Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Bersih-bersih (via JWB)
FazilyBot (bicara | kontrib)
Otomatis oleh BOT, Perbaikan kata menurut KBBI (via JWB)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 183: Baris 183:
Setelah Majapahit mengalami kejatuhan, kesultanan-kesultanan bercorak [[Islam]] berdiri dan berkembang pesat di Nusantara, terutama di [[Jawa]]. Kesultanan pertama di [[Pulau Jawa]] yang telah diakui secara luas adalah [[Kesultanan Demak|Demak]] dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] yang berdiri pada abad ke-15.<ref>{{Cite web|date=2022-05-19|title=Kesultanan Cirebon Jadi Satu dari Empat Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa|url=https://www.ayocirebon.com/ikon/pr-943420182/kesultanan-cirebon-jadi-satu-dari-empat-kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa|website=Ayo Cirebon|language=id|access-date=2022-09-16}}</ref><ref>{{Cite news|last=Ratriani|first=Virdita|date=2022-07-28|title=Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa adalah Kerajaan Demak: Pendiri dan Masa Jayanya|url=https://caritahu.kontan.co.id/news/kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa-adalah-kerajaan-demak-pendiri-dan-masa-jayanya|work=[[Kontan|Kontan.co.id]]|language=id|access-date=2022-09-16|editor-last=Ratriani|editor-first=Virdita}}</ref> Namun beberapa waktu ini, beberapa pakar menemukan sejumlah bukti tentang kesultanan Islam yang lebih tua, yaitu Lumajang, yang diperkirakan berdiri pada akhir abad ke-13.<ref>{{Cite web|title=Lumajang Ternyata Kerajaan Islam Tertua di Tanah Jawa|website=Suara Surabaya|url=https://www.suarasurabaya.net/jaring-radio/2016/Lumajang-Ternyata-Kerajaan-Islam-Tertua-di-Tanah-Jawa/|language=id-ID|access-date=2022-09-16}}</ref> Setelah itu, terdapat beberapa kesultanan yang juga berdiri di Jawa, yaitu [[Kesunanan Giri|Giri]], [[Kesultanan Banten|Banten]], [[Kerajaan Kalinyamat|Kalinyamat]], [[Kesultanan Pajang|Pajang]], [[Kerajaan Sumedang Larang|Sumedang Larang]], [[Kesultanan Mataram|Mataram]], [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Ngayogyakarta Hadiningrat]], dan [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Surakarta Hadiningrat]].{{sfn|Ricklefs|2001|p=}}
Setelah Majapahit mengalami kejatuhan, kesultanan-kesultanan bercorak [[Islam]] berdiri dan berkembang pesat di Nusantara, terutama di [[Jawa]]. Kesultanan pertama di [[Pulau Jawa]] yang telah diakui secara luas adalah [[Kesultanan Demak|Demak]] dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] yang berdiri pada abad ke-15.<ref>{{Cite web|date=2022-05-19|title=Kesultanan Cirebon Jadi Satu dari Empat Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa|url=https://www.ayocirebon.com/ikon/pr-943420182/kesultanan-cirebon-jadi-satu-dari-empat-kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa|website=Ayo Cirebon|language=id|access-date=2022-09-16}}</ref><ref>{{Cite news|last=Ratriani|first=Virdita|date=2022-07-28|title=Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa adalah Kerajaan Demak: Pendiri dan Masa Jayanya|url=https://caritahu.kontan.co.id/news/kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa-adalah-kerajaan-demak-pendiri-dan-masa-jayanya|work=[[Kontan|Kontan.co.id]]|language=id|access-date=2022-09-16|editor-last=Ratriani|editor-first=Virdita}}</ref> Namun beberapa waktu ini, beberapa pakar menemukan sejumlah bukti tentang kesultanan Islam yang lebih tua, yaitu Lumajang, yang diperkirakan berdiri pada akhir abad ke-13.<ref>{{Cite web|title=Lumajang Ternyata Kerajaan Islam Tertua di Tanah Jawa|website=Suara Surabaya|url=https://www.suarasurabaya.net/jaring-radio/2016/Lumajang-Ternyata-Kerajaan-Islam-Tertua-di-Tanah-Jawa/|language=id-ID|access-date=2022-09-16}}</ref> Setelah itu, terdapat beberapa kesultanan yang juga berdiri di Jawa, yaitu [[Kesunanan Giri|Giri]], [[Kesultanan Banten|Banten]], [[Kerajaan Kalinyamat|Kalinyamat]], [[Kesultanan Pajang|Pajang]], [[Kerajaan Sumedang Larang|Sumedang Larang]], [[Kesultanan Mataram|Mataram]], [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Ngayogyakarta Hadiningrat]], dan [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Surakarta Hadiningrat]].{{sfn|Ricklefs|2001|p=}}


Di [[Kalimantan]] sendiri, beberapa kerajaan Hindu-Buddha beralih menjadi kesultanan Islam, misalnya [[Kerajaan Selimbau|Selimbau]], [[Kerajaan Landak|Landak]] [[Kerajaan Tanjungpura|Tanjungpura]]. Kemudian beberapa kesultanan baru juga berdiri seiring dengan meningkatnya pengaruh Islam di Pulau Kalimantan sejak abad ke-14. [[Kekaisaran Brunei|Brunei]] yang lepas dari [[Kesultanan Melaka|Melaka]] pada abad ke-14 kemudian mencapai masa kejayaannya pada abad ke-15 dengan berhasil menguasai seluruh pesisir Pulau Kalimantan.<ref>Jamil Al-Sufri, Tarsilah Brunei: The Early History of Brunei up to 1432 AD (Bandar Seri Begawan: Brunei History Centre, 2000)</ref> Pada abad ke-16, [[Kesultanan Banjar|Banjar]] berdiri, berkembang, dan kemudian menguasai sebagian besar pesisir selatan Kalimantan, serta memiliki hubungan baik dengan [[kesultanan Demak|Demak]].<ref>{{id}} {{cite book|year=1992|url=http://books.google.com/books?id=HiZvFZbm6sgC&lpg=PA86&ots=OVLQW4MnBZ&dq=ibukota%20indonesia%20banjarmasin&hl=id&pg=PA85#v=onepage&q&f=false|title=Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia|publisher=PT Balai Pustaka|isbn=9794074098|pages=85|authors=Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto}}ISBN 978-979-407-409-1</ref> Kejayaan Banjar mulai menurun pada abad ke-18 dan keberadaannya dihapuskan oleh pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] pada tahun 1905.<ref>{{Cite news|date=2022-07-21|title=Sejarah Perang Banjar: Tokoh, Penyebab, Kronologi, dan Dampak|url=https://regional.kompas.com/read/2022/07/21/225400578/sejarah-perang-banjar-tokoh-penyebab-kronologi-dan-dampak|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-09-17|editor-last=Setyaningrum|editor-first=Puspasari}}</ref> Selain itu, beberapa kesultanan yang juga berdiri di Pulau Kalimantan adalah sebagai berikut.{{sfn|Ricklefs|2001|p=}}
Di [[Kalimantan]] sendiri, beberapa kerajaan Hindu-Buddha beralih menjadi kesultanan Islam, misalnya [[Kerajaan Selimbau|Selimbau]], [[Kerajaan Landak|Landak]] [[Kerajaan Tanjungpura|Tanjungpura]]. Kemudian beberapa kesultanan baru juga berdiri seiring dengan meningkatnya pengaruh Islam di Pulau Kalimantan sejak abad ke-14. [[Kekaisaran Brunei|Brunei]] yang lepas dari [[Kesultanan Melaka|Melaka]] pada abad ke-14 kemudian mencapai masa kejayaannya pada abad ke-15 dengan berhasil menguasai seluruh pesisir Pulau Kalimantan.<ref>Jamil Al-Sufri, Tarsilah Brunei: The Early History of Brunei up to 1432 AD (Bandar Seri Begawan: Brunei History Centre, 2000)</ref> Pada abad ke-16, [[Kesultanan Banjar|Banjar]] berdiri, berkembang, dan kemudian menguasai sebagian besar pesisir selatan Kalimantan, serta memiliki hubungan baik dengan [[kesultanan Demak|Demak]].<ref>{{id}} {{cite book|year=1992|url=http://books.google.com/books?id=HiZvFZbm6sgC&lpg=PA86&ots=OVLQW4MnBZ&dq=ibukota%20indonesia%20banjarmasin&hl=id&pg=PA85#v=onepage&q&f=false|title=Sejarah nasional Indonesia: Zaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia|publisher=PT Balai Pustaka|isbn=9794074098|pages=85|authors=Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto}}ISBN 978-979-407-409-1</ref> Kejayaan Banjar mulai menurun pada abad ke-18 dan keberadaannya dihapuskan oleh pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] pada tahun 1905.<ref>{{Cite news|date=2022-07-21|title=Sejarah Perang Banjar: Tokoh, Penyebab, Kronologi, dan Dampak|url=https://regional.kompas.com/read/2022/07/21/225400578/sejarah-perang-banjar-tokoh-penyebab-kronologi-dan-dampak|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-09-17|editor-last=Setyaningrum|editor-first=Puspasari}}</ref> Selain itu, beberapa kesultanan yang juga berdiri di Pulau Kalimantan adalah sebagai berikut.{{sfn|Ricklefs|2001|p=}}
{{columns-list|colwidth=17.5em|
{{columns-list|colwidth=17.5em|
# [[Kerajaan Sintang|Sintang]]
# [[Kerajaan Sintang|Sintang]]
Baris 313: Baris 313:


[[Berkas:Gunung Palung Jungle.jpg|jmpl|Hutan hujan di [[Taman Nasional Gunung Palung]], [[Kalimantan Barat]].|250x250px]]
[[Berkas:Gunung Palung Jungle.jpg|jmpl|Hutan hujan di [[Taman Nasional Gunung Palung]], [[Kalimantan Barat]].|250x250px]]
Indonesia merupakan [[negara kepulauan]] terbesar di dunia yang berada di [[Asia Tenggara]],<ref>{{Cite book|last=Morgan|first=Sally|date=2007|url=https://www.google.co.id/books/edition/Indonesia/EReyAAAACAAJ|title=Indonesia|location=London|publisher=Wayland|isbn=978-0-7502-4747-4|oclc=123798216|url-status=live}}</ref> dan terletak di antara benua [[Asia]] dan benua [[Australia]]/[[Oseania]], serta di antara [[Samudra Hindia]] dan [[Samudra Pasifik]]. Negara ini memiliki 17.504 pulau yang menyebar di sekitar [[khatulistiwa]]; sebanyak 16.056 pulau telah dibakukan namanya,<ref>{{Cite web|last=|first=|date=19 Agustus 2017|title=PBB Verifikasi 16.056 Nama Pulau Indonesia|url=https://maritim.go.id/pbb-verifikasi-16-056-nama-pulau-indonesia/|website=Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi|language=|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810110125/https://maritim.go.id/pbb-verifikasi-16-056-nama-pulau-indonesia/|archive-date=10 Agustus 2021|access-date=10 Agustus 2021}}</ref> dan sekitar 6.000 pulau tidak berpenghuni.<ref name="Indonesia Regions">{{cite press release|publisher=International Monetary Fund|url=http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2006/01/data/dbcoutm.cfm?SD=2005&ED=2005&R1=1&R2=1&CS=3&SS=2&OS=C&DD=0&OUT=1&C=536&S=PPPWGT-PPPPC&RequestTimeout=120&CMP=0&x=45&y=5 Estimate|accessdate=5 Oktober 2006|title=World Economic Outlook Database|date=April 2006|archive-url=https://web.archive.org/web/20180501013111/http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2006/01/data/dbcoutm.cfm?SD=2005|archive-date=1 Mei 2018}}</ref><ref>{{cite web|first=Hendriawan|title=Indonesia Regions|publisher= Indonesia Business Directory|url= http://www.indonext.com/Regions/|accessdate= 24 April 2007|archive-date= 28 Desember 2005|archive-url= https://web.archive.org/web/20051228011848/http://www.indonext.com/Regions/|dead-url= no}}</ref> Pulau-pulau besar di Indonesia yaitu [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Kalimantan]] (berbagi dengan [[Malaysia]] dan [[Brunei Darussalam]]), [[Sulawesi]], dan [[Pulau Papua|Papua]] (berbagi dengan [[Papua Nugini]]).
Indonesia merupakan [[negara kepulauan]] terbesar di dunia yang berada di [[Asia Tenggara]],<ref>{{Cite book|last=Morgan|first=Sally|date=2007|url=https://www.google.co.id/books/edition/Indonesia/EReyAAAACAAJ|title=Indonesia|location=London|publisher=Wayland|isbn=978-0-7502-4747-4|oclc=123798216|url-status=live}}</ref> dan terletak di antara benua [[Asia]] dan benua [[Australia]]/[[Oseania]], serta di antara [[Samudra Hindia]] dan [[Samudra Pasifik]]. Negara ini memiliki 17.504 pulau yang menyebar di sekitar [[khatulistiwa]]; sebanyak 16.056 pulau telah dibakukan namanya,<ref>{{Cite web|last=|first=|date=19 Agustus 2017|title=PBB Verifikasi 16.056 Nama Pulau Indonesia|url=https://maritim.go.id/pbb-verifikasi-16-056-nama-pulau-indonesia/|website=Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi|language=|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810110125/https://maritim.go.id/pbb-verifikasi-16-056-nama-pulau-indonesia/|archive-date=10 Agustus 2021|access-date=10 Agustus 2021}}</ref> dan sekitar 6.000 pulau tidak berpenghuni.<ref name="Indonesia Regions">{{cite press release|publisher=International Monetary Fund|url=http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2006/01/data/dbcoutm.cfm?SD=2005&ED=2005&R1=1&R2=1&CS=3&SS=2&OS=C&DD=0&OUT=1&C=536&S=PPPWGT-PPPPC&RequestTimeout=120&CMP=0&x=45&y=5 Estimate|accessdate=5 Oktober 2006|title=World Economic Outlook Database|date=April 2006|archi

Indonesia berada pada koordinat antara antara 6° 04' 30" LU dan 11° 00' 36" LS serta antar 94° 58' 21" dan 141° 01' 10" BT,{{sfn|BPS|2021|p=5}} yang membentang sepanjang 5.120 kilometer (3.181 mil) dari timur ke barat serta 1.760 kilometer (1.094 mil) dari utara ke selatan.<ref>{{Cite book|last1=Frederick|first1=William H.|last2=Worden|first2=Robert L.|date=1993|url=https://books.google.com/books?id=6dgmXWMgWcwC&pg=PA98|title=Indonesia: A Country Study|location=Washington, D.C.|publisher=Federal Research Division, Library of Congress|isbn=9780844407906|series=Area Handbook Series|volume=550|page=98|language=en}}</ref> Luas daratan Indonesia adalah 1.916.906,77 km²,{{sfn|BPS|2020|p=3}} sementara luas perairannya sekitar 3.110.000 km² dengan garis pantai sepanjang 108 ribu km.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=10 Agustus 2018|title=Menko Maritim Luncurkan Data Rujukan Wilayah Kelautan Indonesia|url=https://maritim.go.id/menko-maritim-luncurkan-data-rujukan-wilayah-kelautan-indonesia/|website=Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.|access-date=10 Agustus 2021}}</ref> Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan teritorial laut 12 [[mil laut]] serta zona ekonomi eksklusif 200 [[mil laut]],<ref>[http://www.un.org/Depts/los/convention_agreements/texts/unclos/part5.htm Article 55] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080316143137/http://www.un.org/Depts/los/convention_agreements/texts/unclos/part5.htm |date=2008-03-16 }}, 1982 UN Convention on the Law of The Sea.</ref> searah penjuru mata angin, yaitu:

{{batas_USBT
|utara=Negara [[Malaysia]] dengan perbatasan sepanjang 1.782 km,<ref name="Indonesia Regions" /> [[Singapura]], [[Filipina]], dan [[Laut Tiongkok Selatan]]
|selatan=Negara [[Australia]], [[Timor Leste]], dan [[Samudra Hindia]]
|timur=Negara [[Papua Nugini]] dengan perbatasan sepanjang 820&nbsp;km,<ref name="Indonesia Regions" /> [[Timor Leste]], dan [[Samudra Pasifik]]
|barat=[[Samudra Hindia]]
}}
Titik tertinggi di Indonesia yaitu [[Puncak Jaya]] (4.884 mdpl) di [[Papua]].<ref>{{Cite book|date=1976|url=http://www.papuaweb.org/dlib/bk/hope1976/index.html|title=The Equatorial Glaciers of New Guinea|location=Rotterdam|publisher=A.A. Balkema|editor-last=Hope|editor-first=G.S.|editor-last2=Peterson|editor-first2=J.A.|url-status=live|access-date=2021-08-11|archive-date=2016-03-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20160303180107/http://papuaweb.org/dlib/bk/hope1976/index.html|dead-url=yes}}</ref> [[Danau Toba]] di [[Sumatra Utara]] adalah danau terluas di Indonesia sekaligus danau [[kaldera]] terbesar di dunia,<ref>{{Cite book|last=Foster|first=Nigel|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Heart_of_Toba/1lcnzgEACAAJ|title=Heart of Toba: Batak Life Beside the World's Largest Caldera Lake|publisher=Amazon Digital Services|url-status=live}}</ref> sedangkan sungai terpanjang di Indonesia yaitu [[Sungai Kapuas]] yang berada di [[Kalimantan Barat]].<ref>{{Cite web|title=Geografis|url=https://kalbarprov.go.id/page/geografis|website=Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat|access-date=11 Agustus 2021}}</ref>

=== Iklim ===
{{main|Iklim Indonesia|Perubahan iklim di Indonesia}}
[[Berkas:Koppen-Geiger_Map_IDN_present.svg|jmpl|kiri|Peta [[Klasifikasi iklim Köppen|klasifikasi Iklim Köppen]] Indonesia.|500x500px]]
Secara umum, Indonesia beriklim [[Tropika|tropis]] (kelompok A dalam [[klasifikasi iklim Köppen]]; meskipun ada wilayah dengan tipe iklim yang berbeda).<ref>{{Cite journal|last=Beck|first=Hylke E.|last2=Zimmermann|first2=Niklaus E.|last3=McVicar|first3=Tim R.|last4=Vergopolan|first4=Noemi|last5=Berg|first5=Alexis|last6=Wood|first6=Eric F.|date=2018|title=Present and future Köppen-Geiger climate classification maps at 1-km resolution|url=http://www.nature.com/articles/sdata2018214|journal=Scientific Data|volume=5|issue=1|pages=180214|doi=10.1038/sdata.2018.214|issn=2052-4463|pmc=PMC6207062|pmid=30375988}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Beck|first=Hylke E.|last2=Zimmermann|first2=Niklaus E.|last3=McVicar|first3=Tim R.|last4=Vergopolan|first4=Noemi|last5=Berg|first5=Alexis|last6=Wood|first6=Eric F.|date=2020|title=Publisher Correction: Present and future Köppen-Geiger climate classification maps at 1-km resolution|url=http://www.nature.com/articles/s41597-020-00616-w|journal=Scientific Data|volume=7|issue=1|pages=274|doi=10.1038/s41597-020-00616-w|issn=2052-4463|pmc=PMC7431407|pmid=32807783}}</ref> Perairan yang hangat di wilayah Indonesia sangat berperan dalam menjaga suhu di darat tetap konstan, dengan rerata suhu di wilayah pesisir sebesar 28 °C, di wilayah pedalaman dan dataran tinggi sebesar 26 °C , serta di wilayah pegunungan sebesar 23 °C. Kelembapan berkisar antara 70 hingga 90%.<ref name=":3">{{Cite web|title=Climate of the World: Indonesia|url=https://www.weatheronline.co.uk/reports/climate/Indonesia.htm|website=Weather Online|language=|access-date=10 Agustus 2021}}</ref>

Faktor utama yang memengaruhi iklim Indonesia bukanlah suhu udara ataupun tekanan udara, melainkan [[Presipitasi (meteorologi)|curah hujan]]. Variasi musim di Indonesia, yaitu [[musim hujan]] dan [[musim kemarau]], berkaitan dengan pergerakan angin [[muson]]. Angin muson barat yang bertiup dari Asia ke Australia melalui Indonesia pada bulan Oktober hingga Februari mengakibatkan curah hujan yang tinggi, terutama di Indonesia bagian barat. Sementara itu, angin muson timur yang bergerak ke arah sebaliknya pada bulan April hingga Agustus tidak banyak membawa uap air dan menurunkan hujan. Selain itu, ada pula musim peralihan ketika matahari melintasi khatulistiwa yang mengakibatkan angin bertiup lemah dan bergerak tak menentu.<ref>{{Cite journal|last=Yananto|first=Ardila|last2=Sibarani|first2=Rini Mariana|date=2016|title=Analisis Kejadian El Nino dan Pengaruhnya terhadap Intensitas Curah Hujan di Wilayah Jabodetabek (Studi Kasus: Periode Puncak Musim Hujan Tahun 2015/2016)|url=http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JSTMC/article/view/541|journal=Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca|volume=17|issue=2|pages=65|doi=10.29122/jstmc.v17i2.541|issn=2549-1121}}</ref><ref>{{Cite book|last=Wyrtki|first=Klaus|date=1961|url=https://escholarship.org/content/qt49n9x3t4/qt49n9x3t4.pdf|title=Physical oceanography of the Southeast Asian waters|location=La Jolla, Calif.|publisher=Scripps Institution of Oceanography|oclc=5116526|url-status=live}}</ref> Meskipun demikian, tidak semua wilayah Indonesia memiliki pola curah hujan yang sama. Selain daerah musonal, ada pula daerah ekuatorial yang dipengaruhi [[Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis|daerah pertemuan angin antartropis]], serta daerah lokal yang polanya berkebalikan dengan pola musonal.<ref>{{Cite book|last=Aldrian|first=E.|last2=Karmini|first2=M.|last3=Budiman|date=2011|url=https://www.researchgate.net/profile/Edvin-Aldrian/publication/309721670_Adaptasi_dan_Mitigasi_Perubahan_Iklim_di_Indonesia/links/581ec39c08aea429b295db6b/Adaptasi-dan-Mitigasi-Perubahan-Iklim-di-Indonesia.pdf|title=Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia|location=Jakarta|publisher=Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika|pages=19-21|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Aldrian|first=Edvin|last2=Dwi Susanto|first2=R.|date=2003|title=Identification of three dominant rainfall regions within Indonesia and their relationship to sea surface temperature|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/joc.950|journal=International Journal of Climatology|volume=23|issue=12|pages=1435–1452|doi=10.1002/joc.950|issn=0899-8418}}</ref>

Beberapa penelitian memproyeksikan Indonesia [[Perubahan iklim di Indonesia|terdampak perubahan iklim]].<ref>{{Cite book|last=Overland|first=Indra|date=2017|url=https://www.researchgate.net/publication/320622312_Impact_of_Climate_Change_on_ASEAN_International_Affairs_Risk_and_Opportunity_Multiplier|title=Impact of Climate Change on ASEAN International Affairs: Risk and Opportunity Multiplier|publisher=Norwegian Institute of International Affairs (NUPI) dan Myanmar Institute of International and Strategic Studies (MISIS)|url-status=live}}</ref> Dampak buruk yang ditimbulkan di antaranya kenaikan suhu rata-rata sekitar 1 °C pada pertengahan abad ini akibat emisi yang tidak berkurang,<ref>{{Cite web|title=Climate Impact Map|url=https://www.impactlab.org/map/#usmeas=absolute&usyear=1981-2010&gmeas=change-from-hist&gyear=2080-2099&tab=global&gvar=tasmax-over-95F&gprob=0.5&grcp=rcp85|publisher=Climate Impact Lab|access-date=18 November 2018}}</ref><ref name=":4">{{cite web|last=Case|first=M.|last2=Ardiansyah|first2=F.|date=14 November 2007|title=Climate Change in Indonesia: Implications for Humans and Nature|url=http://awsassets.panda.org/downloads/inodesian_climate_change_impacts_report_14nov07.pdf|publisher=World Wide Fund for Nature|archive-url=https://web.archive.org/web/20180219103237/http://awsassets.panda.org/downloads/inodesian_climate_change_impacts_report_14nov07.pdf|archive-date=19 Februari 2018|access-date=18 November 2018|last3=Spector|first3=E.|url-status=live}}</ref> peningkatan frekuensi kekeringan dan kekurangan pangan (akibat perubahan curah hujan dan pola musim yang memengaruhi pertanian), serta berbagai penyakit dan kebakaran hutan.<ref name=":4" /> [[Kenaikan permukaan laut|Naiknya permukaan air laut]] juga mengancam sebagian besar penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir.<ref name=":4" /><ref>{{Cite web|date=29 Oktober 2019|title=Report: Flooded Future: Global vulnerability to sea level rise worse than previously understood|url=https://climatecentral.org/news/report-flooded-future-global-vulnerability-to-sea-level-rise-worse-than-previously-understood|publisher=Climate Central|archive-url=https://web.archive.org/web/20191102025006/https://climatecentral.org/news/report-flooded-future-global-vulnerability-to-sea-level-rise-worse-than-previously-understood|archive-date=2 November 2019|access-date=5 November 2019|url-status=live}}</ref><ref>{{cite web|last1=Lin|first1=Mayuri Mei|last2=Hidayat|first2=Rafki|date=13 Agustus 2018|title=Jakarta, the fastest-sinking city in the world|url=https://www.bbc.com/news/world-asia-44636934|publisher=BBC|archive-url=https://web.archive.org/web/20181018234203/https://www.bbc.com/news/world-asia-44636934|archive-date=18 Oktober 2018|access-date=19 November 2018|url-status=live}}</ref> Penduduk prasejahtera mungkin merupakan kelompok yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim.<ref>{{cite web|date=April 2011|title=Indonesia: Climate Risk and Adaptation Country Profile|url=http://sdwebx.worldbank.org/climateportal/countryprofile/doc/GFDRRCountryProfiles/wb_gfdrr_climate_change_country_profile_for_IDN.pdf|publisher=World Bank|archive-url=https://web.archive.org/web/20171206014747/http://sdwebx.worldbank.org/climateportal/countryprofile/doc/GFDRRCountryProfiles/wb_gfdrr_climate_change_country_profile_for_IDN.pdf|archive-date=6 Desember 2017|access-date=18 November 2018|url-status=live}}</ref>

=== Geologi ===
{{main|Geologi Indonesia}}
[[Berkas:Map indonesia volcanoes.gif|jmpl|Gunung-gunung berapi utama di Indonesia, yang merupakan bagian dari [[Cincin Api Pasifik]].|400x400px]]
Secara [[Tektonika lempeng|tektonik]], sebagian besar wilayah Indonesia sangat tidak stabil karena lokasinya menjadi pertemuan dari beberapa lempeng tektonik, seperti [[lempeng Indo-Australia]], [[Lempeng Pasifik]], dan [[Lempeng Eurasia]]. Negara ini terletak di [[Cincin Api Pasifik]] sehingga memiliki banyak [[Daftar gunung berapi di Indonesia|gunung berapi]] dan sering mengalami [[Daftar gempa bumi di Indonesia|gempa bumi]].<ref name=":5">{{cite web|date=5 November 2015|title=Indonesia: Volcano nation|url=https://www.bbc.com/news/world-asia-26167897|publisher=BBC|archive-url=https://web.archive.org/web/20171128105714/http://www.bbc.com/news/world-asia-26167897|archive-date=28 November 2017|access-date=28 November 2017|url-status=live}}</ref> [[Busur vulkanik]] berjajar mulai dari Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, dan kemudian ke [[Kepulauan Banda]] di Maluku hingga ke timur laut Sulawesi.{{sfn|Witton|2003|p=38}} Dari sekitar 400 gunung berapi, kurang lebih 130 di antaranya masih aktif.<ref name=":5" />

Sebuah letusan [[supervulkan]] pada sekitar 77.000 SM yang [[Teori bencana Toba|membentuk Danau Toba]] dipercaya mengakibatkan musim dingin vulkanik dan penurunan suhu dunia selama bertahun-tahun.<ref>{{cite magazine|url=https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2017/08/11/early-humans-may-have-lived-through-a-supervolcano-eruption/|title=Early Humans May Have Lived Through A Supervolcano Eruption|last=Bressan|first=David|magazine=Forbes|date=11 Agustus 2017|access-date=11 Oktober 2017|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20170811205248/https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2017/08/11/early-humans-may-have-lived-through-a-supervolcano-eruption/|archive-date=11 Agustus 2017}}</ref> [[Letusan Tambora 1815|Letusan Tambora]] pada tahun 1815 dan [[Letusan Krakatau 1883|letusan Krakatau]] pada 1883 juga termasuk letusan gunung terbesar yang tercatat sepanjang sejarah.<ref>{{cite web|date=29 Mei 2016|title=Tambora|url=https://www.volcanodiscovery.com/tambora.html|publisher=Volcano Discovery|archive-url=https://web.archive.org/web/20161220181832/https://www.volcanodiscovery.com/tambora.html|archive-date=20 Desember 2016|access-date=20 December 2016|url-status=live}}</ref><ref>{{cite magazine|url=https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2016/08/31/the-eruption-of-krakatoa-was-the-first-global-catastrophe/|title=The Eruption of Krakatoa Was the First Global Catastrophe|last=Bressan|first=David|magazine=Forbes|date=31 Agustus 2016|access-date=2 September 2017|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20160902143003/https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2016/08/31/the-eruption-of-krakatoa-was-the-first-global-catastrophe/|archive-date=2 September 2016}}</ref> [[Gempa bumi berdorongan besar]] yang berdampak ke Indonesia dan terjadi belum lama ini adalah [[gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004]].<ref>{{cite web|date=19 Mei 2005|title=Analysis of the Sumatra-Andaman Earthquake Reveals Longest Fault Rupture Ever|url=https://www.nsf.gov/news/news_summ.jsp?cntn_id=104179|publisher=National Science Foundation|access-date=15 Desember 2016}}</ref>

=== Lingkungan hidup ===
{{utama|Flora Indonesia|Fauna Indonesia|Kawasan perlindungan di Indonesia}}
{{multiple image
| perrow = 2
| total_width = 300
| image1 = Rafflesia arnoldi 2013-12-31 21-48.JPG
| image2 = Man of the woods.JPG
| image3 = Komodo dragon (Varanus komodoensis).jpg
| image4 = Paradisaea apoda -Bali Bird Park-6.jpg
| footer = Spesies-spesies flora dan fauna yang [[endemik]] di Indonesia. Searah jarum jam dari kiri atas: [[Padma raksasa]], [[orang utan]], [[cenderawasih kuning-besar]], dan [[komodo]].
}}
Wilayah Indonesia memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi sehingga dikelompokkan sebagai salah satu dari 17 [[negara megadiversitas]] oleh [[Conservation International]].<ref>{{Cite web|title=The World's 17 Megadiverse Countries|url=https://www.biodiversitya-z.org/content/megadiverse-countries|website=Biodiversity A-Z|access-date=11 Agustus 2021}}</ref><ref>{{Cite book|last=Mittermeier|first=Russell A.|last2=Mittermeier|first2=Cristina Goettsch|last3=Gil|first3=Patricio Robles|last4=Wilson|first4=Edward O.|date=1997|url=https://www.worldcat.org/title/megadiversity-earths-biologically-wealthiest-nations/oclc/38584598|title=Megadiversity: earth's biologically wealthiest nations|location=México, D.F.|publisher=CEMEX|isbn=978-968-6397-50-5|oclc=38584598|url-status=live}}</ref> Dari sudut pandang [[wilayah biogeografi]], Indonesia termasuk dalam wilayah [[Malesia]]. Flora dan faunanya merupakan campuran dari spesies khas Asia dan [[Lingkup Australasia|Australasia]]. [[Alfred Russel Wallace]], seorang ahli sejarah alam, menghipotesiskan sebuah garis pemisah (yang kemudian disebut [[garis Wallace]]) untuk membedakan organisme yang berasal dari Asia ([[Paparan Sunda]]) dan Australia ([[Paparan Sahul]]). Kawasan biogeografi yang menjadi zona transisi di antara kedua paparan ini disebut [[Wallacea]].<ref>{{Cite journal|last=New|first=T.R.|year=2002|title=Neuroptera of Wallacea: a transitional fauna between major geographical regions|url=http://actazool.nhmus.hu/48Suppl2/newwallace.pdf|journal=Acta Zoologica Academiae Scientiarum Hungaricae|volume=48|issue=2|pages=217–227}}</ref> Selain itu, [[Max Carl Wilhelm Weber|garis Weber]] dan [[Richard Lydekker|garis Lydekker]] juga digunakan untuk menetapkan batas biogeografi Indonesia.<ref>{{Cite journal|last=Simpson|first=George Gaylord|date=1977|title=Too Many Lines; The Limits of the Oriental and Australian Zoogeographic Regions|url=https://www.jstor.org/stable/986523|journal=Proceedings of the American Philosophical Society|volume=21|issue=2|pages=107-120}}</ref>

Indonesia memiliki sekitar 10% dari seluruh spesies [[tumbuhan berbunga]] di Bumi (sebanyak 25.000 spesies, 55% di antaranya endemik di Indonesia). Negara ini juga memiliki sekitar 12% spesies [[mamalia]] di Bumi (515 spesies) sehingga menempati peringkat kedua pada keanekaragaman mamalia setelah Brasil. Indonesia menempati peringkat keempat pada keanekaragaman spesies [[reptil]] (781 spesies) dan [[primata]] (35 spesies), peringkat kelima pada keanekaragaman spesies [[burung]] (1.592 spesies), serta peringkat keenam pada keanekaragaman spesies [[amfibi]] (270 spesies).<ref>{{Cite web|last=|first=|title=Indonesia: Main Details|url=https://www.cbd.int/countries/profile/?country=id|website=Convention on Biological Diversity|access-date=19 Agustus 2021}}</ref>
[[Berkas:Kabut_Jam_Gadang_2019.jpg|jmpl|Visibilitas yang rendah di langit [[Kota Bukittinggi]], [[Sumatra Barat]], yang disebabkan oleh [[Asbut|kabut asap]].|kiri]]
Meskipun demikian, populasi penduduk Indonesia yang besar dan terus meningkat serta industrialisasi yang pesat memunculkan [[masalah lingkungan hidup di Indonesia|masalah lingkungan hidup]] yang serius, di antaranya perusakan lahan [[gambut]], [[Deforestasi di Indonesia|deforestasi ilegal]] berskala besar (yang mengakibatkan [[Polusi asap Asia Tenggara|kabut asap di beberapa bagian Asia Tenggara]]), eksploitasi sumber daya laut yang berlebihan, polusi udara, pengelolaan sampah, hingga [[Penyediaan air dan sanitasi di Indonesia|penyediaan air dan sanitasi]] yang memadai.<ref>{{cite web |last=Miller|first=Jason R. |date=14 Agustus 2007 |url=http://www.american.edu/TED/ORANG.HTM|title=Deforestation in Indonesia and the Orangutan Population |publisher=TED Case Studies |access-date=11 Agustus 2007|url-status=live |archive-url= https://web.archive.org/web/20070811041439/http://www.american.edu/TED/ORANG.HTM |archive-date=11 Agustus 2007}}</ref> Isu-isu tersebut berkontribusi pada rendahnya peringkat Indonesia (nomor 116 dari 180 negara) dalam [[Indeks Kinerja Lingkungan]] 2020. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa kinerja Indonesia secara umum di bawah rata-rata, baik dalam konteks regional maupun global.<ref>{{cite web|date=2020|title=2020 Environmental Performance Index|url=https://epi.yale.edu/sites/default/files/files/IDN_EPI2020_CP.pdf|publisher=Yale University|archive-url=https://web.archive.org/web/20200609071235/https://epi.yale.edu/sites/default/files/files/IDN_EPI2020_CP.pdf|archive-date=9 Juni 2020|access-date=9 Juni 2020|url-status=live}}</ref>

Pada tahun 2018, sekitar 49,7% dari luas daratan Indonesia ditutupi oleh hutan,<ref>{{cite web|url=https://data.worldbank.org/indicator/AG.LND.FRST.ZS?locations=ID|title=Forest area (% of land area)–Indoneisa|publisher=World Bank|access-date=14 Juni 2021}}</ref> turun dari angka 87% yang dihitung pada tahun 1950.<ref name=":6">{{Cite journal|last=Tsujino|first=Riyou|last2=Yumoto|first2=Takakazu|last3=Kitamura|first3=Shumpei|last4=Djamaluddin|first4=Ibrahim|last5=Darnaedi|first5=Dedy|date=2016|title=History of forest loss and degradation in Indonesia|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0264837716305348|journal=Land Use Policy|volume=57|pages=335–347|doi=10.1016/j.landusepol.2016.05.034}}</ref> Sejak dasawarsa 1970-an hingga saat ini, produksi kayu bulat serta berbagai tanaman perkebunan dan pertanian bertanggung jawab atas sebagian besar deforestasi di Indonesia.<ref name=":6" /> Belakangan ini, deforestasi didorong oleh industri [[kelapa sawit]]. Meskipun dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, industri ini dapat merusak ekosistem dan menimbulkan masalah sosial.<ref>{{cite web|last1=Colchester|first1=Marcus|last2=Jiwan|first2=Normal|date=26 Maret 2012|title=Palm Oil and Land Acquisition in Indonesia: Implications for Local Communities and Indigenous People|url=http://mekongdmp.net/data/Resourcespapers/filepdf/PromisedLand.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20120531005507/http://mekongdmp.net/data/Resourcespapers/filepdf/PromisedLand.pdf|archive-date=31 Mei 2012|access-date=31 Mei 2012|last3=Andiko|first3=Martua Sirait|last4=Firdaus|first4=Asup Y.|last5=Surambo|first5=A.|last6=Pane|first6=Herbert|url-status=dead}}</ref> Situasi ini menjadikan Indonesia sebagai penghasil emisi [[gas rumah kaca]] berbasis hutan terbesar di dunia,<ref>{{cite web|last1=Chrysolite|first1=Hanny|last2=Juliane|first2=Reidinar|date=4 Oktober 2017|title=Evaluating Indonesia's Progress on its Climate Commitments|url=http://www.wri.org/blog/2017/10/evaluating-indonesias-progress-its-climate-commitments|publisher=World Resources Institute|archive-url=https://web.archive.org/web/20171005000659/http://www.wri.org/blog/2017/10/evaluating-indonesias-progress-its-climate-commitments|archive-date=5 Oktober 2017|access-date=26 Agustus 2018|last3=Chitra|first3=Josefhine|last4=Ge|first4=Mengpin|url-status=live}}</ref> serta mengancam kelangsungan hidup spesies asli dan endemik. [[Uni Internasional untuk Konservasi Alam]] (IUCN) mengidentifikasi sejumlah spesies yang [[terancam kritis]], termasuk [[jalak bali]],<ref>{{Cite journal|last=BirdLife International|date=2018|title=Leucopsar rothschildi|url=https://www.iucnredlist.org/species/22710912/129874226|journal=The IUCN Red List of Threatened Species 2018|volume=e.T22710912A129874226|doi=10.2305/iucn.uk.2018-2.rlts.t22710912a129874226.en}}</ref> [[orang utan sumatra]],<ref>{{Cite journal|last=Singleton|first=I|last2=Wich|first2=S.A.|last3=Nowak|first3=M.|last4=Usher|first4=G.|last5=Utami-Atmoko|first5=S.S.|date=2017|title=Pongo abelii|url=http://www.iucnredlist.org/details/121097935/0|journal=The IUCN Red List of Threatened Species 2017|volume=e.T121097935A123797627|doi=10.2305/iucn.uk.2017-3.rlts.t121097935a115575085.en}}</ref> dan [[badak jawa]].<ref>{{Cite journal|last=Elis|first=S.|last2=Talukdar|first2=B.|date=2020|title=Rhinoceros sondaicus|url=https://www.iucnredlist.org/species/19495/18493900|journal=The IUCN Red List of Threatened Species 2020|language=|volume=e.T19495A18493900|doi=10.2305/iucn.uk.2020-2.rlts.t19495a18493900.en}}</ref>

== Politik dan pemerintahan ==
{{utama|Politik Indonesia|Pemerintah Indonesia}}
=== Sistem pemerintahan ===
[[Berkas:Gedung MPR-DPR.PNG|jmpl|250px|ka|Gedung MPR/DPR dalam [[Kompleks Parlemen Republik Indonesia]].]]
[[Berkas:Istana Negara.JPG|jmpl|250px|ka|Gedung [[Istana Negara]], salah satu dari enam [[Istana Presiden Indonesia|Istana Kepresidenan di Indonesia]].]]Indonesia merupakan [[negara kesatuan]] yang menjalankan pemerintahan [[republik]] [[Sistem presidensial|presidensial]] [[Sistem multipartai|multipartai]] yang [[Demokrasi|demokratis]]. Konstitusi Indonesia adalah [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945]] (UUD 1945) yang pada [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|era reformasi]] mengalami empat kali amendemen sehingga membawa perubahan besar pada kekuasaan [[Lembaga legislatif|legislatif]], [[eksekutif]], dan [[Kehakiman|yudikatif]].<ref>{{Cite journal|last=Harijanti|first=Susi Dwi|last2=Lindsey|first2=Tim|date=1 Januari 2006|title=Indonesia: General elections test the amended Constitution and the new Constitutional Court|url=http://academic.oup.com/icon/article/4/1/138/728378/Indonesia-General-elections-test-the-amended|journal=International Journal of Constitutional Law|volume=4|issue=1|pages=138–150|doi=10.1093/icon/moi055|issn=1474-2659}}</ref> Salah satu perubahan utama adalah pendelegasian kekuasaan dan wewenang kepada berbagai entitas regional sambil tetap menjadi negara kesatuan.<ref>{{Cite book|last=Ardiansyah|first=F.|last2=Marthen|first2=A.A.|last3=Amalia|first3=N.|date=2015|url=http://www.cifor.org/library/5695/forest-and-land-use-governance-in-a-decentralized-indonesia-a-legal-and-policy-review/|title=Forest and land-use governance in a decentralized Indonesia: A legal and policy review|publisher=Center for International Forestry Research (CIFOR)|doi=10.17528/cifor/005695|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Setyorini|first=Ika|date=2019|title=Kewenangan Pemerintah Daerah di Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945|url=https://jurnal.untidar.ac.id/index.php/literasihukum/article/view/1348|journal=Literasi Hukum|volume=3|issue=1|pages=26-38}}</ref>

Kekuasaan eksekutif dipegang oleh [[Presiden Indonesia|presiden]] yang dibantu oleh [[Wakil Presiden Indonesia|wakil presiden]] dan [[Kabinet Indonesia|kabinet]]. Presiden Indonesia merupakan [[kepala negara]] dan [[kepala pemerintahan]], sekaligus [[panglima tertinggi]] [[Tentara Nasional Indonesia]]. Presiden dan wakil presiden dapat menjabat selama lima tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan.{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 7}} [[Joko Widodo]] dan [[Ma'ruf Amin]] adalah pasangan presiden dan wakil presiden yang [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019|terpilih]] untuk masa jabatan 2019–2024. Mereka memimpin [[Kabinet Indonesia Maju]] yang terdiri atas 34 menteri dan sejumlah pejabat setingkat menteri.<ref>{{Cite web|title=Kabinet Pemerintahan Indonesia|url=https://setkab.go.id/profil-kabinet/|website=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|access-date=24 Agustus 2021}}</ref>

Lembaga perwakilan tertinggi yaitu [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR), yang berwenang mengubah dan menetapkan konstitusi, serta melantik dan memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden.{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 3}} Lembaga ini berbentuk [[Sistem dua kamar|bikameral]] yang terdiri dari 575 anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR) yang berasal dari [[Partai politik di Indonesia|partai politik]], ditambah dengan 136 anggota [[Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Daerah]] (DPD) yang merupakan wakil provinsi dari jalur [[Independen (politikus)|independen]].<ref>{{cite web|last=Evans|first=Kevin|date=2019|title=Guide to the 2019 Indonesian Elections|url=https://australiaindonesiacentre.org/app/uploads/2018/09/Guide-to-the-2019-Presidential-Elections-Kevin-Evans.pdf|publisher=Australia-Indonesia Centre|archive-url=https://web.archive.org/web/20190417120111/https://australiaindonesiacentre.org/app/uploads/2018/09/Guide-to-the-2019-Presidential-Elections-Kevin-Evans.pdf|archive-date=17 April 2019|access-date=30 Juli 2019|url-status=dead}}</ref> Anggota DPR dan DPD dipilih melalui [[pemilihan umum]] dengan masa jabatan lima tahun. Fungsi yang dijalankan oleh DPR yaitu legislasi (membentuk undang-undang), anggaran (membahas dan menyetujui [[Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia|Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara]]), dan pengawasan (mengawasi kinerja pemerintah),{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 20A}}<ref>{{Cite web|title=Tugas dan Wewenang|url=https://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang|website=Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|access-date=25 Agustus 2021}}</ref> sedangkan DPD merupakan lembaga legislatif yang lebih dikhususkan pada pengelolaan daerah.{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 22D}}<ref>{{Cite web|title=Fungsi, Tugas, dan Wewenang|url=https://dpd.go.id/fungsi-tugas-wewenang|website=Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia|access-date=25 Agustus 2021|archive-date=2020-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20200920103852/https://dpd.go.id/fungsi-tugas-wewenang|dead-url=yes}}</ref> Saat ini, MPR diketuai oleh [[Bambang Soesatyo]],<ref>{{Cite web|title=Pimpinan MPR RI|url=https://www.mpr.go.id/alat-kelengkapan/pimpinan-mpr-ri|website=Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|access-date=25 Agustus 2021}}</ref> DPR diketuai oleh [[Puan Maharani]],<ref>{{Cite web|title=Pimpinan DPR RI|url=https://www.dpr.go.id/akd/pimpinan|website=Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|access-date=25 Agustus 2021}}</ref> sedangkan DPD diketuai oleh [[La Nyalla Mattalitti]].<ref>{{Cite web|title=Pimpinan DPD|url=https://dpd.go.id/pimpinan-dpd|website=Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia|access-date=25 Agustus 2021|archive-date=2020-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20200920105447/https://dpd.go.id/pimpinan-dpd|dead-url=yes}}</ref>

[[Kekuasaan kehakiman di Indonesia|Kekuasaan kehakiman]] dijalankan oleh [[Mahkamah Agung Republik Indonesia|Mahkamah Agung]] (MA) dan [[Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia|Mahkamah Konstitusi]] (MK).{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 24}} Sementara itu, [[Komisi Yudisial Republik Indonesia|Komisi Yudisial]] mengawasi kinerja para hakim.<ref>{{Cite web|title=Wewenang dan Tugas|url=https://www.komisiyudisial.go.id/frontend/static_content/authority_and_duties/about_ky|website=Komisi Yudisial Republik Indonesia|access-date=25 Agustus 2021}}</ref>

=== Hubungan luar negeri ===
{{utama|Hubungan luar negeri Indonesia}}
[[Berkas:Obama and Susilo Bambang Yudhoyono in arrival ceremony cropped.jpg|jmpl| [[Susilo Bambang Yudhoyono]], [[Presiden Indonesia]] ke-6, bersama dengan [[Barack Obama]], [[Presiden Amerika Serikat]] ke-44, dalam acara penyambutan tamu negara di [[Istana Merdeka]] pada 2010.<ref>{{cite web
|last = Wong
|first = Kristina
|url = http://abcnews.go.com/Politics/story?id=8155223&page=1
|title = abc NEWS Poll: Obama's Popularity Lifts U.S. Global Image
|publisher = ABC
|location = USA
|date = 23 July 2009
|accessdate = 23 October 2011
|archive-date = 2015-01-13
|archive-url = https://web.archive.org/web/20150113073823/http://abcnews.go.com/Politics/story?id=8155223&page=1
|dead-url = no
}}</ref>]]

Indonesia memiliki 132 [[Daftar perwakilan diplomatik Indonesia|perwakilan diplomatik]] di luar negeri, termasuk 95 kedutaan.<ref>{{Cite web|title=Kedutaan/Konsulat|url=https://kemlu.go.id/portal/id/page/29/kedutaan_konsulat|website=Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia|access-date=29 Agustus 2021}}</ref> Negara ini memiliki kebijakan politik luar negeri "bebas dan aktif", yang berarti bahwa Indonesia tidak berpihak pada blok-blok kekuatan dan persekutuan militer di dunia, sekaligus bersikap aktif dalam menjaga ketertiban dunia, sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945.<ref>{{Cite journal|last=Haryanto|first=Agus|date=Desember 2014|title=Prinsip Bebas Aktif dalam Kebijakan Luar Negeri Indonesia: Perspektif Teori Peran|url=https://ojs.unikom.ac.id/index.php/jipsi/article/view/165|journal=Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi|volume=IV|issue=II|pages=17-27}}</ref>

Berlawanan dengan Sukarno yang anti-Imperialisme, antipati terhadap kekuatan barat, dan bersitegang dengan Malaysia, hubungan luar negeri sejak "Orde baru"-nya Suharto didasarkan pada ekonomi dan kerja sama politik dengan negara-negara barat.<ref>{{cite web
|title = Indonesia&nbsp;– Foreign Policy
|work = U.S. Library of Congress
|publisher = U.S. Library of Congress
|url = http://countrystudies.us/indonesia/97.htm
|accessdate = 5 May 2007
|archive-date = 2006-09-27
|archive-url = https://web.archive.org/web/20060927151642/http://countrystudies.us/indonesia/97.htm
|dead-url = no
}}</ref> Indonesia menjaga hubungan baik dengan tetangga-tetangganya di Asia, dan Indonesia adalah pendiri [[ASEAN]] dan [[East Asia Summit]].

Indonesia menjalin hubungan kembali dengan [[Republik Rakyat Tiongkok]] pada tahun 1990, padahal sebelumnya melakukan pembekuan hubungan sehubungan dengan gejolak anti-komunis di awal kepemerintahan Suharto. Indonesia menjadi anggota [[Perserikatan Bangsa-bangsa]] sejak tahun 1950,<ref>Indonesia temporarily withdrew from the UN on 20 January 1965 in response to the fact that Malaysia was elected as a non-permanent member of the Security Council. It announced its intention to "resume full cooperation with the United Nations and to resume participation in its activities" on 19 September 1966, and was invited to re-join the UN on 28 September 1966.</ref> dan pendiri [[Gerakan Non Blok]] dan Organisasi Kelompok Islam yang sekarang telah menjadi [[Organisasi Kerjasama Islam]]. Indonesia telah menandatangani perjanjian [[ASEAN Free Trade Area]], [[Cairns Group]], dan [[World Trade Organization]], dan pernah menjadi anggota [[OPEC]], meskipun Indonesia menarik diri pada tahun 2008 sehubungan Indonesia bukan lagi pengekspor minyak mentah bersih. Indonesia telah menerima bantuan kemanusiaan dan pembangunan sejak tahun 1966, terutama dari Amerika Serikat, negara-negara Eropa Barat, Australia, dan Jepang.

Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan dunia internasional sehubungan dengan pengeboman yang dilakukan oleh militan [[Islam]] dan [[Al-Qaeda]].<ref>{{cite web
|author = Chris Wilson
|title = Indonesia and Transnational Terrorism
|work = Foreign Affairs, Defense and Trade Group
|publisher = Parliament of Australia
|date = 11 October 2001
|url = http://www.aph.gov.au/About_Parliament/Parliamentary_Departments/Parliamentary_Library/Publications_Archive/CIB/cib0102/02CIB06
|accessdate = 15 October 2006
|archive-date = 2013-11-06
|archive-url = https://web.archive.org/web/20131106020658/http://www.aph.gov.au/About_Parliament/Parliamentary_Departments/Parliamentary_Library/Publications_Archive/CIB/cib0102/02CIB06
|dead-url = no
}}; {{cite web
|author = Reyko Huang
|title = Priority Dilemmas: U.S.&nbsp;– Indonesia Military Relations in the Anti Terror War
|work = Terrorism Project
|publisher = Center for Defense Information
|date = 23 May 2002
|url = http://www.cdi.org/terrorism/priority.cfm
|access-date = 2015-02-14
|archive-date = 2006-10-12
|archive-url = https://web.archive.org/web/20061012192238/http://www.cdi.org/terrorism/priority.cfm
|dead-url = no
}}</ref> Pemboman besar menimbulkan korban 202 orang tewas (termasuk 164 turis mancanegara) di [[Kuta]], [[Bali]] pada tahun 2012.<ref>{{cite news
|title = Commemoration of 3rd anniversary of bombings
|agency = AAP
|publisher = The Age Newspaper
|date = 10 December 2006
|url = http://www.theage.com.au/news/war-on-terror/services-to-honour-victims-of-2002-bali-bombing/2005/10/12/1128796537208.html
|location = Melbourne
|access-date = 2015-02-14
|archive-date = 2008-04-01
|archive-url = https://web.archive.org/web/20080401153549/http://www.theage.com.au/news/war-on-terror/services-to-honour-victims-of-2002-bali-bombing/2005/10/12/1128796537208.html
|dead-url = no
}}</ref> Serangan tersebut dan peringatan perjalanan (travel warnings) yang dikeluarkan oleh negara-negara lain, menimbulkan dampak yang berat bagi industri jasa perjalanan/turis dan juga prospek investasi asing.<ref>{{cite press release
|title = Travel Warning: Indonesia
|publisher = US Embassy, Jakarta
|date = 10 May 2005
|url = http://www.usembassyjakarta.org/news/trv_warning02.html
|accessdate = 26 December 2006
|archiveurl = https://web.archive.org/web/20061111230327/http://www.usembassyjakarta.org/news/trv_warning02.html
|archivedate = 11 November 2006
|deadurl = yes
| = http://www.usembassyjakarta.org/news/trv_warning02.html
}}</ref> Tetapi beruntung ekonomi Indonesia secara keseluruhan tidak terlalu dipengaruhi oleh hal-hal tersebut di atas, karena Indonesia adalah negara yang ekonomi domestiknya cukup kuat dan dominan.{{butuh rujukan}}

=== Militer ===
{{utama|Tentara Nasional Indonesia}}
[[Berkas:Indonesia army soldiers.jpg|jmpl|300x300px|Parade para prajurit [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]].]]
[[Tentara Nasional Indonesia]] terdiri dari TNI–AD, TNI-AL (termasuk Marinir) dan TNI-AU.<ref>{{cite news
|last = Chew
|first = Amy
|title = Indonesia military regains ground
|publisher = CNN Asia
|date = 7 July 2002
|url = http://edition.cnn.com/2002/WORLD/asiapcf/southeast/07/05/indonesia.sutarto/index.html
|accessdate = 24 April 2007
|archive-date = 2017-11-14
|archive-url = https://web.archive.org/web/20171114104010/http://edition.cnn.com/2002/WORLD/asiapcf/southeast/07/05/indonesia.sutarto/index.html
|dead-url = no
}}</ref> Berkekuatan 400.000 prajurit aktif, memiliki anggaran 4% dari GDP pada tahun 2006, tetapi terdapat kontroversi bahwa ada sumber-sumber dana dari kepentingan-kepentingan komersial dan yayasan-yayasan yang dilindungi oleh militer.<ref>{{cite news
|last = Witular
|first = Rendi A.
|title = Susilo Approves Additional Military Funding
|work = The Jakarta Post
|date = 19 May 2005
|url = http://www.etan.org/et2005/may/22/19susilo.htm
|accessdate = 24 April 2007
|archive-date = 2017-11-14
|archive-url = https://web.archive.org/web/20171114103917/http://www.etan.org/et2005/may/22/19susilo.htm
|dead-url = no
}}</ref> Satu hal baik dari reformasi sejalan dengan mundurnya Suharto adalah mundurnya TNI dari parlemen setelah bubarnya Dwi Fungsi ABRI, walaupun pengaruh militer dalam bernegara masih tetap kuat.<ref>[[#Friend|Friend (2003)]], pp. 473–475, 484</ref> Gerakan separatis di sebagian daerah Aceh dan Papua telah menimbulkan konflik bersenjata, dan terjadi pelanggaran HAM serta kebrutalan yang dilakukan oleh kedua belah pihak.<ref>[[#Friend|Friend (2003)]], pp. 270–273, 477–480</ref><ref>{{cite news
|title = Indonesia flashpoints: Aceh
|work = BBC News
|publisher = BBC
|date = 29 December 2005
|url = http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/3809079.stm
|accessdate = 20 May 2007
|archive-date = 2019-05-02
|archive-url = https://web.archive.org/web/20190502153407/http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/3809079.stm
|dead-url = no
}}</ref> Setelah 30 tahun perseteruan sporadis antara [[Gerakan Aceh Merdeka]] dan militer Indonesia, maka persetujuan gencatan senjata terjadi pada tahun 2005.<ref>{{cite news
|title = Indonesia agrees Aceh peace deal
|work = BBC News
|publisher = BBC
|date = 17 July 2005
|url = http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/4690293.stm
|accessdate = 20 May 2007
|archive-date = 2017-11-14
|archive-url = https://web.archive.org/web/20171114103926/http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/4690293.stm
|dead-url = no
}}; {{cite news
|title = Indonesia starts Aceh withdrawal
|work = BBC News
|publisher = BBC
|date = 18 September 2005
|url = http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/4257944.stm
|accessdate = 20 May 2007
|first = Rachel
|last = Harvey
|archive-date = 2019-05-02
|archive-url = https://web.archive.org/web/20190502154132/http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/4257944.stm
|dead-url = no
}}</ref> Di Papua, telah terjadi kemajuan yang mencolok, walaupun masih terjadi kekurangan-kekurangan, dengan diterapkannya otonomi, dengan akibat berkurangnya pelanggaran HAM.<ref>{{cite news
|last = ''Lateline'' TV Current Affairs
|title = Sidney Jones on South East Asian conflicts
|work = TV Program transcript, Interview with South East Asia director of the International Crisis Group
|publisher = Australian Broadcasting Commission (ABC)
|date = 20 April 2006
|url = http://www.abc.net.au/lateline/content/2006/s1620483.htm
|archiveurl = https://web.archive.org/web/20060918233640/http://www.crisisgroup.org/library/documents/asia/indonesia/b53_papua_answers_to_frequently_asked_questions.pdf
|archivedate = 18 September 2006
|deadurl = yes
}}; {{cite journal
|last = International Crisis Group
|title = Papua: Answer to Frequently Asked Questions
|journal = Update Briefing
|issue = 53
|page = 1
|publisher = International Crisis Group
|date = 5 September 2006
|url = http://www.crisisgroup.org/library/documents/asia/indonesia/b53_papua_answers_to_frequently_asked_questions.pdf
|format = PDF
|accessdate = 17 September 2006
|archiveurl = https://web.archive.org/web/20060918233640/http://www.crisisgroup.org/library/documents/asia/indonesia/b53_papua_answers_to_frequently_asked_questions.pdf
|archivedate = 18 September 2006
|deadurl = yes
}}</ref>

=== Pembagian administratif ===
{{Utama|Pembagian administratif Indonesia}}{{See also|Provinsi di Indonesia|Daftar kabupaten dan kota di Indonesia|Daftar kecamatan dan kelurahan di Indonesia}}{{transcluded section|source=Templat:Peta Indonesia}}{{Peta Indonesia}}
Saat ini, Indonesia terdiri atas 38 [[provinsi]],<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-11-17|title=Sah! Indonesia Kini Punya 38 Provinsi, Ini Daftarnya|url=https://nasional.kompas.com/read/2022/11/17/17275541/sah-indonesia-kini-punya-38-provinsi-ini-daftarnya|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2022-11-18}}</ref> 416 [[kabupaten]] dan 98 [[kota]], 7.024 daerah setingkat [[kecamatan]],<ref>{{cite web|title=2014BPS|url=http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/857|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20151113211509/http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/857|archive-date=2015-11-13|dead-url=no|accessdate=2015-10-04}}</ref> atau 81.626 daerah setingkat [[desa]]/[[kelurahan]].<ref>{{cite web|title=BPS|url=http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/858|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20151113211453/http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/858|archive-date=2015-11-13|dead-url=no|accessdate=2015-10-04}}</ref>

Di antara provinsi-provinsi tersebut, sembilan di antaranya memiliki status [[Daerah khusus dan daerah istimewa|kekhususan dan/atau keistimewaan]]. Daerah-daerah tersebut ialah [[Aceh]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Papua Barat]], [[Papua Barat Daya]], [[Papua]], [[Papua Tengah]], [[Papua Pegunungan]], dan [[Papua Selatan]].

Tiap provinsi memiliki [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi|DPRD Provinsi]] dan [[gubernur]], tiap [[kabupaten]] memiliki [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten|DPRD Kabupaten]] dan [[bupati]], sementara tiap [[kota]] memiliki [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota|DPRD Kota]] dan [[wali kota]]; semuanya dipilih langsung oleh rakyat melalui [[pemilihan umum]]. Hal tersebut tidak berlaku pada [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] yang terbagi atas [[kabupaten administrasi]] atau [[kota administrasi]]yang bukanlah [[daerah otonom]], sehingga DPR Kabupaten atau Kota tidak ada di dalam daerah-daerah tersebut, serta bupati dan wali kotanya adalah [[Pegawai negeri sipil|pegawai negeri]] yang ditunjuk oleh [[Daftar Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]].

Indonesia memperbolehkan penamaan lokal/khusus untuk digunakan pada daerah-daerah administratif di bawah tingkat kabupaten/kota, sesuai dengan Undang-Undang tentang [[Pemerintahan Daerah]]. Beberapa contoh di antaranya ialah [[kalurahan]], [[Kapanewon dan kemantren|kapanewon]], [[Kapanewon dan kemantren|kemantren]], [[gampong]], [[kampung]], [[nagari]], [[pekon]], dan [[Distrik (Indonesia)|distrik]].

Berikut ini merupakan [[provinsi di Indonesia]] beserta ibu kotanya.{{col-begin}}
{{col-break}}
;[[Sumatra]]
* {{flagdeco|Aceh}} [[Aceh]]–[[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]]
* {{flagdeco|Sumatra Utara}} [[Sumatra Utara]] (Sumut)–[[Kota Medan|Medan]]
* {{flagdeco|Sumatra Barat}} [[Sumatra Barat]] (Sumbar)–[[Kota Padang|Padang]]
* {{flagdeco|Riau}} [[Riau]]–[[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]]
* {{flagdeco|Kepulauan Riau}} [[Kepulauan Riau]] (Kepri)–[[Kota Tanjungpinang|Tanjungpinang]]
* {{flagdeco|Jambi}} [[Jambi]]–[[Kota Jambi|Jambi]]
* {{flagdeco|Bengkulu}} [[Bengkulu]]–[[Kota Bengkulu|Bengkulu]]
* {{flagdeco|Sumatra Selatan}} [[Sumatra Selatan]] (Sumsel)–[[Kota Palembang|Palembang]]
* {{flagdeco|Kepulauan Bangka Belitung}} [[Kepulauan Bangka Belitung]] (Babel)–[[Kota Pangkalpinang|Pangkalpinang]]
* {{flagdeco|Lampung}} [[Lampung]]–[[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]]
;[[Jawa]]
* {{flagdeco|Banten}} [[Banten]]–[[Kota Serang|Serang]]
* {{flagdeco|Daerah Khusus Ibukota Jakarta}} [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] (DKI Jakarta)
* {{flagdeco|Jawa Barat}} [[Jawa Barat]] (Jabar)–[[Kota Bandung|Bandung]]
* {{flagdeco|Jawa Tengah}} [[Jawa Tengah]] (Jateng)–[[Kota Semarang|Semarang]]
* {{flagdeco|Daerah Istimewa Yogyakarta}} [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] (DIY)–[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]<ref>{{Cite web|url=https://www.usd.ac.id/seminar/icp2016/id/about-4/about-yogyakarta|title=USD|website=www.usd.ac.id|language=id|access-date=26-06-2017|archive-date=2021-01-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20210129085444/https://www.usd.ac.id/|dead-url=no}}</ref>
* {{flagdeco|Jawa Timur}} [[Jawa Timur]] (Jatim)–[[Kota Surabaya|Surabaya]]
;[[Kepulauan Nusa Tenggara]]
* {{flagdeco|Bali}} [[Bali]]–[[Kota Denpasar|Denpasar]]
* {{flagdeco|Nusa Tenggara Barat}} [[Nusa Tenggara Barat]] (NTB)–[[Kota Mataram|Mataram]]
* {{flagdeco|Nusa Tenggara Timur}} [[Nusa Tenggara Timur]] (NTT)–[[Kota Kupang|Kupang]]
{{col-break}}
;[[Kalimantan]]
* {{flagdeco|Kalimantan Barat}} [[Kalimantan Barat]] (Kalbar)–[[Kota Pontianak|Pontianak]]
* {{flagdeco|Kalimantan Tengah}} [[Kalimantan Tengah]] (Kalteng)–[[Kota Palangka Raya|Palangka Raya]]
* {{flagdeco|Kalimantan Selatan}} [[Kalimantan Selatan]] (Kalsel)–[[Kota Banjarbaru|Banjarbaru]]
* {{flagdeco|Kalimantan Timur}} [[Kalimantan Timur]] (Kaltim)–[[Kota Samarinda|Samarinda]]
* {{flagdeco|Kalimantan Utara}} [[Kalimantan Utara]] (Kaltara)–[[Tanjung Selor, Bulungan|Tanjung Selor]]
;[[Sulawesi]]
* {{flagdeco|Sulawesi Barat}} [[Sulawesi Barat]] (Sulbar)–[[Kota Mamuju|Mamuju]]
* {{flagdeco|Sulawesi Selatan}} [[Sulawesi Selatan]] (Sulsel)–[[Kota Makassar|Makassar]]
* {{flagdeco|Sulawesi Tenggara}} [[Sulawesi Tenggara]] (Sultra)–[[Kota Kendari|Kendari]]
* {{flagdeco|Sulawesi Tengah}} [[Sulawesi Tengah]] (Sulteng)–[[Kota Palu|Palu]]
* {{flagdeco|Gorontalo}} [[Gorontalo]]–[[Kota Gorontalo|Gorontalo]]
* {{flagdeco|Sulawesi Utara}} [[Sulawesi Utara]] (Sulut)–[[Kota Manado|Manado]]
;[[Kepulauan Maluku]]
* {{flagdeco|Maluku Utara}} [[Maluku Utara]] (Malut)–[[Sofifi (kota)|Sofifi]]
* {{flagdeco|Maluku}} [[Maluku]]–[[Kota Ambon|Ambon]]
;[[Papua bagian barat|Papua]]
* {{flagdeco|Papua Barat}} [[Papua Barat]] (Pabar)–[[Kabupaten Manokwari|Manokwari]]
* <!--{{flagdeco|Papua Barat Daya}} -->[[Papua Barat Daya]] (PBD)–[[Sorong (kota)|Sorong]]
* {{flagdeco|Papua}} [[Papua]]–[[Kota Jayapura|Jayapura]]
* <!--{{flagdeco|Papua Tengah}} -->[[Papua Tengah]] (Papteng)–[[Nabire, Nabire|Nabire]]
* <!--{{flagdeco|Papua Pegunungan}} -->[[Papua Pegunungan]] (Papeg)–[[Wamena]]
* <!--{{flagdeco|Papua Selatan}} -->[[Papua Selatan]] (Pasel)–[[Merauke, Merauke|Merauke]]
{{col-end}}

=== Ibu kota negara ===
{{Utama|Ibu kota Indonesia}}
{{Location map+|Indonesia|width=500|float=right|caption=Ibu kota negara Indonesia sepanjang sejarah|places=
{{Location map~|Indonesia|lat_deg=6.183333|lon_deg =106.833333| lat_dir =S| lon_dir = E|label=[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]}}
{{Location map~|Indonesia|lat_deg=7.7956|lon_deg =110.3695| lat_dir =S| lon_dir = E|label=[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]}}
{{Location map~|Indonesia|lat_deg=0.3039|lon_deg =100.3835| lat_dir =S| lon_dir = E|label=[[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]]}}
{{Location map~|Indonesia|lat_deg=0.8500|lon_deg =116.7000| lat_dir =S| lon_dir = E|label=[[Ibu Kota Nusantara|Nusantara]]}}
}}
Hingga saat ini, [[Ibu kota|ibu kota negara]] Republik Indonesia berkedudukan di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]].<ref>{{Cite act|title=Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39922/uu-no-29-tahun-2007|type=Undang-Undang|index=29|year=2007}}</ref> Namun sejak tahun 2019, [[Pemerintah Indonesia]] melaksanakan proses [[Pemindahan ibu kota Indonesia ke Nusantara|pemindahan ibu kota Indonesia]] ke [[Ibu Kota Nusantara]], yang direncanakan akan diresmikan pada tahun 2024.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2022-01-18|title=Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara|url=http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/PANSUS-RJ-20211214-125732-5084.pdf|website=www.dpr.go.id|work=[[Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia]]|publisher=[[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]|language=id|access-date=2022-01-18}}</ref>

Semenjak [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]] pada tanggal 17 Agustus 1945, ibu kota negara Indonesia secara ''de facto'' berkedudukan di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Ibu kota negara sempat dipindahkan ke [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] pada tanggal 4 Januari 1946 ketika pasukan [[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda]] (NICA) menduduki Jakarta,<ref>Wiharyanto, A.K. 2009. Sejarah Indonesia Baru II. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma</ref> kemudian ke [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]] pada tanggal 19 Desember 1948 ketika pemerintah pusat lumpuh karena ditawannya [[Soekarno|Presiden Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta|Wakil Presiden Hatta]] oleh pasukan militer [[Belanda]] dan tampuk pemerintahan dipegang sementara oleh [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI),<ref>[http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/3799-presiden-pemerintah-darurat-republik-indonesia ''Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150703050605/http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/3799-presiden-pemerintah-darurat-republik-indonesia|date=2015-07-03}} Tokohindonesia.com. Diakses 8 September 2013.</ref> lalu kembali lagi ke Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949 setelah kembalinya Soekarno-Hatta dari penawanan. Pada masa [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS), ibu kota [[Republik Indonesia (1949–1950)|Negara Bagian Republik Indonesia]] berkedudukan di Yogyakarta sementara ibu kota federal RIS berada di Jakarta. Setelah kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950, ibu kota negara kembali berkedudukan di Jakarta. Pada tanggal 28 Agustus 1961, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 1961 yang mengukuhkan status Jakarta sebagai ibu kota negara.<ref>{{Cite act|title=Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya|url=https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt530c1132af33e/node/656/penetapan-presiden-nomor-2-tahun-1961|type=Penetapan Presiden|index=2|year=1961}}</ref>

Pada tahun 2019, [[Joko Widodo|Presiden Joko Widodo]] melalui Pemerintah Pusat membuat kajian rancangan,<ref>{{Cite web|last=Post|first=The Jakarta|title=Indonesia studies new sites for capital city|url=https://www.thejakartapost.com/news/2017/04/10/indonesia-studies-new-sites-for-capital-city.html|website=The Jakarta Post}}</ref> melakukan pencanangan,<ref>{{Cite news|date=16 Agustus 2019|editor-last=Persada|editor-first=Syailendra|title=Pidato Kenegaraan, Jokowi Sebut Pindahkan Ibu Kota ke Kalimantan|url=https://nasional.tempo.co/read/1236663/pidato-kenegaraan-jokowi-sebut-pindahkan-ibu-kota-ke-kalimantan|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=19 Januari 2022|last=Nurita|first=Dewi}}</ref> dan menentukan letak wilayah dari ibu kota baru, yaitu sebagian dari wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan [[Kabupaten Kutai Kartanegara|Kutai Kartanegara]].<ref>{{Cite news|author=Ihsanuddin|date=26 Agustus 2019|editor-last=Galih|editor-first=Bayu|title=Jokowi: Ibu Kota Baru di Sebagian Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim|url=https://www.kompas.com/nasional/read/2019/08/26/13351161/jokowi-ibu-kota-baru-di-sebagian-penajam-paser-utara-dan-kutai-kartanegara|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=19 Januari 2022|last=Ihsanuddin}}</ref> Pemerintah bahkan sempat membentuk tim-tim pelaksana pemindahan ibu kota pada bulan Januari 2020,<ref>{{Cite news|author=Andhika Prasetyo|date=13 Januari 2020|title=Putra Mahkota Abu Dhabi Jadi Dewan Pengarah Ibu Kota Baru|url=https://m.mediaindonesia.com/ekonomi/283012/putra-mahkota-abu-dhabi-jadi-dewan-pengarah-ibu-kota-baru|work=[[Media Indonesia]]|language=id|access-date=19 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite news|last=Hamdani|first=Trio|date=7 Februari 2020|title=Pemerintah Bentuk Tim Khusus Kebut Pemindahan Ibu Kota|url=https://finance.detik.com/properti/d-4890112/pemerintah-bentuk-tim-khusus-kebut-pemindahan-ibu-kota|work=[[Detik.com|detikcom]]|publisher=Detik Finance|language=id|access-date=20 Januari 2022}}</ref> yang akan melaksanakan pembangunan pada pertengahan tahun 2020, tetapi harus ditunda akibat [[pandemi Covid-19]].<ref>{{Cite news|date=9 September 2020|title=Covid-19, Pemerintah Tunda Pembangunan Ibu Kota Baru|url=https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200909061259-532-544254/covid-19-pemerintah-tunda-pembangunan-ibu-kota-baru|work=[[CNN Indonesia]]|language=id|access-date=19 Januari 2022}}</ref> Pada tanggal 18 Januari 2022, [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] mengesahkan Undang-Undang Ibu Kota Negara, yang berisi pembentukan dan garis besar rencana pembangunan ibu kota baru, yang diberi nama [[Ibu Kota Nusantara]], yang kemudian diundangkan pada tanggal 15 Februari 2022.<ref>{{Cite act|title=Ibu Kota Negara|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/198400/uu-no-3-tahun-2022|type=Undang-Undang|index=3|year=2022}}</ref> Upacara simbolis penyatuan tanah [[Provinsi di Indonesia|ketiga puluh empat provinsi di Indonesia]] saat itu dilakukan oleh Presiden Jokowi bersama [[Daftar gubernur dan wakil gubernur petahana di Indonesia|para gubernur dan wakil gubernur se-Indonesia]] pada tanggal 14 Maret 2022 di [[Titik Nol Ibu Kota Nusantara]].<ref>{{cite news|date=14 Maret 2022|title=Tiba di Titik Nol Kilometer IKN, Presiden Satukan Tanah dan Air Nusantara|url=https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/tiba-di-titik-nol-kilometer-ikn-presiden-satukan-tanah-dan-air-nusantara/|language=id|publisher=[[Presiden Republik Indonesia]]|access-date=15 Maret 2022}}</ref>

== Ekonomi ==
{{utama|Ekonomi Indonesia}}
[[Berkas:PDRB per kapita Indonesia 2008.svg|450px|jmpl|kiri|Peta yang menunjukkan [[Produk domestik regional bruto|Produk Domestik Regional Bruto]] (PDRB) per kapita provinsi-provinsi Indonesia pada tahun 2008 atas harga berlaku. PDRB per kapita provinsi [[Kalimantan Timur]] mencapai Rp100 juta manakala PDRB per kapita [[Maluku]], [[Maluku Utara]], dan [[Nusa Tenggara Timur]] kurang dari Rp5 juta.
{|style="width:100%;"
|-
|valign=top |
{{legend|#441650|Lebih dari Rp100 juta}}
{{legend|#006680|Rp50–100 juta}}
{{legend|#217867|Rp40–50 juta}}
{{legend|#2ca089|Rp30–40 juta}}
|valign=top |
{{legend|#37c8ab|Rp20–30 juta}}
{{legend|#aaeeff|Rp10–20 juta}}
{{legend|#d7eef4|Rp5–10 juta}}
{{legend|#dbdee3|Kurang dari Rp5 juta}}
|}]]

Sistem ekonomi Indonesia awalnya didukung dengan diluncurkannya [[Oeang Repoeblik Indonesia]] (ORI) pada tanggal 30 Oktober 1946 yang menjadi mata uang pertama Republik Indonesia, yang selanjutnya berganti menjadi [[Rupiah]].

Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara.<ref name="SCHWARZ">Schwarz, A. (1994). ''A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s''. Westview Press. ISBN 1-86373-635-2, pp. 52–57.</ref>

Pemerintahan Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan [[inflasi]], menstabilkan mata uang, penjadwalan ulang [[hutang luar negeri]], dan berusaha menarik bantuan dan investasi asing.<ref name="SCHWARZ" /> Pada era tahun 1970-an harga [[minyak bumi]] yang meningkat menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yang tinggi sebesar 7% antara tahun 1968 sampai 1981.<ref name="SCHWARZ" /> Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an, antara lain berupa deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali,<ref name="SCHWARZ" /> selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun 1989 sampai 1997<ref>{{cite web
|title = Indonesia: Country Brief
|work = Indonesia:Key Development Data & Statistics
|publisher = [[Bank Dunia]]
|month = September
|year = 2006
|url = http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/COUNTRIES/EASTASIAPACIFICEXT/INDONESIAEXTN/0,,contentMDK:20095968~pagePK:141137~piPK:141127~theSitePK:226309,00.html
|format =
|doi =
|accessdate =
|archive-date = 2012-11-01
|archive-url = https://web.archive.org/web/20121101135702/http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/COUNTRIES/EASTASIAPACIFICEXT/INDONESIAEXTN/0,,contentMDK:20095968~pagePK:141137~piPK:141127~theSitePK:226309,00.html
|dead-url = no
}}</ref> Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun 1990-an akibat [[krisis finansial Asia|krisis ekonomi]] yang melanda sebagian besar [[Asia]] pada saat itu,<ref>{{cite journal
|title = Poverty in Indonesia: Always with them
|journal = [[The Economist]]
|date = 2006-09-14
|accessdate = 2006-12-26
|url = http://www.economist.com/world/asia/displaystory.cfm?story_id=7925064
|archive-date = 2006-11-28
|archive-url = https://web.archive.org/web/20061128215856/http://www.thejakartapost.com/review/nat05.asp
|dead-url = no
}}</ref> yang disertai pula berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998.
{{double image|2=Indonesian 75000 Rupiah 2020, Obverse.jpg|3=200|4=Indonesian 75000 Rupiah 2020, Reverse.jpg|5=200|6=Tampak depan dan belakang dari uang [[Rp75.000]] yang dikeluarkan pada tahun [[2020]] sebagai peringatan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|hari kemerdekaan Republik Indonesia]] yang ke-75.}}
Saat ini ekonomi Indonesia telah cukup stabil. Pertumbuhan [[PDB]] Indonesia tahun 2004 dan 2005 melebihi 5% dan diperkirakan akan terus berlanjut.<ref>{{cite web
|title = Indonesia: Forecast
|work = Country Briefings
|publisher = [[The Economist]]
|date = 2006-10-03
|url = http://www.economist.com/countries/Indonesia/profile.cfm?folder=Profile-Forecast
|accessdate =
|archive-date = 2008-08-04
|archive-url = https://web.archive.org/web/20080804014414/http://www.economist.com/countries/Indonesia/profile.cfm?folder=Profile-Forecast
|dead-url = no
}}</ref> Namun, dampak pertumbuhan itu belum cukup besar dalam memengaruhi tingkat pengangguran, yaitu sebesar 9,75%.<ref>{{cite press release
|publisher = Badan Pusat Statistik Indonesia
|title = Beberapa Indikator Penting Mengenai Indonesia
|date = 2008-12-02
|url = http://www.bps.go.id/leaflet/leaflet-desember-07-ind.pdf
|format = PDF
|language = [[Bahasa Indonesia]]
|accessdate = 2008-03-18
| = http://www.bps.go.id/leaflet/leaflet-desember-07-ind.pdf
}}</ref><ref>{{cite news
|author = Ridwan Max Sijabat
|title = Unemployment still blighting the Indonesian landscape
|publisher = [[The Jakarta Post]]
|date = [[23 Maret]] [[2007]]
|url = http://www.thejakartapost.com/review/nat05.asp
|access-date = 2008-08-07
|archive-date = 2007-05-01
|archive-url = https://web.archive.org/web/20070501081947/http://www.thejakartapost.com/review/nat05.asp
|dead-url = no
}}</ref> Perkiraan tahun 2006, sebanyak 17,8% masyarakat hidup di bawah [[garis kemiskinan]], dan terdapat 49,0% masyarakat yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$ 2 per hari.<ref>{{cite press release
|title = Making the New Indonesia Work for the Poor–Overview
|publisher = [[Bank Dunia]]
|year = 2006
|accessdate = [[26 Desember]] 2006
|url = http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-1152870963030/2753486-1165385030085/Overview_standalone_en.pdf
|format = PDF
| = http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-1152870963030/2753486-1165385030085/Overview_standalone_en.pdf
}}</ref>
[[Berkas:Bumbu dan Rempah - rempah.jpg|jmpl|[[Bumbu]] dan [[rempah-rempah]] yang umum dijumpai di Indonesia.]]
Indonesia mempunyai [[sumber daya alam]] yang besar di luar [[Jawa]], termasuk [[minyak mentah]], [[gas alam]], [[timah]], [[tembaga]], dan [[emas]]. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kelima<ref>{{Cite web | url = http://www.iea.org/media/statistics/surveys/gas/natgas.pdf | title = Salinan arsip |access-date = 1 Maret 2016 | archive-date = 22 April 2016 | archive-url = https://web.archive.org/web/20160422094522/http://www.iea.org/media/statistics/surveys/gas/natgas.pdf | dead-url = no}}</ref> di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih [[minyak mentah]]. Hasil pertanian yang utama termasuk [[beras]], [[teh]], [[kopi]], [[rempah-rempah]], dan [[karet]].<ref>{{Cite web | title = Indonesia (IDN) Exports, Imports, and Trade Partners {{!}} OEC | url = https://oec.world/en/profile/country/idn | website = OEC - The Observatory of Economic Complexity | language = en | access-date = 19 Januari 2022}}</ref> [[Zulkifli Hasan]], [[Menteri Perdagangan (Indonesia)|Menteri Perdagangan]], menyebutkan bahwa Peraturan Presiden №125/2022 berisi tentang cadangan pangan pemerintah yang menjadi prioritas dalam perekonomian negara.<ref name = "PR-31-OKT-">{{cite news | last1 = Astuti | first1 = Kismi Dwi | title = Kedelai Dunia Turun: Pemda Harus Bantu Subsidi | date = 31 Oktober 2022 | publisher = [[Pikiran Rakyat]] | pp = 5}}</ref>

[[Jasa|Sektor jasa]] adalah penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3% untuk PDB 2005. Sedangkan [[Industri|sektor industri]] menyumbang 40,7%, dan [[pertanian|sektor pertanian]] menyumbang 14,0%.<ref>{{cite web
|title = Official Statistics and its Development in Indonesia
|work = Sub Committee on Statistics: First Session 18–20 February, 2004
|publisher = Economic and Social Commission for Asia & the Pacific
|page = 19
|format = PDF
|url = http://www.unescap.org/stat/sos1/sos1_indonesia.pdf
|access-date = 2008-08-07
|archive-date = 2009-09-29
|archive-url = https://web.archive.org/web/20090929225211/http://www.unescap.org/stat/sos1/sos1_indonesia.pdf
|dead-url = no
}}</ref> Meskipun demikian, sektor pertanian mempekerjakan lebih banyak orang daripada sektor-sektor lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta orang tenaga kerja. Sektor jasa mempekerjakan 36,9%, dan sisanya sektor industri sebesar 18,8%.<ref>{{cite web
|title = Indonesia at a Glance
|work = Indonesia Development Indicators and Data
|publisher = [[Bank Dunia]]
|date = 2006-08-13
|url = http://devdata.worldbank.org/AAG/idn_aag.pdf
|format = PDF
|access-date = 2008-08-07
|archive-date = 2009-12-23
|archive-url = https://web.archive.org/web/20091223050110/http://devdata.worldbank.org/AAG/IDN_aag.pdf
|dead-url = yes
}}</ref>

Rekan perdagangan terbesar Indonesia adalah [[Jepang]], [[Amerika Serikat]], dan negara-negara jirannya yaitu [[Malaysia]], [[Singapura]] dan [[Australia]].

Meski kaya akan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh [[korupsi]] yang merajalela dalam pemerintahan. Lembaga [[Transparency International]] menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-143 dari 180 negara dalam [[Indeks Persepsi Korupsi]], yang dikeluarkannya pada tahun 2007.<ref>{{cite web
|title = Indeks Persepsi Korupsi
|publisher = [[Transparency International]]
|year = 2007
|url = http://www.transparency.org/policy_research/surveys_indices/cpi/2007
|accessdate = 2007-09-28
|archive-date = 2008-04-28
|archive-url = https://web.archive.org/web/20080428203145/http://www.transparency.org/policy_research/surveys_indices/cpi/2007
|dead-url = no
}}</ref>

=== Peringkat internasional ===
{|class="wikitable"
|-
! Organisasi
! Nama Survei
! Peringkat
|-
|[[Heritage Foundation]]/''[[The Wall Street Journal]]''
|[[Index of Economic Freedom#Current ratings|Indeks Kebebasan Ekonomi]]
|69 dari 180<ref>{{cite web
|title = Index of Economic Freedom
|publisher = ''The Heritage Foundation & The Wall Street Journal''
|url = https://www.heritage.org/index/ranking/
|accessdate = 2018-12-08
|archive-date = 2018-12-08
|archive-url = https://web.archive.org/web/20181208063453/https://www.heritage.org/index/ranking
|dead-url = no
}}</ref>
|-
|''[[The Economist]]''
|[[Indeks Kualitas Hidup]]
|71 dari 111<ref>{{cite web
|title = The Economist Intelligence Unit’s Quality-of-Life Index
|publisher = ''The Economist''
|url = http://www.economist.com/media/pdf/QUALITY_OF_LIFE.pdf
|format = PDF
|accessdate = 2007-09-12
|archive-date = 2012-07-23
|archive-url = https://www.webcitation.org/69MVHhwNd?url=http://www.economist.com/media/pdf/QUALITY_OF_LIFE.pdf
|dead-url = no
}}</ref>
|-
|[[Reporters Without Borders]]
|[[Reporters Without Borders#Worldwide press freedom index|Indeks Kebebasan Pers]]
|103 dari 168<ref>{{cite web
|title = Worldwide Press Freedom Index 2006
|publisher = ''Reporters Without Borders''
|url = http://www.rsf.org/IMG/pdf/cm2006.pdf
|format = PDF
|accessdate = 2008-06-31
|archive-date = 2008-06-24
|archive-url = https://web.archive.org/web/20080624205256/http://www.rsf.org/IMG/pdf/cm2006.pdf
|dead-url = no
}}</ref>
|-
|[[Transparency International]]
|[[Indeks Persepsi Korupsi]]
|98 dari 180<ref>{{cite web
|title = cpi 2017 table
|publisher = ''Transparency International''
|date = 2018-02-21
|url = https://www.transparency.org/news/feature/corruption_perceptions_index_2017#table
|accessdate = 2008-06-31
|archive-date = 2019-12-23
|archive-url = https://web.archive.org/web/20191223213054/https://www.transparency.org/news/feature/corruption_perceptions_index_2017#table
|dead-url = no
}}</ref>
|-
|[[United Nations Development Programme]]
|[[Daftar negara menurut Indeks Pembangunan Manusia|Indeks Pembangunan Manusia]]
|111 dari 189<ref name="profil-hdr-id">{{cite web
|title = Human Development Reports: Indonesia
|publisher = ''United Nations Development Programme''
|url = http://hdr.undp.org/en/countries/profiles/IDN
|accessdate = 2019-12-09
|archive-date = 2019-07-01
|archive-url = https://web.archive.org/web/20190701144849/http://hdr.undp.org/en/countries/profiles/IDN
|dead-url = no
}}</ref>
|-
|[[Forum Ekonomi Dunia]]
|[[Laporan Daya Saing Global]]
|45 dari 140<ref>{{cite web
|title = Global Competitiveness Index rankings 2018
|publisher = ''World Economic Forum''
|url = http://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-2018/competitiveness-rankings/
|format = PDF
|accessdate = 2018-12-08
|archive-date = 2018-12-08
|archive-url = https://web.archive.org/web/20181208123549/http://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-2018/competitiveness-rankings/
|dead-url = no
}}</ref>
|-
|[[Central Connecticut State University]]
|[[Media baca|Peringkat Literasi Membaca]]
|60 dari 61<ref>{{cite web
|title = Most Literred Nation in the World 2016
|publisher = ''Central Connecticut State University''
|url = http://www.ccsu.edu/wmln/
|format = PDF
|accessdate = 2016-01-29
|archive-date = 2016-03-11
|archive-url = https://web.archive.org/web/20160311111735/http://www.ccsu.edu/wmln/
|dead-url = no
}}</ref>
|}

== Demografi ==
=== Kependudukan ===
{{utama|Demografi Indonesia}}[[Berkas:Indonesia provinces population density 2015.svg|al=|jmpl|Provinsi-provinsi Indonesia menurut kepadatan penduduk di tahun 2015 (per kilometer persegi)
{| border="0" cellspacing="0" cellpadding="1" style="background:transparent"
|{{Legend|#802000|10.001 ke atas}}{{Legend|#BF3000|1.001 ke 10.000}}{{Legend|#FF4000|101 ke 1.000}}{{Legend|#FF6633|11 ke 100}}{{Legend|#FF9999|1 ke 10}}
|}
|350x350px]]
Menurut [[Sensus Penduduk Indonesia 2020|sensus 2020]], jumlah [[Orang Indonesia|penduduk Indonesia]] yaitu 270,20 juta jiwa, yang menjadikannya [[Daftar negara menurut jumlah penduduk|negara berpenduduk terbanyak]] keempat di dunia,<ref>{{Cite web|date=|title=Countries in the world by population (2021)|url=https://www.worldometers.info/world-population/population-by-country/|website=World-O-Meter|access-date=7 Agustus 2021}}</ref> dengan kepadatan penduduk sebanyak 141 jiwa per km<sup>2</sup> dan rerata laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,25%.<ref>{{citation|last=Badan Pusat Statistik|date=21 Januari 2021|title=Hasil Sensus Penduduk 2020|url=https://www.bps.go.id/website/materi_ind/materiBrsInd-20210121151046.pdf|location=Jakarta|publisher=Badan Pusat Statistik|archive-date=22 Januari 2021|archive-url=https://web.archive.org/web/20210122154418/https://www.bps.go.id/website/materi_ind/materiBrsInd-20210121151046.pdf}}</ref> Sebanyak 56,1% penduduk (151,59 juta jiwa) tinggal di [[Pulau Jawa]] yang merupakan pulau berpenduduk terbanyak di dunia.<ref>{{Cite web|last=Migiro|first=Geoffrey|date=6 Mei 2019|title=Most Populated Islands in the World|url=https://www.worldatlas.com/articles/most-populated-islands-in-the-world.html|website=World Atlas|language=en-US|access-date=20 April 2021}}</ref> Pada tahun 1961, sensus pertama setelah Indonesia merdeka mencatat 97 juta penduduk.<ref>{{Cite book|last=Badan Pusat Statistik|date=1962|url=https://www.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=YmEwMzE5MzcyYmY0NzY3NjQ1MTYwYThj&xzmn=aHR0cHM6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzE5NjIvMDYvMDYvYmEwMzE5MzcyYmY0NzY3NjQ1MTYwYThjL3NlbnN1cy1wZW5kdWR1ay0xOTYxLXJlcHVibGlrLWluZG9uZXNpYS5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wNy0xOSAxODowMDozNg%3D%3D|title=Sensus Penduduk 1961 Republik Indonesia|location=Jakarta|publisher=Biro Pusat Statistik|url-status=live}}</ref> Populasi diperkirakan mungkin tumbuh menjadi sekitar 295 juta pada tahun 2030 dan 321 juta pada tahun 2050.<ref>{{cite web|date=21 Juni 2017|title=World Population Prospect: 2017 Revision|url=https://esa.un.org/unpd/wpp/Publications/Files/WPP2017_DataBooklet.pdf|publisher=United Nations Department of Economics and Social Affairs–Population Division|archive-url=https://web.archive.org/web/20171220083223/https://esa.un.org/unpd/wpp/Publications/Files/WPP2017_DataBooklet.pdf|archive-date=20 Desember 2017|access-date=20 Desember 2017}}</ref> Indonesia diperkirakan memiliki usia median 31,1 tahun,<ref>{{Cite web|title=Indonesia - The World Factbook|url=https://www.cia.gov/the-world-factbook/countries/indonesia/|website=CIA|access-date=8 Agustus 2021}}</ref> dan mulai mengalami bonus demografi, yaitu masa ketika jumlah penduduk usia produktif jauh melebihi penduduk usia nonproduktif.<ref>{{Cite journal|last=Maryati|first=Sri|date=2015|title=Dinamika Pengangguran Terdidik: Tantangan Menuju Bonus Demografi di Indonesia|url=http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/economica/article/view/249/641|journal=economica|volume=3|issue=2|pages=124–136|doi=10.22202/economica.2015.v3.i2.249}}</ref>

Sebaran penduduk Indonesia tidak merata, dengan [[Daftar provinsi di Indonesia menurut IPM|tingkat perkembangan]] yang bervariasi, mulai dari [[megakota]] Jakarta hingga [[Suku terpencil|suku-suku tak terjamah]] di Papua.<ref>{{cite web|date=25 Januari 2007|title=BBC: First contact with isolated tribes?|url=http://www.survivalinternational.org/news/2191|publisher=Survival International|archive-url=https://web.archive.org/web/20170730073348/http://www.survivalinternational.org/news/2191|archive-date=30 Juli 2017|access-date=30 Juli 2017|url-status=live}}</ref> Pada 2017, sekitar 54,7% populasi tinggal di [[kawasan perkotaan]].<ref>{{cite web|date=2017|title=Share of people living in urban areas, 2017|url=https://ourworldindata.org/grapher/share-of-population-urban|publisher=Our World in Data|access-date=5 September 2020}}</ref> Sekitar 8 juta [[Orang Indonesia perantauan|orang Indonesia tinggal di luar negeri]]; sebagian besar dari mereka menetap di Malaysia, Belanda, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Hong Kong, Singapura, Amerika Serikat, dan Australia.<ref>{{cite web|author=Krisetya, Beltsazar|date=14 September 2016|title=Tapping the Indonesian Diaspora Potential|url=https://fois.or.id/tapping-the-indonesian-diaspora-potential-97baef4e98ba?gi=fa637167c9c7|publisher=Forum for International Studies|archive-url=https://web.archive.org/web/20171220084622/https://fois.or.id/tapping-the-indonesian-diaspora-potential-97baef4e98ba?gi=fa637167c9c7|archive-date=20 Desember 2017|access-date=20 Desember 2017|url-status=dead}}</ref>

Secara legal, status kewarganegaraan diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006. [[Warga Negara Indonesia]] (WNI) diberikan kartu identitas berupa [[Kartu Tanda Penduduk]] (KTP) yang mendaftarkan seseorang di suatu wilayah administratif tertentu. Status kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh malalui kelahiran, adopsi, perkawinan, atau [[Naturalisasi|pewarganegaraan]].<ref>{{cite web|last1=Harijanti|first1=Susi Dwi|date=Februari 2017|title=Report On Citizenship Law: Indonesia|url=https://cadmus.eui.eu/bitstream/handle/1814/45372/GLOBALCIT_CR_2017_04.pdf|website=|publisher=[[European University Institute]]|location=[[Badia Fiesolana]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20201115134311/https://cadmus.eui.eu/bitstream/handle/1814/45372/GLOBALCIT_CR_2017_04.pdf|archive-date=15 November 2020|access-date=11 Mei 2021}}</ref>
{{kota besar di Indonesia|image=Jakarta Skyline (Resize).jpg}}

=== Suku bangsa ===
{{main|Suku bangsa di Indonesia}}
[[Berkas:Indonesia Ethnic Groups Map id.svg|jmpl|Peta suku bangsa di Indonesia|500x500px]]
Indonesia merupakan negara yang kaya akan [[kelompok etnik]], dengan sekitar 1.340 suku bangsa.{{sfn|Na'im|Syaputra|2010|p=6}} Sebagian besar penduduk Indonesia merupakan keturunan [[Austronesia#Asal usul bangsa Austronesia|Bangsa Austronesia]],<ref>{{cite book|last=Tanudirjo|first=Daud Aris|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Jejak_Austronesia_Di_Indonesia/xSSjDwAAQBAJ|title=Jejak Austronesia di Indonesia|location=Yogyakarta|publisher=Gadjah Mada University Press|isbn=978-602-386-158-3|editor-last=Harry|editor-first=Widianto|pages=11–12|chapter=Mempertanyakan Austronesia, Meneguhkan Identitas Indonesia|url-status=live}}</ref> dan terdapat juga kelompok-kelompok suku [[Melanesia]], serta kemungkinan [[Polinesia]] dan [[Mikronesia]], terutama di Indonesia bagian timur.<ref>{{Cite book|last=Ridgell|first=Reilly|date=1995|url=https://books.google.co.id/books?id=p3liL6fAjrcC|title=Pacific Nations and Territories: The Islands of Micronesia, Melanesia, and Polynesia|location=Honolulu, Hawaii|publisher=Bess Press|isbn=1-57306-001-1|edition=3, edisi revisi|pages=22–25|others=Pacific Region Educational Laboratory|oclc=33941689|url-status=live}}</ref> Banyak penduduk Indonesia yang mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah, misalnya [[Suku Melayu]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Madura|Madura]], dan lainnya.<ref>{{Cite book|last=Ananta|first=Aris|last2=Arifin|first2=Evi Nurvidya|last3=Hasbullah|first3=M. Sairi|last4=Handayani|first4=Nur Budi|last5=Pramono|first5=Agus|date=2015|url=https://www.google.co.id/books/edition/Demography_of_Indonesia_s_Ethnicity/Nh1qDwAAQBAJ|title=Demography of Indonesia's Ethnicity.|location=SG|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-4519-88-5|oclc=1011165696|url-status=live}}</ref> Menurut [[Sensus Penduduk Indonesia 2010|sensus 2010]], sekitar 40-42% penduduk merupakan suku Jawa yang menghuni hampir seluruh wilayah Indonesia sebagai akibat program [[transmigrasi]].{{sfn|Na'im|Syaputra|2010|p=5}} Meskipun demikian, rasa kebangsaan Indonesia dipegang oleh warga negara Indonesia bersama dengan identitas regional yang kuat.{{sfn|Ricklefs|1991|p=256}}

Istilah [[Pribumi-Nusantara|bumiputra dan pribumi]] pernah digunakan untuk menyebut kelompok orang yang berbagi warisan sosial budaya yang sama dan dianggap sebagai penduduk asli Indonesia.<ref>{{Cite book|last=La Ode|first=M.D.|date=2018|url=https://www.worldcat.org/oclc/1091891011|title=Trilogi pribumisme: resolusi konflik pribumi dengan non pribumi di berbagai belahan dunia|location=Jakarta|publisher=Komunitas Ilmu Pertahanan Indonesia|isbn=978-602-52288-0-3|edition=|oclc=1091891011|url-status=live}}</ref> Pada tahun 1998, Presiden B.J. Habibie menginstruksikan untuk menghentikan penggunaan istilah pribumi dan nonpribumi dalam kehidupan bernegara.<ref>{{Cite web|last=Pemerintah indonesia|date=1998|title=Instruksi Presiden Nomor 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi|url=https://www.bphn.go.id/data/documents/98ip026.pdf|website=Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kemenkumham|access-date=}}</ref><ref>{{Cite web|date=17 Oktober 2017|title=Dasar Hukum yang Melarang Penggunaan Istilah “Pribumi”|url=http://m.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt59e581d832a82/dasar-hukum-yang-melarang-penggunaan-istilah-pribumi|website=Hukum Online|access-date=8 Agustus 2021}}</ref> Sejumlah etnis Asia daratan, seperti etnis [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Arab-Indonesia|Arab]], dan [[India-Indonesia|India]], sudah lama datang ke Nusantara dan kemudian menetap dan [[Asimilasi (sosial)|berasimilasi]] menjadi bagian dari Nusantara. Sensus 2010 mencatat ada sekitar 5 juta WNI yang dikelompokkan sebagai etnis Tionghoa yang tersebar merata di hampir seluruh wilayah di Indonesia (terutama perkotaan) dan 3 juta jiwa dikelompokkan sebagai etnis Arab yang khususnya berada di Pulau Jawa, Sumatera, sebagian Kalimantan, dan sebagian Sulawesi. Sedangkan untuk orang keturunan India populasinya hanya sekitar ratusan ribu saja yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia seperti Medan, Jakarta, Pekanbaru, dan Banda Aceh. Beberapa tempat khususnya di Kota Medan, terdapat wilayah dengan orang etnis/keturunan India yang cukup signifikan yakni di ''Little India'' dan Kampung Madhras. {{sfn|Na'im|Syaputra|2010|p=28}}

=== Bahasa ===
{{utama|Daftar bahasa di Indonesia}}
[[Berkas:Gedung utama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Rawamangun.jpg|jmpl|Gedung [[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]], lembaga yang menjadi pusat perbendaharaan bahasa-bahasa di Indonesia. Lembaga penyusun [[Kamus Besar Bahasa Indonesia]], kamus ekabahasa bahasa Indonesia resmi.|250x250px]]
Indonesia memiliki lebih dari 700 [[bahasa daerah]],<ref>{{Cite web|title=Bahasa Daerah Di Indonesia|url=https://dapobas.kemdikbud.go.id/homecat.php?show=url/petabahasa&cat=6|website=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|access-date=8 Agustus 2021}}</ref><ref>{{Cite web|title=Asian Linguistic Maps: Indonesia & Brunei|url=http://www.muturzikin.com/cartesasiesudest/8.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20151230113311/http://www.muturzikin.com/cartesasiesudest/8.htm|archive-date=30 Desember 2015|access-date=23 Desember 2012}}</ref> yang secara umum dipertuturkan oleh mayoritas penduduk Indonesia sebagai [[bahasa ibu]] dan bahasa sehari-hari.{{sfn|Na'im|Syaputra|2010|p=11}} Sebagian besar bahasa daerah tersebut termasuk dalam [[rumpun bahasa Austronesia]], dan di samping itu, ada lebih dari 270 [[Kelompok bahasa Papua|bahasa Papua]] yang digunakan di Indonesia bagian timur.<ref>{{cite web|last1=Simons|first1=Gary F.|last2=Fennig|first2=Charles D.|title=Ethnologue: Languages of the World, Twenty-first edition|url=https://www.ethnologue.com/country/ID/languages|publisher=SIL International|archive-url=https://web.archive.org/web/20190626224541/https://www.ethnologue.com/country/ID/languages|archive-date=26 Juni 2019|access-date=20 September 2018}}</ref> Menurut jumlah penuturnya, bahasa daerah yang paling banyak digunakan sehari-hari secara berturut-turut adalah {{bhs|Melayu}}, {{bhs|Jawa}}, {{bhs|Sunda}}, {{bhs|Madura}}, {{bhs|Batak}}, {{bhs|Minangkabau}}, {{bhs|Bugis}}, {{bhs|Betawi}}, dan [[Bahasa Banjar|Banjar]].{{sfn|Na'im|Syaputra|2010|p=47}}

[[Bahasa resmi]] negara ini adalah [[bahasa Indonesia]], yang merupakan salah satu dari banyak [[Varietas bahasa|varietas]] [[bahasa Melayu]].<ref>{{cite book|last=Kridalaksana|first=H.|date=1991|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/2263/1/Masa%20Lampau%20Bahasa%20Indonesia.%20Sebuah%20bunga%20Rampai%20%281991%29.pdf|title=Masa Lampau bahasa Indonesia: Sebuah Bunga Rampai|location=Yogyakarta|publisher=Kanisius|isbn=979-413-476-7|editor-last=Kridalaksana|editor-first=H.|chapter=Pengantar tentang Pendekatan Historis dalam Kajian Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia}}</ref> Bahasa Indonesia diajukan sebagai bahasa persatuan sejak masa pergerakan kemerdekaan Indonesia melalui [[Sumpah Pemuda]] dan ditetapkan oleh [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|konstitusi]] pada 1945.{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 36}} Campur tangan negara terhadap bahasa nasional diselenggarakan melalui [[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]] di bawah [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Tugas dan Fungsi|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/tugas_dan_fungsi|website=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|archive-url=https://web.archive.org/web/20200731200511/http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/tugas_dan_fungsi|archive-date=31 Juli 2020|dead-url=no|access-date=9 Agustus 2021}}</ref>

Beberapa [[bahasa asing]] diajarkan dalam pendidikan formal. [[Bahasa Inggris]] sebagai bahasa internasional telah diperkenalkan kepada para pelajar mulai jenjang pendidikan dasar.<ref>{{Cite journal|last=Jazuly|first=Ahmad|date=2016|title=Peran Bahasa Inggris pada Anak Usia Dini|url=http://jurnal.makmalpendidikan.net/index.php/JPD/article/view/89|journal=Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa|volume=6|issue=1|pages=33–40}}</ref> Bahasa asing lainnya, seperti [[bahasa Jerman]], [[Bahasa Prancis|Prancis]], dan [[Bahasa Jepang|Jepang]], diajarkan di sejumlah sekolah sebagai pelengkap pada jenjang sekolah menengah atas.<ref>{{Cite journal|last=Santoso|first=Iman|date=1 April 2014|title=Pembelajaran Bahasa Asing di Indonesia: Antara Globalisasi dan Hegemoni|url=http://ejournal.upi.edu/index.php/BS_JPBSP/article/view/696|journal=Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra|volume=14|issue=1|pages=1|doi=10.17509/bs_jpbsp.v14i1.696|issn=2527-8312}}</ref> Bagi penganut agama Islam yang menjadi kaum mayoritas di Indonesia,<ref name=":0">{{Cite web|date=2018|title=Data Umat Berdasar Jumlah Pemeluk Agama Menurut Agama|url=https://data.kemenag.go.id/agamadashboard/statistik/umat|website=Kementerian Agama|archive-url=https://web.archive.org/web/20200903221250/https://data.kemenag.go.id/agamadashboard/statistik/umat|archive-date=3 September 2020|access-date=9 Agustus 2021}}</ref> [[bahasa Arab]] adalah bahasa asing yang memiliki kedudukan khusus karena harus dipraktikkan dalam ibadah harian tertentu, misalnya [[salat]],<ref>{{Cite book|last=Eid|first=Haya Muhammad|date=2019|url=https://books.google.co.id/books?id=xu-ODwAAQBAJ|title=Learning My Salah: The Second Pillar|publisher=Ahlan Foundation|pages=66|url-status=live}}</ref> dan diajarkan di [[madrasah ibtidaiah]] dan jenjang selanjutnya.<ref>{{Cite journal|last=Muradi|first=Ahmad|date=2013|title=Tujuan Pembelajaran Bahasa Asing (Arab) di Indonesia|url=http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/maqoyis/article/view/182|journal=Al-Maqayis|volume=1|issue=1|pages=128-137|doi=}}</ref> Meskipun demikian, bahasa Arab tidak menjadi bahasa pergaulan umum sejak periode awal keberadaannya di Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Chaqoqo|first=S.G.N.|date=1 Juni 2012|title=Pembelajaran Bahasa Arab Sepanjang Sejarah|url=http://stainsalatiga.ac.id/pembelajaran-bahasa-arab-sepanjang-sejarah/|website=STAIN Salatiga|archive-url=https://web.archive.org/web/20130303000211/http://stainsalatiga.ac.id/pembelajaran-bahasa-arab-sepanjang-sejarah/|archive-date=3 Maret 2013|access-date=2 Januari 2013}}</ref>

=== Agama ===
{{utama|Agama di Indonesia}}
[[Berkas:Masjid Istiqlal - Panoramio.jpg|jmpl|300x300px|[[Masjid Istiqlal]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], yang merupakan masjid nasional terbesar di Indonesia.]]
Meskipun menjamin kebebasan beragama dalam konstitusi,{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 29 ayat (2)}} pemerintah hanya mengakui enam agama resmi: [[Islam]], [[Protestanisme|Protestan]], [[Katolik Roma|Katolik]], [[Agama Hindu|Hindu]], [[Agama Buddha|Buddha]], dan [[Agama Konghucu|Konghucu]]: sementara itu, penganut [[Agama asli Nusantara|agama tradisional ataupun agama-agama lainnya]] hanya mendapatkan pengakuan terbatas sebagai "penghayat kepercayaan".<ref>{{Cite journal|last=Marshall|first=Paul|date=2018|title=The Ambiguities of Religious Freedom in Indonesia|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/15570274.2018.1433588|journal=The Review of Faith & International Affairs|volume=16|issue=1|pages=85–96|doi=10.1080/15570274.2018.1433588|issn=1557-0274}}</ref><ref>{{cite conference|surname=Siregar|given=Rospita Adelina|editor1=Dr. Lamhot Naibaho|editor2=Demsy Jura|title=Kebijakan Publik bila Mencantumkan Aliran Kepercayaan dalam Admininistrasi Kependudukan sebagai Bentuk Revitalisasi Pancasila|book-title=Seminar Nasional "Revitalisasi Indonesia melalui Identitas Kemajemukan Berdasarkan Pancasila", diselenggarakan oleh Pusat Sudi Lintas Agama dan Budaya—Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia. Jakarta, 22 November 2018|place=Jakarta|publisher=[[Universitas Kristen Indonesia|UKI Press]]|date=2018|pages=173–177|url=http://repository.uki.ac.id/842/1/Rospita.pdf|isbn=978-979-8148-96-5|ref=harv}}</ref> Dengan 231 juta penganut pada tahun 2018, Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia. Sebanyak sekitar hampir 30 juta penduduk Indonesia atau lebih tepatnya 28,6 juta jiwa menganut agama [[Kristen]], di mana 20,2 juta penduduk merupakan penganut aliran Kristen Protestan sedangkan 8,3 juta penganut Kristen Katolik, 4,7 juta penganut Hindu, 2 juta penganut Buddha, 81 ribu penganut Konghucu, dan 108 ribu penganut aliran kepercayaan lainnya (''terutama agama tradisional/lokal'').<ref name=":0" /> Agama Islam dipeluk oleh hampir seluruh warga Indonesia (sekitar 86,70%), Agama Kristen (Protestan & Katolik) kebanyakkan dipeluk oleh beberapa suku, yakni: [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Toraja|Toraja]], [[Suku Dayak|Dayak]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Minahasa|Minahasa]], [[Suku Ambon|Ambon]], dan lainnya. Kebanyakan pemeluk Hindu adalah [[Suku Bali]] dan [[India-Indonesia|Orang keturunan India di Indonesia]]<ref>{{Cite book|last=Oey|first=Eric|date=1995|url=https://www.worldcat.org/oclc/60286689|title=Bali|publisher=Periplus|isbn=962-593-028-0|oclc=60286689|url-status=live}}</ref> serta kebanyakan pemeluk Buddha dan Konghucu adalah orang [[Tionghoa-Indonesia]].<ref>{{Cite book|last=|date=2008|url=https://www.worldcat.org/oclc/469069147|title=Ethnic Chinese in Contemporary Indonesia|location=Singapore|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=9789812308351|editor-last=Suryadinata|editor-first=Leo|oclc=469069147|url-status=live}}</ref>
[[Berkas:Besakih Bali Indonesia Pura-Besakih-02.jpg|kiri|jmpl|300x300px|[[Pura Besakih]] di [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]], [[Bali]], yang merupakan [[pura]] terbesar di Indonesia.]]
Penduduk asli Indonesia pada awalnya mempraktikkan [[animisme]], [[paganisme]] dan [[dinamisme]] lokal, yang merupakan kepercayaan umum bangsa Austronesia. Mereka menyembah roh leluhur dan percaya bahwa roh gaib ([[hyang]]) mungkin menghuni tempat-tempat tertentu, seperti pohon besar, batu, hutan, gunung, atau tempat keramat.<ref name="Ooi">{{cite book|date=2004|url=https://www.google.co.id/books/edition/Southeast_Asia/QKgraWbb7yoC|title=Southeast Asia: A historical encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 volume set)|location=Santa Barbara, Calif.|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-57607-770-2|editor=Gin|editor-first=Ooi Keat|page=177|oclc=54528945|url-status=live}}</ref> Contoh kepercayaan asli Indonesia di antaranya [[Sunda Wiwitan]], [[Kaharingan]], dan [[Kejawen]]. Mereka memberikan dampak yang signifikan pada penerapan agama-agama lain, seperti [[abangan]] Jawa, [[Agama Hindu Bali|Hindu Bali]], dan Kristen Dayak, yang dipraktikkan sebagai bentuk agama yang kurang [[Ortodoksi|ortodoks]] dan [[Sinkretisme|sinkretis]].<ref>{{Cite book|last=Magnis-Suseno|first=Franz|date=1997|url=https://www.worldcat.org/oclc/38466385|title=Javanese Ethics and World-View: The Javanese Idea of the Good Life|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=979-605-406-X|oclc=38466385|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|date=2003|title=2003 International Religious Freedom Report: Indonesia|url=https://2009-2017.state.gov/j/drl/rls/irf/2003/23829.htm|website=U.S. Department of State|access-date=13 Januari 2012.}}</ref>

Pengaruh [[Hindu di Indonesia|agama Hindu]] mencapai Nusantara pada awal abad pertama Masehi.<ref>{{Cite book|last=Gonda|first=Jan|date=1975|url=https://books.google.co.id/books?id=X7YfAAAAIAAJ|title=Handbook of Oriental Studies. Section 3 Southeast Asia, Religions|publisher=Brill|chapter=The Indian Religions in Pre-Islamic Indonesia and their survival in Bali|url-status=live}}</ref> [[Kerajaan Salakanagara]] di Jawa Barat sekitar tahun 130 merupakan kerajaan terkait [[India Raya]] pertama yang tercatat dalam sejarah Nusantara.<ref>Darsa, Undang A. 2004. "Kropak 406; Carita Parahyangan dan Fragmen Carita Parahyangan", Makalah disampaikan dalam Kegiatan Bedah Naskah Kuna yang diselenggarakan oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga. Bandung-Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran: hlm. 1–23.</ref> [[Buddhisme di Indonesia|Agama Buddha]] tiba sekitar abad ke-6,<ref>{{cite web|year=2005|title=Buddhism in Indonesia|url=http://www.buddhanet.net/e-learning/buddhistworld/indo-txt.htm|work=Buddha Dharma Education Association|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20190510074118/http://www.buddhanet.net/e-learning/buddhistworld/indo-txt.htm|archive-date=10 Mei 2019|access-date=3 Oktober 2006}}</ref> dan sejarahnya di Indonesia berhubungan erat dengan agama Hindu karena kedua agama ini dianut oleh beberapa kerajaan pada periode yang sama. Nusantara mengalami kebangkitan dan kejatuhan kerajaan Hindu dan Buddha yang kuat dan berpengaruh, seperti [[Majapahit]], [[Wangsa Sailendra|Sailendra]], [[Sriwijaya]], dan [[Medang]]. Meski tidak lagi menjadi mayoritas, agama Hindu dan Buddha tetap memiliki pengaruh besar pada budaya Indonesia.<ref>{{Cite journal|last=Rahman|first=Taufiq|date=2013|title='Indianization' of Indonesia in an Historical Sketch|url=http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ijni/article/view/26|journal=International Journal of Nusantara Islam|volume=1|issue=2|pages=56–64|doi=10.15575/ijni.v1i2.26|issn=2355-651X}}</ref><ref>{{cite web|author=Sedyawati|first=Edi|date=19 Desember 2014|title=Influence of Hinduism and Buddhism on Indonesian culture|url=https://www.sanskritimagazine.com/india/global-influence-of-hinduism/influence-hinduism-buddhism-indonesian-culture/|publisher=Sanskriti Magazine|archive-url=https://web.archive.org/web/20170415194440/https://www.sanskritimagazine.com/india/global-influence-of-hinduism/influence-hinduism-buddhism-indonesian-culture/|archive-date=15 April 2017|access-date=6 Desember 2020|url-status=live}}</ref>

[[Islam di Indonesia|Agama Islam]] diperkenalkan oleh para pedagang [[Suni]] dari [[mazhab Syafi'i]] serta para pedagang [[Sufisme|Sufi]] dari [[Asia Selatan|anak benua India]] dan [[Arab Selatan]] pada awal abad ke-8 M.<ref>{{Cite book|last=Martin|first=Richard C.|date=2004|url=https://www.worldcat.org/oclc/52178942|title=Encyclopedia of Islam and the Muslim World. Vol. 2: M–Z|location=New York|publisher=Macmillan Reference USA|isbn=0-02-865603-2|oclc=52178942|url-status=live}}</ref><ref name=":1">{{Cite book|last=Böwering|first=Gerhard|last2=Crone|first2=Patricia|last3=Mirza|first3=Mahan|date=2013|url=https://www.worldcat.org/oclc/820631887|title=The Princeton Encyclopedia of Islamic Political Thought|location=Princeton, N.J.|publisher=Princeton University Press|isbn=1-4008-3855-X|oclc=820631887|url-status=live}}</ref> Pada sebagian besar perkembangannya, Islam mengalami pencampuran dan saling memengaruhi budaya yang ada sehingga menghasilkan bentuk Islam dengan ciri tersendiri, seperti adanya [[pesantren]].{{sfn|Ricklefs|1991|pp=12–14}}<ref>{{cite web|title=Indonesia–Bhineka Tunggal Ika|url=http://cui.unige.ch/~luthi/download/indo.html|publisher=Centre Universitaire d'Informatique|archive-url=https://web.archive.org/web/20060914023845/http://cui.unige.ch/~luthi/download/indo.html|archive-date=14 September 2006|access-date=20 Oktober 2006}}</ref> Perdagangan dan aktivitas dakwah seperti yang dilakukan oleh [[Wali Songo]] dan penjelajah Tiongkok [[Cheng Ho]], serta kampanye militer oleh beberapa kesultanan membantu mempercepat penyebaran Islam.<ref>{{Cite book|last=Tanasaldy|first=Taufiq|date=2012|url=https://www.worldcat.org/oclc/804847859|title=Regime Change and Ethnic Politics in Indonesia: Dayak Politics of West Kalimantan|location=Leiden|publisher=KITLV Press|isbn=978-90-04-25348-3|oclc=804847859|url-status=live}}</ref><ref name=":1" />
[[Berkas:Jakarta Indonesia Jakarta-Cathedral-10.jpg|jmpl|[[Gereja Katedral Jakarta]], yang menjadi salah satu gereja tertua di Indonesia.]]
[[Gereja Katolik di Indonesia|Agama Katolik]] dibawa oleh para pedagang dan misionaris Portugis seperti [[Yesuit]] [[Fransiskus Xaverius]], yang mengunjungi dan membaptis beberapa ribu penduduk setempat.{{sfn|Ricklefs|1991|pp=25, 26, 28}}<ref>{{cite web|title=About St Francis Xavier|url=https://www.sydneycatholic.org/events/pilgrimageofgrace/about.shtml|publisher=Catholic Archdiocese of Sydney|archive-url=https://web.archive.org/web/20121116164225/https://www.sydneycatholic.org/events/pilgrimageofgrace/about.shtml|archive-date=16 November 2012|access-date=5 Juli 2018|url-status=live}}</ref> Penyebarannya menghadapi kesulitan karena kebijakan [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Perusahaan Hindia Timur Belanda]] yang melarang agama dan permusuhan oleh Belanda sebagai akibat dari [[Perang Delapan Puluh Tahun]] melawan pemerintahan Katolik Spanyol. [[Protestanisme di Indonesia|Protestantisme]], sebagian besar, merupakan hasil dari upaya misionaris [[Calvinisme|Calvinis]] dan [[Gereja Lutheran|Lutheran]] selama era kolonial Belanda.{{sfn|Ricklefs|1991|pp=28, 62}}{{sfn|Vickers|2005|p=22}}<ref>{{cite book|author=Goh|first=Robbie B.H.|year=2005|url=https://www.google.co.id/books/edition/Christianity_in_Southeast_Asia/Yh3cAAYsi2UC|title=Christianity in Southeast Asia|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-230-297-7|page=80|url-status=live}}</ref> Meskipun keduanya merupakan cabang [[Kekristenan]] yang paling umum, ada banyak denominasi lain di negara ini.<ref>{{cite web|title=Indonesia|url=http://reformiert-online.net/weltweit/64_eng.php|website=Reformed Online|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20061205042413/http://reformiert-online.net/weltweit/64_eng.php|archive-date=5 Desember 2006|access-date=5 Desember 2006|url-status=live}}</ref>

Jumlah penganut [[Yahudi di Indonesia|agama Yahudi]] cukup besar di Nusantara setidaknya sampai tahun 1945, yang kebanyakan merupakan orang Belanda dan orang Yahudi Baghdadi. Sebagian besar di antara mereka meninggalkan Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan dan agama Yahudi tidak pernah mendapatkan status resmi. Saat ini hanya sejumlah kecil orang Yahudi di Indonesia, yang kebanyakan berada di Jakarta dan Surabaya.<ref>{{cite web|author=Klemperer-Markman|first=Ayala|title=The Jewish Community in Indonesia|url=https://www.bh.org.il/jewish-community-indonesia/|website=Beit Hatfutsot|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20190804011540/https://www.bh.org.il/jewish-community-indonesia/|archive-date=4 Agustus 2019|access-date=12 Maret 2020|translator=Julie Ann Levy|url-status=live}}</ref>

Pada tingkat nasional dan regional, kepemimpinan dalam politik dan kelompok masyarakat sipil di Indonesia telah memainkan peran penting dalam hubungan antaragama, baik secara positif maupun negatif. Sila pertama Pancasila yang merupakan landasan filosofis Indonesia, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, sering menjadi pengingat toleransi beragama,<ref>{{Cite journal|last=Madjid|first=Nurcholish|date=1994|title=Islamic Roots of Modern Pluralism: Indonesian Experience|url=http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/studia-islamika/article/view/866|journal=Studia Islamika|volume=1|issue=1|doi=10.15408/sdi.v1i1.866|issn=2355-6145}}</ref> meskipun kasus-kasus intoleransi juga telah terjadi.<ref name="RIP">{{cite book|author=Harsono|first=Andreas|date=Mei 2019|url=https://www.google.co.id/books/edition/Race_Islam_and_Power/WQ-tvgEACAAJ|title=Race, Islam and Power: Ethnic and Religious Violence in Post-Suharto Indonesia|publisher=Monash University Publishing|isbn=978-1-925835-09-0|url-status=live}}</ref> Sebagian besar orang Indonesia menganggap agama sebagai hal yang esensial dan bagian integral dari kehidupan.<ref>{{cite web|date=13 Juni 2018|title=How religious commitment varies by country among people of all ages|url=http://www.pewforum.org/2018/06/13/how-religious-commitment-varies-by-country-among-people-of-all-ages/|website=Pew Research Center|archive-url=https://web.archive.org/web/20180827174002/http://www.pewforum.org/2018/06/13/how-religious-commitment-varies-by-country-among-people-of-all-ages/|archive-date=27 Agustus 2018|access-date=23 November 2018|url-status=live}}</ref><ref>{{cite web|author=Pearce|first=Jonathan M.S.|date=28 Oktober 2018|title=Religion in Indonesia: An Insight|url=https://www.patheos.com/blogs/tippling/2018/10/28/religion-in-indonesia-an-insight/|website=Patheos|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20181028170242/https://www.patheos.com/blogs/tippling/2018/10/28/religion-in-indonesia-an-insight/|archive-date=28 Oktober 2018|access-date=23 November 2018|url-status=live}}</ref>

=== Pendidikan dan kesehatan ===
{{utama|Pendidikan di Indonesia|Kesehatan di Indonesia}}
[[Berkas:Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada 2.jpg|jmpl|Gedung Pusat [[Universitas Gadjah Mada]] di [[Yogyakarta]].|250x250px]]
Sesuai dengan konstitusi yang berlaku,{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 31 ayat (4)}} serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah wajib mengalokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari [[Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia|APBN]] dan [[Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah|APBD]] di luar gaji pendidik dan biaya kedinasan. Semua penduduk wajib mengikuti program [[wajib belajar]] sembilan tahun, yang meliputi enam tahun di [[sekolah dasar]] dan tiga tahun di [[sekolah menengah pertama]].<ref>{{cite web|last1=Al-Samarrai|first1=Samer|last2=Cerdan-Infantes|first2=Pedro|date=9 Maret 2013|title=Awakening Indonesia's Golden Generation: Extending Compulsory Education from 9 to 12 Years|url=http://blogs.worldbank.org/education/awakening-indonesia-s-golden-generation-extending-compulsory-education-9-12-years|publisher=The World Bank Blog|archive-url=https://web.archive.org/web/20171010151231/http://blogs.worldbank.org/education/awakening-indonesia-s-golden-generation-extending-compulsory-education-9-12-years|archive-date=10 Oktober 2017|access-date=10 Oktober 2017|url-status=live}}</ref> Pada 2018, tingkat partisipasi penduduk sebesar 93% untuk pendidikan dasar, 79% untuk pendidikan menengah, dan 36% untuk pendidikan tinggi, sementara tingkat melek huruf adalah 96%.<ref name=":2"/> Pemerintah menghabiskan sekitar 3,6% dari PDB atau 20,5% dari anggaran negara (2015) untuk pendidikan.<ref name=":2" /> Pada tahun 2018, terdapat lebih dari 4.500 perguruan tinggi di Indonesia,<ref>{{cite web|date=29 Mei 2018|title=Is Indonesia Ready for International Branch Campuses?|url=https://www.insidehighered.com/blogs/world-view/indonesia-ready-international-branch-campuses|website=Inside Higher Ed|archive-url=https://web.archive.org/web/20180530035730/https://www.insidehighered.com/blogs/world-view/indonesia-ready-international-branch-campuses|archive-date=30 Mei 2018|access-date=18 November 2018|url-status=live}}</ref> dengan universitas terkemuka (seperti [[Universitas Indonesia]], [[Institut Teknologi Bandung]], [[Universitas Gadjah Mada]], dan lainnya) berlokasi di Pulau Jawa.<ref>{{cite web|date=4 Mei 2018|title=Indonesia's Unequal Higher Education|url=https://www.asiasentinel.com/p/indonesia-unequal-higher-education|website=Asia Sentinel|archive-url=https://web.archive.org/web/20200924060508/https://www.asiasentinel.com/p/indonesia-unequal-higher-education|archive-date=24 September 2020|access-date=3 Desember 2020|url-status=live}}</ref>

Anggaran pemerintah untuk sektor kesehatan adalah sekitar 3,3% dari PDB pada tahun 2016.<ref>{{cite web|date=Juli 2018|title=2018 Health SDG Profile: Indonesia|url=http://www.searo.who.int/entity/health_situation_trends/cp_ino.pdf?ua=1|publisher=Organisasi Kesehatan Dunia|archive-url=https://web.archive.org/web/20181206041612/http://www.searo.who.int/entity/health_situation_trends/cp_ino.pdf?ua=1|archive-date=6 Desember 2018|access-date=10 Desember 2018|url-status=live}}</ref> Sebagai bagian dari upaya mencapai [[cakupan kesehatan semesta]], pemerintah meluncurkan [[Badan Penyelenggara Jaminan Sosial|Jaminan Kesehatan Nasional]] (JKN) pada tahun 2014.<ref>{{cite news|last=Thabrany|first=Hasbullah|date=2 Januari 2014|title=Birth of Indonesia's 'Medicare': Fasten your seatbelts|url=http://www.thejakartapost.com/news/2014/01/02/birth-indonesia-s-medicare-fasten-your-seatbelts.html|newspaper=The Jakarta Post|archive-url=https://web.archive.org/web/20140110053307/http://www.thejakartapost.com/news/2014/01/02/birth-indonesia-s-medicare-fasten-your-seatbelts.html|archive-date=10 Januari 2014|access-date=26 Agustus 2018|url-status=live}}</ref> Meskipun ada peningkatan yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir seperti meningkatnya angka harapan hidup (dari 62,3 tahun pada tahun 1990 menjadi 71,7 tahun pada tahun 2019)<ref>{{Cite web|title=Life expectancy|url=https://ourworldindata.org/grapher/life-expectancy|website=Our World in Data|access-date=6 September 2020}}</ref> dan penurunan kematian anak (dari 84 kematian per 1.000 kelahiran pada tahun 1990 menjadi 25,4 kematian pada tahun 2017),<ref>{{Cite web|title=Child mortality rate|url=https://ourworldindata.org/grapher/child-mortality-igme|website=Our World in Data|access-date=5 September 2020}}</ref> Indonesia terus-menerus menghadapi berbagai tantangan, seperti kesehatan ibu dan anak, kualitas udara yang rendah, kurang gizi, tingginya tingkat merokok, dan penyakit menular.<ref>{{Cite journal|last=Mboi|first=Nafsiah|last2=Surbakti|first2=Indra Murty|last3=Trihandini|first3=Indang|last4=Elyazar|first4=Iqbal|last5=Smith|first5=Karen Houston|last6=Bahjuri Ali|first6=Pungkas|last7=Kosen|first7=Soewarta|last8=Flemons|first8=Kristin|last9=Ray|first9=Sarah E.|date=2018|title=On the road to universal health care in Indonesia, 1990–2016: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2016|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0140673618305956|journal=The Lancet|language=en|volume=392|issue=10147|pages=581–591|doi=10.1016/S0140-6736(18)30595-6|pmc=PMC6099123|pmid=29961639}}</ref>

=== Indeks Pembangunan Manusia ===
{{utama|Indeks Pembangunan Manusia Indonesia}}

Menurut [[Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa|UNDP]], [[Indeks Pembangunan Manusia]] (IPM) Indonesia mencapai angka 0,707<ref name="profil-hdr-id" /> pada [[Laporan Pembangunan Manusia 2019]] untuk perkiraan IPM tahun 2018 dan menempati status tinggi, sedangkan menurut [[Badan Pusat Statistik]] (BPS), IPM Indonesia tahun 2020 telah mencapai angka 71,94 (0,719)<ref name=bpsIPM2020>{{cite journal |author=[[Badan Pusat Statistik]] |date=15 Desember 2020 |title=Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2020 |journal=Berita Resmi Statistik |issue=No.97/12/Th.XXIII |url=https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/12/15/1758/indeks-pembangunan-manusia--ipm--indonesia-pada-tahun-2020-mencapai-71-94.html |access-date=2021-01-22 |archive-date=2021-01-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210129085353/https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/12/15/1758/indeks-pembangunan-manusia--ipm--indonesia-pada-tahun-2020-mencapai-71-94.html |dead-url=no }}</ref> dan menempati status tinggi pada tahun 2016.

Perbedaan IPM yang dilaporkan UNDP melalui [[Laporan Pembangunan Manusia|''Human Development Report'']] (HDR) dengan BPS terletak pada besarnya angka IPM dan perincian. Selama ini, memang perbedaan angka IPM sudah dianggap lazim. Namun, sejak sekitar tahun 2011, perbedaan angka IPM UNDP dan BPS meningkat secara signifikan. Dalam perihal perincian, karena UNDP melaporkan dalam tingkat internasional, laporan IPM Indonesia tidak dilaporkan hingga tingkat yang lebih rendah. Sebaliknya, karena BPS hanya melaporkan di tingkat nasional, BPS lebih memerinci, bahkan hingga IPM di tingkat kota/kabupaten dalam laporan beberapa tahun (laporan IPM hingga tingkat kota/kabupaten jarang). Namun, yang selalu dilaporkan di bawah tingkat nasional tentunya adalah laporan IPM di tingkat provinsi/daerah.

Berikut ini adalah daftar provinsi Indonesia menurut IPM tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 menurut BPS.<ref name=bpsIPM2020 />
{|class=wikitable
!Peringkat
!Provinsi
!IPM
!Perubahan (%)
|-
! colspan=4 | {{fontcolor|darkgreen|Pembangunan Manusia Sangat Tinggi}}
|-
|1 {{steady}}
|{{flag|Daerah Khusus Ibukota Jakarta}}
|80,77 (0,808)
|{{increase}} 0,01 (0,01%)
|-
! colspan=4 | {{fontcolor|green|Pembangunan Manusia Tinggi}}
|-
|2 {{steady}}
|{{flag|Daerah Istimewa Yogyakarta}}
|79,97 (0,800)
|{{decrease}} -0,02 (-0,03%)
|-
|3 {{steady}}
|{{flag|Kalimantan Timur}}
|76,24 (0,762)
|{{decrease}} -0,37 (-0,48%)
|-
|4 {{steady}}
|{{flag|Kepulauan Riau}}
|75,59 (0,756)
|{{increase}} 0,11 (0,15%)
|-
|5 {{steady}}
|{{flag|Bali}}
|75,5 (0,755)
|{{increase}} 0,12 (0,16%)
|-
|6 {{increase}} (1)
|{{flag|Sulawesi Utara}}
|72,93 (0,729)
|{{decrease}} -0,06 (-0,08%)
|-
|7 {{decrease}} (1)
|{{flag|Riau}}
|72,71 (0,727)
|{{decrease}} -0,29 (-0,40%)
|-
|8 {{steady}}
|{{flag|Banten}}
|72,45 (0,725)
|{{increase}} 0,01 (0,01%)
|-
|9 {{steady}}
|{{flag|Sumatera Barat}}
|72,38 (0,724)
|{{decrease}} -0,01 (-0,01%)
|-
|10 {{steady}}
|{{flag|Jawa Barat}}
|72,09 (0,721)
|{{increase}} 0,06 (0,08%)
|-
|11 {{steady}}
|{{flag|Aceh}}
|71,99 (0,720)
|{{increase}} 0,09 (0,13%)
|- style="background-color: #ccf;"
|
|'''{{flag|Indonesia}}'''
|71,94 (0,719)
|{{increase}} 0,02 (0,03%)
|-
|12 {{increase}} (2)
|{{flag|Sulawesi Selatan}}
|71,93 (0,719)
|{{increase}} 0,27 (0,38%)
|-
|13 {{steady}}
|{{flag|Jawa Tengah}}
|71,87 (0,719)
|{{increase}} 0,14 (0,20%)
|-
|14 {{decrease}} (2)
|{{flag|Sumatera Utara}}
|71,77 (0,718)
|{{increase}} 0,03 (0,04%)
|-
|15 {{steady}}
|{{flag|Jawa Timur}}
|71,71 (0,717)
|{{increase}} 0,21 (0,29%)
|-
|16 {{steady}}
|{{flag|Kepulauan Bangka Belitung}}
|71,47 (0,715)
|{{increase}} 0,17 (0,24%)
|-
|17 {{increase}} (2)
|{{flag|Sulawesi Tenggara}}
|71,45 (0,715)
|{{increase}} 0,25 (0,35%)
|-
|18 {{steady}}
|{{flag|Bengkulu}}
|71,4 (0,714)
|{{increase}} 0,19 (0,27%)
|-
|19 {{decrease}} (2)
|{{flag|Jambi}}
|71,29 (0,713)
|{{increase}} 0,03 (0,04%)
|-
|20 {{increase}} (1)
|{{flag|Kalimantan Tengah}}
|71,05 (0,711)
|{{increase}} 0,14 (0,20%)
|-
|21 {{increase}} (1)
|{{flag|Kalimantan Selatan}}
|70,91 (0,709)
|{{increase}} 0,19 (0,27%)
|-
|22 {{decrease}} (2)
|{{flag|Kalimantan Utara}}
|70,63 (0,706)
|{{decrease}} -0,52 (-0,73%)
|-
|23 {{steady}}
|{{flag|Sumatera Selatan}}
|70,01 (0,700)
|{{decrease}} -0,01 (-0,01%)
|-
! colspan=4 | {{fontcolor|#f90|Pembangunan Manusia Sedang}}
|-
|24 {{steady}}
|{{flag|Lampung}}
|69,69 (0,697)
|{{increase}} 0,12 (0,17%)
|-
|25 {{steady}}
|{{flag|Sulawesi Tengah}}
|69,55 (0,696)
|{{increase}} 0,05 (0,07%)
|-
|26 {{steady}}
|{{flag|Maluku}}
|69,49 (0,695)
|{{increase}} 0,04 (0,06%)
|-
|27 {{increase}} (1)
|{{flag|Gorontalo}}
|68,68 (0,687)
|{{increase}} 0,19 (0,28%)
|-
|28 {{decrease}} (1)
|{{flag|Maluku Utara}}
|68,49 (0,685)
|{{decrease}} -0,21 (-0,31%)
|-
|29 {{steady}}
|{{flag|Nusa Tenggara Barat}}
|68,25 (0,683)
|{{increase}} 0,11 (0,16%)
|-
|30 {{steady}}
|{{flag|Kalimantan Barat}}
|67,66 (0,677)
|{{increase}} 0,01 (0,01%)
|-
|31 {{steady}}
|{{flag|Sulawesi Barat}}
|66,11 (0,661)
|{{increase}} 0,38 (0,58%)
|-
|32 {{steady}}
|{{flag|Nusa Tenggara Timur}}
|65,19 (0,652)
|{{decrease}} -0,04 (-0,06%)
|-
|33 {{steady}}
|{{flag|Papua Barat}}
|65,09 (0,651)
|{{increase}} 0,39 (0,60%)
|-
|34 {{steady}}
|{{flag|Papua}}
|60,44 (0,604)
|{{decrease}} -0,40 (-0,66%)
|}

== Budaya ==
{{utama|Budaya Indonesia}}

=== Pertunjukan ===
[[Berkas:WayangKulit Scene Zoom.JPG|jmpl|[[Wayang]] kulit, salah satu warisan budaya Jawa.|175x175px]]
Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Tiongkok, Eropa, dan termasuk kebudayaan sendiri yaitu [[Melayu]]. Contohnya tarian [[Jawa]] dan [[Bali]] tradisional memiliki aspek budaya dan mitologi Hindu, seperti [[Wayang]] Kulit yang menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis Hindu [[Ramayana]] dan [[Baratayuda]]. Banyak juga seni tari yang berisikan nilai-nilai [[Islam]]. Beberapa di antaranya dapat ditemukan di daerah [[Sumatra]] seperti tari [[Tari Ratéb Meuseukat|Ratéb Meuseukat]], [[Tari Saman]], dan tari [[Tari Seudati|Seudati]] dari [[Aceh]].

Seni [[pantun]], [[gurindam]], dan sebagainya dari pelbagai daerah seperti pantun Melayu, dan pantun-pantun lainnya acapkali dipergunakan dalam acara-acara tertentu yaitu [[perhelatan]], pentas seni, dan lain-lain.

=== Busana ===
{{utama|Daftar busana daerah Indonesia}}
[[Berkas:Aesan Gede Songket Palembang.jpg|jmpl|150px|Seorang gadis [[Palembang]] yang tengah mengenakan [[songket]], salah satu busana tradisional Indonesia.]]
Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan [[Batik]]. Beberapa daerah yang terkenal akan industri Batik meliputi [[Yogyakarta]], [[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Cirebon]], [[Pandeglang]], [[Garut]], [[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]] dan juga [[Kabupaten Pekalongan|Pekalongan]]. Kerajinan Batik ini pun diklaim oleh negara lain dengan industri Batiknya.<ref>{{cite news
|url = http://majalah.depkumham.go.id/node/125
|title = PENGERAJIN BATIK TAK PERLU RESAH
|work = Majalah Hukum & HAM Online
|date = [[30 September]] 2007
|accessdate = 14 Agustus 2008
|archive-date = 2008-09-26
|archive-url = https://web.archive.org/web/20080926071726/http://majalah.depkumham.go.id/node/125
|dead-url = no
}}</ref> Busana asli Indonesia dari [[Sabang]] sampai [[Merauke]] lainnya dapat dikenali dari ciri-cirinya yang dikenakan di setiap daerah antara lain [[baju Kurung]] dengan [[Songket]]nya dari [[Sumatra Barat]] ([[Minangkabau]]), kain [[Ulos]] dari [[Sumatra Utara]] ([[Batak]]), busana [[Kebaya]], busana khas [[Suku Dayak|Dayak]] di [[Kalimantan]], [[baju Bodo]] dari [[Sulawesi Selatan]], busana [[Koteka]] dari [[Papua]] dan sebagainya.

=== Arsitektur ===
{{utama|Arsitektur Indonesia}}
[[Berkas:Yogyakarta Indonesia Prambanan-temple-complex-02.jpg|kiri|jmpl|300x300px|Kompleks [[Candi Prambanan]] yang menonjolkan arsitektur Indonesia zaman dahulu.]]
[[Arsitektur Indonesia]] mencerminkan keanekaragaman [[Budaya Indonesia|budaya]], [[Sejarah Indonesia|sejarah]], dan [[Geografi Indonesia|geografi]] yang membentuk Indonesia seutuhnya. Kaum penyerang, penjajah, penyebar agama, pedagang, dan saudagar membawa perubahan budaya dengan memberi dampak pada gaya dan teknik bangunan. Tradisionalnya, pengaruh arsitektur asing yang paling kuat adalah dari India. Tetapi, Tiongkok, Arab, dan sejak abad ke-19 pengaruh Eropa menjadi cukup dominan.

Ciri khas arsitektur Indonesia kuno masih dapat dilihat melalui rumah-rumah adat dan/atau istana-istana kerajaan dari tiap-tiap provinsi. [[Taman Mini Indonesia Indah]], salah satu objek wisata di Jakarta yang menjadi miniatur Indonesia, menampilkan keanekaragaman arsitektur Indonesia itu. Beberapa bangunan khas Indonesia misalnya [[Rumah Gadang]], [[Monumen Nasional]], dan Bangunan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan di [[Institut Teknologi Bandung]].

=== Olahraga ===
{{utama|Olahraga Indonesia}}{{double image|left|Pertandingan persahabatan Sepak Bola Lokal.jpg|200|Badminton at the 2012 Summer Olympics 9136.jpg|200|[[Sepak bola]] dan [[bulu tangkis]], dua olahraga paling populer di Indonesia.}}Olahraga yang paling populer di Indonesia adalah [[sepak bola]] dan [[bulu tangkis]].{{fact}} [[Liga 1|BRI Liga 1]] adalah liga klub sepak bola utama di Indonesia.{{fact}} Olahraga tradisional Indonesia termasuk [[sepak takraw]] dan [[karapan sapi]]. Di wilayah dengan sejarah perang antar suku, kontes pertarungan diadakan, seperti ''caci'' di [[Flores]], dan [[pasola]] di [[Sumba]]. [[Pencak silat]] adalah seni bela diri yang unik yang berasal dari wilayah Indonesia. Seni bela diri ini kadang-kadang ditampilkan pada acara-acara pertunjukkan yang biasanya diikuti dengan musik tradisional Indonesia berupa [[Gamelan]] dan seni musik tradisional lainnya sesuai dengan daerah asalnya. Olahraga di Indonesia biasanya berorientasi pada pria dan olahraga spektator sering berhubungan dengan judi yang ilegal di Indonesia.<ref>{{cite book
|last = Witton
|first = Patrick
|title = Indonesia
|publisher = Lonely Planet
|year = 2003
|location = Melbourne
|pages = 103
|id = ISBN 1-74059-154-2
}}</ref>

Di ajang kompetisi multi cabang, prestasi atlet-atlet Indonesia tidak terlalu mengesankan. Di [[Olimpiade]], prestasi terbaik Indonesia diraih pada saat [[Olimpiade 1992]], di mana Indonesia menduduki peringkat 24 dengan meraih 2 [[emas]] 2 [[perak]] dan 1 [[perunggu]], kelima medali tersebut diraih melalui cabang [[Bulu tangkis pada Olimpiade Musim Panas 1992|bulu tangkis]]. Pada era 1960 hingga 2000, Indonesia merajai [[bulu tangkis]]. Atlet-atlet putra Indonesia seperti [[Rudi Hartono]], [[Liem Swie King]], [[Icuk Sugiarto]], [[Alan Budikusuma]], [[Ricky Subagja]], dan [[Rexy Mainaky]] merajai kejuaraan-kejuaraan dunia. [[Rudi Hartono]] yang dianggap sebagai maestro [[bulu tangkis]] dunia, menjadi juara [[All England]] terbanyak sepanjang sejarah perbulu tangkisan Indonesia. Ia meraih 8 gelar juara, dengan 7 gelar diraihnya secara berturut-turut. Selain [[bulu tangkis]], atlet-atlet tinju Indonesia juga mampu meraih gelar juara dunia, seperti [[Elyas Pical]], [[Nico Thomas]],<ref>[http://www.surya.co.id/2009/03/27/elyas-pical-dapat-penghargaan.html Elyas Pical Dapat Penghargaan]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. ''[[Surya (surat kabar)|Surya]]'', [[27 Maret]] [[2009]]. Diakses pada [[10 September]] [[2010]].</ref> dan [[Chris John (petinju)|Chris John]].<ref>Afriatni, Ami. [http://www.tempointeraktif.com/hg/olahraga/2007/08/19/brk,20070819-105865,id.html Petinju Chris John Sukses Pertahankan Gelar Juara Dunia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081210165314/http://www.tempointeraktif.com/hg/olahraga/2007/08/19/brk,20070819-105865,id.html |date=2008-12-10 }}. ''[[Koran Tempo|Tempo]]'', [[19 Agustus]] 2007. Diakses pada [[10 September]] 2010.</ref> dalam ajang [[sepak bola]] internasional, Timnas Indonesia (Hindia Belanda) adalah tim Asia pertama yang berpartisipasi di [[Piala Dunia FIFA 1938|Piala Dunia]] pada tahun 1938 di [[Prancis]].<ref>{{Cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180423105701-142-292771/jejak-bersejarah-hindia-belanda-di-piala-dunia-1938|title=Jejak Bersejarah Hindia Belanda di Piala Dunia 1938|date=23 April 2018|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=21 Februari 2020|archive-date=2020-02-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20200216065837/https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180423105701-142-292771/jejak-bersejarah-hindia-belanda-di-piala-dunia-1938|dead-url=no}}</ref>

=== Seni musik ===
{{utama|Musik Indonesia}}
[[Berkas:Angklung.webm|jmpl|275x275px|Permainan musik [[angklung]].]]
Seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari [[Sabang]] hingga [[Merauke]]. Setiap provinsi di Indonesia memiliki [[musik tradisional]] dengan ciri khasnya tersendiri. Musik tradisional termasuk juga [[Keroncong]] yang berasal dari keturunan [[Portugis]] di daerah [[Kampung Tugu|Tugu]], [[Jakarta]],<ref>{{Cite news|url = http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0404/28/metro/996265.htm
|title = Kampung Tugu, Menyimpan Kenangan Sejarah
|work = [[Kompas.com]]
|date = Rabu, [[28 April]] 2004
|accessdate = 14 Agustus 2008
|archive-date = 2008-12-11
|archive-url = https://web.archive.org/web/20081211203446/http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0404/28/metro/996265.htm
|dead-url = no
}}</ref> yang dikenal oleh semua rakyat Indonesia bahkan hingga ke mancanegara. Ada juga musik yang merakyat di Indonesia yang dikenal dengan nama [[dangdut]] yaitu musik beraliran Melayu modern yang dipengaruhi oleh musik India sehingga musik dangdut ini sangat berbeda dengan musik tradisional Melayu yang sebenarnya, seperti musik Melayu Deli, Melayu Riau, dan sebagainya.

Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam dari pelbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula alat musik tradisional Indonesia yang diklaim oleh negara lain<ref>{{cite news
|url = http://www.gatra.com/2008-01-01/artikel.php?id=110550
|title = Perspektif: Mencuri Klaim, Itu Biasa
|work = Gatra.Com
|author = Radhar Panca Dahana
|date = Kamis, [[6 Desember]] 2007
|accessdate = 14 Agustus 2008
|archive-date = 2008-12-08
|archive-url = https://web.archive.org/web/20081208175849/http://www.gatra.com/2008-01-01/artikel.php?id=110550
|dead-url = no
}}</ref> untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya sendiri dengan mematenkan hak cipta seni dan warisan budaya Indonesia ke lembaga Internasional [[UNESCO]]. [[Daftar alat musik Indonesia|Alat musik tradisional Indonesia]] antara lain meliputi:
{{Col-begin|width=}}
{{Col-4}}
* [[Angklung]]
* Bende
* [[Calung]]
* Dermenan
* [[Gamelan]]
* Gandang Tabuik
* Gendang Bali
* [[Gendang Karo]]
{{Col-4}}
* Gondang Batak
* [[Gondang (musik Sunda)]]
* [[Gong]] Kemada
* Gong Lambus
* [[Tanjidor|Jidor]]
* [[Tembang Cianjuran|Kecapi Suling]]
* [[Hasapi|Kecapi Batak]]
* [[Kendang]] Jawa
{{Col-4}}
* [[Kenong]]
* [[Kulintang]]
* [[Rebab]]
* [[Rebana]]
* [[Saluang]]
* [[Sapeh]]
* [[Saron]]
* [[Sasando]]
{{Col-4}}
* [[Serunai]]
* Seurune Kale
* Suling Lembang
* Suling Batak
* [[Suling]] Sunda
* [[Talempong]]
* Tanggetong
* [[Tifa]], dan sebagainya
{{Col-end}}

=== Kuliner ===
{{utama|Masakan Indonesia}}
[[Berkas:Nasi Goreng in Bali.jpg|kiri|jmpl|250x250px|[[Nasi goreng]], salah satu [[Hidangan Indonesia|makanan yang berasal dari Indonesia]].]]
[[Masakan Indonesia]] bervariasi bergantung pada wilayahnya.<ref>{{cite book
|last = Witton
|first = Patrick
|title = World Food: Indonesia
|publisher = [[:en:Lonely Planet|Lonely Planet]]
|year = 2002
|location = Melbourne
|id = ISBN 1-74059-009-0
}}</ref> Nasi adalah makanan pokok dan dihidangkan dengan lauk daging dan sayur. Bumbu (terutama [[cabai]]), [[santan]], [[ikan]], dan [[ayam]] adalah bahan yang penting.<ref>{{cite book
|last = Brissendon
|first = Rosemary
|title = South East Asian Food
|publisher = Hardie Grant Books
|year = 2003
|location = Melbourne
|id = ISBN 1-74066-013-7
}}</ref>

Sepanjang sejarah, Indonesia telah menjadi tempat perdagangan antara dua benua. Ini menyebabkan terbawanya banyak bumbu, bahan makanan dan teknik memasak dari bangsa [[Melayu]] sendiri, [[India]], [[Timur tengah]], [[Tionghoa]], dan [[Eropa]]. Semua ini bercampur dengan ciri khas makanan Indonesia tradisional, menghasilkan banyak keanekaragaman yang tidak ditemukan di daerah lain. Bahkan bangsa [[Spanyol]] dan [[Portugis]], telah mendahului bangsa [[Belanda]] dengan membawa banyak produk dari dunia baru ke Indonesia.{{fact}}

[[Sambal]], [[sate]], [[bakso]], [[soto]], dan [[nasi goreng]] adalah beberapa contoh makanan yang biasa dimakan masyarakat Indonesia setiap hari.<ref>http://www.cnngo.com/explorations/eat/40-foods-indonesians-cant-live-without-327106 {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111025194254/http://www.cnngo.com/explorations/eat/40-foods-indonesians-cant-live-without-327106 |date=2011-10-25 }} 40 of Indonesia's best dishes. Diakses pada 5 Desember 2011.</ref> Selain disajikan di [[warung]] atau [[restoran]], terdapat pula aneka makanan khas Indonesia yang dijual oleh para pedagang keliling menggunakan gerobak atau pikulan. Pedagang ini menyajikan [[bubur ayam]], [[mie ayam]], mi bakso, [[mi goreng]], nasi goreng, aneka macam soto, [[siomay]], sate, [[nasi uduk]], dan lain-lain.

Rumah makan Padang yang menyajikan nasi [[Padang]], yaitu nasi disajikan bersama aneka lauk-pauk [[Masakan Padang]], mudah ditemui di berbagai kota di Indonesia.{{fact}} Selain itu [[Warung Tegal]] yang menyajikan masakan Jawa khas Tegal dengan harga yang terjangkau juga tersebar luas.{{fact}} [[Nasi rames]] atau [[nasi campur]] yang berisi nasi beserta lauk atau sayur pilihan dijual di warung nasi di tempat-tempat umum, seperti stasiun [[kereta api]], pasar, dan terminal bus. Di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] dan sekitarnya dikenal [[nasi kucing]] sebagai nasi rames yang berukuran kecil dengan harga murah, nasi kucing sering dijual di atas angkringan, sejenis warung kaki lima. Penganan kecil semisal kue-kue banyak dijual di pasar tradisional. Kue-kue tersebut biasanya berbahan dasar beras, ketan, ubi kayu, ubi jalar, terigu, atau sagu.

=== Perfilman ===
{{utama|Perfilman Indonesia}}
[[Berkas:Loetoeng Kasaroeng p67.jpg|jmpl|[[Poster]] [[Film]] ''[[Loetoeng Kasaroeng]]''.]]
Film pertama yang diproduksi pertama kalinya di nusantara adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul ''[[Loetoeng Kasaroeng]]'' dan dibuat oleh sutradara [[Belanda]] G. Kruger dan L. Heuveldorp pada zaman Hindia Belanda.{{fact}} Film ini dibuat dengan aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di [[Bandung]] dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, [[Bandung]]. Setelah itu, lebih dari 2.200 film diproduksi. Pada masa awal kemerdekaan, sineas-sineas Indonesia belum banyak bermunculan. Di antara sineas yang ada, [[Usmar Ismail]] adalah salah satu sutradara paling produktif, dengan film pertamanya ''[[Harta Karun (film)|Harta Karun]]'' (1949).{{fact}} Namun kemudian film pertama yang secara resmi diakui sebagai film pertama Indonesia sebagai negara berkedaulatan adalah film ''[[Darah dan Doa]]'' (1950) yang disutradarai Usmar Ismail. Dekade 1970 hingga 2000-an, [[Arizal]] muncul sebagai sutradara film paling produktif. Tak kurang dari 52 buah film dan 8 judul sinetron dengan 1.196 episode telah dihasilkannya.{{fact}}

Popularitas [[Perfilman Indonesia|industri film Indonesia]] memuncak pada tahun 1980-an dan mendominasi bioskop di Indonesia,<ref name="kompasmovies">{{Cite news|last = Kristianto
|first = JB
|title = Sepuluh Tahun Terakhir Perfilman Indonesia
|language = Bahasa Indonesia
|publisher = Kompas
|date = [[2 Juli]] 2005
|url = http://www.kompas.com/kompas-cetak/0507/02/Bentara/1857854.htm
|accessdate = [[5 Oktober]] 2006
|archive-date = 2008-01-13
|archive-url = https://web.archive.org/web/20080113052204/http://www.kompas.com/kompas-cetak/0507/02/Bentara/1857854.htm
|dead-url = no
|work= [[Kompas.com]]
}}</ref> meskipun kepopulerannya berkurang pada awal tahun 1990-an. Antara tahun 2000 hingga 2005, jumlah film Indonesia yang dirilis setiap tahun meningkat.<ref name="kompasmovies" /> Film [[Laskar Pelangi]] (2008) yang diangkat dari novel karya [[Andrea Hirata]] menjadi film terlaris Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang sejarah perfilman Indonesia hingga tahun 2016.<ref>{{Cite news|date=30 Maret 2017|title=Menengok 10 Film Indonesia Terlaris Dalam 10 Tahun Terakhir|url=https://kumparan.com/kumparanhits/menengok-10-film-indonesia-terlaris-dalam-10-tahun-terakhir|work=[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]|language=id-ID|access-date=2022-01-15|last=Pramantie|first=Caroline}}</ref>
=== Kesusastraan ===
{{utama|Sastra Indonesia}}
Bukti tulisan tertua di Indonesia adalah berbagai prasasti berbahasa [[Sanskerta]] pada abad ke-5 [[Masehi]].<ref>{{Cite book|date=2000|url=https://books.google.com/books?id=w8NhAAAAMAAJ&newbks=0&hl=en|title=Literacy and Writing Systems in Asia|publisher=Department of Linguistics, University of Illinois at Urbana-Champaign|pages=137|language=en|url-status=live}}</ref> Figur penting dalam sastra modern Indonesia termasuk: pengarang Belanda [[Multatuli]] yang mengkritik perlakuan Belanda terhadap Indonesia selama zaman penjajahan Belanda; [[Muhammad Yamin]] dan [[Hamka]] yang merupakan penulis dan politikus pra-kemerdekaan;<ref>[[#Taylor|Taylor (2003)]], pp. 299–301</ref> dan [[Pramoedya Ananta Toer]], pembuat novel Indonesia yang paling terkenal.<ref>[[#Vickers|Vickers (2005)]] pp. 3-7; [[#Friend|Friend (2003)]], pp. 74, 180</ref> Selain novel, sastra tulis Indonesia juga berupa puisi, pantun, dan sajak. [[Chairil Anwar]] adalah penulis puisi Indonesia yang paling ternama. Banyak orang Indonesia memiliki [[tradisi lisan]] yang kuat, yang membantu mendefinisikan dan memelihara identitas budaya mereka.<ref name="UNESCO Jakarta, Indonesia">{{cite web
|last = Czermak
|first = Karen
|authorlink =
|coauthors = Philippe DeLanghe, Wei Weng
|title = "Preserving Intangible Cultural Heritage in Indonesia"
|publisher = SIL International
|url = http://www.sil.org/asia/ldc/parallel_papers/unesco_jakarta.pdf
|format = PDF
|accessdate = 2007-07-04
|archive-date = 2007-07-09
|archive-url = https://web.archive.org/web/20070709194435/http://www.sil.org/asia/ldc/parallel_papers/unesco_jakarta.pdf
|dead-url = no
}}</ref>

=== Kebebasan pers dan media publik ===
{{main|Kebebasan pers di Indonesia}}
[[Berkas:TVRI 1982-2000.png|jmpl|[[Logo]] [[TVRI]] pada tahun [[1982]]–[[2000]].]]
Kebebasan pers di Indonesia meningkat setelah berakhirnya kekuasaan Presiden Soeharto. Jaringan televisi publik [[Televisi Republik Indonesia|TVRI]] bersaing dengan [[Daftar stasiun televisi di Indonesia|jaringan televisi swasta nasional]] dan stasiun daerah; begitu pula dengan jaringan radio publik [[Radio Republik Indonesia|RRI]] yang bersaing dengan [[Daftar stasiun radio di Indonesia|jaringan radio swasta]] yang menyiarkan berita dan hiburan.

=== Internet ===
{{utama|Internet di Indonesia}}
Pada tahun 2007, dilaporkan bahwa 20 juta penduduk Indonesia menjadi pengguna internet.<ref>{{cite web
|title = Internet World Stats
|work = Asia Internet Usage, Population Statistics and Information
|publisher = Miniwatts Marketing Group
|year = 2006
|url = http://www.internetworldstats.com/asia.htm#id
|accessdate = 2007-08-13
|archive-date = 2019-04-30
|archive-url = https://web.archive.org/web/20190430095416/https://www.internetworldstats.com/asia.htm#id
|dead-url = no
}}</ref> Kemudian pada tahun 2014, jumlah pengguna internet bertambah pesat menjadi 83,7 juta orang atau terbanyak keenam di dunia.<ref>{{Cite news|url = http://wartakota.tribunnews.com/2014/11/24/inilah-data-peringkat-negara-pengguna-internet
|title = Inilah Data Peringkat Negara Pengguna Internet
|author = Suprapto
|date = November 24, 2014
|access-date = 2015-08-21
|archive-date = 2015-07-19
|archive-url = https://web.archive.org/web/20150719160907/http://wartakota.tribunnews.com/2014/11/24/inilah-data-peringkat-negara-pengguna-internet
|dead-url = no
|language = id
|work = [[Tribunnews|Tribunnews.com]]
}}</ref> Pada tahun 2019, yaitu tahun sebelum [[pandemi Covid-19]] berlangsung, diperkirakan jumlah pengguna internet di Indonesia adalah 175 juta jiwa. Sementara pada tahun 2022, [[pengguna]] [[internet]] di Indonesia telah menyentuh angka 210 juta jiwa, yaitu sekitar 77% dari jumlah [[penduduk]] Indonesia.<ref>{{Cite news|last=Dewi|first=Intan Rakhmayanti|date=2022-06-09|title=Data Terbaru! Berapa Pengguna Internet Indonesia 2022?|url=https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220609153306-37-345740/data-terbaru-berapa-pengguna-internet-indonesia-2022|work=[[CNBC Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2022-09-13}}</ref>

== Lihat pula ==
{{portal|Indonesia|Asia}}

* [[Hindia Belanda]]

* [[Nusantara]]
* [[Indonesia Raya (politik)]]
* [[Mafilindo]]
* [[Daftar provinsi Indonesia menurut IPM]]

== Referensi ==
{{reflist}}

== Kepustakaan ==
* {{cite book|last=Badan Pusat Statistik|year=2020|title=Statistik Indonesia 2020|url=https://www.bps.go.id/publication/2020/04/29/e9011b3155d45d70823c141f/statistik-indonesia-2020.html|publisher=Badan Pusat Statistik|location=Jakarta|ref={{sfnref|BPS|2020}}}}
* {{cite book|last=Badan Pusat Statistik|year=2021|title=Statistik Indonesia 2021|url=https://www.bps.go.id/publication/2021/02/26/938316574c78772f27e9b477/statistik-indonesia-2021.html|publisher=Badan Pusat Statistik|location=Jakarta|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810123515/https://www.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=OTM4MzE2NTc0Yzc4NzcyZjI3ZTliNDc3&xzmn=aHR0cHM6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMjEvMDIvMjYvOTM4MzE2NTc0Yzc4NzcyZjI3ZTliNDc3L3N0YXRpc3Rpay1pbmRvbmVzaWEtMjAyMS5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wOC0xMCAxOToxMDo1Nw%3D%3D|archive-date=10 Agustus 2021|ref={{sfnref|BPS|2021}}}}
* {{cite book|editor-surname1=Frederick|editor-given1=William H.|editor-surname2=Worden|editor-given2=Robert L.|year=2011|chapter= |title=Indonesia: A Country Study|place=[[Washington, D.C.]]|publisher=[[Library of Congress]], Federal Research Division|edition=6|pages= |url=https://books.google.co.id/books?id=6dgmXWMgWcwC&lpg=PR1&dq=Indonesia%3A%20A%20Country%20Study&hl=ru&pg=PR1#v=onepage&q=Indonesia:%20A%20Country%20Study&f=false |isbn=978-0-8444-0790-6|language=en|ref=Frederick; Worden}}
* {{cite book|surname=Friend|given=T.|title=Indonesian Destinies|url=https://archive.org/details/indonesiandestin00theo|publisher=[[Harvard University Press]]|year=2003|isbn=0-674-01137-6|language=en|ref=harv}}
* {{cite web|last1=Na'im|first1=Akhsan|last2=Syaputra|first2=Hendry|date=2010|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|url=http://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/watermark%20_Kewarganegaraan%2C%20Suku%20Bangsa%2C%20Agama%20dan%20Bahasa_281211.pdf|publisher=[[Badan Pusat Statistik]] (BPS)|archive-url=https://web.archive.org/web/20150923194534/http://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/watermark%20_Kewarganegaraan%2C%20Suku%20Bangsa%2C%20Agama%20dan%20Bahasa_281211.pdf|archive-date=23 September 2015|dead-url=no|access-date=23 September 2015|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Ricklefs|given=Merle Calvin|authorlink=Merle Ricklefs|year=2001|title=A history of modern Indonesia since c. 1200|url=https://books.google.com/books?id=0GrWCmZoEBMC |edition=3|place=Basingstoke; Stanford, CA|publisher=Palgrave; [[Stanford University]] Press|isbn=978-0-8047-4480-5|language=en|ref=harv}}
*{{Cite book|last=[[M.C. Ricklefs|Ricklefs]]|first=[[M.C. Ricklefs|Merle Calvin]]|date=2008|url=https://archive.org/details/m.-c.-ricklefs-a-history-of-modern-indonesia-since-c.-1200-red-globe-press-2008/page/4/mode/2up|title=A History of Modern Indonesia since c. 1200 (E-Book version)|location=New York|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=|pages=|url-status=live|edition=4}}
* {{citation|last=Pemerintah Indonesia|year=1945|title=Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|url=https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_Tahun_1945|ref={{sfnref|UUD 1945}}}}
* {{cite book|surname=Schwarz|given=A.|year=1994|title=A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s|url=https://archive.org/details/nationinwaitingi00schw|publisher=Westview Press|isbn=1-86373-635-2|language=en|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Taylor|given=Jean Gelman|title=Indonesia: Peoples and Histories|url=https://archive.org/details/indonesiapeoples0000tayl|publisher=Yale University Press|year=2003|place=New Haven and London|isbn=0-300-10518-5|language=en|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Vickers|given=Adrian|title=A History of Modern Indonesia|publisher=[[Cambridge University Press]]|year=2005|isbn=0-521-54262-6|language=en|ref=harv}}

== Pranala luar ==
{{wikiportal}}
{{Sister project links}}
{{Commons|Indonesia}}
{{wikiatlas|Indonesia}}
* {{OSM relation|304751}}
{{Wikivoyage|Indonesia}}
* {{id}} [http://www.indonesia.go.id/ Situs web resmi pemerintah Republik Indonesia]{{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120203203120/http://indonesia.go.id/ |date=2012-02-03 }}
* {{id}} [http://www.pemiluindonesia.com/ Pemilu Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160205060018/http://www.pemiluindonesia.com/ |date=2016-02-05 }}
* {{id}} [http://www.kebangkitan-nasional.or.id/ Peringatan Kebangkitan Nasional Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150624011604/http://www.kebangkitan-nasional.or.id/ |date=2015-06-24 }}
* {{id}} [http://www.datastatistik-indonesia.com/ Data Kependudukan Resmi Indonesia]
* {{en}} [http://www.my-indonesia.info/ Pariwisata Indonesia]
* {{en}} [http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia Indonesia] di ''[[Encyclopædia Britannica]]''
* {{en}} [http://countrystudies.us/indonesia/ Indonesia: Country Studies 1993]
* {{en}} [http://www.qwiki.com/q/#!/Indonesia Presentasi tentang Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130118105251/http://www.qwiki.com/q#!/Indonesia |date=2013-01-18 }}

{{Geographic location
|Centre = {{flagicon|INA}}
|North = {{flagicon|MYS}} [[Malaysia Timur]]<br />{{flagicon|PHL}} [[Filipina]]<br />[[Laut Tiongkok Selatan]]
|Northeast = {{flagicon|PLW}} [[Palau]]<br />[[Samudra Pasifik]]
|East = {{flagicon|PNG}} [[Papua Nugini]]
|Southeast = {{flagicon|TLS}} [[Timor Leste]]<br />{{flagicon|AUS}} [[Australia]]
|South = {{flagicon|AUS}} [[Pulau Natal]]<br /> [[Samudra Hindia]]
|Southwest = {{flagicon|AUS}} [[Kepulauan Cocos (Keeling)]]<br /> [[Samudra Hindia]]
|West = {{flagicon|IND}} [[Kepulauan Andaman dan Nikobar]]<br /> [[Samudra Hindia]]
|Northwest = {{flagicon|MYS}} [[Malaysia Barat]]<br />{{flagicon|SGP}} [[Singapura]]<br />[[Laut Tiongkok Selatan]]
}}
{{Topik Indonesia|state=collapsed}}
{{Template group|state=collapsed
|title = [[Berkas:Nuvola filesystems www.png|23px]]&nbsp;Lokal geografis
|list =
{{LN Indonesia}}
{{Asia}}
{{Asia Tenggara}}
}}
{{Template group|state=collapsed
|title = Organisasi internasional
|list =
{{WTO}}
{{Non-Blok}}
{{OKI}}
{{APEC}}
{{G15}}
{{G20}}
{{ASEAN}}
}}{{Authority control}}{{DEFAULTSORT:Indonesia}}
[[Kategori:Indonesia]]
[[Kategori:Negara di Asia Tenggara]]
[[Kategori:Negara anggota ASEAN]]
[[Kategori:Negara G20]]
[[Kategori:Negara G15]]
[[Kategori:Negara kepulauan]]
[[Kategori:Republik]]
[[Kategori:Negara di Asia]]
[[Kategori:Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1945 di Indonesia]]
[[Kategori:Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1945]]

Revisi per 10 Desember 2022 04.10

Republik Indonesia

SemboyanBhinneka Tunggal Ika (Jawa Kuno)
("Walaupun Berbeda-beda tetapi tetap satu jua")
Ideologi Nasional:
Pancasila
Lokasi  Indonesia  (hijau)

di ASEAN  (abu-abu tua)  –  [Legenda]

Lokasi Indonesia
Ibu kota
Jakarta
6°11′S 106°50′E / 6.183°S 106.833°E / -6.183; 106.833
Bahasa resmiIndonesia
Bahasa daerah
Lebih dari 700 bahasa[1]
Kelompok etnik
Sekitar 1.340 suku bangsa[2][3]
Agama
  • 87,02% Islam
  • 1,71% Hinduisme
  • 0,74% Buddhisme
  • 0,05% Konfusianisme
  • 0,03% Aliran Kepercayaan
    dan Lainnya
PemerintahanKesatuan presidensial republik konstitusional
• Presiden
Joko Widodo
Ma'ruf Amin
LegislatifMajelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Kemerdekaan 
dari Belanda
17 Agustus 1945
27 Desember 1949
Luas
 - Total
1.904.569 km2[6] (ke-14)
 - Perairan (%)
4,85
Penduduk
 - Perkiraan Q2 2023
Increase neutral 279.118.866[7]
 - Sensus Penduduk 2020
270.203.917[8] (ke-4)
143/km2 (ke-60)
PDB (KKB)2024
 - Total
Kenaikan $4,715 triliun[9] (ke-7)
Kenaikan $16.843[9] (ke-98)
PDB (nominal)2024
 - Total
Kenaikan $1,542 triliun[9] (ke-16)
Kenaikan $5.509[9] (ke-112)
Gini (2021)Steady 37,9[10]
sedang
IPM (2022)Kenaikan 0,713[11]
tinggi · ke-112
Mata uangRupiah (Rp)
(IDR)
Zona waktuberagam
(UTC+7 sampai +9)
Format tanggalDD/MM/YYYY
Lajur kemudikiri
Kode telepon+62
Kode ISO 3166ID
Ranah Internet.id
Situs web resmi
indonesia.go.id
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Indonesia (pelafalan dalam bahasa Indonesia: [in.ˈdo.nɛ.sja]), dikenal dengan nama resmi Republik Indonesia atau lebih lengkapnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Oseania, sehingga dikenal sebagai negara lintas benua, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Indonesia merupakan negara terluas ke-14 sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km²,[6] serta negara dengan pulau terbanyak ke-6 di dunia, dengan jumlah 17.504 pulau.[12] Nama alternatif yang dipakai untuk kepulauan Indonesia disebut Nusantara.[13] Selain itu, Indonesia juga menjadi negara berpenduduk terbanyak ke-4 di dunia dengan penduduk mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020,[14] serta negara beragama Islam terbanyak di dunia, dengan penganut lebih dari 230 juta jiwa.[15][16] Indonesia adalah negara multiras, multietnis, dan multikultural di dunia, seperti halnya Amerika Serikat.[17]

Indonesia berbatasan dengan sejumlah negara di Asia Tenggara dan Oseania. Indonesia berbatasan di wilayah darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan dan Sebatik, dengan Papua Nugini di Pulau Papua, dan dengan Timor Leste di Timor. Negara yang hanya berbatasan laut dengan Indonesia adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.

Indonesia adalah negara kesatuan dengan bentuk pemerintahan republik berdasarkan konstitusi yang sah, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).[18] Berdasarkan UUD 1945 pula, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Presiden dicalonkan lalu dipilih dalam pemilihan umum.

Ibu kota Indonesia saat ini adalah Jakarta. Pada tanggal 18 Januari 2022, pemerintah Indonesia menetapkan Ibu Kota Nusantara yang berada di Pulau Kalimantan, yang menempati wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, untuk menggantikan Jakarta sebagai ibu kota yang baru.[19] Hingga tahun 2022, proses peralihan ibu kota masih berlangsung.

Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa pendatang dan penjajah. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting sejak abad ke-7, yaitu sejak berdirinya Sriwijaya, kerajaan bercorak Hinduisme-Buddhisme yang berpusat di Palembang. Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan bangsa Tionghoa, India, dan juga Arab. Agama dan kebudayaan Hinduisme-Buddhisme tumbuh, berkembang, dan berasimilasi di kepulauan Indonesia pada awal abad ke-4 hingga abad ke-13 Masehi. Setelah itu, para pedagang dan ulama dari Jazirah Arab yang membawa agama dan kebudayaan Islam sekitar abad ke-8 hingga abad ke-16. Pada akhir abad ke-15, bangsa-bangsa Eropa datang ke kepulauan Indonesia dan berperang untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku semasa Zaman Penjelajahan. Setelah berada di bawah masa Kolonial Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda, memproklamirkan kemerdekaan di akhir Perang Dunia II, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Selanjutnya, Indonesia mendapat berbagai tantangan dan persoalan berat, mulai dari bencana alam, praktik korupsi yang masif, konflik sosial, gerakan separatisme, proses demokratisasi, dan periode pembangunan, perubahan dan perkembangan sosial–ekonomi–politik, serta modernisasi yang pesat.

Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa, Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni Austronesia dan Melanesia di mana bangsa Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat. Dengan suku Jawa dan Sunda membentuk kelompok suku bangsa terbesar dengan persentase mencapai 57% dari seluruh penduduk Indonesia.[20] Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka Tunggal Ika" (Berbeda-beda tetapi tetap satu), bermakna keberagaman sosial-budaya yang membentuk satu kesatuan negara. Selain memiliki penduduk yang padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar ke-2 di dunia.

Indonesia merupakan anggota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan satu-satunya anggota yang pernah keluar dari PBB, yaitu pada tanggal 7 Januari 1965, dan bergabung kembali pada tanggal 28 September 1966. Indonesia tetap dinyatakan sebagai anggota yang ke-60, keanggotaan yang sama sejak bergabungnya Indonesia pada tanggal 28 September 1950. Selain PBB, Indonesia juga merupakan anggota dari organisasi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Gerakan Nonblok (GNB), Konferensi Asia–Afrika (KAA), Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan G20.

Etimologi

Kata "Indonesia" berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Indus yang merujuk kepada sungai Indus di India dan nesos yang berarti "pulau".[21] Jadi, kata Indonesia berarti wilayah "kepulauan India", atau kepulauan yang berada di wilayah Hindia; ini merujuk kepada persamaan antara dua bangsa tersebut (India dan Indonesia).[22] Pada tahun 1850, George Windsor Earl, seorang etnolog berkebangsaan Inggris, awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu".[23] Murid Earl, James Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai sinonim dari Kepulauan India.[24][25] Namun, penulisan akademik Belanda di media Hindia Belanda tidak menggunakan kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel); Hindia Timur Belanda (Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia (Indië); Timur (de Oost); dan bahkan Insulinde (istilah ini diperkenalkan tahun 1860 dalam novel Max Havelaar (1859) yang ditulis oleh Multatuli mengenai kritik terhadap kolonialisme Belanda).[13]

Sejak tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih umum pada lingkungan akademik di luar Belanda, dan golongan nasionalis Indonesia menggunakannya untuk ekspresi politik.[13] Adolf Bastian dari Universitas Berlin memasyarakatkan nama ini melalui buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipels, 1884–1894. Pelajar Indonesia pertama yang menggunakannya ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), ketika ia mendirikan kantor berita di Belanda yang bernama Indonesisch Pers Bureau pada tahun 1913.[22]

Sejarah

Secara garis besar, sejarah Indonesia terdiri dari periode prasejarah, periode monarki, periode kolonial, dan periode republik.

Periode prasejarah

Ilustrasi "Manusia Jawa" oleh J. H. McGregor.

Fosil-fosil manusia purba seperti Homo erectus, yang oleh antropolog juga dijuluki "Manusia Jawa", menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu. Namun kebenaran tentang hal ini banyak diperdebatkan.[26]

Dari 110.000 hingga 12.000 tahun yang lalu, daratan Nusantara bagian barat (kira-kira kepulauan sebelah barat termasuk Sumatra, Jawa, dan Kalimantan sekarang) masih menyatu dengan daratan utama Asia, membentuk Sundaland.[27][28] Dalam periode tersebut, tepatnya sekitar 74000 ribu tahun yang lalu, terjadi erupsi Gunung Toba yang disebut-sebut sebagai salah satu letusan gunung api terbesar sepanjang sejarah yang menyebabkan perubahan iklim yang dikatakan hampir memusnahkan populasi manusia modern saat itu. Umat manusia sendiri sebenarnya belum sampai ke Sumatra, gelombang migrasi dari Afrika ikut terhenti untuk sementara akibat erupsi ini. Gunung Toba kemudian tenggelam dan kalderanya membentuk sebuah danau besar dengan nama yang sama.[29]

Sekitar 60.000 tahun yang lalu, gelombang migrasi pertama manusia yang menjadi nenek moyang ras Melanesia sampai di dataran Nusantara. Berakhirnya zaman es pada awal zaman Holosen (12.000 tahun Sebelum Masehi) menyebabkan naiknya permukaan laut dan terpisahnya daratan-daratan Sundaland dari daratan utama Asia, lalu terpecah hingga membentuk kepulauan Nusantara seperti sekarang ini. Kejadian-kejadian tersebut menjadi pemicu terjadinya diaspora manusia.[30]

Kedatangan bangsa Austronesia dari daratan Taiwan yang mulai tiba di Nusantara sekitar 3500 hingga 2000 SM menyebabkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan, meskipun ada sebagian yang berasimilasi/akulturasi dengan pendatang tersebut.[31][30][32] Dengan kondisi tanah vulkanis yang subur, melimpahnya keanekaragaman hayati, ditambah dengan kemampuan bercocok tanam yang dimiliki manusia saat itu menyebabkan kegiatan pertanian dan pemukiman mulai terbentuk dan berkembang pesat.[33]

Periode monarki

Kerajaan Hindu-Buddha

Memasuki abad-abad awal Masehi, kerajaan-kerajaan kecil mulai terbentuk dan berkembang di daerah Nusantara.

Kandis diduga merupakan kerajaan tertua di Nusantara, yang berdiri pada abad ke-1 SM dan terletak di daerah yang saat ini menjadi wilayah Provinsi Riau dan sekitarnya. Namun, keberadaan Kandis tidak meninggalkan bukti artefak dan bukti-buktinya sangat sulit dikonfirmasi oleh para arkeolog, sehingga keberadaan kerajaan ini masih sering diperdebatkan oleh para ahli sejarah.[34]

Situs Percandian Batujaya yang berada di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Candi-candi yang ada di dalamnya merupakan sisa-sisa peninggalan Tarumanagara.

Di Pulau Jawa sendiri, predikat kerajaan tertua di Pulau Jawa diduga dipegang oleh Salakanagara yang berdiri pada abad ke-1 M di daerah sekitar Cianjur, Jawa Barat. Kerajaan ini sendiri diperkirakan menjadi cikal bakal Tarumanagara yang berdiri pada tahun 358 Masehi. Keberadaan Salakanagara juga masih menjadi perdebatan di kalangan ahli karena kurangnya bukti-bukti sejarah.[34]

Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ada, dua kerajaan tertua yang telah diakui para ahli adalah Kutai Martapura dan Tarumanagara pada abad ke-4 Masehi. Kutai Martapura berdiri di wilayah yang saat ini masuk dalam Provinsi Kalimantan Selatan.[35] Sementara itu, Tarumanagara berdiri di wilayah barat Pulau Jawa.[36] Dari bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kedua kerajaan tersebut telah bercorak Hindu-Buddha, dapat dipastikan bahwa agama Hindu dan Buddha telah berkembang di wilayah Nusantara sekurang-kurangnya sejak abad ke-4.

Beberapa kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha juga terbentuk setelahnya. Di Kalimantan, pernah berdiri banyak kerajaan kecil bercorak Hindu-Buddha, yaitu Tanjungpura, Kuripan, Nan Sarunai, Selimbau, Negara Dipa, dan Negara Daha. Kemudian di Jawa, beberapa kerajaan Hindu-Buddha yang terbentuk adalah Kalingga, Sunda Galuh (Pajajaran), dan Kanjuruhan. Di Sumatra sendiri, kerajaan-kerajaan lain yang terbentuk adalah Melayu, Tulang Bawang, Keritang, dan Jambu Lipo.

Peta wilayah ekspedisi dan penaklukan oleh Sriwijaya pada abad ke-8.

Pada abad ke-7 Masehi, Sriwijaya yang berbentuk kedatuan dan bercorak Buddha berdiri di Nusantara, yang kemudian berkembang menjadi salah satu kemaharajaan (kekaisaran) terbesar di Nusantara yang pernah berdiri, serta menjadikannya negara monarki dengan masa berdiri terlama di Asia Tenggara.[37] Sriwijaya pada masa kejayaannya melingkupi sebagian besar Pulau Sumatra, Semenanjung Malaka dan Semenanjung Kra, sebagian Jawa, Kalimantan bagian barat, hingga ke Kamboja dan Vietnam bagian selatan.[38] Sriwijaya pada masa itu mengendalikan aktivitas pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan maritim utama antara India dengan Tiongkok dan merupakan salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia. Dari perdagangan tersebut, banyak budaya-budaya asing yang mempengaruhi dan bahkan berasimilasi dengan budaya-budaya lokal.[39] Nama Sriwijaya mulai meredup dan diperkirakan runtuh pada awal abad ke-11. Dharmasraya kemudian naik menggantikan Sriwijaya, sebelum kembali digantikan oleh Pagaruyung pada abad ke-14.[40]

Pada abad ke-8, Medang yang dipimpin oleh Wangsa Sailendra, yang sebagian besar bercorak Buddha Mahayana, berdiri di daerah Jawa Tengah dan mendapat pengaruh luas. Pada abad ke-9, wangsa tersebut terpecah dan sebagian menyingkir ke Sumatra, lalu menguasai Sriwijaya, hingga kejatuhan kemaharajaan tersebut pada abad ke-11.[41][42] Beberapa ahli menganggap bahwa beberapa raja Medang yang beragama Hindu Syiwa sebagai suatu dinasti tersendiri bernama Wangsa Sanjaya, sementara ahli-ahli lainnya menganggap wangsa tersebut sebenarnya tidak pernah ada dan masih merupakan bagian dari Wangsa Sailendra.[43] Beberapa ahli pun memisahkan raja-raja Medang setelah pindahnya pusat pemerintahan ke Jawa Timur sebagai wangsa tersendiri bernama Wangsa Isyana.[44]

Setelah pemerintahan Airlangga dari Medang berakhir pada tahun 1042, Medang terbagi menjadi Panjalu (Kadiri) dan Janggala. Janggala ditaklukkan oleh Panjalu pada tahun 1135. Ken Arok dari Wangsa Rajasa kemudian menaklukkan Panjalu dan mendirikan Kerajaan Singasari (Tumapel) pada tahun 1222, yang mengakhiri kekuasaan Wangsa Isyana/Sailendra di Jawa. Kerajaan ini runtuh pada tahun 1292 oleh pemberontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang, sisa dari Wangsa Isyana. Namun, pemberontakan tersebut ditumpas setahun setelahnya oleh Raden Wijaya, menantu Kertanegara yang merupakan raja terakhir Singasari.[42][44]

Peta wilayah Majapahit berdasarkan Kakawin Nagarakertagama.

Raden Wijaya mendirikan Majapahit yang bercorak Syiwa-Buddha. Kerajaan tersebut pada perkembangannya menjadi suatu kemaharajaan atau kekaisaran terbesar di Nusantara, dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas pada masa kejayaannya, yaitu meliputi Sumatra, Semenanjung Malaka, daerah pesisir dan dataran rendah Kalimantan, Sulawesi bagian selatan dan timur, Nusa Tenggara, Maluku, hingga ujung barat Papua.[44] Majapahit terutama mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dengan Patih Amangkubhumi Gajah Mada, yang sangat terkenal dengan Sumpah Palapa yang berisi ikrar untuk menyatukan seluruh wilayah Nusantara.[45] Majapahit pada masanya terkenal sebagai negara agraris dan juga sebagai negara perdagangan yang mengatur aktivitas pelayaran dunia.[45] Majapahit mengalami kemunduran semenjak pengaruh Islam semakin besar di Nusantara, dan akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh Demak pada tahun 1527.

Sampai sebelum masuknya kolonialisme di Nusantara, kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang masih bertahan adalah Blambangan di Pulau Jawa bagian timur jauh,[46] serta kerajaan-kerajaan Bali bekas Gelgel, yakni Klungkung, Buleleng, Karangasem, Badung, Tabanan, Gianyar, Bangli, Mengwi (dalam perkembangan bergabung dengan Badung), dan Jembrana.[47]

Kesultanan Islam

Islam sebenarnya telah memasuki Nusantara mulai pada abad ke-7 Masehi. Islam dibawa oleh para pedagang dan para ulama berkebangsaan Arab, Persia, dan India (Gujarat).[48] Para pedagang dan pelaut Tionghoa beragama muslim, terutama kelompok pelaut di bawah pimpinan Cheng Ho, juga ikut serta dalam menyebarkan Islam di Nusantara.[49]

Bendera Kesultanan Aceh.

Aceh adalah daerah pertama yang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Nusantara.[50] Kesultanan Islam pertama yang diketahui berdiri di Nusantara, khususnya di Aceh adalah Jeumpa yang didirikan pada abad ke-7, yang wilayahnya kira-kira mencakup wilayah Kabupaten Bieruen saat ini.[51] Setelah itu, beberapa kesultanan juga berdiri di wilayah Aceh pada masa-masa awal penyebaran Islam di Nusantara, yang di antaranya adalah Peureulak, Lamuri, dan Linge.[52] Pada awal-awal milenium ke-2, Islam mulai menyebar ke banyak daerah di Pulau Sumatra, terutama setelah Sriwijaya runtuh pada abad ke-11. Beberapa kerajaan Hindu-Buddha di Sumatra bahkan kemudian beralih menjadi kesultanan-kesultanan Islam. Kesultanan-kesultanan yang pernah muncul dan berdiri di wilayah Sumatra setelah itu adalah sebagai berikut.

Islam belum menyebar secara signifikan ke wilayah Nusantara lainnya hingga abad ke-15, ketika Islam mulai diperkenalkan dan menyebar secara luas.[53] Sejak masa itu, Islam mulai memengaruhi seluruh wilayah Nusantara pada masa-masa selanjutnya.

Bendera Mataram, salah satu kesultanan yang pernah terbentuk di wilayah Nusantara.

Setelah Majapahit mengalami kejatuhan, kesultanan-kesultanan bercorak Islam berdiri dan berkembang pesat di Nusantara, terutama di Jawa. Kesultanan pertama di Pulau Jawa yang telah diakui secara luas adalah Demak dan Cirebon yang berdiri pada abad ke-15.[54][55] Namun beberapa waktu ini, beberapa pakar menemukan sejumlah bukti tentang kesultanan Islam yang lebih tua, yaitu Lumajang, yang diperkirakan berdiri pada akhir abad ke-13.[56] Setelah itu, terdapat beberapa kesultanan yang juga berdiri di Jawa, yaitu Giri, Banten, Kalinyamat, Pajang, Sumedang Larang, Mataram, Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Surakarta Hadiningrat.[57]

Di Kalimantan sendiri, beberapa kerajaan Hindu-Buddha beralih menjadi kesultanan Islam, misalnya Selimbau, Landak Tanjungpura. Kemudian beberapa kesultanan baru juga berdiri seiring dengan meningkatnya pengaruh Islam di Pulau Kalimantan sejak abad ke-14. Brunei yang lepas dari Melaka pada abad ke-14 kemudian mencapai masa kejayaannya pada abad ke-15 dengan berhasil menguasai seluruh pesisir Pulau Kalimantan.[58] Pada abad ke-16, Banjar berdiri, berkembang, dan kemudian menguasai sebagian besar pesisir selatan Kalimantan, serta memiliki hubungan baik dengan Demak.[59] Kejayaan Banjar mulai menurun pada abad ke-18 dan keberadaannya dihapuskan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1905.[60] Selain itu, beberapa kesultanan yang juga berdiri di Pulau Kalimantan adalah sebagai berikut.[57]

Agama Islam diperkirakan mulai berkembang di Pulau Sulawesi pada abad ke-16. Pada masa itu, beberapa kerajaan bercorak Hindu-Buddha atau Animisme beralih menjadi kesultanan-kesultanan Islam dan beberapa kesultanan Islam yang baru berdiri dan berkembang.[61] Kesultanan besar yang terkenal di Sulawesi adalah Makassar, yang merupakan gabungan dari Gowa dan Tallo). Kerajaan ini pada masa kejayaannya mencakup Sulawesi bagian selatan dan tengah, serta Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa di saat ini menjadi wilayah Nusa Tenggara Barat. Selain itu, beberapa kesultanan lainnya di Sulawesi adalah sebagai berikut.

Peta kekuasaan Ternate dan Tidore pada masa kejayaannya.

Di Kepulauan Maluku, terdapat dua kesultanan besar yang terkenal, yaitu Ternate dan Tidore yang berpusat di wilayah yang saat ini termasuk dalam wilayah Maluku Utara.[62] Wilayah Ternate pada masa kejayaannya, yaitu pada abad ke-16, mencakup Pulau Ternate, sebagian kecil Pulau Halmahera, Kepulauan Maluku bagian tengah, Pulau Sulawesi bagian utara dan timur, hingga ke Nusa Tenggara Timur. Sementara itu, Tidore pada masa kejayaannya yang juga pada abad ke-16 meliputi Pulau Tidore, sebagian besar Pulau Halmahera, hingga ke Papua Barat.[63] Beberapa kesultanan yang juga pernah berdiri di Kepulauan Maluku, yaitu Jailolo, Bacan, Tanah Hitu, Iha, dan Huamual.

Kesultanan-kesultanan yang pernah berdiri di Kepulauan Nusa Tenggara, yaitu Bima, Sumbawa, Adonara, Dompu, Selaparang, Sanggar, dan Lamakera. Sementara kesultanan-kesultanan yang pernah berdiri di Papua adalah Sekar, Patipi, Fatagar, dan Kaimana.

Kejayaan kesultanan-kesultanan Islam mulai memudar setelah bangsa-bangsa asing masuk dan menerapkan kolonialisme di Nusantara. Sebagian di antaranya dibubarkan oleh pemerintah kolonial setelah mengalami kekalahan perang, dan sebagian lainnya menjadi daerah swapraja (zelfbestuur) di bawah kekuasaan pemerintahan kolonial.[64]

Periode kolonial

Peta Asia Tenggara yang dibuat sekitar tahun 1674–1745 oleh Kâtip Çelebi, seorang ahli geografi asal Turki Utsmani.
Lukisan Imperium Belanda yang menggambarkan Hindia Belanda sebagai "permata Belanda yang paling berharga". (1916)

Indonesia juga merupakan negara yang dijajah oleh banyak negara Eropa dan juga Asia, karena sejak zaman dahulu Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alamnya yang berlimpah, hingga membuat negara-negara Eropa tergiur untuk menjajah dan bermaksud menguasai sumber daya alam untuk pemasukan bagi negaranya, Negara-negara yang pernah menjajah Indonesia antara lain:

Johannes van den Bosch, pencetus Cultuurstelsel (Sistem Tanam Paksa).

Ketika orang-orang Eropa datang pada awal abad ke-16, mereka menemukan beberapa kerajaan yang dengan mudah dapat mereka kuasai demi mendominasi perdagangan rempah-rempah. Portugis pertama kali mendarat di dua pelabuhan Kerajaan Sunda yaitu Banten dan Sunda Kelapa, tetapi dapat diusir dan bergerak ke arah timur dan menguasai Maluku.

Pada abad ke-17, Belanda muncul sebagai yang terkuat di antara negara-negara Eropa lainnya, mengalahkan Britania Raya dan Portugal (kecuali untuk koloni mereka, Timor Portugis). Belanda menguasai Indonesia sebagai koloni hingga Perang Dunia II, awalnya melalui Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), dan kemudian langsung oleh pemerintah Belanda, di bawah nama Hindia Belanda, sejak awal abad ke-19.

Di bawah aturan Cultuurstelsel (Sistem Tanam Paksa) pada abad ke-19, perkebunan besar dan penanaman paksa dilaksanakan di Jawa, akhirnya menghasilkan keuntungan bagi Belanda yang tidak dapat dihasilkan VOC. Pada masa pemerintahan kolonial yang lebih bebas setelah 1870, sistem tersebut dihapuskan. Setelah 1901 pihak Belanda memperkenalkan Politik Etis, yang mencakup reformasi politik yang terbatas dan investasi yang lebih besar di Hindia Belanda.[57]

Periode pendudukan

Foto Presiden Soekarno dan ketika memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, yang disaksikan oleh hadirin.

Pada masa Perang Dunia II, sewaktu Belanda sedang diduduki oleh Jerman Nazi, Kekaisaran Jepang berhasil menguasai Indonesia. Setelah mendapatkan Indonesia pada tahun 1942, Jepang melihat bahwa para pejuang Indonesia merupakan rekan perdagangan yang kooperatif dan bersedia mengerahkan prajurit bila diperlukan. Soekarno, Mohammad Hatta, KH. Mas Mansur, dan Ki Hajar Dewantara diberikan penghargaan oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943.[butuh rujukan]

Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah Perang Pasifik berakhir pada tahun 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Periode republik

Soekarno, presiden pertama Indonesia.

Setelah kemerdekaan, tiga pendiri bangsa yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir masing-masing menjabat sebagai presiden, wakil presiden, dan perdana menteri. Dalam usaha untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda mengirimkan pasukan mereka.

Usaha-usaha berdarah untuk meredam pergerakan kemerdekaan ini kemudian dikenal oleh orang Belanda sebagai 'aksi kepolisian' (politionele actie), atau dikenal oleh orang Indonesia sebagai Agresi Militer.[65] Belanda akhirnya menerima hak Indonesia untuk merdeka pada 27 Desember 1949 sebagai negara federal yang disebut Republik Indonesia Serikat setelah mendapat tekanan yang kuat dari kalangan internasional, terutama Amerika Serikat. Mosi Integral Natsir pada tanggal 17 Agustus 1950, menyerukan kembalinya negara kesatuan Republik Indonesia dan membubarkan Republik Indonesia Serikat. Soekarno kembali menjadi presiden dengan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden dan Mohammad Natsir sebagai perdana menteri.

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintahan Soekarno mulai mengikuti sekaligus merintis gerakan non-blok pada awalnya, kemudian menjadi lebih dekat dengan blok sosialis, misalnya Republik Rakyat Tiongkok dan Yugoslavia. Tahun 1960-an menjadi saksi terjadinya konfrontasi militer terhadap negara tetangga, Malaysia ("Konfrontasi"),[66] dan ketidakpuasan terhadap kesulitan ekonomi yang semakin besar. Selanjutnya pada tahun 1965 meletus kejadian G30S yang menyebabkan kematian 6 orang jenderal dan sejumlah perwira menengah lainnya. Muncul kekuatan baru yang menyebut dirinya Orde Baru yang segera menuduh Partai Komunis Indonesia sebagai otak di belakang kejadian ini dan bermaksud menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti ideologi nasional menjadi berdasarkan paham sosialis-komunis. Tuduhan ini sekaligus dijadikan alasan untuk menggantikan pemerintahan lama di bawah Presiden Soekarno.

Potret resmi Soeharto, Presiden Indonesia ke-2, pada tahun 1993.

Jenderal Soeharto menjadi Pejabat Presiden pada tahun 1967 dengan alasan untuk mengamankan negara dari ancaman komunisme. Sementara itu kondisi fisik Soekarno sendiri semakin melemah. Setelah Soeharto berkuasa, ratusan ribu warga Indonesia yang dicurigai terlibat pihak komunis dibunuh, sementara masih banyak lagi warga Indonesia yang sedang berada di luar negeri, tidak berani kembali ke tanah air, dan akhirnya dicabut kewarganegaraannya. Tiga puluh dua tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan Orde Baru, sementara masa pemerintahan Soekarno disebut Orde Lama.

Soeharto menerapkan ekonomi neoliberal dan berhasil mendatangkan investasi luar negeri yang besar untuk masuk ke Indonesia dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar, meski tidak merata. Pada awal rezim Orde Baru kebijakan ekonomi Indonesia disusun oleh sekelompok ekonom lulusan Departemen Ekonomi Universitas California, Berkeley, yang dipanggil "Mafia Berkeley".[67] Namun, Soeharto menambah kekayaannya dan keluarganya melalui praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang meluas dan dia akhirnya dipaksa turun dari jabatannya setelah aksi demonstrasi besar-besaran dan kondisi ekonomi negara yang memburuk pada tahun 1998.

Masa Peralihan Orde Reformasi atau Era Reformasi berlangsung dari tahun 1998 hingga 2001, ketika terdapat tiga masa presiden: Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati Sukarnoputri. Pada tahun 2004, diselenggarakan Pemilihan Umum satu hari terbesar di dunia[68] yang dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai presiden terpilih secara langsung oleh rakyat, yang menjabat selama dua periode. Pada tahun 2014, Joko Widodo, yang lebih akrab disapa Jokowi, terpilih sebagai presiden ke-7.

Indonesia kini sedang mengalami masalah-masalah ekonomi, politik dan pertikaian bernuansa agama di dalam negeri, dan beberapa daerah berusaha untuk melepaskan diri dari naungan NKRI, terutama Papua.[butuh rujukan] Timor Timur secara resmi memisahkan diri pada tahun 1999 setelah 24 tahun bersatu dengan Indonesia dan 3 tahun di bawah administrasi PBB menjadi negara Timor Leste.

Pada Desember 2004 dan Maret 2005, Aceh dan Nias dilanda dua gempa bumi besar yang totalnya menewaskan ratusan ribu jiwa. (Lihat Gempa bumi Samudra Hindia 2004 dan Gempa bumi Sumatra Maret 2005.) Kejadian ini disusul oleh gempa bumi di Yogyakarta dan tsunami yang menghantam Pantai Pangandaran dan sekitarnya, serta banjir lumpur di Sidoarjo pada 2006 yang tidak kunjung terpecahkan.

Geografi

Hutan hujan di Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang berada di Asia Tenggara,[69] dan terletak di antara benua Asia dan benua Australia/Oseania, serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Negara ini memiliki 17.504 pulau yang menyebar di sekitar khatulistiwa; sebanyak 16.056 pulau telah dibakukan namanya,[70] dan sekitar 6.000 pulau tidak berpenghuni.<ref name="Indonesia Regions">{{cite press release|publisher=International Monetary Fund|url=http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2006/01/data/dbcoutm.cfm?SD=2005&ED=2005&R1=1&R2=1&CS=3&SS=2&OS=C&DD=0&OUT=1&C=536&S=PPPWGT-PPPPC&RequestTimeout=120&CMP=0&x=45&y=5 Estimate|accessdate=5 Oktober 2006|title=World Economic Outlook Database|date=April 2006|archi

  1. ^ Simons, Gary F.; Fennig, Charles D. "Ethnologue: Languages of the World, Twenty-first edition" (dalam bahasa Inggris). SIL International. Diakses tanggal 20 September 2018. 
  2. ^ Na'im, Akhsan; Syaputra, Hendry (Agustus 2010). "Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (PDF). Badan Pusat Statistik (BPS). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 23 September 2015. Diakses tanggal 23 September 2015. 
  3. ^ "Mengulik Data Suku di Indonesia". Badan Pusat Statistik. 18 November 2015. Diakses tanggal 1 Januari 2021. 
  4. ^ "Statistik Umat Menurut Agama di Indonesia". Kementerian Agama Republik Indonesia. 15 Mei 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2020. Diakses tanggal 24 September 2020. 
  5. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut Indonesia". BPS. 15 Mei 2010. Diakses tanggal 29 September 2020. 
  6. ^ a b "UN Statistics" (PDF) (dalam bahasa Inggris). Perserikatan Bangsa-Bangsa. 2005. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 31 Oktober 2007. Diakses tanggal 31 Oktober 2007. 
  7. ^ "Indonesian Population June 2023". Ministry of Home Affairs (Indonesia). Diakses tanggal 28 October 2023. 
  8. ^ "Jumlah Penduduk Hasil SP menurut Wilayah dan Jenis Kelamin, Indonesia 2020". Badan Pusat Statistik. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  9. ^ a b c d "Report for Selected Countries and Subjects". International Monetary Fund. Diakses tanggal 12 April 2023. 
  10. ^ "GINI index (World Bank estimate) - Indonesia" (dalam bahasa Inggris). Bank Dunia. 2021. Diakses tanggal 4 Mei 2022. 
  11. ^ Human Development Report 2023-2024: Breaking the gridlock: Reimagining cooperation in a polarized world (PDF) (dalam bahasa Inggris). Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa. 13 Maret 2024. hlm. 274-277. Diakses tanggal 13 Maret 2024. 
  12. ^ "Which Countries Have The Most Islands?". World Atlas (dalam bahasa Inggris). 5 Oktober 2020. Diakses tanggal 23 April 2022. 
  13. ^ a b c Justus M. van der Kroef (1951). "The Term Indonesia: Its Origin and Usage". Journal of the American Oriental Society. 71 (3): 166–171. doi:10.2307/595186. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 April 2020. Diakses tanggal 2 Agustus 2008. 
  14. ^ "Hasil Sensus Penduduk 2020". Badan Pusat Statistik. 21 Januari 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Januari 2021. Diakses tanggal 21 Januari 2021. 
  15. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut". Jakarta: Badan Pusat Statistik. 15 Mei 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Desember 2017. Diakses tanggal 28 Februari 2019. 
  16. ^ Ricklefs 2001, hlm. 379.
  17. ^ "Portal Jurnal Elektronik Universitas Negeri Malang". Diakses tanggal 27 Februari 2022. 
  18. ^ Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Satu Naskah.
  19. ^ "RUU Ibu Kota Negara Sah Jadi Undang-Undang". Republika. 18 Januari 2022. Diakses tanggal 18 Januari 2022. 
  20. ^ Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Ananta; Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape; Institute of Southeast Asian Studies, 2003
  21. ^ Tomascik, T.; Mah, A.J. (1997). The Ecology of the Indonesian Seas–Part One. Hong Kong: Periplus Editions Ltd. ISBN 962-593-078-7. 
  22. ^ a b Anshory, Irfan (16 Agustus 2004). "Asal Usul Nama Indonesia". Pikiran Rakyat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Desember 2006. Diakses tanggal 5 Oktober 2006. 
  23. ^ Earl, George S.W. (1850). "On The Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations". Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA): 119. 
  24. ^ Logan, James Richardson (1850). "The Ethnology of the Indian Archipelago: Embracing Enquiries into the Continental Relations of the Indo-Pacific Islanders". Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA): 4, 252–347. 
  25. ^ Earl, George S.W. (1850). "On The Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations". Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA): 254, 277–278. 
  26. ^ Pope (1988). "Recent advances in far eastern paleoanthropology". Annual Review of Anthropology. 17: 43–77. doi:10.1146/annurev.an.17.100188.000355.  cited in Whitten, T (1996). The Ecology of Java and Bali. Hong Kong: Periplus Editions Ltd. hlm. 309–312.  ; Pope, G (15 Agustus, 1983). "Evidence on the Age of the Asian Hominidae". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 80 (16): 4,988–4992. doi:10.1073/pnas.80.16.4988. PMID 6410399. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-11-21.  cited in Whitten, T (1996). The Ecology of Java and Bali. Hong Kong: Periplus Editions Ltd. hlm. 309.  ; de Vos, J.P. (9 Desember 1994). "Dating hominid sites in Indonesia" (PDF). Science Magazine. 266 (16): 4, 988–4992. doi:10.1126/science.7992059. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2009-09-29.  cited in Whitten, T (1996). The Ecology of Java and Bali. Hong Kong: Periplus Editions Ltd. hlm. 309. 
  27. ^ Heaney, Lawrence R. (1984). "Mammalian Species Richness on Islands on the Sunda Shelf, Southeast Asia". Oecologia. 61 (1): 11–17. Bibcode:1984Oecol..61...11H. CiteSeerX 10.1.1.476.4669alt=Dapat diakses gratis. doi:10.1007/BF00379083. JSTOR 4217198. PMID 28311380. 
  28. ^ Hanebuth, Till; Stattegger, Karl; Grootes, Pieter M. (2000). "Rapid Flooding of the Sunda Shelf: A Late-Glacial Sea-Level Record". Science. 288 (5468): 1033–1035. Bibcode:2000Sci...288.1033H. doi:10.1126/science.288.5468.1033. JSTOR 3075104. 
  29. ^ (Inggris) Chesner, C.A.; Westgate, J.A.; Rose, W.I.; Drake, R.; Deino, A. (March 1991). "Eruptive history of Earth's largest Quaternary caldera (Toba, Indonesia) clarified" (PDF). Geology. Michigan Technological University. 19 (3): 200–203. Bibcode:1991Geo....19..200C. doi:10.1130/0091-7613(1991)019<0200:EHOESL>2.3.CO;2. Diakses tanggal 2018-06-20. 
  30. ^ a b Thamrin, Mahandis Yoanata (2019-06-06). "Migrasi Manusia dan Perjalanan Sejarah Melanesia di Indonesia". National Geographic. Diakses tanggal 2022-08-21. 
  31. ^ Taylor (2003), pp. 5–7
  32. ^ Avisena, M Ilham Ramadhan (2021-08-17). "Tiga Teori Asal Usul Nenek Moyang Indonesia". Media Indonesia. Diakses tanggal 2022-08-21. 
  33. ^ Taylor (2003), pp. 8-9
  34. ^ a b Hariansah, Erik (19 March 2019). "Kandis dan Salakanagara adalah Kerajaan Tertua di Nusantara?". Attoriolong. Diakses tanggal 26 November 2020. 
  35. ^ Vogel, J. Ph. (1918). "The Yupa Inscription of King Mulawarman, from Koetei (East Borneo)". BKI. 74. 
  36. ^ Aris Munandar, Agus (2011). Indonesia Dalam Arus Sejarah 2: Kerajaan Hindu - Buddha. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve. hlm. 60. 
  37. ^ Cœdès, George (1930). "Les inscriptions malaises de Çrivijaya". Bulletin de l'Ecole français d'Extrême-Orient (BEFEO). 30 (1-2): 29–80. 
  38. ^ Taylor (2003), pp. 22–26; Ricklefs (1991), pp. 3
  39. ^ Munoz, Paul Michel (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. Singapore: Editions Didier Millet. ISBN 981-4155-67-5. 
  40. ^ Anonim. 1822. Malayan Miscellanies, Vol II: The Geneology of Rajah of Pulo Percha. Printed And Published at Sumatra Mission Press. Bencoolen
  41. ^ George Coedes. 1934. On the origins of the Sailendras of Indonesia. Journal of the Greater India Society I: 61–70.
  42. ^ a b Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka.
  43. ^ Slamet Muljana. 2006. Sriwijaya (terbitan ulang 1960). Yogyakarta: LKIS
  44. ^ a b c Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara.
  45. ^ a b Sita W. Dewi (9 April 2013). "Tracing the glory of Majapahit". The Jakarta Post. Diakses tanggal 5 February 2015. 
  46. ^ Basri, Hasan (Ed). 2006. Pangeran Jagapati, Wong Agung Wilis dan Sayu Wiwit. 3 Pejuang Dari Blambangan. Banyuwangi: Penerbit Pemda Kabupaten Banyuwangi
  47. ^ Suadnyana, I Wayan Sui (2019-03-10). "TRIBUN WIKI - Inilah 9 Puri di Bali yang Masih Ada Hingga Kini". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-09-16. 
  48. ^ "7 Kerajaan Islam Tertua di Indonesia". indonesiabaik.id. Diakses tanggal 2020-08-26. 
  49. ^ *Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara. Diarsipkan 2008-12-07 di Wayback Machine. Penyunting: HM. Hembing Wijayakusuma. Pustaka Populer Obor, Oktober 2000, xliv + 299 halaman
  50. ^ "Aceh Daerah Pertama di Indonesia Menerima Islam". acehprov.go.id. Pemerintah Aceh. Diakses tanggal 2022-09-14. 
  51. ^ Kusniah, Siti Turmini (2018). Kiaiku, Guruku, Jaringan Ulama. Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. ISBN 978-602-1289-85-3. 
  52. ^ "3 Kerajaan Islam Berpengaruh di Aceh". Republika Online. 2016-08-29. Diakses tanggal 2020-06-12. 
  53. ^ Peter Lewis (1982). "The next great empire". Futures. 14 (1): 47–61. doi:10.1016/0016-3287(82)90071-4. 
  54. ^ "Kesultanan Cirebon Jadi Satu dari Empat Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa". Ayo Cirebon. 2022-05-19. Diakses tanggal 2022-09-16. 
  55. ^ Ratriani, Virdita (2022-07-28). Ratriani, Virdita, ed. "Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa adalah Kerajaan Demak: Pendiri dan Masa Jayanya". Kontan.co.id. Diakses tanggal 2022-09-16. 
  56. ^ "Lumajang Ternyata Kerajaan Islam Tertua di Tanah Jawa". Suara Surabaya. Diakses tanggal 2022-09-16. 
  57. ^ a b c Ricklefs 2001.
  58. ^ Jamil Al-Sufri, Tarsilah Brunei: The Early History of Brunei up to 1432 AD (Bandar Seri Begawan: Brunei History Centre, 2000)
  59. ^ (Indonesia) Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto (1992). Sejarah nasional Indonesia: Zaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. PT Balai Pustaka. hlm. 85. ISBN 9794074098. ISBN 978-979-407-409-1
  60. ^ Setyaningrum, Puspasari, ed. (2022-07-21). "Sejarah Perang Banjar: Tokoh, Penyebab, Kronologi, dan Dampak". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-09-17. 
  61. ^ Prabowo, Gama (2020-11-05). Gischa, Serafica, ed. "Kerajaan Islam di Sulawesi". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-09-19. 
  62. ^ M. Adnan Amal, "Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250 - 1800 Jilid I dan II", Universitas Khairun Ternate 2002.
  63. ^ Willard A. Hanna & Des Alwi, "Ternate dan Tidore, Masa Lalu Penuh Gejolak", Pustaka Sinar Harapan Jakarta 1996.
  64. ^ Jaime Koh; Stephanie Ho Ph.D. (22 Juni 2009). Culture and Customs of Singapore and Malaysia. ABC-CLIO. hlm. 9. ISBN 978-0-313-35116-7. 
  65. ^ ZWEERS, L. (1995). Agressi II: Operatie Kraai. De vergeten beelden van de tweede politionele actie. Den Haag: SDU uitgevers. 
  66. ^ van der Bijl, Nick. Confrontation, The War with Indonesia 1962–1966, (London, 2007) ISBN 978-1-84415-595-8
  67. ^ Wibowo, Sigit, Sjarifuddin. Ekonomi Indonesia Gagal karena Mafia Berkeley Diarsipkan 2008-06-16 di Wayback Machine., Harian Umum Sore Sinar Harapan. Copyright © Sinar Harapan 2003. Diakses: Selasa, 6 Agustus 2008.
  68. ^ "The Carter Center 2004 Indonesia Election Report" (PDF) (Siaran pers). Laporan dari Carter Center. 2004. hlm. 30. Diakses tanggal 29 Juli 2008. 
  69. ^ Morgan, Sally (2007). Indonesia. London: Wayland. ISBN 978-0-7502-4747-4. OCLC 123798216. 
  70. ^ "PBB Verifikasi 16.056 Nama Pulau Indonesia". Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. 19 Agustus 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Agustus 2021. Diakses tanggal 10 Agustus 2021.