Gunung Ceremai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adri45an (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(29 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{distinguish|Ceremai|Buah Ceremai}}
{{distinguish|Ceremai|Buah Ceremai}}
{{hatnote|Untuk nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia, lihat [[Kereta api Ciremai Ekspres]]}}
{{untuk|layanan [[kereta api]] milik [[Kereta Api Indonesia|PT KAI]]|Kereta api Ciremai}}
{{untuk|layanan [[kapal penumpang]] milik [[Pelayaran Nasional Indonesia|PT Pelni]]|KM Ciremai}}


{{Infobox mountain
{{Infobox mountain
| name = Gunung Ceremai
| name = Gunung Ceremai
| other_name = ''Mount Ceremai''
| photo = Mt.Ciremai'19II.jpg
| photo_caption = Gunung Ceremai dilihat Tol Pali-Kanci
| photo = Gunung Ciremai sfw2503.jpg
| elevation_m = 3078
| elevation_m = 3078
| elevation_ref = <ref name="gvp">{{cite gvp|vnum=0603-17=|name=Cereme}}</ref>
| elevation_ref = <ref name="gvp">{{cite gvp|vnum=0603-17=|name=Cereme}}</ref>
| prominence_m = 2792
| prominence_m =
| prominence_ft =
| prominence_ref =
| parent_peak =
| listing = [[Ultra prominent peak|Ultra]]<br />[[Ribu]]
| listing = [[Ultra prominent peak|Ultra]]<br />[[Ribu]]
| location = [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| location = [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| coordinates = {{coord|6.53|S|108.24|E|type:mountain}}
| coordinates = {{coord|6.53|S|108.24|E|type:mountain}}
| map = Indonesia Java
| map = Indonesia Java
| map_alt =
| map_caption =
| map_size =
| type = [[Stratovolcano]]
| type = [[Stratovolcano]]
| volcanic_arc/belt = [[Busur Sunda]] / [[Sabuk alpida]]
| age =
| age =
| last_eruption = Maret 1951
| last_eruption = Maret [[1951]]
| first_ascent =
| first_ascent =
| easiest_route = Palutungan
| easiest_route = Apuy
| normal_route = Apuy<br />Linggarjati<br />Linggasana
| normal_route = Palutungan<br />Linggarjati<br />Linggasana
<br />Sadarehe
}}
}}

[[Berkas:Gunung Ciremai Tol Cipali.jpg|jmpl|200px|Gunung Ceremai dari [[Jalan Tol Cikopo-Palimanan]] arah Cirebon]]

[[Berkas:Mount Cereme, Jatiwangi - Majalengka.jpg|jmpl|200px|Gunung Ceremai dari [[Loji, Jatiwangi, Majalengka|Desa Loji]], [[Jatiwangi, Majalengka|Kecamatan Jatiwangi]], [[Kabupaten Majalengka]]]]
[[Berkas:Mount Cereme, Jatiwangi - Majalengka.jpg|jmpl|200px|Gunung Ceremai dari [[Loji, Jatiwangi, Majalengka|Desa Loji]], [[Jatiwangi, Majalengka|Kecamatan Jatiwangi]], [[Kabupaten Majalengka]]]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gezicht op een meer en de vulkaan Cereme oftewel Ciremai TMnr 60005195.jpg|jmpl|200px|Gunung Ceremai di awal abad ke-20. Foto koleksi Tropenmuseum Amsterdam.]]

[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gezicht op een meer en de vulkaan Cereme oftewel Ciremai TMnr 60005195.jpg|jmpl|200px|G. Careme di awal abad ke-20. Foto koleksi Tropenmuseum Amsterdam.]]

[[Berkas:Kaki Gunung Ciremai.jpg|jmpl|200px|Gunung Ceremai dari [[Beber, Beber, Cirebon|Desa Beber]], [[Beber, Cirebon|Kecamatan Beber]], [[Kabupaten Cirebon]]]]
[[Berkas:Kaki Gunung Ciremai.jpg|jmpl|200px|Gunung Ceremai dari [[Beber, Beber, Cirebon|Desa Beber]], [[Beber, Cirebon|Kecamatan Beber]], [[Kabupaten Cirebon]]]]
[[Berkas:Reynan-gunung cerme waryo.jpg|jmpl|200px|Gunung Ceremai dikala senja, diambil dari [[Banjarwangunan, Mundu, Cirebon|Banjar Wangunan]], [[kabupaten Cirebon]] pada 12 September 2019]]
'''Gunung Ceremai''' (sering kali secara salah kaprah dinamakan '''Ciremai''', Latin: ''Gunung Ceremé'') adalah [[gunung berapi kerucut]] yang secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni [[Kabupaten Kuningan]] dan [[Kabupaten Majalengka]], Provinsi [[Jawa Barat]]. Posisi geografis puncaknya terletak pada kordinat 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut. Gunung Ceremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.


Gunung ini memiliki [[kawah]] ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 mdpl di lereng selatan, terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.
[[Berkas:Reynan-gunung cerme waryo.jpg|jmpl|200px|Gunung Cerme dikala senja, diambil dari [[Banjarwangunan, Mundu, Cirebon|Banjar Wangunan]], [[kabupaten Cirebon]] oleh ''Ki'' Waryo (budayawan Cirebon) pada 12 September 2019]]

'''Gunung Ceremai''' (seringkali secara salah kaprah dinamakan "Ciremai") ([[Aksara Sunda Baku]]: {{sund|ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮎᮨᮛᮨᮙᮦ}}, Latin: ''Gunung Ceremé'') adalah [[gunung berapi kerucut]] yang secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni [[Kabupaten Kuningan]] dan [[Kabupaten Majalengka]], Provinsi [[Jawa Barat]]. [[Posisi geografis]] puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan [[laut]]. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.


Kini, Gunung Ceremai termasuk ke dalam kawasan [[Taman Nasional Gunung Ciremai]] (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektar.
Gunung ini memiliki [[kawah]] ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.


Nama gunung ini berasal dari kata [[cereme]] (''Phyllanthus acidus'', sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rasa masam), namun sering kali disebut '''Ciremai''', suatu gejala [[hiperkorek]] akibat banyaknya nama tempat di wilayah [[Pasundan]] yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat.
Kini G. Ceremai termasuk ke dalam kawasan [[Taman Nasional Gunung Ciremai]] (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 [[hektare]].


Dan gunung Ciremai tidak berlokasi di Cirebon, tapi berlokasi di Kuningan dan Majalengka
Nama gunung ini berasal dari kata [[cereme]] (''Phyllanthus acidus'', sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rasa masam), namun seringkali disebut '''Ciremai''', suatu gejala [[hiperkorek]] akibat banyaknya nama tempat di wilayah [[Pasundan]] yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat.


== Vulkanologi dan geologi ==
== Vulkanologi dan geologi ==
Baris 47: Baris 51:


== Jalur pendakian ==
== Jalur pendakian ==
Puncak gunung Ceremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian. Jalur pendakian tersebut meliputi Desa Palutungan dan Desa Linggarjati di Kab. Kuningan, dan Desa Apuy di Kab. Majalengka. Ada satu jalur pendakian baru yaitu melalui Desa Linggasana di Kec. Cilimus, Kab. Kuningan. Jalur di Desa Linggasana yang dibuka tahun 2010 juga mudah diakses karena masih satu trayek jalan raya dengan jalur di Desa Linggarjati. Jalur pendakian lain ialah melalui Desa Padabeunghar di perbatasan Kuningan dengan Majalengka di utara. Di kota Kuningan terdapat kelompok pecinta alam "AKAR" (Anak Kuningan Alam Rimba) yang dapat membantu menyediakan berbagai informasi dan pemanduan mengenai pendakian Gunung Ceremai.
Puncak gunung Ceremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian. Jalur pendakian tersebut meliputi Desa Palutungan dan Desa Linggarjati di Kab. Kuningan, dan Desa Apuy di Kab. Majalengka. Ada satu jalur pendakian baru yaitu melalui Desa Linggasana di Kec. Cilimus, Kab. Kuningan. Jalur di Desa Linggasana yang dibuka tahun 2010 juga mudah diakses karena masih satu trayek jalan raya dengan jalur di Desa Linggarjati. Jalur pendakian lain ialah melalui Desa Padabeunghar di perbatasan Kuningan dengan Majalengka di utara. Di kota Kuningan terdapat kelompok pecinta alam "AKAR" (Anak Kuningan Alam Rimba) dan Gema Jabar Hejo (Gerakan Masyarakat Jawa Barat Hejo) yang dapat membantu menyediakan berbagai informasi dan pemanduan mengenai pendakian Gunung Ceremai.


== Keanekaragaman hayati ==
== Keanekaragaman hayati ==
Baris 70: Baris 74:
** [[Bunglon Hutan]] (''Gonocephalus chamaeleontinus'')
** [[Bunglon Hutan]] (''Gonocephalus chamaeleontinus'')
** [[Cecak Batu]] (''Cyrtodactylus'' sp.)
** [[Cecak Batu]] (''Cyrtodactylus'' sp.)
** [[Elang Hitam]] (''Ictinaetus malayensis'')
** [[Elang hitam]] (''Ictinaetus malayensis'')
** [[Elang Brontok]] (''Spizaetus cirrhatus'')
** [[Elang Brontok]] (''Spizaetus cirrhatus'')
** [[Elang Jawa]] (''Spizaetus bartelsi'')
** [[Elang Jawa]] (''Spizaetus bartelsi'')
Baris 99: Baris 103:
** [[Landak Jawa]] (''Hystrix javanica'')
** [[Landak Jawa]] (''Hystrix javanica'')


== Referensi ==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}



{{Gunung di Indonesia}}
{{Gunung di Indonesia}}


{{DEFAULTSORT:Ceremai, Gunung}}
{{DEFAULTSORT:Ceremai, Gunung}}
[[Kategori:Gunung berapi di Jawa Barat]]
[[Kategori:DAS Cisanggarung]]
[[Kategori:DAS Cimanuk]]
[[Kategori:Gunung berapi di Indonesia]]
[[Kategori:Gunung berapi]]
[[Kategori:Gunung di Indonesia]]
[[Kategori:Gunung di Jawa Barat]]
[[Kategori:Gunung di Jawa Barat]]

Revisi terkini sejak 10 Februari 2024 06.29

Gunung Ceremai
Mount Ceremai
Titik tertinggi
Ketinggian3.078 m (10.098 ft)[1]
Masuk dalam daftarUltra
Ribu
Koordinat6°32′S 108°14′E / 6.53°S 108.24°E / -6.53; 108.24
Geografi
Gunung Ceremai di Jawa
Gunung Ceremai
Gunung Ceremai
Geologi
Jenis gunungStratovolcano
Busur/sabuk vulkanikBusur Sunda / Sabuk alpida
Letusan terakhirMaret 1951
Pendakian
Rute termudahApuy
Rute normalPalutungan
Linggarjati
Linggasana
Sadarehe
Gunung Ceremai dari Desa Loji, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka
Gunung Ceremai di awal abad ke-20. Foto koleksi Tropenmuseum Amsterdam.
Gunung Ceremai dari Desa Beber, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon
Gunung Ceremai dikala senja, diambil dari Banjar Wangunan, kabupaten Cirebon pada 12 September 2019

Gunung Ceremai (sering kali secara salah kaprah dinamakan Ciremai, Latin: Gunung Ceremé) adalah gunung berapi kerucut yang secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada kordinat 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut. Gunung Ceremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.

Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 mdpl di lereng selatan, terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.

Kini, Gunung Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektar.

Nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rasa masam), namun sering kali disebut Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat.

Dan gunung Ciremai tidak berlokasi di Cirebon, tapi berlokasi di Kuningan dan Majalengka

Vulkanologi dan geologi[sunting | sunting sumber]

Gunung Ceremai termasuk gunungapi Kuarter aktif, tipe A (yakni, gunungapi magmatik yang masih aktif semenjak tahun 1600), dan berbentuk strato. Gunung ini merupakan gunungapi soliter, yang dipisahkan oleh Zona Sesar Cilacap – Kuningan dari kelompok gunungapi Jawa Barat bagian timur (yakni deretan Gunung Galunggung, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, Gunung Patuha hingga Gunung Tangkuban Perahu) yang terletak pada Zona Bandung.

Ceremai merupakan gunungapi generasi ketiga. Generasi pertama ialah suatu gunungapi Plistosen yang terletak di sebelah G. Ceremai, sebagai lanjutan vulkanisma Plio-Plistosen di atas batuan Tersier. Vulkanisma generasi kedua adalah Gunung Gegerhalang, yang sebelum runtuh membentuk Kaldera Gegerhalang. Dan vulkanisma generasi ketiga pada kala Holosen berupa G. Ceremai yang tumbuh di sisi utara Kaldera Gegerhalang, yang diperkirakan terjadi pada sekitar 7.000 tahun yang lalu (Situmorang 1991).

Letusan G. Ceremai tercatat sejak 1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1937 dengan selang waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun. Tiga letusan 1772, 1775 dan 1805 terjadi di kawah pusat tetapi tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Letusan uap belerang serta tembusan fumarola baru di dinding kawah pusat terjadi tahun 1917 dan 1924. Pada 24 Juni 1937 – 7 Januari 1938 terjadi letusan freatik di kawah pusat dan celah radial. Sebaran abu mencapai daerah seluas 52,500 km bujursangkar (Kusumadinata, 1971). Pada tahun 1947, 1955 dan 1973 terjadi gempa tektonik yang melanda daerah barat daya G. Ciremai, yang diduga berkaitan dengan struktur sesar berarah tenggara – barat laut. Kejadian gempa yang merusak sejumlah bangunan di daerah Maja dan Talaga sebelah barat G. Ceremai terjadi tahun 1990 dan tahun 2001. Getarannya terasa hingga Desa Cilimus di timur G. Ceremai.

Jalur pendakian[sunting | sunting sumber]

Puncak gunung Ceremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian. Jalur pendakian tersebut meliputi Desa Palutungan dan Desa Linggarjati di Kab. Kuningan, dan Desa Apuy di Kab. Majalengka. Ada satu jalur pendakian baru yaitu melalui Desa Linggasana di Kec. Cilimus, Kab. Kuningan. Jalur di Desa Linggasana yang dibuka tahun 2010 juga mudah diakses karena masih satu trayek jalan raya dengan jalur di Desa Linggarjati. Jalur pendakian lain ialah melalui Desa Padabeunghar di perbatasan Kuningan dengan Majalengka di utara. Di kota Kuningan terdapat kelompok pecinta alam "AKAR" (Anak Kuningan Alam Rimba) dan Gema Jabar Hejo (Gerakan Masyarakat Jawa Barat Hejo) yang dapat membantu menyediakan berbagai informasi dan pemanduan mengenai pendakian Gunung Ceremai.

Keanekaragaman hayati[sunting | sunting sumber]

Vegetasi[sunting | sunting sumber]

Hutan-hutan yang masih alami di Gunung Ceremai tinggal lagi di bagian atas. Di sebelah bawah, terutama di wilayah yang pada masa lalu dikelola sebagai kawasan hutan produksi Perum Perhutani, hutan-hutan ini telah diubah menjadi hutan pinus (Pinus merkusii), atau semak belukar, yang terbentuk akibat kebakaran berulang-ulang dan penggembalaan. Kini, sebagian besar hutan-hutan di bawah ketinggian … m dpl. dikelola dalam bentuk wanatani (agroforest) oleh masyarakat setempat.

Sebagaimana lazimnya di pegunungan di Jawa, semakin seseorang mendaki ke atas di Gunung Ciremai ini dijumpai berturut-turut tipe-tipe hutan pegunungan bawah (submontane forest), hutan pegunungan atas (montane forest) dan hutan subalpin (subalpine forest), dan kemudian wilayah-wilayah terbuka tak berpohon di sekitar puncak dan kawah.

Lebih jauh, berdasarkan keadaan iklim mikronya, LIPI (2001) membedakan lingkungan Ciremai atas dataran tinggi basah dan dataran tinggi kering. Sebagai contoh, hutan di wilayah Resort Cigugur (jalur Palutungan, bagian selatan gunung) termasuk beriklim mikro basah, dan di Resort Setianegara (sebelah utara jalur Linggarjati) beriklim mikro kering.

Secara umum, jalur-jalur pendakian Palutungan (di bagian selatan Gunung Ciremai), Apuy (barat), Linggasana dan Linggarjati (timur) berturut-turut dari bawah ke atas akan melalui lahan-lahan permukiman, ladang dan kebun milik penduduk, hutan tanaman pinus bercampur dengan ladang garapan dalam wilayah hutan (tumpangsari), dan terakhir hutan hujan pegunungan. Sedangkan di jalur Padabeunghar (utara) vegetasi itu ditambah dengan semak belukar yang berasosiasi dengan padang ilalang. Pada keempat jalur pendakian, hutan hujan pegunungannya dapat dibedakan lagi atas tiga tipe yaitu hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan atas dan vegetasi subalpin di sekitar kawah. Kecuali vegetasi subalpin yang diduga telah terganggu oleh kebakaran, hutan-hutan hujan pegunungan ini kondisinya masih relatif utuh, hijau dan menampakkan stratifikasi tajuk yang cukup jelas.

Margasatwa[sunting | sunting sumber]

Keanekaragaman satwa di Ceremai cukup tinggi. Penelitian kelompok pecinta alam Lawalata IPB di bulan April 2005 mendapatkan 12 spesies amfibia (kodok dan katak), berbagai jenis reptil seperti bunglon, cecak, kadal dan ular, lebih dari 95 spesies burung, dan lebih dari 20 spesies mamalia.

Beberapa jenis satwa itu, di antaranya:

Rujukan[sunting | sunting sumber]