Lompat ke isi

Pegunungan Sewu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6: Baris 6:
Fenomena bawah permukaan meliputi [[gua|goa-goa]] karst yang berjumlah tidak kurang dari 119 goa yang memiliki [[stalaktit]] dan [[stalakmit]], dan semua aliran [[sungai bawah tanah]]. Karena keunikan [[ekosistem]]nya, maka tahun [[1993]] [[International Union of Speleology]] mengusulkan agar Kawasan Karst Pegunungan Sewu masuk ke dalam salah satu warisan alam dunia.{{fact}}
Fenomena bawah permukaan meliputi [[gua|goa-goa]] karst yang berjumlah tidak kurang dari 119 goa yang memiliki [[stalaktit]] dan [[stalakmit]], dan semua aliran [[sungai bawah tanah]]. Karena keunikan [[ekosistem]]nya, maka tahun [[1993]] [[International Union of Speleology]] mengusulkan agar Kawasan Karst Pegunungan Sewu masuk ke dalam salah satu warisan alam dunia.{{fact}}


{{Gunung di Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Sewu, Pegunungan}}
{{DEFAULTSORT:Sewu, Pegunungan}}
{{gunung-di-indonesia-stub}}
{{gunung-di-indonesia-stub}}

Revisi per 17 Oktober 2009 16.33

Pegunungan Sewu adalah nama untuk deretan pegunungan yang terbentang memanjang di sepanjang pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), hingga Kabupaten Tulungagung (Jawa Timur) di Pulau Jawa. Deretan pegunungan Sewu terbentuk karena pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam. Batuan kapur menjadi ciri khas pegunungan ini.

Karakteristik

Pegunungan ini memiliki bentang alam kawasan karst yang sangat unik, hal tersebut dicirikan dengan adanya fenomena di permukaan (eksokarst) dan bawah permukaan (endokarst). Fenomena permukaan meliputi bentukan positif, seperti perbukitan karst yang jumlahnya ± 40.000 bukit yang berbentuk kerucut. Bentukan negatifnya berupa lembah-lembah karst dan telaga karst.

Fenomena bawah permukaan meliputi goa-goa karst yang berjumlah tidak kurang dari 119 goa yang memiliki stalaktit dan stalakmit, dan semua aliran sungai bawah tanah. Karena keunikan ekosistemnya, maka tahun 1993 International Union of Speleology mengusulkan agar Kawasan Karst Pegunungan Sewu masuk ke dalam salah satu warisan alam dunia.[butuh rujukan]