Lompat ke isi

Keresidenan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(63 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{globalize|article|Hindia Belanda/Indonesia|date=Oktober 2022}}
{{Globalkan|2=[[Indonesia]]}}
'''Keresidenan''' ([[Ejaan Van Ophuijsen|ejaan lama]]: '''karesidenan''') adalah sebuah daerah [[pembagian administratif|administratif]] yang dikepalai oleh [[Residen (gelar)|residen]].<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/keresidenan|title=Karesidenan|last=|first=|date=|website=KBBI Daring|publisher=[[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]], [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia]]|access-date=18 Januari 2019}}</ref> Menurut sejarah, pembagian administratif jenis keresidenan hanya pernah digunakan di [[Kepresidenan dan provinsi di India Britania|India Britania]] dan [[Kemaharajaan Britania|kemaharajaan Kuno]], dan [[Hindia Belanda]] serta penerusnya [[Indonesia]].
'''Keresidenan''' (bentuk tidak baku: ''karesidenan'') adalah sebuah [[pembagian administratif]] yang dikepalai oleh [[Residen (gelar)|residen]].<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Keresidenan|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/keresidenan|website=KBBI|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|access-date=18 Januari 2019}}</ref> Menurut sejarah, pembagian administratif jenis keresidenan hanya pernah digunakan di [[Kepresidenan dan provinsi di India Britania|India Britania]], [[Raj Britania Raya]], dan [[Hindia Belanda]] serta penerusnya [[Indonesia]] dan negara bagian [[Melaka]] di [[Malaysia]].


Semenjak krisis pada tahun 1950-an, sudah tidak ada keresidenan lagi dan yang muncul faktor kekuasaannya adalah [[kabupaten]]. Keresidenan kemudian dikenal dengan istilah "Pembantu Gubernur". Istilah ini sudah tidak digunakan lagi, tapi sebutan "eks-keresidenan" masih dipakai secara informal. Setelah itu, muncul [[nomenklatur]] baru yaitu [[Badan Koordinasi Wilayah]] (Bakorwil) yang berada di bawah pemerintahan [[provinsi]]. Kepala Bakorwil tidak memiliki kewenangan otonom dan administatif karena hanya bertugas mengkoordinasikan hal-hal tertentu kepada [[wali kota]] atau [[bupati]]. Cakupan Bakorwil tidak sama dengan keresidenan. Semisal [[Jawa Tengah]], eks keresidenan [[Kedu]], [[Banyumas]], dan [[Pekalongan]] masuk dalam satu Bakorwil.
Semenjak krisis pada tahun 1950-an, sudah tidak ada lagi keresidenan dan yang muncul faktor kekuasaannya adalah [[kabupaten]]. Keresidenan kemudian dikenal dengan istilah "pembantu gubernur". Istilah ini sudah tidak digunakan lagi, tapi sebutan "eks keresidenan" masih dipakai secara informal. Setelah itu, muncul [[Tata nama|nomenklatur]] baru yaitu Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) yang berada di bawah pemerintahan [[provinsi]]. Kepala Bakorwil tidak memiliki kewenangan otonom dan administatif karena hanya bertugas mengkoordinasikan hal-hal tertentu kepada [[wali kota]] atau [[bupati]]. Cakupan Bakorwil tidak sama dengan keresidenan, misalnya Provinsi [[Jawa Tengah]]; eks Keresidenan [[Keresidenan Kedu|Kedu]], Keresidenan [[Keresidenan Banyumas|Banyumas]], dan Keresidenan [[Keresidenan Pekalongan|Pekalongan]] masuk dalam satu Bakorwil.


Sebuah sisa pemakaian '''keresidenan''' adalah [[Daftar Nomor Polisi Pelat Kendaraan Bermotor|tanda kendaraan bermotor]] (pelat nomor). Pembagiannya, terutama di pulau Jawa masih banyak berdasarkan keresidenan.
Pengaruh pemberlakuan sistem keresidenan di Indonesia tampak pada pembagian [[Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Indonesia|tanda kendaraan bermotor]] hingga saat ini.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Baris 19: Baris 19:
[[Hindia Belanda]] dikuasai [[Imperium Britania|Britania Raya]] pada 1811 dengan menempatkan Letjen [[Thomas Stamford Raffles]]. Ia memerintah bekas jajahan Belanda ini dengan membagi-bagi [[Jawa|Pulau Jawa]] menjadi beberapa keresidenan (''residency'' dalam [[bahasa Inggris]]). Keresidenan-keresidenan ini dikepalai oleh para residen bangsa [[Eropa]]. Residen-residen ini membawahi para [[bupati]] bangsa pribumi yang mengepalai wilayah kabupaten. Residen pun diberi wewenang untuk menjalankan tugas-tugas dalam bidang administrasi, pemerintahan, [[fiskal]], peradilan, dan kepolisian. Dalam bidang peradilan, perkara besar akan dibawa ke tingkat keresidenan, sedangkan perkara kecil akan dibawa ke tingkat [[kabupaten]].<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=nrhktUy_3jgC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|title=Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah|last=Nurcholis|first=Hanif|publisher=Grasindo|year=|isbn=9797597121|location=|pages=132}}</ref>
[[Hindia Belanda]] dikuasai [[Imperium Britania|Britania Raya]] pada 1811 dengan menempatkan Letjen [[Thomas Stamford Raffles]]. Ia memerintah bekas jajahan Belanda ini dengan membagi-bagi [[Jawa|Pulau Jawa]] menjadi beberapa keresidenan (''residency'' dalam [[bahasa Inggris]]). Keresidenan-keresidenan ini dikepalai oleh para residen bangsa [[Eropa]]. Residen-residen ini membawahi para [[bupati]] bangsa pribumi yang mengepalai wilayah kabupaten. Residen pun diberi wewenang untuk menjalankan tugas-tugas dalam bidang administrasi, pemerintahan, [[fiskal]], peradilan, dan kepolisian. Dalam bidang peradilan, perkara besar akan dibawa ke tingkat keresidenan, sedangkan perkara kecil akan dibawa ke tingkat [[kabupaten]].<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=nrhktUy_3jgC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|title=Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah|last=Nurcholis|first=Hanif|publisher=Grasindo|year=|isbn=9797597121|location=|pages=132}}</ref>


Pada 1816, [[Hindia Belanda]] diserahkan kembali ke tangan [[Kerajaan Bersatu Belanda|Belanda]] sesuai dengan [[Perjanjian Inggris-Belanda 1814|Konvensi London 1814]]. Pada zaman ini, diadakan kembali pembentukan keresidenan (''residentie'' dalam [[bahasa Belanda]]) dan kabupaten secara resmi, tepatnya saat [[Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen|van der Capellen]] memerintah. Menurut Peraturan Komisaris Jenderal No, 3 tanggal 9 Januari 1819 yang dimuat dalam ''[[Lembaran negara|Staatsblad]]'' No. 16 tahun 1819, dibentuklah dua puluh keresidenan di Pulau Jawa: [[Keresidenan Banten|Banten]], [[Keresidenan Jakarta|Jakarta]], [[Keresidenan Bogor|Bogor]], [[Keresidenan Priangan|Priangan]], [[Keresidenan Karawang|Krawang]], [[Keresidenan Cirebon|Cirebon]], [[Keresidenan Tegal|Tegal]], [[Keresidenan Pekalongan|Pekalongan]], [[Keresidenan Semarang|Semarang]], [[Keresidenan Kedu|Kedu]], [[Keresidenan Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Keresidenan Surakarta|Surakarta]], [[Keresidenan Jepara|Jepara dan Juana]], [[Keresidenan Surabaya|Surabaya]], [[Keresidenan Pasuruan|Pasuruan]], [[Keresidenan Besuki|Besuki]], [[Keresidenan Banyuwangi|Banyuwangi]], [[Keresidenan Madura|Madura dan Sumenep]], [[Keresidenan Rembang|Rembang]], dan [[Keresidenan Gresik|Gresik]].<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Jf57CgAAQBAJ&printsec=frontcover|title=Sejarah Daerah Jawa Timur|last=Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah|first=|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|year=1978|isbn=|location=|pages=133}}</ref><ref>{{Cite book|last=Sutherland|first=Heather|date=|url=https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/53573/INDO_17_0_1107130745_1_42.pdf?sequence=1&isAllowed=y|title=Notes on Java's Regent Families - Part II|location=|publisher=|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref>
Pada 1816, [[Hindia Belanda]] diserahkan kembali ke tangan [[Kerajaan Bersatu Belanda|Belanda]] sesuai dengan [[Perjanjian Inggris-Belanda 1814|Konvensi London 1814]]. Pada zaman ini, diadakan kembali pembentukan keresidenan (''residentie'' dalam [[bahasa Belanda]]) dan kabupaten secara resmi, tepatnya saat [[Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen|van der Capellen]] memerintah. Menurut Peraturan Komisaris Jenderal No, 3 tanggal 9 Januari 1819 yang dimuat dalam ''[[Lembaran negara|Staatsblad]]'' No. 16 tahun 1819, dibentuklah dua puluh keresidenan di Pulau Jawa: [[Keresidenan Banten|Banten]], [[Keresidenan Jakarta|Jakarta]], [[Keresidenan Bogor|Bogor]], [[Keresidenan Priangan|Priangan]], [[Keresidenan Cirebon|Cirebon]], [[Keresidenan Tegal|Tegal]], [[Keresidenan Pekalongan|Pekalongan]], [[Keresidenan Semarang|Semarang]], [[Keresidenan Kedu|Kedu]], [[Keresidenan Grobogan dan Jipang|Grobogan dan Jipang]], [[Keresidenan Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Keresidenan Surakarta|Surakarta]], [[Keresidenan Jepara|Jepara dan Juana]], [[Keresidenan Surabaya|Surabaya]], [[Keresidenan Pasuruan|Pasuruan]], [[Keresidenan Probolinggo|Probolinggo]], [[Keresidenan Banyuwangi|Banyuwangi]], [[Keresidenan Madura|Madura dan Sumenep]], [[Keresidenan Rembang|Rembang]], dan [[Keresidenan Gresik|Gresik]].<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Jf57CgAAQBAJ&printsec=frontcover|title=Sejarah Daerah Jawa Timur|last=Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah|first=|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|year=1978|isbn=|location=|pages=133}}</ref><ref>{{Cite book|last=Sutherland|first=Heather|date=|url=https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/53573/INDO_17_0_1107130745_1_42.pdf?sequence=1&isAllowed=y|title=Notes on Java's Regent Families - Part II|location=|publisher=|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref>


Pada [[Sejarah Nusantara (1800–1942)|zaman penjajahan Belanda]], seorang residen menjadi penguasa penjajahan tertinggi sekaligus mewakili [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] di wilayah kekuasaannya. Residen pun menjadi wakil dan lambang Pemerintah Hindia Belanda di keresidenannya dengan kekuasaan [[legislatif]], [[eksekutif]], dan [[Kehakiman|yudikatif]] di tangannya. Dengan itu, kekuasaannya mutlak dan tak terbatas.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=nhSghziY5jQC&printsec=frontcover|title=Kenangan Masa Lampau: Zaman Kolonial Hindia Belanda dan Zaman Pendudukan Jepang di Bali|last=Agung|first=Ide Anak Agung Gde|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=1993|isbn=979-461-156-5|editor-last=Koesoemanto|editor-first=H.J.|location=[[Jakarta]]|pages=73|editor-last2=Anggraini|editor-first2=Th. Enny}}</ref>
Pada [[Sejarah Nusantara (1800–1942)|zaman penjajahan Belanda]], seorang residen menjadi penguasa penjajahan tertinggi sekaligus mewakili [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] di wilayah kekuasaannya. Residen pun menjadi wakil dan lambang Pemerintah Hindia Belanda di keresidenannya dengan kekuasaan [[legislatif]], [[eksekutif]], dan [[Kehakiman|yudikatif]] di tangannya. Dengan itu, kekuasaannya mutlak dan tak terbatas.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=nhSghziY5jQC&printsec=frontcover|title=Kenangan Masa Lampau: Zaman Kolonial Hindia Belanda dan Zaman Pendudukan Jepang di Bali|last=Agung|first=Ide Anak Agung Gde|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=1993|isbn=979-461-156-5|editor-last=Koesoemanto|editor-first=H.J.|location=[[Jakarta]]|pages=73|editor-last2=Anggraini|editor-first2=Th. Enny}}</ref>
Baris 26: Baris 26:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het huis van de resident aan de Kanarielaan te Banjoemas. TMnr 60004313.jpg|jmpl|300px|Kediaman residen Banyumas di Banyumas]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het huis van de resident aan de Kanarielaan te Banjoemas. TMnr 60004313.jpg|jmpl|300px|Kediaman residen Banyumas di Banyumas]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ambtswoning van de resident van de Lampongsche districten in Teloekbetoeng Zuid-Sumatra. TMnr 60013126.jpg|jmpl|300px|Kediaman residen Lampung di Teluk Betung]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ambtswoning van de resident van de Lampongsche districten in Teloekbetoeng Zuid-Sumatra. TMnr 60013126.jpg|jmpl|300px|Kediaman residen Lampung di Teluk Betung]]

[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het residentiehuis TMnr 10015450.jpg|COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_residentiehuis_TMnr_10015450|jmpl|300px|Kediaman residen Probolinggo di Probolinggo]]
[[Berkas:Java en Madoera aangevende de bestuursindeeling 1931.tif|jmpl|300px|Peta pembagian Keresidenan Jawa dan Madura tahun 1931]]


== Daftar Keresidenan di [[Hindia Belanda]] ==
== Daftar Keresidenan di [[Hindia Belanda]] ==
Baris 36: Baris 39:
|-
|-
|Atjeh en Onderhoorigheden
|Atjeh en Onderhoorigheden
|Aceh dan Daerah Taklukannya
|[[Keresidenan Aceh dan Daerah Taklukannya|Aceh dan Daerah Taklukannya]]
|Koetaradja
|[[Kota Banda Aceh|Koetaradja]]
|Seluruh Provinsi [[Aceh]]
|Seluruh Provinsi [[Aceh]]
|-
|-
|Oostkust van Sumatra
|Oostkust van Sumatra
|Pantai Timur Sumatera
|[[Keresidenan Pantai Timur Sumatera|Pantai Timur Sumatera]]
|Medan
|[[Kota Medan|Medan]]
|[[Sumatera Utara]] bagian timur
|[[Kabupaten Langkat|Langkat]], Kota Binjai, Kota Medan, Deli Serdang, Karo, Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, Simalungun, Kota Pematangsiantar, Batubara, Asahan, Kota Tanjungbalai, [[Kabupaten Labuhanbatu Utara|Labuhanbatu Utara]], [[Kabupaten Labuhanbatu|Labuhanbatu]], [[Kabupaten Labuhanbatu Selatan|Labuhanbatu Selatan]]
|-
|-
|Tapanoeli
|Tapanoeli
|Tapanuli
|[[Tapanuli]]
|Sibolga
|[[Kota Sibolga|Sibolga]]
|[[Sumatera Utara]] bagian barat
|Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, Samosir, Toba, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Tapanuli Selatan, Kota Padangsidimpuan, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Mandailing Natal, Nias Utara, Nias, Kota Gunung Sitoli, Nias Barat, Nias Selatan
|-
|-
|Westkust van Sumatra
|Westkust van Sumatra
|Pantai Barat Sumatera
|[[Keresidenan Pantai Barat Sumatera|Pantai Barat Sumatera]]
|Padang
|[[Kota Padang|Padang]]
|Seluruh [[Sumatra Barat|Provinsi Sumatera Barat]] ditambah [[Kabupaten Kerinci]], [[Kota Sungai Penuh]], dan sebagian wilayah [[Kabupaten Kampar|Kampar]]
|Seluruh [[Sumatera Barat|Provinsi Sumatera Barat]] ditambah [[Kabupaten Kerinci]], [[Kota Sungai Penuh]], dan sebagian wilayah [[Kabupaten Kampar|Kampar]]
|-
|-
|Riouw
|Riouw
|[[Keresidenan Riau|Riau]]
|Riau
|Tandjoengpinang
|[[Kota Tanjungpinang|Tandjoengpinang]]
|Seluruh Provinsi Riau dikurangi sebagian wilayah Kabupaten Kampar dan ditambah Seluruh Provinsi Kepulauan Riau
|Seluruh Provinsi [[Riau]] dikurangi sebagian wilayah Kabupaten Kampar dan ditambah Seluruh Provinsi [[Kepulauan Riau]]
|-
|-
|Djambi
|Djambi
|Jambi
|[[Keresidenan Jambi|Jambi]]
|Djambi
|[[Kota Jambi|Djambi]]
|Seluruh Provinsi Jambi dikurangi Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh
|Seluruh Provinsi [[Jambi]] dikurangi Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh
|-
|-
|Benkoelen
|Benkoelen
|Bengkulu
|[[Keresidenan Bengkulu|Bengkulu]]
|Benkoelen
|[[Kota Bengkulu|Benkoelen]]
|Seluruh Provinsi Bengkulu ditambah Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat
|Seluruh Provinsi [[Bengkulu]] ditambah Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat
|-
|-
|Palembang
|Palembang
|Palembang
|[[Keresidenan Palembang|Palembang]]
|Palembang
|[[Kota Palembang|Palembang]]
|Seluruh Provinsi Sumatera Selatan
|Seluruh Provinsi [[Sumatera Selatan|Sumatera Selatan]]
|-
|-
|Lampoengsche Districten
|Lampoengsche Districten
|Distrik-distrik Lampung
|Distrik-distrik Lampung
|Teloekbetoeng
|[[Kota Bandar Lampung|Teloekbetoeng]]
|Seluruh Provinsi Lampung dikurangi Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat
|Seluruh Provinsi [[Lampung]] dikurangi Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat
|-
|-
|Bangka en Billiton
|Bangka en Billiton
|Bangka dan Belitung
|Bangka dan Belitung
|Pangkalpinang
|[[Kota Pangkalpinang|Pangkalpinang]]
|Seluruh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
|Seluruh Provinsi [[Kepulauan Bangka Belitung]]
|-
|-
|Bantam
|Bantam
|Banten
|[[Keresidenan Banten|Banten]]
|Serang
|[[Kota Serang|Serang]]
|Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Pandeglang, dan Lebak
|Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Pandeglang, dan Lebak
|-
|-
|Batavia
|Batavia
|Batavia/Betawi
|[[Batavia]]/Betawi
|Batavia
|Batavia
|Seluruh Provinsi DKI Jakarta ditambah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, sebagian wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Subang
|Seluruh Provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] ditambah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, sebagian wilayah Kota dan sebagian wilayah Kabupaten Bekasi (kecuali wilayah Kawedanan Jonggol/Tjibaroesa), Karawang, Purwakarta, dan Subang
|-
|-
|Buitenzorg
|Buitenzorg
|Buitenzorg/Bogor
|[[Keresidenan Bogor|Bogor]]
|Buitenzorg
|[[Kota Bogor|Buitenzorg]]
|Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur ditambah sebagian wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi (Kawedanan Cibarusah)
|Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur ditambah sebagian wilayah Kota dan sebagian wilayah Kabupaten Bekasi (Kawedanan Jonggol/Tjibaroesa)
|-
|-
|Priangan/Preanger-Regentschappen
|Priangan/Preanger-Regentschappen
|Priangan/Kabupaten Priangan
|[[Keresidenan Priangan|Priangan]]
|Bandoeng
|[[Kota Bandung|Bandoeng]]
|Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran
|Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran
|-
|-
|Cheribon
|Cheribon
|Cirebon
|[[Keresidenan Cirebon|Cirebon]]
|Cheribon
|[[Kota Cirebon|Cheribon]]
|Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon dan Kuningan
|Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kuningan, Indramayu dan Majalengka
|-
|-
|Indramajoe
|Indramayu
|Indramajoe
|Indramayu dan Majalengka
|-
|Pekalongan
|Pekalongan
|Pekalongan
|Pekalongan
|[[Keresidenan Pekalongan|Pekalongan]]
|[[Kota Pekalongan|Pekalongan]]
|Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Brebes, Tegal, Kota Tegal, Pemalang, dan Batang
|Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Brebes, Tegal, Kota Tegal, Pemalang, dan Batang
|-
|-
|Semarang
|Semarang
|Semarang
|[[Keresidenan Semarang|Semarang]]
|Semarang
|[[Kota Semarang|Semarang]]
|Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kendal, Kota Salatiga, Demak, Grobogan
|Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kendal, Kota Salatiga, Demak, Grobogan
|-
|-
|Japara-Rembang
|Japara-Rembang
|[[Keresidenan Pati|Pati]]
|Jepara-Rembang
|Pati
|[[Pati (kota)|Pati]]
|Kabupaten Jepara, Pati, Rembang, Kudus, Blora
|Kabupaten Jepara, Pati, Rembang, Kudus, Blora
|-
|-
|Banjoemas
|Banjoemas
|Banyumas
|[[Keresidenan Banyumas|Banyumas]]
|Banjoemas
|[[Kabupaten Banyumas|Banjoemas]]
|Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara
|Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara
|-
|-
|Kedoe
|Kedoe
|[[Keresidenan Kedu|Kedu]]
|Kedu
|Magelang
|[[Kota Magelang|Magelang]]
|Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Purworejo, Kebumen, Wonosobo, Temanggung
|Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Purworejo, Kebumen, Karanganyar Roma (dibubarkan 1936), Wonosobo, Temanggung
|-
|-
|[[Keresidenan Surabaya|Soerabaja]]
|Soerakarta
|[[Keresidenan Surabaya|Surabaya]]
|Surakarta
|[[Kota Surabaya|Soerabaja]]
|Soerakarta
|Kabupaten Boyolali, Karanganyar, Klaten, Sragen, Sukoharjo, Kota Surakarta dan Wonogiri
|-
|Jogjakarta
|Yogyakarta
|Jogjakarta
|Seluruh Provinsi DI Yogyakarta
|-
|Soerabaja
|Surabaya
|Soerabaja
|Kabupaten Gresik, Jombang, Mojokerto, Kota Mojokerto, Sidoarjo dan Kota Surabaya
|Kabupaten Gresik, Jombang, Mojokerto, Kota Mojokerto, Sidoarjo dan Kota Surabaya
|-
|-
|Bodjonegoro
|[[Keresidenan Bojonegoro|Bodjonegoro]]
|Bojonegoro
|[[Keresidenan Bojonegoro|Bojonegoro]]
|Bodjonegoro
|[[Kota Bojonegoro|Bodjonegoro]]
|Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan
|Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan
|-
|-
|Madioen
|[[Keresidenan Madiun|Madioen]]
|Madiun
|[[Keresidenan Madiun|Madiun]]
|Madioen
|[[Kota Madiun|Madioen]]
|Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Pacitan
|Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Pacitan
|-
|-
|Kediri
|[[Keresidenan Kediri|Kediri]]
|Kediri
|[[Keresidenan Kediri|Kediri]]
|Kediri
|[[Kota Kediri|Kediri]]
|Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Nganjuk, Blitar, Kota Blitar, Tuluangagung, dan Trenggalek
|Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Nganjuk, Blitar, Kota Blitar, Tuluangagung, dan Trenggalek
|-
|-
|Malang
|[[Keresidenan Malang|Malang]]
|Malang
|[[Keresidenan Malang|Malang]]
|Malang
|[[Kota Malang|Malang]]
|Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu, Pasuruan, Kota Pasuruan, Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Lumajang
|Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu, Pasuruan, Kota Pasuruan, Kota Bangil, Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Lumajang
|-
|-
|Besuki
|[[Keresidenan Besuki|Besuki]]
|Besuki
|[[Keresidenan Besuki|Besuki]]
|Bondowoso
|[[Kota Bondowoso|Bondowoso]]
|Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi
|Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi
|-
|-
|Madoera
|[[Keresidenan Madura|Madoera]]
|Madura
|[[Keresidenan Madura|Madura]]
|Pamekasan
|[[Kabupaten Pamekasan|Pamekasan]]
|Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep
|Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep
|-
|-
|Westerafdeeling van Borneo
|Westerafdeeling van Borneo
|Divisi Barat Borneo
|[[Divisi Barat Borneo]]
|Pontianak
|[[Kota Pontianak|Pontianak]]
|Seluruh Provinsi Kalimantan Barat
|Seluruh Provinsi Kalimantan Barat
|-
|-
|Zuider en Oosterafdeeling van Borneo
|Zuider en Oosterafdeeling van Borneo
|Divisi Selatan dan Timur Borneo
|[[Divisi Selatan dan Timur Borneo]]
|Bandjermasin
|[[Kota Banjarmasin|Bandjermasin]]
|Seluruh Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara
|Seluruh Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara
|-
|-
|Manado
|Manado
|Manado
|[[Keresidenan Manado|Manado]]
|Manado
|[[Kota Manado|Manado]]
|Seluruh Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah
|Seluruh Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah
|-
|-
|Celebes en Onderhoorigheden
|Celebes en Onderhoorigheden
|Celebes dan Daerah Taklukannya
|[[Celebes dan Daerah Taklukannya]]
|Makassar
|Makassar
([[Kota Makassar|Ujung Pandang]])
|Seluruh Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara
|Seluruh Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara
|-
|-
|Molukken
|Molukken
|Maluku
|[[Keresidenan Maluku|Maluku]]
|Amboina
|[[Kota Ambon|Amboina]]
|Seluruh Provinsi Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pengunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan
|Seluruh Provinsi Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pengunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan


|-
|-
|Timor en Onderhoorigheden
|Timor en Onderhoorigheden
|Timor dan Daerah Taklukannya
|[[Timor dan Daerah Taklukannya]]
|Koepang
|[[Kota Kupang|Koepang]]
|Seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur ditambah Kabupaten Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima, dan Kota Bima
|Seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur ditambah Kabupaten Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima, dan Kota Bima
|-
|-
|Bali en Lombok
|Bali en Lombok
|Bali dan Lombok
|[[Keresidenan Bali dan Lombok|Bali dan Lombok]]
|Singaradja
|[[Singaraja|Singaradja]]
|Seluruh Provinsi Bali ditambah Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Lombok Timur
|Seluruh Provinsi Bali ditambah Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Lombok Timur
|}
|}
Baris 234: Baris 223:
|-
|-
|West Priangan
|West Priangan
|Priangan Barat
|[[Keresidenan Priangan Barat|Priangan Barat]]
|Soekaboemi
|[[Kota Sukabumi|Soekaboemi]]
|1925–1931
|1925–1931
|Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, dan Cianjur
|Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, dan Cianjur
|-
|-
|Midden Priangan
|Midden Priangan
|Priangan Tengah
|[[Keresidenan Priangan Tengah|Priangan Tengah]]
|Bandoeng
|[[Kota Bandung|Bandoeng]]
|1925–1931
|1925–1931
|Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Bandung Barat, dan Sumedang
|Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Bandung Barat, Kota Cimahi dan Sumedang
|-
|-
|Oost Priangan
|Oost Priangan
|Priangan Timur
|[[Keresidenan Priangan Timur|Priangan Timur]]
|Tasikmalaja
|[[Kota Tasikmalaya|Tasikmalaja]]
|1925–1931
|1925–1931
|Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Kota Banjar, dan Pangandaran
|Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Kota Banjar, dan Pangandaran
|-
|-
|Krawang
|Krawang
|Karawang
|[[Keresidenan Karawang|Karawang]]
|Poerwakarta
|Poerwakarta
|1925–1931
|1925–1931
Baris 258: Baris 247:
|-
|-
|Indramajoe
|Indramajoe
|Indramayu
|[[Keresidenan Indramayu|Indramayu]]
|Indramajoe
|Indramajoe
|1925–1931
|1925–1931
Baris 264: Baris 253:
|-
|-
|Tegal
|Tegal
|Tegal
|[[Keresidenan Tegal|Tegal]]
|Tegal
|Tegal
|1928–1931
|1928–1931
Baris 270: Baris 259:
|-
|-
|Noord Banjoemas
|Noord Banjoemas
|Banyumas Utara
|[[Keresidenan Banyumas Utara|Banyumas Utara]]
|Banjoemas
|Banjoemas
|1928–1931
|1928–1931
Baris 276: Baris 265:
|-
|-
|Zuid Banjoemas
|Zuid Banjoemas
|Banyumas Selatan
|[[Keresidenan Banyumas Selatan|Banyumas Selatan]]
|Tjilatjap
|Tjilatjap
|1928–1931
|1928–1931
|Kabupaten Cilacap dan sebagian wilayah Kebumen
|Kabupaten Cilacap dan sebagian wilayah Kebumen (Kabupaten Karanganyar/Roma)
|-
|-
|Wonosobo
|Wonosobo
|Wonosobo
|[[Keresidenan Wonosobo|Wonosobo]]
|Wonosobo
|Wonosobo
|1928–1931
|1928–1931
Baris 288: Baris 277:
|-
|-
|Bagelen
|Bagelen
|Bagelen
|[[Keresidenan Bagelen|Bagelen]]
|Poerworedjo
|Poerworedjo
|1928–1931
|1928–1931
|Kabupaten Purworejo dan sebagian wilayah Kebumen
|Kabupaten Purworejo dan sebagian wilayah Kebumen (Kabupaten Pandjer)
|-
|-
|Koedoes
|Koedoes
|[[Keresidenan Kudus|Kudus]]
|Koedoes
|Koedoes
|Koedoes
|1928–1931
|1928–1931
Baris 300: Baris 289:
|-
|-
|Rembang
|Rembang
|Rembang
|[[Keresidenan Rembang|Rembang]]
|Rembang
|Rembang
|1928–1931
|1928–1931
Baris 306: Baris 295:
|-
|-
|Blora
|Blora
|Blora
|[[Keresidenan Blora|Blora]]
|Blora
|Blora
|1928–1931
|1928–1931
Baris 312: Baris 301:
|-
|-
|Grisee
|Grisee
|Gresik
|[[Keresidenan Gresik|Gresik]]
|Grisee
|Grisee
|1928–1931
|1928–1931
Baris 318: Baris 307:
|-
|-
|Modjokerto
|Modjokerto
|Mojokerto
|[[Keresidenan Mojokerto|Mojokerto]]
|Modjokerto
|Modjokerto
|1928–1931
|1928–1931
Baris 324: Baris 313:
|-
|-
|Ponorogo
|Ponorogo
|Ponorogo
|[[Keresidenan Ponorogo|Ponorogo]]
|Ponorogo
|Ponorogo
|1928–1931
|1928–1931
Baris 330: Baris 319:
|-
|-
|Blitar
|Blitar
|Blitar
|[[Keresidenan Blitar|Blitar]]
|Blitar
|Blitar
|1928–1931
|1928–1931
Baris 336: Baris 325:
|-
|-
|Pasoeroean
|Pasoeroean
|Pasuruan
|[[Keresidenan Pasuruan|Pasuruan]]
|Pasoeroean Bangil
|Pasoeroean Bangil
|1928–1931
|1928–1931
Baris 342: Baris 331:
|-
|-
|Probolinggo
|Probolinggo
|Probolinggo
|[[Keresidenan Probolinggo|Probolinggo]]
|Probolinggo
|Probolinggo
|1928–1931
|1928–1931
Baris 348: Baris 337:
|-
|-
|Bondowoso
|Bondowoso
|Bondowoso
|[[Keresidenan Bondowoso|Bondowoso]]
|Bondowoso
|Bondowoso
|1928–1931
|1928–1931
Baris 354: Baris 343:
|-
|-
|Djember
|Djember
|Jember
|[[Keresidenan Jember|Jember]]
|Djember
|Djember
|1928–1931
|1928–1931
Baris 360: Baris 349:
|-
|-
|West Madoera
|West Madoera
|Madura Barat
|[[Keresidenan Madura Barat|Madura Barat]]
|Bangkalan
|Bangkalan
|1928–1931
|1928–1931
Baris 366: Baris 355:
|-
|-
|Oost Madoera
|Oost Madoera
|Madura Timur
|[[Keresidenan Madura Timur|Madura Timur]]
|Pamekasan
|Pamekasan
|1928–1931
|1928–1931
|Kabupaten Pamekasan dan Sumenep
|Kabupaten Pamekasan dan Sumenep
|}

{|class="wikitable"
|+Daftar Bekas keresidenan yang pernah ada di Semenanjung Melayu (1818–1825)
!colspan="2"|Nama keresidenan
!rowspan="2"|Ibukota
!rowspan="2"|Periode
!rowspan="2"|Bekas cakupan wilayah
|-
!Ejaan Belanda
!Ejaan Indonesia
|-
| Malacca
| Melaka
| [[Kota Melaka]]
|1818-1825
| Seluruh negara bagian [[Melaka]] di [[Malaysia]] (Distrik [[Melaka Tengah (Daerah)|Melaka Tengah]], [[Jasin]] dan [[Alor Gajah]])
|}
|}



Revisi terkini sejak 12 Oktober 2024 11.19

Keresidenan (bentuk tidak baku: karesidenan) adalah sebuah pembagian administratif yang dikepalai oleh residen.[1] Menurut sejarah, pembagian administratif jenis keresidenan hanya pernah digunakan di India Britania, Raj Britania Raya, dan Hindia Belanda serta penerusnya Indonesia dan negara bagian Melaka di Malaysia.

Semenjak krisis pada tahun 1950-an, sudah tidak ada lagi keresidenan dan yang muncul faktor kekuasaannya adalah kabupaten. Keresidenan kemudian dikenal dengan istilah "pembantu gubernur". Istilah ini sudah tidak digunakan lagi, tapi sebutan "eks keresidenan" masih dipakai secara informal. Setelah itu, muncul nomenklatur baru yaitu Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) yang berada di bawah pemerintahan provinsi. Kepala Bakorwil tidak memiliki kewenangan otonom dan administatif karena hanya bertugas mengkoordinasikan hal-hal tertentu kepada wali kota atau bupati. Cakupan Bakorwil tidak sama dengan keresidenan, misalnya Provinsi Jawa Tengah; eks Keresidenan Kedu, Keresidenan Banyumas, dan Keresidenan Pekalongan masuk dalam satu Bakorwil.

Pengaruh pemberlakuan sistem keresidenan di Indonesia tampak pada pembagian tanda kendaraan bermotor hingga saat ini.

India dan kemaharajaannya

[sunting | sunting sumber]
Kantor Pusat Keresidenan Teluk Persia di Bushehr pada 1902.

Keresidenan dalam sejarah pertama kali digunakan oleh Imperium Britania di India Britania. Pada masa ini, keresidenan adalah sebuah distrik yang menjadi bagian administratif suatu negara atau wilayah. Awalnya, keresidenan didirikan dengan tujuan perdagangan, tetapi pada abad ke-19 berubah menjadi politik secara keseluruhan. Setiap keresidenan dikepalai oleh seorang residen. Setiap residen melaporkan pekerjaannya ke Perusahaan Hindia Timur (hingga 1858), Pemerintah India (sejak 1858), atau salah satu pemerintah provinsi bawahannya. Sistrem keresidenan politik Britania tumbuh hingga 1880-an, ketika sistem ini meliputi 45% Asia Selatan dan Burma, 35% Asia Barat Daya, dan bahkan sebagian kecil Afrika Timur.[2]

Keresidenan yang menjadi bagian dari Kemaharajaan Britania pun terdapat di kawasan Timur Tengah yang dikuasai oleh Britania, yaitu Keresidenan Teluk Persia—keresidenan terbesar dan terstrategis India—yang meliputi Negara-Negara Gencatan Senjata, bagian selatan Persia, Bahrain, Kuwait, Oman, dan Qatar.[3] Pusat keresidenan ini berada di Pulau Qeshm, lalu dipindahkan ke Bushehr pada 1822, kemudian dipindahkan lagi ke Bahrain pada 1946.[4][5] Terdapat pula Keresidenan Aden (hingga Afrika Timur) yang berubah menjadi Protektorat Aden pada 1890-an, Keresidenan Arab Turki yang berpusat di Bagdad, dan Keresidenan Basra. Terdapat pula Keresidenan Nepal yang beribu kota di Kathmandu.[2]

Hindia Belanda dan Indonesia

[sunting | sunting sumber]
Raffles memecah Jawa menjadi 16 keresidenan dengan tujuan untuk mengurangi kekuasaan para raja dan sultan.[6]

Hindia Belanda dikuasai Britania Raya pada 1811 dengan menempatkan Letjen Thomas Stamford Raffles. Ia memerintah bekas jajahan Belanda ini dengan membagi-bagi Pulau Jawa menjadi beberapa keresidenan (residency dalam bahasa Inggris). Keresidenan-keresidenan ini dikepalai oleh para residen bangsa Eropa. Residen-residen ini membawahi para bupati bangsa pribumi yang mengepalai wilayah kabupaten. Residen pun diberi wewenang untuk menjalankan tugas-tugas dalam bidang administrasi, pemerintahan, fiskal, peradilan, dan kepolisian. Dalam bidang peradilan, perkara besar akan dibawa ke tingkat keresidenan, sedangkan perkara kecil akan dibawa ke tingkat kabupaten.[7]

Pada 1816, Hindia Belanda diserahkan kembali ke tangan Belanda sesuai dengan Konvensi London 1814. Pada zaman ini, diadakan kembali pembentukan keresidenan (residentie dalam bahasa Belanda) dan kabupaten secara resmi, tepatnya saat van der Capellen memerintah. Menurut Peraturan Komisaris Jenderal No, 3 tanggal 9 Januari 1819 yang dimuat dalam Staatsblad No. 16 tahun 1819, dibentuklah dua puluh keresidenan di Pulau Jawa: Banten, Jakarta, Bogor, Priangan, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Kedu, Grobogan dan Jipang, Yogyakarta, Surakarta, Jepara dan Juana, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Banyuwangi, Madura dan Sumenep, Rembang, dan Gresik.[8][9]

Pada zaman penjajahan Belanda, seorang residen menjadi penguasa penjajahan tertinggi sekaligus mewakili Gubernur Jenderal Hindia Belanda di wilayah kekuasaannya. Residen pun menjadi wakil dan lambang Pemerintah Hindia Belanda di keresidenannya dengan kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di tangannya. Dengan itu, kekuasaannya mutlak dan tak terbatas.[10]

Sejarah keresidenan terus berlanjut hingga pendudukan Jepang. Pada zaman tersebut pemerintahan provinsi ditiadakan sehingga keresidenan (syu dalam bahasa Jepang) menjadi bagian administratif tertinggi di Hindia Belanda Jepang.[11][12] Setelah kemerdekaan, pembagian adminsitratif keresidenan masih diwariskan. Keresidenan memiliki Dewan Perwakilan Rakyatnya sendiri. Hak otonomi keresidenan dicabut pada 1948; keresidenan tetap menjadi bagian administratif.[13] Pada Undang-Undang pembentukan provinsi yang dibuat pada 1950, keresidenan-keresidenan yang bergabung membentuk provinsi dihapuskan, seperti penghapusan Pemerintahan Daerah Keresidenan Banten, Jakarta, Bogor, Priangan, dan Cirebon serta pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah keresidenan-keresidenan tersebut dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Barat.[14]

Kediaman residen Kalimantan Barat di Pontianak
Kediaman residen Banyumas di Banyumas
Kediaman residen Lampung di Teluk Betung
Kediaman residen Probolinggo di Probolinggo
Peta pembagian Keresidenan Jawa dan Madura tahun 1931

Daftar Keresidenan di Hindia Belanda

[sunting | sunting sumber]
Daftar keresidenan di Hindia Belanda pada tahun 1942[15]
Nama keresidenan (bahasa Belanda) Nama keresidenan (bahasa Indonesia) Ibukota Bekas cakupan wilayah
Atjeh en Onderhoorigheden Aceh dan Daerah Taklukannya Koetaradja Seluruh Provinsi Aceh
Oostkust van Sumatra Pantai Timur Sumatera Medan Sumatera Utara bagian timur
Tapanoeli Tapanuli Sibolga Sumatera Utara bagian barat
Westkust van Sumatra Pantai Barat Sumatera Padang Seluruh Provinsi Sumatera Barat ditambah Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh, dan sebagian wilayah Kampar
Riouw Riau Tandjoengpinang Seluruh Provinsi Riau dikurangi sebagian wilayah Kabupaten Kampar dan ditambah Seluruh Provinsi Kepulauan Riau
Djambi Jambi Djambi Seluruh Provinsi Jambi dikurangi Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh
Benkoelen Bengkulu Benkoelen Seluruh Provinsi Bengkulu ditambah Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat
Palembang Palembang Palembang Seluruh Provinsi Sumatera Selatan
Lampoengsche Districten Distrik-distrik Lampung Teloekbetoeng Seluruh Provinsi Lampung dikurangi Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat
Bangka en Billiton Bangka dan Belitung Pangkalpinang Seluruh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Bantam Banten Serang Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Pandeglang, dan Lebak
Batavia Batavia/Betawi Batavia Seluruh Provinsi DKI Jakarta ditambah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, sebagian wilayah Kota dan sebagian wilayah Kabupaten Bekasi (kecuali wilayah Kawedanan Jonggol/Tjibaroesa), Karawang, Purwakarta, dan Subang
Buitenzorg Bogor Buitenzorg Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur ditambah sebagian wilayah Kota dan sebagian wilayah Kabupaten Bekasi (Kawedanan Jonggol/Tjibaroesa)
Priangan/Preanger-Regentschappen Priangan Bandoeng Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran
Cheribon Cirebon Cheribon Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kuningan, Indramayu dan Majalengka
Pekalongan Pekalongan Pekalongan Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Brebes, Tegal, Kota Tegal, Pemalang, dan Batang
Semarang Semarang Semarang Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kendal, Kota Salatiga, Demak, Grobogan
Japara-Rembang Pati Pati Kabupaten Jepara, Pati, Rembang, Kudus, Blora
Banjoemas Banyumas Banjoemas Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara
Kedoe Kedu Magelang Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Purworejo, Kebumen, Karanganyar Roma (dibubarkan 1936), Wonosobo, Temanggung
Soerabaja Surabaya Soerabaja Kabupaten Gresik, Jombang, Mojokerto, Kota Mojokerto, Sidoarjo dan Kota Surabaya
Bodjonegoro Bojonegoro Bodjonegoro Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan
Madioen Madiun Madioen Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Pacitan
Kediri Kediri Kediri Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Nganjuk, Blitar, Kota Blitar, Tuluangagung, dan Trenggalek
Malang Malang Malang Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu, Pasuruan, Kota Pasuruan, Kota Bangil, Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Lumajang
Besuki Besuki Bondowoso Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi
Madoera Madura Pamekasan Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep
Westerafdeeling van Borneo Divisi Barat Borneo Pontianak Seluruh Provinsi Kalimantan Barat
Zuider en Oosterafdeeling van Borneo Divisi Selatan dan Timur Borneo Bandjermasin Seluruh Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara
Manado Manado Manado Seluruh Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah
Celebes en Onderhoorigheden Celebes dan Daerah Taklukannya Makassar

(Ujung Pandang)

Seluruh Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara
Molukken Maluku Amboina Seluruh Provinsi Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pengunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan
Timor en Onderhoorigheden Timor dan Daerah Taklukannya Koepang Seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur ditambah Kabupaten Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima, dan Kota Bima
Bali en Lombok Bali dan Lombok Singaradja Seluruh Provinsi Bali ditambah Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Lombok Timur

Bekas keresidenan

[sunting | sunting sumber]
Daftar Bekas keresidenan yang pernah ada di Jawa (1925–1931)[16]
Nama keresidenan Ibukota Periode Bekas cakupan wilayah
Ejaan Belanda Ejaan Indonesia
West Priangan Priangan Barat Soekaboemi 1925–1931 Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, dan Cianjur
Midden Priangan Priangan Tengah Bandoeng 1925–1931 Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Bandung Barat, Kota Cimahi dan Sumedang
Oost Priangan Priangan Timur Tasikmalaja 1925–1931 Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Kota Banjar, dan Pangandaran
Krawang Karawang Poerwakarta 1925–1931 Kabupaten Karawang, Purwakarta, dan Subang
Indramajoe Indramayu Indramajoe 1925–1931 Kabupaten Indramayu dan Majalengka
Tegal Tegal Tegal 1928–1931 Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Brebes
Noord Banjoemas Banyumas Utara Banjoemas 1928–1931 Kabupaten Banyumas dan Purbalingga
Zuid Banjoemas Banyumas Selatan Tjilatjap 1928–1931 Kabupaten Cilacap dan sebagian wilayah Kebumen (Kabupaten Karanganyar/Roma)
Wonosobo Wonosobo Wonosobo 1928–1931 Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara
Bagelen Bagelen Poerworedjo 1928–1931 Kabupaten Purworejo dan sebagian wilayah Kebumen (Kabupaten Pandjer)
Koedoes Kudus Koedoes 1928–1931 Kabupaten Kudus, Demak, dan Jepara
Rembang Rembang Rembang 1928–1931 Kabupaten Rembang dan Pati
Blora Blora Blora 1928–1931 Kabupaten Blora dan Grobogan
Grisee Gresik Grisee 1928–1931 Kabupaten Lamongan dan Gresik
Modjokerto Mojokerto Modjokerto 1928–1931 Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, dan Jombang
Ponorogo Ponorogo Ponorogo 1928–1931 Kabupaten Ponorogo dan Pacitan
Blitar Blitar Blitar 1928–1931 Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Trenggalek, dan Tulungagung
Pasoeroean Pasuruan Pasoeroean Bangil 1928–1931 Kabupaten Pasuruan dan Kota Pasuruan
Probolinggo Probolinggo Probolinggo 1928–1931 Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Lumajang
Bondowoso Bondowoso Bondowoso 1928–1931 Kabupaten Bondowoso dan Situbondo
Djember Jember Djember 1928–1931 Kabupaten Jember dan Banyuwangi
West Madoera Madura Barat Bangkalan 1928–1931 Kabupaten Bangkalan dan Sampang
Oost Madoera Madura Timur Pamekasan 1928–1931 Kabupaten Pamekasan dan Sumenep
Daftar Bekas keresidenan yang pernah ada di Semenanjung Melayu (1818–1825)
Nama keresidenan Ibukota Periode Bekas cakupan wilayah
Ejaan Belanda Ejaan Indonesia
Malacca Melaka Kota Melaka 1818-1825 Seluruh negara bagian Melaka di Malaysia (Distrik Melaka Tengah, Jasin dan Alor Gajah)
  1. ^ "Keresidenan". KBBI. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Diakses tanggal 18 Januari 2019. 
  2. ^ a b Onley, James (2007). The Arabian Frontier of the British Raj: Merchants, Rulers, and the British in the Nineteenth-Century Gulf (dalam bahasa Inggris). New York: Oxford University Press, Inc. ISBN 978-0-19-922810-2. 
  3. ^ "Records of the British Residency and Agencies in the Persian Gulf". The National Archives (dalam bahasa Inggris). Pemerintah Britania Raya. Diakses tanggal 18 Januari 2019. 
  4. ^ Allday, Louis. "The British in the Gulf: an Overview". Qatar Digital Library (dalam bahasa Inggris). Perpustakaan Nasional Qatar. Diakses tanggal 18 Januari 2019. 
  5. ^ Miller, Isabel (2005). Lea, David; Rowe, Annamarie, ed. A Political Chronology of the Middle East (dalam bahasa Inggris). London: Europa Publications Limited. hlm. 19. ISBN 0-203-40305-3. 
  6. ^ Soeparmo, Yanti (2009). Hidayatullah, M. Irfan, ed. Runtuhnya Menara Azan: Jalinan Cinta dan Misteri di Tengah Pemberontakan Muslim Cilegon 1888. Bandung: PT Mizan Pustaka. hlm. 67. ISBN 978-602-8236-20-1. 
  7. ^ Nurcholis, Hanif. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Grasindo. hlm. 132. ISBN 9797597121. 
  8. ^ Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah (1978). Sejarah Daerah Jawa Timur. Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 133. 
  9. ^ Sutherland, Heather. Notes on Java's Regent Families - Part II (PDF). 
  10. ^ Agung, Ide Anak Agung Gde (1993). Koesoemanto, H.J.; Anggraini, Th. Enny, ed. Kenangan Masa Lampau: Zaman Kolonial Hindia Belanda dan Zaman Pendudukan Jepang di Bali. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hlm. 73. ISBN 979-461-156-5. 
  11. ^ Setiawan, Irfan (2014). Rekonstruksi Birokrasi Pemerintahan Daerah. Institut Pemerintahan Dalam Negeri. hlm. 166. 
  12. ^ Nurcholish, Hanif (2005). Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Gramedia Widiasarana Indonesia. hlm. 53. ISBN 9797590283. 
  13. ^ Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Penetapan Aturan-Aturan Pokok mengenai Pemerintahan Sendiri di Daerah-Daerah yang Berhak Mengatur dan Mengurus Rumah Tangganya Sendiri (PDF). Yogyakarta: Badan Pekerja Komite Nasional Pusat. 1948. hlm. 9, 11,1 dan 30. 
  14. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Barat (PDF). Yogyakarta: Badan Pekerdja Komite Nasional Pusat. 1950. hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-01-28. Diakses tanggal 2019-01-20. 
  15. ^ Dutch East Indies (1942). Regeerings almanak voor Nederlandsch - Indie 1942. Batavia: Landsdrukkerij. 
  16. ^ "Java administrative divisions, 1925-1931 | Digital Atlas of Indonesian History - By Robert Cribb". web.archive.org. 2013-11-12. Archived from the original on 2013-11-12. Diakses tanggal 2021-04-11.