Lompat ke isi

Tsumamah bin Utsal: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kadipaten87 (bicara | kontrib)
penambahan catatan dan perbaikan penulisan
Kadipaten87 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 20: Baris 20:


== Kematian ==
== Kematian ==
Setelah Tsumamah selesai memerangi kaum murtad di daerah Bahrain, ia kemudian membeli sebuah perhiasan yang ternyata adalah milik pemimpin suku Qais. Ketika para anggota suku Qais melihat perhiasan cincin milik raja mereka ada pada Tsumamah mereka mengira bahwa Tsumamah lah yang telah membunuh dan merampas cincin tersebut dari pemimpin mereka,sehingga mereka langsung mengeroyok dan membunuh Tsumamah. Ia wafat pada tahun 632 M atau 11 Hijriyah.<ref>{{Cite book|last=Ibnu Abdil Barr|title=al-Isti'ab fi Ma'rifat al-Ashab jilid 1|pages=213|url-status=live}}</ref>
Setelah Tsumamah selesai memerangi kaum murtad di daerah Bahrain, ia kemudian membeli sebuah perhiasan yang ternyata adalah milik pemimpin suku Qais bin Tsa'labah. Ketika para anggota suku Qais melihat perhiasan cincin milik raja mereka ada pada Tsumamah mereka mengira bahwa Tsumamah lah yang telah membunuh dan merampas cincin tersebut dari pemimpin mereka,sehingga mereka langsung mengeroyok dan membunuh Tsumamah. Ia wafat pada tahun 632 M atau 11 Hijriyah.<ref>{{Cite book|last=Ibnu Abdil Barr|title=al-Isti'ab fi Ma'rifat al-Ashab jilid 1|pages=213|url-status=live}}</ref>


== Sumber ==
== Sumber ==

Revisi per 23 Maret 2023 00.37

Infobox orangTsumamah bin Utsal
Biografi
Kelahiran580 (Kalender Masehi Gregorius) Edit nilai pada Wikidata
Kematian629 (Kalender Masehi Gregorius) Edit nilai pada Wikidata (48/49 tahun)
Data pribadi
AgamaIslam Edit nilai pada Wikidata
Tanda tangan
[[Berkas: Edit nilai pada Wikidata|220x250px|alt=]]

Nama lengkapnya adalah Tsumāmah bin Uthāl bin an-Nu'man bin Maslamah bin Ubaid bin Yarbu' bin Du`al bin Hanifah bin Sha'b bin Ali bin Bakr bin Wa`il al-Hanafī al-Yamami (bahasa Arab: ثمامة بن أثال). Ia adalah seorang kepala suku Bani Hanifah pada masa kerasulan nabi Islam Muhammad dan salah satu penguasa Yamamah, menjadikannya salah satu penguasa Arab paling kuat di zaman pra-Islam. Nama panggilan atau kunyah-nya adalah Abu Umamah dan termasuk sebagai salah satu sahabat Nabi yang memiliki kedudukan tinggi.[1]

Kisah Keislaman

Pada tahun 628 Nabi Muhammad mengirim delapan buah surat kepada para penguasa di jazirah Arab dan sekitarnya untuk mengajak mereka masuk Islam, termasuk Tsumamah. Setelah menerima surat itu, dia diliputi amarah dan memutuskan untuk membunuh Muhammad.

Dalam mengejar rencananya, Tsumamah membunuh sekelompok sahabat Muhammad. Tidak lama kemudian, Tsumamah meninggalkan Yamamah untuk melakukan umrah di Mekah (dengan tatacara orang Arab) dan ditangkap oleh sekelompok Muslim yang sedang berpatroli di sekitar Madinah. Tidak menyadari siapa dia, mereka mengikatnya ke sebuah tiang di masjid dan menunggu Nabi Muhammad untuk memutuskan nasibnya. Nabi mendekati Tsumamah dengan harapan agar Ia bersedia menjadi seorang Muslim, tetapi Tsumamah menolak dan dia kemudian diizinkan untuk pergi. Tsumamah pergi berkuda sampai tiba di sebuah hutan palem di pinggiran Madinah dekat Baqi' di mana dia menyirami unta dan mandi. Kemudian dia kembali ke masjid Nabawi dan menyatakan penerimaannya terhadap Islam, berjanji pada dirinya sendiri dan orang-orang yang bersamanya untuk melayani Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad kemudian menyuruhnya untuk melanjutkan rencananya dan melakukan umrah seperti yang ditentukan dalam ritus Islam. Ketika dia sampai di lembah Mekah, dia mulai berteriak dengan suara yang bergema:

“Inilah aku atas perintah-Mu ya Tuhan, inilah aku. Inilah aku. Tidak ada sekutu bagi-Mu. Inilah aku. Segala puji, karunia dan kekuasaan milik Anda. Tidak ada sekutu bagi-Mu."

Dengan demikian dia adalah Muslim pertama yang memasuki Mekah sambil membaca talbiyah. Orang- orang Quraisy mendengarnya dan mulai menghukum orang yang menyerang cagar alam mereka. Salah satu dari mereka sangat marah dan hendak menembak Tsumamah dengan panah ketika yang lain menangkapnya dan berteriak:

"Celakalah kamu! Tahukah kamu siapa ini? Dia adalah Tsumamah bin Utsal, penguasa Yamamah. Demi Tuhan, jika Anda menyakitinya, orang-orangnya akan memotong persediaan kami, dengan konsekuensi yang mengerikan bagi kami."

Tsumamah selesai melakukan umrah dan menyatakan bahwa ia mengikuti agama Muhammad. Dia kemudian kembali ke tanahnya dan memerintahkan orang-orangnya untuk menahan pasokan dari Quraisy. Boikot secara bertahap mulai berpengaruh, menaikkan harga dan menyebabkan banyak orang kelaparan. Setelah itu, orang Quraisy menulis surat kepada Muhammad, meminta dia untuk memerintahkan Tsumamah untuk mencabut boikot karena melanggar perjanjian Hudaybiyyah , yang dia lakukan.

Nabi Palsu Bani Hanifah

Ketika Nabi Muhammad meninggal pada tahun 632 (11 H), banyak orang Arab mulai meninggalkan Islam dalam jumlah besar. Hal itu diperparah dengan munculnya nabi-nabi palsu yang secara terang-terangan mulai mengumpulkan pengikut guna memerangi kaum muslimin di sekitar mereka. Salah satu diantara nabi palsu tersebut adalah Musailamah bin al-Habib yang dijuluki sebagai al-Kazzab (si pembohong). Ia mulai menyeru Bani Hanifah untuk percaya kepadanya sebagai seorang nabi setelah Rasulullah SAW. Tsumamah yang merupakan tokoh dan petinggi Bani Hanifah mencoba untuk menghadapinya dengan mengumpulkan semua orang yang tetap Muslim dan mengobarkan jihad melawan orang-orang murtad tersebut. Usahanya dalam meredam gejolak ini kemudian mendapat bantuan dari khalifah Abu Bakar dengan mengirim pasukan yang dipimpin Khalid bin Walid yang nantinya dikenal sebagai ekspedisi penumpasan kaum murtad atau Harb ar-Riddah. Pertempuran antara pasukan muslim melawan pendukung Musailamah ini dikenal dengan pertempuran Yamamah yang hasilnya berupa kemenangan bagi pihak muslim. Sayangnya, dalam perang ini banyak sekali sahabat Nabi penghafal Qur'an yang meninggal sebagai syahid. Hal ini menginspirasi khalifah Abu Bakar untuk memulai kodifikasi al-Qur`an.[2]

Kematian

Setelah Tsumamah selesai memerangi kaum murtad di daerah Bahrain, ia kemudian membeli sebuah perhiasan yang ternyata adalah milik pemimpin suku Qais bin Tsa'labah. Ketika para anggota suku Qais melihat perhiasan cincin milik raja mereka ada pada Tsumamah mereka mengira bahwa Tsumamah lah yang telah membunuh dan merampas cincin tersebut dari pemimpin mereka,sehingga mereka langsung mengeroyok dan membunuh Tsumamah. Ia wafat pada tahun 632 M atau 11 Hijriyah.[3]

Sumber

  1. ^ Al-Baghdadi, Ibnu Qani' (2004). Mu'jam as-Shahabah jilid III. Beirut. hlm. 991–992. 
  2. ^ Al-'Asqalani, Ibnu Hajar. al-Ishabah fi Tamyiz as-Shahabah jilid I. hlm. 211. 
  3. ^ Ibnu Abdil Barr. al-Isti'ab fi Ma'rifat al-Ashab jilid 1. hlm. 213.