Al-Fadhl bin Abbas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
A154 (bicara | kontrib)
Rescuing 6 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.8
Baris 10: Baris 10:


== Ciri fisik ==
== Ciri fisik ==
Al-Fadhl digambarkan sebagai pemuda yang tampan, berkulit putih dan memiliki rambut yang bagus.<ref>{{cite book|title=Al-Islam|author=Said Hawwa|publisher=Gema Insani|date=2020|id=ISBN 6022508541, 9786022508540|page=176|url=https://books.google.co.id/books?id=GiwTEAAAQBAJ&pg=PA176&dq=al+fadhl+bin+al+abbas&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiIpv2s_Yb5AhWgSGwGHUEPCBc4ChDoAXoECAYQAw#v=onepage&q=al%20fadhl%20bin%20al%20abbas&f=false}}</ref>
Al-Fadhl digambarkan sebagai pemuda yang tampan, berkulit putih dan memiliki rambut yang bagus.<ref>{{cite book|title=Al-Islam|author=Said Hawwa|publisher=Gema Insani|date=2020|id=ISBN 6022508541, 9786022508540|page=176|url=https://books.google.co.id/books?id=GiwTEAAAQBAJ&pg=PA176&dq=al+fadhl+bin+al+abbas&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiIpv2s_Yb5AhWgSGwGHUEPCBc4ChDoAXoECAYQAw#v=onepage&q=al%20fadhl%20bin%20al%20abbas&f=false|access-date=2022-07-27|archive-date=2022-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220720095219/https://books.google.co.id/books?id=GiwTEAAAQBAJ&pg=PA176&dq=al%20fadhl%20bin%20al%20abbas&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiIpv2s_Yb5AhWgSGwGHUEPCBc4ChDoAXoECAYQAw#v=onepage&q=al%20fadhl%20bin%20al%20abbas&f=false|dead-url=no}}</ref>


== Biografi ==
== Biografi ==
Al-Fadhl adalah putra tertua al-Abbas, dan ia adalah anak tertua dari saudara-saudaranya putra-putra al-Abbas, dan karenanya ayahnya mendapat panggilan Abu al-Fadhl dan ibunya mendapat panggilan Ummu al-Fadhl. Nama panggilan al-Fadhl adalah Abu al-Abbas dan Abu Abdullah; dan pendapat lain mengatakan nama panggilannya Abu Muhammad.<ref name=":1">{{ar}} Lihat:
Al-Fadhl adalah putra tertua al-Abbas, dan ia adalah anak tertua dari saudara-saudaranya putra-putra al-Abbas, dan karenanya ayahnya mendapat panggilan Abu al-Fadhl dan ibunya mendapat panggilan Ummu al-Fadhl. Nama panggilan al-Fadhl adalah Abu al-Abbas dan Abu Abdullah; dan pendapat lain mengatakan nama panggilannya Abu Muhammad.<ref name=":1">{{ar}} Lihat:


* [https://shamela.ws/book/9767/2669 Biografi Al-Fadhl bin al-Abbas dalam kitab Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah].
* [https://shamela.ws/book/9767/2669 Biografi Al-Fadhl bin al-Abbas dalam kitab Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210828152801/https://shamela.ws/book/9767/2669 |date=2021-08-28 }}.


* [https://shamela.ws/book/1110/4415 Biografi Al-Fadhl bin al-Abbas dalam kitab Usud al-Ghabah].
* [https://shamela.ws/book/1110/4415 Biografi Al-Fadhl bin al-Abbas dalam kitab Usud al-Ghabah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220714202129/https://shamela.ws/book/1110/4415 |date=2022-07-14 }}.


* [https://shamela.ws/book/12288/1259 Biografi Al-Fadhl bin al-Abbas dalam kitab Al-Isti'ab]. {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210828152801/https://shamela.ws/book/9767/2669|date=2021-08-28}}</ref>
* [https://shamela.ws/book/12288/1259 Biografi Al-Fadhl bin al-Abbas dalam kitab Al-Isti'ab]. {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210828152801/https://shamela.ws/book/9767/2669 |date=2021-08-28 }}</ref>


Al-Fadhl membersamai Nabi dalam [[Pembebasan Makkah]],<ref name=":1" /> [[Pertempuran Hunain]], dan dalam pertempuran tersebut al-Fadhl termasuk di antara sahabat yang tetap teguh bersamanya pada saat sekelompok dari pasukan Muslim melarikan diri.<ref>{{cite book|title=Berdakwah dengan Hati|url=https://books.google.co.id/books?id=cUgQEAAAQBAJ&pg=PA90&dq=al+fadhl+bin+al+abbas&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwis9L_wmvX4AhXyZWwGHTEQAVkQ6AF6BAgGEAM#v=onepage&q=al%20fadhl%20bin%20al%20abbas&f=false|publisher=Pustaka Al-Kautsar|first1=Syaikh Ibrahim bin Shalih bin Shabir|last1=Al-Maghdzawi|page=90}}</ref>
Al-Fadhl membersamai Nabi dalam [[Pembebasan Makkah]],<ref name=":1" /> [[Pertempuran Hunain]], dan dalam pertempuran tersebut al-Fadhl termasuk di antara sahabat yang tetap teguh bersamanya pada saat sekelompok dari pasukan Muslim melarikan diri.<ref>{{cite book|title=Berdakwah dengan Hati|url=https://books.google.co.id/books?id=cUgQEAAAQBAJ&pg=PA90&dq=al+fadhl+bin+al+abbas&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwis9L_wmvX4AhXyZWwGHTEQAVkQ6AF6BAgGEAM#v=onepage&q=al%20fadhl%20bin%20al%20abbas&f=false|publisher=Pustaka Al-Kautsar|first1=Syaikh Ibrahim bin Shalih bin Shabir|last1=Al-Maghdzawi|page=90|access-date=2022-07-13|archive-date=2022-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220713061805/https://books.google.co.id/books?id=cUgQEAAAQBAJ&pg=PA90&dq=al+fadhl+bin+al+abbas&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwis9L_wmvX4AhXyZWwGHTEQAVkQ6AF6BAgGEAM#v=onepage&q=al%20fadhl%20bin%20al%20abbas&f=false|dead-url=no}}</ref>


Ketika [[Haji wadak|Haji Perpisahan]] pada bulan Maret 632, ia menunggangi unta bersama Nabi. Berdasarkan pengakuannya sendiri, ia menatap seorang gadis cantik di atas unta lain sehingga Nabi menarik dagunya dan memalingkan wajahnya darinya tiga kali.<ref>Bukhari 8:74:247.</ref><ref>Ibnu Hanbal, ''Musnad''. Diterjemahkan oleh Al-Khattab, N., vol. 2 hlm. 218 #1805. Riyadh: Darussalem.</ref><ref>Ibnu Hanbal (Khattab) vol. 2 hlm. 222 #1818.</ref> Dari peristiwa ini Nabi bersabda: “Saya melihat seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan saya tidak dapat mempercayai bahwa setan bersama mereka”.<ref>Ibnu Katsir (Edisi Le Gassick) vol. 4 hlm. 265.</ref>
Ketika [[Haji wadak|Haji Perpisahan]] pada bulan Maret 632, ia menunggangi unta bersama Nabi. Berdasarkan pengakuannya sendiri, ia menatap seorang gadis cantik di atas unta lain sehingga Nabi menarik dagunya dan memalingkan wajahnya darinya tiga kali.<ref>Bukhari 8:74:247.</ref><ref>Ibnu Hanbal, ''Musnad''. Diterjemahkan oleh Al-Khattab, N., vol. 2 hlm. 218 #1805. Riyadh: Darussalem.</ref><ref>Ibnu Hanbal (Khattab) vol. 2 hlm. 222 #1818.</ref> Dari peristiwa ini Nabi bersabda: “Saya melihat seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan saya tidak dapat mempercayai bahwa setan bersama mereka”.<ref>Ibnu Katsir (Edisi Le Gassick) vol. 4 hlm. 265.</ref>


Ketika Nabi menyerah pada penyakitnya, al-Fadhl dan sepupunya [[Ali bin Abi Thalib]] yang menemaninya dalam perjalanan ke rumah [[Aisyah]].<ref>Ibnu Ishaq, ''Sirah Rasulullah''. Diterjemahkan oleh Guillaume, A. (1955). ''The Life of Muhammad'', hlm. 679. Oxford: Oxford University Press.</ref> Setelah Nabi wafat, al-Fadhl bersama ayah dan saudaranya, [[Qatsam bin al-Abbas]] termasuk diantara sahabat yang memandikan jasad Nabi dan bertugas membalik-balikkan jasad beliau.<ref>{{cite book|title=RINGKASAN SIRAH NABAWIYAH: Butir Butir Perjalanan Hidup Rasulullah SAW|author=Muhammad Atim|publisher=tafakur|id=ISBN 9797782883, 9789797782887|page=191|url=https://books.google.co.id/books?id=XrOMDwAAQBAJ&pg=PA191&dq=al+fadhl+bin+al+abbas&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiIpv2s_Yb5AhWgSGwGHUEPCBc4ChDoAXoECAsQAw#v=onepage&q=al%20fadhl%20bin%20al%20abbas&f=false}}</ref> Al-Fadhl kemudian termasuk diantara sahabat yang memasuki kuburnya dan membantu mengebumikan jasadnya.<ref>Ibnu Ishaq (Guillaume) hlm. 688-689.</ref>
Ketika Nabi menyerah pada penyakitnya, al-Fadhl dan sepupunya [[Ali bin Abi Thalib]] yang menemaninya dalam perjalanan ke rumah [[Aisyah]].<ref>Ibnu Ishaq, ''Sirah Rasulullah''. Diterjemahkan oleh Guillaume, A. (1955). ''The Life of Muhammad'', hlm. 679. Oxford: Oxford University Press.</ref> Setelah Nabi wafat, al-Fadhl bersama ayah dan saudaranya, [[Qatsam bin al-Abbas]] termasuk diantara sahabat yang memandikan jasad Nabi dan bertugas membalik-balikkan jasad beliau.<ref>{{cite book|title=RINGKASAN SIRAH NABAWIYAH: Butir Butir Perjalanan Hidup Rasulullah SAW|author=Muhammad Atim|publisher=tafakur|id=ISBN 9797782883, 9789797782887|page=191|url=https://books.google.co.id/books?id=XrOMDwAAQBAJ&pg=PA191&dq=al+fadhl+bin+al+abbas&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiIpv2s_Yb5AhWgSGwGHUEPCBc4ChDoAXoECAsQAw#v=onepage&q=al%20fadhl%20bin%20al%20abbas&f=false|access-date=2022-07-27|archive-date=2022-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220720100232/https://books.google.co.id/books?id=XrOMDwAAQBAJ&pg=PA191&dq=al+fadhl+bin+al+abbas&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiIpv2s_Yb5AhWgSGwGHUEPCBc4ChDoAXoECAsQAw#v=onepage&q=al%20fadhl%20bin%20al%20abbas&f=false|dead-url=no}}</ref> Al-Fadhl kemudian termasuk diantara sahabat yang memasuki kuburnya dan membantu mengebumikan jasadnya.<ref>Ibnu Ishaq (Guillaume) hlm. 688-689.</ref>


== Istri dan keturunan ==
== Istri dan keturunan ==
Baris 33: Baris 33:
| website = al-maktaba.org
| website = al-maktaba.org
| access-date = 2021-01-15
| access-date = 2021-01-15
| archive-url = https://web.archive.org/web/20201201103041/https://al-maktaba.org/book/2922/27 | archive-date = 1 Desember 2020 |language=ar}}</ref><ref name=":1" /> Dari hasil pernikahan tersebut, ia memiliki putri yang bernama Ummu Kultsum binti al-Fadhl.<ref>{{cite web|title=Nasab Quraisy|author=Mush'ab az-Zubairi|author-link=Mush'ab az-Zubairi|language=ar|website=islamport.com|url=http://islamport.com/w/nsb/Web/483/11.htm|access-date=2022-06-13|archive-date=2022-07-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20220704152027/http://islamport.com/w/nsb/Web/483/11.htm|dead-url=no}}</ref> Ummu Kultsum kemudian menikah dengan [[Hasan bin Ali]] dan mereka memiliki anak-anak yang bernama Muhammad, Ja'far dan Hamzah.<ref name="Ummu Kultsum">[[s:جمهرة أنساب العرب/ولد العباس بن عبد المطلب|Jamharah Ansab Al-Arab, oleh Ibnu Hazm, Keturunan al-Abbas bin Abdul-Muththalib]]، di Wikisource</ref> Ia kemudian cerai darinya dan [[Abu Musa al-Asy'ari]] menikahinya. Dari hasil pernikahan tersebut, ia melahirkan putra yang bernama Musa bin Abi Musa. Ummu Kultsum tetap bersama Abu Musa sampai meninggal. [[Imran bin Thalhah bin Ubaidillah]] menikahinya. Kemudian ia menceraikannya dan kembali ke rumah Abu Musa. Ia kemudian meninggal dan dimakamkan di pinggiran [[Kufah]].<ref>{{ar}} [https://al-maktaba.org/book/9767/4380 Kitab Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah oleh Ibnu Hajar al-'Asqalani]، Al-Maktaba al-Shamela.</ref>
| archive-url = https://web.archive.org/web/20201201103041/https://al-maktaba.org/book/2922/27 | archive-date = 1 Desember 2020 |language=ar}}</ref><ref name=":1" /> Dari hasil pernikahan tersebut, ia memiliki putri yang bernama Ummu Kultsum binti al-Fadhl.<ref>{{cite web|title=Nasab Quraisy|author=Mush'ab az-Zubairi|author-link=Mush'ab az-Zubairi|language=ar|website=islamport.com|url=http://islamport.com/w/nsb/Web/483/11.htm|access-date=2022-06-13|archive-date=2022-07-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20220704152027/http://islamport.com/w/nsb/Web/483/11.htm|dead-url=no}}</ref> Ummu Kultsum kemudian menikah dengan [[Hasan bin Ali]] dan mereka memiliki anak-anak yang bernama Muhammad, Ja'far dan Hamzah.<ref name="Ummu Kultsum">[[s:جمهرة أنساب العرب/ولد العباس بن عبد المطلب|Jamharah Ansab Al-Arab, oleh Ibnu Hazm, Keturunan al-Abbas bin Abdul-Muththalib]]، di Wikisource</ref> Ia kemudian cerai darinya dan [[Abu Musa al-Asy'ari]] menikahinya. Dari hasil pernikahan tersebut, ia melahirkan putra yang bernama Musa bin Abi Musa. Ummu Kultsum tetap bersama Abu Musa sampai meninggal. [[Imran bin Thalhah bin Ubaidillah]] menikahinya. Kemudian ia menceraikannya dan kembali ke rumah Abu Musa. Ia kemudian meninggal dan dimakamkan di pinggiran [[Kufah]].<ref>{{ar}} [https://al-maktaba.org/book/9767/4380 Kitab Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah oleh Ibnu Hajar al-'Asqalani] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210915080019/https://al-maktaba.org/book/9767/4380 |date=2021-09-15 }}، Al-Maktaba al-Shamela.</ref>


== Kematian ==
== Kematian ==

Revisi per 27 Juli 2022 07.24

Al-Fadhl bin al-Abbas bin Abdul-Muththalib bin Hasyim al-Qurasyi al-Hasyimi (Arab: الفَضْلُ بن العَبَّاس بن عبد المطلب بن هاشم القرشي الهاشمي) adalah seorang sahabat dan sepupu Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam.[1]

Silsilah

Namanya adalah Al-Fadhl bin al-Abbas bin Abdul-Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay dan ibunya Ummu al-Fadhl yaitu Lubabah al-Kubra binti al-Harits bin Hazn al-Hilaliyah.[2]

Ciri fisik

Al-Fadhl digambarkan sebagai pemuda yang tampan, berkulit putih dan memiliki rambut yang bagus.[3]

Biografi

Al-Fadhl adalah putra tertua al-Abbas, dan ia adalah anak tertua dari saudara-saudaranya putra-putra al-Abbas, dan karenanya ayahnya mendapat panggilan Abu al-Fadhl dan ibunya mendapat panggilan Ummu al-Fadhl. Nama panggilan al-Fadhl adalah Abu al-Abbas dan Abu Abdullah; dan pendapat lain mengatakan nama panggilannya Abu Muhammad.[4]

Al-Fadhl membersamai Nabi dalam Pembebasan Makkah,[4] Pertempuran Hunain, dan dalam pertempuran tersebut al-Fadhl termasuk di antara sahabat yang tetap teguh bersamanya pada saat sekelompok dari pasukan Muslim melarikan diri.[5]

Ketika Haji Perpisahan pada bulan Maret 632, ia menunggangi unta bersama Nabi. Berdasarkan pengakuannya sendiri, ia menatap seorang gadis cantik di atas unta lain sehingga Nabi menarik dagunya dan memalingkan wajahnya darinya tiga kali.[6][7][8] Dari peristiwa ini Nabi bersabda: “Saya melihat seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan saya tidak dapat mempercayai bahwa setan bersama mereka”.[9]

Ketika Nabi menyerah pada penyakitnya, al-Fadhl dan sepupunya Ali bin Abi Thalib yang menemaninya dalam perjalanan ke rumah Aisyah.[10] Setelah Nabi wafat, al-Fadhl bersama ayah dan saudaranya, Qatsam bin al-Abbas termasuk diantara sahabat yang memandikan jasad Nabi dan bertugas membalik-balikkan jasad beliau.[11] Al-Fadhl kemudian termasuk diantara sahabat yang memasuki kuburnya dan membantu mengebumikan jasadnya.[12]

Istri dan keturunan

Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa Nabi Shalallahu alaihi wa sallam menikahkan al-Fadhl dan memberi mahar atas namanya. Al-Baghawi menamai istrinya Shafiyyah binti Mahmiyah bin Jaz'i az-Zubaidi,[4] sementara Mush'ab menamainya Ummu Salamah binti Mahmiyah bin Jaz'i az-Zubaidi.[13][4] Dari hasil pernikahan tersebut, ia memiliki putri yang bernama Ummu Kultsum binti al-Fadhl.[14] Ummu Kultsum kemudian menikah dengan Hasan bin Ali dan mereka memiliki anak-anak yang bernama Muhammad, Ja'far dan Hamzah.[15] Ia kemudian cerai darinya dan Abu Musa al-Asy'ari menikahinya. Dari hasil pernikahan tersebut, ia melahirkan putra yang bernama Musa bin Abi Musa. Ummu Kultsum tetap bersama Abu Musa sampai meninggal. Imran bin Thalhah bin Ubaidillah menikahinya. Kemudian ia menceraikannya dan kembali ke rumah Abu Musa. Ia kemudian meninggal dan dimakamkan di pinggiran Kufah.[16]

Kematian

Terjadi perbedaan pendapat tentang kematiannya. Al-Waqidi mengatakan bahwa ia meninggal karena Wabah Amwas. Pendapat ini didukung oleh Az-Zubair dan Ibnu Abi Hatim. Ibnu As-Sakan mengatakan bahwa ia terbunuh pada Pertempuran Ajnadain di masa Khalifah Abu Bakar. Sebaliknya, pendapat lain mengatakan bahwa ia terbunuh pada Pertempuran Marj ash-Shaffar yang juga terjadi pada tahun 13 H. Pemimpin pasukan di Marj ash-Shaffar adalah Khalid bin Walid, sementara di Ajnadain ada empat pemimpin pasukan, yaitu Amr bin al-Ash, Abu Ubaidah, Yazid bin Abi Sufyan, dan Syurahbil bin Hasanah, masing-masing memimpin pasukannya, dan pendapat lain mengatakan bahwa Amr bin al-Ash yang menjadi pemimpin keseluruhan pasukan dalam melawan musuhnya pada waktu itu. Pendapat lain mengatakan bahwa al-Fadhl terbunuh dalam Pertempuran Yarmuk.[4]

Ibnu Fathun menyebutkan tentang kematiannya di dalam Al-Isti'ab: Al-Fadhl terbunuh dalam Pertempuran Yamamah di tahun 15 H, dan ia melanjutkan bahwa tidak ada perselisihan antara sejarawan bahwa Pertempuran Yamamah terjadi di masa kekhalifahan Abu Bakar pada tahun 11 atau 12 H. Ibnu Sa'ad mengatakan bahwa ia meninggal di wilayah Yordania pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Al-Bukhari menegaskan bahwa ia meninggal pada masa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq.[4]

Periwayatan hadis

Referensi

  1. ^ a b c "Musawa'ah al-Hadith : Fadhl bin al-Abbas bin Abdul-Muththalib bin Hasyim". hadith.islam-db.com (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Januari 2021. Diakses tanggal 2021-01-15. 
  2. ^ "Hlm 40 - Kitab Ath-Thabaqat al-Kubra tha al-Ilmiyah - Al-Fadhl bin al-Abbas - Al-Maktaba al-Shamela". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-13. Diakses tanggal 2021-09-27. 
  3. ^ Said Hawwa (2020). Al-Islam. Gema Insani. hlm. 176. ISBN 6022508541, 9786022508540. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-20. Diakses tanggal 2022-07-27. 
  4. ^ a b c d e f g h (Arab) Lihat:
  5. ^ Al-Maghdzawi, Syaikh Ibrahim bin Shalih bin Shabir. Berdakwah dengan Hati. Pustaka Al-Kautsar. hlm. 90. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-13. Diakses tanggal 2022-07-13. 
  6. ^ Bukhari 8:74:247.
  7. ^ Ibnu Hanbal, Musnad. Diterjemahkan oleh Al-Khattab, N., vol. 2 hlm. 218 #1805. Riyadh: Darussalem.
  8. ^ Ibnu Hanbal (Khattab) vol. 2 hlm. 222 #1818.
  9. ^ Ibnu Katsir (Edisi Le Gassick) vol. 4 hlm. 265.
  10. ^ Ibnu Ishaq, Sirah Rasulullah. Diterjemahkan oleh Guillaume, A. (1955). The Life of Muhammad, hlm. 679. Oxford: Oxford University Press.
  11. ^ Muhammad Atim. RINGKASAN SIRAH NABAWIYAH: Butir Butir Perjalanan Hidup Rasulullah SAW. tafakur. hlm. 191. ISBN 9797782883, 9789797782887. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-20. Diakses tanggal 2022-07-27. 
  12. ^ Ibnu Ishaq (Guillaume) hlm. 688-689.
  13. ^ "Hlm 28 - Kitab Nasab Quraisy - Keturunan Abdullah bin al-Abbas - Al-Maktaba al-Shamela al-Haditha". al-maktaba.org (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Desember 2020. Diakses tanggal 2021-01-15. 
  14. ^ Mush'ab az-Zubairi. "Nasab Quraisy". islamport.com (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-04. Diakses tanggal 2022-06-13. 
  15. ^ Jamharah Ansab Al-Arab, oleh Ibnu Hazm, Keturunan al-Abbas bin Abdul-Muththalib، di Wikisource
  16. ^ (Arab) Kitab Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah oleh Ibnu Hajar al-'Asqalani Diarsipkan 2021-09-15 di Wayback Machine.، Al-Maktaba al-Shamela.