Anarkisme
Bagian dari seri politik tentang |
Anarkisme |
---|
Bagian dari seri Politik |
Bentuk dasar dari pemerintahan |
---|
Portal Politik |
Anarkisme adalah filsafat politik yang menganjurkan masyarakat tanpa negara atau sering didefinisikan sebagai lembaga sukarela yang mengatur diri sendiri.[1][2][3][4] Tapi beberapa penulis telah mendefinisikan sebagai lembaga yang lebih spesifik berdasarkan asosiasi bebas non-hierarkis.[5][6][7][8] Anarkisme berpegangan pada konsep bahwa negara menjadi tidak diinginkan, tidak perlu, atau berbahaya.[9][10] Sementara anti-statisme adalah pusat dari pemikiran ini,[11] anarkisme juga menentang otoritas atau organisasi hierarkis dalam pelaksanaan hubungannya dengan manusia, sehingga tidak terbatas pada sistem negara saja.[6][12][13][14][15][16][17][18]
Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, anarki berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan secara luas sebagai pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan administratif (baik pada ranah publik maupun privat).
Etimologi
Anarkisme berasal dari kata dasar "anarki" dengan imbuhan -isme. Kata anarki merupakan kata serapan dari anarchy (bahasa Inggris) atau anarchie (Belanda/Jerman/Prancis), yang berakar dari kata bahasa Yunani, anarchos/anarchein. Ini merupakan kata bentukan a- (tidak/tanpa/nihil/negasi) yang disisipi /n/ dengan archos/archein (pemerintah/kekuasaan atau pihak yang menerapkan kontrol dan otoritas - secara koersif, represif, termasuk perbudakan dan tirani); maka, anarchos/anarchein berarti "tanpa pemerintahan" atau "pengelolaan dan koordinasi tanpa hubungan memerintah dan diperintah, menguasai dan dikuasai, mengepalai dan dikepalai, mengendalikan dan dikendalikan, dan lain sebagainya". Bentuk kata "anarkis" berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki, sedangkan akhiran -isme sendiri berarti paham/ajaran/ideologi.
"Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan. Ia dimulai di antara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama merupakan pergerakan dari manusia" (Peter Kropotkin)
"Penghapusan eksploitasi dan penindasan manusia hanya bisa dilakukan lewat penghapusan dari kapitalisme yang rakus dan pemerintahan yang menindas" (Errico Malatesta)
Teori politik
Anarkisme adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa hierarkis (baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial). Para Anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan, adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat menciptakan kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerja sama yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya. Atau, dalam tulisan Bakunin yang terkenal:
"Kebebasan tanpa sosialisme adalah ketidakadilan, dan sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan."[19]
Anarkisme dan kekerasan
Dalam sejarahnya, para anarkis dalam berbagai gerakannya kerap kali menggunakan kekerasan sebagai metode yang cukup ampuh dalam memperjuangkan ide-idenya, seperti para anarkis yang terlibat dalam kelompok Nihilis di Rusia era Tzar, Leon Czolgosz, grup N17 di Yunani. Slogan para anarkis Spanyol pengikutnya Durruti yang berbunyi:
Terkadang cinta hanya dapat berbicara melalui selongsong senapan.
Pernyataan tersebut sarat akan penggunaan kekerasan dalam sebuah metode gerakan. Penggunaan kekerasan dalam penerapan konsep anarkisme sangat berkaitan erat dengan metode propaganda by the deed, yaitu metode gerakan dengan menggunakan aksi langsung (perbuatan yang nyata) sebagai jalan yang ditempuh, yang berarti juga melegalkan perusakan, kekerasan, maupun penyerangan. Selama hal tersebut ditujukan untuk menyerang kapitalisme ataupun negara.
Namun, tidak sedikit juga dari para anarkis yang tidak sepakat untuk menjadikan kekerasan sebagai suatu jalan yang harus ditempuh. Dalam bukunya What is Communist Anarchist, pemikir anarkis Alexander Berkman menulis:
"Anarkisme bukan bom, ketidakteraturan atau kekacauan. Bukan perampokan dan pembunuhan. Bukan pula sebuah perang di antara yang sedikit melawan semua. Bukan berarti kembali kekehidupan barbarisme atau kondisi yang liar dari manusia. Anarkisme adalah kebalikan dari itu semua. Anarkisme berarti bahwa Anda harus bebas. Bahwa tidak ada seorang pun boleh memperbudak Anda, menjadi majikan Anda, merampok Anda, ataupun memaksa Anda. Itu berarti bahwa Anda harus bebas untuk melakukan apa yang Anda mau, memiliki kesempatan untuk memilih jenis kehidupan yang Anda mau serta hidup di dalamnya tanpa ada yang mengganggu, memiliki persamaan hak, serta hidup dalam perdamaian dan harmoni seperti saudara. Berarti tidak boleh ada perang, kekerasan, monopoli, kemiskinan, penindasan, sehingga dapat menikmati kesempatan hidup bersama-sama dalam kesetaraan."[20]
Dari berbagai selisih paham antar kaum anarkis dalam mendefinisikan suatu ide kekerasan sebagai sebuah metode, kekerasan tetaplah bukan merupakan suatu ide eksklusif milik anarkisme, sehingga anarkisme tidak bisa dikonotasikan sebagai kekerasan, seperti makna tentang anarkisme yang banyak dikutip oleh berbagai media di Indonesia yang berarti sebagai sebuah aksi kekerasan. Bagaimanapun, kekerasan merupakan suatu pola tingkah laku alamiah manusia yang bisa dilakukan oleh siapa saja dari kalangan apa pun.
Sejarah dan dinamika filsafat anarkisme
Anarkisme sebagai sebuah ide yang dalam perkembangannya juga menjadi sebuah filsafat yang juga memiliki perkembangan serta dinamika yang cukup menarik.
Anarkisme dan Marxisme
- Lihat pula: Anarkisme dan Marxisme
Marxisme dalam perkembangannya setelah Marx dan Engels berkembang menjadi 3 kekuatan besar ideologi dunia yang menyandarkan dirinya pada pemikiran-pemikiran Marx. Ketiga ideologi itu adalah: (1) Komunisme, yang kemudian dikembangkan oleh Lenin menjadi ideologi Marxisme-Leninisme yang saat ini menjadi pegangan mayoritas kaum komunis sedunia; (2) Sosialisme Demokrat, yang pertama kali dikembangkan oleh Eduard Bernstein dan berkembang di Jerman dan kemudian berkembang menjadi sosialis yang berciri khas Eropa; (3) Neomarxisme dan Gerakan Kiri Baru, yang berkembang sekitar tahun 1965-1975 di universitas-universitas di Eropa.
Walaupun demikian, ajaran Marx tidak hanya berkutat pada ketiga aliran besar itu karena banyak sekali sempalan-sempalan yang memakai ajaran Marx sebagai basis ideologi dan perjuangan mereka. Aliran lain yang berkembang serta juga memakai Marx sebagai tolak pikirnya adalah Anarkisme.
Walaupun demikian anarkisme dan Marxisme berada dipersimpangan jalan dalam memandang masalah-masalah tertentu. Pertentangan mereka yang paling kelihatan adalah persepsi terhadap negara. Anarkisme percaya bahwa negara mempunyai sisi buruk dalam hal negara dapat bertindak sebagai pemegang monopoli kekuasaan yang bersifat memaksa. Negara hanya dikuasai oleh kelompok-kelompok elite secara politik dan ekonomi, dan kekuatan elite itu bisa siapa saja dan apa saja termasuk kelas proletar seperti yang diimpikan kaum Marxis. Oleh karena itu, kekuasaan negara (dengan alasan apa pun) harus dihapuskan. Di sisi lain, Marxisme memandang negara sebagai suatu organ represif yang merupakan perwujudan kediktatoran salah satu kelas terhadap kelas yang lain. Negara dibutuhkan dalam konteks persiapan revolusi kaum proletar sehingga negara harus eksis agar masyarakat tanpa kelas dapat diwujudkan. Lagipula, cita-cita kaum Marxis adalah suatu bentuk negara sosialis yang bebas pengkotakan berdasarkan kelas.
Selain itu juga, perbedaan yang kentara antara anarkisme dengan Marxisme dapat dilihat atas penyikapan keduanya dalam su kelas serta seputar metode materialisme historis.
Pierre-Joseph Proudhon
- Lihat pula: Pierre-Joseph Proudhon
Pierre-Joseph Proudhon, adalah pemikir yang mempunyai pengaruh jauh lebih besar terhadap perkembangan anarkisme; seorang penulis yang betul-betul berbakat dan ‘serba tahu’ dan merupakan tokoh yang dapat dibanggakan oleh sosialisme modern. Proudhon sangat menekuni kehidupan intelektual dan sosial pada zamanya, dan kritik-kritik sosialnya didasari oleh pengalaman hidupnya itu. Di antara pemikir-pemikir sosialis pada zamannya, dialah yang paling mampu mengerti sebab-sebab penyakit sosial dan juga merupakan seseorang yang mempunyai visi yang sangat luas. Dia mempunyai keyakinan bahwa sebuah evolusi dalam kehidupan intelektual dan sosial menuju ke tingkat yang lebih tinggi harus tidak dibatasi dengan rumus-rumus abstrak.
Proudhon melawan pengaruh tradisi Jacobin yang mendominasi pemikiran kaum demokrat di Prancis dan kebanyakan sosialis pada saat itu, dan juga pengaruh negara dan kebijaksanaan ekonomi dalam proses alami kemajuan sosial. Baginya, pemberantasan kedua perkembangan yang bersifat seperti kanker tersebut merupakan tugas utama dalam abad kesembilan belas. Proudhon bukanlah seorang komunis. Dia mengecam hak milik sebagai hak untuk mengeksploitasi, tetapi mengakui hak milik umum alat-alat untuk berproduksi, yang akan dipakai oleh kelompok-kelompok industri yang terikat antara satu dengan yang lain dalam kontrak yang bebas; selama hak ini tidak dipakai untuk mengeksploitasi manusia lain dan selama seorang individu dapat menikmati seluruh hasil kerjanya. Jumlah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah benda menjadi ukuran nilainya dalam pertukaran mutual. Dengan sistem tersebut, kemampuan kapital untuk menjalankan riba dimusnahkan. Jikalau kapital tersedia untuk setiap orang, kapital tersebut tidak lagi menjadi sebuah instrumen yang bisa dipakai untuk mengeksploitasi.
Internationale pertama
- Lihat pula: Mikhail Bakunin
Tokoh utama kaum anarkisme adalah Mikhail Bakunin, seorang bangsawan Rusia yang kemudian sebagian besar hidupnya tinggal di Eropa Barat. Ia memimpin kelompok anarkis dalam konferensi besar kaum sosialis sedunia (Internasional Pertama) dan terlibat pertengkaran dan perdebatan besar dengan Marx. Bakunin akhirnya dikeluarkan dari kelompok arus utama Marxis dan perjuangan kaum anarkis dianggap bukan sebagai perjuangan kaum sosialis. Sejak Bakunin, anarkisme identik dengan tindakan yang mengutamakan kekerasan dan pembunuhan sebagai basis perjuangan mereka. Pembunuhan kepala negara, pengeboman atas gedung-gedung milik negara, dan perbuatan teroris lainnya dibenarkan oleh anarkisme sebagai cara untuk menggerakkan massa memberontak.[21]
Ia merupakan seorang tokoh anarkis dengan energi revolusi yang dashyat. Bakunin merupakan ‘penganut’ ajaran Proudhon, tetapi mengembangkannya ke bidang ekonomi ketika dia dan sayap kolektivisme dalam Internasional Pertama mengakui hak milik kolektif atas tanah dan alat-alat produksi serta ingin membatasi kekayaan pribadi terhadap hasil kerja seseorang. Bakunin juga merupakan antikomunis yang pada saat itu mempunyai karakter yang sangat otoritarian.
Pada salah satu pidatonya dalam kongres ‘Perhimpunan Perdamaian dan Kebebasan’ di Bern (1868), dia berkata:
Saya bukanlah seorang komunis karena komunisme mempersatukan masyarakat dalam negara dan terserap di dalamnya; karena komunisme akan mengakibatkan konsentrasi kekayaan dalam negara, sedangkan saya ingin memusnahkan negara--pemusnahan semua prinsip otoritas dan kenegaraan, yang dalam kemunafikannya ingin membuat manusia bermoral dan berbudaya, tetapi yang sampai sekarang selalu memperbudak, mengeksploitasi dan menghancurkan mereka.
Bakunin dan anarkis-anarkis lain dalam Internasional Pertama percaya bahwa revolusi sudah berada di ambang pintu, dan mengerahkan semua tenaga mereka untuk menyatukan kekuatan revolusioner dan unsur-unsur libertarian di dalam dan di luar Internasional Pertama untuk menjaga agar revolusi tersebut tidak ditunggangi oleh elemen-elemen kediktatoran. Oleh karena itu, Bakunin menjadi pencipta gerakan anarkisme modern. Selain Bakunin, Peter Kropotkin adalah seorang penyokong anarkisme yang memberikan dimensi ilmiah terhadap konsep sosiologi anarkisme.
Anarkisme model Bakunin, tidaklah identik dengan kekerasan. Tetapi anarkisme setelah Bakunin kemudian berkembang menjadi sebuah gerakan yang menjadikan kekerasan sebagai jalur perjuangan mereka. Puncaknya adalah timbulnya gerakan baru yang juga menjadikan sosialisme Marx sebagai pandangan hidupnya, yaitu Sindikalisme. gerakan ini menjadikan sosialisme Marx dan anarkisme Bakunin sebagai dasar perjuangan mereka. Bahkan gerakan mereka disebut Anarko-Sindikalisme.
Varian-varian anarkisme
Anarkisme, yang besar dan kemudian berbeda jalur dengan Marxisme, bukan merupakan suatu ideologi yang tunggal. Di dalam anarkisme sendiri banyak aliran-aliran pemikiran yang cukup berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan itu terutama dalam hal penekanan dan prioritas pada suatu aspek. Aliran-aliran dan pemikiran-pemikiran yang berbeda di dalam Anarkisme adalah suatu bentuk dari berkembangnya ideologi ini berdasarkan perbedaan latar belakang tokoh, peristiwa-peristiwa tertentu dan tempat/lokasi aliran itu berkembang.
Anarkisme-kolektif
Kelompok anarkisme-kolektif sering diasosiasikan dengan kelompok anti-otoritarian pimpinan Mikhail Bakunin yang memisahkan diri dari Internasional Pertama. Kelompok ini kemudian membentuk pertemuan sendiri di St. Imier (1872). Di sinilah awal perbedaan antara kaum anarkis dengan Marxis, dan sejak saat itu kaum anarkis menempuh jalur perjuangan yang berbeda dengan kaum Marxis. Perbedaan itu terutama dalam hal persepsi terhadap negara.
Doktrin utama dari anarkis-kolektif adalah "penghapusan segala bentuk negara" dan "penghapusan hak milik pribadi dalam pengertian proses produksi". Doktrin pertama merupakan terminologi umum anarkisme, tetapi kemudian diberikan penekanan pada istilah "kolektif" oleh Bakunin sebagai perbedaan terhadap ide negara sosialis yang dihubungkan dengan kaum Marxis. Sedangkan pada doktrin kedua, anarkis-kolektif mengutamakan penghapusan adanya segala bentuk hak milik yang berhubungan dengan proses produksi dan menolak hak milik secara kolektif yang dikontrol oleh kelompok tertentu. Menurut mereka, pekerja seharusnya dibayar berdasarkan jumlah waktu yang mereka kontribusikan pada proses produksi dan bukan "menurut apa yang mereka inginkan".
Pada tahun 1880-an, para pendukung anarkis kebanyakan mengadopsi pemikiran anarkisme-komunis, suatu aliran yang berkembang terutama di Italia setelah kematian Bakunin. Ironisnya, label "kolektif" kemudian secara umum sering diasosiasikan dengan konsep Marx tentang negara sosialis.
Anarkisme komunis
- Lihat pula: Anarko-Komunisme
Ide-ide anarkis bisa ditemui dalam setiap periode sejarah, walaupun masih banyak penelitian yang harus dilakukan dalam bidang ini. Kita menemuinya dalam karya filsuf Tiongkok, Lao-Tse (yang berjudul Arah dan Jalan yang Benar[22].) dan juga filsuf-filsuf Yunani seperti kelompok Hedonis[23] dan Cynics[24] dan orang-orang yang mendukung ‘hukum alam’, khususnya Zeno yang menemukan aliran stoik yang berlawanan dengan Plato.
Mereka menemukan ekspresi dari ajaran-ajaran Gnostics, Karpocrates di Alexandria dan juga dipengaruhi oleh beberapa aliran Kristen di Zaman Pertengahan di Prancis, Jerman dan Belanda. Hampir semua dari mereka menjadi korban represi. Dalam sejarah reformasi Bohemia, anarkisme ditemui dalam karya Peter Chelciky (The Net of Faith) yang mengadili negara dan gereja seperti yang dilakukan oleh Leo Tolstoy di kemudian hari.
Humanis besar lainnya adalah Rabelais yang dalam karyanya menggambarkan kehidupan yang bebas dari semua cengkraman otoritas. Sebagian dari pemrakarsa ideologi libertarian lainnya adalah La Boetie, Sylvan Marechal, dan Diderot.
Karya William Godwin yang berjudul Pertanyaan Mengenai Keadilan Politik dan Pengaruhnya Terhadap Moralitas dan Kebahagiaan, merupakan bagian penting dari sejarah anarkisme kontemporer. Dalam karyanya tersebut Godwin menjadi orang pertama yang memberikan bentuk yang jelas mengenai filsafat anarkisme dan meletakannya dalam konteks proses evolusi sosial pada saat itu. Karya tersebut, boleh kita bilang adalah ‘buah matang’ yang merupakan hasil dari evolusi yang panjang dalam perkembangan konsep politik dan sosial radikal di Inggris, yang meneruskan tradisi yang dimulai oleh George Buchanan sampai Richard Hooker, Gerard Winstanley, Algernon Sydney, John Locke, Robert Wallace dan John Bellers sampai Jeremy Bentham, Joseph Priestley, Richard Price dan Thomas Paine.
Godwin menyadari bahwa sebab-sebab penyakit sosial dapat ditemukan bukanlah dalam bentuk negara tetapi karena adanya negara itu. Pada saat ini, negara hanyalah merupakan karikatur masyarakat, dan manusia yang ada dalam cengkraman negara ini hanyalah merupakan karikatur diri mereka karena manusia-manusia ini digalakkan untuk menyekat ekspresi alami mereka dan untuk melakukan tindakan-tindakan yang merusak akhlaknya. Hanya dengan cara-cara tersebut, manusia dapat dibentuk menjadi hamba yang taat. Ide Godwin mengenai masyarakat tanpa negara mengasumsikan hak sosial untuk semua kekayaan alam dan sosial, dan kegiatan ekonomi akan dijalankan berdasarkan ko-operasi bebas di antara produsen-produsen; dengan idenya, Godwin menjadi penemu Anarkisme Komunis.
Namun, kelompok anarkisme-komunis pertama kali diformulasikan oleh Carlo Cafiero, Errico Malatesta dan Andrea Costa dari kelompok federasi Italia pada Internasional Pertama. Pada awalnya kelompok ini (kemudian diikuti oleh anarkis yang lain setelah kematian Bakunin seperti Alexander Berkman, Emma Goldman, dan Peter Kropotkin) bergabung dengan Bakunin menentang kelompok Marxis dalam Internasional Pertama.
Berbeda dengan anarkisme-kolektif yang masih mempertahankan upah buruh berdasarkan kontribusi mereka terhadap produksi, anarkisme-komunis memandang bahwa setiap individu seharusnya bebas memperoleh bagian dari suatu hak milik dalam proses produksi berdasarkan kebutuhan mereka.
Kelompok anarkisme-komunis menekankan pada egalitarianisme (persamaan), penghapusan hierarki sosial, penghapusan perbedaan kelas, distribusi kesejahteraan yang merata, penghilangan kapitalisme, serta produksi kolektif berdasarkan kesukarelaan. Negara dan hak milik pribadi adalah hal-hal yang tidak seharusnya eksis dalam anarkisme-komunis. Setiap orang dan kelompok berhak dan bebas untuk berkontribusi pada produksi dan juga untuk memenuhi kebutuhannya berdasarkan pilihannya sendiri.
Anarko-Sindikalisme
- Lihat pula: Anarko-Sindikalisme
Salah satu aliran yang berkembang cukup subur di dalam lingkungan anarkisme adalah kelompok anarko-sindikalisme. Tokoh yang terkenal dalam kelompok anarko-sindikalisme antara lain Rudolf Rocker, ia juga pernah menjelaskan ide dasar dari pergerakan ini, apa tujuannya, dan kenapa pergerakan ini sangat penting bagi masa depan buruh dalam pamfletnya yang berjudul Anarchosyndicalism pada tahun 1938.[25] Pada awalnya, Bakunin juga adalah salah satu tokoh dalam anarkisme yang gerakan-gerakan buruhnya dapat disamakan dengan orientasi kelompok anarko-sindikalisme, tetapi Bakunin kemudian lebih condong pada anarkisme-kolektif.
Anarko-sindikalisme adalah salah satu cabang anarkisme yang lebih menekankan pada gerakan buruh (labour movement). Sindikalisme, dalam bahasa Prancis, berarti “trade unionism”. Kelompok ini berpandangan bahwa serikat-serikat buruh (labor unions) mempunyai kekuatan dalam dirinya untuk mewujudkan suatu perubahan sosial secara revolusioner, mengganti kapitalisme serta menghapuskan negara dan diganti dengan masyarakat demokratis yang dikendalikan oleh pekerja. Anarko-sindikalisme juga menolak sistem gaji dan hak milik dalam pengertian produksi. Dari ciri-ciri yang dikemukakan di atas, anarko-sindikalisme sepertinya tidak mempunyai perbedaan dengan kelompok-kelompok anarkisme yang lain.
Prinsip-prinsip dasar yang membedakan anarko-sindikalisme dengan kelompok lainnya dalam anarkisme adalah: (1) Solidaritas pekerja (Workers Solidarity); (2) Aksi langsung (direct action); dan (3) Manajemen-mandiri buruh (Workers self-management).
Anarkisme individualis
- Lihat pula: Anarkisme individualisme
Anarkisme individualisme atau Individual-anarkisme adalah salah satu tradisi filsafat dalam anarkisme yang menekankan pada persamaan kebebasan dan kebebasan individual. Konsep ini umumnya berasal dari liberalisme klasik. Kelompok individual-anarkisme percaya bahwa "hati nurani individu seharusnya tidak boleh dibatasi oleh institusi atau badan-badan kolektif atau otoritas publik". Karena berasal dari tradisi liberalisme, individual-anarkisme sering disebut juga dengan nama "anarkisme liberal".
Tokoh-tokoh yang terlibat dalam individual-anarkisme antara lain adalah Max Stirner, Josiah Warren, Benjamin Tucker, John Henry Mackay, Fred Woodworth, dan lain-lain. Kebanyakan dari tokoh-tokoh individual-anarkisme berasal dari Amerika Serikat, yang menjadi basis liberalisme. Oleh karena itu, pandangan mereka terhadap konsep individual-anarkisme kebanyakan dipengaruhi juga oleh alam pemikiran liberalisme.
Individual-anarkisme sering juga disebut "anarkisme-egois", karena salah satu tokohnya, Max Stirner, menulis buku "Der Einzige und sein Eigentum" (b.Inggris: The Ego and Its Own / b.Indonesia: Ego dan Miliknya)[26] yang dengan cepat dilupakan, tetapi mengalami kebangkitan lima puluh tahun kemudian, buku tersebut lebih menonjolkan peran individu. Buku Stirner itu pada dasarnya adalah karya filsafat yang menganalisis ketergantungan manusia dengan apa yang dikenal sebagai ‘kekuasaan yang lebih tinggi’ (higher powers). Dia tidak takut memakai kesimpulan-kesimpulan yang diambil dari hasil survei. Buku tersebut merupakan pemberontakan yang sadar dan sengaja yang tidak menunjukan kehormatan kepada otoritas dan karenanya sangat menarik bagi pemikir mandiri.
Varian-varian anarkisme lainnya
Selain aliran-aliran yang disebut di atas, masih banyak lagi aliran lain yang memakai pemikiran anarkisme sebagai dasarnya. Antara lain:
- Pasca-anarkisme, yang dikembangkan oleh Saul Newman dan merupakan sintesis antara teori anarkisme klasik dan pemikiran post-strukturalis.
- Anarki pasca-kiri, yang merupakan sintesis antara pemikiran anarkisme dengan gerakan anti-otoritas revolusioner di luar pemikiran “kiri” arus utama.
- Anarka-Feminisme, yang lebih menekankan pada penolakan terhadap konsep patriarkal yang merupakan perwujudan hierarki kekuasaan. Tokohnya antara lain adalah Emma Goldman.
- Eko-Anarkisme dan Anarkisme Hijau, yang lebih menekankan pada lingkungan.
- Anarkisme insureksioner, yang merupakan gerakan anarkis yang menentang segala organisasi anarkis dalam bentuk yang formal, seperti serikat buruh, maupun federasi. Definisi tentang anarkisme insureksioner dijelaskan dalam jurnal Do or Die dan pamflet-pamflet grup Venomous Butterfly yang insureksionis:
Adalah suatu bentuk, yang tidak dapat terbakukan dalam satu kubu, serta sangat beragam dalam perspektifnya. Anarkisme Insureksioner bukanlah sebuah solusi ideologis bagi masalah-masalah sosial, dan juga bukan komoditi dalam pasar ideologi yang digelar kapitalisme. Melainkan, ia adalah praktik berkelanjutan yang bertujuan untuk mengakhiri dominasi negara dan berteruskembangnya kapitalisme, yang membutuhkan analisis-analisis dan diskusi-diskusi untuk menjadikannya semakin maju dan berkembang. Menurut sejarahnya, kebanyakan anarkis, kecuali mereka yang percaya bahwa peradaban kapitalisme akan terus berkembang hingga titik kehancurannya sendiri, percaya bahwa sebentuk aktivitas insureksioner dibutuhkan untuk dapat mentransformasikan masyarakat secara radikal. Dalam artian ini, negara harus dipukul mundur dari eksistensinya oleh mereka yang tereksploitasi dan termarjinalkan, dengan demikian para anarkis harus menyerang: menunggu sistem ini lenyap dan menghancurkan dirinya sendiri adalah sebuah kekalahan telak.
Anarkisme dan agama
- Lihat pula: Anarkisme dan agama
Pada dasarnya, dimulai dari Proudhon, Bakunin, Berkman, dan Malatesta sampai pada kelompok-kelompok anarkis yang lain, anarkisme selalu bersikap skeptis dan anti- terhadap institusi agama. Dalam pandangan mereka, institusi keagamaan selalu bersifat hierarkis dan mempunyai kekuasaan seperti layaknya negara, dan oleh karena itu harus ditolak. Tetapi dalam agama sendiri (Kristen, Yahudi, Islam, dll) sebenarnya pemikiran akan “anarkisme” dalam pengertian “without ruler” sudah banyak ditemui.
Anarkis-kristen
Dalam agama Kristen, konsep yang dipakai oleh kaum anarkis-kristen adalah berdasarkan konsep bahwa hanya Tuhan yang mempunyai otoritas dan kuasa di dunia ini dan menolak otoritas negara, dan juga gereja, sebagai manifestasi kekuasaan Tuhan. Dari konsep ini kemudian berkembang konsep-konsep yang lain misalnya pasifisme (anti perang), non-violence (anti kekerasan), abolition of state control (penghapusan kontrol negara), dan tax resistance (penolakan membayar pajak). Semuanya itu dalam konteks bahwa kekuasaan negara tidak lagi eksis di bumi dan oleh karena itu harus ditolak. Tokoh-tokoh yang menjadi inspirasi dalam perkembangan gerakan anarkis-kristen antara lain: Soren Kierkegaard, Henry David Thoreau, Nikolai Berdyaev, Leo Tolstoy, dan Adin Ballou.
Anarkisme dan Islam
- Lihat pula: Islam dan anarkisme
Dalam agama Islam, kelompok anarkisme melakukan interpretasi terhadap konsep bahwa Islam adalah agama yang bercirikan penyerahan total terhadap Allah (bahasa Arab allāhu الله), yang berarti menolak peran otoritas manusia dalam bentuk apa pun. Anarkis-Islam menyatakan bahwa hanya Allah yang mempunyai otoritas di bumi ini serta menolak ketaatan terhadap otoritas manusia dalam bentuk fatwa atau imam. Hal ini merupakan elaborasi atas konsep “tiada pemaksaan dalam beragama”. Konsep anarkisme-islam kemudian berkembang menjadi konsep-konsep lainnya yang mempunyai kemiripan dengan ideologi sosialis seperti pandangan terhadap hak milik, penolakan terhadap riba, penolakan terhadap kekerasan dan mengutamakan self-defense, dan lain-lain. Kelompok-kelompok dalam Islam yang sering diasosiasikan dengan anarkisme antara lain: Sufisme dan Kelompok Hashshashin.
Salah seorang tokoh muslim anarkis yang berpengaruh yaitu Peter Lamborn Wilson, yang selalu menggunakan nama pena Hakim Bey. Dia mengombinasikan ajaran sufisme dan neo-pagan dengan anarkisme dan situasionisme. Dia juga merupakan seorang yang terkenal dengan konsepnya Temporary Autonomus Zones[1].
Yakoub Islam, seorang anarkis muslim, pada 25 Juni 2005 mempublikasikan Muslim Anarchist Charter (Piagam Muslim Anarkis), yang berbunyi:
* Tiada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusannya;
- Tujuan dari hidup ialah untuk membangun sebuah hubungan kasih yang damai dengan Yang Maha Esa melalui pemahaman untuk bertindak sesuai ajaran, wahyu, serta tanda-tandanya di dalam Penciptaannya juga hati manusia;
- Demi tujuan seperti itu kita harus memiliki komitmen yang kuat untuk mempelajarinya dengan kehendak hati yang bebas, dan secara sadar menolak setiap bentuk kompromi dengan institusi kekuasaan, entah dalam bentukbnya yang yuridis, relijius, sosial, korporatik maupun politis;
- Demi tujuan seperti itu kita harus aktif di dalam kegiatan merealisasikan keadilan yang bertujuan untuk membangun sebuah komunitas-komunitas dan masyarakat dimana pembangunan jiwa yang spiritual tidak terbatasi lagi oleh kemiskinan, tirani, dan ketidakpedulian.
Muslim Anarchist Charter menolak:
- Kekuatan fasis yang bertujuan untuk memapankan kebenaran tunggal yang absolut, termasuk patriarki, kerajaan, dan kapitalisme.
Kritik atas anarkisme
Baik secara teori ataupun praktik, anarkisme telah menimbulkan perdebatan dan kritik-kritik atasnya. Beberapa kritik dilontarkan oleh lawan utama dari anarkisme seperti pemerintah. Beberapa kritik lainnya bahkan juga dilontarkan oleh para anarkis sendiri serta ada juga yang muncul dari kalangan kaum kiri otoritarian seperti yang dilontarkan oleh kalangan Marxisme. Kritik biasanya dilontarkan sekitar permasalahan idealisme anarkisme yang mustahil dapat diterapkan di dunia nyata, seperti apa yang banyak dipecaya oleh para anarkis mengenai ajaran bahwa manusia pada dasarnya baik dan bisa menggalang solidaritas kemanusiaan untuk kesejahteraan manusia tanpa penindasan oleh sebagiannya yang hal tersebut banyak dibantah oleh para ekonom. Selain itu, para pakar sosiologi juga membantah konsep meengenai ajaran bahwa setiap manusia lahir bebas setara.[27]
Kritik juga dilontarkan atas penolakan anarkisme terhadap organisasi sentralis seperti pemerintahan kaum buruh, partai revolusioner, dan lain sebagainya, yang dianggap oleh banyak pihak justru akan melemahkan posisi kaum anarkis apabila revolusi terjadi. Hal ini juga yang dituduhkan kepada para anarkis saat Revolusi Spanyol terjadi, pasca-pengambilan kekuasaan oleh kaum proletariat atas rezim fasis yang pada saat itu berkuasa di Spanyol.[28]
Daftar masyarakat anarkis
- Federation of Neighborhood Councils-El Alto (Fejuve; 1979–sekarang)[29]
- Popular Indigenous Council of Oaxaca "Ricardo Flores Magón" (CIPO-RFM; 1980an–sekarang)[30]
- Barbacha (2001–sekarang)[butuh rujukan]
- Villa de Zaachila (2006–sekarang)[butuh rujukan]
- Cheran (2011–sekarang)[butuh rujukan]
- Federasi Demokratik Syria Utara (Rojava; 2013–sekarang)[butuh rujukan]
Lihat pula
- Anarkisme berdasarkan negara
- Pemerintahan tanpa pemerintah
- Libertarianisme
- Sosialisme libertarian
- Daftar ideologi politik anarkis
- Daftar buku mengenai anarkisme
Teks dasar anarkisme
- Enquiry Concerning Political Justice (1793)
- What Is Property? (1840)
- The Ego and Its Own (1844)
Referensi
Kutipan
- ^ "ANARCHISM, a social philosophy that rejects authoritarian government and maintains that voluntary institutions are best suited to express man's natural social tendencies." George Woodcock. "Anarchism" at The Encyclopedia of Philosophy
- ^ "In a society developed on these lines, the voluntary associations which already now begin to cover all the fields of human activity would take a still greater extension so as to substitute themselves for the state in all its functions." Peter Kropotkin. "Anarchism" from the Encyclopædia Britannica
- ^ "Anarchism." The Shorter Routledge Encyclopedia of Philosophy. 2005. p. 14 "Anarchism is the view that a society without the state, or government, is both possible and desirable."
- ^ Sheehan, Sean. Anarchism, London: Reaktion Books Ltd., 2004. p. 85
- ^ "as many anarchists have stressed, it is not government as such that they find objectionable, but the hierarchical forms of government associated with the nation state." Judith Suissa. Anarchism and Education: a Philosophical Perspective. Routledge. New York. 2006. p. 7
- ^ a b "IAF principles". International of Anarchist Federations. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-05. Diakses tanggal 2015-06-29.
The IAF – IFA fights for : the abolition of all forms of authority whether economical, political, social, religious, cultural or sexual.
- ^ "That is why Anarchy, when it works to destroy authority in all its aspects, when it demands the abrogation of laws and the abolition of the mechanism that serves to impose them, when it refuses all hierarchical organisation and preaches free agreement — at the same time strives to maintain and enlarge the precious kernel of social customs without which no human or animal society can exist." Peter Kropotkin. Anarchism: its philosophy and ideal
- ^ "anarchists are opposed to irrational (e.g., illegitimate) authority, in other words, hierarchy — hierarchy being the institutionalisation of authority within a society." "B.1 Why are anarchists against authority and hierarchy?" in An Anarchist FAQ
- ^ Malatesta, Errico. "Towards Anarchism". MAN!. Los Angeles: International Group of San Francisco. OCLC 3930443. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-07. Diakses tanggal 2015-06-29.
Agrell, Siri (14 May 2007). "Working for The Man". The Globe and Mail. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-05-16. Diakses tanggal 14 April 2008.
"Anarchism". Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica Premium Service. 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-12-14. Diakses tanggal 29 August 2006.
"Anarchism". The Shorter Routledge Encyclopedia of Philosophy: 14. 2005.
Anarchism is the view that a society without the state, or government, is both possible and desirable.
The following sources cite anarchism as a political philosophy: Mclaughlin, Paul (2007). Anarchism and Authority. Aldershot: Ashgate. hlm. 59. ISBN 978-0754661962. Johnston, R. (2000). The Dictionary of Human Geography. Cambridge: Blackwell Publishers. hlm. 24. ISBN 0-631-20561-6. - ^ Slevin, Carl. "Anarchism." The Concise Oxford Dictionary of Politics. Ed. Iain McLean and Alistair McMillan. Oxford University Press, 2003.
- ^ "Anarchists do reject the state, as we will see. But to claim that this central aspect of anarchism is definitive is to sell anarchism short."Anarchism and Authority: A Philosophical Introduction to Classical Anarchism by Paul McLaughlin. AshGate. 2007. p. 28
- ^ "My use of the word hierarchy in the subtitle of this work is meant to be provocative. There is a strong theoretical need to contrast hierarchy with the more widespread use of the words class and State; careless use of these terms can produce a dangerous simplification of social reality. To use the words hierarchy, class, and State interchangeably, as many social theorists do, is insidious and obscurantist. This practice, in the name of a "classless" or "libertarian" society, could easily conceal the existence of hierarchical relationships and a hierarchical sensibility, both of which-even in the absence of economic exploitation or political coercion-would serve to perpetuate unfreedom." Murray Bookchin. The Ecology of Freedom: the emergence and dissolution of Hierarchy. CHESHIRE BOOKS Palo Alto. 1982. Pg. 3
- ^ "Authority is defined in terms of the right to exercise social control (as explored in the "sociology of power") and the correlative duty to obey (as explored in the "philosophy of practical reason"). Anarchism is distinguished, philosophically, by its scepticism towards such moral relations – by its questioning of the claims made for such normative power – and, practically, by its challenge to those "authoritative" powers which cannot justify their claims and which are therefore deemed illegitimate or without moral foundation."Anarchism and Authority: A Philosophical Introduction to Classical Anarchism by Paul McLaughlin. AshGate. 2007. p. 1
- ^ "Anarchism, then, really stands for the liberation of the human mind from the dominion of religion; the liberation of the human body from the dominion of property; liberation from the shackles and restraint of government. Anarchism stands for a social order based on the free grouping of individuals for the purpose of producing real social wealth; an order that will guarantee to every human being free access to the earth and full enjoyment of the necessities of life, according to individual desires, tastes, and inclinations." Emma Goldman. "What it Really Stands for Anarchy" in Anarchism and Other Essays.
- ^ Individualist anarchist Benjamin Tucker defined anarchism as opposition to authority as follows "They found that they must turn either to the right or to the left, – follow either the path of Authority or the path of Liberty. Marx went one way; Warren and Proudhon the other. Thus were born State Socialism and Anarchism ... Authority, takes many shapes, but, broadly speaking, her enemies divide themselves into three classes: first, those who abhor her both as a means and as an end of progress, opposing her openly, avowedly, sincerely, consistently, universally; second, those who profess to believe in her as a means of progress, but who accept her only so far as they think she will subserve their own selfish interests, denying her and her blessings to the rest of the world; third, those who distrust her as a means of progress, believing in her only as an end to be obtained by first trampling upon, violating, and outraging her. These three phases of opposition to Liberty are met in almost every sphere of thought and human activity. representatives of the first are seen in the Catholic Church and the Russian autocracy; of the second, in the Protestant Church and the Manchester school of politics and political economy; of the third, in the atheism of Gambetta and the socialism of Karl Marx." Benjamin Tucker. Individual Liberty.
- ^ Ward, Colin (1966). "Anarchism as a Theory of Organization". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-25. Diakses tanggal 1 March 2010.
- ^ Anarchist historian George Woodcock report of Mikhail Bakunin's anti-authoritarianism and shows opposition to both state and non-state forms of authority as follows: "All anarchists deny authority; many of them fight against it." (p. 9) ... Bakunin did not convert the League's central committee to his full program, but he did persuade them to accept a remarkably radical recommendation to the Berne Congress of September 1868, demanding economic equality and implicitly attacking authority in both Church and State."
- ^ Brown, L. Susan (2002). "Anarchism as a Political Philosophy of Existential Individualism: Implications for Feminism". The Politics of Individualism: Liberalism, Liberal Feminism and Anarchism. Black Rose Books Ltd. Publishing. hlm. 106.
- ^ The Political Philosophy of Bakunin, Hal. 269, Mikhail Bakunin
- ^ Berkman, Alexander. "What is Communist Anarchist". Now and After: The ABC of Communist Anarchism, New York: Vanguard Press, 1929.
- ^ Franz Magnis Suseno. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, Jakarta, 1999
- ^ Lao tse, Arah dan Jalan yang Benar. diterjemahkan kedalam bahasa inggris dari the German of Alexander Ular. Penerbit the Inselbucherei, Leipzig
- ^ Salah satu Hedonis awal adalah Cyrenaics (400 SM), yang menggagaskan ide bahwa seni kehidupan adalah memaksimalkan setiap detik kehidupan untuk kenikmatan yang memuaskan indra dan intelek
- ^ Para pengikut Diogenes (400-325 SM), yang mengemukakan filsafat hidup bahwa dengan mereduksi keinginan seseorang sampai pada kebutuhan minimal, disatu sisi memerlukan disiplin diri yang keras, tetapi disis lain akan mengantar pada swasembada/ketidaktergantungan dan kebebasan. Mazhab ini mengalami masa kejayaan pada tahun abad 3 SM dan muncul lagi pada abad 1 M.
- ^ Anarchosyndicalism oleh Rudolph Rocker diterbitkan kembali pada 7 September 2006
- ^ Stirner, Max (1907). The Ego and His Own Diarsipkan 2007-06-04 di Wayback Machine.. Diterjemahkan dari bahasa Jerman ke dalam bahasa inggris oleh Steven T. Byington. New York: Benj. R. Tucker
- ^ Zaro Sastrowardoyo, Anarkisme Sosial Diarsipkan 2007-09-14 di Wayback Machine.
- ^ "Manifesto WORLD REVOLUTION". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-04-24. Diakses tanggal 2007-05-21.
- ^ Gelderloss 2010.
- ^ Denham 2008.
Sumber
- Sumber primer
- Anarchist FAQ Editorial Collective (2017). An Anarchist FAQ.
- Bakunin, Mikhail (1990) [1873]. Statism and Anarchy. Cambridge Texts in the History of Political Thought. Diterjemahkan oleh Shatz, Marshall. Cambridge, England: Cambridge University Press. doi:10.1017/CBO9781139168083. ISBN 978-0-521-36182-8. LCCN 89077393. OCLC 20826465.
- Berkman, Alexander (1929). Now and After: The ABC of Communist Anarchism. New York: Vanguard Press. LCCN 29022523. OCLC 529173.
- Dielo Trouda (2006) [1926]. Organizational Platform of the General Union of Anarchists (Draft). Diterjemahkan oleh McNab, Nestor. Nestor Makhno Archive. Diakses tanggal 18 March 2019.
- Engels, Fredrich (1978) [1874]. "On Authority". Dalam Tucker, Robert C. The Marx-Engels reader (edisi ke-2nd). New York City, New York: Norton. ISBN 978-0-393-05684-6. LCCN 77016635. OCLC 318414641. Diakses tanggal 18 March 2019 – via Marxists Internet Archive.
- Godwin, William (1798) [1793]. Enquiry Concerning Political Justice and Its Influence on Modern Morals and Manners (edisi ke-3rd, corrected). London, England: G. G. and J. Robinson. OCLC 6978206 – via Hathi Trust.
- Guillaume, James (1972) [1876]. "Ideas on Social Organization". Dalam Dolgoff, Sam. Bakunin on Anarchy. New York City, New York: A. A. Knopf. ISBN 978-0-394-41601-4. LCCN 79136351. OCLC 267856. Diakses tanggal 18 March 2019 – via Marxists Internet Archive.
- Greene, William Batchelder (1875). "Communism versus Mutualism". Socialistic, Communistic, Mutualistic and Financial Fragments. Boston, Massachusetts: Lee and Shepard. LCCN 08033079. OCLC 2567184.
- Kropotkin, Peter (2007) [1892]. The Conquest of Bread. Edinburgh, Scotland: AK Press. ISBN 978-1-904859-10-9.
- Kropotkin, Peter (2002). Anarchism: A Collection of Revolutionary Writings. Courier Dover Publications. hlm. 5. ISBN 978-0-486-41955-8.
- Rae, John (1901). Contemporary Socialism. C. Scribner's sons.
- Rocker, Rudolf (2004) [1947]. Anarcho-Syndicalism: Theory and Practice. AK Press.
- Sumber sekunder
- AbdelRahim, Layla (2013). Wild Children – Domesticated Dreams: Civilization and the Birth of Education. Halifax: Fernwood. ISBN 978-1-55266-548-0.
- AbdelRahim, Layla (2015). Children's Literature, Domestication, and Social Foundation: Narratives of Civilization and Wilderness. New York, NY: Routledge. ISBN 978-0-415-66110-2.
- Adams, Ian (2001). Political Ideology Today. Manchester University Press.
- Anderson, Benedict (2004). "In the World-Shadow of Bismarck and Nobel". New Left Review. 2 (28): 85–129. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 December 2015. Diakses tanggal 7 January 2016.
- Avrich, Paul (1996). Anarchist Voices: An Oral History of Anarchism in America. Princeton University Press. ISBN 978-0-691-04494-1.
- Avrich, Paul (2006). The Russian Anarchists. Stirling: AK Press. ISBN 978-1-904859-48-2.
- Bantman, Constance (2019). "The Era of Propaganda by the Deed". Dalam Levy, Carl; Adams, Matthew S. The Palgrave Handbook of Anarchism. Springer Publishing. ISBN 978-3-319-75620-2.
- Bates, David (2017). "Anarchism". Dalam Paul Wetherly. Political Ideologies. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-872785-9.
- Bolloten, Burnett (1984). The Spanish Civil War: Revolution and Counterrevolution. University of North Carolina Press. ISBN 978-0-8078-1906-7.
- Bookchin, Murray (1998). The Spanish Anarchists: The Heroic Years, 1868–1936. AK Press. ISBN 978-1-873176-04-7.
- Bookchin, Murray (2009) [1994]. To Remember Spain: The Anarchist and Syndicalist Revolution of 1936. The Anarchist Library.
- Brooks, Frank H. (1994). The Individualist Anarchists: An Anthology of Liberty (1881–1908). Transaction Publishers. ISBN 978-1-56000-132-4.
- Carter, April (1971). The Political Theory of Anarchism. Routledge. ISBN 978-0-415-55593-7.
- Carlson, Andrew (1972). "Philosophical Egoism: German Antecedents". Anarchism in Germany. Metuchen: Scarecrow Press. ISBN 978-0-8108-0484-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 October 2013.
- Carter, April (1978). "Anarchism and violence". Nomos. American Society for Political and Legal Philosophy. 19: 320–340. JSTOR 24219053.
- Chaliand, Gerard; Blin, Arnaud, ed. (2007). The History of Terrorism: From Antiquity to Al-Quaeda. Berkeley, CA; Los Angeles, CA; London, England: University of California Press. ISBN 978-0-520-24709-3. OCLC 634891265.
- Christoyannopoulos, Alexandre (2010). Christian Anarchism: A Political Commentary on the Gospel. Exeter: Imprint Academic.
- Copleston, Frederick Charles (1 January 2003). 19th and 20th Century French Philosophy. A&C Black. ISBN 978-0-8264-6903-8.
- Debord, Guy (1993). Society of the Spectacle. Diterjemahkan oleh Ken Knabb. London, England: Rebel Press. ISBN 978-0-946061-12-9.
- Denham, Diana (2008). Teaching Rebellion: Stories from the Grassroots Mobilization in Oaxaca. PM Press.
- Díez, Xavier (April 2006). "La insumisión voluntaria: El anarquismo individualista español durante la Dictadura y la Segunda República (1923–1938)" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 23 July 2011. Diakses tanggal 6 May 2011.
- Díez, Xavier (2007). El anarquismo individualista en España 1923–1938. Barcelona: Virus Editorial. ISBN 978-84-96044-87-6.
- Dirlik, Arif (1991). Anarchism in the Chinese Revolution. Berkeley, CA: University of California Press. ISBN 978-0-520-07297-8.
- Dodson, Edward (2002). The Discovery of First Principles. 2. Authorhouse. ISBN 978-0-595-24912-1.
- Esenwein, George Richard (1 January 1989). Anarchist Ideology and the Working-class Movement in Spain, 1868–1898. University of California Press. ISBN 978-0-520-06398-3.
- Everhart, Robert B. (1982). The Public School Monopoly: A Critical Analysis of Education and the State in American Society. Pacific Institute for Public Policy Research. hlm. 115.
- Evren, Süreyyya (2011). "How New Anarchism Changed the World (of Opposition) after Seattle and Gave Birth to Post-Anarchism". Dalam Rousselle, Duane; Evren, Süreyyya. Post-Anarchism: A Reader. Pluto Press. hlm. 1–19. ISBN 978-0-7453-3086-0.
- Fernández, Frank (2009) [2001]. Cuban Anarchism: The History of A Movement. Sharp Press.
- Fidler, Geoffrey C. (1985). "The Escuela Moderna Movement of Francisco Ferrer: "Por la Verdad y la Justicia"". History of Education Quarterly. 25 (1/2): 103–132. doi:10.2307/368893. JSTOR 368893.
- Flint, Colin (2009). "Anarchism". Dalam Gregory, Derek; Johnston, Ron; Pratt, Geraldine; Watts, Michael; Whatmore, Sarah. The Dictionary of Human Geography (PDF) (edisi ke-5th). Wiley-Blackwell (dipublikasikan tanggal 23 April 2009). ISBN 978-1-4051-3287-9. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 23 May 2015.
- Fowler, R. B. (1972). "The Anarchist Tradition of Political Thought". Western Political Quarterly. 25 (4): 738–752. doi:10.2307/446800. JSTOR 446800.
- Jun, Nathan (2019). "The State". Dalam Levy, Carl; Adams, Matthew S. The Palgrave Handbook of Anarchism. Springer Publishing. ISBN 978-3-319-75620-2.
- Gabardi, Wayne (1986). "Anarchism. By David Miller. (London: J. M. Dent and Sons, 1984. Pp. 216. £10.95.)". American Political Science Review. 80 (1): 300–302. doi:10.2307/1957102. JSTOR 446800.
- Gelderloss, Peter (2010). Anarchy Works. Ardent Press. ISBN 978-1-62049-020-4.
- Goodway, David (2006). Anarchist Seeds Beneath the Snow. Liverpool Press. ISBN 978-1-84631-025-6.
- Goodwin, Barbara (2014). Using Political Ideas, Sixth edition. Hoboken, New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.
- Graham, Robert (2005). Anarchism: a Documentary History of Libertarian Ideas: from Anarchy to Anarchism. Montréal: Black Rose Books. ISBN 978-1-55164-250-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 November 2010. Diakses tanggal 5 March 2011.
- Graham, Robert (2015). We Do Not Fear Anarchy?We Invoke It: The First International and the Origins of the Anarchist Movement. AK Press. ISBN 978-1-84935-212-3.
- Graham, Robert (2019). "Anarchism and the First International". Dalam Levy, Carl; Adams, Matthew S. The Palgrave Handbook of Anarchism. Springer. ISBN 978-3-319-75620-2.
- Guerin, Daniel (1970). Anarchism: From Theory to Practice. Monthly Review Press.
- Harrison, Kevin; Boyd, Tony (5 December 2003). Understanding Political Ideas and Movements. Manchester University Press. ISBN 978-0-7190-6151-6.
- Hern, Matt (2010) [2003]. The Emergence of Compulsory Schooling and Anarchist Resistance. The Anarchist Library. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 March 2019. Diakses tanggal 1 March 2019.
- Heywood, Andrew (16 February 2017). Political Ideologies: An Introduction (edisi ke-6th). Macmillan International Higher Education. ISBN 978-1-137-60604-4.
- Honderich, Ted (1995). The Oxford Companion to Philosophy. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-866132-0.
- Imrie, Doug (1994). "The Illegalists". Anarchy: A Journal Of Desire Armed. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 September 2015. Diakses tanggal 9 December 2010.
- Illich, Ivan (1971). Deschooling Society. New York: Harper and Row. ISBN 978-0-06-012139-6.
- Isaacs, Stuart; Sparks, Chris (20 May 2004). Political Theorists in Context. Routledge. ISBN 978-0-415-20126-1.
- Joll, James (1964). The Anarchists. Harvard University Press. ISBN 978-0-674-03642-0.
- Kahn, Joseph (2000). "Anarchism, the Creed That Won't Stay Dead; The Spread of World Capitalism Resurrects a Long-Dormant Movement". The New York Times (5 August).
- Kinna, Ruth (2012). The Bloomsbury Companion to Anarchism. Bloomsbury Academic. ISBN 978-1-62892-430-5.
- Klosko, George (2005). Political Obligations. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-955104-0.
- Kowal, Donna M. (2019). "Anarcha-Feminism". Dalam Levy, Carl; Adams, Matthew S. The Palgrave Handbook of Anarchism. Springer Publishing. ISBN 978-3-319-75620-2.
- Landauer, Carl (1959). European Socialism: A History of Ideas and Movements.
- Laursen, Ole Birk (2019). "Anti-Imperialism". Dalam Levy, Carl; Adams, Matthew S. The Palgrave Handbook of Anarchism. Springer. ISBN 978-3-319-75620-2.
- Levy, Carl (8 May 2011). "Social Histories of Anarchism". Journal for the Study of Radicalism. 4 (2): 1–44. doi:10.1353/jsr.2010.0003. ISSN 1930-1197.
- Long, Roderick T. (2013). Gaud, Gerald F.; D'Agostino, Fred, ed. The Routledge Companion to Social and Political Philosophy. Routledge. ISBN 978-0-415-87456-4.
- Marshall, Peter (1993). Demanding the Impossible: A History of Anarchism. Oakland, CA: PM Press. ISBN 978-1-60486-064-1.
- Macphee, Josh (2007). "Introduction". Realizing the Impossible. Stirling: AK Press. ISBN 978-1-904859-32-1.
- Mayne, Alan James (1999). From Politics Past to Politics Future: An Integrated Analysis of Current and Emergent Paradigms. Greenwood Publishing Group. ISBN 978-0-275-96151-0. Diakses tanggal 20 September 2010.
- McElroy, Wendy (1981). "Culture of Individualist Anarchism in Late 19th Century America" (PDF). Journal of Libertarian Studies. 5 (3): 291–304. Diakses tanggal 13 September 2014.
- McElroy, Wendy (1996). "The Free Love Movement and Radical Individualism". The Libertarian Enterprise. Diakses tanggal 29 November 2009.
- McLaughlin, Paul (28 November 2007). Anarchism and Authority: A Philosophical Introduction to Classical Anarchism (PDF). Aldershot: Ashgate. ISBN 978-0-7546-6196-2. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 4 August 2018.
- Meltzer, Albert (1 January 2000). Anarchism: Arguments For and Against. AK Press. ISBN 978-1-873176-57-3.
- Morris, Brian (January 1993). Bakunin: The Philosophy of Freedom. Black Rose Books. ISBN 978-1-895431-66-7.
- Morris, Christopher W. (2002). An Essay on the Modern State. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-52407-0.
- Moynihan, Colin (2007). "Book Fair Unites Anarchists. In Spirit, Anyway". The New York Times (16 April).
- Moya, Jose C (2015). "Transference, culture, and critique The Circulation of Anarchist Ideas and Practices". Dalam Geoffroy de Laforcade. In Defiance of Boundaries: Anarchism in Latin American History. Kirwin R. Shaffer. University Press of Florida. ISBN 978-0-8130-5138-3.
- Nettlau, Max (1996). A Short History of Anarchism. Freedom Press. ISBN 978-0-900384-89-9.
- Newman, Saul (2010). The Politics of Postanarchism. Edinburgh University Press. ISBN 978-0-7486-3495-8.
- Nomad, Max (1966). "The Anarchist Tradition". Dalam Drachkovitch, Milorad M. Revolutionary Internationals 1864–1943. Stanford University Press. hlm. 88. ISBN 978-0-8047-0293-5.
- Ortega, Carlos (Winter 2003). "Anarchism – Nudism, Naturism". Asociacion para el Desarrollo Naturista de la Comunidad de Madrid.
- Ossar, Michael (1980). Anarchism in the Dramas of Ernst Toller. SUNY Press. ISBN 978-0-87395-393-1.
- Ostergaard, Geoffrey (1991). "Anarchism". Dalam Bottomore, Thomas. A Dictionary of Marxist Thought (PDF) (edisi ke-revised). Blackwell Publishing. hlm. 21. ISBN 978-0-631-18082-1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 4 August 2018.
- Ostergaard, Geoffrey (2006). William Outhwaite, ed. The Blackwell Dictionary of Modern Social Thought. Blackwell Publishing Ltd. ISBN 978-0-470-99901-1.
- Ostergaard, Geoffrey (2009) [1982]. "Resisting the Nation State. The pacifist and anarchist tradition". The Anarchist Library.
- Parry, Richard (1987). The Bonnot Gang. Rebel Press. ISBN 978-0-946061-04-4.
- Pengam, Alain. "Anarchist-Communism". The Anarchist Library. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 March 2019. Diakses tanggal 1 March 2019.
- Perlin, Terry M. (1979). Contemporary Anarchism. Transaction Publishers. ISBN 978-1-4128-2033-2.
- Pepper, David (1996). Modern Environmentalism: An Introduction. Routledge. ISBN 978-0-415-05745-5.
- Pernicone, Nunzio (2009). Italian Anarchism, 1864–1892. Princeton University Press. ISBN 978-0-691-63268-1.
- Pierson, Christopher (2013). Just Property: Enlightenment, Revolution, and History. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-967329-2.
- Purkis, Jon (2004). Changing Anarchism. Manchester: Manchester University Press. ISBN 978-0-7190-6694-8.
- Ramnath, Maia (2019). "Non-Western Anarchisms and Postcolonialism". Dalam Levy, Carl; Adams, Matthew S. The Palgrave Handbook of Anarchism. Springer. ISBN 978-3-319-75620-2.
- Ronsin, Francis (2000). "E. Armand and "la camaraderie amoureuse" – Revolutionary sexualism and the struggle against jealousy" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 14 May 2011. Diakses tanggal 20 September 2010.
- Rupert, Mark (2006). Globalization and International Political Economy. Lanham: Rowman & Littlefield Publishers. ISBN 978-0-7425-2943-4.
- Ryley, Peter (2019). "Individualism". Dalam Levy, Carl; Adams, Matthew S. The Palgrave Handbook of Anarchism. Springer Publishing. ISBN 978-3-319-75620-2.
- Ryner, Han (2007) [1905]. "Mini-Manual of Individualism". Han Ryner Archive.
- Sheehan, Sean (1 June 2003). Anarchism. London: Reaktion Books. ISBN 978-1-86189-169-3.
- Skirda, Alexandre (2002). Facing the Enemy: A History of Anarchist Organization From Proudhon to May 1968. AK Press. ISBN 978-1-902593-19-7.
- Sylvan, Richard (2007). "Anarchism". Dalam Robert E. Goodin; Philip Pettit; Thomas Pogge. A Companion to Contemporary Political Philosophy (PDF). Blackwell Companions to Philosophy. 5 (edisi ke-2nd). Blackwell Publishing. ISBN 978-1-4051-3653-2. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 17 May 2017.
- Stringham, Edward P. (2005). "Anarchy, State, and Public Choice". Cheltenham, UK: Edward Elgar.
- Stringham, Edward P. (5 July 2017). Anarchy and the Law: The Political Economy of Choice. Taylor & Francis. ISBN 978-1-351-53182-5.
- Suissa, Judith (2007) [2005]. "Anarchy in the classroom". New Humanist. 120 (5). Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2010. Diakses tanggal 21 January 2010.
- Suissa, Judith (2 February 2006). Anarchism and Education: A philosophical perspective (PDF). New York: Routledge. ISBN 978-0-415-37194-0. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2 April 2015.
- Suissa, Judith (2019). "Anarchist Education". Dalam Levy, Carl; Adams, Matthew S. The Palgrave Handbook of Anarchism. Springer Publishing. ISBN 978-3-319-75620-2.
- Supek, Rudi (1975). Self-governing Socialism: Sociology and Politics. Economics. M. E. Sharpe. ISBN 978-0-87332-050-4.
- Thomas, Paul (1985). Karl Marx and the Anarchists. London: Routledge & Kegan Paul. ISBN 978-0-7102-0685-5.
- Turcato, Davide (2019). "Anarchist Communism". Dalam Levy, Carl; Adams, Matthew S. The Palgrave Handbook of Anarchism. Springer Publishing. ISBN 978-3-319-75620-2.
- Vincent, Andrew (2010). Modern Political Ideologies. John Wiley & Sons. ISBN 978-1-4443-1105-1.
- Ward, Colin (21 October 2004). Anarchism: A Very Short Introduction. OUP Oxford. ISBN 978-0-19-280477-8.
- Wilburn, Shawn (2019). "Mutualism". Dalam Levy, Carl; Adams, Matthew S. The Palgrave Handbook of Anarchism. Springer Publishing. ISBN 978-3-319-75620-2.
- Williams, Dana M. (2017). "Contemporary anarchist and anarchistic movements". Sociology Compass. Wiley. 12 (6). doi:10.1111/soc4.12582. ISSN 1751-9020.
- Williams, Dana M. (2019). "Tactics: Conceptions of Social Change, Revolution, and Anarchist Organisation". Dalam Levy, Carl; Adams, Matthew S. The Palgrave Handbook of Anarchism. Springer Publishing. ISBN 978-3-319-75620-2.
- Wilson, A. N. (2001). Tolstoy. W. W. Norton. ISBN 978-0-393-32122-7.
- Woodcock, George (1962). Anarchism: A History of Libertarian Ideas and Movements. Meridian Books. New York: World Pub. Co. OCLC 318155442.
- Ytak, Cathy (2000). "Anarchisme et naturisme, aujourd'hui". Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 June 2007.
- Zibechi, Raul (2012). Territories in Resistance: A Cartography of Latin American Social Movements. Oakland: AK Press. ISBN 978-1849351072.
- Zerzan, John (2002). Running on Emptiness. Feral House.
- Sumber tersier
- Coutinho, Steve (3 March 2016). "Zhuangzi". Internet Encyclopedia of Philosophy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 March 2016. Diakses tanggal 5 March 2019.
- Craig, Edward, ed. (31 March 2005). "Anarchism". The Shorter Routledge Encyclopedia of Philosophy. ISBN 978-0-415-32495-3.
- Fiala, Andrew (2017). "Anarchism". Stanford Encyclopedia of Philosophy. Metaphysics Research Lab, Stanford University.
- Hamowy, Ronald (15 August 2008). The Encyclopedia of Libertarianism. SAGE. ISBN 978-1-4129-6580-4.
- (Inggris) Entri Max Stirner di Stanford Encyclopedia of Philosophy
- McLean, Iain; McMillan, Alistair (2003). The Concise Oxford Dictionary of Politics. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-280276-7.
- Miller, David (26 August 1991). The Blackwell Encyclopaedia of Political Thought. Wiley. ISBN 978-0-631-17944-3.
- Ostergaard, Geoffrey (2003). The Blackwell Dictionary of Modern Social Thought. Blackwell Publishing.
- Outhwaite, William (2008). "Anarcho-Syndicalism". The Blackwell Dictionary of Modern Social Thought. John Wiley & Sons. hlm. 14. ISBN 978-0-470-99901-1.
- "Definition of Anarchism". Merriam-Webster. 2019. Diakses tanggal 28 February 2019.
- (Inggris) Entri William Godwin di Stanford Encyclopedia of Philosophy
- Trevijano, Carmen García (2001). Ted Honderich, ed. Enciclopedia Oxford de filosofía. Tecnos. ISBN 978-84-309-3699-1.
- Wilbur, Shawn P. (19 February 2018). "The Anarchist Encyclopedia: Hierarchy". Diakses tanggal 30 July 2019.
Bacaan lebih lanjut
- Barclay, Harold B. (1990). People Without Government: An Anthropology of Anarchy. Kahn & Averill. ISBN 978-0-939306-09-1.
- Harper, Clifford (1987). Anarchy: A Graphic Guide. Camden Press. ISBN 978-0-948491-22-1.
- Le Guin, Ursula K. (2009). The Dispossessed. HarperCollins.
- Kinna, Ruth (2005). Anarchism: A Beginners Guide. Oneworld. ISBN 978-1-85168-370-3.
- Sartwell, Crispin (2008). Against the State: An Introduction to Anarchist Political Theory. SUNY Press. ISBN 978-0-7914-7447-1.
- Scott, James C. (2012). Two Cheers for Anarchism: Six Easy Pieces on Autonomy, Dignity, and Meaningful Work and Play. Princeton, New Jersey: Princeton University Press. ISBN 978-0-691-15529-6.
- Wolff, Robert Paul (1998). In Defense of Anarchism. University of California Press. ISBN 978-0-520-21573-3.
Pranala luar
Cari tahu mengenai Anarkisme pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: | |
Definisi dan terjemahan dari Wiktionary | |
Gambar dan media dari Commons | |
Kutipan dari Wikiquote | |
Teks sumber dari Wikisource | |
Buku dari Wikibuku | |
Entri basisdata #Q6199 di Wikidata |
- Anarchy Archives. Anarchy Archives adalah pusat penelitian daring tentang sejarah dan teori anarkisme