Keresidenan: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(27 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{ |
{{Globalkan|2=[[Indonesia]]}} |
||
'''Keresidenan''' (bentuk tidak baku: |
'''Keresidenan''' (bentuk tidak baku: ''karesidenan'') adalah sebuah [[pembagian administratif]] yang dikepalai oleh [[Residen (gelar)|residen]].<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Keresidenan|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/keresidenan|website=KBBI|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|access-date=18 Januari 2019}}</ref> Menurut sejarah, pembagian administratif jenis keresidenan hanya pernah digunakan di [[Kepresidenan dan provinsi di India Britania|India Britania]], [[Raj Britania Raya]], dan [[Hindia Belanda]] serta penerusnya [[Indonesia]] dan negara bagian [[Melaka]] di [[Malaysia]]. |
||
Semenjak krisis pada tahun 1950-an, sudah tidak ada |
Semenjak krisis pada tahun 1950-an, sudah tidak ada lagi keresidenan dan yang muncul faktor kekuasaannya adalah [[kabupaten]]. Keresidenan kemudian dikenal dengan istilah "pembantu gubernur". Istilah ini sudah tidak digunakan lagi, tapi sebutan "eks keresidenan" masih dipakai secara informal. Setelah itu, muncul [[Tata nama|nomenklatur]] baru yaitu Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) yang berada di bawah pemerintahan [[provinsi]]. Kepala Bakorwil tidak memiliki kewenangan otonom dan administatif karena hanya bertugas mengkoordinasikan hal-hal tertentu kepada [[wali kota]] atau [[bupati]]. Cakupan Bakorwil tidak sama dengan keresidenan, misalnya Provinsi [[Jawa Tengah]]; eks Keresidenan [[Keresidenan Kedu|Kedu]], Keresidenan [[Keresidenan Banyumas|Banyumas]], dan Keresidenan [[Keresidenan Pekalongan|Pekalongan]] masuk dalam satu Bakorwil. |
||
Pengaruh pemberlakuan sistem keresidenan di Indonesia tampak pada pembagian |
Pengaruh pemberlakuan sistem keresidenan di Indonesia tampak pada pembagian [[Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Indonesia|tanda kendaraan bermotor]] hingga saat ini. |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Baris 19: | Baris 19: | ||
[[Hindia Belanda]] dikuasai [[Imperium Britania|Britania Raya]] pada 1811 dengan menempatkan Letjen [[Thomas Stamford Raffles]]. Ia memerintah bekas jajahan Belanda ini dengan membagi-bagi [[Jawa|Pulau Jawa]] menjadi beberapa keresidenan (''residency'' dalam [[bahasa Inggris]]). Keresidenan-keresidenan ini dikepalai oleh para residen bangsa [[Eropa]]. Residen-residen ini membawahi para [[bupati]] bangsa pribumi yang mengepalai wilayah kabupaten. Residen pun diberi wewenang untuk menjalankan tugas-tugas dalam bidang administrasi, pemerintahan, [[fiskal]], peradilan, dan kepolisian. Dalam bidang peradilan, perkara besar akan dibawa ke tingkat keresidenan, sedangkan perkara kecil akan dibawa ke tingkat [[kabupaten]].<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=nrhktUy_3jgC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|title=Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah|last=Nurcholis|first=Hanif|publisher=Grasindo|year=|isbn=9797597121|location=|pages=132}}</ref> |
[[Hindia Belanda]] dikuasai [[Imperium Britania|Britania Raya]] pada 1811 dengan menempatkan Letjen [[Thomas Stamford Raffles]]. Ia memerintah bekas jajahan Belanda ini dengan membagi-bagi [[Jawa|Pulau Jawa]] menjadi beberapa keresidenan (''residency'' dalam [[bahasa Inggris]]). Keresidenan-keresidenan ini dikepalai oleh para residen bangsa [[Eropa]]. Residen-residen ini membawahi para [[bupati]] bangsa pribumi yang mengepalai wilayah kabupaten. Residen pun diberi wewenang untuk menjalankan tugas-tugas dalam bidang administrasi, pemerintahan, [[fiskal]], peradilan, dan kepolisian. Dalam bidang peradilan, perkara besar akan dibawa ke tingkat keresidenan, sedangkan perkara kecil akan dibawa ke tingkat [[kabupaten]].<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=nrhktUy_3jgC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|title=Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah|last=Nurcholis|first=Hanif|publisher=Grasindo|year=|isbn=9797597121|location=|pages=132}}</ref> |
||
Pada 1816, [[Hindia Belanda]] diserahkan kembali ke tangan [[Kerajaan Bersatu Belanda|Belanda]] sesuai dengan [[Perjanjian Inggris-Belanda 1814|Konvensi London 1814]]. Pada zaman ini, diadakan kembali pembentukan keresidenan (''residentie'' dalam [[bahasa Belanda]]) dan kabupaten secara resmi, tepatnya saat [[Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen|van der Capellen]] memerintah. Menurut Peraturan Komisaris Jenderal No, 3 tanggal 9 Januari 1819 yang dimuat dalam ''[[Lembaran negara|Staatsblad]]'' No. 16 tahun 1819, dibentuklah dua puluh keresidenan di Pulau Jawa: [[Keresidenan Banten|Banten]], [[Keresidenan Jakarta|Jakarta]], [[Keresidenan Bogor|Bogor]], [[Keresidenan Priangan|Priangan |
Pada 1816, [[Hindia Belanda]] diserahkan kembali ke tangan [[Kerajaan Bersatu Belanda|Belanda]] sesuai dengan [[Perjanjian Inggris-Belanda 1814|Konvensi London 1814]]. Pada zaman ini, diadakan kembali pembentukan keresidenan (''residentie'' dalam [[bahasa Belanda]]) dan kabupaten secara resmi, tepatnya saat [[Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen|van der Capellen]] memerintah. Menurut Peraturan Komisaris Jenderal No, 3 tanggal 9 Januari 1819 yang dimuat dalam ''[[Lembaran negara|Staatsblad]]'' No. 16 tahun 1819, dibentuklah dua puluh keresidenan di Pulau Jawa: [[Keresidenan Banten|Banten]], [[Keresidenan Jakarta|Jakarta]], [[Keresidenan Bogor|Bogor]], [[Keresidenan Priangan|Priangan]], [[Keresidenan Cirebon|Cirebon]], [[Keresidenan Tegal|Tegal]], [[Keresidenan Pekalongan|Pekalongan]], [[Keresidenan Semarang|Semarang]], [[Keresidenan Kedu|Kedu]], [[Keresidenan Grobogan dan Jipang|Grobogan dan Jipang]], [[Keresidenan Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Keresidenan Surakarta|Surakarta]], [[Keresidenan Jepara|Jepara dan Juana]], [[Keresidenan Surabaya|Surabaya]], [[Keresidenan Pasuruan|Pasuruan]], [[Keresidenan Probolinggo|Probolinggo]], [[Keresidenan Banyuwangi|Banyuwangi]], [[Keresidenan Madura|Madura dan Sumenep]], [[Keresidenan Rembang|Rembang]], dan [[Keresidenan Gresik|Gresik]].<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Jf57CgAAQBAJ&printsec=frontcover|title=Sejarah Daerah Jawa Timur|last=Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah|first=|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|year=1978|isbn=|location=|pages=133}}</ref><ref>{{Cite book|last=Sutherland|first=Heather|date=|url=https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/53573/INDO_17_0_1107130745_1_42.pdf?sequence=1&isAllowed=y|title=Notes on Java's Regent Families - Part II|location=|publisher=|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref> |
||
Pada [[Sejarah Nusantara (1800–1942)|zaman penjajahan Belanda]], seorang residen menjadi penguasa penjajahan tertinggi sekaligus mewakili [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] di wilayah kekuasaannya. Residen pun menjadi wakil dan lambang Pemerintah Hindia Belanda di keresidenannya dengan kekuasaan [[legislatif]], [[eksekutif]], dan [[Kehakiman|yudikatif]] di tangannya. Dengan itu, kekuasaannya mutlak dan tak terbatas.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=nhSghziY5jQC&printsec=frontcover|title=Kenangan Masa Lampau: Zaman Kolonial Hindia Belanda dan Zaman Pendudukan Jepang di Bali|last=Agung|first=Ide Anak Agung Gde|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=1993|isbn=979-461-156-5|editor-last=Koesoemanto|editor-first=H.J.|location=[[Jakarta]]|pages=73|editor-last2=Anggraini|editor-first2=Th. Enny}}</ref> |
Pada [[Sejarah Nusantara (1800–1942)|zaman penjajahan Belanda]], seorang residen menjadi penguasa penjajahan tertinggi sekaligus mewakili [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] di wilayah kekuasaannya. Residen pun menjadi wakil dan lambang Pemerintah Hindia Belanda di keresidenannya dengan kekuasaan [[legislatif]], [[eksekutif]], dan [[Kehakiman|yudikatif]] di tangannya. Dengan itu, kekuasaannya mutlak dan tak terbatas.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=nhSghziY5jQC&printsec=frontcover|title=Kenangan Masa Lampau: Zaman Kolonial Hindia Belanda dan Zaman Pendudukan Jepang di Bali|last=Agung|first=Ide Anak Agung Gde|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=1993|isbn=979-461-156-5|editor-last=Koesoemanto|editor-first=H.J.|location=[[Jakarta]]|pages=73|editor-last2=Anggraini|editor-first2=Th. Enny}}</ref> |
||
Baris 26: | Baris 26: | ||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het huis van de resident aan de Kanarielaan te Banjoemas. TMnr 60004313.jpg|jmpl|300px|Kediaman residen Banyumas di Banyumas]] |
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het huis van de resident aan de Kanarielaan te Banjoemas. TMnr 60004313.jpg|jmpl|300px|Kediaman residen Banyumas di Banyumas]] |
||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ambtswoning van de resident van de Lampongsche districten in Teloekbetoeng Zuid-Sumatra. TMnr 60013126.jpg|jmpl|300px|Kediaman residen Lampung di Teluk Betung]] |
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ambtswoning van de resident van de Lampongsche districten in Teloekbetoeng Zuid-Sumatra. TMnr 60013126.jpg|jmpl|300px|Kediaman residen Lampung di Teluk Betung]] |
||
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het residentiehuis TMnr 10015450.jpg|COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_residentiehuis_TMnr_10015450|jmpl|300px|Kediaman residen Probolinggo di Probolinggo]] |
|||
[[Berkas:Java en Madoera aangevende de bestuursindeeling 1931.tif|jmpl|300px|Peta pembagian Keresidenan Jawa dan Madura tahun 1931]] |
|||
== Daftar Keresidenan di [[Hindia Belanda]] == |
== Daftar Keresidenan di [[Hindia Belanda]] == |
||
Baris 36: | Baris 39: | ||
|- |
|- |
||
|Atjeh en Onderhoorigheden |
|Atjeh en Onderhoorigheden |
||
|Aceh dan Daerah Taklukannya |
|[[Keresidenan Aceh dan Daerah Taklukannya|Aceh dan Daerah Taklukannya]] |
||
|[[Kota Banda Aceh|Koetaradja]] |
|[[Kota Banda Aceh|Koetaradja]] |
||
|Seluruh Provinsi [[Aceh]] |
|||
|Seluruh Provinsi [[Aceh|Nanggroe Aceh Darussalam]], [[Nanggroe Aceh Darussalam|Meulaboh Raya]], [[Nanggroe Aceh Darussalam|Aceh Leuser Antara]] dan [[Nanggroe Aceh Darussalam|Samudera Pasai]] |
|||
|- |
|- |
||
|Oostkust van Sumatra |
|||
|Pantai Timur Sumatera |
|[[Keresidenan Pantai Timur Sumatera|Pantai Timur Sumatera]] |
||
|[[Kota Medan|Medan]] |
|[[Kota Medan|Medan]] |
||
|[[Sumatera Utara]] |
|[[Sumatera Utara]] bagian timur |
||
|- |
|- |
||
|Tapanoeli |
|||
|[[Tapanuli]] |
|[[Tapanuli]] |
||
|[[Kota Sibolga|Sibolga]] |
|[[Kota Sibolga|Sibolga]] |
||
|[[Sumatera Utara]] bagian barat |
|||
|Seluruh Provinsi [[Sumatera Utara|Toba Raya]], [[Sumatera Utara|Tapanuli Raya]], [[Sumatera Utara|Sidempuan Raya]] dan [[Sumatera Utara|Kepulauan Nias]] |
|||
|- |
|- |
||
|Westkust van Sumatra |
|||
|Pantai Barat Sumatera |
|[[Keresidenan Pantai Barat Sumatera|Pantai Barat Sumatera]] |
||
|[[Kota Padang|Padang]] |
|[[Kota Padang|Padang]] |
||
|Seluruh |
|Seluruh [[Sumatera Barat|Provinsi Sumatera Barat]] ditambah [[Kabupaten Kerinci]], [[Kota Sungai Penuh]], dan sebagian wilayah [[Kabupaten Kampar|Kampar]] |
||
|- |
|- |
||
|Riouw |
|Riouw |
||
|[[Riau]] |
|[[Keresidenan Riau|Riau]] |
||
|[[Kota |
|[[Kota Tanjungpinang|Tandjoengpinang]] |
||
|Seluruh Provinsi [[Riau]] dikurangi |
|Seluruh Provinsi [[Riau]] dikurangi sebagian wilayah Kabupaten Kampar dan ditambah Seluruh Provinsi [[Kepulauan Riau]] |
||
|- |
|- |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
|Djambi |
|Djambi |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
|- |
|- |
||
|Benkoelen |
|Benkoelen |
||
|[[Bengkulu]] |
|[[Keresidenan Bengkulu|Bengkulu]] |
||
|Benkoelen |
|[[Kota Bengkulu|Benkoelen]] |
||
|Seluruh Provinsi [[Bengkulu |
|Seluruh Provinsi [[Bengkulu]] ditambah Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat |
||
|- |
|- |
||
|Palembang |
|Palembang |
||
|[[Palembang]] |
|[[Keresidenan Palembang|Palembang]] |
||
|Palembang |
|[[Kota Palembang|Palembang]] |
||
|Seluruh Provinsi |
|Seluruh Provinsi [[Sumatera Selatan|Sumatera Selatan]] |
||
|- |
|- |
||
|Lampoengsche Districten |
|Lampoengsche Districten |
||
|Distrik-distrik Lampung |
|Distrik-distrik Lampung |
||
|Teloekbetoeng |
|[[Kota Bandar Lampung|Teloekbetoeng]] |
||
|Seluruh Provinsi [[Lampung]] |
|Seluruh Provinsi [[Lampung]] dikurangi Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat |
||
|- |
|- |
||
|Bangka en Billiton |
|Bangka en Billiton |
||
|Bangka dan Belitung |
|Bangka dan Belitung |
||
|Pangkalpinang |
|[[Kota Pangkalpinang|Pangkalpinang]] |
||
|Seluruh Provinsi [[Kepulauan Bangka Belitung]] |
|Seluruh Provinsi [[Kepulauan Bangka Belitung]] |
||
|- |
|- |
||
|[[Keresidenan Banten| |
|Bantam |
||
|[[Keresidenan Banten|Banten]] |
|||
|[[ |
|[[Kota Serang|Serang]] |
||
|Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Pandeglang, dan Lebak |
|||
|Serang |
|||
|Seluruh Provinsi [[Banten]] : Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Pandeglang, dan Lebak<br>Seluruh Provinsi [[Jabodetabekpunjur|Tangerang Raya]] : Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan |
|||
|- |
|- |
||
|Batavia |
|||
|[[Batavia]]/Betawi |
|[[Batavia]]/Betawi |
||
|Batavia |
|Batavia |
||
|Seluruh Provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] |
|Seluruh Provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] ditambah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, sebagian wilayah Kota dan sebagian wilayah Kabupaten Bekasi (kecuali wilayah Kawedanan Jonggol/Tjibaroesa), Karawang, Purwakarta, dan Subang |
||
|- |
|- |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
|Buitenzorg |
|Buitenzorg |
||
⚫ | |||
|Seluruh Provinsi [[Jabodetabekpunjur|Pakuan Bhagasasi]] : Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Cibinong, Cileungsi, Parung, Ciawi, Kota Depok, Sukabumi, Kota Sukabumi, Kota Cibadak dan Cianjur |
|||
⚫ | |||
|Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur ditambah sebagian wilayah Kota dan sebagian wilayah Kabupaten Bekasi (Kawedanan Jonggol/Tjibaroesa) |
|||
|- |
|- |
||
|Priangan/Preanger-Regentschappen |
|||
|[[Priangan]] |
|[[Keresidenan Priangan|Priangan]] |
||
|Bandoeng |
|[[Kota Bandung|Bandoeng]] |
||
| |
|Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran |
||
|- |
|- |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
|Cheribon |
|Cheribon |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
|- |
|- |
||
⚫ | |||
|[[Keresidenan Pekalongan|Pekalongan]] |
|[[Keresidenan Pekalongan|Pekalongan]] |
||
|[[Pekalongan]] |
|[[Kota Pekalongan|Pekalongan]] |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
|- |
|- |
||
⚫ | |||
|[[Keresidenan Semarang|Semarang]] |
|[[Keresidenan Semarang|Semarang]] |
||
|[[Semarang]] |
|[[Kota Semarang|Semarang]] |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
|- |
|- |
||
|Japara-Rembang |
|||
⚫ | |||
|Pati |
|||
|Pati |
|[[Pati (kota)|Pati]] |
||
| |
|Kabupaten Jepara, Pati, Rembang, Kudus, Blora |
||
|- |
|- |
||
⚫ | |||
|[[Banyumas]] |
|||
|Banjoemas |
|Banjoemas |
||
⚫ | |||
|Seluruh Provinsi [[Jawa Tengah|Banyumasan]] : Kabupaten Banyumas, Kota Purwokerto, Ajibarang, Cilacap, Majenang, Purbalingga dan Banjarnegara |
|||
|[[Kabupaten Banyumas|Banjoemas]] |
|||
|- |
|||
|Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara |
|||
⚫ | |||
|[[Kedu]] |
|||
|Magelang |
|||
⚫ | |||
|- |
|||
|[[Karesidenan Surakarta|Soerakarta]] |
|||
|[[Surakarta]] |
|||
|Soerakarta |
|||
|Seluruh Provinsi [[Solo Raya|Daerah Istimewa Surakarta]] : Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta, Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Boyolali dan Klaten |
|||
|- |
|- |
||
|Kedoe |
|||
|[[Karesidenan Yogyakarta|Jogjakarta]] |
|||
⚫ | |||
|[[Yogyakarta]] |
|||
|[[Kota Magelang|Magelang]] |
|||
|Jogjakarta |
|||
⚫ | |||
|Seluruh Provinsi [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] : Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Bantul, Kulon Progo dan Gunung Kidul |
|||
|- |
|- |
||
|[[Keresidenan Surabaya|Soerabaja]] |
|[[Keresidenan Surabaya|Soerabaja]] |
||
|[[Surabaya]] |
|[[Keresidenan Surabaya|Surabaya]] |
||
|Soerabaja |
|[[Kota Surabaya|Soerabaja]] |
||
| |
|Kabupaten Gresik, Jombang, Mojokerto, Kota Mojokerto, Sidoarjo dan Kota Surabaya |
||
|- |
|- |
||
|[[Keresidenan Bojonegoro|Bodjonegoro]] |
|[[Keresidenan Bojonegoro|Bodjonegoro]] |
||
|[[Bojonegoro]] |
|[[Keresidenan Bojonegoro|Bojonegoro]] |
||
|Bodjonegoro |
|[[Kota Bojonegoro|Bodjonegoro]] |
||
| |
|Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan |
||
|- |
|- |
||
|[[Keresidenan Madiun|Madioen]] |
|[[Keresidenan Madiun|Madioen]] |
||
|[[Madiun]] |
|[[Keresidenan Madiun|Madiun]] |
||
|Madioen |
|[[Kota Madiun|Madioen]] |
||
| |
|Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Pacitan |
||
|- |
|- |
||
|[[Keresidenan Kediri|Kediri]] |
|[[Keresidenan Kediri|Kediri]] |
||
|[[Kediri]] |
|[[Keresidenan Kediri|Kediri]] |
||
|Kediri |
|[[Kota Kediri|Kediri]] |
||
| |
|Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Nganjuk, Blitar, Kota Blitar, Tuluangagung, dan Trenggalek |
||
|- |
|- |
||
|[[Keresidenan Malang|Malang]] |
|[[Keresidenan Malang|Malang]] |
||
|[[Malang]] |
|[[Keresidenan Malang|Malang]] |
||
|Malang |
|[[Kota Malang|Malang]] |
||
| |
|Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu, Pasuruan, Kota Pasuruan, Kota Bangil, Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Lumajang |
||
|- |
|- |
||
|[[Keresidenan Besuki|Besuki]] |
|[[Keresidenan Besuki|Besuki]] |
||
|[[Besuki]] |
|[[Keresidenan Besuki|Besuki]] |
||
|Bondowoso |
|[[Kota Bondowoso|Bondowoso]] |
||
| |
|Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi |
||
|- |
|- |
||
|[[Keresidenan Madura|Madoera]] |
|[[Keresidenan Madura|Madoera]] |
||
|[[Madura]] |
|[[Keresidenan Madura|Madura]] |
||
|Pamekasan |
|[[Kabupaten Pamekasan|Pamekasan]] |
||
| |
|Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep |
||
|- |
|- |
||
|Westerafdeeling van Borneo |
|||
|Divisi Barat Borneo |
|[[Divisi Barat Borneo]] |
||
|Pontianak |
|[[Kota Pontianak|Pontianak]] |
||
|Seluruh Provinsi |
|Seluruh Provinsi Kalimantan Barat |
||
|- |
|- |
||
|Zuider en Oosterafdeeling van Borneo |
|||
|Divisi Selatan dan Timur Borneo |
|[[Divisi Selatan dan Timur Borneo]] |
||
|Bandjermasin |
|[[Kota Banjarmasin|Bandjermasin]] |
||
|Seluruh Provinsi |
|Seluruh Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara |
||
|- |
|- |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
|Manado |
|Manado |
||
⚫ | |||
|Seluruh Provinsi [[Sulawesi Utara]], [[Sulawesi Utara|Kepulauan Sangihe Talaud]], [[Sulawesi Utara|Bolaang Mongondow Raya]], [[Gorontalo]], [[Sulawesi Tengah]], [[Sulawesi Tengah|Tolitoli Raya]], [[Sulawesi Tengah|Poso]] dan [[Sulawesi Tengah|Sulawesi Timur]] |
|||
⚫ | |||
|Seluruh Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah |
|||
|- |
|- |
||
|Celebes en Onderhoorigheden |
|||
|Celebes dan Daerah Taklukannya |
|[[Celebes dan Daerah Taklukannya]] |
||
|Makassar |
|Makassar |
||
([[Kota Makassar|Ujung Pandang]]) |
([[Kota Makassar|Ujung Pandang]]) |
||
|Seluruh |
|Seluruh Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara |
||
|- |
|- |
||
|Molukken |
|Molukken |
||
|[[ |
|[[Keresidenan Maluku|Maluku]] |
||
|Amboina |
|[[Kota Ambon|Amboina]] |
||
|Seluruh Provinsi |
|Seluruh Provinsi Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pengunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan |
||
|- |
|- |
||
|Timor en Onderhoorigheden |
|Timor en Onderhoorigheden |
||
|Timor dan Daerah Taklukannya |
|[[Timor dan Daerah Taklukannya]] |
||
|Koepang |
|[[Kota Kupang|Koepang]] |
||
|Seluruh Provinsi |
|Seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur ditambah Kabupaten Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima, dan Kota Bima |
||
|- |
|- |
||
|Bali |
|Bali en Lombok |
||
|Bali Lombok dan |
|[[Keresidenan Bali dan Lombok|Bali dan Lombok]] |
||
|Singaradja |
|[[Singaraja|Singaradja]] |
||
|Seluruh Provinsi |
|Seluruh Provinsi Bali ditambah Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Lombok Timur |
||
|} |
|} |
||
Baris 229: | Baris 223: | ||
|- |
|- |
||
|West Priangan |
|West Priangan |
||
|[[Priangan Barat]] |
|[[Keresidenan Priangan Barat|Priangan Barat]] |
||
|Soekaboemi |
|[[Kota Sukabumi|Soekaboemi]] |
||
|1925–1931 |
|1925–1931 |
||
|Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, dan Cianjur |
|Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, dan Cianjur |
||
|- |
|- |
||
|Midden Priangan |
|Midden Priangan |
||
|[[Priangan Tengah]] |
|[[Keresidenan Priangan Tengah|Priangan Tengah]] |
||
|Bandoeng |
|[[Kota Bandung|Bandoeng]] |
||
|1925–1931 |
|1925–1931 |
||
|Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Bandung Barat, Kota Cimahi dan Sumedang |
|Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Bandung Barat, Kota Cimahi dan Sumedang |
||
|- |
|- |
||
|Oost Priangan |
|Oost Priangan |
||
|[[Priangan Timur]] |
|[[Keresidenan Priangan Timur|Priangan Timur]] |
||
|Tasikmalaja |
|[[Kota Tasikmalaya|Tasikmalaja]] |
||
|1925–1931 |
|1925–1931 |
||
|Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Kota Banjar, dan Pangandaran |
|Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Kota Banjar, dan Pangandaran |
||
|- |
|- |
||
|[[Keresidenan Karawang| |
|Krawang |
||
|[[Keresidenan Karawang|Karawang]] |
|||
|[[Karawang]] |
|||
|Poerwakarta |
|Poerwakarta |
||
|1925–1931 |
|1925–1931 |
||
Baris 253: | Baris 247: | ||
|- |
|- |
||
|Indramajoe |
|Indramajoe |
||
|[[Indramayu]] |
|[[Keresidenan Indramayu|Indramayu]] |
||
|Indramajoe |
|Indramajoe |
||
|1925–1931 |
|1925–1931 |
||
|Kabupaten Indramayu dan Majalengka |
|Kabupaten Indramayu dan Majalengka |
||
|- |
|- |
||
⚫ | |||
|[[Keresidenan Tegal|Tegal]] |
|[[Keresidenan Tegal|Tegal]] |
||
⚫ | |||
|Tegal |
|Tegal |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 265: | Baris 259: | ||
|- |
|- |
||
|Noord Banjoemas |
|Noord Banjoemas |
||
|Banyumas Utara |
|[[Keresidenan Banyumas Utara|Banyumas Utara]] |
||
|Banjoemas |
|Banjoemas |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 271: | Baris 265: | ||
|- |
|- |
||
|Zuid Banjoemas |
|Zuid Banjoemas |
||
|Banyumas Selatan |
|[[Keresidenan Banyumas Selatan|Banyumas Selatan]] |
||
|Tjilatjap |
|Tjilatjap |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 277: | Baris 271: | ||
|- |
|- |
||
|Wonosobo |
|Wonosobo |
||
|[[Wonosobo]] |
|[[Keresidenan Wonosobo|Wonosobo]] |
||
|Wonosobo |
|Wonosobo |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
|Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara |
|Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara |
||
|- |
|- |
||
⚫ | |||
|Bagelen |
|Bagelen |
||
|[[Keresidenan Bagelen|Bagelen]] |
|||
|Poerworedjo |
|Poerworedjo |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 289: | Baris 283: | ||
|- |
|- |
||
|Koedoes |
|Koedoes |
||
|[[ |
|[[Keresidenan Kudus|Kudus]] |
||
|Koedoes |
|Koedoes |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
|Kabupaten Kudus, Demak, dan Jepara |
|Kabupaten Kudus, Demak, dan Jepara |
||
|- |
|- |
||
⚫ | |||
|[[Keresidenan Rembang|Rembang]] |
|[[Keresidenan Rembang|Rembang]] |
||
⚫ | |||
|Rembang |
|Rembang |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 301: | Baris 295: | ||
|- |
|- |
||
|Blora |
|Blora |
||
|[[Blora]] |
|[[Keresidenan Blora|Blora]] |
||
|Blora |
|Blora |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 307: | Baris 301: | ||
|- |
|- |
||
|Grisee |
|Grisee |
||
|[[Gresik]] |
|[[Keresidenan Gresik|Gresik]] |
||
|Grisee |
|Grisee |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 313: | Baris 307: | ||
|- |
|- |
||
|Modjokerto |
|Modjokerto |
||
|[[Mojokerto]] |
|[[Keresidenan Mojokerto|Mojokerto]] |
||
|Modjokerto |
|Modjokerto |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 319: | Baris 313: | ||
|- |
|- |
||
|Ponorogo |
|Ponorogo |
||
|[[Ponorogo]] |
|[[Keresidenan Ponorogo|Ponorogo]] |
||
|Ponorogo |
|Ponorogo |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 325: | Baris 319: | ||
|- |
|- |
||
|Blitar |
|Blitar |
||
|[[Blitar]] |
|[[Keresidenan Blitar|Blitar]] |
||
|Blitar |
|Blitar |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 331: | Baris 325: | ||
|- |
|- |
||
|Pasoeroean |
|Pasoeroean |
||
|[[Pasuruan]] |
|[[Keresidenan Pasuruan|Pasuruan]] |
||
|Pasoeroean Bangil |
|Pasoeroean Bangil |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 337: | Baris 331: | ||
|- |
|- |
||
|Probolinggo |
|Probolinggo |
||
|[[Probolinggo]] |
|[[Keresidenan Probolinggo|Probolinggo]] |
||
|Probolinggo |
|Probolinggo |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 343: | Baris 337: | ||
|- |
|- |
||
|Bondowoso |
|Bondowoso |
||
|[[Bondowoso]] |
|[[Keresidenan Bondowoso|Bondowoso]] |
||
|Bondowoso |
|Bondowoso |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 349: | Baris 343: | ||
|- |
|- |
||
|Djember |
|Djember |
||
|[[ |
|[[Keresidenan Jember|Jember]] |
||
|Djember |
|Djember |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 355: | Baris 349: | ||
|- |
|- |
||
|West Madoera |
|West Madoera |
||
|Madura Barat |
|[[Keresidenan Madura Barat|Madura Barat]] |
||
|Bangkalan |
|Bangkalan |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
||
Baris 361: | Baris 355: | ||
|- |
|- |
||
|Oost Madoera |
|Oost Madoera |
||
|Madura Timur |
|[[Keresidenan Madura Timur|Madura Timur]] |
||
|Pamekasan |
|Pamekasan |
||
|1928–1931 |
|1928–1931 |
Revisi terkini sejak 12 Oktober 2024 11.19
Konten dan perspektif penulisan artikel ini hanya berpusat pada sudut pandang dari negara Indonesia dan tidak menggambarkan wawasan global pada subjeknya. |
Keresidenan (bentuk tidak baku: karesidenan) adalah sebuah pembagian administratif yang dikepalai oleh residen.[1] Menurut sejarah, pembagian administratif jenis keresidenan hanya pernah digunakan di India Britania, Raj Britania Raya, dan Hindia Belanda serta penerusnya Indonesia dan negara bagian Melaka di Malaysia.
Semenjak krisis pada tahun 1950-an, sudah tidak ada lagi keresidenan dan yang muncul faktor kekuasaannya adalah kabupaten. Keresidenan kemudian dikenal dengan istilah "pembantu gubernur". Istilah ini sudah tidak digunakan lagi, tapi sebutan "eks keresidenan" masih dipakai secara informal. Setelah itu, muncul nomenklatur baru yaitu Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) yang berada di bawah pemerintahan provinsi. Kepala Bakorwil tidak memiliki kewenangan otonom dan administatif karena hanya bertugas mengkoordinasikan hal-hal tertentu kepada wali kota atau bupati. Cakupan Bakorwil tidak sama dengan keresidenan, misalnya Provinsi Jawa Tengah; eks Keresidenan Kedu, Keresidenan Banyumas, dan Keresidenan Pekalongan masuk dalam satu Bakorwil.
Pengaruh pemberlakuan sistem keresidenan di Indonesia tampak pada pembagian tanda kendaraan bermotor hingga saat ini.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]India dan kemaharajaannya
[sunting | sunting sumber]Keresidenan dalam sejarah pertama kali digunakan oleh Imperium Britania di India Britania. Pada masa ini, keresidenan adalah sebuah distrik yang menjadi bagian administratif suatu negara atau wilayah. Awalnya, keresidenan didirikan dengan tujuan perdagangan, tetapi pada abad ke-19 berubah menjadi politik secara keseluruhan. Setiap keresidenan dikepalai oleh seorang residen. Setiap residen melaporkan pekerjaannya ke Perusahaan Hindia Timur (hingga 1858), Pemerintah India (sejak 1858), atau salah satu pemerintah provinsi bawahannya. Sistrem keresidenan politik Britania tumbuh hingga 1880-an, ketika sistem ini meliputi 45% Asia Selatan dan Burma, 35% Asia Barat Daya, dan bahkan sebagian kecil Afrika Timur.[2]
Keresidenan yang menjadi bagian dari Kemaharajaan Britania pun terdapat di kawasan Timur Tengah yang dikuasai oleh Britania, yaitu Keresidenan Teluk Persia—keresidenan terbesar dan terstrategis India—yang meliputi Negara-Negara Gencatan Senjata, bagian selatan Persia, Bahrain, Kuwait, Oman, dan Qatar.[3] Pusat keresidenan ini berada di Pulau Qeshm, lalu dipindahkan ke Bushehr pada 1822, kemudian dipindahkan lagi ke Bahrain pada 1946.[4][5] Terdapat pula Keresidenan Aden (hingga Afrika Timur) yang berubah menjadi Protektorat Aden pada 1890-an, Keresidenan Arab Turki yang berpusat di Bagdad, dan Keresidenan Basra. Terdapat pula Keresidenan Nepal yang beribu kota di Kathmandu.[2]
Hindia Belanda dan Indonesia
[sunting | sunting sumber]Hindia Belanda dikuasai Britania Raya pada 1811 dengan menempatkan Letjen Thomas Stamford Raffles. Ia memerintah bekas jajahan Belanda ini dengan membagi-bagi Pulau Jawa menjadi beberapa keresidenan (residency dalam bahasa Inggris). Keresidenan-keresidenan ini dikepalai oleh para residen bangsa Eropa. Residen-residen ini membawahi para bupati bangsa pribumi yang mengepalai wilayah kabupaten. Residen pun diberi wewenang untuk menjalankan tugas-tugas dalam bidang administrasi, pemerintahan, fiskal, peradilan, dan kepolisian. Dalam bidang peradilan, perkara besar akan dibawa ke tingkat keresidenan, sedangkan perkara kecil akan dibawa ke tingkat kabupaten.[7]
Pada 1816, Hindia Belanda diserahkan kembali ke tangan Belanda sesuai dengan Konvensi London 1814. Pada zaman ini, diadakan kembali pembentukan keresidenan (residentie dalam bahasa Belanda) dan kabupaten secara resmi, tepatnya saat van der Capellen memerintah. Menurut Peraturan Komisaris Jenderal No, 3 tanggal 9 Januari 1819 yang dimuat dalam Staatsblad No. 16 tahun 1819, dibentuklah dua puluh keresidenan di Pulau Jawa: Banten, Jakarta, Bogor, Priangan, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Kedu, Grobogan dan Jipang, Yogyakarta, Surakarta, Jepara dan Juana, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Banyuwangi, Madura dan Sumenep, Rembang, dan Gresik.[8][9]
Pada zaman penjajahan Belanda, seorang residen menjadi penguasa penjajahan tertinggi sekaligus mewakili Gubernur Jenderal Hindia Belanda di wilayah kekuasaannya. Residen pun menjadi wakil dan lambang Pemerintah Hindia Belanda di keresidenannya dengan kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di tangannya. Dengan itu, kekuasaannya mutlak dan tak terbatas.[10]
Sejarah keresidenan terus berlanjut hingga pendudukan Jepang. Pada zaman tersebut pemerintahan provinsi ditiadakan sehingga keresidenan (syu dalam bahasa Jepang) menjadi bagian administratif tertinggi di Hindia Belanda Jepang.[11][12] Setelah kemerdekaan, pembagian adminsitratif keresidenan masih diwariskan. Keresidenan memiliki Dewan Perwakilan Rakyatnya sendiri. Hak otonomi keresidenan dicabut pada 1948; keresidenan tetap menjadi bagian administratif.[13] Pada Undang-Undang pembentukan provinsi yang dibuat pada 1950, keresidenan-keresidenan yang bergabung membentuk provinsi dihapuskan, seperti penghapusan Pemerintahan Daerah Keresidenan Banten, Jakarta, Bogor, Priangan, dan Cirebon serta pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah keresidenan-keresidenan tersebut dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Barat.[14]
Daftar Keresidenan di Hindia Belanda
[sunting | sunting sumber]Nama keresidenan (bahasa Belanda) | Nama keresidenan (bahasa Indonesia) | Ibukota | Bekas cakupan wilayah |
---|---|---|---|
Atjeh en Onderhoorigheden | Aceh dan Daerah Taklukannya | Koetaradja | Seluruh Provinsi Aceh |
Oostkust van Sumatra | Pantai Timur Sumatera | Medan | Sumatera Utara bagian timur |
Tapanoeli | Tapanuli | Sibolga | Sumatera Utara bagian barat |
Westkust van Sumatra | Pantai Barat Sumatera | Padang | Seluruh Provinsi Sumatera Barat ditambah Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh, dan sebagian wilayah Kampar |
Riouw | Riau | Tandjoengpinang | Seluruh Provinsi Riau dikurangi sebagian wilayah Kabupaten Kampar dan ditambah Seluruh Provinsi Kepulauan Riau |
Djambi | Jambi | Djambi | Seluruh Provinsi Jambi dikurangi Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh |
Benkoelen | Bengkulu | Benkoelen | Seluruh Provinsi Bengkulu ditambah Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat |
Palembang | Palembang | Palembang | Seluruh Provinsi Sumatera Selatan |
Lampoengsche Districten | Distrik-distrik Lampung | Teloekbetoeng | Seluruh Provinsi Lampung dikurangi Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat |
Bangka en Billiton | Bangka dan Belitung | Pangkalpinang | Seluruh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung |
Bantam | Banten | Serang | Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Pandeglang, dan Lebak |
Batavia | Batavia/Betawi | Batavia | Seluruh Provinsi DKI Jakarta ditambah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, sebagian wilayah Kota dan sebagian wilayah Kabupaten Bekasi (kecuali wilayah Kawedanan Jonggol/Tjibaroesa), Karawang, Purwakarta, dan Subang |
Buitenzorg | Bogor | Buitenzorg | Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur ditambah sebagian wilayah Kota dan sebagian wilayah Kabupaten Bekasi (Kawedanan Jonggol/Tjibaroesa) |
Priangan/Preanger-Regentschappen | Priangan | Bandoeng | Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran |
Cheribon | Cirebon | Cheribon | Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kuningan, Indramayu dan Majalengka |
Pekalongan | Pekalongan | Pekalongan | Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Brebes, Tegal, Kota Tegal, Pemalang, dan Batang |
Semarang | Semarang | Semarang | Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kendal, Kota Salatiga, Demak, Grobogan |
Japara-Rembang | Pati | Pati | Kabupaten Jepara, Pati, Rembang, Kudus, Blora |
Banjoemas | Banyumas | Banjoemas | Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara |
Kedoe | Kedu | Magelang | Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Purworejo, Kebumen, Karanganyar Roma (dibubarkan 1936), Wonosobo, Temanggung |
Soerabaja | Surabaya | Soerabaja | Kabupaten Gresik, Jombang, Mojokerto, Kota Mojokerto, Sidoarjo dan Kota Surabaya |
Bodjonegoro | Bojonegoro | Bodjonegoro | Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan |
Madioen | Madiun | Madioen | Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Pacitan |
Kediri | Kediri | Kediri | Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Nganjuk, Blitar, Kota Blitar, Tuluangagung, dan Trenggalek |
Malang | Malang | Malang | Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu, Pasuruan, Kota Pasuruan, Kota Bangil, Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Lumajang |
Besuki | Besuki | Bondowoso | Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi |
Madoera | Madura | Pamekasan | Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep |
Westerafdeeling van Borneo | Divisi Barat Borneo | Pontianak | Seluruh Provinsi Kalimantan Barat |
Zuider en Oosterafdeeling van Borneo | Divisi Selatan dan Timur Borneo | Bandjermasin | Seluruh Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara |
Manado | Manado | Manado | Seluruh Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah |
Celebes en Onderhoorigheden | Celebes dan Daerah Taklukannya | Makassar | Seluruh Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara |
Molukken | Maluku | Amboina | Seluruh Provinsi Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pengunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan |
Timor en Onderhoorigheden | Timor dan Daerah Taklukannya | Koepang | Seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur ditambah Kabupaten Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima, dan Kota Bima |
Bali en Lombok | Bali dan Lombok | Singaradja | Seluruh Provinsi Bali ditambah Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Lombok Timur |
Bekas keresidenan
[sunting | sunting sumber]Nama keresidenan | Ibukota | Periode | Bekas cakupan wilayah | |
---|---|---|---|---|
Ejaan Belanda | Ejaan Indonesia | |||
West Priangan | Priangan Barat | Soekaboemi | 1925–1931 | Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, dan Cianjur |
Midden Priangan | Priangan Tengah | Bandoeng | 1925–1931 | Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Bandung Barat, Kota Cimahi dan Sumedang |
Oost Priangan | Priangan Timur | Tasikmalaja | 1925–1931 | Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Kota Banjar, dan Pangandaran |
Krawang | Karawang | Poerwakarta | 1925–1931 | Kabupaten Karawang, Purwakarta, dan Subang |
Indramajoe | Indramayu | Indramajoe | 1925–1931 | Kabupaten Indramayu dan Majalengka |
Tegal | Tegal | Tegal | 1928–1931 | Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Brebes |
Noord Banjoemas | Banyumas Utara | Banjoemas | 1928–1931 | Kabupaten Banyumas dan Purbalingga |
Zuid Banjoemas | Banyumas Selatan | Tjilatjap | 1928–1931 | Kabupaten Cilacap dan sebagian wilayah Kebumen (Kabupaten Karanganyar/Roma) |
Wonosobo | Wonosobo | Wonosobo | 1928–1931 | Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara |
Bagelen | Bagelen | Poerworedjo | 1928–1931 | Kabupaten Purworejo dan sebagian wilayah Kebumen (Kabupaten Pandjer) |
Koedoes | Kudus | Koedoes | 1928–1931 | Kabupaten Kudus, Demak, dan Jepara |
Rembang | Rembang | Rembang | 1928–1931 | Kabupaten Rembang dan Pati |
Blora | Blora | Blora | 1928–1931 | Kabupaten Blora dan Grobogan |
Grisee | Gresik | Grisee | 1928–1931 | Kabupaten Lamongan dan Gresik |
Modjokerto | Mojokerto | Modjokerto | 1928–1931 | Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, dan Jombang |
Ponorogo | Ponorogo | Ponorogo | 1928–1931 | Kabupaten Ponorogo dan Pacitan |
Blitar | Blitar | Blitar | 1928–1931 | Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Trenggalek, dan Tulungagung |
Pasoeroean | Pasuruan | Pasoeroean Bangil | 1928–1931 | Kabupaten Pasuruan dan Kota Pasuruan |
Probolinggo | Probolinggo | Probolinggo | 1928–1931 | Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Lumajang |
Bondowoso | Bondowoso | Bondowoso | 1928–1931 | Kabupaten Bondowoso dan Situbondo |
Djember | Jember | Djember | 1928–1931 | Kabupaten Jember dan Banyuwangi |
West Madoera | Madura Barat | Bangkalan | 1928–1931 | Kabupaten Bangkalan dan Sampang |
Oost Madoera | Madura Timur | Pamekasan | 1928–1931 | Kabupaten Pamekasan dan Sumenep |
Nama keresidenan | Ibukota | Periode | Bekas cakupan wilayah | |
---|---|---|---|---|
Ejaan Belanda | Ejaan Indonesia | |||
Malacca | Melaka | Kota Melaka | 1818-1825 | Seluruh negara bagian Melaka di Malaysia (Distrik Melaka Tengah, Jasin dan Alor Gajah) |
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ "Keresidenan". KBBI. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Diakses tanggal 18 Januari 2019.
- ^ a b Onley, James (2007). The Arabian Frontier of the British Raj: Merchants, Rulers, and the British in the Nineteenth-Century Gulf (dalam bahasa Inggris). New York: Oxford University Press, Inc. ISBN 978-0-19-922810-2.
- ^ "Records of the British Residency and Agencies in the Persian Gulf". The National Archives (dalam bahasa Inggris). Pemerintah Britania Raya. Diakses tanggal 18 Januari 2019.
- ^ Allday, Louis. "The British in the Gulf: an Overview". Qatar Digital Library (dalam bahasa Inggris). Perpustakaan Nasional Qatar. Diakses tanggal 18 Januari 2019.
- ^ Miller, Isabel (2005). Lea, David; Rowe, Annamarie, ed. A Political Chronology of the Middle East (dalam bahasa Inggris). London: Europa Publications Limited. hlm. 19. ISBN 0-203-40305-3.
- ^ Soeparmo, Yanti (2009). Hidayatullah, M. Irfan, ed. Runtuhnya Menara Azan: Jalinan Cinta dan Misteri di Tengah Pemberontakan Muslim Cilegon 1888. Bandung: PT Mizan Pustaka. hlm. 67. ISBN 978-602-8236-20-1.
- ^ Nurcholis, Hanif. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Grasindo. hlm. 132. ISBN 9797597121.
- ^ Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah (1978). Sejarah Daerah Jawa Timur. Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 133.
- ^ Sutherland, Heather. Notes on Java's Regent Families - Part II (PDF).
- ^ Agung, Ide Anak Agung Gde (1993). Koesoemanto, H.J.; Anggraini, Th. Enny, ed. Kenangan Masa Lampau: Zaman Kolonial Hindia Belanda dan Zaman Pendudukan Jepang di Bali. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hlm. 73. ISBN 979-461-156-5.
- ^ Setiawan, Irfan (2014). Rekonstruksi Birokrasi Pemerintahan Daerah. Institut Pemerintahan Dalam Negeri. hlm. 166.
- ^ Nurcholish, Hanif (2005). Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Gramedia Widiasarana Indonesia. hlm. 53. ISBN 9797590283.
- ^ Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Penetapan Aturan-Aturan Pokok mengenai Pemerintahan Sendiri di Daerah-Daerah yang Berhak Mengatur dan Mengurus Rumah Tangganya Sendiri (PDF). Yogyakarta: Badan Pekerja Komite Nasional Pusat. 1948. hlm. 9, 11,1 dan 30.
- ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Barat (PDF). Yogyakarta: Badan Pekerdja Komite Nasional Pusat. 1950. hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-01-28. Diakses tanggal 2019-01-20.
- ^ Dutch East Indies (1942). Regeerings almanak voor Nederlandsch - Indie 1942. Batavia: Landsdrukkerij.
- ^ "Java administrative divisions, 1925-1931 | Digital Atlas of Indonesian History - By Robert Cribb". web.archive.org. 2013-11-12. Archived from the original on 2013-11-12. Diakses tanggal 2021-04-11.
Pustaka
[sunting | sunting sumber]- Goverment of the Netherlands East-Indies, Political division of territories in N.E.Indies,.pdf Diarsipkan 2011-11-18 di Wayback Machine., Dirk Teeuwen, 2007