyendorff|1989|p=108-109, 284, 343}}


== Rumusan kristologi Kalsedon ==
== Rumusan kristologi Kalsedon ==
Baris 14: Baris 21:
{{lihat pula|Neokalsedonisme}}
{{lihat pula|Neokalsedonisme}}


Para peserta Konsili Kalsedon menerima [[Trinitarianisme]] dan konsep [[kemanunggalan hipostatik]], dan membidahkan [[Arianisme]], [[Modalisme]], dan [[Ebionisme]] yang sudah dibidahkan dalam [[Konsili Necea I|Konsili Nikea I]] pada tahun 325. Para peserta konsili juga membidahkan doktrik kristologi kaum Nestorian, kaum [[Eutikes|Eutikian]], dan kaum Monofisit yang juga sudah dibidahkan dalam [[Konsili Efesus|Konsili Efesus I]] pada tahun 431.<!--
Para peserta Konsili Kalsedon menerima [[Trinitarianisme]] dan konsep [[kemanunggalan hipostatik]], dan membidahkan [[Arianisme]], [[Modalisme]], dan [[Ebionisme]] yang sudah dibidahkan dalam [[Konsili Nicea I|Konsili Nikea I]] pada tahun 325. Para peserta konsili juga membidahkan doktrik kristologi kaum Nestorian, kaum [[Eutikes|Eutikian]], dan kaum Monofisit yang juga sudah dibidahkan dalam [[Konsili Efesus|Konsili Efesus I]] pada tahun 431.


Menurut pemahaman pihak Kristen Kalsedon mengenai keterkaitan ilahi-insani dalam diri Yesus Kristus, kemanusiaan dan keilahian diibaratkan sebagai dua [[fisis|kodrat]] yang secara sempurna didiami satu [[hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]] [[Logos (Kekristenan)|Sang ''Logos'']]. Pihak Nonkalsedon berpegang teguh pada akidah [[miafisitisme]] (kadang-kadang disebut [[monofisitisme]] oleh lawan-lawannya). Menurut Miafisitisme, sometimes called [[monophysitism]] by their opponents). Miaphysitism holds that in the one person of Jesus Christ, divinity and humanity are united in one nature, the two being united without separation, without confusion and without alteration. That led many members of the two churches to condemn each other: the Chalcedonians condemning the Non-Chalcedonians as [[Eutychianism|Eutychian]] Monophysites, and the Non-Chalcedonians condemning the Chalcedonians as [[Nestorianism|Nestorians]].<ref>{{cite web|url=http://britishorthodox.org/glastonbury-review-archive/glastonbury-review-archive-issue-113/6/ |title=The Oriental Orthodox Rejection of Chalcedon |date=February 2006 |publisher=The British Orthodox Church |archiveurl=https://web.archive.org/web/20080619122112/http://www.britishorthodox.org/113e.php |archivedate=19 June 2008 |accessdate=16 June 2014 |deadurl=yes |df= }}</ref>
Menurut pemahaman Kristen Kalsedon mengenai keterkaitan ilahi-insani dalam diri Yesus Kristus, kemanusiaan dan keilahian diibaratkan sebagai dua [[fisis|kodrat]] yang secara sempurna didiami oleh satu [[hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]] [[Logos (Kekristenan)|Sang ''Logos'']]. Pihak Nonkalsedon berpegang teguh pada ajaran [[miafisitisme]] (kadang-kadang disebut [[monofisitisme]] oleh lawan-lawannya) bahwa dalam satu pribadi Yesus Kristus, keilahian dan kemanusiaan manunggal menjadi satu kodrat, tidak terpisah, tidak bercampur, dan tidak berubah. Perbedaan pendirian mengakibatkan kedua belah pihak saling mengutuk. Kristen Kalsedon mengutuk Kristen Nonkalsedon sebagai ahli bidah Monofisit [[Eutikianisme|Eutikian]], sementara Kristen Nonkalsedon mengutuk Kristen Kalsedon sebagai ahli bidah [[Nestorianisme|Nestorian]].<ref>{{cite web|url=http://britishorthodox.org/glastonbury-review-archive/glastonbury-review-archive-issue-113/6/ |title=The Oriental Orthodox Rejection of Chalcedon |date=Februari 2006 |publisher=The British Orthodox Church |archiveurl=https://web.archive.org/web/20080619122112/http://www.britishorthodox.org/113e.php |archivedate=19 Juni 2008 |accessdate=16 Juni 2014 |deadurl=yes |df= }}</ref>


Di kemudian hari, para mufasir keputusan Konsili Kalsedon berkesimpulan bahwa kristologi Kalsedon juga menolak [[Monotelitisme]] dan [[Monoenergisme]] yang dibidahkan dalam [[Konsili Konstantinopel III]] pada tahun 680. Pihak-pihak yang tidak menerima kristologi Kalsedon sekarang ini menyebut dirinya "[[Nonkalsedonisme|kaum Nonkalsedon]]". Menurut sejarah, dulunya mereka menyebut diri "kaum Miafisit" atau "kaum Kirilian" (penganut ajaran [[Sirilus dari Aleksandria|Santo Kirilos, Batrik Aleksandria]], penulis risalah ''Perihal Keesaan Kristus'' yang mereka gunakan sebagai sumber dalil akidahnya), dan disebut sebagai "kaum Monofisit" oleh umat Kristen Ortodoks. Pihak-pihak yang menganut kristologi-kristologi Nonkalsedon menyebut doktrin Kalsedon sebagai [[diofisitisme]].
Later interpreters of the council held that Chalcedonian Christology also rejected [[monothelitism]] and [[monoenergism]] (rejected at the [[Third Council of Constantinople]] in 680). Those who did not accept the Chalcedonian Christology now call themselves ''[[non-Chalcedonian]]''. Historically, they called themselves Miaphysites or Cyrillians (after St [[Cyril of Alexandria]], whose writing ''On the Unity of Christ'' was adopted by them and taken as their standard) and were called by Orthodox Christians monophysites. Those who held to the non-Chalcedonian Christologies called the doctrine of Chalcedon ''[[dyophysitism]]''.-->


== Rujukan ==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}


== Catatan kaki ==
== Sumber ==
* {{Cite book|ref=harv|last=Ostrogorsky|first=George|year=1956|title=History of the Byzantine State|url=https://books.google.rs/books?lr=&redir_esc=y&hl=sr&id=Bt0_AAAAYAAJ|publisher=Basil Blackwell|place=Oxford}}
{{reflist}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Meyendorff|first=John|author-link=John Meyendorff|year=1989|title=Imperial unity and Christian divisions: The Church 450-680 A.D.|series=The Church in history|volume=2|location=Crestwood, NY|publisher=St. Vladimir's Seminary Press|url=https://books.google.com/books?id=6J_YAAAAMAAJ}}

{{Sejarah Gereja}}


[[Kategori:Kristologi]]
[[Kategori:Kristologi]]
[[Kategori:Tuhan dalam Kekristenan]]
[[Kategori:Tuhan dalam Kekristenan]]
[[Kategori:Istilah Kristen]]
[[Kategori:Istilah Kristen]]
[[Kategori:Khalsedonianisme]]

Revisi terkini sejak 7 Juni 2019 22.58

Kristen Kalsedon adalah sebutan bagi denominasi-denominasi Kristen yang menganut rumusan kristologi dan resolusi eklesiologi yang dihasilkan Konsili Kalsedon, muktamar Kristen sedunia ke-4 yang diselenggarakan pada tahun 451.[1] Umat Kristen Kalsedon berpegang pada rumusan Kalsedon, yakni doktrin agama Kristen mengenai kodrat ilahi dan kodrat insani Yesus Kristus. Sebagian besar persekutuan Gereja dan aliran agama Kristen pada abad ke-21 tergolong Kristen Kalsedon, tetapi luas jangkauan pengaruh kristologi Kalsedon dari abad ke-5 sampai dengan abad ke-8 sesungguhnya tidak dapat ditentukan secara pasti.

Dari segi doktrin, paham Kalsedon dapat dianggap sebagai salah satu cabang dari ajaran Kristen Nikea.

Sengketa dogmatis yang memicu perdebatan dalam Konsili Kalsedon bermuara pada Skisma Kalsedon. Gereja-Gereja yang menolak keputusan konsili membentuk persekutuan tersendiri yang sekarang ini dikenal dengan sebutan Kristen Ortodoks Oriental. Gereja-Gereja Kristen Kalsedon mempertahankan persekutuan dengan Takhta Suci di Roma, Kebatrikan Oikumene di Konstantinopel (alias "Roma Baru"), dan kebatrikan-kebatrikan Ortodoks Timur di kawasan Timur Tengah, yakni Kebatrikan Aleksandria, Kebatrikan Antiokhia, dan Kebatrikan Yerusalem. Kebatrikan-kebatrikan ini bersama-sama dihormati sebagai lima rukun agama Kristen yang ortodoks dan katolik, sekaligus sebagai lima rukun Syahadat Kalsedon. Pada abad ke-6, yakni pada masa pemerintahan Kaisar Yustinianus I, lima kebatrikan ini diakui sebagai Pentarki, otoritas gerejawi resmi jemaat Kristen Kekaisaran Romawi.

Sebagian besar denominasi Kristen yang ada sekarang ini boleh dikata bercikal bakal dari Pentarki, tergolong Kristen Kalsedon, dan secara umum terbagi menjadi Gereja Katolik Roma yang mendominasi kawasan berpenutur bahasa Latin di Barat, Gereja Ortodoks Timur yang mendominasi kawasan berpenutur bahasa Yunani di Timur, serta himpunan denominasi Kristen Protestan yang terbentuk pada masa pergolakan Reformasi Protestan.

Kelompok-kelompok umat Kristen yang menolak rumusan kristologi Kalsedon terdiri atas mayoritas umat Kristen Armenia, umat Kristen Koptik, dan umat Kristen Etiopia, serta sebagian dari umat Kristen India, dan umat Kristen Suryani (di kemudian hari juga dikenal dengan sebutan umat Kristen Yakubiah). Kelompok-kelompok umat Kristen ini sekarang dikenal dengan sebutan Gereja-Gereja Nonkalsedon, Gereja-Gereja Miafisit, atau Gereja-Gereja Ortodoks Oriental.

Segolongan umat Kristen Armenia, khususnya yang bermukim di daerah Kapadokia dan Trebizon dalam wilayah Kekaisaran Bizantin, menerima keputusan Konsili Kalsedon, sehingga terlibat polemik dengan Gereja Apostolik Armenia.[2]

Seusai Perang Bizantin-Sasani 572-591, wilayah yang diperintah secara langsung oleh Kekaisaran Bizantin diperluas hingga mencakup pula seluruh daerah di kawasan barat Armenia, dan tak lama kemudian Kaisar Maurisius (memerintah 582-602) memutuskan untuk mengukuhkan kendali politiknya atas seluruh daerah itu dengan cara menyokong golongan umat Kristen Armenia yang pro-Kalsedon di dalam Gereja Apostolik Armenia. Pada tahun 593, uskup-uskup kawasan barat Armenia bersidang di kota Teodosiopolis, dan memaklumkan penerimaan mereka terhadap rumusan Kalsedon. Para peserta sidang juga memilih Yohanes dari Bagaran menjadi katolikos yang baru untuk memimpin umat Kristen Kalsedon Armenia.[3]

Rumusan kristologi Kalsedon

[sunting | sunting sumber]

Para peserta Konsili Kalsedon menerima Trinitarianisme dan konsep kemanunggalan hipostatik, dan membidahkan Arianisme, Modalisme, dan Ebionisme yang sudah dibidahkan dalam Konsili Nikea I pada tahun 325. Para peserta konsili juga membidahkan doktrik kristologi kaum Nestorian, kaum Eutikian, dan kaum Monofisit yang juga sudah dibidahkan dalam Konsili Efesus I pada tahun 431.

Menurut pemahaman Kristen Kalsedon mengenai keterkaitan ilahi-insani dalam diri Yesus Kristus, kemanusiaan dan keilahian diibaratkan sebagai dua kodrat yang secara sempurna didiami oleh satu hipostasis Sang Logos. Pihak Nonkalsedon berpegang teguh pada ajaran miafisitisme (kadang-kadang disebut monofisitisme oleh lawan-lawannya) bahwa dalam satu pribadi Yesus Kristus, keilahian dan kemanusiaan manunggal menjadi satu kodrat, tidak terpisah, tidak bercampur, dan tidak berubah. Perbedaan pendirian mengakibatkan kedua belah pihak saling mengutuk. Kristen Kalsedon mengutuk Kristen Nonkalsedon sebagai ahli bidah Monofisit Eutikian, sementara Kristen Nonkalsedon mengutuk Kristen Kalsedon sebagai ahli bidah Nestorian.[4]

Di kemudian hari, para mufasir keputusan Konsili Kalsedon berkesimpulan bahwa kristologi Kalsedon juga menolak Monotelitisme dan Monoenergisme yang dibidahkan dalam Konsili Konstantinopel III pada tahun 680. Pihak-pihak yang tidak menerima kristologi Kalsedon sekarang ini menyebut dirinya "kaum Nonkalsedon". Menurut sejarah, dulunya mereka menyebut diri "kaum Miafisit" atau "kaum Kirilian" (penganut ajaran Santo Kirilos, Batrik Aleksandria, penulis risalah Perihal Keesaan Kristus yang mereka gunakan sebagai sumber dalil akidahnya), dan disebut sebagai "kaum Monofisit" oleh umat Kristen Ortodoks. Pihak-pihak yang menganut kristologi-kristologi Nonkalsedon menyebut doktrin Kalsedon sebagai diofisitisme.

  1. ^ Meyendorff 1989.
  2. ^ Hacikyan, Agop Jack; Basmajian, Gabriel; Franchuk, Edward S, The Heritage of Armenian Literature: From the Sixth to the Eighteenth Century 
  3. ^ Meyendorff 1989, hlm. 108-109, 284, 343.
  4. ^ "The Oriental Orthodox Rejection of Chalcedon". The British Orthodox Church. Februari 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Juni 2008. Diakses tanggal 16 Juni 2014.