Gunung Guntur
Gunung Guntur | |
---|---|
Titik tertinggi | |
Ketinggian | 2.249 m (7.378 kaki) |
Geografi | |
Letak | Garut, Jawa Barat, Indonesia |
Geologi | |
Jenis gunung | Stratovolcano |
Letusan terakhir | 1847 |
Gunung Guntur (Aksara Sunda Baku: ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮌᮥᮔ᮪ᮒᮥᮁ) adalah gunung berapi kerucut aktif yang terdapat di Kelurahan Pananjung dan Desa Pasawahan, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dan memiliki ketinggian 2.249 meter dpl.
Gunung Guntur pernah menjadi gunung berapi paling aktif di Pulau Jawa pada dekade 1800-an. Namun, sejak itu aktivitasnya kembali menurun. Erupsinya pada umumnya disertai dengan lelehan lava, lapili dan objek material lainnya. Erupsi Gunung Guntur yang tercatat adalah pada tahun 1847, 1843, 1841, 1840, 1836, 1834-35, 1833, 1832, 1832, 1829, 1828, 1827, 1825, 1818, 1816, 1815, 1809, 1807, 1803, 1800, 1780, 1777, 1690.
Gunung Guntur berdekatan dengan gunung-gunung lainya yang mengelilingi kota Garut. Di sebelah selatan Gunung Guntur, ada Gunung Putri yang berhadapan dengan Gunung Cikuray dan Gunung Papandayan, kemudian di sebelah barat ada Gunung Masigit, Gunung Parupuyan, dan gunung lainnya. Di sekitar kaki Gunung Guntur tepatnya di daerah Kecamatan Tarogong Kaler ada banyak hotel dan penginapan dengan dilengkapi fasilitas pemandian air panas yang sumber air panasnya didapatkan dari Gunung Guntur.
Karakteristik
Geologi
Gunung Guntur memiliki beberapa kerucut-kerucut bekas titik erupsi tua di tengahnya, jadi gunung ini tidak berdiri sebagai satu kerucut tunggal. Di gunung ini juga terdapat 2 buah kaldera, Kaldera Gandapura di sebelah timur dan Kaldera Pangkalan di barat. Kemiringan di gunung guntur bervariasi antara 2 derajat hingga 75 derajat. Hasil erupsi gunung guntur berupa aliran lava bongkah yang masih baru dan tumpang tindih. Sebagian besar punggung gunung dibangun oleh material dari erupsi eksplosif dan efusif.[1]
Vegetasi
Gunung Guntur sendiri mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Di kawasan puncak Gunung Guntur terdapat kaldera yang sangat besar dan dalam yang berasal dari bekas letusan. Karakteristik Gunung Guntur umunya berpasir sehingga tidak banyak ditumbuhi tanaman dan tampak gersang. Sebagian kawasan banyak ditumbuhi dengan ilalang dan terlihat seperti padang savana. Di puncak hanya ada beberapa tanaman cantigi yang tumbuh. Selain cantigi, pohon pinus lebih banyak tumbuh di gunung ini.
Mitos
Gunung Guntur mulai ramai didaki oleh para pendaki gunung dari berbagai daerah. Volume jumlah pendaki semakin bertambah pada tahun 2013-an hingga saat ini.
Seiring perjalanan waktu, juga mulai banyak warung-warung yang ada di tiap pos pendakian. Selain itu juga banyak terdapat isu banyaknya barang hilang karena dicuri oleh oknum sekitar.
Gunung Guntur meliki banyak Kisah Mistis, Banyak Kejadian Pendaki yang Hilang secara misterius di Gunung Guntur ini. Namun pendaki yang hilang itu bisa Selamat dan sehat setelah di temukan.[2]
Galeri
Lihat pula
Referensi
- ^ "G. Guntur". vsi.esdm.go.id. Diakses tanggal 2021-10-18.
- ^ Ika, Aprillia, ed. (2021-09-26). "Kisah Gibran Hilang 6 Hari di Gunung Guntur hingga Alami Hal Mistis, Kejadian Serupa Timpa Afrizal Pada Juli 2020". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-10-18.
Pranala luar