Kabupaten Pangandaran: Perbedaan antara revisi
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) |
||
Baris 102: | Baris 102: | ||
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pangandaran}} |
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pangandaran}} |
||
==Penduduk dan demografi== |
==Penduduk dan demografi== |
||
Berdasarkan [[Sensus Penduduk Indonesia 2020]], jumlah penduduk Kabupaten Pangandaran mencapai 423.667 jiwa.<ref name=" |
Berdasarkan [[Sensus Penduduk Indonesia 2020]], jumlah penduduk Kabupaten Pangandaran mencapai 423.667 jiwa.<ref name="bps2021"/> Suku asli dan mayoritas yang mendiami wilayah Pangandaran adalah [[suku Sunda]]. Pendatang di Pangandaran adalah [[Suku Jawa]], [[Orang Minangkabau]], [[Suku Madura]], dan daerah lainnya di Indonesia dan juga warga negara asing yang bertempat tinggal di Indonesia.{{butuh rujukan}} |
||
Agama mayoritas yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Pangandaran adalah [[Islam]] yang juga merupakan agama mayoritas di [[Jawa Barat]]. Berdasarkan data Dindukcapil Kabupaten Pangandaran pada 2020, sebanyak 242.751 jiwa menganut Islam, 279 jiwa Kristen Protestan, 55 jiwa Katolik, 12 jiwa Buddha, dan lainnya 2 jiwa.<ref name="bps2021"/> |
|||
===Jumlah penduduk=== |
|||
Menurut [[Badan Pusat Statistik|Sensus penduduk tahun 2019]] jumlah penduduk di kabupaten Pangandaran berjumlah sekitar 409.840 jiwa.<ref>{{cite web|title=Jumlah penduduk Pangandaran|url=https://jabar.bps.go.id/indicator/108/335/1/jumlah-penduduk-dan-agama-yang-dianut.html|website=jabar.bps.go.id}}</ref> |
|||
===Suku bangsa=== |
|||
Suku asli dan mayoritas yang mendiami wilayah Pangandaran adalah [[suku Sunda]], suku pendatang di Pangandaran adalah [[suku Jawa]], [[Orang Minangkabau]], [[Suku Madura]] dan daerah lainnya di Indonesia. |
|||
===Agama=== |
|||
Agama mayoritas yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Pangandaran adalah [[Islam]] yang juga merupakan agama mayoritas di [[Jawa Barat]].<ref>{{cite web|last=|first=|title=Penduduk Indonesia Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut 2010|url=http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Indonesia&wid=0000000000&lang=id|website=|publisher=Badan Pusat Statistik|accessdate=November 13, 2017}}</ref> |
|||
== Pariwisata == |
== Pariwisata == |
Revisi per 11 Februari 2022 10.36
Kabupaten Pangandaran | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Sunda | ᮕᮍᮔ᮪ᮓᮛᮔ᮪ |
Etimologi: Andar | |
Julukan: Hawaii van Jabar | |
Motto: Jaya karsa makarya praja (Jawa) Unggul dalam pemikiran demi menciptakan pemerintahan yang kuat | |
Koordinat: 7°42′06″S 108°29′39″E / 7.7016552°S 108.4942204°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Dasar hukum | Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2012 |
Hari jadi | 25 Oktober 2012 |
Ibu kota | Parigi |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Jeje Wiradinata |
• Wakil Bupati | Ujang Endin Indrawan |
• Sekretaris Daerah | Kusdiana |
• Ketua DPRD | Asep Noordin |
Luas | |
• Total | 1.011,04 km2 (390,36 sq mi) |
Populasi (2020)[1] | |
• Total | 423.667 |
• Kepadatan | 424,57/km2 (1,099,6/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 99,66% Kristen 0,32% - Protestan 0,27% - Katolik 0,05% Buddha 0,01% Lainnya 0,01%[1] |
• Bahasa | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62265 |
Pelat kendaraan | Z xxxx W* |
Kode Kemendagri | 32.18 |
Situs web | pangandarankab |
Pangandaran (bahasa Sunda: aksara Sunda: ᮕᮍᮔ᮪ᮓᮛᮔ᮪) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ciamis di utara, Kabupaten Cilacap di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Tasikmalaya di barat.
Berjarak 195 km dari Kota Bandung, kabupaten ini merupakan salah satu tujuan wisata favorit karena keindahan objek wisata alam yang disuguhkan di kabupaten ini. Pantai Pangandaran dan Cukang Taneuh (the Green Canyon) merupakan objek wisata yang cukup diandalkan di Kabupaten Pangandaran. Kabupaten ini merupakan buah pemekaran dari Kabupaten Ciamis dan beribu kota di Parigi.
Sejarah
Perkembangan wilayah
Nama "Pangandaran" memiliki tiga makna, yaitu kata andar, andar-andar, dan pangan + daharan. Andar-andar, dalam bahasa Sunda, berarti "pelancong" atau "pendatang". Hal ini dikarenakan daerah tersebut dahulu merupakan tempat yang dahulu dibuka oleh nelayan Suku Sunda. Selain itu etimologi kedua, pangan + daharan bermakna "tempat mencari nafkah," karena dengan melautlah mereka mencari nafkah.[2]
Dalam folklor yang dibuat masyarakat Pangandaran, Pangandaran dibentuk saat Desa Pananjung mulai dibuka oleh nelayan Suku Sunda. Para nelayan Sunda meyakini bahwa mereka akan mudah mendapatkan ikan mengingat gelombang lautnya yang terasa tenang. Alasan yang cukup masuk akal adalah adanya sebuah daratan yang menjorok ke laut yang akan meredam gelombang ganas Samudra Hindia sampai ke kawasan pantai. Nelayan-nelayan tersebut kemudian menggunakan andar sebagai tempat untuk menyimpan perahu mereka. Mereka pun akhirnya tinggal menetap dan jadilah sebuah perkampungan yang diberi nama "Pangandaran".[3]
Menurut Asep Nurdin Rosihan Anwar, para sesepuh menyebut daerah tersebut sebagai "Pananjung" karena keberadaan tanjung tersebut dan juga tempat-tempat keramat. Istilah ini kemudian berkembang menjadi pangnanjung-nanjungna (paling subur atau makmur). Pananjung kelak menjadi salah satu pusat kerajaan yang sezaman dengan Kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan sekitar abad ke-14 Masehi. setelah munculnya Kerajaan Pajajaran di Pakuan. Diperintah oleh Prabu Anggalarang, sayangnya Kerajaan Pananjung ini hancur diserang oleh para perompak karena pihak kerajaan tidak bersedia menjual hasil bumi kepada mereka, di masa-masa paceklik.[3]
Di masa pemerintahan Hindia Belanda, Pangandaran menjadi bagian dari Kabupaten Sukapura.[4]
Pada tahun 1922, Pananjung dijadikan taman baru oleh Y. Everen (Residen Priangan) pada saat melepaskan seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa. Karena memiliki keanekaragaman satwa dan jenis-jenis tanaman langka, agar kelangsungan habitatnya dapat terjaga maka pada tahun 1934 Pananjung dijadikan suaka alam dan marga satwa dengan luas 530 ha.[3]
Pada tahun 1961 setelah ditemukannya Rafflesia patma status Pananjung berubah menjadi cagar alam. Dengan meningkatnya kebutuhan tempat rekreasi maka pada tahun 1978 sebagian kawasan tersebut seluas 37,70 ha dijadikan Taman Wisata. Pada tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan disekitarnya sebagai cagar alam laut (470 ha) sehingga luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000 ha.[5]
Pembentukan Kabupaten Pangandaran
Pangandaran resmi menjadi kabupaten setelah pengukuhan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2012 dan hari jadinya ditetapkan pada tanggal 25 Oktober 2012. Kabupaten ini merupakan buah pemekaran dari Kabupaten Ciamis. Dengan tanggal pemekaran tersebut, kabupaten ini menjadi yang paling muda dari seluruh kabupaten di Jawa Barat.[6]
Lambang
Kabupaten ini menggunakan lambang daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2015. Lambang ini sempat mendapatkan kritik, karena lambang tersebut mulanya dibuat berdasarkan Peraturan Bupati No. 4 Tahun 2013. Hal ini terjadi karena pada saat lambang tersebut dibuat, DPRD Kabupaten belum dibentuk. Saat DPRD sudah dibentuk, lambang daerah harus sudah dipatenkan menggunakan Perda. Ini artinya, lambang yang digunakan dianggap "sementara", artinya tak dapat digunakan secara luas di kalangan PNS. Namun, salah satu anggota DPRD Ciamis dari fraksi PDIP Maman Suherman, cukup mengapresiasi kerja Penjabat Bupati Pangandaran kala itu, Endjang Naffandi, karena dalam 3 bulan bekerja sudah menghasilkan tujuh peraturan bupati.[7] Dengan pengukuhan perda tersebut, elemen yang ada di dalamnya antara lain:
- Perisai biru dengan perbandingan 1:2 dengan tinggi 17 cm dengan lebar bahu kiri dan kanan 7 cm dan 7 cm;
- Tulisan Kab. Pangandaran putih
- Bintang kuning emas
- Kujang 5 lubang
- Kelapa (warna alam)
- Gunung (warna alam)
- Fondasi berjumlah 25
- Benteng 10
- Gelombang putih 12 alur
- Bunga Rafflesia patma
- Pita kuning dengan motto Jaya karsa makarya praja
Geografi
Kabupaten Pangandaran terletak pada letak astronomis 108°30'BT hingga 108°40'BT serta 7°40'20"LS hingga 7°50'20"LS.[8] Kabupaten ini berbatasan dengan wilayah-wilayah berikut:
Utara | Kabupaten Ciamis |
Timur | Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah |
Selatan | Samudra Hindia |
Barat | Kabupaten Tasikmalaya |
Kabupaten Pangandaran memiliki luas 101.104 kilometer persegi (39.036 sq mi). Terletak pada morfologi datar, bergelombang, bergunung-gunung pada rentang 0–2.000 mdpl. Kabupaten ini dialiri 3 daerah aliran sungai, yaitu DAS Ci Tanduy, Ci Julang, dan Ci Medang.[9]
Pemerintahan
Daftar Bupati
No. | Bupati | Masa jabatan | Partai | Wakil Bupati | Periode | |
---|---|---|---|---|---|---|
|
22 April 2013[10] – 22 April 2015 (2 tahun, 0 hari) | Independen | ||||
|
22 April 2015[11] – 17 Februari 2016 (301 hari) | Independen | ||||
17 Februari 2016[12] – 17 Februari 2021 (5 tahun, 0 hari) | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan | H. Adang Hadari | 1 – (2015) | |||
25 September 2020 – 5 Desember 2020 (71 hari) | Independen | |||||
|
17 Februari 2021 – 26 Februari 2021 (9 hari) | Independen | ||||
26 Februari 2021 – Petahana (3 tahun, 267 hari) | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan | H. Ujang Endin Indrawan | 2 – (2020) | |||
|
24 September 2024[13] – 23 November 2024 (60 hari) | Independen |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Pangandaran dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[14] | 2019–2024[15] | 2024–2029 | ||
PKB | 4 | 5 | 5 | |
Gerindra | 1 | 3 | 5 | |
PDI-P | 8 | 15 | 16 | |
Golkar | 5 | 5 | 5 | |
NasDem | (baru) 2 | 0 | 0 | |
PKS | 3 | 3 | 3 | |
PAN | 7 | 5 | 4 | |
Demokrat | 2 | 0 | 0 | |
Perindo | (baru) 1 | 0 | ||
PPP | 3 | 3 | 2 | |
Jumlah Anggota | 35 | 40 | 40 | |
Jumlah Partai | 9 | 8 | 7 |
Kecamatan, desa, dan kelurahan
Kabupaten Pangandaran memiliki 10 kecamatan dan 93 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 406.898 jiwa dengan luas wilayah 1.010,00 km² dan sebaran penduduk 403 jiwa/km².[16][17]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pangandaran, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Kodepos[18] | Jumlah Desa |
Daftar Desa |
---|---|---|---|---|
32.18.04 | Cigugur | 46592 | 7 | |
32.18.02 | Cijulang | 46594 | 7 | |
32.18.03 | Cimerak | 46595 | 11 | |
32.18.08 | Kalipucang | 46597 | 9 | |
32.18.05 | Langkaplancar | 46591 | 15 | |
32.18.06 | Mangunjaya | 46571 | 5 | |
32.18.07 | Padaherang | 46584 | 14 | |
32.18.09 | Pangandaran | 46596 | 8 | |
32.18.01 | Parigi | 46511-46519 | 10 | |
32.18.10 | Sidamulih | 46565 | 7 | |
TOTAL | 93 |
Penduduk dan demografi
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2020, jumlah penduduk Kabupaten Pangandaran mencapai 423.667 jiwa.[1] Suku asli dan mayoritas yang mendiami wilayah Pangandaran adalah suku Sunda. Pendatang di Pangandaran adalah Suku Jawa, Orang Minangkabau, Suku Madura, dan daerah lainnya di Indonesia dan juga warga negara asing yang bertempat tinggal di Indonesia.[butuh rujukan]
Agama mayoritas yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Pangandaran adalah Islam yang juga merupakan agama mayoritas di Jawa Barat. Berdasarkan data Dindukcapil Kabupaten Pangandaran pada 2020, sebanyak 242.751 jiwa menganut Islam, 279 jiwa Kristen Protestan, 55 jiwa Katolik, 12 jiwa Buddha, dan lainnya 2 jiwa.[1]
Pariwisata
Perekonomian
Kesehatan
Transportasi
Tokoh penting
Referensi
- ^ a b c d e Badan Pusat Statistik (2021). Kabupaten Pangandaran dalam Angka, 2021.
- ^ "Sejarah Singkat Berdirinya Kabupaten Pangandaran". Seputar Pangandaran. 2019-11-04. Diakses tanggal 2022-02-11.
- ^ a b c "Pangandaran dahulu merupakan pusat kerajaan?". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2022-02-11.
- ^ "Cerita tentang Berpindah-pindahnya Ibu Kota Sukapura". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2022-02-11.
- ^ "Cagar Alam Pananjung Pangandaran: Konservasi dan Situs Sejarah - Semua Halaman - National Geographic". nationalgeographic.grid.id. Diakses tanggal 2022-02-11.
- ^ "Pemekaran wilayah, Pangandaran optimis lebih berkembang". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2022-02-11.
- ^ "Penetapan Logo Kabupaten Pangandaran Menuai Kritik". Harapan Rakyat Online. 2013-08-15. Diakses tanggal 2022-02-11.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaBPS2021
- ^ RPIJM bidang Cipta Karya 2016-2020 Kabupaten Pangandaran Bab II (PDF). Kementerian PUPR RI. hlm. II1–II5.
- ^ "Pangandaran Akhirnya Resmi Jadi Kabupaten, Endjang Affandi Jadi Pj Bupati". mypangandaran.com. 22 April 2013. Diakses tanggal 20 November 2016.
- ^ "Gantikan Endjang, Daud Achmad Dilantik Jadi Penjabat Bupati Pangandaran". harapanrakyat.com. 22 April 2015. Diakses tanggal 20 November 2016.
- ^ "Bupati Pangandaran Pertama Resmi Dilantik, Ini Fokus Pertama H Jeje Wiradinata". Tribunnews.com. Tribun Jabar Online. 17 Februari 2016. Diakses tanggal 20 November 2016.
- ^ Anindyadevi Aurellia (24 September 2024). "5 Pjs Bupati di Jawa Barat Resmi Dilantik, Ini Daftarnya". Detik.com. Diakses tanggal 26 September 2024.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kab. Pangandaran 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kab. Pangandaran 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Pangandaran
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi