Bulan: Perbedaan antara revisi
Templat kutipan - parameter baru. DOI:10.1126/science.1118842 |
|||
(134 revisi perantara oleh 67 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{about|satelit alami Bumi |
{{about|satelit alami Bumi|penanggalan|Bulan (penanggalan)|kegunaan lain|Bulan (disambiguasi)}} |
||
{{Infobox planet |
{{Infobox planet |
||
| name = Bulan |
| name = Bulan |
||
| apsis = gee |
| apsis = gee |
||
| alt_names = Rembulan,<ref>[https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/rembulan Rembulan — KBBI Daring]</ref> Candra,<ref>[https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/candra Candra — KBBI Daring]</ref> Sasi,<ref>[https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sasi Sasi — KBBI Daring]</ref> Kamar,<ref>[https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kamar Kamar — KBBI Daring]</ref> Lunar<ref>[https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/lunar Lunar — KBBI Daring]</ref> |
|||
| alt_names = Lunar atau selenic |
|||
| symbol = [[ |
| symbol = [[Berkas:Moon decrescent symbol (bold).svg|24px|alt=☾|Simbol Bulan]] |
||
| image = [[ |
| image = [[Berkas:FullMoon2010.jpg|280px|alt=Full moon in the darkness of the night sky. It is patterned with a mix of light-tone regions and darker, irregular blotches, and scattered with varying sizes of impact craters, circles surrounded by out-thrown rays of bright ejecta.|Full moon]] |
||
| caption = [[Bulan purnama]] terlihat dari [[belahan utara]] Bumi |
| caption = [[Bulan purnama]] terlihat dari [[belahan utara]] Bumi |
||
| periapsis = {{val|363295|u=km}}<br>({{val|0.0024|ul=AU}}) |
| periapsis = {{val|363295|u=km}}<br>({{val|0.0024|ul=AU}}) |
||
Baris 11: | Baris 11: | ||
| semimajor = {{val|384399|u=km}}<br> ({{val|0.00257|u=AU}})<ref name="W06"/> |
| semimajor = {{val|384399|u=km}}<br> ({{val|0.00257|u=AU}})<ref name="W06"/> |
||
| eccentricity = {{val|0.0549}}<ref name="W06"/> |
| eccentricity = {{val|0.0549}}<ref name="W06"/> |
||
| period = {{val|27.321582|ul=d}} {{nowrap|( |
| period = {{val|27.321582|ul=d}} {{nowrap|(27 d 7 h 43,1 min<ref name="W06"/>)}} |
||
| synodic_period = {{val|29.530589|u=d}} {{nowrap|( |
| synodic_period = {{val|29.530589|u=d}} {{nowrap|(29 d 12 h 44 min 2,9 s)}} |
||
| avg_speed = {{val|1.022|ul=km/s}} |
| avg_speed = {{val|1.022|ul=km/s}} |
||
| inclination = 5,145° ke [[ekliptika]]<ref name="Lang2011"/> (antara 18,29° dan 28,58° ke [[khatulistiwa]] Bumi)<ref name="W06"/><!--Wieczorek et al. 2006; 18.29° when the longitude of the Moon's ascending node is 180°, 28.58° when it is 0°--> |
| inclination = 5,145° ke [[ekliptika]]<ref name="Lang2011"/> (antara 18,29° dan 28,58° ke [[khatulistiwa]] Bumi)<ref name="W06"/><!--Wieczorek et al. 2006; 18.29° when the longitude of the Moon's ascending node is 180°, 28.58° when it is 0°--> |
||
Baris 41: | Baris 41: | ||
| max_temp_1 = 116º C |
| max_temp_1 = 116º C |
||
| temp_name2 = 85°N{{lower|0.3em|<ref name="Vasavada1999"/>}} |
| temp_name2 = 85°N{{lower|0.3em|<ref name="Vasavada1999"/>}} |
||
| min_temp_2 = -203 |
| min_temp_2 = -203 °C |
||
| mean_temp_2 = -143º C |
| mean_temp_2 = -143º C |
||
| max_temp_2 = -43º C |
| max_temp_2 = -43º C |
||
| atmosphere_ref =<ref name="L06"/> |
| atmosphere_ref =<ref name="L06"/> |
||
Baris 50: | Baris 49: | ||
| atmosphere_composition = [[Argon|Ar]], [[Helium|He]], [[Sodium|Na]], [[Potasium|K]], [[Hidrogen|H]], [[Radon|Rn]] |
| atmosphere_composition = [[Argon|Ar]], [[Helium|He]], [[Sodium|Na]], [[Potasium|K]], [[Hidrogen|H]], [[Radon|Rn]] |
||
| atmosphere = yes |
| atmosphere = yes |
||
| adjective=lunar, kamariah}} |
|||
| adjectives = [[wikt:lunar|lunar]], [[wikt:selenic|selenic]] |
|||
[[Berkas:US Navy 041027-N-9500T-001 The moon turns red and orange during a total lunar eclipse.jpg|jmpl|ka|250px|Bulan yang berwarna merah dan jingga, terlihat dari Bumi saat [[gerhana Bulan]], ketika Bumi berada di antara Bulan dan Matahari.]] |
|||
}} |
|||
'''Bulan''' adalah [[satelit alami]] [[Bumi]] satu-satunya{{efn|name=near-Earth asteroids}}<ref name="Morais2002" /> dan merupakan satelit [[Daftar satelit alami|terbesar kelima]] dalam [[Tata Surya]]. Bulan juga merupakan [[satelit]] alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran [[planet]] yang diorbitnya,{{efn|name=Charon and Pluto}} dengan diameter 27%, kepadatan 60%, dan [[massa]] {{frac|1|81}} (1.23%) dari Bumi. Di antara satelit alami lainnya, Bulan adalah satelit terpadat kedua setelah [[Io (bulan)|Io]], satelit [[Jupiter]]. |
|||
[[File:US Navy 041027-N-9500T-001 The moon turns red and orange during a total lunar eclipse.jpg|thumb|right|250px|Bulan yang berwarna merah dan jingga, terlihat dari Bumi saat [[gerhana Bulan]], ketika Bumi berada di antara Bulan dan Matahari.]] |
|||
'''Bulan''' adalah [[satelit alami]] [[Bumi]] satu-satunya{{efn|name=near-Earth asteroids}}<ref name="Morais2002" /> dan merupakan bulan [[Daftar satelit alami|terbesar kelima]] dalam [[Tata Surya]]. Bulan juga merupakan satelit alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran [[planet]] yang diorbitnya,{{efn|name=Charon and Pluto}} dengan diameter 27%, kepadatan 60%, dan [[massa]] {{frac|1|81}} (1.23%) dari Bumi. Di antara satelit alami lainnya, Bulan adalah satelit terpadat kedua setelah [[Io (bulan)|Io]], satelit [[Yupiter]]. |
|||
Bulan berada pada [[rotasi sinkron]] dengan Bumi, yang selalu memperlihatkan sisi yang sama pada Bumi, dengan [[sisi dekat Bulan|sisi dekat]] ditandai oleh [[Maria Bulan|mare]] vulkanik gelap yang terdapat di antara dataran tinggi kerak yang terang dan [[kawah tubrukan]] yang menonjol. Bulan adalah benda langit yang paling [[Luminositas|terang]] setelah [[Matahari]]. Meskipun Bulan tampak sangat putih dan terang, permukaan Bulan sebenarnya gelap, dengan [[reflektansi|tingkat kecerahan]] yang sedikit lebih tinggi dari aspal cair. Sejak zaman kuno, posisinya yang menonjol di langit dan [[fase bulan|fasenya]] yang teratur telah memengaruhi banyak budaya, termasuk [[Bulan#nama dan etimologi|bahasa]], [[Kalender Bulan|penanggalan]], [[Bulan dalam fiksi|seni]], dan [[Deifikasi Bulan|mitologi]]. Pengaruh gravitasi Bulan menyebabkan terjadinya [[ |
Bulan berada pada [[rotasi sinkron]] dengan Bumi, yang selalu memperlihatkan sisi yang sama pada Bumi, dengan [[sisi dekat Bulan|sisi dekat]] ditandai oleh [[Maria Bulan|mare]] vulkanik gelap yang terdapat di antara dataran tinggi kerak yang terang dan [[kawah tubrukan]] yang menonjol. Bulan adalah benda langit yang paling [[Luminositas|terang]] setelah [[Matahari]]. Meskipun Bulan tampak sangat putih dan terang, permukaan Bulan sebenarnya gelap, dengan [[reflektansi|tingkat kecerahan]] yang sedikit lebih tinggi dari aspal cair. Sejak zaman kuno, posisinya yang menonjol di langit dan [[fase bulan|fasenya]] yang teratur telah memengaruhi banyak budaya, termasuk [[Bulan#nama dan etimologi|bahasa]], [[Kalender Bulan|penanggalan]], [[Bulan dalam fiksi|seni]], dan [[Deifikasi Bulan|mitologi]]. Pengaruh gravitasi Bulan menyebabkan terjadinya [[pasang surut]] di lautan dan [[Akselerasi pasang surut|pemanjangan waktu]] pada hari di Bumi. Jarak orbit Bulan dari Bumi saat ini adalah sekitar tiga puluh kali dari diameter Bumi, yang menyebabkan ukuran Bulan yang muncul di langit hampir sama besar dengan ukuran Matahari, sehingga memungkinkan Bulan untuk menutupi Matahari dan mengakibatkan terjadinya [[gerhana matahari]] total. Jarak linear Bulan dari Bumi saat ini meningkat dengan laju 3.82±0.07 cm per tahun, meskipun laju ini tidak konstan.<ref>{{Cite web |url=http://lasp.colorado.edu/life/GEOL5835/Moon_presentation_19Sept.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2014-03-30 |archive-date=2014-03-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140327042528/http://lasp.colorado.edu/life/GEOL5835/Moon_presentation_19Sept.pdf |dead-url=yes }}</ref> |
||
Bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan Bumi. Meskipun terdapat sejumlah hipotesis mengenai asal usul Bulan, hipotesis yang paling diterima saat ini menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dari serpihan-serpihan yang terlepas setelah sebuah benda langit seukuran [[Mars]] [[Hipotesis tubrukan besar|bertubrukan]] dengan Bumi. |
Bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan Bumi. Meskipun terdapat sejumlah hipotesis mengenai asal usul Bulan, hipotesis yang paling diterima saat ini menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dari serpihan-serpihan yang terlepas setelah sebuah benda langit seukuran [[Mars]] [[Hipotesis tubrukan besar|bertubrukan]] dengan Bumi. |
||
Bulan adalah satu-satunya [[benda langit]] selain Bumi yang telah [[Pendaratan di Bulan|didarati oleh manusia]]. [[Program Luna]] [[Uni Soviet]] adalah wahana pertama yang mencapai Bulan dengan [[pesawat ruang angkasa]] nirawak pada tahun 1959; [[program Apollo]] [[NASA]] [[Amerika Serikat]] merupakan misi luar angkasa berawak satu-satunya yang telah mencapai Bulan hingga saat ini, dimulai dengan peluncuran misi berawak [[Apollo 8]] yang mengorbit Bulan pada tahun 1968, dan diikuti oleh enam misi pendaratan berawak antara tahun 1969 dan 1972, yang pertama adalah [[Apollo 11]]. Misi ini kembali ke Bumi dengan membawa 380 |
Bulan adalah satu-satunya [[benda langit]] selain Bumi yang telah [[Pendaratan di Bulan|didarati oleh manusia]]. [[Program Luna]] [[Uni Soviet]] adalah wahana pertama yang mencapai Bulan dengan [[pesawat ruang angkasa]] nirawak pada tahun 1959; [[program Apollo]] [[NASA]] [[Amerika Serikat]] merupakan misi luar angkasa berawak satu-satunya yang telah mencapai Bulan hingga saat ini, dimulai dengan peluncuran misi berawak [[Apollo 8]] yang mengorbit Bulan pada tahun 1968, dan diikuti oleh enam misi pendaratan berawak antara tahun 1969 dan 1972, yang pertama adalah [[Apollo 11]]. Misi ini kembali ke Bumi dengan membawa 380 kg [[batuan Bulan]], yang digunakan untuk mengembangkan pemahaman [[geologi]] mengenai asal usul, pembentukan [[Struktur dalam Bulan|struktur dalam]], dan [[Geologi Bulan|sejarah geologi Bulan]]. |
||
Setelah misi [[Apollo 17]] pada 1972, Bulan hanya disinggahi oleh pesawat ruang angkasa nirawak. Misi-misi tersebut pada umumnya merupakan misi orbit; sejak tahun 2004, [[Jepang]], [[Tiongkok]], [[India]], [[Amerika Serikat]], dan [[Badan Luar Angkasa Eropa]] telah meluncurkan wahana pengorbit Bulan, yang turut bersumbangsih terhadap penemuan [[Air Bulan|es air]] di kawah kutub Bulan. Pasca Apollo, dua negara juga telah mengirimkan misi [[Rover (penjelajahan luar angkasa)|rover]] ke Bulan, yakni misi [[Lunokhod]] Soviet terakhir pada tahun 1973, dan misi berkelanjutan [[Chang'e 3]] RRC, yang meluncurkan [[Yutu (rover)|rover Yutu]] pada tanggal 14 Desember 2013. |
Setelah misi [[Apollo 17]] pada 1972, Bulan hanya disinggahi oleh pesawat ruang angkasa nirawak. Misi-misi tersebut pada umumnya merupakan misi orbit; sejak tahun 2004, [[Jepang]], [[Tiongkok]], [[India]], [[Amerika Serikat]], dan [[European Space Agency|Badan Luar Angkasa Eropa]] telah meluncurkan wahana pengorbit Bulan, yang turut bersumbangsih terhadap penemuan [[Air Bulan|es air]] di kawah kutub Bulan. Pasca Apollo, dua negara juga telah mengirimkan misi [[Rover (penjelajahan luar angkasa)|rover]] ke Bulan, yakni misi [[Lunokhod]] Soviet terakhir pada tahun 1973, dan misi berkelanjutan [[Chang'e 3]] RRC, yang meluncurkan [[Yutu (rover)|rover Yutu]] pada tanggal 14 Desember 2013. |
||
Misi berawak ke Bulan |
Misi berawak ke Bulan pada masa depan telah direncakan oleh berbagai negara, baik yang didanai oleh pemerintah atau swasta. Di bawah [[Perjanjian Luar Angkasa]], Bulan tetap bebas dijelajahi oleh semua negara untuk tujuan damai. |
||
== Nama dan etimologi == |
== Nama dan etimologi == |
||
Dalam [[bahasa Inggris]], nama untuk satelit alami Bumi adalah ''moon''.<ref>{{cite web|url = http://www.iau.org/public_press/themes/naming/#spelling |title=Naming Astronomical Objects: Spelling of Names |publisher=[[International Astronomical Union]]|accessdate=29 March 2010}}</ref><ref name="PN-FAQ" /> Kata benda ''moon'' berasal dari kata ''moone'' (sekitar 1380), yang juga berkembang dari kata ''mone'' (1135), berasal dari kata [[bahasa Inggris Kuno]] ''mōna'' (sebelum 725). Sama halnya dengan semua kata kerabat dalam [[Rumpun bahasa Jermanik|bahasa Jermanik]] lainnya, kata ini berasal dari bahasa [[Proto-Jermanik]] ''*mǣnōn''.<ref name="barnhart1995" /> |
|||
Dalam [[bahasa Inggris]], nama untuk satelit alami Bumi adalah ''moon''.<ref> |
|||
{{cite web |
|||
| url = http://www.iau.org/public_press/themes/naming/#spelling |
|||
|title=Naming Astronomical Objects: Spelling of Names |
|||
|publisher=[[International Astronomical Union]] |
|||
|accessdate=29 March 2010}} |
|||
</ref><ref name="PN-FAQ" /> Kata benda ''moon'' berasal dari kata ''moone'' (sekitar 1380), yang juga berkembang dari kata ''mone'' (1135), berasal dari kata [[bahasa Inggris Kuno]] ''mōna'' (sebelum 725). Sama halnya dengan semua kata kerabat dalam [[Rumpun bahasa Jermanik|bahasa Jermanik]] lainnya, kata ini berasal dari bahasa [[Proto-Jermanik]] ''*mǣnōn''.<ref name="barnhart1995" /> |
|||
Sebutan lain untuk Bulan dalam bahasa Inggris modern adalah ''lunar'', berasal dari [[bahasa Latin]] ''Luna''. Sebutan lainnya yang kurang umum adalah ''selenic'', dari bahasa Yunani Kuno ''Selene'' ({{lang|el|''Σελήνη''}}), yang kemudian menjadi dasar penamaan ''[[selenografi]]''.<ref name="oed" /> |
Sebutan lain untuk Bulan dalam bahasa Inggris modern adalah ''lunar'', berasal dari [[bahasa Latin]] ''Luna''. Sebutan lainnya yang kurang umum adalah ''selenic'', dari bahasa Yunani Kuno ''Selene'' ({{lang|el|''Σελήνη''}}), yang kemudian menjadi dasar penamaan ''[[selenografi]]''.<ref name="oed" /> |
||
Baris 78: | Baris 70: | ||
== Pembentukan == |
== Pembentukan == |
||
{{main|Asal mula Bulan|Hipotesis tubrukan besar}} |
{{main|Asal mula Bulan|Hipotesis tubrukan besar}} |
||
[[ |
[[Berkas:Evolution of the Moon.ogv|jmpl|250px|kiri|Evolusi Bulan.]] |
||
Beberapa mekanisme yang diajukan mengenai pembentukan |
Beberapa mekanisme yang diajukan mengenai pembentukan bulan menyatakan bahwa bulan terbentuk pada 4,527 ± 0,010 miliar tahun yang lalu,{{efn|name=age}} sekitar 30-50 juta tahun setelah pembentukan tata surya.<ref>{{cite journal|doi= 10.1126/science.1118842 |journal=[[Science (jurnal)|Science]] |year=2005 |volume=310 |issue=5754 |pages=1671–1674 |title=Hf–W Chronometry of Lunar Metals and the Age and Early Differentiation of the Moon |last=Kleine |first=T. |coauthors=Palme, H.; Mezger, K.; Halliday, A.N. |pmid=16308422|bibcode = 2005Sci...310.1671K | issn=0036-8075}}</ref> Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Rick Carlson menunjukkan bahwa bulan berusia sekurang-kurangnya 4,4 hingga 4,45 miliar tahun.<ref>{{cite web |url=http://www.space.com/22894-moon-age-100-million-years-younger.html |title=Carnegie Institution for Science research |accessdate=2013-10-12}}</ref> |
||
<ref>{{cite web |url=http://phys.org/news/2013-09-moon-younger-thought.html |title=Phys.org's account of Carlson's presentation to the Royal Society |accessdate=2013-10-13}}</ref> Hipotesis ini antara lain menjelaskan bahwa fisi |
<ref>{{cite web |url=http://phys.org/news/2013-09-moon-younger-thought.html |title=Phys.org's account of Carlson's presentation to the Royal Society |accessdate=2013-10-13}}</ref> Hipotesis ini antara lain menjelaskan bahwa fisi bulan berasal dari kerak bumi akibat [[gaya sentrifugal]],<ref name="Binder" /><ref name="BotM" /> penangkapan [[gravitasi]] sebelum pembentukan bulan,<ref name="Mitler" /> dan pembentukan bumi dan bulan secara bersama-sama di [[cakram akresi]] primordial.<ref name="BotM"/> Hipotesis ini tidak menjelaskan tinggi [[momentum sudut]] dari sistem bumi-bulan.<ref>{{cite journal|last=Stevenson |first=D.J. |title=Origin of the moon–The collision hypothesis |journal=Annual Review of Earth and Planetary Sciences |year=1987 |volume=15|issue=1 |pages=271–315 |bibcode=1987AREPS..15..271S |doi=10.1146/annurev.ea.15.050187.001415}}</ref> |
||
Hipotesis yang berlaku saat ini menjelaskan bahwa sistem Bumi-Bulan terbentuk akibat [[Hipotesis tubrukan besar|tubrukan besar]], ketika benda langit seukuran [[Mars]] (bernama ''[[Theia (planet)|Theia]]'') bertabrakan dengan [[Sejarah Bumi|proto-Bumi]] yang baru terbentuk, memuntahkan material ke orbit di sekitarnya yang kemudian berkumpul untuk membentuk Bulan.<ref name="taylor1998" /> Hipotesis ini mungkin merupakan hipotesis yang paling menjelaskan mengenai asal usul Bulan, meskipun penjelasannya tidak sempurna. |
[[Hipotesis]] yang berlaku saat ini menjelaskan bahwa sistem Bumi-Bulan terbentuk akibat [[Hipotesis tubrukan besar|tubrukan besar]], ketika benda langit seukuran [[Mars]] (bernama ''[[Theia (planet)|Theia]]'') bertabrakan dengan [[Sejarah Bumi|proto-Bumi]] yang baru terbentuk, memuntahkan material ke orbit di sekitarnya yang kemudian berkumpul untuk membentuk Bulan.<ref name="taylor1998" /> Hipotesis ini mungkin merupakan hipotesis yang paling menjelaskan mengenai asal usul Bulan, meskipun penjelasannya tidak sempurna. |
||
Tubrukan besar diperkirakan umum terjadi pada awal pembentukan Tata Surya. Pemodelan simulasi komputer mengenai tubrukan besar sesuai dengan ukuran momentum sudut sistem Bumi-Bulan dan ukuran inti Bulan yang kecil. Simulasi ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar materi pada Bulan berasal dari planet penabrak, bukannya dari proto-Bumi.<ref>{{cite journal|last=Canup |first=R. |coauthors=Asphaug, E. |title=Origin of the Moon in a giant impact near the end of Earth's formation |journal=Nature |volume=412 |pages=708–712 |year=2001 |doi=10.1038/35089010 |pmid=11507633 |issue=6848 |bibcode=2001Natur.412..708C}}</ref> Akan tetapi, pengujian terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar materi Bulan berasal dari Bumi, bukannya dari penabrak.<ref>{{cite web|url=http://news.nationalgeographic.com/news/2007/12/071219-moon-collision.html |title=Earth-Asteroid Collision Formed Moon Later Than Thought |publisher=News.nationalgeographic.com |date=28 October 2010 |accessdate=7 May 2012}}</ref><ref>http://digitalcommons.arizona.edu/objectviewer?o=uadc:// |
Tubrukan besar diperkirakan umum terjadi pada awal pembentukan Tata Surya. Pemodelan simulasi komputer mengenai tubrukan besar sesuai dengan ukuran momentum sudut sistem Bumi-Bulan dan ukuran inti Bulan yang kecil. Simulasi ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar materi pada Bulan berasal dari planet penabrak, bukannya dari proto-Bumi.<ref>{{cite journal|last=Canup |first=R. |coauthors=Asphaug, E. |title=Origin of the Moon in a giant impact near the end of Earth's formation |journal=Nature |volume=412 |pages=708–712 |year=2001 |doi=10.1038/35089010 |pmid=11507633 |issue=6848 |bibcode=2001Natur.412..708C}}</ref> Akan tetapi, pengujian terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar materi Bulan berasal dari Bumi, bukannya dari penabrak.<ref>{{cite web|url=http://news.nationalgeographic.com/news/2007/12/071219-moon-collision.html |title=Earth-Asteroid Collision Formed Moon Later Than Thought |publisher=News.nationalgeographic.com |date=28 October 2010 |accessdate=7 May 2012}}</ref><ref>{{Cite web |url=http://digitalcommons.arizona.edu/objectviewer?o=uadc%3A%2F%2Fazu_maps%2FVolume43%2FNumberSupplement%2FTouboul.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2021-02-04 |archive-date=2018-07-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180727164701/http://digitalcommons.arizona.edu/objectviewer?o=uadc%3A%2F%2Fazu_maps%2FVolume43%2FNumberSupplement%2FTouboul.pdf |dead-url=yes }}</ref><ref>{{cite journal | doi = 10.1038/nature06428 | title = Late formation and prolonged differentiation of the Moon inferred from W isotopes in lunar metals | year = 2007 | last1 = Touboul | first1 = M. | last2 = Kleine | first2 = T. | last3 = Bourdon | first3 = B. | last4 = Palme | first4 = H. | last5 = Wieler | first5 = R. | journal = Nature | volume = 450 | issue = 7173 | pages = 1206–9 | pmid = 18097403 |bibcode = 2007Natur.450.1206T }}</ref> Bukti [[meteorit]] menunjukkan bahwa materi benda langit lainnya seperti [[Mars]] dan [[Vesta (asteroid)|Vesta]] memiliki oksigen dan komposisi [[isotop]] yang sangat berbeda dengan Bumi, sedangkan Bulan dan Bumi memiliki komposisi isotop yang hampir identik. Pencampuran materi yang menguap pasca tubrukan antara benda langit pembentuk Bulan dengan Bumi diperkirakan menyamakan komposisi isotop mereka,<ref name="Pahlevan2007" /> meskipun hal ini masih diperdebatkan.<ref>{{cite journal |last=Nield |first=Ted |title=Moonwalk (summary of meeting at Meteoritical Society's 72nd Annual Meeting, Nancy, France) |journal=Geoscientist |volume=19 |page=8 |year=2009 |url=http://www.geolsoc.org.uk/gsl/geoscientist/geonews/page6072.html |access-date=2014-04-01 |archive-date=2012-09-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120927034348/http://www.geolsoc.org.uk/gsl/geoscientist/geonews/page6072.html |dead-url=yes }}</ref> |
||
Besarnya energi yang dilepaskan saat terjadinya tubrukan besar dan akresi materi di orbit Bumi yang terjadi setelahnya akan melelehkan kulit bagian luar Bumi, yang kemudian membentuk lautan magma.<ref name="Warren1985" /><ref>{{cite journal|last=Tonks|first=W. Brian|coauthors=Melosh, H. Jay|year=1993|title=Magma ocean formation due to giant impacts|journal=Journal of Geophysical Research|volume=98|issue=E3|pages=5319–5333|bibcode=1993JGR....98.5319T|doi=10.1029/92JE02726}}</ref> Bulan yang baru terbentuk juga memiliki [[lautan magma Bulan|lautan magma]] sendiri; diperkirakan kedalamannya sekitar 500 |
Besarnya energi yang dilepaskan saat terjadinya tubrukan besar dan akresi materi di orbit Bumi yang terjadi setelahnya akan melelehkan kulit bagian luar Bumi, yang kemudian membentuk lautan magma.<ref name="Warren1985" /><ref>{{cite journal|last=Tonks|first=W. Brian|coauthors=Melosh, H. Jay|year=1993|title=Magma ocean formation due to giant impacts|journal=Journal of Geophysical Research|volume=98|issue=E3|pages=5319–5333|bibcode=1993JGR....98.5319T|doi=10.1029/92JE02726}}</ref> Bulan yang baru terbentuk juga memiliki [[lautan magma Bulan|lautan magma]] sendiri; diperkirakan kedalamannya sekitar 500 km dari radius keseluruhan Bulan.<ref name="Warren1985" /> |
||
Meskipun akurasi dalam menjelaskan pembentukan Bulan didukung oleh banyak bukti, masih terdapat beberapa kesulitan yang tidak sepenuhnya bisa dijelaskan oleh hipotesis tubrukan besar, terutama yang berkaitan dengan komposisi Bulan.<ref>{{cite journal | journal = Science | author = Daniel Clery | title = Impact Theory Gets Whacked | volume = 342 | page = 183 | date = 11 October 2013}}</ref> |
Meskipun akurasi dalam menjelaskan pembentukan Bulan didukung oleh banyak bukti, masih terdapat beberapa kesulitan yang tidak sepenuhnya bisa dijelaskan oleh hipotesis tubrukan besar, terutama yang berkaitan dengan komposisi Bulan.<ref>{{cite journal | journal = Science | author = Daniel Clery | title = Impact Theory Gets Whacked | url = https://archive.org/details/sim_science_2013-10-11_342_6155/page/183 | volume = 342 | page = 183 | date = 11 October 2013}}</ref> |
||
Pada tahun 2001, tim di Carnegie Institute of Washington melaporkan penelitian yang mereka lakukan terhadap isotop batuan Bulan.<ref name=wiechert>{{Cite journal | title=Oxygen Isotopes and the Moon-Forming Giant Impact | display-authors=1 | last1=Wiechert | first1=U. | last2=Halliday | first2=A. N. | last3=Lee | first3=D.-C. | last4=Snyder | first4=G. A. | last5=Taylor | first5=L. A. | last6=Rumble | first6=D. | volume=294 | issue=12 | pages=345–348 |date=October 2001 | doi=10.1126/science.1063037 | url=http://www.sciencemag.org/cgi/content/abstract/294/5541/345 | accessdate=2009-07-05 | publisher=[[Science (jurnal)]] | pmid=11598294 | journal=Science |bibcode = 2001Sci...294..345W }}</ref> Tim ini menemukan bahwa batuan Bulan yang dibawa ke Bumi melalui [[Program Apollo]] memiliki isotop yang identik dengan batuan Bumi, dan berbeda dengan batuan pada kebanyakan benda langit lainnya di Tata Surya. Karena sebagian besar materi yang lepas ke orbit dan membentuk Bulan diduga berasal dari [[Theia (planet)|Theia]], penemuan ini sama sekali tak terduga. Pada tahun 2007, para peneliti dari California Institute of Technology mengumumkan bahwa kesamaan isotop antara Bumi dengan Theia kurang dari 1%.<ref name=ps2007>{{Cite journal | last1=Pahlevan | first1=Kaveh | last2=Stevenson | first2=David | title=Equilibration in the Aftermath of the Lunar-forming Giant Impact | journal=EPSL | volume=262 | issue=3–4 |date=October 2007 | pages=438–449 | doi=10.1016/j.epsl.2007.07.055 | bibcode=2007E&PSL.262..438P |arxiv = 1012.5323 }}</ref> Pada tahun 2012, analisis yang dilakukan terhadap sampel isotop Bulan menunjukkan bahwa Bulan memiliki komposisi isotop yang sama dengan Bumi,<ref name="test" /> [[Hipotesis tubrukan besar|bertentangan]] dengan hipotesis yang menjelaskan bahwa Bulan terbentuk jauh dari orbit Bumi atau dari Theia. |
Pada tahun 2001, tim di Carnegie Institute of Washington melaporkan penelitian yang mereka lakukan terhadap isotop batuan Bulan.<ref name=wiechert>{{Cite journal | title=Oxygen Isotopes and the Moon-Forming Giant Impact | display-authors=1 | last1=Wiechert | first1=U. | last2=Halliday | first2=A. N. | last3=Lee | first3=D.-C. | last4=Snyder | first4=G. A. | last5=Taylor | first5=L. A. | last6=Rumble | first6=D. | volume=294 | issue=12 | pages=345–348 |date=October 2001 | doi=10.1126/science.1063037 | url=http://www.sciencemag.org/cgi/content/abstract/294/5541/345 | accessdate=2009-07-05 | publisher=[[Science (jurnal)]] | pmid=11598294 | journal=Science |bibcode = 2001Sci...294..345W }}</ref> Tim ini menemukan bahwa batuan Bulan yang dibawa ke Bumi melalui [[Program Apollo]] memiliki isotop yang identik dengan batuan Bumi, dan berbeda dengan batuan pada kebanyakan benda langit lainnya di Tata Surya. Karena sebagian besar materi yang lepas ke orbit dan membentuk Bulan diduga berasal dari [[Theia (planet)|Theia]], penemuan ini sama sekali tak terduga. Pada tahun 2007, para peneliti dari California Institute of Technology mengumumkan bahwa kesamaan isotop antara Bumi dengan Theia kurang dari 1%.<ref name=ps2007>{{Cite journal | last1=Pahlevan | first1=Kaveh | last2=Stevenson | first2=David | title=Equilibration in the Aftermath of the Lunar-forming Giant Impact | journal=EPSL | volume=262 | issue=3–4 |date=October 2007 | pages=438–449 | doi=10.1016/j.epsl.2007.07.055 | bibcode=2007E&PSL.262..438P |arxiv = 1012.5323 }}</ref> Pada tahun 2012, analisis yang dilakukan terhadap sampel isotop Bulan menunjukkan bahwa Bulan memiliki komposisi isotop yang sama dengan Bumi,<ref name="test" /> [[Hipotesis tubrukan besar|bertentangan]] dengan hipotesis yang menjelaskan bahwa Bulan terbentuk jauh dari orbit Bumi atau dari Theia. |
||
Baris 95: | Baris 87: | ||
=== Struktur dalam === |
=== Struktur dalam === |
||
{{main|Struktur dalam Bulan}} |
{{main|Struktur dalam Bulan}} |
||
[[ |
[[Berkas:Moon diagram.svg|jmpl|kiri|300px|Struktur Bulan]] |
||
{| class="wikitable" style="float: right; clear: right; margin-left: 1em; text-align: center;" |
{| class="wikitable" style="float: right; clear: right; margin-left: 1em; text-align: center;" |
||
|+ Komposisi kimia permukaan Bulan (berasal dari batuan kerak)<ref>{{cite book |
|+ Komposisi kimia permukaan Bulan (berasal dari batuan kerak)<ref>{{cite book |
||
|author=Taylor, Stuart Ross |
|author=Taylor, Stuart Ross |
||
|title= Lunar science: A post-Apollo view| |
|title= Lunar science: A post-Apollo view|year=1975 |
||
|page=64|publisher=New York, Pergamon Press, Inc. |
|page=64|publisher=New York, Pergamon Press, Inc. |
||
|url=http://articles.adsabs.harvard.edu//full/1975lspa.book.....T/0000064.000.html}}</ref><!-- After Turkevich, A.L. (1973) PLC 4:1159; Moon. 8:365. --> |
|url=http://articles.adsabs.harvard.edu//full/1975lspa.book.....T/0000064.000.html}}</ref><!-- After Turkevich, A.L. (1973) PLC 4:1159; Moon. 8:365. --> |
||
Baris 149: | Baris 141: | ||
|} |
|} |
||
Bulan tergolong benda langit [[Diferensiasi planet|diferensiasi]], yang secara [[geokimia]] memiliki komposisi [[Kerak (geologi)|kerak]], [[Mantel (geologi)|mantel]], dan [[Inti planet|inti]] yang berbeda dengan benda langit lainnya. Bulan kaya akan besi padat di bagian inti dalam, dengan radius sekitar 240 |
Bulan tergolong benda langit [[Diferensiasi planet|diferensiasi]], yang secara [[geokimia]] memiliki komposisi [[Kerak (geologi)|kerak]], [[Mantel (geologi)|mantel]], dan [[Inti planet|inti]] yang berbeda dengan benda langit lainnya. Bulan kaya akan besi padat di bagian inti dalam, dengan radius sekitar 240 km, dan fluida di bagian inti luar, terutama yang terbuat dari besi cair, dengan radius sekitar 300 km. Di sekitar bagian inti Bulan terdapat lapisan pembatas berbentuk cair dengan radius sekitar 500 km.<ref>{{cite web|url=http://www.nasa.gov/topics/moonmars/features/lunar_core.html|title=NASA Research Team Reveals Moon Has Earth-Like Core|publisher=NASA|date=January 6, 2011}}</ref> Struktur ini diperkirakan terbentuk akibat [[Kristalisasi fraksional (geologi)|kristalisasi fraksional]] pada [[lautan magma Bulan|lautan magma]] sesaat setelah pembentukan Bulan 4,5 miliar tahun yang lalu.<ref>{{cite journal|doi = 10.1038/ngeo417|title =Timing of crystallization of the lunar magma ocean constrained by the oldest zircon|year = 2009|last1 = Nemchin|first1 = A.|last2 = Timms|first2 = N.|last3 = Pidgeon|first3 = R.|last4 = Geisler|first4 = T.|last5 = Reddy|first5 = S.|last6 = Meyer|first6 = C.|journal = Nature Geoscience|volume = 2|issue = 2|pages = 133–136|bibcode = 2009NatGe...2..133N }}</ref> Kristalisasi lautan magma ini akan membentuk mantel [[mafik]], yang juga disebabkan oleh curah hujan dan peluruhan mineral [[olivin]], [[klinopiroksen]], dan [[ortopiroksen]]; setelah tiga perempat lautan magma terkristalisasi, mineral [[plagioklas]] berkepadatan rendah akan terbentuk dan mengapung ke bagian atas lapisan kerak.<ref name="S06" /> Cairan terakhir yang mengalami proses kristalisasi akan terjebak di antara kerak dan mantel, dengan [[Kompabilitas (geokimia)|inkompabilitas]] dan unsur penghasil panas yang berlimpah.<ref name="W06" /> Sesuai dengan proses ini, pemetaan geokimia dari orbit menunjukkan bahwa sebagian besar kerak Bulan bersifat [[anortosit]],<ref name="L06" /> dan pengujian yang dilakukan terhadap sampel [[batuan Bulan]] yang berasal dari banjir lava di permukaan juga menjelaskan bahwa komposisi mantel mafik Bulan lebih kaya akan besi jika dibandingkan dengan Bumi.<ref name="W06" /> Teknik geofisika menjelaskan bahwa ketebalan rata-rata kerak Bulan adalah ~50 km.<ref name="W06" /> |
||
Bulan adalah satelit terpadat kedua di [[Tata Surya]] setelah [[Io (bulan)|Io]].<ref name="Schubert2004" /> Akan tetapi, inti dalam Bulan tergolong kecil, dengan radius sekitar 350 |
Bulan adalah satelit terpadat kedua di [[Tata Surya]] setelah [[Io (bulan)|Io]].<ref name="Schubert2004" /> Akan tetapi, inti dalam Bulan tergolong kecil, dengan radius sekitar 350 km atau kurang;<ref name="W06" /> ukuran ini hanya ~20% dari ukuran Bulan secara keseluruhan, berbeda dengan [[Planet kebumian|benda langit kebumian]] lainnya, yang ukuran inti dalamnya hampir 50% dari ukuran keseluruhan. Komposisi Bulan belum diketahui secara pasti, namun diduga perpaduan dari besi metalik dengan sejumlah kecil [[sulfur]] dan [[nikel]]; analisis mengenai waktu rotasi variabel Bulan menunjukkan bahwa sebagian inti Bulan berbentuk cair.<ref>{{cite journal|last = Williams|first = J.G.|coauthors = Turyshev, S.G.; Boggs, D.H.; Ratcliff, J.T.|title = Lunar laser ranging science: Gravitational physics and lunar interior and geodesy|journal = Advances in Space Research|year = 2006|volume = 37|issue = 1|page = 6771|bibcode=2006AdSpR..37...67W|doi = 10.1016/j.asr.2005.05.013|arxiv = gr-qc/0412049 }}</ref> |
||
===Geologi permukaan === |
=== Geologi permukaan === |
||
{{main|Geologi Bulan|Batuan Bulan}} |
{{main|Geologi Bulan|Batuan Bulan}} |
||
{{See also|Topografi Bulan}} |
{{See also|Topografi Bulan}} |
||
Baris 167: | Baris 159: | ||
}} |
}} |
||
[[ |
[[Berkas:MoonTopoLOLA.png|jmpl|345px|alt = Topography of the Moon measured from the Lunar Orbiter Laser Altimeter on the mission [[Lunar Reconnaissance Orbiter]], referenced to a sphere of radius 1737.4 km|Topografi Bulan]] |
||
{{multiple image |
{{multiple image |
||
|align = right |
|align = right |
||
Baris 179: | Baris 171: | ||
}} |
}} |
||
[[Topografi]] Bulan telah diukur dengan menggunakan metode [[altimetri laser]] dan [[Stereoskop|analisis gambar stereo]].<ref>{{cite journal|title=Topography of the South Polar Region from Clementine Stereo Imaging|author=Spudis, Paul D.; Cook, A.; Robinson, M.; Bussey, B.; Fessler, B.| bibcode=1998nvmi.conf...69S|journal=Workshop on New Views of the Moon: Integrated Remotely Sensed, Geophysical, and Sample Datasets|page=69|date=January 1998|last2=Cook|last3=Robinson|last4=Bussey|last5=Fessler}}</ref> Bentuk topografi yang paling jelas terlihat adalah [[basin Kutub Selatan Aitken]] di sisi jauh, dengan diameter sekitar sekitar 2.240 |
[[Topografi]] Bulan telah diukur dengan menggunakan metode [[altimetri laser]] dan [[Stereoskop|analisis gambar stereo]].<ref>{{cite journal|title=Topography of the South Polar Region from Clementine Stereo Imaging|author=Spudis, Paul D.; Cook, A.; Robinson, M.; Bussey, B.; Fessler, B.| bibcode=1998nvmi.conf...69S|journal=Workshop on New Views of the Moon: Integrated Remotely Sensed, Geophysical, and Sample Datasets|page=69|date=January 1998|last2=Cook|last3=Robinson|last4=Bussey|last5=Fessler}}</ref> Bentuk topografi yang paling jelas terlihat adalah [[basin Kutub Selatan Aitken]] di sisi jauh, dengan diameter sekitar sekitar 2.240 km, yang merupakan kawah terbesar di Bulan serta kawah terbesar yang pernah ditemukan di Tata Surya.<ref name="Spudis1994" /><ref>{{cite journal|doi =10.1029/97GL01718 |first1 = C.M.|last1 = Pieters|first2 =S.|last2 =Tompkins|first3 =J.W.|last3 =Head|first4 =P.C.|last4 =Hess|title = Mineralogy of the Mafic Anomaly in the South Pole‐Aitken Basin: Implications for excavation of the lunar mantle|journal = Geophysical Research Letters|volume = 24|issue = 15|pages = 1903–1906|year =1997|bibcode=1997GeoRL..24.1903P}}</ref> Titik terendah pada permukaan Bulan berada pada kedalaman 13 km.<ref name="Spudis1994" /><ref>{{cite web|url = http://www.psrd.hawaii.edu/July98/spa.html|title = The Biggest Hole in the Solar System|last = Taylor|first = G.J.|date = 17 July 1998|publisher = Planetary Science Research Discoveries, Hawai'i Institute of Geophysics and Planetology|accessdate =12 April 2007}}</ref> Sedangkan titik tertinggi terdapat di bagian timur laut, yang diduga mengalami penebalan akibat pembentukan basin Kutub Selatan Aitken.<ref>{{cite journal|last=Schultz|first=P. H.|date=March 1997|page=1259|volume=28|title=Forming the south-pole Aitken basin – The extreme games|journal=Conference Paper, 28th Annual Lunar and Planetary Science Conference|bibcode=1997LPI....28.1259S}}</ref> Basin raksasa lainnya, seperti [[Mare Imbrium|Imbrium]], [[Mare Serenitatis|Serenitatis]], [[Mare Crisium|Crisium]], [[Mare Smythii|Smythii]], dan [[Mare Orientale|Orientale]], memiliki lebar dan ketinggian yang lebih rendah.<ref name="Spudis1994" /> Ketinggian rata-rata sisi jauh Bulan kira-kira 1,9 km lebih tinggi jika dibandingkan dengan sisi dekat.<ref name="W06" /> |
||
==== Fitur vulkanis ==== |
==== Fitur vulkanis ==== |
||
{{main|Mare}} |
{{main|Mare}} |
||
Dataran Bulan yang berwarna gelap dan bisa diamati dengan mata telanjang disebut dengan ''[[mare|maria]]'' ([[bahasa Latin]] untuk "laut"; atau ''mare'' dalam bentuk tunggal), karena dahulu kala para astronom mengira bahwa dataran ini dipenuhi oleh [[air]].<ref>{{cite book| |
Dataran Bulan yang berwarna gelap dan bisa diamati dengan mata telanjang disebut dengan ''[[mare|maria]]'' ([[bahasa Latin]] untuk "laut"; atau ''mare'' dalam bentuk tunggal), karena dahulu kala para astronom mengira bahwa dataran ini dipenuhi oleh [[air]].<ref>{{cite book|author = Wlasuk, Peter|title = Observing the Moon|url = http://books.google.com/?id=TWtLIOlPwS4C|year = 2000|publisher = Springer|isbn = 978-1-85233-193-1|page = 19 }}</ref> Dataran ini berupa kolam besar yang terbentuk dari [[lava]] [[basal]]. Meskipun serupa dengan basal kebumian, basal mare memiliki kandungan besi yang lebih tinggi dan kandungan mineral yang kurang.<ref>{{cite web|url = http://www.psrd.hawaii.edu/April04/lunarAnorthosites.html|title = The Oldest Moon Rocks|last = Norman|first = M.|publisher = Planetary Science Research Discoveries|date = 21 April 2004|accessdate =12 April 2007}}</ref><ref>{{cite book|last = Varricchio|first = L.|title = Inconstant Moon|year = 2006|publisher = Xlibris Books|isbn = 978-1-59926-393-9 }}</ref> Sebagian besar lava ini meletus atau mengalir melalui proses yang bersamaan dengan pembentukan [[kawah tubrukan]]. Beberapa bentuk geologi permukaan Bulan seperti [[gunung berapi perisai]] dan [[kubah Bulan|kubah]] vulkanis bisa ditemukan di maria di [[sisi dekat Bulan]].<ref>{{cite journal|last = Head|first = L.W.J.W.|title = Lunar Gruithuisen and Mairan domes: Rheology and mode of emplacement|journal = Journal of Geophysical Research|year = 2003|volume = 108|url = http://www.agu.org/pubs/crossref/2003/2002JE001909.shtml|accessdate = 12 April 2007|issue = E2|doi = 10.1029/2002JE001909|page = 5012|bibcode = 2003JGRE..108.5012W|archive-date = 2007-03-12|archive-url = https://web.archive.org/web/20070312071105/http://www.agu.org/pubs/crossref/2003/2002JE001909.shtml|dead-url = yes}}</ref> |
||
Maria bisa ditemukan hampir di keseluruhan sisi dekat Bulan, mencakup 31% dari total permukaan di sisi dekat,<ref name="worldbook" /> jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan maria pada sisi jauh, yang persentasenya hanya 2%.<ref>{{cite journal|last = Gillis|first = J.J.|coauthors = Spudis, P.D.|title = The Composition and Geologic Setting of Lunar Far Side Maria|journal = Lunar and Planetary Science|year = 1996|volume = 27|pages = 413–404|bibcode = 1996LPI....27..413G|last2 = Spudis}}</ref> Hal ini diperkirakan terjadi karena tingginya [[KREEP|konsentrasi unsur penghasil panas]] di bawah kerak di sisi dekat, sebagaimana yang terlihat pada peta geokimia yang diperoleh dari spektrometer sinar gamma ''[[Lunar Prospector]]'', yang menyebabkan mantel mengalami pemanasan, meleleh, kemudian naik ke permukaan dan meletus.<ref name="S06" /><ref>{{cite journal|url=http://www.sciencemag.org/cgi/content/full/281/5382/1484|title=Global Elemental Maps of the Moon: The Lunar Prospector Gamma-Ray Spectrometer|author=Lawrence|journal=[[Science (journal)|Science]]|volume=281|issue=5382|pages=1484–1489|doi=10.1126/science.281.5382.1484|issn=1095-9203|publisher=HighWire Press|date=11 August 1998|accessdate=29 August 2009|pmid=9727970|bibcode = 1998Sci...281.1484L|author-separator=,|author2=D. J.|display-authors=2|last3=Barraclough|first3=BL|last4=Binder|first4=AB|last5=Elphic|first5=RC|last6=Maurice|first6=S|last7=Thomsen|first7=DR }}</ref><ref>{{cite web|url = http://www.psrd.hawaii.edu/Aug00/newMoon.html|title = A New Moon for the Twenty-First Century|last = Taylor|first = G.J.|publisher = Planetary Science Research Discoveries, Hawai'i Institute of Geophysics and Planetology|date = 31 August 2000|accessdate =12 April 2007}}</ref> Sebagian besar [[Mare|basal mare]] Bulan meletus pada periode Imbrian, sekitar 3,0–3,5 miliar tahun yang lalu, meskipun hasil [[penanggalan radiometri]] menjelaskan waktunya lebih tua 4,2 miliar tahun yang lalu,<ref name="Papike" /> dan letusan terakhir, berdasarkan penanggalan [[hitungan kawah]], terjadi sekitar 1,2 miliar tahun yang lalu.<ref name="Hiesinger" /> |
Maria bisa ditemukan hampir di keseluruhan sisi dekat Bulan, mencakup 31% dari total permukaan di sisi dekat,<ref name="worldbook" /> jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan maria pada sisi jauh, yang persentasenya hanya 2%.<ref>{{cite journal|last = Gillis|first = J.J.|coauthors = Spudis, P.D.|title = The Composition and Geologic Setting of Lunar Far Side Maria|journal = Lunar and Planetary Science|year = 1996|volume = 27|pages = 413–404|bibcode = 1996LPI....27..413G|last2 = Spudis}}</ref> Hal ini diperkirakan terjadi karena tingginya [[KREEP|konsentrasi unsur penghasil panas]] di bawah kerak di sisi dekat, sebagaimana yang terlihat pada peta geokimia yang diperoleh dari spektrometer sinar gamma ''[[Lunar Prospector]]'', yang menyebabkan mantel mengalami pemanasan, meleleh, kemudian naik ke permukaan dan meletus.<ref name="S06" /><ref>{{cite journal|url=http://www.sciencemag.org/cgi/content/full/281/5382/1484|title=Global Elemental Maps of the Moon: The Lunar Prospector Gamma-Ray Spectrometer|author=Lawrence|journal=[[Science (journal)|Science]]|volume=281|issue=5382|pages=1484–1489|doi=10.1126/science.281.5382.1484|issn=1095-9203|publisher=HighWire Press|date=11 August 1998|accessdate=29 August 2009|pmid=9727970|bibcode = 1998Sci...281.1484L|author-separator=,|author2=D. J.|display-authors=2|last3=Barraclough|first3=BL|last4=Binder|first4=AB|last5=Elphic|first5=RC|last6=Maurice|first6=S|last7=Thomsen|first7=DR }}</ref><ref>{{cite web|url = http://www.psrd.hawaii.edu/Aug00/newMoon.html|title = A New Moon for the Twenty-First Century|last = Taylor|first = G.J.|publisher = Planetary Science Research Discoveries, Hawai'i Institute of Geophysics and Planetology|date = 31 August 2000|accessdate =12 April 2007}}</ref> Sebagian besar [[Mare|basal mare]] Bulan meletus pada periode Imbrian, sekitar 3,0–3,5 miliar tahun yang lalu, meskipun hasil [[penanggalan radiometri]] menjelaskan waktunya lebih tua 4,2 miliar tahun yang lalu,<ref name="Papike" /> dan letusan terakhir, berdasarkan penanggalan [[hitungan kawah]], terjadi sekitar 1,2 miliar tahun yang lalu.<ref name="Hiesinger" /> |
||
Wilayah yang berwarna lebih terang pada Bulan disebut dengan ''terrae'', atau ''dataran tinggi'' secara umum, karena wilayah ini lebih tinggi dari kebanyakan maria. Berdasarkan penanggalan radiometri, dataran tinggi Bulan terbentuk sekitar 4,4 miliar tahun yang lalu, dan diduga merupakan [[batuan kumulasi|kumulasi]] [[plagioklas]] dari [[lautan magma Bulan]].<ref name="Papike" /><ref name="Hiesinger" /> Berbeda dengan Bumi, tak ada gunung di Bulan yang diyakini terbentuk akibat peristiwa [[tektonik]].<ref>{{cite web|last = Munsell|first = K.|publisher = NASA|work = Solar System Exploration|title = Majestic Mountains|url = http://sse.jpl.nasa.gov/educ/themes/display.cfm?Item=mountains|date = 4 December 2006|accessdate =12 April 2007}}</ref><ref>{{cite web|author=Richard Lovett |url=http://www.nature.com/news/2011/110803/full/news.2011.456.html#B1 |title=Early Earth may have had two moons : Nature News |publisher=Nature.com |date= |accessdate=2012-11-01}}</ref><ref>{{cite web|url=http://theconversation.edu.au/was-our-two-faced-moon-in-a-small-collision-2659 |title=Was our two-faced moon in a small collision? |publisher=Theconversation.edu.au |date= |accessdate=2012-11-01}}</ref> |
Wilayah yang berwarna lebih terang pada Bulan disebut dengan ''terrae'', atau ''dataran tinggi'' secara umum, karena wilayah ini lebih tinggi dari kebanyakan maria. Berdasarkan penanggalan radiometri, dataran tinggi Bulan terbentuk sekitar 4,4 miliar tahun yang lalu, dan diduga merupakan [[batuan kumulasi|kumulasi]] [[plagioklas]] dari [[lautan magma Bulan]].<ref name="Papike" /><ref name="Hiesinger" /> Berbeda dengan Bumi, tak ada gunung di Bulan yang diyakini terbentuk akibat peristiwa [[tektonik]].<ref>{{cite web|last = Munsell|first = K.|publisher = NASA|work = Solar System Exploration|title = Majestic Mountains|url = http://sse.jpl.nasa.gov/educ/themes/display.cfm?Item=mountains|date = 4 December 2006|accessdate = 12 April 2007|archive-date = 2008-09-17|archive-url = https://web.archive.org/web/20080917055643/http://sse.jpl.nasa.gov/educ/themes/display.cfm?Item=mountains|dead-url = yes}}</ref><ref>{{cite web|author=Richard Lovett |url=http://www.nature.com/news/2011/110803/full/news.2011.456.html#B1 |title=Early Earth may have had two moons : Nature News |publisher=Nature.com |date= |accessdate=2012-11-01}}</ref><ref>{{cite web|url=http://theconversation.edu.au/was-our-two-faced-moon-in-a-small-collision-2659 |title=Was our two-faced moon in a small collision? |publisher=Theconversation.edu.au |date= |accessdate=2012-11-01}}</ref> |
||
==== Kawah tubrukan ==== |
==== Kawah tubrukan ==== |
||
[[ |
[[Berkas:Moon-craters.jpg|kiri|jmpl|alt=A grey, many-ridged surface from high above. The largest feature is a circular ringed structure with high walled sides and a lower central peak: the entire surface out to the horizon is filled with similar structures that are smaller and overlapping.|Kawah [[Daedalus (kawah)|Daedalus]] di sisi jauh Bulan]] |
||
{{See also|Daftar kawah di Bulan}} |
{{See also|Daftar kawah di Bulan}} |
||
Proses geologi lainnya yang memengaruhi bentuk permukaan Bulan adalah [[kawah tubrukan]],<ref>{{cite book| |
Proses geologi lainnya yang memengaruhi bentuk permukaan Bulan adalah [[kawah tubrukan]],<ref>{{cite book|last = Melosh|first = H. J.|title = Impact cratering: A geologic process|url = https://archive.org/details/impactcrateringg0000melo|year = 1989|publisher = Oxford Univ. Press|isbn = 978-0-19-504284-9 }}</ref> yaitu ketika kawah-kawah terbentuk akibat tubrukan antara [[asteroid]] dan [[komet]] dengan pemukaan Bulan. Diperkirakan terdapat sekitar 300.000 kawah dengan luas lebih dari 1 km di sisi dekat Bulan.<ref>{{cite web|title=Moon Facts|url=http://planck.esa.int/science-e/www/object/index.cfm?fobjectid=31412|work=SMART-1|publisher=European Space Agency|year=2010|accessdate=12 May 2010}}</ref> Beberapa kawah ini [[Selenografi#Pemetaan dan penamaan Bulan|dinamakan]] menurut nama para pakar, ilmuwan, seniman, dan penjelajah.<ref name="gazetteer" /> [[Skala waktu geologi Bulan]] didasarkan pada peristiwa tubrukan yang paling hebat, termasuk [[Nectarian|Nectaris]], [[Lower Imbrian|Imbrium]], dan [[Mare Orientale|Orientale]], dengan struktur yang dicirikan oleh lingkaran yang terbentuk dari materi yang menguap, biasanya berdiamater ratusan hingga ribuan kilometer.<ref name="geologic" /> Kurangnya aktivitas atmosfer, cuaca, dan proses geologi terkini membuktikan bahwa kawah-kawah ini masih dalam kondisi baik. Meskipun hanya sedikit kawah yang diketahui asal usul pembentukannya, kawah-kawah ini tetap berguna untuk menentukan usia relatif Bulan. Karena kawah tubrukan menumpuk pada tingkat yang hampir konstan, menghitung jumlah kawah per satuan luas dapat digunakan untuk memperkirakan usia permukaan Bulan.<ref name="geologic" /> Usia radiometrik batuan kawah yang dibawa oleh [[misi Apollo]] berkisar dari 3,8 sampai 4,1 miliar tahun; ini digunakan untuk menjelaskan waktu terjadinya tubrukan [[Pengeboman Berat Akhir]].<ref>{{cite journal|last=Hartmann |first=William K. |last2=Quantin |first2=Cathy |last3=Mangold |first3=Nicolas |year=2007 |volume=186|issue=1 |pages=11–23 |journal=Icarus |title=Possible long-term decline in impact rates: 2. Lunar impact-melt data regarding impact history |doi=10.1016/j.icarus.2006.09.009 |postscript=<!--None--> |bibcode=2007Icar..186...11H}}</ref> |
||
Dataran yang menyelimuti bagian atas kerak Bulan adalah permukaan yang sangat [[Kominusi|terkominusi]] (terpecah menjadi partikel yang lebih kecil) dan lapisan permukaan [[Pengebunan tubrukan|kebun kawah]] bernama [[regolith]], yang terbentuk akibat proses tubrukan. Regolith yang paling halus, yakni [[tanah Bulan]] dari kaca [[silikon dioksida]], memiliki tekstur seperti salju dan berbau seperti [[mesiu]].<ref>{{cite web|date = 30 January 2006|accessdate =15 March 2010|url = http://science.nasa.gov/headlines/y2006/30jan_smellofmoondust.htm|title = The Smell of Moondust|publisher = NASA}}</ref> Regolith di permukaan yang lebih tua umumnya lebih tebal daripada permukaan yang lebih muda; ketebalannya bervariasi, dari |
Dataran yang menyelimuti bagian atas kerak Bulan adalah permukaan yang sangat [[Kominusi|terkominusi]] (terpecah menjadi partikel yang lebih kecil) dan lapisan permukaan [[Pengebunan tubrukan|kebun kawah]] bernama [[regolith]], yang terbentuk akibat proses tubrukan. Regolith yang paling halus, yakni [[tanah Bulan]] dari kaca [[silikon dioksida]], memiliki tekstur seperti salju dan berbau seperti [[mesiu]].<ref>{{cite web|date = 30 January 2006|accessdate = 15 March 2010|url = http://science.nasa.gov/headlines/y2006/30jan_smellofmoondust.htm|title = The Smell of Moondust|publisher = NASA|archive-date = 2010-03-08|archive-url = https://web.archive.org/web/20100308112332/http://science.nasa.gov/headlines/y2006/30jan_smellofmoondust.htm|dead-url = yes}}</ref> Regolith di permukaan yang lebih tua umumnya lebih tebal daripada permukaan yang lebih muda; ketebalannya bervariasi, dari 10–20 m di dataran tinggi dan 3–5 m di maria.<ref>{{cite book|last = Heiken|first = G.|coauthors = Vaniman, D.; French, B. (eds.)|title = Lunar Sourcebook, a user's guide to the Moon|url = https://archive.org/details/lunarsourcebooku00heik|year = 1991|publisher = Cambridge University Press|location = New York|isbn = 978-0-521-33444-0|page = [https://archive.org/details/lunarsourcebooku00heik/page/n774 736] }}</ref> Di bawah lapisan regolith terdapat ''megaregolith'', lapisan batuan fraktur dengan ketebalan berkilo-kilometer.<ref>{{cite journal|last = Rasmussen|first = K.L.|coauthors = Warren, P.H.|title = Megaregolith thickness, heat flow, and the bulk composition of the Moon|journal = Nature|year = 1985|volume = 313|issue = 5998|pages = 121–124|bibcode = 1985Natur.313..121R|doi = 10.1038/313121a0}}</ref> |
||
==== Ketersediaan air ==== |
==== Ketersediaan air ==== |
||
{{main|Air Bulan}} |
{{main|Air Bulan}} |
||
[[ |
[[Berkas:Moon South Pole.jpg|jmpl|alt=Twenty degrees of latitude of the Moon's disk, completely covered in the overlapping circles of craters. The illumination angles are from all directions, keeping almost all the crater floors in sunlight, but a set of merged crater floors right at the south pole are completely shadowed.|Foto mozaik kutub selatan Bulan yang diambil oleh ''[[Clementine (pesawat luar angkasa)|Clementine]]'': perhatikan bagian gelap permanen di kutub.]] |
||
Air cair tidak bisa bertahan di permukaan Bulan. Saat terkena radiasi Matahari, air dengan cepat akan terurai melalui proses yang dikenal dengan [[fotodisosiasi]] dan lenyap ke luar angkasa. Namun, sejak tahun 1960-an, para ilmuwan memperkirakan bahwa air es yang diangkut oleh komet saat terjadinya tubrukan atau yang dihasilkan oleh reaksi batuan Bulan yang kaya oksigen, dan hidrogen dari [[angin surya]], meninggalkan jejak air yang mungkin bisa bertahan di kawah kutub selatan Bulan yang dingin dan gelap secara permanen.<ref name="Margot1999" /><ref> |
Air cair tidak bisa bertahan di permukaan Bulan. Saat terkena radiasi Matahari, air dengan cepat akan terurai melalui proses yang dikenal dengan [[fotodisosiasi]] dan lenyap ke luar angkasa. Namun, sejak tahun 1960-an, para ilmuwan memperkirakan bahwa air es yang diangkut oleh komet saat terjadinya tubrukan atau yang dihasilkan oleh reaksi batuan Bulan yang kaya oksigen, dan hidrogen dari [[angin surya]], meninggalkan jejak air yang mungkin bisa bertahan di kawah kutub selatan Bulan yang dingin dan gelap secara permanen.<ref name="Margot1999" /><ref> |
||
Baris 207: | Baris 199: | ||
| first = William R. | last = Ward |
| first = William R. | last = Ward |
||
| title = Past Orientation of the Lunar Spin Axis |
| title = Past Orientation of the Lunar Spin Axis |
||
| journal = Science |
| url = https://archive.org/details/sim_science_1975-08-01_189_4200/page/377 | journal = Science |
||
| date = 1 August 1975 |
| date = 1 August 1975 |
||
| volume = 189 |
| volume = 189 |
||
Baris 219: | Baris 211: | ||
Bertahun-tahun yang lalu, jejak air telah ditemukan di permukaan Bulan.<ref name="moonwater_18032010" /> Pada tahun 1994, [[Misi Clementine#Bistatic Radar Experiment|eksperimen radar bistatik]] di wahana ''[[Clementine (pesawat luar angkasa)|Clementine]]'' menunjukkan adanya kantong air beku di sekitar permukaan Bulan. Namun, pengamatan radar setelahnya oleh [[Arecibo Observatory|Arecibo]] menunjukkan bahwa penemuan tersebut mungkin adalah batuan yang terlontar dari kawah tubrukan muda.<ref>{{cite web| last= Spudis|first = P.|title = Ice on the Moon|url = http://www.thespacereview.com/article/740/1|publisher = The Space Review|date = 6 November 2006|accessdate =12 April 2007}}</ref> Pada 1998, [[Lunar Prospector#Neutron Spectrometer (NS)|spektrometer neutron]] di wahana ''Lunar Prospector'' menemukan adanya konsentrasi [[hidrogen]] yang tinggi di lapisan regolith dengan kedalaman satu meter di wilayah kutub.<ref name="Feldman1998" /> Pada 2008, analisis yang dilakukan terhadap batuan lava vulkanis yang dibawa ke Bumi oleh Apollo 15 menunjukkan adanya kandungan air dalam jumlah kecil pada interior batuan.<ref name="Saal2008" /> |
Bertahun-tahun yang lalu, jejak air telah ditemukan di permukaan Bulan.<ref name="moonwater_18032010" /> Pada tahun 1994, [[Misi Clementine#Bistatic Radar Experiment|eksperimen radar bistatik]] di wahana ''[[Clementine (pesawat luar angkasa)|Clementine]]'' menunjukkan adanya kantong air beku di sekitar permukaan Bulan. Namun, pengamatan radar setelahnya oleh [[Arecibo Observatory|Arecibo]] menunjukkan bahwa penemuan tersebut mungkin adalah batuan yang terlontar dari kawah tubrukan muda.<ref>{{cite web| last= Spudis|first = P.|title = Ice on the Moon|url = http://www.thespacereview.com/article/740/1|publisher = The Space Review|date = 6 November 2006|accessdate =12 April 2007}}</ref> Pada 1998, [[Lunar Prospector#Neutron Spectrometer (NS)|spektrometer neutron]] di wahana ''Lunar Prospector'' menemukan adanya konsentrasi [[hidrogen]] yang tinggi di lapisan regolith dengan kedalaman satu meter di wilayah kutub.<ref name="Feldman1998" /> Pada 2008, analisis yang dilakukan terhadap batuan lava vulkanis yang dibawa ke Bumi oleh Apollo 15 menunjukkan adanya kandungan air dalam jumlah kecil pada interior batuan.<ref name="Saal2008" /> |
||
Pada tahun 2008, wahana ''[[Chandrayaan-1]]'' mengonfirmasi keberadaan air es di permukaan Bulan dengan menggunakan [[Moon Mineralogy Mapper]]. Spektrometer mengamati adanya garis penyerapan [[hidroksil]] di bawah sinar Matahari, yang membuktikan bahwa permukaan Bulan mengandung air es dalam jumlah besar. Wahana tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi air es mungkin mencapai 1.000 [[ppm]].<ref name="Pieters2009" /> Pada tahun 2009, ''[[LCROSS]]'' mengirim 2.300 |
Pada tahun 2008, wahana ''[[Chandrayaan-1]]'' mengonfirmasi keberadaan air es di permukaan Bulan dengan menggunakan [[Moon Mineralogy Mapper]]. Spektrometer mengamati adanya garis penyerapan [[hidroksil]] di bawah sinar Matahari, yang membuktikan bahwa permukaan Bulan mengandung air es dalam jumlah besar. Wahana tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi air es mungkin mencapai 1.000 [[ppm]].<ref name="Pieters2009" /> Pada tahun 2009, ''[[LCROSS]]'' mengirim 2.300 kg impaktor ke kawah kutub yang gelap permanen, dan mendeteksi sedikitnya terdapat 100 kg air dalam material ejektor.<ref name="Planetary" /><ref name="Colaprete" /> Analisis data LCROSS lainnya menunjukkan bahwa jumlah air yang terdeteksi mencapai 155 kg.<!--, or 5.6% (±2.9%) by mass.--This seems too technical for this overview--><ref name="Colaprete2010" /> Pada bulan Mei 2011, Erik Hauri melaporkan<ref name="hauri" /> adanya 615-1410 ppm [[inklusi leleh]] air pada sampel Bulan 74220, "tanah kaca jingga" dengan kandungan titanium tinggi yang berasal dari peristiwa vulkanis yang dikumpulkan dalam misi [[Apollo 17]] pada tahun 1972. Inklusi ini tebentuk saat terjadinya letusan besar di Bulan sekitar 3,7 miliar tahun yang lalu. Konsentrasi ini setara dengan magma di [[mantel atas]] Bumi. |
||
=== Medan gravitasi === |
=== Medan gravitasi === |
||
{{main|Gravitasi Bulan}} |
{{main|Gravitasi Bulan}} |
||
Medan gravitasi Bulan telah diukur dengan menggunakan pelacakan [[Efek Doppler|pergeseran Doppler]] pada sinyal radio yang dipancarkan oleh pesawat ruang angkasa yang mengorbit Bulan. Bentuk gravitasi Bulan yang utama adalah [[konsentrasi massa (astronomi)|konmas]], anomali gravitasi positif yang terkait dengan beberapa [[Kawah tubrukan|basin tubrukan]] besar, sebagian disebabkan oleh aliran lava basaltik mare padat yang memenuhi basin tersebut.<ref>{{cite journal|last = Muller|first = P.|coauthors = Sjogren, W.|title = Mascons: lunar mass concentrations|journal = Science|volume = 161 |pages = 680–684|year = 1968|doi = 10.1126/science.161.3842.680|pmid = 17801458|issue = 3842|bibcode = 1968Sci...161..680M }}</ref><ref>{{cite journal | journal = Science | author = Richard A. Kerr | title = The Mystery of Our Moon's Gravitational Bumps Solved? | volume = 340 | page = 128 | date = 12 April 2013}}</ref> Anomali ini sangat memengaruhi orbit pesawat luar angkasa di sekitar Bulan. Terdapat beberapa perdebatan mengenai gravitasi Bulan: lava yang mengalir dengan sendirinya tidak bisa menjelaskan bentuk gravitasi Bulan, dan beberapa konmas yang ada sama sekali tidak terkait dengan vulkanisme mare.<ref>{{cite journal|last = Konopliv|first = A.|coauthors = Asmar, S.; Carranza, E.; Sjogren, W.; Yuan, D.|title = Recent gravity models as a result of the Lunar Prospector mission|journal = Icarus|volume = 50|issue = 1|pages = 1–18|year = 2001|doi = 10.1006/icar.2000.6573|bibcode=2001Icar..150....1K}}</ref> |
Medan gravitasi Bulan telah diukur dengan menggunakan pelacakan [[Efek Doppler|pergeseran Doppler]] pada sinyal radio yang dipancarkan oleh pesawat ruang angkasa yang mengorbit Bulan. Bentuk gravitasi Bulan yang utama adalah [[konsentrasi massa (astronomi)|konmas]], anomali gravitasi positif yang terkait dengan beberapa [[Kawah tubrukan|basin tubrukan]] besar, sebagian disebabkan oleh aliran lava basaltik mare padat yang memenuhi basin tersebut.<ref>{{cite journal|last = Muller|first = P.|coauthors = Sjogren, W.|title = Mascons: lunar mass concentrations|journal = Science|volume = 161 |pages = 680–684|year = 1968|doi = 10.1126/science.161.3842.680|pmid = 17801458|issue = 3842|bibcode = 1968Sci...161..680M }}</ref><ref>{{cite journal | journal = Science | author = Richard A. Kerr | title = The Mystery of Our Moon's Gravitational Bumps Solved? | url = https://archive.org/details/sim_science_2013-04-12_340_6129/page/128 | volume = 340 | page = 128 | date = 12 April 2013}}</ref> Anomali ini sangat memengaruhi orbit pesawat luar angkasa di sekitar Bulan. Terdapat beberapa perdebatan mengenai gravitasi Bulan: lava yang mengalir dengan sendirinya tidak bisa menjelaskan bentuk gravitasi Bulan, dan beberapa konmas yang ada sama sekali tidak terkait dengan vulkanisme mare.<ref>{{cite journal|last = Konopliv|first = A.|coauthors = Asmar, S.; Carranza, E.; Sjogren, W.; Yuan, D.|title = Recent gravity models as a result of the Lunar Prospector mission|journal = Icarus|volume = 50|issue = 1|pages = 1–18|year = 2001|doi = 10.1006/icar.2000.6573|bibcode=2001Icar..150....1K}}</ref> |
||
===Medan magnet=== |
=== Medan magnet === |
||
{{Main|Medan magnet Bulan}} |
{{Main|Medan magnet Bulan}} |
||
Bulan memiliki [[medan magnet]] eksternal sekitar 1–100 [[Tesla (satuan)|nanotesla]], kurang dari seperseratus [[medan magnet Bumi]]. Bulan tidak memiliki medan magnet [[dipole|dipolar]] global, melainkan dihasilkan oleh [[geodinamo]] inti logam cair, dan hanya memiliki magnetisasi kerak, yang mungkin sudah ada pada awal sejarah Bulan ketika geodinamo masih beroperasi.<ref name="GB2009" /><ref>{{cite web|url = http://lunar.arc.nasa.gov/results/magelres.htm|publisher = Lunar Prospector (NASA)|title = Magnetometer / Electron Reflectometer Results|year = 2001|accessdate =17 March 2010}}</ref> Selain itu, beberapa sisa magnetisasi berasal dari medan magnet sementara yang dihasilkan ketika terjadinya peristiwa tubrukan hebat, dengan melalui perluasan plasma yang dihasilkan oleh tubrukan. Hipotesis ini didukung oleh magnetisasi kerak yang berlokasi di dekat [[antipode]] basin tubrukan besar.<ref>{{cite journal|last = Hood|first = L.L.|coauthors = Huang, Z.|title = Formation of magnetic anomalies antipodal to lunar impact basins: Two-dimensional model calculations|journal = J. Geophys. Res.|volume = 96|issue = B6|pages = 9837–9846|year = 1991|doi = 10.1029/91JB00308|bibcode=1991JGR....96.9837H}}</ref> |
Bulan memiliki [[medan magnet]] eksternal sekitar 1–100 [[Tesla (satuan)|nanotesla]], kurang dari seperseratus [[medan magnet Bumi]]. Bulan tidak memiliki medan magnet [[dipole|dipolar]] global, melainkan dihasilkan oleh [[geodinamo]] inti logam cair, dan hanya memiliki magnetisasi kerak, yang mungkin sudah ada pada awal sejarah Bulan ketika geodinamo masih beroperasi.<ref name="GB2009" /><ref>{{cite web|url = http://lunar.arc.nasa.gov/results/magelres.htm|publisher = Lunar Prospector (NASA)|title = Magnetometer / Electron Reflectometer Results|year = 2001|accessdate = 17 March 2010|archive-date = 2010-05-27|archive-url = https://web.archive.org/web/20100527121330/http://lunar.arc.nasa.gov/results/magelres.htm|dead-url = yes}}</ref> Selain itu, beberapa sisa magnetisasi berasal dari medan magnet sementara yang dihasilkan ketika terjadinya peristiwa tubrukan hebat, dengan melalui perluasan plasma yang dihasilkan oleh tubrukan. Hipotesis ini didukung oleh magnetisasi kerak yang berlokasi di dekat [[antipode]] basin tubrukan besar.<ref>{{cite journal|last = Hood|first = L.L.|coauthors = Huang, Z.|title = Formation of magnetic anomalies antipodal to lunar impact basins: Two-dimensional model calculations|journal = J. Geophys. Res.|volume = 96|issue = B6|pages = 9837–9846|year = 1991|doi = 10.1029/91JB00308|bibcode=1991JGR....96.9837H}}</ref> |
||
=== Atmosfer === |
=== Atmosfer === |
||
[[ |
[[Berkas:Apollo 17 twilight ray sketch.jpg|jmpl|Saat matahari terbit dan terbenam, banyak awak [[Apollo]] yang melihat cahaya terang di permukaan Bulan.<ref>{{cite web|url=http://science.nasa.gov/science-news/science-at-nasa/2005/07dec_moonstorms/ |title=Moon Storms |publisher=Science.nasa.gov |date=2013-09-27 |accessdate=2013-10-03}}</ref>]] |
||
{{main|Atmosfer Bulan}} |
{{main|Atmosfer Bulan}} |
||
Bulan memiliki [[atmosfer]] yang sangat renggang, bahkan hampir [[Hampa udara|hampa]], dengan massa total kurang dari 10 ton metrik.<ref>{{cite book| |
Bulan memiliki [[atmosfer]] yang sangat renggang, bahkan hampir [[Hampa udara|hampa]], dengan massa total kurang dari 10 ton metrik.<ref>{{cite book|editor = Richard D. Johnson & Charles Holbrow|last = Globus|first = Ruth|title = Space Settlements: A Design Study|chapter = Chapter 5, Appendix J: Impact Upon Lunar Atmosphere|publisher = NASA|url = http://settlement.arc.nasa.gov/75SummerStudy/5appendJ.html|year = 1977|accessdate = 17 March 2010|archive-date = 2010-05-31|archive-url = https://web.archive.org/web/20100531205037/http://settlement.arc.nasa.gov/75SummerStudy/5appendJ.html|dead-url = yes}}</ref> Tekanan permukaannya adalah sekitar 3{{esp|−15}} [[Atmosfer (satuan)|atm]] (0,3 [[nanopascal|nPa]]); ukurannya bervariasi menurut hari Bulan. Sumber atmosfer Bulan meliputi [[pelepasan gas]] dan pelepasan atom akibat bombardemen tanah Bulan oleh ion [[angin surya]].<ref name="L06" /><ref>{{cite journal|last=Crotts|first=Arlin P.S.|title=Lunar Outgassing, Transient Phenomena and The Return to The Moon, I: Existing Data|year=2008|publisher=Department of Astronomy, Columbia University|url=http://www.astro.columbia.edu/~arlin/TLP/paper1.pdf|format=PDF|accessdate=29 September 2009|bibcode=2008ApJ...687..692C|volume=687|page=692|journal=The Astrophysical Journal|doi=10.1086/591634|arxiv=0706.3949|archive-date=2009-02-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20090220081142/http://www.astro.columbia.edu/~arlin/TLP/paper1.pdf|dead-url=yes}}</ref> Unsur-unsur yang terkandung pada atmosfer Bulan adalah [[sodium]] dan [[potasium]], yang dihasilkan oleh pelepasan atom; unsur ini juga ditemukan pada atmosfer [[Merkurius]] dan [[Io (bulan)|Io]]. Unsur lainnya termasuk [[helium-4]] yang dihasilkan dari angin surya; serta [[Argon|argon-40]], [[Radon|radon-222]], dan [[polonium-210]], yang dilepaskan ke angkasa setelah dihasilkan melalui proses [[peluruhan radioaktif]] di dalam kerak dan mantel.<ref name="Stern1999" /><ref>{{cite journal|last = Lawson|first = S.|coauthors = Feldman, W.; Lawrence, D.; Moore, K.; Elphic, R.; Belian, R.|title = Recent outgassing from the lunar surface: the Lunar Prospector alpha particle spectrometer|journal = J. Geophys. Res.|volume = 110|issue = E9|page=1029|year = 2005|doi = 10.1029/2005JE002433|bibcode=2005JGRE..11009009L}}</ref> Tidak adanya keberadaan spesies netral (atom atau molekul) di atmosfer seperti [[oksigen]], [[nitrogen]], [[karbon]], [[hidrogen]] dan [[magnesium]], yang terdapat pada [[regolith]], masih belum terjelaskan.<ref name="Stern1999" /> Uap air terdeteksi oleh ''[[Chandrayaan-1]]'' dan kandungannya bervariasi menurut garis lintang, dengan titik maksimum ~60–70 derajat; uap air ini diduga dihasilkan melalui proses [[Sublimasi (kimia)|sublimasi]] air es di regolith.<ref name="Sridharan2010" /> Gas-gas ini bisa kembali ke regolith akibat gravitasi Bulan atau lenyap ke [[luar angkasa]], baik melalui tekanan radiasi surya atau, jika terionisasi, tersapu oleh medan magnet angin surya.<ref name="Stern1999" /> |
||
=== Musim === |
=== Musim === |
||
[[Kemiringan sumbu]] Bulan terhadap [[ekliptika]] hanya 1,5424°,<ref name="SolarViews" /> jauh lebih kecil dari Bumi (23,44°). Karena hal ini, variasi iluminasi surya pada Bulan memiliki musim yang jauh lebih sedikit, dan detail topografi memiliki peran penting dalam efek perubahan [[musim]].<ref name="bbc" /> Berdasarkan foto yang diambil oleh wahana ''[[Clementine (pesawat luar angkasa)|Clementine]]'' pada tahun 1994, terdapat empat wilayah pegunungan di pinggiran [[Peary (kawah)|kawah Peary]] di kutub utara Bulan, yang diduga tetap disinari oleh Matahari di sepanjang hari Bulan, menciptakan [[puncak cahaya abadi]]. Tidak ada wilayah seperti itu yang terdapat di kutub selatan Bulan. Selain itu, juga terdapat wilayah yang tidak menerima cahaya secara permanen di bagian bawah kawah kutub,<ref name="M03" /> dan kawah-kawah gelap ini suhunya sangat dingin; ''[[Lunar Reconnaissance Orbiter]]'' mencatat suhu musim panas terendah di kawah kutub selatan mencapai 35 K (−238 °C)<ref>{{cite web |date=17 September 2009 |url=http://www.diviner.ucla.edu/blog/?p=123 |title=Diviner News |publisher=UCLA |accessdate=17 March 2010 }}</ref> dan hampir 26 K saat terjadinya [[titik balik matahari musim dingin]] di [[Hermite (kawah)|kawah Hermite]] di kutub utara. Ini adalah suhu terdingin di Tata Surya yang pernah diukur oleh wahana antariksa, bahkan lebih dingin dari suhu permukaan [[Pluto]].<ref name="bbc" /> |
[[Kemiringan sumbu]] Bulan terhadap [[ekliptika]] hanya 1,5424°,<ref name="SolarViews" /> jauh lebih kecil dari Bumi (23,44°). Karena hal ini, variasi iluminasi surya pada Bulan memiliki musim yang jauh lebih sedikit, dan detail topografi memiliki peran penting dalam efek perubahan [[musim]].<ref name="bbc" /> Berdasarkan foto yang diambil oleh wahana ''[[Clementine (pesawat luar angkasa)|Clementine]]'' pada tahun 1994, terdapat empat wilayah pegunungan di pinggiran [[Peary (kawah)|kawah Peary]] di kutub utara Bulan, yang diduga tetap disinari oleh Matahari di sepanjang hari Bulan, menciptakan [[puncak cahaya abadi]]. Tidak ada wilayah seperti itu yang terdapat di kutub selatan Bulan. Selain itu, juga terdapat wilayah yang tidak menerima cahaya secara permanen di bagian bawah kawah kutub,<ref name="M03" /> dan kawah-kawah gelap ini suhunya sangat dingin; ''[[Lunar Reconnaissance Orbiter]]'' mencatat suhu musim panas terendah di kawah kutub selatan mencapai 35 K (−238 °C)<ref>{{cite web |date=17 September 2009 |url=http://www.diviner.ucla.edu/blog/?p=123 |title=Diviner News |publisher=UCLA |accessdate=17 March 2010 |archive-date=2010-03-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100307031354/http://www.diviner.ucla.edu/blog/?p=123 |dead-url=yes }}</ref> dan hampir 26 K saat terjadinya [[titik balik matahari musim dingin]] di [[Hermite (kawah)|kawah Hermite]] di kutub utara. Ini adalah suhu terdingin di Tata Surya yang pernah diukur oleh wahana antariksa, bahkan lebih dingin dari suhu permukaan [[Pluto]].<ref name="bbc" /> |
||
== Hubungan dengan Bumi == |
== Hubungan dengan Bumi == |
||
[[ |
[[Berkas:Earth-Moon.PNG|jmpl|350px|alt=Earth has a pronounced axial tilt; the Moon's orbit is not perpendicular to Earth's axis, but lies close to Earth's orbital plane.|Skema sistem Bumi-Bulan (tanpa skala konsisten)]] |
||
=== Orbit === |
=== Orbit === |
||
Baris 248: | Baris 240: | ||
Bulan menyelesaikan [[orbit]] lengkap mengelilingi Bumi setiap 27,3 hari sekali{{efn|name=orbpd}} ([[periode sideris]]). Akan tetapi, karena Bumi bergerak pada orbitnya mengelilingi Matahari pada waktu yang bersamaan, dibutuhkan waktu yang sedikit lebih lama bagi Bulan untuk memperlihatkan [[fase Bulan|fase]] yang sama ke Bumi, yaitu sekitar 29,5 hari{{efn|name=synpd}} ([[periode sinodik]]).<ref name="worldbook"/> Tidak seperti kebanyakan satelit planet lainnya, orbit Bulan lebih dekat ke [[bidang ekliptika]] daripada ke [[bidang khatulistiwa]] planet. Orbit Bulan [[Perturbasi (astronomi)|diperturbasi]] oleh Matahari dan Bumi dalam cara yang halus dan kompleks. Misalnya, bidang pergerakan orbit Bulan secara bertahap mengalami pergeseran, yang memengaruhi aspek pergerakan Bulan lainnya. Fenomena ini secara matematis dijelaskan oleh [[Hukum Cassini]].<ref name="Beletskii2" /> |
Bulan menyelesaikan [[orbit]] lengkap mengelilingi Bumi setiap 27,3 hari sekali{{efn|name=orbpd}} ([[periode sideris]]). Akan tetapi, karena Bumi bergerak pada orbitnya mengelilingi Matahari pada waktu yang bersamaan, dibutuhkan waktu yang sedikit lebih lama bagi Bulan untuk memperlihatkan [[fase Bulan|fase]] yang sama ke Bumi, yaitu sekitar 29,5 hari{{efn|name=synpd}} ([[periode sinodik]]).<ref name="worldbook"/> Tidak seperti kebanyakan satelit planet lainnya, orbit Bulan lebih dekat ke [[bidang ekliptika]] daripada ke [[bidang khatulistiwa]] planet. Orbit Bulan [[Perturbasi (astronomi)|diperturbasi]] oleh Matahari dan Bumi dalam cara yang halus dan kompleks. Misalnya, bidang pergerakan orbit Bulan secara bertahap mengalami pergeseran, yang memengaruhi aspek pergerakan Bulan lainnya. Fenomena ini secara matematis dijelaskan oleh [[Hukum Cassini]].<ref name="Beletskii2" /> |
||
[[ |
[[Berkas:Speed of light from Earth to Moon.gif|jmpl|600px|pus|Skala perbandingan ukuran dan jarak Bumi-Bulan. Garis kuning merupakan perjalanan cahaya dari Bumi ke Bulan (sekitar 400.000 km atau 250.000 mil) dalam 1,26 detik.]] |
||
{{clear}} |
{{clear}} |
||
=== Ukuran relatif === |
=== Ukuran relatif === |
||
Ukuran Bulan relatif besar jika dibandingkan dengan ukuran Bumi, yakni seperempat dari diameter dan 1/81 dari massa Bumi.<ref name="worldbook" /> Bulan adalah [[satelit alami]] terbesar di Tata Surya menurut ukuran relatif planet yang diorbitnya, meskipun [[Charon (bulan)|Charon]] lebih besar untuk ukuran [[planet katai]] [[Pluto]], yakni sekitar 1/9 dari massa Pluto.<ref>{{cite web|url=http://www.planetary.org/explore/topics/pluto/|title=Space Topics: Pluto and Charon|publisher=The Planetary Society|accessdate=6 April 2010}}</ref> Meskipun demikian, Bumi dan Bulan masih dianggap sebagai sistem planet-satelit, bukannya sistem [[planet ganda]], karena [[barisentrum Bumi-Bulan|barisentrum]] kedua benda langit ini berlokasi 1.700 |
Ukuran Bulan relatif besar jika dibandingkan dengan ukuran Bumi, yakni seperempat dari diameter dan 1/81 dari massa Bumi.<ref name="worldbook" /> Bulan adalah [[satelit alami]] terbesar di Tata Surya menurut ukuran relatif planet yang diorbitnya, meskipun [[Charon (bulan)|Charon]] lebih besar untuk ukuran [[planet katai]] [[Pluto]], yakni sekitar 1/9 dari massa Pluto.<ref>{{cite web|url=http://www.planetary.org/explore/topics/pluto/|title=Space Topics: Pluto and Charon|publisher=The Planetary Society|accessdate=6 April 2010|archive-date=2012-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20120419111521/http://planetary.org/explore/topics/pluto/|dead-url=yes}}</ref> Meskipun demikian, Bumi dan Bulan masih dianggap sebagai sistem planet-satelit, bukannya sistem [[planet ganda]], karena [[barisentrum Bumi-Bulan|barisentrum]] kedua benda langit ini berlokasi 1.700 km (sekitar seperempat radius Bumi) di bawah permukaan Bumi.<ref>{{cite web|title=Planet Definition Questions & Answers Sheet|publisher=International Astronomical Union|year=2006|url=http://www.iau.org/public_press/news/release/iau0601/q_answers/|accessdate=24 March 2010|archive-date=2012-03-15|archive-url=https://www.webcitation.org/66BdVuemz?url=http://www.iau.org/public_press/news/release/iau0601/q_answers/|dead-url=yes}}</ref> |
||
=== Penampakan dari Bumi === |
=== Penampakan dari Bumi === |
||
[[ |
[[Berkas:Mountain Moonset.jpg|jmpl|ka|280px|Penampakan Bulan di langit barat [[High Desert (California)]]]] |
||
[[Berkas:Moon visible in the morning.jpg|jmpl|ka|280px|Terkadang bulan bisa dilihat dari pagi hari]] |
|||
{{See also|Fase Bulan|Pengamatan Bulan}} |
|||
{{See also|Fase Bulan|Pengamatan Bulan|Cahaya bulan}} |
|||
Bulan berada pada [[rotasi sinkron]]; waktu yang dibutuhkan oleh Bulan untuk berputar pada porosnya kira-kira sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengorbit Bumi. Oleh sebab itu, Bulan selalu memperlihatkan sisi yang sama pada Bumi. Pada awal sejarahnya, perputaran Bulan lebih lambat dan terjadi [[penguncian pasang surut]] pada orientasi ini, terutama karena efek [[friksi]]onal deformasi [[pasang surut]] yang dipicu oleh Bumi.<ref>{{cite journal|last = Alexander|first = M. E.|title = The Weak Friction Approximation and Tidal Evolution in Close Binary Systems|journal = Astrophysics and Space Science|year = 1973|volume = 23|issue = 2|pages = 459–508|bibcode = 1973Ap&SS..23..459A|doi = 10.1007/BF00645172}}</ref> Sisi Bulan yang menghadap Bumi disebut dengan [[Sisi dekat Bulan|sisi dekat]], sedangkan sisi yang membelakangi Bumi disebut dengan [[sisi jauh Bulan|sisi jauh]]. Sisi jauh |
Bulan berada pada [[rotasi sinkron]]; waktu yang dibutuhkan oleh Bulan untuk berputar pada porosnya kira-kira sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengorbit Bumi. Oleh sebab itu, Bulan selalu memperlihatkan sisi yang sama pada Bumi. Pada awal sejarahnya, perputaran Bulan lebih lambat dan terjadi [[penguncian pasang surut]] pada orientasi ini, terutama karena efek [[friksi]]onal deformasi [[pasang surut]] yang dipicu oleh Bumi.<ref>{{cite journal|last = Alexander|first = M. E.|title = The Weak Friction Approximation and Tidal Evolution in Close Binary Systems|journal = Astrophysics and Space Science|year = 1973|volume = 23|issue = 2|pages = 459–508|bibcode = 1973Ap&SS..23..459A|doi = 10.1007/BF00645172}}</ref> Sisi Bulan yang menghadap Bumi disebut dengan [[Sisi dekat Bulan|sisi dekat]], sedangkan sisi yang membelakangi Bumi disebut dengan [[sisi jauh Bulan|sisi jauh]]. Sisi jauh sering kali disalah artikan sebagai "sisi gelap", meskipun pada kenyataannya sisi ini diterangi oleh cahaya sebagaimana halnya sisi dekat. Sekali dalam sebulan, sisi dekat yang gelap bisa disaksikan dari Bumi ketika terjadinya fase bulan baru.<ref>{{cite web|title=Dark Side of the Moon|author=[[Phil Plait]]|publisher=Bad Astronomy:Misconceptions |url=http://www.badastronomy.com/bad/misc/dark_side.html |accessdate=15 February 2010}}</ref> |
||
Bulan memiliki [[albedo]] yang sangat rendah, dengan tingkat kecerahan yang sedikit lebih terang dari aspal hitam. Meskipun demikian, Bulan adalah benda langit yang paling terang di langit setelah [[Matahari]].<ref name="worldbook" />{{efn|name=brightness}} Hal ini antara lain disebabkan oleh peningkatan kecerahan akibat [[efek oposisi]]; pada fase bulan seperempat, hanya sepersepuluh bagian Bulan yang terang, bukannya seperempat.<ref name="Moon" /> Selain itu, [[konstansi warna]] pada [[sistem visual]] Bulan mengkalibrasi hubungan antara warna objek dan sekitarnya; karena langit di sekitar Bulan relatif gelap, Bulan yang diterangi Matahari tampak sebagai benda langit yang terang. Bagian pinggir bulan purnama tampak sama terang dengan bagian tengahnya, tanpa [[pengelaman tungkai]], karena sifat reflektif dari [[tanah Bulan]], yang merefleksikan lebih banyak cahaya ke arah Matahari daripada ke arah lainnya. Bulan terlihat lebih besar saat berada dekat dengan cakrawala, tetapi hal ini hanyalah efek psikologis semata, yang dikenal dengan [[ilusi Bulan]] (pertama kali dijelaskan pada abad ke-7 SM).<ref>{{cite book| |
Bulan memiliki [[albedo]] yang sangat rendah, dengan tingkat kecerahan yang sedikit lebih terang dari aspal hitam. Meskipun demikian, Bulan adalah benda langit yang paling terang di langit setelah [[Matahari]].<ref name="worldbook" />{{efn|name=brightness}} Hal ini antara lain disebabkan oleh peningkatan kecerahan akibat [[efek oposisi]]; pada fase bulan seperempat, hanya sepersepuluh bagian Bulan yang terang, bukannya seperempat.<ref name="Moon" /> Selain itu, [[konstansi warna]] pada [[sistem visual]] Bulan mengkalibrasi hubungan antara warna objek dan sekitarnya; karena langit di sekitar Bulan relatif gelap, Bulan yang diterangi Matahari tampak sebagai benda langit yang terang. Bagian pinggir bulan purnama tampak sama terang dengan bagian tengahnya, tanpa [[pengelaman tungkai]], karena sifat reflektif dari [[tanah Bulan]], yang merefleksikan lebih banyak cahaya ke arah Matahari daripada ke arah lainnya. Bulan terlihat lebih besar saat berada dekat dengan cakrawala, tetapi hal ini hanyalah efek psikologis semata, yang dikenal dengan [[ilusi Bulan]] (pertama kali dijelaskan pada abad ke-7 SM).<ref>{{cite book|last = Hershenson|first = Maurice|title = The Moon illusion|year = 1989|publisher = Routledge|isbn = 978-0-8058-0121-7|page = 5 }}</ref> Besaran busur rata-rata bulan purnama adalah sekitar 0,52° di langit, kira-kira sama dengan ukuran Matahari yang terlihat dari Bumi (lihat [[gerhana]]). |
||
{{wide image|Moon_phases_en.jpg|800px|Perubahan sudut antara arah pencahayaan oleh Matahari dan penampakan dari Bumi dalam waktu sebulan, dan fase Bulan yang dihasilkannya.}} |
{{wide image|Moon_phases_en.jpg|800px|Perubahan sudut antara arah pencahayaan oleh Matahari dan penampakan dari Bumi dalam waktu sebulan, dan fase Bulan yang dihasilkannya.}} |
||
Ketinggian Bulan di langit bervariasi; meskipun memiliki batas yang hampir sama dengan Matahari, ketinggiannya berubah seiring dengan fase Bulan dan perubahan musim dalam setahun, dengan ketinggian tertinggi terjadi saat bulan purnama pada waktu musim dingin. [[ |
Ketinggian Bulan di langit bervariasi; meskipun memiliki batas yang hampir sama dengan Matahari, ketinggiannya berubah seiring dengan fase Bulan dan perubahan musim dalam setahun, dengan ketinggian tertinggi terjadi saat bulan purnama pada waktu musim dingin. [[Simpul Bulan|Siklus simpul]] Bulan selama 18,6 tahun juga memiliki pengaruh; ketika [[simpul orbit|simpul naik]] orbit Bulan berada pada [[ekuinoks vernal]], [[deklinasi]] Bulan bisa bergerak sejauh 28° setiap bulannya. Ini berarti Bulan bisa bergerak melintasi garis lintang hingga 28° dari khatulistiwa, bukannya 18°. Orientasi bulan sabit juga bergantung pada garis lintang; di dekat khatulistiwa, bulan sabit bisa diamati dengan teropong bintang.<ref>{{cite web|url = http://curious.astro.cornell.edu/question.php?number=393|publisher = Curious About Astronomy|title = Is the Moon seen as a crescent (and not a "boat") all over the world?|date = 18 October 2002|first = K.| last = Spekkens|accessdate =16 March 2010}}</ref> |
||
Jarak antara Bulan dengan Bumi bervariasi, berkisar dari 356.400 |
Jarak antara Bulan dengan Bumi bervariasi, berkisar dari 356.400 km hingga 406.700 km pada [[apsis|perige]] (titik terdekat) dan apoge (titik terjauh). Pada tanggal 19 Maret 2011, Bulan saat fase penuh berada pada jarak terdekat dengan Bumi, terdekat sejak tahun 1993, yakni 14% lebih dekat dari posisi terjauhnya di apoge.<ref>{{cite web|url=http://www.pe.com/localnews/stories/PE_News_Local_D_moon19.23a6364.html|title=Full moon tonight is as close as it gets|date=18 March 2011|accessdate=19 March 2011|publisher=The Press Enterprise|archive-date=2011-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20110322161600/http://www.pe.com/localnews/stories/PE_News_Local_D_moon19.23a6364.html|dead-url=yes}}</ref> Fenomena ini disebut dengan "[[bulan super]]", yang berlangsung selama satu jam pada saat [[bulan purnama]], dan 30% lebih terang daripada biasanya akibat diameter sudutnya 14% lebih besar, karena <math>\scriptstyle1.14^2\approx1.30</math>.<ref>{{cite web |
||
| title = Super Full Moon |
| title = Super Full Moon |
||
| date = 16 March 2011 |
| date = 16 March 2011 |
||
Baris 274: | Baris 267: | ||
| url = http://science.nasa.gov/science-news/science-at-nasa/2011/16mar_supermoon/}} |
| url = http://science.nasa.gov/science-news/science-at-nasa/2011/16mar_supermoon/}} |
||
</ref><ref> |
</ref><ref>{{cite web |
||
{{cite web |
|||
| title = Full moon tonight is as close as it gets |
| title = Full moon tonight is as close as it gets |
||
| date = 18 March 2011 |
| date = 18 March 2011 |
||
|author = Richard K. De Atley |
| author = Richard K. De Atley |
||
|publisher = The Press-Enterprise |
| publisher = The Press-Enterprise |
||
| accessdate =19 March 2011 |
| accessdate = 19 March 2011 |
||
| url = http://www.pe.com/localnews/stories/PE_News_Local_D_moon19.23a6364.html |
| url = http://www.pe.com/localnews/stories/PE_News_Local_D_moon19.23a6364.html |
||
| archive-date = 2011-03-22 |
|||
}}</ref><ref> |
|||
| archive-url = https://web.archive.org/web/20110322161600/http://www.pe.com/localnews/stories/PE_News_Local_D_moon19.23a6364.html |
|||
| dead-url = yes |
|||
}}</ref><ref> |
|||
{{cite web|url=http://www.guardian.co.uk/science/2011/mar/19/super-moon-closest-point-years|title='Super moon' to reach closest point for almost 20 years|work=The Guardian |date=19 March 2011|accessdate=19 March 2011}}</ref> Pada tingkat terendahnya, kecerahan Bulan dari Bumi akan berkurang jika dilihat dengan mata telanjang. Persentase tingkat kecerahan Bulan ditentukan oleh rumus berikut: |
{{cite web|url=http://www.guardian.co.uk/science/2011/mar/19/super-moon-closest-point-years|title='Super moon' to reach closest point for almost 20 years|work=The Guardian |date=19 March 2011|accessdate=19 March 2011}}</ref> Pada tingkat terendahnya, kecerahan Bulan dari Bumi akan berkurang jika dilihat dengan mata telanjang. Persentase tingkat kecerahan Bulan ditentukan oleh rumus berikut: |
||
Baris 303: | Baris 298: | ||
}}</ref> |
}}</ref> |
||
<math>\textrm{reduksi\ terasa %} = 100 \times \sqrt{\textrm{reduksi\ aktual %} \over 100}</math> |
<math>\textrm{reduksi\ terasa \%} = 100 \times \sqrt{\textrm{reduksi\ aktual \%} \over 100}</math> |
||
Ketika reduksi aktual adalah 1,00 / 1,30, atau sekitar 0,770, reduksi terasa kira-kira 0,877, atau 1,00 / 1,14. Hal ini menyebabkan meningkatnya reduksi terasa hingga 14% antara apoge dan perige Bulan pada fase yang sama.<ref> |
Ketika reduksi aktual adalah 1,00 / 1,30, atau sekitar 0,770, reduksi terasa kira-kira 0,877, atau 1,00 / 1,14. Hal ini menyebabkan meningkatnya reduksi terasa hingga 14% antara apoge dan perige Bulan pada fase yang sama.<ref> |
||
Baris 319: | Baris 314: | ||
}}</ref> |
}}</ref> |
||
Terdapat perdebatan mengenai apakah permukaan Bulan berubah dari waktu ke waktu. Saat ini, fenomena tersebut dianggap sebagai ilusi semata, yang diakibatkan oleh pengamatan Bulan dalam kondisi pencahayaan yang berbeda, [[penglihatan astronomi]] yang buruk, atau gambar yang tidak memadai. Akan tetapi, [[pelepasan gas]] kadang-kadang juga terjadi, dan diduga merupakan peristiwa yang menyebabkan [[fenomena Bulan sementara]]. Baru-baru ini, muncul pendapat yang menyatakan bahwa sekitar 3 |
Terdapat perdebatan mengenai apakah permukaan Bulan berubah dari waktu ke waktu. Saat ini, fenomena tersebut dianggap sebagai ilusi semata, yang diakibatkan oleh pengamatan Bulan dalam kondisi pencahayaan yang berbeda, [[penglihatan astronomi]] yang buruk, atau gambar yang tidak memadai. Akan tetapi, [[pelepasan gas]] kadang-kadang juga terjadi, dan diduga merupakan peristiwa yang menyebabkan [[fenomena Bulan sementara]]. Baru-baru ini, muncul pendapat yang menyatakan bahwa sekitar 3 km diameter permukaan Bulan dimodifikasi oleh peristiwa pelepasan gas, yang terjadi sekitar satu juta tahun yang lalu.<ref>{{cite web|url = http://www.psrd.hawaii.edu/Nov06/MoonGas.html|last = Taylor|first = G.J.|title = Recent Gas Escape from the Moon|publisher = Planetary Science Research Discoveries, Hawai'i Institute of Geophysics and Planetology|date = 8 November 2006|accessdate =4 April 2007}}</ref><ref>{{cite journal|last = Schultz|first = P.H.|coauthors = Staid, M.I.; Pieters, C.M.|year = 2006|title = Lunar activity from recent gas release|journal= Nature |volume = 444 |pages = 184–186|doi = 10.1038/nature05303|pmid = 17093445|issue = 7116|bibcode = 2006Natur.444..184S }}</ref> Penampakan Bulan, seperti halnya Matahari, dipengaruhi oleh [[atmosfer]] Bumi; efek umumnya adalah [[Halo (fenomena optik)|cincin halo]] 22° yang terbentuk saat cahaya Bulan dibiaskan oleh kristal es di awan [[cirrostratus]], dan terbentuknya [[Korona (meteorologi)|cincin korona]] yang lebih kecil saat Bulan ditutupi oleh awan tipis.<ref>{{cite web|url=http://ww2010.atmos.uiuc.edu/%28Gh%29/guides/mtr/opt/ice/halo/22.rxml|title=22 Degree Halo: a ring of light 22 degrees from the sun or moon |publisher=Department of Atmospheric Sciences at the University of Illinois at Urbana-Champaign.|accessdate=13 April 2010}}</ref> |
||
=== Efek pasang surut=== |
=== Efek pasang surut === |
||
{{utama|Gaya pasang surut|Akselerasi pasang surut|Pasang surut|Teori pasang surut}} |
{{utama|Gaya pasang surut|Akselerasi pasang surut|Pasang surut|Teori pasang surut}} |
||
[[Pasang surut]] di Bulan umumnya disebabkan oleh adanya kecepatan perubahan intensitas daya tarik [[gravitasi]] Bulan pada salah satu sisi Bumi terhadap sisi lainnya, atau disebut dengan [[gaya pasang surut]]. Fenomena ini membentuk dua tonjolan pasang surut di Bumi, yang akan terlihat jelas di permukaan laut setelah [[pasang surut|air surut]].<ref name="Lambeck1977" /> Karena Bumi berputar 27 kali lebih cepat daripada Bulan, tonjolan ini bergerak bersama permukaan Bumi lebih cepat daripada pergerakan Bulan, yang berputar mengelilingi Bumi sekali sehari sebagaimana Bulan berputar pada sumbunya.<ref name="Lambeck1977" /> Pasang surut juga dipengaruhi oleh efek lainnya, di antaranya [[gaya gesek]] air terhadap sumbu rotasi Bumi melalui lantai samudra, [[inersia]] pergerakan air, basin samudra yang mengalami pendangkalan, dan osilasi antara basin samudra berbeda.<ref>{{cite journal|last=Le Provost|first=C.|coauthors=Bennett, A. F.; Cartwright, D. E.|year=1995|title=Ocean Tides for and from TOPEX/POSEIDON|pages=639–42|journal=Science|pmid=17745840|volume=267|issue=5198|bibcode=1995Sci...267..639L|doi=10.1126/science.267.5198.639}}</ref> Daya tarik gravitasi Matahari terhadap samudra Bumi hampir setengah dari daya tarik gravitasi Bulan, dan gravitasi kedua benda langit ini berperan penting dalam menyebabkan [[Pasang surut musim semi|pasang surut perbani dan musim semi]].<ref name="Lambeck1977" /> |
[[Pasang surut]] di Bulan umumnya disebabkan oleh adanya kecepatan perubahan intensitas daya tarik [[gravitasi]] Bulan pada salah satu sisi Bumi terhadap sisi lainnya, atau disebut dengan [[gaya pasang surut]]. Fenomena ini membentuk dua tonjolan pasang surut di Bumi, yang akan terlihat jelas di permukaan laut setelah [[pasang surut|air surut]].<ref name="Lambeck1977" /> Karena Bumi berputar 27 kali lebih cepat daripada Bulan, tonjolan ini bergerak bersama permukaan Bumi lebih cepat daripada pergerakan Bulan, yang berputar mengelilingi Bumi sekali sehari sebagaimana Bulan berputar pada sumbunya.<ref name="Lambeck1977" /> Pasang surut juga dipengaruhi oleh efek lainnya, di antaranya [[gaya gesek]] air terhadap sumbu rotasi Bumi melalui lantai samudra, [[inersia]] pergerakan air, basin samudra yang mengalami pendangkalan, dan osilasi antara basin samudra berbeda.<ref>{{cite journal|last=Le Provost|first=C.|coauthors=Bennett, A. F.; Cartwright, D. E.|year=1995|title=Ocean Tides for and from TOPEX/POSEIDON|pages=639–42|journal=Science|pmid=17745840|volume=267|issue=5198|bibcode=1995Sci...267..639L|doi=10.1126/science.267.5198.639}}</ref> Daya tarik gravitasi Matahari terhadap samudra Bumi hampir setengah dari daya tarik gravitasi Bulan, dan gravitasi kedua benda langit ini berperan penting dalam menyebabkan [[Pasang surut musim semi|pasang surut perbani dan musim semi]].<ref name="Lambeck1977" /> |
||
[[ |
[[Berkas:Lunar libration with phase Oct 2007 (continuous loop).gif|jmpl|thumbtime=0:02|alt=Over one lunar month more than half of the Moon's surface can be seen from the surface of Earth.|[[Librasi]] Bulan dalam waktu satu bulan.]] |
||
Interaksi gravitasi antara Bulan dan tonjolan di sekitar Bulan berfungsi sebagai [[torsi]] pada rotasi Bumi, yang menguras [[momentum sudut]] dan [[energi kinetik]] rotasi dari perputaran Bumi.<ref name="Lambeck1977" /><ref name="touma1994" /> Akibatnya, momentum sudut disertakan ke orbit Bulan, yang mempercepat rotasinya dan menyebabkan Bulan naik ke orbit yang lebih tinggi dan dengan periode yang lebih lama. Oleh sebab itu, jarak antara Bumi dengan Bulan juga akan meningkat, dan perputaran Bumi akan melambat.<ref name="touma1994" /> Pengukuran dengan metode [[eksperimen rentang laser Bulan|eksperimen rentang Bulan]] menggunakan reflektor laser yang dilakukan dalam misi [[Apollo]] menemukan bahwa jarak Bulan ke Bumi meningkat sekitar 38 |
Interaksi gravitasi antara Bulan dan tonjolan di sekitar Bulan berfungsi sebagai [[torsi]] pada rotasi Bumi, yang menguras [[momentum sudut]] dan [[energi kinetik]] rotasi dari perputaran Bumi.<ref name="Lambeck1977" /><ref name="touma1994" /> Akibatnya, momentum sudut disertakan ke orbit Bulan, yang mempercepat rotasinya dan menyebabkan Bulan naik ke orbit yang lebih tinggi dan dengan periode yang lebih lama. Oleh sebab itu, jarak antara Bumi dengan Bulan juga akan meningkat, dan perputaran Bumi akan melambat.<ref name="touma1994" /> Pengukuran dengan metode [[eksperimen rentang laser Bulan|eksperimen rentang Bulan]] menggunakan reflektor laser yang dilakukan dalam misi [[Apollo]] menemukan bahwa jarak Bulan ke Bumi meningkat sekitar 38 mm per tahun<ref>{{cite journal|last=Chapront|first=J.|coauthors=Chapront-Touzé, M.; Francou, G.|year=2002|title=A new determination of lunar orbital parameters, precession constant and tidal acceleration from LLR measurements|journal=Astronomy and Astrophysics|volume=387|issue=2|pages=700–709|doi=10.1051/0004-6361:20020420|bibcode = 2002A&A...387..700C}}</ref> (meskipun angka ini hanya 0,10 [[ppb]]/tahun dari radius orbit Bulan). [[Jam atom]] juga menunjukkan bahwa lama hari di Bumi meningkat sekitar 15 [[mikrodetik]] per tahun,<ref>{{cite web|last = Ray|first = R.|date = 15 May 2001|url = http://bowie.gsfc.nasa.gov/ggfc/tides/intro.html|title = Ocean Tides and the Earth's Rotation|publisher = IERS Special Bureau for Tides|accessdate = 17 March 2010|archive-date = 2010-03-27|archive-url = https://web.archive.org/web/20100327084125/http://bowie.gsfc.nasa.gov/ggfc/tides/intro.html|dead-url = yes}}</ref> yang secara perlahan-lahan memperpanjang waktu [[Coordinated Universal Time|UTC]] yang disesuaikan oleh [[detik kabisat]]. Tarikan pasang surut Bulan akan terus berlanjut sampai perputaran Bumi dan periode orbit Bulan sesuai. Namun, Matahari akan berubah menjadi [[raksasa merah]] dan memusnahkan Bumi jauh sebelum hal tersebut terjadi.<ref>{{cite book|author = Murray, C.D. and Dermott, S.F.|coauthors = Stanley F. Dermott|title = Solar System Dynamics|year = 1999|publisher = Cambridge University Press|isbn = 978-0-521-57295-8|page = 184 }}</ref><ref>{{cite book|last = Dickinson|first = Terence|authorlink = Terence Dickinson|title = From the Big Bang to Planet X|url = https://archive.org/details/frombigbangtopla00unse|year = 1993|publisher = [[Camden House]]|location = Camden East, Ontario|isbn = 978-0-921820-71-0|pages = [https://archive.org/details/frombigbangtopla00unse/page/n80 79]–81 }} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Permukaan Bulan juga mengalami pasang surut dengan amplitudo ~10 cm, yang berlangsung selama 27 hari lebih. Fenomena ini disebabkan oleh dua hal, yakni karena Bulan dan Bumi berada pada [[rotasi sinkron]], dan berbagai hal yang disebabkan oleh [[Matahari]].<ref name="touma1994"/> Komponen Bumi yang diinduksi terbentuk karena [[librasi]], yang diakibatkan oleh eksentrisitas orbit Bulan; jika orbit Bulan bulat sempurna, maka yang akan muncul hanyalah pasang surut surya.<ref name="touma1994" /> Librasi juga mengubah sudut penampakan Bulan, yang menyebabkan sekitar 59% permukaan Bulan terlihat dari Bumi.<ref name="worldbook" /> Efek kumulatif dari fenomena pasang surut memicu terjadinya [[gempa bulan]]. Gempa bulan ini lebih jarang terjadi dan lebih lemah kekuatannya daripada [[gempa bumi]], meskipun gempa ini dapat bertahan hingga satu jam karena ketiadaan air yang berfungsi sebagai peredam getaran seismik. Fenomena gempa bulan ini merupakan penemuan tak terduga dari [[seismometer]] yang diletakkan di Bulan oleh [[ |
Permukaan Bulan juga mengalami pasang surut dengan amplitudo ~10 cm, yang berlangsung selama 27 hari lebih. Fenomena ini disebabkan oleh dua hal, yakni karena Bulan dan Bumi berada pada [[rotasi sinkron]], dan berbagai hal yang disebabkan oleh [[Matahari]].<ref name="touma1994"/> Komponen Bumi yang diinduksi terbentuk karena [[librasi]], yang diakibatkan oleh eksentrisitas orbit Bulan; jika orbit Bulan bulat sempurna, maka yang akan muncul hanyalah pasang surut surya.<ref name="touma1994" /> Librasi juga mengubah sudut penampakan Bulan, yang menyebabkan sekitar 59% permukaan Bulan terlihat dari Bumi.<ref name="worldbook" /> Efek kumulatif dari fenomena pasang surut memicu terjadinya [[gempa bulan]]. Gempa bulan ini lebih jarang terjadi dan lebih lemah kekuatannya daripada [[gempa bumi]], meskipun gempa ini dapat bertahan hingga satu jam karena ketiadaan air yang berfungsi sebagai peredam getaran seismik. Fenomena gempa bulan ini merupakan penemuan tak terduga dari [[seismometer]] yang diletakkan di Bulan oleh [[astronaut]] [[Apollo]] dari tahun 1969 hingga 1972.<ref>{{cite journal|last1 = Latham|first1 = Gary|year = 1972|last2 = Ewing|first2 = Maurice|last3 = Dorman|first3 = James|last4 = Lammlein|first4 = David|last5 = Press|first5 = Frank|last6 = Toksőz|first6 = Naft|last7 = Sutton|first7 = George|last8 = Duennebier|first8 = Fred|last9 = Nakamura|first9 = Yosio|displayauthors=9|title = Moonquakes and lunar tectonism |journal = Earth, Moon, and Planets|volume = 4|issue = 3–4| pages = 373–382|doi = 10.1007/BF00562004|bibcode = 1972Moon....4..373L}}</ref> |
||
=== Gerhana === |
=== Gerhana === |
||
Baris 344: | Baris 339: | ||
|caption1 = [[Gerhana matahari 11 Agustus 1999|Gerhana matahari 1999]]|image2 = STEREO-B solar eclipse.jpg |
|caption1 = [[Gerhana matahari 11 Agustus 1999|Gerhana matahari 1999]]|image2 = STEREO-B solar eclipse.jpg |
||
|alt2 = The bright disk of the Sun, showing many coronal filaments, flares and grainy patches in the wavelength of this image, is partly obscured by a small dark disk: here, the Moon covers less than a fifteenth of the Sun. |
|alt2 = The bright disk of the Sun, showing many coronal filaments, flares and grainy patches in the wavelength of this image, is partly obscured by a small dark disk: here, the Moon covers less than a fifteenth of the Sun. |
||
|caption2 = Bulan melintas di hadapan Matahari, dipotret oleh wahana STEREO-B.<ref>{{cite web|author=Phillips, Tony|work=Science@NASA|title= |
|caption2 = Bulan melintas di hadapan Matahari, dipotret oleh wahana STEREO-B.<ref>{{cite web|author=Phillips, Tony|work=Science@NASA|title=Stereo Eclipse|date=12 March 2007|accessdate=17 March 2010|url=http://science.nasa.gov/headlines/y2007/12mar_stereoeclipse.htm|archive-date=2008-06-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20080610082213/http://science.nasa.gov/headlines/y2007/12mar_stereoeclipse.htm|dead-url=yes}}</ref> |
||
}} |
}} |
||
[[Gerhana]] bisa terjadi saat Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus (disebut dengan "[[Syzygy (astronomi)|syzygy]]"). [[Gerhana matahari]] terjadi ketika [[bulan baru]], saat Bulan berada di antara Matahari dan Bulan. Sebaliknya, [[gerhana bulan]] terjadi saat [[bulan purnama]], ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Ukuran Bulan yang terlihat dari Bumi kira-kira sama dengan ukuran Matahari. Akan tetapi, ukuran Matahari jauh lebih besar daripada ukuran Bulan; jarak antara Matahari dan Bulan yang sangat jauh menyebabkan ukuran kedua benda langit ini tampak sama dari Bumi. Variasi ukuran ini, yang disebabkan oleh orbit nonsirkuler, juga hampir sama, meskipun terjadi dalam siklus yang berbeda. Hal ini mengakibatkan terjadinya gerhana matahari [[gerhana total|total]] (saat Bulan tampak lebih besar daripada Matahari) dan [[gerhana cincin|cincin]] (saat Bulan tampak lebih kecil dari Matahari).<ref>{{cite web|first = F.|last = Espenak|year = 2000|url = http://www.mreclipse.com/Special/SEprimer.html|title = Solar Eclipses for Beginners|publisher = MrEclipse|accessdate =17 March 2010}}</ref> Saat gerhana total, Bulan sepenuhnya menutupi cakram Matahari dan [[korona]] surya, yang bisa diamati dengan [[mata telanjang]] dari Bumi. Karena jarak antara Matahari dan Bulan meningkat secara perlahan dari waktu ke waktu,<ref name="Lambeck1977" /> diameter sudut Bulan mengalami penurunan. Selain itu, karena Matahari berevolusi menjadi [[raksasa merah]], ukuran Matahari dan diameter tampaknya di langit juga meningkat secara perlahan.{{efn|name=size changes}} Perpaduan kedua fenomena ini membuktikan bahwa ratusan juta tahun yang lalu, Bulan akan selalu menutupi Matahari ketika terjadinya gerhana matahari, dan mungkin tidak ada gerhana cincin yang terjadi pada saat itu. Demikian pula ratusan juta tahun yang akan datang, Bulan tak lagi menutupi Matahari sepenuhnya, dan gerhana matahari total tidak akan terjadi.<ref name = fourmilab>{{cite web|last=Walker|first=John|url=http://www.fourmilab.ch/images/peri_apo/|title=Moon near Perigee, Earth near Aphelion|publisher=Fourmilab|date=July 10, 2004|accessdate=December 25, 2013}}</ref> |
[[Gerhana]] bisa terjadi saat Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus (disebut dengan "[[Syzygy (astronomi)|syzygy]]"). [[Gerhana matahari]] terjadi ketika [[bulan baru]], saat Bulan berada di antara Matahari dan Bulan. Sebaliknya, [[gerhana bulan]] terjadi saat [[bulan purnama]], ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Ukuran Bulan yang terlihat dari Bumi kira-kira sama dengan ukuran Matahari. Akan tetapi, ukuran Matahari jauh lebih besar daripada ukuran Bulan; jarak antara Matahari dan Bulan yang sangat jauh menyebabkan ukuran kedua benda langit ini tampak sama dari Bumi. Variasi ukuran ini, yang disebabkan oleh orbit nonsirkuler, juga hampir sama, meskipun terjadi dalam siklus yang berbeda. Hal ini mengakibatkan terjadinya gerhana matahari [[gerhana total|total]] (saat Bulan tampak lebih besar daripada Matahari) dan [[gerhana cincin|cincin]] (saat Bulan tampak lebih kecil dari Matahari).<ref>{{cite web|first = F.|last = Espenak|year = 2000|url = http://www.mreclipse.com/Special/SEprimer.html|title = Solar Eclipses for Beginners|publisher = MrEclipse|accessdate =17 March 2010}}</ref> Saat gerhana total, Bulan sepenuhnya menutupi cakram Matahari dan [[korona]] surya, yang bisa diamati dengan [[mata telanjang]] dari Bumi. Karena jarak antara Matahari dan Bulan meningkat secara perlahan dari waktu ke waktu,<ref name="Lambeck1977" /> diameter sudut Bulan mengalami penurunan. Selain itu, karena Matahari berevolusi menjadi [[raksasa merah]], ukuran Matahari dan diameter tampaknya di langit juga meningkat secara perlahan.{{efn|name=size changes}} Perpaduan kedua fenomena ini membuktikan bahwa ratusan juta tahun yang lalu, Bulan akan selalu menutupi Matahari ketika terjadinya gerhana matahari, dan mungkin tidak ada gerhana cincin yang terjadi pada saat itu. Demikian pula ratusan juta tahun yang akan datang, Bulan tak lagi menutupi Matahari sepenuhnya, dan gerhana matahari total tidak akan terjadi.<ref name = fourmilab>{{cite web|last=Walker|first=John|url=http://www.fourmilab.ch/images/peri_apo/|title=Moon near Perigee, Earth near Aphelion|publisher=Fourmilab|date=July 10, 2004|accessdate=December 25, 2013}}</ref> |
||
Orbit Bulan yang mengelilingi Bumi mengalami inklinasi sekitar 5° dari [[ekliptika|orbit Bumi mengelilingi Matahari]], sehingga gerhana tidak terjadi pada setiap bulan baru dan bulan purnama. Gerhana akan terjadi jika Bulan berada di dekat persimpangan dua bidang orbit.<ref name="eclipse" /> Periodisasi dan rekurs gerhana matahari oleh Bulan, serta gerhana bulan oleh Bumi, bisa dijelaskan melalui teori [[Saros (astronomi)|saros]], yang memiliki jangka waktu sekitar 18 tahun.<ref>{{cite web|url = http://sunearth.gsfc.nasa.gov/eclipse/SEsaros/SEsaros.html|last = Espenak|first = F. |
Orbit Bulan yang mengelilingi Bumi mengalami inklinasi sekitar 5° dari [[ekliptika|orbit Bumi mengelilingi Matahari]], sehingga gerhana tidak terjadi pada setiap bulan baru dan bulan purnama. Gerhana akan terjadi jika Bulan berada di dekat persimpangan dua bidang orbit.<ref name="eclipse" /> Periodisasi dan rekurs gerhana matahari oleh Bulan, serta gerhana bulan oleh Bumi, bisa dijelaskan melalui teori [[Saros (astronomi)|saros]], yang memiliki jangka waktu sekitar 18 tahun.<ref>{{cite web|url = http://sunearth.gsfc.nasa.gov/eclipse/SEsaros/SEsaros.html|last = Espenak|first = F.|title = Saros Cycle|publisher = NASA|accessdate = 17 March 2010|archiveurl = https://archive.today/20120524183445/http://eclipse.gsfc.nasa.gov/SEsaros/SEsaros.html|archivedate = 2012-05-24|dead-url = no}}</ref> |
||
Karena Bulan menghalangi pandangan manusia sekitar setengah derajat lingkaran pada area langit,{{efn|name=area}}<ref>{{cite journal|title=The Square Degree as a Unit of Celestial Area|author=Guthrie, D.V. |year=1947|journal=Popular Astronomy|volume=55|pages=200–203|url=http://adsabs.harvard.edu/abs/1947PA.....55..200|bibcode = 1947PA.....55..200G }}</ref> fenomena terkait seperti [[okultasi]] terjadi saat sebuah bintang atau planet terang melintas di bagian belakang Bulan dan mengalami okultasi, atau tersembunyi dari pandangan. Serupa dengan fenomena ini, gerhana matahari terjadi saat Matahari tersembunyi dari pandangan karena tertutup oleh Bulan. Karena jarak Bulan lebih dekat dengan Bumi, okultasi bintang tunggal tidak bisa terlihat dari tempat manapun di permukaan Bumi pada waktu yang bersamaan. [[Presesi]] pada orbit Bulan juga menyebabkan terjadinya okultasi yang berbeda setiap tahunnya.<ref>{{cite web|url = http://occsec.wellington.net.nz/total/totoccs.htm|title = Total Lunar Occultations|publisher = Royal Astronomical Society of New Zealand|accessdate =17 March 2010}}</ref> |
Karena Bulan menghalangi pandangan manusia sekitar setengah derajat lingkaran pada area langit,{{efn|name=area}}<ref>{{cite journal|title=The Square Degree as a Unit of Celestial Area|author=Guthrie, D.V. |year=1947|journal=Popular Astronomy|volume=55|pages=200–203|url=http://adsabs.harvard.edu/abs/1947PA.....55..200|bibcode = 1947PA.....55..200G }}</ref> fenomena terkait seperti [[okultasi]] terjadi saat sebuah bintang atau planet terang melintas di bagian belakang Bulan dan mengalami okultasi, atau tersembunyi dari pandangan. Serupa dengan fenomena ini, gerhana matahari terjadi saat Matahari tersembunyi dari pandangan karena tertutup oleh Bulan. Karena jarak Bulan lebih dekat dengan Bumi, okultasi bintang tunggal tidak bisa terlihat dari tempat manapun di permukaan Bumi pada waktu yang bersamaan. [[Presesi]] pada orbit Bulan juga menyebabkan terjadinya okultasi yang berbeda setiap tahunnya.<ref>{{cite web|url = http://occsec.wellington.net.nz/total/totoccs.htm|title = Total Lunar Occultations|publisher = Royal Astronomical Society of New Zealand|accessdate = 17 March 2010|archive-date = 2013-02-05|archive-url = https://web.archive.org/web/20130205131623/http://occsec.wellington.net.nz/total/totoccs.htm|dead-url = yes}}</ref> |
||
== Penelitian dan penjelajahan == |
== Penelitian dan penjelajahan == |
||
Baris 357: | Baris 352: | ||
{{See also|Penjelajahan Bulan|Kolonisasi Bulan|Daftar benda buatan manusia di Bulan}} |
{{See also|Penjelajahan Bulan|Kolonisasi Bulan|Daftar benda buatan manusia di Bulan}} |
||
[[ |
[[Berkas:Moon by Johannes hevelius 1645.PNG|jmpl|alt=On an open folio page is a carefully drawn disk of the full moon. In the upper corners of the page are waving banners held aloft by pairs of winged cherubs. In the lower left page corner a cherub assists another to measure distances with a pair of compasses; in the lower right corner a cherub views the main map through a handheld telescope, whereas another, kneeling, peers at the map from over a low cloth-draped table.|Peta Bulan karya [[Johannes Hevelius]] dari ''[[Selenographia]]'' (1647), peta pertama yang menyertakan zona [[librasi]] Bulan.]] |
||
=== Penelitian awal === |
=== Penelitian awal === |
||
{{main|Penjelajahan Bulan#Sejarah awal|l1=Penjelajahan Bulan: Sejarah awal|Selenografi|Teori Bulan}} |
{{main|Penjelajahan Bulan#Sejarah awal|l1=Penjelajahan Bulan: Sejarah awal|Selenografi|Teori Bulan}} |
||
Pemahaman mengenai siklus Bulan menandai awal perkembangan ilmu [[astronomi]]; pada abad ke-5 SM, [[astronomi Babilonia|astronom Babilonia]] telah mencatat [[siklus Saros]] 18 tahunan pada [[gerhana bulan]],<ref>{{cite journal|doi=10.2307/1006543|title=Saros Cycle Dates and Related Babylonian Astronomical Texts|first1=A. |last1 = Aaboe|first2= J. P. |last2 =Britton|first3= J. A. |last3 =Henderson, |first4= Otto|last4 = Neugebauer| authorlink4 = Otto Neugebauer |first5= A. J. |last5 =Sachs|journal=Transactions of the American Philosophical Society |volume=81|issue=6 |year=1991|pages=1–75 |publisher=[[American Philosophical Society]]|quote=One comprises what we have called "Saros Cycle Texts", which give the months of eclipse possibilities arranged in consistent cycles of 223 months (or 18 years).|postscript=<!--None-->|jstor=1006543}}</ref> <!--The texts discussed in that article are more recent than 490 BC and, as mentioned in the paper, the observations can have occurred no earlier than that. The earliest reference for the Metonic cycle in Neugubauer's (1957) ''The Exact Sciences in Antiquity'' is 380 BC (p. 140).--> dan [[Astronomi bangsa India|astronom India]] telah menjelaskan mengenai fenomena elongasi Bulan.<ref name="Sarma-Ast-Ind" /> [[Astronomi bangsa Tiongkok|Astronom Tiongkok]] [[Shi Shen]] (abad ke-4 SM) memberi petunjuk yang terkait dengan cara memperkirakan gerhana matahari dan bulan.{{sfn|Needham|1986|p=411}} Kemudian, bentuk fisik Bulan dan sumber [[cahaya bulan]] mulai diketahui. Filsuf [[Yunani kuno]] [[Anaxagoras]] (w. 428 SM) mengemukakan bahwa Matahari dan Bulan merupakan dua buah batu bulat raksasa yang menghasilkan cahaya.<ref>{{cite web|last = O'Connor|first = J.J.|coauthors = Robertson, E.F.|date=February 1999|url = http://www-history.mcs.st-andrews.ac.uk/Biographies/Anaxagoras.html|title = Anaxagoras of Clazomenae|publisher = University of St Andrews|accessdate =12 April 2007}}</ref>{{sfn|Needham|1986|p=227}} Bangsa Tiongkok pada masa [[Dinasti Han]] percaya bahwa energi Bulan sama dengan ''[[qi]]'', dan teori mereka mengenai pengaruh radiasi Bulan menjelaskan bahwa cahaya Bulan berasal dari Matahari. [[Jing Fang]] (78–37 SM) mencatat kebulatan Bulan untuk pertama kalinya.{{sfn|Needham|1986|p=413–414}} Pada abad ke-2 M, [[Lucian]] menulis sebuah novel yang mengisahkan mengenai seorang pahlawan yang melakukan perjalanan ke Bulan yang berpenghuni. Pada tahun 499 M, astronom India [[Aryabhata]] menulis dalam bukunya ''[[Aryabhatiya]]'' bahwa cahaya Matahari menyebabkan Bulan tampak bersinar.<ref>{{cite web|url=http://www-history.mcs.st-andrews.ac.uk/Biographies/Aryabhata_I.html|title=Aryabhata the Elder |last1 =Robertson|first1 = E. F.|date = November 2000|publisher=School of Mathematics and Statistics, University of St Andrews|accessdate=15 April 2010|location=Scotland}}</ref> Astronom dan fisikawan [[Alhazen]] (965-1039) mengungkapkan bahwa [[cahaya matahari]] tidak dipancarkan dari Bulan seperti sebuah cermin, tetapi cahaya tersebut dipancarkan ke segala arah dari setiap bagian permukaan Bulan yang diterangi oleh cahaya matahari.<ref>{{cite book| |
Pemahaman mengenai siklus Bulan menandai awal perkembangan ilmu [[astronomi]]; pada abad ke-5 SM, [[astronomi Babilonia|astronom Babilonia]] telah mencatat [[siklus Saros]] 18 tahunan pada [[gerhana bulan]],<ref>{{cite journal|doi=10.2307/1006543|title=Saros Cycle Dates and Related Babylonian Astronomical Texts|first1=A. |last1 = Aaboe|first2= J. P. |last2 =Britton|first3= J. A. |last3 =Henderson, |first4= Otto|last4 = Neugebauer| authorlink4 = Otto Neugebauer |first5= A. J. |last5 =Sachs|journal=Transactions of the American Philosophical Society |volume=81|issue=6 |year=1991|pages=1–75 |publisher=[[American Philosophical Society]]|quote=One comprises what we have called "Saros Cycle Texts", which give the months of eclipse possibilities arranged in consistent cycles of 223 months (or 18 years).|postscript=<!--None-->|jstor=1006543}}</ref> <!--The texts discussed in that article are more recent than 490 BC and, as mentioned in the paper, the observations can have occurred no earlier than that. The earliest reference for the Metonic cycle in Neugubauer's (1957) ''The Exact Sciences in Antiquity'' is 380 BC (p. 140).--> dan [[Astronomi bangsa India|astronom India]] telah menjelaskan mengenai fenomena elongasi Bulan.<ref name="Sarma-Ast-Ind" /> [[Astronomi bangsa Tiongkok|Astronom Tiongkok]] [[Shi Shen]] (abad ke-4 SM) memberi petunjuk yang terkait dengan cara memperkirakan gerhana matahari dan bulan.{{sfn|Needham|1986|p=411}} Kemudian, bentuk fisik Bulan dan sumber [[cahaya bulan]] mulai diketahui. Filsuf [[Yunani kuno]] [[Anaxagoras]] (w. 428 SM) mengemukakan bahwa Matahari dan Bulan merupakan dua buah batu bulat raksasa yang menghasilkan cahaya.<ref>{{cite web|last = O'Connor|first = J.J.|coauthors = Robertson, E.F.|date=February 1999|url = http://www-history.mcs.st-andrews.ac.uk/Biographies/Anaxagoras.html|title = Anaxagoras of Clazomenae|publisher = University of St Andrews|accessdate =12 April 2007}}</ref>{{sfn|Needham|1986|p=227}} Bangsa Tiongkok pada masa [[Dinasti Han]] percaya bahwa energi Bulan sama dengan ''[[qi]]'', dan teori mereka mengenai pengaruh radiasi Bulan menjelaskan bahwa cahaya Bulan berasal dari Matahari. [[Jing Fang]] (78–37 SM) mencatat kebulatan Bulan untuk pertama kalinya.{{sfn|Needham|1986|p=413–414}} Pada abad ke-2 M, [[Lucian]] menulis sebuah novel yang mengisahkan mengenai seorang pahlawan yang melakukan perjalanan ke Bulan yang berpenghuni. Pada tahun 499 M, astronom India [[Aryabhata]] menulis dalam bukunya ''[[Aryabhatiya]]'' bahwa cahaya Matahari menyebabkan Bulan tampak bersinar.<ref>{{cite web|url=http://www-history.mcs.st-andrews.ac.uk/Biographies/Aryabhata_I.html|title=Aryabhata the Elder |last1 =Robertson|first1 = E. F.|date = November 2000|publisher=School of Mathematics and Statistics, University of St Andrews|accessdate=15 April 2010|location=Scotland}}</ref> Astronom dan fisikawan [[Alhazen]] (965-1039) mengungkapkan bahwa [[cahaya matahari]] tidak dipancarkan dari Bulan seperti sebuah cermin, tetapi cahaya tersebut dipancarkan ke segala arah dari setiap bagian permukaan Bulan yang diterangi oleh cahaya matahari.<ref>{{cite book|location=Detroit|year=2008|publisher = Charles Scribner's Sons|title = Dictionary of Scientific Biography|chapter= Ibn Al-Haytham, Abū ʿAlī Al-Ḥasan Ibn Al-Ḥasan|author=A. I. Sabra|pages=189–210, at 195}}</ref> [[Shen Kuo]] (1031–1095) dari [[Dinasti Song]] mengemukakan sebuah alegori yang mengumpamakan fenomena bersinar dan memudarnya cahaya Bulan dengan sebuah bola yang berputar; saat dibubuhi dengan bubuk putih dan dilihat dari samping, maka akan terlihat bentuk sabit.{{sfn|Needham|1986|p=415–416}} |
||
Dalam [[On the Heavens|deskripsi alam semesta]] karya [[Aristoteles]] (384-322 SM), Bulan menandai batas antara unsur yang bisa berubah (bumi, air, udara, dan api) dengan bintang-bintang abadi [[aether (unsur klasik)|aether]], pemikiran [[Fisika Aristoteles|filsafat berpengaruh]] yang mendominasi sains selama berabad-abad kemudian.<ref>{{cite book| |
Dalam [[On the Heavens|deskripsi alam semesta]] karya [[Aristoteles]] (384-322 SM), Bulan menandai batas antara unsur yang bisa berubah (bumi, air, udara, dan api) dengan bintang-bintang abadi [[aether (unsur klasik)|aether]], pemikiran [[Fisika Aristoteles|filsafat berpengaruh]] yang mendominasi sains selama berabad-abad kemudian.<ref>{{cite book|last = Lewis|first = C. S.|authorlink = C. S. Lewis|title = The Discarded Image|url = https://archive.org/details/discardedimagein0000lewi_i1c3|year = 1964|publisher = Cambridge University Press|location = Cambridge|isbn = 978-0-521-47735-2|page = [https://archive.org/details/discardedimagein0000lewi_i1c3/page/108 108] }}</ref> Pada abad ke-2 SM, [[Seleucus dari Seleucia]] mengemukakan teori bahwa [[pasang surut]] terjadi karena daya tarik Bulan, dan ketinggian air pasang ditentukan oleh posisi relatif Bulan terhadap [[Matahari]].<ref>{{cite journal|first = Bartel Leendert|last = van der Waerden| authorlink = Bartel Leendert van der Waerden|year = 1987|title = The Heliocentric System in Greek, Persian and Hindu Astronomy|url = https://archive.org/details/sim_annals-of-the-new-york-academy-of-sciences_1987_500/page/n34|journal = Annals of the New York Academy of Sciences|volume = 500|pages = 1–569|pmid = 3296915|bibcode = 1987NYASA.500....1A |doi = 10.1111/j.1749-6632.1987.tb37193.x }}</ref> Pada abad yang sama, [[Aristarchus dari Samos|Aristarchus]] [[Aristarchus On the Sizes and Distances|menghitung ukuran dan jarak]] Bulan dari Bumi, dengan jarak sekitar dua puluh kali [[radius Bumi]]. Teori ini kemudian dikembangkan oleh [[Ptolemy]] (90–168 M): ia berpendapat bahwa jarak rata-rata Bulan dari Bumi adalah 59 kali radius Bumi dan diameter 0,292 dari diameter Bumi. Angka ini hampir mendekati jarak dan diameter yang sebenarnya, yakni sekitar 60 untuk jarak dan 0,273 untuk diameter.<ref>{{cite book|last = Evans|first = James|title = The History and Practice of Ancient Astronomy|url = https://archive.org/details/historypracticeo0000evan|year = 1998|publisher = Oxford University Press|location = Oxford & New York|isbn = 978-0-19-509539-5|pages = [https://archive.org/details/historypracticeo0000evan/page/71 71], 386 }}</ref> [[Archimedes]] (287–212 SM) merancang sebuah planetarium yang bisa menghitung laju pergerakan Bulan dan objek lainnya di [[Tata Surya]].<ref>{{cite news|url=http://www.nytimes.com/2008/07/31/science/31computer.html?hp|work=The New York Times|title=Discovering How Greeks Computed in 100 B.C.|date=31 July 2008|accessdate=27 March 2010}}</ref> |
||
Pada [[Abad Pertengahan]], sebelum ditemukannya [[teleskop]], Bulan diyakini sebagai sebuah bola batu, meskipun juga banyak yang percaya bahwa permukaan bulan "sangat halus".<ref>{{cite web|last = Van Helden|first = A.|year = 1995|url = http://galileo.rice.edu/sci/observations/moon.html|title = The Moon|publisher = Galileo Project|accessdate =12 April 2007}}</ref> Pada tahun 1609, [[Galileo Galilei]] untuk pertama kalinya membuat sebuah gambar teleskopis Bulan dalam bukunya yang berjudul {{lang|la|''[[Sidereus Nuncius]]''}} dan menjelaskan bahwa permukaan Bulan tidak halus, tetapi memiliki pegunungan dan kawah. Pemetaan teleskopis Bulan terus berlanjut di sepanjang Abad Pertengahan; pada abad ke-17, [[Giovanni Battista Riccioli]] dan [[Francesco Maria Grimaldi]] berhasil menciptakan sebuah sistem penamaan geologi Bulan yang tetap digunakan hingga saat ini. {{lang|la|''Mappa Selenographica''}} karya [[Wilhelm Beer]] dan [[Johann Heinrich Mädler]] (1834-1836), serta buku {{lang|de|''Der Mond''}} (1837), merupakan buku pertama yang secara akurat menjelaskan penelitian mengenai Bulan dari sudut pandang [[trigonometri]], termasuk ketinggian lebih dari seribu gunung di Bulan, dan memperkenalkan penelitian Bulan dengan tingkat akurasi yang bisa diukur oleh geografi Bumi.<ref>{{cite journal|last=Consolmagno|first=Guy J.|year=1996|title=Astronomy, Science Fiction and Popular Culture: 1277 to 2001 (And beyond) |journal=Leonardo|publisher=The MIT Press|volume=29|issue=2|page=128|jstor=1576348|doi=10.2307/1576348}}</ref> Kawah Bulan pertama kali dicatat oleh Galileo, dan awalnya dianggap sebagai [[gunung berapi]] sampai tahun 1870-an, dan kemudian [[Richard Proctor]] menjelaskan bahwa kawah-kawah tersebut terbentuk akibat tubrukan.<ref name="worldbook" /> Pendapatnya ini didukung oleh eksperimen yang dilakukan oleh geolog [[Grove Karl Gilbert]] pada tahun 1892, dan setelah perkembangan studi komparatif pada 1920-an hingga 1940-an,<ref name="Hall1977" /> [[skala waktu geologi Bulan|stratigrafi Bulan]] menjadi cabang ilmu [[astrogeologi]] baru pada tahun 1950-an.<ref name="worldbook" /> |
Pada [[Abad Pertengahan]], sebelum ditemukannya [[teleskop]], Bulan diyakini sebagai sebuah bola batu, meskipun juga banyak yang percaya bahwa permukaan bulan "sangat halus".<ref>{{cite web|last = Van Helden|first = A.|year = 1995|url = http://galileo.rice.edu/sci/observations/moon.html|title = The Moon|publisher = Galileo Project|accessdate =12 April 2007}}</ref> Pada tahun 1609, [[Galileo Galilei]] untuk pertama kalinya membuat sebuah gambar teleskopis Bulan dalam bukunya yang berjudul {{lang|la|''[[Sidereus Nuncius]]''}} dan menjelaskan bahwa permukaan Bulan tidak halus, tetapi memiliki pegunungan dan kawah. Pemetaan teleskopis Bulan terus berlanjut di sepanjang Abad Pertengahan; pada abad ke-17, [[Giovanni Battista Riccioli]] dan [[Francesco Maria Grimaldi]] berhasil menciptakan sebuah sistem penamaan geologi Bulan yang tetap digunakan hingga saat ini. {{lang|la|''Mappa Selenographica''}} karya [[Wilhelm Beer]] dan [[Johann Heinrich Mädler]] (1834-1836), serta buku {{lang|de|''Der Mond''}} (1837), merupakan buku pertama yang secara akurat menjelaskan penelitian mengenai Bulan dari sudut pandang [[trigonometri]], termasuk ketinggian lebih dari seribu gunung di Bulan, dan memperkenalkan penelitian Bulan dengan tingkat akurasi yang bisa diukur oleh geografi Bumi.<ref>{{cite journal|last=Consolmagno|first=Guy J.|year=1996|title=Astronomy, Science Fiction and Popular Culture: 1277 to 2001 (And beyond) |url=https://archive.org/details/sim_leonardo_1996_29_2/page/128|journal=Leonardo|publisher=The MIT Press|volume=29|issue=2|page=128|jstor=1576348|doi=10.2307/1576348}}</ref> Kawah Bulan pertama kali dicatat oleh Galileo, dan awalnya dianggap sebagai [[gunung berapi]] sampai tahun 1870-an, dan kemudian [[Richard Proctor]] menjelaskan bahwa kawah-kawah tersebut terbentuk akibat tubrukan.<ref name="worldbook" /> Pendapatnya ini didukung oleh eksperimen yang dilakukan oleh geolog [[Grove Karl Gilbert]] pada tahun 1892, dan setelah perkembangan studi komparatif pada 1920-an hingga 1940-an,<ref name="Hall1977" /> [[skala waktu geologi Bulan|stratigrafi Bulan]] menjadi cabang ilmu [[astrogeologi]] baru pada tahun 1950-an.<ref name="worldbook" /> |
||
=== Penjelajahan langsung pertama: 1959–1976 === |
=== Penjelajahan langsung pertama: 1959–1976 === |
||
Baris 374: | Baris 369: | ||
{{main|Program Luna|Program Lunokhod}} |
{{main|Program Luna|Program Lunokhod}} |
||
[[Perang Dingin]] mendorong terjadinya [[Perlombaan Angkasa]] antara [[Uni Soviet]] dan [[Amerika Serikat]], yang menyebabkan adanya akselerasi kepentingan dalam [[penjelajahan Bulan]]. Setelah peluncur memiliki kemampuan yang diperlukan, kedua negara ini mengirim wahana nirawak melalui misi orbit ataupun misi pendaratan di Bulan. Wahana buatan Soviet, [[Program Luna|''Luna'']], adalah wahana pertama yang berhasil mencapai tujuan. Setelah meluncurkan tiga misi nirawak dan mengalami kegagalan pada tahun 1958,<ref name="Zak 2009">{{cite web|url= http://www.russianspaceweb.com/spacecraft_planetary_lunar.html| first = Anatoly|last = Zak |year = 2009|title = Russia's unmanned missions toward the Moon|accessdate=20 April 2010}}</ref> benda buatan manusia pertama yang keluar dari gravitasi Bumi dan melintas di dekat Bulan adalah ''[[Luna 1]]''; benda buatan manusia pertama yang menabrak permukaan Bulan adalah ''[[Luna 2]]'', dan foto pertama [[sisi jauh Bulan]] dipotret oleh ''[[Luna 3]]'', semuanya dilakukan pada tahun 1959.<ref name="Zak 2009"/> |
|||
Wahana antariksa pertama yang berhasil melakukan [[Lander (pesawat luar angkasa)|pendaratan lunak]] di permukaan Bulan adalah ''[[Luna 9]]'', dan wahana nirawak pertama yang mengorbit Bulan adalah ''[[Luna 10]]'', keduanya terjadi pada tahun 1966.<ref name="worldbook" /> [[Batuan Bulan|Sampel tanah dan batuan Bulan]] dibawa ke Bumi oleh tiga [[misi pengembalian sampel]] ''Luna'', yakni ''[[Luna 16]]'' pada 1970, ''[[Luna 20]]'' pada 1972, dan ''[[Luna 24]]'' pada 1976, yang berhasil membawa 0,3 kg batuan dan tanah Bulan.<ref>{{cite web|url=http://curator.jsc.nasa.gov/lunar/index.cfm|title=Rocks and Soils from the Moon|publisher=NASA|accessdate=6 April 2010}}</ref> Dua [[rover (penjelajahan luar angkasa)|rover]] robotika perintis mendarat di Bulan pada tahun 1970 dan 1973 sebagai bagian dari [[program Lunokhod]] Soviet. |
|||
[[Perang Dingin]] mendorong terjadinya [[Perlombaan Angkasa]] antara [[Uni Soviet]] dan [[Amerika Serikat]], yang menyebabkan adanya akselerasi kepentingan dalam [[penjelajahan Bulan]]. Setelah peluncur memiliki kemampuan yang diperlukan, kedua negara ini mengirim wahana tak berawak melalui misi orbit ataupun misi pendaratan di Bulan. Wahana buatan Soviet, [[Program Luna|''Luna'']], adalah wahana pertama yang berhasil mencapai tujuan. Setelah meluncurkan tiga misi nirawak dan mengalami kegagalan pada tahun 1958,<ref>{{cite web|url= http://www.russianspaceweb.com/spacecraft_planetary_lunar.html| first = Anatoly|last = Zak |year = 2009|title = Russia's unmanned missions toward the Moon|accessdate=20 April 2010}}</ref> benda buatan manusia pertama yang keluar dari gravitasi Bumi dan melintas di dekat Bulan adalah ''[[Luna 1]]''; benda buatan manusia pertama yang menabrak permukaan Bulan adalah ''[[Luna 2]]'', dan foto pertama [[sisi jauh Bulan]] dipotret oleh ''[[Luna 3]]'', semuanya dilakukan pada tahun 1959.<ref>{{cite web|url= http://www.russianspaceweb.com/spacecraft_planetary_lunar.html| first = Anatoly|last = Zak |year = 2009|title = Russia's unmanned missions toward the Moon|accessdate=20 April 2010}}</ref> |
|||
Wahana antariksa pertama yang berhasil melakukan [[Lander (pesawat luar angkasa)|pendaratan lunak]] di permukaan Bulan adalah ''[[Luna 9]]'', dan wahana nirawak pertama yang mengorbit Bulan adalah ''[[Luna 10]]'', keduanya terjadi pada tahun 1966.<ref name="worldbook" /> [[Batuan Bulan|Sampel tanah dan batuan Bulan]] dibawa ke Bumi oleh tiga [[misi pengembalian sampel]] ''Luna'', yakni ''[[Luna 16]]'' pada 1970, ''[[Luna 20]]'' pada 1972, dan ''[[Luna 24]]'' pada 1976, yang berhasil membawa 0,3 kg batuan dan tanah Bulan.<ref>{{cite web|url=http://curator.jsc.nasa.gov/lunar/index.cfm|title=Rocks and Soils from the Moon|publisher=NASA|accessdate=6 April 2010}}</ref> Dua [[rover (penjelajahan luar angkasa)|rover]] robotika perintis mendarat di Bulan pada tahun 1970 dan 1973 sebagai bagian dari [[program Lunokhod]] Soviet. |
|||
==== Misi Amerika Serikat ==== |
==== Misi Amerika Serikat ==== |
||
{{main|Program Apollo|Pendaratan di Bulan}} |
{{main|Program Apollo|Pendaratan di Bulan}} |
||
[[ |
[[Berkas:NASA-Apollo8-Dec24-Earthrise.jpg|jmpl|alt=The small blue-white semicircle of Earth, almost glowing with colour in the blackness of space, rising over the limb of the desolate, cratered surface of the Moon.|Foto pertama [[Bumi]] dari orbit Bulan, yang dipotret oleh [[Apollo 8]] pada malam Natal 1968. Afrika berada di [[Terminator surya|terminator]] matahari terbenam, Amerika di tutupi oleh awan, dan Antarktika berada di ujung kiri terminator.]] |
||
[[ |
[[Berkas:As11-40-5886, uncropped.jpg|jmpl|[[Neil Armstrong]] dan bendera Amerika Serikat di Bulan.]] |
||
[[Amerika Serikat]] meluncurkan wahana |
[[Amerika Serikat]] meluncurkan wahana nirawak untuk mengembangkan pemahaman mengenai permukaan Bulan demi kepentingan pendaratan berawak di kemudian hari; [[Program Surveyor|program ''Surveyor'']] [[Jet Propulsion Laboratory]] mendaratkan [[Surveyor 1|wahana pertamanya]] empat bulan setelah peluncuran ''Luna 9''. [[Program Apollo]] berawak [[NASA]] dikembangkan secara paralel; setelah serangkaian pengujian nirawak dan berawak pada wahana Apollo di orbit Bumi, dan didorong oleh rencana peluncuran [[Program Bulan berawak Soviet|penerbangan Bulan Soviet]], [[Apollo 8]] mengirimkan misi berawak pertama ke orbit Bulan pada tahun 1968. Misi berikutnya berhasil mendaratkan manusia untuk pertama kalinya di permukaan Bulan, yang dipandang oleh banyak pihak sebagai puncak [[Perlombaan Angkasa]].<ref name="CNN" /> [[Neil Armstrong]] menjadi manusia pertama yang berjalan di permukaan Bulan sebagai pemimpin misi [[Apollo 11]] Amerika Serikat; ia menjejakkan langkah pertamanya di permukaan Bulan pada pukul 02:56 UTC tanggal 21 Juli 1969.<ref>{{cite web|url=http://history.nasa.gov/ap11ann/ap11events.html|title=Record of Lunar Events, 24 July 1969|work=Apollo 11 30th anniversary|publisher=NASA.|accessdate=13 April 2010}}</ref> Misi Apollo 11 hingga 17 (kecuali [[Apollo 13]], yang pendaratannya dibatalkan) berhasil kembali ke Bumi dengan membawa 382 kg tanah dan batuan Bulan dalam 2.196 sampel terpisah.<ref>{{cite web|url=http://www.psrd.hawaii.edu/Dec09/PSRD-Apollo-lunar-samples.pdf|title=Celebrated Moon Rocks --- Overview and status of the Apollo lunar collection: A unique, but limited, resource of extraterrestrial material.|last=Martel|first=Linda M. V.|date=21 December 2009|publisher=Planetary Science and Research Discoveries|accessdate=6 April 2010}}</ref> [[Pendaratan di Bulan|Pendaratan Bulan]] Amerika Serikat dipicu oleh kemajuan teknologi yang cukup pesat pada akhir 1960-an, misalnya kimia [[ablasi]], [[rekayasa perangkat lunak]], dan teknologi [[Proses penetrasi atmosfer|penetrasi atmosfer]], serta manajemen yang sangat kompeten sehubungan dengan upaya teknis yang besar.<ref>{{cite web|url=http://history.nasa.gov/ap11ann/legacy.htm|title=The Legacy of Project Apollo|last=Launius|first=Roger D.|date=July 1999|publisher=NASA History Office|accessdate=13 April 2010}}</ref><ref>{{cite book|title=SP-287 What Made Apollo a Success? A series of eight articles reprinted by permission from the March 1970 issue of Astronautics & Aeronautics, a publication of the American Institute of Aeronautics and Astronautics.|publisher=Scientific and Technical Information Office, National Aeronautics and Space Administration|location=Washington, D.C.|year=1971}}</ref> |
||
Sejumlah instrumen ilmiah dipasang di permukaan Bulan selama misi pendaratan Apollo. [[Apollo Lunar Surface Experiments Package|Stasiun instrumen]] berumur panjang, termasuk kapsul beraliran panas, [[seismometer]], dan [[magnetometer]], dipasang di lokasi pendaratan [[Apollo 12]], [[Apollo 14|14]], [[Apollo 15|15]], [[Apollo 16|16]], dan [[Apollo 17|17]]. Transmisi data langsung ke Bumi |
Sejumlah instrumen ilmiah dipasang di permukaan Bulan selama misi pendaratan Apollo. [[Apollo Lunar Surface Experiments Package|Stasiun instrumen]] berumur panjang, termasuk kapsul beraliran panas, [[seismometer]], dan [[magnetometer]], dipasang di lokasi pendaratan [[Apollo 12]], [[Apollo 14|14]], [[Apollo 15|15]], [[Apollo 16|16]], dan [[Apollo 17|17]]. Transmisi data langsung ke Bumi di akhiri pada tahun 1977 karena pertimbangan anggaran,<ref>{{cite press release|title = NASA news release 77-47 page 242| date = 1 September 1977| url = http://www.nasa.gov/centers/johnson/pdf/83129main_1977.pdf|accessdate =16 March 2010|format=PDF}}</ref><ref>{{cite news|url = http://www.ast.cam.ac.uk/~ipswich/Miscellaneous/Archived_spaceflight_news.htm|accessdate = 29 August 2007|location = NASA Turns A Deaf Ear To The Moon|year = 1977|title = OASI Newsletters Archive|last = Appleton|first = James|coauthors = Radley, Charles; Deans, John; Harvey, Simon; Burt, Paul; Haxell, Michael; Adams, Roy; Spooner N.; Brieske, Wayne|archiveurl = https://web.archive.org/web/20071210143103/http://www.ast.cam.ac.uk/~ipswich/Miscellaneous/Archived_spaceflight_news.htm|archivedate = 2007-12-10|deadurl = yes}}</ref> tetapi setelah stasiun [[rentang laser Bulan]] menjadi instrumen pasif, transmisi data masih terus dilakukan. Komunikasi jarak di stasiun secara rutin diterima oleh stasiun Bumi dengan akurasi beberapa sentimeter, dan data dari eksperimen ini digunakan untuk menentukan ukuran inti Bulan.<ref>{{cite journal|last = Dickey|first = J.|year = 1994|title = Lunar laser ranging: a continuing legacy of the Apollo program|journal = Science|volume = 265 |pages = 482–490|doi = 10.1126/science.265.5171.482|pmid = 17781305|issue = 5171|bibcode=1994Sci...265..482D|display-authors = 1|last2 = Bender|first2 = P. L.|last3 = Faller|first3 = J. E.|last4 = Newhall|first4 = X X|last5 = Ricklefs|first5 = R. L.|last6 = Ries|first6 = J. G.|last7 = Shelus|first7 = P. J.|last8 = Veillet|first8 = C.|last9 = Whipple|first9 = A. L.}}</ref> |
||
=== Misi saat ini: 1990–sekarang === |
=== Misi saat ini: 1990–sekarang === |
||
<imagemap> |
<imagemap> |
||
File:Moon landing sites.svg| |
File:Moon landing sites.svg|jmpl|ka|450px|Lokasi pendaratan di Bulan. Tanggal pendaratan dalam [[UTC]]. |
||
rect 15 5 92 31 [[Luna 9|]] |
rect 15 5 92 31 [[Luna 9|]] |
||
Baris 415: | Baris 409: | ||
desc bottom-left |
desc bottom-left |
||
</imagemap> |
</imagemap> |
||
Pasca-Apollo dan ''Luna'', semakin banyak negara yang terlibat dalam penjelajahan Bulan secara langsung. Pada tahun 1990, [[Jepang]] menjadi negara ketiga yang mengirimkan pesawat luar angkasa ke orbit Bulan dengan meluncurkan wahana ''[[Hiten]]''. Wahana ini diluncurkan dengan kapsul yang lebih kecil bernama ''Hagoromo'' di orbit Bulan, tetapi transmisi data gagal dilakukan, sehingga misi ini dihentikan.<ref>{{cite web|title=Hiten-Hagomoro|publisher=NASA|url=http://solarsystem.nasa.gov/missions/profile.cfm?MCode=Hiten&Display=ReadMore|accessdate=29 March 2010}}</ref> Pada tahun 1994, Amerika Serikat meluncurkan wahana ''[[Clementine (pesawat luar angkasa)|Clementine]]'' ke orbit Bulan, yang merupakan misi gabungan antara Departemen Pertahanan dan [[NASA]]. Misi ini berhasil memotret peta topografi Bulan dalam jarak dekat dan mengambil foto [[foto multispektral|multispektral]] permukaan Bulan untuk pertama kalinya.<ref>{{cite web|title=Clementine information|publisher=NASA|year=1994|url=http://nssdc.gsfc.nasa.gov/planetary/cleminfo.html|accessdate=29 March 2010}}</ref> Misi ini diikuti oleh misi ''[[Lunar Prospector]]'' pada tahun 1998, yang berhasil menemukan adanya kelebihan [[hidrogen]] di kutub Bulan, yang diduga disebabkan oleh keberadaan air es beberapa meter di atas regolith di dalam kawah gelap permanen.<ref>{{cite web|title=Lunar Prospector: Neutron Spectrometer|publisher=NASA|url=http://lunar.arc.nasa.gov/results/neutron.htm|year=2001|accessdate=29 March 2010}}</ref> |
Pasca-Apollo dan ''Luna'', semakin banyak negara yang terlibat dalam penjelajahan Bulan secara langsung. Pada tahun 1990, [[Jepang]] menjadi negara ketiga yang mengirimkan pesawat luar angkasa ke orbit Bulan dengan meluncurkan wahana ''[[Hiten]]''. Wahana ini diluncurkan dengan kapsul yang lebih kecil bernama ''Hagoromo'' di orbit Bulan, tetapi transmisi data gagal dilakukan, sehingga misi ini dihentikan.<ref>{{cite web|title=Hiten-Hagomoro|publisher=NASA|url=http://solarsystem.nasa.gov/missions/profile.cfm?MCode=Hiten&Display=ReadMore|accessdate=29 March 2010|archive-date=2011-06-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20110614115823/http://solarsystem.nasa.gov/missions/profile.cfm?MCode=Hiten&Display=ReadMore|dead-url=yes}}</ref> Pada tahun 1994, Amerika Serikat meluncurkan wahana ''[[Clementine (pesawat luar angkasa)|Clementine]]'' ke orbit Bulan, yang merupakan misi gabungan antara Departemen Pertahanan dan [[NASA]]. Misi ini berhasil memotret peta topografi Bulan dalam jarak dekat dan mengambil foto [[foto multispektral|multispektral]] permukaan Bulan untuk pertama kalinya.<ref>{{cite web|title=Clementine information|publisher=NASA|year=1994|url=http://nssdc.gsfc.nasa.gov/planetary/cleminfo.html|accessdate=29 March 2010}}</ref> Misi ini diikuti oleh misi ''[[Lunar Prospector]]'' pada tahun 1998, yang berhasil menemukan adanya kelebihan [[hidrogen]] di kutub Bulan, yang diduga disebabkan oleh keberadaan air es beberapa meter di atas regolith di dalam kawah gelap permanen.<ref>{{cite web|title=Lunar Prospector: Neutron Spectrometer|publisher=NASA|url=http://lunar.arc.nasa.gov/results/neutron.htm|year=2001|accessdate=29 March 2010|archive-date=2010-05-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20100527105801/http://lunar.arc.nasa.gov/results/neutron.htm|dead-url=yes}}</ref> |
||
''[[SMART-1]]'', pesawat luar angkasa Eropa yang merupakan wahana [[propulsi ion|bertenaga ion]] kedua, berada di orbit Bulan sejak tanggal 15 November 2004, dan dihentikan setelah pengendalinya menabrak Bulan pada tanggal 3 September 2006. Misi ini merupakan misi pertama yang berhasil menyurvei secara rinci unsur kimia di permukaan Bulan.<ref>{{cite web|url=http://www.esa.int/SPECIALS/SMART-1/SEMSDE1A6BD_0.html|title=SMART-1 factsheet|date=26 February 2007|publisher=European Space Agency|accessdate=29 March 2010}}</ref> |
''[[SMART-1]]'', pesawat luar angkasa Eropa yang merupakan wahana [[propulsi ion|bertenaga ion]] kedua, berada di orbit Bulan sejak tanggal 15 November 2004, dan dihentikan setelah pengendalinya menabrak Bulan pada tanggal 3 September 2006. Misi ini merupakan misi pertama yang berhasil menyurvei secara rinci unsur kimia di permukaan Bulan.<ref>{{cite web|url=http://www.esa.int/SPECIALS/SMART-1/SEMSDE1A6BD_0.html|title=SMART-1 factsheet|date=26 February 2007|publisher=European Space Agency|accessdate=29 March 2010}}</ref> |
||
[[Tiongkok]] juga sangat berambisi untuk meluncurkan [[Program Penjelajahan Bulan Tiongkok|program penjelajahan Bulan]], dimulai dengan |
[[Tiongkok]] juga sangat berambisi untuk meluncurkan [[Program Penjelajahan Bulan Tiongkok|program penjelajahan Bulan]], dimulai dengan ''[[Chang'e 1]]'', yang berhasil mengorbit Bulan dari tanggal 5 November 2007 hingga akhirnya menabrak Bulan tanggal 1 Maret 2009.<ref name="xinhua_20090301" /> Dalam misi selama enam belas bulan, wahana ini berhasil mengambil foto Bulan secara keseluruhan. Tiongkok melanjutkan keberhasilan ini dengan meluncurkan ''[[Chang'e 2]]'' pada bulan Oktober 2010, yang mencapai Bulan dua kali lebih cepat daripada ''Chang'e 1''. Misi ini berhasil memetakan Bulan dalam resolusi yang lebih tinggi dalam waktu sekitar delapan bulan, kemudian meninggalkan orbit Bulan untuk mengamati perluasan [[titik Lagrangian]] L2 Bumi-Matahari. Wahana ini terbang melintasi asteroid [[4179 Toutatis]] pada 13 Desember 2012, dan kemudian lenyap ke angkasa luar. Pada tanggal 14 Desember 2013, ''[[Chang'e 3]]'' melanjutkan misi pendahulunya dengan mengirimkan sebuah [[Lander (pesawat luar angkasa)|pendarat]] ke permukaan Bulan, yang pada akhirnya meluncurkan sebuah [[penjelajah Bulan]] bernama ''Yutu'' (Mandarin: 玉兔; secara harfiah "Kelinci"). Dengan demikian, ''Chang'e 3'' merupakan wahana pertama yang melakukan pendaratan lunak di permukaan Bulan sejak ''[[Luna 24]]'' pada tahun 1976, dan juga misi pertama yang meluncurkan [[rover (penjelajahan luar angkasa)|penjelajah]] sejak ''[[Lunokhod 2]]'' pada 1973. Tiongkok berencana untuk meluncurkan misi penjelajah lainnya (''[[Chang'e 4]]'') pada tahun 2015, serta misi pengambilan sampel (''[[Chang'e 5]]'') pada tahun 2017. |
||
Antara tanggal 4 Oktober 2007 dan 10 Juni 2009, [[JAXA|Badan Penjelajahan Antariksa Jepang]] meluncurkan misi ''[[SELENE|Kaguya]] (Selene)'', pengorbit Bulan yang dilengkapi dengan kamera [[video definisi tinggi|video berdefinisi tinggi]] dan dua satelit pemancar radio kecil. Misi ini berhasil memperoleh data geofisika Bulan dan mengambil video berdefinisi tinggi dari luar orbit Bumi untuk pertama kalinya.<ref>{{cite web|url=http://www.selene.jaxa.jp/en/profile/index.htm|title=KAGUYA Mission Profile|publisher=JAXA|accessdate=13 April 2010}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.jaxa.jp/press/2007/11/20071107_kaguya_e.html|title=KAGUYA (SELENE) World's First Image Taking of the Moon by HDTV|date=7 November 2007|publisher=Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) and NHK (Japan Broadcasting Corporation)|accessdate=13 April 2010}}</ref> Misi penjelajahan Bulan pertama [[India]], ''[[Chandrayaan-1|Chandrayaan I]]'', mengorbit Bulan dari tanggal 8 November 2008 sampai kehilangan kontak pada 27 Agustus 2009, yang melakukan pemetaan fotogeologi dan mineralogi permukaan Bulan dalam resolusi tinggi. Misi ini juga menemukan keberadaan molekul-molekul air di dalam tanah Bulan.<ref>{{cite web|url=http://www.isro.org/Chandrayaan/htmls/mission_sequence.htm|title=Mission Sequence|date=17 November 2008|publisher=Indian Space Research Organisation|accessdate=13 April 2010}}</ref> [[Indian Space Research Organisation]] berencana untuk meluncurkan ''[[Chandrayaan II]]'' pada tahun 2013, yang juga disertai dengan sebuah robot penjelajah Bulan milik [[Rusia]].<ref>{{cite web|url=http://www.isro.org/scripts/futureprogramme.aspx#Space|title=Indian Space Research Organisation: Future Program|publisher=Indian Space Research Organisation|accessdate=13 April 2010}}</ref><ref>{{cite web|url=http://isro.org/pressrelease/Nov14_2007.htm |
Antara tanggal 4 Oktober 2007 dan 10 Juni 2009, [[JAXA|Badan Penjelajahan Antariksa Jepang]] meluncurkan misi ''[[SELENE|Kaguya]] (Selene)'', pengorbit Bulan yang dilengkapi dengan kamera [[video definisi tinggi|video berdefinisi tinggi]] dan dua satelit pemancar radio kecil. Misi ini berhasil memperoleh data geofisika Bulan dan mengambil video berdefinisi tinggi dari luar orbit Bumi untuk pertama kalinya.<ref>{{cite web|url=http://www.selene.jaxa.jp/en/profile/index.htm|title=KAGUYA Mission Profile|publisher=JAXA|accessdate=13 April 2010}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.jaxa.jp/press/2007/11/20071107_kaguya_e.html|title=KAGUYA (SELENE) World's First Image Taking of the Moon by HDTV|date=7 November 2007|publisher=Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) and NHK (Japan Broadcasting Corporation)|accessdate=13 April 2010|archive-date=2010-03-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20100316190341/http://www.jaxa.jp/press/2007/11/20071107_kaguya_e.html|dead-url=yes}}</ref> Misi penjelajahan Bulan pertama [[India]], ''[[Chandrayaan-1|Chandrayaan I]]'', mengorbit Bulan dari tanggal 8 November 2008 sampai kehilangan kontak pada 27 Agustus 2009, yang melakukan pemetaan fotogeologi dan mineralogi permukaan Bulan dalam resolusi tinggi. Misi ini juga menemukan keberadaan molekul-molekul air di dalam tanah Bulan.<ref>{{cite web|url=http://www.isro.org/Chandrayaan/htmls/mission_sequence.htm|title=Mission Sequence|date=17 November 2008|publisher=Indian Space Research Organisation|accessdate=13 April 2010}}</ref> [[Indian Space Research Organisation]] berencana untuk meluncurkan ''[[Chandrayaan II]]'' pada tahun 2013, yang juga disertai dengan sebuah robot penjelajah Bulan milik [[Rusia]].<ref>{{cite web|url=http://www.isro.org/scripts/futureprogramme.aspx#Space|title=Indian Space Research Organisation: Future Program|publisher=Indian Space Research Organisation|accessdate=13 April 2010|archive-date=2010-11-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20101125163045/http://isro.org/scripts/futureprogramme.aspx#Space|dead-url=yes}}</ref><ref>{{cite web|url=http://isro.org/pressrelease/Nov14_2007.htm|title=India and Russia Sign an Agreement on Chandrayaan-2|date=14 November 2007|publisher=Indian Space Research Organisation|accessdate=13 April 2010|archiveurl=https://web.archive.org/web/20071217203828/http://isro.org/pressrelease/Nov14_2007.htm|archivedate=2007-12-17|dead-url=yes}}</ref> Akan tetapi, kegagalan misi ''[[Fobos-Grunt]]'' Rusia menyebabkan proyek ini mengalami penundaan. |
||
Misi Bulan masa depan lainnya adalah ''[[Luna-Glob]]'' Rusia; yang meliputi sebuah pendarat |
Misi Bulan masa depan lainnya adalah ''[[Luna-Glob]]'' Rusia; yang meliputi sebuah pendarat nirawak, rangkaian seismometer, dan pengorbit yang serupa dengan misi ''[[Fobos-Grunt]]'' Mars yang gagal.<ref>{{cite web|url = http://www.aviationnow.com/avnow/news/channel_awst_story.jsp?id=news/aw060506p2.xml|title = Russia Plans Ambitious Robotic Lunar Mission|last = Covault|first = C.|publisher = Aviation Week|date = 4 June 2006|accessdate = 12 April 2007|archive-date = 2006-10-24|archive-url = https://web.archive.org/web/20061024024515/http://www.aviationnow.com/avnow/news/channel_awst_story.jsp?id=news%2Faw060506p2.xml|dead-url = yes}}</ref><ref>{{cite web|url=http://rt.com/Top_News/2009-02-25/Russia_to_send_mission_to_Mars_this_year__Moon_in_three_years_.html|title=Russia to send mission to Mars this year, Moon in three years |date=25 February 2009|publisher="TV-Novosti"|accessdate=13 April 2010}}</ref> Penjelajahan Bulan yang didanai swasta dikembangkan oleh [[Google Lunar X Prize]], diumumkan pada 13 September 2007, yang menawarkan uang senilai US$20 juta bagi siapa saja yang bisa mendaratkan sebuah robot penjelajah di Bulan dan yang memenuhi kriteria tertentu lainnya.<ref>{{cite web|title=About the Google Lunar X Prize|publisher=X-Prize Foundation|url=http://www.googlelunarxprize.org/lunar/about-the-prize|year=2010|accessdate=24 March 2010|archiveurl=https://web.archive.org/web/20100228024532/http://www.googlelunarxprize.org/lunar/about-the-prize|archivedate=2010-02-28|dead-url=no}}</ref> [[Shackleton Energy Company]] sedang mengembangkan sebuah program untuk melakukan operasi di kutub selatan Bulan dalam rangka mengumpulkan air untuk memasok [[Propellant Depot]] milik mereka.<ref>{{cite web |
||
| title = Mining the Moon's Water: Q&A with Shackleton Energy's Bill Stone |
| title = Mining the Moon's Water: Q&A with Shackleton Energy's Bill Stone |
||
| publisher = Space News |
| publisher = Space News |
||
Baris 429: | Baris 423: | ||
| first = Mike |
| first = Mike |
||
| date = 14 January 2011 |
| date = 14 January 2011 |
||
| url = http://www.spacenews.com/10619-mining-moon-water-bill-stone-110114.html |
| url = http://www.spacenews.com/10619-mining-moon-water-bill-stone-110114.html |
||
}}{{Pranala mati|date=Agustus 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> |
|||
NASA [[Masa Depan Penjelajahan Luar Angkasa|berencana untuk melanjutkan misi berawak]] setelah adanya seruan dari Presiden AS [[George W. Bush]] pada tanggal 14 Januari 2004 untuk meluncurkan misi berawak ke Bulan pada tahun 2019, serta membangun sebuah pangkalan di Bulan pada tahun 2024.<ref>{{cite press release|url = http://www.nasa.gov/missions/solarsystem/bush_vision.html| title = President Bush Offers New Vision For NASA|date = 14 December 2004| publisher = NASA|accessdate =12 April 2007}}</ref><ref>{{cite press release|title = NASA Unveils Global Exploration Strategy and Lunar Architecture|publisher = NASA|date = 4 December 2006| url = http://www.nasa.gov/home/hqnews/2006/dec/HQ_06361_ESMD_Lunar_Architecture.html|accessdate =12 April 2007}}</ref> Akan tetapi, program tersebut dibatalkan demi rencana pendaratan berawak di sebuah asteroid |
NASA [[Masa Depan Penjelajahan Luar Angkasa|berencana untuk melanjutkan misi berawak]] setelah adanya seruan dari Presiden AS [[George W. Bush]] pada tanggal 14 Januari 2004 untuk meluncurkan misi berawak ke Bulan pada tahun 2019, serta membangun sebuah pangkalan di Bulan pada tahun 2024.<ref>{{cite press release|url = http://www.nasa.gov/missions/solarsystem/bush_vision.html| title = President Bush Offers New Vision For NASA|date = 14 December 2004| publisher = NASA|accessdate =12 April 2007}}</ref><ref>{{cite press release|title = NASA Unveils Global Exploration Strategy and Lunar Architecture|publisher = NASA|date = 4 December 2006| url = http://www.nasa.gov/home/hqnews/2006/dec/HQ_06361_ESMD_Lunar_Architecture.html|accessdate =12 April 2007}}</ref> Akan tetapi, program tersebut dibatalkan demi rencana pendaratan berawak di sebuah asteroid pada tahun 2025 dan misi pengorbit [[Mars]] berawak yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2035.<ref>{{cite web|author=NASAtelevision |url=https://www.youtube.com/watch?v=3rNn_cUrlmE |title=President Obama Pledges Total Commitment to NASA |publisher=YouTube |date=15 April 2010 |accessdate=7 May 2012}}</ref> [[India]] juga menyatakan niatnya untuk mengirimkan misi berawak ke Bulan pada tahun 2020.<ref>{{cite web|url = http://www.space.com/news/061110_india_mannedspace.html| publisher = SPACE.com|title = India's Space Agency Proposes Manned Spaceflight Program| date = 10 November 2006| accessdate =23 October 2008}}</ref> |
||
== Astronomi dari Bulan == |
== Astronomi dari Bulan == |
||
Baris 441: | Baris 436: | ||
| date = September 1999 |
| date = September 1999 |
||
| url = http://www.ugcs.caltech.edu/~yukimoon/MoonTelescope/ |
| url = http://www.ugcs.caltech.edu/~yukimoon/MoonTelescope/ |
||
| accessdate = 27 March 2011 |
|||
| accessdate =27 March 2011}}</ref> Lokasinya relatif dekat sehingga [[penglihatan astronomi]] tidak akan menjadi masalah; kawah tertentu di dekat kutub gelap dan dingin secara permanen, dan dengan demikian sangat bermanfaat bagi [[teleskop inframerah]]; dan [[teleskop radio]] di sisi jauh akan terlindung dari perbincangan radio di Bumi.<ref>{{cite web |
|||
| archive-date = 2015-11-06 |
|||
| archive-url = https://web.archive.org/web/20151106142659/http://www.ugcs.caltech.edu/~yukimoon/MoonTelescope/ |
|||
| dead-url = yes |
|||
}}</ref> Lokasinya relatif dekat sehingga [[penglihatan astronomi]] tidak akan menjadi masalah; kawah tertentu di dekat kutub gelap dan dingin secara permanen, dan dengan demikian sangat bermanfaat bagi [[teleskop inframerah]]; dan [[teleskop radio]] di sisi jauh akan terlindung dari perbincangan radio di Bumi.<ref>{{cite web |
|||
| last = Chandler |
| last = Chandler |
||
| first = David |
| first = David |
||
Baris 470: | Baris 469: | ||
{{main|Hukum ruang angkasa}} |
{{main|Hukum ruang angkasa}} |
||
Meskipun panji-panji ''[[Program Luna|Luna]]'' Uni Soviet tersebar di Bulan, dan [[bendera Amerika Serikat]] secara simbolis ditancapkan di lokasi pendaratan oleh [[Daftar |
Meskipun panji-panji ''[[Program Luna|Luna]]'' Uni Soviet tersebar di Bulan, dan [[bendera Amerika Serikat]] secara simbolis ditancapkan di lokasi pendaratan oleh [[Daftar astronaut Apollo|astronaut Apollo]], tidak satupun negara yang mengklaim kepemilikan atas bagian permukaan Bulan hingga saat ini.<ref name="unoosa_q6" /> Rusia dan Amerika Serikat merupakan dua negara yang menandatangani [[Perjanjian Luar Angkasa]] pada tahun 1967,<ref name="unoosa_q4" /> yang menyatakan bahwa Bulan dan keseluruhan luar angkasa adalah "[[warisan bersama umat manusia|provinsi bagi seluruh umat manusia]]".<ref name="unoosa_q6" /> Perjanjian ini juga membatasi pemanfaatan Bulan untuk tujuan damai, secara eksplisit melarang instalasi sarana militer dan [[senjata pemusnah massal]] di Bulan.<ref name="unoosa_q5" /> [[Perjanjian Bulan]] 1979 bertujuan untuk membatasi eksploitasi sumber daya Bulan oleh satu negara, tetapi perjanjian ini belum ditandatangani oleh satupun negara penjelajah luar angkasa.<ref name="unoosa_moon" /> Meskipun beberapa individu telah menyatakan klaimnya atas keseluruhan atau sebagian permukaan Bulan, tidak satupun yang dianggap kredibel.<ref name="unoosa_q7" /><ref name="iisl_2004" /><ref name="iisl_2009" /> |
||
== Dalam budaya == |
== Dalam budaya == |
||
{{Further|Bulan dalam fiksi|Kalender bulan|Deifikasi bulan|Efek bulan|Bulan biru|Bulan (penanggalan)}} |
{{Further|Bulan dalam fiksi|Kalender bulan|Deifikasi bulan|Efek bulan|Bulan biru|Bulan (penanggalan)}} |
||
[[ |
[[Berkas:Moon-bonatti.png|jmpl|Luna, sang Rembulan, dari ''Liber astronomiae'' edisi 1550 karya [[Guido Bonatti]].]] |
||
[[Fase Bulan]] yang teratur menjadikannya sebagai penunjuk waktu yang sangat akurat, dan periode muncul dan menghilangnya Bulan di langit membentuk dasar bagi sebagian besar penanggalan kuno. [[Tongkat hitungan]], artefak tulang yang berusia sekitar 20-30.000 tahun, dipercaya oleh beberapa pihak sebagai penanda fase Bulan.<ref name="Marshack" /><ref>Brooks, A. S. and Smith, C. C. (1987): "Ishango revisited: new age determinations and cultural interpretations", ''The African Archaeological Review'', 5 : 65–78.</ref><ref>{{cite book| |
[[Fase Bulan]] yang teratur menjadikannya sebagai penunjuk waktu yang sangat akurat, dan periode muncul dan menghilangnya Bulan di langit membentuk dasar bagi sebagian besar penanggalan kuno. [[Tongkat hitungan]], artefak tulang yang berusia sekitar 20-30.000 tahun, dipercaya oleh beberapa pihak sebagai penanda fase Bulan.<ref name="Marshack" /><ref>Brooks, A. S. and Smith, C. C. (1987): "Ishango revisited: new age determinations and cultural interpretations", ''The African Archaeological Review'', 5 : 65–78.</ref><ref>{{cite book|last = Duncan|first = David Ewing|title = The Calendar|url = https://archive.org/details/calendar5000year0000dunc_l8r5|year = 1998|publisher = Fourth Estate Ltd.|isbn = 978-1-85702-721-1|pages = [https://archive.org/details/calendar5000year0000dunc_l8r5/page/10 10]–11 }}</ref> ~30 hari dalam sebulan merupakan waktu perkiraan [[siklus Bulan]]. Dalam bahasa Inggris, kata benda ''month'' dan kata kerabat dalam [[rumpun bahasa Jermanik|bahasa Jermanik]] lainnya berasal dari kata Proto-Jermanik ''*mǣnṓth-'', yang menunjukkan adanya penggunaan [[kalender bulan]] oleh [[bangsa Jermanik]] ([[kalender Jermanik]]) sebelum pengadopsian [[kalender matahari]].<ref name="barnhart-and-germania" /><ref>{{cite book|author = Smith, William George|title = Dictionary of Greek and Roman Biography and Mythology: Oarses-Zygia|url = http://books.google.com/?id=PJ0YAAAAIAAJ|accessdate = 29 March 2010|volume = 3|year = 1849|publisher = J. Walton|page = 768 }}</ref><ref>{{cite book|author = Estienne, Henri|title = Thesaurus graecae linguae|url = http://books.google.com/?id=0qQ_AAAAcAAJ|accessdate = 29 March 2010|volume = 5|year = 1846|publisher = Didot|page = 1001 }}</ref> |
||
[[ |
[[Berkas:Moonstar.jpg|jmpl|260px|kiri|[[Bintang dan bulan sabit|Bulan sabit]] dan "bintang" (disini adalah planet [[Venus]]) merupakan [[simbol Islam]], ditampilkan pada bendera negara seperti: {{flag|Turkey|name=(Turki)}}, {{flag|Algeria|name=(Aljazair)}} dan {{flag|Pakistan|name=(Pakistan)}}.]] |
||
Bulan telah menjadi subjek dari banyak karya seni dan sastra, serta inspirasi bagi bidang seni lainnya. Bulan dijadikan sebagai motif dalam seni visual, seni pertunjukan, syair, prosa, dan musik. Sebuah ukiran batu berusia 5.000 tahun di [[Knowth]], [[Irlandia]], diduga menggambarkan Bulan, yang merupakan penggambaran Bulan paling awal yang ditemukan.<ref name="spacetoday" /> Perbedaan visual antara dataran tinggi yang terang dan kawah ''[[Mare|maria]]'' yang gelap melahirkan pola yang dipandang oleh sejumlah budaya sebagai sosok [[Manusia di Bulan]], [[Kelinci Bulan|kelinci]], kerbau, dan lain sebagainya. Dalam sebagian besar budaya kuno dan prasejarah, Bulan diumpamakan sebagai [[Deifikasi bulan|seorang dewi]] atau fenomena [[supernatural]] lainnya, dan [[Bulan (astrologi)|pandangan astrologi terhadap Bulan]] tetap tersebar hingga saat ini. |
Bulan telah menjadi subjek dari banyak karya seni dan sastra, serta inspirasi bagi bidang seni lainnya. Bulan dijadikan sebagai motif dalam seni visual, seni pertunjukan, syair, prosa, dan musik. Sebuah ukiran batu berusia 5.000 tahun di [[Knowth]], [[Irlandia]], diduga menggambarkan Bulan, yang merupakan penggambaran Bulan paling awal yang ditemukan.<ref name="spacetoday" /> Perbedaan visual antara dataran tinggi yang terang dan kawah ''[[Mare|maria]]'' yang gelap melahirkan pola yang dipandang oleh sejumlah budaya sebagai sosok [[Manusia di Bulan]], [[Kelinci Bulan|kelinci]], kerbau, dan lain sebagainya. Dalam sebagian besar budaya kuno dan prasejarah, Bulan diumpamakan sebagai [[Deifikasi bulan|seorang dewi]] atau fenomena [[supernatural]] lainnya, dan [[Bulan (astrologi)|pandangan astrologi terhadap Bulan]] tetap tersebar hingga saat ini. |
||
Baris 489: | Baris 488: | ||
== Lihat juga == |
== Lihat juga == |
||
{{Portal|Tata Surya |
{{Portal|Tata Surya}} |
||
{{Wikipedia books |
{{Wikipedia books |
||
|1=Bulan |
|1=Bulan |
||
Baris 508: | Baris 507: | ||
{{efn |
{{efn |
||
| name = maxval |
| name = maxval |
||
|''Nilai maksimum'' |
|''Nilai maksimum'' didasarkan pada skala kecerahan dari nilai -12,74 yang diberikan untuk jarak khatulistiwa ke pusat Bulan, atau 378.000 menurut NASA, hingga jarak minimum Bumi-Bulan yang dicantumkan disini, setelah disesuaikan dengan radius khatulistiwa Bumi, yakni 6.378, sehingga jaraknya adalah 350.600 km. Nilai minimum (saat [[bulan baru]]) didasarkan pada skala yang sama dengan menggunakan jarak Bumi-Bulan maksimum, atau 407.000 km, dan dengan menghitung kecerahan cahaya bulan pada saat bulan baru. Kecerahan cahaya bulan adalah {{nowrap|[[Albedo]] Bumi ×}} {{nowrap|([[radius bumi]] /}} Radius [[orbit Bulan]])<sup>2</sup> ] relatif terhadap pencahayaan langsung dari Matahari yang terjadi saat bulan purnama. ({{nowrap|Albedo Bumi {{=}} 0.367}}; {{nowrap|Radius Bumi {{=}} radius (kutub}} × {{nowrap|radius khatulistiwa)<sup>½</sup> {{=}} 6 367 km}}.) |
||
}} |
}} |
||
{{efn |
{{efn |
||
| name = angular size |
| name = angular size |
||
| Kisaran nilai ukuran sudut yang dicantumkan berdasarkan pada skala sederhana dari nilai yang terdapat dalam referensi: jarak khatulistiwa Bumi ke pusat Bulan adalah 378.000 km, ukuran sudutnya adalah 1.896 [[detik busur]]. Referensi yang sama mencantumkan jarak ekstrem Bumi-Bulan adalah 407.000 km dan 357.km 000. Untuk menentukan ukuran sudut maksimum, jarak minimum harus dikoreksi sesuai dengan radius khatulistiwa bumi, yakni 6.378 km, sehingga hasilnya 350.600 km. |
|||
| The range of angular size values given are based on simple scaling of the following values given in the fact sheet reference: at an Earth-equator to Moon-centre distance of 378 000 km, the [[diameter angular|ukuran angular]] is 1896 [[arcsecond]]s. The same fact sheet gives extreme Earth–Moon distances of 407 000 km and 357 000 km. For the maximum angular size, the minimum distance has to be corrected for Earth's equatorial radius of 6 378 km, giving 350 600 km. |
|||
}} |
}} |
||
{{efn |
{{efn |
||
| name = pressure explanation |
| name = pressure explanation |
||
| Lucey ''et al.'' (2006) |
| Lucey ''et al.'' (2006) menyatakan {{nowrap|10<sup>7</sup> partikel cm<sup>−3</sup>}} pada siang hari dan {{nowrap|10<sup>5</sup> partikel cm<sup>−3</sup>}} pada malam hari. Akibat suhu permukaan khatulistiwa yang mencapai 390 [[Kelvin|K]] pada siang hari dan 100 K pada malam hari, [[hukum gas ideal]] menghasilkan tekanan yang sebagaimana yang dicantumkan pada kotak info (dibulatkan hingga mendekati [[urutan magnitudo]]): 10<sup>−7</sup> [[Pascal (satuan)|Pa]] pada siang hari dan 10<sup>−10</sup> Pa pada malam hari. |
||
}} |
}} |
||
{{efn |
{{efn |
||
| name = near-Earth asteroids |
| name = near-Earth asteroids |
||
| Terdapat |
| Terdapat sejumlah [[asteroid dekat Bumi]], termasuk [[3753 Cruithne]], yang meng[[ko-orbit]] Bumi: orbit mereka menjauhi Bumi untuk beberapa periode waktu namun kemudian melakukan pengorbitan dalam waktu lama (Morais et al, 2002). Adapula [[quasi-satelit]] – mereka bukanlah satelit karena mereka tidak mengorbit Bumi. Untuk informasi lebih lanjut, lihat [[Satelit Bumi lainnya]]. |
||
}} |
}} |
||
Baris 563: | Baris 562: | ||
}} |
}} |
||
''' |
'''Referensi''' |
||
{{reflist |
{{reflist |
||
| |
|colwidth = 30em |
||
| |
|refs = |
||
<ref name="W06"> |
<ref name="W06"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last1 = Wieczorek |
||
| |
|first1 = M. |
||
| |
|title = The constitution and structure of the lunar interior |
||
| |
|journal = Reviews in Mineralogy and Geochemistry |
||
| |
|volume = 60 |
||
| |
|issue = 1 |
||
| |
|pages = 221–364 |
||
| |
|year = 2006 |
||
| |
|doi = 10.2138/rmg.2006.60.3 |
||
| |
|display-authors = 1 |
||
| |
|author2 = <Please add first missing authors to populate metadata.> |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 591: | Baris 588: | ||
<ref name="NSSDC"> |
<ref name="NSSDC"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|last = Williams |
||
| |
|first = Dr. David R. |
||
| |
|title = Moon Fact Sheet |
||
| |
|publisher = [[NASA]] (National Space Science Data Center) |
||
| |
|url = http://nssdc.gsfc.nasa.gov/planetary/factsheet/moonfact.html |
||
| |
|date = 2 February 2006 |
||
| |
|accessdate =31 December 2008 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 603: | Baris 600: | ||
<ref name="Saari"> |
<ref name="Saari"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|doi = 10.1364/AO.47.004981 |
||
| |
|title = Celestial body irradiance determination from an underfilled satellite radiometer: application to albedo and thermal emission measurements of the Moon using CERES |
||
| |
|year = 2008 |
||
| |
|last1 = Matthews |
||
| |
|first1 = Grant |
||
| |
|journal = Applied Optics |
||
| |
|volume = 47 |
||
| |
|pages = 4981–93 |
||
| |
|pmid = 18806861 |
||
| |
|issue = 27 |
||
| |
|bibcode = 2008ApOpt..47.4981M |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 619: | Baris 616: | ||
<ref name="Vasavada1999"> |
<ref name="Vasavada1999"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|author=A.R. Vasavada, D.A. Paige, and S.E. Wood |
||
| |
|journal = Icarus |
||
| |
|title = Near-Surface Temperatures on Mercury and the Moon and the Stability of Polar Ice Deposits |
||
| |
|volume = 141 |
||
| |
|issue = 2 |
||
| |
|page = 179 |
||
| |
|bibcode = 1999Icar..141..179V |
||
| |
|doi = 10.1006/icar.1999.6175 |
||
| |
|year = 1999 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 633: | Baris 630: | ||
<ref name="L06"> |
<ref name="L06"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last1 = Lucey |
||
| |
|first1 = P. |
||
| |
|last2 = Korotev |
||
| |
|first2 = Randy L. |
||
| |
|title = Understanding the lunar surface and space-Moon interactions |
||
| |
|journal = Reviews in Mineralogy and Geochemistry |
||
| |
|volume = 60 |
||
| |
|issue = 1 |
||
| |
|pages = 83–219 |
||
| |
|year = 2006 |
||
| |
|doi = 10.2138/rmg.2006.60.2 |
||
| |
|display-authors = 2 |
||
| |
|author3 = <Please add first missing authors to populate metadata.> |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 651: | Baris 648: | ||
<ref name="Morais2002"> |
<ref name="Morais2002"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last = Morais |
||
| |
|first = M.H.M. |
||
| |
|coauthors = Morbidelli, A. |
||
| |
|title = The Population of Near-Earth Asteroids in Coorbital Motion with the Earth |
||
| |
|journal = Icarus |
||
| |
|year = 2002 |
||
| |
|volume = 160 |
||
| |
|issue = 1 |
||
| |
|pages = 1–9 |
||
| |
|bibcode = 2002Icar..160....1M |
||
| |
|doi = 10.1006/icar.2002.6937 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="test">{{cite web|url=http://www.astrobio.net/pressrelease/4673/titanium-paternity-test-says-earth-is-the-moons-only-parent |
<ref name="test">{{cite web|url=http://www.astrobio.net/pressrelease/4673/titanium-paternity-test-says-earth-is-the-moons-only-parent|title=Titanium Paternity Test Says Earth is the Moon's Only Parent (University of Chicago)|publisher=Astrobio.net|date=|accessdate=2013-10-03}}</ref> |
||
<ref name="PN-FAQ"> |
<ref name="PN-FAQ"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|url = http://planetarynames.wr.usgs.gov/nomenFAQ.html |
||
| |
|title = Gazetteer of Planetary Nomenclature: Planetary Nomenclature FAQ |
||
| |
|publisher = USGS Astrogeology Research Program |
||
| |
|accessdate =29 March 2010 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="barnhart1995"> |
<ref name="barnhart1995"> |
||
{{cite book| |
{{cite book|last = Barnhart|first = Robert K.|title = The Barnhart Concise Dictionary of Etymology|url = https://archive.org/details/barnhartconcised0000unse|year = 1995|publisher = Harper Collins|location = USA|isbn = 978-0-06-270084-1|page = [https://archive.org/details/barnhartconcised0000unse/page/487 487] }} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="oed"> |
<ref name="oed"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|url = http://dictionary.oed.com/cgi/entry/50136796?single=1&query_type=word&queryword=lunar&first=&max_to_show=10 |
||
| |
|title = Oxford English Dictionary: lunar, a. and n. |
||
| |
|work = Oxford English Dictionary: Second Edition 1989 |
||
| |
|publisher = Oxford University Press |
||
| |
|accessdate =23 March 2010 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 692: | Baris 689: | ||
<ref name="Binder"> |
<ref name="Binder"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last = Binder |
||
| |
|first = A.B. |
||
| |
|title = On the origin of the Moon by rotational fission |
||
| |
|journal = The Moon |
||
| |
|year = 1974 |
||
| |
|volume = 11 |
||
| |
|issue = 2 |
||
| |
|pages = 53–76 |
||
| |
|bibcode = 1974Moon...11...53B |
||
| |
|doi = 10.1007/BF01877794 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="BotM"> |
<ref name="BotM"> |
||
{{cite book| |
{{cite book|last = Stroud|first = Rick|title = The Book of the Moon|url = https://archive.org/details/bookofmoon0000stro|year = 2009|publisher = Walken and Company|isbn = 978-0-8027-1734-4|pages = [https://archive.org/details/bookofmoon0000stro/page/24 24]–27 }} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="Mitler"> |
<ref name="Mitler"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last = Mitler |
||
| |
|first = H.E. |
||
| |
|title = Formation of an iron-poor moon by partial capture, or: Yet another exotic theory of lunar origin |
||
| |
|journal = [[Icarus (journal)|Icarus]] |
||
| |
|year = 1975 |
||
| |
|volume = 24 |
||
| |
|issue = 2 |
||
| |
|pages = 256–268 |
||
| |
|bibcode = 1975Icar...24..256M |
||
| |
|doi = 10.1016/0019-1035(75)90102-5 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 726: | Baris 723: | ||
<ref name="taylor1998"> |
<ref name="taylor1998"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|url = http://www.psrd.hawaii.edu/Dec98/OriginEarthMoon.html |
||
| |
|title = Origin of the Earth and Moon |
||
| |
|last = Taylor |
||
| |
|first = G. Jeffrey |
||
| |
|date = 31 December 1998 |
||
| |
|publisher = Planetary Science Research Discoveries |
||
| |
|accessdate =7 April 2010 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 738: | Baris 735: | ||
<ref name="Pahlevan2007"> |
<ref name="Pahlevan2007"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last = Pahlevan |
||
| |
|first = Kaveh |
||
| |
|coauthors = Stevenson, David J. |
||
| |
|year = 2007 |
||
| |
|title = Equilibration in the aftermath of the lunar-forming giant impact |
||
| |
|journal = Earth and Planetary Science Letters |
||
| |
|volume = 262 |
||
| |
|issue = 3–4 |
||
| |
|pages = 438–449 |
||
| |
|doi = 10.1016/j.epsl.2007.07.055 |
||
| |
|bibcode = 2007E&PSL.262..438P |
||
|arxiv = 1012.5323 }} |
|arxiv = 1012.5323 }} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 754: | Baris 751: | ||
<ref name="Warren1985"> |
<ref name="Warren1985"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last = Warren |
||
| |
|first = P. H. |
||
| |
|year = 1985 |
||
| |
|title = The magma ocean concept and lunar evolution |
||
| |
|journal = Annual review of earth and planetary sciences. |
||
| |
|volume = 13 |
||
| |
|issue = 1 |
||
| |
|pages = 201–240 |
||
| |
|bibcode = 1985AREPS..13..201W |
||
| |
|doi = 10.1146/annurev.ea.13.050185.001221 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 769: | Baris 766: | ||
<ref name="S06"> |
<ref name="S06"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last1 = Shearer |
||
| |
|first1 = C. |
||
| |
|title = Thermal and magmatic evolution of the Moon |
||
| |
|journal = Reviews in Mineralogy and Geochemistry |
||
| |
|volume = 60 |
||
| |
|issue = 1 |
||
| |
|pages = 365–518 |
||
| |
|year = 2006 |
||
| |
|doi = 10.2138/rmg.2006.60.4 |
||
| |
|display-authors = 1 |
||
| |
|author2 = <Please add first missing authors to populate metadata.> |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="Schubert2004"> |
<ref name="Schubert2004"> |
||
{{cite book| |
{{cite book|last = Schubert|first = J.|editor = F. Bagenal ''et al.''|title = Jupiter: The Planet, Satellites, and Magnetosphere|url = https://archive.org/details/isbn_9780521818087|year = 2004|publisher = Cambridge University Press|isbn = 978-0-521-81808-7|pages = [https://archive.org/details/isbn_9780521818087/page/281 281]–306|chapter = Interior composition, structure, and dynamics of the Galilean satellites.|display-authors = 1 }} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="Spudis1994"> |
<ref name="Spudis1994"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|doi = 10.1126/science.266.5192.1848 |
||
| |
|last = Spudis |
||
| |
|first = Paul D. |
||
| |
|coauthors = Reisse, Robert A.; Gillis, Jeffrey J. |
||
| |
|year = 1994 |
||
| |
|title = Ancient Multiring Basins on the Moon Revealed by Clementine Laser Altimetry |
||
| |
|journal = Science |
||
| |
|volume = 266 |
||
| |
|issue = 5192 |
||
| |
|pages = 1848–1851 |
||
| |
|bibcode = 1994Sci...266.1848S |
||
| |
|pmid = 17737079 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="worldbook"> |
<ref name="worldbook">{{cite web |
||
|last = Spudis |
|||
{{cite web |
|||
| |
|first = P.D. |
||
| |
|year = 2004 |
||
|url = http://www.nasa.gov/worldbook/moon_worldbook.html |
|||
| year = 2004 |
|||
|title = Moon |
|||
| url = http://www.nasa.gov/worldbook/moon_worldbook.html |
|||
|publisher = World Book Online Reference Center, [[NASA]] |
|||
| title = Moon |
|||
|accessdate = 12 April 2007 |
|||
| publisher = World Book Online Reference Center, [[NASA]] |
|||
|archive-date = 2007-04-17 |
|||
| accessdate =12 April 2007}}{{dead link |
|||
|archive-url = https://web.archive.org/web/20070417004137/https://www.nasa.gov/worldbook/moon_worldbook.html |
|||
| date = May 2012 |
|||
|dead-url = yes |
|||
}} |
|||
</ref> |
}}</ref> |
||
<ref name="Papike"> |
<ref name="Papike"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last = Papike |
||
| |
|first = J. |
||
| |
|coauthors = Ryder, G.; Shearer, C. |
||
| |
|title = Lunar Samples |
||
| |
|journal = Reviews in Mineralogy and Geochemistry |
||
| |
|volume = 36 |
||
| |
|pages = 5.1–5.234 |
||
| |
|year = 1998 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 832: | Baris 829: | ||
<ref name="Hiesinger"> |
<ref name="Hiesinger"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last = Hiesinger |
||
| |
|first = H. |
||
| |
|coauthors = Head, J.W.; Wolf, U.; Jaumanm, R.; Neukum, G. |
||
| |
|title = Ages and stratigraphy of mare basalts in Oceanus Procellarum, Mare Numbium, Mare Cognitum, and Mare Insularum |
||
| |
|journal = J. Geophys. Res. |
||
| |
|volume = 108 |
||
| |
|issue = E7 |
||
| |
|page = 1029 |
||
| |
|year = 2003 |
||
| |
|doi = 10.1029/2002JE001985 |
||
| |
|bibcode = 2003JGRE..108.5065H |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 848: | Baris 845: | ||
<ref name="gazetteer"> |
<ref name="gazetteer"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|url = http://planetarynames.wr.usgs.gov/append6.html#Moon |
||
| |
|title = Gazetteer of Planetary Nomenclature: Categories for Naming Features on Planets and Satellites |
||
| |
|publisher = U.S. Geological Survey |
||
| |
|accessdate =8 April 2010 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 857: | Baris 854: | ||
<ref name="geologic"> |
<ref name="geologic"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|first = Don |
||
| |
|last = Wilhelms |
||
| |
|year = 1987 |
||
| |
|title = Geologic History of the Moon |
||
| |
|publisher = U.S. Geological Survey |
||
| |
|url = http://ser.sese.asu.edu/GHM/ghm_07txt.pdf |
||
| |
|chapter = Relative Ages |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 869: | Baris 866: | ||
<ref name="Margot1999"> |
<ref name="Margot1999"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|author = Margot, J. L.; Campbell, D. B.; Jurgens, R. F.; Slade, M. A. |
||
| |
|title = Topography of the Lunar Poles from Radar Interferometry: A Survey of Cold Trap Locations |
||
|url = https://archive.org/details/sim_science_1999-06-04_284_5420/page/1658 |
|||
| journal = Science |
|||
|journal = Science |
|||
| date = 4 June 1999 |
|||
|date = 4 June 1999 |
|||
| volume = 284 |
|||
| |
|volume = 284 |
||
| pages = 1658–1660 |
|issue = 5420 |
||
|pages = 1658–1660 |
|||
| |
|doi = 10.1126/science.284.5420.1658 |
||
| |
|pmid = 10356393 |
||
| |
|bibcode = 1999Sci...284.1658M |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 884: | Baris 882: | ||
<ref name="M03"> |
<ref name="M03"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|url = http://www.psrd.hawaii.edu/June03/lunarShadows.html |
||
| |
|title = The Moon's Dark, Icy Poles |
||
| |
|last = Martel |
||
| |
|first = L. M. V. |
||
| |
|publisher = Planetary Science Research Discoveries, Hawai'i Institute of Geophysics and Planetology |
||
| |
|date = 4 June 2003 |
||
| |
|accessdate =12 April 2007 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 896: | Baris 894: | ||
<ref name="seedhouse2009"> |
<ref name="seedhouse2009"> |
||
{{cite book |
{{cite book |
||
| |
|last = Seedhouse |
||
| |
|first = Erik |
||
| |
|title = Lunar Outpost: The Challenges of Establishing a Human Settlement on the Moon |
||
| |
|publisher = Springer Praxis |
||
| |
|location = Germany |
||
| |
|year = 2009 |
||
| |
|series = Springer-Praxis Books in Space Exploration |
||
| |
|page = 136 |
||
| |
|isbn = 978-0-387-09746-6 |
||
| |
|url = http://books.google.com/?id=ZJm_i3GS4r4C&pg=PA136 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="moonwater_18032010"> |
<ref name="moonwater_18032010">{{cite web |
||
|url = http://science.nasa.gov/headlines/y2010/18mar_moonwater.htm?list940097 |
|||
{{cite web |
|||
|title = The Multiplying Mystery of Moonwater |
|||
| url = http://science.nasa.gov/headlines/y2010/18mar_moonwater.htm?list940097 |
|||
|last = Coulter |
|||
| title = The Multiplying Mystery of Moonwater |
|||
| |
|first = Dauna |
||
|date = 18 March 2010 |
|||
| first = Dauna |
|||
|publisher = Science@NASA |
|||
| date = 18 March 2010 |
|||
|accessdate = 28 March 2010 |
|||
| publisher = Science@NASA |
|||
|archive-date = 2016-05-16 |
|||
| accessdate =28 March 2010 |
|||
|archive-url = http://arquivo.pt/wayback/20160516155030/http://science.nasa.gov/headlines/y2010/18mar_moonwater.htm?list940097 |
|||
}} |
|||
|dead-url = yes |
|||
</ref> |
|||
}}</ref> |
|||
<ref name="Feldman1998"> |
<ref name="Feldman1998"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last = Feldman |
||
| |
|first = W. C. |
||
| |
|coauthors = S. Maurice, A. B. Binder, B. L. Barraclough, R. C. Elphic, D. J. Lawrence |
||
| |
|year = 1998 |
||
| |
|title = Fluxes of Fast and Epithermal Neutrons from Lunar Prospector: Evidence for Water Ice at the Lunar Poles |
||
| |
|journal = Science |
||
| |
|pmid = 9727973 |
||
| |
|volume = 281 |
||
| |
|issue = 5382 |
||
| |
|pages = 1496–1500 |
||
| |
|doi = 10.1126/science.281.5382.1496 |
||
| |
|bibcode = 1998Sci...281.1496F |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 940: | Baris 939: | ||
<ref name="Saal2008"> |
<ref name="Saal2008"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last = Saal |
||
| |
|first = Alberto E. |
||
| |
|coauthors = Hauri, Erik H.; Cascio, Mauro L.; van Orman, James A.; Rutherford, Malcolm C.; Cooper, Reid F. |
||
| |
|year = 2008 |
||
| |
|title = Volatile content of lunar volcanic glasses and the presence of water in the Moon's interior |
||
| |
|journal = Nature |
||
| |
|pmid = 18615079 |
||
| |
|volume = 454 |
||
| |
|issue = 7201 |
||
| |
|pages = 192–195 |
||
| |
|doi = 10.1038/nature07047 |
||
| |
|bibcode = 2008Natur.454..192S |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 957: | Baris 956: | ||
<ref name="Pieters2009"> |
<ref name="Pieters2009"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|doi = 10.1126/science.1178658 |
||
| |
|last = Pieters |
||
| |
|first = C. M. |
||
| |
|coauthors = Goswami, J. N.; Clark, R. N.; Annadurai, M.; Boardman, J.; Buratti, B.; Combe, J.-P.; Dyar, M. D.; Green, R.; Head, J. W.; Hibbitts, C.; Hicks, M.; Isaacson, P.; Klima, R.; Kramer, G.; Kumar, S.; Livo, E.; Lundeen, S.; Malaret, E.; McCord, T.; Mustard, J.; Nettles, J.; Petro, N.; Runyon, C.; Staid, M.; Sunshine, J.; Taylor, L. A.; Tompkins, S.; Varanasi, P. |
||
| |
|year = 2009 |
||
| |
|title = Character and Spatial Distribution of OH/H2O on the Surface of the Moon Seen by M3 on Chandrayaan-1 |
||
| |
|journal = Science |
||
| |
|volume = 326 |
||
| |
|issue = 5952 |
||
| |
|pages = 568–72 |
||
| |
|pmid = 19779151 |
||
| |
|bibcode = 2009Sci...326..568P |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="Planetary"> |
<ref name="Planetary">{{cite web |
||
|url = http://planetary.org/news/2009/1113_LCROSS_Lunar_Impactor_Mission_Yes_We.html |
|||
{{cite web |
|||
|title = LCROSS Lunar Impactor Mission: "Yes, We Found Water!" |
|||
| url = http://planetary.org/news/2009/1113_LCROSS_Lunar_Impactor_Mission_Yes_We.html |
|||
|last = Lakdawalla |
|||
| title = LCROSS Lunar Impactor Mission: "Yes, We Found Water!" |
|||
| |
|first = Emily |
||
|date = 13 November 2009 |
|||
| first = Emily |
|||
|publisher = The Planetary Society |
|||
| date = 13 November 2009 |
|||
|accessdate = 13 April 2010 |
|||
| publisher = The Planetary Society |
|||
| |
|archive-date = 2010-01-22 |
||
|archive-url = https://web.archive.org/web/20100122233405/http://www.planetary.org/news/2009/1113_LCROSS_Lunar_Impactor_Mission_Yes_We.html |
|||
}} |
|||
|dead-url = yes |
|||
</ref> |
|||
}}</ref> |
|||
<ref name="Colaprete"> |
<ref name="Colaprete"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|date = 1–5 March 2010 |
||
| |
|title = Water and More: An Overview of LCROSS Impact Results |
||
| |
|journal = 41st Lunar and Planetary Science Conference |
||
| |
|volume = 41 |
||
| |
|issue = 1533 |
||
| |
|page = 2335 |
||
| |
|bibcode = 2010LPI....41.2335C |
||
}} |
}} |
||
Baris 999: | Baris 999: | ||
<ref name="Colaprete2010"> |
<ref name="Colaprete2010"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|author=Colaprete, A.; Schultz, P.; Heldmann, J.; Wooden, D.; Shirley, M.; Ennico, K.; Hermalyn, B.; Marshall, W; Ricco, A.; Elphic, R. C.; Goldstein, D.; Summy, D.; Bart, G. D.; Asphaug, E.; Korycansky, D.; Landis, D.; Sollitt, L. |
||
| |
|title = Detection of Water in the LCROSS Ejecta Plume |
||
|url=https://archive.org/details/sim_science_2010-10-22_330_6003/page/463 |
|||
| journal = Science |
|||
|journal = Science |
|||
| date = 22 October 2010 |
|||
|date = 22 October 2010 |
|||
| volume = 330 |
|||
| |
|volume = 330 |
||
| |
|issue = 6003 |
||
| |
|pmid = 20966242 |
||
| doi = 10.1126/science.1186986 |
|pages = 463–468 |
||
|doi = 10.1126/science.1186986 |
|||
| |
|bibcode = 2010Sci...330..463C |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.014: | Baris 1.015: | ||
<ref name="hauri"> |
<ref name="hauri"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last = Hauri |
||
| |
|first = Erik |
||
| |
|coauthors = Thomas Weinreich, Albert E. Saal, Malcolm C. Rutherford, James A. Van Orman |
||
| |
|date = 26 May 2011 |
||
| |
|title = High Pre-Eruptive Water Contents Preserved in Lunar Melt Inclusions |
||
| |
|journal = Science Express |
||
| |
|volume = 10 |
||
| |
|issue = 1126 |
||
| |
|doi = 10.1126/science.1204626 |
||
| |
|bibcode = 2011Sci...333..213H |
||
| |
|page = 213 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.030: | Baris 1.031: | ||
<ref name="GB2009"> |
<ref name="GB2009"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|doi = 10.1126/science.1166804 |
||
| |
|last1 = Garrick-Bethell |
||
| |
|first1 = Ian |
||
| |
|first2=iBenjamin P. |
||
| |
|last2=Weiss |
||
| |
|first3= David L. |
||
| |
|last3=Shuster |
||
| |
|first4= Jennifer |
||
| |
|last4=Buz |
||
| |
|year = 2009 |
||
| |
|title = Early Lunar Magnetism |
||
| |
|journal = Science |
||
| |
|volume = 323 |
||
| |
|issue = 5912 |
||
| |
|pages = 356–359 |
||
| |
|pmid = 19150839 |
||
| |
|bibcode = 2009Sci...323..356G |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.052: | Baris 1.053: | ||
<ref name="Stern1999"> |
<ref name="Stern1999"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last = Stern |
||
| |
|first = S.A. |
||
| |
|title = The Lunar atmosphere: History, status, current problems, and context |
||
| |
|journal = Rev. Geophys. |
||
| |
|volume = 37 |
||
| |
|year = 1999 |
||
| |
|issue = 4 |
||
| |
|pages = 453–491 |
||
| |
|doi = 10.1029/1999RG900005 |
||
| |
|bibcode = 1999RvGeo..37..453S |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.067: | Baris 1.068: | ||
<ref name="Sridharan2010"> |
<ref name="Sridharan2010"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last = Sridharan |
||
| |
|first = R. |
||
| |
|coauthors = S.M. Ahmed, Tirtha Pratim Dasa, P. Sreelathaa, P. Pradeepkumara, Neha Naika, and Gogulapati Supriya |
||
| |
|year = 2010 |
||
| |
|page = 947 |
||
| |
|issue = 6 |
||
| |
|volume = 58 |
||
| |
|title = 'Direct' evidence for water (H2O) in the sunlit lunar ambience from CHACE on MIP of Chandrayaan I |
||
| |
|journal = Planetary and Space Science |
||
| |
|doi = 10.1016/j.pss.2010.02.013 |
||
| |
|bibcode = 2010P&SS...58..947S |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.087: | Baris 1.088: | ||
<ref name="bbc"> |
<ref name="bbc"> |
||
{{cite news |
{{cite news |
||
| |
|title = 'Coldest place' found on the Moon |
||
| |
|publisher = BBC News |
||
| |
|url = http://news.bbc.co.uk/1/hi/8416749.stm |
||
| |
|first =Jonathan |
||
| |
|last =Amos |
||
| |
|accessdate =20 March 2010 |
||
| |
|date = 16 December 2009 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="Beletskii2"> |
<ref name="Beletskii2"> |
||
{{cite book| |
{{cite book|author = V V Belet︠s︡kiĭ|title = Essays on the Motion of Celestial Bodies|url = http://books.google.com/?id=byWZusmVSecC|year = 2001|publisher = Birkhäuser|isbn = 978-3-7643-5866-2|page = 183 }} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="Moon"> |
<ref name="Moon"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|title = How Bright is the Moon? |
||
| |
|author=Luciuk, Mike |
||
| |
|url = http://www.asterism.org/tutorials/tut26-1.htm |
||
| |
|publisher = Amateur Astronomers, Inc. |
||
| |
|accessdate =16 March 2010 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.113: | Baris 1.114: | ||
<ref name="Lambeck1977"> |
<ref name="Lambeck1977"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|doi = 10.1098/rsta.1977.0159 |
||
| |
|last = Lambeck |
||
| |
|first = K. |
||
| |
|year = 1977 |
||
| |
|title = Tidal Dissipation in the Oceans: Astronomical, Geophysical and Oceanographic Consequences |
||
| |
|journal = [[Philosophical Transactions of the Royal Society A]] |
||
| |
|volume = 287 |
||
| |
|issue = 1347 |
||
| |
|pages = 545–594 |
||
| |
|bibcode = 1977RSPTA.287..545L |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.128: | Baris 1.129: | ||
<ref name="touma1994"> |
<ref name="touma1994"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
| |
|last = Touma |
||
| |
|first = Jihad |
||
| |
|coauthors = Wisdom, Jack |
||
| |
|year = 1994 |
||
| |
|title = Evolution of the Earth-Moon system |
||
| |
|journal = The Astronomical Journal |
||
| |
|volume = 108 |
||
| |
|issue = 5 |
||
| |
|pages = 1943–1961 |
||
| |
|doi = 10.1086/117209 |
||
| |
|bibcode = 1994AJ....108.1943T |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="eclipse"> |
<ref name="eclipse">{{cite web |
||
|last = Thieman |
|||
{{cite web |
|||
| |
|first = J. |
||
| |
|coauthors = Keating, S. |
||
|date = 2 May 2006 |
|||
| coauthors = Keating, S. |
|||
|url = http://eclipse99.nasa.gov/pages/faq.html |
|||
| date = 2 May 2006 |
|||
|title = Eclipse 99, Frequently Asked Questions |
|||
| url = http://eclipse99.nasa.gov/pages/faq.html |
|||
|publisher = NASA |
|||
| title = Eclipse 99, Frequently Asked Questions |
|||
|accessdate = 12 April 2007 |
|||
| publisher = NASA |
|||
| |
|archive-date = 2007-02-11 |
||
|archive-url = https://web.archive.org/web/20070211120127/http://eclipse99.nasa.gov/pages/faq.html |
|||
}} |
|||
|dead-url = yes |
|||
</ref> |
|||
}}</ref> |
|||
<ref name="Sarma-Ast-Ind"> |
<ref name="Sarma-Ast-Ind"> |
||
{{cite book| |
{{cite book|last = Sarma|first = K. V.|authorlink = K. V. Sarma|editor = Helaine Selin|editor-link = Helaine Selin|title = Encyclopaedia of the History of Science, Technology, and Medicine in Non-Western Cultures|url = https://archive.org/details/encyclopaediahis00seli_136|edition = 2|year = 2008|publisher = [[Springer Science+Business Media|Springer]]|isbn = 978-1-4020-4559-2|pages = [https://archive.org/details/encyclopaediahis00seli_136/page/n331 317]–321|contribution = Astronomy in India }} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="Hall1977"> |
<ref name="Hall1977"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|url = http://history.nasa.gov/SP-4210/pages/App_A.htm |
||
| |
|title = Appendix A: LUNAR THEORY BEFORE 1964 |
||
| |
|last = Hall |
||
| |
|first = R. Cargill |
||
| |
|year = 1977 |
||
| |
|work = NASA History Series. LUNAR IMPACT: A History of Project Ranger. |
||
| |
|publisher = Scientific and Technical Information Office, NATIONAL AERONAUTICS AND SPACE ADMINISTRATION |
||
| |
|accessdate =13 April 2010 |
||
| |
|location = Washington, D.C. |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.175: | Baris 1.177: | ||
<ref name="CNN"> |
<ref name="CNN"> |
||
{{cite news |
{{cite news |
||
| |
|last = Coren |
||
| |
|first = M. |
||
| |
|title = 'Giant leap' opens world of possibility |
||
| |
|publisher = CNN |
||
| |
|date = 26 July 2004 |
||
| |
|url = http://edition.cnn.com/2004/TECH/space/07/16/moon.landing/index.html |
||
| |
|accessdate =16 March 2010 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.187: | Baris 1.189: | ||
<ref name="xinhua_20090301"> |
<ref name="xinhua_20090301"> |
||
{{cite news |
{{cite news |
||
| |
|url = http://www.chinadaily.com.cn/china/2009-03/01/content_7523687.htm |
||
| |
|title = China's first lunar probe ends mission |
||
| |
|date = 1 March 2009<!-- 19:28--> |
||
| |
|publisher = Xinhua |
||
| |
|accessdate =29 March 2010 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.197: | Baris 1.199: | ||
<ref name="unoosa_q6"> |
<ref name="unoosa_q6"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|url = http://www.unoosa.org/oosa/en/FAQ/splawfaq.html#Q6 |
||
| |
|title = Can any State claim a part of outer space as its own? |
||
| |
|publisher = United Nations Office for Outer Space Affairs |
||
| |
|accessdate =28 March 2010 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.206: | Baris 1.208: | ||
<ref name="unoosa_q4"> |
<ref name="unoosa_q4"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|url = http://www.unoosa.org/oosa/en/FAQ/splawfaq.html#Q4 |
||
| |
|title = How many States have signed and ratified the five international treaties governing outer space? |
||
| |
|date = 1 January 2006 |
||
| |
|publisher = United Nations Office for Outer Space Affairs |
||
| |
|accessdate =28 March 2010 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.216: | Baris 1.218: | ||
<ref name="unoosa_q5"> |
<ref name="unoosa_q5"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|url = http://www.unoosa.org/oosa/en/FAQ/splawfaq.html#Q5 |
||
| |
|title = Do the five international treaties regulate military activities in outer space? |
||
| |
|publisher = United Nations Office for Outer Space Affairs |
||
| |
|accessdate =28 March 2010 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.225: | Baris 1.227: | ||
<ref name="unoosa_moon"> |
<ref name="unoosa_moon"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|url = http://www.unoosa.org/oosa/en/SpaceLaw/moon.html |
||
| |
|title = Agreement Governing the Activities of States on the Moon and Other Celestial Bodies |
||
| |
|publisher = United Nations Office for Outer Space Affairs |
||
| |
|accessdate =28 March 2010 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.234: | Baris 1.236: | ||
<ref name="unoosa_q7"> |
<ref name="unoosa_q7"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|url = http://www.unoosa.org/oosa/en/FAQ/splawfaq.html#Q7 |
||
| |
|title = The treaties control space-related activities of States. What about non-governmental entities active in outer space, like companies and even individuals? |
||
| |
|publisher = United Nations Office for Outer Space Affairs |
||
| |
|accessdate =28 March 2010 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="iisl_2004"> |
<ref name="iisl_2004">{{cite web |
||
|url = http://www.iislweb.org/docs/IISL_Outer_Space_Treaty_Statement.pdf |
|||
{{cite web |
|||
|title = Statement by the Board of Directors of the IISL On Claims to Property Rights Regarding The Moon and Other Celestial Bodies (2004) |
|||
| url = http://www.iislweb.org/docs/IISL_Outer_Space_Treaty_Statement.pdf |
|||
|year = 2004 |
|||
| title = Statement by the Board of Directors of the IISL On Claims to Property Rights Regarding The Moon and Other Celestial Bodies (2004) |
|||
|publisher = International Institute of Space Law |
|||
| year = 2004 |
|||
|accessdate = 28 March 2010 |
|||
| publisher = International Institute of Space Law |
|||
|archive-date = 2009-12-22 |
|||
| accessdate =28 March 2010 |
|||
|archive-url = https://web.archive.org/web/20091222021426/http://www.iislweb.org/docs/IISL_Outer_Space_Treaty_Statement.pdf |
|||
}} |
|||
|dead-url = yes |
|||
</ref> |
|||
}}</ref> |
|||
<ref name="iisl_2009"> |
<ref name="iisl_2009">{{cite web |
||
|url = http://www.iislweb.org/docs/Statement%20BoD.pdf |
|||
{{cite web |
|||
|title = Further Statement by the Board of Directors of the IISL On Claims to Lunar Property Rights (2009) |
|||
| url = http://www.iislweb.org/docs/Statement%20BoD.pdf |
|||
|date = 22 March 2009 |
|||
| title = Further Statement by the Board of Directors of the IISL On Claims to Lunar Property Rights (2009) |
|||
|publisher = International Institute of Space Law |
|||
| date = 22 March 2009 |
|||
|accessdate = 28 March 2010 |
|||
| publisher = International Institute of Space Law |
|||
|archive-date = 2009-12-22 |
|||
| accessdate =28 March 2010 |
|||
|archive-url = https://web.archive.org/web/20091222022107/http://www.iislweb.org/docs/Statement%20BoD.pdf |
|||
}} |
|||
|dead-url = yes |
|||
</ref> |
|||
}}</ref> |
|||
<ref name="Marshack"> |
<ref name="Marshack"> |
||
Baris 1.266: | Baris 1.270: | ||
<ref name="barnhart-and-germania"> |
<ref name="barnhart-and-germania"> |
||
For etymology, see {{cite book| |
For etymology, see {{cite book|last = Barnhart|first = Robert K.|title = The Barnhart Concise Dictionary of Etymology|url = https://archive.org/details/barnhartconcised0000unse|year = 1995|publisher = Harper Collins|isbn = 978-0-06-270084-1|page = [https://archive.org/details/barnhartconcised0000unse/page/487 487] }} For the lunar calendar of the Germanic peoples, see {{cite book|last = Birley|first = A. R. (Trans.)|title = ''Agricola and Germany''|url = https://archive.org/details/agricolagermany00taci|series = Oxford World's Classics|year = 1999|publisher = Oxford|location = USA|isbn = 978-0-19-283300-6|page = [https://archive.org/details/agricolagermany00taci/page/108 108] }} |
||
</ref> |
</ref> |
||
<ref name="spacetoday"> |
<ref name="spacetoday"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|url = http://www.spacetoday.org/SolSys/Earth/OldStarCharts.html |
||
| |
|title = Carved and Drawn Prehistoric Maps of the Cosmos |
||
| |
|publisher = Space Today Online |
||
| |
|year = 2006 |
||
| |
|accessdate =12 April 2007 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.281: | Baris 1.285: | ||
<ref name="sciam"> |
<ref name="sciam"> |
||
{{cite web |
{{cite web |
||
| |
|title = Lunacy and the Full Moon |
||
| |
|publisher = Scientific American |
||
| |
|year = 2009 |
||
| |
|first1 =Scott O. |
||
| |
|last1 = Lilienfeld |
||
| |
|first2 = Hal |
||
| |
|last2 = Arkowitz |
||
| |
|url = http://www.scientificamerican.com/article.cfm?id=lunacy-and-the-full-moon |
||
| |
|accessdate =13 April 2010 |
||
}} |
}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
Baris 1.297: | Baris 1.301: | ||
'''Bibliografi''' |
'''Bibliografi''' |
||
{{Refbegin}} |
{{Refbegin}} |
||
* {{Anchor|CITEREFNeedham1986}}{{cite book| |
* {{Anchor|CITEREFNeedham1986}}{{cite book|last = Needham|first = Joseph|title = Science and Civilization in China, Volume III: Mathematics and the Sciences of the Heavens and Earth|url = http://books.google.com/?id=jfQ9E0u4pLAC|year = 1986|publisher = Caves Books|isbn = 978-0-521-05801-8|place = Taipei }} |
||
{{Refend}} |
{{Refend}} |
||
Baris 1.304: | Baris 1.308: | ||
{{Refbegin}} |
{{Refbegin}} |
||
* [http://www.bbc.co.uk/worldservice/specials/948_discovery_2008/page4.shtml The Moon]. ''Discovery 2008''. BBC World Service. |
* [http://www.bbc.co.uk/worldservice/specials/948_discovery_2008/page4.shtml The Moon]. ''Discovery 2008''. BBC World Service. |
||
* {{cite book| |
* {{cite book|last = Bussey|first = B.|coauthors = [[Paul Spudis|Spudis, P.D.]]|title = The Clementine Atlas of the Moon|year = 2004|publisher = Cambridge University Press|isbn = 0-521-81528-2 }} |
||
* {{cite web |
* {{cite web|last = Cain|first = Fraser|title = Where does the Moon Come From?|publisher = Universe Today|url = http://www.astronomycast.com/astronomy/episode-17-where-does-the-moon-come-from/|accessdate = 1 April 2008}} (podcast and transcript) |
||
* {{cite journal| last = Jolliff| first = B.| coauthors = Wieczorek, M.; Shearer, C.; Neal, C. (eds.)| title = New views of the Moon| url = http://www.minsocam.org/msa/RIM/Rim60.html| accessdate = 12 April 2007| volume = 60| year = 2006| publisher = Min. Soc. Amer.| location = Chantilly, Virginia| isbn = 0-939950-72-3| doi = 10.2138/rmg.2006.60.0| page = 721| issue = 1| journal = Rev. Mineral. Geochem. |
* {{cite journal| last = Jolliff| first = B.| coauthors = Wieczorek, M.; Shearer, C.; Neal, C. (eds.)| title = New views of the Moon| url = http://www.minsocam.org/msa/RIM/Rim60.html| accessdate = 12 April 2007| volume = 60| year = 2006| publisher = Min. Soc. Amer.| location = Chantilly, Virginia| isbn = 0-939950-72-3| doi = 10.2138/rmg.2006.60.0| page = 721| issue = 1| journal = Rev. Mineral. Geochem.}} |
||
* {{cite web|last = Jones|first = E.M.|title = Apollo Lunar Surface Journal|publisher = NASA|year = 2006|url = http://www.hq.nasa.gov/office/pao/History/alsj/|accessdate =12 April 2007}} |
* {{cite web|last = Jones|first = E.M.|title = Apollo Lunar Surface Journal|publisher = NASA|year = 2006|url = http://www.hq.nasa.gov/office/pao/History/alsj/|accessdate = 12 April 2007|archive-date = 2015-05-18|archive-url = https://web.archive.org/web/20150518112906/http://www.hq.nasa.gov/office/pao/History/alsj/|dead-url = yes}} |
||
* {{cite web|title = Exploring the Moon|publisher = Lunar and Planetary Institute|url = http://www.lpi.usra.edu/expmoon/|accessdate =12 April 2007}} |
* {{cite web|title = Exploring the Moon|publisher = Lunar and Planetary Institute|url = http://www.lpi.usra.edu/expmoon/|accessdate = 12 April 2007}} |
||
* {{cite book| |
* {{cite book|last = Mackenzie|first = Dana|title = The Big Splat, or How Our Moon Came to Be|url = https://archive.org/details/bigsplatorhowour00mack|year = 2003|publisher = John Wiley & Sons, Inc|location = Hoboken, New Jersey|isbn = 0-471-15057-6}} |
||
* {{cite book| |
* {{cite book|last = [[Patrick Moore|Moore, P.]]|title = On the Moon|url = https://archive.org/details/patrickmooreonmo00patr|year = 2001|publisher = Sterling Publishing Co.|location = Tucson, Arizona|isbn = 0-304-35469-4}} |
||
* {{cite web|title = Moon Articles|publisher = Planetary Science Research Discoveries|url = http://www.psrd.hawaii.edu/Archive/Archive-Moon.html}} |
* {{cite web|title = Moon Articles|publisher = Planetary Science Research Discoveries|url = http://www.psrd.hawaii.edu/Archive/Archive-Moon.html}} |
||
* {{cite book| |
* {{cite book|last = Spudis|first = P. D.|title = The Once and Future Moon|url = https://archive.org/details/oncefuturemoon0000spud|year = 1996|publisher = Smithsonian Institution Press|isbn = 1-56098-634-4 }} |
||
* {{cite book|last = Taylor|first = S.R.|title = Solar system evolution|publisher = Cambridge Univ. Press|page = 307|year = 1992|isbn = 0-521-37212-7}} |
* {{cite book|last = Taylor|first = S.R.|title = Solar system evolution|url = https://archive.org/details/isbn_9780521372121|publisher = Cambridge Univ. Press|page = [https://archive.org/details/isbn_9780521372121/page/307 307]|year = 1992|isbn = 0-521-37212-7}} |
||
* {{cite web|last = Teague|first = K.|title = The Project Apollo Archive|year = 2006|url = http://www.apolloarchive.com/apollo_archive.html|accessdate =12 April 2007}} |
* {{cite web|last = Teague|first = K.|title = The Project Apollo Archive|year = 2006|url = http://www.apolloarchive.com/apollo_archive.html|accessdate = 12 April 2007}} |
||
* {{cite journal|last = Wilhelms|first = D.E.|title = Geologic History of the Moon|journal = U.S. Geological Survey Professional paper|year = 1987|volume = 1348|url = http://ser.sese.asu.edu/GHM/|accessdate =12 April 2007}} |
* {{cite journal|last = Wilhelms|first = D.E.|title = Geologic History of the Moon|journal = U.S. Geological Survey Professional paper|year = 1987|volume = 1348|url = http://ser.sese.asu.edu/GHM/|accessdate = 12 April 2007}} |
||
* {{cite book| |
* {{cite book|last = Wilhelms|first = D.E.|title = To a Rocky Moon: A Geologist's History of Lunar Exploration|url = http://www.lpi.usra.edu/publications/books/rockyMoon/|accessdate = 10 March 2009|year = 1993|publisher = University of Arizona Press|location = Tucson, Arizona|isbn = 0-8165-1065-2}} |
||
{{Refend}} |
{{Refend}} |
||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
{{Sister project links|Moon|voy=Moon}} |
{{Sister project links|Moon|voy=Moon}} |
||
*[http://apod.nasa.gov/apod/ap130129.html APOD - Video of lunar drive] |
* [http://apod.nasa.gov/apod/ap130129.html APOD - Video of lunar drive] |
||
=== Sumber kartografi === |
=== Sumber kartografi === |
||
* {{cite web|title = Consolidated Lunar Atlas|publisher = Lunar and Planetary Institute|url = http://www.lpi.usra.edu/resources/cla/ | accessdate =26 February 2012}} |
* {{cite web|title = Consolidated Lunar Atlas|publisher = Lunar and Planetary Institute|url = http://www.lpi.usra.edu/resources/cla/ | accessdate =26 February 2012}} |
||
* [http://planetarynames.wr.usgs.gov/jsp/FeatureTypes2.jsp?system=Earth&body=Moon&systemID=3&bodyID=11 Gazetteer of Planetary Nomenclature (USGS)] List of feature names. |
* [http://planetarynames.wr.usgs.gov/jsp/FeatureTypes2.jsp?system=Earth&body=Moon&systemID=3&bodyID=11 Gazetteer of Planetary Nomenclature (USGS)] List of feature names. |
||
* {{cite web|title = Clementine Lunar Image Browser|publisher = U.S. Navy|date = 15 October 2003|url = http://www.cmf.nrl.navy.mil/clementine/clib/|accessdate =12 April 2007}} |
* {{cite web|title = Clementine Lunar Image Browser|publisher = U.S. Navy|date = 15 October 2003|url = http://www.cmf.nrl.navy.mil/clementine/clib/|accessdate = 12 April 2007|archive-date = 2007-04-07|archive-url = https://web.archive.org/web/20070407000411/http://www.cmf.nrl.navy.mil/clementine/clib/|dead-url = yes}} |
||
* 3D zoomable globes: |
* 3D zoomable globes: |
||
** {{cite web|title = Google Moon|publisher = Google|year = 2007|url = http://moon.google.com|accessdate =12 April 2007}} |
** {{cite web|title = Google Moon|publisher = Google|year = 2007|url = http://moon.google.com|accessdate =12 April 2007}} |
||
** {{cite web|title = Moon|work = World Wind Central|publisher = NASA|year = 2007|url = http://www.worldwindcentral.com/wiki/Moon|accessdate =12 April 2007}} |
** {{cite web|title = Moon|work = World Wind Central|publisher = NASA|year = 2007|url = http://www.worldwindcentral.com/wiki/Moon|accessdate =12 April 2007}} |
||
* {{cite web|last = Aeschliman|first = R|title = Lunar Maps|work = Planetary Cartography and Graphics|url = http://ralphaeschliman.com/id26.htm|accessdate =12 April 2007}} Maps and panoramas at Apollo landing sites |
* {{cite web|last = Aeschliman|first = R|title = Lunar Maps|work = Planetary Cartography and Graphics|url = http://ralphaeschliman.com/id26.htm|accessdate = 12 April 2007|archive-date = 2007-05-01|archive-url = https://web.archive.org/web/20070501175129/http://ralphaeschliman.com/id26.htm|dead-url = yes}} Maps and panoramas at Apollo landing sites |
||
* [http://wms.selene.jaxa.jp/index_e.html Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA)] [[Selene|Kaguya (Selene)]] images |
* [http://wms.selene.jaxa.jp/index_e.html Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120305055023/https://wms.selene.jaxa.jp/index_e.html |date=2012-03-05 }} [[Selene|Kaguya (Selene)]] images |
||
=== Perangkat observasi === |
=== Perangkat observasi === |
||
* {{cite web|title = NASA's SKYCAL—Sky Events Calendar|publisher = NASA Eclipse Home Page|url = http://sunearth.gsfc.nasa.gov/eclipse/SKYCAL/SKYCAL.html|accessdate = 27 August 2007|archiveurl = https://web.archive.org/web/20080221075155/http://sunearth.gsfc.nasa.gov/eclipse/SKYCAL/SKYCAL.html|archivedate = 2008-02-21|dead-url = yes}} |
|||
* {{cite web|title = NASA's SKYCAL—Sky Events Calendar|publisher = NASA Eclipse Home Page|url = http://sunearth.gsfc.nasa.gov/eclipse/SKYCAL/SKYCAL.html|accessdate =27 August 2007}} |
|||
* {{cite web|title = Find moonrise, moonset and moonphase for a location|year = 2008|url =http://www.timeanddate.com/worldclock/moonrise.html|accessdate =18 February 2008}} |
* {{cite web|title = Find moonrise, moonset and moonphase for a location|year = 2008|url =http://www.timeanddate.com/worldclock/moonrise.html|accessdate =18 February 2008}} |
||
* {{cite web|title = HMNAO's Moon Watch|year = 2005|url = http://www.crescentmoonwatch.org/nextnewmoon.htm|accessdate =24 May 2009}} See when the next new crescent moon is visible for any location. |
* {{cite web|title = HMNAO's Moon Watch|year = 2005|url = http://www.crescentmoonwatch.org/nextnewmoon.htm|accessdate = 24 May 2009|archive-date = 2009-02-04|archive-url = https://web.archive.org/web/20090204002746/http://www.crescentmoonwatch.org/nextnewmoon.htm|dead-url = yes}} See when the next new crescent moon is visible for any location. |
||
{{Bulan}} |
{{Topik Bulan}} |
||
{{Bumi}} |
{{Bumi}} |
||
{{Tata Surya}} |
{{Tata Surya}} |
||
{{artikel pilihan}} |
|||
{{Authority control}} |
|||
{{DEFAULTSORT:Bulan}} |
|||
[[Kategori:Bulan| ]] |
[[Kategori:Bulan| ]] |
||
[[Kategori:Satelit alami |
[[Kategori:Satelit alami]] |
||
[[Kategori:Tata Surya]] |
[[Kategori:Tata Surya]] |
||
{{Link FA|af}} |
|||
{{Link FA|ar}} |
|||
{{Link FA|bg}} |
|||
{{Link FA|da}} |
|||
{{Link FA|de}} |
|||
{{Link FA|en}} |
|||
{{Link FA|hu}} |
|||
{{Link FA|ml}} |
|||
{{Link FA|mr}} |
|||
{{Link FA|sk}} |
|||
{{Link FA|tr}} |
|||
{{Link FA|vi}} |
|||
{{Link GA|oc}} |
|||
{{Link GA|pl}} |
|||
{{Link FA|hy}} |
Revisi terkini sejak 5 Agustus 2024 22.48
Penamaan | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Rembulan,[1] Candra,[2] Sasi,[3] Kamar,[4] Lunar[5] | |||||||||||||
Kata sifat bahasa Inggris | lunar, kamariah | ||||||||||||
Ciri-ciri orbit | |||||||||||||
Perigee | 363.295 km (0,0024 AU) | ||||||||||||
Apogee | 405.503 km (0,0027 AU) | ||||||||||||
384.399 km (0,00257 AU)[6] | |||||||||||||
Eksentrisitas | 0,0549[6] | ||||||||||||
27,321582 h (27 d 7 h 43,1 min[6]) | |||||||||||||
29,530589 h (29 d 12 h 44 min 2,9 s) | |||||||||||||
Kecepatan orbit rata-rata | 1,022 km/s | ||||||||||||
Inklinasi | 5,145° ke ekliptika[7] (antara 18,29° dan 28,58° ke khatulistiwa Bumi)[6] | ||||||||||||
Mundur satu revolusi dalam 18,6 tahun | |||||||||||||
Maju satu revolusi dalam 8,85 tahun | |||||||||||||
Satelit dari | Bumi | ||||||||||||
Ciri-ciri fisik | |||||||||||||
Jari-jari rata-rata | 1.737,10 km (0,273 Bumi)[6][8] | ||||||||||||
Jari-jari khatulistiwa | 1.738,14 km (0,273 Bumi)[8] | ||||||||||||
Jari-jari kutub | 1.735,97 km (0,273 Bumi)[8] | ||||||||||||
Kepepatan | 0,00125 | ||||||||||||
Keliling | 10.921 km (khatulistiwa) | ||||||||||||
3,793×107 km2 (0,074 Bumi) | |||||||||||||
Volume | 2,1958×1010 km3 (0,020 Bumi) | ||||||||||||
Massa | 7,3477×1022 kg (0,012300 Bumi[6]) | ||||||||||||
Massa jenis rata-rata | 3,3464 g/cm3[6] | ||||||||||||
1,622 m/s2 (0,1654 g) | |||||||||||||
2,38 km/s | |||||||||||||
Periode rotasi sideris | 27,321582 h (sinkron) | ||||||||||||
Kecepatan rotasi khatulistiwa | 4,627 m/s | ||||||||||||
1,5424° (ke ekliptika) 6,687° (ke bidang orbit)[7] | |||||||||||||
Albedo | 0,136[9] | ||||||||||||
| |||||||||||||
−2,5 sampai −12,9[a] −12,74 (rata-rata bulan purnama)[8] | |||||||||||||
29,3 sampai 34,1 menit busur[8][b] | |||||||||||||
Atmosfer[11] | |||||||||||||
Tekanan permukaan | 10−7 Pa (siang) 10−10 Pa (malam)[c] | ||||||||||||
Komposisi per volume | Ar, He, Na, K, H, Rn | ||||||||||||
Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya[d][12] dan merupakan satelit terbesar kelima dalam Tata Surya. Bulan juga merupakan satelit alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran planet yang diorbitnya,[e] dengan diameter 27%, kepadatan 60%, dan massa 1⁄81 (1.23%) dari Bumi. Di antara satelit alami lainnya, Bulan adalah satelit terpadat kedua setelah Io, satelit Jupiter.
Bulan berada pada rotasi sinkron dengan Bumi, yang selalu memperlihatkan sisi yang sama pada Bumi, dengan sisi dekat ditandai oleh mare vulkanik gelap yang terdapat di antara dataran tinggi kerak yang terang dan kawah tubrukan yang menonjol. Bulan adalah benda langit yang paling terang setelah Matahari. Meskipun Bulan tampak sangat putih dan terang, permukaan Bulan sebenarnya gelap, dengan tingkat kecerahan yang sedikit lebih tinggi dari aspal cair. Sejak zaman kuno, posisinya yang menonjol di langit dan fasenya yang teratur telah memengaruhi banyak budaya, termasuk bahasa, penanggalan, seni, dan mitologi. Pengaruh gravitasi Bulan menyebabkan terjadinya pasang surut di lautan dan pemanjangan waktu pada hari di Bumi. Jarak orbit Bulan dari Bumi saat ini adalah sekitar tiga puluh kali dari diameter Bumi, yang menyebabkan ukuran Bulan yang muncul di langit hampir sama besar dengan ukuran Matahari, sehingga memungkinkan Bulan untuk menutupi Matahari dan mengakibatkan terjadinya gerhana matahari total. Jarak linear Bulan dari Bumi saat ini meningkat dengan laju 3.82±0.07 cm per tahun, meskipun laju ini tidak konstan.[13]
Bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan Bumi. Meskipun terdapat sejumlah hipotesis mengenai asal usul Bulan, hipotesis yang paling diterima saat ini menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dari serpihan-serpihan yang terlepas setelah sebuah benda langit seukuran Mars bertubrukan dengan Bumi.
Bulan adalah satu-satunya benda langit selain Bumi yang telah didarati oleh manusia. Program Luna Uni Soviet adalah wahana pertama yang mencapai Bulan dengan pesawat ruang angkasa nirawak pada tahun 1959; program Apollo NASA Amerika Serikat merupakan misi luar angkasa berawak satu-satunya yang telah mencapai Bulan hingga saat ini, dimulai dengan peluncuran misi berawak Apollo 8 yang mengorbit Bulan pada tahun 1968, dan diikuti oleh enam misi pendaratan berawak antara tahun 1969 dan 1972, yang pertama adalah Apollo 11. Misi ini kembali ke Bumi dengan membawa 380 kg batuan Bulan, yang digunakan untuk mengembangkan pemahaman geologi mengenai asal usul, pembentukan struktur dalam, dan sejarah geologi Bulan.
Setelah misi Apollo 17 pada 1972, Bulan hanya disinggahi oleh pesawat ruang angkasa nirawak. Misi-misi tersebut pada umumnya merupakan misi orbit; sejak tahun 2004, Jepang, Tiongkok, India, Amerika Serikat, dan Badan Luar Angkasa Eropa telah meluncurkan wahana pengorbit Bulan, yang turut bersumbangsih terhadap penemuan es air di kawah kutub Bulan. Pasca Apollo, dua negara juga telah mengirimkan misi rover ke Bulan, yakni misi Lunokhod Soviet terakhir pada tahun 1973, dan misi berkelanjutan Chang'e 3 RRC, yang meluncurkan rover Yutu pada tanggal 14 Desember 2013.
Misi berawak ke Bulan pada masa depan telah direncakan oleh berbagai negara, baik yang didanai oleh pemerintah atau swasta. Di bawah Perjanjian Luar Angkasa, Bulan tetap bebas dijelajahi oleh semua negara untuk tujuan damai.
Nama dan etimologi
Dalam bahasa Inggris, nama untuk satelit alami Bumi adalah moon.[14][15] Kata benda moon berasal dari kata moone (sekitar 1380), yang juga berkembang dari kata mone (1135), berasal dari kata bahasa Inggris Kuno mōna (sebelum 725). Sama halnya dengan semua kata kerabat dalam bahasa Jermanik lainnya, kata ini berasal dari bahasa Proto-Jermanik *mǣnōn.[16]
Sebutan lain untuk Bulan dalam bahasa Inggris modern adalah lunar, berasal dari bahasa Latin Luna. Sebutan lainnya yang kurang umum adalah selenic, dari bahasa Yunani Kuno Selene (Σελήνη), yang kemudian menjadi dasar penamaan selenografi.[17]
Pembentukan
Beberapa mekanisme yang diajukan mengenai pembentukan bulan menyatakan bahwa bulan terbentuk pada 4,527 ± 0,010 miliar tahun yang lalu,[f] sekitar 30-50 juta tahun setelah pembentukan tata surya.[18] Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Rick Carlson menunjukkan bahwa bulan berusia sekurang-kurangnya 4,4 hingga 4,45 miliar tahun.[19] [20] Hipotesis ini antara lain menjelaskan bahwa fisi bulan berasal dari kerak bumi akibat gaya sentrifugal,[21][22] penangkapan gravitasi sebelum pembentukan bulan,[23] dan pembentukan bumi dan bulan secara bersama-sama di cakram akresi primordial.[22] Hipotesis ini tidak menjelaskan tinggi momentum sudut dari sistem bumi-bulan.[24]
Hipotesis yang berlaku saat ini menjelaskan bahwa sistem Bumi-Bulan terbentuk akibat tubrukan besar, ketika benda langit seukuran Mars (bernama Theia) bertabrakan dengan proto-Bumi yang baru terbentuk, memuntahkan material ke orbit di sekitarnya yang kemudian berkumpul untuk membentuk Bulan.[25] Hipotesis ini mungkin merupakan hipotesis yang paling menjelaskan mengenai asal usul Bulan, meskipun penjelasannya tidak sempurna.
Tubrukan besar diperkirakan umum terjadi pada awal pembentukan Tata Surya. Pemodelan simulasi komputer mengenai tubrukan besar sesuai dengan ukuran momentum sudut sistem Bumi-Bulan dan ukuran inti Bulan yang kecil. Simulasi ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar materi pada Bulan berasal dari planet penabrak, bukannya dari proto-Bumi.[26] Akan tetapi, pengujian terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar materi Bulan berasal dari Bumi, bukannya dari penabrak.[27][28][29] Bukti meteorit menunjukkan bahwa materi benda langit lainnya seperti Mars dan Vesta memiliki oksigen dan komposisi isotop yang sangat berbeda dengan Bumi, sedangkan Bulan dan Bumi memiliki komposisi isotop yang hampir identik. Pencampuran materi yang menguap pasca tubrukan antara benda langit pembentuk Bulan dengan Bumi diperkirakan menyamakan komposisi isotop mereka,[30] meskipun hal ini masih diperdebatkan.[31]
Besarnya energi yang dilepaskan saat terjadinya tubrukan besar dan akresi materi di orbit Bumi yang terjadi setelahnya akan melelehkan kulit bagian luar Bumi, yang kemudian membentuk lautan magma.[32][33] Bulan yang baru terbentuk juga memiliki lautan magma sendiri; diperkirakan kedalamannya sekitar 500 km dari radius keseluruhan Bulan.[32]
Meskipun akurasi dalam menjelaskan pembentukan Bulan didukung oleh banyak bukti, masih terdapat beberapa kesulitan yang tidak sepenuhnya bisa dijelaskan oleh hipotesis tubrukan besar, terutama yang berkaitan dengan komposisi Bulan.[34]
Pada tahun 2001, tim di Carnegie Institute of Washington melaporkan penelitian yang mereka lakukan terhadap isotop batuan Bulan.[35] Tim ini menemukan bahwa batuan Bulan yang dibawa ke Bumi melalui Program Apollo memiliki isotop yang identik dengan batuan Bumi, dan berbeda dengan batuan pada kebanyakan benda langit lainnya di Tata Surya. Karena sebagian besar materi yang lepas ke orbit dan membentuk Bulan diduga berasal dari Theia, penemuan ini sama sekali tak terduga. Pada tahun 2007, para peneliti dari California Institute of Technology mengumumkan bahwa kesamaan isotop antara Bumi dengan Theia kurang dari 1%.[36] Pada tahun 2012, analisis yang dilakukan terhadap sampel isotop Bulan menunjukkan bahwa Bulan memiliki komposisi isotop yang sama dengan Bumi,[37] bertentangan dengan hipotesis yang menjelaskan bahwa Bulan terbentuk jauh dari orbit Bumi atau dari Theia.
Karakteristik fisik
Struktur dalam
Senyawa | Rumus | Komposisi (wt %) | |
---|---|---|---|
Mare | Dataran tinggi | ||
silika | SiO2 | 45.4% | 45.5% |
alumina | Al2O3 | 14.9% | 24.0% |
kapur | CaO | 11.8% | 15.9% |
besi(II) oksida | FeO | 14.1% | 5.9% |
magnesia | MgO | 9.2% | 7.5% |
titanium dioksida | TiO2 | 3.9% | 0.6% |
sodium oksida | Na2O | 0.6% | 0.6% |
Total | 99.9% | 100.0% |
Bulan tergolong benda langit diferensiasi, yang secara geokimia memiliki komposisi kerak, mantel, dan inti yang berbeda dengan benda langit lainnya. Bulan kaya akan besi padat di bagian inti dalam, dengan radius sekitar 240 km, dan fluida di bagian inti luar, terutama yang terbuat dari besi cair, dengan radius sekitar 300 km. Di sekitar bagian inti Bulan terdapat lapisan pembatas berbentuk cair dengan radius sekitar 500 km.[39] Struktur ini diperkirakan terbentuk akibat kristalisasi fraksional pada lautan magma sesaat setelah pembentukan Bulan 4,5 miliar tahun yang lalu.[40] Kristalisasi lautan magma ini akan membentuk mantel mafik, yang juga disebabkan oleh curah hujan dan peluruhan mineral olivin, klinopiroksen, dan ortopiroksen; setelah tiga perempat lautan magma terkristalisasi, mineral plagioklas berkepadatan rendah akan terbentuk dan mengapung ke bagian atas lapisan kerak.[41] Cairan terakhir yang mengalami proses kristalisasi akan terjebak di antara kerak dan mantel, dengan inkompabilitas dan unsur penghasil panas yang berlimpah.[6] Sesuai dengan proses ini, pemetaan geokimia dari orbit menunjukkan bahwa sebagian besar kerak Bulan bersifat anortosit,[11] dan pengujian yang dilakukan terhadap sampel batuan Bulan yang berasal dari banjir lava di permukaan juga menjelaskan bahwa komposisi mantel mafik Bulan lebih kaya akan besi jika dibandingkan dengan Bumi.[6] Teknik geofisika menjelaskan bahwa ketebalan rata-rata kerak Bulan adalah ~50 km.[6]
Bulan adalah satelit terpadat kedua di Tata Surya setelah Io.[42] Akan tetapi, inti dalam Bulan tergolong kecil, dengan radius sekitar 350 km atau kurang;[6] ukuran ini hanya ~20% dari ukuran Bulan secara keseluruhan, berbeda dengan benda langit kebumian lainnya, yang ukuran inti dalamnya hampir 50% dari ukuran keseluruhan. Komposisi Bulan belum diketahui secara pasti, namun diduga perpaduan dari besi metalik dengan sejumlah kecil sulfur dan nikel; analisis mengenai waktu rotasi variabel Bulan menunjukkan bahwa sebagian inti Bulan berbentuk cair.[43]
Geologi permukaan
Topografi Bulan telah diukur dengan menggunakan metode altimetri laser dan analisis gambar stereo.[45] Bentuk topografi yang paling jelas terlihat adalah basin Kutub Selatan Aitken di sisi jauh, dengan diameter sekitar sekitar 2.240 km, yang merupakan kawah terbesar di Bulan serta kawah terbesar yang pernah ditemukan di Tata Surya.[46][47] Titik terendah pada permukaan Bulan berada pada kedalaman 13 km.[46][48] Sedangkan titik tertinggi terdapat di bagian timur laut, yang diduga mengalami penebalan akibat pembentukan basin Kutub Selatan Aitken.[49] Basin raksasa lainnya, seperti Imbrium, Serenitatis, Crisium, Smythii, dan Orientale, memiliki lebar dan ketinggian yang lebih rendah.[46] Ketinggian rata-rata sisi jauh Bulan kira-kira 1,9 km lebih tinggi jika dibandingkan dengan sisi dekat.[6]
Fitur vulkanis
Dataran Bulan yang berwarna gelap dan bisa diamati dengan mata telanjang disebut dengan maria (bahasa Latin untuk "laut"; atau mare dalam bentuk tunggal), karena dahulu kala para astronom mengira bahwa dataran ini dipenuhi oleh air.[50] Dataran ini berupa kolam besar yang terbentuk dari lava basal. Meskipun serupa dengan basal kebumian, basal mare memiliki kandungan besi yang lebih tinggi dan kandungan mineral yang kurang.[51][52] Sebagian besar lava ini meletus atau mengalir melalui proses yang bersamaan dengan pembentukan kawah tubrukan. Beberapa bentuk geologi permukaan Bulan seperti gunung berapi perisai dan kubah vulkanis bisa ditemukan di maria di sisi dekat Bulan.[53]
Maria bisa ditemukan hampir di keseluruhan sisi dekat Bulan, mencakup 31% dari total permukaan di sisi dekat,[54] jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan maria pada sisi jauh, yang persentasenya hanya 2%.[55] Hal ini diperkirakan terjadi karena tingginya konsentrasi unsur penghasil panas di bawah kerak di sisi dekat, sebagaimana yang terlihat pada peta geokimia yang diperoleh dari spektrometer sinar gamma Lunar Prospector, yang menyebabkan mantel mengalami pemanasan, meleleh, kemudian naik ke permukaan dan meletus.[41][56][57] Sebagian besar basal mare Bulan meletus pada periode Imbrian, sekitar 3,0–3,5 miliar tahun yang lalu, meskipun hasil penanggalan radiometri menjelaskan waktunya lebih tua 4,2 miliar tahun yang lalu,[58] dan letusan terakhir, berdasarkan penanggalan hitungan kawah, terjadi sekitar 1,2 miliar tahun yang lalu.[59]
Wilayah yang berwarna lebih terang pada Bulan disebut dengan terrae, atau dataran tinggi secara umum, karena wilayah ini lebih tinggi dari kebanyakan maria. Berdasarkan penanggalan radiometri, dataran tinggi Bulan terbentuk sekitar 4,4 miliar tahun yang lalu, dan diduga merupakan kumulasi plagioklas dari lautan magma Bulan.[58][59] Berbeda dengan Bumi, tak ada gunung di Bulan yang diyakini terbentuk akibat peristiwa tektonik.[60][61][62]
Kawah tubrukan
Proses geologi lainnya yang memengaruhi bentuk permukaan Bulan adalah kawah tubrukan,[63] yaitu ketika kawah-kawah terbentuk akibat tubrukan antara asteroid dan komet dengan pemukaan Bulan. Diperkirakan terdapat sekitar 300.000 kawah dengan luas lebih dari 1 km di sisi dekat Bulan.[64] Beberapa kawah ini dinamakan menurut nama para pakar, ilmuwan, seniman, dan penjelajah.[65] Skala waktu geologi Bulan didasarkan pada peristiwa tubrukan yang paling hebat, termasuk Nectaris, Imbrium, dan Orientale, dengan struktur yang dicirikan oleh lingkaran yang terbentuk dari materi yang menguap, biasanya berdiamater ratusan hingga ribuan kilometer.[66] Kurangnya aktivitas atmosfer, cuaca, dan proses geologi terkini membuktikan bahwa kawah-kawah ini masih dalam kondisi baik. Meskipun hanya sedikit kawah yang diketahui asal usul pembentukannya, kawah-kawah ini tetap berguna untuk menentukan usia relatif Bulan. Karena kawah tubrukan menumpuk pada tingkat yang hampir konstan, menghitung jumlah kawah per satuan luas dapat digunakan untuk memperkirakan usia permukaan Bulan.[66] Usia radiometrik batuan kawah yang dibawa oleh misi Apollo berkisar dari 3,8 sampai 4,1 miliar tahun; ini digunakan untuk menjelaskan waktu terjadinya tubrukan Pengeboman Berat Akhir.[67]
Dataran yang menyelimuti bagian atas kerak Bulan adalah permukaan yang sangat terkominusi (terpecah menjadi partikel yang lebih kecil) dan lapisan permukaan kebun kawah bernama regolith, yang terbentuk akibat proses tubrukan. Regolith yang paling halus, yakni tanah Bulan dari kaca silikon dioksida, memiliki tekstur seperti salju dan berbau seperti mesiu.[68] Regolith di permukaan yang lebih tua umumnya lebih tebal daripada permukaan yang lebih muda; ketebalannya bervariasi, dari 10–20 m di dataran tinggi dan 3–5 m di maria.[69] Di bawah lapisan regolith terdapat megaregolith, lapisan batuan fraktur dengan ketebalan berkilo-kilometer.[70]
Ketersediaan air
Air cair tidak bisa bertahan di permukaan Bulan. Saat terkena radiasi Matahari, air dengan cepat akan terurai melalui proses yang dikenal dengan fotodisosiasi dan lenyap ke luar angkasa. Namun, sejak tahun 1960-an, para ilmuwan memperkirakan bahwa air es yang diangkut oleh komet saat terjadinya tubrukan atau yang dihasilkan oleh reaksi batuan Bulan yang kaya oksigen, dan hidrogen dari angin surya, meninggalkan jejak air yang mungkin bisa bertahan di kawah kutub selatan Bulan yang dingin dan gelap secara permanen.[71][72] Simulasi komputer menunjukkan bahwa hampir 14.000 km2 permukaan Bulan berada pada bagian kutub yang gelap permanen.[73] Ketersediaan air di Bulan dalam jumlah yang cukup adalah faktor penting dalam merencanakan proses kolonisasi Bulan karena akan menghemat biaya; rencana altenatif untuk mengangkut air dari Bumi akan menghabiskan biaya yang sangat besar.[74]
Bertahun-tahun yang lalu, jejak air telah ditemukan di permukaan Bulan.[75] Pada tahun 1994, eksperimen radar bistatik di wahana Clementine menunjukkan adanya kantong air beku di sekitar permukaan Bulan. Namun, pengamatan radar setelahnya oleh Arecibo menunjukkan bahwa penemuan tersebut mungkin adalah batuan yang terlontar dari kawah tubrukan muda.[76] Pada 1998, spektrometer neutron di wahana Lunar Prospector menemukan adanya konsentrasi hidrogen yang tinggi di lapisan regolith dengan kedalaman satu meter di wilayah kutub.[77] Pada 2008, analisis yang dilakukan terhadap batuan lava vulkanis yang dibawa ke Bumi oleh Apollo 15 menunjukkan adanya kandungan air dalam jumlah kecil pada interior batuan.[78]
Pada tahun 2008, wahana Chandrayaan-1 mengonfirmasi keberadaan air es di permukaan Bulan dengan menggunakan Moon Mineralogy Mapper. Spektrometer mengamati adanya garis penyerapan hidroksil di bawah sinar Matahari, yang membuktikan bahwa permukaan Bulan mengandung air es dalam jumlah besar. Wahana tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi air es mungkin mencapai 1.000 ppm.[79] Pada tahun 2009, LCROSS mengirim 2.300 kg impaktor ke kawah kutub yang gelap permanen, dan mendeteksi sedikitnya terdapat 100 kg air dalam material ejektor.[80][81] Analisis data LCROSS lainnya menunjukkan bahwa jumlah air yang terdeteksi mencapai 155 kg.[82] Pada bulan Mei 2011, Erik Hauri melaporkan[83] adanya 615-1410 ppm inklusi leleh air pada sampel Bulan 74220, "tanah kaca jingga" dengan kandungan titanium tinggi yang berasal dari peristiwa vulkanis yang dikumpulkan dalam misi Apollo 17 pada tahun 1972. Inklusi ini tebentuk saat terjadinya letusan besar di Bulan sekitar 3,7 miliar tahun yang lalu. Konsentrasi ini setara dengan magma di mantel atas Bumi.
Medan gravitasi
Medan gravitasi Bulan telah diukur dengan menggunakan pelacakan pergeseran Doppler pada sinyal radio yang dipancarkan oleh pesawat ruang angkasa yang mengorbit Bulan. Bentuk gravitasi Bulan yang utama adalah konmas, anomali gravitasi positif yang terkait dengan beberapa basin tubrukan besar, sebagian disebabkan oleh aliran lava basaltik mare padat yang memenuhi basin tersebut.[84][85] Anomali ini sangat memengaruhi orbit pesawat luar angkasa di sekitar Bulan. Terdapat beberapa perdebatan mengenai gravitasi Bulan: lava yang mengalir dengan sendirinya tidak bisa menjelaskan bentuk gravitasi Bulan, dan beberapa konmas yang ada sama sekali tidak terkait dengan vulkanisme mare.[86]
Medan magnet
Bulan memiliki medan magnet eksternal sekitar 1–100 nanotesla, kurang dari seperseratus medan magnet Bumi. Bulan tidak memiliki medan magnet dipolar global, melainkan dihasilkan oleh geodinamo inti logam cair, dan hanya memiliki magnetisasi kerak, yang mungkin sudah ada pada awal sejarah Bulan ketika geodinamo masih beroperasi.[87][88] Selain itu, beberapa sisa magnetisasi berasal dari medan magnet sementara yang dihasilkan ketika terjadinya peristiwa tubrukan hebat, dengan melalui perluasan plasma yang dihasilkan oleh tubrukan. Hipotesis ini didukung oleh magnetisasi kerak yang berlokasi di dekat antipode basin tubrukan besar.[89]
Atmosfer
Bulan memiliki atmosfer yang sangat renggang, bahkan hampir hampa, dengan massa total kurang dari 10 ton metrik.[91] Tekanan permukaannya adalah sekitar 3 × 10−15 atm (0,3 nPa); ukurannya bervariasi menurut hari Bulan. Sumber atmosfer Bulan meliputi pelepasan gas dan pelepasan atom akibat bombardemen tanah Bulan oleh ion angin surya.[11][92] Unsur-unsur yang terkandung pada atmosfer Bulan adalah sodium dan potasium, yang dihasilkan oleh pelepasan atom; unsur ini juga ditemukan pada atmosfer Merkurius dan Io. Unsur lainnya termasuk helium-4 yang dihasilkan dari angin surya; serta argon-40, radon-222, dan polonium-210, yang dilepaskan ke angkasa setelah dihasilkan melalui proses peluruhan radioaktif di dalam kerak dan mantel.[93][94] Tidak adanya keberadaan spesies netral (atom atau molekul) di atmosfer seperti oksigen, nitrogen, karbon, hidrogen dan magnesium, yang terdapat pada regolith, masih belum terjelaskan.[93] Uap air terdeteksi oleh Chandrayaan-1 dan kandungannya bervariasi menurut garis lintang, dengan titik maksimum ~60–70 derajat; uap air ini diduga dihasilkan melalui proses sublimasi air es di regolith.[95] Gas-gas ini bisa kembali ke regolith akibat gravitasi Bulan atau lenyap ke luar angkasa, baik melalui tekanan radiasi surya atau, jika terionisasi, tersapu oleh medan magnet angin surya.[93]
Musim
Kemiringan sumbu Bulan terhadap ekliptika hanya 1,5424°,[96] jauh lebih kecil dari Bumi (23,44°). Karena hal ini, variasi iluminasi surya pada Bulan memiliki musim yang jauh lebih sedikit, dan detail topografi memiliki peran penting dalam efek perubahan musim.[97] Berdasarkan foto yang diambil oleh wahana Clementine pada tahun 1994, terdapat empat wilayah pegunungan di pinggiran kawah Peary di kutub utara Bulan, yang diduga tetap disinari oleh Matahari di sepanjang hari Bulan, menciptakan puncak cahaya abadi. Tidak ada wilayah seperti itu yang terdapat di kutub selatan Bulan. Selain itu, juga terdapat wilayah yang tidak menerima cahaya secara permanen di bagian bawah kawah kutub,[73] dan kawah-kawah gelap ini suhunya sangat dingin; Lunar Reconnaissance Orbiter mencatat suhu musim panas terendah di kawah kutub selatan mencapai 35 K (−238 °C)[98] dan hampir 26 K saat terjadinya titik balik matahari musim dingin di kawah Hermite di kutub utara. Ini adalah suhu terdingin di Tata Surya yang pernah diukur oleh wahana antariksa, bahkan lebih dingin dari suhu permukaan Pluto.[97]
Hubungan dengan Bumi
Orbit
Bulan menyelesaikan orbit lengkap mengelilingi Bumi setiap 27,3 hari sekali[g] (periode sideris). Akan tetapi, karena Bumi bergerak pada orbitnya mengelilingi Matahari pada waktu yang bersamaan, dibutuhkan waktu yang sedikit lebih lama bagi Bulan untuk memperlihatkan fase yang sama ke Bumi, yaitu sekitar 29,5 hari[h] (periode sinodik).[54] Tidak seperti kebanyakan satelit planet lainnya, orbit Bulan lebih dekat ke bidang ekliptika daripada ke bidang khatulistiwa planet. Orbit Bulan diperturbasi oleh Matahari dan Bumi dalam cara yang halus dan kompleks. Misalnya, bidang pergerakan orbit Bulan secara bertahap mengalami pergeseran, yang memengaruhi aspek pergerakan Bulan lainnya. Fenomena ini secara matematis dijelaskan oleh Hukum Cassini.[99]
Ukuran relatif
Ukuran Bulan relatif besar jika dibandingkan dengan ukuran Bumi, yakni seperempat dari diameter dan 1/81 dari massa Bumi.[54] Bulan adalah satelit alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran relatif planet yang diorbitnya, meskipun Charon lebih besar untuk ukuran planet katai Pluto, yakni sekitar 1/9 dari massa Pluto.[100] Meskipun demikian, Bumi dan Bulan masih dianggap sebagai sistem planet-satelit, bukannya sistem planet ganda, karena barisentrum kedua benda langit ini berlokasi 1.700 km (sekitar seperempat radius Bumi) di bawah permukaan Bumi.[101]
Penampakan dari Bumi
Bulan berada pada rotasi sinkron; waktu yang dibutuhkan oleh Bulan untuk berputar pada porosnya kira-kira sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengorbit Bumi. Oleh sebab itu, Bulan selalu memperlihatkan sisi yang sama pada Bumi. Pada awal sejarahnya, perputaran Bulan lebih lambat dan terjadi penguncian pasang surut pada orientasi ini, terutama karena efek friksional deformasi pasang surut yang dipicu oleh Bumi.[102] Sisi Bulan yang menghadap Bumi disebut dengan sisi dekat, sedangkan sisi yang membelakangi Bumi disebut dengan sisi jauh. Sisi jauh sering kali disalah artikan sebagai "sisi gelap", meskipun pada kenyataannya sisi ini diterangi oleh cahaya sebagaimana halnya sisi dekat. Sekali dalam sebulan, sisi dekat yang gelap bisa disaksikan dari Bumi ketika terjadinya fase bulan baru.[103]
Bulan memiliki albedo yang sangat rendah, dengan tingkat kecerahan yang sedikit lebih terang dari aspal hitam. Meskipun demikian, Bulan adalah benda langit yang paling terang di langit setelah Matahari.[54][i] Hal ini antara lain disebabkan oleh peningkatan kecerahan akibat efek oposisi; pada fase bulan seperempat, hanya sepersepuluh bagian Bulan yang terang, bukannya seperempat.[104] Selain itu, konstansi warna pada sistem visual Bulan mengkalibrasi hubungan antara warna objek dan sekitarnya; karena langit di sekitar Bulan relatif gelap, Bulan yang diterangi Matahari tampak sebagai benda langit yang terang. Bagian pinggir bulan purnama tampak sama terang dengan bagian tengahnya, tanpa pengelaman tungkai, karena sifat reflektif dari tanah Bulan, yang merefleksikan lebih banyak cahaya ke arah Matahari daripada ke arah lainnya. Bulan terlihat lebih besar saat berada dekat dengan cakrawala, tetapi hal ini hanyalah efek psikologis semata, yang dikenal dengan ilusi Bulan (pertama kali dijelaskan pada abad ke-7 SM).[105] Besaran busur rata-rata bulan purnama adalah sekitar 0,52° di langit, kira-kira sama dengan ukuran Matahari yang terlihat dari Bumi (lihat gerhana).
Ketinggian Bulan di langit bervariasi; meskipun memiliki batas yang hampir sama dengan Matahari, ketinggiannya berubah seiring dengan fase Bulan dan perubahan musim dalam setahun, dengan ketinggian tertinggi terjadi saat bulan purnama pada waktu musim dingin. Siklus simpul Bulan selama 18,6 tahun juga memiliki pengaruh; ketika simpul naik orbit Bulan berada pada ekuinoks vernal, deklinasi Bulan bisa bergerak sejauh 28° setiap bulannya. Ini berarti Bulan bisa bergerak melintasi garis lintang hingga 28° dari khatulistiwa, bukannya 18°. Orientasi bulan sabit juga bergantung pada garis lintang; di dekat khatulistiwa, bulan sabit bisa diamati dengan teropong bintang.[106]
Jarak antara Bulan dengan Bumi bervariasi, berkisar dari 356.400 km hingga 406.700 km pada perige (titik terdekat) dan apoge (titik terjauh). Pada tanggal 19 Maret 2011, Bulan saat fase penuh berada pada jarak terdekat dengan Bumi, terdekat sejak tahun 1993, yakni 14% lebih dekat dari posisi terjauhnya di apoge.[107] Fenomena ini disebut dengan "bulan super", yang berlangsung selama satu jam pada saat bulan purnama, dan 30% lebih terang daripada biasanya akibat diameter sudutnya 14% lebih besar, karena .[108][109][110] Pada tingkat terendahnya, kecerahan Bulan dari Bumi akan berkurang jika dilihat dengan mata telanjang. Persentase tingkat kecerahan Bulan ditentukan oleh rumus berikut: [111][112]
Ketika reduksi aktual adalah 1,00 / 1,30, atau sekitar 0,770, reduksi terasa kira-kira 0,877, atau 1,00 / 1,14. Hal ini menyebabkan meningkatnya reduksi terasa hingga 14% antara apoge dan perige Bulan pada fase yang sama.[113]
Terdapat perdebatan mengenai apakah permukaan Bulan berubah dari waktu ke waktu. Saat ini, fenomena tersebut dianggap sebagai ilusi semata, yang diakibatkan oleh pengamatan Bulan dalam kondisi pencahayaan yang berbeda, penglihatan astronomi yang buruk, atau gambar yang tidak memadai. Akan tetapi, pelepasan gas kadang-kadang juga terjadi, dan diduga merupakan peristiwa yang menyebabkan fenomena Bulan sementara. Baru-baru ini, muncul pendapat yang menyatakan bahwa sekitar 3 km diameter permukaan Bulan dimodifikasi oleh peristiwa pelepasan gas, yang terjadi sekitar satu juta tahun yang lalu.[114][115] Penampakan Bulan, seperti halnya Matahari, dipengaruhi oleh atmosfer Bumi; efek umumnya adalah cincin halo 22° yang terbentuk saat cahaya Bulan dibiaskan oleh kristal es di awan cirrostratus, dan terbentuknya cincin korona yang lebih kecil saat Bulan ditutupi oleh awan tipis.[116]
Efek pasang surut
Pasang surut di Bulan umumnya disebabkan oleh adanya kecepatan perubahan intensitas daya tarik gravitasi Bulan pada salah satu sisi Bumi terhadap sisi lainnya, atau disebut dengan gaya pasang surut. Fenomena ini membentuk dua tonjolan pasang surut di Bumi, yang akan terlihat jelas di permukaan laut setelah air surut.[117] Karena Bumi berputar 27 kali lebih cepat daripada Bulan, tonjolan ini bergerak bersama permukaan Bumi lebih cepat daripada pergerakan Bulan, yang berputar mengelilingi Bumi sekali sehari sebagaimana Bulan berputar pada sumbunya.[117] Pasang surut juga dipengaruhi oleh efek lainnya, di antaranya gaya gesek air terhadap sumbu rotasi Bumi melalui lantai samudra, inersia pergerakan air, basin samudra yang mengalami pendangkalan, dan osilasi antara basin samudra berbeda.[118] Daya tarik gravitasi Matahari terhadap samudra Bumi hampir setengah dari daya tarik gravitasi Bulan, dan gravitasi kedua benda langit ini berperan penting dalam menyebabkan pasang surut perbani dan musim semi.[117]
Interaksi gravitasi antara Bulan dan tonjolan di sekitar Bulan berfungsi sebagai torsi pada rotasi Bumi, yang menguras momentum sudut dan energi kinetik rotasi dari perputaran Bumi.[117][119] Akibatnya, momentum sudut disertakan ke orbit Bulan, yang mempercepat rotasinya dan menyebabkan Bulan naik ke orbit yang lebih tinggi dan dengan periode yang lebih lama. Oleh sebab itu, jarak antara Bumi dengan Bulan juga akan meningkat, dan perputaran Bumi akan melambat.[119] Pengukuran dengan metode eksperimen rentang Bulan menggunakan reflektor laser yang dilakukan dalam misi Apollo menemukan bahwa jarak Bulan ke Bumi meningkat sekitar 38 mm per tahun[120] (meskipun angka ini hanya 0,10 ppb/tahun dari radius orbit Bulan). Jam atom juga menunjukkan bahwa lama hari di Bumi meningkat sekitar 15 mikrodetik per tahun,[121] yang secara perlahan-lahan memperpanjang waktu UTC yang disesuaikan oleh detik kabisat. Tarikan pasang surut Bulan akan terus berlanjut sampai perputaran Bumi dan periode orbit Bulan sesuai. Namun, Matahari akan berubah menjadi raksasa merah dan memusnahkan Bumi jauh sebelum hal tersebut terjadi.[122][123]
Permukaan Bulan juga mengalami pasang surut dengan amplitudo ~10 cm, yang berlangsung selama 27 hari lebih. Fenomena ini disebabkan oleh dua hal, yakni karena Bulan dan Bumi berada pada rotasi sinkron, dan berbagai hal yang disebabkan oleh Matahari.[119] Komponen Bumi yang diinduksi terbentuk karena librasi, yang diakibatkan oleh eksentrisitas orbit Bulan; jika orbit Bulan bulat sempurna, maka yang akan muncul hanyalah pasang surut surya.[119] Librasi juga mengubah sudut penampakan Bulan, yang menyebabkan sekitar 59% permukaan Bulan terlihat dari Bumi.[54] Efek kumulatif dari fenomena pasang surut memicu terjadinya gempa bulan. Gempa bulan ini lebih jarang terjadi dan lebih lemah kekuatannya daripada gempa bumi, meskipun gempa ini dapat bertahan hingga satu jam karena ketiadaan air yang berfungsi sebagai peredam getaran seismik. Fenomena gempa bulan ini merupakan penemuan tak terduga dari seismometer yang diletakkan di Bulan oleh astronaut Apollo dari tahun 1969 hingga 1972.[124]
Gerhana
Gerhana bisa terjadi saat Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus (disebut dengan "syzygy"). Gerhana matahari terjadi ketika bulan baru, saat Bulan berada di antara Matahari dan Bulan. Sebaliknya, gerhana bulan terjadi saat bulan purnama, ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Ukuran Bulan yang terlihat dari Bumi kira-kira sama dengan ukuran Matahari. Akan tetapi, ukuran Matahari jauh lebih besar daripada ukuran Bulan; jarak antara Matahari dan Bulan yang sangat jauh menyebabkan ukuran kedua benda langit ini tampak sama dari Bumi. Variasi ukuran ini, yang disebabkan oleh orbit nonsirkuler, juga hampir sama, meskipun terjadi dalam siklus yang berbeda. Hal ini mengakibatkan terjadinya gerhana matahari total (saat Bulan tampak lebih besar daripada Matahari) dan cincin (saat Bulan tampak lebih kecil dari Matahari).[126] Saat gerhana total, Bulan sepenuhnya menutupi cakram Matahari dan korona surya, yang bisa diamati dengan mata telanjang dari Bumi. Karena jarak antara Matahari dan Bulan meningkat secara perlahan dari waktu ke waktu,[117] diameter sudut Bulan mengalami penurunan. Selain itu, karena Matahari berevolusi menjadi raksasa merah, ukuran Matahari dan diameter tampaknya di langit juga meningkat secara perlahan.[j] Perpaduan kedua fenomena ini membuktikan bahwa ratusan juta tahun yang lalu, Bulan akan selalu menutupi Matahari ketika terjadinya gerhana matahari, dan mungkin tidak ada gerhana cincin yang terjadi pada saat itu. Demikian pula ratusan juta tahun yang akan datang, Bulan tak lagi menutupi Matahari sepenuhnya, dan gerhana matahari total tidak akan terjadi.[127]
Orbit Bulan yang mengelilingi Bumi mengalami inklinasi sekitar 5° dari orbit Bumi mengelilingi Matahari, sehingga gerhana tidak terjadi pada setiap bulan baru dan bulan purnama. Gerhana akan terjadi jika Bulan berada di dekat persimpangan dua bidang orbit.[128] Periodisasi dan rekurs gerhana matahari oleh Bulan, serta gerhana bulan oleh Bumi, bisa dijelaskan melalui teori saros, yang memiliki jangka waktu sekitar 18 tahun.[129]
Karena Bulan menghalangi pandangan manusia sekitar setengah derajat lingkaran pada area langit,[k][130] fenomena terkait seperti okultasi terjadi saat sebuah bintang atau planet terang melintas di bagian belakang Bulan dan mengalami okultasi, atau tersembunyi dari pandangan. Serupa dengan fenomena ini, gerhana matahari terjadi saat Matahari tersembunyi dari pandangan karena tertutup oleh Bulan. Karena jarak Bulan lebih dekat dengan Bumi, okultasi bintang tunggal tidak bisa terlihat dari tempat manapun di permukaan Bumi pada waktu yang bersamaan. Presesi pada orbit Bulan juga menyebabkan terjadinya okultasi yang berbeda setiap tahunnya.[131]
Penelitian dan penjelajahan
Penelitian awal
Pemahaman mengenai siklus Bulan menandai awal perkembangan ilmu astronomi; pada abad ke-5 SM, astronom Babilonia telah mencatat siklus Saros 18 tahunan pada gerhana bulan,[132] dan astronom India telah menjelaskan mengenai fenomena elongasi Bulan.[133] Astronom Tiongkok Shi Shen (abad ke-4 SM) memberi petunjuk yang terkait dengan cara memperkirakan gerhana matahari dan bulan.[134] Kemudian, bentuk fisik Bulan dan sumber cahaya bulan mulai diketahui. Filsuf Yunani kuno Anaxagoras (w. 428 SM) mengemukakan bahwa Matahari dan Bulan merupakan dua buah batu bulat raksasa yang menghasilkan cahaya.[135][136] Bangsa Tiongkok pada masa Dinasti Han percaya bahwa energi Bulan sama dengan qi, dan teori mereka mengenai pengaruh radiasi Bulan menjelaskan bahwa cahaya Bulan berasal dari Matahari. Jing Fang (78–37 SM) mencatat kebulatan Bulan untuk pertama kalinya.[137] Pada abad ke-2 M, Lucian menulis sebuah novel yang mengisahkan mengenai seorang pahlawan yang melakukan perjalanan ke Bulan yang berpenghuni. Pada tahun 499 M, astronom India Aryabhata menulis dalam bukunya Aryabhatiya bahwa cahaya Matahari menyebabkan Bulan tampak bersinar.[138] Astronom dan fisikawan Alhazen (965-1039) mengungkapkan bahwa cahaya matahari tidak dipancarkan dari Bulan seperti sebuah cermin, tetapi cahaya tersebut dipancarkan ke segala arah dari setiap bagian permukaan Bulan yang diterangi oleh cahaya matahari.[139] Shen Kuo (1031–1095) dari Dinasti Song mengemukakan sebuah alegori yang mengumpamakan fenomena bersinar dan memudarnya cahaya Bulan dengan sebuah bola yang berputar; saat dibubuhi dengan bubuk putih dan dilihat dari samping, maka akan terlihat bentuk sabit.[140]
Dalam deskripsi alam semesta karya Aristoteles (384-322 SM), Bulan menandai batas antara unsur yang bisa berubah (bumi, air, udara, dan api) dengan bintang-bintang abadi aether, pemikiran filsafat berpengaruh yang mendominasi sains selama berabad-abad kemudian.[141] Pada abad ke-2 SM, Seleucus dari Seleucia mengemukakan teori bahwa pasang surut terjadi karena daya tarik Bulan, dan ketinggian air pasang ditentukan oleh posisi relatif Bulan terhadap Matahari.[142] Pada abad yang sama, Aristarchus menghitung ukuran dan jarak Bulan dari Bumi, dengan jarak sekitar dua puluh kali radius Bumi. Teori ini kemudian dikembangkan oleh Ptolemy (90–168 M): ia berpendapat bahwa jarak rata-rata Bulan dari Bumi adalah 59 kali radius Bumi dan diameter 0,292 dari diameter Bumi. Angka ini hampir mendekati jarak dan diameter yang sebenarnya, yakni sekitar 60 untuk jarak dan 0,273 untuk diameter.[143] Archimedes (287–212 SM) merancang sebuah planetarium yang bisa menghitung laju pergerakan Bulan dan objek lainnya di Tata Surya.[144]
Pada Abad Pertengahan, sebelum ditemukannya teleskop, Bulan diyakini sebagai sebuah bola batu, meskipun juga banyak yang percaya bahwa permukaan bulan "sangat halus".[145] Pada tahun 1609, Galileo Galilei untuk pertama kalinya membuat sebuah gambar teleskopis Bulan dalam bukunya yang berjudul Sidereus Nuncius dan menjelaskan bahwa permukaan Bulan tidak halus, tetapi memiliki pegunungan dan kawah. Pemetaan teleskopis Bulan terus berlanjut di sepanjang Abad Pertengahan; pada abad ke-17, Giovanni Battista Riccioli dan Francesco Maria Grimaldi berhasil menciptakan sebuah sistem penamaan geologi Bulan yang tetap digunakan hingga saat ini. Mappa Selenographica karya Wilhelm Beer dan Johann Heinrich Mädler (1834-1836), serta buku Der Mond (1837), merupakan buku pertama yang secara akurat menjelaskan penelitian mengenai Bulan dari sudut pandang trigonometri, termasuk ketinggian lebih dari seribu gunung di Bulan, dan memperkenalkan penelitian Bulan dengan tingkat akurasi yang bisa diukur oleh geografi Bumi.[146] Kawah Bulan pertama kali dicatat oleh Galileo, dan awalnya dianggap sebagai gunung berapi sampai tahun 1870-an, dan kemudian Richard Proctor menjelaskan bahwa kawah-kawah tersebut terbentuk akibat tubrukan.[54] Pendapatnya ini didukung oleh eksperimen yang dilakukan oleh geolog Grove Karl Gilbert pada tahun 1892, dan setelah perkembangan studi komparatif pada 1920-an hingga 1940-an,[147] stratigrafi Bulan menjadi cabang ilmu astrogeologi baru pada tahun 1950-an.[54]
Penjelajahan langsung pertama: 1959–1976
Misi Uni Soviet
Perang Dingin mendorong terjadinya Perlombaan Angkasa antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, yang menyebabkan adanya akselerasi kepentingan dalam penjelajahan Bulan. Setelah peluncur memiliki kemampuan yang diperlukan, kedua negara ini mengirim wahana nirawak melalui misi orbit ataupun misi pendaratan di Bulan. Wahana buatan Soviet, Luna, adalah wahana pertama yang berhasil mencapai tujuan. Setelah meluncurkan tiga misi nirawak dan mengalami kegagalan pada tahun 1958,[148] benda buatan manusia pertama yang keluar dari gravitasi Bumi dan melintas di dekat Bulan adalah Luna 1; benda buatan manusia pertama yang menabrak permukaan Bulan adalah Luna 2, dan foto pertama sisi jauh Bulan dipotret oleh Luna 3, semuanya dilakukan pada tahun 1959.[148]
Wahana antariksa pertama yang berhasil melakukan pendaratan lunak di permukaan Bulan adalah Luna 9, dan wahana nirawak pertama yang mengorbit Bulan adalah Luna 10, keduanya terjadi pada tahun 1966.[54] Sampel tanah dan batuan Bulan dibawa ke Bumi oleh tiga misi pengembalian sampel Luna, yakni Luna 16 pada 1970, Luna 20 pada 1972, dan Luna 24 pada 1976, yang berhasil membawa 0,3 kg batuan dan tanah Bulan.[149] Dua rover robotika perintis mendarat di Bulan pada tahun 1970 dan 1973 sebagai bagian dari program Lunokhod Soviet.
Misi Amerika Serikat
Amerika Serikat meluncurkan wahana nirawak untuk mengembangkan pemahaman mengenai permukaan Bulan demi kepentingan pendaratan berawak di kemudian hari; program Surveyor Jet Propulsion Laboratory mendaratkan wahana pertamanya empat bulan setelah peluncuran Luna 9. Program Apollo berawak NASA dikembangkan secara paralel; setelah serangkaian pengujian nirawak dan berawak pada wahana Apollo di orbit Bumi, dan didorong oleh rencana peluncuran penerbangan Bulan Soviet, Apollo 8 mengirimkan misi berawak pertama ke orbit Bulan pada tahun 1968. Misi berikutnya berhasil mendaratkan manusia untuk pertama kalinya di permukaan Bulan, yang dipandang oleh banyak pihak sebagai puncak Perlombaan Angkasa.[150] Neil Armstrong menjadi manusia pertama yang berjalan di permukaan Bulan sebagai pemimpin misi Apollo 11 Amerika Serikat; ia menjejakkan langkah pertamanya di permukaan Bulan pada pukul 02:56 UTC tanggal 21 Juli 1969.[151] Misi Apollo 11 hingga 17 (kecuali Apollo 13, yang pendaratannya dibatalkan) berhasil kembali ke Bumi dengan membawa 382 kg tanah dan batuan Bulan dalam 2.196 sampel terpisah.[152] Pendaratan Bulan Amerika Serikat dipicu oleh kemajuan teknologi yang cukup pesat pada akhir 1960-an, misalnya kimia ablasi, rekayasa perangkat lunak, dan teknologi penetrasi atmosfer, serta manajemen yang sangat kompeten sehubungan dengan upaya teknis yang besar.[153][154]
Sejumlah instrumen ilmiah dipasang di permukaan Bulan selama misi pendaratan Apollo. Stasiun instrumen berumur panjang, termasuk kapsul beraliran panas, seismometer, dan magnetometer, dipasang di lokasi pendaratan Apollo 12, 14, 15, 16, dan 17. Transmisi data langsung ke Bumi di akhiri pada tahun 1977 karena pertimbangan anggaran,[155][156] tetapi setelah stasiun rentang laser Bulan menjadi instrumen pasif, transmisi data masih terus dilakukan. Komunikasi jarak di stasiun secara rutin diterima oleh stasiun Bumi dengan akurasi beberapa sentimeter, dan data dari eksperimen ini digunakan untuk menentukan ukuran inti Bulan.[157]
Misi saat ini: 1990–sekarang
Pasca-Apollo dan Luna, semakin banyak negara yang terlibat dalam penjelajahan Bulan secara langsung. Pada tahun 1990, Jepang menjadi negara ketiga yang mengirimkan pesawat luar angkasa ke orbit Bulan dengan meluncurkan wahana Hiten. Wahana ini diluncurkan dengan kapsul yang lebih kecil bernama Hagoromo di orbit Bulan, tetapi transmisi data gagal dilakukan, sehingga misi ini dihentikan.[158] Pada tahun 1994, Amerika Serikat meluncurkan wahana Clementine ke orbit Bulan, yang merupakan misi gabungan antara Departemen Pertahanan dan NASA. Misi ini berhasil memotret peta topografi Bulan dalam jarak dekat dan mengambil foto multispektral permukaan Bulan untuk pertama kalinya.[159] Misi ini diikuti oleh misi Lunar Prospector pada tahun 1998, yang berhasil menemukan adanya kelebihan hidrogen di kutub Bulan, yang diduga disebabkan oleh keberadaan air es beberapa meter di atas regolith di dalam kawah gelap permanen.[160]
SMART-1, pesawat luar angkasa Eropa yang merupakan wahana bertenaga ion kedua, berada di orbit Bulan sejak tanggal 15 November 2004, dan dihentikan setelah pengendalinya menabrak Bulan pada tanggal 3 September 2006. Misi ini merupakan misi pertama yang berhasil menyurvei secara rinci unsur kimia di permukaan Bulan.[161]
Tiongkok juga sangat berambisi untuk meluncurkan program penjelajahan Bulan, dimulai dengan Chang'e 1, yang berhasil mengorbit Bulan dari tanggal 5 November 2007 hingga akhirnya menabrak Bulan tanggal 1 Maret 2009.[162] Dalam misi selama enam belas bulan, wahana ini berhasil mengambil foto Bulan secara keseluruhan. Tiongkok melanjutkan keberhasilan ini dengan meluncurkan Chang'e 2 pada bulan Oktober 2010, yang mencapai Bulan dua kali lebih cepat daripada Chang'e 1. Misi ini berhasil memetakan Bulan dalam resolusi yang lebih tinggi dalam waktu sekitar delapan bulan, kemudian meninggalkan orbit Bulan untuk mengamati perluasan titik Lagrangian L2 Bumi-Matahari. Wahana ini terbang melintasi asteroid 4179 Toutatis pada 13 Desember 2012, dan kemudian lenyap ke angkasa luar. Pada tanggal 14 Desember 2013, Chang'e 3 melanjutkan misi pendahulunya dengan mengirimkan sebuah pendarat ke permukaan Bulan, yang pada akhirnya meluncurkan sebuah penjelajah Bulan bernama Yutu (Mandarin: 玉兔; secara harfiah "Kelinci"). Dengan demikian, Chang'e 3 merupakan wahana pertama yang melakukan pendaratan lunak di permukaan Bulan sejak Luna 24 pada tahun 1976, dan juga misi pertama yang meluncurkan penjelajah sejak Lunokhod 2 pada 1973. Tiongkok berencana untuk meluncurkan misi penjelajah lainnya (Chang'e 4) pada tahun 2015, serta misi pengambilan sampel (Chang'e 5) pada tahun 2017.
Antara tanggal 4 Oktober 2007 dan 10 Juni 2009, Badan Penjelajahan Antariksa Jepang meluncurkan misi Kaguya (Selene), pengorbit Bulan yang dilengkapi dengan kamera video berdefinisi tinggi dan dua satelit pemancar radio kecil. Misi ini berhasil memperoleh data geofisika Bulan dan mengambil video berdefinisi tinggi dari luar orbit Bumi untuk pertama kalinya.[163][164] Misi penjelajahan Bulan pertama India, Chandrayaan I, mengorbit Bulan dari tanggal 8 November 2008 sampai kehilangan kontak pada 27 Agustus 2009, yang melakukan pemetaan fotogeologi dan mineralogi permukaan Bulan dalam resolusi tinggi. Misi ini juga menemukan keberadaan molekul-molekul air di dalam tanah Bulan.[165] Indian Space Research Organisation berencana untuk meluncurkan Chandrayaan II pada tahun 2013, yang juga disertai dengan sebuah robot penjelajah Bulan milik Rusia.[166][167] Akan tetapi, kegagalan misi Fobos-Grunt Rusia menyebabkan proyek ini mengalami penundaan.
Misi Bulan masa depan lainnya adalah Luna-Glob Rusia; yang meliputi sebuah pendarat nirawak, rangkaian seismometer, dan pengorbit yang serupa dengan misi Fobos-Grunt Mars yang gagal.[168][169] Penjelajahan Bulan yang didanai swasta dikembangkan oleh Google Lunar X Prize, diumumkan pada 13 September 2007, yang menawarkan uang senilai US$20 juta bagi siapa saja yang bisa mendaratkan sebuah robot penjelajah di Bulan dan yang memenuhi kriteria tertentu lainnya.[170] Shackleton Energy Company sedang mengembangkan sebuah program untuk melakukan operasi di kutub selatan Bulan dalam rangka mengumpulkan air untuk memasok Propellant Depot milik mereka.[171]
NASA berencana untuk melanjutkan misi berawak setelah adanya seruan dari Presiden AS George W. Bush pada tanggal 14 Januari 2004 untuk meluncurkan misi berawak ke Bulan pada tahun 2019, serta membangun sebuah pangkalan di Bulan pada tahun 2024.[172][173] Akan tetapi, program tersebut dibatalkan demi rencana pendaratan berawak di sebuah asteroid pada tahun 2025 dan misi pengorbit Mars berawak yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2035.[174] India juga menyatakan niatnya untuk mengirimkan misi berawak ke Bulan pada tahun 2020.[175]
Astronomi dari Bulan
Selama bertahun-tahun, Bulan diakui sebagai lokasi yang bagus bagi teleskop.[176] Lokasinya relatif dekat sehingga penglihatan astronomi tidak akan menjadi masalah; kawah tertentu di dekat kutub gelap dan dingin secara permanen, dan dengan demikian sangat bermanfaat bagi teleskop inframerah; dan teleskop radio di sisi jauh akan terlindung dari perbincangan radio di Bumi.[177] Tanah Bulan, meskipun menjadi kendala bagi bagian teleskop yang bergerak, bisa dicampur dengan karbon nanotube dan epoksi.[178] Sebuah teleskop zenith Bulan bisa dibuat dengan mudah menggunakan cairan ion.[179]
Pada bulan April 1972, misi Apollo 16 mengambil berbagai foto astronomi dan spektrum ultraungu dengan menggunakan Far Ultraviolet Camera/Spectrograph.[180]
Status hukum
Meskipun panji-panji Luna Uni Soviet tersebar di Bulan, dan bendera Amerika Serikat secara simbolis ditancapkan di lokasi pendaratan oleh astronaut Apollo, tidak satupun negara yang mengklaim kepemilikan atas bagian permukaan Bulan hingga saat ini.[181] Rusia dan Amerika Serikat merupakan dua negara yang menandatangani Perjanjian Luar Angkasa pada tahun 1967,[182] yang menyatakan bahwa Bulan dan keseluruhan luar angkasa adalah "provinsi bagi seluruh umat manusia".[181] Perjanjian ini juga membatasi pemanfaatan Bulan untuk tujuan damai, secara eksplisit melarang instalasi sarana militer dan senjata pemusnah massal di Bulan.[183] Perjanjian Bulan 1979 bertujuan untuk membatasi eksploitasi sumber daya Bulan oleh satu negara, tetapi perjanjian ini belum ditandatangani oleh satupun negara penjelajah luar angkasa.[184] Meskipun beberapa individu telah menyatakan klaimnya atas keseluruhan atau sebagian permukaan Bulan, tidak satupun yang dianggap kredibel.[185][186][187]
Dalam budaya
Fase Bulan yang teratur menjadikannya sebagai penunjuk waktu yang sangat akurat, dan periode muncul dan menghilangnya Bulan di langit membentuk dasar bagi sebagian besar penanggalan kuno. Tongkat hitungan, artefak tulang yang berusia sekitar 20-30.000 tahun, dipercaya oleh beberapa pihak sebagai penanda fase Bulan.[188][189][190] ~30 hari dalam sebulan merupakan waktu perkiraan siklus Bulan. Dalam bahasa Inggris, kata benda month dan kata kerabat dalam bahasa Jermanik lainnya berasal dari kata Proto-Jermanik *mǣnṓth-, yang menunjukkan adanya penggunaan kalender bulan oleh bangsa Jermanik (kalender Jermanik) sebelum pengadopsian kalender matahari.[191][192][193]
Bulan telah menjadi subjek dari banyak karya seni dan sastra, serta inspirasi bagi bidang seni lainnya. Bulan dijadikan sebagai motif dalam seni visual, seni pertunjukan, syair, prosa, dan musik. Sebuah ukiran batu berusia 5.000 tahun di Knowth, Irlandia, diduga menggambarkan Bulan, yang merupakan penggambaran Bulan paling awal yang ditemukan.[194] Perbedaan visual antara dataran tinggi yang terang dan kawah maria yang gelap melahirkan pola yang dipandang oleh sejumlah budaya sebagai sosok Manusia di Bulan, kelinci, kerbau, dan lain sebagainya. Dalam sebagian besar budaya kuno dan prasejarah, Bulan diumpamakan sebagai seorang dewi atau fenomena supernatural lainnya, dan pandangan astrologi terhadap Bulan tetap tersebar hingga saat ini.
Bulan memiliki peran penting dalam Islam; kalender Islam didasarkan pada periode Bulan, dan di sebagian besar negara Muslim, awal atau akhir bulan ditentukan oleh penampakan hilal, atau bulan sabit pertama, di atas cakrawala.[195] Bintang dan bulan sabit, yang awalnya merupakan simbol Kesultanan Utsmaniyah, saat ini digunakan sebagai simbol masyarakat Muslim. Membelah bulan (bahasa Arab: انشقاق القمر) dipercaya oleh umat Muslim sebagai mukjizat nabi Muhammad.[196]
Bulan memiliki hubungan yang panjang dengan kegilaan dan irasionalitas; dalam bahasa Inggris, kata lunacy dan lunatic (secara populer disingkat loony, artinya gila) berasal dari kata bahasa Latin Luna, yang berarti Bulan. Filsuf Aristoteles dan Pliny the Elder berpendapat bahwa bulan purnama menularkan kegilaan pada orang-orang yang rentan. Mereka percaya bahwa otak manusia, yang sebagian besarnya terdiri dari air, dipengaruhi oleh Bulan yang menguasai pasang surut, tetapi gravitasi Bulan terlalu kecil untuk memengaruhi satu orang.[197] Bahkan saat ini, orang-orang percaya bahwa pasien rumah sakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, kasus pembunuhan atau bunuh diri akan meningkat pada saat bulan purnama, meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung pernyataan tersebut.[197]
Lihat juga
Referensi
Catatan
- ^ Nilai maksimum didasarkan pada skala kecerahan dari nilai -12,74 yang diberikan untuk jarak khatulistiwa ke pusat Bulan, atau 378.000 menurut NASA, hingga jarak minimum Bumi-Bulan yang dicantumkan disini, setelah disesuaikan dengan radius khatulistiwa Bumi, yakni 6.378, sehingga jaraknya adalah 350.600 km. Nilai minimum (saat bulan baru) didasarkan pada skala yang sama dengan menggunakan jarak Bumi-Bulan maksimum, atau 407.000 km, dan dengan menghitung kecerahan cahaya bulan pada saat bulan baru. Kecerahan cahaya bulan adalah Albedo Bumi × (radius bumi / Radius orbit Bulan)2 ] relatif terhadap pencahayaan langsung dari Matahari yang terjadi saat bulan purnama. (Albedo Bumi = 0.367; Radius Bumi = radius (kutub × radius khatulistiwa)½ = 6 367 km.)
- ^ Kisaran nilai ukuran sudut yang dicantumkan berdasarkan pada skala sederhana dari nilai yang terdapat dalam referensi: jarak khatulistiwa Bumi ke pusat Bulan adalah 378.000 km, ukuran sudutnya adalah 1.896 detik busur. Referensi yang sama mencantumkan jarak ekstrem Bumi-Bulan adalah 407.000 km dan 357.km 000. Untuk menentukan ukuran sudut maksimum, jarak minimum harus dikoreksi sesuai dengan radius khatulistiwa bumi, yakni 6.378 km, sehingga hasilnya 350.600 km.
- ^ Lucey et al. (2006) menyatakan 107 partikel cm−3 pada siang hari dan 105 partikel cm−3 pada malam hari. Akibat suhu permukaan khatulistiwa yang mencapai 390 K pada siang hari dan 100 K pada malam hari, hukum gas ideal menghasilkan tekanan yang sebagaimana yang dicantumkan pada kotak info (dibulatkan hingga mendekati urutan magnitudo): 10−7 Pa pada siang hari dan 10−10 Pa pada malam hari.
- ^ Terdapat sejumlah asteroid dekat Bumi, termasuk 3753 Cruithne, yang mengko-orbit Bumi: orbit mereka menjauhi Bumi untuk beberapa periode waktu namun kemudian melakukan pengorbitan dalam waktu lama (Morais et al, 2002). Adapula quasi-satelit – mereka bukanlah satelit karena mereka tidak mengorbit Bumi. Untuk informasi lebih lanjut, lihat Satelit Bumi lainnya.
- ^ Charon secara proporsional lebih besar untuk ukuran Pluto, tetapi Pluto telah direklasifikasi sebagai planet katai.
- ^ Usia ini dihitung dari penanggalan isotop batuan Bulan.
- ^ Lebih tepatnya, periode sidereal Bulan (bintang tetap ke bintang tetap) adalah 27,321661 hari (27h 07j 43m 11,5d), dan periode orbit tropis rata-ratanya (dari ekuinoks ke ekuinoks) adalah 27,321582 hari (27h 07j 43m 04,7d) (Explanatory Supplement to the Astronomical Ephemeris, 1961, pada hal.107).
- ^ Lebih tepatnya, periode sinodis rata-rata Bulan (antara rata-rata konjungsi matahari) adalah 29,530589 hari (29h 12j 44m 02,9d) (Explanatory Supplement to the Astronomical Ephemeris, 1961, pada hal.107).
- ^ Magnitudo tampak Matahari adalah −26.7, dan magnitudo tampak bulan purnama adalah −12.7.
- ^ Lihat grafik di Matahari#Fase hidup. Saat ini, diameter Matahari meningkat dengan laju sekitar lima persen per miliar tahun. Angka ini hampir sama dengan laju diameter sudut Bulan yang berkurang karena surut dari Bumi.
- ^ Secara rata-rata, Bulan meliputi area seluas 0,21078 derajat persegi di langit malam.
Referensi
- ^ Rembulan — KBBI Daring
- ^ Candra — KBBI Daring
- ^ Sasi — KBBI Daring
- ^ Kamar — KBBI Daring
- ^ Lunar — KBBI Daring
- ^ a b c d e f g h i j k l Wieczorek, M.; et al. (2006). "The constitution and structure of the lunar interior". Reviews in Mineralogy and Geochemistry. 60 (1): 221–364. doi:10.2138/rmg.2006.60.3.
- ^ a b Lang, Kenneth R. (2011); The Cambridge Guide to the Solar System, 2nd ed., Cambridge University Press
- ^ a b c d e Williams, Dr. David R. (2 February 2006). "Moon Fact Sheet". NASA (National Space Science Data Center). Diakses tanggal 31 December 2008.
- ^ Matthews, Grant (2008). "Celestial body irradiance determination from an underfilled satellite radiometer: application to albedo and thermal emission measurements of the Moon using CERES". Applied Optics. 47 (27): 4981–93. Bibcode:2008ApOpt..47.4981M. doi:10.1364/AO.47.004981. PMID 18806861.
- ^ A.R. Vasavada, D.A. Paige, and S.E. Wood (1999). "Near-Surface Temperatures on Mercury and the Moon and the Stability of Polar Ice Deposits". Icarus. 141 (2): 179. Bibcode:1999Icar..141..179V. doi:10.1006/icar.1999.6175.
- ^ a b c Lucey, P.; Korotev, Randy L.; et al. (2006). "Understanding the lunar surface and space-Moon interactions". Reviews in Mineralogy and Geochemistry. 60 (1): 83–219. doi:10.2138/rmg.2006.60.2.
- ^ Morais, M.H.M. (2002). "The Population of Near-Earth Asteroids in Coorbital Motion with the Earth". Icarus. 160 (1): 1–9. Bibcode:2002Icar..160....1M. doi:10.1006/icar.2002.6937.
- ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-03-27. Diakses tanggal 2014-03-30.
- ^ "Naming Astronomical Objects: Spelling of Names". International Astronomical Union. Diakses tanggal 29 March 2010.
- ^ "Gazetteer of Planetary Nomenclature: Planetary Nomenclature FAQ". USGS Astrogeology Research Program. Diakses tanggal 29 March 2010.
- ^ Barnhart, Robert K. (1995). The Barnhart Concise Dictionary of Etymology. USA: Harper Collins. hlm. 487. ISBN 978-0-06-270084-1.
- ^ "Oxford English Dictionary: lunar, a. and n". Oxford English Dictionary: Second Edition 1989. Oxford University Press. Diakses tanggal 23 March 2010.
- ^ Kleine, T. (2005). "Hf–W Chronometry of Lunar Metals and the Age and Early Differentiation of the Moon". Science. 310 (5754): 1671–1674. Bibcode:2005Sci...310.1671K. doi:10.1126/science.1118842. ISSN 0036-8075. PMID 16308422.
- ^ "Carnegie Institution for Science research". Diakses tanggal 2013-10-12.
- ^ "Phys.org's account of Carlson's presentation to the Royal Society". Diakses tanggal 2013-10-13.
- ^ Binder, A.B. (1974). "On the origin of the Moon by rotational fission". The Moon. 11 (2): 53–76. Bibcode:1974Moon...11...53B. doi:10.1007/BF01877794.
- ^ a b Stroud, Rick (2009). The Book of the Moon. Walken and Company. hlm. 24–27. ISBN 978-0-8027-1734-4.
- ^ Mitler, H.E. (1975). "Formation of an iron-poor moon by partial capture, or: Yet another exotic theory of lunar origin". Icarus. 24 (2): 256–268. Bibcode:1975Icar...24..256M. doi:10.1016/0019-1035(75)90102-5.
- ^ Stevenson, D.J. (1987). "Origin of the moon–The collision hypothesis". Annual Review of Earth and Planetary Sciences. 15 (1): 271–315. Bibcode:1987AREPS..15..271S. doi:10.1146/annurev.ea.15.050187.001415.
- ^ Taylor, G. Jeffrey (31 December 1998). "Origin of the Earth and Moon". Planetary Science Research Discoveries. Diakses tanggal 7 April 2010.
- ^ Canup, R. (2001). "Origin of the Moon in a giant impact near the end of Earth's formation". Nature. 412 (6848): 708–712. Bibcode:2001Natur.412..708C. doi:10.1038/35089010. PMID 11507633.
- ^ "Earth-Asteroid Collision Formed Moon Later Than Thought". News.nationalgeographic.com. 28 October 2010. Diakses tanggal 7 May 2012.
- ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-07-27. Diakses tanggal 2021-02-04.
- ^ Touboul, M.; Kleine, T.; Bourdon, B.; Palme, H.; Wieler, R. (2007). "Late formation and prolonged differentiation of the Moon inferred from W isotopes in lunar metals". Nature. 450 (7173): 1206–9. Bibcode:2007Natur.450.1206T. doi:10.1038/nature06428. PMID 18097403.
- ^ Pahlevan, Kaveh (2007). "Equilibration in the aftermath of the lunar-forming giant impact". Earth and Planetary Science Letters. 262 (3–4): 438–449. arXiv:1012.5323 . Bibcode:2007E&PSL.262..438P. doi:10.1016/j.epsl.2007.07.055.
- ^ Nield, Ted (2009). "Moonwalk (summary of meeting at Meteoritical Society's 72nd Annual Meeting, Nancy, France)". Geoscientist. 19: 8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-27. Diakses tanggal 2014-04-01.
- ^ a b Warren, P. H. (1985). "The magma ocean concept and lunar evolution". Annual review of earth and planetary sciences. 13 (1): 201–240. Bibcode:1985AREPS..13..201W. doi:10.1146/annurev.ea.13.050185.001221.
- ^ Tonks, W. Brian (1993). "Magma ocean formation due to giant impacts". Journal of Geophysical Research. 98 (E3): 5319–5333. Bibcode:1993JGR....98.5319T. doi:10.1029/92JE02726.
- ^ Daniel Clery (11 October 2013). "Impact Theory Gets Whacked". Science. 342: 183.
- ^ Wiechert, U.; et al. (October 2001). "Oxygen Isotopes and the Moon-Forming Giant Impact". Science. Science (jurnal). 294 (12): 345–348. Bibcode:2001Sci...294..345W. doi:10.1126/science.1063037. PMID 11598294. Diakses tanggal 2009-07-05.
- ^ Pahlevan, Kaveh; Stevenson, David (October 2007). "Equilibration in the Aftermath of the Lunar-forming Giant Impact". EPSL. 262 (3–4): 438–449. arXiv:1012.5323 . Bibcode:2007E&PSL.262..438P. doi:10.1016/j.epsl.2007.07.055.
- ^ "Titanium Paternity Test Says Earth is the Moon's Only Parent (University of Chicago)". Astrobio.net. Diakses tanggal 2013-10-03.
- ^ Taylor, Stuart Ross (1975). Lunar science: A post-Apollo view. New York, Pergamon Press, Inc. hlm. 64.
- ^ "NASA Research Team Reveals Moon Has Earth-Like Core". NASA. January 6, 2011.
- ^ Nemchin, A.; Timms, N.; Pidgeon, R.; Geisler, T.; Reddy, S.; Meyer, C. (2009). "Timing of crystallization of the lunar magma ocean constrained by the oldest zircon". Nature Geoscience. 2 (2): 133–136. Bibcode:2009NatGe...2..133N. doi:10.1038/ngeo417.
- ^ a b Shearer, C.; et al. (2006). "Thermal and magmatic evolution of the Moon". Reviews in Mineralogy and Geochemistry. 60 (1): 365–518. doi:10.2138/rmg.2006.60.4.
- ^ Schubert, J. (2004). "Interior composition, structure, and dynamics of the Galilean satellites.". Dalam F. Bagenal; et al. Jupiter: The Planet, Satellites, and Magnetosphere. Cambridge University Press. hlm. 281–306. ISBN 978-0-521-81808-7.
- ^ Williams, J.G. (2006). "Lunar laser ranging science: Gravitational physics and lunar interior and geodesy". Advances in Space Research. 37 (1): 6771. arXiv:gr-qc/0412049 . Bibcode:2006AdSpR..37...67W. doi:10.1016/j.asr.2005.05.013.
- ^ "Landscapes from the ancient and eroded lunar far side". esa. Diakses tanggal 15 February 2010.
- ^ Spudis, Paul D.; Cook, A.; Robinson, M.; Bussey, B.; Fessler, B.; Cook; Robinson; Bussey; Fessler (January 1998). "Topography of the South Polar Region from Clementine Stereo Imaging". Workshop on New Views of the Moon: Integrated Remotely Sensed, Geophysical, and Sample Datasets: 69. Bibcode:1998nvmi.conf...69S.
- ^ a b c Spudis, Paul D. (1994). "Ancient Multiring Basins on the Moon Revealed by Clementine Laser Altimetry". Science. 266 (5192): 1848–1851. Bibcode:1994Sci...266.1848S. doi:10.1126/science.266.5192.1848. PMID 17737079.
- ^ Pieters, C.M.; Tompkins, S.; Head, J.W.; Hess, P.C. (1997). "Mineralogy of the Mafic Anomaly in the South Pole‐Aitken Basin: Implications for excavation of the lunar mantle". Geophysical Research Letters. 24 (15): 1903–1906. Bibcode:1997GeoRL..24.1903P. doi:10.1029/97GL01718.
- ^ Taylor, G.J. (17 July 1998). "The Biggest Hole in the Solar System". Planetary Science Research Discoveries, Hawai'i Institute of Geophysics and Planetology. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ Schultz, P. H. (March 1997). "Forming the south-pole Aitken basin – The extreme games". Conference Paper, 28th Annual Lunar and Planetary Science Conference. 28: 1259. Bibcode:1997LPI....28.1259S.
- ^ Wlasuk, Peter (2000). Observing the Moon. Springer. hlm. 19. ISBN 978-1-85233-193-1.
- ^ Norman, M. (21 April 2004). "The Oldest Moon Rocks". Planetary Science Research Discoveries. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ Varricchio, L. (2006). Inconstant Moon. Xlibris Books. ISBN 978-1-59926-393-9.
- ^ Head, L.W.J.W. (2003). "Lunar Gruithuisen and Mairan domes: Rheology and mode of emplacement". Journal of Geophysical Research. 108 (E2): 5012. Bibcode:2003JGRE..108.5012W. doi:10.1029/2002JE001909. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-12. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ a b c d e f g h Spudis, P.D. (2004). "Moon". World Book Online Reference Center, NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-04-17. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ Gillis, J.J.; Spudis (1996). "The Composition and Geologic Setting of Lunar Far Side Maria". Lunar and Planetary Science. 27: 413–404. Bibcode:1996LPI....27..413G.
- ^ Lawrence; D. J.; et al. (11 August 1998). "Global Elemental Maps of the Moon: The Lunar Prospector Gamma-Ray Spectrometer". Science. HighWire Press. 281 (5382): 1484–1489. Bibcode:1998Sci...281.1484L. doi:10.1126/science.281.5382.1484. ISSN 1095-9203. PMID 9727970. Diakses tanggal 29 August 2009.
- ^ Taylor, G.J. (31 August 2000). "A New Moon for the Twenty-First Century". Planetary Science Research Discoveries, Hawai'i Institute of Geophysics and Planetology. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ a b Papike, J. (1998). "Lunar Samples". Reviews in Mineralogy and Geochemistry. 36: 5.1–5.234.
- ^ a b Hiesinger, H. (2003). "Ages and stratigraphy of mare basalts in Oceanus Procellarum, Mare Numbium, Mare Cognitum, and Mare Insularum". J. Geophys. Res. 108 (E7): 1029. Bibcode:2003JGRE..108.5065H. doi:10.1029/2002JE001985.
- ^ Munsell, K. (4 December 2006). "Majestic Mountains". Solar System Exploration. NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-09-17. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ Richard Lovett. "Early Earth may have had two moons : Nature News". Nature.com. Diakses tanggal 2012-11-01.
- ^ "Was our two-faced moon in a small collision?". Theconversation.edu.au. Diakses tanggal 2012-11-01.
- ^ Melosh, H. J. (1989). Impact cratering: A geologic process. Oxford Univ. Press. ISBN 978-0-19-504284-9.
- ^ "Moon Facts". SMART-1. European Space Agency. 2010. Diakses tanggal 12 May 2010.
- ^ "Gazetteer of Planetary Nomenclature: Categories for Naming Features on Planets and Satellites". U.S. Geological Survey. Diakses tanggal 8 April 2010.
- ^ a b
Wilhelms, Don (1987). "Geologic History of the Moon" (PDF). U.S. Geological Survey. Parameter
|chapter=
akan diabaikan (bantuan) - ^ Hartmann, William K.; Quantin, Cathy; Mangold, Nicolas (2007). "Possible long-term decline in impact rates: 2. Lunar impact-melt data regarding impact history". Icarus. 186 (1): 11–23. Bibcode:2007Icar..186...11H. doi:10.1016/j.icarus.2006.09.009.
- ^ "The Smell of Moondust". NASA. 30 January 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-08. Diakses tanggal 15 March 2010.
- ^ Heiken, G. (1991). Lunar Sourcebook, a user's guide to the Moon. New York: Cambridge University Press. hlm. 736. ISBN 978-0-521-33444-0.
- ^ Rasmussen, K.L. (1985). "Megaregolith thickness, heat flow, and the bulk composition of the Moon". Nature. 313 (5998): 121–124. Bibcode:1985Natur.313..121R. doi:10.1038/313121a0.
- ^ Margot, J. L.; Campbell, D. B.; Jurgens, R. F.; Slade, M. A. (4 June 1999). "Topography of the Lunar Poles from Radar Interferometry: A Survey of Cold Trap Locations". Science. 284 (5420): 1658–1660. Bibcode:1999Sci...284.1658M. doi:10.1126/science.284.5420.1658. PMID 10356393.
- ^ Ward, William R. (1 August 1975). "Past Orientation of the Lunar Spin Axis". Science. 189 (4200): 377–379. Bibcode:1975Sci...189..377W. doi:10.1126/science.189.4200.377. PMID 17840827.
- ^ a b Martel, L. M. V. (4 June 2003). "The Moon's Dark, Icy Poles". Planetary Science Research Discoveries, Hawai'i Institute of Geophysics and Planetology. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ Seedhouse, Erik (2009). Lunar Outpost: The Challenges of Establishing a Human Settlement on the Moon. Springer-Praxis Books in Space Exploration. Germany: Springer Praxis. hlm. 136. ISBN 978-0-387-09746-6.
- ^ Coulter, Dauna (18 March 2010). "The Multiplying Mystery of Moonwater". Science@NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-16. Diakses tanggal 28 March 2010.
- ^ Spudis, P. (6 November 2006). "Ice on the Moon". The Space Review. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ Feldman, W. C. (1998). "Fluxes of Fast and Epithermal Neutrons from Lunar Prospector: Evidence for Water Ice at the Lunar Poles". Science. 281 (5382): 1496–1500. Bibcode:1998Sci...281.1496F. doi:10.1126/science.281.5382.1496. PMID 9727973.
- ^ Saal, Alberto E. (2008). "Volatile content of lunar volcanic glasses and the presence of water in the Moon's interior". Nature. 454 (7201): 192–195. Bibcode:2008Natur.454..192S. doi:10.1038/nature07047. PMID 18615079.
- ^ Pieters, C. M. (2009). "Character and Spatial Distribution of OH/H2O on the Surface of the Moon Seen by M3 on Chandrayaan-1". Science. 326 (5952): 568–72. Bibcode:2009Sci...326..568P. doi:10.1126/science.1178658. PMID 19779151.
- ^ Lakdawalla, Emily (13 November 2009). "LCROSS Lunar Impactor Mission: "Yes, We Found Water!"". The Planetary Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-22. Diakses tanggal 13 April 2010.
- ^ "Water and More: An Overview of LCROSS Impact Results". 41st Lunar and Planetary Science Conference. 41 (1533): 2335. 1–5 March 2010. Bibcode:2010LPI....41.2335C.
- ^ Colaprete, A.; Schultz, P.; Heldmann, J.; Wooden, D.; Shirley, M.; Ennico, K.; Hermalyn, B.; Marshall, W; Ricco, A.; Elphic, R. C.; Goldstein, D.; Summy, D.; Bart, G. D.; Asphaug, E.; Korycansky, D.; Landis, D.; Sollitt, L. (22 October 2010). "Detection of Water in the LCROSS Ejecta Plume". Science. 330 (6003): 463–468. Bibcode:2010Sci...330..463C. doi:10.1126/science.1186986. PMID 20966242.
- ^ Hauri, Erik (26 May 2011). "High Pre-Eruptive Water Contents Preserved in Lunar Melt Inclusions". Science Express. 10 (1126): 213. Bibcode:2011Sci...333..213H. doi:10.1126/science.1204626.
- ^ Muller, P. (1968). "Mascons: lunar mass concentrations". Science. 161 (3842): 680–684. Bibcode:1968Sci...161..680M. doi:10.1126/science.161.3842.680. PMID 17801458.
- ^ Richard A. Kerr (12 April 2013). "The Mystery of Our Moon's Gravitational Bumps Solved?". Science. 340: 128.
- ^ Konopliv, A. (2001). "Recent gravity models as a result of the Lunar Prospector mission". Icarus. 50 (1): 1–18. Bibcode:2001Icar..150....1K. doi:10.1006/icar.2000.6573.
- ^ Garrick-Bethell, Ian; Weiss, iBenjamin P.; Shuster, David L.; Buz, Jennifer (2009). "Early Lunar Magnetism". Science. 323 (5912): 356–359. Bibcode:2009Sci...323..356G. doi:10.1126/science.1166804. PMID 19150839.
- ^ "Magnetometer / Electron Reflectometer Results". Lunar Prospector (NASA). 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-27. Diakses tanggal 17 March 2010.
- ^ Hood, L.L. (1991). "Formation of magnetic anomalies antipodal to lunar impact basins: Two-dimensional model calculations". J. Geophys. Res. 96 (B6): 9837–9846. Bibcode:1991JGR....96.9837H. doi:10.1029/91JB00308.
- ^ "Moon Storms". Science.nasa.gov. 2013-09-27. Diakses tanggal 2013-10-03.
- ^ Globus, Ruth (1977). "Chapter 5, Appendix J: Impact Upon Lunar Atmosphere". Dalam Richard D. Johnson & Charles Holbrow. Space Settlements: A Design Study. NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-31. Diakses tanggal 17 March 2010.
- ^ Crotts, Arlin P.S. (2008). "Lunar Outgassing, Transient Phenomena and The Return to The Moon, I: Existing Data" (PDF). The Astrophysical Journal. Department of Astronomy, Columbia University. 687: 692. arXiv:0706.3949 . Bibcode:2008ApJ...687..692C. doi:10.1086/591634. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-02-20. Diakses tanggal 29 September 2009.
- ^ a b c Stern, S.A. (1999). "The Lunar atmosphere: History, status, current problems, and context". Rev. Geophys. 37 (4): 453–491. Bibcode:1999RvGeo..37..453S. doi:10.1029/1999RG900005.
- ^ Lawson, S. (2005). "Recent outgassing from the lunar surface: the Lunar Prospector alpha particle spectrometer". J. Geophys. Res. 110 (E9): 1029. Bibcode:2005JGRE..11009009L. doi:10.1029/2005JE002433.
- ^ Sridharan, R. (2010). "'Direct' evidence for water (H2O) in the sunlit lunar ambience from CHACE on MIP of Chandrayaan I". Planetary and Space Science. 58 (6): 947. Bibcode:2010P&SS...58..947S. doi:10.1016/j.pss.2010.02.013.
- ^ Hamilton, Calvin J.; Hamilton, Rosanna L., The Moon, Views of the Solar System, 1995–2011
- ^ a b Amos, Jonathan (16 December 2009). "'Coldest place' found on the Moon". BBC News. Diakses tanggal 20 March 2010.
- ^ "Diviner News". UCLA. 17 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-07. Diakses tanggal 17 March 2010.
- ^ V V Belet︠s︡kiĭ (2001). Essays on the Motion of Celestial Bodies. Birkhäuser. hlm. 183. ISBN 978-3-7643-5866-2.
- ^ "Space Topics: Pluto and Charon". The Planetary Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-19. Diakses tanggal 6 April 2010.
- ^ "Planet Definition Questions & Answers Sheet". International Astronomical Union. 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-15. Diakses tanggal 24 March 2010.
- ^ Alexander, M. E. (1973). "The Weak Friction Approximation and Tidal Evolution in Close Binary Systems". Astrophysics and Space Science. 23 (2): 459–508. Bibcode:1973Ap&SS..23..459A. doi:10.1007/BF00645172.
- ^ Phil Plait. "Dark Side of the Moon". Bad Astronomy:Misconceptions. Diakses tanggal 15 February 2010.
- ^ Luciuk, Mike. "How Bright is the Moon?". Amateur Astronomers, Inc. Diakses tanggal 16 March 2010.
- ^ Hershenson, Maurice (1989). The Moon illusion. Routledge. hlm. 5. ISBN 978-0-8058-0121-7.
- ^ Spekkens, K. (18 October 2002). "Is the Moon seen as a crescent (and not a "boat") all over the world?". Curious About Astronomy. Diakses tanggal 16 March 2010.
- ^ "Full moon tonight is as close as it gets". The Press Enterprise. 18 March 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-22. Diakses tanggal 19 March 2011.
- ^ Dr. Tony Phillips (16 March 2011). "Super Full Moon". NASA. Diakses tanggal 19 March 2011.
- ^ Richard K. De Atley (18 March 2011). "Full moon tonight is as close as it gets". The Press-Enterprise. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-22. Diakses tanggal 19 March 2011.
- ^ "'Super moon' to reach closest point for almost 20 years". The Guardian. 19 March 2011. Diakses tanggal 19 March 2011.
- ^ Georgia State University, Dept. of Physics (Astronomy). "Perceived Brightness". Brightnes and Night/Day Sensitivity. Georgia State University, GA, USA. Diakses tanggal 25 January 2014.
- ^ Lutron. "Measured light vs. perceived light" (PDF). From IES Lighting Handbook 2000, 27-4. Lutron.com. Diakses tanggal 25 January 2014.
- ^
Walker, John (May 1997). "Inconstant Moon". Earth and Moon Viewer. Fourth paragraph of "How Bright the Moonlight": Fourmilab, Switzerland. Diakses tanggal 23 January 2014.
14% [...] karena respons logaritma mata manusia.
- ^ Taylor, G.J. (8 November 2006). "Recent Gas Escape from the Moon". Planetary Science Research Discoveries, Hawai'i Institute of Geophysics and Planetology. Diakses tanggal 4 April 2007.
- ^ Schultz, P.H. (2006). "Lunar activity from recent gas release". Nature. 444 (7116): 184–186. Bibcode:2006Natur.444..184S. doi:10.1038/nature05303. PMID 17093445.
- ^ "22 Degree Halo: a ring of light 22 degrees from the sun or moon". Department of Atmospheric Sciences at the University of Illinois at Urbana-Champaign. Diakses tanggal 13 April 2010.
- ^ a b c d e Lambeck, K. (1977). "Tidal Dissipation in the Oceans: Astronomical, Geophysical and Oceanographic Consequences". Philosophical Transactions of the Royal Society A. 287 (1347): 545–594. Bibcode:1977RSPTA.287..545L. doi:10.1098/rsta.1977.0159.
- ^ Le Provost, C. (1995). "Ocean Tides for and from TOPEX/POSEIDON". Science. 267 (5198): 639–42. Bibcode:1995Sci...267..639L. doi:10.1126/science.267.5198.639. PMID 17745840.
- ^ a b c d Touma, Jihad (1994). "Evolution of the Earth-Moon system". The Astronomical Journal. 108 (5): 1943–1961. Bibcode:1994AJ....108.1943T. doi:10.1086/117209.
- ^ Chapront, J. (2002). "A new determination of lunar orbital parameters, precession constant and tidal acceleration from LLR measurements". Astronomy and Astrophysics. 387 (2): 700–709. Bibcode:2002A&A...387..700C. doi:10.1051/0004-6361:20020420.
- ^ Ray, R. (15 May 2001). "Ocean Tides and the Earth's Rotation". IERS Special Bureau for Tides. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-27. Diakses tanggal 17 March 2010.
- ^ Murray, C.D. and Dermott, S.F. (1999). Solar System Dynamics. Cambridge University Press. hlm. 184. ISBN 978-0-521-57295-8.
- ^ Dickinson, Terence (1993). From the Big Bang to Planet X. Camden East, Ontario: Camden House. hlm. 79–81. ISBN 978-0-921820-71-0.
- ^ Latham, Gary; Ewing, Maurice; Dorman, James; Lammlein, David; Press, Frank; Toksőz, Naft; Sutton, George; Duennebier, Fred; Nakamura, Yosio (1972). "Moonquakes and lunar tectonism". Earth, Moon, and Planets. 4 (3–4): 373–382. Bibcode:1972Moon....4..373L. doi:10.1007/BF00562004.
- ^ Phillips, Tony (12 March 2007). "Stereo Eclipse". Science@NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-10. Diakses tanggal 17 March 2010.
- ^ Espenak, F. (2000). "Solar Eclipses for Beginners". MrEclipse. Diakses tanggal 17 March 2010.
- ^ Walker, John (July 10, 2004). "Moon near Perigee, Earth near Aphelion". Fourmilab. Diakses tanggal December 25, 2013.
- ^ Thieman, J. (2 May 2006). "Eclipse 99, Frequently Asked Questions". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-02-11. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ Espenak, F. "Saros Cycle". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-24. Diakses tanggal 17 March 2010.
- ^ Guthrie, D.V. (1947). "The Square Degree as a Unit of Celestial Area". Popular Astronomy. 55: 200–203. Bibcode:1947PA.....55..200G.
- ^ "Total Lunar Occultations". Royal Astronomical Society of New Zealand. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-05. Diakses tanggal 17 March 2010.
- ^ Aaboe, A.; Britton, J. P.; Henderson,, J. A.; Neugebauer, Otto; Sachs, A. J. (1991). "Saros Cycle Dates and Related Babylonian Astronomical Texts". Transactions of the American Philosophical Society. American Philosophical Society. 81 (6): 1–75. doi:10.2307/1006543. JSTOR 1006543.
One comprises what we have called "Saros Cycle Texts", which give the months of eclipse possibilities arranged in consistent cycles of 223 months (or 18 years).
- ^ Sarma, K. V. (2008). "Astronomy in India". Dalam Helaine Selin. Encyclopaedia of the History of Science, Technology, and Medicine in Non-Western Cultures (edisi ke-2). Springer. hlm. 317–321. ISBN 978-1-4020-4559-2.
- ^ Needham 1986, hlm. 411.
- ^ O'Connor, J.J. (February 1999). "Anaxagoras of Clazomenae". University of St Andrews. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ Needham 1986, hlm. 227.
- ^ Needham 1986, hlm. 413–414.
- ^ Robertson, E. F. (November 2000). "Aryabhata the Elder". Scotland: School of Mathematics and Statistics, University of St Andrews. Diakses tanggal 15 April 2010.
- ^ A. I. Sabra (2008). "Ibn Al-Haytham, Abū ʿAlī Al-Ḥasan Ibn Al-Ḥasan". Dictionary of Scientific Biography. Detroit: Charles Scribner's Sons. hlm. 189–210, at 195.
- ^ Needham 1986, hlm. 415–416.
- ^ Lewis, C. S. (1964). The Discarded Image. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 108. ISBN 978-0-521-47735-2.
- ^ van der Waerden, Bartel Leendert (1987). "The Heliocentric System in Greek, Persian and Hindu Astronomy". Annals of the New York Academy of Sciences. 500: 1–569. Bibcode:1987NYASA.500....1A. doi:10.1111/j.1749-6632.1987.tb37193.x. PMID 3296915.
- ^ Evans, James (1998). The History and Practice of Ancient Astronomy. Oxford & New York: Oxford University Press. hlm. 71, 386. ISBN 978-0-19-509539-5.
- ^ "Discovering How Greeks Computed in 100 B.C." The New York Times. 31 July 2008. Diakses tanggal 27 March 2010.
- ^ Van Helden, A. (1995). "The Moon". Galileo Project. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ Consolmagno, Guy J. (1996). "Astronomy, Science Fiction and Popular Culture: 1277 to 2001 (And beyond)". Leonardo. The MIT Press. 29 (2): 128. doi:10.2307/1576348. JSTOR 1576348.
- ^ Hall, R. Cargill (1977). "Appendix A: LUNAR THEORY BEFORE 1964". NASA History Series. LUNAR IMPACT: A History of Project Ranger. Washington, D.C.: Scientific and Technical Information Office, NATIONAL AERONAUTICS AND SPACE ADMINISTRATION. Diakses tanggal 13 April 2010.
- ^ a b Zak, Anatoly (2009). "Russia's unmanned missions toward the Moon". Diakses tanggal 20 April 2010.
- ^ "Rocks and Soils from the Moon". NASA. Diakses tanggal 6 April 2010.
- ^ Coren, M. (26 July 2004). "'Giant leap' opens world of possibility". CNN. Diakses tanggal 16 March 2010.
- ^ "Record of Lunar Events, 24 July 1969". Apollo 11 30th anniversary. NASA. Diakses tanggal 13 April 2010.
- ^ Martel, Linda M. V. (21 December 2009). "Celebrated Moon Rocks --- Overview and status of the Apollo lunar collection: A unique, but limited, resource of extraterrestrial material" (PDF). Planetary Science and Research Discoveries. Diakses tanggal 6 April 2010.
- ^ Launius, Roger D. (July 1999). "The Legacy of Project Apollo". NASA History Office. Diakses tanggal 13 April 2010.
- ^ SP-287 What Made Apollo a Success? A series of eight articles reprinted by permission from the March 1970 issue of Astronautics & Aeronautics, a publication of the American Institute of Aeronautics and Astronautics. Washington, D.C.: Scientific and Technical Information Office, National Aeronautics and Space Administration. 1971.
- ^ "NASA news release 77-47 page 242" (PDF) (Siaran pers). 1 September 1977. Diakses tanggal 16 March 2010.
- ^ Appleton, James (1977). "OASI Newsletters Archive". NASA Turns A Deaf Ear To The Moon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-10. Diakses tanggal 29 August 2007.
- ^ Dickey, J.; et al. (1994). "Lunar laser ranging: a continuing legacy of the Apollo program". Science. 265 (5171): 482–490. Bibcode:1994Sci...265..482D. doi:10.1126/science.265.5171.482. PMID 17781305.
- ^ "Hiten-Hagomoro". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-14. Diakses tanggal 29 March 2010.
- ^ "Clementine information". NASA. 1994. Diakses tanggal 29 March 2010.
- ^ "Lunar Prospector: Neutron Spectrometer". NASA. 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-27. Diakses tanggal 29 March 2010.
- ^ "SMART-1 factsheet". European Space Agency. 26 February 2007. Diakses tanggal 29 March 2010.
- ^ "China's first lunar probe ends mission". Xinhua. 1 March 2009. Diakses tanggal 29 March 2010.
- ^ "KAGUYA Mission Profile". JAXA. Diakses tanggal 13 April 2010.
- ^ "KAGUYA (SELENE) World's First Image Taking of the Moon by HDTV". Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) and NHK (Japan Broadcasting Corporation). 7 November 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-16. Diakses tanggal 13 April 2010.
- ^ "Mission Sequence". Indian Space Research Organisation. 17 November 2008. Diakses tanggal 13 April 2010.
- ^ "Indian Space Research Organisation: Future Program". Indian Space Research Organisation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-25. Diakses tanggal 13 April 2010.
- ^ "India and Russia Sign an Agreement on Chandrayaan-2". Indian Space Research Organisation. 14 November 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-17. Diakses tanggal 13 April 2010.
- ^ Covault, C. (4 June 2006). "Russia Plans Ambitious Robotic Lunar Mission". Aviation Week. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-10-24. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ "Russia to send mission to Mars this year, Moon in three years". "TV-Novosti". 25 February 2009. Diakses tanggal 13 April 2010.
- ^ "About the Google Lunar X Prize". X-Prize Foundation. 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-28. Diakses tanggal 24 March 2010.
- ^ Wall, Mike (14 January 2011). "Mining the Moon's Water: Q&A with Shackleton Energy's Bill Stone". Space News.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "President Bush Offers New Vision For NASA" (Siaran pers). NASA. 14 December 2004. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ "NASA Unveils Global Exploration Strategy and Lunar Architecture" (Siaran pers). NASA. 4 December 2006. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ NASAtelevision (15 April 2010). "President Obama Pledges Total Commitment to NASA". YouTube. Diakses tanggal 7 May 2012.
- ^ "India's Space Agency Proposes Manned Spaceflight Program". SPACE.com. 10 November 2006. Diakses tanggal 23 October 2008.
- ^ Takahashi, Yuki (September 1999). "Mission Design for Setting up an Optical Telescope on the Moon". California Institute of Technology. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-06. Diakses tanggal 27 March 2011.
- ^ Chandler, David (15 February 2008). "MIT to lead development of new telescopes on moon". MIT News. Diakses tanggal 27 March 2011.
- ^ Naeye, Robert (6 April 2008). "NASA Scientists Pioneer Method for Making Giant Lunar Telescopes". Goddard Space Flight Center. Diakses tanggal 27 March 2011.
- ^ Bell, Trudy (9 October 2008). "Liquid Mirror Telescopes on the Moon". Science News. NASA. Diakses tanggal 27 March 2011.
- ^ "Far Ultraviolet Camera/Spectrograph". Lpi.usra.edu. Diakses tanggal 2013-10-03.
- ^ a b "Can any State claim a part of outer space as its own?". United Nations Office for Outer Space Affairs. Diakses tanggal 28 March 2010.
- ^ "How many States have signed and ratified the five international treaties governing outer space?". United Nations Office for Outer Space Affairs. 1 January 2006. Diakses tanggal 28 March 2010.
- ^ "Do the five international treaties regulate military activities in outer space?". United Nations Office for Outer Space Affairs. Diakses tanggal 28 March 2010.
- ^ "Agreement Governing the Activities of States on the Moon and Other Celestial Bodies". United Nations Office for Outer Space Affairs. Diakses tanggal 28 March 2010.
- ^ "The treaties control space-related activities of States. What about non-governmental entities active in outer space, like companies and even individuals?". United Nations Office for Outer Space Affairs. Diakses tanggal 28 March 2010.
- ^ "Statement by the Board of Directors of the IISL On Claims to Property Rights Regarding The Moon and Other Celestial Bodies (2004)" (PDF). International Institute of Space Law. 2004. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-12-22. Diakses tanggal 28 March 2010.
- ^ "Further Statement by the Board of Directors of the IISL On Claims to Lunar Property Rights (2009)" (PDF). International Institute of Space Law. 22 March 2009. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-12-22. Diakses tanggal 28 March 2010.
- ^ Marshack, Alexander (1991): The Roots of Civilization, Colonial Hill, Mount Kisco, NY.
- ^ Brooks, A. S. and Smith, C. C. (1987): "Ishango revisited: new age determinations and cultural interpretations", The African Archaeological Review, 5 : 65–78.
- ^ Duncan, David Ewing (1998). The Calendar. Fourth Estate Ltd. hlm. 10–11. ISBN 978-1-85702-721-1.
- ^ For etymology, see Barnhart, Robert K. (1995). The Barnhart Concise Dictionary of Etymology. Harper Collins. hlm. 487. ISBN 978-0-06-270084-1. For the lunar calendar of the Germanic peoples, see Birley, A. R. (Trans.) (1999). Agricola and Germany. Oxford World's Classics. USA: Oxford. hlm. 108. ISBN 978-0-19-283300-6.
- ^ Smith, William George (1849). Dictionary of Greek and Roman Biography and Mythology: Oarses-Zygia. 3. J. Walton. hlm. 768. Diakses tanggal 29 March 2010.
- ^ Estienne, Henri (1846). Thesaurus graecae linguae. 5. Didot. hlm. 1001. Diakses tanggal 29 March 2010.
- ^ "Carved and Drawn Prehistoric Maps of the Cosmos". Space Today Online. 2006. Diakses tanggal 12 April 2007.
- ^ "Islamic Calendars based on the Calculated First Visibility of the Lunar Crescent". University of Utrecht. Diakses tanggal 2014-01-11.
- ^ "Muhammad." Encyclopædia Britannica. 2007. Encyclopædia Britannica Online, p.13
- ^ a b Lilienfeld, Scott O.; Arkowitz, Hal (2009). "Lunacy and the Full Moon". Scientific American. Diakses tanggal 13 April 2010.
Bibliografi
- Needham, Joseph (1986). Science and Civilization in China, Volume III: Mathematics and the Sciences of the Heavens and Earth. Taipei: Caves Books. ISBN 978-0-521-05801-8.
Bacaan lanjutan
- The Moon. Discovery 2008. BBC World Service.
- Bussey, B. (2004). The Clementine Atlas of the Moon. Cambridge University Press. ISBN 0-521-81528-2.
- Cain, Fraser. "Where does the Moon Come From?". Universe Today. Diakses tanggal 1 April 2008. (podcast and transcript)
- Jolliff, B. (2006). "New views of the Moon". Rev. Mineral. Geochem. Chantilly, Virginia: Min. Soc. Amer. 60 (1): 721. doi:10.2138/rmg.2006.60.0. ISBN 0-939950-72-3. Diakses tanggal 12 April 2007.
- Jones, E.M. (2006). "Apollo Lunar Surface Journal". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-18. Diakses tanggal 12 April 2007.
- "Exploring the Moon". Lunar and Planetary Institute. Diakses tanggal 12 April 2007.
- Mackenzie, Dana (2003). The Big Splat, or How Our Moon Came to Be. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. ISBN 0-471-15057-6.
- Moore, P. (2001). On the Moon. Tucson, Arizona: Sterling Publishing Co. ISBN 0-304-35469-4.
- "Moon Articles". Planetary Science Research Discoveries.
- Spudis, P. D. (1996). The Once and Future Moon. Smithsonian Institution Press. ISBN 1-56098-634-4.
- Taylor, S.R. (1992). Solar system evolution. Cambridge Univ. Press. hlm. 307. ISBN 0-521-37212-7.
- Teague, K. (2006). "The Project Apollo Archive". Diakses tanggal 12 April 2007.
- Wilhelms, D.E. (1987). "Geologic History of the Moon". U.S. Geological Survey Professional paper. 1348. Diakses tanggal 12 April 2007.
- Wilhelms, D.E. (1993). To a Rocky Moon: A Geologist's History of Lunar Exploration. Tucson, Arizona: University of Arizona Press. ISBN 0-8165-1065-2. Diakses tanggal 10 March 2009.
Pranala luar
Cari tahu mengenai Moon pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: | |
Definisi dan terjemahan dari Wiktionary | |
Gambar dan media dari Commons | |
Berita dari Wikinews | |
Kutipan dari Wikiquote | |
Teks sumber dari Wikisource | |
Buku dari Wikibuku | |
Panduan wisata di Moon dari Wikivoyage |
Sumber kartografi
- "Consolidated Lunar Atlas". Lunar and Planetary Institute. Diakses tanggal 26 February 2012.
- Gazetteer of Planetary Nomenclature (USGS) List of feature names.
- "Clementine Lunar Image Browser". U.S. Navy. 15 October 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-04-07. Diakses tanggal 12 April 2007.
- 3D zoomable globes:
- "Google Moon". Google. 2007. Diakses tanggal 12 April 2007.
- "Moon". World Wind Central. NASA. 2007. Diakses tanggal 12 April 2007.
- Aeschliman, R. "Lunar Maps". Planetary Cartography and Graphics. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-05-01. Diakses tanggal 12 April 2007. Maps and panoramas at Apollo landing sites
- Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) Diarsipkan 2012-03-05 di Wayback Machine. Kaguya (Selene) images
Perangkat observasi
- "NASA's SKYCAL—Sky Events Calendar". NASA Eclipse Home Page. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-21. Diakses tanggal 27 August 2007.
- "Find moonrise, moonset and moonphase for a location". 2008. Diakses tanggal 18 February 2008.
- "HMNAO's Moon Watch". 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-04. Diakses tanggal 24 May 2009. See when the next new crescent moon is visible for any location.