Bahasa Osing: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(187 revisi perantara oleh 49 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Multiple issues| |
|||
{{unreferenced}} |
|||
{{More citations needed|date=September 2023}} |
|||
{{Original research|date=September 2023}} |
|||
{{Primary sources|date=September 2023}} |
|||
}} |
|||
{{Infobox Bahasa |
{{Infobox Bahasa |
||
|name=Bahasa |
|name=Bahasa Osing |
||
|nativename= |
|nativename={{jav|ꦨꦴꦰꦴꦈꦱꦶꦁ}}{{*}}{{script|Arab|باسه اوسيڠ}}<br/>''Basa Using'' |
||
| states={{flag|Indonesia}} |
|||
|region=[[Jawa Timur]] |
|||
| region={{tree list}} |
|||
⚫ | |||
* {{flag|Jawa Timur}} |
|||
** [[File:Banyuwangi Regency coat of arms.svg|15px]] [[Kabupaten Banyuwangi]] |
|||
** [[File:Seal of Jember Regency.svg|15px]] [[Kabupaten Jember]] |
|||
** [[File:Seal of Situbondo Regency.svg|15px]] [[Kabupaten Situbondo]] |
|||
*** [[Banyuputih, Situbondo|Kecamatan Banyuputih]] |
|||
**** [[Wonorejo, Banyuputih, Situbondo|Desa Wonorejo]] |
|||
* {{flag|Bali}} |
|||
** [[File:Lambang Kab Jembrana.png|15px]] [[Kabupaten Jembrana]] |
|||
*** [[Melaya, Jembrana|Kecamatan Melaya]] |
|||
**** [[Gilimanuk, Melaya, Jembrana|Kelurahan Gilimanuk]] |
|||
{{Tree list/end}} |
|||
|ethnicity= [[Suku Osing]] |
|||
⚫ | |||
|date=2000 |
|||
|ref=e18 |
|||
|rank= |
|rank= |
||
|familycolor=Austronesia |
|familycolor=Austronesia |
||
|fam2=<!-- usang --> |
|||
|fam2=[[bahasa Malayo-Polinesia|Malayo-Polinesia]] |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
* [[Alfabet Latin|Latin]] |
* [[Alfabet Latin|Latin]] |
||
⚫ | |||
* [[Aksara Jawa|Jawa]]{{efn|Jarang ditemukan karya sastra bahasa Osing dengan aksara Jawa, mengingat tulisan mantra-mantra dalam bahasa ini banyak dituliskan dalam Abjad Pegon, bukan aksara Jawa}} |
|||
* [[Abjad Pegon|Pegon]] |
* [[Abjad Pegon|Pegon]]}} |
||
|iso1= |
|iso1= |
||
|iso2= |
|iso2= |
||
|iso3=osi |
|iso3=osi |
||
|glotto=osin1237 |
|||
|mapcode=Osing |
|||
|catatan= <references group="ib"/> |
|||
}} |
}} |
||
'''Bahasa Osing atau Jawa Osing''' ([[Bahasa Osing|Osing]]: ''Basa Using''; [[Aksara Jawa|Hanacaraka]]: ꦨꦯꦲꦸꦯꦶꦁ; [[Pegon]]: باسه اوسيڠ) adalah bahasa yang dipertuturkan di daerah [[Banyuwangi]], [[Jawa Timur]]. Secara [[linguistik]], bahasa ini termasuk dari cabang [[Rumpun bahasa Formosa|Formosa]] dalam [[rumpun bahasa Austronesia]]. |
|||
'''Bahasa Osing''' ([[Aksara Jawa|Hanacaraka]]: ꦨꦴꦰꦴꦈꦱꦶꦁ; ''basa using''; [[Pegon]]: باسه اوسيڠ), atau yang juga dikenal sebagai "bahasa dari [[Banyuwangi]]" adalah sebuah varietas dari [[bahasa Jawa]] yang dituturkan oleh [[suku Osing]] di [[Banyuwangi]], [[Jawa Timur]]. Bahasa Osing juga merupakan bahasa tertua di [[Pulau Jawa]] yang masih menggunakan banyak kata-kata Jawa Kawi dan egaliter seperti [[Bahasa Jawa Banyumasan|Dialek Banyumasan]] yang merupakan dialek Jawa tertua.<ref>https://www.liputan6.com/jatim/read/5007791/asal-usul-bahasa-osing-banyuwangi-lebih-tua-dari-kerajaan-majapahit</ref> Secara [[linguistik]], bahasa ini termasuk dari cabang [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]] dalam [[rumpun bahasa Austronesia]]. |
|||
Kata ''osing'' artinya mirip dengan kata ''tusing'' seperti dalam [[bahasa Bali]], bahasa daerah tetangganya, yang berarti "tidak". |
|||
== Fonologi == |
|||
== Jumlah dan Wilayah Persebaran == |
|||
⚫ | |||
⚫ | * Adanya [[diftong]] {{IPA|[ai]}} untuk vokal {{IPA blink|i}}: semua leksikon berakhiran {{angbr|i}} pada Bahasa Osing selalu terlafal sebagai{{IPA|/ai/}}. Seperti misalnya ''geni'' {{IPA|/gəni/}} (api) terbaca ''genai'', ''bengi'' {{IPA|bəŋːi}} (malam) terbaca ''bengai'', ''gedigi'' {{IPA|/gədigi/}} (begini) terbaca ''gedigai''. |
||
Jumlah penduduk asli Banyuwangi yang acap disebut sebagai "Lare Using/Laros" ini diperkirakan mencapai 500 ribu jiwa dan secara otomatis menjadi pendukung tutur Bahasa Osing ini. Penutur Bahasa Osing ini tersebar terutama di wilayah tengah Kabupaten Banyuwangi, mencakup [[Kecamatan]] [[Kabat, Banyuwangi|Kabat]], [[Rogojampi, Banyuwangi|Rogojampi]], [[Glagah, Banyuwangi|Glagah]], [[Kalipuro, Banyuwangi|Kalipuro]], [[Srono, Banyuwangi|Srono]], [[Songgon, Banyuwangi|Songgon]], [[Cluring, Banyuwangi|Cluring]], [[Giri, Banyuwangi|Giri]], sebagian [[Banyuwangi, Banyuwangi|kota Banyuwangi]], [[Gambiran, Banyuwangi|Gambiran]], [[Singojuruh, Banyuwangi|Singojuruh]], sebagian [[Genteng, Banyuwangi|Genteng]], dan [[Licin, Banyuwangi|Licin]]. Wilayah sisanya dihuni warga berbahasa Jawa dialek Surabaya ataupun [[bahasa Madura]]. Selain di Banyuwangi, penutur bahasa ini juga dapat dijumpai di wilayah [[Kabupaten Jember]], khususnya di Dusun Krajan Timur, [[Glundengan, Wuluhan, Jember|Desa Glundengan]], [[Wuluhan, Jember|Kecamatan Wuluhan]]. Namun dialek Osing di wilayah Jember ini telah banyak terpengaruh bahasa Jawa dan Madura akibat keterisolasiannya dari daerah penutur Osing lainnya di Banyuwangi. Di Jember, penutur osing dulu termasuk Kampung Using (dekat stasiun kereta api kota Jember), Biting Arjasa, Desa Kemiri Kecamatan Panti, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan Kecamatan Puger, dan daerah Tegal Boto. Bahasa Osing di Lampung tersebar di [[Lampung]] Bagian Selatan, seperti [[Kota Bandar Lampung]], [[Kota Metro]], [[Kabupaten Lampung Selatan]], [[Kabupaten Way Kanan]], [[Kabupaten Pringsewu]], [[Kabupaten Tanggamus]], [[Kabupaten Pesawaran]], [[Kabupaten Tulang Bawang]] dan [[Kabupaten Tulang Bawang Barat]] <ref>[https://www.belambangan.com/artikel/detail/ikawangi-lampung-teka-mbecikaken-umah-sampek-praburara Persebaran Bahasa Osing di Lampung yang dibawahi oleh Komunitas IKAWANGI (Ikatan Keluarga Banyuwangi) Lampung]</ref>. Sedangkan di [[Kalimantan Timur]] Bahasa Osing tersebar di seluruh Provinsi di [[Kalimantan Timur]], kecuali di [[Kabupaten Mahakam Ulu]] <ref>[https://prokom.kukarkab.go.id/berita/pemerintahan/tingkatkan-layanan-jamkesda-lakukan-studi-banding Persebaran Bahasa Osing di Lampung yang dibawahi oleh Komunitas IKAWANGI (Ikatan Keluarga Banyuwangi) Kalimantan Timur]</ref>. |
|||
⚫ | |||
* Pelafalan konsonan {{IPA blink|k}} akhiran untuk konsonan {{IPA blink|ʔ}} selalu dibaca sebagai {{IPAslink|k̚}} (k [[konsonan nirlepas|nirlepas]], antara lain "apik" {{IPA|/apiʔ/}} (bagus) terbaca {{IPA|/apik̚/}}, "manuk" {{IPA|/manuʔ/~manoʔ/}} (burung) terbaca {{IPA|/manuk̚/~/manok̚/}}, dan seterusnya. |
|||
⚫ | |||
* [[Palatalisasi]] konsonan yang dilambangkan dengan [[#Imbuhan 〈-y-〉|imbuhan -y-]]. Dalam Bahasa Using, kerap muncul pada leksikon yang mengandung [ba], [ga], [da], [wa]. Contoh pada bahasa Using Seperti kata "barong" {{IPA|/baroŋ/}} (barong) dilafalkan menjadi "byarong" {{IPA|/bʲaroŋ/}}, "uwak" (tante/om) dilafalkan "uwyak"{{IPA|/uwʲak̚/}}, "embah" {{IPA|/əmbah/}} (kakek/nenek) dilafalkan "embyah" {{IPA|/əmbʲah/}}, "dhawuk" {{IPA|/ɖawuʔ/~/ɖawoʔ/}} (dauk) dibaca "dhyawuk" {{IPA|/ɖʲawuk̚/~/ɖʲawok̚/}}. Adapun kata "Banyuwangi" {{IPA|/baɳːuwaŋːi/}} pengucapannya gabungan antara diftong [ai] dan juga palatalisasi [j], sehingga pelafalannya ialah "Byanyuwangai" {{IPA|/bʲaɳːuwaŋːi/~/biaɳːuwaŋːi/}}. |
|||
== |
== Varian Bahasa Using == |
||
⚫ | Bahasa Using mempunyai kesamaan dan memiliki kosakata Bahasa Jawa Kuna yang masih tertinggal. Varian yang dianggap Kunoan terdapat utamanya diwilayah Giri, Glagah dan Licin, di mana Bahasa Using di sana masih dianggap murni.{{butuh rujukan|date=Agustus 2022}} Sedangkan Bahasa Using di Kabupaten Jember telah banyak terpengaruh oleh Bahasa Madura dan Bahasa Jawa baku, sehingga membuat Bahasa Using di Jember berbeda dan terkesan tercampur-campur/tidak murni jika dibandingkan dengan Bahasa Using di Banyuwangi yang lebih asli dan murni.{{butuh rujukan|date=Agustus 2022}} |
||
⚫ | |||
== Tata bahasa == |
|||
⚫ | |||
⚫ | Di kalangan masyarakat Osing, dikenal dua gaya bahasa yang digunakan di situasi yang berbeda. Yakni ''Cara Osing'' dan ''Cara Besiki''. ''Cara Osing'' adalah gaya bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan oleh tua-muda, miskin-kaya, pejabat-rakyat biasa, egaliter dan tidak ada perbedaan khusus diantara semuanya. Yang menjadi pembeda hanyalah intonasi serta pronomina yang disesuaikan dengan kedudukan lawan bicara, misalnya: |
||
⚫ | |||
* Lafal konsonan [k] untuk konsonan [ʔ]. Di Bahasa Jawa, terutama pada leksikon berakhiran huruf "k" selalu dilafalkan dengan glottal "ʔ". Sedangkan di Bahasa Osing, justru tetap terbaca "k" yang artinya konsonan hambat velar. antara lain "apik" (bagus/apik) terbaca "apiK", "manuk" (burung) terbaca "manuK", dan seterusnya. |
|||
⚫ | |||
* Palatalisasi [y]. Dalam Bahasa Osing, kerap muncul pada leksikon yang mengandung [ba], [ga], [da], [wa]. Seperti "bapak" (bapak/ayah) dilafalkan "byapak", "uwak" dilafalkan (tante) "uwyak", "embah" (embah) dilafalkan "embyah", "Banyuwangi" dilafalkan "byanyuwangai", "dhawuk" (panjang) dibaca "dhyawuk". |
|||
⚫ | |||
== Varian Bahasa Osing == |
|||
⚫ | |||
⚫ | Bahasa |
||
* ''Ndiko wis madhyang?'' = anda sudah makan? |
|||
== Gaya Penggunaan Bahasa == |
|||
⚫ | Di kalangan masyarakat Osing, dikenal dua gaya bahasa yang |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
=== Tingkatan pronomina === |
=== Tingkatan pronomina === |
||
* Hiro/Iro = digunakan/lawan bicara untuk yang lebih muda(umur) |
* Hiro/Iro = digunakan/lawan bicara untuk yang lebih muda(umur) |
||
* Siro = digunakan/lawan bicara untuk yang selevel(umur) |
* Siro = digunakan/lawan bicara untuk yang selevel (umur) |
||
* Riko = digunakan/lawan bicara untuk yang di atas kita (umur) |
* Riko = digunakan/lawan bicara untuk yang di atas kita (umur) |
||
* Ndiko = digunakan/lawan bicara untuk orang tua |
* Ndiko = digunakan/lawan bicara untuk orang tua dan tokoh yang dihormati |
||
⚫ | Sedangkan ''Cara Besiki'' adalah bentuk yang dianggap sebagai bentuk wicara ideal. Berbeda dengan masyarakat Jawa, Sunda, ataupun bali yang menggunakan Bahasa alus(krama inggil) kepada orang yang lebih tua, di dalam masyarakat Osing ''Cara Besiki'' ini hanya dipergunakan untuk kondisi-kondisi khusus/sakral yang bersifat ''keagamaan'' dan <u>ritual</u>, selain itu juga digunakan untuk acara pertemuan menjelang perkawinan. |
||
Aku |
|||
===Imbuhan {{angbr|-y-}}=== |
|||
⚫ | Sedangkan ''Cara Besiki'' adalah bentuk |
||
Beberapa dari kata dalam bahasa Osing masih memiliki imbuhan {{angbr|-y-}} ({{ipa blink|j}} yang terletak di tengah-tengah kata, misalnya seperti "ngumbyah", "kidyang" yang berbeda dengan pelafalan dalam bahasa Jawa baku, yakni {{IPA|/ŋum.bah/}} dan {{IPA|/ki.daŋ/}}.<ref name="EVA">{{Cite web |url=http://lingweb.eva.mpg.de/jakarta/osing.php |title=Projects > Javanese Dialectology > Osing Dialect |website=Jakarta Field Station |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20110514131202/http://lingweb.eva.mpg.de/jakarta/osing.php |archive-date=2011-05-14 |access-date=2011-05-14}}</ref> |
|||
Selain itu, inventoris kata dalam bahasa Osing yang berbeda dari bahasa Jawa baku yang lain adalah sebagai berikut:<ref name="EVA" /> |
|||
*''osing/sing'' (Terjemahan: "Tidak"; Bahasa Jawa Baku: ''ora'') |
|||
*''paran'' (Terjemahan: "apa"; Bahasa Jawa Baku: : ''åpå'') |
|||
*''kadhung'' (Terjemahan: "Jikalau"; Bahasa Jawa Baku: :yèn,lèk,nèk) |
|||
== Kosakata == |
== Kosakata == |
||
Kosakata Bahasa |
Kosakata Bahasa Using merupakan turunan langsung dari Bahasa Jawa Kuna, akan tetapi menurut penelitian oleh Prof. Dr. Suparman Heru Santosa: Bahasa Using sudah memisahkan diri dari Bahasa Jawa Pertengahan sejak tahun 1400 M hingga 1500 M, dengan demikian sebelum [[Kerajaan Blambangan]] berdiri pun Bahasa Using sudah berkembang dan digunakan di Banyuwangi. {{butuh rujukan|date=Agustus 2022}} Sehingga ada beberapa kata pada Bahasa Using yang berasal dari Bahasa Jawa Kuna, serta adanya pengaruh [[Bahasa Bali]] sedikit signifikan terlihat dalam bahasa ini, seperti kosakata ''sing'' (tidak) dan ''bojog'' (monyet). |
||
⚫ | |||
Pengaruh [[Bahasa Inggris]] juga masuk kedalam bahasa ini melalui para tuan tanah yang pernah tinggal di kawasan tersebut, seperti dalam kata: |
|||
⚫ | |||
* ''Sulung'' dari kata ''so long'' namun bermakna ''duluan'' |
|||
== Referensi == |
|||
* ''Nagud'' dari kata '' no good'' bermakna ''jelek'' |
|||
<references /> |
|||
* ''Ngempos'' dari kata '' pause'' bermakna ''berhenti'' |
|||
==Bacaan lanjutan== |
|||
* ''Enjong'' dari kata ''enjoy'' bermakna ''enak,menyenangkan'' |
|||
* {{Cite thesis |last=Wittke |first=Jonas |title=Status Planning and Regional Identity: The Case of Osing in Banyuwangi, Indonesia |date=2019 |degree=Ph.D. |publisher=Rice University |hdl=1911/105415 |hdl-access=free }} |
|||
* {{Citation |last=Arps |first=Bernard |title=Geliat Bahasa Selaras Zaman: Perubahan Bahasa-Bahasa di Indonesia Pasca-Orde Baru |date=2010 |pages=225–248 |editor-last=Mikihiro Moriyama |chapter=Terwujudnya bahasa Using di Banyuwangi dan peranan media elektronik di dalamnya (selayang pandang, 1970–2009) |editor2-last=Manneke Budiman |hdl=1887/15213 }} |
|||
* {{Cite journal |last=Arps |first=Bernard |date=2009 |title=Osing Kids and the banners of Blambangan Ethnolinguistic identity and the regional past as ambient themes in an East Javanese town |url=http://wacana.ui.ac.id/index.php/wjhi/article/view/142 |journal=Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia |volume=11 |issue=1 |pages=1 |doi=10.17510/wjhi.v11i1.142 |doi-access=free |access-date=2022-11-23 |archive-date=2022-01-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220122022056/http://wacana.ui.ac.id/index.php/wjhi/article/view/142 |dead-url=yes }} |
|||
== Lihat pula == |
|||
* [[incubator:Special:PrefixIndex/Wp/osi|Wikipedia Bahasa Osing]] (Incubator) |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
{{incubator|code=osi}} |
{{incubator|code=osi}} |
||
{{ethnologue|osi}} |
* {{ethnologue|osi}} |
||
{{Topik Banyuwangi}} |
{{Topik Banyuwangi}} |
||
{{bahasa Jawa}} |
{{bahasa Jawa}} |
||
Baris 80: | Baris 99: | ||
[[Kategori:Bahasa di Jawa]] |
[[Kategori:Bahasa di Jawa]] |
||
[[Kategori:Bahasa di Indonesia]] |
[[Kategori:Bahasa di Indonesia]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Rumpun bahasa Melayu-Polinesia]] |
||
[[Kategori:Bahasa di Jawa Timur]] |
[[Kategori:Bahasa di Jawa Timur]] |
Revisi terkini sejak 6 Desember 2024 03.01
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Bahasa Osing (Hanacaraka: ꦨꦴꦰꦴꦈꦱꦶꦁ; basa using; Pegon: باسه اوسيڠ), atau yang juga dikenal sebagai "bahasa dari Banyuwangi" adalah sebuah varietas dari bahasa Jawa yang dituturkan oleh suku Osing di Banyuwangi, Jawa Timur. Bahasa Osing juga merupakan bahasa tertua di Pulau Jawa yang masih menggunakan banyak kata-kata Jawa Kawi dan egaliter seperti Dialek Banyumasan yang merupakan dialek Jawa tertua.[5] Secara linguistik, bahasa ini termasuk dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia.
Fonologi
[sunting | sunting sumber]Bahasa Using mempunyai keunikan dalam sistem pelafalannya, antara lain:
- Adanya diftong [ai] untuk vokal [i]: semua leksikon berakhiran ⟨i⟩ pada Bahasa Osing selalu terlafal sebagai/ai/. Seperti misalnya geni /gəni/ (api) terbaca genai, bengi bəŋːi (malam) terbaca bengai, gedigi /gədigi/ (begini) terbaca gedigai.
- Adanya diftong [au] untuk vokal [u]: leksikon berakhiran ⟨u⟩ hampir selalu dilafalkan sebagai /a/. Seperti gedigu /gədigu/(begitu) terbaca gedigau, asu (anjing) terbaca asau, awu (itu) terbaca awau.
- Pelafalan konsonan [k] akhiran untuk konsonan [ʔ] selalu dibaca sebagai /k̚/ (k nirlepas, antara lain "apik" /apiʔ/ (bagus) terbaca /apik̚/, "manuk" /manuʔ/~manoʔ/ (burung) terbaca /manuk̚/~/manok̚/, dan seterusnya.
- Konsonan hentian glotis [ʔ] seperti secara ortografi dilambangkan dengan tanda petik tunggal seperti ⟨piro'⟩ (berapa), ⟨kiwo'⟩ (kiri) dan demikian seterusnya.
- Palatalisasi konsonan yang dilambangkan dengan imbuhan -y-. Dalam Bahasa Using, kerap muncul pada leksikon yang mengandung [ba], [ga], [da], [wa]. Contoh pada bahasa Using Seperti kata "barong" /baroŋ/ (barong) dilafalkan menjadi "byarong" /bʲaroŋ/, "uwak" (tante/om) dilafalkan "uwyak"/uwʲak̚/, "embah" /əmbah/ (kakek/nenek) dilafalkan "embyah" /əmbʲah/, "dhawuk" /ɖawuʔ/~/ɖawoʔ/ (dauk) dibaca "dhyawuk" /ɖʲawuk̚/~/ɖʲawok̚/. Adapun kata "Banyuwangi" /baɳːuwaŋːi/ pengucapannya gabungan antara diftong [ai] dan juga palatalisasi [j], sehingga pelafalannya ialah "Byanyuwangai" /bʲaɳːuwaŋːi/~/biaɳːuwaŋːi/.
Varian Bahasa Using
[sunting | sunting sumber]Bahasa Using mempunyai kesamaan dan memiliki kosakata Bahasa Jawa Kuna yang masih tertinggal. Varian yang dianggap Kunoan terdapat utamanya diwilayah Giri, Glagah dan Licin, di mana Bahasa Using di sana masih dianggap murni.[butuh rujukan] Sedangkan Bahasa Using di Kabupaten Jember telah banyak terpengaruh oleh Bahasa Madura dan Bahasa Jawa baku, sehingga membuat Bahasa Using di Jember berbeda dan terkesan tercampur-campur/tidak murni jika dibandingkan dengan Bahasa Using di Banyuwangi yang lebih asli dan murni.[butuh rujukan]
Tata bahasa
[sunting | sunting sumber]Di kalangan masyarakat Osing, dikenal dua gaya bahasa yang digunakan di situasi yang berbeda. Yakni Cara Osing dan Cara Besiki. Cara Osing adalah gaya bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan oleh tua-muda, miskin-kaya, pejabat-rakyat biasa, egaliter dan tidak ada perbedaan khusus diantara semuanya. Yang menjadi pembeda hanyalah intonasi serta pronomina yang disesuaikan dengan kedudukan lawan bicara, misalnya:
- Siro wis madhyang? = kau sudah makan?
- Riko wis madhyang? = kamu sudah makan?
- Ndiko wis madhyang? = anda sudah makan?
Tingkatan pronomina
[sunting | sunting sumber]- Hiro/Iro = digunakan/lawan bicara untuk yang lebih muda(umur)
- Siro = digunakan/lawan bicara untuk yang selevel (umur)
- Riko = digunakan/lawan bicara untuk yang di atas kita (umur)
- Ndiko = digunakan/lawan bicara untuk orang tua dan tokoh yang dihormati
Sedangkan Cara Besiki adalah bentuk yang dianggap sebagai bentuk wicara ideal. Berbeda dengan masyarakat Jawa, Sunda, ataupun bali yang menggunakan Bahasa alus(krama inggil) kepada orang yang lebih tua, di dalam masyarakat Osing Cara Besiki ini hanya dipergunakan untuk kondisi-kondisi khusus/sakral yang bersifat keagamaan dan ritual, selain itu juga digunakan untuk acara pertemuan menjelang perkawinan.
Imbuhan ⟨-y-⟩
[sunting | sunting sumber]Beberapa dari kata dalam bahasa Osing masih memiliki imbuhan ⟨-y-⟩ (Templat:Ipa blink yang terletak di tengah-tengah kata, misalnya seperti "ngumbyah", "kidyang" yang berbeda dengan pelafalan dalam bahasa Jawa baku, yakni /ŋum.bah/ dan /ki.daŋ/.[6]
Selain itu, inventoris kata dalam bahasa Osing yang berbeda dari bahasa Jawa baku yang lain adalah sebagai berikut:[6]
- osing/sing (Terjemahan: "Tidak"; Bahasa Jawa Baku: ora)
- paran (Terjemahan: "apa"; Bahasa Jawa Baku: : åpå)
- kadhung (Terjemahan: "Jikalau"; Bahasa Jawa Baku: :yèn,lèk,nèk)
Kosakata
[sunting | sunting sumber]Kosakata Bahasa Using merupakan turunan langsung dari Bahasa Jawa Kuna, akan tetapi menurut penelitian oleh Prof. Dr. Suparman Heru Santosa: Bahasa Using sudah memisahkan diri dari Bahasa Jawa Pertengahan sejak tahun 1400 M hingga 1500 M, dengan demikian sebelum Kerajaan Blambangan berdiri pun Bahasa Using sudah berkembang dan digunakan di Banyuwangi. [butuh rujukan] Sehingga ada beberapa kata pada Bahasa Using yang berasal dari Bahasa Jawa Kuna, serta adanya pengaruh Bahasa Bali sedikit signifikan terlihat dalam bahasa ini, seperti kosakata sing (tidak) dan bojog (monyet).
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Bahasa Osing di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
- ^ https://www.ethnologue.com/language/osi; diakses pada: 4 Januari 2019.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Osing". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "Bahasa Osing". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ https://www.liputan6.com/jatim/read/5007791/asal-usul-bahasa-osing-banyuwangi-lebih-tua-dari-kerajaan-majapahit
- ^ a b "Projects > Javanese Dialectology > Osing Dialect". Jakarta Field Station. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-14. Diakses tanggal 2011-05-14.
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Wittke, Jonas (2019). Status Planning and Regional Identity: The Case of Osing in Banyuwangi, Indonesia (Tesis Ph.D.). Rice University.
- Arps, Bernard (2010), "Terwujudnya bahasa Using di Banyuwangi dan peranan media elektronik di dalamnya (selayang pandang, 1970–2009)", dalam Mikihiro Moriyama; Manneke Budiman, Geliat Bahasa Selaras Zaman: Perubahan Bahasa-Bahasa di Indonesia Pasca-Orde Baru, hlm. 225–248, hdl:1887/15213
- Arps, Bernard (2009). "Osing Kids and the banners of Blambangan Ethnolinguistic identity and the regional past as ambient themes in an East Javanese town". Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia. 11 (1): 1. doi:10.17510/wjhi.v11i1.142 . Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-22. Diakses tanggal 2022-11-23.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Bahasa Osing di Ethnologue