Lompat ke isi

Himpunan Mahasiswa Islam: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(358 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{refimprove}}
{{Infobox Organization
{{Infobox organization
|name = Himpunan Mahasiswa Islam
|image = Lambang_HMI.jpg
| name = Himpunan Mahasiswa Islam
| full_name = {{lang-en|Association of Islamic University Student}}
|image_border = 2px
| native_name = <!-- nama organisasi dalam bahasa lokal -->
|size = 100px
| native_name_lang = <!-- diperlukan kode ISO 639-1 dari bahasa asli di atas -->
|caption = Lambang Himpunan Mahasiswa Islam
|map =
| logo = Lambang HMI (Original).png
|msize =
| logo_size = 60px
|mcaption =
| logo_alt =
| logo_caption =
|abbreviation = HMI
|motto =
| image =
| image_size =
|formation = [[5 Februari]] [[1947]] M / 14 Rabiul Awal 1366 H
| alt = <!-- lihat [[WP:ALT]] -->
|extinction =
| caption =
|type = Organisasi Kemahasiswaan, Organisasi Pengkaderan dan Perjuangan
|status =
| map = <!-- gambar map -->
| map_size = <!-- bawaan 250px -->
|purpose = Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata'ala.
| map_alt =
|headquarters = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|location =
| map_caption =
| map2 = <!-- gambar map ke-2, jika dibutuhkan -->
|region_served =
|membership =
| map2_size =
| map2_alt =
|language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| map2_caption =
|leader_title = Ketua Umum Pengurus besar Himpunan Mahasiswa Islam
| abbreviation = HMI atau HmI
|leader_name = [[Noer Fadjriansyah]] (HMI DIPO)<br>[[Muhammad Chozin Amirullah]] (HMI MPO)
|main_organ =
| nickname =
| pronounce =
|parent organization =
| pronounce ref =
|affiliations =
|num_staff =
| pronounce comment =
| pronounce 2 =
|num_volunteers =
|budget =
| named_after =
| motto = Yakin usaha sampai<br/>Iman, ilmu, amal
|website = [http://www.hmi.or.id/ http://www.hmi.or.id] (HMI DIPO)<br>[http://www.pbhmi.net/ http://www.pbhmi.net] (HMI MPO)
|remarks =
| predecessor =
| merged = <!-- organisasi lain tempat organisasi tersebut digabungkan -->
| successor =
| formation = {{start date and age|1947|2|5}}
| founder =
| founding_location =
| merger = <!-- other organizations (if any) merged with, to constitute the new organization -->
| type = [[Organisasi Kemahasiswaan di Indonesia|Organisasi kemahasiswaan eksternal]]
| tax_id = <!-- or |vat_id = (for European organizations) -->
| registration_id = <!-- for non-profits -->
| status = <!-- ad hoc, perjanjian, Yayasan, dll -->
| purpose = Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridai Allah Subhanahuwataala
| professional_title = <!-- for professional associations -->
| headquarters = Jalan Sultan Agung Nomor 25 A, [[Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan|Guntur]], [[Setiabudi, Jakarta Selatan|Setiabudi]], [[Jakarta]] 12980
| location_city =
| location_country =
| location_city2 =
| location_country2 =
| addnl_location_city =
| addnl_location_country =
| addnl_location_city2 =
| addnl_location_country2 =
| coordinates = <!-- {{coord|LAT|LON|display=inline,title}} -->
| origins =
| region_served = <!-- or |area_served = or |region = -->
| products = <!-- or |product = -->
| services =
| methods = <!-- or |method = -->
| fields =
| membership = <!-- number of members -->
| membership_year = <!-- year to which membership numbers/data apply -->
| language = [[Bahasa Indonesia]]
| owner = <!-- or |owners = -->
| sec_gen = <!-- or |gen_sec for General Secretary -->
| leader_title = Ketua Umum
| leader_name = Bagas Kurniawan
| leader_title2 =
| leader_name2 =
| leader_title3 =
| leader_name3 =
| leader_title4 =
| leader_name4 =
| board_of_directors =
| key_people =
| main_organ = <!-- gral. Majelis, Dewan Direksi, dll -->
| parent_organization = <!-- or |parent_organisation = --><!-- jika satu -->
| subsidiaries =
| secessions =
| affiliations =
| budget =
| budget_year =
| revenue =
| revenue_year =
| disbursements =
| expenses =
| expenses_year =
| endowment =
| endowment_year =
| staff =
| staff_year =
| volunteers =
| volunteers_year =
| students =
| students_year =
| awards =
| website = {{URL|https://himpunanmahasiswaislam.org/}}
| remarks =
| formerly = <!-- or |former_name = -->
| footnotes =
| bodystyle =
}}
}}


'''Himpunan Mahasiswa Islam''', diakronimkan menjadi '''HMI''' atau '''HmI''' adalah sebuah [[Organisasi Kemahasiswaan di Indonesia|organisasi kemahasiswaan]] di [[Indonesia]] yang berasaskan [[Islam]]. Organisasi ini didirikan di [[Yogyakarta]] pada 5 Februari 1947 Masehi yang bertepatan dengan tanggal 14 Rabiul awal 1366 Hijriah yang diprakarsai oleh [[Lafran Pane]] dan 14 mahasiswa, serta mahasiswi dari [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]] (sekarang [[Universitas Islam Indonesia]]).<ref name="Historiografi">Sitompul, Agussalim, 1995, Historiografi Himpunan Mahasiswa Islam Tahun 1947–1993, Intermasa, Jakarta</ref>


== Sejarah ==
'''Himpunan Mahasiswa Islam''' (disingkat '''HMI''') adalah sebuah [[organisasi]] yang didirikan di [[Yogyakarta]] pada tanggal [[5 Februari]] [[1947]], atas prakarsa [[Lafran Pane]] beserta 14 orang mahasiswa [[Sekolah Tinggi Islam Yogyakarta]].
Sebelum lahirnya '''Himpunan Mahasiswa Islam''', terlebih dulu berdiri organisasi kemahasiswaan bernama [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta|Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta]] (PMY) pada tahun [[1946]] yang beranggotakan mahasiswa dari tiga Perguruan Tinggi di Yogyakarta, yaitu [[Sekolah Tinggi Teknik]] (STT), [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]] (STI) dan [[Balai Perguruan Tinggi Gajahmada|Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada]] yang pada waktu itu hanya memiliki [[Fakultas Hukum]] dan [[Fakultas Sastra]]. Oleh karena PMY dirasa tidak memperhatikan kepentingan para mahasiswa yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam. Tidak tersalurnya aspirasi keagamaan merupakan alasan kuat bagi para mahasiswa Islam untuk mendirikan organisasi kemahasiswaan yang berdiri dan terpisah dari PMY <ref>{{Cite web|last=Wekka|title=Mindamas|url=https://journals.mindamas.com/index.php/insancita/article/view/759}}</ref>


Pada tahun [[1946]], suasana politik di [[Indonesia]] khususnya di Ibu kota [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] mengalami polarisasi antara pihak Pemerintah yang dipelopori oleh [[Partai Sosialis Indonesia|Partai Sosialis]] pimpinan [[Syahrir]] - [[Amir Sjarifoeddin|Amir Syarifuddin]] dan pihak oposisi yang dipelopori oleh [[Majelis Syuro Muslimin Indonesia|Masyumi]] pimpinan [[Soekiman Wirjosandjojo|Soekiman]] - [[Wali Al-Fatah]], [[Partai Nasional Indonesia|PNI]] pimpinan [[Ki Sarmidi Mangunsarkoro]] - [[Soejono Hadinoto|Suyono Hadinoto]], serta [[Persatuan Perjuangan]] pimpinan [[Tan Malaka]]. Polarisasi ini bermula pada dua pendirian yang saling bertolak belakang. Pihak [[Partai Sosialis Indonesia|Partai Sosialis]] ([[Pemerintah]]) menitikberatkan perjuangan memperoleh pengakuan [[Indonesia]] kepada perjuangan berdiplomasi sementara pihak oposisi berpegang pada perjuangan bersenjata melawan [[Belanda]].
= Sejarah =
== Sebelum Lahirnya HMI ==
Sebelum lahirnya '''Himpunan Mahasiswa Islam''', terlebih dulu berdiri organisasi kemahasiswaan bernama [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] (PMY) pada tahun [[1946]] yang beranggotakan seluruh mahasiswa dari tiga Perguruan Tinggi di Yogyakarta, yaitu [[Sekolah Tinggi Teknik]] (STT), [[Sekolah Tinggi Islam]] (STI) dan [[Balai Perguruan Tinggi Gajahmada]] yang pada waktu itu hanya memiliki [[Fakultas Hukum]] dan [[Fakultas Sastra]]. Kegiatan yang diselenggarakan oleh [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] selalu berbau [[Kolial Belanda]]. Sering pesta dengan poloniase, dansa serta minum-minuman keras.


Polarisasi ini membawa mahasiswa yang juga sebagian besar dari mereka adalah pengurus PMY berorientasi kepada Partai Sosialis. Melalui merekalah Partai Sosialis mencoba mendominasi PMY. Namun mahasiswa yang masih memiliki idealisme tidak dapat membiarkan usaha Partai Sosialis hendak mendominasi PMY. Dengan suasana yang sangat kritis dikarenakan [[Belanda]] semakin memperkuatkan diri dengan terus-menerus mendatangkan bala bantuan dengan persenjataan modern disertai dengan peristiwa [[Agresi Militer Belanda I]] pada tanggal [[21 Juli]] [[1947]] Dengan situasi yang demikian para mahasiswa yang berideologi murni tetap bersatu menghadapi [[Belanda]], mencegak setidak-tidaknya mengurangi efek-efek dari polarisasi politik yang sangat melemahkan potensi [[Indonesia]] menghadapi [[Belanda]]. Karenanya mereka menolah keras akan sikap dominasi Partai Sosialis terhadap mahasiswa yang dinilai akan mengakibatkan dunia mahasiswa terlibat dalam polarisasi politik.
Oleh karena [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] dirasa tidak memperhatikan kepentingan para mahasiswa yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Tidak tersalurnya aspirasi keagamaan merupakan alasan kuat bagi para mahasiswa [[Islam]] untuk mendirikan organisasi kemahasiswaan yang berdiri dan terpisah dari [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]].


Berbagai hal ini yang mendorong beberapa orang mahasiswa untuk mendirikan organisasi baru. Meskipun sebenarnya jauh sebelum adanya keinginan untuk mendirikan organisasi baru sudah ada cita-cita akan itu, tetapi selalu ditunda dan dianggap belum tepat. Namun melihat dari berbagai kondisi yang ada dirasa cita-cita yang sudah lama diharapkan itu perlu diwujudkan karena bila membiarkan PMY lebih lama didominasi oleh Partai Sosialis adalah hal yang tidak tepat. Penolakan sikap dominasi Partai Sosialis terhadap PMY tidak hanya datang dari kalangan mahasiswa [[Islam]], melainkan juga mahasiswa [[kekristenan|kristen]], mahasiswa [[katolik]], serta berbagai mahasiswa yang masih menjunjung teguh [[ideologi]] keagamaan.<ref name="Historiografi"/><ref name="Citra_HMI">Sitompul, Agussalim, 1997, Citra HMI, Aditya Media, Yogyakarta</ref><ref name="sejarah_HMI">Tanja,Victor, 1991, Himpunan Mahasiswa Islam; Sejarah dan Kedudukannya di Tengah - Tengah Gerakan - Gerakan Muslim Pembaharu Di Indonesia</ref><ref name="cita_cita_hmi">Al Mandari, Syafinudin, 2003, Demi Cita-cita HMI, Catatan Ringkas Perlawanan Kader dan Alumni HMI terhadap Rezim Orde Baru, Karya Multi Sarana, Jakarta</ref><ref name="sejarah_perjuangan_hmi">Drs. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI(1974-1975), Bina Ilmu</ref><ref name="partai_islam">Prof. DR. Deliar Noer, Partai Islam Dipentas Nasional, Graffiti Pers, 1984</ref><ref name="hari_panjang">Sulastomo, Hari-hari Yang Panjang, PT. Gunung Agung, 1988</ref><ref name="mpo">M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik di Indonesia, Mizan, 1997</ref><ref name="pbhmi">Moksen ldris Sirfefa et. Al (ed), Mencipta dan Mengabdi, PB HMI, 1997</ref><ref name="mengabdi">Ramli H.HM Yusuf (ed), Lima Puluh Tahun HMI mengabdi Republik, LASPI, 1997</ref><ref name="Kawah Candradimuka Mahasiswa">Solichin, HMI: Kawah Candradimuka Mahasiswa, Sinergi Persadatama Foundation, 2013</ref>
Pada tahun [[1946]], suasana politik di [[Indonesia]] khususnya di Ibukota [[Yogyakarta]] mengalami polarisasi antara pihak Pemerintah yang dipelopori oleh [[Partai Sosialis]], pimpinan [[Syahrir]] - [[Amir Syarifuddin]] dan pihak oposisi yang dipelopori oleh [[Masyumi]], pimpinan [[Soekiman]] - [[Wali Al-Fatah]] dan [[PNI]], pimpinan [[Mangunsarkoro]] - [[Suyono Hadinoto]] serta [[Persatuan Pernyangannya Tan Malaka]]. Polarisasi ini bermula pada dua pendirian yang saling bertolak belakang, pihak [[Partai Sosialis]] ([[Pemerintah]]) menitik beratkan perjuangan memperoleh pengakuan [[Indonesia]] kepada perjuangan berdiplomasi, pihak oposisi pada perjuangan bersenjata melawan [[[Belanda]].


HMI diprakarsai oleh [[Lafran Pane]], seorang mahasiswa tingkat I (semester I) Fakultas Hukum [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]] (sekarang Fakultas Hukum [[Universitas Islam Indonesia]] (FH-UII). Ia mengadakan pembicaraan dengan teman-temannya mengenai gagasan membentuk organisasi mahasiswa bernapaskan [[Islam]] dan setelah mendapatkan cukup dukungan, pada bulan [[November]] [[1946]], ia mengundang para mahasiswa [[Islam]] yang berada di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] baik di [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]], [[Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada]] dan [[Sekolah Teknik Tinggi]], untuk menghadiri rapat, guna membicarakan maksud tersebut. Rapat-rapat ini dihadiri kurang lebih 30 orang mahasiswa yang di antaranya adalah anggota [[Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta]] dan [[Gerakan Pemuda Islam Indonesia]]. Rapat-rapat yang digelar tidak menghasilkan kesepakatan. Namun [[Lafran Pane]] mengambil jalan keluar dengan mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir oleh [[Husein Yahya]]. Pada tanggal [[5 Februari]] [[1947]] (bertepatan dengan 14 Rabiulawal 1366 H), di salah satu ruangan kuliah [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]] di Jalan Setyodiningratan 30 (sekarang Jalan Senopati) [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], masuklah [[Lafran Pane]] yang langsung berdiri di depan kelas dan memimpin rapat yang dalam prakatanya mengatakan "Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena semua persiapan yang diperlukan sudah beres".
Polarisasi ini membawa mahasiswa yang juga sebagian besar dari mereka adalah pengurus [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] berorientasi kepada [[Partai Sosialis]]. Melalu mereka inilah [[Partai Sosialis]] mencoba mendominir [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]]. Namun mahasiswa yang masih memiliki idealis tidak dapat membiarkan usaha [[Partai Sosialis]] hendak mendominir [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]]. Dengan suasana yang sangat kritis dikarenakan [[Belanda]] semakin memperkuatkan diri dengan terus-menerus mendatangkan bala bantuan dengan persenjataan modern yang kemudian pada tanggal [[21 Juli]] [[1947]] terjadilah yang dinamakan [[Agresi Militer Belanda I]]. Dengan situasi yang demikian para mahasiswa yang berideologi murni tetap bersatu menghadapi [[Belanda]], mencegak setidak-tidaknya mengurangi efek-efek dari polarisasi politik yang sangat melemahkan potensi [[Indonesia]] menghadapi [[Belanda]]. Karenanya mereka menolah keras akan sikap dominasi [[Partai Sosialis]] terhadap mahasiswa yang dinilai akan mengakibatkan dunia mahasiswa terlibat dalam polarisasi politik.


Kemudian ia meminta agar [[Husein Yahya]] memberikan sambutan, tetapi dia menolak dikarenakan kurang memahami apa yang disampaikan sehubungan dengan tujuan rapat tersebut.
Berbagai hal ini yang mendorong beberapa orang mahasiswa untuk mendirikan organisasi baru. Meskipun sebenarnya jauh sebelum adanya keinginan untuk mendirikan organisasi baru sudah ada cita-cita akan itu, namun selalu ditunda dan dianggap belum tepat. Namun melihat dari berbagai kondisi yang ada dirasa cita-cita yang sudah lama diharapkan itu perlu diwujudkan karena bila membiarkan [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] lebih lama didominasi oleh [[Partai Sosialis]] adalah hal yang tidak tepat. Penolakan sikap dominasi [[Partai Sosialis]] terhadap [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] tidak hanya datang dari kalangan mahasiswa [[Islam]], melainkan juga mahasiswa [[kristen]], mahasiswa [[katolik]], serta berbagai mahasiswa yang masih menjunjung teguh [[ideologi]] keagamaan.


Pernyataan yang dilontarkan oleh Lafran Pane dalam rapat tersebut adalah sebagai berikut:
== Mula Berdirinya HMI ==
'''Himpunan Mahasiswa Islam''' di prakarsai oleh [[Lafran Pane]], seorang mahasiswa tingkat I (semester I) [[Sekolah Tinggi Islam]] (sekarang [[Universitas Islam Indonesia]] (UII)). Ia mengadakan pembicaraan dengan teman-temannya mengenai gagasan membentuk organisasi mahasiswa bernafaskan [[Islam]] dan setelah mendapatkan cukup dukungan, pada bulan [[November]] [[1946]], ia mengundang para mahasiswa [[Islam]] yang berada di [[Yogyakarta]] baik di [[Sekolah Tinggi Islam]], [[Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada]] dan [[Sekolah Teknik Tinggi]], untuk menghadiri rapat, guna membicarakan maksud tersebut. Rapat-rapat ini dihadiri kurang lebih 30 orang mahasiswa yang diantaranya adalah anggota [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] dan [[Gerakan Pemuda Islam Indonesia]]. Rapat-rapat yang digelar tidak menghasilkan kesepakatan. Namun [[Lafran Pane]] mengambil jalan keluar dengan mengadakan rapat tanda undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir oleh [[Husein Yahya]]. Pada tanggal [[5 Februari]] [[1947]] (bertepatan dengan 14 Rabiulawal 1366 H), di salah satu ruangan kuliah [[Sekolah Tinggi Islam]] di Jalan Setyodiningratan 30 (sekarang Jalan Senopati) [[Yogyakarta]], masuklah [[Lafran Pane]] yang langsung berdiri di depan kelas dan memimpin rapat yang dalam prakatanya mengatakan : "Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena semua persiapan yang diperlukan sudah beres".

Kemudian ia meminta agar [[Husein Yahya]] memberikan sambutan, namun beliau menolak dikarenakan kurang memahami apa yang akan disampaikan sehubungan dengan tujuan rapat tersebut.

Pernyataan yang dilontarkan oleh Lafran Pane dalam rapat tersebut adalah :
* Rapat ini merupakan rapat pembentukan organisasi Mahasiswa [[Islam]] yang anggaran dasarnya telah dipersiapkan.
* Rapat ini merupakan rapat pembentukan organisasi Mahasiswa [[Islam]] yang anggaran dasarnya telah dipersiapkan.
* Rapat ini bukan lagi mempersoalkan perlu atau tidaknya ataupun setuju atau menolaknya untuk mendirikan organisasi Mahasiswa [[Islam]].
* Rapat ini bukan lagi mempersoalkan perlu atau tidaknya ataupun setuju atau menolaknya untuk mendirikan organisasi Mahasiswa [[Islam]].
* Diantara rekan-rekan boleh menyatakan setuju dan boleh tidak. Meskipun demikian apapun bentuk penolakan tersebut, tidak menggentarkan untuk tetap berdirinya organisasi Mahasiswa [[Islam]] ketika itu, dikarenakan persiapan yang sudah matang.
* Di antara rekan-rekan boleh menyatakan setuju dan boleh tidak. Meskipun demikian apapun bentuk penolakan tersebut, tidak menggentarkan untuk tetap berdirinya organisasi Mahasiswa [[Islam]] ketika itu, dikarenakan persiapan yang sudah matang.


Setelah dicerca berbagai pertanyaan dan penjelasan, rapat pada hari itu dapat berjalan dengan lancar dan semua peserta rapat menyatakan sepakat dan berketetapan hati untuk mengambil keputusan :
Setelah dicerca berbagai pertanyaan dan penjelasan, rapat pada hari itu dapat berjalan dengan lancar dan semua peserta rapat menyatakan sepakat dan berketetapan hati untuk mengambil keputusan:
* Hari Rabu Pon 1878, 15 Rabiulawal 1366 H, tanggal [[5 Februari]] [[1947]], menetapkan berdirinya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI yang bertujuan :
* Hari Rabu Pon 1878, 15 Rabiulawal 1366 H, tanggal [[5 Februari]] [[1947]], menetapkan berdirinya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI yang bertujuan:
** Mempertahankan [[Indonesia|Negara Republik Indonesia]] dan mempertinggi derajat Rakyat [[Indonesia]]
** Mempertahankan [[Indonesia|Negara Republik Indonesia]] dan mempertinggi derajat Rakyat [[Indonesia]]
** Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama [[Islam]]
** Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama [[Islam]]
Baris 64: Baris 128:
* Membentuk Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam.
* Membentuk Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam.


Adapun peserta rapat yang hadir antara lain:
Adapun peserta rapat yang berhadir adalah [[Lafran Pane]], [[Karnoto Zarkasyi]], [[Dahlan Husein]], [[Maisaroh Hilal]] (cucu pendiri [[Muhammadiyah]], [[KH. Ahmad Dahlan]]), [[Suwali]], [[Yusdi Ghozali]] tokoh utama pendiri [[Pelajar Islam Indonesia]] ([[PII]]), [[Mansyur]], [[Siti Zainah]] (istri [[Dahlan Husein]]), [[Muhammad Anwar]], [[Hasan Basri]], [[Zulkarnaen]], [[Tayeb Razak]], [[Toha Mashudi]] dan [[Bidron Hadi]].


# [[Lafran Pane]]
Selain itu keputusan rapat tersebut memutuskan kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam sebagai berikut :
# [[Karnoto Zarkasyi]]
# [[Dahlan Husein]]
# [[Maisaroh Hilal]] (cucu pendiri [[Muhammadiyah]], KH. [[Ahmad Dahlan]])
# [[Suwali]]
# [[Yusdi Ghozali]] (tokoh utama pendiri [[Pelajar Islam Indonesia]] ([[PII]]))
# [[Mansyur]]
# [[Siti Zainah]] (istri [[Dahlan Husein]])
# [[Muhammad Anwar]]
# [[Hasan Basri]]
# [[Zulkarnaen]]
# [[Tayeb Razak]]
# [[Toha Mashudi]]
# [[Bidron Hadi]]

Selain itu keputusan rapat tersebut memutuskan kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam sebagai berikut:
{|
{|
||Ketua||Lafran Pane
||Ketua||[[Lafran Pane]]
|-
|-
||Wakil Ketua||Asmin Nasution
||Wakil Ketua||[[Asmin Nasution]]
|-
|-
||Penulis I||Anton Timoer Djailani, salah satu pendiri [[Pelajar Islam Indonesia]] ([[PII]])
||Penulis I||[[Anton Timoer Djailani]], salah satu pendiri [[Pelajar Islam Indonesia]] ([[PII]])
|-
|-
||Penulis II||Karnoto Zarkasyi
||Penulis II||[[Karnoto Zarkasyi]]
|-
|-
||Bendahara I||Dahlan Husein
||Bendahara I||[[Dahlan Husein]]
|-
|-
||Bendahara II||Maisaroh Hilal
||Bendahara II||[[Maisaroh Hilal]]
|-
|-
||Anggota||Suwali<br>Yusdi Gozali<br>Mansyur
||Anggota||[[Suwali]]<br />[[Yusdi Gozali]], pendiri [[Pelajar Islam Indonesia]] ([[PII]])<br />[[Mansyur]]
|}
|}


Pada saat terjadi [[Pembantaian di Indonesia 1965–1966|pembantaian massal anti-komunis]] yang dimulai pasca-[[Gerakan 30 September|G30S]] mahasiswa anggota HMI dilibatkan pihak universitas dalam proses skrining dan pembersihan kampus untuk menunjuk siapa pengajar atau mahasiswa yang dianggap komunis, anggota PKI, atau aktif dalam organisasi mahasiswa kiri seperti [[Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia|CGMI]]. Mereka yang tidak lolos proses skrining ini dipecat, sebagian menjadi tahanan politik, hilang, atau dibunuh.<ref>Wahid, Abdul. ''[https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-319-71455-4_8 Counterrevolution in a Revolutionary Campus: How Did the “1965 Event” Affect an Indonesian Public University?]''</ref> Beberapa anggota HMI dilatih oleh [[Komando Pasukan Khusus|RPKAD]] untuk membunuh.<ref>Tempo Magazine. ''[https://majalah.tempo.co/read/laporan-khusus/149181/karung-latihan-itu-diisi-orang Karung Latihan itu Diisi Orang]''</ref>
== Perkembangan HMI ==

Sejalan dengan perkembangan waktu, HMI terbelah menjadi dua ideologi pasca diselenggarakannya Kongres ke-15 HMI di Medan pada tahun [[1983]]. Pada tahun [[1986]], HMI yang menerima azas tunggal [[Pancasila]] dengan pertimbangan-pertimbangan politis beserta tawaran-tawan menarik lainnya rela melepaskan azas Islam sebagai azas organisasnya. Selanjutnya HMI pihak ini disebuh sebagai '''HMI DIPO''', dikarenakan bersekretariat di Jalan Pangeran Diponegoro Jakarta. Sedangkan HMI yang tetap menjunjung tinggi azas Islam kemudian dikenal dengan istilah '''HMI MPO''' (Majelis Penyelamat Organisasi).
== Organisasi ==
=== Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) ===
Lembaga Pengembangan Profesi adalah lembaga pengkaderan untuk pengembangan profesi di lingkungan HMI. Lembaga Pengembangan Profesi terdiri dari:
# Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI), pencetus terbentuknya [[Lembaga Dakwah Kampus]] (LDK)
# Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI).
# Le<nowiki/>mbaga<nowiki/> <nowiki/>Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
# Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
# Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
# Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)[https://www.lapenmi.id/p/profil-bakornas-lapenmi-pb-hmi.html]
# Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
# Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LKBHMI)
# Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
# Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam (LEPPAMI)

Dalam Perkembangannya Himpunan Mahasiswa Islam kemudian terpecah menjadi dua karena upaya Orde Baru dalam meletakkan asas tunggal pancasila, yang merapat pada kekuasaan Orde Baru disebut HMI Dipo dan yang tetap sesuai asas Islam adalah HMI MPO, tetapi keduanya tetap menyebut sebagai HMI dalam dokumen organisasi.

== Daftar Ketua Umum ==
{| class="wikitable" style="background:#eeee; float:center; text-align:center"
! Nomor urut
! colspan="2" |Ketua Umum
! Potret
! Periode
! Asal cabang
! Almamater
! Pemilihan
|-
! 1
! style="background:#009c4b"|&nbsp;
| <span>[[Lafran Pane]]</span>
| [[Berkas:Lafran-pane.jpg|jmpl|90px]]
| 1948
| Yogyakarta
| [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]]
| Kongres I (Yogyakarta, 1947)
|-
! 2
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Mohammad Syafa'at Mintaredja]]</span>
| [[Berkas:Mohammad Syafa'at Mintaredja, Minister of Social Affairs of Indonesia.jpg|90px]]
| 1948
| Yogyakarta
| [[Universitas Gadjah Mada]]
| ''ditunjuk''
|-
! 3
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Achmad Tirtosudiro]]</span>
| [[Berkas:Achmad Tirtosudiro, Ditjen Pariwisata.png|90px]]
| 1948–1949
| Yogyakarta
| [[Universitas Gadjah Mada]]
| ''suksesi internal''
|-
! 4
! style="background:#009c4b"|
| <span>Lukman El Hakim</span>
|
| 1950–1951
| Yogyakarta
| [[Universitas Gadjah Mada]]
| ''suksesi internal''
|-
! 5
! style="background:#009c4b"|
| <span>A. Dahlan Ranuwiharjo</span>
|
| 1951–1953
| Yogyakarta
| [[Universitas Gadjah Mada]]
| Kongres II (Yogyakarta, 1951)
|-
! 6
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Deliar Noer]]</span>
| [[Berkas:DeliarNoer.jpg|90px]]
| 1953–1955
| Jakarta
| [[Universitas Nasional]]
| Kongres III (Jakarta, 1953)
|-
! 7
! style="background:#009c4b"|
| <span>Amir Rajab Batubara</span>
|
| 1955–1957
| Bandung
| [[Institut Teknologi Bandung]]<ref>{{Cite web|title=Profile BPRS AlSalaam|url=https://bprsalsalaam.co.id/profil-perusahaan|website=Bank Syariah AlSalaam|access-date=2024-10-17}}</ref>
| Kongres IV (Bandung, 1955)
|-
! 8
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Ismail Hasan Metareum]]</span>
|[[Berkas:Ismail Hasan Metareum, The DPR-RI Stance on the Reform Process and the Resignation of President Soeharto, p39.jpg|jmpl|125x125px]]
| 1957–1960
| Jakarta
| [[Universitas Indonesia]]
| Kongres V (Medan, 1957)
|-
! 9
! style="background:#009c4b"|
| <span>Nursal</span>
|
| 1960–1963
|
|
| Kongres VI (Makassar, 1960)
|-
! 10
! style="background:#009c4b"|
| <span>Sulastomo</span>
|
| 1963–1966
| Jakarta
| [[Universitas Indonesia]]
| Kongres VII (Jakarta, 1963)
|-
! 11
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Nurcholish Madjid]]</span>
| [[Berkas:Cak Nur.jpeg|90px]]
| 1966–1969<br/>1969–1971
| Ciputat
| [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta]]
| Kongres VIII (Surakarta, 1966)<br/>Kongres IX (Malang, 1969)
|-
! 12
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Akbar Tanjung]]</span>
|[[Berkas:Menteri Sekretaris Negara, Akbar Tandjung.jpg|jmpl|131x131px]]
| 1971–1974
| Jakarta
| [[Universitas Indonesia]]
| Kongres X (Palembang, 1971)
|-
! 13
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Ridwan Saidi]]</span>
| [[Berkas:Ridwan Saidi 2019.jpg|jmpl|119x119px]]
| 1974–1976
| Jakarta
| [[Universitas Indonesia]]
| Kongres XI (Bogor, 1974)
|-
! 14
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Chumaidi Syarif Romas]]</span>
|
| 1976–1978
| Yogyakarta
| [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta|Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta]]
| Kongres XII (Semarang, 1976)
|-
! 15
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Abdullah Hehamahua]]</span>
|
| 1978–1981
| Ujungpandang
| [[Universitas Hasanuddin]]
| Kongres XIII (Ujungpandang, 1979)
|-
! 16
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Ahmad Zacky Siradj]]</span>
|
| 1981–1983
| Ciputat
| [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta]]
| Kongres XIV (Bandung, 1981)
|-
! 17
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Harry Azhar Azis]]</span>
|[[Berkas:Harry Azhar Azis.jpg|90px]]
| 1983–1986
| Jakarta
| [[Politeknik APP Jakarta|Akademi Pimpinan Perusahaan Jakarta]]
| Kongres XV (Medan, 1983)
|-
! 18
! style="background:#009c4b"|
| <span>Muhammad Saleh Khalid</span>
|
| 1986–1988
| Bogor
| [[Institut Pertanian Bogor]]
| Kongres XVI (Padang, 1986)
|-
! 19
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Herman Widyananda]]</span>
|
| 1988–1990
| Surabaya
| [[Institut Teknologi Sepuluh Nopember]]
| Kongres XVII (Lhokseumawe, 1988)
|-
! 20
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Ferry Mursyidan Baldan]]</span>
|[[Berkas:Kabinet Kerja Ferry Musyidan Baldan.jpg|90px]]
| 1990–1992
| Bandung
| [[Universitas Padjadjaran|Universitas Padjajaran]]
| Kongres XVIII (Jakarta, 1990)
|-
! 21
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Yahya Zaini]]</span>
|
| 1992–1995
| Surabaya
| [[Universitas Airlangga]]
| Kongres XIX (Pekanbaru, 1992)
|-
! 22
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Taufik Hidayat (politisi)|Taufik Hidayat]]</span>
|
| 1995–1997
| Jember
| [[Universitas Jember]]
| Kongres XX (Surabaya, 1995)
|-
! 23
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Anas Urbaningrum]]</span>
| [[Berkas:Anas Urbaningrum Demokrat.jpg|90px]]
| 1997–1999
| Surabaya
| [[Universitas Airlangga]]
| Kongres XXI (Yogyakarta, 1997)
|-
! 24
! style="background:#009c4b"|
| <span>Muhammad Fakhruddin</span>
|
| 1999–2002
| Banda Aceh
| [[Universitas Syiah Kuala]]
| Kongres XXII (Jambi, 1999)
|-
! 25
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Kholis Malik]]</span>
| [[Berkas:KPU Kholis Malik.jpg|90px]]
|2002 - 2003
|Yogyakarta
|[[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga|Institut Agama Islam Negeri Sunan Kaijaga Yogyakarta]]
|Kongres XXIII (Balikpapan) 2002
|-
! 26
! style="background:#009c4b"|
| <span>Hasanuddin</span>
|
| 2003–2006
| Makassar
| [[Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar|Institut Agama Islam Negeri Alauddin Makassar]]
| Kongres XXIV (Jakarta, 2003)
|-
! 27
! style="background:#009c4b"|
| <span>Fajar Zulkarnain</span>
|
| 2006–2008
| Jatinangor
| [[Universitas Padjadjaran|Universitas Padjajaran]]
| Kongres XV (Makassar, 2006)
|-
! 28
! style="background:#009c4b"|
| <span>Arip Mustofa</span>
|
| 2008–2010
| Bandar Lampung
| [[Universitas Lampung]]
| Kongres XXVI (Palembang, 2008)
|-
! 29
! style="background:#009c4b"|
| <span>Noer Fajrieansyah</span>
|
| 2010–2013
| Depok
| [[Universitas Indonesia]]
| Kongres XXVII (Depok, 2010)
|-
! 30
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Arief Rosyid]]</span>
|[[Berkas:Arief Rosyid Komisaris BSI.jpg|90px]]
| 2013–2015
| Makassar
| [[Universitas Hasanuddin]]
| Kongres XXVIII (Jakarta, 2013)
|-
! 31
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Mulyadi P. Tamsir]]</span>
|[[Berkas:Mulyadi Tamsir.jpg|90px]]
| 2015–2018
| Kuala Kapuas
| [[Universitas Kapuas Sintang]]
| Kongres XXIX (Pekanbaru, 2013)
|-
! 32
! style="background:#009c4b"|
| <span>Respiratori Saddam Al Jihad</span>
|
| 2018
| Jatinangor
| [[Universitas Padjadjaran|Universitas Padjajaran]]
| Kongres XXX (Ambon, 2019)
|-
! 33
! style="background:#009c4b"|
| <span>Arya Kharisma Hardy<br>(''Penjabat'')</span>
|
| 2018–2020
| Metro
| [[Universitas Muhammadiyah Metro]]
| <ref>{{Cite web|date=2019-08-31|title=KAHMI Hanya Akui PB HMI Pimpinan Arya Kharisma Hardy|url=https://porostimur.com/kahmi-hanya-akui-pb-hmi-pimpinan-arya-kharisma-hardy/|website=porostimur.com|language=id|access-date=2024-10-18}}</ref>
|-
! 34
! style="background:#009c4b"|
| <span>[[Raihan Ariatama]]</span>
| [[Berkas:RAIHAN ARIATAMA 1.jpg|90px]]
| 2021–2023
| Bulaksumur
| [[Universitas Gadjah Mada]]
| Kongres XXXI (Surabaya, 2021)
|-
! 35
! style="background:#009c4b"|
| <span>Bagas Kurniawan</span>
|
| 2023–2025
| Depok
| [[Universitas Indonesia]]
| Kongres XXXII (Pontianak, 2023)
|}


== Alumni HMI ==
Untuk menyelamatkan HMI dari kehancuran, maka melalui Kongres [[Padang]] disepakatilah asas tunggal [[Pancasila]]. HMI yang bermarkas di Jalan Diponegoro sebagai satu-satunya HMI yang diakui oleh negara. Maka HMI kemudian kerap disebut dengan HMI DIPO untuk membedakan dengan [[HMI-MPO]]. HMI telah membuktikan eksistensinya sebagai [[organisasi]] gerakan yang mempunyai landasan yang disebut Nilai Dasar Perjuangan HMI (NDP). Pada Kongres [[Jambi]] 1999 HMI kembali ke Khittah kembali kepada asas Islam. merupakan salah satu organisasi mahasiswa terbesar di indonesia
{{Utama|Kategori:Tokoh HMI}}
Alumni HMI adalah anggota HMI yang telah habis atau selesai masa anggotanya.


{{col|2}}
= Pimpinan =
# [[Nurcholish Madjid]] / Cak Nur (Tokoh Bangsa)
* [[HS Mintareja]], periode [[1947]] - [[1951]]
# [[Jusuf Kalla]], (Wakil Presiden RI)
* [[A Dahlan Ranuwiharja|A. Dahlan Ranuwiharja]], periode [[1951]] - [[1953]]
# [[Azyumardi Azra]] (Mantan Rektor UIN Jakarta)
* [[Abdullah Hehamahua]], periode [[1979]] - [[1981]]
# [[Komaruddin Hidayat]] (Mantan Rektor UIN Jakarta)
* [[Harry Azhar Azis]], periode [[1983]] - [[1986]]
# Alm. Iqbal Abdu Rauf Saimima (Majalah PanjiMas)
# [[Yudi Latief|Yudi Latif]] (Intelektual)
# Amin Abdullah (Mantan Rektor UIN Jogja)
# [[Kuntowijoyo]] (alm) (sejarawan UGM)
# [[Muhammad Rizieq Shihab]]
# [[Taufiq Ismail|Taufik Ismail]] (Budayawan)
# Sulastomo
# [[Hamzah Haz]] (Wapres RI 2001-2004)
# [[Akbar Tanjung]] (Mantan Ketua DPR RI)
# [[Amien Rais]] (Mantan Ketua MPR RI)
# [[A. M. Fatwa]] (DPD RI)
# [[Fahmi Idris]] (Mantan Menteri Perindutrian)
# [[Mar'ie Muhammad]] (Mantan Menteri Keuangan)
# [[Mahfud MD]], (Mantan Ketua MK 2008-2013)
# [[Anies Baswedan]], (Mantan Gubernur DKI Jakarta 2017-2022)
# [[Anas Urbaningrum]]
# [[Karni Ilyas]],
# Teguh Juwarno,
# [[Abraham Samad]] & Abdullah Hehamahua & Busyro Muqqodas, Bambang Widjoyanto, Adnan Pandu Praja, Chandra M Hamzah (KPK),
# [[Harry Azhar Azis]] (Ketua BPK),
# [[Ade Komarudin]] (Ketua DPR RI 2016-2019)
# [[Zulkifli Hasan]] (Mantan Menteri Kehutanan dan Ketua MPR 2014-2019)
# Bagir Manan (Mantan Ketua MA)
# Anwar Nasution (mantan Gubernur BI),
# [[Ahmad Syafii Maarif|Syafii Maarif]] (Mantan ketua Muhammadiyah),
# [[Ridwan Saidi]] (budayawan)
# [[Yusril Ihza Mahendra]]
# Adhiyaksa Daud
# [[Hidayat Nur Wahid]] (Ketua MPR RI 2004-2009)
# Didin Hafinuddin,
# Musni Umar (Pengamat Sosial Politik)
# [[Jimly Asshiddiqie|Jimly Ashiddiqie]] (Mantan Ketua MK)
# [[Hamdan Zoelva]] (Mantan Ketua MK)
# [[Artidjo Alkostar|Artijo Alkostar]] (MA)
# Irman Gusman (ketua DPD RI 2009-2014, 2014-2019)
# Rina Valinka, Ferry Rizkia, Sigit Pamungkas, Husni Kamil Manik (KPU RI)
# Muhammad (Bawaslu RI)
# Yuddi Chrisnandi (Menpan RB 2014-2019)
# [[Ferry Mursyidan Baldan]] (Menteri Agraria dan Tata Ruang RI 2014-2016)
# [[Amran Sulaiman]] (Menteri Pertanian 2014-2019)
# M. Nasir (Menteri Ristek dikti 2014-2019)
# [[Rudiantara]] (Menkominfo 2014-2019)
# [[Sudirman Said]]
# Andrinof Chaniago (Mantan kepala BAPPENAS)
# [[Sofyan Djalil]] (Menko Perekonomian)
# [[Siti Nurbaya Bakar|Siti Nurbaya]] (Menteri LH 2014-2019)
# [[M. S. Kaban|M.S Kaban]] (Menteri Kehutanan 2004-2009)
# Saleh Husin (Menteri Perindustrian 2014-2019)
# [[Mohammad Nuh|Muhammad Nuh]] (Mendikbud 2009-2014)
# [[Bambang Sudibyo]] (Mendikbud 2004-2009)
# A Malik Fajar (Mendikbud 2001-2004)
# [[Hatta Rajasa]] (Menko Perekonomian 2009-2014)
# Bursah Zarnubi (Mantan Ketua Umum PBR)
# [[Ryaas Rasyid|Ryas Rasyid]] (Menteri Negara Otonomi Daerah 1999-2000)
# [[Abu Bakar Ba'asyir]]
# [[Soetrisno Bachir|Sutrisno Bachir]]
# dr.Taruna Ikrar (Ilmuwan di USA/Pakar Otak)
# [[Mukti Ali]]
# [[Burhanuddin Muhtadi]]
# [[Seto Mulyadi|Kak Seto]] [[Komisi Nasional Perlindungan Anak|(Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak)]]
# Dedi Mulyadi (Bupati Purwakarta)
# [[Sigit Pamungkas]] Komisioner KPU RI 2012-2017
# Muhammad Hafiz (Pengusaha Pempek Raihan Palembang)
# Muhammad Sholikhin (Founder Insan Ulil Albab)
# [[Bahlil Lahadalia]] (Menteri ESDM)
# [[Panji Gumilang]]


=== Anggota DPR-RI===
= Kongres =
* Kongres ke-1 di Yogyakarta pada tanggal [[30 November]] [[1947]], dengan ketua terpilih HS Mintareja
* Kongres ke-2 di Yogyakarta pada tanggal [[15 Desember]] [[1951]], dengan ketua terpilih A. Dahlan Ranuwiharja
* Kongres ke-3 di Jakarta pada tanggal [[4 September]] [[1953]]
* Kongres ke-4 di Bandung pada tanggal [[14 Oktober]] [[1955]]
* Kongres ke-5 di Medan pada tanggal [[31 Desember]] [[1957]]
* Kongres ke-6 di Makassar (Ujungpandang) pada tanggal [[20 Juli]] [[1960]]
* Kongres ke-7 di Jakarta pada tanggal [[14 September]] [[1963]]
* Kongres ke-8 di Solo (Surakarta) pada tanggal [[17 September]] [[1966]]
* Kongres ke-9 di Malang pada tanggal [[10 Mei]] [[1969]]
* Kongres ke-10 di Palembang pada tanggal [[10 Oktober]] [[1971]]
* Kongres ke-11 di Bogor pada tanggal [[12 Mei]] [[1974]]
* Kongres ke-12 di Semarang pada tanggal [[16 Oktober]] [[1976]]
* Kongres ke-13 di Makassar (Ujungpandang) pada tanggal [[12 Februari]] [[1979]]
* Kongres ke-14 di Bandung pada tanggal [[30 April]] [[1981]]
* Kongres ke-15 di Medan pada tanggal [[26 Mei]] [[1983]]
* Kongres ke-16 di Padang pada tahun [[1986]], terpecahnya HMI menjadi dua yakni HMI DIPO dan HMI MPO


== Kongres HMI DIPO ==
'''Alumni HMI dari PDIP''':
# Erwin Muslimin Singajuru (Sumatera Selatan II),
* Kongres ke-24 di Jakarta, dengan formatur terpilih Hasanuddin
# Henri Yosodiningrat (Lampung II),
* Kongres ke 25 di Makassar, dengan formatur Terpilih Fajar R Zulkarnaen
# [[Jalaludin Rakhmat|Jalaluddin Rakhmat]] (Jawa Barat II),
* Kongres ke 26 di Palembang, dengan formatur terpilih Arip Musthopa
# [[Mohamad Prakosa]] (Jawa Tengah IX),
* Kongres ke 27 di Depok pada tanggal 5 - 10 November 2010, dengan formatur terpilih Noer Fadjriansyah.
# [[Idham Samawi]] (Daerah Istimewa Yogyakarta),
# Hamka Haq (Jawa Timur II),
# Nasyirul Falah Amru (Jawa Timur X),
# [[Pramono Anung|Pramono Anung Wibowo]](Jawa Timur VI)
# Nurmansyah E Tanjung (Jawa Barat V)
'''Alumni HMI dari Partai Golkar''':
# [[Rambe Kamarul Zaman|Rambe Kamaruzzaman]] (Sumatera Utara II),
# Kahar Muzakir (Sumatera Selatan I),
# Azhar Romli (Bangka Belitung),
# Deding Ishaq (Jawa Barat III),
# Eka Sastra (Jawa Barat III),
# Ichsan Firdaus (Jawa Barat V),
# [[Ade Komarudin]] (Jawa Barat VII),
# Agun Gunanjar Sudarsa (Jawa Barat X),
# Ahmad Zacky Siradj (Jawa Barat XI),
# Endang Maria Astuti (Jawa Tengah IV),
# Iqbal Wibisono (Jawa Tengah VI),
# [[Bambang Soesatyo]] (Jawa Tengah VII),
# Ridwan Hisjam (Jawa Timur V),
# Sarmuji (Jawa Timur VI),
# Zainudin Amali (Jawa Timur XI),
# [[Zulfikar Arse Sadikin]] (Jawa Timur III),
# Yayat Y. Biaro (Banten II),
# Aditya Anugerah Moha (Sulawesi Utara),
# Mohammad Said (Sulawesi Tengah),
# Syamsul Bachri (Sulawesi Selatan II),
# Andi Fauziah Pujiwatie (Sulawesi Selatan III)
# Saiful Bahri Ruray (Maluku Utara).
# [[Fadel Muhammad]] (Gorontalo)
# Zulfadhli (Kalimantan Barat)


'''Alumni HMI dari Partai HANURA''':
== Kongres HMI MPO ==
# Fauzih Amro (Sumatera Selatan I),
# M. Farid Alfauzi (Jawa Timur XI)
# Syarifuddin Suding (Sulawesi Tengah)
# [[Saleh Husin]] (NTT II)
'''Alumni HMI dari PAN''':
# Alim Abdullah (Lampung II),
#Mohammad Ichlas El Qudsi (Michel) (Sumbar 1)
#M. Fanshurullah Asa (Dapil Kalbar)
# [[Teguh Juwarno]] (Jawa Tengah IX),
# [[Totok Daryanto]] (Jawa Timur V),
#Sukiman (Kalbar)
# Viva Yoga Mauladi (Jawa Timur X)
# M. Yamin Tawary (Maluku Utara)
# [[Zulkifli Hasan]] (Lampung I)
'''Alumni HMI dari NASDEM''':
# Zulvan Lindan (Nangroe Aceh Darussalam II)
# Taufiqulhadi (Jawa Timur IV)
# [[Akbar Faizal]] (Sulawesi Selatan II)
# Ahmad M. Ali (Sulawesi Tengah)
'''Alumni HMI dari Demokrat''':
# [[Saan Mustopa]] (Jawa Barat VII)
# [[Nurhayati Ali Assegaf]] (Jawa Timur V)
# [[Wahidin Halim]] (Banten III)
# [[Syariefuddin Hasan]] (Jawa Barat III)
'''Alumni HMI dari PKB''':
# Handayani (Jambi)
'''Alumni HMI dari PPP''':
# [[Irgan Chairul Mahfiz]] (Banten III)
# Mohammad Arwani Thomafi (Jawa Tengah III)
# Reni Marlinawati (Jawa Barat IV)
# Arsul Sani (Jawa Tengah X)
# Marta Sulistiyaningsih (Jawa Barat VIII)
'''Alumni HMI dari Gerindra''':
# [[Desmond Junaidi Mahesa]] (Banten II)
# Darori (Jawa Tengah VII)
# Supratman Andi Agtas (Sulawesi Tengah)
'''Alumni HMI dari PKS''':
# [[Tamsil Linrung]] (Sulawesi Selatan I)
# Hermanto (Sumatera Barat I)
# [[Hidayat Nur Wahid]] (DKI Jakarta II)
# Soemandjaja (Jawa Barat V)
{{EndDiv}}


= Pranala luar =
== Referensi ==
{{reflist}}
* {{id}} [http://www.hmi.or.id/ Situs PB HMI DIPO]
* {{id}} [http://www.pbhmi.net/ Situs PB HMI MPO]
* {{id}} [http://www.kohati-pbhmi.com/ Situs PB KOHATI HMI]]
* {{id}} [http://pbhmi.org/ Situs Pengurus Besar Blogger HMI]]


== Pranala luar ==
{{organisasi-stub}}
* {{id}} [http://www.pbhmi.or.id/ PB HMI] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161108135735/http://www.pbhmi.or.id/ |date=2016-11-08 }}
* [https://suarahimpunan.com Suara Himpunan]


[[Kategori:Organisasi mahasiswa di Indonesia]]
{{Islam di Indonesia}}


[[en:Muslim Students' Association (Indonesia)]]
[[Kategori:Organisasi mahasiswa di Indonesia|Islam]]
[[Kategori:Islam di Indonesia]]
[[ms:Himpunan Mahasiswa Islam]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1947 di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 16 November 2024 02.08

Himpunan Mahasiswa Islam
bahasa Inggris: Association of Islamic University Student
SingkatanHMI atau HmI
Tanggal pendirian5 Februari 1947; 77 tahun lalu (1947-02-05)
TipeOrganisasi kemahasiswaan eksternal
TujuanTerbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridai Allah Subhanahuwataala
Kantor pusatJalan Sultan Agung Nomor 25 A, Guntur, Setiabudi, Jakarta 12980
Bahasa resmi
Bahasa Indonesia
Ketua Umum
Bagas Kurniawan
Situs webhimpunanmahasiswaislam.org

Himpunan Mahasiswa Islam, diakronimkan menjadi HMI atau HmI adalah sebuah organisasi kemahasiswaan di Indonesia yang berasaskan Islam. Organisasi ini didirikan di Yogyakarta pada 5 Februari 1947 Masehi yang bertepatan dengan tanggal 14 Rabiul awal 1366 Hijriah yang diprakarsai oleh Lafran Pane dan 14 mahasiswa, serta mahasiswi dari Sekolah Tinggi Islam (sekarang Universitas Islam Indonesia).[1]

Sejarah

Sebelum lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam, terlebih dulu berdiri organisasi kemahasiswaan bernama Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) pada tahun 1946 yang beranggotakan mahasiswa dari tiga Perguruan Tinggi di Yogyakarta, yaitu Sekolah Tinggi Teknik (STT), Sekolah Tinggi Islam (STI) dan Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada yang pada waktu itu hanya memiliki Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra. Oleh karena PMY dirasa tidak memperhatikan kepentingan para mahasiswa yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam. Tidak tersalurnya aspirasi keagamaan merupakan alasan kuat bagi para mahasiswa Islam untuk mendirikan organisasi kemahasiswaan yang berdiri dan terpisah dari PMY [2]

Pada tahun 1946, suasana politik di Indonesia khususnya di Ibu kota Yogyakarta mengalami polarisasi antara pihak Pemerintah yang dipelopori oleh Partai Sosialis pimpinan Syahrir - Amir Syarifuddin dan pihak oposisi yang dipelopori oleh Masyumi pimpinan Soekiman - Wali Al-Fatah, PNI pimpinan Ki Sarmidi Mangunsarkoro - Suyono Hadinoto, serta Persatuan Perjuangan pimpinan Tan Malaka. Polarisasi ini bermula pada dua pendirian yang saling bertolak belakang. Pihak Partai Sosialis (Pemerintah) menitikberatkan perjuangan memperoleh pengakuan Indonesia kepada perjuangan berdiplomasi sementara pihak oposisi berpegang pada perjuangan bersenjata melawan Belanda.

Polarisasi ini membawa mahasiswa yang juga sebagian besar dari mereka adalah pengurus PMY berorientasi kepada Partai Sosialis. Melalui merekalah Partai Sosialis mencoba mendominasi PMY. Namun mahasiswa yang masih memiliki idealisme tidak dapat membiarkan usaha Partai Sosialis hendak mendominasi PMY. Dengan suasana yang sangat kritis dikarenakan Belanda semakin memperkuatkan diri dengan terus-menerus mendatangkan bala bantuan dengan persenjataan modern disertai dengan peristiwa Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947 Dengan situasi yang demikian para mahasiswa yang berideologi murni tetap bersatu menghadapi Belanda, mencegak setidak-tidaknya mengurangi efek-efek dari polarisasi politik yang sangat melemahkan potensi Indonesia menghadapi Belanda. Karenanya mereka menolah keras akan sikap dominasi Partai Sosialis terhadap mahasiswa yang dinilai akan mengakibatkan dunia mahasiswa terlibat dalam polarisasi politik.

Berbagai hal ini yang mendorong beberapa orang mahasiswa untuk mendirikan organisasi baru. Meskipun sebenarnya jauh sebelum adanya keinginan untuk mendirikan organisasi baru sudah ada cita-cita akan itu, tetapi selalu ditunda dan dianggap belum tepat. Namun melihat dari berbagai kondisi yang ada dirasa cita-cita yang sudah lama diharapkan itu perlu diwujudkan karena bila membiarkan PMY lebih lama didominasi oleh Partai Sosialis adalah hal yang tidak tepat. Penolakan sikap dominasi Partai Sosialis terhadap PMY tidak hanya datang dari kalangan mahasiswa Islam, melainkan juga mahasiswa kristen, mahasiswa katolik, serta berbagai mahasiswa yang masih menjunjung teguh ideologi keagamaan.[1][3][4][5][6][7][8][9][10][11][12]

HMI diprakarsai oleh Lafran Pane, seorang mahasiswa tingkat I (semester I) Fakultas Hukum Sekolah Tinggi Islam (sekarang Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH-UII). Ia mengadakan pembicaraan dengan teman-temannya mengenai gagasan membentuk organisasi mahasiswa bernapaskan Islam dan setelah mendapatkan cukup dukungan, pada bulan November 1946, ia mengundang para mahasiswa Islam yang berada di Yogyakarta baik di Sekolah Tinggi Islam, Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada dan Sekolah Teknik Tinggi, untuk menghadiri rapat, guna membicarakan maksud tersebut. Rapat-rapat ini dihadiri kurang lebih 30 orang mahasiswa yang di antaranya adalah anggota Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia. Rapat-rapat yang digelar tidak menghasilkan kesepakatan. Namun Lafran Pane mengambil jalan keluar dengan mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir oleh Husein Yahya. Pada tanggal 5 Februari 1947 (bertepatan dengan 14 Rabiulawal 1366 H), di salah satu ruangan kuliah Sekolah Tinggi Islam di Jalan Setyodiningratan 30 (sekarang Jalan Senopati) Yogyakarta, masuklah Lafran Pane yang langsung berdiri di depan kelas dan memimpin rapat yang dalam prakatanya mengatakan "Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena semua persiapan yang diperlukan sudah beres".

Kemudian ia meminta agar Husein Yahya memberikan sambutan, tetapi dia menolak dikarenakan kurang memahami apa yang disampaikan sehubungan dengan tujuan rapat tersebut.

Pernyataan yang dilontarkan oleh Lafran Pane dalam rapat tersebut adalah sebagai berikut:

  • Rapat ini merupakan rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam yang anggaran dasarnya telah dipersiapkan.
  • Rapat ini bukan lagi mempersoalkan perlu atau tidaknya ataupun setuju atau menolaknya untuk mendirikan organisasi Mahasiswa Islam.
  • Di antara rekan-rekan boleh menyatakan setuju dan boleh tidak. Meskipun demikian apapun bentuk penolakan tersebut, tidak menggentarkan untuk tetap berdirinya organisasi Mahasiswa Islam ketika itu, dikarenakan persiapan yang sudah matang.

Setelah dicerca berbagai pertanyaan dan penjelasan, rapat pada hari itu dapat berjalan dengan lancar dan semua peserta rapat menyatakan sepakat dan berketetapan hati untuk mengambil keputusan:

  • Hari Rabu Pon 1878, 15 Rabiulawal 1366 H, tanggal 5 Februari 1947, menetapkan berdirinya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI yang bertujuan:
  • Mengesahkan anggaran dasar Himpunan Mahasiswa Islam. Adapun Anggaran Rumah Tangga akan dibuat kemudian.
  • Membentuk Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam.

Adapun peserta rapat yang hadir antara lain:

  1. Lafran Pane
  2. Karnoto Zarkasyi
  3. Dahlan Husein
  4. Maisaroh Hilal (cucu pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan)
  5. Suwali
  6. Yusdi Ghozali (tokoh utama pendiri Pelajar Islam Indonesia (PII))
  7. Mansyur
  8. Siti Zainah (istri Dahlan Husein)
  9. Muhammad Anwar
  10. Hasan Basri
  11. Zulkarnaen
  12. Tayeb Razak
  13. Toha Mashudi
  14. Bidron Hadi

Selain itu keputusan rapat tersebut memutuskan kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam sebagai berikut:

Ketua Lafran Pane
Wakil Ketua Asmin Nasution
Penulis I Anton Timoer Djailani, salah satu pendiri Pelajar Islam Indonesia (PII)
Penulis II Karnoto Zarkasyi
Bendahara I Dahlan Husein
Bendahara II Maisaroh Hilal
Anggota Suwali
Yusdi Gozali, pendiri Pelajar Islam Indonesia (PII)
Mansyur

Pada saat terjadi pembantaian massal anti-komunis yang dimulai pasca-G30S mahasiswa anggota HMI dilibatkan pihak universitas dalam proses skrining dan pembersihan kampus untuk menunjuk siapa pengajar atau mahasiswa yang dianggap komunis, anggota PKI, atau aktif dalam organisasi mahasiswa kiri seperti CGMI. Mereka yang tidak lolos proses skrining ini dipecat, sebagian menjadi tahanan politik, hilang, atau dibunuh.[13] Beberapa anggota HMI dilatih oleh RPKAD untuk membunuh.[14]

Organisasi

Lembaga Pengembangan Profesi (LPP)

Lembaga Pengembangan Profesi adalah lembaga pengkaderan untuk pengembangan profesi di lingkungan HMI. Lembaga Pengembangan Profesi terdiri dari:

  1. Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI), pencetus terbentuknya Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
  2. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI).
  3. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
  4. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
  5. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
  6. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)[1]
  7. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
  8. Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LKBHMI)
  9. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
  10. Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam (LEPPAMI)

Dalam Perkembangannya Himpunan Mahasiswa Islam kemudian terpecah menjadi dua karena upaya Orde Baru dalam meletakkan asas tunggal pancasila, yang merapat pada kekuasaan Orde Baru disebut HMI Dipo dan yang tetap sesuai asas Islam adalah HMI MPO, tetapi keduanya tetap menyebut sebagai HMI dalam dokumen organisasi.

Daftar Ketua Umum

Nomor urut Ketua Umum Potret Periode Asal cabang Almamater Pemilihan
1   Lafran Pane
1948 Yogyakarta Sekolah Tinggi Islam Kongres I (Yogyakarta, 1947)
2 Mohammad Syafa'at Mintaredja 1948 Yogyakarta Universitas Gadjah Mada ditunjuk
3 Achmad Tirtosudiro 1948–1949 Yogyakarta Universitas Gadjah Mada suksesi internal
4 Lukman El Hakim 1950–1951 Yogyakarta Universitas Gadjah Mada suksesi internal
5 A. Dahlan Ranuwiharjo 1951–1953 Yogyakarta Universitas Gadjah Mada Kongres II (Yogyakarta, 1951)
6 Deliar Noer 1953–1955 Jakarta Universitas Nasional Kongres III (Jakarta, 1953)
7 Amir Rajab Batubara 1955–1957 Bandung Institut Teknologi Bandung[15] Kongres IV (Bandung, 1955)
8 Ismail Hasan Metareum
1957–1960 Jakarta Universitas Indonesia Kongres V (Medan, 1957)
9 Nursal 1960–1963 Kongres VI (Makassar, 1960)
10 Sulastomo 1963–1966 Jakarta Universitas Indonesia Kongres VII (Jakarta, 1963)
11 Nurcholish Madjid 1966–1969
1969–1971
Ciputat Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Kongres VIII (Surakarta, 1966)
Kongres IX (Malang, 1969)
12 Akbar Tanjung
1971–1974 Jakarta Universitas Indonesia Kongres X (Palembang, 1971)
13 Ridwan Saidi
1974–1976 Jakarta Universitas Indonesia Kongres XI (Bogor, 1974)
14 Chumaidi Syarif Romas 1976–1978 Yogyakarta Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Kongres XII (Semarang, 1976)
15 Abdullah Hehamahua 1978–1981 Ujungpandang Universitas Hasanuddin Kongres XIII (Ujungpandang, 1979)
16 Ahmad Zacky Siradj 1981–1983 Ciputat Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Kongres XIV (Bandung, 1981)
17 Harry Azhar Azis 1983–1986 Jakarta Akademi Pimpinan Perusahaan Jakarta Kongres XV (Medan, 1983)
18 Muhammad Saleh Khalid 1986–1988 Bogor Institut Pertanian Bogor Kongres XVI (Padang, 1986)
19 Herman Widyananda 1988–1990 Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kongres XVII (Lhokseumawe, 1988)
20 Ferry Mursyidan Baldan 1990–1992 Bandung Universitas Padjajaran Kongres XVIII (Jakarta, 1990)
21 Yahya Zaini 1992–1995 Surabaya Universitas Airlangga Kongres XIX (Pekanbaru, 1992)
22 Taufik Hidayat 1995–1997 Jember Universitas Jember Kongres XX (Surabaya, 1995)
23 Anas Urbaningrum 1997–1999 Surabaya Universitas Airlangga Kongres XXI (Yogyakarta, 1997)
24 Muhammad Fakhruddin 1999–2002 Banda Aceh Universitas Syiah Kuala Kongres XXII (Jambi, 1999)
25 Kholis Malik 2002 - 2003 Yogyakarta Institut Agama Islam Negeri Sunan Kaijaga Yogyakarta Kongres XXIII (Balikpapan) 2002
26 Hasanuddin 2003–2006 Makassar Institut Agama Islam Negeri Alauddin Makassar Kongres XXIV (Jakarta, 2003)
27 Fajar Zulkarnain 2006–2008 Jatinangor Universitas Padjajaran Kongres XV (Makassar, 2006)
28 Arip Mustofa 2008–2010 Bandar Lampung Universitas Lampung Kongres XXVI (Palembang, 2008)
29 Noer Fajrieansyah 2010–2013 Depok Universitas Indonesia Kongres XXVII (Depok, 2010)
30 Arief Rosyid 2013–2015 Makassar Universitas Hasanuddin Kongres XXVIII (Jakarta, 2013)
31 Mulyadi P. Tamsir 2015–2018 Kuala Kapuas Universitas Kapuas Sintang Kongres XXIX (Pekanbaru, 2013)
32 Respiratori Saddam Al Jihad 2018 Jatinangor Universitas Padjajaran Kongres XXX (Ambon, 2019)
33 Arya Kharisma Hardy
(Penjabat)
2018–2020 Metro Universitas Muhammadiyah Metro [16]
34 Raihan Ariatama 2021–2023 Bulaksumur Universitas Gadjah Mada Kongres XXXI (Surabaya, 2021)
35 Bagas Kurniawan 2023–2025 Depok Universitas Indonesia Kongres XXXII (Pontianak, 2023)

Alumni HMI

Alumni HMI adalah anggota HMI yang telah habis atau selesai masa anggotanya.

  1. Nurcholish Madjid / Cak Nur (Tokoh Bangsa)
  2. Jusuf Kalla, (Wakil Presiden RI)
  3. Azyumardi Azra (Mantan Rektor UIN Jakarta)
  4. Komaruddin Hidayat (Mantan Rektor UIN Jakarta)
  5. Alm. Iqbal Abdu Rauf Saimima (Majalah PanjiMas)
  6. Yudi Latif (Intelektual)
  7. Amin Abdullah (Mantan Rektor UIN Jogja)
  8. Kuntowijoyo (alm) (sejarawan UGM)
  9. Muhammad Rizieq Shihab
  10. Taufik Ismail (Budayawan)
  11. Sulastomo
  12. Hamzah Haz (Wapres RI 2001-2004)
  13. Akbar Tanjung (Mantan Ketua DPR RI)
  14. Amien Rais (Mantan Ketua MPR RI)
  15. A. M. Fatwa (DPD RI)
  16. Fahmi Idris (Mantan Menteri Perindutrian)
  17. Mar'ie Muhammad (Mantan Menteri Keuangan)
  18. Mahfud MD, (Mantan Ketua MK 2008-2013)
  19. Anies Baswedan, (Mantan Gubernur DKI Jakarta 2017-2022)
  20. Anas Urbaningrum
  21. Karni Ilyas,
  22. Teguh Juwarno,
  23. Abraham Samad & Abdullah Hehamahua & Busyro Muqqodas, Bambang Widjoyanto, Adnan Pandu Praja, Chandra M Hamzah (KPK),
  24. Harry Azhar Azis (Ketua BPK),
  25. Ade Komarudin (Ketua DPR RI 2016-2019)
  26. Zulkifli Hasan (Mantan Menteri Kehutanan dan Ketua MPR 2014-2019)
  27. Bagir Manan (Mantan Ketua MA)
  28. Anwar Nasution (mantan Gubernur BI),
  29. Syafii Maarif (Mantan ketua Muhammadiyah),
  30. Ridwan Saidi (budayawan)
  31. Yusril Ihza Mahendra
  32. Adhiyaksa Daud
  33. Hidayat Nur Wahid (Ketua MPR RI 2004-2009)
  34. Didin Hafinuddin,
  35. Musni Umar (Pengamat Sosial Politik)
  36. Jimly Ashiddiqie (Mantan Ketua MK)
  37. Hamdan Zoelva (Mantan Ketua MK)
  38. Artijo Alkostar (MA)
  39. Irman Gusman (ketua DPD RI 2009-2014, 2014-2019)
  40. Rina Valinka, Ferry Rizkia, Sigit Pamungkas, Husni Kamil Manik (KPU RI)
  41. Muhammad (Bawaslu RI)
  42. Yuddi Chrisnandi (Menpan RB 2014-2019)
  43. Ferry Mursyidan Baldan (Menteri Agraria dan Tata Ruang RI 2014-2016)
  44. Amran Sulaiman (Menteri Pertanian 2014-2019)
  45. M. Nasir (Menteri Ristek dikti 2014-2019)
  46. Rudiantara (Menkominfo 2014-2019)
  47. Sudirman Said
  48. Andrinof Chaniago (Mantan kepala BAPPENAS)
  49. Sofyan Djalil (Menko Perekonomian)
  50. Siti Nurbaya (Menteri LH 2014-2019)
  51. M.S Kaban (Menteri Kehutanan 2004-2009)
  52. Saleh Husin (Menteri Perindustrian 2014-2019)
  53. Muhammad Nuh (Mendikbud 2009-2014)
  54. Bambang Sudibyo (Mendikbud 2004-2009)
  55. A Malik Fajar (Mendikbud 2001-2004)
  56. Hatta Rajasa (Menko Perekonomian 2009-2014)
  57. Bursah Zarnubi (Mantan Ketua Umum PBR)
  58. Ryas Rasyid (Menteri Negara Otonomi Daerah 1999-2000)
  59. Abu Bakar Ba'asyir
  60. Sutrisno Bachir
  61. dr.Taruna Ikrar (Ilmuwan di USA/Pakar Otak)
  62. Mukti Ali
  63. Burhanuddin Muhtadi
  64. Kak Seto (Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak)
  65. Dedi Mulyadi (Bupati Purwakarta)
  66. Sigit Pamungkas Komisioner KPU RI 2012-2017
  67. Muhammad Hafiz (Pengusaha Pempek Raihan Palembang)
  68. Muhammad Sholikhin (Founder Insan Ulil Albab)
  69. Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM)
  70. Panji Gumilang

Anggota DPR-RI

Alumni HMI dari PDIP:

  1. Erwin Muslimin Singajuru (Sumatera Selatan II),
  2. Henri Yosodiningrat (Lampung II),
  3. Jalaluddin Rakhmat (Jawa Barat II),
  4. Mohamad Prakosa (Jawa Tengah IX),
  5. Idham Samawi (Daerah Istimewa Yogyakarta),
  6. Hamka Haq (Jawa Timur II),
  7. Nasyirul Falah Amru (Jawa Timur X),
  8. Pramono Anung Wibowo(Jawa Timur VI)
  9. Nurmansyah E Tanjung (Jawa Barat V)

Alumni HMI dari Partai Golkar:

  1. Rambe Kamaruzzaman (Sumatera Utara II),
  2. Kahar Muzakir (Sumatera Selatan I),
  3. Azhar Romli (Bangka Belitung),
  4. Deding Ishaq (Jawa Barat III),
  5. Eka Sastra (Jawa Barat III),
  6. Ichsan Firdaus (Jawa Barat V),
  7. Ade Komarudin (Jawa Barat VII),
  8. Agun Gunanjar Sudarsa (Jawa Barat X),
  9. Ahmad Zacky Siradj (Jawa Barat XI),
  10. Endang Maria Astuti (Jawa Tengah IV),
  11. Iqbal Wibisono (Jawa Tengah VI),
  12. Bambang Soesatyo (Jawa Tengah VII),
  13. Ridwan Hisjam (Jawa Timur V),
  14. Sarmuji (Jawa Timur VI),
  15. Zainudin Amali (Jawa Timur XI),
  16. Zulfikar Arse Sadikin (Jawa Timur III),
  17. Yayat Y. Biaro (Banten II),
  18. Aditya Anugerah Moha (Sulawesi Utara),
  19. Mohammad Said (Sulawesi Tengah),
  20. Syamsul Bachri (Sulawesi Selatan II),
  21. Andi Fauziah Pujiwatie (Sulawesi Selatan III)
  22. Saiful Bahri Ruray (Maluku Utara).
  23. Fadel Muhammad (Gorontalo)
  24. Zulfadhli (Kalimantan Barat)

Alumni HMI dari Partai HANURA:

  1. Fauzih Amro (Sumatera Selatan I),
  2. M. Farid Alfauzi (Jawa Timur XI)
  3. Syarifuddin Suding (Sulawesi Tengah)
  4. Saleh Husin (NTT II)

Alumni HMI dari PAN:

  1. Alim Abdullah (Lampung II),
  2. Mohammad Ichlas El Qudsi (Michel) (Sumbar 1)
  3. M. Fanshurullah Asa (Dapil Kalbar)
  4. Teguh Juwarno (Jawa Tengah IX),
  5. Totok Daryanto (Jawa Timur V),
  6. Sukiman (Kalbar)
  7. Viva Yoga Mauladi (Jawa Timur X)
  8. M. Yamin Tawary (Maluku Utara)
  9. Zulkifli Hasan (Lampung I)

Alumni HMI dari NASDEM:

  1. Zulvan Lindan (Nangroe Aceh Darussalam II)
  2. Taufiqulhadi (Jawa Timur IV)
  3. Akbar Faizal (Sulawesi Selatan II)
  4. Ahmad M. Ali (Sulawesi Tengah)

Alumni HMI dari Demokrat:

  1. Saan Mustopa (Jawa Barat VII)
  2. Nurhayati Ali Assegaf (Jawa Timur V)
  3. Wahidin Halim (Banten III)
  4. Syariefuddin Hasan (Jawa Barat III)

Alumni HMI dari PKB:

  1. Handayani (Jambi)

Alumni HMI dari PPP:

  1. Irgan Chairul Mahfiz (Banten III)
  2. Mohammad Arwani Thomafi (Jawa Tengah III)
  3. Reni Marlinawati (Jawa Barat IV)
  4. Arsul Sani (Jawa Tengah X)
  5. Marta Sulistiyaningsih (Jawa Barat VIII)

Alumni HMI dari Gerindra:

  1. Desmond Junaidi Mahesa (Banten II)
  2. Darori (Jawa Tengah VII)
  3. Supratman Andi Agtas (Sulawesi Tengah)

Alumni HMI dari PKS:

  1. Tamsil Linrung (Sulawesi Selatan I)
  2. Hermanto (Sumatera Barat I)
  3. Hidayat Nur Wahid (DKI Jakarta II)
  4. Soemandjaja (Jawa Barat V)

Referensi

  1. ^ a b Sitompul, Agussalim, 1995, Historiografi Himpunan Mahasiswa Islam Tahun 1947–1993, Intermasa, Jakarta
  2. ^ Wekka. "Mindamas". 
  3. ^ Sitompul, Agussalim, 1997, Citra HMI, Aditya Media, Yogyakarta
  4. ^ Tanja,Victor, 1991, Himpunan Mahasiswa Islam; Sejarah dan Kedudukannya di Tengah - Tengah Gerakan - Gerakan Muslim Pembaharu Di Indonesia
  5. ^ Al Mandari, Syafinudin, 2003, Demi Cita-cita HMI, Catatan Ringkas Perlawanan Kader dan Alumni HMI terhadap Rezim Orde Baru, Karya Multi Sarana, Jakarta
  6. ^ Drs. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI(1974-1975), Bina Ilmu
  7. ^ Prof. DR. Deliar Noer, Partai Islam Dipentas Nasional, Graffiti Pers, 1984
  8. ^ Sulastomo, Hari-hari Yang Panjang, PT. Gunung Agung, 1988
  9. ^ M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik di Indonesia, Mizan, 1997
  10. ^ Moksen ldris Sirfefa et. Al (ed), Mencipta dan Mengabdi, PB HMI, 1997
  11. ^ Ramli H.HM Yusuf (ed), Lima Puluh Tahun HMI mengabdi Republik, LASPI, 1997
  12. ^ Solichin, HMI: Kawah Candradimuka Mahasiswa, Sinergi Persadatama Foundation, 2013
  13. ^ Wahid, Abdul. Counterrevolution in a Revolutionary Campus: How Did the “1965 Event” Affect an Indonesian Public University?
  14. ^ Tempo Magazine. Karung Latihan itu Diisi Orang
  15. ^ "Profile BPRS AlSalaam". Bank Syariah AlSalaam. Diakses tanggal 2024-10-17. 
  16. ^ "KAHMI Hanya Akui PB HMI Pimpinan Arya Kharisma Hardy". porostimur.com. 2019-08-31. Diakses tanggal 2024-10-18. 

Pranala luar