Gunung Raung
Gunung Raung | |
---|---|
Titik tertinggi | |
Ketinggian | 3.260 m (10.700 ft)[1] |
Koordinat | 8°07′30″S 114°02′30″E / 8.12500°S 114.04167°E [1] |
Geografi | |
Lua error in Modul:Location_map at line 537: Tidak dapat menemukan definisi peta lokasi yang ditentukan. Baik "Modul:Location map/data/Indonesia Banyuwangi Regency" maupun "Templat:Location map Indonesia Banyuwangi Regency" tidak ada. | |
Letak | Jawa Timur, Indonesia |
Geologi | |
Jenis gunung | Stratovolcano |
Letusan terakhir | 2015 |
Pendakian | |
Rute termudah | Sumberwaringin |
Rute normal | Kalibaru Glenmore |
Gunung Raung (puncak tertinggi: 3.260 m dpl) [butuh rujukan] adalah gunung berapi kerucut yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, Indonesia. Secara administratif, kawasan gunung ini termasuk dalam wilayah tiga kabupaten di wilayah Besuki, Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember.
Secara geografis, lokasi gunung ini berada dalam kawasan kompleks Pegunungan Ijen dan menjadi puncak tertinggi dari gugusan pegunungan tersebut. Dihitung dari titik tertinggi, Gunung Raung merupakan gunung tertinggi ketiga di Jawa Timur setelah Gunung Semeru dan Gunung Arjuno, serta menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa. Kaldera Gunung Raung juga merupakan kaldera kering yang terbesar di Pulau Jawa dan terbesar kedua di Indonesia setelah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat[2]. Terdapat empat titik puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak 17, Puncak Tusuk Gigi, dan, yang tertinggi, Puncak Sejati (3.344 m).[butuh rujukan]
Dilihat dari vegetasinya, Gunung Raung memunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Letusan
Tipe Letusan
Letusan Gunung Raung bertipe letusan Strombolian, yaitu letusan kecil tetapi terus-menerus mengeluarkan pijar.[3] Gunung Raung juga memiliki sistem kawah yang terbuka, yang menyebabkan lava pijar yang dihasilkan akan kembali ke dalam kawah dan kecil kemungkinan meluber keluar kaldera.
Sejarah Letusan
Tanggal | Keterangan | Foto |
---|---|---|
1586 (?) | Catatan paling awal letusan Gunung Raung.[4] | |
1593-1903 | Terdapat 20 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1593-1903, yaitu letusan pada tahun 1593, 1597, 1638, 1730, sekitar tahun 1804, 1812-1814, sekitar tahun 1815, 1817, 1838, 1849, 1859, 1860, 1864, 1881, 1885, 1890, 1896, 1897, 1902, dan 1903.[5] | |
1913 | ||
1915-1924 | Terdapat 6 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1915-1924, yaitu letusan pada tahun 1915, 1916, 1917, 1921, 1924, dan 1924.[5] | |
1927-1928 | Foto letusan Gunung Raung pada tahun 1927 diambil dari Kalibaru dan Glenmore | |
1928-1999 | Terdapat 31 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1928-1999, yaitu letusan pada tahun 1928, 1929, 1933, 1936, 1937, 1938-1939, 1940, 1941, 1943, 1944-1945, 1953, 1955, 1956, 1971, 1973, 1974, 1975, 1976, 1977, 1978, 1982, 1985, 1987-1989, 1990, 1991, 1993, 1994, 1995, 1995(?), 1997, dan 1999.[5] | |
Juli 2000 | ||
Juni-Agustus 2002 | ||
April-Oktober 2004 | ||
Juli-Agustus 2005 | ||
Agustus 2007 | ||
19 Oktober 2012 | Satelit Landsat 8 NASA mendeteksi adanya satu lubang magma.[6] | |
Juli 2015 | Aktivitas vulkanis Gunung Raung meningkat sejak tanggal 21 Juni 2015. |
Letusan 2015
Laporan mengenai peningkatan aktivitas diberikan sejak tanggal 21 Juni 2015. Satelit Landsat 8 NASA mendeteksi adanya dua lubang magma sehingga diperkirakan tidak akan terjadi letusan besar. Material pijar mulai menyembur pada tanggal 26 Juni 2015 dan rangkaian letusan terjadi sejak tanggal 4 Juli 2015. Karena lubang magma terletak pada kawah yang dalam, semburan material pijar tidak keluar dari kawah. Meskipun demikian, daerah di sekitar Gunung Raung dituruni hujan abu serta merasakan gempa tremor[7]. Rangkaian letusan ternyata terus berlanjut pada hari-hari selanjutnya sehingga mulai mengganggu perhubungan udara. Terhitung mulai tanggal 10 Juli 2015, akibat dikeluarkannya notice to airmen dari regulator penerbangan udara (Kementerian Perhubungan Republik Indonesia), lima bandar udara ditutup dan tidak melayani penerbangan rutin. Lima bandara tersebut adalah Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali; Bandara Internasional Lombok; Bandara Selaparang, Lombok; Bandara Blimbingsari, Banyuwangi; dan Bandara Notohadinegoro, Jember[8]. Pada tanggal 16 Juli 2015, tiga bandar udara utama Jawa Timur yaitu Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo; Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang[9]; serta Bandara Trunojoyo, Sumenep juga ditutup[10]. Pada hari-hari berikutnya, secara tidak tetap bandar-bandar udara tersebut ditutup untuk sementara kemudian dibuka kembali. Bandara paling terdampak adalah Bandara Notohadinegoro (Jember) dan Bandara Blimbingsari (Banyuwangi). Sampai tanggal 5 Agustus 2015, Bandara Blimbingsari adalah satu-satunya bandara yang masih ditutup[11].
Galeri
-
Pegunungan Ijen dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Gunung Raung terletak paling kiri.
-
Panorama Pegunungan Ijen dari Pulau Menjangan, Bali.
-
Gunung Raung
-
Tampilan inframerah berwarna dari Gunung Raung (Mei 1992)
-
Pemandangan Gunung Raung dari Kota Kalibaruwetan, Kalibaru, Banyuwangi
-
Wilayah Perhutani Banyuwangi Utara (Gunung Raung) pada tahun 2015
Lihat pula
Referensi
- ^ a b Global Volcanism Program.Raung. Ditinjau 15 Jan 2019.
- ^ Gunung Raung, Kaldera Yang Megah Di Ujung Timur Pulau Jawa
- ^ Letusan Gunung Raung Tipe Strombolian Lemah Tapi Lama
- ^ McClelland, Lindsay (1989). Global Volcanism, 1975-1985. Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall. ISBN 0-13-357203-X.
- ^ a b c Raung Volcano.
- ^ Ika Ningtyas. 4 Juli 2015. Satelit Amerika Deteksi Dua Lubang Magma di Gunung Raung.
- ^ Zumrotun Solichah. 4 Juli 2015. Letusan kecil keluar dari Gunung Raung.
- ^ Abu Gunung Raung Sebabkan 5 Bandara Ditutup. Jum'at, 10 Juli 2015 | 06:57 WIB. Diakses tanggal 11 Juli 2015.
- ^ Bandara Juanda & Malang Ditutup Hingga Malam Karena Abu Raung
- ^ Bandara Sumenep Ditutup Akibat Erupsi Gunung Raung
- ^ Tweet situs resmi Kementerian Perhubungan tanggal 5 Agustus 2015
Pranala luar