Lompat ke isi

Simbol Islam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Representasi kaligrafi untuk syahadat

Islam adalah agama Abrahamik monoteis yang hanya mengakui satu Tuhan, yakni Allah dan Muhammad adalah nabi terakhir utusan Allah. Agama ini menjadi agama terbesar kedua yang dianut penduduk Bumi, dengan jumlah pengikut 1,9 miliar orang serta membentuk 24,4% penduduk Bumi.

Ikonografi

[sunting | sunting sumber]
Simbol Gambar Sejarah dan penggunaan
Bulan sabit dan bintang
Bulan sabit dan bintang dahulu terkait dengan lambang Kekhalifahan Utsmaniyah yang kelak dijadikan sebagai simbol umum Islam, khususnya di dunia Barat. Dalam Unicode: (U+262A )
Bulan sabit (Hilal)
Bulan sabit banyak digunakan sebagai lambang di panji-panji militer Islam sebagai tandingan dari panji-panji Tentara Salib. Bulan Sabit Merah banyak digunakan sebagai pengganti Palang Merah, dan awalnya digunakan dalam Perang Rusia-Turki (1877–1878). Dalam Unicode: (U+263D )
Allah
Allah adalah nama diri Tuhan dalam agama Islam dan digunakan oleh seluruh umat Muslim tanpa memandang bahasa yang dituturkan. Ditulis dalam kaligrafi serta menjadi simbol universal Islam dalam dunia Islam. Dalam Unicode: (U+FDF2 )
Syahadat
Sebagian dari syahadat muncul dalam Al-Qur'an secara terpisah, tetapi tidak pernah dalam bentuk yang lengkap. Digunakan dalam hadis serta bendera atau lambang dari negara Islam atau organisasi Islamisme.
Rub al-hizb
Tanda bintang ini digunakan untuk menandai seperempat hizb al-Qur'an. Juga digunakan sebagai bendera atau lambang khususnya Fez pada masa Kesultanan Mariniyah. Dalam Unicode: (U+06DE ۞ )
Khatim
Khatim adalah sebutan kepada Nabi Muhammad yang bermakna "Penutup Para Nabi". Istilah ini menandai status Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir Islam dan tidak ada lagi nabi sesudahnya.
Sujud Tilawah
Dalam al-Qur'an tanda ini menunjukkan ayat-ayat sajdah. Pembacanya disyariatkan untuk sujud. Dalam Unicode: (U+06E9 ۩ )
Najmat Dawud atau Khatim Sulaiman (Bintang Daud)
Bintang Daud (Heksagram) sempat menjadi simbol Islam yang populer di kalangan umat Islam (Khususnya di Kalangan Mazhab Hanafi) di abad pertengahan Islam. Simbol ini dapat ditemukan di Bendera Karaman, Bendera Isfendiyyar Bendera Khairuddin Barbarossa, tidak hanya itu ada juga di koin Maroko. Namun simbol ini tidak dipakai lagi karena simbol tersebut sudah dipakai oleh Yahudi sejak berdirinya Negara Israel pada tahun 1948.

Warna dan bendera

[sunting | sunting sumber]

Prajurit-prajurit Muslim dan kafilah mereka menggunakan warna polos (umumnya hitam atau putih) sebagai bendera pengenal, kecuali Bendera Elang Muda milik Muhammad yang menuliskan syahadat yang dituliskan di atasnya. Dalam generasi selanjutnya, para pemimpin Muslim menggunakan bendera hijau, hitam, atau putih tanpa tulisan atau simbolisme. Sementara itu Kekhalifahan Umayyah berperang dengan panji putih dan emas. Kekhalifahan Abbasiyah menggunakan bendera hitam (kebiruan) dan berperang dengan panji hitam. Kekhalifahan Fathimiyah menggunakan bendera hijau serta putih. Diriyah menggunakan bendera putih dan hijau dengan syahadat. Sejumlah negara Teluk memiliki bendera merah. Empat warna Pan-Arab, putih, hitam, hijau, dan merah mendominasi warna bendera negara Arab.[1][2]

  •   Hijau – Warna sutra dan bantal di Jannah (Surga) adalah hijau.[3][4]
  •   Putih – Simbol kesucian jiwa dan raga, juga sebagai bendera Nabi Muhammad, al-Liwa.[5][6]
  •   Hitam – Warna Jahannam, juga warna ar-Rayah.[7][8][9]

Panji Hitam

[sunting | sunting sumber]
Panji Hitam

Panji Hitam diyakini dalam tradisi Islam sebagai bendera yang pernah dikibarkan Muhammad dengan nama ar-Rayah. Dalam sejarahnya juga dikibarkan oleh Abu Muslim yang berupaya menumbangkan Kekhalifahan Abbasiyah pada 747 dalam Revolusi Abbasiyah. Simbol ini juga dipakai dalam eskatologi Islam (hadis bendera hitam Imam Mahdi).[catatan 1] Panji hitam berbeda dengan bendera Negara Islam Irak dan Syam. Sejumlah pakar menduga bahwa bendera hitam digunakan oleh NIIS sebagai mengupayakan klaim mereka mendirikan kekhalifahan baru.

Simbol lainnya

[sunting | sunting sumber]

Bulan sabit dan bintang

[sunting | sunting sumber]
Bendera Turki Utsmani

Bulan sabit banyak dikaitkan dengan Islam dan dianggap sebagai simbolnya. Simbol bulan dan bintang ini digunakan paling umum dalam Kesultanan Utsmaniyah pada abad ke-19. Dengan penggunaannya di wilayah Utsmaniyah, simbol tersebut menjadi simbol Islam secara keseluruhan, terutama bagi Orientalis Barat. "Bulan sabit dan bintang" juga menjadi metafora untuk kekuasaan Islam (Utsmaniyah dan Dinasti Qajar (Persia) pada akhir abad ke-19 dalam literatur Britania.[10] Keterkaitan ini juga dikuatkan dengan penggunaan simbol tersebut sebagai ornamen hias di masjid dan menara di Kesultanan Utsmaniyah.[11] Namun, mayoritas publikasi Islam menyebut bahwa simbol tersebut ditolak "oleh sebagian ulama".[12] Lambang "Bulan Sabit Merah" digunakan oleh relawan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah khususnya sejak Perang Rusia-Turki (1877–1878); kemudian resmi digunakan pada 1929.[13]

Setelah Utsmaniyah runtuh pada 1922, bulan dan bintang digunakan oleh negara penerusnya. Pada 1947, setelah Pakistan merdeka, bendera Pakistan memuat bulan bintang dengan warna hijau sebagai latar belakangnya. Bulan bintang pada bendera Kerajaan Libya (1951) banyak mengaitkan simbol tersebut dengan "kisah hijrah Nabi Muhammad"[14] Per 1950-an, simbolisme ini berperan dalam memantik nasionalisme Arab seperti usulan Republik Islam Arab (1974).[15]

Rub al-Hizb

[sunting | sunting sumber]

Tanda rub' al-hizb adalah tanda yang dipakai dalam membaca al-Qur'an. Simbol ini melambangkan seperempat hizb, sedangkan hizb adalah setengah dari juz'. Simbol ini juga muncul sebagai bendera atau lambang negara, seperti yang digunakan Kesultanan Mariniyah.

Khatim (Penutup Para Nabi) adalah sebutan dalam al-Qur'an dan Islam untuk menyebut Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir yang diutus Allah.

Syahadat Islam
La ilaha illallah, Muhammad rasulullah (Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah Rasul Allah). Putih dengan kaligrafi Syahadat digunakan sebagai bendera Afganistan.

Syahadat adalah rukun Islam yang pertama dan muncul dalam azan. Artinya, "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Nabi dan Utusan Allah."

Bendera agama dengan inskripsi tersebut muncul sejak abad pertengahan, serta muncul sebagai miniatur oleh ilustrator abad ke-13 Yahya bin Mahmud al-Wasiti. Ilustrasi abad ke-14 dari Sejarah Bangsa Tatar karya Hayton dari Corycus (1243) menampilkan baik bangsa Mongol dan Seljuk menggunakan variasi panji perang.

Angka-angka

[sunting | sunting sumber]
  • Angka 1 terkait dengan tauhid, yakni mengesakan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.[16]
  • Angka 4 terkait dengan beberapa hal dalam Islam: empat hari terlarang untuk melaksanakan puasa di bulan Zulhijah (Iduladha dan tiga hari tasyrik),[17] empat Khulafaur Rasyidin,[18] empat malaikat utama,[19] empat bulan haram.[20]
  • Angka 8 terkait dengan 8 malaikat pembawa Arasy pada Hari Kiamat.[21]
  • Angka 3 terkait dengan praktik-praktik sunnah yang dianjurkan dilakukan sebanyak tiga, membasuh anggota wudu sebanyak tiga kali.[22]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hadis "panji hitam dari Timur" sebagai tanda kemunculan Imam Mahdi memiliki sanad ḍaʿīf (lemah). Bahari and Hassan 2014, hlm. 1–6
  1. ^ Islamic flags Diarsipkan 2007-06-10 di Wayback Machine.
  2. ^ Saudi Aramco World : Flags of the Arab World
  3. ^ "Surah Al-Insan - 21". Quran.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 December 2021. 
  4. ^ "Surah Ar-Rahman - 76". Quran.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 December 2021. 
  5. ^ "Hadith on Clothing - Recommendation to wear white clothing". Faith in Allah (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 December 2021. 
  6. ^ Dari Jabir bin Abdillah: Rasulullah صلى الله عليه وسلم memasuki Mekkah dengan bendera putih. (HR. An-Nasa'i dan at-Tirmidzi)
  7. ^ Diriwayatkan oleh Ma’n, dari Malik, dari Abu Suhail, dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad ﷺ bersabda: ”Apakah kalian mengira api neraka itu berwarna merah seperti halnya api kalian? Tidak! Api neraka itu warnanya lebih hitam daripada aspal.” (H.R. Al-Baihaqi)
  8. ^ Imam Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasai dalam Sunan al-Kubra telah mengeluarkan dari Yunus bin Ubaid mawla Muhammad bin al-Qasim, ia berkata: Muhammad bin al-Qasim mengutusku kepada al-Bara’ bin ‘Azib bertanya tentang ar-Rayah Rasulullah ﷺ seperti apa? Al-Bara’ bin ‘Azib berkata: “Rayah Rasulullah ﷺ persegi panjang hitam terbuat dari Namirah.”
  9. ^ "Surah Ali 'Imran - 106". Quran.com (dalam bahasa Inggris and Arab). Diakses tanggal 7 December 2021. 
  10. ^ e.g. A. Locher, "With Star and Crescent: A Full and Authentic Account of a Recent Journey with a Caravan from Bombay to Constantinople"; Andrew Haggard, "Under Crescent and Star" (1895).
  11. ^ "Masjid dan menara dikelilingi bulan sabit; udara bersinar di atas Tanduk Emas, seolah-olah purnama." Hezekiah Butterworth, The Zigzag Series (1882), p. 481.
  12. ^ "Banyak ulama menolak menggunakan bulan sabit sebagai simbol Islam. Iman Islam secara historis tidak memiliki simbol, dan banyak yang menolak untuk menerimanya." Fiaz Fazli, Crescent magazine, Srinagar, September 2009, p. 42.
  13. ^ Mohd Elfie Nieshaem Juferi, "What Is The Significance Of The Crescent Moon In Islam?". bismikaallahuma.org. Diakses tanggal September 21, 2017. 
  14. ^ Simbolisme bulan bintang bendera Kerajaan Libya (1951-1969) dijelskan dalam buku berbahasa Inggris, The Libyan Flag & The National Anthem, diterbitkan oleh Kementerian Informasi dan Penerangan Kerajaan Libya (tahun tidak diketahui, dikutip menurut Jos Poels pada FOTW, 1997) sebagai berikut: "Bulan sabit adalah simbol awal menurut kalender Islam. Hal ini membawa kami kepada kisah hijrah nabi kita Muhammad dari Mekkah untuk menyebarkan Islam serta mengajarkan kebenaran dan keadilan. Bintang melambangkan senyum harapan, keindahan tujuan, cahaya keyakinan Tuhan di negara kita, serta martabat dan kehormatan yang terus menerangi jalan kita dan menyinari kegelapan."
  15. ^ Edward E. Curtis, Black Muslim religion in the Nation of Islam, 1960-1975 (2006), p. 157.
  16. ^ "Rahasia Angka Satu dan Angka Nol | tadabbur". tadabbur.republika.co.id. Diakses tanggal 2023-05-11. 
  17. ^ "Di Bulan Dzulhijjah, Ada 4 Hari Diharamkan Bagi Umat Islam Berpuasa, Rasul Menyebut Hari Makan Minum". Tribunjabar.id. Diakses tanggal 2023-05-11. 
  18. ^ Harbani, Rahma Indina. "Pengertian Khulafaur Rasyidin dan Kisah Teladannya". detikedu. Diakses tanggal 2023-05-11. 
  19. ^ Kristina. "4 Pemimpin Malaikat yang Bertugas Mengatur Urusan Dunia". detikhikmah. Diakses tanggal 2023-05-11. 
  20. ^ Harbani, Rahma. "4 Bulan Haram dalam Islam, Momen Perbanyak Amal Kebaikan". detikedu. Diakses tanggal 2023-05-11. 
  21. ^ Khabbussila, Tsalats Ghulam. "Tentang Malaikat Hamalat Al Arsy yang Menjaga-Mengelilingi Arasy". detikhikmah. Diakses tanggal 2023-05-11. 
  22. ^ "Wudhu Lebih dari Tiga Basuh, Sah?". Republika Online. 2022-02-07. Diakses tanggal 2023-05-11. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]