Zaid bin Haritsah
Zaid bin Haritsah radhiyallahu anhu | |
---|---|
Nama asal | زيد بن حارثة |
Lahir | 578 |
Meninggal | 629 |
Sebab meninggal | Syahid di Pertempuran Mu'tah |
Kebangsaan | Suku Quraisy Kabilah Kalb |
Dikenal atas | Disebutkan dalam Alquran |
Anak | Usamah |
Orang tua | Haritsah bin Syarahil |
Zaid bin Haritsah (bahasa Arab: زيد بن حارثة, lahir tahun 33 sebelum hijrah (589-590) - wafat 8 H (629)) adalah sahabat Nabi Muhammad dan di antara pemeluk Islam yang paling awal dari kalangan bekas budak Nabi Muhammad.[1][2] Dia adalah satu-satunya sahabat Nabi yang disebutkan dalam Alquran secara eksplisit, yaitu di Surah al-Ahzab ayat 37 sebagaimana dalam penggalan berikut.[3]
فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لَا يَكُونَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِي أَزْوَاجِ أَدْعِيَائِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا |
Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. |
—QS al-Ahzab [33]: 37 | —Terjemahan Departemen Agama RI |
Zaid pada awal Islam mendapat nisbah nama kepada Nabi, sehingga dia menamai dirinya Zaid bin Muhammad. Namun, Allah di kemudian hari menurunkan wahyu-Nya berupa Surah al-Ahzab ayat 5 yang menerangkan bahwa anak-anak angkat tetap harus dipanggil dengan nama ayah kandung mereka, bukan ayah angkatnya. Setelah itu, Zaid mengatakan, "Aku adalah Zaid bin Haritsah." Hal ini dianggap menurunkan Zaid dari derajat mulia yang disandangnya sebelumnya. Oleh karena itu, Allah memuliakan Zaid dengan menurunkan ayat di atas yang secara eksplisit menyebutkan namanya.[4]
Biografi
Nama lengkapnya adalah Zaid bin Haritsah bin Syarahil (atau Syurahbil) bin Ka'ab bin Abdil-Uzza bin Yazid bin Imri’il-Qais bin Amir bin an-Nu‘man.[2] Zaid bin Haritsah berasal dari kabilah Kalb yang menghuni sebelah utara jazirah Arab. Pada masa kecilnya, ia ditangkap oleh sekelompok penjahat yang kemudian menjualnya sebagai seorang budak. Kemudian ia dibeli oleh Hukaim bin Hisyam keponakan dari Khadijah. Oleh Khadijah, ia diberikan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang kemudian memerdekakan Zaid bin Haritsah. Ia adalah salah satu orang yang pertama dalam memeluk agama Islam.
Zaid menjadi sahabat serta pelayan yang setia Nabi Muhammad S.A.W . Ia menikah dengan Ummi Ayman dan memiliki putra yang bernama Usamah bin Zaid bin Haritsah. Ia mengikuti hijrah ke Madinah serta mengikuti setiap pertempuran dalam membela Islam. Dalam Pertempuran Mu'tah, ia diangkat sebagai panglima perang dan dalam pertempuran inilah, ia mati syahid.
Lihat pula
Pranala luar
Referensi
Kutipan
- ^ Al-Mishri (2015), hlm. 337-339.
- ^ a b Adz-Dzahabi (2006), hlm. 140.
- ^ Adz-Dzahabi (2006), hlm. 141.
- ^ Al-Mishri 2015, hlm. 330.
Daftar pustaka
- Adz-Dzahabi, Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz (2006). Siyar A‘lām al-Nubalā’ (dalam bahasa bahasa Arab). Jilid 3. Kairo: Dar al-Hadits.
- Al-Mishri, Mahmud (2015). Muhammad Ali, Lc., ed. Ensiklopedi Sahabat: Biografi Profil Teladan 104 Sahabat Nabi Generasi Terbaik Umat Islam Sepanjang Sejarah. Jilid 2. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i. ISBN 978-602-9183-91-7.