Pandemi Covid-19 di Kalimantan Selatan
Artikel ini mendokumentasikan suatu wabah penyakit terkini. Informasi mengenai hal itu dapat berubah dengan cepat jika informasi lebih lanjut tersedia; laporan berita dan sumber-sumber primer lainnya mungkin tidak bisa diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini mengenai wabah penyakit ini untuk semua bidang. |
Penyakit | COVID-19 |
---|---|
Galur virus | SARS-CoV-2 |
Lokasi | Kalimantan Selatan, Indonesia |
Kasus pertama | Banjarmasin |
Tanggal kemunculan | 22 Maret 2020 (4 tahun, 7 bulan, 1 minggu dan 5 hari lalu) |
Kasus terkonfirmasi | 89.354[1] |
Kasus dirawat | 68[1] |
Kasus sembuh | 86.674[1] |
Kematian | 2.612[1] |
Situs web resmi | |
corona |
Pandemi COVID-19 di Kalimantan Selatan diawali dengan temuan kasus positif pertama penyakit koronavirus 2019 di Banjarmasin pada tanggal 22 Maret 2020.[2] Setelahnya jumlah kasus melonjak pesat, sebagian besar terkait dengan peserta Ijtima Ulama Dunia 2020.[3] Pada tanggal 7 Mei 2020, pandemi sudah menyebar ke 13 kabupaten dan kota dengan Kota Banjarmasin, Kabupaten Tanah Bumbu, dan Kabupaten Banjar sebagai daerah paling terpapar COVID-19 di Kalimantan Selatan.[4] Sampai dengan 5 Mei 2021, terdapat 33.148 kasus di Kalimantan Selatan, dengan 1.922 kasus di antaranya sedang dirawat, dan 30.270 kasus sembuh, serta 956 kasus lainnya meninggal dunia.
Statistik
[sunting | sunting sumber]
Tanggapan
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 19 April 2020, Kementerian Kesehatan menyetujui pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk Kota Banjarmasin yang diterapkan mulai awal Ramadan 1441 H atau 24 April 2020.[5]
Pada hari Sabtu, 16 Mei 2020. Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Barito Kuala juga menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara serentak mulai pukul 00.01 WITA setelah disetujui oleh Kementerian Kesehatan RI pada 11 Mei 2020.[6]
Dampak
[sunting | sunting sumber]Sebagai respons terhadap penyebaran COVID-19 di Kalimantan Selatan, pusat perbelanjaan terbesar di Kalimantan Selatan mendadak sepi. BRT Banjarbakula pun membatasi jumlah penumpang dan mengurangi jadwal keberangkatan. Sejumlah sekolah dan perguruan tinggi di Kalimantan Selatan memilih untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara daring. Selain itu kegiatan kampus seperti wisuda dan pertemuan pun dibatalkan.[7]
Dampak dari pandemi COVID-19 membuat gelaran yang biasanya dihadiri jutaan jemaah, yaitu Haul Guru Sekumpul tahun 2021 ditiadakan. Banyak majelis taklim meliburkan sementara kegiatan. Masjid Raya Sabilal Muhtadin memutuskan untuk meniadakan kegiatan salat tarawih dan buka bersama selama bulan Ramadan 1441 H sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19.[8]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d "Peta Sebaran". Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. 3 Juli 2023.
- ^ Risanta, Muhammad (22 Maret 2020). "Tanggap Darurat, Kalsel Konfirmasi Kasus Pertama Positif Corona". detikcom.
- ^ Haswar, Andi Muhammad (17 April 2020). Aprian, Dony, ed. "76 Pasien Positif Covid-19 di Kalsel, Terbanyak dari Klaster Gowa". Kompas.com. Diakses tanggal 24 April 2020.
- ^ https://diskominfomc.kalselprov.go.id/2020/05/07/klaster-gowa-jadi-kasus-covid-19-perdana-di-hulu-sungai-utara/
- ^ Haswar, Andi Muhammad (20 April 2020). Aprian, Dony, ed. "Disetujui Kemenkes, Banjarmasin Akan Mulai Terapkan PSBB Awal Ramadhan". Kompas.com.
- ^ Arfian, Andy (13 Mei 2020). "PSBB di Banjarbaru-Banjar-Batola Serentak Dimulai Sabtu 16 Mei".
- ^ Sanusi, Didi G (16 Maret 2020). "Antisipasi Pandemic Corona, Sebagian Kampus Di Banjarmasin Tiadakan Kuliah Tatap Muka". jejakrekam.com. Diakses tanggal 23 April 2020.
- ^ Widodo, Hari (18 April 2020). "Ramadan 1441 H, Masjid Raya Sabilal Muhtadin Tiadakan Salat Tarawih". Tribunnews.com. Diakses tanggal 23 April 2020.