Kabupaten Maros: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 24: Baris 24:
| image8 = Desa_Bonto_Bahari.jpg
| image8 = Desa_Bonto_Bahari.jpg
| image9= Desa Bonto Manai.jpg
| image9= Desa Bonto Manai.jpg
| image10= Hand_print_paintings_in_Pettakere_Cave,_Maros.jpg
| image11= Butterfly_Monument_in_Maros.jpg
| image12= Desa_Jenetaesa89.jpg
| border = infobox
| border = infobox
}}
}}
|ukuran foto =
|ukuran foto =
|alt foto =
|alt foto1 =
|caption =Searah jarum jam: Menara karst [[Rammang-Rammang]] di [[Salenrang, Bontoa, Maros|Desa Salenrang]], Persawahan [[terasering]] kaki Gunung Posso di [[Wanua Waru, Mallawa, Maros|Desa Wanua Waru]], [[Macaca maura]] di [[Cagar Alam Karaenta]] [[Labuaja, Cenrana, Maros|Desa Labuaja]], [[Grand Mall Maros]], [[Stasiun Maros]], [[Air terjun Bantimurung]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin]], Pelabuhan Perikanan Sabanga di [[Bonto Bahari, Bontoa, Maros|Desa Bonto Bahari]], [[Wisata Hutan Pinus Tala-Tala]]
|caption =Searah jarum jam: Menara karst [[Rammang-Rammang]] di [[Salenrang, Bontoa, Maros|Desa Salenrang]], Persawahan [[terasering]] kaki Gunung Posso di [[Wanua Waru, Mallawa, Maros|Desa Wanua Waru]], [[Macaca maura]] di [[Cagar Alam Karaenta]] [[Labuaja, Cenrana, Maros|Desa Labuaja]], [[Grand Mall Maros]] dengan konsep klasik Eropa, [[Stasiun Maros]] di [[Pallantikang, Maros Baru, Maros|Pallantikang]], [[Air terjun Bantimurung]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin]], Pelabuhan Perikanan Sabanga di [[Bonto Bahari, Bontoa, Maros|Desa Bonto Bahari]], [[Wisata Hutan Pinus Tala-Tala]], Lukisan telapak tangan manusia prasejarah di [[Leang Pettakere]] [[Taman Arkeologi Leang-Leang]], [[Tugu Kupu-Kupu]] di pusat kota, [[Taman Wisata Alam Bantimurung]]
|lambang =Maros Regency Official Logo.png
|lambang =Maros Regency Official Logo.png
|bendera =
|bendera =

Revisi per 27 Juli 2023 05.05

Kabupaten Maros
Tana Maru'
Butta Marusu'
Transkripsi bahasa daerah
 • Lontara Bugisᨈᨊ ᨆᨑᨘ
 • Lontara Makassarᨅᨘᨈ ᨆᨑᨘᨔᨘ
Lambang resmi Kabupaten Maros
Etimologi:
Makassar: "Rusung" / Bugis: "Marusung"
(suatu keadaan yang sederhana baik sebagai individu maupun kelompok masyarakat)[1]
Julukan: 

Makassar: Butta Saléwangang
Bugis: Tana Saléwangêng
tanah atau wilayah yang makmur, aman, damai, dan sejahtera
Motto: 
Menuju Maros Lebih BAIK
(Bersih, Aman, Inovatif, dan Kreatif)
Himne daerah: (Makassar) Marusu Butta Salewangang, ciptaan oleh Rusli Etta Mappe
Kabupaten Maros di Sulawesi Selatan
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros di Sulawesi
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros di Indonesia
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros
Koordinat: 5°0′59.38″S 119°34′28.08″E / 5.0164944°S 119.5744667°E / -5.0164944; 119.5744667 (Maros)
Negara Indonesia
Provinsi Sulawesi Selatan
Tanggal berdiri1471 atau Abad Ke-15 (sebagai berdirinya Kerajaan Marusu')
sinkronisasi referensi Lontara Maros,
Lontara Gowa, dan Lontara Bone

1900 (pembentukan Onderafdeeling Maros)
4 Juli 1959 (sebagai daerah tingkat II/kabupaten)
Dasar hukumUndang-Undang Nomor 29 Tahun 1959
Hari jadi 4 Juli 1959 (umur 64) 
Perda Kab. Maros No. 03 Tahun 2012
PendiriKaraeng Loe Ri Pakere
Dinamai berdasarkanKerajaan Marusu'
Ibu kotaTurikale (9 Mei 2011 - sekarang)
Maros (4 Juli 1959 - 9 Mei 2011)
Jumlah satuan pemerintahan[2]
Daftar
Pemerintahan
 • JenisPemerintah Daerah Kabupaten Maros
 • BupatiH.A.S. Chaidir Syam, S.IP, M.H. (PAN)
 • Wakil BupatiHj. Suhartina Bohari, S.E.
 • Sekretaris DaerahAndi Davied Syamsuddin, S.STP, M.Si.
 • Ketua DPRDH.A. Patarai Amir, S.E.
Luas
 • Total1.619,12 km2 (625,15 sq mi)
Ketinggian1.363 m (4,472 ft)
Ketinggian tertinggi
1.363 m (4,472 ft)
Ketinggian terendah
0 m (0 ft)
Populasi
 (2022)[2]
 • Total403.774
 • Kepadatan250/km2 (650/sq mi)
DemonimMarosnese
To Maru'
Tau Maru'
Tau Marusu'
Demografi
 • Agama
Daftar
 • BahasaResmi di instansi pemerintahan daerah:
Indonesia

Bahasa daerah yang utama dan diajarkan sebagai muatan lokal di sekolah tingkat SD sederajat–SMP sederajat:
- Bugis (Dialek Maros)
- Makassar (Dialek Lakiung)

Bahasa daerah yang dituturkan secara informal:
- Dentong
- Melayu Makassar
Lainnya

Bahasa asing yang diajarkan di sekolah tingkat SD sederajat–perguruan tinggi:
- Inggris
- Arab
- Jerman
- Mandarin
 • IPMKenaikan 71,00 (+ 00,59)
Tinggi (2022)[5]
Zona waktu[[UTC]] (WITA (UTC +8))
Kode pos
Kode BPS
7308
Kode area telepon+62 0411
Kode ISO 3166ID-SN
Pelat kendaraanDD xxxx D*/T*
Kode Kemendagri73.09
Kode SNI 7657:2023MRS
APBDRp 1.437.792.246.614,00- (TA 2023)[6][7]
PADRp 296.932.440.614,00- (TA 2023)[6][7]
DAURp 695.261.651.000,00- (TA 2023)
DAKRp 104.026.463.000,00- (fisik, TA 2023)
Rp 186.134.809.000,00- (nonfisik, TA 2023)
Rp 290.161.272.000,00- (total, TA 2023)
Semboyan daerahKalau Bukan Kita Siapa Lagi?, Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi?

Maros Sejahtera, Religius, dan Berdaya Saing
Flora resmiKayu hitam sulawesi
Fauna resmiPapilio blumei
Situs webwww.maroskab.go.id
peta administrasi kabupaten Maros

Kabupaten Maros (Bugis: ᨈᨊ ᨆᨑᨘ, translit. Tana Maru'; Makassar: ᨅᨘᨈ ᨆᨑᨘᨔᨘ, translit. Butta Marusu') adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Jauh dari sebelumnya Kabupaten Maros adalah salah satu bekas daerah kerajaan di Sulawesi Selatan. Di daerah ini pernah berdiri Kerajaan Marusu' dengan raja pertama bergelar Karaeng Loe Ri Pakere. Maros memperoleh status sebagai kabupaten pada tanggal 4 Juli 1959 berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959. Pada tanggal tersebut juga ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Maros berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 3 Tahun 2012. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Turikale. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.619,12 km² dan berpenduduk sebanyak 353.121 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 218,09 jiwa/km² pada tahun 2019.

Bersama Kabupaten Takalar dan Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros dikenal sebagai kabupaten penyangga Kota Makassar. Karena Kabupaten Maros merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan tersebut dengan jarak kedua kota tersebut berkisar 30 km dan sekaligus terintegrasi dalam pengembangan Kawasan Metropolitan Mamminasata.

Dalam kedudukannya, Kabupaten Maros memegang peranan penting terhadap pembangunan Kota Makassar karena sebagai daerah perlintasan yang sekaligus sebagai pintu gerbang Kawasan Mamminasata bagian utara yang dengan sendirinya memberikan peluang yang sangat besar terhadap pembangunan di Kabupaten Maros. Di daerah ini juga terdapat banyak tempat wisata andalan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Makassar dan Sulawesi Selatan, yaitu Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung dan objek wisata batu karst terbesar kedua di dunia Rammang-Rammang, selain itu Kabupaten Maros juga memiliki potensi ekonomi karena Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin berada di Kabupaten Maros.

Sejarah

Geografis

Kabupaten Maros terletak di bagian barat Sulawesi Selatan antara 40°45′-50°07’ lintang selatan dan 109°205′-129°12′ bujur timur yang berbatasan dengan Kabupaten Pangkep sebelah utara, Kota Makassar dan Kabupaten Gowa sebelah selatan, Kabupaten Bone di sebelah timur dan Selat Makassar di sebelah barat. Kabupaten Maros berada pada rentang ketinggian antara 0 m sampai dengan lebih dari 1.000 m dari permukaan laut. Di wilayah Kabupaten Maros terdapat beberapa gunung dengan jenis gunung yang tidak aktif dan tidak begitu tinggi, seperti Gunung Barro-Barro, Rammang-Rammang, Samaenre, Bulu Saraung, dan Bulu Saukang. Bulu Saukang adalah gunung yang tertinggi di wilayah Kabupaten Maros dengan ketinggian mencapai 260 m di atas permukaan laut.

Dilihat dari lokasi geografi dan topografinya, dari 103 desa/kelurahan yang ada di kabupaten Maros, 10 desa berada pada wilayah pantai, 5 desa berada pada wilayah lembah, 28 desa berada pada wilayah perbukitan, dan sisanya 60 desa/kelurahan berada pada wilayah dataran/landai. Kecamatan Tompobulu merupakan kecamatan yang memiliki wilayah paling luas, sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling kecil adalah kecamatan Turikale. Kondisi Topografi Kabupaten Maros sangat bervariasi mulai dari wilayah datar sampai bergunung-gunung. Hampir semua di kecamatan terdapat daerah pedataran yang luas keseluruhan sekitar 70.882 ha atau 43,8% dari luas wilayah Kabupaten Maros. Sedangkan daerah yang mempunyai kemiringan lereng di atas dari 40% atau wilayah yang bergunung-gunung mempunyai luas 49.869 ha atau 30,8 dari luas wilayah Kabupaten Maros.

Dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, ke ibu kota Kabupaten Maros berjarak kurang lebih 30 km dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam melewati jalan provinsi yang cukup baik dan lancar. Selanjutnya dari ibu kota Kabupaten Maros sampai ke kota-kota kecamatan di kabupaten tersebut juga dihubungkan oleh jalan aspal yang cukup baik. Namun demikian, belum semua desa-desa di Kabupaten Maros yang terhubungkan dengan jalan beraspal atau beton sampai ke ibu kota kecamatan masing-masing. Masih cukup banyak desa yang dusun-dusunnya hanya terhubungkan oleh jalan setapak. Dusun-dusun tersebut terutamanya ditemukan pada lokasi dimana masyarakat membuka perkampungan dengan merambah atau membuka hutan.

Iklim

Berdasarkan pencatatan Badan Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) rata-rata Suhu udara bulanan di Kabupaten Maros adalah 27,20 °C tiap bulannya. Suhu bulanan paling rendah adalah 23,7 °C (terjadi pada bulan Agustus 2017) sedangkan paling tinggi adalah 33,2 °C (terjadi pada bulan September 2017).

Iklim Kabupaten Maros tergolong iklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata sekitar 297 mm setiap bulannya, dengan jumlah hari hujan berkisar 204 hari selama tahun 2017, dengan rata-rata suhu udara minimum 24,4 °C dan rata-rata suhu udara maksimum 31,2 °C.

Penyinaran matahari selama tahun 2017 rata-rata berkisar 58 %. Secara geografis daerah ini terdiri dari 10 % (10 desa) adalah pantai, 5 % (5 desa) adalah kawasan lembah, 27 % (28 desa) adalah lereng/ bukit dan 58 % (60 desa) adalah dataran.

Suhu dan Kelembaban Udara

Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Kabupaten Maros Tahun 2018
Bulan Suhu Udara (°C) Kelembaban Udara (%)
Maksimal Minimal Rata-rata Maksimal Minimal Rata-rata
Januari 30,00 24,60 26,80 96 68 85
Februari 29,60 24,10 26,10 97 76 89
Maret 30,40 24,10 26,60 97 71 86
April 31,70 24,60 27,60 94 57 81
Mei 32,10 25,20 28,10 94 59 78
Juni 30,90 24,50 27,00 93 60 83
Juli 31,10 23,10 26,60 92 49 77
Agustus 32,30 23,10 27,20 75 56 72
September 33,50 22,80 27,90 78 31 65
Oktober 33,10 23,60 28,10 92 48 71
November 31,70 24,40 27,80 97 67 82
Desember 30,30 24,20 26,80 96 68 85
Sumber Data: Stasiun Klimatologi Kelas I Maros (BMKG) dalam BPS Kabupaten Maros

Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari

Rata-Rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari Menurut Bulan di Kabupaten Maros Tahun 2018
Bulan Tekanan Udara (mb) Kecepatan Angin (knot) Penyinaran Matahari (%)
Januari 1.010,5 3 40
Februari 1.012,5 3 32
Maret 1.010,3 3 52
April 1.010,1 3 82
Mei 1.010,3 3 67
Juni 1.010,3 3 65
Juli 1.010,9 3 74
Agustus 1.011,6 4 94
September 1.011,8 4 90
Oktober 1.011,7 4 91
November 1.011,2 3 66
Desember 1.010,4 3 47
Sumber Data: Stasiun Klimatologi Kelas I Maros (BMKG) dalam BPS Kabupaten Maros

Curah Hujan dan Hari Hujan

Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Maros Tahun 2018
Bulan Curah Hujan (mm³) Hari Hujan
Januari 523 25
Februari 667 19
Maret 594 25
April 213 18
Mei 109 15
Juni 150 15
Juli 51 5
Agustus 1 2
September 8 4
Oktober 116 9
November 184 20
Desember 798 28
Sumber Data: Stasiun Klimatologi Kelas I Maros (BMKG) dalam BPS Kabupaten Maros

Batas wilayah

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Bone
Timur Kabupaten Bone dan Kabupaten Gowa
Selatan Kabupaten Gowa dan Kota Makassar
Barat Selat Makassar

Sungai

Gunung

Geologi

Struktur geologi Kabupaten Maros di bagian utara yang berupa pegunungan batu kapur

Aspek geologi merupakan aspek yang mempunyai kaitan yang erat hubungannya dengan potensi sumberdaya tanah. Struktur geologi tertentu berasosiasi dengan ketersediaan air tanah, minyak bumi, dan lain-lain. Selain itu struktur geologi selalu dijadikan dasar pertimbangan dalam pengembangan suatu wilayah, misal pengembangan daerah dengan pembangunan jalan, permukiman, bendungan, selalu menghindari daerah yang berstruktur sesar, kekar, struktur yang miring dengan lapisan yang kedap air dan tidak kedap air. Di Kabupaten Maros terdapat beberapa jenis batuan, seperti batu pasir, batu bara, lava, breksi, batu gamping, batu sedimen. Keadaan geologi secara umum menggambarkan jenis, kedudukan, sebaran, proses dan waktu pembentukan batuan induk, serta kemampuan morfologi tanah seperti sesar tebing kaldera dan lain-lain.

Sedangkan Jenis tanah berdasarkan hasil identifikasi yang pernah dilakukan di Kabupaten Maros terdapat lima jenis tanah yang tersebar di beberapa wilayah seperti jenis tanah aluvial, litosol, latosol, mediteran, dan podsolik. Jenis tanah aluvial biasanya berwarna kelabu, coklat, atau hitam. Jenis tanah ini tidak peka terhadap erosi karena terbentuk dari endapan laut, sungai atau danau dan jenis tanah ini terdapat di sepanjang pantai sebelah barat Kabupaten Maros, luas penyebarannya 56.053 ha atau 34%. Jenis tanah litosol terbentuk dari batu endapan, batuan beku, jenis tanah ini mempunyai sifat beraneka ragam dan sangat peka terhadap erosi serta kurang baik untuk tanah pertanian, luas penyebarannya 51.498 ha atau 31%. Jenis tanah mediteran terbentuk dari batu endapan berkapur, batuan baku basis, intermedion dan metamorf, jenis tanah ini berwarna merah sampai coklat dan kurang peka terhadap erosi, luas persebarannya 45.632 ha atau 28%. Jenis podsolik terbentuk dari batuan endapan dan bekuan berwarna kuning sampai merah mempunyai sifat asam dan peka terhadap erosi. Jenis tanah ini dapat dijadikan tanah pertanian dan perkebunan. Jenis tanah ini terdapat di daerah berbukit sampai bergunung, luas persebarannya 8.729 ha atau 5% dan jenis tanah latosol mempunyai luas persebaran 17.862 ha atau 11%.[8]

No. Jenis Tanah Luas
(Ha)
Persentase (%)
1. Aluvial 38.191 23,50%
2. Mediteran 51.498 32,00%
3. Litosol 45.632 28,10%
4. Podsolik 8.729 5,40%
5. Latosol 17.862 11,00%
Kabupaten Maros 161.912 Ha 100%

Demografi

Suku bangsa

Tari Pajoge khas baik Bugis maupun Makassar di Maros (sekitar tahun 1870)

Sebagian besar penduduk Kabupaten Maros adalah suku Bugis dan Makassar yang merupakan suku asli. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia 2000, orang Bugis di Kabupaten Maros sebanyak 149.030 jiwa (54,77%) dan orang Makassar di Kabupaten Maros sebanyak 107.721 jiwa (39,59%) dari total penduduk 272.089 jiwa yang terdata. Sementara penduduk dari suku lainnya sebagian besar adalah orang Jawa, diikuti orang Toraja, Mandar, Luwu, Duri, kemudian Selayar, dan suku lainnya. Berikut adalah besaran penduduk Kabupaten Maros berdasarkan suku bangsa menurut data Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000:[9]

No. Suku Jumlah
(2000)
%
1. Bugis 149.030 54,77%
2. Makassar 107.721 39,59%
3. Jawa 5.423 1,99%
4. Toraja 2.901 1,07%
5. Mandar 560 0,21%
6. Luwu 123 0,05%
7. Duri 106 0,04%
8. Selayar 62 0,02%
9. Suku lainnya 6.163 2,26%
Kabupaten Maros 272.089 jiwa 100%

Mata pencaharian

Mata pencaharian masyarakat Kabupaten Maros, yaitu bekerja sebagai petani sawah/tambak, peternak, pedagang, sopir, guru, pegawai pemerintahan, buruh pabrik/bangunan, dan lain-lain. Dari sekian banyak bidang pekerjaan tersebut, petani sawah/tambak dan pedagang adalah yang mayoritas di Kabupaten Maros.

Jumlah penduduk

Kabupaten Maros memiliki luas 1.619,12 km² dan penduduk berjumlah 403.774 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 249,38 jiwa/km² pada tahun 2022. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Maros pada tahun tersebut adalah 101. Artinya, tiap 101 penduduk perempuan ada sebanyak 100 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Kabupaten Maros dari tahun ke tahun:

Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten Maros termasuk kategori daerah yang memiliki IPM yang sedang dengan capaian 68,94 (2018). Untuk melihat capaian IPM dapat dilihat melalui pengelompokan IPM ke dalam 4 kategori, yaitu: IPM < 60 = IPM rendah, 60 ≤ IPM < 70 = IPM sedang, 70 ≤ IPM < 80 = IPM tinggi, dan IPM ≥ 80 = IPM sangat tinggi. Walaupun belum beranjak dari IPM kategori sedang, IPM Kabupaten Maros terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejak tahun 2010.

Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten Maros

Keterangan
IPM: Indeks Pembangunan Manusia
AHH: Angka Harapan Hidup
HLS: Harapan Lama Sekolah
RLS: Rata-rata Lama Sekolah
PP: Pengeluaran Perkapita

Posisi IPM Kabupaten Maros di Sulawesi Selatan

Capaian pembangunan manusia Kabupaten Maros pada tahun 2022 ditandai dengan angka IPM sebesar 71,00 yang dikategorikan tinggi. Perolehan ini membuat Kabupaten Maros tetap mempertahankan peringkat sepuluh IPM tertinggi di antara kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Sembilan kabupaten/kota dengan peringkat di atas Kabupaten Maros secara berurutan dari peringkat pertama adalah: Makassar, Palopo, Parepare, Luwu Timur, Enrekang, Sidenreng Rappang, Pinrang, Barru, dan Luwu. Di tingkat provinsi, pembangunan manusia Provinsi Sulawesi Selatan mencatatkan nilai IPM sebesar 72,82. Terlihat bahwa pada tahun 2022, terdapat lima kabupaten/kota dengan nilai IPM di atas IPM provinsi. Sementara itu, IPM Kabupaten Maros masih di bawah IPM Provinsi Sulawesi Selatan, terpaut 1,82 poin. Terdapat satu kota yang bertetangga (berbatasan langsung) dengan Kabupaten Maros yang memiliki IPM di atas IPM provinsi, yakni Kota Makassar, dengan IPM yang lebih tinggi 12,12 poin dibandingkan dengan IPM Kabupaten Maros.

Kabupaten Maros berbatasan langsung secara geografis dengan empat kabupaten/kota, yaitu Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Bone, dan Kabupaten Pangkep. Dan kesemuanya mudah diakses dari Kabupaten Maros. Posisi geografis antar regional dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan penduduknya. Misalnya, penduduk di perbatasan terkadang lebih mudah mengakses fasilitas publik di kota tetangga. Fenomena ini dapat menyumbang nilai pembangunan manusia, namun proporsinya tidak signifikan. Seperti yang terlihat pada tabel peringkat, antara Kabupaten Maros dan daerah di sekitarnya, ternyata terlihat memiliki capaian IPM yang cenderung heterogen satu sama lain.

Keterangan:

  • Kenaikan : naik
  • Steady  : tetap
  • Penurunan : turun
       80,01 ke atas (sangat tinggi)
       72,51 sampai 80,00 (tinggi)
       70,01 sampai 72,50 (tinggi)
       65,01 sampai 70,00 (sedang/menengah)
       60,01 sampai 65,00 (rendah)
       55,01 sampai 60,00 (rendah)
       55,00 ke bawah (sangat rendah)

Posisi IPM Kabupaten Maros di tingkat nasional

Bahasa

Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kabupaten Maros adalah bahasa Indonesia. Menurut Statistik Kebahasaan 2019 oleh Badan Bahasa, terdapat dua bahasa daerah di Kabupaten Maros,[30] yaitu bahasa Makassar dan bahasa Bugis (khususnya dialek Dentong).[31]

Indeks desa membangun kabupaten

Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan Indeks Komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan (IKL). Perangkat indikator yang dikembangkan dalam Indeks Desa Membangun dikembangkan berdasarkan konsepsi bahwa untuk menuju desa maju dan mandiri perlu kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan desa untuk mensejahterakan kehidupan desa. Kebijakan dan aktivitas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa harus menghasilkan pemerataan dan keadilan, didasarkan dan memperkuat nilai-nilai lokal dan budaya, serta ramah lingkungan dengan mengelola potensi sumber daya alam secara baik dan berkelanjutan. Dalam konteks ini ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi bekerja sebagai dimensi yang memperkuat gerak proses dan pencapaian tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

Indeks Desa Membangun memotret perkembangan kemandirian desa berdasarkan implementasi Undang-Undang Desa dengan dukungan dana desa serta pendamping desa. Indeks Desa Membangun mengarahkan ketepatan intervensi dalam kebijakan dengan korelasi intervensi pembangunan yang tepat dari Pemerintah sesuai dengan partisipasi masyarakat yang berkorelasi dengan karakteristik wilayah desa, yaitu tipologi dan modal sosial.

Pemerintahan

Kepala daerah

Kantor Pemerintahan Kabupaten Maros

Bupati merupakan jabatan tertinggi dalam pemerintahan kabupaten Maros. Saat ini, bupati Maros dijabat oleh Chaidir Syam, dan didampingi oleh wakil bupati, Suhartina Bohari. Chaidir dan Suhartina menang pada Pemilihan umum Bupati Maros 2020, untuk masa jabatan 2021–2024. Mereka dilantik bersamaan dengan 10 pasangan bupati-wakil bupati/wali kota-wakil wali kota lainnya hasil pemenang Pilkada 2020 oleh gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, pada 26 Februari 2021 di Gedung Baruga Karaeng Pattingalloang, Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan di Jl. Jenderal Sudirman, Kota Makassar. Proses pelantikan ini dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat di masa pandemi Covid-19.[37][38][39]

Potret Bupati Awal Akhir Periode Wakil Potret
H.A.S. Chaidir Syam, S.IP, M.H. 26 Februari 2021 Petahana 18
(2020)
Hj. Suhartina Bohari, S.E.

Dewan perwakilan

Gedung DPRD Kabupaten Maros

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Maros adalah lembaga perwakilan rakyat daerah kabupaten yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah di Kabupaten Maros. DPRD Kabupaten Maros sebagai lembaga legislatif unikameral yang menjadi mitra kerja Pemerintah Kabupaten Maros berkedudukan di Kecamatan Turikale. Saat ini DPRD Maros memiliki 35 anggota yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali dan tersebar di 10 partai politik, dengan perolehan mayoritas diraih oleh Partai Golongan Karya dengan 7 kursi, kemudian disusul oleh Partai Amanat Nasional (6 kursi), dan Partai NasDem (5 kursi). Pimpinan DPRD Kabupaten Maros terdiri dari 1 Ketua dan 2 Wakil Ketua yang berasal dari peraih kursi terbanyak pertama, kedua, dan ketiga.

Pimpinan dewan
No. Ketua Wakil Ketua I Wakil Ketua II Periode Keterangan
13.

H. Andi Patarai Amir, S.E. (Golkar; 3 September 2019–sekarang)

Hj. Haeriah Rahman, S.P. (PAN; 14 Desember 2020–sekarang)

Hj. Fatmawati, S.M. (NasDem; 3 September 2019–sekarang)
2019–sekarang Era Reformasi


Komposisi anggota

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Maros dari tahun 1959-2024:

Partai Politik/Golongan Jumlah Kursi dari Periode ke Periode
1959-1965 1965-1971 1971-1977 1977-1982 1982-1987 1987-1992 1992-1997 1997-1999 1999-2004 2004-2009 2009-2014 2014-2019 2019-2024
PKB (baru) 3 Penurunan 2 Penurunan 0 Kenaikan 1 Kenaikan 4
Gerindra (baru) 0 Kenaikan 4 Penurunan 3
PDI-P (baru) 3 Penurunan 0 Kenaikan 1 Steady 1 Penurunan 0
Golkar (baru) 16 Penurunan 15 Steady 15 Kenaikan 17 Steady 17 Steady 17 Penurunan 13 Steady 13
Penurunan 7
Penurunan 4
Kenaikan 7
NasDem
(baru) 3
Kenaikan 5
PKS
(baru) 1
Kenaikan 3
Steady 3
Steady 2
Steady 2
PPP
(baru) 1
Steady 1 Steady 1 Steady 1 Steady 1
Kenaikan 8
Penurunan 2
Steady 2
Steady 2
Steady 2
PAN
(baru) 2
Kenaikan 4
Kenaikan 5
Kenaikan 10
Penurunan 6
Hanura
(baru) 3
Steady 3
Kenaikan 4
Demokrat
(baru) 0
Kenaikan 4
Penurunan 3
Penurunan 1
PBB
(baru) 0
Steady 0
Kenaikan 1
Kenaikan 2
Penurunan 1
PBR
(baru) 2
Kenaikan 3
PDK (termasuk PPDK)
(baru) 3
Steady 3
PKPB
(baru) 0
Kenaikan 3
Merdeka
(baru) 1
Penurunan 0
ABRI (baru) 3 Steady 3 Steady 3 Kenaikan 4 Kenaikan 5 Steady 5
Non ABRI/Sipil (baru) 15 Kenaikan 18 Penurunan 0 Kenaikan 1 Steady 1
Penurunan 0
Steady 0 Steady 0
Jumlah Anggota
(baru) 15
Kenaikan 18
Kenaikan 19
Kenaikan 20
Steady 20
Kenaikan 22
Kenaikan 23
Steady 23
Kenaikan 30
Steady 30
Kenaikan 35
Steady 35
Steady 35
Jumlah Partai/Golongan
(baru) 1
Steady 1
Kenaikan 2
Kenaikan 3
Kenaikan 4
Penurunan 3
Steady 3
Steady 3
Kenaikan 6
Kenaikan 8
Kenaikan 12
Penurunan 11
Penurunan 10


Kecamatan

Kabupaten Maros terdiri dari 14 kecamatan, 23 kelurahan, dan 80 desa. Pada tahun 2017, kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.619,12 km² dan jumlah penduduk sebesar 397.937 jiwa dengan sebaran penduduk 246 jiwa/km².[40][41]

Daftar kecamatan dan jumlah kelurahan masing-masing kecamatan di Kabupaten Maros, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
73.09.03 Bantimurung 2 6 Desa
Kelurahan
73.09.05 Bontoa 1 8 Desa
Kelurahan
73.09.02 Camba 2 6 Desa
Kelurahan
73.09.10 Cenrana 7 Desa
73.09.12 Lau 4 2 Desa
Kelurahan
73.09.06 Mallawa 1 10 Desa
Kelurahan
73.09.01 Mandai 2 4 Desa
Kelurahan
73.09.04 Maros Baru 3 4 Desa
Kelurahan
73.09.08 Marusu 7 Desa
73.09.13 Moncongloe 5 Desa
73.09.09 Simbang 6 Desa
73.09.07 Tanralili 1 7 Desa
Kelurahan
73.09.11 Tompobulu 8 Desa
73.09.14 Turikale 7 - Kelurahan
TOTAL 23 80

Ekonomi

Grand Mall Maros, mal mewah dan bergaya klasik Eropa pertama di Indonesia

Pada tahun 2018, tercatat sebanyak 43 pasar yang tersebar di 14 kecamatan di Kabupaten Maros. Sedangkan jumlah pedagang menurut skalanya 147 pedagang menengah, 3.629 pedagang kecil, dan 17.462 pedagang mikro.

Proyek investasi

Kawasan Industri Maros (KIMAS)

Pada periode beberapa tahun terakhir, terjadi perbedaan perkembangan sektor industri antara Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Dimana untuk Kota Makassar ada kecenderungan tingkat persentase pertumbuhannya menurun, sementara Kabupaten Maros cenderung semakin naik, sehingga perkembangan industri di Kabupaten Maros sangat memungkinkan untuk berkembang lebih pesat di masa yang akan datang.

Rencana Kawasan Industri Maros terletak di bagian selatan Kabupaten Maros meliputi wilayah Desa Bonto Mate'ne, Kecamatan Marusu dan Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Maros Baru. Kawasan akan didirikan di atas lahan seluas 200 Ha. KIMAS berada dijalur utama Trans-Sulawesi lebih mudah diakses oleh transportasi pengangkut bahan baku yang bersumber dari sejumlah daerah di Sulawesi Selatan. Terutama bahan baku untuk barang atau komoditi bernilai ekspor seperti kakao, kopi, cengkih, merica, kopi, rumput laut, hasil-hasil pertanian, peternakan dan berbagai komoditi lain yang banyak dihasilkan di daerah kabupaten bagian dalam pulau Sulawesi.

Selain transportasi darat, KIMAS memiliki akses yang terbuka melalui transportasi laut. Dibanding dengan daerah lain di Sulawesi Selatan, jarak Kabupaten Maros dengan Pelabuhan Internasional Soekarno–Hatta Makassar terbilang lebih dekat. Pesisir Kabupaten Maros yang masuk dalam perairan Makassar juga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kota pelabuhan. Begitu pula untuk transportasi udara, dari KIMAS ke Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin hanya ditempuh kurang lebih 30 sampai 40 menit.[42]

Kawasan Industri Kecamatan Marusu

Lokasi pengembagan Kawasan Industri Kabupaten Maros pada lokasi yang tersedia saat ini, yakni Desa Pa'bentengang di Kecamatan Marusu dengan luas ± 100 Ha, di lokasi ini telah berdiri beberapa industri, namun sebagian besar masih kosong. Lokasi ini sebagian merupakan lahan milik masyarakat yang merupakan bekas sawah atau ladang yang tidak digunakan lagi. Posisi lokasi investasi ini berada pada 50°3'04.05" Lintang Selatan dan 119°30'48.26" Bujur Timur dan berjarak 7,2 Km dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin yang dapat ditempuh dalam waktu 14 menit.

Sementara lokasi pengembangan kawasan industri yang baru berlokasi di Desa A'bulosibatang, Desa Tellumpoccoe, dan Desa Bonto Mate'ne dengan luas mencapai ± 800 Ha. Lahan ini masih bersifat bruto dan belum dilakukan pengukuran di lapangan. Peluang/kegiatan investasi pengembangan Kawasan Industri Maros lokasi Desa A'bulosibatang, Desa Tellumpoccoe, dan Desa Bonto Mate'ne di Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros dengan nilai perkiraan investasi sebesar Rp 770 miliar. Pengembangan Kawasan Industri Maros yang terdiri dari beberapa kegiatan investasi antara lain:

a. Pembebasan lahan seluas 100 Ha b. Pembuatan jalan dan drainase c. Pembangunan jaringan listrik dan infrastruktur pendukung lainnya.[42]

Sistem kepercayaan

Masjid Agung Maros

Masyarakat Bugis di Kabupaten Maros menganut agama Islam. Masyarakat Bugis juga masih percaya dengan satu dewa tunggal yang mempunyai nama-nama sebagai berikut:

  1. Patoto-e : dewa penentu nasib
  2. Dewata Seuwa-e : dewa tunggal
  3. Turie a'rana : kehendak tertinggi

Masyarakat Bugis Maros menganggap bahwa budaya (adat) itu keramat. Budaya (adat) tersebut didasarkan atas lima unsur pokok panngaderreng (aturan adat yang keramat dan sakral), yaitu sebagai berikut:

  1. Ade (ada dalam bahasa Makassar)
  2. Bicara
  3. Rapang
  4. Wari'
  5. Sara'

Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari besarnya sarana peribadatan masing-masing agama. Tempat peribadatan umat islam yang berupa masjid, langgar/musholla pada tahun 2012 masing-masing berjumlah 728 dan 50. Tempat peribadatan untuk umat kristiani dan katolik sebanyak 22 yang terdapat di 9 kecamatan. Jumlah jamaah haji yang diberangkatkan dari Kabupaten Maros setiap tahunnya mengalami peningkatan, pada Tahun 2012 jumlah Jamaah Haji perempuan sebanyak 209 orang dan laki-laki sebanyak 104 orang.[43]

Agama yang Dianut

Tabel penduduk Kabupaten Maros menurut agama yang dianutnya tahun 2017 sebagai berikut:

Kecamatan Islam Protéstan Katolik Hindu Buddha Konghucu Lainnya
Bantimurung 30.525 0 0 0 0 0 0
Bontoa 26.974 0 0 0 0 0 0
Camba 12.760 9 0 0 0 0 0
Cenrana 15.469 0 0 0 0 0 0
Lau 24.487 0 138 0 0 0 0
Mallawa 10.900 0 2 0 0 0 0
Mandai 35.054 0 538 0 0 0 0
Maros Baru 24.404 13 0 0 0 0 0
Marusu 26.065 130 0 0 0 0 0
Moncongloe 19.666 63 650 0 0 0 0
Simbang 31.218 0 0 0 0 0 0
Tanralili 24.897 0 0 0 0 0 0
Tompobulu 17.989 0 0 0 0 0 0
Turikale 41.221 111 445 0 0 0 0
Total 341.629 317 1.773 0 0 0 0

Pertanian

Tanaman padi yang menguning siap panen tahun 2010 di area persawahan Lingkungan Majannang Kelurahan Boribellaya Kabupaten Maros.

Sulawesi Selatan merupakan daerah penghasil tanaman pangan terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Predikat sebagai lumbung padi nasional mengukuhkan posisi Sulawesi Selatan sebagai produsen tanaman pangan yang cukup potensial. Selain padi sebagai komoditas tanaman pangan andalan, tanaman pangan lainnya yang dihasilkan Sulawesi Selatan adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang-kacangan. Kabupaten Maros merupakan salah satu daerah lumbung padi di Sulawesi Selatan. Luasnya area persawahan dan juga iklim yang mendukung menjadikan Kabupaten Maros setiap tahun selalu swasembada beras. Produksi padi Kabupaten Maros tahun 2018 sebesar 3.278.113,56 kwintal yang dipanen dari areal seluas 50.523 ha. Sebagian besar produksi padi di Kabupaten Maros dihasilkan oleh jenis padi sawah. Jenis padi ini menyumbang 98,99 % dari seluruh produksi padi. Sedangkan 1,01 % dihasilkan oleh padi ladang. Produksi jagung Kabupaten Maros pada tahun 2018 sebesar 488.101.029 kwintal dengan luas panen 9.556 ha.

Produksi Tanaman Pangan

Produksi padi sawah dan padi ladang tahun 2018 menurut kecamatan di Kabupaten Maros sebagai berikut:

Kecamatan Padi Sawah (kwintal) Padi Ladang (kwintal) Total produksi (kwintal)
Bantimurung 710.608 3.384 713.992
Bontoa 215.542,40 0 215.542,40
Camba 198.752,16 7.560 206.312,16
Cenrana 169.380 993,60 170.373,60
Lau 336.208,20 0 336.208,20
Mallawa 145.433,60 4.018,50 149.452,10
Mandai 163.514 0 163.514
Maros Baru 133.032,50 0 133.032,50
Marusu 72.352 0 72.352
Moncongloe 117.656,36 0 117.656,36
Simbang 363.880 0 363.880
Tanralili 244.343,84 4.200 248.543,84
Tompobulu 242.928 14.726,40 257.654,40
Turikale 129.600 0 129.600
Total 3.243.231,06 34.882,50 3.278.113,56

Tanaman Andalan Daerah

  • Padi Sawah
  • Padi Ladang
  • Jagung
  • Kedelai
  • Kacang Tanah
  • Ubi Kayu
  • Ubi Jalar
  • Bawang Merah
  • Cabai
  • Petsai
  • Kemiri
  • Mangga
  • Durian
  • Jeruk
  • Pisang
  • Pepaya
  • Nanas
  • Semangka
  • Kelapa Hibrida
  • Kopi Robusta
  • Lada
  • Kakao
  • Jambu Mete
  • Aren
  • Kapuk
  • Pala
  • Cengkeh
  • Kelapa Dalam
  • Vanili
  • Padi Varietas Padi Banda (Varietas Lokal)
  • Padi Varietas Padi Lapang (Varietas Lokal)

Perkebunan dan kehutanan

Luas dan total produksi tanaman perkebunan, yang terdiri dari kelapa seluas 526 Ha dan total produksi 125 ton, kakao seluas 1.730 Ha dan total produksi 586,80 ton. Sedangkan kemiri seluas 6.300 Ha dengan total produksi 2.099,8 ton. Menurut fungsinya, kawasan hutan di Kabupaten Maros terdiri atas 3 jenis, yakni hutan lindung, suaka alam/taman nasional/pelestarian alam, dan hutan produksi terbatas/biasa. Luas total kawasan hutan di Kabupaten Maros tahun 2015 adalah 65.022 Ha, yang terdiri atas 14.611 Ha hutan lindung, 15.365 Ha hutan produksi biasa, 6.434 Ha hutan produksi terbatas, dan 28.610 Ha taman nasional. Wilayah kecamatan yang memiliki kawasan hutan adalah sebanyak 9 kecamatan. Luas kawasan hutan yang terbanyak di Kabupaten Maros adalah Kecamatan Tompobulu dan Mallawa. Kabupaten Maros memiliki potensi kehutanan berupa tegakan pinus yang terdapat di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Tompobulu, Kecamatan Cenrana, Kecamatan Camba, dan Kecamatan Mallawa. Persebaran hutan di Kabupaten Maros antara lain hutan mangrove di Desa Bonto Bahari, hutan mangrove di Kuri Caddi dan Kuri Lompo, Desa Nisombalia, Hutan Pinus Pendidikan Unhas di Bengo-Bengo Kecamatan Cenrana, Hutan Pinus Cenrana, Hutan Pinus di Desa Bonto Manurung, Hutan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Hutan Tanralili, dan lain-lain.

Perikanan

Usaha perikanan di Kabupaten Maros terdiri atas perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Produksi perikanan tangkap yang terdiri dari perikanan laut 15.259,6 ton, perikanan sungai/danau/rawa 523,2 ton dengan total produksi 15.782,8 ton. Untuk perikanan budidaya, produksinya masing-masing adalah budidaya laut 7,4 ton dan sawah 39,7 ton dengan total produksi sebesar 14.378,7 ton.

Komoditas Andalan Daerah

Udang Sitto atau tiger shrimp merupakan salah satu komoditas andalan daerah Kabupaten Maros yang dibudidayakan dengan tambak-tambak di Kecamatan Marusu, Maros Baru, Lau, dan Bontoa.
Salamata atau Kakap putih merupakan salah satu komoditas andalan daerah Kabupaten Maros yang dibudidayakan dengan tambak-tambak di Kecamatan Marusu, Maros Baru, Lau, dan Bontoa. Selain itu, jenis ikan ini juga banyak dijumpai di Sungai Maros oleh sebab itu banyak pemancing tertarik memancing di sungai tersebut

Sumberdaya Perikanan Lainnya

  • Ikan Kandea (Ikan tawas)
  • Ikan Oseng
  • Ikan Mas Sungai
  • Ikan Gabus
  • Ikan Samelang
  • Ikan Sidat/Massapi
  • Belut Sawah/Lenrong
  • Ceda-Ceda (sejenis kerang)
  • Biri-biri (sejenis kerang)
  • Bakaleng (sejenis kerang)
  • Baja Salo (sejenis kerang pasir sungai)
  • Rambo-Rambo (sejenis kerang hijau)
  • Kepiting Sungai
  • Ikan Binisi
  • Kepiting Bakau
  • Rajungan

Pertambangan

Pertambangan di Kabupaten Maros memiliki potensi cukup besar. Potensi bahan galian di Kabupaten Maros terdiri dari bahan galian golongan A dan golongan C. Sektor pertambangan dan bahan galian dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan angka pertumbuhan secara signifikan. Melihat peningkatan potensi hasil pertambangan dan bahan galian di Kabupaten Maros yang beraneka ragam dan tersebar sehingga menuntut kemampuan daerah untuk pengelolaan melalui kemudahan investasi di sektor pertambangan dan penggalian. Potensi sumber daya mineral di Kabupaten Maros menurut jenisnya, meliputi lempung, batu gamping, marmer, pasir kuarsa, oker, basal, andesit, diorit, granodiorit, trakit, batu pasir formasi camba, kerikil dan batu sungai, serta pasir sungai. Potensi pertambangan galian di Kabupaten Maros telah terinvestasi melalui kegiatan penambangan. Salah satu perusahaan tambang yang memiliki pengaruh cukup besar adalah Bosowa Group yang memiliki dua perusahaan bahan galian besar di Maros yang memproduksi semen dengan produksi 1,8 juta ton/tahun dan marmer 0,1 juta ton/tahun dengan perkiraan terdapat kapasitas 2,6 miliar cadangan marmer di Maros.

Beberapa jenis tambang yang dapat dikembangkan di Kabupaten Maros, seperti potensi tambang batu bara di Kecamatan Mallawa, bahan baku semen yang ada di Kecamatan Bantimurung dan Bontoa, bahan baku marmer dan beberapa jenis potensi tambang lainnya. Potensi tambang saat ini yang telah dieksplorasi adalah semen yang dikelola oleh investor dalam negeri (PT. Semen Bosowa) yang berada di Desa Baruga, Kecamatan Bantimurung. Potensi tambang ini memiliki prospek pengembangan dan pangsa pasar yang luas baik pasar lokal, regional, nasional maupun ekspor. Prospek inilah yang memiliki nilai strategis sehingga diperlukan suatu penetapan fungsi kawasan pertambangan di Kabupaten Maros.

Saat ini kawasan pertambangan di Kabupaten Maros terkonsentrasi di beberapa titik, seperti tambang batu kapur di Desa Tukamasea dan Desa Baruga di Kecamatan Bantimurung, tambang pasir di Sungai Maros Kelurahan Boribellaya Kecamatan Turikale, tambang pasir di Sungai Bukkamata Kecamatan Simbang, tambang tanah merah di Kecamatan Tanralili dan Moncongloe.

Kesehatan

Puskesmas Turikale

Di Kabupaten Maros, terdapat dua unit rumah sakit umum, yakni Rumah Sakit Umum Daerah dr. La Palaloi yang dikelola oleh pihak pemerintah daerah Kabupaten Maros dan Rumah Sakit TNI AU dr. Dody Sardjoto yang dikelola oleh pihak TNI AU. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) juga tersebar di 14 kecamatan seluruh Kabupaten Maros ada 52 unit, yang dikategorikan 14 unit Puskesmas yang ada di setiap kecamatan dan 38 unit Puskesmas pembantu yang menyebar di 14 kecamatan. Di beberapa titik Kabupaten Maros juga terdapat beberapa klinik pengobatan herbal dan tradisional untuk pengobatan dengan bahan-bahan alami.

Transportasi

Kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana perhubungan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menunjang mobilitas penduduk dan distribusi barang dalam memperlancar roda perekonomian di suatu wilayah. Kondisi prasarana dan sarana sektor perhubungan suatu wilayah akan menentukan tingkat kelancaran komunikasi dan mobilitas penduduk serta memberikan gambaran pencapaian pembangunan. Panjang jalan di Kabupaten Maros pada tahun 2018 untuk jalan kabupaten adalah 1.032,13 km. Kondisi jalan yang dalam kondisi baik 327,08 km, kondisi sedang sepanjang 311,53 km, rusak 152,52 km, dan rusak berat 241 km.

Ibu kota Kabupaten Maros berjarak 30 km sebelah utara Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Maros merupakan daerah penyangga Kota Makassar di bagian utara dan tergabung dalam kawasan Metropolitan Mamminasata. Maros menjadi daerah perlintasan yang utama karena sebagai pintu gerbang yang menghubungkan antara Kota Makassar dengan daerah-daerah yang berada di utara dan timur Sulawesi Selatan. Untuk ke daerah-daerah arah utara, Maros sebagai pintu gerbang dilintasi melalui Jalan Raya Trans-Sulawesi yang merupakan jalan raya nasional yang menghubungkan Manado di Sulawesi Utara dengan Makassar, Sulawesi Selatan. Sementara untuk ke daerah-daerah arah timur, Maros sebagai pintu gerbang dilintasi melalui Jalan Poros Maros–Bone yang merupakan jalan raya nasional yang menghubungkan Kendari di Sulawesi Tenggara dengan Makassar, Sulawesi Selatan. Sejak 1 Juni 2023, Maros merupakan ujung paling selatan jalur kereta api pulau Sulawesi, yaitu Stasiun Maros. Pelabuhan Perikanan Bonto Bahari terletak di Kecamatan Bontoa bagian barat, menghubungkan Sulawesi dan Kalimantan dengan kapal Jolloro' .

Angkutan Antarkota

Dari Makassar, Kabupaten Maros dapat dicapai dari tiga jalur jalan darat, yakni jalur Jalan Poros Pattene, jalur Jalan Poros Makassar–Maros (Jalan Raya Trans-Sulawesi), dan jalur Jalan Moncongloe. Jalur Jalan Poros Pattene merupakan jalur alternatif yang membentang dari Biringkanaya hingga Marusu. Jalur Jalan Moncongloe juga merupakan jalur alternatif yang membentang dari Manggala hingga Moncongloe. Jalur Jalan Poros Makassar–Maros atau bagian dari Jalan Raya Trans-Sulawesi merupakan jalur utama dan tersibuk yang membentang dari Biringkanaya hingga Mandai. Di ketiga jalur tersebut tersedia angkutan kota Pete-pete.

Angkutan Kereta Api

Terdapat pula moda transportasi darat lainnya, yaitu jalur kereta api Makassar–Parepare lintas barat Sulawesi Selatan yang saat ini aktif beroperasi pagi hingga sore dan mulai dari Stasiun Maros Kabupaten Maros dan berakhir di Stasiun Garongkong Kabupaten Barru. Stasiun Maros merupakan stasiun terdekat dan terletak di barat Kota Turikale yang merupakan ibu kota Kabupaten Maros. Stasiun Rammang-Rammang terletak di utara Kota Turikale tidak jauh dari kawasan wisata Rammang-Rammang. Satu stasiun lagi beserta jalur relnya yang hingga saat ini masih tahap konstruksi, yakni Stasiun Mandai terletak di selatan Kota Turikale tidak jauh dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin dan perbatasan Kota Makassar. Stasiun Maros merupakan stasiun kereta api yang cukup besar di Maros. Sedangkan Stasiun Rammang-Rammang dan Stasiun Mandai merupakan stasiun yang lebih kecil.

Angkutan Daerah

Untuk transportasi wilayah perkotaan terdapat moda angkutan pete-pete, taksi Bosowa, yang melayani transportasi antar kecamatan dan minibus yang melayani trayek Maros dengan kota-kota kabupaten di sekitarnya.

Angkutan Udara

Sipil

Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin terletak di Dusun Baddo-Baddo, Desa Baji Mangngai, Kecamatan Mandai. Terletak 20 km (12 mil) timur laut dari pusat Kota Makassar dan dioperasikan oleh PT. Angkasa Pura I. Terminal saat ini dibuka pada tanggal 20 Agustus 2008. Bandara ini merupakan pintu gerbang utama untuk penerbangan ke bagian timur Indonesia.

Militer

Pangkalan Udara TNI AU Sultan Hasanuddin di Lingkungan Kadieng, Kelurahan Hasanuddin, Kecamatan Mandai. Lanud ini melayani khusus keperluan militer dan urusan kenegaraan presiden. Terdapat empat skadron di Lanud ini, yakni Skadron Udara 5, Skadron Udara 11, Skadron Udara 33, dan Skadron Teknik 044.

Angkutan Laut dan Barang

Selain itu terdapat Pelabuhan Perikanan Bonto Bahari (Pelabuhan Sabanga) di Kecamatan Bontoa selain sebagai pelabuhan bongkar muat barang, juga melayani pelayaran ke kepulauan di Selat Makassar.

Kendaraan

Pete-Pete berwarna khas biru muda sebagai transportasi umum di Kabupaten Maros.
  • Perahu Jolloro'
  • Pete-Pete
  • Bendi
  • Becak
  • Kuda
  • Motor
  • Mobil
  • Bus
  • Lepa-Lepa (sejenis perahu sampan)
  • Lopi-Lopi (sejenis perahu sampan)
  • Kapal Sungai

Terminal

  • Terminal Angkutan Darat Marusu
  • Terminal Pasar Lama (Pasar Sentral Maros)
  • Terminal Pasar Rakyat Pakalu
  • Terminal Pasar Rakyat Batangase
  • Terminal Pasar Baru (Pasar Tramor Butta Salewangang Maros)

Pelabuhan

  • Pelabuhan Perikanan Bonto Bahari
  • Pelabuhan Rakyat Kuri Lompo

Dermaga

  • Dermaga Rammang-Rammang I
  • Dermaga Rammang-Rammang II
  • Dermaga Bonto Bahari
  • Dermaga Tapieng Boribellaya
  • Dermaga Labuhan
Pemandangan Trans Camba Maros tahun 1948, jalan yang menghubungkan antara Makassar dan Bone dibuat pada masa pendudukan Hindia Belanda.

Seni dan budaya

Pariwisata

Landskap Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung di Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung.

Salah satu kebudayaan yang juga menjadi daya tarik terbesar suatu daerah adalah tempat wisata. Untuk wilayah Kabupaten Maros sendiri secara umum bisa dibilang memiliki objek wisata yang begitu bervariasi yang tersebar di empat belas kecamatan baik wisata alam maupun wisata buatan. Wilayah Kabupaten Maros merupakan wilayah yang memiliki banyak potensi objek dan daya tarik wisata berupa wisata alam, religi, edukasi, kuliner, seni budaya, dan sejarah. Untuk mendorong pertumbuhan sektor pariwisata di Kabupaten Maros maka pembangunan fasilitas penunjang menjadi prioritas utamanya agar sektor pariwisata di Kabupaten Maros mampu menjadi penyumbang pendapatan/devisa bagi daerah Kabupaten Maros selain sektor pertambangan, pertanian, dan perikanan serta sektor jasa lainnya. Adapun fasilitas penunjang yang dimaksud diantaranya hotel (hotel berbintang dan hotel non berbintang beserta akomodasinya) dan rumah makan atau restoran. Sub-sub tempat wisata alam dapat dijumpai di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, yakni CA Bantimurung,CA Karaenta, TWA Gua Pattunuang, dan TWA Bantimurung. Wisata alam adalah wisata yang berbasis pada alam, baik panorama alam, kondisi alam, keunikan alam, dan bentukan alam.

Wisata Sejarah

Benteng Valkenburg Maros pada masa Hindia Belanda tahun 1930. Lokasi diperkirakan sekitar bangunan SMA Negeri 1 Maros Solojirang Kelurahan Turikale, Kabupaten Maros.
  • Situs Prasejarah Leang Akkarrasa Rammang-Rammang: Situs prasejarah ini menyimpan peninggalan prasejarah berupa dua buah gua yang terdapat lukisan prasejarah/kepurbakalaan pada dinding gua yang terdiri dari lukisan cakra 3 buah, lukisan babi rusa 3 ekor, lukisan ikan 1 ekor, dan lukisan perahu 1 buah. Situs prasejarah ini terletak di Desa Salenrang Kecamatan Bontoa.
  • Kompleks Makam Kassi Kebo: Kompleks makam ini merupakan tempat penguburan Karaeng Marusu dan keluarganya. Lokasi ini berada di Jl. Taqwa Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan Maros Baru.
  • Kompleks Makam Karaeng Simbang: Kompleks makam ini adalah tempat penguburan Karaeng Simbang dan keluarganya. Makam ini berada di Desa Samangki Kecamatan Simbang.
  • Bangunan Pertahanan Jepang: Bangunan Pertahanan Jepang ini berada di Lingkungan Sanggalea Kelurahan Taroada Kecamatan Turikale. Bangunan ini berbentuk terowongan bawah tanah yang terbuat dari cor beton dibangun pada tahun 1942.
  • Pendopo Pallantikang Karaeng Marusu: Pendopo ini merupakan tempat pelantikan Karaeng Marusu pada masa kerajaan. Tempat ini berada di Kelurahan Pallantikang Kecamatan Maros Baru.
  • Rumah Adat Karaeng Loe Ri Pakere: Rumah adat ini dahulunya adalah istana raja Marusu pertama Karaeng Loe Ri Pakere sekitar abad XV. Rumah adat ini berada di lokasi Dusun Pakere Desa Bontotallasa Kecamatan Simbang yang merupakan salah satu rumah adat yang ada di Kabupaten Maros.
  • Objek Wisata Bulu Sipong: Adalah objek wisata alam yang terletak di Desa Bonto Somba Kecamatan Tompobulu dengan jarak tempuh dari Kota Turikale 25 Km. Bulu Sipong memiliki 5 buah gua yang kesemuanya menyimpan bukti peninggalan prasejarah yang mirip dengan Taman Prasejarah Leang-Leang. Yang membedakannya adalah letak kawasan ini berdiri sendiri, sehingga masyarakat sekitar memberi julukan “Bulu Sipong” yang berarti “gunung yang berdiri sendiri”.
  • Taman Makam Pahlawan Maros di Maccopa, Kelurahan Taroada
  • Benteng Valkenburg Maros di Solojirang, Kelurahan Turikale

Wisata Alam

Kabupaten Maros menghadirkan paket wisata alam. Paket perjalanan wisata ini diberikan mengingat sejumlah daya tarik wisata ini termasuk dalam jenis wisatawan minat khusus. Pendampingan diberikan dalam bentuk penyediaan pemanduan serta penyediaan fasilitas wisata yang membutuhkan keahlian atau peralatan khusus, antara lain:

  1. Tracking atau Jelajah Hutan – Membutuhkan pemandu yang menguasai medan dan memiliki kecakapan interpretasi serta kemampuan melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Pembuatan jalur tracking dengan berbagai rute dilakukan demi kenyamanan dan keamanan pengunjung. Peminat kegiatan ini cukup besar terutama wisatawan yang menyukai kegiatan penjelajahan.
  2. Caving atau Penelusuran Gua – Secara umum kegiatan ini membutuhkan perlengkapan lapangan yang mampu menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan berwisata. Karenanya dibutuhkan tenaga pemandu yang memiliki keahlian dan teknik rescue di dalam gua serta kemampuan interpretasi dan pengetahuan dasar tentang gua.
  3. Rock Climbing atau Panjat Tebing – Merupakan kegiatan yang membutuhkan peralatan khusus, seperti halnya penelusuran gua, kegiatan panjat tebing juga membutuhkan tenaga pemandu yang cakap dan menguasai teknik climbing yang baik.
  4. Animal Watching atau Pengamatan Satwa – Kegiatan minat khusus yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kecintaan akan satwa khas dan endemik yang masih hidup bebas di alam bebas. Kegiatan ini dapat dilakukan di kawasan Pattunuang dan Karaenta dengan mengamati kehidupan kera hitam Sulawesi (macaca maura), tarsius spectrum dan beragam jenis burung. Wisatawan yang meminati kegiatan ini mayoritas wisatawan mancanegara.

Cagar Budaya

  • Cagar Budaya Bulu Sipong: Situs gua prasejarah Bulu Sipong adalah nama bukit karst yang berdiri sendiri dan berada di tengah hamparan sawah yang luas. Di kawasan Bulu Sipong terdapat beberapa gua yang memiliki tinggalan budaya berupa gambar cap tangan, babi rusa, perahu, dan ikan.
  • Cagar Budaya Leang Panning'e: Merupakan gua yang selain memiliki stalaktit dan stalakmit juga akan memberikan kenyamanan tersendiri karena gua tersebut diameternya cukup luas dan lapang. Di sekitar gua tersebut juga terdapat sumber air dan gua yang dihuni oleh kelelawar sehingga masyarakat setempat memberi julukan “Leang Panning'e” yang berarti “gua kelelawar”.

Gua

Gua Burung I yang merupakan gua prasejarah dengan temuan sampah dapur manusia purba yang terletak di Kelurahan Kalabbirang Kabupaten Maros.

Situs leang prasejarah di Kabupaten Maros berjumlah 55, terdapat di Kelurahan Leang-Leang dan Kalabbirang, namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat leang-leang prasejarah lainnya. Di wilayah Kabupaten Maros inilah pertama kali ditemukan lukisan pada dinding gua tepatnya di leang Pettae. Sejak tahun 1980-an situs gua prasejarah ini telah dikembangkan menjadi Taman Wisata Prasejarah Leang-Leang dan menjadi salah satu objek wisata yang menarik di Kabupaten Maros. Di sekitar Taman Wisata Prasejarah Leang-Leang ini terdapat banyak gugusan bukit karst yang memiliki tinggalan leang prasejarah dengan masing-masing keunikannya. Jarak antar satu leang dengan leang lainnya relatif dekat dan terlihat mengelompok sehingga memudahkan kita untuk mengunjunginya. Salah satu alternatif jalur kunjungan wisata gua prasejarah di Kabupaten Maros ini dapat dimulai dari Taman Prasejarah Leang-Leang, dimana di taman ini kita bisa melihat aneka ragam tinggalan arkeologis di Leang Pettae dan Petta Kere. Aksesibilitas menuju objek ini relatif mudah dengan adanya jalan poros kelurahan.

Objek kedua adalah leang Bulu Ballang. Selain temuan berupa sebaran sisa sampah dapur berupa cangkang mollusca, ditemukan juga porselin dan gerabah. Dinding leangnya dapat dan sering kali dimanfaatkan sebagai areal latihan panjat tebing dengan jalur yang dimulai dari tingkat kesulitan yang rendah hingga menantang. Objek ketiga adalah Leang Cabbu. Berbeda dengan leang Bulu Ballang, di sebelah kiri leang Cabbu telah dijadikan tempat latihan para pemanjat tebing, sehingga tidaklah mengherankan jika pada dinding itu banyak ditemukan hanger atau penahan gantungan. Tepat berhadapan dengan mulut leang terlihat aktivitas pertambangan, hamparan sawah dan bentangan perbukitan karst. Objek keempat adalah Leang Sampeang. Pada leang ditemukan gambar manusia berwarna hitam yang tidak terdapat di leang-leang yang lain. Untuk sampai di objek ini, terdapat jalur penyeberangan basah melewati sungai dan pendakian. Objek selanjutnya adalah Leang Ulu Leang yang memiliki panorama lingkungan menawan dengan tinggalan arkeologi yang beragam mulai dari sebaran mollusca, alat batu dan lukisan dinding gua. Objek terakhir adalah leang Balimukang. Selain tersaji temuan sebaran fragmen mollusca, porselin dan gerabah, di lokasi situs ditawarkan pula areal latihan panjat tebing.

Kawasan karst Maros-Pangkep terbentang seluas 43.750 hektar yang terdiri dari areal penambangan seluas 20.000 hektar dan 23.750 hektar lainnya menjadi bagian dari 43.750 hektar kawasan konservasi Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Pembagian tersebut dilakukan karena pada saat akan diusulkan menjadi taman nasional, di kawasan ini sudah banyak perusahaan yang mendapat izin melakukan kegiatan penambangan, diantaranya PT Semen Bosowa, PT Semen Tonasa dan puluhan perusahaan lain yang menambang marmer dan batu kapur. Penambangan yang dilakukan di kawasan karst Maros-Pangkep ini merupakan ancaman terhadap ekosistem dan kelestarian situs gua prasejarah dan tinggalan budaya prasejarah yang tersimpan di dalamnya. Salah satu aspek ekosistem yang terancam adalah ketersediaan air tanah di sekitar kawasan karst. Dari tinjauan hidrologis, daerah karst berpotensi sebagai wadah cadangan air. Hal ini terlihat pada beberapa gua yang di dalamnya terdapat su ngai bawah tanah. Disamping itu, di kawasan ini dijumpai sejumlah sumber air berupa sungai besar dan sebagian bermuara di Air Terjun Bantimurung. Selain dikhawatirkan mengancam ketersediaan air, aktivitas penambangan juga dikhawatirkan dapat menghilangkan bukti-bukti sejarah karena gua-gua tersebut menyimpan sejumlah artefak sisa peradaban manusia masa prasejarah.

Pantai

  • Wisata Pantai Pasir Putih & Mangrove Kuri Caddi Nisombalia Selat Makassar: Pantai Kuri adalah salah satu potensi wisata alam yang menawarkan panorama yang menarik bernuansa pantai dengan pasir putih yang membentang sepanjang pesisir pantai. Di sekitarnya juga terdapat aktivitas nelayan yang sekaligus melengkapi kegiatan atraksi wisata pantai. Pada sore hari, lokasi ini dapat disaksikan terbenamnya matahari (sunset) yang menambah nuansa objek, disamping ombak yang lebih tenang sehingga dapat mandi di pantai. Hamparan pasir pantai yang luas dan bersih dapat mendukung kegiatan wisata/rekreasi sambil berjemur. Letak Pantai Kuri sangat strategis karena berada di antara Ibu Kota Maros dan Kota Makassar, menjadikan tempat ini menjadi tujuan pertama yang dapat dikunjungi oleh wisatawan setelah mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
  • Wisata Pantai & Mangrove Dermaga Sabang Bonto Bahari Selat Makassar

Agrowisata

Agrowisata atau Wisata Agro adalah wisata yang berkaitan dengan kegiatan pertanian berupa perkebunan, peternakan, perikanan, dan persawahan. Adapun objek agrowisata di Kabupaten Maros adalah sebagai berikut:

  • Kebun Raya Pucak/Taman Safari Pucak: Terletak di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu, 20 km dari Kota Turikale atau 39 km dari Kota Makassar. Alamnya yang asri dengan perkebunan yang terbentang luas, sangat cocok menjadi tempat agrowisata dan tempat peristirahatan melepas lelah dengan luas areal 150 Ha, kawasan ini dipersiapkan sebagai lokasi kebun binatang terbesar di kawasan Timur Indonesia.
  • Pucak Teaching Farm/Kawasan Agrowisata Pucak: Merupakan daerah pegunungan yang terletak di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu. Luas kawasan agrowisata Pucak adalah 107,5 Ha dengan rencana zoning yang terdiri dari zona pariwisata dan kebudayaan, zona perkebunan, zona pertanian, pzona peternakan, dan zona kehutanan.

Kebun Raya berdasarkan Peraturan Presiden nomor 93 Tahun 2011 adalah kawasan konservasi tumbuhan secara ex-situ (di luar habitat) yang memiliki koleksi tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik, atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata dan jasa lingkungan.

Pembangunan Kebun Raya di provinsi-provinsi di seluruh Indonesia dicanangkan oleh pemerintah sebagaimana dalam arahan Presiden RI pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tanggal 11 Agustus 2004 di Puspitek Serpong, dan telah ditindaklanjuti dengan surat Menteri Riset dan Teknologi nomor 77/M/VIII/2004 tanggal 23 Agustus 2004 kepada seluruh Gubernur untuk merealisasikan pembangunan kebun raya yang dikoordinasi oleh LIPI.

Ekowisata

  • Danau Kassi Kebo Bantimurung
Secara administratif, Danau Kassi Kebo Bantimurung terletak di Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.
  • Wae Merrunge Tompo Balang
Secara administratif, Wae Merrunge Tompo Balang terletak di Lingkungan Tompo Balang, Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
  • Bendungan Pannampu
Secara administratif, Bendungan Pannampu terletak di Dusun Pajjaiyang, Desa Tukamasea, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
  • Sumber Air Panas Reatoa
Secara administratif, Sumber Air Panas Reatoa terletak di Dusun Reatoa, Desa Bentenge, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros. Selain sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat, juga dijadikan sebagai laboratorium alam, riset biologi, dan ilmu pengetahuan oleh mahasiswa untuk melakukan penelitian. Lokasi sumber air panas ini berjarak sekitar 15 km dari Kota Turikale yang merupakan ibu kota Kabupaten Maros.
  • Bukit Kanari Cenrana
Secara administratif, Bukit Kanari Cenrana terletak di Dusun Malaka, Desa Cenrana Baru, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. Suguhan pemandangan indah dari ketinggian bisa dinikmati dari Bukit Kanari. Di sini juga banyak hiasan-hiasan penunjang kegiatan swafoto. Konon, pengunjung akan bertemu dengan jodohnya selepas dari tempat wisata ini.
  • Bukit Teletubbies Maros
Secara administratif, Bukit Teletubbies Maros terletak di Dusun Watang Bengo, Desa Limampoccoe, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. Gundukan bukit yang berwarna hijau terlihat sejauh mata memandang. Bentuknya akan membuat kita mengingat masa kecil saat menonton serial Teletubbies. Kesejukannya juga membuat pengunjung betah dan enggan pulang. Kegiatan camping pun cocok untuk dilakukan di tempat wisata ini.
  • Bulu Tombolo Pattiro
Secara administratif, Bulu Tombolo Pattiro terletak di Dusun Pattiro, Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros.
  • Ekowisata Tabbua
Secara administratif, Ekowisata Tabbua terletak di Lingkungan Balombong, Kelurahan Mattiro Deceng, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros.
  • Helena Sky Bridge Bantimurung
Secara administratif, Helena Sky Bridge Bantimurung terletak di Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.
  • Penangkaran Kupu-Kupu Bantimurung
Gerbang Wisata Penangkaran Kupu-Kupu Bantimurung di Desa Jenetaesa Kabupaten Maros.
Secara administratif, Penangkaran Kupu-Kupu Bantimurung terletak di Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Sebagai tempat perkembangbiakan kupu-kupu terbesar di dunia dan mendapat pengakuan dari publik internasional yang membuat tempat ini dijuluki the kingdom of butterfly.
Secara administratif, Wisata Alam Rammang-Rammang terletak di Dusun Rammang-Rammang dan Dusun Kampung Berua Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros. Wisata Alam Rammang-Rammang menyediakan wisata kuliner cafe, susur sungai, pemandangan menara karst, outbound area, flying fox (di Dusun Rammang-Rammang), susur gua bersejarah, pemandangan pohon lontar dan nipah. Di situs prasejarah Rammang-Rammang terdapat 3 situs gua prasejarah yang masing-masing memiliki peninggalan yang berbeda, salah satunya adalah Gua Berlian (di Dusun Rammang-Rammang). Lukisan dinding di gua prasejarah yang ada di Rammang-Rammang menggambarkan aktivitas berburu yang dilakukan masyarakat pesisir, hal ini tergambar dari lukisan perahu, kura-kura, dan ikan. Sungai Pute Rammang-Rammang merupakan salah satu sungai di Kabupaten Maros yang memiliki panorama alam yang indah. Pohon bakau dan nipah yang tumbuh di sisi kiri dan kanan sungai mempercantik kawasan ini, ditambah dengan pemandangan singkapan batu-batu kapur yang menyembul dari dasar sungai dan tersebar di sepanjang alur sungai. Sesekali pengunjung dapat menyaksikan satwa-satwa endemik seperti kera Sulawesi, elang Sulawesi, dan berbagai jenis kupu-kupu. Gugusan pegunungan kapur di Kabupaten Maros ini memiliki pesona yang tak kalah dari negara lain, seperti Cina ataupun Vietnam. Semakin indah dengan hamparan sawah hijau di tengah-tengahnya. Tak hanya itu, di sini kamu bisa menemukan objek wisata lain seperti Telaga Bidadari, Hutan Batu Kapur, dan Gua Telapak Tangan. Di lokasi ini terdapat pula Bukit Batu Ammarrung (di Dusun Rammang-Rammang), Batu Purba Passaung (di Dusun Rammang-Rammang), dan Taman Batu. Objek wisata Rammang-Rammang merupakan bagian dari kawasan karst Maros-Pangkep dimana merupakan kawasan karst (kapur) terbesar dan terluas di Indonesia dan terluas kedua di dunia setelah yang di Cina. Para pelancong bisa berfoto dengan latar belakang panorama formasi bebatuan eksotis layaknya di Madagaskar, Afrika.
  • Wisata Padang Loang
Secara administratif, Wisata Padang Loang terletak di Dusun Bentenge, Desa Bentenge, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros. Wisata ini menyediakan tempat camping atau perkemahan, pemandangan danau dan hutan yang masih asri.
  • Wisata Puncak Bulu Saukang
Secara administratif, Wisata Puncak Bulu Saukang terletak di Dusun Balocci, Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Sebagai wisata pendakian, menyajikan pemandangan di titik tertinggi di Kabupaten Maros dan dapat melihat pemandangan Kota Makassar dari jauh.
  • Wisata Puncak Gunung Barro-Barro
Secara administratif, Wisata Puncak Gunung Barro-Barro terletak di Lingkungan Pakalu, Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros. Dengan ketinggian 100 m di atas permukaan laut, dapat melihat pemandangan indah di wilayah Kecamatan Bantimurung bahkan Kecamatan Turikale sebagai ibu kota Kabupaten Maros.
  • Wisata Ta'deang
Secara administratif, Wisata Ta'deang terletak di Dusun Samanggi, Desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Sebagai wisata piknik, berkemah, outbound mahasiswa-mahasiswa Makassar. Area yang lapang, sungai yang mengalir sepanjang tahun memberikan kesejukan pada wilayah ini.
  • Kampung Berua Rammang-Rammang
Secara administratif, Kampung Berua Rammang-Rammang terletak di Dusun Kampung Berua, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.

Sungai

Berkas:Rammang-Rammang.jpg
Sungai Pute di Desa Salenrang Kabupaten Maros.
  • Susur Sungai Pute: Daerah ini subur dengan aliran Sungai Pute yang memiliki lebar 2 sampai 40 meter dan dapat menikmati pesona terang bulan di area pedesaan memanjakan mata.

Daftar hari penting

  • 17 Januari: Hari Bersejarah Kepahlawanan (17 Januari 1946)
  • 9 Mei: Kota Turikale Ditetapkan Sebagai Ibu Kota Kabupaten Maros (9 Mei 2011)
  • 21 Mei: Berdirinya Persekutuan Adat Lima Kerajaan yang disebut “Toddolimaya ri Marusu” (21 Mei 1977)
  • 4 Juli: Hari Jadi Kabupaten Maros (4 Juli 1959)
  • 3 Agustus: Pembentukan Kecamatan Lau, Kecamatan Moncongloe, dan Perubahan Nama Kecamatan Maros Utara Menjadi Kecamatan Bontoa (3 Agustus 2001)
  • 4 Oktober: Hari Bersejarah Keagamaan (4 Oktober 1834)
  • 17 Oktober: Hari Jadi Maros (17 Oktober 1471)

Flora dan fauna

Lihat pula

Untuk satuan teritorial diatasnya, lihat:

Untuk kabupaten dan kota lainnya di Provinsi Sulawesi Selatan, lihat:

Referensi

  1. ^ Makkasau, Andi Fahry (1990). Kerajaan-kerajaan di Maros dalam Lintas Sejarah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  2. ^ a b c BPS Kabupaten Maros (28 Februari 2023). "Kabupaten Maros Dalam Angka 2023". maroskab.bps.go.id. Diakses tanggal 18 Juli 2023. 
  3. ^ Tim redaksi peakery.com. "Bulu Saringan". peakery.com. Diakses tanggal 21 Juli 2023. 
  4. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Maros". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 16 September 2020. 
  5. ^ BPS RI. "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diakses tanggal 18 Juli 2023. 
  6. ^ a b Tim redaksi www.matamaros.com (24 November 2022). "APBD 2023 Kabupaten Maros, Disdik Rp484 M, Dinkes Rp268 M". www.matamaros.com. Diakses tanggal 19 Juli 2023. 
  7. ^ a b Tim redaksi maroskab.go.id (Maret 2023). "Ringkasan APBD Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2023" (PDF). maroskab.go.id. Diakses tanggal 19 Juli 2023. 
  8. ^ Pemkab Maros. "Geologi Kabupaten Maros". maroskab.go.id. Diakses tanggal 26 Juli 2023. 
  9. ^ Badan Pusat Statistik (2001). Penduduk Sulawesi Selatan Hasil Sensus Penduduk 2000 (pdf) (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris). Jakarta: PT Dharma Citra Putra. hlm. 75. ISBN 9795989693. Diakses tanggal 24 Juli 2023. 
  10. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p BPS Kabupaten Maros (2006-01-20). Maros Dalam Angka 2006. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 30–37. Diakses tanggal 2023-07-25. 
  11. ^ a b BPS Kabupaten Maros (2008-02-07). Kabupaten Maros Dalam Angka 2008. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 37–46. Diakses tanggal 2023-07-25. 
  12. ^ BPS Kabupaten Maros (2011-10-31). Maros Dalam Angka 2009. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 64–72. Diakses tanggal 2023-07-25. 
  13. ^ BPS Kabupaten Maros (2011-10-31). Maros Dalam Angka 2010. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 32–37. Diakses tanggal 2023-07-25. 
  14. ^ BPS Kabupaten Maros (2011-10-31). Maros Dalam Angka 2011. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 60–74. Diakses tanggal 2023-07-23. 
  15. ^ BPS Kabupaten Maros (2013-01-08). Kabupaten Maros Dalam Angka 2012. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 49–60. Diakses tanggal 2023-07-23. 
  16. ^ BPS Kabupaten Maros (2013-08-16). Kabupaten Maros Dalam Angka 2013. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 49–58. Diakses tanggal 2023-07-23. 
  17. ^ BPS Kabupaten Maros (2014-06-26). Kabupaten Maros Dalam Angka 2014. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 52–58. Diakses tanggal 2023-07-23. 
  18. ^ BPS Kabupaten Maros (2015-10-31). Kabupaten Maros Dalam Angka 2015. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 51–79. Diakses tanggal 2023-07-23. 
  19. ^ BPS Kabupaten Maros (2016-07-15). Kabupaten Maros Dalam Angka 2016. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 47–54. Diakses tanggal 2023-07-23. 
  20. ^ BPS Kabupaten Maros (2017-08-11). Kabupaten Maros Dalam Angka 2017. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 51–63. Diakses tanggal 2023-07-22. 
  21. ^ BPS Kabupaten Maros (2018-08-16). Kabupaten Maros Dalam Angka 2018. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 45–56. Diakses tanggal 2023-07-22. 
  22. ^ BPS Kabupaten Maros (2019-08-16). Kabupaten Maros Dalam Angka 2019. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 45–56. Diakses tanggal 2023-07-22. 
  23. ^ BPS Kabupaten Maros (2020-04-27). Kabupaten Maros Dalam Angka 2020. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 29–49. Diakses tanggal 2023-07-22. 
  24. ^ BPS Kabupaten Maros (2021-02-26). Kabupaten Maros Dalam Angka 2021. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 29–41. Diakses tanggal 2023-07-22. 
  25. ^ BPS Kabupaten Maros (2022-02-25). Kabupaten Maros Dalam Angka 2022. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 29–49. Diakses tanggal 2023-07-22. 
  26. ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2022" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 26 Juli 2023. 
  27. ^ BPS Kabupaten Maros (2023-02-28). Kabupaten Maros Dalam Angka 2023. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 37–49. Diakses tanggal 2023-07-22. 
  28. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2020-2022". sulsel.bps.go.id. Diakses tanggal 2023-07-23. 
  29. ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diakses tanggal 2023-07-24. 
  30. ^ Statistik Kebahasaan 2019. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. hlm. 11. ISBN 9786028449182. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-30. Diakses tanggal 2020-05-24. 
  31. ^ "Bahasa di Provinsi Sulawesi Selatan". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-13. Diakses tanggal 23 Mei 2020. 
  32. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2016). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2016. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-29. Diakses tanggal 2022-05-30. 
  33. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2018). Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2018. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-09. Diakses tanggal 2022-06-09. 
  34. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2019). Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Tahun 2019. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-23. Diakses tanggal 2022-06-23. 
  35. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2020). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2020. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-28. Diakses tanggal 2022-05-28. 
  36. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2021). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2021. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-27. Diakses tanggal 2022-05-27. 
  37. ^ Rinovsky, Riky (26 Februari 2021). "Gubernur Nurdin Abdullah Melantik Pasangan Chaidir Syam – Suhartina Bohari Bupati Dan Wakil Bupati Maros". gurindam.id. Diakses tanggal 24 Juli 2023. 
  38. ^ Tim redaksi www.reaksipress.com (26 Februari 2021). "Bupati-Wakil Bupati Maros Dilantik Hari Ini". www.reaksipress.com. Diakses tanggal 24 Juli 2023. 
  39. ^ Zakaria, Andi Ade (26 Februari 2021). "Dilantik Hari Ini, Masa Jabatan Cuma 3,5 Tahun, Chaidir Syam: Kami Minta OPD Bekerja Cepat". menitindonesia.com. Diakses tanggal 24 Juli 2023. 
  40. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  41. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  42. ^ a b Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Sulawesi Selatan (2020). "Profil Kabupaten Maros". dpmptsp.sulselprov.go.id. Diakses tanggal 25 Juli 2023. 
  43. ^ maroskab.bps.go.id (2013-08-16). "Maros Dalam Angka 2013". maroskab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-24. Diakses tanggal 2019-06-25. 

Pranala luar