Lompat ke isi

Abu Musa Al-Asy'ari

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 22 Desember 2022 06.56 oleh Fazoffic (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Infobox orangAbu Musa Al-Asy'ari

Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran602 Edit nilai pada Wikidata
Zabid Edit nilai pada Wikidata
Kematian662 ↔ 672 Edit nilai pada Wikidata (62/63 tahun)
Kufah Edit nilai pada Wikidata
Governor of Kufa (en) Terjemahkan Kekhalifahan Rasyidin
655 – 657
← Said bin al-AshQarsa ibn Kab al-Ansarí (en) Terjemahkan →
Governor of Basra (en) Terjemahkan Kekhalifahan Rasyidin
639 – 650
← Al-Mughirah bin Syu'bahAbdullah bin Aamir → Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaIslam Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanteolog, Qari' Edit nilai pada Wikidata
MuridAnas bin Malik Edit nilai pada Wikidata
KonflikPertempuran Khaibar, Pembebasan Mekkah, Pertempuran Hunain dan Ekspedisi Tabuk Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
AnakAbu Barda ibn Abu Musa Al-Ash'ari (en) Terjemahkan, Abu Bakr ibn Abu Musa Al-Ash'ari (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
KerabatAbu 'Amr al-Ach'ari (en) Terjemahkan (paternal uncle (en) Terjemahkan) Edit nilai pada Wikidata

Abu Musa al-Asy'ari (bahasa Arab: أبو موسى الأشعري), yang bernama asli Abdullah bin Qais bin Sulaim al-Asy'ari, adalah salah seorang sahabat Nabi Islam Muhammad. Abu Musa al-Asy'ari berasal Yaman, dan masuk Islam di Mekkah sebelum terjadinya Hijrah. Ia dan dua saudara tuanya Abu Burdah dan Abu Ruhm, beserta 50 orang kaumnya meninggalkan Yaman dan ikut beremigrasi ke Habasyah dengan menaiki dua kapal. Abu Musa dan kaum pengikutnya kemudian berhijrah ke Madinah dan menemui Muhammad setelah Pertempuran Khaibar pada tahun 628.

Setelah terlibat dalam Fathu Makkah pada tahun 629, Abu Musa menjadi salah seorang pemimpin pasukan muslim dalam Pertempuran Authas pada tahun 630.[1] Dua tahun kemudian, Muhammad mengutus Abu Musa dan Mu'adz bin Jabal ke Yaman untuk menjadi pemimpin umat dan menyebarkan ajaran Islam di sana. Hadits terkenal yang diriwayatkan oleh Abu Burdah, dari ayahnya, dari kakeknya, menyebutkan bahwa Muhammad berpesan kepada mereka sebelum mereka berangkat: "Hendaklah kalian mudahkan dan jangan persulit, beri kabar gembira dan jangan membuat orang lari, saling patuhlah kalian berdua dan jangan saling bersengketa".[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]