Al-Fadhl bin Abbas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 26 Juli 2022 12.49 oleh A154 (bicara | kontrib) (→‎Istri dan keturunan: Referensi berasal dari arwiki Hasan bin Ali)

Al-Fadhl bin al-Abbas bin Abdul-Muththalib bin Hasyim al-Qurasyi al-Hasyimi (Arab: الفَضْلُ بن العَبَّاس بن عبد المطلب بن هاشم القرشي الهاشمي) adalah seorang sahabat dan sepupu Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam.[1]

Silsilah

Namanya adalah Al-Fadhl bin al-Abbas bin Abdul-Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay dan ibunya Ummu al-Fadhl yaitu Lubabah al-Kubra binti al-Harits bin Hazn al-Hilaliyah.[2]

Ciri fisik

Al-Fadhl digambarkan sebagai pemuda yang tampan, berkulit putih dan memiliki rambut yang bagus.[3]

Biografi

Al-Fadhl adalah putra tertua al-Abbas, dan ia adalah anak tertua dari saudara-saudaranya putra-putra al-Abbas, dan karenanya ayahnya mendapat panggilan Abu al-Fadhl dan ibunya mendapat panggilan Ummu al-Fadhl. Nama panggilan al-Fadhl adalah Abu al-Abbas dan Abu Abdullah; dan pendapat lain mengatakan nama panggilannya Abu Muhammad.[4]

Al-Fadhl membersamai Nabi dalam Pembebasan Makkah,[4] Pertempuran Hunain, dan dalam pertempuran tersebut al-Fadhl termasuk di antara sahabat yang tetap teguh bersamanya pada saat sekelompok dari pasukan Muslim melarikan diri.[5]

Ketika Haji Perpisahan pada bulan Maret 632, ia menunggangi unta bersama Nabi. Berdasarkan pengakuannya sendiri, ia menatap seorang gadis cantik di atas unta lain sehingga Nabi menarik dagunya dan memalingkan wajahnya darinya tiga kali.[6][7][8] Dari peristiwa ini Nabi bersabda: “Saya melihat seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan saya tidak dapat mempercayai bahwa setan bersama mereka”.[9]

Ketika Nabi menyerah pada penyakitnya, al-Fadhl dan sepupunya Ali bin Abi Thalib yang menemaninya dalam perjalanan ke rumah Aisyah.[10] Setelah Nabi wafat, al-Fadhl bersama ayah dan saudaranya, Qatsam bin al-Abbas termasuk diantara sahabat yang memandikan jasad Nabi dan bertugas membalik-balikkan jasad beliau.[11] Al-Fadhl kemudian termasuk diantara sahabat yang memasuki kuburnya dan membantu mengebumikan jasadnya.[12]

Istri dan keturunan

Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa Nabi Shalallahu alaihi wa sallam menikahkan al-Fadhl dan memberi mahar atas namanya. Al-Baghawi menamai istrinya Shafiyyah binti Mahmiyah bin Jaz'i az-Zubaidi,[4] sementara Mush'ab menamainya Ummu Salamah binti Mahmiyah bin Jaz'i az-Zubaidi.[13][4] Dari hasil pernikahan tersebut, ia memiliki putri yang bernama Ummu Kultsum binti al-Fadhl.[14] Ummu Kultsum kemudian menikah dengan Hasan bin Ali dan mereka memiliki anak-anak yang bernama Muhammad, Ja'far dan Hamzah.[15]

Kematian

Terjadi perbedaan pendapat tentang kematiannya. Al-Waqidi mengatakan bahwa ia meninggal karena Wabah Amwas. Pendapat ini didukung oleh Az-Zubair dan Ibnu Abi Hatim. Ibnu As-Sakan mengatakan bahwa ia terbunuh pada Pertempuran Ajnadain di masa Khalifah Abu Bakar. Sebaliknya, pendapat lain mengatakan bahwa ia terbunuh pada Pertempuran Marj ash-Shaffar yang juga terjadi pada tahun 13 H. Pemimpin pasukan di Marj ash-Shaffar adalah Khalid bin Walid, sementara di Ajnadain ada empat pemimpin pasukan, yaitu Amr bin al-Ash, Abu Ubaidah, Yazid bin Abi Sufyan, dan Syurahbil bin Hasanah, masing-masing memimpin pasukannya, dan pendapat lain mengatakan bahwa Amr bin al-Ash yang menjadi pemimpin keseluruhan pasukan dalam melawan musuhnya pada waktu itu. Pendapat lain mengatakan bahwa al-Fadhl terbunuh dalam Pertempuran Yarmuk.[4]

Periwayatan hadis

Referensi

  1. ^ a b c "Musawa'ah al-Hadith : Fadhl bin al-Abbas bin Abdul-Muththalib bin Hasyim". hadith.islam-db.com (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Januari 2021. Diakses tanggal 2021-01-15. 
  2. ^ "Hlm 40 - Kitab Ath-Thabaqat al-Kubra tha al-Ilmiyah - Al-Fadhl bin al-Abbas - Al-Maktaba al-Shamela". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-13. Diakses tanggal 2021-09-27. 
  3. ^ Said Hawwa (2020). Al-Islam. Gema Insani. hlm. 176. ISBN 6022508541, 9786022508540. 
  4. ^ a b c d e f g (Arab) Lihat:
  5. ^ Al-Maghdzawi, Syaikh Ibrahim bin Shalih bin Shabir. Berdakwah dengan Hati. Pustaka Al-Kautsar. hlm. 90. 
  6. ^ Bukhari 8:74:247.
  7. ^ Ibnu Hanbal, Musnad. Diterjemahkan oleh Al-Khattab, N., vol. 2 hlm. 218 #1805. Riyadh: Darussalem.
  8. ^ Ibnu Hanbal (Khattab) vol. 2 hlm. 222 #1818.
  9. ^ Ibnu Katsir (Edisi Le Gassick) vol. 4 hlm. 265.
  10. ^ Ibnu Ishaq, Sirah Rasulullah. Diterjemahkan oleh Guillaume, A. (1955). The Life of Muhammad, hlm. 679. Oxford: Oxford University Press.
  11. ^ Muhammad Atim. RINGKASAN SIRAH NABAWIYAH: Butir Butir Perjalanan Hidup Rasulullah SAW. tafakur. hlm. 191. ISBN 9797782883, 9789797782887. 
  12. ^ Ibnu Ishaq (Guillaume) hlm. 688-689.
  13. ^ "Hlm 28 - Kitab Nasab Quraisy - Keturunan Abdullah bin al-Abbas - Al-Maktaba al-Shamela al-Haditha". al-maktaba.org (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Desember 2020. Diakses tanggal 2021-01-15. 
  14. ^ Mush'ab az-Zubairi. "Nasab Quraisy". islamport.com (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-04. Diakses tanggal 2022-06-13. 
  15. ^ Jamharah Ansab Al-Arab, oleh Ibnu Hazm, Keturunan al-Abbas bin Abdul-Muththalib، di Wikisource