Lompat ke isi

Gunung Muria: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 6°37′00″S 110°53′00″E / 6.616667°S 110.883333°E / -6.616667; 110.883333
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Cah5757 (bicara | kontrib)
Ketinggian
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
AnsyahF (bicara | kontrib)
k Perapian sedikit
 
(56 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{bedakan|Moria}}
{{bedakan|Moria}}
{{untuk|layanan [[kereta api]] milik [[PT Kereta Api Indonesia]]|kereta api Argo Muria}}
{{Infobox mountain
{{Infobox mountain
| name = Gunung Muria
| name = Gunung Muria
| photo = Kat037.JPG
<!-- Disembunyikan sebagai komentar: | photo = Kat037.JPG -->
| elevation = 1602 m (5253 kaki)
| caption =
| location = {{hlist|[[Kabupaten Jepara|Jepara]]|[[Kabupaten Kudus|Kudus]]|[[Kabupaten Pati|Pati]]}}
| elevation = 3267 m (10718 kaki)
| location = [[Kabupaten Jepara|Jepara]] - [[Kabupaten Kudus|Kudus]] - [[Kabupaten Pati|Pati]] [[Jawa Tengah]] [[Indonesia]]
| range =
| range =
| prominence =
| prominence =
| coordinates =
| coordinates ={{Coord|-6.616667|110.883333|display=title}}
| topographic map =
| type =
| type =
| age =
| last eruption = 160 [[Sebelum Masehi]] ± 300 tahun
| first ascent =
| first ascent =
| easiest route =
| easiest route =
| listing = [[Ribu]]
| listing = [[Ribu]]
| photo=MountMuriaFromSpace.jpg
}}
| photo_caption=Gunung Muria, difoto pada 1999 oleh awak misi {{ill|STS-93|en}}
[[Berkas:Ansicht Japare Java.jpg|jmpl|300px|Pemandangan kota [[Jepara, Jepara|Jepara]] sekitar tahun 1650, dengan latar belakang Gunung Muria]]
| map=Indonesia_Java#Jawa Tengah
[[Berkas:Makam Sunan Muria di Gunung Muria.jpg|jmpl|300px|Pemandangan Makam Sunan Muria di Gunung Muria]]
| map_caption=Gunung Muria (Pulau Jawa)
'''Gunung Muria''' adalah sebuah [[gunung]] di wilayah utara [[Jawa Tengah]] bagian timur, yang termasuk ke dalam wilayah [[Kabupaten Kudus]] di sisi selatan, di sisi barat laut berbatasan dengan [[Kabupaten Jepara]], dan di sisi timur berbatasan dengan [[Kabupaten Pati]]. Di kawasan ini terdapat tempat yang sangat legendaris peninggalan [[Wali Songo]], yaitu pesanggrahan di kawasan puncak Gunung Muria yang dalam sejarah negeri ini merupakan basis pesanggrahan [[di mana]] Kanjeng [[Sunan Muria]] menyebarkan agama [[Islam]] di tanah [[Jawa]]. Di sini pulalah [[Sunan Muria]] dimakamkan. Nama Gunung Muria dan daerah Kudus dinamakan berdasarkan nama [[Bukit Moria]] dan kota Al-Qudus/Baitul Maqdis/[[Yerusalem]]. Demikian pula nama Masjid Al Aqsa Menara Kudus berdasarkan nama Masjid di Yerusalem.
| elevation_ref={{sfn|Widjanarko|2016|p=112}}{{sfn|Balulu|2011|p=104}}
| last_eruption=320.000 tahun yang lalu{{Sfn|Bronto|Mulyaningsih|2007|p=46}}|other_name=Moerjo, Moerija|country=[[Indonesia]]|region=[[Jawa Tengah]]|coords={{Coord|-6.616667|110.883333|display=title}}}}
'''Gunung Muria''' adalah sebuah [[gunung]] bertipe [[stratovolcano]],{{Sfn|Sunarko|2016|p=50}} yang terletak di pantai utara [[Jawa Tengah]], sekitar 66 [[kilometer]] di timur laut [[Kota Semarang]].<ref>{{Cite web |url=https://www.gpsvisualizer.com/map?format=png&units=uk&lat1=-6.9904&lon1=110.42291&lat2=-6.6164&lon2=110.8902 |title=Peta visualisasi GPS |access-date=2021-01-24 |archive-date=2021-06-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210613023156/https://www.gpsvisualizer.com/map?format=png&units=uk&lat1=-6.9904&lon1=110.42291&lat2=-6.6164&lon2=110.8902 |dead-url=no }}</ref> Gunung ini termasuk ke dalam wilayah [[Kabupaten Jepara|Kota Jepara]] di sisi barat, wilayah [[Kabupaten Kudus|Kota Kudus]] di sisi selatan, dan wilayah [[Kabupaten Pati|Kota Pati]] di sisi timur.{{Sfn|Bronto|Mulyaningsih|2007|p=43}} Gunung ini memiliki ketinggian 1602 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]], tetapi sumber lain menyebutkan bahwa tingginya 1625 mdpl.<ref name=":2">{{Cite web|last=|first=|date=|title=Muria|url=https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=263251|website=Global Volcanism Program|publisher=Departemen Ilmu Mineral dan [[Museum Nasional Sejarah Alam]] [[Institusi Smithsonian]]|language=en|access-date=24 Januari 2021|archive-date=2023-06-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230618154555/https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=263251|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Muria|url=http://volcano.oregonstate.edu/muria|website=Volcano World|publisher=[[Universitas Negeri Oregon]]|access-date=24 Januari 2021|archive-date=2022-11-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20221130231122/https://volcano.oregonstate.edu/muria|dead-url=no}}</ref>


Gunung ini pernah menjadi pulau tersendiri, dipisahkan dari [[Jawa|Pulau Jawa]] oleh [[Selat Muria]].<ref>{{Cite web|last=Subandriyono|first=Joko|date=8 Oktober 2020|title=Widodo Pranowo Peneliti Pusat Riset Kelautan KKP Memastikan Bahwa Pantai Benteng Portugis Jepara Tidak Akan Terkena Tsunami|url=https://pusriskel.litbang.kkp.go.id/index.php/en/home/2365-widodo-pranowo-peneliti-pusat-riset-kelautan-kkp-memastikan-bahwa-pantai-benteng-portugis-jepara-tidak-akan-terkena-tsunami|website=Pusat Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan|access-date=24 Januari 2021|archive-date=2022-03-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20220308180541/https://pusriskel.litbang.kkp.go.id/index.php/en/home/2365-widodo-pranowo-peneliti-pusat-riset-kelautan-kkp-memastikan-bahwa-pantai-benteng-portugis-jepara-tidak-akan-terkena-tsunami|dead-url=no}}</ref> Selat ini menjadi salah satu jalur perdagangan rempah-rempah yang menghubungkan [[Timur Tengah]] dengan [[Kepulauan Maluku|Maluku]] dan mungkin dilalui oleh [[Tomé Pires]] dalam perjalanannya di Jawa.<ref>{{Cite journal|last=Roesmanto|first=Totok|date=2012|title=Lanskap Semarang Yang Hilang|url=https://bappeda.semarangkota.go.id/uploaded/publikasi/Lanskap_Semarang_yang_Hilang_-_TOTOK_ROESMANTO.pdf|journal=Riptek: Jurnal Pembangunan Kota Semarang Berbasis Sains & Teknologi|volume=6|issue=1|pages=11|doi=|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20210130002232/https://bappeda.semarangkota.go.id/uploaded/publikasi/Lanskap_Semarang_yang_Hilang_-_TOTOK_ROESMANTO.pdf|dead-url=no}}</ref> Selat ini tertutup pada suatu waktu antara abad ke-17 hingga ke-18.<ref>{{Cite journal|last=Sunarto|date=2008|title=Geomorphological Development Of The Muria Palaeostrait In Relation To The Morphodynamics Of The Wulan Delta, Central Java|url=https://journal.ugm.ac.id/ijg/article/view/2257|journal=Indonesian Journal of Geography|language=en|volume=40|issue=2|pages=177–185|doi=10.22146/ijg.2257|issn=2354-9114|access-date=2021-01-24|archive-date=2022-03-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20220308204325/https://journal.ugm.ac.id/ijg/article/view/2257|dead-url=no}}</ref>
== Puncak Muria ==
Gunung Muria mempunyai ketinggian [[1.602|1.601]] [[meter]] dari permukaan laut. Puncak-puncaknya yang tertinggi antara lain:
* [[Puncak Argowiloso|Puncak]] Argowilogo
* Puncak Songolikur
* [[Puncak Argojembangan]]
* [[Puncak Abiyoso]]


Pada 1970-an, sisi utara gunung ini dipilih oleh [[Badan Tenaga Nuklir Nasional]] (BATAN) sebagai lokasi pembangunan [[pembangkit listrik tenaga nuklir]] dengan alasan risiko bencana alamnya yang kecil jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di [[Jawa]] dan [[Bali]].{{Sfn|Bronto|Mulyaningsih|2007|p=44}} Namun, gempa bumi yang beberapa kali mengguncang di sekitar gunung sejak tahun 2010-an membuat rencana pembangunan tersebut dibatalkan.
== Populitas ==
=== Flora ===
Gunung Muria terdapat berbagai habitat flora, diantaranya:
* Aren (Arenga pinata)
* Bendo (Artocarpus elasticus)
* Cengkih (Eugenia aromatica)
* Dadap (Erythrina sp)
* Eukaliptus (Eucalyptus alba)
* Gintungan (Bischoffia javanica)
* Ingas (Gluta renghas)
* Jati (Tektona grandis)
* Kaliandra (Callyandra calotirsus)
* Lamtorogung (Leucaena glauca)
* Manggis (Garcinia mangostana)
* Nangka (Artocarpus heterophyllus)
* Pinus (Pinus merkusii)
* Randu (Ceiba pentandra)
* Salam (Eugenia polyantha)
* Tejo (Cinnamomum sp)
* Wuni (Antidesma bunius)
* Berbagai macam anggrek
* Pohon Pepaya
* Pohon Jambu Monyet


Erupsi di gunung ini terakhir kali terjadi pada sekitar 160 [[SM]].<ref name=":2" />
=== Fauna ===
Gunung Muria terdapat berbagai habitat fauna, diantaranya:
* [[Kijang]]
* [[Macan Tutul]]
* [[Monyet|Monyet Ekor Panjang]]


== Wisata Religi ==
== Geologi ==
[[Berkas:Natuurkundig tijdschrift voor Nederlandsch Indië BHL35550510.jpg|jmpl|293x293px|Ilustrasi rupa Gunung Muria dan Gunung Genuk oleh ''Natuurkundig Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië'' pada tahun 1887.]]
* Makam Syeh Sadzli
Gunung Muria merupakan salah satu gunung di Jawa yang berhubungan dengan [[Subduksi|zona subduksi]] berumur [[Miosen]], bukan zona subduksi yang aktif (seperti [[Gunung Merapi]] atau [[Gunung Kelud]]), dengan [[Zona Wadati–Benioff]] sedalam sekitar 400 kilometer.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Sunarko|first=Sunarko|date=2016-10-20|title=Kajian Probabilistik Jatuhan Abu Vulkanik Terhadap Tapak PLTN Muria|url=http://jurnal.batan.go.id/index.php/jpen/article/view/2688|journal=Jurnal Pengembangan Energi Nuklir|language=id|volume=18|issue=1|pages=49–57|doi=10.17146/jpen.2016.18.1.2688|issn=2502-9479|access-date=2021-01-24|archive-date=2022-08-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20220818155634/http://jurnal.batan.go.id/index.php/jpen/article/view/2688|dead-url=no}}</ref> Meskipun demikian, aktivitas magmatik setidaknya diketahui masih ada di bawah gunung pada tahun 2000.{{Sfn|Balulu|2011|p=104-105}}
* Makam Sunan Muria
Makam [[Sunan Muria]] terletak di Desa [[Colo, Dawe, Kudus|Colo]] [[Dawe, Kudus|Kecamatan Dawe]] [[Kabupaten Kudus]].
Berlokasikan di atas sebuah bukit. Sehingga para peziarah yang hendak berziarah harus menapaki anak tangga sejauh <u>+</u> [[500]] [[meter]]. Di kiri kanan anak tangga berderet kios para penjual makanan dan [[souvenir]].


Gunung Muria memiliki sejarah yang sama dengan [[Gunung Genuk]] (gunung kecil yang berada di [[Donorojo, Jepara|Donorojo]], di utara Muria), terutama dalam pembentukan bentang alam Semenanjung Muria. Keduanya menghasilkan [[lava koheren]] baik kubah lava dan sumbat lava maupun [[maar]] yang terdapat di kaki gunung dan daratan.{{Sfn|Bronto|Mulyaningsih|2007|p=46}} Selain itu, dijumpai pula [[breksi]] gunung api, [[lapili]], dan [[tuf]] yang banyak mengeliling sekitar gunung. Namun, [[Massa jenis|densitasnya]] hanya mencapai 2.4 [[gr]]/[[Sentimeter kubik|cm<sup>3</sup>]] sehingga tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan persebaran batuan yang lain.{{Sfn|Balulu|2011|p=106}}
Bagi yang tidak kuat mendaki anak tangga bisa memilih jasa tukang ojek. Dengan jasa ini selain bisa menghemat energi, selama perjalanan kita akan disuguhi pemandangan yang menarik.


== Proyek nuklir yang dibatalkan ==
== Wisata Alam ==
* [[Air Terjun Songgo Langit]], di Desa [[Bucu, Kembang, Jepara|Bucu]]
* [[Air Terjun Jurang Nganten]], di Desa [[Tanjung, Pakis Aji, Jepara|Tanjung]]
* [[Air Terjun Suroloyo]], di Desa [[Bungu, Mayong, Jepara|Bungu]]
* [[Air Terjun Sumenep]], di Desa [[Batealit, Batealit, Jepara|Batealit]]
* [[Air Terjun Banyu Anjlok]], di Desa [[Somosari, Batealit, Jepara|Somosari]]
* [[Air Terjun Undak Manuk]], di Desa [[Blingoh, Donorojo, Jepara|Blingoh]]
* [[Air Terjun Nglamer]], di Desa [[Dudakawu, Kembang, Jepara|Dudakawu]]
* [[Air Terjun Kedung Ombo]], di [[Papasan, Bangsri, Jepara|Papasan]]
* [[Air Terjun Ndayong]], di [[Somosari, Batealit, Jepara|Somosari]]
* [[Air Terjun Nongko Pace]], di [[Somosari, Batealit, Jepara|Somosari]]
* [[Air Terjun Grenjengan]], di [[Banyumanis, Donorojo, Jepara|Banyumanis]]
* [[Air Terjun Karang Nongko]], di [[Banyumanis, Donorojo, Jepara|Banyumanis]]
* [[Air Terjun Statah]], di [[Batealit, Batealit, Jepara|Batealit]]
* [[Air Terjun Nggembong]], di [[Srikandang, Bangsri, Jepara|Srikandang]]
* [[Air Terjun Nglumprit]], di Desa [[Dudakawu, Kembang, Jepara|Dudakawu]]
* [[Air Terjun Grinjingan Dowo]], di Desa [[Dudakawu, Kembang, Jepara|Dudakawu]]
* [[Air Terjun Monthel]], di Desa [[Colo, Dawe, Kudus|Colo]]
* [[Air Terjun Gonggomino]], di Desa [[Rahtawu, Gebog, Kudus|Rahtawu]]
* [[Air Tiga Rasa Rejenu]], di Desa [[Japan, Dawe, Kudus|Japan]]
* [[Air Terjun Widodaren]], di Desa [[Lumbungmas, Pucakwangi, Pati|Lumbungmas]]
* [[Air Terjun Santi]], di Desa [[Gunungsari, Tlogowungu, Pati|Gunungsari]]
* [[Air Terjun Grenjengan Sewu]], di Desa [[Jrahi, Gunungwungkal, Pati|Jrahi]]
* [[Air Terjun Tadah Hujan]], di Desa [[Sukolilo, Sukolilo, Pati|Sukolilo]]


== Wisata Sejarah ==
=== Perencanaan ===
Pada April 1975, BATAN dan [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia|Departemen Pekerjaan Umum]] membentuk sebuah komisi untuk memulai proses pemilihan lokasi tapak PLTN yang bernama Komisi Persiapan Pembangunan PLTN (KP2PLTN). Komisi tersebut terdiri dari BATAN, Departemen Pekerjaan Umum, [[Kementerian Pertahanan Republik Indonesia|Departemen Pertahanan dan Keamanan]], [[Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia|Departemen Dalam Negeri]], [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]], dan [[Perusahaan Listrik Negara|PLN]].{{Sfn|Suntoko|1999|p=174}} Pemilihan tersebut menghasilkan 5 dari 14 lokasi yang diusulkan. Lima lokasi tersebut adalah [[Tanjung Pujut]] ([[Banten]]), [[Parigi, Pangandaran|Parigi]] ([[Jawa Barat]]), [[Lasem, Rembang|Lasem]] (Jawa Tengah), Muria (Jawa Tengah), dan [[Kabupaten Situbondo|Situbondo]] ([[Jawa Timur]]).{{Sfn|Suntoko|1999|p=178}}
* [[Museum Gong Perdamaian Dunia]], di Desa [[Plajan, Pakis Aji, Jepara|Plajan]]
* [[Situs Pusat Bumi Plajan|Situs Pusat Bumi]], di Desa [[Plajan, Pakis Aji, Jepara|Plajan]]
* [[Candi Angin]], di Desa [[Tempur, Keling, Jepara|Tempur]]
* [[Candi Bubrah, Jepara|Candi Bubrah]], di Desa [[Tempur, Keling, Jepara|Tempur]]


Antara bulan Juli hingga September 1975, diadakan sebuah survei untuk menentukan lokasi tapak terbaik dari kelima lokasi tersebut. Hasilnya berupa dua lokasi, yaitu [[Keling, Jepara|Keling]] di Muria dan [[Sluke, Rembang|Sluke]] di Lasem.{{Sfn|Suntoko|1999|p=178}} Kemudian, BATAN mengadakan studi kelayakan terhadap kedua lokasi tersebut yang dibantu oleh [[firma]] [[teknik nuklir]] asal [[Italia]], NIRA.{{Sfn|Cogswell et al.|2017|p=20}} Hasil studi tersebut kemudian keluar pada tahun [[1982]], yang menyimpulkan bahwa [[Ujungwatu, Donorojo, Jepara|Ujungwatu]] di Keling (kini bagian dari [[Donorojo, Jepara|Donorojo]]) adalah calon lokasi tapak terbaik.{{Sfn|Suntoko|1999|p=178}}
== Bumi Perkemahan ==
Gunung Muria terdapat beberapa bumi perkemahan, di antaranya:
* Bumi Perkemahan Sreni Indah
Terletak di Desa [[Bategede, Nalumsari, Jepara|Bate Gede]], Kecamatan [[Nalumsari, Jepara|Nalumsari]], Kabupaten [[Jepara]]. Bumi Perkemahan ini pernah digunakan untuk menggelar [[Jambore|Jambore Nasional]] [[Gerakan Pramuka Indonesia|Gerakan Pramuka]].


Pada tahun 1991, diadakan perjanjian antara [[Kementerian Keuangan Republik Indonesia|Kementerian Keuangan]] dan BATAN dengan perusahaan konsultasi energi asal [[Jepang]], NEWJEC Inc.{{Sfn|Nuclear Power Plant Development In Indonesia|2001|p=963}} Perjanjian ini pada dasarnya mengontrak NEWJEC selama empat tahun setengah untuk melakukan analisis dan evaluasi terhadap lokasi tapak. Lokasi yang sebelumnya hanya Ujungwatu diperbarui menjadi enam lokasi, yaitu Ujungwatu, Ujung Bantungan, Ujung Grenggengan, Ujung Lemahabang, Ujung Bayuran, dan Ujung Piring. Pilihan akhirnya jatuh di Ujung Lemahabang (ULA), sebuah dukuh di [[Balong, Kembang, Jepara|Balong]], [[Kembang, Jepara|Kecamatan Kembang]], [[Kabupaten Jepara]].{{Sfn|Suntoko|1999|p=179}}<ref>{{Cite web|last=Widyanto|first=Untung|last2=Fikri|first2=Ahmad|date=2007-02-26|title=Menggugat Nuklir Gunung Muria|url=http://lipi.go.id/berita/single/Menggugat-Nuklir-Gunung-Muria/1891|website=[[LIPI]]|access-date=2021-01-16|last3=Amin|first3=Syaiful|archive-date=2021-01-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20210122211602/http://lipi.go.id/berita/single/Menggugat-Nuklir-Gunung-Muria/1891|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|last=Tanter|first=Richard|date=2011-12-19|title=Ujung Lemahabang site|url=https://nautilus.org/projects/by-name/aus-indo/aust-ind-nuclear1/ind-np-old/muria/ula-site/|website=Nautilus Institute for Security and Sustainability|language=en-US|access-date=2021-01-16|archive-date=2023-04-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230402120642/https://nautilus.org/projects/by-name/aus-indo/aust-ind-nuclear1/ind-np-old/muria/ula-site/|dead-url=no}}</ref> Pada 1993, NEWJEC mengeluarkan sebuah laporan yang berjudul ''Feasibility Study of the First Nuclear Power Plants at Muria Peninsula Region''. Laporan ini memproyeksikan [[penawaran dan permintaan]] kebutuhan energi nuklir serta menyarankan [[Pemerintah Indonesia]] untuk membangun 12 reaktor berkekuatan 600 [[Megawatt]].{{Sfn|Cogswell et al.|2017|p=20}} Pemilihan tapak akhirnya selesai pada bulan Mei [[1996]],{{Sfn|Suntoko|1999|p=180}} dan rencananya akan mulai dibangun pada tahun 1997, tetapi tertunda karena [[krisis finansial Asia 1997]].<ref name=":0">{{Cite news|date=2007-06-05|title=Warga Jepara Tolak PLTN Muria|url=https://koran.tempo.co/read/nasional/103086/warga-jepara-tolak-pltn-muria|work=[[Tempo.co]]|access-date=2021-01-16|last=Administrator|language=id|archive-date=2022-04-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20220423080500/https://koran.tempo.co/read/nasional/103086/warga-jepara-tolak-pltn-muria|dead-url=no}}</ref>
* Bumi Perkemahan Pakis Adhi
Terletak di [[Suwawal Timur, Pakis Aji, Jepara|Suwawal Timur]], Kecamatan [[Pakis Aji, Jepara|Pakis Aji]], Kabupaten [[Jepara]]. Bumi Perkemahan ini pernah digunakan untuk menggelar [[Jambore|Jambore Daerah]] [[Gerakan Pramuka Indonesia|Gerakan Pramuka]] Kwarda [[Jawa Tengah]]. Bumi Perkemahan ini juga pernah digunakan untuk menggelar Jambore Nasional OI yang di hadiri [[Iwan Fals]].


PLTN ini diproyeksikan dapat memasok energi listrik sebesar 4.000-6.000 [[Megawatt]].{{Sfn|Cogswell et al.|2017|p=9}}<ref>{{Cite web|last=Nurhadi|first=Ahsan|date=2011-04-08|title=PLTN Diantara Dampak dan Kebutuhan|url=https://pslh.ugm.ac.id/pltn-diantara-dampak-dan-kebutuhan-2/|website=Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM|access-date=2021-01-17|archive-date=2019-09-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190913194424/http://pslh.ugm.ac.id/pltn-diantara-dampak-dan-kebutuhan-2/|dead-url=no}}</ref>
* Bumi Perkemahan Wono Pinus Setro
Terletak di [[Batealit, Batealit, Jepara|Batealit]], Kecamatan [[Batealit, Jepara|Batealit]], Kabupaten [[Jepara]].


=== Reaksi dari masyarakat ===
* Bumi Perkemahan Sumanding Pinus Indah
Ketika warga lokal [[Balong, Kembang, Jepara|Balong]] awalnya mengetahui rencana ini, kebanyakan dari mereka menyetujuinya dengan harapan bahwa mereka bisa meningkatkan pendapatan (dengan adanya kesempatan kerja) dan dapat menikmati pengguna dan pelayanan listrik yang lebih baik. Namun, tumbuh pula kekhawatiran akan rencana tersebut, mulai dari pemindahan penduduk hingga ketakutan pada radiasi, terlebih karena tidak ingin seperti [[bencana Chernobyl]] dan limbah radioaktif yang akan mengkontaminasi makanan dan barang.{{Sfn|Suntoko|1999|p=183}}
Terletak di [[Sumanding, Kembang, Jepara|Sumanding]], Kecamatan [[Kembang, Jepara|Kembang]], Kabupaten [[Jepara]]. Bumi Perkemahan Sumanding Pinus Indah tergolong bumi perkemahan baru, dahulunya merupakan lahan gundul. Kini telah ditanami pepohonan pinus sehingga sudah tidak menjadi lahan gundul lagi.


Pada [[2007]], muncul penolakan luas terhadap rencana ini dari warga Jepara (termasuk yang di Balong) dan Kudus dengan menggelar aksi [[unjuk rasa]] di berbagai tempat.<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|date=2007-06-11|editor-last=Purwanto|editor-first=Heru|title=Ribuan Warga Kudus Tolak Pembangunan PLTN Muria|url=https://www.antaranews.com/berita/65957/ribuan-warga-kudus-tolak-pembangunan-pltn-muria|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2021-01-17|archive-date=2022-03-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220310175835/https://www.antaranews.com/berita/65957/ribuan-warga-kudus-tolak-pembangunan-pltn-muria|dead-url=no}}</ref> Penolakan ini juga diikuti oleh para [[Wirausahawan|pengusaha]] yang tinggal di sekitar gunung dengan mengancam akan meninggalkan tempatnya jika PLTN jadi dibangun.<ref>{{Cite news|date=|title=Pengusaha Siap Hengkang jika PLTN Muria Jadi Dibangun|url=https://news.detik.com/berita/d-808842/pengusaha-siap-hengkang-jika-pltn-muria-jadi-dibangun|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2021-01-17|archive-date=2022-03-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220310162614/https://news.detik.com/berita/d-808842/pengusaha-siap-hengkang-jika-pltn-muria-jadi-dibangun|dead-url=no}}</ref> Beberapa akademisi menyebutkan bahwa unjuk rasa ini disebabkan oleh dikeluarkannya [[Peraturan Presiden (Indonesia)|Peraturan Presiden]] No. 5 Tahun 2006 yang dianggap sarat kepentingan politik dan ekonomi.<ref>{{Cite web|last=Nugroho|first=Heru|date=2007-07-20|title=Menolak PLTN Muria|url=http://koran.humas.ugm.ac.id/files/1597/pltn%20muria.pdf|website=Arsip Berita Media Cetak UGM|archive-url=https://web.archive.org/web/20210128172457/http://koran.humas.ugm.ac.id/files/1597/pltn%20muria.pdf|archive-date=2021-01-28|access-date=2020-01-22}}</ref><ref>{{Cite thesis|last=Ma`shumah|first=AwwinNur|title=Analisis Pro dan Kontra Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Semenanjung Muria Kabupatn Jepara Melalui Advocacy Coalition Framework (ACF)|date=2013|degree=undergraduate|publisher=[[Universitas Brawijaya]]|url=http://repository.ub.ac.id/100064/}}</ref>
* Bumi Perkemahan Tempur
Terletak di Desa [[Tempur, Keling, Jepara|Tempur]], Kecamatan [[Keling, Jepara|Keling]], Kabupaten [[Jepara]]. Bumi Perkemahan ini mempunyai keunikan karena tempatnya di salah satu puncak Gunung Muria tepatnya di Puncak Tempur, Bumi Perkemahan ini pun dekat dengan tempat-tempat peninggalan bersejarah seperti Candi ANgin, Candi Bubrah, Kolam Nawangwulan, dll.


Pada 2 September 2007, [[Nahdlatul Ulama]] Jepara secara khusus mengharamkan pembangunan PLTN di Semenanjung Muria, dengan alasan PLTN hanya bisa memasok kebutuhan energi nasional sebesar 2-4 persen sementara limbah radioaktif yang dibuang dapat berbahaya bagi lingkungan. Namun, mereka menegaskan bahwa keputusan ini hanya berlaku di sana.<ref>{{Cite news|date=2007-09-02|title=NU Haramkan PLTN Muria|url=https://koran.tempo.co/read/nusa/110051/nu-haramkan-pltn-muria|work=[[Tempo.co]]|access-date=2021-01-17|last=Administrator|language=id|archive-date=2022-03-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220310075556/https://koran.tempo.co/read/nusa/110051/nu-haramkan-pltn-muria|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|date=|title=NU Jepara: PLTN Muria Haram!|url=https://news.detik.com/berita/d-824600/nu-jepara-pltn-muria-haram|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2021-01-17|archive-date=2022-03-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220310081631/https://news.detik.com/berita/d-824600/nu-jepara-pltn-muria-haram|dead-url=no}}</ref> Keputusan ini didukung oleh organisasi lingkungan seperti [[Greenpeace Asia Tenggara|Greenpeace]] dan [[Wahana Lingkungan Hidup Indonesia|Walhi]], dan partai politik [[Partai Kebangkitan Bangsa|PKB]].<ref>{{Cite news|date=|title=Greenpeace Dukung NU Haramkan PLTN Muria|url=https://news.detik.com/berita/d-825705/greenpeace-dukung-nu-haramkan-pltn-muria|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2021-01-22|archive-date=2021-06-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20210624040913/https://news.detik.com/berita/d-825705/greenpeace-dukung-nu-haramkan-pltn-muria|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|date=|title=Walhi Puji NU Haramkan Pembangunan PLTN Muria|url=https://news.detik.com/berita/d-824776/walhi-puji-nu-haramkan-pembangunan-pltn-muria|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2021-01-17|archive-date=2021-06-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20210624022221/https://news.detik.com/berita/d-824776/walhi-puji-nu-haramkan-pembangunan-pltn-muria|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|date=|title=6 Alasan PKB Menolak PLTN Muria|url=https://news.detik.com/berita/d-826614/6-alasan-pkb-menolak-pltn-muria|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2021-01-17|archive-date=2022-03-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220310115906/https://news.detik.com/berita/d-826614/6-alasan-pkb-menolak-pltn-muria|dead-url=no}}</ref>
* Bumi Perkemahan Abiyoso
Terletak di kaki Gunung Abiyoso di Desa [[Menawan, Gebog, Kudus|Menawan]] [[Gebog, Kudus|Kecamatan Gebog]] [[Kabupaten Kudus]]. Bumi Perkemahan ini pernah digunakan untuk menggelar [[Jambore|Jambore Daerah]] [[Gerakan Pramuka Indonesia|Gerakan Pramuka]] Kwarda [[Jawa Tengah]] pada tahun [[1996]].


Menyusul [[bencana nuklir Fukushima Daiichi]], warga Jepara kembali menggelar aksi unjuk rasa dan menggelar aksi solidaritas terhadap warga Jepang yang terdampak dari bencana tersebut.<ref>{{Cite web|last=Rachman|first=Taufik|date=2011-06-11|title=Masyarakat Jepara Unjukrasa Tolak PLTN Semenanjung Muria|url=https://republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/06/11/lmmitl-masyarakat-jepara-unjukrasa-tolak-pltn-semenanjung-muria|website=[[Republika (surat kabar)|Republika Online]]|access-date=2021-01-22|archive-date=2022-04-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20220423080500/https://republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/06/11/lmmitl-masyarakat-jepara-unjukrasa-tolak-pltn-semenanjung-muria|dead-url=no}}</ref> Peristiwa ini juga membuat warga [[Kepulauan Bangka Belitung|Bangka Belitung]] berunjuk rasa menolak PLTN yang akan dibangun di sana.<ref>{{Cite news|date=2011-03-21|title=Warga Tolak Rencana PLTN|url=https://malang.kompas.com/read/2011/03/21/03363585/NaN|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-01-22|archive-date=2021-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20210616162706/https://malang.kompas.com/read/2011/03/21/03363585/NaN|dead-url=no}}</ref> Meskipun demikian, BATAN menyatakan untuk tetap melanjutkan pembangunan PLTN di kedua wilayah tersebut.<ref>{{Cite web|last=Wardah|first=Fathiyah|date=|title=BATAN Tetap akan Bangun PLTN Muria|url=https://www.voaindonesia.com/a/batan-lanjutkan-rencana-pembangunan-pltn-118230834/91059.html|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2021-01-22|archive-date=2022-07-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20220706095821/https://www.voaindonesia.com/a/batan-lanjutkan-rencana-pembangunan-pltn-118230834/91059.html|dead-url=no}}</ref>
* Bumi Perkemahan Kajar
Terletak di Desa [[Kajar, Dawe, Kudus|Kajar]], Kecamatan Dawe [[Kabupaten Kudus]] sekitar 2 [[km]] arah selatan Makam Sunan Muria.


=== Pembatalan ===
* Bumi Perkemahan Jolong
Pada 2012, [[Gusti Muhammad Hatta]], [[Daftar Menteri Riset dan Teknologi Indonesia|Menteri Riset dan Teknologi]] saat itu, mengatakan bahwa rencana pembangunan PLTN Muria dibatalkan karena "masalah yang agak rumit", seperti penduduk di sekitarnya yang padat. Namun, ia tidak tahu apakah pembatalannya bersifat permanen dan menyambung bahwa jika dibatalkan, pemerintah akan melanjutkan pembangunan PLTN di tempat lain seperti di Bangka Belitung.<ref>{{Cite news|last=(Okezone)|first=Iman Herdiana|date=2012-04-21|title=Pembangunan PLTN Muria, batal!|url=https://economy.okezone.com/read/2012/04/21/452/615884/pembangunan-pltn-muria-batal|work=[[Okezone.com]]|access-date=2021-01-22|archive-date=2022-03-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220310093515/https://economy.okezone.com/read/2012/04/21/452/615884/pembangunan-pltn-muria-batal|dead-url=no}}</ref>
Terletak di Desa [[Jolong, Gembong, Pati|Jolong]], [[Gembong, Pati|Kecamatan Gembong]], [[Kabupaten Pati]]. Dari sini merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Argo Jembangan.


Pada 2015, rencana ini dibatalkan secara permanen karena diketahui beberapa kali gempa bumi di sekitar gunung.<ref>{{Cite news|last=Deny|first=Septian|date=2018-05-11|title=DEN: RI Tak Akan Bangun Pembangkit Nuklir hingga 2050|url=https://www.liputan6.com/bisnis/read/3521879/den-ri-tak-akan-bangun-pembangkit-nuklir-hingga-2050|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2021-01-22|editor-last2=Ariyanti|editor-first2=Fiki|editor-last=Saputra|editor-first=Reza Deni|archive-date=2022-03-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20220308204325/https://www.liputan6.com/bisnis/read/3521879/den-ri-tak-akan-bangun-pembangkit-nuklir-hingga-2050|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|last=NL|first=Akhmad|date=2015-11-12|editor-last=Tarmizi|editor-first=Tasrief|title=Ahli: PLTN tak layak dibangun di Muria|url=https://www.antaranews.com/berita/529039/ahli-pltn-tak-layak-dibangun-di-muria|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2021-01-22|archive-date=2022-04-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20220423074702/https://www.antaranews.com/berita/529039/ahli-pltn-tak-layak-dibangun-di-muria|dead-url=no}}</ref>
== Perencanaan ==


== Selat Muria ==
[[Berkas:Kereta Kabel Wellington Cable Car New Zealand.jpg|jmpl|200px|rencana '''CABLE CAR''' di Makam Sunan Muria]]
Di sebelah selatan Gunung Muria dahulu terdapat sebuah selat yang dinamai [[Selat Muria]] yang memisahkan antara [[Pulau Jawa]] dan Pulau Muria. Saat ini selat tersebut telah menjadi daratan dan menjadi bagian dari [[Kabupaten Demak]], [[Kabupaten Kudus]], [[Kabupaten Pati]], dan [[Kabupaten Rembang]].
[[Berkas:Aerial_tramway_La_Grave_France.jpg|jmpl|200px|Rencana '''KERETA GANTUNG''' di Makam Sunan Muria]]

* '''Kereta Gantung'''
== Dalam budaya populer ==
Membuat Kereta gantung dari bawah sampai ke masjid Makam [[Sunan Muria]], Kereta Gantung tersebut diperuntukkan bagi orang lemah atau sakit, bagi untuk orang yang sehat tetapi ingin menaiki maka dikenakan tarif 2 kali lipat tarif untuk orang sakit/cacat. Agar tidak merugikan bagi Tukang Ojek dan Penjual Aneka Sovenir di Tangga menuju Masjid Makam Sunan Muria.
{{utama|Argo Muria}}
* '''Kereta Kabel (Cable car)'''
Nama dari Gunung Muria menjadi inspirasi dari nama [[Kereta api Argo Muria]], kereta api eksekutif argo yang melayani Semarang Tawang-Gambir.
Pemkab Kudus berencana Membangun Kereta kabel dari bawah sampai ke masjid Makam [[Sunan Muria]], Kereta Kabel tersebut diperuntukkan bagi orang lemah atau sakit, bagi untuk orang yang sehat tetapi ingin menaiki maka dikenakan tarif 2 kali lipat tarif untuk orang sakit/cacat. Agar tidak merugikan bagi Tukang Ojek dan Penjual Aneka Sovenir di Tangga menuju Masjid Makam Sunan Muria.

* '''Visit Muria Mount''' '''<big>(Festival Gunung Muria</big>)'''
== Masa kolonial dan kini ==
Agar warga luar kota mengetahui keindahan Gunung Muria, dari semua tempat wisata yang terletak di Kaki Gunung Muria hingga puncak Gunung Muria yang terdapat di [[Jepara]], [[Kudus]], hingga [[Pati]].
Pada masa [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]], Pegunungan Muria berfungsi penting sebagai kawasan tangkapan air untuk wilayah [[Kabupaten Jepara|Jepara]], [[Kabupaten Kudus|Kudus]], dan [[Kabupaten Pati|Pati]]. Wilayah pegunungan yang meliputi Kabupaten Pati, Kudus, dan Jepara dibagi dalam tiga kategori, yaitu [[Hutan produksi|hutan produksi tetap]] seluas 149,90 [[hektare]], [[Hutan produksi|hutan produksi terbatas]] seluas 3.529,00 hektare, dan [[hutan lindung]] seluas 6.428,50 hektare.{{Sfn|Faza|2021|p=156}}<ref name=":3">{{Cite news|last=Khanafi|first=Imam|date=13 November 2012|title=Menganalisis Hutan Pegunungan Muria|url=https://sains.kompas.com/read/2012/11/13/03305788/menganalisis.hutan.pegunungan.muria|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=27 September 2022|archive-date=2022-09-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20220929172101/https://sains.kompas.com/read/2012/11/13/03305788/menganalisis.hutan.pegunungan.muria|dead-url=no}}</ref>

Pegunungan Muria di bawah pengawasan [[Perum Perhutani]] wilayah kelola Unit I Kesatuan Pemangkuan Hutan Pati dengan total luas 10.107 hektare. Kawasan hutan tersebut dikelola oleh Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan Gajah Biru, Muria Pati Ayam, dan Ngarengan. Selain itu terdapat juga kawasan [[Cagar alam|hutan cagar alam]] seluas 1.402,80 hektare di Kabupaten Pati dan Jepara.{{Sfn|Faza|2021|p=156}}<ref name=":3" />

Data Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Pemali Jawa Tengah tahun 2007 menunjukkan bahwa kawasan Muria mengalami [[Degradasi hutan|degradasi]] dari tahun ke tahun. Total luas hutan kawasan Muria adalah 69.812,08 hektare; terdiri dari hutan di Jepara 21.516,406 hektare, tetapi 17.954 hektare atau 83% di antaranya gundul, termasuk 3,962.66 hektare hutan lindung. Di Kabupaten Pati 47.338 hektare; tetapi 38.344 hektare atau 81 persen rusak, termasuk 1,425 hektare hutan lindung. Sementara di Kabupaten Kudus, 83 persen atau 1.940 hektare hutan rusak, termasuk 53.93 hektar hutan lindung.<ref name=":3" />

== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Ansicht Japare Java.jpg|Pemandangan Jepara pada tahun 1676 dengan latar belakang Gunung Muria.
Berkas:Goenoeng Moerjo bij Djapara.jpg|Gunung Muria sekitar tahun 1900.
Berkas:De Goenoeng Gadjamoengkoer ten noorden van de Goenoeng Moerjo bij Koedoes, gezien vanaf de pas Tempar-Rahtawa.jpg|Salah satu puncak di Gunung Muria, Puncak Gajahmungkur.
Berkas:Gunung Muria.jpg|Mosaik Gunung Muria oleh [[Landsat 7]].
</gallery>

== Referensi ==

=== Catatan kaki ===
<references responsive="" />

=== Daftar pustaka ===

* {{Cite web|last=|first=|date=2001|title=Nuclear Power Plant Development In Indonesia|url=https://www-pub.iaea.org/mtcd/publications/pdf/cnpp2003/cnpp_webpage/PDF/2001/Documents/Documents/Annex%20V%20Indonesia.pdf|website=[[IAEA|IAEA.org]]|publisher=Badan Tenaga Nuklir Nasional dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir|access-date=2021-01-16|ref={{harvid|Nuclear Power Plant Development In Indonesia|2001}}|archive-date=2021-06-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20210619004109/https://www-pub.iaea.org/mtcd/publications/pdf/cnpp2003/cnpp_webpage/PDF/2001/Documents/Documents/Annex%20V%20Indonesia.pdf|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=Cogswell|first=Bernadette K.|last2=Siahaan|first2=Nataliawati|last3=Ragina|first3=Friga Siera|last4=Ramana|first4=M. V.|last5=Tanter|first5=Richard|date=2017|title=Nuclear Power and Small Modular Reactors in Indonesia: Potential and Challenges|url=http://www.nautilus.org/wp-content/uploads/2017/04/IIEE-Nautilus-SMR-Report-Final-For-Publication-April2017.pdf|journal=|publisher=Nautilus Institute for Security and Sustainability|volume=|issue=|pages=|doi=|ref={{harvid|Cogswell et al.|2017}}|access-date=2021-01-17|archive-date=2023-06-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230604012339/http://nautilus.org/wp-content/uploads/2017/04/IIEE-Nautilus-SMR-Report-Final-For-Publication-April2017.pdf|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=Balulu|first=Nasrun|date=2011|title=Interpretasi Struktur Bawah Permukaan Gunung Muria Menggunakan Analisa Data Gravitasi|url=http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/NEUTRINO/article/view/1646|journal=Neutrino|volume=3|issue=2|pages=|doi=10.18860/neu.v0i0.1646|issn=2460-5999|ref=harv|access-date=2021-01-14|archive-date=2022-03-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220310145644/http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/NEUTRINO/article/view/1646|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=Bronto|first=Sutikno|last2=Mulyaningsih|first2=Sri|date=2007|title=Gunung api maar di Semenanjung Muria|url=http://ijog.bgl.esdm.go.id/index.php/IJOG/article/view/27|journal=Jurnal Geologi Indonesia|volume=2|issue=1|pages=|doi=10.17014/ijog.2.1.43-54|issn=2355-9306|ref=harv|access-date=2021-01-14|archive-date=2021-06-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20210619060752/http://ijog.bgl.esdm.go.id/index.php/IJOG/article/view/27|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=Sunarko|date=2016|title=Kajian Probabilistik Jatuhan Abu Vulkanik Terhadap Tapak PLTN Muria|url=http://jurnal.batan.go.id/index.php/jpen/article/view/2688|journal=Jurnal Pengembangan Energi Nuklir|language=id|volume=18|issue=1|pages=49–57|doi=10.17146/jpen.2016.18.1.2688|issn=2502-9479|ref={{harvid|Sunarko|2016}}|access-date=2021-01-24|archive-date=2022-08-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20220818155634/http://jurnal.batan.go.id/index.php/jpen/article/view/2688|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=Suntoko|first=Hadi|date=1999|title=Pemilihan Tapak PLTN di Semenanjung Muria|url=http://jurnal.batan.go.id/index.php/jpen/article/view/2004|journal=Jurnal Pengembangan Energi Nuklir|volume=1|issue=4|pages=|doi=10.17146/jpen.1999.1.4.2004|issn=2502-9479|ref=harv|access-date=2021-01-16|archive-date=2022-08-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20220816223809/http://jurnal.batan.go.id/index.php/jpen/article/view/2004|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=Widjanarko|first=Mochamad|date=2016|title=Modal Sosial Masyarakat Desa Rahtawu: Studi Kasus Pelestarian Hutan Muria Di Kabupaten Kudus|url=https://jmb.lipi.go.id/jmb/article/view/344|journal=Jurnal Masyarakat & Budaya LIPI|volume=18|issue=1|pages=|doi=10.14203/jmb.v18i1.344|issn=2502-1966|ref=harv|access-date=2021-01-16|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705114243/https://jmb.lipi.go.id/jmb/article/view/344|dead-url=no}}
*{{cite book|last=Faza|first=Muhammad Iqbal|year=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Benantara/X3BMEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|title=Benantara|publisher=[[Kepustakaan Populer Gramedia]]|isbn=978-602-481-654-4|editor-last=Masruri|editor-first=Bukhori|language=Indonesia|chapter=Konsep Pelestarian Alam melalui Kebudayaan dan Kearifan Lokal Masyarakat Colo|ref=harv|authorlink=|url-status=live|access-date=2022-09-27|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810181145/https://www.google.co.id/books/edition/Benantara/X3BMEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|dead-url=no}}


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
{{Commonscat|Mount Muria|Gunung Muria}}
* [[Daftar gunung di Indonesia]]
* [[Daftar gunung berapi di Indonesia|Daftar gunung di Indonesia]]
* [[Puncak Songolikur]] Puncak tertinggi di Gunung Muria
* [[Puncak Songolikur]]
* [[Kereta api Argo Muria|Ka Argo Muria]] kereta api Kelas eksekutif yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia di Pulau Jawa dengan jurusan [[Semarang Tawang]]-[[Stasiun Gambir|Jakarta Gambir]] Dioperasikan Oleh [[Daop 4 Semarang]].
* [[Kereta api Argo Muria]]


{{Gunung di Indonesia}}
{{Gunung di Indonesia}}
Baris 146: Baris 109:


{{DEFAULTSORT:Muria, Gunung}}
{{DEFAULTSORT:Muria, Gunung}}
{{Gunung-di-indonesia-stub}}
[[Kategori:Gunung di Jawa Tengah]]
[[Kategori:Gunung di Jawa Tengah]]


{{Gunung-di-indonesia-stub}}
[[Kategori:DAS Juwana]]
[[Kategori:DAS Serang]]
[[Kategori:DAS Gelis]]
[[Kategori:DAS Tayu]]

Revisi terkini sejak 16 Februari 2024 00.16

Gunung Muria
Moerjo, Moerija
Gunung Muria, difoto pada 1999 oleh awak misi STS-93 [en]
Titik tertinggi
Ketinggian1602 m (5253 kaki)[1][2]
Masuk dalam daftarRibu
Koordinat6°37′00″S 110°53′00″E / 6.616667°S 110.883333°E / -6.616667; 110.883333
Geografi
Gunung Muria di Jawa
Gunung Muria
Gunung Muria
Gunung Muria (Pulau Jawa)
Gunung Muria di Jawa Tengah
Gunung Muria
Gunung Muria
Gunung Muria (Jawa Tengah)
Letak
NegaraIndonesia
DaerahJawa Tengah
Geologi
Letusan terakhir320.000 tahun yang lalu[3]

Gunung Muria adalah sebuah gunung bertipe stratovolcano,[4] yang terletak di pantai utara Jawa Tengah, sekitar 66 kilometer di timur laut Kota Semarang.[5] Gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kota Jepara di sisi barat, wilayah Kota Kudus di sisi selatan, dan wilayah Kota Pati di sisi timur.[6] Gunung ini memiliki ketinggian 1602 mdpl, tetapi sumber lain menyebutkan bahwa tingginya 1625 mdpl.[7][8]

Gunung ini pernah menjadi pulau tersendiri, dipisahkan dari Pulau Jawa oleh Selat Muria.[9] Selat ini menjadi salah satu jalur perdagangan rempah-rempah yang menghubungkan Timur Tengah dengan Maluku dan mungkin dilalui oleh Tomé Pires dalam perjalanannya di Jawa.[10] Selat ini tertutup pada suatu waktu antara abad ke-17 hingga ke-18.[11]

Pada 1970-an, sisi utara gunung ini dipilih oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebagai lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir dengan alasan risiko bencana alamnya yang kecil jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di Jawa dan Bali.[12] Namun, gempa bumi yang beberapa kali mengguncang di sekitar gunung sejak tahun 2010-an membuat rencana pembangunan tersebut dibatalkan.

Erupsi di gunung ini terakhir kali terjadi pada sekitar 160 SM.[7]

Ilustrasi rupa Gunung Muria dan Gunung Genuk oleh Natuurkundig Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië pada tahun 1887.

Gunung Muria merupakan salah satu gunung di Jawa yang berhubungan dengan zona subduksi berumur Miosen, bukan zona subduksi yang aktif (seperti Gunung Merapi atau Gunung Kelud), dengan Zona Wadati–Benioff sedalam sekitar 400 kilometer.[13] Meskipun demikian, aktivitas magmatik setidaknya diketahui masih ada di bawah gunung pada tahun 2000.[14]

Gunung Muria memiliki sejarah yang sama dengan Gunung Genuk (gunung kecil yang berada di Donorojo, di utara Muria), terutama dalam pembentukan bentang alam Semenanjung Muria. Keduanya menghasilkan lava koheren baik kubah lava dan sumbat lava maupun maar yang terdapat di kaki gunung dan daratan.[3] Selain itu, dijumpai pula breksi gunung api, lapili, dan tuf yang banyak mengeliling sekitar gunung. Namun, densitasnya hanya mencapai 2.4 gr/cm3 sehingga tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan persebaran batuan yang lain.[15]

Proyek nuklir yang dibatalkan

[sunting | sunting sumber]

Perencanaan

[sunting | sunting sumber]

Pada April 1975, BATAN dan Departemen Pekerjaan Umum membentuk sebuah komisi untuk memulai proses pemilihan lokasi tapak PLTN yang bernama Komisi Persiapan Pembangunan PLTN (KP2PLTN). Komisi tersebut terdiri dari BATAN, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Pertahanan dan Keamanan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan PLN.[16] Pemilihan tersebut menghasilkan 5 dari 14 lokasi yang diusulkan. Lima lokasi tersebut adalah Tanjung Pujut (Banten), Parigi (Jawa Barat), Lasem (Jawa Tengah), Muria (Jawa Tengah), dan Situbondo (Jawa Timur).[17]

Antara bulan Juli hingga September 1975, diadakan sebuah survei untuk menentukan lokasi tapak terbaik dari kelima lokasi tersebut. Hasilnya berupa dua lokasi, yaitu Keling di Muria dan Sluke di Lasem.[17] Kemudian, BATAN mengadakan studi kelayakan terhadap kedua lokasi tersebut yang dibantu oleh firma teknik nuklir asal Italia, NIRA.[18] Hasil studi tersebut kemudian keluar pada tahun 1982, yang menyimpulkan bahwa Ujungwatu di Keling (kini bagian dari Donorojo) adalah calon lokasi tapak terbaik.[17]

Pada tahun 1991, diadakan perjanjian antara Kementerian Keuangan dan BATAN dengan perusahaan konsultasi energi asal Jepang, NEWJEC Inc.[19] Perjanjian ini pada dasarnya mengontrak NEWJEC selama empat tahun setengah untuk melakukan analisis dan evaluasi terhadap lokasi tapak. Lokasi yang sebelumnya hanya Ujungwatu diperbarui menjadi enam lokasi, yaitu Ujungwatu, Ujung Bantungan, Ujung Grenggengan, Ujung Lemahabang, Ujung Bayuran, dan Ujung Piring. Pilihan akhirnya jatuh di Ujung Lemahabang (ULA), sebuah dukuh di Balong, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara.[20][21][22] Pada 1993, NEWJEC mengeluarkan sebuah laporan yang berjudul Feasibility Study of the First Nuclear Power Plants at Muria Peninsula Region. Laporan ini memproyeksikan penawaran dan permintaan kebutuhan energi nuklir serta menyarankan Pemerintah Indonesia untuk membangun 12 reaktor berkekuatan 600 Megawatt.[18] Pemilihan tapak akhirnya selesai pada bulan Mei 1996,[23] dan rencananya akan mulai dibangun pada tahun 1997, tetapi tertunda karena krisis finansial Asia 1997.[24]

PLTN ini diproyeksikan dapat memasok energi listrik sebesar 4.000-6.000 Megawatt.[25][26]

Reaksi dari masyarakat

[sunting | sunting sumber]

Ketika warga lokal Balong awalnya mengetahui rencana ini, kebanyakan dari mereka menyetujuinya dengan harapan bahwa mereka bisa meningkatkan pendapatan (dengan adanya kesempatan kerja) dan dapat menikmati pengguna dan pelayanan listrik yang lebih baik. Namun, tumbuh pula kekhawatiran akan rencana tersebut, mulai dari pemindahan penduduk hingga ketakutan pada radiasi, terlebih karena tidak ingin seperti bencana Chernobyl dan limbah radioaktif yang akan mengkontaminasi makanan dan barang.[27]

Pada 2007, muncul penolakan luas terhadap rencana ini dari warga Jepara (termasuk yang di Balong) dan Kudus dengan menggelar aksi unjuk rasa di berbagai tempat.[24][28] Penolakan ini juga diikuti oleh para pengusaha yang tinggal di sekitar gunung dengan mengancam akan meninggalkan tempatnya jika PLTN jadi dibangun.[29] Beberapa akademisi menyebutkan bahwa unjuk rasa ini disebabkan oleh dikeluarkannya Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 yang dianggap sarat kepentingan politik dan ekonomi.[30][31]

Pada 2 September 2007, Nahdlatul Ulama Jepara secara khusus mengharamkan pembangunan PLTN di Semenanjung Muria, dengan alasan PLTN hanya bisa memasok kebutuhan energi nasional sebesar 2-4 persen sementara limbah radioaktif yang dibuang dapat berbahaya bagi lingkungan. Namun, mereka menegaskan bahwa keputusan ini hanya berlaku di sana.[32][33] Keputusan ini didukung oleh organisasi lingkungan seperti Greenpeace dan Walhi, dan partai politik PKB.[34][35][36]

Menyusul bencana nuklir Fukushima Daiichi, warga Jepara kembali menggelar aksi unjuk rasa dan menggelar aksi solidaritas terhadap warga Jepang yang terdampak dari bencana tersebut.[37] Peristiwa ini juga membuat warga Bangka Belitung berunjuk rasa menolak PLTN yang akan dibangun di sana.[38] Meskipun demikian, BATAN menyatakan untuk tetap melanjutkan pembangunan PLTN di kedua wilayah tersebut.[39]

Pembatalan

[sunting | sunting sumber]

Pada 2012, Gusti Muhammad Hatta, Menteri Riset dan Teknologi saat itu, mengatakan bahwa rencana pembangunan PLTN Muria dibatalkan karena "masalah yang agak rumit", seperti penduduk di sekitarnya yang padat. Namun, ia tidak tahu apakah pembatalannya bersifat permanen dan menyambung bahwa jika dibatalkan, pemerintah akan melanjutkan pembangunan PLTN di tempat lain seperti di Bangka Belitung.[40]

Pada 2015, rencana ini dibatalkan secara permanen karena diketahui beberapa kali gempa bumi di sekitar gunung.[41][42]

Selat Muria

[sunting | sunting sumber]

Di sebelah selatan Gunung Muria dahulu terdapat sebuah selat yang dinamai Selat Muria yang memisahkan antara Pulau Jawa dan Pulau Muria. Saat ini selat tersebut telah menjadi daratan dan menjadi bagian dari Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Rembang.

Dalam budaya populer

[sunting | sunting sumber]

Nama dari Gunung Muria menjadi inspirasi dari nama Kereta api Argo Muria, kereta api eksekutif argo yang melayani Semarang Tawang-Gambir.

Masa kolonial dan kini

[sunting | sunting sumber]

Pada masa kolonial Belanda, Pegunungan Muria berfungsi penting sebagai kawasan tangkapan air untuk wilayah Jepara, Kudus, dan Pati. Wilayah pegunungan yang meliputi Kabupaten Pati, Kudus, dan Jepara dibagi dalam tiga kategori, yaitu hutan produksi tetap seluas 149,90 hektare, hutan produksi terbatas seluas 3.529,00 hektare, dan hutan lindung seluas 6.428,50 hektare.[43][44]

Pegunungan Muria di bawah pengawasan Perum Perhutani wilayah kelola Unit I Kesatuan Pemangkuan Hutan Pati dengan total luas 10.107 hektare. Kawasan hutan tersebut dikelola oleh Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan Gajah Biru, Muria Pati Ayam, dan Ngarengan. Selain itu terdapat juga kawasan hutan cagar alam seluas 1.402,80 hektare di Kabupaten Pati dan Jepara.[43][44]

Data Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Pemali Jawa Tengah tahun 2007 menunjukkan bahwa kawasan Muria mengalami degradasi dari tahun ke tahun. Total luas hutan kawasan Muria adalah 69.812,08 hektare; terdiri dari hutan di Jepara 21.516,406 hektare, tetapi 17.954 hektare atau 83% di antaranya gundul, termasuk 3,962.66 hektare hutan lindung. Di Kabupaten Pati 47.338 hektare; tetapi 38.344 hektare atau 81 persen rusak, termasuk 1,425 hektare hutan lindung. Sementara di Kabupaten Kudus, 83 persen atau 1.940 hektare hutan rusak, termasuk 53.93 hektar hutan lindung.[44]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Widjanarko 2016, hlm. 112.
  2. ^ Balulu 2011, hlm. 104.
  3. ^ a b Bronto & Mulyaningsih 2007, hlm. 46.
  4. ^ Sunarko 2016, hlm. 50.
  5. ^ "Peta visualisasi GPS". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-13. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  6. ^ Bronto & Mulyaningsih 2007, hlm. 43.
  7. ^ a b "Muria". Global Volcanism Program (dalam bahasa Inggris). Departemen Ilmu Mineral dan Museum Nasional Sejarah Alam Institusi Smithsonian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-18. Diakses tanggal 24 Januari 2021. 
  8. ^ "Muria". Volcano World. Universitas Negeri Oregon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-30. Diakses tanggal 24 Januari 2021. 
  9. ^ Subandriyono, Joko (8 Oktober 2020). "Widodo Pranowo Peneliti Pusat Riset Kelautan KKP Memastikan Bahwa Pantai Benteng Portugis Jepara Tidak Akan Terkena Tsunami". Pusat Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-08. Diakses tanggal 24 Januari 2021. 
  10. ^ Roesmanto, Totok (2012). "Lanskap Semarang Yang Hilang" (PDF). Riptek: Jurnal Pembangunan Kota Semarang Berbasis Sains & Teknologi. 6 (1): 11. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-01-30. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  11. ^ Sunarto (2008). "Geomorphological Development Of The Muria Palaeostrait In Relation To The Morphodynamics Of The Wulan Delta, Central Java". Indonesian Journal of Geography (dalam bahasa Inggris). 40 (2): 177–185. doi:10.22146/ijg.2257. ISSN 2354-9114. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-08. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  12. ^ Bronto & Mulyaningsih 2007, hlm. 44.
  13. ^ Sunarko, Sunarko (2016-10-20). "Kajian Probabilistik Jatuhan Abu Vulkanik Terhadap Tapak PLTN Muria". Jurnal Pengembangan Energi Nuklir. 18 (1): 49–57. doi:10.17146/jpen.2016.18.1.2688. ISSN 2502-9479. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-18. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  14. ^ Balulu 2011, hlm. 104-105.
  15. ^ Balulu 2011, hlm. 106.
  16. ^ Suntoko 1999, hlm. 174.
  17. ^ a b c Suntoko 1999, hlm. 178.
  18. ^ a b Cogswell et al. 2017, hlm. 20.
  19. ^ Nuclear Power Plant Development In Indonesia 2001, hlm. 963.
  20. ^ Suntoko 1999, hlm. 179.
  21. ^ Widyanto, Untung; Fikri, Ahmad; Amin, Syaiful (2007-02-26). "Menggugat Nuklir Gunung Muria". LIPI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-22. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  22. ^ Tanter, Richard (2011-12-19). "Ujung Lemahabang site". Nautilus Institute for Security and Sustainability (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-02. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  23. ^ Suntoko 1999, hlm. 180.
  24. ^ a b Administrator (2007-06-05). "Warga Jepara Tolak PLTN Muria". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-23. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  25. ^ Cogswell et al. 2017, hlm. 9.
  26. ^ Nurhadi, Ahsan (2011-04-08). "PLTN Diantara Dampak dan Kebutuhan". Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-13. Diakses tanggal 2021-01-17. 
  27. ^ Suntoko 1999, hlm. 183.
  28. ^ Purwanto, Heru, ed. (2007-06-11). "Ribuan Warga Kudus Tolak Pembangunan PLTN Muria". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-10. Diakses tanggal 2021-01-17. 
  29. ^ "Pengusaha Siap Hengkang jika PLTN Muria Jadi Dibangun". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-10. Diakses tanggal 2021-01-17. 
  30. ^ Nugroho, Heru (2007-07-20). "Menolak PLTN Muria" (PDF). Arsip Berita Media Cetak UGM. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-28. Diakses tanggal 2020-01-22. 
  31. ^ Ma`shumah, AwwinNur (2013). Analisis Pro dan Kontra Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Semenanjung Muria Kabupatn Jepara Melalui Advocacy Coalition Framework (ACF) (Tesis undergraduate). Universitas Brawijaya. http://repository.ub.ac.id/100064/. 
  32. ^ Administrator (2007-09-02). "NU Haramkan PLTN Muria". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-10. Diakses tanggal 2021-01-17. 
  33. ^ "NU Jepara: PLTN Muria Haram!". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-10. Diakses tanggal 2021-01-17. 
  34. ^ "Greenpeace Dukung NU Haramkan PLTN Muria". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  35. ^ "Walhi Puji NU Haramkan Pembangunan PLTN Muria". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 2021-01-17. 
  36. ^ "6 Alasan PKB Menolak PLTN Muria". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-10. Diakses tanggal 2021-01-17. 
  37. ^ Rachman, Taufik (2011-06-11). "Masyarakat Jepara Unjukrasa Tolak PLTN Semenanjung Muria". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-23. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  38. ^ "Warga Tolak Rencana PLTN". Kompas.com. 2011-03-21. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-16. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  39. ^ Wardah, Fathiyah. "BATAN Tetap akan Bangun PLTN Muria". VOA Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-06. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  40. ^ (Okezone), Iman Herdiana (2012-04-21). "Pembangunan PLTN Muria, batal!". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-10. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  41. ^ Deny, Septian (2018-05-11). Saputra, Reza Deni; Ariyanti, Fiki, ed. "DEN: RI Tak Akan Bangun Pembangkit Nuklir hingga 2050". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-08. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  42. ^ NL, Akhmad (2015-11-12). Tarmizi, Tasrief, ed. "Ahli: PLTN tak layak dibangun di Muria". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-23. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  43. ^ a b Faza 2021, hlm. 156.
  44. ^ a b c Khanafi, Imam (13 November 2012). "Menganalisis Hutan Pegunungan Muria". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-29. Diakses tanggal 27 September 2022. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]