Puncak Jaya: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 16: Baris 16:
}}
}}
[[Berkas:Sudirman_Range.jpg|jmpl|300px|Barisan Sudirman memiliki salju abadi]]
[[Berkas:Sudirman_Range.jpg|jmpl|300px|Barisan Sudirman memiliki salju abadi]]
'''Puncak Jaya''' atau '''Carstensz Pyramid''' ialah sebuah [[puncak]] yang menjadi bagian dari [[Barisan Sudirman]] yang terdapat di Provinsi [[Papua]], [[Indonesia]]. Puncak Jaya mempunyai ketinggian 4.884 m dan di sekitarnya terdapat [[gletser]] Carstensz, satu-satunya [[gletser]] tropika di Indonesia, yang kemungkinan besar segera akan lenyap akibat pemanasan global.{{fact}}
'''Puncak Jaya''' atau '''Carstensz Pyramid''' ialah sebuah [[puncak]] yang menjadi bagian dari [[Barisan Sudirman]] yang terdapat di Provinsi [[Papua]], [[Indonesia]]. Puncak Jaya mempunyai ketinggian 4.884 m dan di sekitarnya terdapat [[gletser]] Carstensz, satu-satunya [[gletser]] tropika di Indonesia, yang kemungkinan besar segera akan lenyap akibat pemanasan global. Puncak jaya sudah tidak aktif{{fact}}


Puncak ini merupakan gunung yang tertinggi di [[Indonesia]] kawasan [[Oceania]]. Puncak Jaya adalah salah satu dari [[tujuh puncak]] dunia.
Puncak ini merupakan gunung yang tertinggi di [[Indonesia]] kawasan [[Oceania]]. Puncak Jaya adalah salah satu dari [[tujuh puncak]] dunia.

Revisi per 28 Maret 2018 02.19

Puncak Jaya
Gunung Puncak Jaya
Titik tertinggi
Ketinggian4.884 m (16.024 ft)
Masuk dalam daftarTujuh Puncak
Koordinat04°04′44″N 137°09′31″E / 4.07889°N 137.15861°E / 4.07889; 137.15861Koordinat: 04°04′44″N 137°09′31″E / 4.07889°N 137.15861°E / 4.07889; 137.15861
Geografi
LetakPapua, Indonesia
PegununganBarisan Sudirman
Jayawijaya
Geologi
Usia batuanBatu: Miosen[1]
Gunung: Pliosen[1]
Jenis gunungIgir batu gamping[1]
Pendakian
Rute termudahIlaga (jalur utara), Singa dan Tembagapura (jalur selatan)
Barisan Sudirman memiliki salju abadi

Puncak Jaya atau Carstensz Pyramid ialah sebuah puncak yang menjadi bagian dari Barisan Sudirman yang terdapat di Provinsi Papua, Indonesia. Puncak Jaya mempunyai ketinggian 4.884 m dan di sekitarnya terdapat gletser Carstensz, satu-satunya gletser tropika di Indonesia, yang kemungkinan besar segera akan lenyap akibat pemanasan global. Puncak jaya sudah tidak aktif[butuh rujukan]

Puncak ini merupakan gunung yang tertinggi di Indonesia kawasan Oceania. Puncak Jaya adalah salah satu dari tujuh puncak dunia.

Sejarah

Penemuan

Dataran tinggi di sekitar puncak awalnya sudah dihuni sebelum adanya kontak dengan bangsa Eropa, dan puncaknya dikenal sebagai Nemangkawi di Amungkal. Puncak Jaya sebelumnya bernama Piramida Carstensz setelah penjelajah Belanda Jan Carstenszoon menamainya ketika pertama kali melihat gletser di puncak gunung pada hari yang cerah pada tahun 1623.[2]

Padang salju (gletser) Puncak Jaya berhasil didaki pada awal tahun 1909 oleh seorang penjelajah Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz dengan enam orang suku Kenyah yang direkrut dari Apau Kayan di Kalimantan Utara. Taman Nasional Lorentz yang juga meliputi Piramida Carstensz, didirikan pada tahun 1919 menyusul laporan ekspedisi ini.

Pendakian

Pada tahun 1936, ekspedisi Carstensz yang diprakarsai Belanda, tidak mampu menetapkan dengan pasti yang mana dari ke tiga puncak adalah yang tertinggi, memutuskan untuk berusaha mendaki masing-masing puncak. Anton Colijn, Jean Jacques Dozy, dan Frits Julius Wissel mencapai padang gletser Carstensz Timur dan Puncak Ngga Pulu pada 5 Desember. Karena gletser yang mencair, ketinggian Puncak Ngga Pulu menjadi 4.862 meter, tetapi telah diperkirakan bahwa pada tahun 1936 (ketika gletser masih tertutup puncak seluas 13 kilometer persegi), Ngga Pulu memang puncak yang tertinggi dengan ketinggian lebih dari 5.000 meter.

Setelahnya Puncak Jaya tidak pernah didaki sampai tahun 1962, oleh sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh pendaki gunung Austria, Heinrich Harrer, dengan tiga anggota ekspedisi lainnya, Robert Philip Temple, Russell Kippax, dan Albertus Huizenga. Philip Temple dari Selandia Baru, sebelumnya memimpin ekspedisi ke daerah dan merintis rute akses ke pegunungan.

Pada tahun 1963, puncak ini berganti nama menjadi Puncak Soekarno, setelah itu kemudian diganti menjadi Puncak Jaya. Nama Piramida Carstensz sendiri masih digunakan di kalangan para pendaki gunung.

Gletser

Sementara Puncak Jaya masih sedikit tertutup es, ada beberapa gletser di lereng, termasuk Gletser Carstensz, Gletser Northwall Firn Barat, dan Gletser Northwall Firn Timur, baru-baru ini dikabarkan lenyap.

Gletser di Puncak Trikora di Pegunungan Maoke menghilang sama sekali dalam kurun waktu antara 1939 dan 1962.[3] Sejak tahun 1970-an, bukti dari citra satelit menunjukkan gletser Puncak Jaya telah menyusut dengan cepat. Gletser Meren mencair antara tahun 1994 dan 2000.[4] Sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh paleoklimatologi Lonnie Thompson pada tahun 2010 menemukan bahwa gletser menghilang pada tingkat ketebalan 7 meter per tahun dan akan lenyap sama sekali pada tahun 2015.[5]

Nama Lain

Nama-nama/ejaan lain:

  • Nemangkawi
  • Ngga Pulu ("Ngga" berarti gunung)
  • Gunung Carstensz
  • Piramida Carstensz
  • Puncak Carstensz
  • Puncak Jayadikesuma
  • Ndugundugu

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Hope, Geoffrey S.; Peterson, James A.; Allison, Ian; Radok, Uwe (1976). The Equatorial Glaciers of New Guinea. Rotterdam: A.A. Balkema. 
  2. ^ Neill, Wilfred T. (1973). Twentieth-Century Indonesia. Columbia University Press. hlm. 14. ISBN 978-0-231-08316-4. 
  3. ^ Ian Allison and James A. Peterson. "Glaciers of Irian Jaya, Indonesia and New Zealand". U.S. Geological Survey, U.S.Department of the Interior. Diakses tanggal 28 April 2000. 
  4. ^ Joni L. Kincaid and Andrew G. Klein. "Retreat of the Irian Jaya Glaciers from 2000 to 2002 as Measured from IKONOS Satellite Images" (pdf). 61st Eastern Snow Conference Portland, Maine, USA 2004. Diakses tanggal 2004. 
  5. ^ "Papua Glacier's Secrets Dripping Away: Scientists". Jakarta Globe. Agence France-Presse. 2 Juli 2010. Diakses tanggal 3 Juli 2010. 

Pranala luar