Lompat ke isi

Leang Ulu Leang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Leang Ulu Leang
Gua Ulu Leang
Lua error in Modul:Location_map at line 423: Kesalahan format nilai koordinat.
LokasiLingkungan Tompobalang, Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia
Koordinat04°59'29"S 119°40'03"E[1]
Rentang tinggi60 mdpl
Geologikarst / batu kapur / batu gamping
Situs webvisit.maroskab.go.id
cagarbudaya.kemdikbud.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsulsel/
Wisata Gua Prasejarah
Leang Ulu Leang
Informasi
Lokasi Lingkungan Tompobalang, Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan
Negara  Indonesia
Pemilik
Pembukaan Setiap hari pukul 08.00–16.00 WITA
Jenis objek wisata Edukasi arkeologi dan gua prasejarah
Situs web visit.maroskab.go.id
Situs Cagar Budaya Leang Ulu Leang
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Cagar budaya Indonesia
PeringkatProvinsi
KategoriSitus
Lokasi
keberadaan
Lingkungan Tompobalang, Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia
Pemilik Indonesia
PengelolaDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros

Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan

Leang Ulu Leang atau Gua Ulu Leang (Inggris: Ulu Wae Cave ) adalah sebuah gua di Kawasan Karst Maros-Pangkep, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, wilayah administratif Kabupaten Maros. Gua ini termasuk ke dalam jenis gua prasejarah dengan tipe lingkungan lembah. Gua ini memiliki panorama lingkungan menawan dengan tinggalan arkeologi yang beragam dari Budaya Toala Sulawesi Selatan. Tinggalan arkeologi di gua ini antara lain lukisan dinding gua, alat batu (serpih, bilah, dan tatal), mata panah berdasar bundar, mata panah berdasar bergerigi, lancipan muduk, tembikar, serta cangkang moluska dari kelas gastropoda dan pelecypoda.[2][3][1]

Hendrik Robbert van Heekeren mengklasifikasikan lapisan Budaya Toala dalam 3 lapisan, yaitu Toala III, Toala II, dan Toala I. Ian C. Glover menerapkan radiokarbon untuk mengetahui kurun waktu hunian di gua. Klasifikasi masa hunian pada gua didasari atas jenis temuan yang terkandung pada gua sebagai unsur lapisan budaya yang bersangkutan, yaitu Toala III sampai dengan Toala I. Berdasarkan kajian klasifikasi lapisan Budaya Toala masa hunian oleh Hendrik Robbert van Heekeren dan kajian hasil analisis radiokarbon dengan sistem penanggalan radiokarbon oleh Ian C. Glover, Situs Leang Ulu Leang masuk pada klasifikasi lapisan Budaya Toala I dan II. Pola pemukiman Budaya Toala menurut hasil penelitian dan analisis radiokarbon yang dilakukan oleh Ian Glover (1984) berlangsung sejak 32160 ± 250 BP sampai dengan 400 SM. Penelitian Ian Glover tersebut didasarkan pada data pendukung yang ditemukan di dalam gua. Pertanggalan Toala III ditentukan pada temuan serpih bilah dan lancipan Levallois yang berasosiasi dengan arang dan kerang air tawar di Situs Leang Burung II. Pertanggalan Toala II didasarkan pada temuan arang dan kerang air tawar yang berasosiasi dengan serpih bilah kecil, mikrolit, serta tulang babi yang ditemukan di Situs Leang Ulu Leang. Perkiraan umur Toala II ini adalah berumur antara 10740 ± 50 BP sampai 5740 ± 230 BP. Selanjutnya pertanggalan Toala I didasarkan pada umur Toala I yang menunjukkan kekhususan yang berkembang paling muda dalam industri serpih bilah, yaitu tembikar. Unsur tembikar tertua yang ditemukan di situs-situs Budaya Toala merupakan tembikar polos dan berhias. Tembikar polos ditemukan di Situs Ulu Leang dan ditemukan berasosiasi dengan budidaya padi jenis Oryza Sativa. Perkiraan umur tembikar polos ini menunjukkan pertanggalan 4000 SM. Sedangkan tembikar berhias yang ditemukan di Ulu Leang merupakan tembikar berhias unsur tradisi Kalanay. Berdasarkan temuan tersebut diperkirakan lapisan Toala I ini bertahan sampai dengan 700-400 SM.[4] [5] [6]

Lokasi gua ini secara administratif terletak di wilayah Lingkungan Tompobalang, Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia. Terletak pada posisi astronomis 04.59'29" LS dan 119°40'03" BT, dan ketinggian 60 mdpl.[1]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Tim Direktori Maros-Pangkep (2007). Direktori Potensi Wisata Budaya Di Kawasan Karst Maros-Pangkep Sulawesi Selatan Indonesia (PDF). Makassar: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar. hlm. 57. ISBN 978-979-17021-0-2. 
  2. ^ Ahmad, Amran; A. Siady Hamzah (2016). Database Karst Sulawesi Selatan 2016 (PDF). Makassar: Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. hlm. 44. 
  3. ^ Nur, Muhammad (Oktober 2017). "Analisis Nilai Penting 40 Gua Prasejarah Di Maros, Sulawesi Selatan (Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 11, Nomor 1)" (PDF). kebudayaan.kemdikbud.go.id. hlm. 64-73. Diakses tanggal 2 Mei 2021. 
  4. ^ Nurani, Indah Asikin (1993). "Pola Adaptasi Penghuni Gua Budaya Toala (Berkala Arkeologi Vol. 13 No. 2)" (PDF). berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id. hlm. 1-17. Diakses tanggal 19 Mei 2021. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Glover, Ian C.; Bernnet Bronson, C. (1984). "Archaeological Radiocarbon Dates from Indonesia: A First List (Indonesia Circle No. 34, June 1984)". hlm. 37-44. 
  6. ^ Heekeren, van H.R. (1972). "The Stone Age of Indonesia (Second rev. ed., VKI No. LXI)". The Hague-Martinus Nijhoof.