Lompat ke isi

Gunung Gede: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 6°47′S 106°59′E / 6.78°S 106.98°E / -6.78; 106.98
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(70 revisi perantara oleh 55 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{For|taman nasional|Taman Nasional Gunung Gede Pangrango}}
{{Infobox Mountain
{{untuk|nama kereta yang telah digabungkan ke [[Kereta api Argo Parahyangan]]|Kereta api Argo Gede}}
| Name = Gunung Gede [[Berkas:Flag of Indonesia.svg|35px]]
{{Infobox mountain
| Photo = Gunung Gede.jpg
| Caption = Gunung Gede, dilihat dari arah [[Cipanas, Pacet, Cianjur|Cipanas]]
| name = Gunung Gede
| other_name = Blauweberg
| Elevation = 2.958&nbsp;meter (9.705&nbsp;kaki)<ref name="gvp">{{cite web|title=Gede|work=Global Volcanism Program|publisher=[[Smithsonian Institution]]|accessdate=2006-12-19|url=http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0603-06=}}</ref>
| photo = Mount Gede 00.jpg
| Location = [[Sukabumi]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| photo_caption = Sisi selatan Gunung Gede dilihat dari [[Kabupaten Sukabumi]]
| Range =
| Prominence =
| elevation_m = 2958
| elevation_ref = <ref name="gvp">{{cite web|title=Gede|work=Global Volcanism Program|publisher=[[Smithsonian Institution]]|accessdate=2006-12-19|url=http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0603-06=|archive-date=2008-05-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20080503025417/http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0603-06=|dead-url=yes}}</ref>
| Coordinates = {{coor d|6.78|S|106.98|E|type:mountain}}
| Topographic map =
| prominence_m = 401
| prominence_ft = 1315
| Type = [[Stratovolcano]]
| location = [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| Age =
| coordinates = {{coord|6.78|S|106.98|E|format=dms|type:mountain|display=inline,title}}
| Last eruption = [[1957]]
| coordinates_ref = <ref name="gvp"/>
| First ascent =
| topo =
| Easiest route = [[Cibodas]]
| type = [[Gunung berapi kerucut|Stratovolcano]]
| age =
| last_eruption = Maret [[1957]]<ref name="gvp"/>
| first_ascent = [[1815]] oleh [[Thomas Stamford Raffles|Raffles]]
| easiest_route = [[Cibodas, Pacet, Cianjur|Cibodas]]
| normal_route = [[Cipanas, Cipanas, Cianjur|Cipanas]]<br>[[Perbawati, Sukabumi, Sukabumi|Salabintana]]
| map = Jawa#Jawa Barat
| map_alt =
| map_caption =
| map_size =
| photo_size = 300px
}}
}}
'''Gunung Gede''' ([[Aksara Sunda Baku]]: {{sund|ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮌᮨᮓᮦ}}, ''Gunung Gedé'') merupakan sebuah [[gunung berapi kerucut]] yang berada di bagian barat Pulau [[Jawa]], [[Indonesia]]. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup [[Taman Nasional Gede Pangrango]], yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini berada di dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]] dan [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]], dengan ketinggian 1.000 - 2.958 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]], dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede adalah 18&nbsp;°C di siang hari dan di malam hari suhu puncak berkisar 5&nbsp;°C, dengan curah hujan rata-rata 3.600&nbsp;mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari jalur [[Kebun Raya Cibodas|Cibodas]] dan [[Cipanas, Cianjur|Cipanas]] (Gunung Putri) di utara serta jalur [[Perbawati, Sukabumi, Sukabumi|Salabintana]] di arah selatan yang tidak begitu banyak dilalui pendaki.


Gunung Gede diselimuti oleh [[hutan pegunungan]], yang mencakup zona-zona submontana, [[Ekosistem montana|montana]], hingga ke subalpin di sekitar puncaknya. Hutan pegunungan di kawasan ini merupakan salah satu yang paling kaya jenis flora di Indonesia, bahkan di kawasan [[Malesia]].
'''Gunung Gede''' merupakan sebuah [[gunung]] yang berada di Pulau [[Jawa]], [[Indonesia]]. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup [[Taman Nasional Gede Pangrango]], yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun [[1980]]. Gunung ini berada di wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten [[Bogor]], [[Cianjur]] dan [[Sukabumi]], dengan ketinggian 1.000 - 3.000 m. dpl, dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18&nbsp;°C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5&nbsp;°C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari [[Cibodas]] dan [[Cipanas]].


== Sejarah Letusan ==
Gunung Gede diselimuti oleh [[hutan pegunungan]], yang mencakup zona-zona submontana, montana, hingga ke subalpin di sekitar puncaknya. Hutan pegunungan di kawasan ini merupakan salah satu yang paling kaya jenis flora di Indonesia, bahkan di kawasan [[Malesia]].
Letusan Gunung Gede pertama kali tercatat di tahun [[1747]]. Letusan pertama ini memiliki [[Indeks Daya Ledak Vulkanik|skala ledak]] VEI-3 dan menyebabkan 2 aliran lava bergerak dan terlihat dari kawah lanang. Lalu letusan yang lebih kecil terjadi kembali di tahun [[1761]], [[1780]], dan [[1832]].<ref>{{Cite book|last=Sastha|first=Harley Bayu|date=2007|url=https://books.google.com/books?id=6uA6WaTPnBAC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA47&dq=letusan+gede+1747&hl=en|title=Mountain climbing for everybody: panduan mendaki gunung|publisher=Hikmah|isbn=978-979-1141-47-5|language=id|access-date=2023-07-30|archive-date=2023-07-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230730190149/https://books.google.com/books?id=6uA6WaTPnBAC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA47&dq=letusan+gede+1747&hl=en|dead-url=no}}</ref>


Hampir 100 tahun setelah letusan pertama, kembali terjadi letusan kedua dengan skala ledak VEI-3 di Gunung Gede pada tahun [[1840]] tepatnya pada tanggal [[12 November]] jam 3 dini hari. Goncangannya yang terasa sangat hebat sampai membangunkan warga yang tertidur pulas. Letusan kedua tercatat sebagai letusan yang terbesar dan baru benar-benar berhenti pada Maret 1841.<ref>{{Cite web|last=Imran|first=Dede|title=Pertama Meletus 1747, Berikut Sejarah Aktivitas Vulkanik Gunung Gede - Sukabumi Update|url=https://www.sukabumiupdate.com/berita/98241/pertama-meletus-1747-berikut-sejarah-aktivitas-vulkanik-gunung-gede|website=Pertama Meletus 1747, Berikut Sejarah Aktivitas Vulkanik Gunung Gede - Sukabumi Update|language=id|access-date=2023-07-30|archive-date=2023-07-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230730142304/https://www.sukabumiupdate.com/berita/98241/pertama-meletus-1747-berikut-sejarah-aktivitas-vulkanik-gunung-gede|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Gede-Pangrango|url=https://www.volcanodiscovery.com/gede.html|website=www.volcanodiscovery.com|language=en|access-date=2023-07-30|archive-date=2019-06-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20190609032542/https://www.volcanodiscovery.com/gede.html|dead-url=no}}</ref>
== Objek Penelitian ==


[[Keresidenan Priangan]] yang awalnya beribu kota di [[Cianjur, Cianjur|Cianjur]], di tahun 1864 akhirnya dipindahkan ke [[Kota Bandung|Bandung]] oleh Residen van der Moor sebagai dampak dari letusan besar Gunung Gede yang berskala VEI-3 di tahun 1853 yang telah memporakporandakan Cianjur.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=pYhKDwAAQBAJ&printsec=frontcover|title=Telusur Bandung|last=Patria|first=Teguh Amor|publisher=PT Elex Media Komputindo|year=2014|isbn=978-602-02-3198-3|location=[[Jakarta]]|pages=10|access-date=2022-04-17|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810171714/https://books.google.co.id/books?id=pYhKDwAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite book|title=R. Tjetje Somantri, 1892-1963: Tokoh Pembaharu Tari Sunda|last=Caturwati|first=Endang|publisher=Tarawang|year=2000|isbn=|location=|pages=27}}</ref>
'''Gunung Gede''' mempunyai keadaan alam yang khas dan unik, hal ini menjadikan Gunung Gede sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama.


Setelahnya, Kembali terjadi letusan-letusan Kecil di Gunung Gede sebanyak kurang lebih terjadi 24 kali, dimana letusan ini cukup membahayakan untuk warga sekitar yang tinggal berdekatan dengan Gunung Gede. Letusan terakhir dari gunung ini tercatat pada tahun [[1957]] dengan skala ledak VEI-2 dan hingga saat ini aktivitas vulkanis Gunung Gede masih aktif namun dalam fase tertidur. Jika terjadi letusan kembali di gunung ini, maka daerah kaki gunung seperti Cipanas diperkirakan akan terkena dampak terbesar.<ref>{{Cite web|last=Tri Yogatama|first=Author|date=2012|title=Risiko bencana letusan Gunung Gede di kecamatan Cipanas = Disaster of risk eruption of Mt. Gede in Cipanas district|url=https://lib.ui.ac.id/|website=Universitas Indonesia Library|language=en-US|access-date=2023-07-30|archive-date=2023-02-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230202062542/https://lib.ui.ac.id/|dead-url=no}}</ref>
Tercatat pada tahun [[1819]], [[C.G.C. Reinwardt]] sebagai orang yang pertama yang mendaki Gunung Gede, kemudian disusul oleh [[F.W. Junghuhn]] ([[1839]]-[[1861]]), [[Johannes Elias Teijsmann|J.E. Teijsmann]] ([[1839]]), [[Alfred Russel Wallace|A.R. Wallace]] ([[1861]]), [[S.H. Koorders]] ([[1890]]), [[Melchior Treub|M. Treub]] ([[1891]]), [[W.M. Docters van Leeuwen]] ([[1911]]); dan [[C.G.G.J. van Steenis]] ([[1920-1952]]) telah membuat koleksi tumbuhan sebagai dasar penyusunan buku ''The Mountain Flora of Java'' yang diterbitkan tahun [[1972]].


== Rute Pendakian ==
Gunung Gede juga memiliki keanekaragaman [[ekosistem]] yang terdiri dari [[formasi hutan|formasi-formasi]] [[hutan]] [[hutan submontana|submontana]], [[hutan montana|montana]], [[hutan subalpin|subalpin]]; serta ekosistem [[danau]], [[rawa]], dan [[savana]].
Untuk mencapai lokasi Taman Nasional Gede Pangrango bisa ditempuh melalui rute [[Jakarta]]-[[Bogor]]-Cibodas dengan waktu sekitar 2,5 jam (± 100&nbsp;km) menggunakan mobil, atau [[Bandung]]-[[Cipanas]]-[[Cibodas]] dengan waktu 2 jam (± 89&nbsp;km), dan Bogor-Salabintana dengan waktu 2 jam (52&nbsp;km).


=== Sejarah Pendakian ===
Gunung Gede terkenal kaya akan berbagai jenis [[burung]] yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis yang terdapat di Pulau Jawa. Beberapa jenis di antaranya merupakan burung langka yaitu [[elang Jawa]] (''Spizaetus bartelsi'') dan [[celepuk jawa]] (''Otus angelinae'').
Gunung Gede mempunyai keadaan alam yang khas dan unik, hal ini menjadikan Gunung Gede sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama.


Tercatat pada Februari 1815, Gubernur Jenderal [[Thomas Stamford Raffles|Stamford Raffles]] berhasil mencapai puncak Gunung Gede,<ref>{{Cite book|last=Glendinning|first=Victoria|date=2012-11-01|url=https://books.google.com/books?id=zG9QcYroGFoC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PT195&dq=Raffles+1815+Gede&hl=en|title=Raffles: And the Golden Opportunity|publisher=Profile|isbn=978-1-84765-824-1|language=en|access-date=2023-07-27|archive-date=2023-07-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20230727221719/https://books.google.com/books?id=zG9QcYroGFoC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PT195&dq=Raffles+1815+Gede&hl=en|dead-url=no}}</ref> lalu di tahun [[1819]], [[Caspar Georg Karl Reinwardt|Caspar Reinwardt]] tercatat sebagai orang Belanda pertama yang mencapai puncak Gunung Gede, kemudian disusul oleh [[Franz Wilhelm Junghuhn|Franz Junghuhn]] ([[1839]]-[[1861]]), [[Johannes Elias Teijsmann|Johannes Teijsmann]] ([[1839]]), [[Alfred Russel Wallace|Alfred Wallace]] ([[1861]]), [[Sijfert Hendrik Koorders|Sijfert Koorders]] ([[1890]]), [[Melchior Treub]] ([[1891]]), [[W.M. Docters van Leeuwen|Willem van Leeuwen]] ([[1911]]); dan [[Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis|Cornelis van Steenis]] ([[1920-1952]]) yang telah membuat koleksi tumbuhan dari gunung ini sebagai sumber dasar penyusunan buku ''The Mountain Flora of Java'' yang diterbitkan tahun [[1972]].<ref>{{Cite book|last=Steenis|first=Cornelis Gijsbert Gerrit Jan|date=2006|url=https://books.google.co.id/books/about/The_Mountain_Flora_of_Java.html?id=vSpFAQAAIAAJ&redir_esc=y|title=The Mountain Flora of Java|publisher=Brill|isbn=978-90-04-15347-9|language=en|access-date=2023-07-30|archive-date=2023-07-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230730142303/https://books.google.co.id/books/about/The_Mountain_Flora_of_Java.html?id=vSpFAQAAIAAJ&redir_esc=y|dead-url=no}}</ref>
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ditetapkan oleh [[UNESCO]] sebagai Cagar Biosfir pada tahun [[1977]], dan sebagai ''Sister Park'' dengan [[Taman Negara]]

== Flora dan Fauna ==
Gunung Gede juga memiliki keanekaragaman [[ekosistem]] yang terdiri dari [[formasi hutan|formasi-formasi]] [[hutan]] [[hutan submontana|submontana]], [[hutan montana|montana]], [[hutan subalpin|subalpin]]; serta ekosistem [[danau]], [[rawa]], dan [[sabana]].

Gunung Gede terkenal kaya akan berbagai jenis [[burung]] penghuninya yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis burung yang terdapat di Pulau Jawa. Beberapa jenis diantaranya merupakan burung langka yaitu [[elang Jawa]] (''Spizaetus bartelsi'') dan [[celepuk jawa]] (''Otus angelinae'').

Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ditetapkan [[UNESCO]] sebagai Cagar Biosfir pada tahun [[1977]],<ref>{{Cite book|last=S.Pd|first=Eko Titis Prasongko|date=2020-03-26|url=https://books.google.com/books?id=XuDYDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA24&dq=gede+pangrango+1977&hl=en|title=Gunung Berapi di Indonesia|publisher=Alprin|isbn=978-623-263-084-0|language=id|access-date=2023-07-30|archive-date=2023-07-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230730142303/https://books.google.com/books?id=XuDYDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA24&dq=gede+pangrango+1977&hl=en|dead-url=no}}</ref> dan sebagai ''Sister Park'' (taman saudari) dengan Hutan Rekreasi Alam Yumyeongsan di [[Korea Selatan]] di tahun 2007.<ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2007-07-02|title=Menhut RI Peroleh Penganugerahan Gelar Honoris Causa Bidang Kehutanan dari Kangwon National Universi|url=https://www.antaranews.com/berita/68534/menhut-ri-peroleh-penganugerahan-gelar-honoris-causa-bidang-kehutanan-dari-kangwon-national-universi|website=Antara News|access-date=2023-07-30|archive-date=2023-07-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230730142304/https://www.antaranews.com/berita/68534/menhut-ri-peroleh-penganugerahan-gelar-honoris-causa-bidang-kehutanan-dari-kangwon-national-universi|dead-url=no}}</ref>


== Objek Pariwisata ==
== Objek Pariwisata ==
Gunung Gede sebagai bagian dari kawasan Taman Nasional Gede Pangrango juga menyajikan objek-objek wisata alam yang menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun internasional.


=== Beberapa lokasi/objek yang menarik untuk dikunjungi ===
'''Gudung Gede''' maupun kawasan Taman Nasional Gede Pangrango juga merupakan objek wisata alam yang menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun internasional.
* '''Telaga Biru'''. Danau kecil berukuran lima hektare (1.575 meter dpl.) terletak 1,5&nbsp;km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.

* [[Curug Cibeureum|'''Air terjun Cibereum (I)''']]'''.''' Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8&nbsp;km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut pengunjung dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di daerah [[Jawa Barat]].
=== Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi ===
* '''Air terjun Cibereum (II)'''. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 60 meter dan terletak sekitar 2,5 km dari [[Perbawati, Sukabumi, Sukabumi|Perbawati]], Sukabumi. Terletak diantara jalur pendakian via Salabintana.
* '''Telaga Biru.''' Danau kecil berukuran lima hektar (1.575 meter dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.
* '''Sumber Air Panas Cibodas'''. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas, berada di jalur pendakian via Cibodas.
* '''Air terjun Cibeureum.''' Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di [[Jawa Barat]].
* '''Air Panas.''' Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas.
* '''Kandang Batu''' dan '''Kandang Badak.''' Tempat singgah untuk kegiatan berkemah dan pengamatan flora/fauna. Berada di ketinggian 2.220 mdpl dengan jarak 7,8&nbsp;km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.
* '''Kandang Batu dan Kandang Badak.''' Untuk kegiatan berkemah dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak 7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.
* '''Puncak''' dan '''Kepundan Gunung Gede.''' Panorama berupa pemandangan [[matahari]] saat terbenam/terbit, hamparan [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]]-[[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]]-[[Kabupaten Bogor|Bogor]] terlihat dengan jelas ketika cuaca cerah, dengan atraksi [[geologi]] yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas sekitar kepundan. Di puncak ini terdapat tiga kepundan yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu, dan Wadon. Puncak Gunung Gede berada pada ketinggian 2.958 mdpl dengan jarak 9,7&nbsp;km atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.
* '''Puncak dan Kawah Gunung Gede.''' Panorama berupa pemandangan [[matahari]] terbenam/terbit, hamparan kota [[Cianjur]]-[[Sukabumi]]-[[Bogor]] terlihat dengan jelas, atraksi [[geologi]] yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.
* '''Alun-Alun Suryakencana.''' Dataran lembah seluas 50 hektare yang ditutupi hamparan bunga [[Anaphalis javanica|edelweiss]]. Berada pada ketinggian 2.750 mdpl dengan jarak 11,8&nbsp;km atau 6 jam perjalanan dari Cibodas.
* '''Alun-alun Suryakencana.''' Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi hamparan bunga [[edelweiss]]. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6 jam perjalanan dari Cibodas.


== Legenda Rakyat ==
== Legenda Rakyat ==
Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan masyarakat setempat yaitu tentang keberadaan Eyang [[Suryakancana]]. Suryakancana adalah Putra dari [[Dalem Cikundul]] atau Rd. Aria [[Wira Tanu I]], pendiri Cianjur dan bupati Pertama Cianjur, hasil dari pernikahannya dengan Putri Jin. Masyarakat percaya bahwa Eyang Suryakencana yang notabenenya adalah bangsa jin, masih bermukim di sekitar gunung Gede, dan menjadi penguasa bangsa jin di gunung tersebut. Pada saat tertentu, banyak orang khususnya penganut Agama Sunda Wiwitan masuk ke goa-goa sekitar Gunung Gede untuk semedhi / bertapa maupun melakukan upacara religius.


== Galeri ==
Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan masyarakat setempat yaitu tentang keberadaan Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi di Gunung Gede. Masyarakat percaya bahwa roh Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi akan tetap menjaga Gunung Gede agar tidak meletus. Pada saat tertentu, banyak orang yang masuk ke goa-goa sekitar Gunung Gede untuk semedhi / bertapa maupun melakukan upacara religius.
<gallery>
Dan gunung gede juga di yakini sebagai tempat tinggal Eyang Sinto Gendeng saat mendidik muridnya yang bernama [[Wiro Sableng]]
Berkas:Junghuhn Gunung Gede.jpg|Litografi karya [[Franz Wilhelm Junghuhn|Junghuhn]] tahun 1856
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gunung Gedeh TMnr 3728-528.jpg|[[Litografi]] karya A. J. Bik tahun 1828
Berkas:Mount Gede-Pangrango Aerial.jpg|Tampilan drone dari arah selatan
Berkas:Gunung gede 2.jpg|Kepundan aktif Gunung Gede (kiri) dari arah [[Megamendung, Bogor|Megamendung]]
Berkas:Mount Gede seen from Suryakencana 2022 00.jpg|Puncak Gunung Gede dilihat dari Alun-Alun Suryakencana
Berkas:Gunung Gede viewed from Cicurug.jpg|Sisi barat Gunung Gede (kanan) dan Gunung Pangrango (kiri) dari Cicurug, Sukabumi
Berkas:Pelarangan.jpg|Tanda larangan merusak atau memetik [[edelweiss]] di Suryakencana
</gallery>


== Rute Pencapaian ==
== Rujukan ==
{{reflist}}

Untuk mencapai lokasi Taman Nasional Gede Pangrango bisa ditempuh melalui rute [[Jakarta]]-[[Bogor]]-Cibodas dengan waktu sekitar 2,5 jam (± 100 km) menggunakan mobil, atau [[Bandung]]-[[Cipanas]]-[[Cibodas]] dengan waktu 2 jam (± 89 km), dan Bogor-Salabintana dengan waktu 2 jam (52 km).


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{refbegin}}
{{refbegin}}
* {{id}} http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_gedepangrango.htm
* {{id}} http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_gedepangrango.htm {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060430042541/http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_gedepangrango.htm |date=2006-04-30 }}
* {{id}} http://www.menlh.go.id/kehati/kawasan/gunung_gede.html
* {{id}} http://www.menlh.go.id/kehati/kawasan/gunung_gede.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050319135845/http://www.menlh.go.id/kehati/kawasan/gunung_gede.html |date=2005-03-19 }}
* {{Id}} https://celotehanpedia.com/lembah-mandalawangi/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190621024145/https://celotehanpedia.com/lembah-mandalawangi/ |date=2019-06-21 }}
* {{id}} http://www.highcamp.org/file/gede/index.htm
* {{Id}} https://www.gedepangrango.org/tentang-tnggp/sejarah-letusan-gunung/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220127024954/https://www.gedepangrango.org/tentang-tnggp/sejarah-letusan-gunung/ |date=2022-01-27 }}
{{refend}}
{{refend}}

== Referensi ==
{{reflist}}


{{Gunung di Indonesia}}
{{Gunung di Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Gede, Gunung}}
{{DEFAULTSORT:Gede, Gunung}}
[[Kategori:Gunung berapi di Jawa Barat]]

[[Kategori:Gunung di Jawa Barat]]
[[Kategori:DAS Citarum]]
[[Kategori:DAS Cimandiri]]

[[Kategori:Gunung berapi aktif di Indonesia]]
[[de:Gede (Vulkan)]]
[[en:Mount Gede]]
[[fr:Mont Gede]]
[[jv:Gunung Gedhé]]
[[ms:Gunung Gede]]
[[nl:Gede (berg)]]
[[pl:Gede]]
[[ru:Геде (вулкан)]]
[[sk:Gede]]
[[zh:格德火山]]

Revisi terkini sejak 1 September 2024 21.52

Gunung Gede
Blauweberg
Sisi selatan Gunung Gede dilihat dari Kabupaten Sukabumi
Titik tertinggi
Ketinggian2.958 m (9.705 ft)[1]
Puncak401 m (1.316 ft)
Koordinat6°47′S 106°59′E / 6.78°S 106.98°E / -6.78; 106.98[1]
Geografi
Gunung Gede di Jawa
Gunung Gede
Gunung Gede
Gunung Gede di Provinsi Jawa Barat
Gunung Gede
Gunung Gede
Gunung Gede (Provinsi Jawa Barat)
Geologi
Jenis gunungStratovolcano
Letusan terakhirMaret 1957[1]
Pendakian
Pendakian pertama1815 oleh Raffles
Rute termudahCibodas
Rute normalCipanas
Salabintana

Gunung Gede (Aksara Sunda Baku: ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮌᮨᮓᮦ, Gunung Gedé) merupakan sebuah gunung berapi kerucut yang berada di bagian barat Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini berada di dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 - 2.958 mdpl, dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede adalah 18 °C di siang hari dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari jalur Cibodas dan Cipanas (Gunung Putri) di utara serta jalur Salabintana di arah selatan yang tidak begitu banyak dilalui pendaki.

Gunung Gede diselimuti oleh hutan pegunungan, yang mencakup zona-zona submontana, montana, hingga ke subalpin di sekitar puncaknya. Hutan pegunungan di kawasan ini merupakan salah satu yang paling kaya jenis flora di Indonesia, bahkan di kawasan Malesia.

Sejarah Letusan

[sunting | sunting sumber]

Letusan Gunung Gede pertama kali tercatat di tahun 1747. Letusan pertama ini memiliki skala ledak VEI-3 dan menyebabkan 2 aliran lava bergerak dan terlihat dari kawah lanang. Lalu letusan yang lebih kecil terjadi kembali di tahun 1761, 1780, dan 1832.[2]

Hampir 100 tahun setelah letusan pertama, kembali terjadi letusan kedua dengan skala ledak VEI-3 di Gunung Gede pada tahun 1840 tepatnya pada tanggal 12 November jam 3 dini hari. Goncangannya yang terasa sangat hebat sampai membangunkan warga yang tertidur pulas. Letusan kedua tercatat sebagai letusan yang terbesar dan baru benar-benar berhenti pada Maret 1841.[3][4]

Keresidenan Priangan yang awalnya beribu kota di Cianjur, di tahun 1864 akhirnya dipindahkan ke Bandung oleh Residen van der Moor sebagai dampak dari letusan besar Gunung Gede yang berskala VEI-3 di tahun 1853 yang telah memporakporandakan Cianjur.[5][6]

Setelahnya, Kembali terjadi letusan-letusan Kecil di Gunung Gede sebanyak kurang lebih terjadi 24 kali, dimana letusan ini cukup membahayakan untuk warga sekitar yang tinggal berdekatan dengan Gunung Gede. Letusan terakhir dari gunung ini tercatat pada tahun 1957 dengan skala ledak VEI-2 dan hingga saat ini aktivitas vulkanis Gunung Gede masih aktif namun dalam fase tertidur. Jika terjadi letusan kembali di gunung ini, maka daerah kaki gunung seperti Cipanas diperkirakan akan terkena dampak terbesar.[7]

Rute Pendakian

[sunting | sunting sumber]

Untuk mencapai lokasi Taman Nasional Gede Pangrango bisa ditempuh melalui rute Jakarta-Bogor-Cibodas dengan waktu sekitar 2,5 jam (± 100 km) menggunakan mobil, atau Bandung-Cipanas-Cibodas dengan waktu 2 jam (± 89 km), dan Bogor-Salabintana dengan waktu 2 jam (52 km).

Sejarah Pendakian

[sunting | sunting sumber]

Gunung Gede mempunyai keadaan alam yang khas dan unik, hal ini menjadikan Gunung Gede sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama.

Tercatat pada Februari 1815, Gubernur Jenderal Stamford Raffles berhasil mencapai puncak Gunung Gede,[8] lalu di tahun 1819, Caspar Reinwardt tercatat sebagai orang Belanda pertama yang mencapai puncak Gunung Gede, kemudian disusul oleh Franz Junghuhn (1839-1861), Johannes Teijsmann (1839), Alfred Wallace (1861), Sijfert Koorders (1890), Melchior Treub (1891), Willem van Leeuwen (1911); dan Cornelis van Steenis (1920-1952) yang telah membuat koleksi tumbuhan dari gunung ini sebagai sumber dasar penyusunan buku The Mountain Flora of Java yang diterbitkan tahun 1972.[9]

Flora dan Fauna

[sunting | sunting sumber]

Gunung Gede juga memiliki keanekaragaman ekosistem yang terdiri dari formasi-formasi hutan submontana, montana, subalpin; serta ekosistem danau, rawa, dan sabana.

Gunung Gede terkenal kaya akan berbagai jenis burung penghuninya yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis burung yang terdapat di Pulau Jawa. Beberapa jenis diantaranya merupakan burung langka yaitu elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan celepuk jawa (Otus angelinae).

Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ditetapkan UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977,[10] dan sebagai Sister Park (taman saudari) dengan Hutan Rekreasi Alam Yumyeongsan di Korea Selatan di tahun 2007.[11]

Objek Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Gunung Gede sebagai bagian dari kawasan Taman Nasional Gede Pangrango juga menyajikan objek-objek wisata alam yang menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun internasional.

Beberapa lokasi/objek yang menarik untuk dikunjungi

[sunting | sunting sumber]
  • Telaga Biru. Danau kecil berukuran lima hektare (1.575 meter dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.
  • Air terjun Cibereum (I). Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut pengunjung dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di daerah Jawa Barat.
  • Air terjun Cibereum (II). Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 60 meter dan terletak sekitar 2,5 km dari Perbawati, Sukabumi. Terletak diantara jalur pendakian via Salabintana.
  • Sumber Air Panas Cibodas. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas, berada di jalur pendakian via Cibodas.
  • Kandang Batu dan Kandang Badak. Tempat singgah untuk kegiatan berkemah dan pengamatan flora/fauna. Berada di ketinggian 2.220 mdpl dengan jarak 7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.
  • Puncak dan Kepundan Gunung Gede. Panorama berupa pemandangan matahari saat terbenam/terbit, hamparan Cianjur-Sukabumi-Bogor terlihat dengan jelas ketika cuaca cerah, dengan atraksi geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas sekitar kepundan. Di puncak ini terdapat tiga kepundan yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu, dan Wadon. Puncak Gunung Gede berada pada ketinggian 2.958 mdpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.
  • Alun-Alun Suryakencana. Dataran lembah seluas 50 hektare yang ditutupi hamparan bunga edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 mdpl dengan jarak 11,8 km atau 6 jam perjalanan dari Cibodas.

Legenda Rakyat

[sunting | sunting sumber]

Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan masyarakat setempat yaitu tentang keberadaan Eyang Suryakancana. Suryakancana adalah Putra dari Dalem Cikundul atau Rd. Aria Wira Tanu I, pendiri Cianjur dan bupati Pertama Cianjur, hasil dari pernikahannya dengan Putri Jin. Masyarakat percaya bahwa Eyang Suryakencana yang notabenenya adalah bangsa jin, masih bermukim di sekitar gunung Gede, dan menjadi penguasa bangsa jin di gunung tersebut. Pada saat tertentu, banyak orang khususnya penganut Agama Sunda Wiwitan masuk ke goa-goa sekitar Gunung Gede untuk semedhi / bertapa maupun melakukan upacara religius.

  1. ^ a b c "Gede". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-03. Diakses tanggal 2006-12-19. 
  2. ^ Sastha, Harley Bayu (2007). Mountain climbing for everybody: panduan mendaki gunung. Hikmah. ISBN 978-979-1141-47-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2023-07-30. 
  3. ^ Imran, Dede. "Pertama Meletus 1747, Berikut Sejarah Aktivitas Vulkanik Gunung Gede - Sukabumi Update". Pertama Meletus 1747, Berikut Sejarah Aktivitas Vulkanik Gunung Gede - Sukabumi Update. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2023-07-30. 
  4. ^ "Gede-Pangrango". www.volcanodiscovery.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-09. Diakses tanggal 2023-07-30. 
  5. ^ Patria, Teguh Amor (2014). Telusur Bandung. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. hlm. 10. ISBN 978-602-02-3198-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2022-04-17. 
  6. ^ Caturwati, Endang (2000). R. Tjetje Somantri, 1892-1963: Tokoh Pembaharu Tari Sunda. Tarawang. hlm. 27. 
  7. ^ Tri Yogatama, Author (2012). "Risiko bencana letusan Gunung Gede di kecamatan Cipanas = Disaster of risk eruption of Mt. Gede in Cipanas district". Universitas Indonesia Library (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-02. Diakses tanggal 2023-07-30. 
  8. ^ Glendinning, Victoria (2012-11-01). Raffles: And the Golden Opportunity (dalam bahasa Inggris). Profile. ISBN 978-1-84765-824-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-27. Diakses tanggal 2023-07-27. 
  9. ^ Steenis, Cornelis Gijsbert Gerrit Jan (2006). The Mountain Flora of Java (dalam bahasa Inggris). Brill. ISBN 978-90-04-15347-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2023-07-30. 
  10. ^ S.Pd, Eko Titis Prasongko (2020-03-26). Gunung Berapi di Indonesia. Alprin. ISBN 978-623-263-084-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2023-07-30. 
  11. ^ antaranews.com (2007-07-02). "Menhut RI Peroleh Penganugerahan Gelar Honoris Causa Bidang Kehutanan dari Kangwon National Universi". Antara News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2023-07-30. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]