Kabupaten Maros: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 785: Baris 785:
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Maros}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Maros}}


== Kondisi Alam ==
== Kondisi alam ==
=== Kawasan Hutan ===
=== Kawasan Hutan ===
[[Kawasan hutan]] di Kabupaten Maros menurut kategori hutan dapat dibagi atas 3 jenis, yakni hutan menurut fungsinya (Hutan Lindung, Hutan Produksi Biasa/Terbatas, dan Taman Nasional). Luas total kawasan hutan di Kabupaten Maros tahun 2015 adalah 65.022 Ha, yang terdiri atas 14.611 Ha hutan lindung, 15.365 Ha hutan produksi biasa, 6.434 Ha hutan produksi terbatas, dan 28.610 Ha taman nasional.
[[Kawasan hutan]] di Kabupaten Maros menurut kategori hutan dapat dibagi atas 3 jenis, yakni hutan menurut fungsinya (Hutan Lindung, Hutan Produksi Biasa/Terbatas, dan Taman Nasional). Luas total kawasan hutan di Kabupaten Maros tahun 2015 adalah 65.022 Ha, yang terdiri atas 14.611 Ha hutan lindung, 15.365 Ha hutan produksi biasa, 6.434 Ha hutan produksi terbatas, dan 28.610 Ha taman nasional.

Revisi per 21 Juli 2023 23.54

Kabupaten Maros
Tana Maru'
Butta Marusu'
Transkripsi bahasa daerah
 • Lontara Bugisᨈᨊ ᨆᨑᨘ
 • Lontara Makassarᨅᨘᨈ ᨆᨑᨘᨔᨘ
Lambang resmi Kabupaten Maros
Etimologi:
Makassar: "Rusung" / Bugis: "Marusung"
(suatu keadaan yang sederhana baik sebagai individu maupun kelompok masyarakat)[1]
Julukan: 

Makassar: Butta Saléwangang
Bugis: Tana Saléwangêng
tanah atau wilayah yang makmur, aman, damai, dan sejahtera
Motto: 
Menuju Maros Lebih BAIK
(Bersih, Aman, Inovatif, dan Kreatif)
Himne daerah: Marusu Butta Salewangang
ciptaan: Rusli Etta Mappe
Kabupaten Maros di Sulawesi Selatan
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros di Sulawesi
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros di Indonesia
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros
Koordinat: 5°0′59.38″S 119°34′28.08″E / 5.0164944°S 119.5744667°E / -5.0164944; 119.5744667 (Maros)
Negara Indonesia
Provinsi Sulawesi Selatan
Tanggal berdiri1471 atau Abad Ke-15 (sebagai berdirinya Kerajaan Marusu')
sinkronisasi referensi Lontara Maros,
Lontara Gowa, dan Lontara Bone

1902 (pembentukan Onderafdeling Maros)
4 Juli 1959 (umur 64) (sebagai daerah tingkat II/kabupaten)
Dasar hukumUndang-Undang Nomor 29 Tahun 1959
Hari jadi 4 Juli 
Perda Kab. Maros No. 03 Tahun 2012
PendiriKaraeng Loe Ri Pakere
Dinamai berdasarkanKerajaan Marusu'
Ibu kotaKota Turikale (9 Mei 2011 - sekarang)
Kota Maros (4 Juli 1959 - 9 Mei 2011)
Jumlah satuan pemerintahan[2]
Daftar
Pemerintahan
 • JenisPemerintah Daerah Kabupaten Maros
 • BupatiH.A.S. Chaidir Syam, S.IP, M.H. (PAN)
 • Wakil BupatiHj. Suhartina Bohari, S.E.
 • Sekretaris DaerahAndi Davied Syamsuddin, S.STP, M.Si.
 • Ketua DPRDH.A. Patarai Amir, S.E.
Luas
 • Total1.619,12 km2 (625,15 sq mi)
Ketinggian
[3] (Gunung Saringan)
1.363 m (4,472 ft)
Ketinggian tertinggi
1.363 m (4,472 ft)
Ketinggian terendah
0 m (0 ft)
Populasi
 (2022)[2]
 • Total403.774
 • Kepadatan250/km2 (650/sq mi)
DemonimMarosnese
To Maru'
Tau Maru'
Tau Marusu'
Demografi
 • AgamaIslam 97,95%
Kristen 1,68%
- Protestan 1,50%
- Katolik 0,18%
Hindu 0,02%
Buddha 0,02%
Lainnya 0,33%[4]
 • BahasaDentong, Bugis, Makassar, Melayu Makassar, Jawa, Madura, Indonesia
 • IPMKenaikan 71,00 (00,59)
Tinggi (2022)[5]
Zona waktu[[UTC]] (WITA (UTC +8))
Kode pos
Kode BPS
7308
Kode area telepon+62 0411
Kode ISO 3166ID-SN
Pelat kendaraanDD xxxx D*/T*
Kode Kemendagri73.09
Kode SNI 7657:2023MRS
APBDRp 1.437.792.246.614,00- (TA 2023)[6][7]
PADRp 296.932.440.614,00- (TA 2023)[6][7]
DAURp 695.261.651.000,00- (TA 2023)
DAKRp 104.026.463.000,00- (fisik, TA 2023)
Rp 186.134.809.000,00- (nonfisik, TA 2023)
Rp 290.161.272.000,00- (total, TA 2023)
Semboyan daerahMaros Sejahtera, Religius, dan Berdaya Saing
Flora resmiKayu hitam sulawesi
Fauna resmiPapilio blumei
Situs webwww.maroskab.go.id
peta administrasi kabupaten Maros

Kabupaten Maros (Bugis: ᨈᨊ ᨆᨑᨘ, translit. Tana Maru'); (Makassar: ᨅᨘᨈ ᨆᨑᨘᨔᨘ, translit. Butta Marusu') adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Jauh dari sebelumnya Kabupaten Maros adalah salah satu bekas daerah kerajaan di Sulawesi Selatan. Di daerah ini pernah berdiri Kerajaan Marusu' dengan raja pertama bergelar Karaeng Loe Ri Pakere. Maros memperoleh status sebagai kabupaten pada tanggal 4 Juli 1959 berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959. Pada tanggal tersebut juga ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Maros berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 3 Tahun 2012. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Turikale. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.619,12 km² dan berpenduduk sebanyak 353.121 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 218,09 jiwa/km² pada tahun 2019.

Bersama Kabupaten Takalar dan Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros dikenal sebagai kabupaten penyangga Kota Makassar. Karena Kabupaten Maros merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan tersebut dengan jarak kedua kota tersebut berkisar 30 km dan sekaligus terintegrasi dalam pengembangan Kawasan Metropolitan Mamminasata.

Dalam kedudukannya, Kabupaten Maros memegang peranan penting terhadap pembangunan Kota Makassar karena sebagai daerah perlintasan yang sekaligus sebagai pintu gerbang Kawasan Mamminasata bagian utara yang dengan sendirinya memberikan peluang yang sangat besar terhadap pembangunan di Kabupaten Maros. Di daerah ini juga terdapat banyak tempat wisata andalan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Makassar dan Sulawesi Selatan, yaitu Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung dan objek wisata batu karst terbesar kedua di dunia Rammang-Rammang, selain itu Kabupaten Maros juga memiliki potensi ekonomi karena Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin berada di Kabupaten Maros.

Sejarah

Geografis

Kabupaten Maros terletak di bagian barat Sulawesi Selatan antara 40°45′-50°07’ lintang selatan dan 109°205′-129°12′ bujur timur yang berbatasan dengan Kabupaten Pangkep sebelah utara, Kota Makassar dan Kabupaten Gowa sebelah selatan, Kabupaten Bone di sebelah timur dan Selat Makassar di sebelah barat. Kabupaten Maros berada pada rentang ketinggian antara 0 m sampai dengan lebih dari 1.000 m dari permukaan laut. Di wilayah Kabupaten Maros terdapat beberapa gunung dengan jenis gunung yang tidak aktif dan tidak begitu tinggi, seperti Gunung Barro-Barro, Rammang-Rammang, Samaenre, Bulu Saraung, dan Bulu Saukang. Bulu Saukang adalah gunung yang tertinggi di wilayah Kabupaten Maros dengan ketinggian mencapai 260 m di atas permukaan laut.

Dilihat dari lokasi geografi dan topografinya, dari 103 desa/kelurahan yang ada di kabupaten Maros, 10 desa berada pada wilayah pantai, 5 desa berada pada wilayah lembah, 28 desa berada pada wilayah perbukitan, dan sisanya 60 desa/kelurahan berada pada wilayah dataran/landai. Kecamatan Tompobulu merupakan kecamatan yang memiliki wilayah paling luas, sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling kecil adalah kecamatan Turikale. Kondisi Topografi Kabupaten Maros sangat bervariasi mulai dari wilayah datar sampai bergunung-gunung. Hampir semua di kecamatan terdapat daerah pedataran yang luas keseluruhan sekitar 70.882 ha atau 43,8% dari luas wilayah Kabupaten Maros. Sedangkan daerah yang mempunyai kemiringan lereng di atas dari 40% atau wilayah yang bergunung-gunung mempunyai luas 49.869 ha atau 30,8 dari luas wilayah Kabupaten Maros.

Dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, ke ibu kota Kabupaten Maros berjarak kurang lebih 30 km dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam melewati jalan provinsi yang cukup baik dan lancar. Selanjutnya dari ibu kota Kabupaten Maros sampai ke kota-kota kecamatan di kabupaten tersebut juga dihubungkan oleh jalan aspal yang cukup baik. Namun demikian, belum semua desa-desa di Kabupaten Maros yang terhubungkan dengan jalan beraspal atau beton sampai ke ibu kota kecamatan masing-masing. Masih cukup banyak desa yang dusun-dusunnya hanya terhubungkan oleh jalan setapak. Dusun-dusun tersebut terutamanya ditemukan pada lokasi dimana masyarakat membuka perkampungan dengan merambah atau membuka hutan.

Iklim

Berdasarkan pencatatan Badan Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) rata-rata Suhu udara bulanan di Kabupaten Maros adalah 27,20 °C tiap bulannya. Suhu bulanan paling rendah adalah 23,7 °C (terjadi pada bulan Agustus 2017) sedangkan paling tinggi adalah 33,2 °C (terjadi pada bulan September 2017).

Iklim Kabupaten Maros tergolong iklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata sekitar 297 mm setiap bulannya, dengan jumlah hari hujan berkisar 204 hari selama tahun 2017, dengan rata-rata suhu udara minimum 24,4 °C dan rata-rata suhu udara maksimum 31,2 °C.

Penyinaran matahari selama tahun 2017 rata-rata berkisar 58 %. Secara geografis daerah ini terdiri dari 10 % (10 desa) adalah pantai, 5 % (5 desa) adalah kawasan lembah, 27 % (28 desa) adalah lereng/ bukit dan 58 % (60 desa) adalah dataran.

Suhu dan Kelembaban Udara

Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Kabupaten Maros Tahun 2018
Bulan Suhu Udara (°C) Kelembaban Udara (%)
Maksimal Minimal Rata-rata Maksimal Minimal Rata-rata
Januari 30,00 24,60 26,80 96 68 85
Februari 29,60 24,10 26,10 97 76 89
Maret 30,40 24,10 26,60 97 71 86
April 31,70 24,60 27,60 94 57 81
Mei 32,10 25,20 28,10 94 59 78
Juni 30,90 24,50 27,00 93 60 83
Juli 31,10 23,10 26,60 92 49 77
Agustus 32,30 23,10 27,20 75 56 72
September 33,50 22,80 27,90 78 31 65
Oktober 33,10 23,60 28,10 92 48 71
November 31,70 24,40 27,80 97 67 82
Desember 30,30 24,20 26,80 96 68 85
Sumber Data: Stasiun Klimatologi Kelas I Maros (BMKG) dalam BPS Kabupaten Maros

Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari

Rata-Rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari Menurut Bulan di Kabupaten Maros Tahun 2018
Bulan Tekanan Udara (mb) Kecepatan Angin (knot) Penyinaran Matahari (%)
Januari 1.010,5 3 40
Februari 1.012,5 3 32
Maret 1.010,3 3 52
April 1.010,1 3 82
Mei 1.010,3 3 67
Juni 1.010,3 3 65
Juli 1.010,9 3 74
Agustus 1.011,6 4 94
September 1.011,8 4 90
Oktober 1.011,7 4 91
November 1.011,2 3 66
Desember 1.010,4 3 47
Sumber Data: Stasiun Klimatologi Kelas I Maros (BMKG) dalam BPS Kabupaten Maros

Curah Hujan dan Hari Hujan

Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Maros Tahun 2018
Bulan Curah Hujan (mm³) Hari Hujan
Januari 523 25
Februari 667 19
Maret 594 25
April 213 18
Mei 109 15
Juni 150 15
Juli 51 5
Agustus 1 2
September 8 4
Oktober 116 9
November 184 20
Desember 798 28
Sumber Data: Stasiun Klimatologi Kelas I Maros (BMKG) dalam BPS Kabupaten Maros

Batas wilayah

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Bone
Timur Kabupaten Bone dan Kabupaten Gowa
Selatan Kabupaten Gowa dan Kota Makassar
Barat Selat Makassar

Sungai

Gunung

Demografi

Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat Kabupaten Maros, yaitu bekerja sebagai petani sawah/tambak, peternak, pedagang, sopir, guru, pegawai pemerintahan, buruh pabrik/bangunan, dan lain-lain. Dari sekian banyak bidang pekerjaan tersebut, petani sawah/tambak dan pedagang adalah yang mayoritas di Kabupaten Maros.

Jumlah Penduduk

Kabupaten Maros memiliki luas 1.619,12 km² dan penduduk berjumlah 349.822 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 216,06 jiwa/km² pada tahun 2018.

Tahun Laki-laki Perempuan Total Penduduk (jiwa) Pertumbuhan Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
1992 - - 234.575 - -
2001 - - 274.394 - -
2002 - - 277.137 - -
2003 140.717 146.043 286.760 - -
2004 141.957 147.427 289.384 - -
2005 145.393 151.057 296.450 - -
2006 145.601 152.017 297.618 - -
2007 141.001 158.661 299.662 - -
2008 148.959 154.252 303.211 - -
2009 152.215 158.562 310.777 - -
2010 - - 319.008 - -
2011 158.182 165.915 324.097 - -
2012 160.180 167.818 327.998 - -
2013 162.088 169.708 331.796 - -
2014 164.008 171.588 335.596 - -
2015 165.881 173.419 339.300 - -
2016 167.724 175.166 342.890 - -
2017 169.433 176.950 346.383 - -
2018 171.117 178.705 349.822 - 216,06
2019 - - 353.121 - -

Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten Maros termasuk kategori daerah yang memiliki IPM yang sedang dengan capaian 68,94 (2018). Untuk melihat capaian IPM dapat dilihat melalui pengelompokan IPM ke dalam 4 kategori, yaitu: IPM < 60 = IPM rendah, 60 ≤ IPM < 70 = IPM sedang, 70 ≤ IPM < 80 = IPM tinggi, dan IPM ≥ 80 = IPM sangat tinggi. Walaupun belum beranjak dari IPM kategori sedang, IPM Kabupaten Maros terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejak tahun 2010.

Keterangan
IPM: Indeks Pembangunan Manusia
AHH: Angka Harapan Hidup
HLS: Harapan Lama Sekolah
RLS: Rata-rata Lama Sekolah
PP: Pengeluaran Perkapita
Tahun AHH HLS RLS PP Hasil IPM Perubahan IPM
2010 68,42 10,82 6,88 8.919,90 64,07 Steady
2011 68,44 11,18 7,10 9.068,87 64,95 Kenaikan 00,88
2012 68,47 11,57 7,12 9.154,84 65,50 Kenaikan 00,55
2013 68,49 11,96 7,14 9.257,95 66,06 Kenaikan 00,56
2014 68,50 12,37 7,17 9.354,53 66,65 Kenaikan 00,59
2015 68,55 12,67 7,19 9.468,48 67,13 Kenaikan 00,48
2016 68,58 12,96 7,20 9.758,00 67,76 Kenaikan 00,63
2017 68,60 12,97 7,42 10.121,00 68,42 Kenaikan 00,74
2018 68,74 12,99 7,43 10.558,00 68,94 Kenaikan 00,52
2019 68,98 13,02 7,46 10.981,00 69,50 Kenaikan 00,56
2020 69,02 13,04 7,73 10.963,00 69,86 Kenaikan 00,36
2021 69,04 13,16 8,01 70,41 Kenaikan 00,55
Sumber Data: Badan Pusat Statistik RI

Bahasa

Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kabupaten Maros adalah bahasa Indonesia. Menurut Statistik Kebahasaan 2019 oleh Badan Bahasa, terdapat dua bahasa daerah di Kabupaten Maros,[8] yaitu bahasa Makassar dan bahasa Bugis (khususnya dialek Dentong).[9]

Indeks desa membangun kabupaten

Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan Indeks Komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan (IKL). Perangkat indikator yang dikembangkan dalam Indeks Desa Membangun dikembangkan berdasarkan konsepsi bahwa untuk menuju desa maju dan mandiri perlu kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan desa untuk mensejahterakan kehidupan desa. Kebijakan dan aktivitas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa harus menghasilkan pemerataan dan keadilan, didasarkan dan memperkuat nilai-nilai lokal dan budaya, serta ramah lingkungan dengan mengelola potensi sumber daya alam secara baik dan berkelanjutan. Dalam konteks ini ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi bekerja sebagai dimensi yang memperkuat gerak proses dan pencapaian tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

Indeks Desa Membangun memotret perkembangan kemandirian desa berdasarkan implementasi Undang-Undang Desa dengan dukungan dana desa serta pendamping desa. Indeks Desa Membangun mengarahkan ketepatan intervensi dalam kebijakan dengan korelasi intervensi pembangunan yang tepat dari Pemerintah sesuai dengan partisipasi masyarakat yang berkorelasi dengan karakteristik wilayah desa, yaitu tipologi dan modal sosial.

Tahun Nilai Rata-Rata IDM Kabupaten Status IDM Kabupaten Peringkat Referensi
Dalam Provinsi Nasional
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016 0,5889 tertinggal 13 150 [10]
2017
2018 0,6106 berkembang 9 163 [11]
2019 0,6467 berkembang 10 166 [12]
2020 0,6606 berkembang 8 182 [13]
2021 0,6787 berkembang 9 177 [14]
2022 0,7387 maju 6 101
IDM Kabupaten Maros
Sumber: Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kemendes PDTT RI

Pemerintahan

Bupati dan Wakil Bupati

Kerajaan Marusu (1471–)
No. Foto Nama Pangkat / Jabatan Tahun Penugasan Tahun Serah Terima
TBA
Karaeng Loe Ri Pakere To Manurung 1471 TBA
TBA
Karaengta Barasa Sultan Muhammad Ali Karaeng TBA TBA
TBA
Kare Yunusu Sultan Muhammad Yunus Karaeng TBA TBA
TBA
La Mamma Daeng Marewa Matinroe Ri Samangki Karaeng TBA TBA
TBA
Andi Abdul Latifu Daeng Mattana Matinroe Karaeng TBA TBA
TBA
TBA TBA TBA TBA
TBA
TBA TBA TBA TBA
TBA
TBA TBA TBA TBA
TBA
TBA TBA TBA TBA
TBA
TBA TBA TBA TBA
Masa Pendudukan Kesultanan Gowa (–1667)
No. Foto Nama Pangkat / Jabatan Tahun Penugasan Tahun Serah Terima
TBA
TBA TBA TBA TBA
TBA
TBA TBA TBA TBA
TBA
TBA TBA TBA TBA
TBA
TBA TBA TBA TBA
TBA
TBA TBA TBA TBA
Masa Pendudukan VOC (1667–)
No. Foto Nama Pangkat / Jabatan Tahun Penugasan Tahun Serah Terima
TBA
TBA Resident TBA TBA
TBA
TBA Resident TBA TBA
TBA
TBA Resident TBA TBA
TBA
TBA Resident TBA TBA
TBA
TBA Resident TBA TBA
Masa Pendudukan Hindia Belanda (–1942)
No. Foto Nama Pangkat / Jabatan Tahun Penugasan Tahun Serah Terima Keterangan
TBA
Assistant–Resident 1824 TBA Afdeling Noorder-Distrikten
TBA
Jan Hendrik Gabriël Vosmaer
(1801–1834)
Assistant–Resident 1830 1834 Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
J. R. Eilers Assistant–Resident 1838 TBA Afdeling Noorder-Distrikten
TBA
C. S. R. Wijamalen Assistant–Resident 1841 TBA Afdeling Noorder-Distrikten
TBA
D. F. Schaap Assistant–Resident 1 Oktober 1846 TBA Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
E. F. Graaf van Bentheim Teeklenburg Rheda[15] Assistant–Resident 1850 1853 Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
Grudelbach Assistant–Resident 1857 TBA Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
P. C. Wijnmalen Assistant–Resident 1858 TBA Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
P. A. Bol Assistant–Resident 1860 TBA Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
J. A. Bakkers Assistant–Resident 1861 TBA Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
F. E. P. van den Bossche Assistant–Resident 1864 TBA Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
C. J. Gersen Assistant–Resident 1870 1876 Afdeling Noorder-Distrikten
TBA
E. W. E. Burger[16] Assistant–Resident 30 Mei 1880 1883 Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
J. Dirksen Assistant–Resident 1893 TBA Afdeling Noorder-Distrikten
TBA
E. E. Klerks Assistant–Resident 4 Mei 1899 TBA Afdeling Noorder-Distrikten
TBA
A. C. Veenhuijzen[17] Controleur 1 Februari 1900 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
R. H. V. de Lannoy[17] Controleur 1 Februari 1900 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
H. de Vogel MHzn.[17] Controleur 1 Februari 1900 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
A. L. M. Clignett[17] Controleur 6 April 1900 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
Th. T. Laging Tobias Aspirant-Controleur 1901 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
O. M. Goedhart[17] Controleur 20 Juli 1902 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
E. Dhomen[17] Controleur 19 Oktober 1902 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
J. de Haan[17] Controleur 14 Februari 1903 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
H. M. Lublink Weddik[17] Controleur 9 Juni 1904 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
P. J. Ketting Olivier[17] Controleur 9 Juni 1904 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
H. Radesma[17] Adspirant-Controleur 5 Desember 1904 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
W. M. Palm[17] Adspirant-Controleur 5 Desember 1904 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
J. J. G. Kruseman[17] Adspirant-Controleur 9 Desember 1904 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
Th. Volmering Controleur 15 Juli 1914 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
Pieter Karel Willem Lakeman
(1881–1966)
Gediplomeerd-Gesaghebber 23 Maret 1918 31 Juli 1920 Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
Jan Hendrik Boestra
(1894–1966)
Gediplomeerd-Gesaghebber 31 Juli 1920 12 Agustus 1921 Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
A. S. L. Spoor[18] Controleur 1924 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
Saloko Daeng Malawa Controleur 7 Mei 1928 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
IJ. P. Visser[19] Controleur 8 Maret 1929 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
Dr. J. F. Stutterheim[20] Controleur 1 E Klasse 30 Desember 1939 TBA Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden
TBA
Mr. S. D. Emanuels[20] Assisten–Resident 7 Februari 1940 TBA TBA
TBA
J. D. Mesman Assistant–Resident TBA TBA Afdeling Noorder-Distrikten
TBA
Toewan Petoro Controleur TBA TBA TBA
TBA
H. E. D. Engelhard Amblewaar ter beschikking TBA TBA TBA
TBA
Symphonie van Schubert Controleur TBA TBA TBA
TBA
TBA Adspirant-Controleur TBA TBA TBA
Masa Pendudukan  Jepang (1942–1945)
No. Foto Nama Pangkat / Jabatan Tahun Penugasan Tahun Serah Terima
TBA
TBA Bunken Kanriken TBA TBA
TBA
TBA Bunken Kanriken TBA TBA
TBA
TBA Bunken Kanriken TBA TBA
TBA
TBA Bunken Kanriken TBA TBA
Masa Pendudukan NICA
No. Foto Nama Pangkat / Jabatan Tahun Penugasan Tahun Serah Terima
TBA
W. G. van der Wolk[21] Controleur 2 September 1946 1947
TBA
TBA Controleur TBA TBA
TBA
TBA Controleur TBA TBA
TBA
TBA Controleur TBA TBA
Masa Pemerintahan NIT bagian RIS (1949–1950)
No. Foto Nama Pangkat / Jabatan Tahun Penugasan Tahun Serah Terima
TBA
TBA Bertuurshoofd 1946 TBA
TBA
TBA Bertuurshoofd TBA TBA
TBA
TBA Bertuurshoofd TBA TBA
TBA
TBA Bertuurshoofd TBA 1950
Masa Pemerintahan  Republik Indonesia (1950–1953) → Masa Pemberontakan DI/TII (1953–1965) → Masa Pemerintahan  Republik Indonesia (1965–sekarang)
No. Potret Kepala Daerah Mulai menjabat Akhir menjabat Partai Politik / Fraksi Wakil Bupati Periode Ref.
Kepala Pemerintahan Negeri Maros
1 A. Pappe Daeng Masikki
(?–?)
1950   N/A 1
2 Ince Mannambai Ibrahim
(?–?)
  N/A 2
3 Ahmad Pawiloy
(?–?)
  N/A 3
Bupati Maros
4 Nurdin Johan
(?–?)
1 Februari 1960 Januari 1962   N/A 4
5 Muhammad Nur Tahir
(?–?)
Desember 1962 1963   N/A 5
6 Andi R. Makmur Daeng Sitakka
(1921–?)
1963 1965 ABRIPolri   N/A 6
7 Muhammad Kasim Daeng Marala
(?–?)
1965 Mei 1979 ABRIAngkatan Darat   N/A 7
8 Kamaruddin Baso
(1929–2013)
18 September 1979 1984 ABRIAngkatan Udara   N/A 8
9 Muhammad Arief Wangsa
(1941–)
1984 13 September 1989 ABRIPolri   N/A 9
10 Mochammad Alwy Rum
(1944–2021)
13 September 1989 13 September 1994   N/A 10
11 Nasrun Amrullah
(1954–2011)
13 September 1994 10 Agustus 1998 Golkar   N/A 11
12 Andi Nadjamuddin Aminullah
(1943–)
31 Desember 1999 31 Desember 2004 Golkar Andi Paharuddin 12 [22]
11 Agustus 2005 11 Agustus 2010 13
13 Muhammad Hatta Rahman
(1966–)
11 Agustus 2010 11 Agustus 2015 PAN Andi Harmil Mattotorang 14 [23]
17 Februari 2016 17 Februari 2021 15 [24]
14 Andi Syafril Chaidir Syam
(1977–)
26 Februari 2021 Petahana PAN   Suhartina Bohari 16


Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Maros

No. Ketua Wakil Ketua I Wakil Ketua II Periode Keterangan
1.
N/A
N/A
1959-1965 Orde Lama
2.
N/A
N/A
1965-1971 Masa Transisi & Orde Baru
3.
Abdul Kadir Parewe (Golkar)
H. M. Ramli Daeng Mattiro
1971–1977 Orde Baru
4.
Dulhadji (Golkar)
H. M. Ramli Daeng Mattiro
1977–1982
5.
M. Said (Golkar)
N/A
1982–1987
6.
M. Said (Golkar)
N/A
1987–1992
7.
H. Mochtar Sudarman (Golkar)
N/A
1992–1997
8.
N/A (Golkar)
N/A
1997–1999 Orde Baru & Masa Transisi
9.
Drs. H. Andi Sukiman (Golkar; 1999–2004)
H. Muhammad Basri Karim (PPP; 1999–2004)
1999–2004 Era Reformasi[17][25]
10.

H. Andi Burhanuddin PS (Golkar; 2004–2009)

Ir. H. Muhammad Hatta Rahman, M.M. (PAN; 2004–2009)

H. Andi Fahry Makkasau (Golkar; 2004–2009)
2004–2009
11.

Hj. Andi Ermawati Nadjamuddin, S.H. (Golkar; 29 Oktober 2009–20 Agustus 2014)

Ir. H. Muhammad Hatta Rahman, M.M. (PAN; 29 Oktober 2009–2010)

H. Andi Syafril Chaidir Syam, S.I.P., M.H. (PAN; 2010–20 Agustus 2014)

H. Sudirman Sirajuddin, S.E. (Demokrat; 29 Oktober 2009–20 Agustus 2014)
2009–2014
12.

H. Andi Syafril Chaidir Syam, S.I.P., M.H. (PAN; 2014–20 Agustus 2019)

H. Andi Husain Rasul, S.H. (Golkar; 2014–2015)

H. Muhammad Rusdi Rasyid, S.E. (Golkar; 10 Maret 2016–2018)

H. Andi Patarai Amir, S.E. (Golkar; 2018–20 Agustus 2019)

Drs. H. Irwansyah Kasim Daeng Marala (Gerindra; 2014–2015)

H. Muhammad Yusuf Damang, S.Sos. (Gerindra; 2015–2019)
Andi Makmur Akmal (Gerindra; 2019–20 Agustus 2019)
2014–2019
13.

H. Andi Patarai Amir, S.E. (Golkar; 3 September 2019–sekarang)

H. Andi Syafril Chaidir Syam, S.I.P., M.H. (PAN; 3 September 2019–15 September 2020)

Hj. Haeriah Rahman, S.P. (PAN; 14 Desember 2020–sekarang)

Hj. Fatmawati, S.M. (NasDem; 3 September 2019–sekarang)
2019–2024
14.
TBA (PAN; 2024–2029)
TBA (Golkar; 2024–2029)
TBA (NasDem; 2024–2029)
2024–2029

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Maros sejak pembentukannya pada tahun 1959:

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Maros dalam dua periode terakhir:

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2019–2024 2024–2029
PKB Kenaikan 4 Penurunan 3
Gerindra Penurunan 3 Steady 3
Golkar Kenaikan 7 Penurunan 6
NasDem Kenaikan 5 Penurunan 4
PKS Steady 2 Kenaikan 3
PPP Steady 2 Penurunan 0
PAN Penurunan 6 Kenaikan 12
Hanura Kenaikan 4 Penurunan 1
Demokrat Steady 1 Kenaikan 2
PBB Penurunan 1 Steady 1
Jumlah Anggota Steady 35 Steady 35
Jumlah Partai Penurunan 10 Penurunan 9

Kecamatan

Kabupaten Maros terdiri dari 14 kecamatan, 23 kelurahan, dan 80 desa. Pada tahun 2017, kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.619,12 km² dan jumlah penduduk sebesar 397.937 jiwa dengan sebaran penduduk 246 jiwa/km².[33][34]

Daftar kecamatan dan jumlah kelurahan masing-masing kecamatan di Kabupaten Maros, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
73.09.03 Bantimurung 2 6 Desa
Kelurahan
73.09.05 Bontoa 1 8 Desa
Kelurahan
73.09.02 Camba 2 6 Desa
Kelurahan
73.09.10 Cenrana 7 Desa
73.09.12 Lau 4 2 Desa
Kelurahan
73.09.06 Mallawa 1 10 Desa
Kelurahan
73.09.01 Mandai 2 4 Desa
Kelurahan
73.09.04 Maros Baru 3 4 Desa
Kelurahan
73.09.08 Marusu 7 Desa
73.09.13 Moncongloe 5 Desa
73.09.09 Simbang 6 Desa
73.09.07 Tanralili 1 7 Desa
Kelurahan
73.09.11 Tompobulu 8 Desa
73.09.14 Turikale 7 - Kelurahan
TOTAL 23 80

Kondisi alam

Kawasan Hutan

Kawasan hutan di Kabupaten Maros menurut kategori hutan dapat dibagi atas 3 jenis, yakni hutan menurut fungsinya (Hutan Lindung, Hutan Produksi Biasa/Terbatas, dan Taman Nasional). Luas total kawasan hutan di Kabupaten Maros tahun 2015 adalah 65.022 Ha, yang terdiri atas 14.611 Ha hutan lindung, 15.365 Ha hutan produksi biasa, 6.434 Ha hutan produksi terbatas, dan 28.610 Ha taman nasional.

Tabel Luas Kawasan Hutan Dirinci Menurut Jenis dan Kecamatan di Kabupaten Maros Tahun 2015
No. Kecamatan Fungsi Kawasan Taman Nasional Total Kawasan Hutan (Ha)
Hutan Lindung Hutan Produksi
Hutan Produksi Biasa Hutan Produksi Terbatas
1. Kecamatan Bantimurung 2.417 94 - 6.750 9.261
2. Kecamatan Bontoa 323 - - - 323
3. Kecamatan Camba - - 1.283 3.623 4.906
4. Kecamatan Cenrana 4.972 1.672 2.244 2.825 11.713
5. Kecamatan Lau 87 - - - -
6. Kecamatan Mallawa 574 2.473 1.586 10.024 14.658
7. Kecamatan Mandai - - - - -
8. Kecamatan Maros Baru - - - - -
9. Kecamatan Marusu - - - - -
10. Kecamatan Moncongloe - - - - -
11. Kecamatan Simbang 16 561 - 4.184 4.762
12. Kecamatan Tanralili - 543 - - 543
13. Kecamatan Tompobulu 6.222 10.022 1.321 1.204 18.769
14. Kecamatan Turikale - - - - -
Jumlah 14.611 15.365 6.434 28.610 65.022
Sumber Data: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Maros dalam BPS Kabupaten Maros

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa wilayah kecamatan yang memiliki kawasan hutan adalah sebanyak 9 kecamatan. Luas kawasan hutan yang terbanyak di Kabupaten Maros adalah Kecamatan Tompobulu dan Mallawa.

Persebaran Hutan

Berikut ini nama-nama persebaran hutan di Kabupaten Maros:

Ekonomi

Pada tahun 2018, tercatat sebanyak 43 pasar yang tersebar di 14 kecamatan di Kabupaten Maros. Sedangkan jumlah pedagang menurut skalanya 147 pedagang menengah, 3.629 pedagang kecil, dan 17.462 pedagang mikro.

Sistem Kepercayaan

Masjid Agung Maros

Masyarakat Bugis di Kabupaten Maros menganut agama Islam. Masyarakat Bugis juga masih percaya dengan satu dewa tunggal yang mempunyai nama-nama sebagai berikut:

  1. Patoto-e : dewa penentu nasib
  2. Dewata Seuwa-e : dewa tunggal
  3. Turie a'rana : kehendak tertinggi

Masyarakat Bugis Maros menganggap bahwa budaya (adat) itu keramat. Budaya (adat) tersebut didasarkan atas lima unsur pokok panngaderreng (aturan adat yang keramat dan sakral), yaitu sebagai berikut:

  1. Ade (ada dalam bahasa Makassar)
  2. Bicara
  3. Rapang
  4. Wari'
  5. Sara'

Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari besarnya sarana peribadatan masing-masing agama. Tempat peribadatan umat islam yang berupa masjid, langgar/musholla pada tahun 2012 masing-masing berjumlah 728 dan 50. Tempat peribadatan untuk umat kristiani dan katolik sebanyak 22 yang terdapat di 9 kecamatan. Jumlah jamaah haji yang diberangkatkan dari Kabupaten Maros setiap tahunnya mengalami peningkatan, pada Tahun 2012 jumlah Jamaah Haji perempuan sebanyak 209 orang dan laki-laki sebanyak 104 orang.[35]

Agama yang Dianut

Tabel penduduk Kabupaten Maros menurut agama yang dianutnya tahun 2017 sebagai berikut:

Kecamatan Islam Protéstan Katolik Hindu Buddha Konghucu Lainnya
Bantimurung 30.525 0 0 0 0 0 0
Bontoa 26.974 0 0 0 0 0 0
Camba 12.760 9 0 0 0 0 0
Cenrana 15.469 0 0 0 0 0 0
Lau 24.487 0 138 0 0 0 0
Mallawa 10.900 0 2 0 0 0 0
Mandai 35.054 0 538 0 0 0 0
Maros Baru 24.404 13 0 0 0 0 0
Marusu 26.065 130 0 0 0 0 0
Moncongloe 19.666 63 650 0 0 0 0
Simbang 31.218 0 0 0 0 0 0
Tanralili 24.897 0 0 0 0 0 0
Tompobulu 17.989 0 0 0 0 0 0
Turikale 41.221 111 445 0 0 0 0
Total 341.629 317 1.773 0 0 0 0

Pertanian

Tanaman padi yang menguning siap panen tahun 2010 di area persawahan Lingkungan Majannang Kelurahan Boribellaya Kabupaten Maros.

Sulawesi Selatan merupakan daerah penghasil tanaman pangan terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Predikat sebagai lumbung padi nasional mengukuhkan posisi Sulawesi Selatan sebagai produsen tanaman pangan yang cukup potensial. Selain padi sebagai komoditas tanaman pangan andalan, tanaman pangan lainnya yang dihasilkan Sulawesi Selatan adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang-kacangan. Kabupaten Maros merupakan salah satu daerah lumbung padi di Sulawesi Selatan. Luasnya area persawahan dan juga iklim yang mendukung menjadikan Kabupaten Maros setiap tahun selalu swasembada beras. Produksi padi Kabupaten Maros tahun 2018 sebesar 3.278.113,56 kwintal yang dipanen dari areal seluas 50.523 ha. Sebagian besar produksi padi di Kabupaten Maros dihasilkan oleh jenis padi sawah. Jenis padi ini menyumbang 98,99 % dari seluruh produksi padi. Sedangkan 1,01 % dihasilkan oleh padi ladang. Produksi jagung Kabupaten Maros pada tahun 2018 sebesar 488.101.029 kwintal dengan luas panen 9.556 ha.

Produksi Tanaman Pangan

Produksi padi sawah dan padi ladang tahun 2018 menurut kecamatan di Kabupaten Maros sebagai berikut:

Kecamatan Padi Sawah (kwintal) Padi Ladang (kwintal) Total produksi (kwintal)
Bantimurung 710.608 3.384 713.992
Bontoa 215.542,40 0 215.542,40
Camba 198.752,16 7.560 206.312,16
Cenrana 169.380 993,60 170.373,60
Lau 336.208,20 0 336.208,20
Mallawa 145.433,60 4.018,50 149.452,10
Mandai 163.514 0 163.514
Maros Baru 133.032,50 0 133.032,50
Marusu 72.352 0 72.352
Moncongloe 117.656,36 0 117.656,36
Simbang 363.880 0 363.880
Tanralili 244.343,84 4.200 248.543,84
Tompobulu 242.928 14.726,40 257.654,40
Turikale 129.600 0 129.600
Total 3.243.231,06 34.882,50 3.278.113,56

Tanaman Andalan Daerah

  • Padi Sawah
  • Padi Ladang
  • Jagung
  • Kedelai
  • Kacang Tanah
  • Ubi Kayu
  • Ubi Jalar
  • Bawang Merah
  • Cabai
  • Petsai
  • Kemiri
  • Mangga
  • Durian
  • Jeruk
  • Pisang
  • Pepaya
  • Nanas
  • Semangka
  • Kelapa Hibrida
  • Kopi Robusta
  • Lada
  • Kakao
  • Jambu Mete
  • Aren
  • Kapuk
  • Pala
  • Cengkeh
  • Kelapa Dalam
  • Vanili
  • Padi Varietas Padi Banda (Varietas Lokal)
  • Padi Varietas Padi Lapang (Varietas Lokal)

Perikanan

Komoditas Andalan Daerah

Udang Sitto atau tiger shrimp merupakan salah satu komoditas andalan daerah Kabupaten Maros yang dibudidayakan dengan tambak-tambak di Kecamatan Marusu, Maros Baru, Lau, dan Bontoa.
Salamata atau Kakap putih merupakan salah satu komoditas andalan daerah Kabupaten Maros yang dibudidayakan dengan tambak-tambak di Kecamatan Marusu, Maros Baru, Lau, dan Bontoa. Selain itu, jenis ikan ini juga banyak dijumpai di Sungai Maros oleh sebab itu banyak pemancing tertarik memancing di sungai tersebut

Sumberdaya Perikanan Lainnya

  • Ikan Kandea (Ikan tawas)
  • Ikan Oseng
  • Ikan Mas Sungai
  • Ikan Gabus
  • Ikan Samelang
  • Ikan Sidat/Massapi
  • Belut Sawah/Lenrong
  • Ceda-Ceda (sejenis kerang)
  • Biri-biri (sejenis kerang)
  • Bakaleng (sejenis kerang)
  • Baja Salo (sejenis kerang pasir sungai)
  • Rambo-Rambo (sejenis kerang hijau)
  • Kepiting Sungai
  • Ikan Binisi
  • Kepiting Bakau
  • Rajungan

Pertambangan

Pertambangan di Kabupaten Maros memiliki potensi cukup besar. Beberapa jenis tambang yang dapat dikembangkan di Kabupaten Maros, seperti potensi tambang batu bara di Kecamatan Mallawa, bahan baku semen yang ada di Kecamatan Bantimurung, Bontoa, bahan baku marmer dan beberapa jenis potensi tambang lainnya. Potensi tambang saat ini yang telah dieksplorasi adalah semen yang dikelola oleh investor dalam negeri (PT. Semen Bosowa) yang berada di Desa Baruga Kecamatan Bantimurung. Potensi tambang ini memiliki prospek pengembangan dan pangsa pasar yang luas baik pasar lokal, regional, nasional maupun ekspor. Prospek inilah yang memiliki nilai strategis sehingga diperlukan suatu penetapan fungsi kawasan pertambangan di Kabupaten Maros.

Berikut ini adalah daftar kawasan pertambangan di Kabupaten Maros:

  • Tambang Batu Kapur di Desa Tukamasea Kecamatan Bantimurung
  • Tambang Batu Kapur di Desa Baruga Kecamatan Bantimurung
  • Tambang Pasir di Sungai Maros Kelurahan Boribellaya Kecamatan Turikale
  • Tambang Pasir di Sungai Bukkamata Kecamatan Simbang
  • Tambang Tanah Merah di Kecamatan Tanralili

Kesehatan

Puskesmas Turikale

Di Maros, terdapat 2 rumah sakit, yakni Rumah Sakit Umum Daerah dr. La Palaloi yang dikelola oleh pihak pemerintah daerah dan Rumah Sakit TNI AU dr. Dody Sardjoto yang dikelola oleh pihak TNI AU. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) juga tersebar di 14 kecamatan seluruh Maros. Di beberapa titik Kabupaten Maros juga terdapat beberapa klinik pengobatan herbal dan tradisional untuk pengobatan dengan bahan-bahan alami.

Transportasi

Kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana perhubungan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menunjang mobilitas penduduk dan distribusi barang dalam memperlancar roda perekonomian di suatu wilayah. Kondisi prasarana dan sarana sektor perhubungan suatu wilayah akan menentukan tingkat kelancaran komunikasi dan mobilitas penduduk serta memberikan gambaran pencapaian pembangunan. Panjang jalan di Kabupaten Maros pada tahun 2018 untuk jalan kabupaten adalah 1.032,13 km. Kondisi jalan yang dalam kondisi baik 327,08 km, kondisi sedang sepanjang 311,53 km, rusak 152,52 km, dan rusak berat 241 km.

Ibu kota Kabupaten Maros berjarak 30 km sebelah utara Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Maros merupakan daerah penyangga Kota Makassar di bagian utara dan tergabung dalam kawasan Metropolitan Mamminasata. Maros menjadi daerah perlintasan yang utama karena sebagai pintu gerbang yang menghubungkan antara Kota Makassar dengan daerah-daerah yang berada di utara dan timur Sulawesi Selatan. Untuk ke daerah-daerah arah utara, Maros sebagai pintu gerbang dilintasi melalui Jalan Raya Trans-Sulawesi yang merupakan jalan raya nasional yang menghubungkan Manado di Sulawesi Utara dengan Makassar, Sulawesi Selatan. Sementara untuk ke daerah-daerah arah timur, Maros sebagai pintu gerbang dilintasi melalui Jalan Poros Maros–Bone yang merupakan jalan raya nasional yang menghubungkan Kendari di Sulawesi Tenggara dengan Makassar, Sulawesi Selatan. Sejak 1 Juni 2023, Maros merupakan ujung paling selatan jalur kereta api pulau Sulawesi, yaitu Stasiun Maros. Pelabuhan Perikanan Bonto Bahari terletak di Kecamatan Bontoa bagian barat, menghubungkan Sulawesi dan Kalimantan dengan kapal Jolloro' .

Angkutan Antarkota

Dari Makassar, Kabupaten Maros dapat dicapai dari tiga jalur jalan darat, yakni jalur Jalan Poros Pattene, jalur Jalan Poros Makassar–Maros (Jalan Raya Trans-Sulawesi), dan jalur Jalan Moncongloe. Jalur Jalan Poros Pattene merupakan jalur alternatif yang membentang dari Biringkanaya hingga Marusu. Jalur Jalan Moncongloe juga merupakan jalur alternatif yang membentang dari Manggala hingga Moncongloe. Jalur Jalan Poros Makassar–Maros atau bagian dari Jalan Raya Trans-Sulawesi merupakan jalur utama dan tersibuk yang membentang dari Biringkanaya hingga Mandai. Di ketiga jalur tersebut tersedia angkutan kota Pete-pete.

Angkutan Kereta Api

Terdapat pula moda transportasi darat lainnya, yaitu jalur kereta api Makassar–Parepare lintas barat Sulawesi Selatan yang saat ini aktif beroperasi pagi hingga sore dan mulai dari Stasiun Maros Kabupaten Maros dan berakhir di Stasiun Garongkong Kabupaten Barru. Stasiun Maros merupakan stasiun terdekat dan terletak di barat Kota Turikale yang merupakan ibu kota Kabupaten Maros. Stasiun Rammang-Rammang terletak di utara Kota Turikale tidak jauh dari kawasan wisata Rammang-Rammang. Satu stasiun lagi beserta jalur relnya yang hingga saat ini masih tahap konstruksi, yakni Stasiun Mandai terletak di selatan Kota Turikale tidak jauh dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin dan perbatasan Kota Makassar. Stasiun Maros merupakan stasiun kereta api yang cukup besar di Maros. Sedangkan Stasiun Rammang-Rammang dan Stasiun Mandai merupakan stasiun yang lebih kecil.

Angkutan Daerah

Untuk transportasi wilayah perkotaan terdapat moda angkutan pete-pete, taksi Bosowa, yang melayani transportasi antar kecamatan dan minibus yang melayani trayek Maros dengan kota-kota kabupaten di sekitarnya.

Angkutan Udara

Sipil

Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin terletak di Dusun Baddo-Baddo, Desa Baji Mangngai, Kecamatan Mandai. Terletak 20 km (12 mil) timur laut dari pusat Kota Makassar dan dioperasikan oleh PT. Angkasa Pura I. Terminal saat ini dibuka pada tanggal 20 Agustus 2008. Bandara ini merupakan pintu gerbang utama untuk penerbangan ke bagian timur Indonesia.

Militer

Pangkalan Udara TNI AU Sultan Hasanuddin di Lingkungan Kadieng, Kelurahan Hasanuddin, Kecamatan Mandai. Lanud ini melayani khusus keperluan militer dan urusan kenegaraan presiden. Terdapat empat skadron di Lanud ini, yakni Skadron Udara 5, Skadron Udara 11, Skadron Udara 33, dan Skadron Teknik 044.

Angkutan Laut dan Barang

Selain itu terdapat Pelabuhan Perikanan Bonto Bahari (Pelabuhan Sabanga) di Kecamatan Bontoa selain sebagai pelabuhan bongkar muat barang, juga melayani pelayaran ke kepulauan di Selat Makassar.

Kendaraan

Pete-Pete berwarna khas biru muda sebagai transportasi umum di Kabupaten Maros.
  • Perahu Jolloro'
  • Pete-Pete
  • Bendi
  • Becak
  • Kuda
  • Motor
  • Mobil
  • Bus
  • Lepa-Lepa (sejenis perahu sampan)
  • Lopi-Lopi (sejenis perahu sampan)
  • Kapal Sungai

Terminal

  • Terminal Angkutan Darat Marusu
  • Terminal Pasar Lama (Pasar Sentral Maros)
  • Terminal Pasar Rakyat Pakalu
  • Terminal Pasar Rakyat Batangase
  • Terminal Pasar Baru (Pasar Tramor Butta Salewangang Maros)

Pelabuhan

  • Pelabuhan Perikanan Bonto Bahari
  • Pelabuhan Rakyat Kuri Lompo

Dermaga

  • Dermaga Rammang-Rammang I
  • Dermaga Rammang-Rammang II
  • Dermaga Bonto Bahari
  • Dermaga Tapieng Boribellaya
  • Dermaga Labuhan
Pemandangan Trans Camba Maros tahun 1948, jalan yang menghubungkan antara Makassar dan Bone dibuat pada masa pendudukan Hindia Belanda.

Seni dan Budaya

Pariwisata

Landskap Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung di Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung.

Salah satu kebudayaan yang juga menjadi daya tarik terbesar suatu daerah adalah tempat wisata. Untuk wilayah Kabupaten Maros sendiri secara umum bisa dibilang memiliki objek wisata yang begitu bervariasi yang tersebar di empat belas kecamatan baik wisata alam maupun wisata buatan. Wilayah Kabupaten Maros merupakan wilayah yang memiliki banyak potensi objek dan daya tarik wisata berupa wisata alam, religi, edukasi, kuliner, seni budaya, dan sejarah. Untuk mendorong pertumbuhan sektor pariwisata di Kabupaten Maros maka pembangunan fasilitas penunjang menjadi prioritas utamanya agar sektor pariwisata di Kabupaten Maros mampu menjadi penyumbang pendapatan/devisa bagi daerah Kabupaten Maros selain sektor pertambangan, pertanian, dan perikanan serta sektor jasa lainnya. Adapun fasilitas penunjang yang dimaksud diantaranya hotel (hotel berbintang dan hotel non berbintang beserta akomodasinya) dan rumah makan atau restoran. Sub-sub tempat wisata alam dapat dijumpai di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, yakni CA Bantimurung,CA Karaenta, TWA Gua Pattunuang, dan TWA Bantimurung. Wisata alam adalah wisata yang berbasis pada alam, baik panorama alam, kondisi alam, keunikan alam, dan bentukan alam.

Wisata Sejarah

Benteng Valkenburg Maros pada masa Hindia Belanda tahun 1930. Lokasi diperkirakan sekitar bangunan SMA Negeri 1 Maros Solojirang Kelurahan Turikale, Kabupaten Maros.
  • Situs Prasejarah Leang Akkarrasa Rammang-Rammang: Situs prasejarah ini menyimpan peninggalan prasejarah berupa dua buah gua yang terdapat lukisan prasejarah/kepurbakalaan pada dinding gua yang terdiri dari lukisan cakra 3 buah, lukisan babi rusa 3 ekor, lukisan ikan 1 ekor, dan lukisan perahu 1 buah. Situs prasejarah ini terletak di Desa Salenrang Kecamatan Bontoa.
  • Kompleks Makam Kassi Kebo: Kompleks makam ini merupakan tempat penguburan Karaeng Marusu dan keluarganya. Lokasi ini berada di Jl. Taqwa Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan Maros Baru.
  • Kompleks Makam Karaeng Simbang: Kompleks makam ini adalah tempat penguburan Karaeng Simbang dan keluarganya. Makam ini berada di Desa Samangki Kecamatan Simbang.
  • Bangunan Pertahanan Jepang: Bangunan Pertahanan Jepang ini berada di Lingkungan Sanggalea Kelurahan Taroada Kecamatan Turikale. Bangunan ini berbentuk terowongan bawah tanah yang terbuat dari cor beton dibangun pada tahun 1942.
  • Pendopo Pallantikang Karaeng Marusu: Pendopo ini merupakan tempat pelantikan Karaeng Marusu pada masa kerajaan. Tempat ini berada di Kelurahan Pallantikang Kecamatan Maros Baru.
  • Rumah Adat Karaeng Loe Ri Pakere: Rumah adat ini dahulunya adalah istana raja Marusu pertama Karaeng Loe Ri Pakere sekitar abad XV. Rumah adat ini berada di lokasi Dusun Pakere Desa Bontotallasa Kecamatan Simbang yang merupakan salah satu rumah adat yang ada di Kabupaten Maros.
  • Objek Wisata Bulu Sipong: Adalah objek wisata alam yang terletak di Desa Bonto Somba Kecamatan Tompobulu dengan jarak tempuh dari Kota Turikale 25 Km. Bulu Sipong memiliki 5 buah gua yang kesemuanya menyimpan bukti peninggalan prasejarah yang mirip dengan Taman Prasejarah Leang-Leang. Yang membedakannya adalah letak kawasan ini berdiri sendiri, sehingga masyarakat sekitar memberi julukan “Bulu Sipong” yang berarti “gunung yang berdiri sendiri”.
  • Taman Makam Pahlawan Maros di Maccopa, Kelurahan Taroada
  • Benteng Valkenburg Maros di Solojirang, Kelurahan Turikale

Wisata Alam

Kabupaten Maros menghadirkan paket wisata alam. Paket perjalanan wisata ini diberikan mengingat sejumlah daya tarik wisata ini termasuk dalam jenis wisatawan minat khusus. Pendampingan diberikan dalam bentuk penyediaan pemanduan serta penyediaan fasilitas wisata yang membutuhkan keahlian atau peralatan khusus, antara lain:

  1. Tracking atau Jelajah Hutan – Membutuhkan pemandu yang menguasai medan dan memiliki kecakapan interpretasi serta kemampuan melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Pembuatan jalur tracking dengan berbagai rute dilakukan demi kenyamanan dan keamanan pengunjung. Peminat kegiatan ini cukup besar terutama wisatawan yang menyukai kegiatan penjelajahan.
  2. Caving atau Penelusuran Gua – Secara umum kegiatan ini membutuhkan perlengkapan lapangan yang mampu menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan berwisata. Karenanya dibutuhkan tenaga pemandu yang memiliki keahlian dan teknik rescue di dalam gua serta kemampuan interpretasi dan pengetahuan dasar tentang gua.
  3. Rock Climbing atau Panjat Tebing – Merupakan kegiatan yang membutuhkan peralatan khusus, seperti halnya penelusuran gua, kegiatan panjat tebing juga membutuhkan tenaga pemandu yang cakap dan menguasai teknik climbing yang baik.
  4. Animal Watching atau Pengamatan Satwa – Kegiatan minat khusus yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kecintaan akan satwa khas dan endemik yang masih hidup bebas di alam bebas. Kegiatan ini dapat dilakukan di kawasan Pattunuang dan Karaenta dengan mengamati kehidupan kera hitam Sulawesi (macaca maura), tarsius spectrum dan beragam jenis burung. Wisatawan yang meminati kegiatan ini mayoritas wisatawan mancanegara.

Cagar Budaya

  • Cagar Budaya Bulu Sipong: Situs gua prasejarah Bulu Sipong adalah nama bukit karst yang berdiri sendiri dan berada di tengah hamparan sawah yang luas. Di kawasan Bulu Sipong terdapat beberapa gua yang memiliki tinggalan budaya berupa gambar cap tangan, babi rusa, perahu, dan ikan.
  • Cagar Budaya Leang Panning'e: Merupakan gua yang selain memiliki stalaktit dan stalakmit juga akan memberikan kenyamanan tersendiri karena gua tersebut diameternya cukup luas dan lapang. Di sekitar gua tersebut juga terdapat sumber air dan gua yang dihuni oleh kelelawar sehingga masyarakat setempat memberi julukan “Leang Panning'e” yang berarti “gua kelelawar”.

Gua

Gua Burung I yang merupakan gua prasejarah dengan temuan sampah dapur manusia purba yang terletak di Kelurahan Kalabbirang Kabupaten Maros.

Situs leang prasejarah di Kabupaten Maros berjumlah 55, terdapat di Kelurahan Leang-Leang dan Kalabbirang, namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat leang-leang prasejarah lainnya. Di wilayah Kabupaten Maros inilah pertama kali ditemukan lukisan pada dinding gua tepatnya di leang Pettae. Sejak tahun 1980-an situs gua prasejarah ini telah dikembangkan menjadi Taman Wisata Prasejarah Leang-Leang dan menjadi salah satu objek wisata yang menarik di Kabupaten Maros. Di sekitar Taman Wisata Prasejarah Leang-Leang ini terdapat banyak gugusan bukit karst yang memiliki tinggalan leang prasejarah dengan masing-masing keunikannya. Jarak antar satu leang dengan leang lainnya relatif dekat dan terlihat mengelompok sehingga memudahkan kita untuk mengunjunginya. Salah satu alternatif jalur kunjungan wisata gua prasejarah di Kabupaten Maros ini dapat dimulai dari Taman Prasejarah Leang-Leang, dimana di taman ini kita bisa melihat aneka ragam tinggalan arkeologis di Leang Pettae dan Petta Kere. Aksesibilitas menuju objek ini relatif mudah dengan adanya jalan poros kelurahan.

Objek kedua adalah leang Bulu Ballang. Selain temuan berupa sebaran sisa sampah dapur berupa cangkang mollusca, ditemukan juga porselin dan gerabah. Dinding leangnya dapat dan sering kali dimanfaatkan sebagai areal latihan panjat tebing dengan jalur yang dimulai dari tingkat kesulitan yang rendah hingga menantang. Objek ketiga adalah Leang Cabbu. Berbeda dengan leang Bulu Ballang, di sebelah kiri leang Cabbu telah dijadikan tempat latihan para pemanjat tebing, sehingga tidaklah mengherankan jika pada dinding itu banyak ditemukan hanger atau penahan gantungan. Tepat berhadapan dengan mulut leang terlihat aktivitas pertambangan, hamparan sawah dan bentangan perbukitan karst. Objek keempat adalah Leang Sampeang. Pada leang ditemukan gambar manusia berwarna hitam yang tidak terdapat di leang-leang yang lain. Untuk sampai di objek ini, terdapat jalur penyeberangan basah melewati sungai dan pendakian. Objek selanjutnya adalah Leang Ulu Leang yang memiliki panorama lingkungan menawan dengan tinggalan arkeologi yang beragam mulai dari sebaran mollusca, alat batu dan lukisan dinding gua. Objek terakhir adalah leang Balimukang. Selain tersaji temuan sebaran fragmen mollusca, porselin dan gerabah, di lokasi situs ditawarkan pula areal latihan panjat tebing.

Kawasan karst Maros-Pangkep terbentang seluas 43.750 hektar yang terdiri dari areal penambangan seluas 20.000 hektar dan 23.750 hektar lainnya menjadi bagian dari 43.750 hektar kawasan konservasi Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Pembagian tersebut dilakukan karena pada saat akan diusulkan menjadi taman nasional, di kawasan ini sudah banyak perusahaan yang mendapat izin melakukan kegiatan penambangan, diantaranya PT Semen Bosowa, PT Semen Tonasa dan puluhan perusahaan lain yang menambang marmer dan batu kapur. Penambangan yang dilakukan di kawasan karst Maros-Pangkep ini merupakan ancaman terhadap ekosistem dan kelestarian situs gua prasejarah dan tinggalan budaya prasejarah yang tersimpan di dalamnya. Salah satu aspek ekosistem yang terancam adalah ketersediaan air tanah di sekitar kawasan karst. Dari tinjauan hidrologis, daerah karst berpotensi sebagai wadah cadangan air. Hal ini terlihat pada beberapa gua yang di dalamnya terdapat su ngai bawah tanah. Disamping itu, di kawasan ini dijumpai sejumlah sumber air berupa sungai besar dan sebagian bermuara di Air Terjun Bantimurung. Selain dikhawatirkan mengancam ketersediaan air, aktivitas penambangan juga dikhawatirkan dapat menghilangkan bukti-bukti sejarah karena gua-gua tersebut menyimpan sejumlah artefak sisa peradaban manusia masa prasejarah.

Pantai

  • Wisata Pantai Pasir Putih & Mangrove Kuri Caddi Nisombalia Selat Makassar: Pantai Kuri adalah salah satu potensi wisata alam yang menawarkan panorama yang menarik bernuansa pantai dengan pasir putih yang membentang sepanjang pesisir pantai. Di sekitarnya juga terdapat aktivitas nelayan yang sekaligus melengkapi kegiatan atraksi wisata pantai. Pada sore hari, lokasi ini dapat disaksikan terbenamnya matahari (sunset) yang menambah nuansa objek, disamping ombak yang lebih tenang sehingga dapat mandi di pantai. Hamparan pasir pantai yang luas dan bersih dapat mendukung kegiatan wisata/rekreasi sambil berjemur. Letak Pantai Kuri sangat strategis karena berada di antara Ibu Kota Maros dan Kota Makassar, menjadikan tempat ini menjadi tujuan pertama yang dapat dikunjungi oleh wisatawan setelah mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
  • Wisata Pantai & Mangrove Dermaga Sabang Bonto Bahari Selat Makassar

Agrowisata

Agrowisata atau Wisata Agro adalah wisata yang berkaitan dengan kegiatan pertanian berupa perkebunan, peternakan, perikanan, dan persawahan. Adapun objek agrowisata di Kabupaten Maros adalah sebagai berikut:

  • Kebun Raya Pucak/Taman Safari Pucak: Terletak di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu, 20 km dari Kota Turikale atau 39 km dari Kota Makassar. Alamnya yang asri dengan perkebunan yang terbentang luas, sangat cocok menjadi tempat agrowisata dan tempat peristirahatan melepas lelah dengan luas areal 150 Ha, kawasan ini dipersiapkan sebagai lokasi kebun binatang terbesar di kawasan Timur Indonesia.
  • Pucak Teaching Farm/Kawasan Agrowisata Pucak: Merupakan daerah pegunungan yang terletak di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu. Luas kawasan agrowisata Pucak adalah 107,5 Ha dengan rencana zoning yang terdiri dari zona pariwisata dan kebudayaan, zona perkebunan, zona pertanian, pzona peternakan, dan zona kehutanan.

Kebun Raya berdasarkan Peraturan Presiden nomor 93 Tahun 2011 adalah kawasan konservasi tumbuhan secara ex-situ (di luar habitat) yang memiliki koleksi tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik, atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata dan jasa lingkungan.

Pembangunan Kebun Raya di provinsi-provinsi di seluruh Indonesia dicanangkan oleh pemerintah sebagaimana dalam arahan Presiden RI pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tanggal 11 Agustus 2004 di Puspitek Serpong, dan telah ditindaklanjuti dengan surat Menteri Riset dan Teknologi nomor 77/M/VIII/2004 tanggal 23 Agustus 2004 kepada seluruh Gubernur untuk merealisasikan pembangunan kebun raya yang dikoordinasi oleh LIPI.

Ekowisata

  • Danau Kassi Kebo Bantimurung
Secara administratif, Danau Kassi Kebo Bantimurung terletak di Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.
  • Wae Merrunge Tompo Balang
Secara administratif, Wae Merrunge Tompo Balang terletak di Lingkungan Tompo Balang, Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
  • Bendungan Pannampu
Secara administratif, Bendungan Pannampu terletak di Dusun Pajjaiyang, Desa Tukamasea, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
  • Sumber Air Panas Reatoa
Secara administratif, Sumber Air Panas Reatoa terletak di Dusun Reatoa, Desa Bentenge, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros. Selain sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat, juga dijadikan sebagai laboratorium alam, riset biologi, dan ilmu pengetahuan oleh mahasiswa untuk melakukan penelitian. Lokasi sumber air panas ini berjarak sekitar 15 km dari Kota Turikale yang merupakan ibu kota Kabupaten Maros.
  • Bukit Kanari Cenrana
Secara administratif, Bukit Kanari Cenrana terletak di Dusun Malaka, Desa Cenrana Baru, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. Suguhan pemandangan indah dari ketinggian bisa dinikmati dari Bukit Kanari. Di sini juga banyak hiasan-hiasan penunjang kegiatan swafoto. Konon, pengunjung akan bertemu dengan jodohnya selepas dari tempat wisata ini.
  • Bukit Teletubbies Maros
Secara administratif, Bukit Teletubbies Maros terletak di Dusun Watang Bengo, Desa Limampoccoe, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. Gundukan bukit yang berwarna hijau terlihat sejauh mata memandang. Bentuknya akan membuat kita mengingat masa kecil saat menonton serial Teletubbies. Kesejukannya juga membuat pengunjung betah dan enggan pulang. Kegiatan camping pun cocok untuk dilakukan di tempat wisata ini.
  • Bulu Tombolo Pattiro
Secara administratif, Bulu Tombolo Pattiro terletak di Dusun Pattiro, Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros.
  • Ekowisata Tabbua
Secara administratif, Ekowisata Tabbua terletak di Lingkungan Balombong, Kelurahan Mattiro Deceng, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros.
  • Helena Sky Bridge Bantimurung
Secara administratif, Helena Sky Bridge Bantimurung terletak di Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.
  • Penangkaran Kupu-Kupu Bantimurung
Gerbang Wisata Penangkaran Kupu-Kupu Bantimurung di Desa Jenetaesa Kabupaten Maros.
Secara administratif, Penangkaran Kupu-Kupu Bantimurung terletak di Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Sebagai tempat perkembangbiakan kupu-kupu terbesar di dunia dan mendapat pengakuan dari publik internasional yang membuat tempat ini dijuluki the kingdom of butterfly.
Secara administratif, Wisata Alam Rammang-Rammang terletak di Dusun Rammang-Rammang dan Dusun Kampung Berua Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros. Wisata Alam Rammang-Rammang menyediakan wisata kuliner cafe, susur sungai, pemandangan menara karst, outbound area, flying fox (di Dusun Rammang-Rammang), susur gua bersejarah, pemandangan pohon lontar dan nipah. Di situs prasejarah Rammang-Rammang terdapat 3 situs gua prasejarah yang masing-masing memiliki peninggalan yang berbeda, salah satunya adalah Gua Berlian (di Dusun Rammang-Rammang). Lukisan dinding di gua prasejarah yang ada di Rammang-Rammang menggambarkan aktivitas berburu yang dilakukan masyarakat pesisir, hal ini tergambar dari lukisan perahu, kura-kura, dan ikan. Sungai Pute Rammang-Rammang merupakan salah satu sungai di Kabupaten Maros yang memiliki panorama alam yang indah. Pohon bakau dan nipah yang tumbuh di sisi kiri dan kanan sungai mempercantik kawasan ini, ditambah dengan pemandangan singkapan batu-batu kapur yang menyembul dari dasar sungai dan tersebar di sepanjang alur sungai. Sesekali pengunjung dapat menyaksikan satwa-satwa endemik seperti kera Sulawesi, elang Sulawesi, dan berbagai jenis kupu-kupu. Gugusan pegunungan kapur di Kabupaten Maros ini memiliki pesona yang tak kalah dari negara lain, seperti Cina ataupun Vietnam. Semakin indah dengan hamparan sawah hijau di tengah-tengahnya. Tak hanya itu, di sini kamu bisa menemukan objek wisata lain seperti Telaga Bidadari, Hutan Batu Kapur, dan Gua Telapak Tangan. Di lokasi ini terdapat pula Bukit Batu Ammarrung (di Dusun Rammang-Rammang), Batu Purba Passaung (di Dusun Rammang-Rammang), dan Taman Batu. Objek wisata Rammang-Rammang merupakan bagian dari kawasan karst Maros-Pangkep dimana merupakan kawasan karst (kapur) terbesar dan terluas di Indonesia dan terluas kedua di dunia setelah yang di Cina. Para pelancong bisa berfoto dengan latar belakang panorama formasi bebatuan eksotis layaknya di Madagaskar, Afrika.
  • Wisata Padang Loang
Secara administratif, Wisata Padang Loang terletak di Dusun Bentenge, Desa Bentenge, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros. Wisata ini menyediakan tempat camping atau perkemahan, pemandangan danau dan hutan yang masih asri.
  • Wisata Puncak Bulu Saukang
Secara administratif, Wisata Puncak Bulu Saukang terletak di Dusun Balocci, Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Sebagai wisata pendakian, menyajikan pemandangan di titik tertinggi di Kabupaten Maros dan dapat melihat pemandangan Kota Makassar dari jauh.
  • Wisata Puncak Gunung Barro-Barro
Secara administratif, Wisata Puncak Gunung Barro-Barro terletak di Lingkungan Pakalu, Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros. Dengan ketinggian 100 m di atas permukaan laut, dapat melihat pemandangan indah di wilayah Kecamatan Bantimurung bahkan Kecamatan Turikale sebagai ibu kota Kabupaten Maros.
  • Wisata Ta'deang
Secara administratif, Wisata Ta'deang terletak di Dusun Samanggi, Desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Sebagai wisata piknik, berkemah, outbound mahasiswa-mahasiswa Makassar. Area yang lapang, sungai yang mengalir sepanjang tahun memberikan kesejukan pada wilayah ini.
  • Kampung Berua Rammang-Rammang
Secara administratif, Kampung Berua Rammang-Rammang terletak di Dusun Kampung Berua, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.

Sungai

Berkas:Rammang-Rammang.jpg
Sungai Pute di Desa Salenrang Kabupaten Maros.
  • Susur Sungai Pute: Daerah ini subur dengan aliran Sungai Pute yang memiliki lebar 2 sampai 40 meter dan dapat menikmati pesona terang bulan di area pedesaan memanjakan mata.

Daftar hari penting

  • 17 Januari: Hari Bersejarah Kepahlawanan (17 Januari 1946)
  • 9 Mei: Kota Turikale Ditetapkan Sebagai Ibu Kota Kabupaten Maros (9 Mei 2011)
  • 21 Mei: Berdirinya Persekutuan Adat Lima Kerajaan yang disebut “Toddolimaya ri Marusu” (21 Mei 1977)
  • 4 Juli: Hari Jadi Kabupaten Maros (4 Juli 1959)
  • 3 Agustus: Pembentukan Kecamatan Lau, Kecamatan Moncongloe, dan Perubahan Nama Kecamatan Maros Utara Menjadi Kecamatan Bontoa (3 Agustus 2001)
  • 4 Oktober: Hari Bersejarah Keagamaan (4 Oktober 1834)
  • 17 Oktober: Hari Jadi Maros (17 Oktober 1471)

Flora dan Fauna

Lihat pula

Untuk satuan teritorial diatasnya, lihat:

Untuk kabupaten dan kota lainnya di Provinsi Sulawesi Selatan, lihat:

Referensi

  1. ^ Makkasau, Andi Fahry (1990). Kerajaan-kerajaan di Maros dalam Lintas Sejarah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  2. ^ a b c BPS Kabupaten Maros (28 Februari 2023). "Kabupaten Maros Dalam Angka 2023". maroskab.bps.go.id. Diakses tanggal 18 Juli 2023. 
  3. ^ Tim redaksi peakery.com. "Bulu Saringan". peakery.com. Diakses tanggal 21 Juli 2023. 
  4. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Maros". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 16 September 2020. 
  5. ^ BPS RI. "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diakses tanggal 18 Juli 2023. 
  6. ^ a b Tim redaksi www.matamaros.com (24 November 2022). "APBD 2023 Kabupaten Maros, Disdik Rp484 M, Dinkes Rp268 M". www.matamaros.com. Diakses tanggal 19 Juli 2023. 
  7. ^ a b Tim redaksi maroskab.go.id (Maret 2023). "Ringkasan APBD Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2023" (PDF). maroskab.go.id. Diakses tanggal 19 Juli 2023. 
  8. ^ Statistik Kebahasaan 2019. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. hlm. 11. ISBN 9786028449182. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-30. Diakses tanggal 2020-05-24. 
  9. ^ "Bahasa di Provinsi Sulawesi Selatan". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-13. Diakses tanggal 23 Mei 2020. 
  10. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2016). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2016. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-29. Diakses tanggal 2022-05-30. 
  11. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2018). Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2018. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-09. Diakses tanggal 2022-06-09. 
  12. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2019). Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Tahun 2019. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-23. Diakses tanggal 2022-06-23. 
  13. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2020). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2020. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-28. Diakses tanggal 2022-05-28. 
  14. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2021). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2021. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-27. Diakses tanggal 2022-05-27. 
  15. ^ Neerlands-Oost-Indië: Reizen (edisi ke-ke-1). 1860. Diakses tanggal 16 Oktober 2020. 
  16. ^ Onnen, Dr. H. (1906). Natuurkundig Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië (edisi ke-ke-1). Diakses tanggal 5 Januari 2021. 
  17. ^ a b c d e f g h i j k l m Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indië 1906 Tweede Gedelte: Kalender en Personalia (edisi ke-ke-1). 1906. Diakses tanggal 16 Oktober 2020.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama ":0" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  18. ^ Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1922 Tweede Gedelte: Kalender en Personalia (edisi ke-ke-1). 1922. Diakses tanggal 5 Januari 2021. 
  19. ^ Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1931 Tweede Gedelte: Kalender en Personalia (edisi ke-ke-1). 1931. Diakses tanggal 4 Januari 2021. 
  20. ^ a b Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1941 Tweede Gedelte: Kalender en Personalia (edisi ke-ke-1). 1941. Diakses tanggal 16 Oktober 2020. 
  21. ^ P. J. Drooglever, M. J. B. Schouten (1999). Guide to the Archives on Relations Between the Netherlands and Indonesia 1945-1963. Diakses tanggal 5 Januari 2021. 
  22. ^ Pusat Informasi Pemilu "CENTRO: Centre for Electoral Reform". Daftar Pelaksanaan Pilkada di Indonesia Diarsipkan 2021-12-18 di Wayback Machine.. Diakses dari ditpolkom.bappenas.go.id pada 27 Februari 2021
  23. ^ "Ramadhan Saat Sangat Spesial Bagi Bupati Maros". maroskab.go.id. 17 Februari 2016. Diakses tanggal 28 Desember 2020. 
  24. ^ "Gubernur Sulsel Lantik Bupati dan Wakil Bupati Maros". maroskab.go.id. 17 Februari 2016. Diakses tanggal 28 Desember 2020. 
  25. ^ Wakil Ketua dan Dua Anggota DPRD Kabupaten Maros Dilantik, diakses 21 Januari 2021.
  26. ^ Pemerintahan Republik Indonesia (1959). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 (pdf) (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Pemerintahan Republik Indonesia. 
  27. ^ Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Selatan (1981). Sulawesi Selatan Dalam Angka 1981 (pdf) (dalam bahasa Indonesia). Ujung Pandang: Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Selatan. hlm. 24. 
  28. ^ Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Selatan (1982). Sulawesi Selatan Dalam Angka 1982 (pdf) (dalam bahasa Indonesia). Ujung Pandang: Kantor Sensus & Statistik Propinsi Sulawesi Selatan. hlm. 35. 
  29. ^ Lembaga Pemilihan Umum RI (1988). Pemilihan Umum 1987 (Volume 5) (pdf) (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Lembaga Pemilihan Umum. hlm. 218. 
  30. ^ Lembaga Pemilihan Umum RI (1994). Pemilihan Umum 1992 Dari Daerah Ke Daerah (pdf) (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Lembaga Pemilihan Umum. hlm. 448. 
  31. ^ Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan (2002). Sulawesi Selatan Dalam Angka 2002 (pdf) (dalam bahasa Indonesia). Makassar: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. hlm. 22. 
  32. ^ Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan (2004). Sulawesi Selatan Dalam Angka 2004-2005 (pdf) (dalam bahasa Indonesia). Makassar: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. hlm. 23–27. 
  33. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  34. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  35. ^ maroskab.bps.go.id (2013-08-16). "Maros Dalam Angka 2013". maroskab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-24. Diakses tanggal 2019-06-25. 

Pranala luar