Lompat ke isi

Gunung Nglanggeran: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menghapus Kategori:Yogyakarta menggunakan HotCat
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 10 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 22: Baris 22:
}}
}}


'''Gunung Nglanggeran''' adalah sebuah [[gunung]] di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Indonesia]]. Gunung ini merupakan suatu gunung api purba yang terbentuk sekitar 0,6-70 juta tahun yang lalu atau yang memiliki umur tersier (Oligo-Miosen).<ref>{{Cite web|url=http://gunungapipurba.com/pages/detail/informasi-geografis|title=GunungApiPurba.com : Situs Informasi Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba, Desa Wisata Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, D I Yogyakarta|website=gunungapipurba.com|language=en|access-date=2017-04-01}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://rovicky.wordpress.com/2010/11/12/nglanggeran-aman-matinya-gunungapi/|title=Nglanggeran Aman, Matinya Gunungapi.|date=2010-11-12|website=Dongeng Geologi|access-date=2017-04-01}}</ref> Gunung Nglanggeran memiliki batuan yang sangat khas karena didominasi oleh aglomerat dan breksi gunung api.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://wingmanarrows.wordpress.com/2009/10/07/sejarah-geologi-zona-pegunungan-selatan-jawa-timur/|title=SEJARAH GEOLOGI ZONA PEGUNUNGAN SELATAN JAWA TIMUR|last=MualMaul|date=2009-10-06|website=Wingman Arrows|access-date=2017-04-01}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://ekliptika.wordpress.com/2017/02/21/yogyakarta-dan-kepungan-gunung-gemunung-berapi-purba/|title=Yogyakarta dan Kepungan Gunung-Gemunung Berapi Purba|last=marufins|date=2017-02-21|website=Ekliptika|access-date=2017-04-01}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://geomagz.geologi.esdm.go.id/gunung-api-purba-nglanggeran/|title=Gunung Api Purba Nglanggeran {{!}} Geomagz {{!}} Majalah Geologi Populer|website=geomagz.geologi.esdm.go.id|language=en-US|access-date=2017-04-01}}</ref> Gunung ini terletak di [[Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul|Desa Nglanggeran]], [[Patuk, Gunung Kidul|Kecamatan Patuk]], [[Kabupaten Gunungkidul|Kabupaten Gunung Kidul]] yang berada pada deretan [[Pegunungan Baturagung]].<ref name=":0" /><ref name="travelkompas">{{Cite web|url=http://travel.kompas.com/read/2013/10/18/2021458/Berwisata.ke.Desa.Nglanggeran|accessdate=6 Mei 2014|title=Berwisata ke Desa Nglanggeran|publisher= www.travel.kompas.com}}</ref><ref name=intisari>{{Cite web|url=http://intisari-online.com/read/bukit-nglanggeran-kutukan-dalang-bagi-yang-nglangger|accessdate=6 Mei 2014|title=Bukit Nglanggeran: Kutukan Dalang bagi Yang Nglangger|publisher= www.intisari-online.com}}</ref>
'''Gunung Nglanggeran''' adalah sebuah [[gunung]] di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Indonesia]]. Gunung ini merupakan suatu gunung api purba yang terbentuk sekitar 60-70 juta tahun yang lalu atau yang memiliki umur tersier (Oligo-Miosen).<ref>{{Cite web|url=http://gunungapipurba.com/pages/detail/informasi-geografis|title=GunungApiPurba.com : Situs Informasi Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba, Desa Wisata Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, D I Yogyakarta|website=gunungapipurba.com|language=en|access-date=2017-04-01|archive-date=2023-06-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20230603040331/http://gunungapipurba.com/pages/detail/informasi-geografis|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://rovicky.wordpress.com/2010/11/12/nglanggeran-aman-matinya-gunungapi/|title=Nglanggeran Aman, Matinya Gunungapi.|date=2010-11-12|website=Dongeng Geologi|access-date=2017-04-01|archive-date=2017-05-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20170519113733/https://rovicky.wordpress.com/2010/11/12/nglanggeran-aman-matinya-gunungapi/|dead-url=no}}</ref> Gunung Nglanggeran memiliki batuan yang sangat khas karena didominasi oleh aglomerat dan breksi gunung api.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://wingmanarrows.wordpress.com/2009/10/07/sejarah-geologi-zona-pegunungan-selatan-jawa-timur/|title=SEJARAH GEOLOGI ZONA PEGUNUNGAN SELATAN JAWA TIMUR|last=MualMaul|date=2009-10-06|website=Wingman Arrows|access-date=2017-04-01|archive-date=2022-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220711223541/https://wingmanarrows.wordpress.com/2009/10/07/sejarah-geologi-zona-pegunungan-selatan-jawa-timur/|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://ekliptika.wordpress.com/2017/02/21/yogyakarta-dan-kepungan-gunung-gemunung-berapi-purba/|title=Yogyakarta dan Kepungan Gunung-Gemunung Berapi Purba|last=marufins|date=2017-02-21|website=Ekliptika|access-date=2017-04-01|archive-date=2023-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20230131125428/https://ekliptika.wordpress.com/2017/02/21/yogyakarta-dan-kepungan-gunung-gemunung-berapi-purba/|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://geomagz.geologi.esdm.go.id/gunung-api-purba-nglanggeran/|title=Gunung Api Purba Nglanggeran {{!}} Geomagz {{!}} Majalah Geologi Populer|website=geomagz.geologi.esdm.go.id|language=en-US|access-date=2017-04-01|archive-date=2017-04-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20170401145936/http://geomagz.geologi.esdm.go.id/gunung-api-purba-nglanggeran/|dead-url=yes}}</ref> Gunung ini terletak di [[Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul|Desa Nglanggeran]], [[Patuk, Gunung Kidul|Kecamatan Patuk]], [[Kabupaten Gunungkidul|Kabupaten Gunung Kidul]] yang berada pada deretan [[Pegunungan Baturagung]].<ref name=":0" /><ref name="travelkompas">{{Cite news|url=http://travel.kompas.com/read/2013/10/18/2021458/Berwisata.ke.Desa.Nglanggeran|accessdate=6 Mei 2014|title=Berwisata ke Desa Nglanggeran|publisher=www.travel.kompas.com|work=[[Kompas.com]]|editor-last=Wisnubrata|last=Wisnubrata|archive-date=2023-01-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20230117151306/https://travel.kompas.com/read/2013/10/18/2021458/Berwisata.ke.Desa.Nglanggeran|dead-url=no}}</ref><ref name=intisari>{{Cite web|url=http://intisari-online.com/read/bukit-nglanggeran-kutukan-dalang-bagi-yang-nglangger|accessdate=6 Mei 2014|title=Bukit Nglanggeran: Kutukan Dalang bagi Yang Nglangger|publisher=www.intisari-online.com|archive-date=2014-05-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20140506064653/http://intisari-online.com/read/bukit-nglanggeran-kutukan-dalang-bagi-yang-nglangger|dead-url=yes}}</ref>


== Legenda ==
== Legenda ==
Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak [[wayang]].<ref name=intisari/> Asal kata nglanggeran adalah ''nglanggar'' yang mempunyai arti melanggar.<ref name=intisari/> Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang [[dalang]] untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen.<ref name=intisari/> Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh.<ref name=intisari/> Mereka mencoba merusak wayang si dalang.<ref name=intisari/> Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran.<ref name=intisari/>
Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak [[wayang]].<ref name=intisari/> Asal kata nglanggeran adalah ''nglanggar'' yang mempunyai arti melanggar.<ref name=intisari/> Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang [[dalang]] untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen.<ref name=intisari/> Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh.<ref name=intisari/> Mereka mencoba merusak wayang si dalang.<ref name=intisari/> Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran.<ref name=intisari/>


Ada beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga.<ref name="nationalgeo">{{Cite web|url=http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/10/gunung-nglanggeran-gunung-api-purba-di-yogyakarta|title=Gunung Nglanggeran Gunung Api Purba di Yogyakarta|publisher=www.nationalgeographic.co.id|accessdate=6 Mei 2014}}</ref> Warga sekitar mengatakan bahwa menurut kepercayaan, Gunung Nglanggeran dijaga oleh [[Kyai Ongko Wijoyo]] serta tokoh pewayangan [[Punokawan]].<ref name=nationalgeo/> Pada [[malam tahun baru Jawa]] atau [[Jumat Kliwon]], beberapa orang memilih semadi di pucuk gunung.<ref name="travelkompas"/> Di Gunung Nglanggeran ini pula warga pernah menemukan arca mirip [[Ken Dedes]].<ref name="travelkompas"/>
Ada beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga.<ref name="nationalgeo">{{Cite web|url=http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/10/gunung-nglanggeran-gunung-api-purba-di-yogyakarta|title=Gunung Nglanggeran Gunung Api Purba di Yogyakarta|publisher=www.nationalgeographic.co.id|accessdate=6 Mei 2014|archive-date=2014-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20140502005137/http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/10/gunung-nglanggeran-gunung-api-purba-di-yogyakarta|dead-url=yes}}</ref> Warga sekitar mengatakan bahwa menurut kepercayaan, Gunung Nglanggeran dijaga oleh [[Kyai Ongko Wijoyo]] serta tokoh pewayangan [[Punokawan]].<ref name=nationalgeo/> Pada [[malam tahun baru Jawa]] atau [[Jumat Kliwon]], beberapa orang memilih semadi di pucuk gunung.<ref name="travelkompas"/> Di Gunung Nglanggeran ini pula warga pernah menemukan arca mirip [[Ken Dedes]].<ref name="travelkompas"/>


== Karakteristik ==
== Karakteristik ==
Berdasarkan penelitian, gunung api ini merupakan gunung berapi aktif sekitar 60 juta tahun yang lalu lalu.<ref name=nationalgeo/> Gunung Nglanggeran berasal dari Gunung api dasar laut yang terangkat dan kemudian menjadi [[daratan]] jutaan tahun lalu.<ref name=intisari/> Gunung ini memiliki bebatuan besar yang menjulang tinggi sehingga biasanya digunakan sebagai jalur pendakian dan tempat untuk [[pertapaan]] warga.<ref name=nationalgeo/> Puncak gunung tersebut adalah [[Gunung Gedhe]] di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai 48 [[hektare|hektar]].<ref name="travelkompas"/>
Berdasarkan penelitian, gunung api ini merupakan gunung berapi aktif sekitar 60 juta tahun yang lalu lalu.<ref name=nationalgeo/> Gunung Nglanggeran berasal dari Gunung api dasar laut yang terangkat dan kemudian menjadi [[daratan]] jutaan tahun lalu.<ref name=intisari/> Gunung ini memiliki bebatuan besar yang menjulang tinggi sehingga biasanya digunakan sebagai jalur pendakian dan tempat untuk [[pertapaan]] warga.<ref name=nationalgeo/> Puncak gunung tersebut adalah [[Gunung Gedhe]] di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai 48 [[hektare|hektar]].<ref name="travelkompas"/>


== Pendakian ==
== Perjalanan Menuju Puncak Nglanggeran ==
[[Berkas:Sunrise di bukit nglanggeran.jpg|thumb|200 px|melihat matahari terbit dari Puncak Nglanggeran]]
[[Berkas:Sunrise di bukit nglanggeran.jpg|jmpl|200 px|melihat matahari terbit dari Puncak Nglanggeran]]
Perjalanan menuju puncak gunung akan melewati jalanan tanah serta lorong-lorong bebatuan yang sempit.<ref name=harianjogja>{{Cite web|url=http://www.harianjogja.com/baca/2012/09/24/menepi-di-puncak-gunung-nglanggeran-332031|accessdate=12 Mei 2014|title=Menepi Di Puncak Gunung Nglanggeran|publisher= www.harianjogja.com}}</ref> Dengan jarak tempuh pendakian lebih kurang dua jam, wisatawan bisa menapaki puncak tertinggi gunung api purba itu.<ref name=cahaya>{{Cite web|url=http://travel.kompas.com/read/2009/08/02/09310519/Cahaya.di.Puncak.Gunung.Nglanggeran|accessdate=12 Mei 2014|title=Cahaya Di Puncak Gunung Nglanggeran|publisher= www.travel.kompas.com}}</ref> Apabila berangkat sore, wisatawan dapat menyaksikan matahari yang terbenam.<ref name=harianjogja/> Selain itu, pengunjung juga perlu menggunakan tali untuk mendaki bukit-bukit yang pendek.<ref name=harianjogja/> Ada papan petunjuk yang membuat wisatawan tidak mudah tersesat.<ref name=harianjogja/>
Perjalanan menuju puncak gunung akan melewati jalanan tanah serta lorong-lorong bebatuan yang sempit.<ref name=harianjogja>{{Cite web|url=http://www.harianjogja.com/baca/2012/09/24/menepi-di-puncak-gunung-nglanggeran-332031|accessdate=12 Mei 2014|title=Menepi Di Puncak Gunung Nglanggeran|publisher=www.harianjogja.com|archive-date=2014-05-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20140512213016/http://www.harianjogja.com/baca/2012/09/24/menepi-di-puncak-gunung-nglanggeran-332031|dead-url=yes}}</ref> Dengan jarak tempuh pendakian lebih kurang dua jam, wisatawan bisa menapaki puncak tertinggi gunung api purba itu.<ref name=cahaya>{{Cite news|url=http://travel.kompas.com/read/2009/08/02/09310519/Cahaya.di.Puncak.Gunung.Nglanggeran|accessdate=12 Mei 2014|title=Cahaya di Puncak Gunung Nglanggeran|publisher=www.travel.kompas.com|work=[[Kompas.com]]|archive-date=2023-01-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20230117133647/https://travel.kompas.com/read/2009/08/02/09310519/Cahaya.di.Puncak.Gunung.Nglanggeran|dead-url=no}}</ref> Apabila berangkat sore, wisatawan dapat menyaksikan matahari yang terbenam.<ref name=harianjogja/> Selain itu, pengunjung juga perlu menggunakan tali untuk mendaki bukit-bukit yang pendek.<ref name=harianjogja/> Ada papan petunjuk yang membuat wisatawan tidak mudah tersesat.<ref name=harianjogja/>


== Pengembangan Wisata ==
== Pengembangan wisata ==
[[Berkas:Embung nglanggeran.jpg|thumb|200 px|Embung Nglanggeran]]
[[Berkas:Embung nglanggeran.jpg|jmpl|200 px|Embung Nglanggeran]]
Tahun [[1999]], objek wisata ini dikelola [[Karang Taruna Bukit Putra Mandiri]] yang mengenakan tarif tiket Rp 500 per orang, namun fasilitasnya belum lengkap.<ref name="travelkompas"/> Mengingat banyaknya potensi budaya dan ekowisata di situs gunung api tersebut, tahun [[2008]] [Badan Pengelola Desa Wisata Nglanggeran mengambil alih pengelolaannya dan menambah berbagai fasilitas.<ref name="travelkompas"/>
Tahun [[1999]], objek wisata ini dikelola [[Karang Taruna Bukit Putra Mandiri]] yang mengenakan tarif tiket Rp 500 per orang, namun fasilitasnya belum lengkap.<ref name="travelkompas"/> Mengingat banyaknya potensi budaya dan ekowisata di situs gunung api tersebut, tahun [[2008]] [Badan Pengelola Desa Wisata Nglanggeran mengambil alih pengelolaannya dan menambah berbagai fasilitas.<ref name="travelkompas"/>


Di sekitar Gunung Nglanggeran dapat dijumpai [[embung]] yang merupakan bangunan berupa kolam seperti [[telaga]] di ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut.<ref name="travelkompas"/> Embung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi itu berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di sekeliling embung.<ref name="travelkompas"/> Pada musim kemarau, para petani bisa memanfaatkan airnya untuk mengairi sawah.<ref name="travelkompas"/> Pengunjung bisa naik ke embung dengan tangga.<ref name="travelkompas"/> Sampai di sisi embung, pengunjung bisa melihat matahari terbenam dan melihat gunung api purba di seberang embung.<ref name="travelkompas"/>
Di sekitar Gunung Nglanggeran dapat dijumpai [[embung]] yang merupakan bangunan berupa kolam seperti [[telaga]] di ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut.<ref name="travelkompas"/> Embung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi itu berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di sekeliling embung.<ref name="travelkompas"/> Pada musim kemarau, para petani bisa memanfaatkan airnya untuk mengairi sawah.<ref name="travelkompas"/> Pengunjung bisa naik ke embung dengan tangga.<ref name="travelkompas"/> Sampai di sisi embung, pengunjung bisa melihat matahari terbenam dan melihat gunung api purba di seberang embung.<ref name="travelkompas"/>


Harga tiket masuk untuk menikmati wisata alam Jogja ini (mulai 1 Juli 2016), sebesar Rp 15.000 di siang hari dan Rp 20.000 di malam hari, dan untuk wisatawan asing sebesar Rp 30.000.<ref>{{Cite news|url=http://www.harianjogja.com/baca/2017/01/02/wisata-gunungkidul-inilah-tarif-resmi-yang-diterapkan-di-nglanggeran-781010|title=WISATA GUNUNGKIDUL : Inilah Tarif Resmi yang Diterapkan di Nglanggeran|last=Media|first=Mediani Dyah Natalia - Harian Jogja Digital|newspaper=Harianjogja.com|language=id-ID|access-date=2017-04-01}}</ref> Kawasan wisata Gunung Api Purba, Nglanggeran ini dikelola secara resmi oleh Karang Taruna Desa Nglanggeran.<ref name="sobatjogja.com">{{Cite web|url=http://sobatjogja.com/gunung-nglanggeran-terlelap-sebagai-merapi-purba/|title=Gunung Api Purba, Gunung Nglanggeran|publisher=www.sobatjogja.com|accessdate=17 October 2014}}</ref>
Harga tiket masuk untuk menikmati wisata alam Jogja ini (mulai 1 Juli 2016), sebesar Rp15.000,00 di siang hari dan Rp20.000,00 di malam hari, dan untuk wisatawan asing sebesar Rp30.000,00.<ref>{{Cite news|url=http://www.harianjogja.com/baca/2017/01/02/wisata-gunungkidul-inilah-tarif-resmi-yang-diterapkan-di-nglanggeran-781010|title=WISATA GUNUNGKIDUL : Inilah Tarif Resmi yang Diterapkan di Nglanggeran|last=Media|first=Mediani Dyah Natalia - Harian Jogja Digital|newspaper=Harianjogja.com|language=id-ID|access-date=2017-04-01|archive-date=2017-04-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20170401232302/http://www.harianjogja.com/baca/2017/01/02/wisata-gunungkidul-inilah-tarif-resmi-yang-diterapkan-di-nglanggeran-781010|dead-url=yes}}</ref> Kawasan wisata Gunung Api Purba, Nglanggeran ini dikelola secara resmi oleh Karang Taruna Desa Nglanggeran.<ref name="sobatjogja.com">{{Cite web|url=http://sobatjogja.com/gunung-nglanggeran-terlelap-sebagai-merapi-purba/|title=Gunung Api Purba, Gunung Nglanggeran|publisher=www.sobatjogja.com|accessdate=17 October 2014|archive-date=2023-03-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230330013311/https://www.sobatjogja.com/gunung-nglanggeran-terlelap-sebagai-merapi-purba/|dead-url=no}}</ref>

== Pada budaya populer ==
Gunung Nglanggeran disebut dalam lagu congdut karya [[Didi Kempot]], berjudul "Banyu Langit" yang dirilis pada tahun 2016 dalam album ''Kasmaran.'' Pada bagian akhir ''chorus'' disebutkan: "...''adheme gunung Merapi purba, sing neng Nglanggeran, Wonosari, Yogyakarta''..."<ref>{{Cite news|url=https://travel.kompas.com/read/2019/08/29/151000827/lagu-banyu-langit-didi-kempot-bikin-turis-penasaran-ke-nglanggeran|title=Lagu Banyu Langit Didi Kempot, Bikin Turis Penasaran ke Nglanggeran|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-09-07|editor-last=Nursastri|editor-first=Sri Anindiati|first=Markus|last=Yuwono|archive-date=2023-01-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20230128210653/https://travel.kompas.com/read/2019/08/29/151000827/lagu-banyu-langit-didi-kempot-bikin-turis-penasaran-ke-nglanggeran|dead-url=no}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 10 Agustus 2023 18.40

Gunung Nglanggeran
Panorama Puncak Gunung Nglanggeran
Titik tertinggi
Ketinggian700 m (2.300 ft)
Masuk dalam daftarRibu
Geografi
LetakDaerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia

Gunung Nglanggeran adalah sebuah gunung di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Gunung ini merupakan suatu gunung api purba yang terbentuk sekitar 60-70 juta tahun yang lalu atau yang memiliki umur tersier (Oligo-Miosen).[1][2] Gunung Nglanggeran memiliki batuan yang sangat khas karena didominasi oleh aglomerat dan breksi gunung api.[3][4][5] Gunung ini terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul yang berada pada deretan Pegunungan Baturagung.[3][6][7]

Legenda[sunting | sunting sumber]

Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak wayang.[7] Asal kata nglanggeran adalah nglanggar yang mempunyai arti melanggar.[7] Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang dalang untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen.[7] Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh.[7] Mereka mencoba merusak wayang si dalang.[7] Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran.[7]

Ada beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga.[8] Warga sekitar mengatakan bahwa menurut kepercayaan, Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyai Ongko Wijoyo serta tokoh pewayangan Punokawan.[8] Pada malam tahun baru Jawa atau Jumat Kliwon, beberapa orang memilih semadi di pucuk gunung.[6] Di Gunung Nglanggeran ini pula warga pernah menemukan arca mirip Ken Dedes.[6]

Karakteristik[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan penelitian, gunung api ini merupakan gunung berapi aktif sekitar 60 juta tahun yang lalu lalu.[8] Gunung Nglanggeran berasal dari Gunung api dasar laut yang terangkat dan kemudian menjadi daratan jutaan tahun lalu.[7] Gunung ini memiliki bebatuan besar yang menjulang tinggi sehingga biasanya digunakan sebagai jalur pendakian dan tempat untuk pertapaan warga.[8] Puncak gunung tersebut adalah Gunung Gedhe di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai 48 hektar.[6]

Pendakian[sunting | sunting sumber]

melihat matahari terbit dari Puncak Nglanggeran

Perjalanan menuju puncak gunung akan melewati jalanan tanah serta lorong-lorong bebatuan yang sempit.[9] Dengan jarak tempuh pendakian lebih kurang dua jam, wisatawan bisa menapaki puncak tertinggi gunung api purba itu.[10] Apabila berangkat sore, wisatawan dapat menyaksikan matahari yang terbenam.[9] Selain itu, pengunjung juga perlu menggunakan tali untuk mendaki bukit-bukit yang pendek.[9] Ada papan petunjuk yang membuat wisatawan tidak mudah tersesat.[9]

Pengembangan wisata[sunting | sunting sumber]

Embung Nglanggeran

Tahun 1999, objek wisata ini dikelola Karang Taruna Bukit Putra Mandiri yang mengenakan tarif tiket Rp 500 per orang, namun fasilitasnya belum lengkap.[6] Mengingat banyaknya potensi budaya dan ekowisata di situs gunung api tersebut, tahun 2008 [Badan Pengelola Desa Wisata Nglanggeran mengambil alih pengelolaannya dan menambah berbagai fasilitas.[6]

Di sekitar Gunung Nglanggeran dapat dijumpai embung yang merupakan bangunan berupa kolam seperti telaga di ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut.[6] Embung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi itu berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di sekeliling embung.[6] Pada musim kemarau, para petani bisa memanfaatkan airnya untuk mengairi sawah.[6] Pengunjung bisa naik ke embung dengan tangga.[6] Sampai di sisi embung, pengunjung bisa melihat matahari terbenam dan melihat gunung api purba di seberang embung.[6]

Harga tiket masuk untuk menikmati wisata alam Jogja ini (mulai 1 Juli 2016), sebesar Rp15.000,00 di siang hari dan Rp20.000,00 di malam hari, dan untuk wisatawan asing sebesar Rp30.000,00.[11] Kawasan wisata Gunung Api Purba, Nglanggeran ini dikelola secara resmi oleh Karang Taruna Desa Nglanggeran.[12]

Pada budaya populer[sunting | sunting sumber]

Gunung Nglanggeran disebut dalam lagu congdut karya Didi Kempot, berjudul "Banyu Langit" yang dirilis pada tahun 2016 dalam album Kasmaran. Pada bagian akhir chorus disebutkan: "...adheme gunung Merapi purba, sing neng Nglanggeran, Wonosari, Yogyakarta..."[13]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "GunungApiPurba.com : Situs Informasi Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba, Desa Wisata Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, D I Yogyakarta". gunungapipurba.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-03. Diakses tanggal 2017-04-01. 
  2. ^ "Nglanggeran Aman, Matinya Gunungapi". Dongeng Geologi. 2010-11-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-19. Diakses tanggal 2017-04-01. 
  3. ^ a b MualMaul (2009-10-06). "SEJARAH GEOLOGI ZONA PEGUNUNGAN SELATAN JAWA TIMUR". Wingman Arrows. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-11. Diakses tanggal 2017-04-01. 
  4. ^ marufins (2017-02-21). "Yogyakarta dan Kepungan Gunung-Gemunung Berapi Purba". Ekliptika. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-31. Diakses tanggal 2017-04-01. 
  5. ^ "Gunung Api Purba Nglanggeran | Geomagz | Majalah Geologi Populer". geomagz.geologi.esdm.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-01. Diakses tanggal 2017-04-01. 
  6. ^ a b c d e f g h i j k Wisnubrata. Wisnubrata, ed. "Berwisata ke Desa Nglanggeran". Kompas.com. www.travel.kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-17. Diakses tanggal 6 Mei 2014. 
  7. ^ a b c d e f g h "Bukit Nglanggeran: Kutukan Dalang bagi Yang Nglangger". www.intisari-online.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-06. Diakses tanggal 6 Mei 2014. 
  8. ^ a b c d "Gunung Nglanggeran Gunung Api Purba di Yogyakarta". www.nationalgeographic.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-02. Diakses tanggal 6 Mei 2014. 
  9. ^ a b c d "Menepi Di Puncak Gunung Nglanggeran". www.harianjogja.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-12. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 
  10. ^ "Cahaya di Puncak Gunung Nglanggeran". Kompas.com. www.travel.kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-17. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 
  11. ^ Media, Mediani Dyah Natalia - Harian Jogja Digital. "WISATA GUNUNGKIDUL : Inilah Tarif Resmi yang Diterapkan di Nglanggeran". Harianjogja.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-01. Diakses tanggal 2017-04-01. 
  12. ^ "Gunung Api Purba, Gunung Nglanggeran". www.sobatjogja.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-30. Diakses tanggal 17 October 2014. 
  13. ^ Yuwono, Markus. Nursastri, Sri Anindiati, ed. "Lagu Banyu Langit Didi Kempot, Bikin Turis Penasaran ke Nglanggeran". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-28. Diakses tanggal 2019-09-07.