Lompat ke isi

Khunais bin Hudzafah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Khunais bin Hudhaifa)

Khunais bin Hudzafah (Bahasa Arab: خنيس بن حذافة) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad.

Khunais adalah putra dari Hudzafah bin Qais dari kabilah Bani Sahm, bagian dari suku Quraisy di Mekkah. Ibunya bernama Da'ida binti Hidhyam, juga berasal dari Bani Sahm.[1] Ia memiliki dua saudara, Abdullah dan Qais.[2]

Ia memeluk agama Islam melalui ajakan Abu Bakar[3] pada masa awal, yaitu "sebelum Rasulullah mulai berdakwah di rumah Al-Arqam".[4]

Ia ikut dalam hijrah ke Abisinia yang kedua pada tahun 616, bersama dua saudara laki-laki, tujuh sepupu, dan empat anggota Bani Sahm lainnya.[5] Khunais termasuk di antara orang-orang yang pulang ke Mekkah pada 619 "di bawah jaminan perlindungan seorang penduduk kota, atau secara diam-diam".[6] Segera setelah itu ia menikah dengan Hafshah binti Umar,[7] yang saat itu kemungkinan berusia empat belas tahun.[8]

Saat Umar hijrah ke Madinah pada 622, Khunais dan Hafshah turut dalam rombongannya.[7] Awalnya mereka menginap di rumah Rifa'ah bin Abdul Mundzir.[9] Ketika Nabi Muhammad mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar, ia memasangkan Khunais dengan Abu Abs bin Jabar,[10] yaitu saudara ipar dari Muhammad bin Maslamah.[11]

Khunais adalah satu-satunya anggota Bani Sahm yang turut berperang dalam Pertempuran Badar pada Maret 624.[12]

Ia meninggal "pada awal bulan kedua puluh lima setelah peristiwa hijrahnya Nabi ke Madinah",[4] yaitu akhir Agustus 624. Ia dimakamkan di Jannatul Baqi, Madinah.[13] Ia tidak memiliki anak.[4] Jandanya Hafshah, kemudian menikah dengan Nabi Muhammad.[14]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Muhammad bin Saad, Tabaqat vol. 3. Translated by Bewley, A. (2013). The Companions of Badr, hlm. 307. London: Ta-Ha Publishers.
  2. ^ Muhammad bin Ishaq, Sirat Rasul Allah. Translated by Guillaume, A. (1955). The Life of Muhammad, hlm. 147-148. Oxford: Oxford University Press.
  3. ^ Ibnu Ishaq/Guillaume hlm. 116.
  4. ^ a b c Ibnu Saad/Bewley vol. 3 hlm. 307.
  5. ^ Ibnu Ishaq/Guillaume hlm. 147-148.
  6. ^ Ibnu Ishaq/Guillaume hlm. 168.
  7. ^ a b Ibnu Ishaq/Guillaume hlm. 218.
  8. ^ Muhammad bin Saad, Tabaqat vol. 8. Translated by Bewley, A. (1995). The Women of Madina, hlm. 56. London: Ta-Ha Publishers.
  9. ^ Ibnu Ishaq/Guillaume hlm. 218. Ibnu Saad/Bewley vol. 3 hlm. 307.
  10. ^ Ibnu Saad/Bewley vol. 3 hlm. 307, 353.
  11. ^ Ibnu Saad/Bewley vol. 3 hlm. 352.
  12. ^ Ibnu Ishaq/Guillaume hlm. 329.
  13. ^ Ibnu Saad/Bewley vol. 3 hlm. 3
  14. ^ Ibnu Hisham catatan 918.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]