Lompat ke isi

Stasiun Pasar Senen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Pasar Senen
Kereta Api Indonesia KAI Commuter
C04

Tampak depan Stasiun Pasar Senen, 2020
Lokasi
Ketinggian+4,7 m
Operator
Letak
Jumlah peron3 (satu peron sisi yang cukup tinggi di jalur 1, satu peron pulau tengah yang tinggi di antara jalur 3 dan 4, dan satu peron sisi bertangga yang tinggi di jalur 6; masing-masing terhubung dengan lorong bawah tanah)
Jumlah jalur6 (jalur 3 dan 4: sepur lurus)
LayananGumarang, Dharmawangsa, Kertajaya (reguler & tambahan), Airlangga, Jayakarta, Jayabaya, Matarmaja, Majapahit, Fajar/Senja Utama Solo, Mataram, Bengawan, Fajar/Senja Utama YK, Progo, Singasari, Gaya Baru Malam Selatan, Tegal Bahari, Brantas (reguler & tambahan), Menoreh, Tawang Jaya, Tawang Jaya Premium, Jaka Tingkir, Bogowonto, Gajahwong, Bangunkarta, Sawunggalih, Kutojaya Utara Serayu, Cikuray, dan KRL Commuter Line (arah Kampung Bandan)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Fasilitas sepeda?
Akses difabelYa
ArsitekJ. van Gendt
Gaya arsitekturNieuwe Indische Bouwstijl
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka19 Maret 1925; 99 tahun lalu (1925-03-19)
Nama sebelumnyaStation Weltevreden
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Gang Sentiong
Perjalanan satu arah
Commuter Line Cikarang
Full-racket
Cikarang—Kampung Bandan—Cikarang via Pasar Senen—Manggarai
Kemayoran
menuju Cikarang
Layanan penghubung
Halte sebelumnya Transjakarta Halte berikutnya
Galur Koridor 2
transfer di Senen
Kwitang
Perjalanan satu arah
Galur
Perjalanan satu arah
Atrium
Galur Koridor 2
transfer di Senen
Kwitang
menuju Rawa Buaya
Galur
Perjalanan satu arah
Koridor 7
transfer di Senen
Kwitang
menuju Juanda
Budi Utomo
menuju Ancol
Koridor 5
transfer di Senen Sentral
Pal Putih
Koridor 5
K
transfer di Senen Sentral
Pal Putih Koridor 11
V
transfer di Senen Sentral
Pasar Baru
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Jalur difabel Tangga naik/turun Layanan pelanggan Musala Toilet Mesin tiket Cetak tiket mandiri Pemesanan langsung di loket Ruang/area tunggu Area merokok Tempat naik/turun Pertokoan/area komersial Parkir Isi baterai Galeri ATM Restoran 
Tipe persinyalanElektrik tipe Solid State Interlocking[3]
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Pasar Senen
KategoriBangunan
No. RegnasRNCB.19930329.02.000810
Tanggal SK1993
PemilikPT Kereta Api Indonesia
PengelolaPT Kereta Api Indonesia
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Pasar Senen (PSE) (juga disebut sebagai Stasiun Senen atau Jakarta Pasar Senen) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Senen, Senen, Jakarta Pusat, tepatnya di wilayah ramai dekat Gelanggang Remaja Planet Senen dan pusat perbelanjaan Pasar Senen; termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta pada ketinggian +4,7 m. Bangunan stasiun yang sekarang ini dibangun pada tahun 1916 dan diresmikan pada tanggal 19 Maret 1925.

Stasiun ini merupakan stasiun terminus bagi sebagian kereta api kelas campuran dan ekonomi dari wilayah Jabodetabek menuju ke berbagai jurusan di Jawa, serta merupakan tempat pemberhentian KRL Commuter Line (arah Kampung Bandan saja); sedangkan kedatangan dan keberangkatan kereta api penumpang kelas eksekutif dan sebagian kecil kelas campuran (KA Argo Parahyangan dan Argo Cheribon) dilayani di Stasiun Gambir.

Sejarah

Nama stasiun kereta api ini berasal dari sebuah pasar dengan nama yang sama. Dinamakan Pasar Senen karena pasar ini hanya buka pada hari Senin; didirikan oleh Pemerintah Kolonial pada tahun 1733 untuk menghidupkan perekonomian masyarakat Weltevreden yang kelak menjadi Gambir, Jakarta Pusat.[4][5]

Pada masa kepemimpinan Gubernur Jenderal Petrus Albertus van der Parra, Pasar Senen semakin ramai sehingga buka setiap hari. Banyak pedagang Tionghoa yang membuka usahanya di pasar ini. Semenjak kemerdekaan hingga 1975, Pasar Senen terus dikembangkan sebagai pusat perdagangan Senen dan telah menjadi tulang punggung perekonomian Jakarta pada masa itu.[5]

Generasi pertama (1887—1925)

Bangunan pertama Stasiun Pasar Senen

Pengembangan Pasar Senen membutuhkan sebuah fasilitas transportasi yang memadai, terutama kereta api. Stasiun ini dibuka oleh Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij (BOS) pada 31 Maret 1887 sebagai sebuah perhentian kecil. Pembukaan stasiun ini bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Batavia—Bekasi. Jalur tersebut kemudian dibeli oleh Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1898 karena utang BOS yang membengkak.[6]

Pada 1904, majalah De Ingenieur menyebutkan bahwa stasiun ini sempat menjalani renovasi (kemungkinan mengubah bangunan menjadi permanen). Pembangunan ini juga sepaket dengan pembangunan Stasiun Kemayoran yang keduanya menggelontorkan dana sebesar ƒ350.000,00.[7] Bangunan stasiun generasi pertama ini bergaya Indische Empire, kecil, dan memiliki atap overcapping busur yang mirip dengan Stasiun Maos, Kutoarjo, dan Purworejo.[8]

Generasi kedua (1925—sekarang)

Stasiun Pasar Senen generasi kedua

Seiring peningkatan arus penumpang, Stasiun Pasar Senen kemudian dibangun ulang dengan wajah yang cukup besar. Karena terkena dampak pembangunan stasiun baru, Stasiun Pasar Senen yang lama harus dirobohkan. Stasiun tersebut dibuka pada 19 Maret 1925 setelah menjalani pembangunan selama delapan tahun.[8] Memiliki tata letak stasiun pulau, stasiun ini dilengkapi dengan dua terowongan bawah tanah. Terowongan sengaja dibuat dua, yaitu satu untuk penumpang berangkat dan satu untuk penumpang keluar dari stasiun.[9]

Pembangunan ulang ini dilakukan untuk menyambut operasional layanan baru SS, kereta rel listrik (KRL) serta memperingati ulang tahun SS yang ke-50 pada 6 April 1925. SS mempersembahkan sejumlah stasiun kereta api megah di Batavia yang diharapkan dapat memberikan kepuasan penumpang.[10]

Saat ini bangunan stasiun berstatus sebagai cagar budaya oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Penetapan status cagar budaya ini didasarkan pada SK Menbudpar No: PM.13/PW.007/MKP/05 dan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 475 Tahun 1993.[11]

Hak penamaan

Sebagai inovasi dalam mengoptimalkan asetnya, KAI menawarkan program hak penamaan (Exclusive Naming Rights). Program ini dijalankan kembali setelah terakhir dilaksanakan pada Stasiun BNI City pada 2018 dan Stasiun Metland Telagamurni pada 2019. Melalui program ini, jenama (brand) dari mitra yang menjalin kontrak dapat diterapkan pada berbagai aspek media KAI meliputi papan petunjuk (signage, wayfinding), peta jalur, hingga pengumuman (announcement) baik di stasiun maupun di dalam kereta.[12]

KAI menargetkan program hak penamaan stasiun fase 1 dapat selesai tahun ini. Oleh karena itu pada 20 September 2022, KAI melaksanakan Exclusive Meeting Gathering bagi para calon mitra di Hotel Mulia, Jakarta. Untuk fase 1 ini, hak penamaan ditawarkan bagi stasiun kereta api jarak jauh (KAJJ) seperti Stasiun Pasar Senen serta beberapa stasiun di Jakarta antara lain Stasiun Jatinegara, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Tebet, Stasiun Cikini, Stasiun Sudirman, Stasiun Juanda, Stasiun Gondangdia, Stasiun Palmerah dan Stasiun Manggarai.[13]

Bangunan dan tata letak

Stasiun ini memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 3 dan 4 merupakan sepur lurus. Bangunan ini diarsiteki oleh J. van Gendt, dengan gaya arsitektur Neo-Indische. Karakter vernakularnya sangat menonjol, dapat dilihat dari atap limasan yang mendominasi dengan ditambahkan atap teritisan di atas pintu masuk hall untuk melindungi bangunan dari rembesan air hujan, dan jika dilihat dari luar terlihat seperti bangunan dengan dua lantai. Pintu-pintunya bergaya Romantik dengan balutan konsol atap yang diekspos.[14]

Stasiun ini menjadi populer karena selalu didatangi oleh kaum pemudik yang hendak menggunakan jasa angkutan kereta api ke berbagai jurusan di Pulau Jawa.[15] Agar pengaturan penumpang lebih nyaman, pihak Daerah Operasi I Jakarta menyediakan pintu-pintu yang terpisah menurut jenis keretanya, yakni untuk kereta api jarak jauh dan untuk KRL Commuter Line. Selain itu, terdapat pula terowongan bawah tanah yang menghubungkan peron jalur 1 dengan 3 dan jalur 4 dengan 6.[16]

C04

G Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kanan keberangkatan KA dari arah timur
Jalur 6      Commuter Line Cikarang tujuan Cikarang (via Tanah Abang)
Jalur kedatangan KA antarkota
Jalur 5 Jalur belok sekaligus parkir rangkaian KA
Jalur 4 Jalur kedatangan KA antarkota rangkaian panjang

Jalur berjalan langsung KA angkutan barang arah Tanjung Priuk/Jakarta Gudang

Sepur lurus arah Kampung Bandan

Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kiri kedatangan KA dari arah timur
Bangunan tengah stasiun
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kiri keberangkatan KA ke arah timur
Jalur 3 Jalur keberangkatan KA antarkota rangkaian panjang

Jalur berjalan langsung KA angkutan barang dari arah Tanjung Priuk/Jakarta Gudang

Sepur lurus arah Jatinegara

Jalur 2 Jalur belok sekaligus parkir rangkaian KA
Jalur 1 Jalur keberangkatan KA antarkota
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kanan keberangkatan KA ke arah timur
G Bangunan utama stasiun

Integrasi antarmoda dan Monumen Tekad Merdeka

Bagian depan Stasiun Pasar Senen telah mengalami perombakan total dan diresmikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 17 Juni 2020. Program renovasi ini merupakan proyek kerja sama KAI, Pemprov DKI, dan MRT Jakarta. Lahan seluas 1.427,5 m² di depan stasiun dijadikan sebuah plaza dengan akses pejalan kaki dan difabel serta terintegrasi dengan Halte Senen dan Central Senen serta titik jemput transportasi daring dan bajaj. Dalam rangka menciptakan kawasan sehat, plaza tersebut juga memiliki kanopi peneduh, ruang terbuka hijau, serta rak parkir sepeda.[17]

Monumen di depan stasiun, yaitu "Monumen Tekad Merdeka" atau "Monumen Perjuangan Senen", juga ikut dimunculkan. Monumen untuk memperingati pertumpahan darah melawan tentara Sekutu di kawasan Senen 29 September 1945 ini diresmikan tanggal 2 Mei 1982 oleh Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat saat itu, A. Munir. Monumen ini dibuat dengan konstruksi beton cor bubut batu semen dan didatangkan dari Kabupaten Sleman, Yogyakarta.[18]

Ciri khas

Stasiun ini memiliki ciri khas berupa bel bersuara lagu instrumental Kicir-Kicir yang sering diputarkan setiap kali ada kedatangan KA penumpang antarkota di seluruh stasiun besar di DKI Jakarta.

Layanan kereta api

Antarkota

Jalur Nama Kereta api Kelas Tujuan akhir Keterangan
Lintas utara Jawa Gumarang Eksekutif & bisnis Surabaya Pasarturi
Pasar Senen
Dharmawangsa Eksekutif & ekonomi Surabaya Pasarturi
Pasar Senen
Tawang Jaya Premium Semarang Tawang Terkadang ditambahkan kelas eksekutif.
Pasar Senen
Kertajaya Ekonomi premium Surabaya Pasarturi
Pasar Senen
Menoreh Ekonomi Semarang Tawang



Jakarta Kota
Tawang Jaya Semarang Poncol



Pasar Senen
Tegal Bahari Tegal Terkadang ditambahkan kelas eksekutif.
Pasar Senen
Airlangga Surabaya Pasarturi
Pasar Senen
Kertajaya Tambahan Surabaya Pasarturi Dijalankan pada hari tertentu.
Pasar Senen
Lintas tengah Jawa Jayabaya Eksekutif & ekonomi Malang Via Surabaya Pasarturi
Pasar Senen
Brantas Blitar Via MadiunSemarang Tawang
Pasar Senen
Brantas Tambahan Ekonomi Blitar Via MadiunSemarang Tawang



Pasar Senen
Majapahit Malang
Pasar Senen
Matarmaja Malang Via MadiunSemarang Tawang
Pasar Senen
Lintas selatan Jawa Fajar Utama Solo Eksekutif & ekonomi premium Solo Balapan
Senja Utama Solo Pasar Senen
Mataram Solo Balapan
Pasar Senen
Bogowonto Lempuyangan
Pasar Senen
Fajar Utama Yogya Yogyakarta
Pasar Senen
Senja Utama Yogya Yogyakarta
Pasar Senen
Sawunggalih Kutoarjo
Pasar Senen
Singasari Eksekutif & ekonomi Blitar
Pasar Senen
Gaya Baru Malam Selatan Surabaya Gubeng
Pasar Senen
Bangunkarta Jombang
Pasar Senen
Gajahwong Lempuyangan



Pasar Senen
Jayakarta Ekonomi Premium Surabaya Gubeng
Pasar Senen
Jaka Tingkir Purwosari



Pasar Senen
Kutojaya Utara Kutoarjo
Jakarta Kota
Cikuray Ekonomi Garut
Pasar Senen
Bengawan Purwosari
Pasar Senen
Progo Lempuyangan Terkadang ditambahkan kelas eksekutif.
Pasar Senen
Serayu Purwokerto Via Kiaracondong
Pasar Senen

Komuter

Nama kereta api Tujuan akhir Keterangan
Lin Lingkar Cikarang[a] Cikarang Perjalanan berlawanan arah jarum jam

Antarmoda pendukung

Stasiun kereta api di Jakarta
JICT (untuk Pelabuhan Tanjung Priok)
Jalan Tol Akses Tanjung Priok
Pasoso
Sungai Lagoa
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Tanjung Priuk Terminal Tanjung Priok
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Ancol
Jakarta Gudang
Jakarta Kota
Kampung Bandan
Jayakarta
Rajawali
Mangga Besar
Sawah Besar
Kemayoran
Juanda
Angke
Duri
Gambir Kereta Api Indonesia
Gondangdia
Tanah Abang
Cikini
Karet
Pasar Senen Kereta Api Indonesia Terminal Pasar Senen
Sudirman
Gang Sentiong
Mampang
Kramat
Terminal Manggarai Manggarai
Pondok Jati
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Grogol
Matraman
Pesing
Palmerah
Taman Kota
Kebayoran
Bojong Indah
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
ke Serpong
Rawa Buaya
Jatinegara Kereta Api Indonesia
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Kalideres
Cipinang
ke Tangerang
Klender
Depo KRL Bukit Duri
Buaran
Tebet
Klender Baru
Cawang
Cakung
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Duren Kalibata
ke Cikarang
Pasar Minggu Baru
Pasar Minggu Terminal Pasar Minggu
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Tanjung Barat
Lenteng Agung
Univ. Pancasila
ke Bogor/Nambo
Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
BRT Transjakarta Harmoni Sentral—Pulo Gadung 1 (di halte Senen)
Rawa Buaya—Pulo Gadung 1 (di halte Senen)
Kalideres—ASMI (di halte Senen)
Ancol—Kampung Melayu (di halte Senen Sentral)
Kota—Kampung Melayu (di halte Senen Sentral)
Kampung Rambutan—Harmoni via Koridor 10 dan 2 (di halte Senen)
Pulo Gebang—Pasar Baru (di halte Senen Sentral)
PRJ1 JIExpo Kemayoran—PGC 1 (musiman/pada hajatan khusus tertentu) (di halte Senen)
PRJ2 JIExpo Kemayoran—Kampung Melayu (musiman/pada hajatan khusus tertentu) (di halte Senen Sentral)
Bus kota Transjakarta 1P (MetroTrans EV) Terminal Pasar Senen—Terminal Blok M
1R (MetroTrans) Terminal Pasar Senen—Stasiun Tanah Abang
2P (Non BRT) Terminal Pasar Senen—Stasiun Gondangdia
6H (Non BRT) Terminal Pasar Senen—Lebak Bulus via Menteng Raya—Cikini Raya (juga dilayani di halte BRT Senen Sentral)
10K (Non BRT) Terminal Pasar Senen—Terminal Tanjung Priok via Utan Panjang Barat/Timur—Danau Sunter Barat
12B (Non BRT) Terminal Pasar Senen—Pluit via Mangga Dua
14 (MetroTrans) Terminal Pasar Senen—Jakarta International Stadium
MikroTrans Transjakarta JAK 10B Stasiun Gondangdia—Stasiun Cikini via Kramat
JAK 17 Terminal Pasar Senen—Terminal Pulo Gadung via Pemuda
JAK 24 Terminal Pasar Senen—Terminal Pulo Gadung via Yos Sudarso—Boulevard Barat Kelapa Gading
Lintas Perbatasan Transjakarta B22 Terminal Bekasi—Juanda via Bekasi Timur (di halte Senen Sentral)
Mikrolet M01 Terminal Pasar Senen—Terminal Kampung Melayu
M12 Terminal Pasar Senen—Stasiun Jakarta Kota
M35 Terminal Pasar Senen—Pisangan Baru
M37 Terminal Pasar Senen—Terminal Pulo Gadung via Sumur Batu Raya, Yos Sudarso, Boulevard Barat Kelapa Gading
M46 Terminal Pasar Senen—Terminal Pulo Gadung via Cempaka Putih Tengah, Pemuda
Transjabodetabek P9A (Mayasari Bakti) Terminal Pasar Senen—Terminal Bekasi via Bekasi Timur
AC100A (MetroMini) Terminal Pasar Senen—Terminal Cileungsi via Cibubur
x2 (Perum PPD) Terminal Pasar Senen—Terminal Pondok Cabe via Sudirman—Thamrin—R.S. Fatmawati

Galeri

Referensi

Catatan

  1. ^ via Pasar Senen (Cikarang—Jatinegara—Pasar Senen—Kampung Bandan—Manggarai—Jatinegara—Cikarang)

Kutipan

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2020-02-27. Diakses tanggal 2020-05-09. 
  4. ^ Cahya, Kahfi Dirga (2017-01-20). Patnistik, Egidius, ed. "Pasar Senen dari Masa ke Masa". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-03. 
  5. ^ a b Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI 2014, hlm. 18.
  6. ^ Perquin 1921, hlm. 58.
  7. ^ "Uit Ons Parlement: Begrooting van Ned.-Indië voor 1905: Staatsspoorwegen". De Ingenieur. No. 39. 1904. hlm. 697. 
  8. ^ a b "Stasiun Pasar Senen, Stasiun Bersejarah yang Menjadi Stasiun Terpadu". kai.id. Diakses tanggal 2020-10-18. 
  9. ^ Sleeswijk 1929, hlm. 8.
  10. ^ Sleeswijk 1929, hlm. 11.
  11. ^ Yuliani, P.A. (2020-07-21). "Kawasan Stasiun Bersejarah Pasar Senen Jadi Kawasan Terpadu". Media Indonesia. Diakses tanggal 2020-10-18. 
  12. ^ Arini, Shafira Cendra (2022-09-09). "KAI Buka Peluang Perusahaan Kasih Nama Stasiun Manggarai-Jatinegara, Minat?". detikcom. Jakarta. Diakses tanggal 2022-09-14. 
  13. ^ Artada, Yessy (2022-09-09). "Tawarkan Hak Penamaan 10 Stasiun, KAI Bakal Gelar Exclusive Marketing Gathering, Catat Tanggalnya!". JPNN.com. Jakarta. Diakses tanggal 2022-09-22. 
  14. ^ Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI 2014, hlm. 15.
  15. ^ Rudi, Alsadad (2017-06-21). Akuntono, Indra, ed. "Beda Suasana di Stasiun Gambir dan Senen Saat Musim Mudik Lebaran". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-03. 
  16. ^ Sudarsih 2014, hlm. 17.
  17. ^ Sofuroh, Faidah Umu (2020-07-22). "Dibangun Zaman Kolonial, Stasiun Pasar Senen Punya Wajah Baru". detikcom. Diakses tanggal 2020-10-18. 
  18. ^ Pradana, Rio Sandy (2020-07-21). Pradana, Rio Sandy, ed. "Sempat Terlupakan, KAI Munculkan Lagi Monumen Perjuangan Senen". Bisnis.com. Diakses tanggal 2020-10-18. 

Daftar pustaka

Pranala luar

Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Rajawali–Cikampek".