Lompat ke isi

Gunung Sanggabuana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Mochded (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 36: Baris 36:


Setelah perkampungan kecil tersebut kita akan menemukan areal perkebunan kopi yang cukup luas. Setelah itu kita akan memasuki hutan yang tidak begitu rapat. Di tengah perjalanan kita akan menjumpai sebuah shower, dan masyarakat sekitar Gunung Sangga Buana menyebut shower ini dengan nama [[Pancuran Kejayan]]. Di sekitaran shower ini juga terdapat bangunan kecil yang biasanya dijadikan tempat berjualan ketika banyak pengunjung atau peziarah.
Setelah perkampungan kecil tersebut kita akan menemukan areal perkebunan kopi yang cukup luas. Setelah itu kita akan memasuki hutan yang tidak begitu rapat. Di tengah perjalanan kita akan menjumpai sebuah shower, dan masyarakat sekitar Gunung Sangga Buana menyebut shower ini dengan nama [[Pancuran Kejayan]]. Di sekitaran shower ini juga terdapat bangunan kecil yang biasanya dijadikan tempat berjualan ketika banyak pengunjung atau peziarah.

Pengalaman Pribadi
(Sang pengembara sejati hidup menapaki jejak para pewaris nabi )

Sekitar enam bulan yang lalu saya bersama teman-teman ketempat ini, sekitar enam orang yang kebetulan di temani seorang tokoh spiritualitas dari cibarusah namun selang beberapa saat pendakian sekitar 500m atau setelah melewati persawahan warga saya yang berada di barisan depan kehilangan rombongan, pada akhirnya saya hanya sendirian dalam pendakian tersebut.

Perlu di ketahui saudara dalam perjalanan itu saya mendapatkan keanehan-keanehan yaitu salah satu nya adalah saya dapat mendengar jelas suara -suara rombongan tetapi saya tidak mendapatkannya, walaupun sesekali saya berteriak memanggil -manggil nama teman-teman namun tetap saja suara rombongan yang terdengar jelas oleh saya itu tidak merespon. Saya terus saja mendaki keatas sendirian, tepat di sebuah pertigaan jalan setapak saya beristirahat untuk menghilangkan lelah, saya duduk di bawah pohon sejenis pohon kelapa namun buahnya kecil-kecil dan beranting, berwarna kekuning -Kuningan. Di sekelilingnya ada rerimbunan pohon-pohon seperti pohon sejenis pohon karet, pohon kopi.
Setelah beberapa saat saya istirahat tak seorangpun dapat saya temui untuk saya tanyakan akan arah yang benar menuju puncak. Dengan keyakinan dan بسم الله pada akhirnya saya pilih satu jalan dan saya lanjutkan kembali perjalanan itu,singkat cerita setelah selama kurang lebih satu jam saya berjalan secara perlahan karena rute semakin terjal, licinta dan banyak semak belukar, persis disebuah tikungan dan menanjak itu saya menemukan beberapa batu -batu besar yang kira-kira ukurannya sebesar-besar rumah, di kiri kanan jalan setapak itu, dan saya pun duduk diatas salah satu batu besar itu untuk beristirahat kembali, tidak selang beberapa saat saya pun melanjutkan perjalanan pendakian yang semakin terjal dan setapak sesekali sambil merangkak dan berpegangan batu saya terus menanjak. Suatu ketika saya melewati sebuah gubuk yang hampir tertutup oleh rerumputan dan semak belukar karena sudah lama tidak di huni atau mungkin tidak di singgahi orang yang melintas dengan bergegas saya melalui gubuk itu sambil tergopoh-gopoh dan tidak lama setelah melewati gubuk itu saya menemukan hutan pohon bambu gombong yang ada beberapa pohon bambu yang melintang menutupi jalan setapak itu.

Terus saya berjalan melewati hutan bambu itu sambil berlari karena memang kebetulan dalam hutan itu jalan yang saya lintas agak datar.
Setelah itu saya menemukan pepohonan yang besar -besar sekitar lima meter lingkaran batangnya dan tinggi -tinggi menjulang puluhan hingga ratusan meter. S

Bersambung!


== Kawah Candradimuka Prajurit ==
== Kawah Candradimuka Prajurit ==

Revisi per 26 Juni 2019 06.41

Gunung Sanggabuana
Berkas:G Sanggabuana.jpg
Titik tertinggi
Ketinggian1.291 m (4.236 kaki)
Geografi
LetakKarawang Jawa Barat, Indonesia Indonesia

Gunung Sanggabuna (Aksara Sunda Baku: ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮞᮀᮌᮘᮥᮔ) adalah gunung yang terdapat dalam wilayah Kabupaten Karawang. Secara administratif gunung ini berada di Desa Mekarbuana, Tegalwaru, Karawang, Kabupaten Karawang. Ketinggian gunung ini adalah 1291 mdpl dan merupakan gunung tertinggi dan satu satunya di Karawang.[1]

Gunung Sanggabuana terletak di perbatasan empat kabupaten, yaitu di sebelah utara ada Kabupaten Karawang, sebelah timur ada Kabupaten Purwakarta, sebelah selatan ada Kabupaten Cianjur dan sebelah barat ada Kabupaten Bogor . Saat ini status kawasan hutan gunung Sanggabuana masuk dalam kategori hutan produksi dan sedang diusulkan menjadi hutan lindung untuk mencegah meluasnya kerusakan hutan di wilayah tersebut.

Hutan gunung Sanggabuana masih cukup terawat. Di hutan gunung ini kita masih dapat menikmati pepohonan yang tumbuh liar hingga mencapai ketinggian puluhan meter berjejer disana. Bahkan pepohonan sebesar truk yang bila kita berdiri di pangkal pohonnya akan terlihat sangat kecil dibandingkan pohonnya, masih bisa ditemui disini. Pohon kemenyan tumbuh liar di hutan gunung ini.

Di puncak Gunung Sanggabuana terdapat beberapa makam yang sering dikunjungi oleh para pejiarah. Salah satunya adalah makam Ki Sapujagat. Di puncak Gunung ini juga dapat terlihat bagian kota Karawang. Bahkan bendungan Jatiluhur yang berada di Kabupaten Purwakarta pun terlihat jelas dari puncak Gunung Sanggabuana. Selain itu di puncak Gunung Sanggabuana juga kita bisa melihat dengan kejauhan menara atau Tower Lippo Cikarang Kabupaten Bekasi.

Jalur pendakian

Jalur pendakian gunung lewat Karawang terbilang cukup terjal, tetapi cepat dan jelas rutenya. Membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam untuk sampai ke puncaknya. Di awal jalur pendakian kita akan menemukan areal pesawahan warga dengan latar barisan bukit yang sangat indah. Selang beberapa saat setelah areal pesawahan, kita akan melewati Kampung Situ, yaitu sebuah desa terakhir yang kita jumpai yang hanya terdiri dari beberapa keluarga saja. Di desa kecil ini kita akan menemukan beberapa kuburan yang tepat berada di tengah jalan.[2]

Setelah perkampungan kecil tersebut kita akan menemukan areal perkebunan kopi yang cukup luas. Setelah itu kita akan memasuki hutan yang tidak begitu rapat. Di tengah perjalanan kita akan menjumpai sebuah shower, dan masyarakat sekitar Gunung Sangga Buana menyebut shower ini dengan nama Pancuran Kejayan. Di sekitaran shower ini juga terdapat bangunan kecil yang biasanya dijadikan tempat berjualan ketika banyak pengunjung atau peziarah.

Pengalaman Pribadi (Sang pengembara sejati hidup menapaki jejak para pewaris nabi )

Sekitar enam bulan yang lalu saya bersama teman-teman ketempat ini, sekitar enam orang yang kebetulan di temani seorang tokoh spiritualitas dari cibarusah namun selang beberapa saat pendakian sekitar 500m atau setelah melewati persawahan warga saya yang berada di barisan depan kehilangan rombongan, pada akhirnya saya hanya sendirian dalam pendakian tersebut.

Perlu di ketahui saudara dalam perjalanan itu saya mendapatkan keanehan-keanehan yaitu salah satu nya adalah saya dapat mendengar jelas suara -suara rombongan tetapi saya tidak mendapatkannya, walaupun sesekali saya berteriak memanggil -manggil nama teman-teman namun tetap saja suara rombongan yang terdengar jelas oleh saya itu tidak merespon. Saya terus saja mendaki keatas sendirian, tepat di sebuah pertigaan jalan setapak saya beristirahat untuk menghilangkan lelah, saya duduk di bawah pohon sejenis pohon kelapa namun buahnya kecil-kecil dan beranting, berwarna kekuning -Kuningan. Di sekelilingnya ada rerimbunan pohon-pohon seperti pohon sejenis pohon karet, pohon kopi. Setelah beberapa saat saya istirahat tak seorangpun dapat saya temui untuk saya tanyakan akan arah yang benar menuju puncak. Dengan keyakinan dan بسم الله pada akhirnya saya pilih satu jalan dan saya lanjutkan kembali perjalanan itu,singkat cerita setelah selama kurang lebih satu jam saya berjalan secara perlahan karena rute semakin terjal, licinta dan banyak semak belukar, persis disebuah tikungan dan menanjak itu saya menemukan beberapa batu -batu besar yang kira-kira ukurannya sebesar-besar rumah, di kiri kanan jalan setapak itu, dan saya pun duduk diatas salah satu batu besar itu untuk beristirahat kembali, tidak selang beberapa saat saya pun melanjutkan perjalanan pendakian yang semakin terjal dan setapak sesekali sambil merangkak dan berpegangan batu saya terus menanjak. Suatu ketika saya melewati sebuah gubuk yang hampir tertutup oleh rerumputan dan semak belukar karena sudah lama tidak di huni atau mungkin tidak di singgahi orang yang melintas dengan bergegas saya melalui gubuk itu sambil tergopoh-gopoh dan tidak lama setelah melewati gubuk itu saya menemukan hutan pohon bambu gombong yang ada beberapa pohon bambu yang melintang menutupi jalan setapak itu.

Terus saya berjalan melewati hutan bambu itu sambil berlari karena memang kebetulan dalam hutan itu jalan yang saya lintas agak datar. Setelah itu saya menemukan pepohonan yang besar -besar sekitar lima meter lingkaran batangnya dan tinggi -tinggi menjulang puluhan hingga ratusan meter. S

Bersambung!

Kawah Candradimuka Prajurit

Gunung Sanggabuana adalah salah satu di antara 3 tempat latihan TNI Kostrad, yaitu di Sanggabuana, Cibenda, dan Jatiluhur. Daerah latihan Kostrad di Sanggabuana terbentang seluas 500 hektar. Pembangunan dimulai sejak tahun 1999 dan selesai pada 2001, mulai dari bangunan di bagian bawah hingga bangunan di lereng bukit tempat latihan.[3]

Referensi

Pranala