Kleopatra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240409)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(428 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{dalam perbaikan}}
{{artikel pilihan}}
{{Other uses}}
{{Infobox royalty
{{Infobox royalty
| name = Kleopatra VII Filopator
| name = Kleopatra VII Filopator
| image = Kleopatra-VII.-Altes-Museum-Berlin1.jpg
| image = Kleopatra-VII.-Altes-Museum-Berlin1.jpg
| caption = [[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Altes Museum Berlin|Kleopatra Berlin]], [[seni pahat Romawi|patung buatan Romawi]] yang menggambarkan sosok Kleopatra mengenakan [[diadem]] kerajaan, pertengahan abad pertama SM, sekitar waktu lawatan Kleopatra ke Roma (46–44 SM), ditemukan di sebuah vila Italia di pinggiran [[Via Appia]], kini tersimpan di [[Museum Altes]], Jerman.{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Art Institute of Chicago|}}{{sfnp|Grout|2017b|}}<ref group="note">Untuk validasi lebih lanjut mengenai "[[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Altes Museum Berlin|Kleopatra Berlin]]", lihat {{harvnb|Polo|2013|pp=184–186}}, {{harvnb|Roller|2010|pp=54, 174–175}}, {{harvnb|Jones|2006|p=33}}, dan {{harvnb|Hölbl|2001|p=234}}.</ref>
| caption = [[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Altes Museum Berlin|Kleopatra Berlin]], [[seni pahat Romawi|arca buatan Romawi]] yang menggambarkan sosok Kleopatra mengenakan [[diadem]] kerajaan, pertengahan abad pertama SM, sekitar waktu lawatan Kleopatra ke Roma (46–44 SM), ditemukan di sebuah vila Italia di pinggiran [[Via Appia]], kini tersimpan di [[Museum Altes]], Jerman.{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Art Institute of Chicago|2016}}{{sfnp|Grout|2017b|}}<ref group="note">Validasi lebih lanjut mengenai "[[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Altes Museum Berlin|Kleopatra Berlin]]" dapat dibaca dalam {{harvnb|Polo|2013|pp=184–186}}, {{harvnb|Roller|2010|pp=54, 174–175}}, {{harvnb|Jones|2006|p=33}}, dan {{harvnb|Hölbl|2001|p=234}}.</ref>
| succession = [[Kerajaan Ptolemaik|Ratu Kerajaan Wangsa Ptolemaios]]
| succession = [[Kerajaan Ptolemaik|Ratu Kerajaan Wangsa Ptolemaios]]
| reign = 51 – 10 atau 12 Agustus 30 SM (21 tahun){{sfnp|Burstein|2004|pp=xx–xxiii, 155}}<ref group="note" name="date of Cleopatra's death"/>
| reign = 51 – 10 atau 12 Agustus 30 SM (21 tahun){{sfnp|Burstein|2004|pp=xx–xxiii, 155}}<ref group="note" name="date of Cleopatra's death"/>
| predecessor = [[Ptolemaios XII Auletes]]
| predecessor = [[Ptolemaios XII Auletes]]
| regent = [[Ptolemaios XII Auletes]] <br/>[[Ptolemaios XIII Theos Philopator|Ptolemaios XIII Teos Filopator]] <br/>[[Ptolemaios XIV dari Mesir|Ptolemaios XIV]] <br/>[[Caesarion|Ptolemaios XV Kaisarion]]
| regent = [[Ptolemaios XII Auletes]] <small>(s. 80–58 SM - 55–51 SM)</small> <br/>[[Ptolemaios XIII Theos Philopator|Ptolemaios XIII Teos Filopator]] <small>(51–s. 47 SM)</small> <br/>[[Ptolemaios XIV dari Mesir|Ptolemaios XIV]] <small>(47 SM–44 SM)</small> <br/>[[Caesarion|Ptolemaios XV Kaisarion]] <small>(44 SM – 30 SM)</small>
| reg-type = Penguasa bersama
| reg-type = Penguasa bersama
|successor = [[Caesarion|Ptolemaios XV Kaisarion]]
|successor = [[Caesarion|Ptolemaios XV Kaisarion]]
Baris 49: Baris 48:
{{Romawi kuno dan kejatuhan Republik}}
{{Romawi kuno dan kejatuhan Republik}}
{{Kleopatra}}
{{Kleopatra}}
'''Kleopatra VII Filopator''' ({{lang-el|Κλεοπᾰ́τρᾱ Φιλοπάτωρ}}, ''Kleopátrā Filopátōr'';{{sfnp|Hölbl|2001|p=231}} lahir 69 SM – wafat 10 atau 12 Agustus 30 SM)<ref group="note" name="date of Cleopatra's death">Berdasarkan perhitungan tarikh menurut data historis, [[Theodore Cressy Skeat]] mengemukakan dalam {{harvnb|Skeat|1953|pp=98–100}} bahwa [[Kematian Kleopatra|Kleopatra mangkat]] pada tanggal 12 Agustus 30 SM. {{harvnb|Burstein|2004|p=31}} mengajukan tarikh yang sama dengan hasil perhitungan Theodore Skeat, sementara {{harvnb|Dodson|Hilton|2004|p=277}} mendukung tarikh ini dengan berpendapat bahwa Kleopatra mangkat [[circa|sekitar]] tarikh tersebut. Sumber-sumber yang menyatakan bahwa Kleopatra mangkat pada tanggal 10 Agutus SM adalah {{harvnb|Roller|2010|pp=147–148}}, {{harvnb|Fletcher|2008|p=3}}, dan {{harvnb|Anderson|2003|p=56}}.</ref> adalah penguasa aktif terakhir [[Kerajaan Ptolemaik|Kerajaan Wangsa Ptolemaios]] di [[Mesir Kuno|tanah Mesir]]. Putra Kleopatra, [[Caesarion|Kaisarion]], memang masih mewarisi gelarnya sebagai [[Firaun]], namun tidak lagi memiliki kewenangan memerintah. Kleopatra juga seorang diplomat, [[kapal dan angkatan laut kuno|laksamana]], administrator, [[Multilingualisme|poliglot]],<ref group="note" name="languages"/> dan [[Kedokteran Yunani kuno|pujangga ilmu pengobatan]].{{sfnp|Roller|2010|p=1}} Selaku putri [[dinasti Ptolemaik|wangsa Ptolemaios]], Kleopatra adalah keturunan dari pendiri wangsanya, [[Ptolemaios I Soter]], salah seorang mantan senapati [[Makedonia (kerajaan kuno)|Yunani Makedonia]] sekaligus [[Pemerintahan Makedonia (kerajaan kuno)#Pengiring, sahabat, majelis, dan sidang|pengiring]] [[Aleksander Agung]]. [[Kematian Kleopatra|Sepeninggal Kleopatra]], Mesir dijadikan [[Aegyptus (provinsi Romawi)|salah satu provinsi]] [[Kekaisaran Romawi]]. Perubahan status Mesir ini menandai akhir dari [[Zaman Hellenistik|Zaman Helenistik]] yang bermula pada masa pemerintahan Aleksander Agung (336–323 SM).<ref group="note" name="Grant Hellenistic period explanation">{{harvnb|Grant|1972|pp=5–6}} mengemukakan bahwa [[Zaman Hellenistik|Zaman Helenistik]], yang bermula pada masa pemerintahan [[Aleksander Agung]] (336–323 SM), berakhir dengan kemangkatan Kleopatra pada tahun 30 SM. [[Michael Grant (klasikis)|Michael Grant]] menegaskan bahwa [[Romawi Kuno|bangsa Romawi]] menganggap [[Yunani Hellenistik|bangsa Yunani Helenistik]] telah mengalami kemerosotan dan kehilangan kebesaran yang diwarisinya dari [[Yunani Klasik|Zaman Yunani Klasik]]. Anggapan ini masih tetap lestari, bahkan muncul dalam karya-karya tulis [[historiografi]] modern. Sehubungan dengan Mesir Helenistik, Grant berpendapat bahwa "Kleopatra VII, dengan mengambil hikmah dari segala tindakan para leluhurnya kala itu, agaknya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Namun ia dan orang-orang sezamannya pada abad pertama SM dihadapkan pada permasalahan tersendiri yang berbeda dari permasalahan yang pernah dihadapi oleh para leluhurnya. Andaikata '[[Zaman Hellenistik|Zaman Helenistik]]' (yang seringkali kita anggap berakhir sekitar masa hidupnya) masih tetap bertahan, akankah ada zaman kejayaan Yunani jenis ''apa saja'' yang tetap bertahan, manakala [[Republik Romawi|bangsa Romawi]] sudah menjadi kekuatan yang dominan? Inilah pertanyaan yang senantiasa membebani pikiran Kleopatra. Namun sudah barang tentu ia sama sekali tidak menganggap bahwa zaman kebesaran Yunani sudah berakhir, dan berniat untuk berusaha semampunya untuk memastikan kelestariannya."</ref> Bahasa ibunya adalah [[bahasa Yunani Koine]], dan ia adalah penguasa pertama dari wangsa Ptolemaios yang mempelajari [[bahasa Mesir]].<ref group="note" name="languages"/>
'''Kleopatra VII Filopator''' ({{lang-el|Κλεοπᾰ́τρᾱ Φιλοπάτωρ}}, ''Kleopátrā Filopátōr'';{{sfnp|Hölbl|2001|p=231}} lahir 69 SM – meninggal 10 atau 12 Agustus 30 SM)<ref group="note" name="date of Cleopatra's death">Berdasarkan perhitungan tarikh menurut data historis, [[Theodore Cressy Skeat]] mengemukakan dalam {{harvnb|Skeat|1953|pp=98–100}} bahwa [[Kematian Kleopatra|Kleopatra mangkat]] pada tanggal 12 Agustus 30 SM. {{harvnb|Burstein|2004|p=31}} mengajukan tarikh yang sama dengan hasil perhitungan Theodore Skeat, sementara {{harvnb|Dodson|Hilton|2004|p=277}} mendukung tarikh ini dengan berpendapat bahwa Kleopatra mangkat [[Circa|sekitar]] tarikh tersebut. Sumber-sumber yang menyatakan bahwa Kleopatra mangkat pada tanggal 10 Agustus 30 SM adalah {{harvnb|Roller|2010|pp=147–148}}, {{harvnb|Fletcher|2008|p=3}}, dan {{harvnb|Anderson|2003|p=56}}.</ref> adalah penguasa aktif terakhir [[Kerajaan Ptolemaik|Kerajaan Wangsa Ptolemaios]] di [[Mesir Kuno|tanah Mesir]].<ref group="note">Putra Kleopatra, [[Caesarion|Kaisarion]], memang masih mewarisi gelarnya sebagai [[firaun]], tetapi tidak lagi memiliki kewenangan memerintah.</ref> Kleopatra juga seorang diplomat, [[laksamana]], administrator, [[Multilingualisme|poliglot]],<ref group="note" name="languages"/> dan [[Kedokteran Yunani kuno|pujangga ilmu pengobatan]].{{sfnp|Roller|2010|p=1}} Selaku putri [[dinasti Ptolemaik|wangsa Ptolemaios]], Kleopatra adalah keturunan dari pendiri wangsanya, [[Ptolemaios I Soter]], salah seorang mantan senapati [[Makedonia (kerajaan kuno)|Yunani Makedonia]] sekaligus [[hetairoi|pengiring]] [[Aleksander Agung]]. Sepeninggal Kleopatra, Mesir dijadikan [[Aegyptus (provinsi Romawi)|salah satu provinsi]] [[Kekaisaran Romawi]]. Perubahan status Mesir ini menandai akhir dari [[Periode Helenistik|Zaman Helenistik]] yang bermula pada masa pemerintahan Aleksander Agung (336–323 SM).<ref group="note" name="Grant Hellenistic period explanation">{{harvnb|Grant|1972|pp=5–6}} mengemukakan bahwa [[Periode Helenistik|Zaman Helenistik]], yang bermula pada masa pemerintahan [[Aleksander Agung]] (336–323 SM), berakhir dengan kemangkatan Kleopatra pada tahun 30 SM. [[Michael Grant (klasikis)|Michael Grant]] menegaskan bahwa [[Romawi Kuno|bangsa Romawi]] menganggap [[Yunani Helenistik|bangsa Yunani Helenistik]] telah mengalami kemerosotan dan kehilangan kebesaran yang diwarisinya dari [[Yunani Klasik|Zaman Yunani Klasik]]. Anggapan ini masih tetap lestari, bahkan muncul dalam karya-karya tulis [[historiografi]] modern. Sehubungan dengan Mesir Helenistik, Grant berpendapat bahwa "Kleopatra VII, dengan mengambil hikmah dari segala tindakan para leluhurnya kala itu, agaknya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Namun ia dan orang-orang sezamannya pada abad pertama SM dihadapkan pada permasalahan tersendiri yang berbeda dari permasalahan yang pernah dihadapi oleh para leluhurnya. Andaikata '[[Periode Helenistik|Zaman Helenistik]]' (yang sering kali kita anggap berakhir sekitar masa hidupnya) masih tetap bertahan, akankah ada zaman kejayaan Yunani jenis ''apa saja'' yang tetap bertahan, manakala [[Republik Romawi|bangsa Romawi]] sudah menjadi kekuatan yang dominan? Inilah pertanyaan yang senantiasa membebani pikiran Kleopatra. Namun sudah barang tentu ia sama sekali tidak menganggap bahwa zaman kebesaran Yunani sudah berakhir, dan berniat untuk berusaha semampunya untuk memastikan kelestariannya."</ref> Bahasa ibunya adalah [[bahasa Yunani Koine]], dan ia adalah penguasa pertama dari wangsa Ptolemaios yang mempelajari [[bahasa Mesir]].<ref group="note" name="languages"/>


Pada tahun 58 SM, Kleopatra diduga tinggal bersama ayahnya, [[Ptolemaios XII Auletes|Ptolemaios XII]], yang hidup dalam pembuangan di [[Roma]] setelah digulingkan dari takhta melalui pemberontakan oleh [[Berenike IV dari Mesir|Berenike IV]], putri sulung Ptolemaios XII. Berenike IV dieksekusi mati pada tahun 55 SM, sekembalinya Ptolemaios XII ke Mesir membawa bala tentara Romawi untuk memulihkan kekuasaannya. Sepeninggal Ptolemaios XII pada tahun 51 SM, Kleopatra dan adiknya laki-lakinya, [[Ptolemaios XIII Theos Philopator|Ptolemaios XIII]], naik takhta menjadi penguasa bersama. Di kemudian hari, timbul perseteruan di antara keduanya, sampai-sampai meletuskan [[perang saudara]]. Setelah [[Pompeius]] dikalahkan oleh saingannya, [[Julius Caesar|Yulius Kaisar]], dalam [[Pertempuran Farsalos]] (bagian dari [[Perang Saudara Caesar|Perang Saudara Yulius Kaisar]]) di [[Yunani pada zaman penjajahan Romawi|Yunani]], negarawan [[Romawi Kuno|Romawi]] itu melarikan diri ke Mesir, [[negara pengekor|negara gundal]] [[daftar raja gundal Romawi|Republik Romawi]]. Ptolemaios XIII menyuruh orang membunuh Pompeius, ketika Yulius Kaisar menduduki kota [[Aleksandria]] dalam rangka mengejar buronan Romawi itu. Selaku [[konsul Romawi|Konsul]] [[Republik Romawi]], Yulius Kaisar berusaha mendamaikan Ptolemaios XIII dengan Kleopatra, namun [[Poteinos]], penasihat utama Ptolemaios XIII, menilai syarat-syarat perdamaian yang ditetapkan Yulius Kaisar lebih menguntungkan pihak Kleopatra, sehingga [[bala tentara Ptolemaik|bala tentara Ptolemaios XIII]] (di kemudian hari dikuasai oleh adik perempuan Kleopatra, [[Arsinoe IV]]) dikerahkan untuk [[Pengepungan Aleksandria (47 SM)|mengepung Yulius Kaisar dan Kleopatra di istana Aleksandria]]. Aksi pengepungan ini berakhir setelah tiba bala bantuan dari Pergamon dan Yudea pada permulaan tahun 47 SM. Ptolemaios XIII akhirnya gugur dalam [[Pertempuran Nil (47 SM)|Pertempuran Sungai Nil]], dan Arsinoe IV dihukum menjalani pembuangan di [[Efesus]]. Kleopatra dan adik laki-lakinya, [[Ptolemaios XIV dari Mesir|Ptolemaios XIV]], dinobatkan menjadi penguasa bersama atas tanah Mesir oleh Yulius Kaisar, yang kala itu telah terpilih menjadi [[diktator Romawi|Diktator Republik Romawi]]. Yulius Kaisar menjalin hubungan asmara dengan Kleopatra, dan menghasilkan seorang putra yang diberi nama Kaisarion ([[Caesarion|Ptolemaios XV]]). Kleopatra mengadakan lawatan ke Roma selaku [[daftar ratu gundal Romawi|ratu negara gundal Republik Romawi]] pada tahun 46 dan 44 SM. Selama lawatannya di kota itu, ia tinggal di [[Horti Caesaris|vila milik Yulius Kaisar]]. Ketika [[Pembunuhan Julius Caesar|Yulius Kaisar tewas terbunuh]] pada tahun 44 SM, Kleopatra berusaha agar Kaisarion diakui sebagai ahli waris mendiang ayahnya, namun yang akhirnya diakui sebagai ahli waris adalah [[Octavianus|Oktavianus]], putra dari kemenakan Yulius Kaisar, yang di kemudian hari dikenal dengan nama [[Augustus|Agustus]] setelah dinobatkan menjadi [[Kaisar Romawi]] yang pertama pada tahun 27 SM. Kleopatra kemudian menyuruh orang membunuh Ptolemaios XIV, dan menobatkan Kaisarion menjadi penguasa bersama atas tanah Mesir.
Pada tahun 58 SM, Kleopatra diduga tinggal bersama ayahnya, [[Ptolemaios XII Auletes|Ptolemaios XII]], yang hidup dalam pembuangan di [[Roma]] setelah digulingkan dari takhta melalui pemberontakan oleh [[Berenike IV dari Mesir|Berenike IV]], putri sulung Ptolemaios XII. Berenike IV dieksekusi mati pada tahun 55 SM setelah Ptolemaios XII kembali ke Mesir dengan membawa bala tentara Romawi untuk mengembalikan kekuasaannya. Sepeninggal Ptolemaios XII pada tahun 51 SM, Kleopatra dan adiknya laki-lakinya, [[Ptolemaios XIII Theos Philopator|Ptolemaios XIII]], naik takhta menjadi penguasa bersama. Di kemudian hari, timbul perseteruan di antara keduanya, sampai-sampai meletuskan [[perang saudara]]. Saat itu juga sedang meletus [[Perang Saudara Caesar|Perang Saudara Yulius Kaisar]] di Romawi antara [[Pompeius|Pompeyus]] dan [[Yulius Kaisar]]. Setelah Pompeyus kalah dalam [[Pertempuran Farsalos]], negarawan [[Romawi Kuno|Romawi]] itu melarikan diri ke Mesir, yang berstatus [[negara pengekor|negara gundal]] Republik Romawi. Ptolemaios XIII menyuruh orang membunuh Pompeyus pada saat Yulius Kaisar menduduki kota [[Aleksandria]] dalam rangka mengejar buronan Romawi itu. Selaku [[konsul Romawi|Konsul]] [[Republik Romawi]], Yulius Kaisar berusaha mendamaikan Ptolemaios XIII dengan Kleopatra, tetapi [[Poteinos]], penasihat utama Ptolemaios XIII, menilai syarat-syarat perdamaian yang ditetapkan Yulius Kaisar lebih menguntungkan pihak Kleopatra, sehingga [[bala tentara Ptolemaik|bala tentara Ptolemaios XIII]] (di kemudian hari dikuasai oleh adik perempuan Kleopatra, [[Arsinoe IV dari Mesir|Arsinoe IV]]) dikerahkan untuk [[Pengepungan Aleksandria (47 SM)|mengepung Yulius Kaisar dan Kleopatra di istana Aleksandria]]. Aksi pengepungan ini berakhir setelah tiba bala bantuan dari Pergamon dan Yudea pada permulaan tahun 47 SM. Ptolemaios XIII akhirnya gugur dalam [[Pertempuran Nil (47 SM)|Pertempuran Sungai Nil]], dan Arsinoe IV dihukum menjalani pembuangan di [[Efesus]]. Kleopatra dan adik laki-lakinya, [[Ptolemaios XIV dari Mesir|Ptolemaios XIV]], dinobatkan menjadi penguasa bersama atas tanah Mesir oleh Yulius Kaisar, yang kala itu telah terpilih menjadi [[diktator Romawi|Diktator Republik Romawi]]. Yulius Kaisar menjalin hubungan asmara dengan Kleopatra, dan menghasilkan seorang putra yang diberi nama Kaisarion ([[Caesarion|Ptolemaios XV]]). Kleopatra mengadakan lawatan ke Roma selaku ratu negara gundal Republik Romawi pada tahun 46 dan 44 SM. Selama lawatannya di kota itu, ia tinggal di [[Horti Caesaris|vila milik Yulius Kaisar]]. Ketika [[Pembunuhan Julius Caesar|Yulius Kaisar tewas terbunuh]] pada tahun 44 SM, Kleopatra berusaha agar Kaisarion diakui sebagai ahli waris mendiang ayahnya, tetapi yang akhirnya diakui sebagai ahli waris adalah [[Octavianus|Oktavianus]], putra dari kemenakan Yulius Kaisar, yang di kemudian hari dikenal dengan nama [[Augustus|Agustus]] setelah dinobatkan menjadi [[Kaisar Romawi]] yang pertama pada tahun 27 SM. Kleopatra kemudian menyuruh orang membunuh Ptolemaios XIV, dan menobatkan Kaisarion menjadi penguasa bersama atas tanah Mesir.


Dalam [[perang saudara Liberator|Perang Saudara Liberator]] (43–42 SM), Kleopatra berpihak pada [[Triumvirat Kedua|Persekutuan Triwira Romawi II]] yang dibentuk oleh Oktavianus, [[Markus Antonius]] dan [[Marcus Aemilius Lepidus (triumvir)|Markus Emilius Lepidus]]. Setelah bertemu di [[Tarsos]] pada tahun 41 SM, Kleopatra dan Markus Antonius menjalin hubungan asmara yang membuahkan tiga orang putra-putri, yakni pasangan kembar [[Aleksandros Helios]] dan [[Kleopatra Selene II]], serta [[Ptolemaios Filadelfos (putra Kleopatra)|Ptolemaios Filadelfos]]. Markus Antonius memanfaatkan kewenangannya selaku salah seorang [[triumvirat|Triwira Romawi]] untuk mengeksekusi mati Arsinoe IV atas permintaan Kleopatra. Markus Antonius kian bergantung pada Kleopatra sebagai sumber dana maupun bala bantuan semasa [[Perang Parthia Antonius|menginvasi]] [[Kekaisaran Parthia|Kekaisaran Partia]] dan [[Kerajaan Armenia]]. Dalam pencanangan [[Donasi Aleksandria]], putra-putri Kleopatra dan Markus Antonius dipermaklumkan sebagai penguasa atas sejumlah wilayah yang sebelumnya berada di bawah kewenangan Markus Antonius. Peristiwa ini, ditambah pula dengan tindakan Markus Antonius menikahi Kleopatra setelah menceraikan [[Octavia Minor|Oktavia]], kakak Oktavianus, menyulut [[perang terakhir Republik Romawi]]. Setelah melakukan perang propaganda, Oktavianus memaksa sekutu-sekutu Markus Antonius yang duduk di dalam [[Senat Romawi]] untuk menyingkir dari Roma pada tahun 32 SM, dan memaklumkan perang terhadap Kleopatra. Armada tempur Markus Antonius dan Kleopatra dikalahkan dalam [[Pertempuran Actium|Pertempuran Aktion]] pada tahun 31 SM, oleh panglima kubu Oktavianus, [[Marcus Vipsanius Agrippa|Markus Vipsanius Agripa]]. [[Tentara Republik Romawi Akhir|Bala tentara Oktavianus]] menginvasi Mesir pada tahun 30 SM, dan berhasil mengalahkan bala tentara Markus Antonius, yang akhirnya bunuh diri. Ketika mengetahui bahwa Oktavianus berniat memboyongnya ke Roma untuk dipertontonkan dalam [[Kemenangan Romawi|pawai kemenangan bala tentara Romawi]], Kleopatra pun memutuskan untuk bunuh diri dengan menggunakan [[racun]]. Menurut keyakinan umum, Kleopatra bunuh diri dengan cara dipatuk [[Aspis (ular)|ular beludak]].
Dalam [[perang saudara Liberator|Perang Saudara Liberator]] (43–42 SM), Kleopatra berpihak pada [[Triumvirat Kedua|''Triumviratus'' II]] (persekutuan triwira kali kedua) yang dibentuk oleh Oktavianus, [[Markus Antonius]] dan [[Marcus Aemilius Lepidus (triumvir)|Markus Emilius Lepidus]]. Setelah bertemu di [[Tarsus, Mersin|Tarsos]] pada tahun 41 SM, Kleopatra dan Markus Antonius menjalin hubungan asmara yang membuahkan tiga orang putra-putri, yakni pasangan kembar [[Aleksandros Helios]] dan [[Kleopatra Selene II]], serta [[Ptolemaios Filadelfos (putra Kleopatra)|Ptolemaios Filadelfos]]. Markus Antonius memanfaatkan kewenangannya selaku salah seorang [[triumvirat|triwira]] untuk mengeksekusi mati Arsinoe IV atas permintaan Kleopatra. Markus Antonius kian bergantung pada Kleopatra sebagai sumber dana maupun bala bantuan semasa [[Perang Parthia Antonius|menginvasi]] [[Kekaisaran Parthia|Kekaisaran Partia]] dan [[Kerajaan Armenia]]. Pada 34 SM, putra-putri Kleopatra dan Markus Antonius dipermaklumkan sebagai penguasa atas sejumlah wilayah Romawi yang sebelumnya berada di bawah kewenangan Markus Antonius. Tindakan ini dikenal dengan nama [[Donasi Aleksandria]]. Peristiwa ini, ditambah pula dengan tindakan Markus Antonius menikahi Kleopatra setelah menceraikan [[Octavia Minor|Oktavia]], kakak Oktavianus, menyulut [[perang terakhir Republik Romawi]]. Setelah melakukan perang propaganda, Oktavianus memaksa sekutu-sekutu Markus Antonius yang duduk di dalam [[Senat Romawi]] untuk menyingkir dari Roma pada tahun 32 SM, dan mengumumkan perang terhadap Kleopatra. Armada tempur Markus Antonius dan Kleopatra dikalahkan dalam [[Pertempuran Aktion]] pada tahun 31 SM, oleh panglima kubu Oktavianus, [[Marcus Vipsanius Agrippa|Markus Vipsanius Agripa]]. [[Tentara Republik Romawi Akhir|Bala tentara Oktavianus]] menginvasi Mesir pada tahun 30 SM, dan berhasil mengalahkan bala tentara Markus Antonius, yang akhirnya bunuh diri. Ketika mengetahui bahwa Oktavianus berniat memboyongnya ke Roma untuk dipertontonkan dalam [[Pawai kemenangan (Romawi Kuno)|pawai kemenangannya]], Kleopatra pun memutuskan untuk bunuh diri dengan menggunakan [[racun]]. Menurut keyakinan umum, Kleopatra bunuh diri dengan cara dipatuk [[Aspis (ular)|ular beludak]].


Nama besar Kleopatra terabadikan dalam bentuk [[Daftar penggambaran sosok Kleopatra dalam seni budaya|karya-karya seni rupa]], baik yang kuno maupun modern, dan dramatisasi kejadian-kejadian yang pernah ia alami semasa hidup dalam karya-karya sastra maupun media lainnya. Hal-ihwal pribadinya dijabarkan dalam karya-karya tulis [[historiografi Romawi]] dan [[puisi Latin|puisi-puisi Latin]]. Pada umumnya puisi-puisi Latin ini menimbulkan kesan yang kurang baik mengenai dirinya, dan kesan semacam inilah yang di kemudian hari disiarkan oleh karya-karya [[sastra Abad Pertengahan]] dan [[sastra Renaisans|Abad Pembaharuan]]. Di bidang [[seni rupa]] Abad Kuno, sosok Kleopatra dimunculkan pada kepingan-kepingan [[mata uang Romawi|uang logam keluaran Romawi]] dan [[uang logam Ptolemaik|Kerajaan Wangsa Ptolemaios]], [[seni pahat Romawi|arca-arca]], [[seni potret Romawi|patung-patung dada]], [[relief|relief-relief]], [[kaca kameo|karya-karya seni ukir gelas]], [[kameo (ukiran)|karya-karya seni ukir kameo]] dan [[seni rupa Romawi|lukisan-lukisan]]. Sosoknya juga ditampilkan dalam karya-karya [[seni rupa Renaisans|seni budaya Abad Pembaharuan]] dan karya-karya [[Barok|seni budaya berlanggam Barok]], yang meliputi karya-karya seni pahat, seni lukis, seni puisi, serta seni pementasan seperti sandiwara ''[[Antonius dan Kleopatra]]'' (1608) karya [[William Shakespeare]], dan [[opera]] ''[[Giulio Cesare in Egitto]]'' (1724) gubahan [[Georg Friedrich Händel]]. Pada Zaman Modern, sosok Kleopatra muncul dalam karya-karya [[seni rupa terapan]] maupun [[seni murni|seni rupa murni]], karya-karya sastra [[satire]] [[burlesque]], film-film produksi [[Hollywood]] semisal ''[[Cleopatra (film 1963)|Cleopatra]]'' (1963), dan [[pemerekan|gambar-gambar merek]] sejumlah barang dagangan, setelah Kleopatra menjadi [[ikon pop|ikon budaya pop]] [[Egiptomania]] semenjak [[era Victoria|Zaman Victoria]].
Nama besar Kleopatra terabadikan dalam bentuk [[Daftar penggambaran sosok Kleopatra dalam seni budaya|karya-karya seni rupa]], baik yang kuno maupun modern, dan kejadian-kejadian yang pernah ia alami semasa hidup diabadikan dalam karya-karya sastra maupun media lainnya. Hal-ihwal pribadinya dijabarkan dalam karya-karya tulis [[historiografi Romawi]] dan [[puisi Latin|puisi-puisi Latin]]. Pada umumnya puisi-puisi Latin ini menimbulkan kesan yang kurang baik mengenai dirinya, dan kesan semacam inilah yang di kemudian hari disiarkan oleh karya-karya [[sastra Abad Pertengahan]] dan [[sastra Renaisans|Abad Renaisans]]. Di bidang [[seni rupa]] Abad Kuno, sosok Kleopatra dimunculkan pada kepingan-kepingan [[mata uang Romawi|uang logam keluaran Romawi]] dan [[uang logam Ptolemaik|Kerajaan Wangsa Ptolemaios]], [[seni pahat Romawi|arca-arca]], [[seni potret Romawi|patung-patung dada]], [[relief|relief-relief]], [[kaca kameo|karya-karya seni ukir kaca]], [[kameo (ukiran)|karya-karya seni ukir kameo]] dan [[seni rupa Romawi|lukisan-lukisan]]. Sosoknya juga ditampilkan dalam karya-karya [[seni rupa Renaisans|seni budaya Abad Renaisans]] dan karya-karya [[Barok|seni budaya berlanggam Barok]], yang meliputi karya-karya seni pahat, seni lukis, seni puisi, serta seni pementasan seperti sandiwara ''[[Antonius dan Kleopatra]]'' (1608) karya [[William Shakespeare]], dan [[opera]] ''[[Giulio Cesare in Egitto]]'' (1724) gubahan [[Georg Friedrich Händel]]. Pada Zaman Modern, sosok Kleopatra muncul dalam karya-karya [[seni rupa terapan]] maupun [[seni murni|seni rupa murni]], karya-karya seni pertunjukan [[satire]] [[burlesque]], film-film produksi [[Sinema Amerika Serikat|Hollywood]] semisal ''[[Cleopatra (film 1963)|Cleopatra]]'' (1963), dan [[Merek|gambar-gambar merek]] sejumlah barang dagangan, semenjak Kleopatra menjadi [[ikon pop|ikon budaya pop]] [[Egiptomania]] pada [[Era Victoria]] di Britania.


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Nama Kleopatra ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''Κλεοπάτρα'') adalah nama [[bahasa Yunani Kuno|Yunani Kuno]] yang berarti "muruah ayahanda".{{sfnp|Royster|2003|p=48}} Nama ini dibentuk dari gabungan kata ''kléos'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''κλέος'') yang berarti "muruah",<ref>[https://kbbi.web.id/muruah Arti kata "muruah" menurut KBBI daring]</ref> dan kata ''patḗr'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''πατήρ'') yang berarti "ayah". Bentuk maskulin dari nama ini dapat berupa ''Kleopatros'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''Κλεόπατρος'') atau ''Patroklos'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''Πάτροκλος'').{{sfnp|Muellner|}} Kleopatra juga adalah nama adik perempuan Aleksander Agung ([[Kleopatra dari Makedonia]]), dan nama istri [[Meleagros]] ([[Kleopatra Alkione]]) dalam [[mitologi Yunani]].{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16}} Nama ini mulai dipakai di kalangan [[dinasti Ptolemaik|wangsa Ptolemaios]] setelah [[Ptolemaios V Epiphanes|Ptolemaios V Epifanes]] menikahi [[Kleopatra I|Kleopatra I Sira]] ([[Daftar Penguasa Seleukia|putri wangsa Seleukos]]).{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16, 39}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=55–57}} Kleopatra menyandang gelar ''Tea Filopatora'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''Θεά Φιλοπάτωρα'') yang berarti "dewi pengasih ayahanda."{{sfnp|Burstein|2004|p=15}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=84, 215}}<ref group="note">{{harvtxt|Tyldesley|2017|}} menerjemahkan gelar Kleopatra VII Tea Filopator menjadi "Kleopatra, Dewi Penyayang Ayahanda".</ref>
Nama Kleopatra ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''Κλεοπάτρα'') adalah nama [[bahasa Yunani Kuno|Yunani Kuno]] yang berarti "[[wikt:muruah|muruah]] ayahanda".{{sfnp|Royster|2003|p=48}} Nama ini dibentuk dari gabungan kata ''kléos'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''κλέος'') yang berarti "[[wikt:muruah|muruah]]" atau "kehormatan",<!-- {{sfnp|kbbi}} --> dan kata ''patḗr'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''πατήρ'') yang berarti "ayah". Bentuk maskulin dari nama ini dapat berupa ''Kleopatros'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''Κλεόπατρος'') atau ''Patroklos'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''Πάτροκλος'').{{sfnp|Muellner}} Kleopatra juga adalah nama adik perempuan Aleksander Agung ([[Kleopatra dari Makedonia]]), dan nama istri [[Meleagros]] ([[Kleopatra Alkione]]) dalam [[mitologi Yunani]].{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16}} Nama ini mulai dipakai di kalangan [[dinasti Ptolemaik|wangsa Ptolemaios]] setelah [[Ptolemaios V Epiphanes|Ptolemaios V Epifanes]] menikahi [[Kleopatra I|Kleopatra I Sira]], seorang [[Daftar Penguasa Seleukia|putri wangsa Seleukos]].{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16, 39}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=55–57}} Kleopatra menyandang gelar ''Tea Filopatora'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''Θεά Φιλοπάτωρα'') yang berarti "dewi pengasih ayahanda."{{sfnp|Burstein|2004|p=15}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=84, 215}}<ref group="note">{{harvnb|Tyldesley|2017|}} menerjemahkan gelar Kleopatra VII Tea Filopator menjadi "Kleopatra, Dewi Penyayang Ayahanda".</ref>


== Riwayat hidup ==
== Riwayat hidup ==
=== Latar belakang ===
=== Latar belakang ===
[[Berkas:Ptolemy XII Auletes Louvre Ma3449.jpg|jmpl|[[Ptolemaios XII Auletes]], ayah Kleopatra VII, karya seni pahat potret [[seni rupa Helenistik|berlanggam Helenistik]], tersimpan di [[Louvre]], Paris{{sfnp|Roller|2010|p=18}}]]
{{utama|Masa muda Kleopatra}}
[[Berkas:Ptolemy XII Auletes Louvre Ma3449.jpg|jmpl|[[Ptolemaios XII Auletes]], ayah Kleopatra VII, karya seni pahat potret [[seni rupa Hellenistik|berlanggam Helenistik]], tersimpan di [[Louvre]], Paris{{sfnp|Roller|2010|p=18}}]]


[[Firaun|Firaun-firaun]] dari wangsa Ptolemaios [[Pemahkotaan firaun|dinobatkan]] oleh [[Imam Besar Ptah]] di kota [[Memphis, Mesir|Memfis]], tetapi bermastautin di [[Aleksandria]], kota multibudaya bercorak [[Kebudayaan Yunani|Yunani]] yang didirikan oleh [[Aleksander Agung]], tokoh termasyhur asal [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]].{{sfnp|Roller|2010|pp=32–33}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=1, 3, 11, 129}}{{sfnp|Burstein|2004|p=11}}<ref group="note">Penjelasan menyeluruh mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung, dan sifatnya yang sangat khas [[Zaman Hellenistik|Yunani Helenistik]] pada [[kerajaan Ptolemaik|zaman wangsa Ptolemaios]], bersama sebuah hasil survei mengenai bermacam-macam suku bangsa yang mendiaminya, dapat dibaca dalam {{harvtxt|Burstein|2004|pp=43–61}}.{{pb}}Validasi lebih lanjut mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung dapat dibaca dalam {{harvtxt|Jones|2006|p=6}}.</ref> Firaun-firaun wangsa Ptolemaios [[Sejarah Yunani|bertutur dalam bahasa Yunani]], dan memerintah Mesir selayaknya kepala-kepala monarki [[Zaman Hellenistik|Yunani Helenistik]], bahkan menolak mempelajari [[Bahasa Mesir Akhir|bahasa asli Mesir]].{{sfnp|Roller|2010|pp=29–33}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=1, 5, 13–14, 88, 105–106}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11–12}}<ref group="note" name="languages">Penolakan para penguasa dari [[dinasti Ptolemaik|wangsa Ptolemaios]] untuk bertutur dalam bahasa asli Mesir, yakni [[bahasa Mesir Akhir]], adalah penyebab digunakannya [[bahasa Yunani Kuno]] ([[bahasa Yunani Koine]]) bersama-sama dengan bahasa Mesir Akhir dalam dokumen-dokumen resmi kerajaan semisal [[Batu Rosetta]] ({{cite web|url=http://www.bbc.co.uk/programmes/b00sbrz3 |title=Programa Radio 4 – Sejarah Dunia dalam 100 Benda, Para Pendiri Kekaisaran (300 SM – 1 M), Batu Rosetta |publisher=BBC |date= |accessdate=2010-06-07}}).{{pb}}Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvtxt|Burstein|2004|pp=43–54}}, Aleksandria pada zaman wangsa Ptolemaios dianggap sebagai sebuah ''[[polis]]'' ([[negara kota]]) yang terpisah dari negeri Mesir, dengan kewarganegaraan yang dikhususkan bagi orang-orang [[bangsa Yunani|Yunani]] dan [[Makedonia Kuno]], tetapi juga menampung bermacam-macam suku bangsa lain, teristimewa [[Sejarah Yahudi|orang Yahudi]], juga [[bangsa Mesir|orang Mesir]], [[bangsa Suriah|orang Suriah]], dan [[orang Nubia]].{{pb}}Validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxt|Grant|1972|p=3}}.{{pb}}Macam-macam bahasa yang dikuasai Kleopatra dapat dibaca dalam {{harvtxt|Roller|2010|pp=46–48}} dan {{harvtxt|Burstein|2004|pp=11–12}}.{{pb}}Validasi lebih lanjut mengenai penggunaan bahasa Yunani sebagai bahasa resmi wangsa Ptolemaios dapat dibaca dalam {{harvtxt|Jones|2006|p=3}}.</ref> Kleopatra justru berbeda; ia sudah mampu bertutur dalam [[Multilingualisme|beberapa macam bahasa]] saat mencapai usia dewasa, dan menjadi penguasa pertama dari wangsa Ptolemaios yang belajar [[bahasa Mesir]].{{sfnp|Schiff|2011|p=33}}{{sfnp|Roller|2010|pp=46–48}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11–12}}<ref group="note">Keterangan lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxt|Grant|1972|pp=20, 256, catatan kaki 42}}.</ref> Ia juga mampu bertutur dalam [[bahasa Semit Etiopia|bahasa Etiopia]], [[orang Troglodit|bahasa Trogodit]], [[Bahasa Ibrani Alkitabiah|bahasa Ibrani]] (atau [[bahasa Aram]]), [[bahasa Arab]], [[Bahasa-bahasa di Suriah|bahasa Suriah]] (mungkin [[bahasa Suryani]]), [[bahasa Media]], [[bahasa Parthia|bahasa Partia]], dan [[bahasa Latin]], meskipun [[Romawi Kuno|orang-orang Romawi]] sezamannya lebih suka bercakap-cakap dengannya dalam [[bahasa Yunani Koine]], bahasa ibunya.{{sfnp|Roller|2010|pp=46–48}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11–12}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=5, 82, 88, 105–106}}<ref group="note">Daftar bahasa yang dikuasai Kleopatra sebagaimana diriwayatkan oleh sejarawan Abad Kuno, [[Plutarkhos|Plutarkos]], dapat dibaca dalam {{harvtxt|Jones|2006|pp=33–34}}, sumber ini juga menyebutkan bahwa para penguasa [[kerajaan Ptolemaik|Mesir dari wangsa Ptolemaios]] lambat laun tidak lagi menggunakan [[bahasa Makedonia Kuno]].</ref> Bahasa-bahasa yang dikuasai Kleopatra selain bahasa Yunani, bahasa Mesir, dan bahasa Latin, mencerminkan hasratnya untuk menguasai kembali daerah-daerah di [[Afrika Utara]] dan [[Asia Barat]] yang pernah menjadi bagian dari wilayah [[kerajaan Ptolemaik|Kerajaan Wangsa Ptolemaios]].{{sfnp|Roller|2010|pp=46–48, 100}}
[[Firaun|Firaun-firaun]] dari wangsa Ptolemaios [[Pemahkotaan firaun|dinobatkan]] oleh [[Imam Besar Ptah]] di kota [[Memphis, Mesir|Memfis]], tetapi bermastautin di [[Aleksandria]], kota multibudaya bercorak [[Kebudayaan Yunani|Yunani]] yang didirikan oleh [[Aleksander Agung]], tokoh termasyhur asal [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]].{{sfnp|Roller|2010|pp=32–33}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=1, 3, 11, 129}}{{sfnp|Burstein|2004|p=11}}<ref group="note">Penjelasan menyeluruh mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung, dan sifatnya yang sangat khas [[Yunani Helenistik]] pada [[kerajaan Ptolemaik|zaman wangsa Ptolemaios]], bersama sebuah hasil survei mengenai bermacam-macam suku bangsa yang mendiaminya, dapat dibaca dalam {{harvnb|Burstein|2004|pp=43–61}}.{{pb}}Validasi lebih lanjut mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung dapat dibaca dalam {{harvnb|Jones|2006|p=6}}.</ref> Firaun-firaun wangsa Ptolemaios [[Sejarah Yunani|bertutur dalam bahasa Yunani]], dan memerintah Mesir selayaknya kepala-kepala monarki [[Yunani Helenistik]], bahkan menolak mempelajari [[Bahasa Mesir Akhir|bahasa asli Mesir]].{{sfnp|Roller|2010|pp=29–33}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=1, 5, 13–14, 88, 105–106}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11–12}}<ref group="note" name="languages">Penolakan para penguasa dari [[dinasti Ptolemaik|wangsa Ptolemaios]] untuk bertutur dalam bahasa asli Mesir, yakni [[bahasa Mesir Akhir]], adalah penyebab digunakannya [[bahasa Yunani Kuno]] ([[bahasa Yunani Koine]]) bersama-sama dengan bahasa Mesir Akhir dalam dokumen-dokumen resmi kerajaan semisal [[Batu Rosetta]] ({{cite web |url=http://www.bbc.co.uk/programmes/b00sbrz3 |title=Programa Radio 4 – Sejarah Dunia dalam 100 Benda, Para Pendiri Kekaisaran (300 SM – 1 M), Batu Rosetta |publisher=BBC |date= |accessdate=2010-06-07 |archive-date=2010-05-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100523105204/http://www.bbc.co.uk/programmes/b00sbrz3 |dead-url=no }}).{{pb}}Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvnb|Burstein|2004|pp=43–54}}, Aleksandria pada zaman wangsa Ptolemaios dianggap sebagai sebuah ''[[polis]]'' ([[negara kota]]) yang terpisah dari negeri Mesir, dengan kewarganegaraan yang dikhususkan bagi orang-orang [[bangsa Yunani|Yunani]] dan [[Makedonia Kuno]], tetapi juga menampung bermacam-macam suku bangsa lain, teristimewa [[Sejarah Yahudi|orang Yahudi]], juga [[bangsa Mesir|orang Mesir]], [[bangsa Suriah|orang Suriah]], dan [[orang Nubia]].{{pb}}Validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Grant|1972|p=3}}.{{pb}}Macam-macam bahasa yang dikuasai Kleopatra dapat dibaca dalam {{harvnb|Roller|2010|pp=46–48}} dan {{harvnb|Burstein|2004|pp=11–12}}.{{pb}}Validasi lebih lanjut mengenai penggunaan bahasa Yunani sebagai bahasa resmi wangsa Ptolemaios dapat dibaca dalam {{harvnb|Jones|2006|p=3}}.</ref> Kleopatra justru berbeda; ia sudah mampu bertutur dalam [[Multilingualisme|beberapa macam bahasa]] saat mencapai usia dewasa, dan menjadi penguasa pertama dari wangsa Ptolemaios yang belajar [[bahasa Mesir]].{{sfnp|Schiff|2011|p=33}}{{sfnp|Roller|2010|pp=46–48}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11–12}}<ref group="note">Keterangan lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Grant|1972|pp=20, 256, catatan kaki 42}}.</ref> Ia juga mampu bertutur dalam [[bahasa Semit Etiopia|bahasa Etiopia]], [[orang Troglodit|bahasa Trogodit]], [[Bahasa Ibrani Alkitabiah|bahasa Ibrani]] (atau [[bahasa Aram]]), [[bahasa Arab]], [[Bahasa-bahasa di Suriah|bahasa Suriah]] (mungkin [[bahasa Suryani]]), [[bahasa Media]], [[bahasa Parthia|bahasa Partia]], dan [[bahasa Latin]], meskipun [[Romawi Kuno|orang-orang Romawi]] sezamannya lebih suka bercakap-cakap dengannya dalam [[bahasa Yunani Koine]], bahasa ibunya.{{sfnp|Roller|2010|pp=46–48}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11–12}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=5, 82, 88, 105–106}}<ref group="note">Daftar bahasa yang dikuasai Kleopatra sebagaimana diriwayatkan oleh sejarawan Abad Kuno, [[Plutarkhos|Ploutarkos]], dapat dibaca dalam {{harvnb|Jones|2006|pp=33–34}}, sumber ini juga menyebutkan bahwa para penguasa [[kerajaan Ptolemaik|Mesir dari wangsa Ptolemaios]] lambat laun tidak lagi menggunakan [[bahasa Makedonia Kuno]].</ref> Bahasa-bahasa yang dikuasai Kleopatra selain bahasa Yunani, bahasa Mesir, dan bahasa Latin, mencerminkan hasratnya untuk menguasai kembali daerah-daerah di [[Afrika Utara]] dan [[Asia Barat]] yang pernah menjadi bagian dari wilayah [[kerajaan Ptolemaik|Kerajaan Wangsa Ptolemaios]].{{sfnp|Roller|2010|pp=46–48, 100}}


Campur tangan Romawi dalam urusan pemerintahan Mesir sudah berlangsung lama sebelum [[masa pemerintahan Kleopatra]].{{sfnp|Roller|2010|pp=38–42}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xviii, 10}}{{sfnp|Grant|1972|pp=9–12}} [[Ptolemaios IX Lathyros|Ptolemaios IX Latiros]] mangkat pada penghujung tahun 81 SM, dan digantikan oleh putrinya, [[Berenike III dari Mesir|Berenike III]].{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Grant|1972|pp=10–11}} Penentangan yang muncul di lingkungan istana terhadap gagasan penobatan seorang perempuan menjadi kepala monarki tanpa pendamping membuat Berenike III terpaksa bersedia untuk menikah dan memerintah bersama-sama dengan saudara sepupu sekaligus anak tirinya, [[Ptolemaios XI Alexandros II|Ptolemaios XI Aleksandros II]], sesuai dengan arahan Diktator Republik Romawi, [[Lucius Cornelius Sulla|Sula]].{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Grant|1972|pp=10–11}} Tak seberapa lama selepas menikah pada tahun 80 SM, Ptolemaios XI menyuruh orang membunuh Berenike III, namun ia sendiri akhirnya tewas [[penghakiman massa|dihakimi massa]] dalam kerusuhan yang dipicu oleh peristiwa pembunuhan Berenike III.{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Burstein|2004|p=xix}}{{sfnp|Grant|1972|p=11}} Ptolemaios XI, dan mungkin pamannya, Ptolemaios IX, atau mungkin pula ayahnya, [[Ptolemaios X Alexandros I|Ptolemaios X Aleksandros I]], menjadikan Kerajaan Wangsa Ptolemaios sebagai [[jaminan|jaminan pinjaman dana]] dari Republik Romawi, sehingga pemerintah Republik Romawi memiliki landasan hukum untuk mengambil alih pemerintahan Mesir, [[negara pengekor|negara gundal]] Republik Romawi, ketika Ptolemaios XI mangkat dibunuh.{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Burstein|2004|p=12}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=74}} Meskipun demikian, pemerintah Republik Romawi justru memutuskan untuk memecah wilayah Kerajaan Wangsa Ptolemaios, dan membagi-bagikannya kepada [[Anak sah (hukum keluarga)|anak-anak haram]] Ptolemaios IX. [[Sejarah kuno Siprus|Siprus]] diserahkan kepada [[Ptolemaios dari Siprus]], sementara [[Sejarah Mesir|Mesir]] diserahkan kepada [[Ptolemaios XII Auletes]].{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Burstein|2004|p=xix}}
Campur tangan Romawi dalam urusan pemerintahan Mesir sudah berlangsung lama sebelum [[masa pemerintahan Kleopatra]].{{sfnp|Roller|2010|pp=38–42}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xviii, 10}}{{sfnp|Grant|1972|pp=9–12}} [[Ptolemaios IX Lathyros|Ptolemaios IX Latiros]] mangkat pada penghujung tahun 81 SM, dan digantikan oleh putrinya, [[Berenike III dari Mesir|Berenike III]].{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Grant|1972|pp=10–11}} Penentangan yang muncul di lingkungan istana terhadap gagasan penobatan seorang perempuan menjadi kepala monarki tanpa pendamping membuat Berenike III terpaksa bersedia untuk menikah dan memerintah bersama-sama dengan saudara sepupu sekaligus anak tirinya, [[Ptolemaios XI Alexandros II|Ptolemaios XI Aleksandros II]], sesuai dengan arahan Diktator Republik Romawi, [[Lucius Cornelius Sulla|Sula]].{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Grant|1972|pp=10–11}} Tak seberapa lama selepas menikah pada tahun 80 SM, Ptolemaios XI menyuruh orang membunuh Berenike III, tetapi ia sendiri akhirnya tewas [[penghakiman massa|dihakimi massa]] dalam kerusuhan yang dipicu oleh peristiwa pembunuhan Berenike III.{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Burstein|2004|p=xix}}{{sfnp|Grant|1972|p=11}} Ptolemaios XI, dan mungkin pamannya, Ptolemaios IX, atau mungkin pula ayahnya, [[Ptolemaios X Alexandros I|Ptolemaios X Aleksandros I]], menjadikan Kerajaan Wangsa Ptolemaios sebagai [[jaminan|jaminan pinjaman dana]] dari Republik Romawi, sehingga pemerintah Republik Romawi memiliki landasan hukum untuk mengambil alih pemerintahan Mesir, yang sudah berstatus [[negara pengekor|negara gundalnya]], ketika Ptolemaios XI mangkat dibunuh.{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Burstein|2004|p=12}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=74}} Meskipun demikian, pemerintah Republik Romawi justru memutuskan untuk memecah wilayah Kerajaan Wangsa Ptolemaios, dan membagi-bagikannya kepada anak-anak Ptolemaios IX di luar pernikahan. [[Sejarah kuno Siprus|Siprus]] diserahkan kepada [[Ptolemaios dari Siprus]], sementara [[Sejarah Mesir|Mesir]] diserahkan kepada [[Ptolemaios XII Auletes]].{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Burstein|2004|p=xix}}


=== Masa kecil ===
=== Masa kecil ===
Kleopatra VII lahir pada awal tahun 69 SM sebagai putri pasangan [[dinasti Ptolemaik|Firaun]] Ptolemaios XII Auletes dan seorang perempuan yang tidak diketahui namanya.{{sfnp|Roller|2010|p=15}}<ref group="note">{{harvnb|Grant|1972|p=3}} berpendapat bahwa Kleopatra lahir pada akhir tahun 70 SM atau awal tahun 69 SM.</ref> Mungkin saja ibu Kleopatra adalah permaisuri Ptolemaios XII, [[Kleopatra VI|Kleopatra VI Trifaina]] (juga dikenal sebagai [[Kleopatra V|Kleopatra V Trifaina]]),{{sfnp|Jones|2006|pp=xiii, 28}}{{sfnp|Burstein|2004|p=11}}<ref group="note" name="cleopatra v or vi"/> yakni ibu dari kakak Kleopatra, [[Berenike IV dari Mesir|Berenike IV Epifaneia]].{{sfnp|Roller|2010|p=16}}{{sfnp|Anderson|2003|p=38}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=73}}<ref group="note">Keterangan yang simpang siur dalam karya-karya tulis ilmiah mebuat sebagian orang beranggapan bahwa [[Kleopatra VI]] adalah putri [[Ptolemaios XII]], sementara ada pula yang beranggapan bahwa Kleopatra VI adalah permaisuri Ptolemaios XII, atau tokoh yang sama dengan [[Kleopatra V]], {{harvtxt|Jones|2006|p=28}} berpendapat bahwa Ptolemaios XII menurunkan enam orang anak, sementara menurut {{harvtxt|Roller|2010|p=16}}, hanya lima orang anak.</ref> Nama Kleopatra Trifaina tidak lagi disebut-sebut dalam catatan-catatan resmi kerajaan beberapa bulan setelah kelahiran Kleopatra pada tahun 69 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=18–19}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=68–69}} Tiga anak Ptolemaios XII yang paling kecil, yakni [[Arsinoe IV dari Mesir|Arsinoe IV]], [[Ptolemaios XIII Theos Philopator|Ptolemaios XIII Teos Filopator]], dan [[Ptolemaios XIV dari Mesir|Ptolemaios XIV]],{{sfnp|Roller|2010|p=16}}{{sfnp|Anderson|2003|p=38}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=73}} lahir sepeninggal permaisurinya.{{sfnp|Roller|2010|p=19}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=69}} Guru pribadi Kleopatra semasa kecil adalah Filostratos, yang mengajarinya [[Pendidikan di Yunani Kuno|seni berpidato]] dan [[Filsafat Yunani kuno|ilmu filsafat Yunani]].{{sfnp|Roller|2010|pp=45–46}} Sewaktu remaja, Kleopatra agaknya menuntut ilmu di [[Mouseion]], lembaga ilmu pengetahuan dan seni budaya Helenistik yang juga mencakup [[Perpustakaan Alexandria|Perpustakaan Aleksandria]].{{sfnp|Roller|2010|p=45}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=81}}
Kleopatra VII lahir pada awal tahun 69 SM sebagai putri pasangan [[dinasti Ptolemaik|Firaun]] Ptolemaios XII Auletes dan seorang perempuan yang tidak diketahui namanya.{{sfnp|Roller|2010|p=15}}<ref group="note">{{harvnb|Grant|1972|p=3}} berpendapat bahwa Kleopatra lahir pada akhir tahun 70 SM atau awal tahun 69 SM.</ref> Mungkin saja ibu Kleopatra adalah permaisuri Ptolemaios XII, [[Kleopatra VI|Kleopatra VI Trifaina]] (juga dikenal sebagai [[Kleopatra V|Kleopatra V Trifaina]]),{{sfnp|Jones|2006|pp=xiii, 28}}{{sfnp|Burstein|2004|p=11}}<ref group="note" name="cleopatra v or vi"/> yakni ibu dari kakak Kleopatra, [[Berenike IV dari Mesir|Berenike IV Epifaneia]].{{sfnp|Roller|2010|p=16}}{{sfnp|Anderson|2003|p=38}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=73}}<ref group="note">Keterangan yang simpang siur dalam karya-karya tulis ilmiah mebuat sebagian orang beranggapan bahwa [[Kleopatra VI]] adalah putri [[Ptolemaios XII]], sementara ada pula yang beranggapan bahwa Kleopatra VI adalah permaisuri Ptolemaios XII, atau tokoh yang sama dengan [[Kleopatra V]], {{harvnb|Jones|2006|p=28}} berpendapat bahwa Ptolemaios XII menurunkan enam orang anak, sementara menurut {{harvnb|Roller|2010|p=16}}, hanya lima orang anak.</ref> Nama Kleopatra Trifaina tidak lagi disebut-sebut dalam catatan-catatan resmi kerajaan beberapa bulan setelah kelahiran Kleopatra pada tahun 69 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=18–19}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=68–69}} Tiga anak Ptolemaios XII yang paling kecil, yakni [[Arsinoe IV dari Mesir|Arsinoe IV]], [[Ptolemaios XIII Theos Philopator|Ptolemaios XIII Teos Filopator]], dan [[Ptolemaios XIV dari Mesir|Ptolemaios XIV]],{{sfnp|Roller|2010|p=16}}{{sfnp|Anderson|2003|p=38}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=73}} lahir sepeninggal permaisurinya.{{sfnp|Roller|2010|p=19}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=69}} Guru pribadi Kleopatra semasa kecil adalah Filostratos, yang mengajarinya [[Pendidikan di Yunani Kuno|seni berpidato]] dan [[Filsafat Yunani kuno|ilmu filsafat Yunani]].{{sfnp|Roller|2010|pp=45–46}} Sewaktu remaja, Kleopatra agaknya menuntut ilmu di [[Mouseion]], lembaga ilmu pengetahuan dan seni budaya Helenistik di Aleksandria yang juga mencakup [[Perpustakaan Alexandria|Perpustakaan besar kota itu]].{{sfnp|Roller|2010|p=45}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=81}}


=== Masa pemerintahan dan pembuangan Ptolemaios XII ===
=== Masa pemerintahan dan pembuangan Ptolemaios XII ===
{{further|Triumvirat I}}
{{further|Triumvirat pertama}}
Pada tahun 65 SM, [[Sensor (Romawi Kuno)|Sensor]] [[Marcus Licinius Crassus|Markus Lisinius Krasus]] mengemukakan pendapatnya di hadapan [[Senat Republik Romawi]] bahwa Roma sepatutnya menganeksasi Mesir, namun [[Rancangan undang-undang|usulannya]] maupun usulan serupa dari [[Tribun]] [[Servilius Rullus|Servilius Rulus]] pada tahun 63 SM ditolak oleh senat.{{sfnp|Roller|2010|p=20}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xix, 12–13}} Ptolemaios XII menanggapi ancaman kemungkinan aneksasi ini dengan menawarkan [[Kompensasi (finansial)|imbalan]] dan hadiah-hadiah mewah kepada para negarawan Romawi yang memiliki kekuasaan besar semisal [[Pompeius]] sewaktu [[Perang Mithridates Ketiga|berperang]] melawan [[Mithridates VI dari Pontos|Mitridates VI dari Pontos]], dan juga kepada [[Julius Caesar|Yulius Kaisar]] setelah terpilih menjadi [[Konsul Romawi|konsul]] pada tahun 59 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=20–21}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 12–13}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=74–76}}<ref group="note">Keterangan dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxt|Grant|1972|pp=12–13}}. Pada tahun 1972, [[Michael Grant (ahli klasika)|Michael Grant]] memperhitungkan bahwa 6.000 [[talenta]], yakni jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh Ptolemaios XII demi mendapatkan gelar "kawan dan sekutu orang Romawi" dari dua [[Triumvirat I|Triwira Romawi]], Pompeius dan Yulius Kaisar, kira-kira setara nilainya dengan £7 juta atau 17 juta dolar Amerika Serikat, kurang lebih sama dengan jumlah keseluruhan penerimaan pajak Kerajaan Wangsa Ptolemaios selama setahun.</ref> Meskipun demikian, perilaku hidup boros Ptolemaios XII membuatnya jatuh bangkrut sehingga terpaksa berhutang pada [[Sejarah perbankan|cukong Romawi]], [[Gaius Rabirius Postumus|Gayus Rabirius Postumus]].{{sfnp|Roller|2010|p=21}}{{sfnp|Burstein|2004|p=13}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=76}}
Pada tahun 65 SM, [[Sensor (Romawi Kuno)|Sensor]] [[Marcus Licinius Crassus|Markus Lisinius Krasus]] mengemukakan pendapatnya di hadapan [[Senat Republik Romawi]] bahwa Roma sepatutnya menganeksasi Mesir, tetapi [[Rancangan undang-undang|usulannya]] maupun usulan serupa dari [[Tribun]] [[Servilius Rullus|Servilius Rulus]] pada tahun 63 SM ditolak oleh senat.{{sfnp|Roller|2010|p=20}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xix, 12–13}} Ptolemaios XII menanggapi ancaman kemungkinan aneksasi ini dengan menawarkan [[Kompensasi (finansial)|imbalan]] dan hadiah-hadiah mewah kepada para negarawan Romawi yang memiliki kekuasaan besar semisal [[Pompeius|Pompeyus]] sewaktu [[Perang Mithridates Ketiga|berperang]] melawan [[Mithridates VI dari Pontos|Mitridates VI dari Pontos]], dan juga kepada [[Yulius Kaisar]] setelah terpilih menjadi [[Konsul Romawi|konsul]] pada tahun 59 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=20–21}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 12–13}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=74–76}}<ref group="note">Keterangan dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Grant|1972|pp=12–13}}. Pada tahun 1972, [[Michael Grant (ahli klasika)|Michael Grant]] memperhitungkan bahwa 6.000 [[talenta]], yakni jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh Ptolemaios XII demi mendapatkan gelar "kawan dan mitra rakyat Romawi" dari dua orang [[Triumvirat pertama|triwira]], Pompeyus dan Yulius Kaisar, kira-kira setara nilainya dengan £7 juta atau 17 juta dolar Amerika Serikat, kurang lebih sama dengan jumlah keseluruhan penerimaan pajak Kerajaan Wangsa Ptolemaios selama setahun.</ref> Meskipun demikian, perilaku hidup boros Ptolemaios XII membuatnya jatuh bangkrut sehingga terpaksa berhutang pada [[Sejarah perbankan|cukong Romawi]], [[Gaius Rabirius Postumus|Gayus Rabirius Postumus]].{{sfnp|Roller|2010|p=21}}{{sfnp|Burstein|2004|p=13}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=76}}


[[Berkas:Retrato femenino (26771127162).jpg|jmpl|kiri|Lukisan potret Kleopatra dengan rambut merah dan bentuk wajah yang khas, kepalanya dihiasi [[diadem]] kerajaan dan jepitan rambut bertatahkan mutiara, agaknya dibuat setelah kemangkatannya, dari [[Herculaneum|Ercolano]], Italia, abad pertama tarikh Masehi{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}}{{sfnp|Fletcher|2008|loc=hlm. 87, gambar-gambar beserta keterangan gambar antara hlmn. 246–247}}<ref group="note">{{harvtxt|Fletcher|2008|p=87}} menjelaskan lebih lanjut mengenai lukisan dari [[Herculaneum]] ini sebagai berikut: "Rambut Kleopatra ditata oleh penata rambutnya yang piawai, Eiras. Meskipun seperangkat rambut palsu yang tampak kaku dan terdiri atas tiga bagian gaya rambut lurus yang panjang wajib ia kenakan bilamana tampil di hadapan rakyat Mesir, tatanan rambutnya sehari-hari adalah '[[tatanan rambut Yunani-Romawi|tatanan rambut melon]]' yang lebih praktis dan tidak aneh-aneh, yaitu rambut asli diuraikan ke arah tengkuk sedemikian rupa sehingga menyerupai garis-garis pada kulit buah melon kemudian dijepit dan disanggul di belakang kepala. Gaya tatanan rambut yang menjadi ciri khas [[Arsinoe II dari Mesir|Arsinoe II]] dan [[Berenike II]] ini sudah tidak lazim lagi dipakai selama hampir dua abad sampai akhirnya dihidupkan kembali oleh Kleopatra; namun selaku orang yang berpaham tradisional sekaligus seorang inovator, ia memakai tatanan rambut ini tanpa berkerudung kain halus sebagaimana para pendahulunya. Dan jika kedua pendahulunya itu berambut pirang seperti [[Aleksander Agung]], maka Kleopatra mungkin malah berambut sebagaimana yang tampak pada lukisan potret seorang perempuan mengenakan diadem kerajaan dikelilingi [[Seni Mesir Kuno|corak-corak hias khas Mesir]] yang telah teridentifikasi sebagai sebagai potret Kleopatra."</ref>]]
[[Berkas:Retrato femenino (26771127162).jpg|jmpl|kiri|Lukisan potret Kleopatra dengan rambut merah dan bentuk wajah yang khas, kepalanya dihiasi [[diadem]] kerajaan dan cocok sanggul bertatahkan mutiara, agaknya dibuat setelah kemangkatannya, dari situs kota [[Herculaneum]], Italia, abad pertama tarikh Masehi{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}}{{sfnp|Fletcher|2008|loc=hlm. 87, gambar-gambar beserta keterangan gambar antara hlmn. 246–247}}<ref group="note">{{harvnb|Fletcher|2008|p=87}} menjelaskan lebih lanjut mengenai lukisan dari [[Herculaneum]] ini sebagai berikut: "Rambut Kleopatra ditata oleh penata rambutnya yang piawai, Eiras. Meskipun seperangkat rambut palsu yang tampak kaku dan terdiri atas tiga bagian gaya rambut lurus yang panjang wajib ia kenakan bilamana tampil di hadapan rakyat Mesir, tatanan rambutnya sehari-hari adalah '[[tatanan rambut Yunani-Romawi|tatanan rambut semangka]]' yang lebih praktis dan tidak aneh-aneh, yaitu rambut asli diuraikan ke arah tengkuk sedemikian rupa sehingga menyerupai corak jalur-jalur pada kulit buah semangka kemudian digelung pada tengkuk. Tatanan rambut yang menjadi ciri khas [[Arsinoe II dari Mesir|Arsinoe II]] dan [[Berenike II]] ini sudah tidak lazim lagi dipakai selama hampir dua abad sampai akhirnya dihidupkan kembali oleh Kleopatra; tetapi selaku orang yang berpaham tradisional sekaligus seorang inovator, ia memakai tatanan rambut ini tanpa berkerudung kain halus sebagaimana para pendahulunya. Dan jika kedua pendahulunya itu berambut pirang seperti [[Aleksander Agung]], maka Kleopatra mungkin malah berambut sebagaimana yang tampak pada lukisan potret seorang perempuan mengenakan diadem kerajaan dikelilingi [[Seni Mesir Kuno|corak-corak hias khas Mesir]] yang telah teridentifikasi sebagai sebagai potret Kleopatra."</ref>]]
Pada tahun 58 SM, Republik Romawi [[Siprus Romawi|menganeksasi Siprus]]. Dengan dakwaan melakukan perompakan, pihak Romawi mendesak Ptolemaios dari Siprus, adik laki-laki Ptolemaios XII, untuk bunuh diri alih-alih menjalani hukuman pembuangan di [[Paphos|Pafos]].{{sfnp|Roller|2010|p=22}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 13, 75}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=76}}<ref group="note">Informasi mengenai latar belakang politik dari tindakan aneksasi Romawi atas Siprus, yakni tindakan yang didasarkan atas keputusan [[Senat Romawi]] atas usulan [[Publius Clodius Pulcher|Publius Klodius Pulker]], dapat dibaca dalam {{harvtxt|Grant|1972|pp=13–14}}.</ref> Ptolemaios XII memutuskan untuk tidak mengungkit-ungkit kematian adiknya di muka umum. Sikap seperti ini, ditambah pula dengan penyerahan wilayah kekuasaan turun-temurun wangsa Ptolemaios kepada Republik Romawi, membuat Ptolemaios XII kehilangan kepercayaan rakyatnya, yang kala itu sudah tidak puas dengan kebijakan-kebijakan ekonominya.{{sfnp|Roller|2010|p=22}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=13, 75}}{{sfnp|Grant|1972|p=14–15}} Ptolemaios XII kemudian dipaksa meninggalkan Mesir. Mula-mula ia pindah ke [[Rodos]], kemudian ke [[Athena Kuno|Athena]], dan akhirnya ke [[Vila Romawi|vila]] milik [[Triumvirat I|Triwira]] Pompeius di [[Colli Albani|daerah perbukitan Albanus]], dekat [[Palestrina|Preneste]], Italia.{{sfnp|Roller|2010|p=22}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 13, 75}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=76–77}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxt|Grant|1972|pp=15–16}}.</ref> Ptolemaios XII tinggal hampir setahun lamanya di tempat yang terletak di kawasan sekitar kota Roma itu, agaknya ditemani oleh putrinya, Kleopatra, yang kala itu berumur sekitar 11 tahun.{{sfnp|Roller|2010|p=22}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=76–77}}<ref group="note">{{harvtxt|Fletcher|2008|pp=76–77}} nyaris tidak meragukan keterangan ini: "[[Ptolemaios XII Auletes|Auletes]], yang dimakzulkan pada akhir musim panas tahun 58 SM dan mengkhawatirkan keselamatan nyawanya itu, melarikan diri meninggalkan istana dan kerajaannya, meskipun tidak seorang diri saja. Karena salah satu sumber Yunani mengungkapkan bahwa ia ditemani oleh 'salah seorang dari antara putri-putrinya', dan karena putri tertuanya, [[Berenike IV dari Mesir|Berenike IV]], sedang memerintah selaku kepala monarki, dan putri terkecilnya, Arisone, masih bayi, maka pada umumnya diduga bahwa yang menemaninya adalah putri tengah sekaligus anak kesayangannya, Kleopatra, yang baru berumur sebelas tahun."</ref> Berenike IV mengirim rombongan perutusan ke Roma guna mengukuhkan kekuasaannya sekaligus mencegah pemulihan kekuasaan ayahnya, namun Ptolemaios XII mengirim pembunuh untuk menewaskan kepala rombongan perutusan itu. Peristiwa ini sengaja ditutup-tutupi oleh orang-orang kuat di Roma yang mendukungnya.{{sfnp|Roller|2010|p=23}}{{sfnp|Burstein|2004|p=13}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=77–78}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxt|Grant|1972|p=16}}.</ref> Manakala Senat Romawi menolak memberi bekal dan sepasukan tentara untuk menemani kepulangannya ke Mesir, Ptolemaios XII memutuskan untuk meninggalkan Roma pada penghujung tahun 57 SM, dan pindah ke [[Kuil Artemis]] di [[Efesus]].{{sfnp|Roller|2010|pp=23–24}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=78}}{{sfnp|Grant|1972|p=16}}
Pada tahun 58 SM, Republik Romawi [[Siprus Romawi|menganeksasi Siprus]]. Dengan dakwaan pidana perompakan, pihak Romawi mendesak Ptolemaios dari Siprus, adik laki-laki Ptolemaios XII, untuk bunuh diri alih-alih menjalani hukuman pembuangan di [[Paphos|Pafos]].{{sfnp|Roller|2010|p=22}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 13, 75}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=76}}<ref group="note">Informasi mengenai latar belakang politik dari tindakan aneksasi Romawi atas Siprus, yakni tindakan yang didasarkan atas keputusan [[Senat Romawi]] atas usulan [[Publius Clodius Pulcher|Publius Klodius Pulker]], dapat dibaca dalam {{harvnb|Grant|1972|pp=13–14}}.</ref> Ptolemaios XII memutuskan untuk tidak mengungkit-ungkit kematian adiknya di muka umum. Sikap seperti ini, ditambah pula dengan penyerahan wilayah kekuasaan turun-temurun wangsa Ptolemaios kepada Republik Romawi, membuat Ptolemaios XII kehilangan kepercayaan rakyatnya, yang kala itu sudah tidak puas dengan kebijakan-kebijakan ekonominya.{{sfnp|Roller|2010|p=22}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=13, 75}}{{sfnp|Grant|1972|p=14–15}} Ptolemaios XII kemudian dipaksa meninggalkan Mesir. Mula-mula ia pindah ke [[Rodos]], kemudian ke [[Athena Kuno|Athena]], dan akhirnya ke [[Vila Romawi|vila]] milik [[Triumvirat pertama|Triwira]] Pompeyus di [[Colli Albani|daerah perbukitan Albanus]], dekat [[Palestrina|Preneste]], Italia.{{sfnp|Roller|2010|p=22}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 13, 75}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=76–77}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Grant|1972|pp=15–16}}.</ref> Ptolemaios XII tinggal hampir setahun lamanya di tempat yang terletak di kawasan sekitar kota Roma itu, agaknya ditemani oleh putrinya, Kleopatra, yang kala itu berumur sekitar 11 tahun.{{sfnp|Roller|2010|p=22}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=76–77}}<ref group="note">{{harvnb|Fletcher|2008|pp=76–77}} nyaris tidak meragukan keterangan ini: "[[Ptolemaios XII Auletes|Auletes]], yang dimakzulkan pada akhir musim panas tahun 58 SM dan mengkhawatirkan keselamatan nyawanya itu, melarikan diri meninggalkan istana dan kerajaannya, meskipun tidak seorang diri saja. Karena salah satu sumber Yunani mengungkapkan bahwa ia ditemani oleh 'salah seorang dari antara putri-putrinya', dan karena putri tertuanya, [[Berenike IV dari Mesir|Berenike IV]], sedang memerintah selaku kepala monarki, dan putri terkecilnya, Arisone, masih bayi, maka pada umumnya diduga bahwa yang menemaninya adalah putri tengah sekaligus anak kesayangannya, Kleopatra, yang baru berumur sebelas tahun."</ref> Berenike IV mengirim rombongan perutusan ke Roma guna mengukuhkan kekuasaannya sekaligus mencegah pemulihan kekuasaan ayahnya, tetapi Ptolemaios XII mengirim pembunuh untuk menewaskan kepala rombongan perutusan itu. Peristiwa ini sengaja ditutup-tutupi oleh orang-orang kuat di Roma yang mendukungnya.{{sfnp|Roller|2010|p=23}}{{sfnp|Burstein|2004|p=13}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=77–78}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Grant|1972|p=16}}.</ref> Manakala Senat Romawi menolak memberi bekal dan sepasukan tentara untuk menemani kepulangannya ke Mesir, Ptolemaios XII memutuskan untuk meninggalkan Roma pada penghujung tahun 57 SM, dan pindah ke [[Kuil Artemis]] di [[Efesus]].{{sfnp|Roller|2010|pp=23–24}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=78}}{{sfnp|Grant|1972|p=16}}


Para cukong Romawi yang memodali Ptolemaios XII bertekad mengembalikannya ke tampuk kekuasaan.{{sfnp|Roller|2010|p=24}} Pompeius membujuk [[Aulus Gabinius]], [[Suriah (provinsi Romawi)|Wali Negeri Romawi atas Suriah]], untuk menginvasi Mesir dan memulihkan kekuasaan Ptolemaios XII dengan imbalan 10.000 [[talenta]].{{sfnp|Roller|2010|p=24}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 13}}{{sfnp|Grant|1972|pp=16–17}} Meskipun melanggar [[hukum Romawi]], Aulus Gabinius mengerahkan pasukannya untuk menginvasi Mesir pada musim semi tahun 55 SM melalui [[Hashmonayim|Yudea, wilayah kekuasaan wangsa Hasmonayim]], tempat bala tentara yang dipimpin orang-orang Romawi itu dipasoki perbekalan oleh [[Antipater Orang Idumea]], ayah [[Herodes Agung]], atas perintah [[Hurqanos II]].{{sfnp|Roller|2010|p=24}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=13, 76}} Selaku seorang perwira muda dalam jajaran pasukan berkuda, [[Markus Antonius]] kala itu bertugas di bawah pimpinan Aulus Gabinius. Watak kepemimpinannya tampak menonjol tatkala mencegah Ptolemaios XII membantai habis warga [[Pelusium|Pelousion]], juga ketika menyelamatkan jenazah [[Arkelaos (Imam Besar Komana Kapadokia)|Arkelaos]], suami Berenike IV, yang gugur dalam pertempuran, serta memastikan agar jenazah Arkelaos dimakamkan secara layak sesuai dengan statusnya sebagai raja.{{sfnp|Roller|2010|pp=24–25}}{{sfnp|Burstein|2004|p=76}} Kleopatra, yang kala itu sudah berumur 14 tahun, tentunya juga ikut dalam rombongan bala tentara Romawi yang bergerak menuju Mesir. Bertahun-tahun kemudian, Markus Antonius mengakui bahwa pada saat itulah ia pertama kali jatuh cinta pada Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=24–25}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=23, 73}}
Para cukong Romawi yang memodali Ptolemaios XII bertekad mengembalikannya ke tampuk kekuasaan.{{sfnp|Roller|2010|p=24}} Pompeyus membujuk [[Aulus Gabinius]], [[Suriah (provinsi Romawi)|Wali Negeri Romawi atas Suriah]], untuk menginvasi Mesir dan memulihkan kekuasaan Ptolemaios XII dengan imbalan 10.000 [[talenta]].{{sfnp|Roller|2010|p=24}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 13}}{{sfnp|Grant|1972|pp=16–17}} Meskipun melanggar [[hukum Romawi]], Aulus Gabinius mengerahkan pasukannya untuk menginvasi Mesir pada musim semi tahun 55 SM melalui [[Hashmonayim|Yudea, wilayah kekuasaan wangsa Hasmonayim]], tempat bala tentara yang dipimpin orang-orang Romawi itu dipasoki perbekalan oleh [[Antipatros orang Edom]], ayah [[Herodes Agung]], atas perintah [[Hurqanos II]].{{sfnp|Roller|2010|p=24}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=13, 76}} Selaku seorang perwira muda dalam jajaran pasukan berkuda, [[Markus Antonius]] kala itu bertugas di bawah pimpinan Aulus Gabinius. Watak kepemimpinannya tampak menonjol tatkala mencegah Ptolemaios XII membantai habis warga [[Pelusium|Pelousion]], juga ketika menyelamatkan jenazah [[Arkelaos (Imam Besar Komana Kapadokia)|Arkelaos]], suami Berenike IV, yang gugur dalam pertempuran, serta memastikan agar jenazah Arkelaos dimakamkan secara layak sesuai dengan statusnya sebagai raja.{{sfnp|Roller|2010|pp=24–25}}{{sfnp|Burstein|2004|p=76}} Kleopatra, yang kala itu sudah berumur 14 tahun, tentunya juga ikut dalam rombongan bala tentara Romawi yang bergerak menuju Mesir. Bertahun-tahun kemudian, Markus Antonius mengakui bahwa pada saat itulah ia pertama kali jatuh cinta pada Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=24–25}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=23, 73}}


Aulus Gabinius dihadapkan ke sidang mahkamah di Roma atas dakwaan penyalahgunaan kewenangan, dan diputuskan tidak bersalah, namun dalam sidang mahkamah kedua yang mengadilinya atas dakwaan menerima suap, ia diputuskan bersalah dan dijatuhi hukum buang. Tujuh tahun kemudian, pada tahun 48 SM, ia dipanggil pulang dari pembuangan oleh Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=25}}{{sfnp|Grant|1972|p=18}} Markus Lisinius Krasus menjadi Wali Negeri Suriah yang baru menggantikan Aulus Gabinius, dan memperluas wilayah kewenangannya sampai ke Mesir, namun akhirnya tewas dibunuh [[Kekaisaran Parthia|orang Partia]] dalam [[Pertempuran Carrhae|Pertempuran Karai]] pada tahun 53 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=25}}{{sfnp|Burstein|2004|p=xx}} Ptolemaios XII menjatuhkan hukuman mati terhadap Berenike IV berikut para hartawan pendukungnya, dan menyita seluruh harta kekayaan mereka.{{sfnp|Roller|2010|pp=25–26}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=13–14, 76}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=11–12}} Ia mengizinkan [[Gabiniani|Pasukan Gabiniani]], garnisun Romawi titipan Aulus Gabinius yang sebagian besar personilnya adalah orang-orang [[suku bangsa Jermanik|Jermani]] dan [[Galia]], untuk bertidak keras terhadap masyarakat di jalanan kota Aleksandria, dan mengangkat Gayus Rabirius Postumus, cukong Romawi yang sudah lama memodalinya itu, menjadi menteri keuangan.{{sfnp|Roller|2010|pp=25–26}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=13–14}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=11–12, 80}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut mengenai Gayus Rabirius Postumus, si cukong Romawi, dan mengenai Pasukan Gabiniani yang ditempatkan Aulus Gabinianus di Mesir, dapat dibaca dalam {{harvtxt|Grant|1972|pp=18–19}}.</ref> Dalam setahun, Gayus Rabirius Postumus ditempatkan di bawah penjagaan ketat, lalu diberangkatkan pulang ke Roma setelah keselamatan nyawanya terancam akibat tindakan-tindakannya yang menguras habis sumber-sumber daya tanah Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=26}}{{sfnp|Burstein|2004|p=14}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=11–12}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxt|Grant|1972|p=18}}.</ref> Meskipun disibukkan dengan semua permasalahan ini, Ptolemaios XII masih menyempatkan diri untuk menyusun sepucuk surat wasiat berisi penunjukan Kleopatra dan Ptolemaios XIII sebagai ahli waris bersama atas takhta Mesir, mengawasi pengerjaan proyek-proyek besar seperti pembangunan [[Kuil Edfu]] dan pembangunan sebuah kuil di [[Dendera]], serta memulihkan stabilitas perekonomian Mesir.{{sfnp|Roller|2010|pp=26–27}}{{sfnp|Burstein|2004|p=14}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=80, 85}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca di {{harvtxt|Grant|1972|pp=19–20, 27–29}}.</ref> Menurut keterangan yang terukir pada dinding [[Kompleks Kuil Dendera|Kuil Hathor]] di Dendera, Kleopatra diangkat menjadi wali raja oleh Ptolemaios XII pada tanggal 31 Mei, tahun 52 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=27}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 14}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=84–85}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxt|Grant|1972|pp=28–30}}.</ref> Sampai akhir hayatnya, Ptolemaios XII tak kunjung tuntas melunasi utang-utangnya pada Gayus Rabirius Postumus, sehingga sisanya menjadi beban tanggungan para penggantinya, Kleopatra dan Ptolemaios XIII.{{sfnp|Roller|2010|p=26}}{{sfnp|Grant|1972|p=18}}
Aulus Gabinius dihadapkan ke sidang mahkamah di Roma atas dakwaan penyalahgunaan kewenangan, dan diputuskan tidak bersalah, tetapi dalam sidang mahkamah kedua yang mengadilinya atas dakwaan menerima suap, ia diputuskan bersalah dan dijatuhi hukum buang. Tujuh tahun kemudian, pada tahun 48 SM, ia dipanggil pulang dari pembuangan oleh Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=25}}{{sfnp|Grant|1972|p=18}} Markus Lisinius Krasus menjadi Wali Negeri Suriah yang baru menggantikan Aulus Gabinius, dan memperluas wilayah kewenangannya sampai ke Mesir, tetapi akhirnya tewas dibunuh [[Kekaisaran Parthia|orang Partia]] dalam [[Pertempuran Carrhae|Pertempuran Karai]] pada tahun 53 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=25}}{{sfnp|Burstein|2004|p=xx}} Ptolemaios XII menjatuhkan hukuman mati terhadap Berenike IV berikut para hartawan pendukungnya, dan menyita seluruh harta kekayaan mereka.{{sfnp|Roller|2010|pp=25–26}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=13–14, 76}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=11–12}} Ia mengizinkan [[Gabiniani|Pasukan Gabiniani]], garnisun Romawi titipan Aulus Gabinius yang sebagian besar personelnya adalah orang-orang [[suku bangsa Jermanik|Jermani]] dan [[Galia]], untuk bertidak keras terhadap masyarakat di jalanan kota Aleksandria, dan mengangkat Gayus Rabirius Postumus, cukong Romawi yang sudah lama memodalinya itu, menjadi menteri keuangan.{{sfnp|Roller|2010|pp=25–26}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=13–14}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=11–12, 80}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut mengenai Gayus Rabirius Postumus, si cukong Romawi, dan mengenai Pasukan Gabiniani yang ditempatkan Aulus Gabinianus di Mesir, dapat dibaca dalam {{harvnb|Grant|1972|pp=18–19}}.</ref> Dalam setahun, Gayus Rabirius Postumus ditempatkan di bawah penjagaan ketat, lalu diberangkatkan pulang ke Roma setelah keselamatan nyawanya terancam akibat tindakan-tindakannya yang menguras habis sumber-sumber daya tanah Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=26}}{{sfnp|Burstein|2004|p=14}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=11–12}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Grant|1972|p=18}}.</ref> Meskipun disibukkan dengan semua permasalahan ini, Ptolemaios XII masih menyempatkan diri untuk menyusun sepucuk surat wasiat berisi penunjukan Kleopatra dan Ptolemaios XIII sebagai ahli waris bersama atas takhta Mesir, menyelenggarakan pengerjaan proyek-proyek besar seperti pembangunan [[Kuil Edfu]] dan pembangunan sebuah kuil di [[Dendera]], serta memulihkan stabilitas perekonomian Mesir.{{sfnp|Roller|2010|pp=26–27}}{{sfnp|Burstein|2004|p=14}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=80, 85}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca di {{harvnb|Grant|1972|pp=19–20, 27–29}}.</ref> Menurut keterangan yang terukir pada dinding [[Kompleks Kuil Dendera|Kuil Hathor]] di Dendera, Kleopatra diangkat menjadi pemangku raja oleh Ptolemaios XII pada tanggal 31 Mei, tahun 52 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=27}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 14}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=84–85}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Grant|1972|pp=28–30}}.</ref> Sampai akhir hayatnya, Ptolemaios XII tak kunjung tuntas melunasi utang-utangnya pada Gayus Rabirius Postumus, sehingga sisanya menjadi beban tanggungan para penggantinya, Kleopatra dan Ptolemaios XIII.{{sfnp|Roller|2010|p=26}}{{sfnp|Grant|1972|p=18}}


=== Naik takhta ===
=== Naik takhta ===
Baris 92: Baris 90:
}}
}}


Ptolemaios XII mangkat tak lama sebelum tanggal 22 Maret 51 SM, yakni hari keberangkatan Kleopatra ke [[Armant, Mesir|Hermontis]], yang terletak di dekat kota [[Thebes, Mesir|Tebai]], untuk meresmikan penyembahan seekor banteng [[Bakis|Baka]] baru, yang dipercaya sebagai perantara dewa [[Montu]] dalam [[agama Mesir Kuno]]. Pelayaran Kleopatra ke Hermontis ini merupakan tindakan perdananya selaku penguasa Mesir yang baru.{{sfnp|Hölbl|2001|p=231}}{{sfnp|Roller|2010|pp=53, 56}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 15–16}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxt|Fletcher|2008|pp=88–92}} dan {{harvtxt|Jones|2006|pp=31, 34–35}}.{{pb}}{{harvtxt|Fletcher|2008|pp=85–86}} berpendapat bahwa peristiwa [[gerhana matahari]] sebagian, yang terjadi pada tanggal 7 Maret 51 SM, bertepatan dengan kemangkatan Ptolemaios XII sekaligus penobatan Kleopatra. Kemangkatan Ptolemaios XII sengaja dirahasiakan oleh Kleopatra, dan baru diberitahukan kepada Senat Republik Romawi berbulan-bulan kemudian dalam sebuah pesan yang mereka terima pada tanggal 30 Juni 51 SM.{{pb}}Meskipun demikian, {{harvtxt|Grant|1972|p=30}} mengklaim bahwa Senat sudah diberitahu perihal kemangkatan Ptolemaios XII pada tanggal 1 Agustus 51 SM. [[Michael Grant (ahli klasika)|Michael Grant]] menduga Ptolemaios XII mungkin saja masih hidup selambat-lambatnya sampai dengan bulan Mei, sementara sebuah sumber Mesir mengungkapkan bahwa ia masih memerintah bersama Kleopatra pada tanggal 15 Juli 51 SM, meskipun mungkin sekali pada tanggal tersebut Kleopatra sesungguhnya "menutup-nutupi perihal kemangkatan ayahnya" agar ia dapat mengukuhkan kekuasaannya atas Mesir.</ref> Tak seberapa lama selepas naik takhta, Kleoparta sudah harus menghadapi sejumlah permasalahan berat dan keadaan genting, antara lain bencana kelaparan akibat musim kemarau serta rendahnya tingkat [[banjir Sungai Nil|luapan banjir tahunan Sungai Nil]], dan perilaku sewenang-wenang para personil Pasukan Gabiniani, garnisun Romawi yang ditempatkan di Mesir oleh Aulus Gabinianus, yang kala itu sudah menganggur dan hidup berbaur dengan masyarakat Mesir.{{sfnp|Roller|2010|pp=53–54}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=16–17}} Selain mewarisi sisa utang ayahnya, Kleopatra juga berutang 17,5 juta [[drakhma|drakma]] pada [[Republik Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|p=53}}
Ptolemaios XII mangkat tak lama sebelum tanggal 22 Maret 51 SM, yakni hari keberangkatan Kleopatra ke [[Armant, Mesir|Hermontis]], yang terletak di dekat kota [[Thebes, Mesir|Tebai]], untuk meresmikan penyembahan seekor banteng [[Bakis|Baka]] baru, yang dipercaya sebagai perantara dewa [[Montu]] dalam [[agama Mesir Kuno]]. Pelayaran Kleopatra ke Hermontis ini merupakan tindakan perdananya selaku penguasa Mesir yang baru.{{sfnp|Hölbl|2001|p=231}}{{sfnp|Roller|2010|pp=53, 56}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 15–16}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Fletcher|2008|pp=88–92}} dan {{harvnb|Jones|2006|pp=31, 34–35}}.{{pb}}{{harvnb|Fletcher|2008|pp=85–86}} berpendapat bahwa peristiwa [[gerhana matahari]] sebagian, yang terjadi pada tanggal 7 Maret 51 SM, bertepatan dengan kemangkatan Ptolemaios XII sekaligus penobatan Kleopatra. Kemangkatan Ptolemaios XII sengaja dirahasiakan oleh Kleopatra, dan baru diberitahukan kepada Senat Republik Romawi berbulan-bulan kemudian dalam sebuah pesan yang mereka terima pada tanggal 30 Juni 51 SM.{{pb}}Meskipun demikian, {{harvnb|Grant|1972|p=30}} mengklaim bahwa Senat sudah diberitahu perihal kemangkatan Ptolemaios XII pada tanggal 1 Agustus 51 SM. [[Michael Grant (ahli klasika)|Michael Grant]] menduga Ptolemaios XII mungkin saja masih hidup selambat-lambatnya sampai dengan bulan Mei, sementara sebuah sumber Mesir mengungkapkan bahwa ia masih memerintah bersama Kleopatra pada tanggal 15 Juli 51 SM, meskipun mungkin sekali pada tanggal tersebut Kleopatra sesungguhnya "menutup-nutupi perihal kemangkatan ayahnya" agar ia dapat mengukuhkan kekuasaannya atas Mesir.</ref> Tak seberapa lama selepas naik takhta, Kleoparta sudah harus menghadapi sejumlah permasalahan berat dan keadaan genting, antara lain bencana kelaparan akibat musim kemarau serta rendahnya tingkat [[banjir Sungai Nil|luapan banjir tahunan Sungai Nil]], dan perilaku sewenang-wenang para personel Pasukan Gabiniani, garnisun Romawi yang ditempatkan di Mesir oleh Aulus Gabinianus, yang kala itu sudah menganggur dan hidup berbaur dengan masyarakat Mesir.{{sfnp|Roller|2010|pp=53–54}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=16–17}} Selain mewarisi sisa utang ayahnya, Kleopatra juga berutang 17,5 juta [[drakhma|drakma]] pada [[Republik Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|p=53}}


Pada tahun 50 SM, [[Marcus Calpurnius Bibulus|Markus Kalpurnius Bibulus]], [[Prokonsul]] Suriah, mengutus kedua putranya yang paling besar ke Mesir, agaknya untuk berunding dengan Pasukan Gabiniani sekaligus untuk merekrut mereka menjadi prajurit demi mempertahankan wilayah Suriah [[Perang Romawi-Partia|dari serangan orang Partia]].{{sfnp|Roller|2010|pp=54–56}} Pasukan Gabiniani justru menyiksa dan membunuh keduanya, mungkin karena diam-diam dihasut oleh para pejabat licik dalam majelis istana Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=54–56}}{{sfnp|Burstein|2004|p=16}} Kleopatra mengirim para personil Pasukan Gabiniani yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan itu sebagai tawanan kepada Markus Kalpurnius Bibulus untuk diadili, namun ia justru mengirim kembali para terdakwa ini kepada Kleopatra sambil mengecamnya karena telah mencampuri urusan pengadilan mereka yang merupakan kewenangan khusus Senat Republik Romawi.{{sfnp|Roller|2010|p=56}}{{sfnp|Burstein|2004|p=16}} Markus Kalpurnius Bibulus, yang berpihak pada Pompeius dalam [[Perang Saudara Caesar|Perang Saudara Yulius Kaisar]], gagal menghalangi pendaratan armada tempur Yulius Kaisar di Yunani, sehingga Yulius Kaisar dapat leluasa bergerak menuju Mesir guna meringkus Pompeius.{{sfnp|Roller|2010|p=56}}
Pada tahun 50 SM, [[Marcus Calpurnius Bibulus|Markus Kalpurnius Bibulus]], [[Prokonsul]] Suriah, mengutus kedua putranya yang paling besar ke Mesir, agaknya untuk berunding dengan Pasukan Gabiniani sekaligus untuk merekrut mereka menjadi prajurit demi mempertahankan wilayah Suriah [[Perang Romawi-Partia|dari serangan orang Partia]].{{sfnp|Roller|2010|pp=54–56}} Pasukan Gabiniani justru menyiksa dan membunuh keduanya, mungkin karena diam-diam dihasut oleh para pejabat licik dalam majelis istana Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=54–56}}{{sfnp|Burstein|2004|p=16}} Kleopatra mengirim para personel Pasukan Gabiniani yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan utusan Suriah sebagai tawanan kepada Markus Kalpurnius Bibulus untuk diadili, tetapi ia justru mengirim kembali para terdakwa ini kepada Kleopatra sambil mengecamnya karena telah mencampuri urusan pengadilan para terdakwa yang merupakan kewenangan khusus Senat Republik Romawi.{{sfnp|Roller|2010|p=56}}{{sfnp|Burstein|2004|p=16}} Markus Kalpurnius Bibulus, yang berpihak pada Pompeyus dalam [[Perang Saudara Caesar|Perang Saudara Yulius Kaisar]], gagal menghalangi pendaratan armada tempur Yulius Kaisar di Yunani, sehingga Yulius Kaisar kelak dapat leluasa bergerak menuju Mesir untuk membekuk Pompeyus.{{sfnp|Roller|2010|p=56}}


Semenjak tanggal 29 Agustus 51 SM, nama Kleopatra mulai dicantukan dalam dokumen-dokumen resmi sebagai penguasa tunggal atas Kerajaan Wangsa Ptolemaios. Pencantuman namanya sebagai penguasa tunggal membuktikan bahwa Kleopatra menolak memerintah bersama-sama dengan Ptolemaios XIII.{{sfnp|Roller|2010|p=53}}{{sfnp|Burstein|2004|p=16}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=91–92}} Kleopatra mungkin pula menikah dengan Ptolemaios XIII,{{sfnp|Burstein|2004|p=xx}} namun tidak ada catatan mengenai hal ini.{{sfnp|Hölbl|2001|p=231}} Kawin sumbang yang dipraktikkan oleh wangsa Ptolemaios dalam bentuk [[perkawinan sedarah|perkawinan antar saudara kandung]] bermula dari pernikahan antara [[Ptolemaios II Philadelphos|Ptolemaios II]] dan kakaknya, [[Arsinoe II dari Mesir|Arsinoe II]].{{sfnp|Roller|2010|pp=36–37}}{{sfnp|Burstein|2004|p=5}}{{sfnp|Grant|1972|pp=26–27}} Adat kawin sumbang [[Mitos Osiris|yang sudah lama dipraktikkan di kalangan kerabat kerajaan Mesir]] ini dipandang keji oleh [[bangsa Yunani|orang-orang Yunani]] kala itu,{{sfnp|Roller|2010|pp=36–37}}{{sfnp|Burstein|2004|p=5}}{{sfnp|Grant|1972|pp=26–27}}<ref group="note">{{harvtxt|Pfrommer|Towne-Markus|2001|p=34}} mengulas tentang perkawinan sedarah antara Ptolemaios II dan Arsinoe II sebagai berikut: "[[Ptolemaios Keraunos]], yang berhasrat menjadi Raja [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]] ... menewaskan anak-anak Arsinoë yang masih kecil di depan mata ibu mereka. Sang Permaisuri yang telah kehilangan kerajaan itu melarikan diri ke tanah Mesir, disongsong oleh saudara kandungnya, Ptolemaios II. Namun karena tidak puas hanya tinggal sebagai tamu di istana wangsa Ptolemaios, ia membuat permaisuri Ptolemaios II dihukum buang ke Mesir Hulu dan menikahi adik kandungnya itu sekitar tahun 275 SM. Meskipun dianggap sebagai perbuatan keji oleh bangsa Yunani, kawin sumbang semacam ini dibenarkan oleh adat-istiadat bangsa Mesir. Akibatnya, masyarakat terpecah menjadi dua kubu mengikuti pandangan mereka terhadap perkawinan ini. Kubu yang mendukung menyanjung-nyanjung pasangan ini sebagai pengejawantahan perkawinan kahyangan antara dewa [[Zeus]] dan dewi [[Hera]], sementara kubu yang menentang tak henti-hentinya menghujani mereka dengan berbagai celaan kasar. Salah seorang pencela yang paling sarkastis, yakni seorang penyair yang pandai merangkai kata-kata yang tajam menusuk, terpaksa melarikan diri dari Aleksandria demi menyelamatkan nyawanya. Penyair malang itu akhirnya dibekuk oleh bala tentara laut Kerajaan Wangsa Ptolemaios di perairan lepas pantai Pulau Kreta, dikurung dalam sebuah sangkar besi, lantas ditenggelamkan. Tindakan ini serta tindakan-tindakan serupa agaknya mampu meredakan hujan celaan."</ref> namun sudah dianggap sebagai bentuk perjodohan yang lumrah bagi para penguasa dari wangsa Ptolemaios pada masa pemerintahan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=36–37}}{{sfnp|Burstein|2004|p=5}}{{sfnp|Grant|1972|pp=26–27}}
Semenjak tanggal 29 Agustus 51 SM, nama Kleopatra mulai dicantumkan dalam dokumen-dokumen resmi sebagai penguasa tunggal atas Kerajaan Wangsa Ptolemaios. Penyebutan dirinya sebagai penguasa tunggal dalam dokumen-dokumen resmi ini membuktikan bahwa Kleopatra menolak memerintah bersama-sama dengan Ptolemaios XIII.{{sfnp|Roller|2010|p=53}}{{sfnp|Burstein|2004|p=16}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=91–92}} Kleopatra mungkin pula menikah dengan Ptolemaios XIII,{{sfnp|Burstein|2004|p=xx}} tetapi tidak ada catatan mengenai hal ini.{{sfnp|Hölbl|2001|p=231}} Kawin sumbang yang dipraktikkan oleh wangsa Ptolemaios dalam bentuk [[perkawinan]] antar saudara kandung bermula dari pernikahan antara [[Ptolemaios II Philadelphos|Ptolemaios II]] dan kakaknya, [[Arsinoe II dari Mesir|Arsinoe II]].{{sfnp|Roller|2010|pp=36–37}}{{sfnp|Burstein|2004|p=5}}{{sfnp|Grant|1972|pp=26–27}} Adat kawin sumbang [[Mitos Osiris|yang sudah lama dipraktikkan di kalangan kerabat kerajaan Mesir]] ini dipandang keji oleh [[bangsa Yunani|orang-orang Yunani]] kala itu,{{sfnp|Roller|2010|pp=36–37}}{{sfnp|Burstein|2004|p=5}}{{sfnp|Grant|1972|pp=26–27}}<ref group="note">{{harvnb|Pfrommer|Towne-Markus|2001|p=34}} mengulas tentang perkawinan sedarah antara Ptolemaios II dan Arsinoe II sebagai berikut: "[[Ptolemaios Keraunos]], yang berhasrat menjadi Raja [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]] ... menewaskan anak-anak Arsinoë yang masih kecil di depan mata ibu mereka. Sang Permaisuri yang telah kehilangan kerajaan itu melarikan diri ke tanah Mesir, disongsong oleh saudara kandungnya, Ptolemaios II. Namun karena tidak puas hanya tinggal sebagai tamu di istana wangsa Ptolemaios, ia membuat permaisuri Ptolemaios II dihukum buang ke Mesir Hulu dan menikahi adik kandungnya itu sekitar tahun 275 SM. Meskipun dianggap sebagai perbuatan keji oleh bangsa Yunani, kawin sumbang semacam ini dibenarkan oleh adat-istiadat bangsa Mesir. Akibatnya, masyarakat terpecah menjadi dua kubu mengikuti pandangan mereka terhadap perkawinan ini. Kubu yang mendukung menyanjung-nyanjung pasangan ini sebagai pengejawantahan perkawinan kahyangan antara dewa [[Zeus]] dan dewi [[Hera]], sementara kubu yang menentang tak henti-hentinya menghujani mereka dengan berbagai celaan kasar. Salah seorang pencela yang paling sarkastis, yakni seorang penyair yang pandai merangkai kata-kata yang tajam menusuk, terpaksa melarikan diri dari Aleksandria demi menyelamatkan nyawanya. Penyair malang itu akhirnya dibekuk oleh bala tentara laut Kerajaan Wangsa Ptolemaios di perairan lepas pantai Pulau Kreta, dikurung dalam sebuah sangkar besi, lantas ditenggelamkan. Tindakan ini serta tindakan-tindakan serupa agaknya mampu meredakan hujan celaan."</ref> tetapi sudah dianggap sebagai bentuk perjodohan yang lumrah bagi para penguasa dari wangsa Ptolemaios pada masa pemerintahan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=36–37}}{{sfnp|Burstein|2004|p=5}}{{sfnp|Grant|1972|pp=26–27}}


Sekalipun ditolak oleh Kleopatra, Ptolemaios XIII masih didukung oleh orang-orang kuat, terutama [[Poteinos]], sida-sida yang pernah menjadi guru pribadinya semasa kanak-kanak, dan yang kala itu telah menjadi wali sekaligus pengurus harta kekayaannya.{{sfnp|Roller|2010|pp=56–57}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=16–17}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=73, 92–93}} Orang-orang lain yang turut bersekongkol melawan Kleopatra adalah [[Akilas]], salah seorang senapati utama, dan [[Teodotos dari Kios]], salah seorang guru pribadi Ptolemaios XIII.{{sfnp|Roller|2010|pp=56–57}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=92–93}} Kleopatra agaknya sempat pula menjalin persekutuan dengan adik laki-lakinya, Ptolemaios XIV, namun pada musim gugur tahun 50 SM, Ptolemaios XIII mulai menguasai kancah perseteruan sehingga mulai berani menandatangani dokumen-dokumen mendahului Kleopatra, disusul pula dengan penetapan permulaan [[tahun pemerintahan|masa pemerintahannya]] pada tahun 49 SM.{{sfnp|Hölbl|2001|p=231}}{{sfnp|Roller|2010|p=57}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 17}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Fletcher|2008|pp=92–93}}.</ref>
Sekalipun ditolak oleh Kleopatra, Ptolemaios XIII masih didukung oleh orang-orang kuat, terutama [[Poteinos]], [[orang kasim|seorang kasim]] yang pernah menjadi guru pribadinya semasa kanak-kanak, dan yang kala itu telah menjadi wali sekaligus bendaharanya.{{sfnp|Roller|2010|pp=56–57}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=16–17}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=73, 92–93}} Orang-orang lain yang turut bersekongkol melawan Kleopatra adalah [[Akilas]], salah seorang senapati utama, dan [[Teodotos dari Kios]], salah seorang guru pribadi Ptolemaios XIII.{{sfnp|Roller|2010|pp=56–57}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=92–93}} Kleopatra agaknya sempat pula menjalin persekutuan dengan adik laki-lakinya, Ptolemaios XIV, tetapi pada musim gugur tahun 50 SM, Ptolemaios XIII mulai menguasai kancah perseteruan sehingga mulai berani menandatangani dokumen-dokumen mendahului Kleopatra, disusul pula dengan penetapan permulaan [[tahun pemerintahan|masa pemerintahannya]] pada tahun 49 SM.{{sfnp|Hölbl|2001|p=231}}{{sfnp|Roller|2010|p=57}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 17}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Fletcher|2008|pp=92–93}}.</ref>


=== Pembunuhan Pompeius ===
=== Pembunuhan Pompeyus ===
[[Berkas:Pompey the Great, Augustean copy of a 70-60 BC original, Venice Museo Archeologico Nazionale (22205132751).jpg|jmpl|Patung dada [[Pompeius]], karya seni pahat potret Romawi pada masa pemerintahan [[Augustus|Kaisar Agustus]] (27 SM – 14 M), tiruan dari patung asli buatan tahun 70–60 SM, [[Museum Arkeologi Nasional Venesia]], Italia]]
[[Berkas:(Venice) Pompey the Great, Museo Archeologico Nazionale.jpg|jmpl|Patung dada [[Pompeius|Pompeyus]], karya seni pahat potret Romawi pada masa pemerintahan [[Augustus|Kaisar Agustus]] (27 SM – 14 M), tiruan dari patung asli buatan tahun 70–60 SM, [[Museum Arkeologi Nasional Venesia]], Italia]]


Pada musim panas tahun 49 SM, Kleopatra beserta [[bala tentara Ptolemaik|bala tentaranya]] masih berjuang melawan Ptolemaios XIII di dalam kota Aleksandria ketika putra Pompeius yang bernama [[Gnaeus Pompeius (putra Pompeius Agung)|Nyeus Pompeius]] datang meminta bala bantuan atas nama ayahnya.{{sfnp|Roller|2010|p=57}} Yulius Kaisar pulang ke Italia dari [[Perang Galia|medan perang di Galia]] dengan [[menyeberangi Sungai Rubiko]] pada bulan Januari 49 SM, sehingga membuat Pompeius dan para pendukungnya terpaksa [[Perang Saudara Caesar#Perang Saudara|menyingkir ke Yunani]].{{sfnp|Roller|2010|p=58}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=94–95}} Dalam maklumat bersama yang agaknya adalah maklumat terakhir yang dikeluarkan oleh Kleopatra bersama-sama dengan Ptolemaios XIII, kedua penguasa Mesir itu berkenan mengabulkan permintaan Nyeus Pompeius, dan mengerahkan 60 buah kapal berikut 500 pasukan prajurit, termasuk Pasukan Gabiniani. Tindakan ini membantu mengurangi sebagian dari beban utang Mesir pada Republik Romawi.{{sfnp|Roller|2010|p=58}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=95}} Setelah kalah dalam perang melawan Ptolemaios XIII, Kleopatra terpaksa mundur dari Aleksandria dan berlindung di daerah Tebai.{{sfnp|Roller|2010|pp=58–59}}{{sfnp|Burstein|2004|p=17}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=95–96}} Pada musim semi tahun 48 SM, Kleopatra melakukan lawatan ke [[Suriah Romawi]] bersama adik perempuannya, Arsinoe IV, dalam rangka menghimpun bala tentara yang akan dikerahkan untuk menginvasi Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=59}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 17}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=96}} Kleopatra pulang ke Mesir membawa bala tentara, namun usahanya untuk memasuki kota Aleksandria dirintangi oleh bala tentara Ptolemaios XIII yang juga mengerahkan sejumlah personil Pasukan Gabiniani untuk memeranginya, sehingga Kleopatra beserta bala tentaranya terpaksa berkemah di luar kota Pelousion yang terletak di kawasan timur [[Delta Nil]].{{sfnp|Roller|2010|pp=59–60}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 17}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=97–98}}
Pada musim panas tahun 49 SM, Kleopatra beserta [[bala tentara Ptolemaik|bala tentaranya]] masih berjuang melawan Ptolemaios XIII di dalam kota Aleksandria ketika putra Pompeyus yang bernama [[Gnaeus Pompeius (putra Pompeius Agung)|Nyeus Pompeyus]] datang meminta bala bantuan atas nama ayahnya.{{sfnp|Roller|2010|p=57}} Yulius Kaisar pulang ke Italia dari [[Perang Galia|medan perang di Galia]] dengan [[menyeberangi Sungai Rubiko]] pada bulan Januari 49 SM, sehingga membuat Pompeyus dan para pendukungnya terpaksa [[Perang Saudara Caesar#Perang Saudara|menyingkir ke Yunani]].{{sfnp|Roller|2010|p=58}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=94–95}} Dalam maklumat bersama yang agaknya merupakan maklumat bersama terakhir yang dikeluarkan oleh Kleopatra dan Ptolemaios XIII, kedua penguasa Mesir ini berkenan mengabulkan permintaan Nyeus Pompeyus, dan mengerahkan 60 buah kapal berikut 500 pasukan prajurit, termasuk Pasukan Gabiniani. Tindakan ini membantu mengurangi sebagian dari beban utang Mesir pada Republik Romawi.{{sfnp|Roller|2010|p=58}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=95}} Namun, penulis Romawi [[Lucan|Lukanus]] mengklaim bahwa pada awal tahun 48 SM, Pompeyus mengangkat Ptolemaios XIII sebagai satu-satunya penguasa Mesir yang sah; entah benar atau tidak, tetapi hal ini memaksa Kleopatra mundur dari Aleksandria dan berlindung di daerah Tebai.{{sfnp|Roller|2010|pp=58–59}}{{sfnp|Burstein|2004|p=17}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=95–96}} Pada musim semi tahun 48 SM, Kleopatra melakukan lawatan ke [[Suriah Romawi]] bersama adik perempuannya, Arsinoe IV, dalam rangka menghimpun bala tentara yang akan dikerahkan untuk menginvasi Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=59}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 17}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=96}} Kleopatra pulang ke Mesir membawa bala tentara, tetapi pergerakannya menuju kota Aleksandria dirintangi oleh bala tentara Ptolemaios XIII yang juga mengerahkan sejumlah personel Pasukan Gabiniani untuk memeranginya, sehingga Kleopatra beserta bala tentaranya terpaksa berkemah di luar kota Pelousion yang terletak di kawasan timur [[Delta Nil]].{{sfnp|Roller|2010|pp=59–60}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 17}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=97–98}}


Di Yunani, bala tentara Yulius Kaisar menggempur bala tentara Pompeius dalam [[Pertempuran Farsalos]] pada tanggal 9 Agustus 48 SM. Bala tentara Pompeius nyaris seluruhnya binasa, dan Pompeius sendiri terpaksa melarikan diri ke [[Tirus, Lebanon]].{{sfnp|Roller|2010|pp=59–60}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=259}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 17}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxt|Fletcher|2008|pp=96–97}} dan {{harvtxt|Jones|2006|p=39}}.</ref> Karena merasa akrab dengan wangsa Ptolemaios, Pompeius memutuskan untuk mencari suaka ke Mesir dan membentuk angkatan bersenjata yang baru di negeri itu,{{sfnp|Roller|2010|p=60}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 17}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=97–98}}<ref group="note" name="Pompey">Informasi lebih lanjut dapat dibaca di {{harvtxt|Jones|2006|pp=39–41}}.</ref> namun para penasihat Ptolemaios XIII khawatir Pompeius akan menjadikan Mesir sebagai pangkalan kekuatan tempurnya dalam suatu perang saudara bangsa Romawi yang berlarut-larut.{{sfnp|Roller|2010|p=60}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=98}}{{sfnp|Jones|2006|pp=39–43, 53}} Dalam skema yang diatur oleh Theodotos, Pompei datang memakai kapal di dekat Pelousion setelah diundang oleh pesan tertulis, baru dipergoki dan ditikam sampai tewas pada 28 September 48 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=60}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=259}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 17–18}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p98">Untuk informasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Fletcher|2008|p=98}} dan {{harvnb|Jones|2006|pp=39–43, 53–55}}.</ref> Ptolemi XIII meyakini bahwa ia mendemonstrasikan kekuasaannya dan menolak situasi tersebut dengan mengirim kepala Pompei yang [[pembalseman|dibalsem]] kepada Caesar, yang datang ke Aleksandria pada awal Oktober, dan bermukim di istana kerajaan.{{sfnp|Roller|2010|pp=60–61}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=259–260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 18}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p98"/> Caesar memberikan pujian dan sanjungan atas pembunuhan Pompei dan menyerukan Ptolemi dan Kleopatra VII untuk membubarkan pasukan mereka dan berekonsiliasi satu sama lain.{{sfnp|Roller|2010|pp=60–61}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 18}}<ref group="note">Untuk informasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Fletcher|2008|pp=98–100}} dan {{harvnb|Jones|2006|pp=53–55}}.</ref><!--
Di Yunani, bala tentara Yulius Kaisar menggempur bala tentara Pompeyus dalam [[Pertempuran Farsalos]] pada tanggal 9 Agustus 48 SM. Bala tentara Pompeyus nyaris seluruhnya binasa, dan Pompeyus sendiri terpaksa melarikan diri ke [[Tirus, Lebanon]].{{sfnp|Roller|2010|pp=59–60}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=259}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 17}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Fletcher|2008|pp=96–97}} dan {{harvnb|Jones|2006|p=39}}.</ref> Karena merasa akrab dengan wangsa Ptolemaios, Pompeyus memutuskan untuk mencari suaka ke Mesir dan membentuk angkatan bersenjata yang baru di negeri itu,{{sfnp|Roller|2010|p=60}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 17}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=97–98}}<ref group="note" name="Pompey">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Jones|2006|pp=39–41}}.</ref> tetapi para penasihat Ptolemaios XIII khawatir Pompeyus akan menjadikan Mesir sebagai pangkalan kekuatan tempurnya dalam suatu perang saudara bangsa Romawi yang berlarut-larut.{{sfnp|Roller|2010|p=60}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=98}}{{sfnp|Jones|2006|pp=39–43, 53}} Dengan tipu muslihat yang dirancang oleh Teodotos, Pompeyus dipancing melalui undangan tertulis untuk mendarat di dekat Pelousion, lantas disergap dan ditikam hingga tewas pada tanggal 28 September 48 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=60}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=259}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 17–18}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p98">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Fletcher|2008|p=98}} dan {{harvnb|Jones|2006|pp=39–43, 53–55}}.</ref> Ptolemaios XIII merasa telah berhasil unjuk gigi sekaligus meredakan ketegangan dengan memenggal dan [[pembalsaman|mengawetkan]] kepala jenazah Pompeyus, lalu mengirimkannya kepada Yulius Kaisar yang tiba di Aleksandria pada awal bulan Oktober dan menjadikan istana kerajaan sebagai tempat tinggalnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=60–61}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=259–260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 18}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p98"/> Yulius Kaisar mengungkapkan dukacita dan kegusarannya atas peristiwa pembunuhan Pompeyus, serta mengimbau Ptolemaios XIII maupun Kleopatra untuk membubarkan bala tentara masing-masing dan berdamai satu sama lain.{{sfnp|Roller|2010|pp=60–61}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 18}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Fletcher|2008|pp=98–100}} dan {{harvnb|Jones|2006|pp=53–55}}.</ref>


=== Kedekatan dengan Yulius Kaisar ===
Dengan tipu muslihat yang dirancang oleh Teodotos, Pompeius dijebak untuk mendarat di dekat Pelousion atas undangan tertulis, lalu disergap dan ditikam hingga tewas pada tanggal 28 September 48 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=60}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=259}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 17–18}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p98">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxt|Fletcher|2008|p=98}} dan {{harvtxt|Jones|2006|pp=39–43, 53–55}}.</ref> Ptolemaios XIII believed he had demonstrated his power and simultaneously defused the situation by having Pompey's head, severed and [[embalm]]ed, sent to Caesar, who arrived in Alexandria by early October and took up residence at the royal palace.{{sfnp|Roller|2010|pp=60–61}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=259–260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 18}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p98"/> Caesar expressed grief and outrage over the killing of Pompey and called on both Ptolemy XIII and Cleopatra to disband their forces and reconcile with each other.{{sfnp|Roller|2010|pp=60–61}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 18}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxt|Fletcher|2008|pp=98–100}} and {{harvtxt|Jones|2006|pp=53–55}}.</ref>-->
{{further|Kampanye-kampanye militer Yulius Kaisar|Pengepungan Aleksandria (47 SM)|Pertempuran Sungai Nil (47 SM)|Kaisareion Aleksandria}}
Ptolemaios XIII memimpin pasukannya memasuki kota Aleksandria, bertentangan dengan imbauan Yulius Kaisar untuk terlebih dahulu membubarkan dan meninggalkan tentaranya.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=100}} Kleopatra mula-mula mengirim utusan-utusannya menghadap Yulius Kaisar, tetapi konon setelah mendengar kabar bahwa Yulius Kaisar gemar menjalin hubungan asmara dengan perempuan-perempuan bangsawan, Kleopatra akhirnya datang sendiri ke Aleksandria untuk bertatap muka secara langsung dengan Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Burstein|2004|p=18}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=100}} Sejarawan [[Cassius Dio|Lucius Kasius Dio]] meriwayatkan bahwa Kleopatra menghadap Yulius Kaisar tanpa sepengetahuan Ptolemaios XIII, tampil dengan dandanan yang memesona, dan memikat hati Yulius Kaisar dengan budi bahasanya.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Hölbl|2001|pp=234–235}}{{sfnp|Jones|2006|pp=56–57}} Sejarawan [[Plutarkhos|Ploutarkos]] meriwayatkan peristiwa ini dalam bentuk yang lain sama sekali, bahkan mungkin hanya dongeng belaka, yakni bahwasanya Kleopatra digulung dengan tilam dan diselundupkan ke dalam istana demi berjumpa dengan Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=234}}{{sfnp|Jones|2006|pp=57–58}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Burstein|2004|p=18}} dan {{harvnb|Fletcher|2008|pp=101–103}}.</ref>


[[Berkas:Retrato de Julio César (26724093101).jpg|jmpl|kiri|[[Potret Tusculum|Potret Tuskulum]], patung dada [[Yulius Kaisar]] buatan Romawi, berasal dari masa hidupnya, tersimpan di Museum Arkeologi [[Torino]], Italia]]
=== Hubungan dengan Julius Caesar ===
Ketika mengetahui bahwa kakaknya berada di dalam istana dan sedang beramah-tamah dengan Yulius Kaisar, Ptolemaios XIII berusaha menghasut warga Aleksandria untuk mengobarkan kerusuhan, tetapi akhirnya dibekuk oleh Yulius Kaisar yang mampu menjinakkan kerumunan perusuh dengan kefasihannya berpidato.{{sfnp|Roller|2010|pp=61–62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=112–113}} Yulius Kaisar selanjutnya membawa Kleopatra dan Ptolemaios XIII ke hadapan [[Boule (Yunani Kuno)|sidang majelis warga kota Aleksandria]], lalu membacakan surat wasiat dari mendiang Ptolemaios XII—sebelumnya disimpan oleh Pompeyus—yang menetapkan Kleopatra dan Ptolemaios XIII sebagai ahli waris bersama atas takhta Kerajaan Wangsa Ptolemaios.{{sfnp|Roller|2010|pp=26, 62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Burstein|2004|p=18}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p113">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Fletcher|2008|p=113}}.</ref> Yulius Kaisar juga hendak menobatkan kedua adik mereka, Arsinoe IV dan Ptolemaios XIV, menjadi penguasa bersama atas Siprus, agar memuskilkan peluang munculnya penguasa tandingan yang merasa berhak menduduki takhta Mesir, sekaligus untuk mengobati kekecewaan rakyat Kerajaan Wangsa Ptolemaios akibat pencaplokan Pulau Siprus oleh Republik Romawi pada tahun 58 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=18, 76}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p113"/>
{{further|Kampanye militer Julius Caesar|Pengepungan Aleksandria (47 SM)|Pertempuran Nil (47 SM)|Caesareum dari Aleksandria}}
Ptolemi XIII datang ke Aleksandria memimpin tentaranya, dalam rangka memenuhi tawaran Caesar agar ia membubarkan dan meninggalkan pasukannya sebelum kedatangannya.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=100}} Kleopatra awalnya mengirim para emisari kepada Caesar, namun setelah dituduh mendengar bahwa Ceasar memiliki hubungan dengan wanita kerajaan, ia datang ke Aleksandria untuk menyaksikannya sendiri.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Burstein|2004|p=18}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=100}} Sejarawan [[Cassius Dio]] mencatat bahwa ia singkatnya melakukannya tanpa memberitahu saudaranya, berbusana dengan tingkat atraktif dan menghiburnya dengan rayuannya.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Hölbl|2001|pp=234–235}}{{sfnp|Jones|2006|pp=56–57}} [[Plutarki]] memberikan catatan berbeda dan mungkin mitos yang menuduh ia berbaring di ranjang untuk diseludupkan ke istana untuk bertemu Caesar.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=234}}{{sfnp|Jones|2006|pp=57–58}}<ref group="note">Untuk informasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Burstein|2004|p=18}} dan {{harvnb|Fletcher|2008|pp=101–103}}.</ref>


Karena menilai upaya rujuk yang dirancang Yulius Kaisar ini lebih menguntungkan Kleopatra ketimbang Ptolemaios XIII, dan karena memperkirakan bala tentara Ptolemaios XIII yang berkekuatan 20.000 personel termasuk Pasukan Gabiniani akan mampu mengalahkan pasukan Yulius Kaisar yang tanpa sokongan dan hanya terdiri atas 4.000 personel, senapati Poteinos yang berada di Aleksandria bersama Ptolemaios XIII memutuskan untuk memanggil bala tentara di bawah pimpinan Akilas ke Aleksandria untuk menyerang Yulius Kaisar maupun Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=18–19}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Fletcher|2008|p=118}}.</ref> Setelah Yulius Kaisar berhasil mengeksekusi mati Poteinos setelah mengetahui rencananya mendatangkan tentara Akilas, dan Arsinoe IV kemudian menggabungkan kekuatan tempurnya dengan kekuatan tempur yang dipimpin Akilas dan dipermaklumkan sebagai ratu. Tak seberapa lama kemudian, Arsinoe IV memerintahkan guru pribadinya yang bernama [[Ganimedes (sida-sida)|Ganimedes]] untuk membunuh Akilas dan mengambil alih jabatannya selaku senapati.{{sfnp|Roller|2010|p=63}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=236}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=118–119}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Burstein|2004|p=76}}.</ref> Ganimedes selanjutnya memperdaya Yulius Kaisar untuk mengutus Ptolemaios XIII, mantan tahanannya, selaku juru runding, yang akhirnya malah bergabung dengan bala tentara Arsinoe IV.{{sfnp|Roller|2010|p=63}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 76}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=119}} Tindakan ini mengakibatkan Yulius Kaisar dan Kleopatra [[Pengepungan Aleksandria (47 SM)|dikepung di dalam istana Aleksandria]] sampai dengan tahun berikutnya, yakni tahun 47 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=62–63}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Hölbl|2001|pp=235–236}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Burstein|2004|pp=xxi, 19}} dan {{harvnb|Fletcher|2008|pp=118–120}}.</ref>
[[Berkas:Retrato de Julio César (26724093101).jpg|jmpl|kiri|[[Potret Tusculum]], sebuah patung dada Romawi kontemporer [[Julius Caesar]] di Museum Arkeologi [[Torino]], Italia]]
Saat Ptolemi XIII menyadari bahwa saudarinya berada di istana dan berhubungan langsung dengan Caesar, ia berniat untuk menimbulkan kerusuhan di Aleksandria, namun ia ditangkap oleh Caesar, yang memakai keterampial oratorialnya untuk menenangkan kerumunan.{{sfnp|Roller|2010|pp=61–62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=112–113}} Caesar kemudian membawa Kleopatra VII dan Ptolemi XIII kepaa [[Boule (Yunani kuno)|majelis Aleksandria]], dimana Caesar memberikan kehendak tertulis kepada Ptolemi XII—sebelum diduduki oleh Pompei—mengangkat Kleopatra dan Ptolemi XIII sebagai pewaris bersamanya.{{sfnp|Roller|2010|pp=26, 62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Burstein|2004|p=18}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p113">Untuk informasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Fletcher|2008|p=113}}.</ref> Caesar kemudian berniat untuk menjodohkan dua kerabat lainnya, Arsinoe IV dan Ptolemi XIV, untuk memerintah bersama atas Siprus, kemudian menghilangkan pengklaim rival potensial untuk takhta Mesir disamping juga kalangan Ptolemaik masih merasakan kepahitan atas kehilangan Siprus dari Romawi pada 58 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=18, 76}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p113"/>


Potheinos, yang menyatakan bahwa perjanjian tersebut sebenarnya menyerahkan Ptolemi XIII dan 20,000 tentaranya kepada Kleopatra, termasuk Gabiniani, nampaknya mengalahkan tentara Caesar yang berjumlah 4,000 pasukan tanpa dukungan, memutuskan untuk menempatkan Achillas memimpin pasukan mereka ke Aleksandria untuk menyerang Caesar dan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=18–19}}<ref group="note">Untuk informasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Fletcher|2008|p=118}}.</ref> Akibatnya, [[Pengepungan Aleksandria (47 SM)|istana dikepung]] dengan Caesar dan Kleopatra terperangkap bersama di dalam pada tahun berikutnya 47 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=62–63}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Hölbl|2001|pp=235–236}}<ref group="note">Untuk informasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Burstein|2004|pp=xxi, 19}} dan {{harvnb|Fletcher|2008|pp=118–120}}.</ref> Setelah Caesar memutuskan untuk mengeksekusi Potheinos, Arsinoe IV bergabung dengan pasukan Achillas dan dideklarasikan menjadi ratu, namun tak lama setelahnya, pembimbingnya Ganymedes membunuh Achillas dan menempatkan posisinya sebagai komandan tentaranya.{{sfnp|Roller|2010|p=63}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=236}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=118–119}}<ref group="note">Untuk informasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Burstein|2004|p=76}}.</ref> Ganymedes kemudian menipu Caesar dengan meminta agar Ptolemi XIII dijadikan negosiator, hanya agar ia bergabung dengan tentara Arsinoe IV.{{sfnp|Roller|2010|p=63}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 76}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=119}}
Antara bulan Januari dan bulan Maret tahun 47 SM, bala bantuan Yulius Kaisar tiba di Mesir, termasuk pasukan-pasukan yang dipimpin oleh [[Mitridates I dari Bosporos|Mitridates dari Pergamon]] dan Antipatros orang Edom.{{sfnp|Roller|2010|p=63}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|p=19}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Fletcher|2008|pp=119–120}}.{{pb}}Terkait peristiwa pengepungan Aleksandria, {{harvnb|Burstein|2004|p=19}} berpendapat bahwa bala bantuan Yulius Kaisar tiba pada bulan Januari, tetapi {{harvnb|Roller|2010|p=63}} berpendapat bahwa bala bantuan ini datang pada bulan Maret.</ref> Ptolemaios XIII dan Arsinoe IV menarik mundur bala tentara mereka ke [[Sungai Nil]], tetapi tak mampu mengelak dari [[Pertempuran Sungai Nil (47 SM)|serangan Yulius Kaisar]]. Ptolemaios XIII mencoba meloloskan diri dengan perahu, tetapi perahu yang ditumpanginya terbalik dan ia sendiri tewas tenggelam.{{sfnp|Roller|2010|pp=63–64}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 19, 76}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Anderson|2003|p=39}} dan {{harvnb|Fletcher|2008|p=120}}.</ref> Ganimedes mungkin gugur dalam pertempuran, Teodotos tertangkap bertahun-tahun kemudian di Asia oleh [[Markus Yunius Brutus]] lalu dieksekusi mati, sementara Arsinoe IV dipaksa menjadi bahan tontonan khalayak ramai dalam [[Pawai kemenangan (Romawi Kuno)|pawai kemenangan Yulius Kaisar di Roma]] sebelum menjalani pembuangan di Kuil Artemis, Efesus.{{sfnp|Roller|2010|p=64}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 19–21, 76}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=172}} Kleopatra justru berdiam diri di dalam istana dan sama sekali tidak melibatkan diri dalam segala hiruk-pikuk ini, mungkin sekali karena ia tengah mengandung anak hasil hubungan asmaranya dengan Yulius Kaisar semenjak bulan September 47 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=64, 69}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 19–20}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=120}}


Masa jabatan Yulius Kaisar sebagai konsul telah berakhir pada penghujung tahun 48 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=64}} Meskipun demikian, Antonius, perwira bawahannya, mengusahakan agar Yulius Kaisar [[diktator Romawi|terpilih menjadi diktator]] untuk masa jabatan satu tahun, yakni sampai dengan bulan Oktober tahun 47 SM. Dengan demikian Yulius Kaisar memiliki kewenangan untuk menuntaskan sengketa wangsa Ptolemaios di Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=64}} Demi mencegah terulangnya permasalahan yang pernah dihadapi kakak Kleopatra, Berenike IV, akibat naik takhta menjadi penguasa tunggal perempuan, Yulius Kaisar menobatkan adik laki-laki Kleopatra yang baru berumur 12 tahun, yakni Ptolemaios XIV, menjadi penguasa bersama-sama dengan Kleopatra yang sudah berumur 22 tahun. Kedua adik-beradik ini menikah sekadar untuk memenuhi syarat menjadi pasangan penguasa di mata rakyat, tetapi Kleopatra tetap hidup bersama dengan Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|pp=64–65}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|p=19}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Fletcher|2008|p=121}} dan {{harvnb|Jones|2006|p=xiv}}.{{pb}}{{harvnb|Roller|2010|pp=64–65}} berpendapat bahwa ketika itu (tahun 47 SM) Ptolemaios XIV berumur 12 tahun, sementara {{harvnb|Burstein|2004|p=19}} berpendapat bahwa Ptolemaios XIV baru berumur 10 tahun.</ref> Tidak diketahui secara pasti bilamana Siprus dikembalikan kepada wangsa Ptolemaios, tetapi Kleopatra diketahui menempatkan wali negeri di pulau itu pada tahun 42 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=65}}{{sfnp|Burstein|2004|p=19}}
Pada suatu waktu antara Januari dan Maret 47 SM, bala bantuan Caesar datang, termasuk pasukan pimpinan [[Mitridates I dari Bosporus|Mitridates dari Pergamon]] dan Antipater orang Idumaea.{{sfnp|Roller|2010|p=63}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|p=19}}<ref group="note">Untuk informasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Fletcher|2008|pp=119–120}}.<br>Untuk [[Pengepungan Aleksandria (47 SM)]], {{harvnb|Burstein|2004|p=19}} menyatakan bahwa bala bantuan Julius Caesar datang pada Januari, namun {{harvnb|Roller|2010|p=63}} menyatakan bahwa bala bantuannya datang pada Maret.</ref> Ptolemi XIII dan Arsinoe IV menarik pasukan mereka ke [[Sungai Nil]], [[Pertempuran Nil (47 BC)|dimana Caesar menyerang mereka]]. Ptolemi XIII berniat untuk kabur memakai perahu namun ditangkap dan ia ditenggelamkan.{{sfnp|Roller|2010|pp=63–64}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 19, 76}}<ref group="note">Untuk informasi dan validasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Anderson|2003|p=39}} dan {{harvnb|Fletcher|2008|p=120}}.</ref> Ganymedes diyakini tewas dalam pertempuran tersebut, Theodotos ditemukan bertahun-tahun kemudian di Asia oleh [[Marcus Brutus]] dan dieksekusi, sementara Arsinoe IV diarak paksa dalam [[kemenangan Romawi|pawai kemenangan di Roma]] oleh Caesar sebelum diasingkan di Kuil Artemis di Efesus.{{sfnp|Roller|2010|p=64}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 19–21, 76}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=172}} Kleopatra nampak absen dari peristiwa tersebut dan berdiam di istana, nampaknya karena ia sedang mengandung anak Caesar sejak September 47 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=64, 69}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 19–20}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=120}}


[[Berkas:Cleopatra and Caesar by Jean-Leon-Gerome.jpg|jmpl|lurus|''[[Kleopatra dan Kaisar]]'' (1866), karya [[Jean-Léon Gérôme]]]]
Masa jabatan Caesar sebagai konsul berakhir pada akhir 48 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=64}} Namun, perwiranya Markus Antonius membantu mengamankan pemilihan Caesar sebagai [[diktator Romawi]] yang berlangsung selama setahun, sampai Oktober 47 SM, menyediakan otoritas hukum kepada Caesar untuk menyelesaikan persengketaan dinasti di Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=64}} Khawatir kesalahan terhadap Berenice IV terulang pada seorang penguasa perempuan yang memerintah sendiri, Caesar mengangkat Ptolemi XIV yang berusia 12 tahun sebagai penguasa bersama Kleopatra VII yang berusia 22 tahun dalam perkawinan sedarah nominal, namun Kleopatra masih secara pribadi hidup dengan Caesar.{{sfnp|Roller|2010|pp=64–65}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|p=19}}<ref group="note">Untuk informasi dan validasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Fletcher|2008|p=121}} dan {{harvnb|Jones|2006|p=xiv}}.<br>{{harvnb|Roller|2010|pp=64–65}} menyatakan bahwa pada masa itu (47 SM), [[Ptolemi XIV]] berusia 12 tahun, sementara {{harvnb|Burstein|2004|p=19}} mengklaim bahwa ia masih 10 tahun.</ref> Tanggal pasta kapal Siprus kembali ke kekuasaannya tidak diketahui, meskipun ia menjadi gubernur disana pada 42 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=65}}{{sfnp|Burstein|2004|p=19}}
Konon kabarnya Yulius Kaisar ikut serta dalam pelayaran tamasya Kleopatra menyusuri Sungai Nil untuk melihat-lihat sekian banyak [[arsitektur Mesir Kuno|bangunan megah yang didirikan oleh bangsa Mesir]],{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=19–20}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=125}} tetapi mungkin saja kabar ini hanyalah sebuah dongeng romantis belaka yang mencerminkan kebiasaan orang-orang kaya Romawi di masa-masa kemudian, bukan peristiwa sejarah yang benar-benar terjadi.{{sfnp|Roller|2010|pp=65–66}} Sejarawan [[Suetonius|Gayus Suetonius Trankuilus]] merawikan kisah pelayaran tamasya itu secara lebih terperinci lagi. Ia bahkan menyebutkan bahwa wahana yang dipakai dalam pelayaran itu adalah ''[[Talamegos]]'', [[tongkang pesiar]] yang dibangun atas perintah [[Ptolemaios IV Philopator|Ptolemaios IV]]. Pada masa pemerintahan Ptolemaios IV, tongkang ini memiliki panjang sekitar 90 m, dengan tinggi mencapai 24 m. Laksana sebuah vila terapung, ''Talamegos'' diperlengkapi dengan bilik-bilik perjamuan, bilik-bilik pribadi, bilik-bilik pemujaan, dan [[geladak promenade|selasar]] di sekeliling dua geladaknya.{{sfnp|Roller|2010|pp=65–66}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=126}} Yulius Kaisar tentunya akan bersedia diajak ikut serta dalam pelayaran menyusuri Sungai Nil semacam ini, karena ia adalah seorang peminat ilmu bumi yang sudah tamat membaca karya-karya tulis [[Eratosthenes|Eratostenes]] dan [[Pytheas|Piteas]]. Mungkin saja ia berniat mencari tahu letak hulu Sungai Nil, tetapi pulang sebelum sampai ke [[Etiopia]].{{sfnp|Roller|2010|p=66}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=108, 149–150}}


Yulius Kaisar bertolak meninggalkan Mesir sekitar bulan April 47 SM, agaknya dalam rangka menanggulangi rongrongan terhadap kekuasaan Romawi di Anatolia yang dilakukan oleh [[Farnakes II dari Pontos|Farnakes II]], putra Raja Mithridates VI, penguasa Kerajaan Pontos.{{sfnp|Roller|2010|p=67}} Mungkin pula Yulius Kaisar tidak ingin dilihat orang sedang bersama-sama dengan Kleopatra pada saat persalinan anak mereka, mengingat statusnya sebagai suami sah [[Kalpurnia]], seorang perempuan Romawi dari golongan terpandang.{{sfnp|Roller|2010|p=67}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=19–20}} Ia meninggalkan tiga legiun di Mesir, yang di kemudian hari ditambah lagi menjadi empat legiun, di bawah pimpinan [[Orang bebas|Libertus]] [[Rufio (perwira Romawi)|Rufio]] untuk melindungi kedudukan Kleopatra yang rentan diserang, tetapi mungkin pula untuk memata-matainya.{{sfnp|Roller|2010|p=67}}{{sfnp|Burstein|2004|p=20}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=153}}
[[Berkas:Cleopatra and Caesar by Jean-Leon-Gerome.jpg|jmpl|lurus|Lukisan ''[[Kleopatra dan Caesar (lukisan)|Kleopatra dan Caesar]]'' (1866). Lukisan karya [[Jean-Léon Gérôme]]]]
Caesar dituduh bergabung dengan Kleopatra pada pelayaran Nil dan [[arsitektur Mesir kuno|pendirian monumen-monumen]],{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=19–20}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=125}} meskipun ini merupakan kisah romansa yang merefleksikan bumbu-bumbu Romawi yang kemudian timbul dan bukanlah peristiwa sejarah asli.{{sfnp|Roller|2010|pp=65–66}} Sejarawan [[Suetonius]] memberikan detil-detil yang dianggap layak tentang pelayaran tersebit, termasuk pemakaian [[tongkang plesir]] ''[[thalamegos]]'' yang mula-mula dibangun oleh [[Ptolemi IV]], yang pada masa pemerintahannya memiliki ukuran panjang {{convert|300|ft|m}} dan tinggi {{convert|80|ft|m}} dan dilengkapi dengan ruang makan, ruang pertemuan, kuil suci dan [[ruang terbuka]] bersama dengan dua deknya yang dihimpun layaknya vila mengambang.{{sfnp|Roller|2010|pp=65–66}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=126}} Caesar kemudian berminat untuk menjelajahi Nil karena ia tertarik dengan [[geografi Romawi|geografi]]; ia suka membaca karya-karya [[Eratostenes]] dan [[Fiteas]] dan mungkin ingin menemukan mata air sungai, namun kembali sebelum mencapai [[Etiopia]].{{sfnp|Roller|2010|p=66}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=108, 149–150}}


[[Caesarion|Kaisarion]], putra Kleopatra yang diyakini sebagai hasil hubungan asmaranya dengan Yulius Kaisar, lahir pada tanggal 23 Juni 47 SM, dan mula-mula diberi nama "Firaun Kaisar". Nama inilah yang terabadikan pada sebuah [[prasasti|tugu prasasti]] di [[Serapeion]] kota Memfis.{{sfnp|Roller|2010|pp=69–70}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 20}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Anderson|2003|p=39}} dan {{harvnb|Fletcher|2008|pp=154, 161–162}}.</ref> Mungkin karena pernikahannya dengan Kalpurnia tak kunjung menghasilkan keturunan, Yulius Kaisar tidak menggembar-gemborkan kelahiran Kaisarion di muka umum (tetapi mungkin diam-diam mengakui Kaisarion sebagai putranya).{{sfnp|Roller|2010|p=70}}<ref group="note">{{harvnb|Roller|2010|p=70}} menulis tentang hubungan anak-beranak antara Yulius Kaisar dan Kaisarion sebagai berikut: "Perihal hubungan anak-beranak antara Yulius Kaisar dan Kaisarion ini menjadi berbelit-belit dalam perang propaganda antara Markus Antonius dan Oktavianus pada penghujung era 30-an SM–kubu yang satu merasa perlu membuktikan bahwa Yulius Kaisar adalah ayah kandung Kaisarion, sementara kubu yang lain merasa perlu untuk menyangkalinya–sehingga tanggapan Yulius Kaisar sendiri mengenai hal ini menjadi mustahil untuk dipastikan sekarang ini. Informasi yang sintas nyaris bertentangan: konon Yulis Kaisar menyangkal dalam surat wasiatnya tetapi diam-diam mengakui Kaisarion sebagai putranya, dan mengizinkan pemakaian nama Kaisarion. Sahabat Yulius Kaisar, Gayus Opius, bahkan menulis sebuah risalah yang membuktikan bahwa Kaisarion bukanlah putra Yulius Kaisar, dan Gayus Helvius Sina–penyair yang dibunuh oleh para perusuh yang dibangkitkan amarahnya oleh pidato Markus Antonius dalam upacara pemakaman Yulius Kaisar–pada tahun 44 SM menyiapkan rancangan undang-undang yang mengizinkan Yulius Kaisar mengambil istri sebanyak yang dikehendakinya demi menghasilkan keturunan. Meskipun sebagian besar pembahasan mengenai hal ini baru muncul sepeninggal Yulius Kaisar, tampaknya ia sendiri berkeinginan sedapat mungkin menutup-nutupi kelahiran Kaisarion tetapi tidak dapat berbuat apa-apa ketika Kleopatra berulang kali menggembar-gemborkannya."</ref> Di lain pihak, Kleopatra berulang kali mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Yulius Kaisar adalah ayah dari Kaisarion.{{sfnp|Roller|2010|p=70}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=162–163}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiv}}
Caesar berangkat dari Mesir pada sekitar April 47 SM, diduga untuk berkonfrontasi dengan [[Pharnaces II dari Pontus]], putra Mithridates Agung, yang menimbulkan ketegangan dari Anatolia sampai Roma.{{sfnp|Roller|2010|p=67}} Diyakini, Caesar, yang menikahi wanita Romawi berpengaruh [[Calpurnia (istri Caesar)|Calpurnia]], juga ingin terhindar untuk terlihat bersama dengan Kleopatra saat ia membawa putra mereka.{{sfnp|Roller|2010|p=67}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=19–20}} Ia meninggalkan tiga legiun di Mesir, kemudian ditambah menjadi empat, di bawah komando [[orang merdeka]] [[Rufio (perwira Caesar)|Rufio]], untuk mengamankan posisi Kleopatra, namun juga mungkin tetap memastikan kegiatan-kegiatannya.{{sfnp|Roller|2010|p=67}}{{sfnp|Burstein|2004|p=20}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=153}}
[[Berkas:Ptolemaic Queen (Cleopatra VII?), 50-30 B.C.E., 71.12.jpg|jmpl|kiri|lurus|Patung potret seorang ratu [[dinasti Ptolemaik|wangsa Ptolemaios]], mungkin sekali Kleopatra, ''[[circa|ca.]]'' 51–30 SM, tersimpan di [[Brooklyn Museum|Museum Brooklyn]]{{sfnp|Ashton|2001b|p=164}}]]


Kleopatra dan Ptolemaios XIV melakukan lawatan ke Roma sekitar penghujung tahun 46 SM, mungkin tanpa membawa serta Kaisarion, dan menginap di vila milik Yulius Kaisar yang terletak di dalam kawasan ''[[Horti Caesaris]]'' (taman Kaisar).{{sfnp|Roller|2010|p=71}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 20}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=179–182}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Jones|2006|pp=xiv, 78}}.</ref> Sama seperti mendiang ayah mereka, Kleopatra maupun Ptolemaios XIV dianugerahi status resmi sebagai "kawan dan mitra rakyat Romawi" ({{lang-la|socius et amicus populi Romani}}) oleh Yulius Kaisar, dan dengan demikian menjadikan mereka penguasa-penguasa gundal yang setia pada Roma.{{sfnp|Roller|2010|pp=21, 57, 72}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 20, 64}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=181–182}} Orang-orang mendatangi vila milik Yulius Kaisar yang terletak di seberang [[Sungai Tiber]] untuk menjumpai Kleopatra. Salah seorang di antaranya adalah Senator [[Cicero]] yang mendapat kesan bahwa Kleopatra adalah pribadi yang angkuh.{{sfnp|Roller|2010|p=72}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=194–195}} [[Sosigenes dari Aleksandria]], salah seorang ahli majelis istana Kleopatra, membantu Yulius Kaisar menyusun [[Kalender Julius|Kalender Yulius]], sistem penanggalan baru yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 45 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 126}}{{sfnp|Burstein|2004|p=21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=201–202}} Di dalam [[Kuil Venus Genetrix|''Templum Veneris Genetricis'']] (kuil Bunda Venus) di [[Forum Kaisar|''Forum Caesaris'']] (alun-alun Kaisar), yang diresmikan pada tanggal 25 September 46 SM, disemayamkan sebuah arca emas Kleopatra (tersimpan setidaknya sampai dengan abad ke-3 M). Arca ini menampilkan Kleopatra, ibu dari putra Yulius Kaisar, sebagai [[Venus (mitologi)|Venus]], dewi ibu bangsa Romawi.{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 175}}{{sfnp|Burstein|2004|p=21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=195–196, 201}} Arca ini juga merupakan cara halus untuk memasukkan pemujaan [[Isis]], dewi bangsa Mesir, ke dalam [[Agama di Romawi Kuno|agama bangsa Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|p=72}}
[[Caesarion]], anak Kleopatra yang diduga dari Caesar, lahir pada 23 Juni 47 SM, dan aslinya bernama "Firaun Caesar" seperti yang tercantum di sebuah [[prasasti]] di [[Serapeion]], Memphis.{{sfnp|Roller|2010|pp=69–70}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 20}}<ref group="note">Untuk informasi dan validasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Anderson|2003|p=39}} dan {{harvnb|Fletcher|2008|pp=154, 161–162}}.</ref> Diyakini menerapkan [[perkawinan di Romawi kuno|perkawinan tanpa anak]] dengan Kalpurnia, Caesar terdiam di hadapan publik tentang Caesarion (namun mungkin menerima pengasuhannya secara pribadi).{{sfnp|Roller|2010|p=70}}<ref group="note">{{harvnb|Roller|2010|p=70}} menulis cerita tentang [[Julius Caesar]] dan pengasuhannya terhadap [[Caesarion]]: "Materi pengasuhan menjadi sangat runyam dalam perang propaganda antara Antonius dan Oktavianus pada akhir 30an SM–ini secara khusus dibanggakan disatu pihak dan yang lainnya menolak peran Caesar–bahwa saat ini tak mungkin menentukan tanggapan sebenarnya Caesar. Informasi yang ada hampir berseberangan: Caesar dikatakan menyangkali hak asuhnya dalam kehendaknya namun mengetahuinya secara pribadi dan mengijinkan pemakaian nama Caesarion. Rekan Caesar C. Oppius mungkin menulis sebuah pamflet yang menyatakan bahwa Caesarion bukanlah anak Caesar dan C. Helvius Cinna–penyair yang dibunuh oleh para perusuh setelah orasi pemakaman Antonius–dipersiapkan pada 44 SM untuk mengenalkan legislasi untuk membolehkan Caesar untuk menikahi beberapa istri yang ia inginkan untuk keperluan memiliki anak. Meskipun kebanyakan perbincangan ini timbul setelah kematian Caesar, ia sendiri nampaknya ingin terdiam sememungkinkannya tetang anak tersebut namun terhalang oleh anggapan berulang terhadap Kleopatra."</ref> Di sisi laut, Kleopatra membuat deklarasi resmi berulang tentang hak asuh Caesarion, dengan Caesar sebagai ayahnya.{{sfnp|Roller|2010|p=70}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=162–163}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiv}}


Keberadaan Kleopatra di kota Roma mungkin sekali turut berdampak pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada perayaan [[Lupercalia|Luperkalia]], sebulan sebelum Yulius Kaisar terbunuh.{{sfnp|Roller|2010|pp=72–74}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=205–206}} Markus Antonius berlagak hendak memasang [[diadem]] di kepala Yulius Kaisar, sementara Yulius Kaisar berlagak menolak diperlakukan demikian. Lakon ini agaknya sengaja direkayasa sebagai ikhtiar untuk mencari tahu seberapa besar penerimaan rakyat Romawi terhadap jabatan raja ala Helenistik.{{sfnp|Roller|2010|pp=72–74}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=205–206}} [[Cicero]], yang turut hadir dalam perayaan itu, secara berseloroh menanyakan dari mana datangnya diadem itu, yang jelas-jelas menyindir ratu wangsa Ptolemaios yang sangat dibencinya.{{sfnp|Roller|2010|pp=72–74}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=205–206}} [[Pembunuhan Julius Caesar|Yulius Kaisar terbunuh]] pada [[Ides of March|''Idus Martiae'']] (hari Purnama bulan Maret, bertepatan dengan tanggal 15 Maret 44 SM), tetapi Kleopatra tetap tinggal di Roma sampai sekitar pertengahan bulan April, karena berharap Kaisarion akan diakui sebagai ahli waris Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=74}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=207–213}} Namun dalam surat wasiatnya, Yulius Kaisar ternyata menetapkan [[Augustus|Oktavianus]], putra dari kemenakan perempuannya, sebagai ahli waris utamanya. Oktavianus tiba di Italia sekitar waktu Kleopatra memutuskan untuk pulang ke Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=74}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=213–214}} Beberapa bulan kemudian, Ptolemaios XIV tewas diracun orang suruhan Kleopatra, dan Kaisarion naik takhta menjadi penguasa Mesir bersama-sama dengan ibunya.{{sfnp|Roller|2010|pp=74–75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 22}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiv}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Fletcher|2008|pp=214–215}}.</ref>
[[Berkas:Ptolemaic Queen (Cleopatra VII?), 50-30 B.C.E., 71.12.jpg|jmpl|kiri|lurus|Patung dada Mesir dari seorang ratu [[dinasti Ptolemaik|Ptolemaik]], diyakini Kleopatra VII, 50–30 SM, [[Brooklyn Museum]]]]

Kleopatra VII dan penguasa bersama nominalnya Ptolemi XIV mengunjungi Roma pada akhir 46 SM, mungkin tanpa Caesarion, dan menginap di vila Caesar di [[Horti Caesaris]].{{sfnp|Roller|2010|p=71}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 20}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=179–182}}<ref group="note">Untuk informasi dan validasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Jones|2006|pp=xiv, 78}}.</ref> Seperti ayah mereka Ptolemi XII, Julius Caesar menganugerahi Kleopatra VII dan Ptolemi XIV dengan status hukum 'teman dan sekutu bangsa Romawi' ({{lang-la|socius et amicus populi Romani}}), dalam efek [[raja klien|para penguasa klien]] yang setia dengan Roma.{{sfnp|Roller|2010|pp=21, 57, 72}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 20, 64}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=181–182}} Para pengunjung Kleopatra di vila Caesar yang menyeberangi [[Tiber]] meliputi senator [[Cicero]], yang menganggapnya arogan.{{sfnp|Roller|2010|p=72}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=194–195}}

[[Sosigenes dari Aleksandria]], salah satu anggota istana Kleopatra, yang membantu Caesar dalam [[kalender Romawi|perhitungan]] untuk [[Kalender Julian]] baru, yang berlaku pada 1 Januari 45 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 126}}{{sfnp|Burstein|2004|p=21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=201–202}} [[Kuil Venus Genetrix]], yang didirikan di [[Forum Caesar]] pada 25 September 46 SM, berisi patung empat Kleopatra (yang berdiri disana sampai setidaknya abad ke-3 SM), mengasosiasikan ibu dari anak Caesar secara langsung dengan [[Venus (mitologi)|dewi Venus]], ibu bangsa Romawi.{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 175}}{{sfnp|Burstein|2004|p=21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=195–196, 201}} Patung tersebut juga menghubungkan dewi Mesir [[Isis]] dengan [[agama Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|p=72}}

Keberadaan Kleopatra di Roma sangat berdampak pada peristiwa-peristiwa di perayaan [[Lupercalia]] sebulan sebelum pembunuhan Caesar.{{sfnp|Roller|2010|pp=72–74}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=205–206}} Markus Antonius berniat untuk menempatkan [[diadem]] kerajaan di kepala Caesar, yang ditolak Caesar di apa yang diyakini penampilan panggung, mungkin untuk menghindari kegelisahan masyarakat Romawi tentang penerimaan kekerabatan raja bergaya Hellenistik.{{sfnp|Roller|2010|pp=72–74}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=205–206}} [[Cicero]], yang hadir di acara tersebut, dengan nada menghina bertanya darimana asal diadem tersebut, sebuah rujukan kepada ratu Ptolemaik yang ia undang.{{sfnp|Roller|2010|pp=72–74}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=205–206}} [[Pembunuhan Julius Caesar|Caesar dibunuh]] pada hari [[Ides of March]] (15 Maret 44 SM), namun Kleopatra masih berada di Roma sampai sekitar pertengahan April, dengan harapan Caesarion diakui sebagai pewaris Caesar.{{sfnp|Roller|2010|p=74}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=207–213}} Namun, Caesar mengkehendaki anak keponakannya [[Octavianus|Oktavianus]] diangkat menjadi pewaris utama, dan Oktavianus datang ke Italia pada sekitaran waktu yang sama saat Kleopatra memutuskan untuk pulang ke Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=74}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=213–214}} Beberapa bulan kemudian, Kleopatra memutuskan untuk membunuh saudaranya dan penguasa bersamanya, Ptolemi XIV, dengan cara diracun agar putranya Caesarion menggantikannya sebagai penguasa bersamanya.{{sfnp|Roller|2010|pp=74–75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 22}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiv}}<ref group="note">Untuk informasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Fletcher|2008|pp=214–215}}</ref><!--

===Relationship with Julius Caesar===
{{Main|Reign of Cleopatra}}
{{further|Military campaigns of Julius Caesar|Siege of Alexandria (47 BC)|Battle of the Nile (47 BC)|Caesareum of Alexandria}}
Ptolemy XIII arrived at Alexandria at the head of his army, in clear defiance of Caesar's demand that he disband and leave his army before his arrival.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=100}} Cleopatra initially sent emissaries to Caesar, but upon allegedly hearing that Caesar was inclined to having affairs with royal women, she came to Alexandria to see him personally.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Burstein|2004|p=18}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=100}} Historian [[Cassius Dio]] records that she did so without informing her brother, dressing in an attractive manner and charming him with her wit.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Hölbl|2001|pp=234–235}}{{sfnp|Jones|2006|pp=56–57}} [[Plutarch]] provides an entirely different and perhaps mythical account that alleges she was bound inside a bed sack to be smuggled into the palace to meet Caesar.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=234}}{{sfnp|Jones|2006|pp=57–58}}<ref group="note">For further information, see {{harvtxt|Burstein|2004|p=18}} and {{harvtxt|Fletcher|2008|pp=101–103}}.</ref>

[[File:Retrato de Julio César (26724093101).jpg|thumb|left|The [[Tusculum portrait]], a contemporary Roman sculpture of [[Julius Caesar]] located in the Archaeological Museum of [[Turin]], Italy]]
When Ptolemy XIII realized that his sister was in the palace consorting directly with Caesar, he attempted to rouse the populace of Alexandria into a riot, but he was arrested by Caesar, who used his oratorical skills to calm the frenzied crowd.{{sfnp|Roller|2010|pp=61–62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=112–113}} Caesar then brought Cleopatra and Ptolemy XIII before the [[Boule (ancient Greece)|assembly of Alexandria]], where Caesar revealed the written will of Ptolemy XII—previously possessed by Pompey—naming Cleopatra and Ptolemy XIII as his joint heirs.{{sfnp|Roller|2010|pp=26, 62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Burstein|2004|p=18}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p113">For further information, see {{harvtxt|Fletcher|2008|p=113}}.</ref> Caesar then attempted to arrange for the other two siblings, Arsinoe IV and Ptolemy XIV, to rule together over Cyprus, thus removing potential rival claimants to the Egyptian throne while also appeasing the Ptolemaic subjects still bitter over the loss of Cyprus to the Romans in 58 BC.{{sfnp|Roller|2010|p=62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=18, 76}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p113"/>

Judging that this agreement favored Cleopatra over Ptolemy XIII and that the latter's army of 20,000 including the Gabiniani could most likely defeat Caesar's army of 4,000 unsupported troops, Potheinos decided to have Achillas lead their forces to Alexandria to attack both Caesar and Cleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=18–19}}<ref group="note">For further information, see {{harvtxt|Fletcher|2008|p=118}}.</ref> The resulting [[Siege of Alexandria (47 BC)|siege of the palace]] with Caesar and Cleopatra trapped together inside lasted into the following year of 47 BC.{{sfnp|Roller|2010|pp=62–63}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Hölbl|2001|pp=235–236}}<ref group="note">For further information, see {{harvtxt|Burstein|2004|pp=xxi, 19}} and {{harvtxt|Fletcher|2008|pp=118–120}}.</ref> After Caesar managed to execute Potheinos, Arsinoe IV joined forces with Achillas and was declared queen, but soon afterward had her tutor [[Ganymedes (eunuch)|Ganymedes]] kill Achillas and take his position as commander of her army.{{sfnp|Roller|2010|p=63}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=236}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=118–119}}<ref group="note">For further information, see {{harvtxt|Burstein|2004|p=76}}.</ref> Ganymedes then tricked Caesar into requesting the presence of the erstwhile captive Ptolemy XIII as a negotiator, only to have him join the army of Arsinoe IV.{{sfnp|Roller|2010|p=63}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 76}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=119}}

Sometime between January and March of 47 BC Caesar's reinforcements arrived, including those led by [[Mithridates I of the Bosporus|Mithridates of Pergamon]] and Antipater the Idumaean.{{sfnp|Roller|2010|p=63}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|p=19}}<ref group="note">For further information, see {{harvtxt|Fletcher|2008|pp=119–120}}.{{pb}}As part of the siege of Alexandria, {{harvtxt|Burstein|2004|p=19}} states that Caesar's reinforcements came in January, but {{harvtxt|Roller|2010|p=63}} says that his reinforcements came in March.</ref> Ptolemy XIII and Arsinoe IV withdrew their forces to the [[Nile]], [[Battle of the Nile (47 BC)|where Caesar attacked them]]. Ptolemy XIII tried to flee by boat but it capsized and he drowned.{{sfnp|Roller|2010|pp=63–64}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 19, 76}}<ref group="note">For further information and validation, see {{harvtxt|Anderson|2003|p=39}} and {{harvtxt|Fletcher|2008|p=120}}.</ref> Ganymedes was perhaps killed in the battle, Theodotus was found years later in Asia by [[Marcus Junius Brutus]] and executed, while Arsinoe IV was forcefully paraded in Caesar's [[Roman triumph|triumph in Rome]] before being exiled to the Temple of Artemis at Ephesus.{{sfnp|Roller|2010|p=64}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 19–21, 76}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=172}} Cleopatra was conspicuously absent from these events and resided in the palace, most likely because she had been pregnant with Caesar's child since September 47 BC.{{sfnp|Roller|2010|pp=64, 69}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 19–20}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=120}}

Caesar's term as consul had expired at the end of 48 BC.{{sfnp|Roller|2010|p=64}} However, Antony, an officer of his, helped to secure Caesar's [[Roman dictator|election as dictator]] lasting for a year, until October 47 BC, providing Caesar with the legal authority to settle the dynastic dispute in Egypt.{{sfnp|Roller|2010|p=64}} Wary of repeating the mistake of Cleopatra's sister Berenice IV in having a female monarch as sole ruler, Caesar appointed her 12-year-old brother, Ptolemy XIV, as joint ruler with the 22-year-old Cleopatra in a nominal sibling marriage, but Cleopatra continued living privately with Caesar.{{sfnp|Roller|2010|pp=64–65}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|p=19}}<ref group="note">For further information and validation, see {{harvtxt|Fletcher|2008|p=121}} and {{harvtxt|Jones|2006|p=xiv}}.{{pb}}{{harvtxt|Roller|2010|pp=64–65}} states that at this point (47 BC) Ptolemy XIV was 12 years old, while {{harvtxt|Burstein|2004|p=19}} claims that he was still only 10 years of age.</ref> The exact date at which Cyprus was returned to her control is not known, although she had a governor there by 42 BC.{{sfnp|Roller|2010|p=65}}{{sfnp|Burstein|2004|p=19}}

[[File:Cleopatra and Caesar by Jean-Leon-Gerome.jpg|thumb|upright|''[[Cleopatra and Caesar (painting)|Cleopatra and Caesar]]'' (1866), a painting by [[Jean-Léon Gérôme]]]]
Caesar is alleged to have joined Cleopatra for a cruise of the Nile and sightseeing of [[Ancient Egyptian architecture|Egyptian monuments]],{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=19–20}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=125}} although this may be a romantic tale reflecting later well-to-do Roman proclivities and not a real historical event.{{sfnp|Roller|2010|pp=65–66}} The historian [[Suetonius]] provided considerable details about the voyage, including use of ''[[Thalamegos]]'', the [[pleasure barge]] constructed by [[Ptolemy IV]], which during his reign measured {{convert|300|ft|m}} in length and {{convert|80|ft|m}} in height and was complete with dining rooms, state rooms, holy shrines, and [[Promenade deck|promenades]] along its two decks, resembling a floating villa.{{sfnp|Roller|2010|pp=65–66}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=126}} Caesar could have had an interest in the Nile cruise owing to his fascination with geography; he was well-read in the works of [[Eratosthenes]] and [[Pytheas]] and perhaps wanted to discover the source of the river, but turned back before reaching [[Ethiopia]].{{sfnp|Roller|2010|p=66}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=108, 149–150}}

Caesar departed from Egypt around April 47 BC, allegedly to confront [[Pharnaces II of Pontus]], son of Mithridates VI of Pontus, who was stirring up trouble for Rome in Anatolia.{{sfnp|Roller|2010|p=67}} It is possible that Caesar, married to the prominent Roman woman [[Calpurnia (wife of Caesar)|Calpurnia]], also wanted to avoid being seen together with Cleopatra when she bore him their son.{{sfnp|Roller|2010|p=67}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=19–20}} He left three legions in Egypt, later increased to four, under the command of the [[freedman]] [[Rufio (officer of Caesar)|Rufio]] to secure Cleopatra's tenuous position, but also perhaps to keep her activities in check.{{sfnp|Roller|2010|p=67}}{{sfnp|Burstein|2004|p=20}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=153}}

[[Caesarion]], Cleopatra's alleged child with Caesar, was born 23 June 47 BC, and was originally named "Pharaoh Caesar", as preserved on a [[stele]] at the [[Serapeum]] in Memphis.{{sfnp|Roller|2010|pp=69–70}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 20}}<ref group="note">For further information and validation, see {{harvtxt|Anderson|2003|p=39}} and {{harvtxt|Fletcher|2008|pp=154, 161–162}}.</ref> Perhaps owing to his still childless marriage with Calpurnia, Caesar remained publicly silent about Caesarion (but perhaps accepted his parentage in private).{{sfnp|Roller|2010|p=70}}<ref group="note">{{harvtxt|Roller|2010|p=70}} writes the following about Caesar and his parentage of Caesarion: "The matter of parentage became so tangled in the propaganda war between Antonius and Octavian in the late 30s B.C.–it was essential for one side to prove and the other to reject Caesar's role–that it is impossible today to determine Caesar's actual response. The extant information is almost contradictory: it was said that Caesar denied parentage in his will but acknowledged it privately and allowed use of the name Caesarion. Caesar's associate C. Oppius even wrote a pamphlet proving that Caesarion was not Caesar's child, and C. Helvius Cinna–the poet who was killed by rioters after Antonius's funeral oration–was prepared in 44 B.C. to introduce legislation to allow Caesar to marry as many wives as he wished for the purpose of having children. Although much of this talk was generated after Caesar's death, it seems that he himself wished to be as quiet as possible about the child but had to contend with Cleopatra's repeated assertions."</ref> Cleopatra, on the other hand, made repeated official declarations about Caesarion's parentage, with Caesar as the father.{{sfnp|Roller|2010|p=70}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=162–163}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiv}}
[[File:Ptolemaic Queen (Cleopatra VII?), 50-30 B.C.E., 71.12.jpg|thumb|left|upright|Egyptian portrait of a [[Ptolemaic dynasty|Ptolemaic]] queen, possibly Cleopatra, {{circa|51}}&nbsp;– 30 BC, located in the [[Brooklyn Museum]]{{sfnp|Ashton|2001b|p=164}}]]

Cleopatra and her nominal joint ruler Ptolemy XIV visited Rome sometime in late 46 BC, presumably without Caesarion, and were given lodging in Caesar's villa within the [[Horti Caesaris]].{{sfnp|Roller|2010|p=71}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 20}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=179–182}}<ref group="note">For further information and validation, see {{harvtxt|Jones|2006|pp=xiv, 78}}.</ref> As with their father Ptolemy XII, Caesar awarded both Cleopatra and Ptolemy XIV the legal status of "friend and ally of the Roman people" ({{Italic correction|{{lang-la|socius et amicus populi Romani}}}}), in effect client rulers loyal to Rome.{{sfnp|Roller|2010|pp=21, 57, 72}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 20, 64}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=181–182}} Cleopatra's visitors at Caesar's villa across the [[Tiber]] included the senator [[Cicero]], who found her to be arrogant.{{sfnp|Roller|2010|p=72}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=194–195}} [[Sosigenes of Alexandria]], one of the members of Cleopatra's court, aided Caesar in the calculations for the new [[Julian calendar]], put into effect 1 January 45 BC.{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 126}}{{sfnp|Burstein|2004|p=21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=201–202}} The [[Temple of Venus Genetrix]], established in the [[Forum of Caesar]] on 25 September 46 BC, contained a golden statue of Cleopatra (which stood there at least until the 3rd century AD), associating the mother of Caesar's child directly with the goddess [[Venus (mythology)|Venus]], mother of the Romans.{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 175}}{{sfnp|Burstein|2004|p=21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=195–196, 201}} The statue also subtly linked the Egyptian goddess [[Isis]] with the [[Roman religion]].{{sfnp|Roller|2010|p=72}}

Cleopatra's presence in Rome most likely had an effect on the events at the [[Lupercalia]] festival a month before Caesar's assassination.{{sfnp|Roller|2010|pp=72–74}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=205–206}} Antony attempted to place a royal [[diadem]] on Caesar's head, with the latter refusing in what was most likely a staged performance, perhaps to gauge the Roman public's mood about accepting Hellenistic-style kingship.{{sfnp|Roller|2010|pp=72–74}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=205–206}} Cicero, who was present at the festival, mockingly asked where the diadem came from, an obvious reference to the Ptolemaic queen who he abhorred.{{sfnp|Roller|2010|pp=72–74}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=205–206}} [[Assassination of Julius Caesar|Caesar was assassinated]] on the [[Ides of March]] (15 March 44 BC), but Cleopatra stayed in Rome until about mid-April, in the vain hope of having Caesarion recognized as Caesar's heir.{{sfnp|Roller|2010|p=74}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=207–213}} However, Caesar's will named his grandnephew [[Octavian]] as the primary heir, and Octavian arrived in Italy around the same time Cleopatra decided to depart for Egypt.{{sfnp|Roller|2010|p=74}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=213–214}} A few months later, Cleopatra had Ptolemy XIV killed by poisoning, elevating her son Caesarion as her co-ruler.{{sfnp|Roller|2010|pp=74–75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 22}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiv}}<ref group="note">For further information, see {{harvtxt|Fletcher|2008|pp=214–215}}.</ref>-->


=== Kleopatra dalam perang saudara Liberator ===
=== Kleopatra dalam perang saudara Liberator ===
{{further|Perang saudara Liberator}}
{{further|Perang saudara Liberator}}
[[Berkas:Cleopatra Gate in Tarsus.JPG|jmpl|300px|[[Gerbang Kleopatra]] di [[Tarsos]] ([[Tarsus, Mersin]], Turki), situs dimana ia bertemu [[Markus Antonius]] pada 41 SM{{sfnp|Roller|2010|pp=77–79, Figure 6}}]]
[[Berkas:Cleopatra Gate in Tarsus.JPG|jmpl|300px|[[Gerbang Kleopatra]] di Tarsos (sekarang [[Tarsus|Tarsus, Mersin]], Turki), tempat Kleopatra berjumpa dengan [[Markus Antonius]] pada tahun 41 SM{{sfnp|Roller|2010|pp=77–79, Gambar 6}}]]
Oktavianus, Markus Antonius, dan [[Marcus Aemilius Lepidus (triumvir)|Lepidus]] membentuk [[Triumvirat Kedua]] pada tahun 43 SM, dan [[pemilihan umum di Republik Romawi|mereka masing-masing terpilih]] untuk masa jabatan selama lima tahun untuk mengembalikan ketertiban di Republik dan [[perang saudara Liberator|menyeret para pembunuh Caesar ke pengadilan]].{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 21–22}} Kleopatra menerima pesan dari [[Gaius Cassius Longinus]], salah satu pembunuh Caesar, dan [[Publius Cornelius Dolabella]], prokonsul Siria dan loyalis Caesarian, yang sama-sama meminta bantuan militer.{{sfnp|Roller|2010|p=75}} Kleopatra memutuskan untuk menulis sebuah pernyataan kepada Cassius yang berisi dalih bahwa kerajaannya juga menghadapi sejumlah masalah internal, tetapi pada saat yang sama ia mengirim empat legiun yang ditinggalkan oleh Caesar di Mesir ke Dolabella.{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|p=22}} Namun, pasukan tersebut ditangkap oleh Cassius di Palestina.{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|p=22}}
Oktavianus, Markus Antonius, dan [[Marcus Aemilius Lepidus (triumvir)|Markus Emilius Lepidus]] membentuk [[triumvirat Kedua|persekutuan triwira yang kedua]] pada tahun 43 SM. Masing-masing triwira [[Pemilihan umum di Republik Romawi|terpilih]] untuk menjalani masa jabatan selama lima tahun dengan tugas memulihkan ketertiban dalam negeri dan [[Perang saudara Liberator|menyeret komplotan pembunuh Yulius Kaisar ke hadapan mahkamah]].{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 21–22}} Kleopatra menerima surat permohonan bala bantuan, baik dari [[Gaius Cassius Longinus|Gayus Kasius Lonjinus]], salah seorang anggota komplotan pembunuh Yulius Kaisar, maupun dari [[Publius Cornelius Dolabella|Publius Kornelius Dolabela]], Prokonsul Suriah sekaligus salah seorang pendukung setia Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=75}} Kleopatra memutuskan untuk mengirim surat penolakan kepada Gayus Kasius Lonjinus dengan dalih kerajaannya sedang berkutat dengan seabrek permasalahan dalam negeri. Pada saat yang sama, ia mengerahkan empat legiun yang ditinggalkan Yulius Kaisar di Mesir untuk membantu Publius Kornelius Dolabela,{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|p=22}} tetapi Gayus Kasius Lonjinus merebut kendali empat legiun ini di [[Palestina]] sebelum sempat bergabung dengan Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|p=22}} Manakala [[Serapion (strategos)|Serapion]], Wali Negeri Siprus bawahan Kleopatra, membelot ke kubu Gayus Kasius Lonjinus dan menyediakan kapal-kapal bagi kepentingannya, Kleopatra memutuskan untuk memimpin pelayaran armada miliknya menuju Yunani guna membantu Oktavianus dan Markus Antonius secara pribadi, tetapi kapal-kapal armada Kleopatra mengalami kerusakan parah akibat diamuk badai Laut Tengah sehingga terlambat datang untuk membantu memenangkan pertempuran.{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=22–23}} Pada musim gugur tahun 42 SM, Markus Antonius akhirnya berjaya mengalahkan bala tentara komplotan pembunuh Yulius Kaisar dalam [[Pertempuran Filipi]] di Yunani. Kekalahan ini membuat para pemimpin komplotan pembunuh Yulius Kaisar, yakni Gayus Kasius Lonjinus dan Markus Yunius Brutus, bunuh diri.{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 22–23}}

Saat [[Serapion (strategos)|Serapion]], gubernur Siprus di bawah Kleopatra, membelot ke pihak Cassius dan menyediakan kapal-kapal untuknya, Kleopatra mengirim armadanya sendiri ke Yunani untuk membantu Oktavianus dan Antonius, namun kapal-kapalnya rusak berat akibat badai di Laut Tengah dan armadanya sendiri datang terlambat dan tidak sempat membantu mereka.{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=22–23}} Pada musim gugur 42 SM, Antonius telah mengalahkan pasukan para pembunuh Caesar dalam [[Pertempuran Filipi]] di Yunani, yang membuat Cassius dan [[Marcus Junius Brutus si Muda|Marcus Junius Brutus]] bunuh diri.{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 22–23}}

Pada akhir 42 SM, Oktavianus memperoleh kekuasaan atas lebih dari setelah wilayah Republik Romawi di barat dan Antonius separuh bagian timur, sementara Lepidus telah terpinggirkan.{{sfnp|Roller|2010|p=76}} Pada musim panas tahun 41 SM, Antonius mendirikan markas besarnya di [[Tarsos]], Anatolia, dan mengirimkan beberapa undangan kepada Kleopatra, yang awalnya ditolak sampai duta Antonius [[Quintus Dellius]] membujuknya untuk datang.{{sfnp|Roller|2010|pp=76–77}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 23}} Pertemuan tersebut memberikan kesempatan kepada Kleopatra untuk menghilangkan kesalahpahaman bahwa ia telah mendukung Cassius pada masa perang saudara, dan mereka juga dapat membahas pertukaran wilayah di Syam, tetapi Antonius jelas-jelas ingin menjalin hubungan pribadi dengan sang ratu.{{sfnp|Roller|2010|p=77}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 23}} Kleopatra berlayar di [[Sungai Berdan|Sungai Kydnos]] menuju Tarsos dalam ''thalamegos''-nya, dan di kapal itu ia menjamu Antonius dan para pejabatnya dengan pesta kenduri selama dua malam.{{sfnp|Roller|2010|pp=77–79}}{{sfnp|Burstein|2004|p=23}} Kleopatra memutuskan untuk menghilangkan citra sebagai pendukung Cassius, dan menyatakan bahwa ia telah mencoba membantu Dolabella di Siria; pada saat yang sama, ia membujuk Antonius untuk menghukum mati saudari Kleopatra yang berada di pengasingan di Efesus, Arsinoe IV.{{sfnp|Roller|2010|p=79}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 24, 76}} Mantan gubernur Siprus yang membangkang juga diserahkan kepada Kleopatra untuk dihukum mati.{{sfnp|Roller|2010|p=79}}{{sfnp|Burstein|2004|p=24}}<!--


===Cleopatra in the Liberators' civil war===
{{Main|Reign of Cleopatra}}
{{further|Liberators' civil war}}
[[File:Cleopatra Gate in Tarsus.JPG|thumb|300px|[[Cleopatra's Gate]] in Tarsos (now [[Tarsus, Mersin]], Turkey), the site where she met [[Mark Antony]] in 41 BC{{sfnp|Roller|2010|pp=77–79, Figure 6}}]]
Octavian, Antony, and [[Marcus Aemilius Lepidus (triumvir)|Marcus Aemilius Lepidus]] formed the [[Second Triumvirate]] in 43 BC, in which they were each [[Elections in the Roman Republic|elected]] for five-year terms to restore order in the Republic and [[Liberators' civil war|bring Caesar's assassins to justice]].{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 21–22}} Cleopatra received messages from both [[Gaius Cassius Longinus]], one of Caesar's assassins, and [[Publius Cornelius Dolabella]], proconsul of Syria and Caesarian loyalist, requesting military aid.{{sfnp|Roller|2010|p=75}} She decided to write Cassius an excuse that her kingdom faced too many internal problems, while sending the four legions left by Caesar in Egypt to Dolabella.{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|p=22}} However, these troops were captured by Cassius in [[Palestine (region)|Palestine]].{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|p=22}} While [[Serapion (strategos)|Serapion]], Cleopatra's governor of Cyprus, defected to Cassius and provided him with ships, Cleopatra took her own fleet to Greece to personally assist Octavian and Antony, but her ships were heavily damaged in a Mediterranean storm and she arrived too late to aid in the fighting.{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=22–23}} By the autumn of 42 BC, Antony had defeated the forces of Caesar's assassins at the [[Battle of Philippi]] in Greece, leading to the suicide of Cassius and Brutus.{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 22–23}}

By the end of 42 BC, Octavian had gained control over much of the western half of the Roman Republic and Antony the eastern half, with Lepidus largely marginalized.{{sfnp|Roller|2010|p=76}} In the summer of 41 BC Antony established his headquarters at [[Tarsos]] in Anatolia and summoned Cleopatra there in several letters, which she rebuffed until Antony's envoy [[Quintus Dellius]] convinced her to come.{{sfnp|Roller|2010|pp=76–77}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 23}} The meeting allowed Cleopatra to clear up the misconception that she had supported Cassius during the civil war and address territorial exchanges in the [[Levant]], but Antony also undoubtedly desired to form a personal, romantic relationship with the queen.{{sfnp|Roller|2010|p=77}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 23}}<ref group="note">As explained by {{harvtxt|Burstein|2004|p=23}}, Cleopatra presented herself as the Egyptian goddess Isis in the appearance of the Greek goddess [[Aphrodite]], meeting her divine husband [[Osiris]] in the form of the Greek god [[Dionysus]], whom the priests of the Temple of Artemis at Ephesus had associated with Antony prior to this meeting with Cleopatra. Some surviving coins of Cleopatra also depict her as Venus–Aphrodite, as explained by {{harvtxt|Fletcher|2008|p=205}}.</ref> Cleopatra sailed up the [[Berdan River|Kydnos River]] to Tarsos in ''Thalamegos'', hosting Antony and his officers for two nights of lavish banquets on board the ship.{{sfnp|Roller|2010|pp=77–79}}{{sfnp|Burstein|2004|p=23}} Cleopatra managed to clear her name as a supposed supporter of Cassius, arguing she had really attempted to help Dolabella in Syria, and convinced Antony to have her exiled sister, Arsinoe IV, executed at Ephesus.{{sfnp|Roller|2010|p=79}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 24, 76}} Cleopatra's former rebellious governor of Cyprus was also handed over to her for execution.{{sfnp|Roller|2010|p=79}}{{sfnp|Burstein|2004|p=24}}-->

=== Hubungan dengan Markus Antonius ===
[[Berkas:M Antonius.jpg|jmpl|Sebuah [[pahatan Romawi|patung dada Romawi]] dari [[konsul Romawi|konsul]] dan [[triumvir]] [[Markus Antonius]], [[Museum Vatikan]]]]

Kleopatra mengundang Antonius untuk datang ke Mesir sebelum berangkat dari Tarsos, yang membuat Antonius mengunjungi Aleksandria pada November 41 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=79}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 24}} Antonius disambut baik oleh masyarakat Aleksandria, atas aksi heroiknya dalam mengembalikan Ptolemi XII ke kekuasaan dan datang ke Mesir tanpa pasukan pendudukan seperti yang dilakukan oleh Caesar.{{sfnp|Roller|2010|pp=79–80}}{{sfnp|Burstein|2004|p=25}} Di Mesir, Antonius masih menikmati gaya hidup kerajaan yang ia saksikan di atas kapal Kleopatra yang berlabuh di Tarsos.{{sfnp|Roller|2010|pp=77–79, 82}}{{sfnp|Burstein|2004|p=24}} Ia juga membawa serta para baahannya, seperti [[Publius Ventidius Bassus]], [[Pertempuran Gunung Gindarus|memukul mundur pasukan Parthia]] dari Anatolia dan Siria.{{sfnp|Burstein|2004|p=25}}{{sfnp|Bivar|1983|p=58}}{{sfnp|Brosius|2006|p=96}}<ref group="note">Untuk informasi selengkapnya tentang [[Publius Ventidius Bassus]] dan kemenangannya atas [[Kekaisaran Parthia|pasukan Parthia]] di [[Pertempuran Gunung Gindarus]], lihat {{harvnb|Kennedy|1996|pp=80–81}}.</ref>

Kleopatra berhati-hati memilih Antonius sebagai mitranya untuk menghasilkan pewaris-pewaris tambahan, saat ia dituntut menjadi figur Romawi paling berkuasa mengikuti jejak Caesar.{{sfnp|Roller|2010|pp=81–82}} Dengan kekuatan [[triumvir]]al-nya, Antonius juga memiliki otoritas besar untuk merestorasi bekas wilayah Ptolemaik, yang sekarang berada di tangan Romawi, kepada Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=82–83}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}} Meskipun dijelaskan bahwa [[Silisia]] dan [[Siprus]] berada di bawah kekuasaan Kleopatra pada 19 November 38 SM, transfer tersebut diyakini dilakukan sebelumnya pada musim dingin 41–40 SM, pada masa ia bersama dengan Antonius.{{sfnp|Roller|2010|pp=82–83}}

Pada musim semi 40 SM, Markus Antonius meninggalkan Mesir karena ketegangan di Siria, dimana gubernurnya [[Lucius Decidius Saxa]] dibunuh dan tentaranya diambil oleh [[Quintus Labienus]], seorang mantan pejabat di bawah kepemimpinan Cassius yang sekarang berpihak pada [[Kekaisaran Parthia]].{{sfnp|Roller|2010|p=83}} Kleopatra memberikan 200 kapal kepada Antonius untuk kampanyenya dan sebagai pembayaran untuk kawasannya yang baru diakuisisi.{{sfnp|Roller|2010|p=83}} Ia tak melihat Antonius lagi sampai 37 SM, namun ia surat menyurat dengannya, dan bukti menunjukkan bahwa ia mengirim seorang mata-mata ke kampnya.{{sfnp|Roller|2010|p=83}} Pada akhir 40 SM, Kleopatra melahirkan anak kembar, seorang anak laki-laki bernama [[Alexander Helios]] dan seorang anak perempuan bernama [[Cleopatra Selene II]], keduanya diakui oleh Antonius sebagai anaknya.{{sfnp|Roller|2010|pp=83–84}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25}} ''Helios'' ({{lang-el| Ἥλιος}}), matahari, dan ''Selene'' ({{lang-el|Σελήνη}}), bulan, adalah lambang era baru dari peremajaan ulang masyarakat,{{sfnp|Roller|2010|p=84}} serta indikasi bahwa Kleopatra mengharapkan Atonius akan [[penaklukan Persia oleh Aleksander Agung|mengulang jejak Aleksander Agung]] dalam menaklukkan [[Sejarah Persia|Persia]].{{sfnp|Burstein|2004|p=25}}

Kampanye Parthia ke kawasan timur yang dilakukan oleh Markus Antonius terganggu oleh [[Perang Perusin]] (41–40 BC), yang dilakukan oleh istri ambisiusnya [[Fulvia]] melawan Oktavianus dengan harapan membuat suaminya menjadi pemimpin Romawi tanpa sengketa.{{sfnp|Roller|2010|p=84}}{{sfnp|Burstein|2004|p=73}} Fulvia diyakini ingin menjauhkan Antonius dari Kleopatra, namun konflik tersebut timbul di Italia bahkan sebelum Kleopatra bertemu dengan Antonius di Tarsos.{{sfnp|Roller|2010|pp=84–85}} Fulvia dan saudara Antonius [[Lucius Antonius (saudara Markus Antonius)|Lucius Antonius]] kemudian dikepung oleh Oktavianus di [[Perusia]] (sekarang [[Perugia]], Italia) dan kemudian diasingkan dari Italia, setelah Fulvia meninggal di [[Sikyon]], Yunani saat berniat untuk memergoki Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=85}} Kematian mendadaknya berujung pada rekonsiliasi Oktavianus dan Antionius di [[Brundisium]], Italia pada September 40 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=85}}{{sfnp|Burstein|2004|p=25}} Disamping perjanjian yang dilakukan di Brundisium memadatkan kekuasaan Antonius atas kawasan timur [[Laut Ionia]] dari Republik Romawi, ini juga membuatnya merebut [[Italia Romawi|Italia]], [[Hispania]], dan [[Gaul Romawi|Gaul]], dan menikahi saudari Oktavianus [[Oktavia si Muda]], seorang pesaing potensial bagi Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=85–86}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25, 73}}

[[Berkas:Lawrence Alma-Tadema- Anthony and Cleopatra.JPG|jmpl|kiri|300px|''Pertemuan Antonius dan Kleopatra'', karya [[Lawrence Alma-Tadema]], 1885]]

Pada Desember 40 SM, Kleopatra menerima [[Herodes I]] (Agung) di Aleksandria sebagai tamu tak diundang dan pengungsi yang kabur dari situasi mencekam di [[Yudea]].{{sfnp|Roller|2010|p=86}} Herodes diangkat menjadi [[tetrakhi]] disana oleh Markus Antonius, namun ia kemudian dipergoki [[Antigonus II Mattathias]] dari [[dinasti Hasmonean]] yang lama berdiri.{{sfnp|Roller|2010|p=86}} Ia memenjarakan saudara Herodes dan rekan tetrarki-nya [[Phasael]], yang dieksekusi saat Herodes kabur ke istana Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=86}} Kleopatra berniat untuk memberikannya bantuan militer, namun Herodes menolak dan pergi ke Roma, dimana triumvir Oktavianus dan Markus Antonius mengangkatnya menjadi [[daftar penguasa Hasmonean dan Herodian|raja Yudea]].{{sfnp|Roller|2010|pp=86–87}}{{sfnp|Burstein|2004|p=26}} Tindakan ini membuat Herodes berseteru dengan Kleopatra, yang ingin mengklaim kembali bekas kawasan Ptolemaik yang melingkupi [[kerajaan Herodian]] barunya.{{sfnp|Roller|2010|pp=86–87}}

Hubungan antara Markus Antonius dan Kleopatra mungkin mengasam saat ia tak hanya menikahi Oktavianus, namun juga dikaruniai dua anak darinya, [[Antonia si Tua]] pada 39 SM dan [[Antonia Minor]] pada 36 SM, memindahkan markas besarnya ke Athena.{{sfnp|Roller|2010|p=89}} Namun, jabatan Kleopatra di Mesir terjaga.{{sfnp|Burstein|2004|p=25}} Pesaingnya Herodes menduduki Yudea melalui perang saudara yang memakai bantuan militer Romawi yang besar, namun bukan dari Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=89}} Sejak otoritas triumviral Markus Antonius dan Oktavianus berakhir pada 1 Januari 37 SM, Oktavia mengadakan pertemuan di [[Taranto|Tarentum]] dimana triumvirat resmi diperpanjang sampai 33 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=89–90}} Dengan dua [[legiun Romawi|legiun]] yang diraih oleh Oktavianus dan seribu prajurit yang dipegang oleh Oktavia, Markus Antonius datang ke [[Antiokhia]] dimana ia mempersiapkan perang melawan Parthia.{{sfnp|Roller|2010|p=90}}

Antonius membujuk Kleoptra ke Antiokhia untuk membicarakan masalah-masalah yang ditekankan seperti kerajaan Herodes dan dukungan keuangan untuk kampanye Parthia-nya.{{sfnp|Roller|2010|p=90}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} Kleopatra membawa anak kembarnya yang sekarang berusia tiga tahun ke Antiokhia, dimana Markus Antonius menyaksikan mereka untuk pertama kalinya dan dimana mereka mungkin mula-mula meraih marga Helios dan Selene sebagai bagian dari rencana ambisius Antonius dan Kleopatra untuk masa depan.{{sfnp|Roller|2010|pp=90–91}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} Dalam rangka menstabilisasi kawasan timur, Antonius tak hanya memperbesar domain Kleopatra,{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} namun juga mendirikan dinasti-dinasti pemerintahan baru dan para penguasa klien yang akan setia kepadanya, sehingga akan memutlakkan kekuasaannya.{{sfnp|Roller|2010|pp=91–92}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}}<ref group="note">Menurut {{harvnb|Roller|2010|pp=91–92}}, para penguasa [[negara klien]] yang diangkat oleh [[Markus Antonius]] meliputi [[Herodes I]] dari [[Yudea]], [[Amintas dari Galatia]], [[Polemon I dari Pontus]], dan [[Archelaus dari Cappadocia]].</ref>

Dalam pengadaan ini, Kleopatra memberikan [[Peperangan Siria|bekas teritorial Ptolemaik]] signifikan di [[Syam]], termasuk hampir seluruh [[Foenisia]] ([[Lebanon]]) kecuali [[Tyre, Lebanon|Tyre]] dan [[Sidon]], yang masih dikuasai Romawi.{{sfnp|Roller|2010|p=92}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} Ia juga menerima [[Ptolemais Akko]] (sekarang [[Acre, Israel]]), sebuah kota yang didirikan oleh Ptolemi II.{{sfnp|Roller|2010|p=92}} Memberikannya [[dinasti Seleukia|hubungan leluhur dengan Seleukia]], ia meraih kawasan [[Koile Siria]] di sepanjang hulu [[Sungai Orontes]].{{sfnp|Roller|2010|pp=92–93}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} Ia bahkan diberi kawasan sekitaran [[Yerikho]] di Palestina, namun ia mengembalikan teritorial tersebut kepada Herodes.{{sfnp|Roller|2010|pp=93–94}}{{sfnp|Burstein|2004|p=26}} Atas pemberian [[daftar raja Nabatea|raja Nabatea]] [[Malikus I]] (sepupu Herodes), Kleopatra juga diberi sebagian [[Kerajaan Nabatea]] di sekitaran [[Teluk Aqaba]] di [[Laut Merah]], termasuk Ailana (sekarang [[Aqaba]], [[Yordania]]).{{sfnp|Roller|2010|pp=94, 142}}{{sfnp|Burstein|2004|p=26}} Di bagian barat, Kleopatra mendapatkan [[Cyrene, Libya|Cyrene]] di sepanjang pantai Libya, serta [[Itanos]] dan [[Olous]] di [[Kreta Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|p=94}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} Meskipun masih diurus oleh para pejabat Romawi, teritorial tersebut juga memperkaya kerajaannya dan membuatnya mendeklarasikan pembukaan era baru dengan [[koin Ptlemanik|koin penanggalan ganda]] pada 36 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=95}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=26–27}}

[[Berkas:Antony with Octavian aureus.jpg|jmpl|300px|[[aureus|Aurei]] Romawi mencantumkan potret [[Markus Antonius]] (kiri) dan [[Oktavianus]] (kanan), yang dikeluarkan pada 41&nbsp;SM untuk menselebrasikan pendirian [[Triumvirat Kedua]] oleh Oktavianus, Antonius, dan [[Marcus Aemilius Lepidus (triumvir)|Marcus Lepidus]] pada 43&nbsp;SM]]

Pelebaran kerajaan Ptolemaik oleh Antonius dengan mencairkan ulang teritorial Romawi yang dikuasai langsung dimanfaatkan oleh pesaingnya Oktavianus, yang menempatkan sentimen publik di Roma melawan penguatan ratu asing di belahan Republik mereka.{{sfnp|Roller|2010|pp=94–95}} Oktavianus juga memajukan pernyataan bahwa Antonius mengabaikan istri Romawi-nya, Oktavia dan memberikan hak-hak pemujaan luar biasanya kepadanya dan [[Livia]], istri Oktavianus.{{sfnp|Roller|2010|pp=94–95}} [[Cornelia Africana]], putri [[Scipio Africanus]], adalah wanita Romawi hidup pertama yang memiliki sebuah patung yang didedikasikan kepadanya.{{sfnp|Roller|2010|p=95}} Ia disusul oleh saudari Oktavianus, Oktavia, dan istrinya, Livia, yang patung-patungnya nampaknya didirikan di Forum Caesar untuk menyaingi patung Kleopatra yang didirikan oleh Caesar.{{sfnp|Roller|2010|p=95}}

Pada 36 SM, Kleopatra menemani Antonius ke [[Sungai Eufrat]] dalam perjalanannya untuk menginvasi Kekaisaran Parthia.{{sfnp|Roller|2010|pp=95–96}} Ia kemudian pulang ke Mesir, mungkin karena ia sedang mengandung.{{sfnp|Roller|2010|p=96}} Pada musim panas 36 SM, ia melahirkan [[Ptolemi Filadelfus (putri Kleopatra)|Ptolemi Filadelfus]], putra keduanya dari Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=96}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}}


Pada penghujung tahun 42 SM, Oktavianus sudah menguasai hampir seluruh kawasan barat dari wilayah kekuasaan Republik Romawi, dan Markus Antonius sudah menguasai kawasan timurnya, sementara Markus Emilius Lepidus kian jauh terpinggirkan.{{sfnp|Roller|2010|p=76}} Pada musim panas tahun 41 SM, Markus Antonius menjadikan kota [[Tarsus|Tarsos]] di Anatolia sebagai lokasi markasnya, dan beberapa kali mengirimkan surat panggilan kepada Kleopatra untuk datang menghadap. Meskipun mula-mula menolak mentah-mentah, Kleopatra akhirnya bersedia memenuhi panggilan untuk menghadap setelah dibujuk oleh [[Quintus Dellius|Kuintus Delius]], utusan Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|pp=76–77}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 23}} Pertemuan dengan Markus Antonius membuka peluang bagi Kleopatra untuk menjernihkan kesalahpahaman orang yang mengira bahwa ia menyokong Gayus Kasius Lonjinus selama berlangsungnya perang saudara bangsa Romawi, dan juga untuk membahas hal-ihwal pertukaran wilayah kekuasaan di [[Syam|kawasan Syam]], tetapi Markus Antonius ternyata berhasrat pula untuk menjalin kedekatan pribadi dengan Ratu Mesir itu.{{sfnp|Roller|2010|p=77}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 23}}<ref group="note">Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvnb|Burstein|2004|p=23}}, Kleopatra menampilkan dirinya sebagai Isis, dewi bangsa Mesir, dalam wujud [[Afrodit]]i dewi bangsa Yunani, yang sedang menjumpai [[Osiris]], pasangan dewatanya, dalam wujud [[Dionisos]], dewa bangsa Yunani, yakni dewa yang dikait-kaitkan dengan Markus Antonius oleh pendeta-pendeta kuil Artemis di Efesus sebelum pertemuannya dengan Kleopatra. Sejumlah kepingan uang logam yang sintas dari masa pemerintahan Kleopatra juga memuat gambaran dirinya sebagai Venus-Afroditi, sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvnb|Fletcher|2008|p=205}}.</ref> Kleopatra berlayar memudiki [[Sungai Berdan|Sungai Kidnos]] menuju Tarsos dengan tongkang ''Talamegos'', dan menjamu Antonius beserta perwira-perwira bawahannya dalam pesta perjamuan mewah yang digelar selama dua malam di atas tongkang pesiar itu.{{sfnp|Roller|2010|pp=77–79}}{{sfnp|Burstein|2004|p=23}} Kleopatra berhasil membersihkan citranya dari prasangka sebagai penyokong Gayus Kasius Lonjinus dengan pernyataan bahwa ia sungguh-sungguh sudah berusaha membantu Publius Kornelius Dolabela di Suriah. Ia juga berhasil membujuk Markus Antonius untuk memerintahkan eksekusi mati terhadap adiknya, Arsinoe IV, yang hidup dalam pembuangan di Efesus.{{sfnp|Roller|2010|p=79}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 24, 76}} Mantan Wali Negeri Siprus, bawahan Kleopatra yang membelot ke kubu lawan itu, juga diserahkan kepada Kleopatra untuk dieksekusi mati.{{sfnp|Roller|2010|p=79}}{{sfnp|Burstein|2004|p=24}}
[[Perang Parthia oleh Antonius|Kampanye Parthia oleh Antonius]] pada 36 SM berubah menjadi beketerbalikan penuh dan diiringi oleh sejumlah sebab, termasuk pengkhianatan [[Artavasdes II dari Armenia]], yang berbalik memihak Parthia.{{sfnp|Roller|2010|p=97}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 27}} Setelah kehilangan sekitar 30,000 pasukan, melebihi Crassus [[Pertempuran Carrhae|di Carrhae]] (sebuah perbandingan yang ia harap marata-ratai), Antonius akhirnya datang ke Leukokome dekat [[Berytus]] (sekarang [[Beirut]], Lebanon) pada bulan Desember, mengadakan pesta minum-minum sebelum Kleopatra datang untuk memberikan dana dan busana untuk pasukan tempurnya.{{sfnp|Roller|2010|p=97}}{{sfnp|Burstein|2004|p=27}} Antonius ingin menghindari kejatuhan politik dengan kembali ke Roma, sehingga ia berjalan dengan Kleopatra kembali ke Aleksandria untuk melihat putranya yang baru lahir.{{sfnp|Roller|2010|p=97}}<!--


=== Kedekatan dengan Markus Antonius ===
===Relationship with Mark Antony===
[[Berkas:Marcus Antonius marble bust in the Vatican Museums.jpg|jmpl|[[Konsul Romawi|Konsul]] dan [[triumvirat|Triwira]] [[Markus Antonius]], [[seni pahat Romawi|patung dada buatan Romawi]], tersimpan di [[Museum Vatikan]]]]
{{Main|Reign of Cleopatra}}
[[File:M Antonius.jpg|thumb|A [[Roman sculpture|Roman bust]] of the [[Roman consul|consul]] and [[triumvir]] [[Mark Antony]], located in the [[Vatican Museums]]]]


Cleopatra invited Antony to come to Egypt before departing from Tarsos, which led Antony to visit Alexandria by November 41 BC.{{sfnp|Roller|2010|p=79}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 24}} Antony was well-received by the populace of Alexandria, both for his heroic actions in restoring Ptolemy XII to power and coming to Egypt without an occupation force like Caesar had done.{{sfnp|Roller|2010|pp=79–80}}{{sfnp|Burstein|2004|p=25}} In Egypt, Antony continued to enjoy the lavish royal lifestyle he had witnessed aboard Cleopatra's ship docked at Tarsos.{{sfnp|Roller|2010|pp=77–79, 82}}{{sfnp|Burstein|2004|p=24}} He also had his subordinates, such as [[Publius Ventidius Bassus]], [[Battle of Mount Gindarus|drive the Parthians out]] of Anatolia and Syria.{{sfnp|Burstein|2004|p=25}}{{sfnp|Bivar|1983|p=58}}{{sfnp|Brosius|2006|p=96}}<ref group="note">For further information about Publius Ventidius Bassus and his victory over [[Parthian Empire|Parthian forces]] at the Battle of Mount Gindarus, see {{harvtxt|Kennedy|1996|pp=80–81}}.</ref>
Sebelum bertolak meninggalkan Tarsos, Kleopatra menyempatkan diri mengundang Markus Antonius untuk berkunjung ke Mesir. Markus Antonius memenuhi undangan ini dengan melakukan lawatan ke Aleksandria pada bulan November 41 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=79}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 24}} Kedatangan Markus Antonius dielu-elukan oleh warga kota Aleksandria, baik karena jasa-jasanya memulihkan kekuasaan Ptolemaios XII, maupun karena datang ke Mesir tanpa membawa pasukan pendudukan sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|pp=79–80}}{{sfnp|Burstein|2004|p=25}} Di Mesir, Markus Antonius kembali menikmati gaya hidup mewah raja-raja sebagaimana yang pernah ia kecapi di atas tongkang pesiar Kleopatra ketika berlabuh di Tarsos.{{sfnp|Roller|2010|pp=77–79, 82}}{{sfnp|Burstein|2004|p=24}} Ia juga memerintahkan para bawahannya, semisal [[Publius Ventidius Bassus|Publius Ventidius Basus]], untuk [[Pertempuran Gunung Gindaros|mengusir bangsa Partia]] dari wilayah Anatolia dan Suriah.{{sfnp|Burstein|2004|p=25}}{{sfnp|Bivar|1983|p=58}}{{sfnp|Brosius|2006|p=96}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut perihal Publius Ventidius Basus dan kemenangannya atas [[Kekaisaran Parthia|bala tentara Partia]] dalam Pertempuran Gunung Gindaros dapat dibaca dalam {{harvnb|Kennedy|1996|pp=80–81}}.</ref>


Cleopatra carefully chose Antony as her partner for producing further heirs, as he was deemed to be the most powerful Roman figure following Caesar's demise.{{sfnp|Roller|2010|pp=81–82}} With his powers as a triumvir, Antony also had the broad authority to restore former Ptolemaic lands, which were currently in Roman hands, to Cleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=82–83}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}} While it is clear that both [[Cilicia]] and Cyprus were under Cleopatra's control by 19 November 38 BC, the transfer probably occurred earlier in the winter of 41–40 BC, during her time spent with Antony.{{sfnp|Roller|2010|pp=82–83}}
Kleopatra memilih Markus Antonius menjadi pasangan penghasil keturunan bukannya tanpa pertimbangan yang matang, karena Markus Antonius dianggap orang sebagai tokoh Romawi yang paling berkuasa sepeninggal Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|pp=81–82}} Selaku seorang triwira, Markus Antonius juga berwenang mengembalikan daerah-daerah bekas jajahan wangsa Ptolemaios, yang kala itu dikuasai oleh Republik Romawi, kepada Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=82–83}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}} Meskipun [[Kilikia]] dan [[Siprus]] diketahui sudah dikuasai oleh Kleopatra pada tanggal 19 November 38 SM, serah terimanya mungkin sudah dilakukan pada musim dingin tahun 41–40 SM, semasa Kleopatra melewatkan waktu bersama-sama dengan Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|pp=82–83}}


By the spring of 40 BC, Antony left Egypt due to troubles in Syria, where his governor [[Lucius Decidius Saxa]] was killed and his army taken by [[Quintus Labienus]], a former officer under Cassius who now served the [[Parthian Empire]].{{sfnp|Roller|2010|p=83}} Cleopatra provided Antony with 200 ships for his campaign and as payment for her newly acquired territories.{{sfnp|Roller|2010|p=83}} She would not see Antony again until 37 BC, but she maintained correspondence, and evidence suggests she kept a spy in his camp.{{sfnp|Roller|2010|p=83}} By the end of 40 BC, Cleopatra had given birth to twins, a boy named [[Alexander Helios]] and a girl named [[Cleopatra Selene II]], both of whom Antony acknowledged as his children.{{sfnp|Roller|2010|pp=83–84}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25}} [[Helios]] (the Sun) and [[Selene]] (the Moon) were symbolic of a new era of societal rejuvenation,{{sfnp|Roller|2010|p=84}} as well as an indication that Cleopatra hoped Antony would repeat the [[Wars of Alexander the Great|exploits of Alexander the Great]] by conquering the [[Parthian Empire|Parthians]].{{sfnp|Burstein|2004|p=25}}
Pada musim semi tahun 40 SM, Markus Antonius bertolak meninggalkan Mesir guna menanggulangi kemelut di Suriah. Wali Negeri Suriah, [[Lucius Decidius Saxa|Lucius Decidius Saksa]] tewas dibunuh, dan bala tentaranya diambil alih oleh [[Quintus Labienus|Kuintus Labienus]], mantan perwira bawahan Gayus Kasius Lonjinus yang kala itu telah mengabdi pada [[Kekaisaran Parthia|Kekaisaran Partia]].{{sfnp|Roller|2010|p=83}} Kleopatra menyiapkan 200 kapal untuk digunakan Markus Antonius dalam rangka pemulihan keamanan di Suriah, sekaligus untuk membayar wilayah-wilayah yang baru diserahkan kepadanya.{{sfnp|Roller|2010|p=83}} Keduanya baru bertemu kembali pada tahun 37 SM, tetapi Kleopatra senantiasa bersurat-suratan dengan Markus Antonius, bahkan ada bukti yang menyiratkan bahwa Kleopatra menyusupkan seorang mata-mata ke dalam rombongannya.{{sfnp|Roller|2010|p=83}} Pada penghujung tahun 40 SM, Kleopatra melahirkan sepasang anak kembar yang diakui Markus Antonius sebagai anak kandungnya, yakni seorang putra yang diberi nama [[Aleksandros Helios]] dan seorang putri yang diberi nama [[Kleopatra Selene II|Kleopatra Selene]].{{sfnp|Roller|2010|pp=83–84}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25}} [[Helios]] (Matahari) dan [[Selene]] (Bulan) melambangkan bermulanya zaman baru penyegaran kembali masyarakat,{{sfnp|Roller|2010|p=84}} serta menyiratkan harapan Kleopatra bahwa Markus Atonius akan mengulangi [[Perang Aleksander Agung|tindakan kepahlawanan Aleksander Agung]] dengan menaklukkan [[Kekaisaran Parthia|bangsa Partia]].{{sfnp|Burstein|2004|p=25}}
[[File:Lawrence Alma-Tadema- Anthony and Cleopatra.JPG|thumb|left|300px|''The Meeting of Antony and Cleopatra'' (1885), by [[Lawrence Alma-Tadema]]]]
[[Berkas:Sir Lawrence Alma-Tadema - The Meeting of Antony and Cleopatra.jpg|jmpl|kiri|300px|''Pertemuan Antonius dan Kleopatra'' (1885), karya [[Lawrence Alma-Tadema]]]]


Mark Antony's Parthian campaign in the east was disrupted by the events of the [[Perusine War]] (41–40 BC), initiated by his ambitious wife [[Fulvia]] against Octavian in the hopes of making her husband the undisputed leader of Rome.{{sfnp|Roller|2010|p=84}}{{sfnp|Burstein|2004|p=73}} It has been suggested that Fulvia wanted to cleave Antony away from Cleopatra, but the conflict emerged in Italy even before Cleopatra's meeting with Antony at Tarsos.{{sfnp|Roller|2010|pp=84–85}} Fulvia and Antony's brother [[Lucius Antonius (brother of Mark Antony)|Lucius Antonius]] were eventually besieged by Octavian at [[Perusia]] (modern [[Perugia]], Italy) and then exiled from Italy, after which Fulvia died at [[Sicyon]] in Greece while attempting to reach Antony.{{sfnp|Roller|2010|p=85}} Her sudden death led to a reconciliation of Octavian and Antony at [[Brundisium]] in Italy in September 40 BC.{{sfnp|Roller|2010|p=85}}{{sfnp|Burstein|2004|p=25}} Although the agreement struck at Brundisium solidified Antony's control of the Roman Republic's territories east of the [[Ionian Sea]], it also stipulated that he concede [[Roman Italy|Italia]], [[Hispania]], and [[Roman Gaul|Gaul]], and marry Octavian's sister [[Octavia the Younger]], a potential rival for Cleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=85–86}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25, 73}}
Usaha Markus Antonius memerangi bangsa Partia di kawasan timur wilayah kekuasaan Republik Romawi terganggu oleh [[Perang Perusia]] (41–40 SM). Perang melawan Oktavianus ini dikobarkan oleh [[Fulvia]], istri Markus Antonius yang berambisi menjadikan suaminya sebagai pemimpin Roma tanpa tanding.{{sfnp|Roller|2010|p=84}}{{sfnp|Burstein|2004|p=73}} Pernah ada dugaan bahwa Fulvia bertindak demikian karena ingin memisahkan Markus Antonius dari Kleopatra, tetapi sesungguhnya konflik ini sudah timbul di Italia sebelum Kleopatra bertemu dengan Markus Antonius di Tarsos.{{sfnp|Roller|2010|pp=84–85}} Fulvia dan adik Markus Antonius, [[Lusius Antonius (adik Markus Antonius)|Lucius Antonius]], pada akhirnya dikepung oleh Oktavianus di [[Perusia]] (sekarang [[Perugia]], Italia), dan dijatuhi hukum buang dari Italia. Fulvia wafat di [[Sikyon|Sikion]], Yunani, dalam perjalanan menemui Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=85}} Kematian Fulvia yang mendadak itu bermuara pada pemulihan hubungan baik antara Oktavianus dan Markus Antonius di [[Brundisium]], Italia, pada bulan September 40 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=85}}{{sfnp|Burstein|2004|p=25}} Kesepakatan yang dicapai oleh kedua belah pihak di Brundisium mengukuhkan kekuasaan Markus Antonius atas wilayah kekuasaan Republik Romawi yang terletak di sebelah timur [[Laut Ionia]], tetapi juga mewajibkannya untuk melepaskan [[Italia Romawi|Italia]], [[Hispania]], dan [[Galia Romawi|Galia]], serta menikahi [[Octavia Minor|Oktavia Muda]], kakak Oktavianus, bakal saingan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=85–86}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25, 73}}


In December 40 BC Cleopatra received Herod in Alexandria as an unexpected guest and refugee who fled a turbulent situation in [[Judea]].{{sfnp|Roller|2010|p=86}} Herod had been installed as a [[Tetrarchy|tetrarch]] there by Antony, but he was soon at odds with [[Antigonus II Mattathias]] of the long-established Hasmonean dynasty.{{sfnp|Roller|2010|p=86}} The latter had imprisoned Herod's brother and fellow tetrarch [[Phasael]], who was executed while Herod was fleeing toward Cleopatra's court.{{sfnp|Roller|2010|p=86}} Cleopatra attempted to provide him with a military assignment, but Herod declined and traveled to Rome, where the triumvirs Octavian and Antony named him [[List of Hasmonean and Herodian rulers|king of Judea]].{{sfnp|Roller|2010|pp=86–87}}{{sfnp|Burstein|2004|p=26}} This act put Herod on a collision course with Cleopatra, who would desire to reclaim the former Ptolemaic territories that comprised his new [[Herodian kingdom]].{{sfnp|Roller|2010|pp=86–87}}
Pada bulan Desember 40 SM, Kleopatra menyambut kedatangan Herodes yang tak disangka-sangka ke Aleksandria. Situasi [[Yudea]] yang sedang bergolak telah memaksa Herodes untuk mengungsi ke Aleksandria.{{sfnp|Roller|2010|p=86}} Herodes telah diangkat menjadi salah seorang [[tetrarki|''tetrarkes'']] (caturprabu) Yudea oleh Markus Antonius, tetapi tak lama kemudian ia sudah harus berseteru dengan [[Antigonus II Mattathias|Antigonos II Matatias]], Raja Yudea dari [[Hashmonayim|wangsa Hasmonayim]], wangsa raja-raja yang sudah lama memerintah Yudea.{{sfnp|Roller|2010|p=86}} Antigonos II Matatiyas telah memenjarakan [[Fasael]], abang sekaligus rekan caturprabu Herodes, yang dieksekusi mati sewaktu Herodes mengungsi ke istana Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=86}} Kleopatra berniat mengerahkan pasukan bagi kepentingannya, tetapi Herodes menolak uluran bantuan itu dan berangkat ke Roma. Di kota Roma, Triwira Oktavianus dan Triwira Markus Antonius mengangkatnya menjadi [[daftar penguasa dari wangsa Hasmonayim dan wangsa Herodes|Raja Yudea]].{{sfnp|Roller|2010|pp=86–87}}{{sfnp|Burstein|2004|p=26}} Kebijakan ini membuat Herodes berseberangan dengan Kleopatra, yang ingin menguasai kembali bekas wilayah Kerajaan Wangsa Ptolemaios yang kala itu telah menjadi wilayah [[Kerajaan Wangsa Herodes]].{{sfnp|Roller|2010|pp=86–87}}
{{double image|right|An ancient Roman bust of Cleopatra VII of Ptolemaic Egypt2.jpg|130|An ancient Roman bust of Cleopatra VII of Ptolemaic Egypt1.jpg|130|An ancient [[Roman Republican portraiture|Roman sculpture]] possibly depicting either Cleopatra of [[Ptolemaic Egypt]],{{sfnp|Fletcher|2008|loc=image plates between pp. 246–247}}{{sfnp|Ferroukhi|2001b|p=242}}<ref group="note" name="Cherchel bust"/> or her daughter, [[Cleopatra Selene II]], Queen of [[Kingdom of Mauretania|Mauretania]],{{sfnp|Roller|2003|p=139}} located in the [[Archaeological Museum of Cherchell]], Algeria}}
{{double image|ka|An ancient Roman bust of Cleopatra VII of Ptolemaic Egypt2.jpg|130|An ancient Roman bust of Cleopatra VII of Ptolemaic Egypt1.jpg|130|[[Seni potret Republik Romawi|Patung Romawi Kuno]] yang diduga sebagai arca Kleopatra, Ratu Mesir,{{sfnp|Fletcher|2008|loc=image plates between hlmn. 246–247}}{{sfnp|Ferroukhi|2001b|p=242}}<ref group="note" name="Cherchel bust"/> atau mungkin pula putrinya, [[Kleopatra Selene II]], Ratu [[Kerajaan Mauretania|Mauretania]],{{sfnp|Roller|2003|p=139}} tersimpan di [[Museum Arkeologi Cherchell]], Aljazair}}


Relations between Antony and Cleopatra perhaps soured when he not only married Octavia, but also bore her two children, [[Antonia the Elder]] in 39 BC and [[Antonia Minor]] in 36 BC, and moved his headquarters to Athens.{{sfnp|Roller|2010|p=89}} However, Cleopatra's position in Egypt was secure.{{sfnp|Burstein|2004|p=25}} Her rival Herod was occupied with civil war in Judea that required heavy Roman military assistance, but received none from Cleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=89}} Since the authority of Antony and Octavian as triumvirs had expired on 1 January 37 BC, Octavia arranged for a meeting at [[Taranto|Tarentum]], where the triumvirate was officially extended to 33 BC.{{sfnp|Roller|2010|pp=89–90}} With two [[Roman legion|legions]] granted by Octavian and a thousand soldiers lent by Octavia, Antony traveled to [[Antioch]], where he made preparations for war against the Parthians.{{sfnp|Roller|2010|p=90}}
Kedekatan antara Markus Antonius dan Kleopatra agaknya merenggang setelah Markus Antonius menikahi Oktavia, dan pernikahan mereka melahirkan dua orang putri, yakni [[Antonia Maior|Antonia Besar]] yang lahir pada tahun 39 SM dan [[Antonia Minor|Antonia Kecil]] yang lahir pada tahun 36 SM, serta memindahkan markasnya ke kota Athena.{{sfnp|Roller|2010|p=89}} Meskipun demikian, kedudukan Kleopatra di Mesir tetap tak tergoyahkan.{{sfnp|Burstein|2004|p=25}} Saingannya, Herodes, tengah disibukkan oleh peperangan saudara di Yudea dan benar-benar membutuhkan banyak bantuan dari pihak Romawi, tetapi sama sekali tidak ada pertolongan yang mereka dapatkan dari Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=89}} Karena masa jabatan Markus Antonius dan Oktavianus selaku triwira telah berakhir pada tanggal 1 Januari 37 SM, Oktavia menyelenggarakan sebuah pertemuan di [[Taranto|Tarentum]] yang menghasilkan keputusan untuk memperpanjang masa jabatan mereka secara resmi sampai dengan tahun 33 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=89–90}} Dengan dua [[legiun Romawi|legiun]] yang diserahkan Oktavianus dan seribu orang prajurit yang dipinjamkan Oktavia, Markus Antonius bertolak menuju [[Antiokhia]] dan bersiap sedia memerangi bangsa Partia.{{sfnp|Roller|2010|p=90}}


Antony summoned Cleopatra to Antioch to discuss pressing issues, such as Herod's kingdom and financial support for his Parthian campaign.{{sfnp|Roller|2010|p=90}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} Cleopatra brought her now three-year-old twins to Antioch, where Antony saw them for the first time and where they probably first received their surnames Helios and Selene as part of Antony and Cleopatra's ambitious plans for the future.{{sfnp|Roller|2010|pp=90–91}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} In order to stabilize the east, Antony not only enlarged Cleopatra's domain,{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} but also established new ruling dynasties and client rulers who would be loyal to him, yet would ultimately outlast him.{{sfnp|Roller|2010|pp=91–92}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}}<ref group="note">According to {{harvtxt|Roller|2010|pp=91–92}}, these client state rulers installed by Antony included Herod, [[Amyntas of Galatia]], [[Polemon I of Pontus]], and [[Archelaus of Cappadocia]].</ref>
Antonius memanggil Kleopatra ke Antiokhia untuk membicarakan perkara-perkara yang sifatnya mendesak, semisal kerajaan Herodes dan dukungan dana bagi usahanya memerangi bangsa Partia.{{sfnp|Roller|2010|p=90}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} Kleopatra membawa serta putra-putri kembarnya yang kala itu berumur tiga tahun ke Antiokhia. Di kota inilah Markus Antonius melihat anak-anak ini untuk pertama kalinya, dan mungkin di kota ini pula keduanya diberi nama Helios dan Selene sebagai bagian dari rencana ambisius Markus Antonius dan Kleopatra terkait masa depan.{{sfnp|Roller|2010|pp=90–91}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} Dalam rangka menciptakan stabilitas di Dunia Timur, Markus Antonius tidak saja memperluas wilayah kekuasaan Kleopatra,{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} tetapi juga membentuk wangsa-wangsa penguasa baru dan raja-raja gundal baru yang nantinya akan setia padanya, tetapi justru lebih lama berkuasa daripada dirinya sendiri.{{sfnp|Roller|2010|pp=91–92}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}}<ref group="note">Menurut {{harvnb|Roller|2010|pp=91–92}}, [[Negara klien|raja-raja gundal]] yang diangkat oleh [[Markus Antonius]] adalah Herodes (Raja Yudea), [[Amintas dari Galatia|Amintas]] (Raja Galatia), [[Polemon I dari Pontos|Polemon]] (Raja Pontos), dan [[Arkelaos dari Kapadokia|Arkelaos]] (Raja Kapadokia).</ref>


In this arrangement Cleopatra gained significant former Ptolemaic territories in the Levant, including nearly all of [[Phoenicia]] ([[Lebanon]]) minus [[Tyre, Lebanon|Tyre]] and [[Sidon]], which remained in Roman hands.{{sfnp|Roller|2010|p=92}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} She also received [[Ptolemais Akko]] (modern [[Acre, Israel]]), a city that was established by Ptolemy II.{{sfnp|Roller|2010|p=92}} Given her [[Seleucid dynasty|ancestral relations with the Seleucids]], she was granted the region of [[Coele-Syria]] along the upper [[Orontes River]].{{sfnp|Roller|2010|pp=92–93}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} She was even given the region surrounding [[Jericho]] in Palestine, but she leased this territory back to Herod.{{sfnp|Roller|2010|pp=93–94}}{{sfnp|Burstein|2004|p=26}} At the expense of the [[List of Nabataean kings|Nabataean king]] [[Malichus I]] (a cousin of Herod), Cleopatra was also given a portion of the [[Nabataean Kingdom]] around the [[Gulf of Aqaba]] on the [[Red Sea]], including Ailana (modern [[Aqaba]], Jordan).{{sfnp|Roller|2010|pp=94, 142}}{{sfnp|Burstein|2004|p=26}} To the west Cleopatra was handed [[Cyrene, Libya|Cyrene]] along the Libyan coast, as well as [[Itanos]] and [[Olous]] in [[Roman Crete]].{{sfnp|Roller|2010|p=94}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} Although still administered by Roman officials, these territories nevertheless enriched her kingdom and led her to declare the inauguration of a new era by double-dating [[Ptolemaic coinage|her coinage]] in 36 BC.{{sfnp|Roller|2010|p=95}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=26–27}}
Berdasarkan rencana ini, Kleopatra mendapatkan wilayah-wilayah bekas jajahan Kerajaan Wangsa Ptolemaios yang cukup penting di [[Syam|kawasan Syam]], yakni seluruh [[Bangsa Fenisia|Fenisia]] ([[Lebanon]]) kecuali [[Tyre, Lebanon|Tirus]] dan [[Sidon]] yang tetap dikuasai Romawi.{{sfnp|Roller|2010|p=92}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} Ia mendapatkan pula kota Ptolemais Ako (Sekarang [[Akko|Akko, Israel]]), kota yang didirikan oleh Ptolemaios II.{{sfnp|Roller|2010|p=92}} Karena masih memiliki [[dinasti Seleukia|pertalian darah dengan wangsa Selelukos]], ia dianugerahi daerah [[Koile Siria]] yang terletak di kawasan hulu [[Sungai Orontes]].{{sfnp|Roller|2010|pp=92–93}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} Ia bahkan diserahi daerah sekitar kota [[Yerikho]] di Palestina, tetapi daerah ini ia jual dan [[sewa balik]] kepada Herodes.{{sfnp|Roller|2010|pp=93–94}}{{sfnp|Burstein|2004|p=26}} [[daftar raja Nabatea|Raja orang Nabati]], [[Malkos I]] (saudara sepupu Herodes), harus merelakan sebagian wilayah [[Kerajaan Nabatea|Kerajaan orang Nabati]] untuk diserahkan kepada Kleopatra, yakni daerah sekitar [[Teluk Aqabah]] di [[Laut Merah]], termasuk Ailana (sekarang [[Aqabah]], [[Yordania]]).{{sfnp|Roller|2010|pp=94, 142}}{{sfnp|Burstein|2004|p=26}} Di sebelah barat, Kleopatra diserahi [[Kirene]] yang terletak di pesisir pantai Libya, serta [[Itanos]] dan [[Olous]] yang terletak di [[Kreta Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|p=94}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}} Meskipun pemerintahannya masih diselenggarakan oleh para pamong praja Romawi, daerah-daerah ini tetap saja menambah kemakmuran kerajaannya dan mendorongnya untuk memaklumkan bermulanya masa pemerintahan yang baru dengan pencantuman dua tanggal yang berbeda pada [[Uang logam Ptolemaik|uang logam yang ia terbitkan]] pada tahun 36 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=95}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=26–27}}
[[Image:Antony with Octavian aureus.jpg|thumb|300px|Roman [[aureus|aurei]] bearing the portraits of [[Mark Antony]] (left) and [[Octavian]] (right), issued in 41&nbsp;BC to celebrate the establishment of the [[Second Triumvirate]] by Octavian, Antony and [[Marcus Aemilius Lepidus (triumvir)|Marcus Aemilius Lepidus]] in 43&nbsp;BC]]
[[Berkas:Antony with Octavian aureus.jpg|jmpl|300px|Kepingan-kepingan [[aureus]] Romawi yang memuat gambar diri [[Markus Antonius]] (kiri) dan [[Augustus|Oktavianus]] (kanan), dikeluarkan pada tahun 41 SM sebagai bentuk penghargaan terhadap pembentukan [[Triumvirat Kedua|persekutuan triwira kedua]] oleh Oktavianus, Markus Antonius, dan [[Marcus Aemilius Lepidus|Markus Lepidus]] pada tahun 43 SM]]


Antony's enlargement of the Ptolemaic realm by relinquishing directly-controlled Roman territory was exploited by his rival Octavian, who tapped into the public sentiment in Rome against the empowerment of a foreign queen at the expense of their Republic.{{sfnp|Roller|2010|pp=94–95}} Octavian, fostering the narrative that Antony was neglecting his virtuous Roman wife Octavia, granted both her and [[Livia]], his own wife, extraordinary privileges of [[sacrosanctity]].{{sfnp|Roller|2010|pp=94–95}} Some 50 years before, [[Cornelia Africana]], daughter of [[Scipio Africanus]], had been the first living Roman woman to have a statue dedicated to her.{{sfnp|Roller|2010|p=95}} She was now followed by Octavia and Livia, whose statues were most likely erected in the Forum of Caesar to rival that of Cleopatra's, erected by Caesar.{{sfnp|Roller|2010|p=95}}
Perluasan wilayah Kerajaan Wangsa Ptolemaios oleh Markus Antonius dengan cara melepaskan negeri-negeri jajahan yang diperintah langsung oleh bangsa Romawi dimanfaatkan baik-baik oleh seterunya, Oktavianus, yang mendayagunakan penentangan masyarakat di Roma terhadap tindakan memperbesar kekuasaan seorang ratu bangsa asing dengan merugikan bangsa sendiri.{{sfnp|Roller|2010|pp=94–95}} Dengan beralasan bahwa Markus Antonius menyia-nyiakan Oktavia, istrinya yang berbangsa Romawi dan berbudi luhur, Oktavianus menganugerahkan keistimewaan [[Maklumat Sacrosanctus|''sacrosanctus'']] (hak untuk dikeramatkan) kepada Oktavia maupun [[Livia]], istrinya sendiri.{{sfnp|Roller|2010|pp=94–95}} Sekitar 50 tahun sebelumnya, [[Cornelia Africana|Kornelia Afrikana]], putri [[Scipio Africanus|Syipio Afrikanus]], menjadi perempuan Romawi pertama yang didirikan arcanya di alun-alun selagi masih hidup.{{sfnp|Roller|2010|p=95}} Oktavia dan Livia kini menyusul diberi penghargaan yang sama. Mungkin sekali arca-arca mereka didirikan di alun-alun Kaisar untuk menyaingi arca Kleopatra yang didirikan oleh Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=95}}


In 36 BC, Cleopatra accompanied Antony to the [[Euphrates]] in his journey toward invading the Parthian Empire.{{sfnp|Roller|2010|pp=95–96}} She then returned to Egypt, perhaps due to her advanced state of pregnancy.{{sfnp|Roller|2010|p=96}} By the summer of 36 BC, she had given birth to [[Ptolemy Philadelphus (son of Cleopatra)|Ptolemy Philadelphus]], her second son with Antony.{{sfnp|Roller|2010|p=96}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}}
Pada tahun 36 SM, Kleopatra mendampingi Markus Antonius sampai ke [[Sungai Efrat]] dalam perjalanannya menginvasi Kekaisaran Partia.{{sfnp|Roller|2010|pp=95–96}} Ia kemudian pulang ke Mesir, mungkin karena sedang hamil tua.{{sfnp|Roller|2010|p=96}} Pada musim panas tahun 36 SM, Kleopatra melahirkan [[Ptolemaios Filadelfos (putra Kleopatra)|Ptolemiaios Filadelfos]], putra kedua yang ia lahirkan bagi Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=96}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 25–26}}


[[Antony's Parthian War|Antony's Parthian campaign]] in 36 BC turned into a complete debacle for a number of reasons, in particular the betrayal of [[Artavasdes II of Armenia]], who defected to the Parthian side.{{sfnp|Roller|2010|p=97}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 27}} After losing some 30,000 men, more than Crassus at Carrhae (an indignity he had hoped to avenge), Antony finally arrived at Leukokome near [[Berytus]] (modern [[Beirut]], Lebanon) in December, engaged in heavy drinking before Cleopatra arrived to provide funds and clothing for his battered troops.{{sfnp|Roller|2010|p=97}}{{sfnp|Burstein|2004|p=27}} Antony desired to avoid the risks involved in returning to Rome, and so he traveled with Cleopatra back to Alexandria to see his newborn son.{{sfnp|Roller|2010|p=97}}-->
[[Perang Partia Antonius|Usaha Markus Antonius memerangi bangsa Partia]] pada tahun 36 SM berbalik menjadi bencana lantaran berbagai sebab, khususnya pengkhianatan [[Artavasdes II dari Armenia]], yang membelot ke pihak Partia.{{sfnp|Roller|2010|p=97}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 27}} Setelah kehilangan sekitar 30.000 personel, lebih besar daripada jumlah korban jiwa yang diderita kubu Markus Lisinius Krasus dalam pertempuran Karai (suatu aib yang hendak ia balaskan terhadap bangsa Partia), Markus Antonius akhirnya sampai ke Leukokome yang terletak di dekat kota [[Beritus]] (sekarang [[Beirut]], Lebanon) pada bulan Desember, lantas bermabuk-mabukan sebelum Kleopatra tiba membawa dana dan sandangan bagi pasukannya yang babak belur.{{sfnp|Roller|2010|p=97}}{{sfnp|Burstein|2004|p=27}} Karena ingin menghindari risiko-risiko yang harus ia hadapi jika pulang ke Roma, Markus Antonius bertolak menuju Aleksandria bersama-sama dengan Kleopatra untuk menengok putranya yang baru lahir.{{sfnp|Roller|2010|p=97}}


=== Donasi Aleksandria ===
=== Donasi Aleksandria ===
{{main|Donasi Aleksandria}}
{{utama|Donasi Aleksandria}}
[[Berkas:011-Mark Antony, with Cleopatra VII -3.jpg|jmpl|300px|Sebuah [[denarius]] yang dicetak pada 32 SM; bagian depannya adalah gambar Kleopatra yang mengenakkan [[diadem]], dengan kutipan [[Latin]] "CLEOPATRA[E REGINAE REGVM]FILIORVM REGVM", dan bagian belakangnya adalah gambar [[Markus Antonius]] dengan kutipan ANTONI ARMENIA DEVICTA.{{sfnp|Classical Numismatic Group|}}{{sfnp|Gurval|2011|p=57}}]]
[[Berkas:011-Mark Antony, with Cleopatra VII -3.jpg|jmpl|300px|Sekeping [[denarius]] cetakan tahun 32 SM. [[kepala dan ekor|Sisi kepala]] memuat gambar Kleopatra mengenakan [[diadem]] disertai tulisan dalam aksara dan bahasa [[Latin]], "CLEOPATRAE REGINAE REGVM FILIORVM REGVM" (bagi Kleopatra, ratu segala raja dan segala anak raja). Sisi ekor memuat gambar [[Markus Antonius]] disertai tulisan ANTONI ARMENIA DEVICTA (bagi Antonius, Armenia sudah takluk){{sfnp|Classical Numismatic Group|}}{{sfnp|Gurval|2011|p=57}}]]


Saat Antonius mempersiapkan ekspedisi Parthia lainnya pada 35 SM, kali ini ditujukan ke [[Kerajaan Armenia (zaman kuno)|sekutu mereka Armenia]], Oktavia datang ke Athena dengan 2,000 pasukan diduga dalam dukungan Antonius, namun nampaknya dalam skema yang dilancarkan oleh Oktavianus untuk menjerumuskannya dalam kekalahan militer.{{sfnp|Roller|2010|pp=97–98}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=27–28}}<ref group="note">{{harvnb|Bringmann|2007|p=301}} mengklaim bahwa [[Oktavia Minor]] memberikan 1,200 pasukan kepada [[Markus Antonius]], bukan 2,000 seperti yang disebutkan dalam {{harvnb|Roller|2010|pp=97–98}} dan {{harvnb|Burstein|2004|pp=27–28}}</ref> Antonius meraih pasukan tersebut namun Oktavia tak singgah ke timur Athena karena Antonius dan Kleopatra sedang berjalan bersama ke Antiokhia, hanya sebentar dan meninggalkan sejenak kampanye militer dan langsung kembali ke Aleksandria.{{sfnp|Roller|2010|pp=97–98}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=27–28}} Saat Oktavia kembali ke Roma, Oktavianus menggambarkan saudarinya sebagai korban yang dipersalahkan oleh Antonius, meskipun ia enggan untuk meninggalkan rumah tangga Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=98}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}} Kepercayaan diri Oktavianus bertumbuh saat ia menyingkirkan para pesaingnya di barat, termasuk [[Sextus Pompeius]] dan bahkan Lepidus, anggota ketiga triumvirat, yang ditempatkan di bawah penahanan rumah setelah [[pemberontakan Sisilia|pemberontakan melawan Oktavianus di Sisilia]].{{sfnp|Roller|2010|p=98}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}}{{sfnp|Burstein|2004|p=27}}
Pada tahun 35 SM, Markus Antonius sekali lagi bersiap sedia memerangi bangsa Partia, dan sasarannya kali ini adalah [[Kerajaan Armenia|Armenia]], sekutu Kekaisaran Partia. Pada masa persiapan ini pula Oktavia tiba di Athena membawa serta 2.000 orang prajurit, konon untuk menyokong usaha Markus Antonius, tetapi mungkin sekali tindakan Oktavia ini sengaja direkayasa oleh Oktavianus untuk mempermalukan Markus Antonius yang mengalami kerugian besar dalam aksi militer sebelumnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=97–98}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=27–28}}<ref group="note">{{harvnb|Bringmann|2007|p=301}} mengemukakan bahwa [[Oktavia Minor]] mengerahkan 1.200 orang prajurit untuk membantu Markus Antonius, bukan 2.000 orang prajurit sebagaimanya yang disebutkan dalam {{harvnb|Roller|2010|pp=97–98}} dan {{harvnb|Burstein|2004|pp=27–28}}</ref> Markus Antonius menerima bala bantuan ini, tetapi melarang Oktavia untuk bepergian ke negeri-negeri yang terletak di sebelah timur Athena selagi ia dan Kleopatra melakukan lawatan bersama ke Antiokhia. Seusai lawatan bersama ini, Markus Antonius mendadak membatalkan persiapan perang tanpa alasan yang jelas, dan undur ke Aleksandria.{{sfnp|Roller|2010|pp=97–98}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=27–28}} Sekembalinya Oktavia ke Roma, Oktavianus mulai mencitrakan kakaknya itu sebagai istri yang disia-siakan oleh Markus Antonius, meskipun Oktavia menolak meninggalkan rumah tangga dan kaum keluarga Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=98}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}} Oktavianus semakin merasa percaya diri setelah menyingkirkan seteru-seterunya di kawasan barat, termasuk Senapati [[Sextus Pompeius|Sekstus Pompeyus]] dan bahkan Triwira Markus Lepidus, yang menjadi tahanan rumah selepas [[pemberontakan Sisilia|memberontak melawan Oktavianus di Sisilia]].{{sfnp|Roller|2010|p=98}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}}{{sfnp|Burstein|2004|p=27}}


Quintus Dellius dikirim sebagai perwakilan Antonius kepada Artavasdes II dari Armenia pada 34 SM untuk menegosiasikan [[aliansi perkawinan]] potensial yang akan mengawinkan putri raja Armenia dengan putra Antonius dan Kleopatra, Helios.{{sfnp|Roller|2010|p=99}}{{sfnp|Burstein|2004|p=28}} Saat ditolak, Antonius memajukan tentaranya ke Armenia, mengalahkan pasukan mereka dan menangkap raja dan keluarga kerajaan Armenia.{{sfnp|Roller|2010|p=99}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 28}} Antonius kemudian mengadakan pawai militer di Alekdansria dalam rangka [[kemenangan Romawi]], berbusana seperti [[Dionysos]] saat ia memasuki kota tersebut memakai kereta perang dan mempersembahkan para tahanan kerajaan kepada Kleopatra, yang duduk di [[perabotan kuno|takhta emas]] di atas ''[[dais]]'' perak.{{sfnp|Roller|2010|p=99}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=28–29}} Kabar peristiwa tersebut sangat dikritik di Roma karena melanggar [[Glosarium agama Romawi kuno|ritus dan ritual Romawi]] yang dihargai pada masa itu karena malah dinikmati oleh ratu Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=99}}
Pada tahun 34 SM, Markus Antonius mengutus Kuintus Delius ke Armenia untuk berunding dengan Raja Artavasdes II mengenai kemungkinan pembentukan persekutuan Armenia-Mesir melalui [[pernikahan negara|pernikahan]] putri raja Armenia dengan Aleksandros Helios, putra Markus Antonius dan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=99}}{{sfnp|Burstein|2004|p=28}} Karena perundingan menemui jalan buntu, Markus Antonius pun mengerahkan bala tentaranya ke Armenia, melumpuhkan kekuatan tempur kerajaan itu, dan menawan raja beserta kerabat kerajaan Armenia.{{sfnp|Roller|2010|p=99}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 28}} Markus Antonius kemudian menggelar pawai militer di Aleksandria, meniru pawai kemenangan bala tentara Romawi, dan berarak memasuki kota Aleksandria dalam dandanan laksana [[dionisos|dewa Dionisos]] sambil mengendarai kereta perang untuk mempersembahkan para tawanan agung kepada Kleopatra, yang duduk di atas sebuah singgasana emas berlapik perak.{{sfnp|Roller|2010|p=99}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=28–29}} Peristiwa ini dikecam keras di Roma sebagai tindakan menyelewengkan upacara adat bangsa Romawi yang luhur demi menyenangkan hati seorang Ratu Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=99}}


[[Berkas:Papyrus document containing signature of Cleopatra VII of Egypt.jpg|jmpl|kiri|Sebuah dokumen [[daftar papirus Mesir kuno|papirus]] tertanggal Februari 33 SM yang memberikan pengecualian pajak kepada komandan militer [[Publius Canidius Crassus]] di Mesir dan berisi [[tanda tangan]] Kleopatra VII di sisi berbeda, dengan pernyataannya "membuatnya terjadi" {{lang-el|γινέσθωι|''ginesthō''}}{{sfnp|Roller|2010|pp=133–134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}}]]
[[Berkas:Papyrus document containing signature of Cleopatra VII of Egypt.jpg|jmpl|kiri|upright=1.3|Dokumen [[papirus]] bertarikh Februari 33 SM, berisi maklumat pemberian anugerah pengecualian dari kewajiban membayar pajak kepada seseorang di Mesir, memuat tanda tangan Kleopatra yang dibubuhkan oleh seorang pejabat, tetapi masih ditambah lagi dengan tulisan "ginéstōi" ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''γινέσθωι'', artinya "laksanakan"{{sfnp|Roller|2010|pp=133–134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}} atau "jadilah demikian"{{sfnp|Reece|2017|pp=201–202}}) yang agaknya ditulis sendiri oleh Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=133–134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}}{{sfnp|Reece|2017|pp=201–202}}]]
Dalam sebuah acara yang diadakan di [[Gimnasium (Yunani kuno)|Gimnasium]] tak lama setelah pawai kemenangan, yang dikenal sebagai [[Donasi Aleksandria]], Kleopatra berbusana seperti Isis dan mendeklarasikan bahwa ia adalah [[Ratu dari Para Raja]] dengan putranya Caesarion, [[Raja dari Para Raja]], sementara Alexander Helios diangkat menjadi raja Armenia, [[Media (wilayah)|Media]], dan Parthia, Ptolemy Filadelfos yang berusia dua tahun diangkat menjadi raja Siria dan Silisia.{{sfnp|Roller|2010|pp=99–100}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=301–302}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 29}} Cleopatra Selene juga diberikan wilayah Kreta dan Cyrene.{{sfnp|Roller|2010|p=100}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Antonius dan Kleopatra menikah pada acara tersebut.{{sfnp|Roller|2010|p=100}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 29}}<ref group="note">{{harvnb|Roller|2010|p=100}} menyatakan bahwa tak jelas jika mereka benar-benar menikah, sementara {{harvnb|Burstein|2004|p=29}} menyatakan bahwa pernikahan tersebut secara terbuka menyegel aliansi Antonius dengan Kleopatra, alih-alih Oktavianus sekarang ia ceraikan dari Oktavia. Koin-koin Antonius dan Kleopatra menggambarkan mereka dalam perilaku khas dari pasangan kerajaan Hellenistik, seperti yang dijelaskan oleh {{harvnb|Roller|2010|p=100}}.</ref> Antonius mengirim laporan ke Roma yang meminta ratifikasi klaim-klaim teritorial tersebut. Oktavianus ngin menerbitkannya untuk keperluan propaganda, namun dua konsulnya, yang sama-sama pendukung Antonius, menyensornya dari pandangan publik.{{sfnp|Roller|2010|pp=100–101}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}}
Dalam sebuah acara yang digelar di [[Gimnasium (Yunani kuno)|Gimnasion]] tak lama sesudah pawai kemenangan, Kleopatra hadir dengan dandanan laksana dewi Isis dan memaklumkan bahwa dirinya adalah [[raja diraja|Ratu Segala Raja]] yang memerintah bersama-sama putranya, Kaisarion, [[raja diraja|Raja Segala Raja]]. Aleksandros Helios dipermaklumkan sebagai Raja Armenia, [[Media (kawasan)|Media]], dan Partia, bahkan Ptolemaios Filadelfos yang baru berumur dua tahun pun dipermaklumkan sebagai Raja Suriah dan Silisia,{{sfnp|Roller|2010|pp=99–100}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=301–302}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 29}} sementara Kleopatra Selene dipermaklumkan sebagai penguasa Kreta dan Kirene.{{sfnp|Roller|2010|p=100}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Markus Antonius dan Kleopatra mungkin pula dinikahkan dalam acara ini.{{sfnp|Roller|2010|p=100}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 29}}<ref group="note">{{harvnb|Roller|2010|p=100}} mengemukakan bahwa tidaklah jelas diketahui apakah Markus Antonius dan Kleopatra benar-benar pernah menikah. {{harvnb|Burstein|2004|p=29}} mengemukakan bahwa pernikahan ini memeteraikan persekutuan Markus Antonius dan Kleopatra disaksikan oleh khalayak ramai, dan sebagai bentuk penentangannya terhadap Oktavianus, Markus Antonius menceraikan Oktavia pada tahun 32 SM. Uang logam yang dikeluarkan oleh Markus Antonius dan Kleopatra menampilkan gambar keduanya sebagaimana lazimnya pasangan kerajaan Helenistik, seperti yang dijelaskan oleh {{harvnb|Roller|2010|p=100}}.</ref> Markus Antonius mengirim laporan ke Roma yang berisi permintaan pengesahan atas klaim-klaim wilayah ini, yang dikenal sebagai peristiwa [[Donasi Aleksandria]]. Oktavianus ingin menyebarluaskan laporan ini untuk maksud-maksud propaganda, tetapi kedua Konsul Republik Romawi, yang sama-sama merupakan pendukung Markus Antonius, menyensornya dari pandangan publik.{{sfnp|Roller|2010|pp=100–101}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}}


Pada akhir 34 SM, setelah Donasi Aleksandria, Antonius dan Oktavianus mengadakan sebuah [[sejarah propaganda|perang propaganda]] panas yang berlangsung bertahun-tahun.{{sfnp|Roller|2010|pp=129–130}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiv}}<ref group="note">{{harvnb|Jones|2006|p=xiv}} menyatakan bahwa "Oktavianus memajukan perang propaganda melawan Antonius dan Kleopatra, menekankan status Kleopatra sebagai wanita dan orang asing yang berharap berbagi dalam kekuasana Romawi."</ref> Antonius mengklaim bahwa pesaingnya secara ilegal menggulingkan Lepidus dari triumvirat mereka dan melepasnya dari pergerakan pasukan di Italia, sementara Oktavianus menuduh Antonius secara tak sah menduduki jabatan raja Armenia, menikahi Kleopatra meskipun masih menikahi saudarinya Oktavia, dan secara mengkhawatirkan mengklaim Caesarion sebagai pewaris Caesar ketimbang Oktavianus.{{sfnp|Roller|2010|pp=129–130}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Tuduhan dan gosip yang dikaitkan dengan perang propaganda tersebut membentu persepsi populer tentang Kleopatra dari semua jalan [[sastra Augustan (Romawi kuno)|sastra periode Augustan]] menuju berbagai media pada masa modern.{{sfnp|Roller|2010|p=130}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=65–66}} Kleopatra dikatakan mencuci otak Markus Antonius dengan [[sihir di dunia Yunani-Romawi|mantra dan sihir]] dan berbahaya seperti [[Helena dari Troya]] milik [[Homerus]] yang menghancurkan peradaban.{{sfnp|Roller|2010|pp=130–131}} [[Satir-satir (Horace)|''Satir-satir'' karya Horace]] memberikan sebuah catatan bahwa Kleopatra sempat melarutkan sebuah [[mutiara]] senilai 2.5 juta drachma dalam taruhan pesta makan malam.{{sfnp|Roller|2010|p=132}} Tuduhan bahwa Antonius mencuri buku-buku dari [[Perpustakaan Pergamon]] untuk dipindahkan ke Perpustakaan Aleksandria kemudian berbalik menjadi sebuah fabrikasi oleh [[Gaius Calvisius Sabinus (konsul 39 SM)|Gaius Calvisius Sabinus]].{{sfnp|Roller|2010|p=133}}
Menjelang akhir tahun 34 SM, Markus Antonius dan Oktavianus mulai saling menyerang dalam perang propaganda sengit yang baru berakhir bertahun-tahun kemudian.{{sfnp|Roller|2010|pp=129–130}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiv}}<ref group="note">{{harvnb|Jones|2006|p=xiv}} mengemukakan bahwa "Oktavianus melancarkan perang propaganda terhadap Markus Antonius dan Kleopatra, dengan menonjol-nonjolkan status Kleopatra sebagai perempuan dan orang asing yang ingin ikut memanfaatkan kekuasaan Romawi."</ref> Markus Antonius mengklaim bahwa seterunya itu telah menyingkirkan Markus Lepidus secara tidak sah dari persekutuan triwira mereka dan menghalanginya menghimpun kekuatan tempur di Italia, sementara Oktavianus menuduh Markus Antonius telah melanggar hukum dengan menawan Raja Armenia, menikahi Kleopatra padahal masih berstatus sebagai suami sah dari Oktavia, dan keliru menyatakan Kaisarion alih-alih Oktavianus sebagai ahli waris Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|pp=129–130}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Segala macam tuduhan dan desas-desus yang terkait dengan perang propaganda ini telah membentuk anggapan umum mengenai Kleopatra mulai dari [[sastra zaman Augustus (Romawi Kuno)|kesusastraan zaman Kaisar Agustus]] sampai ke berbagai media pada Zaman Modern.{{sfnp|Roller|2010|p=130}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=65–66}} Konon kabarnya Kleopatra mengendalikan akal pikiran Markus Antonius dengan [[sihir di dunia Yunani-Romawi|tenung dan jampi-jampi]], bahkan sama berbahayanya dengan sosok [[Helene|Helene dari Troya]], yang diriwayatkan [[Homeros]], dalam urusan menghancurkan peradaban.{{sfnp|Roller|2010|pp=130–131}} Dalam syair gubahannya, ''[[Satirae]]'', Horasius mengabadikan sebuah keterangan bahwasanya Kleopatra pernah melarutkan sebutir mutiara senilai 2,5 juta drakma ke dalam cuka hanya demi memenangkan taruhan dalam sebuah pesta perjamuan malam.{{sfnp|Roller|2010|p=132}} Tuduhan yang mengatakan bahwa Markus Antonius telah mencuri kitab-kitab koleksi [[Perpustakaan Pergamon]] guna mengisi kembali Perpustakaan Aleksandria di kemudian hari terbukti sebagai fitnah belaka yang dikarang oleh [[Gaius Calvisius Sabinus (konsul 39 SM)|Gayus Kalvinius Sabinus]].{{sfnp|Roller|2010|p=133}}
<!--
Selembar dokumen [[papirus]] bertarikh Februari 33 SM, yang pernah digunakan untuk membungkus sebuah [[mumi]], memuat tanda tangan Kleopatra. Mungkin sekali tanda tangan ini dibubuhkan oleh seorang pejabat yang diberi kewenangan untuk menandatangani dokumen-dokumen atas nama Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=133–134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}} Dokumen ini berisi anugerah pengecualian dari kewajiban membayar pajak tertentu di Mesir yang mungkin diterbitkan untuk Kuintus Sesilius atau [[Publius Canidius Crassus|Publius Kanidius Krasus]],<ref group="note">[[Stanley M. Burstein]], dalam {{harvnb|Burstein|2004|p=33}} menyebut nama Kuintus Sesilius sebagai si penerima anugerah pengecualian dari kewajiban membayar pajak, bukan [[Publius Canidius Crassus|Publius Kanidius Krasus]] sebagaimana yang disebut oleh [[Duane W. Roller]] dalam {{harvnb|Roller|2010|p=134}}.</ref> mantan Konsul Romawi dan orang kepercayaan Markus Antonius yang ditugaskan untuk mengepalai pasukan angkatan darat Markus Antonius di [[Aktion]].{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}} Pada bagian bawah dokumen ini tersurat sepatah kata dalam tulisan tangan berbeda yang berbunyi "laksanakan"{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}} atau "jadilah demikian"{{sfnp|Reece|2017|pp=201–202}} ({{lang-el|γινέσθωι, ginéstōi}}).<ref group="note">{{harvnb|Reece|2017|p=203}} mencermati bahwa "potongan-potongan teks papirus Yunani Kuno jarang-jarang menyita perhatian banyak orang, tetapi yang satu ini berhasil melakukannya, dengan hasil yang mengagumkan pula. Meskipun demikian, ada fakta luar biasa yang nyaris luput dari perhatian orang, yakni fakta bahwa sepatah kata yang ditorehkan oleh Kleopatra ini mengandung satu kesalahan eja yang sangat jelas: {{lang|grc|γινέσθωι}} dengan imbuhan ''[[iota]] [[adscriptum]]'' yang tidak perlu." Meskipun demikian, kesalahan ini "belum diketahui media populer", karena "begitu saja dialihaksarakan&nbsp;[...] termasuk dengan ''iota adscriptum''-nya yang tidak perlu itu, tanpa disertai penjelasan" (hlm. 208). Bahkan dalam sumber-sumber akademik sekalipun, salah eja ini nyaris tidak diketahui atau diam-diam dikoreksi (hlmn. 206–208, 210).{{pb}}Meskipun digambarkan sebagai suatu "ortografi yang 'wajar{{'"}} (berbeda dengan "ortografi yang 'benar{{'"}}) oleh Peter van Minnen (hlm. 208), salah eja ini "sangat langka dan lebih membingungkan" daripada kesalahan-kesalahan eja yang mungkin didapati dalam papirus Yunani dari Mesir (hlm. 210)—nyatanya sangat langka, sampai-sampai hanya ada dua salah eja semacam ini yang didapati dalam 70.000 lembar papirus Yunani dari kurun waktu abad ke-3 SM sampai dengan abad ke-8 tarikh Masehi dalam basis data ''[[Papyrological Navigator]]''. Salah eja ini istimewa mengingat ''iota adscriptum'' ditambahkan pada sepatah kata "tanpa alasan etimologis maupun morfologis untuk diimbuhi ''iota adscriptum''" (hlm. 210), apalagi ditulis oleh seorang "Ratu Mesir yang berpendidikan tinggi dan berbahasa ibu Yunani", yakni Kleopatra VII (hlm. 208).</ref> Agaknya kata ini ditulis sendiri oleh Kleopatra, karena para penguasa dari wangsa Ptolemaios terbiasa membubuhkan [[tanda tangan pengesahan]] pada dokumen-dokumen guna mencegah tindakan pemalsuan.{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}}-->


=== Pertempuran Aktion ===
Sebuah dokumen [[papirus]] tertanggal Februari 33 SM berisi [[tanda tangan]] tulisan tangan Kleopatra VII.{{sfnp|Roller|2010|pp=133–134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}} Ini berisi [[pengecualian pajak]] tertentu di Mesir yang diberikan kepada [[Publius Canidius Crassus]] (atau Quintus Caecillius),<ref group="note">[[Stanley M. Burstein]], dalam {{harvnb|Burstein|2004|p=33}} menyebut nama Quintus Cascellius sebagai penerima pengecualian pajak, bukan [[Publius Canidius Crassus]] yang disebut oleh [[Duane W. Roller]] dalam {{harvnb|Roller|2010|p=134}}.</ref> [[daftar konsul Romawi|bekas konsul Romawi]] dan orang kepercayaan Antonius, yang akan mengkomandoi angkatan daratnya di [[Actium]].{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}} Sebuah naskah dalam tulisan tangan berbeda di bagian bawah papirus tersebut trbaca "membuatnya terjadi" ({{lang-el|γινέσθωι|''ginesthō''}}), yang secara tanpa diragukan merupakan autografi dari ratu tersebut, karena ini adalah praktik Ptolemaik untuk dokumen-dokumen [[tanda kontra (hukum)|tanda kontra]] untuk menghindari [[pemalsuan]].{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}}<!--
{{utama|Pertempuran Aktion}}
[[Berkas:Augustus Statue.JPG|jmpl|Hasil reka ulang arca [[Augustus|Kaisar Agustus]] semasa muda, ketika masih dikenal dengan nama [[Oktavianus]], diperkirakan berasal dari sekitar tahun 30 SM]]


Dalam pidatonya di hadapan [[Senat Republik Romawi|Senat Romawi]] pada hari pertama masa jabatannya selaku konsul, yakni pada tanggal 1 Januari 33 SM, Oktavianus mendakwa Markus Antonius telah merongrong kemerdekaan dan kesatuan wilayah Republik Romawi selayaknya seorang budak dari ratu negeri timur junjungannya.{{sfnp|Bringmann|2007|p=302}} Sebelum masa berlaku ''[[imperium]]'' bersama yang diemban Markus Antonius dan Oktavianus berakhir pada tanggal 31 Desember 33 SM, Markus Antonius mempermaklumkan Kaisarion sebagai ahli waris sejati dari Yulius Kaisar dalam rangka menjatuhkan Oktavianus.{{sfnp|Bringmann|2007|p=302}} Pada tanggal 1 Januari 32 SM, para pendukung Markus Antonius, yakni [[Gaius Sosius|Gayus Sosius]] dan [[Gnaeus Domitius Ahenobarbus (konsul 32 SM)|Nyeus Domisius Ahenobarbus]], terpilih menjadi konsul.{{sfnp|Roller|2010|p=134}} Pada tanggal 1 Februari 32 SM, Gayus Sosius menyampaikan pidato berapi-api berisi kecaman terhadap Oktavianus, yang kala itu sudah kembali berstatus warga negara biasa tanpa jabatan di pemerintahan, dan mengajukan rancangan undang-undang yang bertujuan menjatuhkannya.{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=302–303}} Dalam sidang senator berikutnya, Oktavianus memasuki balai sidang Senat Romawi diiringi pengawal-pengawal bersenjata dan mengajukan dakwaan-dakwaannya terhadap kedua konsul.{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}} Tindakan ini mampu menciutkan nyali para penentangnya sampai-sampai pada keesokan harinya, kedua konsul dan lebih dari 200 orang senator yang masih mendukung Markus Antonius meninggalkan kota Roma untuk bergabung dengan Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=29–30}}
===Donations of Alexandria===
{{main|Donations of Alexandria|Reign of Cleopatra}}
[[File:011-Mark Antony, with Cleopatra VII -3.jpg|thumb|300px|A [[denarius]] minted in 32 BC; on the [[obverse]] is a [[diadem]]ed portrait of Cleopatra, with the [[Latin]] inscription "CLEOPATRA[E REGINAE REGVM]FILIORVM REGVM", and on the reverse a portrait of [[Mark Antony]] with the inscription reading "ANTONI ARMENIA DEVICTA".{{sfnp|Classical Numismatic Group|}}{{sfnp|Gurval|2011|p=57}}]]


Markus Antonius dan Kleopatra melakukan lawatan bersama ke Efesus pada tahun 32 SM. Di kota ini pula Kleopatra menyumbang 200 kapal dari keseluruhan 800 kapal tempur yang berhasil dikumpulkan Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=134}} Domisius Ahenobarbus, yang khawatir masyarakat akan termakan hasutan propaganda Oktavianus, mencoba membujuk Markus Antonius agar tidak mengikutsertakan Kleopatra dalam perang melawan Oktavianus.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Publius Kanidius Krasus mementahkan usaha Domisius Ahenobarbus ini dengan mengatakan bahwa Kleopatra adalah penyandang dana perang dan seorang kepala monarki yang cakap.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Kleopatra menolak menuruti Markus Antonius yang memintanya pulang ke Mesir, karena berpandangan bahwa dengan menghambat pergerakan Oktavianus di Yunani, ia dapat mempertahankan Mesir dengan lebih mudah.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Keteguhan pendirian Kleopatra untuk terlibat dalam pertempuran membela Yunani mengakibatkan tokoh-tokoh Romawi terkemuka membelot ke pihak Oktavianus, misalnya Domisius Ahenobarbus dan [[Lucius Munatius Plancus|Lucius Munasius Plankus]].{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}
As Antony prepared for another Parthian expedition in 35 BC, this time aimed at [[Kingdom of Armenia (antiquity)|their ally Armenia]], Octavia traveled to Athens with 2,000 troops in alleged support of Antony, but most likely in a scheme devised by Octavian to embarrass him for his military losses.{{sfnp|Roller|2010|pp=97–98}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=27–28}}<ref group="note">{{harvtxt|Bringmann|2007|p=301}} claims that [[Octavia Minor]] provided Antony with 1,200 troops, not 2,000 as stated in {{harvtxt|Roller|2010|pp=97–98}} and {{harvtxt|Burstein|2004|pp=27–28}}.</ref> Antony received these troops but told Octavia not to stray east of Athens as he and Cleopatra traveled together to Antioch, only to suddenly and inexplicably abandon the military campaign and head back to Alexandria.{{sfnp|Roller|2010|pp=97–98}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=27–28}} When Octavia returned to Rome Octavian portrayed his sister as a victim wronged by Antony, although she refused to leave Antony's household.{{sfnp|Roller|2010|p=98}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}} Octavian's confidence grew as he eliminated his rivals in the west, including [[Sextus Pompeius]] and even Lepidus, the third member of the triumvirate, who was placed under house arrest after [[Sicilian revolt|revolting against Octavian in Sicily]].{{sfnp|Roller|2010|p=98}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=301}}{{sfnp|Burstein|2004|p=27}}


Pada musim semi tahun 32 SM, Markus Antonius dan Kleopatra melakukan lawatan bersama ke Athena. Di kota ini Kleopatra membujuk Markus Antonius untuk mengirimkan surat cerai resmi kepada Oktavia.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 29}} Tindakan ini mendorong Munasius Plankus menyarankan Oktavianus untuk menyita surat wasiat Markus Antonius yang disimpan oleh para [[Perawan Vesta]].{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Meskipun harus melanggar hak hukum dan kekeramatan, Oktavianus merampas surat wasiat itu dari [[kuil Vesta]], dan memanfaatkannya sebagai senjata pamungkas dalam perang propaganda melawan Markus Antonius dan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Oktavianus menggembar-gemborkan bagian-bagian tertentu dari isi surat wasiat itu, semisal pernyataan bahwa Kaisarion ditetapkan sebagai ahli waris Yulius Kaisar, pernyataan bahwa Donasi Aleksandria sudah sah menurut hukum, pesan Markus Antonius untuk dimakamkan bersebelahan dengan Kleopatra di Mesir alih-alih di Roma, dan pernyataan bahwa Aleksandria akan dijadikan ibu kota baru Republik Romawi.{{sfnp|Roller|2010|p=136}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Untuk memamerkan kesetiaannya kepada Roma, Oktavianus memutuskan untuk membangun [[Mausoleum Augustus|gedung makam pribadi]] di ''[[Campus Martius]]'' (alun-alun dewa Mars).{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}} Posisi hukum Oktavianus juga meningkat setelah terpilih menjadi konsul pada tahun 31 SM.{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}} Dengan menyingkap isi surat wasiat Markus Antonius kepada khalayak ramai, Oktavianus berhasil mendapatkan ''[[casus belli]]'' (dalih untuk memaklumkan perang), dan Roma pun akhirnya memaklumkan perang terhadap Kleopatra,{{sfnp|Roller|2010|p=136}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 30}}{{sfnp|Jones|2006|p=147}} bukannya Markus Antonius.<ref group="note">Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvnb|Jones|2006|p=147}}, "secara politik, posisi [[Augustus|Oktavianus]] sangatlah genting jika ingin berseteru secara terang-terangan dengan Markus Antonius. Ia berhati-hati untuk tidak menimbulkan kesan ingin mengorbankan perang saudara, karena masyarakat Romawi sudah cukup sengsara akibat perang saudara selama bertahun-tahun, sehingga bisa-bisa Oktavianus kehilangan dukungan jika nekat memaklumkan perang terhadap seorang [[Kewarganegaraan Romawi|rekan senegara]]."</ref> Dalih hukum untuk memaklumkan perang bukanlah penguasaan wilayah baru oleh Kleopatra, yakni bekas-bekas wilayah jajahan Romawi yang dijadikan wilayah kekuasaan dari putra-putri hasil hubungannya dengan Markus Antonius, melainkan kenyataan bahwa ia memberi dukungan militer kepada seorang warga negara Republik Romawi biasa, karena masa bakti Markus Antonius sebagai triwira kala itu telah berakhir.{{sfnp|Roller|2010|pp=136–137}}
Dellius was sent as Antony's envoy to Artavasdes II in 34 BC to negotiate a potential [[marriage alliance]] that would wed the Armenian king's daughter to Alexander Helios, the son of Antony and Cleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=99}}{{sfnp|Burstein|2004|p=28}} When this was declined, Antony marched his army into Armenia, defeated their forces and captured the king and Armenian royal family.{{sfnp|Roller|2010|p=99}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 28}} Antony then held a military parade in Alexandria as an imitation of a Roman triumph, dressed as [[Dionysus]] and riding into the city on a chariot to present the royal prisoners to Cleopatra, who was seated on a golden throne above a silver dais.{{sfnp|Roller|2010|p=99}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=28–29}} News of this event was heavily criticized in Rome as a perversion of time-honored Roman rites and rituals to be enjoyed instead by an Egyptian queen.{{sfnp|Roller|2010|p=99}}
{{double image|ki|Cleopatra VII tetradrachm Syria mint.jpg|190|Cleopatra VII tetradrachm Ascalon mint.jpg|197|Kiri: Sekeping [[tetradrakhma|tetradrakma]] perak keluaran masa pemerintahan Kleopatra, dicetak di [[Seleukia|Seleukia Tepi Laut]], Suriah{{pb}}Kanan: Sekeping tetradrakma perak keluaran masa pemerintahan Kleopatra, dicetak di [[Askelon]], Israel}}


Kekuatan armada tempur Markus Antonius dan Kleopatra lebih besar dibanding yang dimiliki Oktavianus, tetapi tidak semua awak kapal tempur di kubu Markus Antonius dan Kleopatra sudah cukup terlatih, beberapa orang di antaranya mungkin awak kapal dagang, sementara seluruh personel di kubu Oktavianus adalah prajurit profesional.{{sfnp|Roller|2010|pp=137, 139}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Markus Antonius ingin menyeberangi [[Laut Adriatik]] dan menghadang Oktavianus di [[Taranto|Tarentum]] atau [[Brindisi|Brundisium]],{{sfnp|Bringmann|2007|pp=303–304}} tetapi Kleopatra, yang lebih mementingkan pertahanan Mesir, memutuskan untuk langsung menyerbu Italia.{{sfnp|Roller|2010|p=137}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Sepanjang musim dingin, Markus Antonius dan Kleopatra bermarkas di [[Patras|Patrai]], Yunani, kemudian pindah ke Aktion yang terletak di sisi selatan [[Teluk Ambrakia]] pada musim semi tahun 31 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=137}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=303–304}}
[[File:Papyrus document containing signature of Cleopatra VII of Egypt.jpg|thumb|left|upright=1.3|A [[papyrus]] document dated February 33 BC granting tax exemptions to a person in Egypt and containing the signature of Cleopatra written by an official, but with "{{lang|grc|γινέσθωι}}" ({{transl|grc|ginésthōi}}; {{literal translation|lk=on}}&nbsp;"make it happen"{{sfnp|Roller|2010|pp=133–134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}} or "so be it"{{sfnp|Reece|2017|pp=201–202}}) added in Greek, likely by the queen's own hand{{sfnp|Roller|2010|pp=133–134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}}{{sfnp|Reece|2017|pp=201–202}}]]
In an event held at the [[Gymnasium (ancient Greece)|gymnasium]] soon after the triumph, Cleopatra dressed as Isis and declared that she was the [[Queen of Kings]] with her son Caesarion, [[King of Kings]], while Alexander Helios was declared king of Armenia, [[Media (region)|Media]], and Parthia, and two-year-old Ptolemy Philadelphos was declared king of Syria and Cilicia.{{sfnp|Roller|2010|pp=99–100}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=301–302}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 29}} Cleopatra Selene II was bestowed with Crete and Cyrene.{{sfnp|Roller|2010|p=100}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Antony and Cleopatra may have been wed during this ceremony.{{sfnp|Roller|2010|p=100}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 29}}<ref group="note">{{harvtxt|Roller|2010|p=100}} says that it is unclear if Antony and Cleopatra were ever truly married. {{harvtxt|Burstein|2004|pp=xxii, 29}} says that the marriage publicly sealed Antony's alliance with Cleopatra and in defiance of Octavian he would divorce Octavia in 32 BC. Coins of Antony and Cleopatra depict them in the typical manner of a Hellenistic royal couple, as explained by {{harvtxt|Roller|2010|p=100}}.</ref> Antony sent a report to Rome requesting ratification of these territorial claims, now known as the [[Donations of Alexandria]]. Octavian wanted to publicize it for propaganda purposes, but the two consuls, both supporters of Antony, had it censored from public view.{{sfnp|Roller|2010|pp=100–101}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}}


Kleopatra dan Markus Antonius didukung oleh sejumlah raja sekutu, tetapi Kleopatra sudah telanjur berseteru dengan Herodes, dan musibah gempa bumi di Yudea dijadikan dalih oleh Herodes untuk tidak ikut serta berperang.{{sfnp|Roller|2010|pp=137–138}} Mereka juga kehilangan dukungan dari [[Malkos I]], yang kelak terbukti berdampak pada kekalahan Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=138}} Markus Antonius dan Kleopatra kalah dalam beberapa pertempuran kecil melawan Oktavianus di sekitar Aktion pada musim panas tahun 31 SM, sementara orang-orang di kubu Markus Antonius terus-menerus membelot ke kubu Oktavianus, termasuk Kuintus Delius yang sudah lama berkawan dengan Markus Antonius{{sfnp|Roller|2010|p=138}}, juga [[Amintas dari Galatia|Amintas, Raja Galatia]], dan [[Daftar penguasa Paflagonia|Deiotaros, Raja Paflagonia]], sekutu-sekutu Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=138}} Meskipun beberapa orang di kubu Markus Antonius menyarankan agar pertempuran laut dihentikan dan kekuatan tempur ditarik mundur ke pedalaman, Kleopatra justru bersikeras melancarkan serangan di laut guna menghalangi armada Oktavianus mendekati Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=139}}
In late 34 BC, Antony and Octavian engaged in a heated war of propaganda that would last for years.{{sfnp|Roller|2010|pp=129–130}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiv}}<ref group="note">{{harvtxt|Jones|2006|p=xiv}} writes that "Octavian waged a propaganda war against Antony and Cleopatra, stressing Cleopatra's status as a woman and a foreigner who wished to share in Roman power."</ref> Antony claimed that his rival had illegally deposed Lepidus from their triumvirate and barred him from raising troops in Italy, while Octavian accused Antony of unlawfully detaining the king of Armenia, marrying Cleopatra despite still being married to his sister Octavia, and wrongfully claiming Caesarion as the heir of Caesar instead of Octavian.{{sfnp|Roller|2010|pp=129–130}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} The litany of accusations and gossip associated with this propaganda war have shaped the popular perceptions about Cleopatra from [[Augustan literature (ancient Rome)|Augustan-period literature]] through to various media in modern times.{{sfnp|Roller|2010|p=130}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=65–66}} Cleopatra was said to have brainwashed Mark Antony with [[Magic in the Graeco-Roman world|witchcraft and sorcery]] and was as dangerous as [[Homer]]'s [[Helen of Troy]] in destroying civilization.{{sfnp|Roller|2010|pp=130–131}} [[Horace]]'s [[Satires (Horace)|''Satires'']] preserved an account that Cleopatra once dissolved a pearl worth 2.5 million drachmas in vinegar just to win a dinner-party bet.{{sfnp|Roller|2010|p=132}} The accusation that Antony had stolen books from the [[Library of Pergamum]] to restock the Library of Alexandria later turned out to be an admitted fabrication by [[Gaius Calvisius Sabinus (consul 39 BC)|Gaius Calvisius Sabinus]].{{sfnp|Roller|2010|p=133}}


Pada tanggal 2 September 31 SM, kekuatan tempur laut Oktavianus, di bawah pimpinan [[Marcus Vipsanius Agrippa|Markus Vipsanius Agripa]], bertarung melawan kekuatan tempur laut Markus Antonius dan Kleopatra dalam [[Pertempuran Aktion]].{{sfnp|Roller|2010|p=139}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=303–304}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 30}} Dari atas [[kapal bendera]] ''Antonias'', Kleopatra mengarahkan pergerakan 60 kapal di mulut Teluk Ambrakia{{sfnp|Roller|2010|p=139}} dari total 500 kapal yang dikerahkan.{{sfn|Shuckburgh|1917|pp=780-784}} Kapal-kapal ini agaknya sengaja ditempatkan di belakang armada oleh para perwira bawahan Markus Antonius dengan maksud menyingkirkan Kleopatra dari kancah pertempuran.{{sfnp|Roller|2010|p=139}} Markus Antonius memerintahkan agar kapal-kapal mereka harus membawa serta layar sehingga dapat melaju bilamana harus mengejar atau meloloskan diri dari kejaran musuh. Kleopatra, yang senantiasa mengutamakan pertahanan Mesir, memanfaatkan layar-layar ini untuk bergerak dengan gesit melewati perairan tempat pertempuran sedang sengit-sengitnya berkecamuk lalu memundurkan pasukannya ke [[Peloponnesos|Peloponesos]] sebagai suatu langkah stategis.{{sfnp|Roller|2010|pp=139–140}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=30–31}} Burstein mengemukakan dalam tulisannya bahwa di kemudian hari para pujangga Romawi yang bersikap berat sebelah menuduh Kleopatra telah bersikap pengecut dan lari meninggalkan Markus Antonius, tetapi mungkin saja tujuan sesungguhnya dari tindakan membawa serta layar di atas kapal ini adalah untuk menerobos blokade dan menyelamatkan sebanyak mungkin kapal-kapal armada mereka.{{sfnp|Burstein|2004|pp=30–31}} Markus Antonius mengikuti pergerakan Kleopatra dan naik ke atas kapalnya yang bercirikan layar [[ungu Tyre|ungu Tirus]], dan bersama-sama berlayar meninggalkan pertempuran menuju [[Tainaron]].{{sfnp|Roller|2010|pp=139–140}} Konon kabarnya Markus Antonius sengaja mendiamkan Kleopatra sepanjang pelayaran yang memakan waktu tiga hari ini, sampai akhirnya salah seorang dari biti-biti perwara Kleopatra di Tainaron memohon padanya untuk bercakap-cakap dengan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=140}} Pertempuran Aktion berlangsung tanpa kehadiran Kleopatra dan Markus Antonius sampai dengan pagi hari tanggal 3 September, berakhir dengan kemenangan Oktavianus dan disusul pembelotan besar-besaran para perwira, prajurit, dan raja-raja sekutu ke kubu Oktavianus.{{sfnp|Roller|2010|p=140}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii–xxiii, 30–31}}
A [[papyrus]] document dated to February 33 BC, later used to wrap a [[mummy]], contains the signature of Cleopatra, probably written by an official authorized to sign for her.{{sfnp|Roller|2010|pp=133–134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}} It concerns certain tax exemptions in Egypt granted to either Quintus Caecillius or [[Publius Canidius Crassus]],<ref group="note">[[Stanley M. Burstein]], in {{harvtxt|Burstein|2004|p=33}} provides the name Quintus Cascellius as the recipient of the tax exemption, not the [[Publius Canidius Crassus]] provided by [[Duane W. Roller]] in {{harvtxt|Roller|2010|p=134}}.</ref> a former Roman consul and Antony's confidant who would command his land forces at [[Actium]].{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}} A subscript in a different handwriting at the bottom of the papyrus reads "make it happen"{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}} or "so be it"{{sfnp|Reece|2017|pp=201–202}} ({{lang-grc|γινέσθωι|ginésthōi}});<ref group="note">{{harvtxt|Reece|2017|p=203}} notes that "[t]he fragmentary texts of ancient Greek papyri do not often make their way into the modern public arena, but this one has, and with fascinating results, while remaining almost entirely unacknowledged is the remarkable fact that Cleopatra's one-word subscription contains a blatant spelling error: {{lang|grc|γινέσθωι}}, with a superfluous [[iota]] [[adscript]]." This spelling error "has not been noted by the popular media", however, being "simply transliterated&nbsp;[...] including, without comment, the superfluous iota adscript" (p.&nbsp;208). Even in academic sources, the misspelling was largely unacknowledged or quietly corrected (pp.&nbsp;206–208, 210).{{pb}}Although described as {{"'}}normal' orthography" (in contrast with {{"'}}correct' orthography") by Peter van Minnen (p.&nbsp;208), the spelling error is "much rarer and more puzzling" than the sort one would expect from the Greek papyri from Egypt (p.&nbsp;210)—so rare, in fact, that it only occurs twice in the 70,000 Greek papyri between the 3rd century BC and 8th century AD in the [[Papyrological Navigator]]'s database. This is especially so when considering it was added to a word "with no etymological or morphological reason for having an iota adscript" (p.&nbsp;210) and was written by "the well-educated, native Greek-speaking, queen of Egypt" Cleopatra VII (p.&nbsp;208).</ref> this is likely the autograph of the queen, as it was Ptolemaic practice to [[Countersign (legal)|countersign]] documents to avoid forgery.{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}}


=== Kejatuhan dan akhir hayat ===
===Battle of Actium===
{{main|Battle of Actium|Reign of Cleopatra}}
{{main|Kematian Kleopatra}}
{{further|Epafroditus (liberatus Kaisar Agustus)|Makam Antonius dan Kleopatra}}
[[File:Augustus Statue.JPG|thumb|A reconstructed statue of [[Augustus]] as a younger [[Octavian]], dated {{circa|30 BC}}]]
[[Berkas:Roman Wall painting from the House of Giuseppe II, Pompeii, 1st century AD, death of Sophonisba, but more likely Cleopatra VII of Egypt consuming poison.jpg|jmpl|300px|Lukisan pada dinding Casa di Giuseppe II, di situs arkeologi kota [[Pompeii]], permulaan abad pertama tarikh Masehi, mungkin sekali menggambarkan sosok Kleopatra, dengan [[diadem]] kerajaan di kepalanya, tampak sedang menegak racun untuk bunuh diri, sementara putranya, [[Caesarion|Kaisarion]], yang juga mengenakan diadem kerajaan, tampak berdiri di belakangnya{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}}]]


Pada saat Oktavianus menduduki Athena, Markus Antonius dan Kleopatra mendarat di [[Paraitonion]], Mesir,{{sfnp|Roller|2010|p=140}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii–xxiii}} kemudian berpisah jalan. Markus Antonius berangkat ke Kirene untuk menghimpun lebih banyak pasukan, sementara Kleopatra berlayar ke pelabuhan Aleksandria untuk menciptakan kesan palsu bahwa pihaknyalah yang memenangkan perang di Yunani.{{sfnp|Roller|2010|p=140}} Tidak dapat dipastikan apakah pada saat itulah ia mengeksekusi mati Raja Artavasdes II dan mengirim kepalanya kepada [[Artavasdes I dari Media Atropatene|Artavasdes I, Raja Media Atropatene]], seteru Artavasdes II, sebagai bagian dari usahanya untuk menjalin persekutuan.{{sfnp|Roller|2010|p=141}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}}
In a speech to the Roman Senate on the first day of his consulship on 1 January 33 BC, Octavian accused Antony of attempting to subvert Roman freedoms and territorial integrity as a slave to his Oriental queen.{{sfnp|Bringmann|2007|p=302}} Before Antony and Octavian's joint ''[[imperium]]'' expired on 31 December 33 BC, Antony declared Caesarion as the true heir of Caesar in an attempt to undermine Octavian.{{sfnp|Bringmann|2007|p=302}} On 1 January 32 BC the Antonian loyalists [[Gaius Sosius]] and [[Gnaeus Domitius Ahenobarbus (consul 32 BC)|Gnaeus Domitius Ahenobarbus]] were elected as consuls.{{sfnp|Roller|2010|p=134}} On 1 February 32 BC Sosius gave a fiery speech condemning Octavian, now a private citizen without public office, and introduced pieces of legislation against him.{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=302–303}} During the next senatorial session, Octavian entered the Senate house with armed guards and levied his own accusations against the consuls.{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}} Intimidated by this act, the consuls and over 200 senators still in support of Antony fled Rome the next day to join the side of Antony.{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=29–30}}


[[Lucius Pinarius]], Wali Negeri Kirene yang diangkat oleh Markus Antonius, sudah lebih dahulu mendengar kabar kemenangan Oktavianus dalam Pertempuran Aktion sebelum para juru warta yang diutus Markus Antonius tiba di kediamannya.{{sfnp|Roller|2010|p=141}} Setelah memerintahkan eksekusi mati terhadap para juru warta ini, Lucius Pinarius membelot ke kubu Oktavianus dengan menyerahkan empat legiun yang dibawahinya, yakni legiun-legiun yang diincar Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=141}} Mendengar kabar buruk ini, Markus Antonius nyaris sudah bunuh diri andaikata tidak dicegah oleh para perwira stafnya.{{sfnp|Roller|2010|p=141}} Di Aleksandria, ia membangun sebuah rumah tempat menyepi di pulau [[Faros]] yang ia beri nama ''Timoneion'' (wisma Timon), diambil dari nama [[Timon dari Athena (filsuf)|Timon dari Athena]], filsuf Yunani yang dikenal berpaham [[sinisisme|sinisme]] dan [[misantropia]] (benci sesama manusia).{{sfnp|Roller|2010|p=141}} Herodes, yang secara pribadi menyarankan Markus Antonius seusai Pertempuran Aktion untuk mengkhianati Kleopatra, berkunjung ke Rodos untuk menghadap Oktavianus dan menyatakan pengunduran dirinya dari jabatan raja karena kesetiaannya pada Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|pp=141–142}} Oktavianus terkesan dengan pernyataan dan watak setia Herodes sehingga mengizinkannya untuk tetap menjadi Raja Yudea. Keputusan ini membuat Markus Antonius dan Kleopatra kian terkucilkan.{{sfnp|Roller|2010|pp=141–142}}
Antony and Cleopatra traveled together to Ephesus in 32 BC, where she provided him with 200 of the 800 naval ships he was able to acquire.{{sfnp|Roller|2010|p=134}} Ahenobarbus, wary of having Octavian's propaganda confirmed to the public, attempted to persuade Antony to have Cleopatra excluded from the campaign against Octavian.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Publius Canidius Crassus made the counterargument that Cleopatra was funding the war effort and was a competent monarch.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Cleopatra refused Antony's requests that she return to Egypt, judging that by blocking Octavian in Greece she could more easily defend Egypt.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Cleopatra's insistence that she be involved in the battle for Greece led to the defections of prominent Romans, such as Ahenobarbus and [[Lucius Munatius Plancus]].{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}


Mungkin Kleopatra mulai menganggap Markus Antonius sebagai beban belaka, ketika ia bersiap-siap untuk melepas Mesir kepada putranya, Kaisarion, pada pada akhir musim panas tahun 31 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=142}} Kleopatra berencana menyerahkan takhta kepada Kaisarion, menarik armadanya dari Laut Tengah ke Laut Merah, lalu bertolak ke luar negeri, mungkin untuk [[wikt:tetirah|tetirah]] di [[sejarah India|India]].{{sfnp|Roller|2010|p=142}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Rencana ini akhirnya batal karena kapal-kapal armada Kleopatra dibakar oleh Malkos I atas anjuran [[Quintus Didius|Kuintus Didius]], Wali Negeri Suriah yang diangkat oleh Oktavianus. Pembakaran kapal merupakan bentuk balas dendam Malkos I terhadap Kleopatra, pemicu utama perang antara dirinya dan Herodes, yang telah membuatnya merugi.{{sfnp|Roller|2010|p=142}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Dengan demikian Kleopatra tidak dapat berbuat apa-apa lagi selain tetap tinggal di Mesir dan bernegosiasi dengan Oktavianus.{{sfnp|Roller|2010|p=142}} Konon kabarnya semenjak saat itu ia mulai menguji keampuhan berbagai macam racun pada para narapidana bahkan pada pelayan-pelayannya sendiri, tetapi kabar ini mungkin sekali hanyalah propaganda kubu Oktavianus yang baru disiarkan di kemudian hari.{{sfnp|Roller|2010|p=143}}
During the spring of 32 BC Antony and Cleopatra traveled to Athens, where she persuaded Antony to send Octavia an official declaration of divorce.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 29}} This encouraged Plancus to advise Octavian that he should seize Antony's will, invested with the [[Vestal Virgin]]s.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Although a violation of sacred and legal rights, Octavian forcefully acquired the document from the [[Temple of Vesta]], and it became a useful tool in the propaganda war against Antony and Cleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Octavian highlighted parts of the will, such as Caesarion being named heir to Caesar, that the Donations of Alexandria were legal, that Antony should be buried alongside Cleopatra in Egypt instead of Rome, and that Alexandria would be made the new capital of the Roman Republic.{{sfnp|Roller|2010|p=136}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} In a show of loyalty to Rome, Octavian decided to begin construction of [[Mausoleum of Augustus|his own mausoleum]] at the [[Campus Martius]].{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}} Octavian's legal standing was also improved by being elected consul in 31 BC.{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}} With Antony's will made public, Octavian had his ''[[casus belli]]'', and Rome declared war on Cleopatra,{{sfnp|Roller|2010|p=136}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 30}}{{sfnp|Jones|2006|p=147}} not Antony.<ref group="note">As explained by {{harvtxt|Jones|2006|p=147}}, "politically, Octavian had to walk a fine line as he prepared to engage in open hostilities with Antony. He was careful to minimize associations with civil war, as the Roman people had already suffered through many years of civil conflict and Octavian could risk losing support if he declared war on a [[Roman citizenship|fellow citizen]]."</ref> The legal argument for war was based less on Cleopatra's territorial acquisitions, with former Roman territories ruled by her children with Antony, and more on the fact that she was providing military support to a private citizen now that Antony's triumviral authority had expired.{{sfnp|Roller|2010|pp=136–137}}
{{double image|left|Cleopatra VII tetradrachm Syria mint.jpg|190|Cleopatra VII tetradrachm Ascalon mint.jpg|197|Left: A silver [[tetradrachm]] of Cleopatra minted at [[Seleucia Pieria]], Syria{{pb}}Right: A silver tetradrachm of Cleopatra minted at [[Ashkelon|Ascalon]], Israel}}

Antony and Cleopatra had a larger fleet than Octavian, but the crews of Antony and Cleopatra's navy were not all well-trained, some of them perhaps from merchant vessels, whereas Octavian had a fully professional force.{{sfnp|Roller|2010|pp=137, 139}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Antony wanted to cross the [[Adriatic Sea]] and blockade Octavian at either Tarentum or Brundisium,{{sfnp|Bringmann|2007|pp=303–304}} but Cleopatra, concerned primarily with defending Egypt, overrode the decision to attack Italy directly.{{sfnp|Roller|2010|p=137}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Antony and Cleopatra set up their winter headquarters at [[Patrai]] in Greece, and by the spring of 31 BC they had moved to Actium, on the southern side of the [[Ambracian Gulf]].{{sfnp|Roller|2010|p=137}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=303–304}}

Cleopatra and Antony had the support of various allied kings, but Cleopatra had already been in conflict with Herod, and an earthquake in Judea provided him with an excuse to be absent from the campaign.{{sfnp|Roller|2010|pp=137–138}} They also lost the support of Malichus I, which would prove to have strategic consequences.{{sfnp|Roller|2010|p=138}} Antony and Cleopatra lost several skirmishes against Octavian around Actium during the summer of 31 BC, while defections to Octavian's camp continued, including Antony's long-time companion Dellius{{sfnp|Roller|2010|p=138}} and the allied kings [[Amyntas of Galatia]] and [[List of rulers of the Paphlagonia|Deiotaros of Paphlagonia]].{{sfnp|Roller|2010|p=138}} While some in Antony's camp suggested abandoning the naval conflict to retreat inland, Cleopatra urged for a naval confrontation, to keep Octavian's fleet away from Egypt.{{sfnp|Roller|2010|p=139}}

On 2 September 31 BC the naval forces of Octavian, led by [[Marcus Vipsanius Agrippa]], met those of Antony and Cleopatra at the [[Battle of Actium]].{{sfnp|Roller|2010|p=139}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=303–304}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 30}} Cleopatra, aboard her flagship, the ''Antonias'', commanded 60 ships at the mouth of the Ambracian Gulf, at the rear of the fleet, in what was likely a move by Antony's officers to marginalize her during the battle.{{sfnp|Roller|2010|p=139}} Antony had ordered that their ships should have sails on board for a better chance to pursue or flee from the enemy, which Cleopatra, ever concerned about defending Egypt, used to swiftly move through the area of major combat in a strategic withdrawal to the [[Peloponnese]].{{sfnp|Roller|2010|pp=139–140}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=30–31}} Burstein writes that partisan Roman writers would later accuse Cleopatra of cowardly deserting Antony, but their original intention of keeping their sails on board may have been to break the blockade and salvage as much of their fleet as possible.{{sfnp|Burstein|2004|pp=30–31}} Antony followed Cleopatra and boarded her ship, identified by its [[Tyrian purple|distinctive purple]] sails, as the two escaped the battle and headed for [[Tainaron]].{{sfnp|Roller|2010|pp=139–140}} Antony reportedly avoided Cleopatra during this three-day voyage, until her ladies in waiting at Tainaron urged him to speak with her.{{sfnp|Roller|2010|p=140}} The Battle of Actium raged on without Cleopatra and Antony until the morning of 3 September, and was followed by massive defections of officers, troops, and allied kings to Octavian's side.{{sfnp|Roller|2010|p=140}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii–xxiii, 30–31}}

===Downfall and death===
{{main|Death of Cleopatra}}
{{further|Epaphroditus (freedman of Augustus)|Tomb of Antony and Cleopatra}}
[[File:Roman Wall painting from the House of Giuseppe II, Pompeii, 1st century AD, death of Sophonisba, but more likely Cleopatra VII of Egypt consuming poison.jpg|thumb|300px|A Roman painting from the House of Giuseppe II in [[Pompeii]], early 1st century AD, most likely depicting Cleopatra, wearing her royal [[diadem]], consuming poison in an act of suicide, while her son [[Caesarion]], also wearing a royal diadem, stands behind her{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}}{{sfnp|Elia|1955|pp=3–7}}]]

While Octavian occupied Athens, Antony and Cleopatra landed at [[Paraitonion]] in Egypt.{{sfnp|Roller|2010|p=140}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii–xxiii}} The couple then went their separate ways, Antony to Cyrene to raise more troops and Cleopatra sailing into the harbor at Alexandria in a misleading attempt to portray the activities in Greece as a victory.{{sfnp|Roller|2010|p=140}} It is also uncertain if at this time she actually executed Artavasdes II and sent his head to his rival, [[Artavasdes I of Media Atropatene]], in an attempt to strike an alliance with him.{{sfnp|Roller|2010|p=141}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}}

[[Lucius Pinarius]], Mark Antony's appointed governor of Cyrene, received word that Octavian had won the Battle of Actium before Antony's messengers could arrive at his court.{{sfnp|Roller|2010|p=141}} Pinarius had these messengers executed and then defected to Octavian's side, surrendering to him the four legions under his command that Antony desired to obtain.{{sfnp|Roller|2010|p=141}} Antony nearly committed suicide after hearing news of this but was stopped by his staff officers.{{sfnp|Roller|2010|p=141}} In Alexandria he built a reclusive cottage on the island of [[Pharos]] that he nicknamed the ''Timoneion'', after the philosopher [[Timon of Athens (person)|Timon of Athens]], who was famous for his cynicism and [[misanthropy]].{{sfnp|Roller|2010|p=141}} Herod, who had personally advised Antony after the Battle of Actium that he should betray Cleopatra, traveled to Rhodes to meet Octavian and resign his kingship out of loyalty to Antony.{{sfnp|Roller|2010|pp=141–142}} Octavian was impressed by his speech and sense of loyalty, so he allowed him to maintain his position in Judea, further isolating Antony and Cleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=141–142}}

Cleopatra perhaps started to view Antony as a liability by the late summer of 31 BC, when she prepared to leave Egypt to her son Caesarion.{{sfnp|Roller|2010|p=142}} Cleopatra planned to relinquish her throne to him, taking her fleet from the Mediterranean into the Red Sea and then setting sail to a foreign port, perhaps in [[History of India|India]], where she could spend time recuperating.{{sfnp|Roller|2010|p=142}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} However, these plans were ultimately abandoned when Malichus I, as advised by Octavian's governor of Syria, [[Quintus Didius]], managed to burn Cleopatra's fleet in revenge for his losses in a war with Herod that Cleopatra had largely initiated.{{sfnp|Roller|2010|p=142}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Cleopatra had no other option but to stay in Egypt and negotiate with Octavian.{{sfnp|Roller|2010|p=142}} Although most likely later pro-Octavian propaganda, it was reported that at this time Cleopatra started testing the strengths of various poisons on prisoners and even her own servants.{{sfnp|Roller|2010|p=143}}

[[File:Guido Cagnacci 003.jpg|thumb|left|''The Death of Cleopatra'' (1658), by [[Guido Cagnacci]]]]
Cleopatra had Caesarion enter into the ranks of the ''[[ephebi]]'', which, along with reliefs on a stele from [[Koptos]] dated 21 September 31 BC, demonstrated that Cleopatra was now grooming her son to become the sole ruler of Egypt.{{sfnp|Roller|2010|pp=142–143}} In a show of solidarity, Antony also had [[Marcus Antonius Antyllus]], his son with Fulvia, enter the ''ephebi'' at the same time.{{sfnp|Roller|2010|p=142}} Separate messages and envoys from Antony and Cleopatra were then sent to Octavian, still stationed at Rhodes, although Octavian seems to have only replied to Cleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=143}} Cleopatra requested that her children should inherit Egypt and that Antony should be allowed to live in exile in Egypt, offering Octavian money in the future and immediately sending him lavish gifts.{{sfnp|Roller|2010|p=143}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Octavian sent his diplomat Thyrsos to Cleopatra after she threatened to burn herself and vast amounts of her treasure within a tomb already under construction.{{sfnp|Roller|2010|pp=143–144}} Thyrsos advised her to kill Antony so that her life would be spared, but when Antony suspected foul intent, he had this diplomat flogged and sent back to Octavian without a deal.{{sfnp|Roller|2010|p=144}}

After lengthy negotiations that ultimately produced no results, Octavian set out to invade Egypt in the spring of 30 BC,{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 31}} stopping at [[Ptolemais in Phoenicia]], where his new ally Herod provided his army with fresh supplies.{{sfnp|Roller|2010|pp=144–145}} Octavian moved south and swiftly took Pelousion, while [[Cornelius Gallus]], marching eastward from Cyrene, defeated Antony's forces near Paraitonion.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Southern|2009|p=153}} Octavian advanced quickly to Alexandria, but Antony returned and won a small victory over Octavian's tired troops outside the city's [[hippodrome]].{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Southern|2009|p=153}} However, on 1 August 30 BC Antony's naval fleet surrendered to Octavian, followed by his cavalry.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Southern|2009|pp=153–154}} Cleopatra hid herself in her tomb with her close attendants, sending a message to Antony that she had committed suicide.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Southern|2009|p=154}}{{sfnp|Jones|2006|p=184}} In despair, Antony responded to this by stabbing himself in the stomach and taking his own life at age 53.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} According to Plutarch, he was still dying when brought to Cleopatra at her tomb, telling her he had died honorably and that she could trust Octavian's companion [[:de:Gaius Proculeius|Gaius Proculeius]] over anyone else in his entourage.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Southern|2009|pp=154–155}}{{sfnp|Jones|2006|pp=184–185}} It was Proculeius, however, who infiltrated her tomb using a ladder and detained the queen, denying her the ability to burn herself with her treasures.{{sfnp|Roller|2010|p=146}}{{sfnp|Jones|2006|pp=185–186}} Cleopatra was then allowed to embalm and bury Antony within her tomb before she was escorted to the palace.{{sfnp|Roller|2010|p=146}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}}
[[File:Jean-Baptiste Regnault - Death of Cleopatra - Google Art Project.jpg|thumb|''The Death of Cleopatra'' (1796–1797), by [[Jean-Baptiste Regnault]]]]

Octavian entered Alexandria, occupied the palace, and seized Cleopatra's three youngest children.{{sfnp|Roller|2010|p=146}}{{sfnp|Southern|2009|p=155}} When she met with Octavian, she told him bluntly that "I will not be led in a triumph" ({{lang-grc|οὑ θριαμβεύσομαι|ou thriambéusomai}}) according to [[Livy]], a rare recording of her exact words.{{sfnp|Roller|2010|pp=146–147, 213, footnote 83}}{{sfnp|Gurval|2011|p=61}} Octavian promised that he would keep her alive, but offered no explanation about his future plans for her kingdom.{{sfnp|Roller|2010|p=147}} When a spy informed her that Octavian planned to move her and her children to Rome in three days, she prepared for suicide as she had no intentions of being paraded in a Roman triumph like her sister Arsinoe IV.{{sfnp|Roller|2010|p=147}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} It is unclear if [[Death of Cleopatra|Cleopatra's suicide]] in August 30 BC, at age 39, took place within the palace or her tomb.{{sfnp|Roller|2010|pp=147–148}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 31–32}}<ref group="note" name="date of Cleopatra's death"/> It is said she was accompanied by her servants Eiras and [[Charmion (servant to Cleopatra)|Charmion]], who also took their own lives.{{sfnp|Roller|2010|p=147}}{{sfnp|Jones|2006|p=194}} Octavian was said to be angered by this outcome but had her buried in royal fashion next to Antony in [[Tomb of Antony and Cleopatra|her tomb]].{{sfnp|Roller|2010|p=147}}{{sfnp|Burstein|2004|p=65}}{{sfnp|Jones|2006|pp=194–195}} Cleopatra's physician Olympos did not explain her cause of death, although the popular belief is that she allowed an [[Asp (reptile)|asp]], or [[Egyptian cobra]], to bite and poison her.{{sfnp|Roller|2010|pp=148–149}}{{sfnp|Anderson|2003|p=56}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Plutarch relates this tale, but then suggests an implement ({{lang|grc|κνῆστις}}, {{transl|grc|knêstis}}, {{literal translation|lk=on}}&nbsp;'spine, cheese-grater') was used to introduce the toxin by scratching, while Dio says that she injected the poison with a needle ({{lang|grc|[[wikt:βελόνη#Ancient Greek|βελόνη]]}}, {{transl|grc|belónē}}), and [[Strabo]] argued for an ointment of some kind.{{sfnp|Roller|2010|p=148}}{{sfnp|Anderson|2003|p=56}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=31–32}}<ref group="note">For the translated accounts of both Plutarch and Dio, {{harvtxt|Jones|2006|pp=194–195}} writes that the implement used to puncture Cleopatra's skin was a hairpin.</ref> No venomous snake was found with her body, but she did have tiny puncture wounds on her arm that could have been caused by a needle.{{sfnp|Roller|2010|pp=148–149}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=31–32}}{{sfnp|Jones|2006|pp=194–195}}

Cleopatra decided in her last moments to send Caesarion away to Upper Egypt, perhaps with plans to flee to [[Nubia]], Ethiopia, or India.{{sfnp|Roller|2010|p=149}}{{sfnp|Burstein|2004|p=32}}{{sfnp|Southern|2009|p=153}} Caesarion, now Ptolemy XV, would reign for a mere 18 days until executed on the orders of Octavian on 29 August 30 BC, after returning to Alexandria under the false pretense that Octavian would allow him to be king.{{sfnp|Roller|2010|pp=149–150}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 32}}{{sfnp|Skeat|1953|pp=99–100}}<ref group="note" name="Reign of Caesarion">{{harvtxt|Roller|2010|p=149}} and {{harvtxt|Skeat|1953|pp=99–100}} explain the nominal short-lived reign of Caesarion as lasting 18 days in August 30 BC. However, [[Duane W. Roller]], relaying [[Theodore Cressy Skeat]], affirms that Caesarion's reign "was essentially a fiction created by Egyptian chronographers to close the gap between [Cleopatra's] death and official Roman control of Egypt (under the new pharaoh, Octavian)," citing, for instance, the ''[[Stromata]]'' by [[Clement of Alexandria]] ({{harvnb|Roller|2010|pp=149, 214, footnote 103}}).{{pb}}Plutarch, translated by {{harvtxt|Jones|2006|p=187}}, wrote in vague terms that "Octavian had Caesarion killed later, after Cleopatra's death."</ref> Octavian was convinced by the advice of the philosopher [[Arius Didymus]] that there was room for only one Caesar in the world.{{sfnp|Roller|2010|p=150}}<ref group="note">{{harvtxt|Jones|2006|p=187}}, translating Plutarch, quotes Arius Didymus as saying to Octavian that "it is not good to have too many Caesars", which was apparently enough to convince Octavian to have Caesarion killed.</ref> With the fall of the Ptolemaic Kingdom, the [[Roman province]] of [[Egypt (Roman province)|Egypt]] was established,{{sfnp|Roller|2010|pp=150–151}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Jones|2006|pp=197–198}}<ref group="note">Contrary to regular Roman provinces, Egypt was established by Octavian as territory under his personal control, barring the Roman Senate from intervening in any of its affairs and appointing his own [[Equites|equestrian]] [[praefectus augustalis|governors of Egypt]], the first of whom was Gallus. For further information, see {{harvtxt|Southern|2014|p=185}} and {{harvtxt|Roller|2010|p=151}}.</ref> marking the end of the Hellenistic period.{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 1}}{{sfnp|Grant|1972|pp=5–6}}<ref group="note" name="Grant Hellenistic period explanation"/> In January 27 BC Octavian was renamed Augustus ("the revered") and [[Constitutional reforms of Augustus|amassed constitutional powers]] that established him as the first [[Roman emperor]], inaugurating the [[Principate]] era of the [[Roman Empire]].{{sfnp|Bringmann|2007|pp=304–307}}

==Cleopatra's kingdom and role as a monarch==
{{main|Reign of Cleopatra#Egypt under the monarchy of Cleopatra}}
{{further|Ptolemaic coinage|Ancient Greek coinage}}
[[File:Cleopatra Mint Alexandria.jpg|thumb|300px|Cleopatra on a coin of 40 [[drachm]]s from 51–30 BC, minted at [[Alexandria]]; on the [[obverse]] is a portrait of Cleopatra wearing a [[diadem]], and on the reverse an inscription reading "{{lang|grc|ΒΑΣΙΛΙΣΣΗΣ ΚΛΕΟΠΑΤΡΑΣ}}" with an eagle standing on a thunderbolt.]]
Following the tradition of [[List of Macedonian kings|Macedonian rulers]], Cleopatra ruled Egypt and other territories such as Cyprus as an [[absolute monarch]], serving as the [[Ancient Greek law|sole lawgiver]] of her kingdom.{{sfnp|Grant|1972|pp=6–7}} She was the [[High priest|chief religious authority]] in her realm, presiding over religious ceremonies dedicated to the deities of both the [[Egyptian mythology|Egyptian]] and [[Greek mythology|Greek]] polytheistic faiths.{{sfnp|Burstein|2004|p=34}} She oversaw the construction of various temples to Egyptian and Greek gods,{{sfnp|Chauveau|2000|pp=69–71}} a synagogue for the [[Jews in Egypt]], and even built the [[Caesareum of Alexandria]], dedicated to the [[Imperial cult|cult worship]] of her patron and lover Julius Caesar.{{sfnp|Roller|2010|pp=104, 110–113}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=216–217}} Cleopatra was directly involved in the administrative affairs of her domain,{{sfnp|Burstein|2004|pp=33–34}} tackling crises such as famine by ordering royal granaries to distribute food to the starving populace during a drought at the beginning of her reign.{{sfnp|Roller|2010|pp=103–104}} Although the [[command economy]] that she managed was more of an ideal than a reality,{{sfnp|Burstein|2004|pp=39–41}} the government attempted to impose [[price controls]], [[tariff]]s, and [[state monopolies]] for certain goods, fixed exchange rates for foreign currencies, and rigid laws forcing peasant farmers to stay in their villages during planting and harvesting seasons.{{sfnp|Chauveau|2000|pp=78–80}}{{sfnp|Roller|2010|pp=104–105}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=37–38}} Apparent financial troubles led Cleopatra to [[Debasement|debase]] her coinage, which included silver and bronze currencies but no gold coins like those of some of her distant Ptolemaic predecessors.{{sfnp|Roller|2010|pp=106–107}}

==Legacy==
===Children and successors===
{{double image|left|Cleopatra Selene II bust, Cherchell, Algeria 4.jpg|212|Allégorie de la province romaine d'Afrique - Grand Palais, Paris 2014.jpg|120|Left: A Roman head of either Cleopatra or her daughter [[Cleopatra Selene II]], Queen of [[Kingdom of Mauretania|Mauretania]], from the late 1st century BC, located in the [[Archaeological Museum of Cherchell]], Algeria{{sfnp|Roller|2003|p=139}}{{sfnp|Ferroukhi|2001a|p=219}}{{sfnp|Kleiner|2005|pp=155–156}}<ref group="note" name="Cherchel bust"/>{{pb}}Right: A likely depiction of Cleopatra Selene II, wearing an elephant skin cap, raised relief image on a [[Gilding|gilded]] silver dish from the [[Boscoreale Treasure]], dated to the early 1st century AD{{sfnp|Roller|2003|pp=141–142}}{{sfnp|Walker|2001|pp=312–313}}<ref group="note">{{harvtxt|Walker|2001|p=312}} writes the following about the raised relief on the gilded silver dish: "Conspicuously mounted on the cornucopia is a gilded crescent moon set on a pine cone. Around it are piled pomegranates and bunches of grapes. Engraved on the horn are images of Helios (the sun), in the form of a youth dressed in a short cloak, with the hairstyle of Alexander the Great, the head surrounded by rays... The symbols on the cornucopia can indeed be read as references to the Ptolemaic royal house and specifically to Cleopatra Selene, represented in the crescent moon, and to her twin brother, Alexander Helios, whose eventual fate after the conquest of Egypt is unknown. The viper seems to be linked with the pantheress and the intervening symbols of fecunditity rather than the suicide of Cleopatra VII. The elephant scalp could refer to Cleopatra Selene's status as ruler, with Juba II, of Mauretania. The visual correspondence with the veiled head from Cherchel encourages this identification, and many of the symbols used on the dish also appear on the coinage of Juba II."</ref>}}

After her suicide, Cleopatra's three surviving children, Cleopatra Selene II, Alexander Helios, and Ptolemy Philadelphos, were sent to Rome with Octavian's sister [[Octavia the Younger]], a former wife of their father, as their guardian.{{sfnp|Roller|2010|p=153}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 76–77}} Cleopatra Selene II and Alexander Helios were present in the Roman triumph of Octavian in 29 BC.{{sfnp|Roller|2010|p=153}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} The fates of Alexander Helios and Ptolemy Philadelphus are unknown after this point.{{sfnp|Roller|2010|p=153}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} Octavia arranged the betrothal of Cleopatra Selene II to [[Juba II]], son of [[Juba I]], whose North African [[kingdom of Numidia]] had been turned into a Roman province in 46 BC by Julius Caesar due to Juba I's support of Pompey.{{sfnp|Roller|2010|pp=153–154}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 76–77}}{{sfnp|Southern|2009|p=155}} The emperor Augustus installed Juba II and Cleopatra Selene II, after their wedding in 25 BC, as the new rulers of [[Mauretania]], where they transformed the old [[Ancient Carthage|Carthaginian]] city of [[Iol]] into their new capital, renamed [[Caesarea Mauretaniae]] (modern [[Cherchell]], Algeria).{{sfnp|Roller|2010|pp=153–154}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} Cleopatra Selene II imported many important scholars, artists, and advisers from her mother's royal court in Alexandria to serve her in Caesarea, now permeated in Hellenistic Greek culture.{{sfnp|Roller|2010|pp=154–155}} She also named her son [[Ptolemy of Mauretania]], in honor of their Ptolemaic dynastic heritage.{{sfnp|Roller|2010|p=155}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 77}}

Cleopatra Selene II died around 5 BC, and when Juba II died in 23/24 AD he was succeeded by his son Ptolemy.{{sfnp|Roller|2010|p=155}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 32, 77}} However, Ptolemy was eventually executed by the Roman emperor [[Caligula]] in 40 AD, perhaps under the pretense that Ptolemy had unlawfully minted his own royal coinage and utilized [[regalia]] reserved for the Roman emperor.{{sfnp|Roller|2010|pp=155–156}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 32, 77–78}} Ptolemy of Mauretania was the last known monarch of the Ptolemaic dynasty, although Queen [[Zenobia]], of the short-lived [[Palmyrene Empire]] during the [[Crisis of the Third Century]], would claim descent from Cleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=156}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 69, 77–78}} A cult dedicated to Cleopatra still existed as late as 373 AD when Petesenufe, an Egyptian scribe of the book of Isis, explained that he "overlaid the figure of Cleopatra with gold."{{sfnp|Roller|2010|p=151}}

===Roman literature and historiography===
{{further|Roman historiography|Greek historiography|Latin literature|Latin poetry}}
[[File:Alexandre Cabanel - Cléopatre essayant des poisons sur des condamnés à mort.jpg|thumb|300px|''[[Cleopatra Testing Poisons on Condemned Prisoners]]'' (1887), by [[Alexandre Cabanel]]{{sfnp|Anderson|2003|p=36}}]]

Although almost 50 ancient works of [[Roman historiography]] mention Cleopatra, these often include only terse accounts of the Battle of Actium, her suicide, and Augustan propaganda about her personal deficiencies.{{sfnp|Roller|2010|p=7}} Despite not being a biography of Cleopatra, the ''[[Parallel Lives|Life of Antonius]]'' written by Plutarch in the 1st century AD provides the most thorough surviving account of Cleopatra's life.{{sfnp|Roller|2010|pp=7–8}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=67, 93}}{{sfnp|Jones|2006|p=32}} Plutarch lived a century after Cleopatra but relied on [[primary source]]s, such as [[Philotas (physician)|Philotas of Amphissa]], who had access to the Ptolemaic royal palace, Cleopatra's personal physician named Olympos, and Quintus Dellius, a close confidant of Mark Antony and Cleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=7–8, 44}} Plutarch's work included both the Augustan view of Cleopatra—which became canonical for his period—as well as sources outside of this tradition, such as eyewitness reports.{{sfnp|Roller|2010|pp=7–8}}{{sfnp|Jones|2006|p=32}} The [[History of the Jews in the Roman Empire|Jewish Roman]] historian [[Josephus]], writing in the 1st century AD, provides valuable information on the life of Cleopatra via her diplomatic relationship with Herod the Great.{{sfnp|Roller|2010|p=8}}{{sfnp|Gurval|2011|pp=57–58}} However, this work relies largely on Herod's memoirs and the biased account of [[Nicolaus of Damascus]], the tutor of Cleopatra's children in Alexandria before he moved to Judea to serve as an adviser and chronicler at Herod's court.{{sfnp|Roller|2010|p=8}}{{sfnp|Gurval|2011|pp=57–58}} The ''Roman History'' published by the official and historian Cassius Dio in the early 3rd century AD, while failing to fully comprehend the complexities of the late Hellenistic world, nevertheless provides a continuous history of the era of Cleopatra's reign.{{sfnp|Roller|2010|p=8}}
[[File:Cleopatra VII, marble, Vatican Museums, Pius-Clementine Museum, Room of the Greek Cross 2.jpg|thumb|A restructured marble [[Roman sculpture|Roman statue]] of Cleopatra wearing a [[diadem]] and 'melon' hairstyle similar to coinage portraits, found along the [[Via Cassia]] near the {{ill|Tomba di Nerone|it}}, Rome, and now located in the [[Museo Pio-Clementino]]{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Lippold|1936|pp=169–171}}{{sfnp|Curtius|1933|pp=184 ff. Abb. 3 Taf. 25–27.}}]]

Cleopatra is barely mentioned in {{lang|la|[[De Bello Alexandrino]]}}, the memoirs of an unknown staff officer who served under Caesar.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}{{sfnp|Burstein|2004|p=93}}{{sfnp|Jones|2006|pp=60–62}}<ref group="note">{{harvtxt|Jones|2006|p=60}} offers speculation that the author of {{lang|la|De Bello Alexandrino}}, written in Latin prose sometime between 46–43 BC, was a certain [[Aulus Hirtius]], a military officer serving under Caesar.</ref> The [[writings of Cicero]], who knew her personally, provide an unflattering portrait of Cleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}} The Augustan-period authors [[Virgil]], [[Horace]], [[Propertius]], and [[Ovid]] perpetuated the negative views of Cleopatra approved by the ruling Roman regime,{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}{{sfnp|Burstein|2004|p=67}} although Virgil established the idea of Cleopatra as a figure of romance and epic [[melodrama]].{{sfnp|Gurval|2011|pp=66–70}}<ref group="note">{{harvtxt|Burstein|2004|p=30}} writes that Virgil, in his ''[[Aeneid]]'', described the Battle of Actium against Cleopatra "as a clash of civilizations in which Octavian and the Roman gods preserved Italy from conquest by Cleopatra and the barbaric animal-headed gods of Egypt."</ref> Horace also viewed Cleopatra's suicide as a positive choice,{{sfnp|Gurval|2011|pp=65–66}}{{sfnp|Burstein|2004|p=67}} an idea that found acceptance by the [[Late Middle Ages]] with [[Geoffrey Chaucer]].{{sfnp|Anderson|2003|p=54}}{{sfnp|Burstein|2004|p=68}} The historians [[Strabo]], [[Velleius]], [[Valerius Maximus]], [[Pliny the Elder]], and [[Appian]], while not offering accounts as full as Plutarch, Josephus, or Dio, provided some details of her life that had not survived in other historical records.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}<ref group="note">For further information and extracts of Strabo's account of Cleopatra in his ''[[Geographica]]'' see {{harvtxt|Jones|2006|pp=28–30}}.</ref> Inscriptions on contemporary Ptolemaic coinage and some [[List of ancient Egyptian papyri|Egyptian papyrus documents]] demonstrate Cleopatra's point of view, but this material is very limited in comparison to Roman literary works.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}{{sfnp|Chauveau|2000|pp=2–3}}<ref group="note">As explained by {{harvtxt|Chauveau|2000|pp=2–3}}, this source material from Egypt dated to the reign of Cleopatra includes about 50 papyri documents in Ancient Greek, mostly from the city of [[Heracleopolis Magna|Heracleopolis]], and only a few papyri from [[Faiyum]], written in the [[Demotic Egyptian]] language. Overall this is a much smaller body of surviving native texts than those of any other period of Ptolemaic Egypt.</ref> The fragmentary ''Libyka'' commissioned by Cleopatra's son-in-law Juba II provides a glimpse at a possible body of historiographic material that supported Cleopatra's perspective.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}

Cleopatra's gender has perhaps led to her depiction as a minor if not insignificant figure in ancient, medieval, and even modern historiography about ancient Egypt and the [[Greco-Roman world]].{{sfnp|Roller|2010|pp=1–2}} For instance, the historian [[Ronald Syme]] asserted that she was of little importance to Caesar and that the propaganda of Octavian magnified her importance to an excessive degree.{{sfnp|Roller|2010|pp=1–2}} Although the common view of Cleopatra was one of a prolific seductress, she had only two known sexual partners, Caesar and Antony, the two most prominent Romans of the time period, who were most likely to ensure the survival of her dynasty.{{sfnp|Roller|2010|p=2}}{{sfnp|Burstein|2004|p=63}} Plutarch described Cleopatra as having had a stronger personality and charming wit than physical beauty.{{sfnp|Roller|2010|p=3}}{{sfnp|Burstein|2004|p=11}}{{sfnp|Anderson|2003|pp=37–38}}<ref group="note">For the description of Cleopatra by Plutarch, who claimed that her beauty was not "completely incomparable" but that she had a "captivating" and "stimulating" personality, see {{harvtxt|Jones|2006|pp=32–33}}.</ref>

===Cultural depictions===
{{further|List of cultural depictions of Cleopatra}}

====Depictions in ancient art====
{{further|Hellenistic art|Art of ancient Egypt|Death of Cleopatra#Depictions in art and literature}}

=====Statues=====
{{further|Roman portraiture|Roman sculpture|Esquiline Venus|Sleeping Ariadne}}
{{double image|right|Клеопатра VII.jpg|125|Venus von Esquilin.jpg|130|Left: An Egyptian statue of either [[Arsinoe II]] or Cleopatra as an [[Egyptian goddess]] in black [[basalt]] from the second half of the 1st century BC,{{sfnp|Ashton|2008|pp=83–85}} located in the [[Hermitage Museum]], Saint Petersburg{{pb}}Right: The ''[[Esquiline Venus]]'', a [[Roman art|Roman]] or [[Hellenistic Egypt|Hellenistic-Egyptian]] statue of [[Venus (mythology)|Venus]] ([[Aphrodite]]) that may be a depiction of Cleopatra,{{sfnp|Pina Polo|2013|pp=186, 194, footnote 10}} located in the [[Capitoline Museums]], Rome}}

Cleopatra was depicted in various ancient works of art, in the [[Art of ancient Egypt|Egyptian]] as well as [[Hellenistic art|Hellenistic-Greek]] and [[Roman art|Roman]] styles.{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}} Surviving works include statues, [[Bust (sculpture)|busts]], [[relief]]s, and minted coins,{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}}{{sfnp|Anderson|2003|p=36}} as well as ancient [[Cameo (carving)|carved cameos]],{{sfnp|Roller|2010|p=176}} such as one depicting Cleopatra and Antony in Hellenistic style, now in the [[Altes Museum]], Berlin.{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}} Contemporary images of Cleopatra were produced both in and outside of Ptolemaic Egypt. For instance, a large [[Gilding|gilded]] bronze statue of Cleopatra once existed inside the [[Temple of Venus Genetrix]] in Rome, the first time that a living person had their statue placed next to that of a deity in a [[Roman temple]].{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 175}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=195–196}} It was erected there by Caesar and remained in the temple at least until the 3rd century AD, its preservation perhaps owing to Caesar's patronage, although Augustus did not remove or destroy artworks in Alexandria depicting Cleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 151, 175}}{{sfnp|Varner|2004|p=20}}

In regards to surviving Roman statuary, [[:File:Cleopatra VII, marble, Vatican Museums, Pius-Clementine Museum, Room of the Greek Cross.jpg|a life-sized Roman-style statue of Cleopatra]] was found near the {{ill|Tomba di Nerone|it}}, Rome, along the {{lang|la|[[Via Cassia]]}} and is now housed in the {{lang|it|[[Museo Pio-Clementino]]}}, part of the [[Vatican Museums]].{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Lippold|1936|pp=169–171}}{{sfnp|Curtius|1933|pp=184 ff. Abb. 3 Taf. 25—27.}} Plutarch, in his ''Life of Antonius'', claimed that the public statues of Antony were [[damnatio memoriae|torn down]] by Augustus, but those of Cleopatra were preserved following her death thanks to her friend Archibius paying the emperor 2,000 [[Talent (measurement)|talents]] to dissuade him from destroying hers.{{sfnp|Grout|2017a|}}{{sfnp|Roller|2010|p=151}}{{sfnp|Burstein|2004|p=65}}

Since the 1950s scholars have debated whether or not the ''[[Esquiline Venus]]''—discovered in 1874 on the [[Esquiline Hill]] in Rome and housed in the {{lang|it|[[Palazzo dei Conservatori]]}} of the [[Capitoline Museums]]—is a depiction of Cleopatra, based on the statue's [[commons:Category:Esquiline Venus (Musei Capitolini)|hairstyle and facial features]], apparent royal diadem worn over the head, and the [[uraeus]] [[Egyptian cobra]] wrapped around the base.{{sfnp|Pina Polo|2013|pp=186, 194, footnote 10}}{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Higgs|2001|pp=208–209}} Detractors of this theory argue that the facial features on [[:File:Berlín Cleopatra 01.JPG|the Berlin portrait]] and coinage of Cleopatra differ and assert that it was unlikely she would be depicted as the naked goddess [[Venus (mythology)|Venus]] (or the Greek [[Aphrodite]]).{{sfnp|Pina Polo|2013|pp=186, 194, footnote 10}}{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Higgs|2001|pp=208–209}} However, she was depicted in an Egyptian statue as the goddess [[Isis]],{{sfnp|Ashton|2008|p=83}} while some of her coinage depicts her as Venus-Aphrodite.{{sfnp|Fletcher|2008|p=205}}{{sfnp|Meadows|Ashton|2001|p=178}} She also dressed as Aphrodite when meeting Antony at Tarsos.{{sfnp|Burstein|2004|p=23}} The ''Esquiline Venus'' is generally thought to be a mid-1st-century AD [[Interpretatio graeca|Roman copy]] of a 1st-century BC Greek original from the school of [[Pasiteles]].{{sfnp|Roller|2010|p=175}}

=====Coinage portraits=====
{{further|Ptolemaic coinage|Roman currency|Ancient Greek coinage}}
[[File:Cleopatra Tetradrachm Antiochia.jpg|thumb|300px|Cleopatra and [[Mark Antony]] on the [[obverse]] and reverse, respectively, of a silver [[tetradrachm]] struck at the [[Antioch]] mint in 36 BC]]
Surviving coinage of Cleopatra's reign include specimens from every regnal year, from 51 to 30 BC.{{sfnp|Roller|2010|pp=182–186}} Cleopatra, the only Ptolemaic queen to issue coins on her own behalf, almost certainly inspired her partner Caesar to become the first living Roman to present his portrait on his own coins.{{sfnp|Fletcher|2008|p=205}}<ref group="note">{{harvtxt|Fletcher|2008|p=205}} writes the following: "Cleopatra was the only female Ptolemy to issue coins on her own behalf, some showing her as Venus-Aphrodite. Caesar now followed her example and, taking the same bold step, became the first living Roman to appear on coins, his rather haggard profile accompanied by the title 'Parens Patriae', 'Father of the Fatherland'."</ref> Cleopatra was also the first foreign queen to have her image appear on [[Roman currency]].{{sfnp|Roller|2010|p=107}} Coins dated to the period of her marriage to Antony, which also bear his image, portray the queen as having a very similar [[aquiline nose]] and prominent chin as that of her husband.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Jones|2006|pp=31, 34}} These similar facial features followed an artistic convention that represented the mutually-observed harmony of a royal couple.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}} Her strong, almost masculine facial features in these particular coins are strikingly different from the smoother, softer, and perhaps idealized [[Ancient Greek sculpture|sculpted images]] of her in either the Egyptian or Hellenistic styles.{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}}{{sfnp|Kleiner|2005|p=144}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=104}} Her masculine facial features on minted currency are similar to that of her father, [[Ptolemy XII Auletes]],{{sfnp|Roller|2010|pp=18, 182}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=96}} and perhaps also to those of her Ptolemaic ancestor [[Arsinoe II]] (316 – 260 BC){{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}}{{sfnp|Roller|2010|p=185}} and even depictions of earlier queens such as [[Hatshepsut]] and [[Nefertiti]].{{sfnp|Fletcher|2008|p=104}} It is likely, due to political expediency, that Antony's visage was made to conform not only to hers but also to those of her [[Macedon|Macedonian Greek]] ancestors who founded the Ptolemaic dynasty, to familiarize himself to her subjects as a legitimate member of the royal house.{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}}

The inscriptions on the coins are written in Greek, but also in the [[nominative case]] of Roman coins rather than the [[genitive case]] of Greek coins, in addition to having the letters placed in a circular fashion along the edges of the coin instead of across it horizontally or vertically as was customary for Greek ones.{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}} These facets of their coinage represent the synthesis of Roman and [[Hellenistic culture]], and perhaps also a statement to their subjects, however ambiguous to modern scholars, about the superiority of either Antony or Cleopatra over the other.{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}} [[Diana Kleiner]] argues that Cleopatra, in one of her coins minted with the dual image of her husband Antony, made herself more masculine-looking than other portraits and more like an acceptable [[Patronage in ancient Rome|Roman client queen]] than a Hellenistic ruler.{{sfnp|Kleiner|2005|p=144}} Cleopatra had actually achieved this masculine look in coinage predating her affair with Antony, such as the coins struck at the [[Ashkelon]] mint during her brief period of exile to [[Syria]] and the [[Levant]], which [[Joann Fletcher]] explains as her attempt to appear like her father and as a legitimate successor to a male Ptolemaic ruler.{{sfnp|Fletcher|2008|p=96}}{{sfnp|Roller|2010|p=182}}

Various coins, such as a silver [[tetradrachm]] minted sometime after Cleopatra's marriage with Antony in 37 BC, depict her wearing a royal diadem and a [[Greco-Roman hairstyle|'melon' hairstyle]].{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|p=182}} The combination of this hairstyle with a diadem is also featured in two surviving sculpted marble heads.{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}{{sfnp|Anderson|2003|p=36}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=195}}<ref group="note">For further information, see {{harvtxt|Raia|Sebesta|2017}}.</ref> This hairstyle, with hair braided back into a bun, is the same as that worn by her Ptolemaic ancestors Arsinoe II and [[Berenice II]] in their own coinage.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=87}} After her visit to Rome in 46–44 BC it became fashionable for [[Women in ancient Rome|Roman women]] to adopt it as one of [[Roman hairstyles|their hairstyles]], but it was abandoned for a more modest, austere look during the conservative rule of Augustus.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=195}}

=====Greco-Roman busts and heads=====
{{double image|right|Cleopatra bust in the British Museum.jpg|145|Cleopatra_bust_in_the_British_Museum,_side_view.jpg|162|An ancient [[Roman sculpture|Roman]] [[Roman portraiture|portrait head]], {{circa|50 – 30 BC}}, now located in the [[British Museum]], London, that depicts a woman from Ptolemaic Egypt, either Queen Cleopatra or a member of her entourage during her 46–44 BC visit to Rome with her lover [[Julius Caesar]]{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}}}
Of the surviving Greco-Roman-style busts and heads of Cleopatra,<ref group="note">There is academic disagreement on whether the following portraits are considered "heads" or "busts". For instance, {{harvtxt|Raia|Sebesta|2017}} exclusively uses the former, while {{harvtxt|Grout|2017b|}} prefers the latter.</ref> the sculpture known as the "[[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Altes Museum Berlin|Berlin Cleopatra]]", located in the [[Antikensammlung Berlin]] collection at the Altes Museum, possesses her full nose, whereas the head known as the "[[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Vatican Museums, Museo Gregoriano Profano|Vatican Cleopatra]]", located in the Vatican Museums, is damaged with a missing nose.{{sfnp|Roller|2010|pp=174–175}}{{sfnp|Pina Polo|2013|pp=185–186}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">For further information and validation, see {{harvtxt|Curtius|1933|pp=182–192}}, {{harvtxt|Walker|2008|p=348}}, {{harvtxt|Raia|Sebesta|2017}} and {{harvtxt|Grout|2017b|}}.</ref> Both the Berlin Cleopatra and Vatican Cleopatra have royal diadems, similar facial features, and perhaps once resembled the face of her bronze statue housed in the Temple of Venus Genetrix.{{sfnp|Pina Polo|2013|pp=185–186}}{{sfnp|Kleiner|2005|pp=151–153, 155}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">For further information and validation, see {{harvtxt|Grout|2017b|}} and {{harvtxt|Roller|2010|pp=174–175}}.</ref> Both heads are dated to the mid-1st century BC and were found in Roman villas along the [[Via Appia]] in Italy, the Vatican Cleopatra having been unearthed in the [[Villa of the Quintilii]].{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|pp=174–175}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">For further information, see {{harvtxt|Curtius|1933|pp=182–192}}, {{harvtxt|Walker|2008|p=348}} and {{harvtxt|Raia|Sebesta|2017}}.</ref> Francisco Pina Polo writes that Cleopatra's coinage present her image with certainty and asserts that the sculpted portrait of the Berlin head is confirmed as having a similar profile with her hair pulled back into a bun, a diadem, and a hooked nose.{{sfnp|Pina Polo|2013|pp=184–186}} A third [[commons:category:Bust of Cleopatra Selene II (Archaeological Museum of Cherchell)|sculpted portrait of Cleopatra]] accepted by scholars as being authentic survives at the [[Archaeological Museum of Cherchell]], Algeria.{{sfnp|Varner|2004|p=20}}{{sfnp|Ferroukhi|2001a|p=219}}{{sfnp|Kleiner|2005|pp=155–156}} This portrait features the royal diadem and similar facial features as the Berlin and Vatican heads, but has a more unique hairstyle and may actually depict Cleopatra Selene II, daughter of Cleopatra.{{sfnp|Kleiner|2005|pp=155–156}}{{sfnp|Preston|2009|p=305}}{{sfnp|Roller|2003|p=139}}<ref group="note" name="Cherchel bust">{{harvtxt|Ferroukhi|2001a|p=219}} provide a detailed discussion about [[commons:category:Bust of Cleopatra Selene II (Archaeological Museum of Cherchell)|this bust]] and its ambiguities, noting that it could represent Cleopatra, but that it is more likely her daughter [[Cleopatra Selene II]]. {{harvtxt|Kleiner|2005|pp=155–156}} argues in favor of it depicting Cleopatra rather than her daughter, while {{harvtxt|Varner|2004|p=20}} only mentions Cleopatra as a possible likeness. {{harvtxt|Roller|2003|p=139}} observes that it could be either Cleopatra or Cleopatra Selene II, while arguing the same ambiguity applies to [[commons:File:An ancient Roman bust of Cleopatra VII of Ptolemaic Egypt2.jpg|the other sculpted head from Cherchel featuring a veil]]. In regards to the latter head, {{harvtxt|Ferroukhi|2001b|p=242}} indicates it as a possible portrait of Cleopatra, not Cleoptra Selene II, from the early 1st century AD while also arguing that its masculine features, earrings, and apparent [[toga]] (the veil being a component of it) could likely mean it was intended to depict a [[Numidians|Numidian]] nobleman. {{harvtxt|Fletcher|2008|loc=image plates between pp. 246–247}} disagrees about the veiled head, arguing that it was commissioned by Cleopatra Selene II at Iol (Caesarea Mauretaniae) and was meant to depict her mother, Cleopatra.</ref> A possible [[Parian marble|Parian-marble]] [[:File:Isismontemartini.JPG|sculpture of Cleopatra]] wearing a vulture headdress in Egyptian style is located at the Capitoline Museums.{{sfnp|Fletcher|2008|pp=199–200}} Discovered near a sanctuary of Isis in Rome and dated to the 1st century BC, it is either Roman or Hellenistic-Egyptian in origin.{{sfnp|Ashton|2001a|p=217}}

Other possible sculpted depictions of Cleopatra include one in the [[British Museum]], London, made of limestone, which perhaps only depicts a woman in her entourage during her trip to Rome.{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}} The woman in [[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the British Museum|this portrait]] has facial features similar to others (including the pronounced aquiline nose), but lacks a royal diadem and sports a different hairstyle.{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}} However, the British Museum head, once belonging to a full statue, could potentially represent Cleopatra at a different stage in her life and may also betray an effort by Cleopatra to discard the use of royal insignia (i.e. the diadem) to make herself more appealing to the citizens of Republican Rome.{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}} [[Duane W. Roller]] speculates that the British Museum head, along with those in the [[Egyptian Museum]], Cairo, the Capitoline Museums, and in the private collection of Maurice Nahmen, while having similar facial features and hairstyles as the Berlin portrait but lacking a royal diadem, most likely represent members of the royal court or even Roman women imitating Cleopatra's popular hairstyle.{{sfnp|Roller|2010|pp=175–176}}

<gallery widths="200px" heights="200px" perrow="4">
File:Cleopatra VII, Marble, 40-30 BC, Vatican Museums 001.jpg|Cleopatra, mid-1st century BC, with a "melon" hairstyle and [[Hellenistic]] royal [[diadem]] worn over her head, now in the [[Vatican Museums]]{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|pp=174-175}}
File:Cleopatra VII, Marble, 40-30 BC, Vatican Museums 003.jpg|Profile view of the Vatican Cleopatra
File:-0035 Altes Museum Portrait Kleopatra VII anagoria.JPG|Cleopatra, mid-1st century BC, showing Cleopatra with a "melon" hairstyle and [[Hellenistic]] royal [[diadem]] worn over the head, now in the [[Altes Museum]]{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|pp=174-175}}
File:Bust of Cleopatra VII - Altes Museum - Berlin - Germany 2017 (3).jpg|Profile view of the Berlin Cleopatra
</gallery>

=====Paintings=====
[[File:Venus_and_Cupid_from_the_House_of_Marcus_Fabius_Rufus_at_Pompeii,_most_likely_a_depiction_of_Cleopatra_VII (2).jpg|thumb|350px|A Roman [[Pompeian Styles|Second Style]] painting in the [[commons:Category:House of Marcus Fabius Rufus|House of Marcus Fabius Rufus]] at [[Pompeii]], Italy, depicting Cleopatra as [[Venus Genetrix]] and her son [[Caesarion]] as a [[cupid]], mid-1st century BC{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=35, 42–44}}]]

In the [[commons:Category:House of Marcus Fabius Rufus|House of Marcus Fabius Rufus]] at [[Pompeii]], Italy, a mid-1st century BC [[Pompeian Styles|Second Style]] wall painting of the goddess Venus holding a [[cupid]] near massive temple doors is most likely a depiction of Cleopatra as [[Venus Genetrix]] with her son Caesarion.{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=35, 42–44}} The commission of the painting most likely coincides with the erection of the Temple of Venus Genetrix in the [[Forum of Caesar]] in September 46 BC, where Caesar had a gilded statue erected depicting Cleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=35, 42–44}} This statue likely formed the basis of her depictions in both sculpted art as well as [[:File:Venus_and_Cupid_from_the_House_of_Marcus_Fabius_Rufus_at_Pompeii,_most_likely_a_depiction_of_Cleopatra_VII.jpg|this painting at Pompeii]].{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=35, 44}} The [[:File:Venus_and_Cupid_from_the_House_of_Marcus_Fabius_Rufus_at_Pompeii,_most_likely_a_depiction_of_Cleopatra_VII_(full_view).jpg|woman in the painting]] wears a royal diadem over her head and is strikingly similar in appearance to the Vatican Cleopatra, which bears possible marks on the marble of its left cheek where a cupid's arm may have been torn off.{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|p=40}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">The observation that the left cheek of the [[:commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Vatican Museums, Museo Gregoriano Profano|Vatican Cleopatra]] once had a cupid's hand that was broken off was first suggested by [[Ludwig Curtius]] in 1933. Kleiner concurs with this assessment. See {{harvtxt|Kleiner|2005|p=153}}, as well as {{harvtxt|Walker|2008|p=40}} and {{harvtxt|Curtius|1933|pp=182–192}}. While {{harvtxt|Kleiner|2005|p=153}} has suggested the lump on top of this marble head perhaps contained a broken-off uraeus, {{harvtxt|Curtius|1933|p=187}} offered the explanation that it once held a sculpted representation of a jewel.</ref> The room with the painting was walled off by its owner, perhaps in reaction to the execution of Caesarion in 30 BC by order of Octavian, when public depictions of Cleopatra's son would have been unfavorable with the new Roman regime.{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=43–44}} Behind her golden diadem, crowned with a red jewel, is a translucent veil with crinkles that suggest the "melon" hairstyle favored by the queen.{{sfnp|Walker|2008|p=40}}<ref group="note">{{harvtxt|Curtius|1933|p=187}} wrote that the damaged lump along the hairline and diadem of the [[:commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Vatican Museums, Museo Gregoriano Profano|Vatican Cleopatra]] likely contained a sculpted representation of a jewel, which {{harvtxt|Walker|2008|p=40}} directly compares to the painted red jewel in the diadem worn by Venus, most likely Cleopatra, in the [[fresco]] from Pompeii.</ref> Her [[Light skin|ivory-white skin]], round face, long aquiline nose, and large round eyes were features common in both Roman and Ptolemaic depictions of deities.{{sfnp|Walker|2008|p=40}} Roller affirms that "there seems little doubt that this is a depiction of Cleopatra and Caesarion before the doors of the Temple of Venus in the Forum Julium and, as such, it becomes the only extant contemporary painting of the queen."{{sfnp|Roller|2010|p=175}}
{{double image|left|Cleopatra VII, steel engraving of the encaustic painting found at Hadrian's Villa in 1818.jpg|150|Egitto tolemaico, tolomeo V, octodracma di alessandria, 204-203 ac ca.JPG|210|A [[steel engraving]] published by [[John Sartain]] in 1885 (left) depicting the now lost painted death portrait of Cleopatra, an [[encaustic painting]] discovered in 1818 in the ancient Roman ruins of the [[Egyptian temple]] of [[Serapis]] at [[Hadrian's Villa]] in [[Tivoli, Lazio]];{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}} she is seen here wearing the knotted garment of [[Isis]] (corresponding with [[Plutarch]]'s description of her wearing the robes of Isis),{{sfnp|Plutarch|1920|p=9}} as well as the [[radiant crown]] of the [[Ptolemaic dynasty|Ptolemaic rulers]] such as [[Ptolemy V]] (pictured to the right in a golden [[Drachm|octodrachm]] minted in 204–203 BC).{{sfnp|Sartain|1885|pp=41, 44}}}}

[[:File:Roman Wall painting from the House of Giuseppe II, Pompeii, 1st century AD, death of Sophonisba, but more likely Cleopatra VII of Egypt consuming poison (2).jpg|Another painting from Pompeii]], dated to the early 1st century AD and located in the House of Giuseppe II, contains a possible depiction of Cleopatra with her son Caesarion, both wearing royal diadems while she reclines and consumes poison in an act of suicide.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}}{{sfnp|Elia|1955|pp=3–7}}<ref group="note">For further information about the painting in the House of Giuseppe II (Joseph II) at Pompeii and the possible identification of Cleopatra as one of the figures, see {{harvtxt|Pucci|2011|pp=206–207, footnote 27}}.</ref> The painting was originally thought to depict the Carthaginian noblewoman [[Sophonisba]], who toward the end of the [[Second Punic War]] (218–201 BC) drank poison and committed suicide at the behest of her lover [[Masinissa]], [[King of Numidia]].{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Arguments in favor of it depicting Cleopatra include the strong connection of her house with that of the Numidian royal family, Masinissa and [[Ptolemy VIII Physcon]] having been associates, and Cleopatra's own daughter marrying the Numidian prince Juba II.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Sophonisba was also a more obscure figure when the painting was made, while Cleopatra's suicide was far more famous.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} An asp is absent from the painting, but many Romans held the view that she received poison in another manner than a venomous snakebite.{{sfnp|Roller|2010|pp=148, 178–179}} A set of double doors on the rear wall of the painting, positioned very high above the people in it, suggests the described layout of Cleopatra's tomb in Alexandria.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} A male servant holds the mouth of an artificial [[Nile crocodile|Egyptian crocodile]] (possibly an elaborate tray handle), while another man standing by is [[Toga|dressed as a Roman]].{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}}

In 1818 a now lost [[encaustic painting]] was discovered in the Temple of [[Serapis]] at [[Hadrian's Villa]], near [[Tivoli, Lazio]], Italy, that [[:File:Encaustic painting cleopatra.png|depicted Cleopatra committing suicide]] with an asp biting her bare chest.{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}} A chemical analysis performed in 1822 confirmed that the medium for the painting was composed of one-third [[wax]] and two-thirds [[resin]].{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}} The thickness of the painting over Cleopatra's bare flesh and her drapery were reportedly similar to the paintings of the [[Fayum mummy portraits]].{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|p=14}} A [[steel engraving]] published by [[John Sartain]] in 1885 depicting the painting as described in the archaeological report shows Cleopatra wearing [[Clothing in ancient Greece|authentic clothing]] and jewelry of Egypt in the late Hellenistic period,{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|p=15}} as well as the [[radiant crown]] of the Ptolemaic rulers, as seen in their portraits on various coins minted during their respective reigns.{{sfnp|Sartain|1885|pp=41, 44}} After Cleopatra's suicide, Octavian commissioned a painting to be made depicting her being bitten by a snake, parading this image in her stead during his triumphal procession in Rome.{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|p=14}}{{sfnp|Roller|2010|p=149}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 31}} The portrait painting of Cleopatra's death was perhaps among the great number of artworks and treasures taken from Rome by Emperor [[Hadrian]] to decorate his private villa, where it was found in an [[Egyptian temple]].{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}}<ref group="note">In {{harvtxt|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}}, Frances Pratt and Becca Fizel rejected the idea proposed by some scholars in the 19th and early 20th centuries that the painting was perhaps done by an artist of the [[Italian Renaissance]]. Pratt and Fizel highlighted the [[Classical antiquity|Classical style]] of the painting as preserved in textual descriptions and [[:File:Cleopatra VII, steel engraving of the encaustic painting found at Hadrian's Villa in 1818.jpg|the steel engraving]]. They argued that it was unlikely for a Renaissance period painter to have created works with encaustic materials, conducted thorough research into Hellenistic period Egyptian clothing and jewelry as depicted in the painting, and then precariously placed it in the ruins of the Egyptian temple at Hadrian's Villa.</ref>

A Roman [[panel painting]] from [[Herculaneum]], Italy, dated to the 1st century AD possibly depicts Cleopatra.{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}}{{sfnp|Fletcher|2008|loc=p. 87, image plates and captions between pp. 246–247}} In it she wears a royal diadem, red or reddish-brown hair pulled back into a bun<ref group="note">{{harvtxt|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}} describe her hair as reddish brown, while {{harvtxt|Fletcher|2008|p=87}} describes her as a flame-haired redhead and, in {{harvtxt|Fletcher|2008|loc=image plates and captions between pp. 246–247}}, likewise describes her as a red-haired woman.</ref> with pearl-studded hairpins,{{sfnp|Fletcher|2008|loc=image plates and captions between pp. 246–247}} and earrings with ball-shaped pendants, [[:File:Posthumous painted portrait of Cleopatra VII of Egypt, from Herculaneum, Italy.jpg|the white skin of her face and neck set against a stark black background]].{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}} Her hair and facial features are similar to those in the sculpted Berlin and Vatican portraits as well as her coinage.{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}} A highly similar painted bust of a woman with a blue headband in the [[House of the Orchard]] at Pompeii features Egyptian-style imagery, such as a Greek-style [[sphinx]], and may have been created by the same artist.{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}}

=====Portland Vase=====
{{further|Portland Vase}}
[[File:Portland Vase BM Gem4036 n6.jpg|thumb|A possible depiction of [[Mark Antony]] being lured by Cleopatra, straddling a serpent, while Anton, Antony's alleged ancestor, looks on and [[Eros]] flies above{{sfnp|Roller|2010|p=178}}{{sfnp|Caygill|2009|p=146}}]]

The [[Portland Vase]], a [[Roman glass|Roman]] [[cameo glass]] vase dated to the Augustan period and now in the British Museum, includes a possible depiction of Cleopatra with Antony.{{sfnp|Roller|2010|p=178}}{{sfnp|Walker|2004|pp=41–59}} In this interpretation, Cleopatra can be seen grasping Antony and drawing him toward her while a serpent (i.e. the asp) rises between her legs, [[Eros]] floats above, and Anton, the alleged ancestor of the Antonian family, looks on in despair as his descendant Antony is led to his doom.{{sfnp|Roller|2010|p=178}}{{sfnp|Caygill|2009|p=146}} The other side of the vase perhaps contains a scene of Octavia, abandoned by her husband Antony but watched over by her brother, the emperor Augustus.{{sfnp|Roller|2010|p=178}}{{sfnp|Caygill|2009|p=146}} The vase would thus have been created no earlier than 35 BC, when Antony sent his wife Octavia back to Italy and stayed with Cleopatra in Alexandria.{{sfnp|Roller|2010|p=178}}

=====Native Egyptian art=====
{{further|Portraiture in ancient Egypt|Reign of Cleopatra#Egypt under the monarchy of Cleopatra}}
[[File:Denderah3 Cleopatra Cesarion.jpg|thumb|right|Cleopatra and her son [[Caesarion]] at the [[Dendera Temple complex|Temple of Dendera]]]]
The ''[[Bust of Cleopatra]]'' in the [[Royal Ontario Museum]] represents a bust of Cleopatra in the Egyptian style.{{sfnp|Ashton|2002|p=39}} Dated to the mid-1st century BC, it is perhaps the earliest depiction of Cleopatra as both a goddess and ruling pharaoh of Egypt.{{sfnp|Ashton|2002|p=39}} The sculpture also has pronounced eyes that share similarities with Roman copies of Ptolemaic sculpted works of art.{{sfnp|Ashton|2002|p=36}} The [[Dendera Temple complex]], near Dendera, Egypt, contains Egyptian-style carved relief images along the exterior walls of the Temple of [[Hathor]] depicting Cleopatra and her young son Caesarion as a grown adult and ruling pharaoh making [[Ancient Egyptian offering formula|offerings to the gods]].{{sfnp|Kleiner|2005|p=87}}{{sfnp|Roller|2010|pp=113–114, 176–177}} Augustus had his name inscribed there following the death of Cleopatra.{{sfnp|Kleiner|2005|p=87}}{{sfnp|Roller|2010|pp=113–114}}

A large Ptolemaic black [[basalt]] statue measuring {{Convert|41|in|m|2}} in height, now in the [[Hermitage Museum]], [[Saint Petersburg]], is thought to represent Arsinoe II, wife of [[Ptolemy II]], but recent analysis has indicated that it could depict her descendant Cleopatra due to the three uraei adorning her headdress, an increase from the two used by Arsinoe II to symbolize her rule over [[Lower Egypt|Lower]] and [[Upper Egypt]].{{sfnp|Grout|2017a|}}{{sfnp|Roller|2010|p=176}}{{sfnp|Ashton|2008|pp=83–85}} The woman in the basalt statue also holds a divided, double [[cornucopia]] (''dikeras''), which can be seen on coins of both Arsinoe II and Cleopatra.{{sfnp|Grout|2017a|}}{{sfnp|Ashton|2008|pp=83–85}} In his {{lang|de|Kleopatra und die Caesaren}} (2006), {{ill|Bernard Andreae|de}} contends that this basalt statue, like other idealized Egyptian portraits of the queen, does not contain realistic facial features and hence adds little to the knowledge of her appearance.{{sfnp|Pina Polo|2013|p=194, footnote 11}}<ref group="note">{{harvtxt|Preston|2009|p=305}} comes to a similar conclusion about native Egyptian depictions of Cleopatra: "Apart from certain temple carvings, which are anyway in a highly stylised pharaonic style and give little clue to Cleopatra's real appearance, the only certain representations of Cleopatra are those on coins. The marble head in the Vatican is one of three sculptures generally, though not universally, accepted by scholars to be depictions of Cleopatra."</ref> [[Adrian Goldsworthy]] writes that, despite these representations in the traditional Egyptian style, Cleopatra would have only dressed as a native "perhaps for certain rites" and instead would usually dress as a Greek monarch, which would include the Greek headband seen in her Greco-Roman busts.{{sfnp|Goldsworthy|2010|p=8}}

====Medieval and Early Modern reception====
{{further||Medieval art|Medieval literature|Renaissance art|Renaissance literature|Early Modern literature|}}
[[File:Giambattista Tiepolo - The Banquet of Cleopatra - Google Art Project.jpg|thumb|300px|''[[The Banquet of Cleopatra (Tiepolo)|The Banquet of Cleopatra]]'' (1744), by [[Giovanni Battista Tiepolo]], now in the [[National Gallery of Victoria]], Melbourne{{sfnp|Anderson|2003|pp=11–36}}]]
In modern times Cleopatra has become an icon of [[popular culture]],{{sfnp|Anderson|2003|p=36}} a reputation shaped by theatrical representations dating back to the Renaissance as well as paintings and films.{{sfnp|Roller|2010|pp=6–7}} This material largely surpasses the scope and size of existent historiographic literature about her from classical antiquity and has made a greater impact on the general public's view of Cleopatra than the latter.{{sfnp|Roller|2010|pp=6–9}} The 14th-century English poet [[Geoffrey Chaucer]], in ''[[The Legend of Good Women]]'', contextualized Cleopatra for the Christian world of the [[Middle Ages]].{{sfnp|Gurval|2011|pp=73–74}} His depiction of Cleopatra and Antony, her shining [[knight]] engaged in [[courtly love]], has been interpreted in modern times as being either playful or misogynistic satire.{{sfnp|Gurval|2011|pp=73–74}} However, Chaucer highlighted Cleopatra's relationships with only two men as hardly the life of a seductress and wrote his works partly in reaction to the negative depiction of Cleopatra in {{lang|la|[[De Mulieribus Claris]]}} and {{lang|la|[[De Casibus Virorum Illustrium]]}}, Latin works by the 14th-century Italian poet [[Giovanni Boccaccio]].{{sfnp|Anderson|2003|pp=51–54}}{{sfnp|Burstein|2004|p=68}} The [[Renaissance humanist]] {{ill|Bernardino Cacciante|it}}, in his 1504 ''Libretto apologetico delle donne'', was the first Italian to defend the reputation of Cleopatra and criticize the perceived moralizing and misogyny in Boccaccio's works.{{sfnp|Anderson|2003|pp=54–55}} Works of Islamic historiography [[Arabic literature|written in Arabic]] covered the reign of Cleopatra, such as the 10th-century ''[[The Meadows of Gold|Meadows of Gold]]'' by [[Al-Masudi]],{{sfnp|Preston|2009|p=25}} although his work erroneously claimed that Octavian died soon after Cleopatra's suicide.{{sfnp|Jones|2006|pp=271–274}}

Cleopatra appeared in [[Miniature (illuminated manuscript)|miniatures]] for [[illuminated manuscript]]s, such as a [[:File:Tomb of Cleopatra and Mark Antony, illuminated manuscript of Boccaccio, miniature by the Boucicaut master, 1409 AD (cropped).jpg|depiction of her and Antony]] lying in a [[International Gothic|Gothic-style]] tomb by the [[Boucicaut Master]] in 1409.{{sfnp|Anderson|2003|p=54}} In the visual arts, the sculpted depiction of Cleopatra as a free-standing nude figure committing suicide began with the 16th-century sculptors [[Bartolommeo Bandinelli]] and [[Alessandro Vittoria]].{{sfnp|Anderson|2003|p=60}} [[Old master print|Early prints]] depicting Cleopatra include designs by the Renaissance artists [[Raphael]] and [[Michelangelo]], as well as 15th-century [[woodcut]]s in illustrated editions of Boccaccio's works.{{sfnp|Anderson|2003|pp=51, 60–62}}

In the [[performing arts]], the death of [[Elizabeth I of England]] in 1603, and the German publication in 1606 of alleged letters of Cleopatra, inspired [[Samuel Daniel]] to alter and republish his 1594 play ''Cleopatra'' in 1607.{{sfnp|Rowland|2011|p=232}} He was followed by [[William Shakespeare]], whose ''[[Antony and Cleopatra]]'', largely based on Plutarch, was first performed in 1608 and provided a somewhat salacious view of Cleopatra in stark contrast to England's own [[Virgin Queen]].{{sfnp|Rowland|2011|pp=232–233}} Cleopatra was also featured in operas, such as [[George Frideric Handel]]'s 1724 ''[[Giulio Cesare in Egitto]]'', which portrayed the love affair of Caesar and Cleopatra.{{sfnp|Woodstra|Brennan|Schrott|2005|p=548}}

====Modern depictions and brand imaging====
{{further|List of cultural depictions of Cleopatra|History of modern literature|Egyptomania}}
[[File:Etty Cleopatra.jpg|right|thumb|300px|''[[The Triumph of Cleopatra]]'' (1821), by [[William Etty]], now in the [[Lady Lever Art Gallery]], [[Port Sunlight]], England|alt=Bare-breasted woman on a boat, surrounded by naked and semi-naked people]]

In [[Victorian Britain]], Cleopatra was highly associated with many aspects of ancient [[Egyptian culture]] and her image was used to market various household products, including oil lamps, [[lithograph]]s, postcards and cigarettes.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=173–174}} [[Victorian literature|Fictional novels]] such as [[H. Rider Haggard]]'s ''[[Cleopatra (Haggard novel)|Cleopatra]]'' (1889) and [[Théophile Gautier]]'s ''[[One of Cleopatra's Nights]]'' (1838) depicted the queen as a sensual and mystic Easterner, while the Egyptologist [[Georg Ebers]]'s ''Cleopatra'' (1894) was more grounded in historical accuracy.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=173–174}}{{sfnp|Pucci|2011|p=201}} The French [[dramatist]] [[Victorien Sardou]] and Irish playwright [[George Bernard Shaw]] produced plays about Cleopatra, while [[Victorian burlesque|burlesque]] shows such as [[F. C. Burnand]]'s ''Antony and Cleopatra'' offered satirical depictions of the queen connecting her and the environment she lived in with the modern age.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=173–177}} Shakespeare's ''Antony and Cleopatra'' was considered canonical by the Victorian era.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|p=173}} Its popularity led to the perception that [[:File:Lawrence Alma-Tadema- Anthony and Cleopatra.JPG|the 1885 painting]] by [[Lawrence Alma-Tadema]] depicted the meeting of Antony and Cleopatra on her pleasure barge in Tarsus, although Alma-Tadema revealed in a private letter that it depicts a subsequent meeting of theirs in Alexandria.{{sfnp|DeMaria Smith|2011|p=161}} In his unfinished 1825 short story ''[[:Wikisource:The Egyptian Nights (Pushkin/Keane)|The Egyptian Nights]]'', [[Alexander Pushkin]] popularized the claims of the 4th-century Roman historian [[Aurelius Victor]], previously largely ignored, that Cleopatra had prostituted herself to men who paid for sex with their lives.{{sfnp|Jones|2006|pp=260–263}}{{sfnp|Pucci|2011|pp=198, 201}} Cleopatra also became appreciated outside the Western world and Middle East, as the [[Qing dynasty|Qing-dynasty]] Chinese scholar [[Yan Fu]] wrote an extensive biography of her.{{sfnp|Hsia|2004|p=227}}

[[Georges Méliès]]'s ''[[Robbing Cleopatra's Tomb]]'' ({{lang-fr|Cléopâtre}}), an 1899 French [[Silent film|silent]] [[horror film]], was the first film to depict the character of Cleopatra.{{sfnp|Jones|2006|p=325}} [[Hollywood]] films of the 20th century were influenced by earlier Victorian media, which helped to shape the character of Cleopatra played by [[Theda Bara]] in ''[[Cleopatra (1917 film)|Cleopatra]]'' (1917), [[Claudette Colbert]] in ''[[Cleopatra (1934 film)|Cleopatra]]'' (1934), and [[Elizabeth Taylor]] in ''[[Cleopatra (1963 film)|Cleopatra]]'' (1963).{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=172–173, 178}} In addition to her portrayal as a "[[vampire]]" queen, Bara's Cleopatra also incorporated tropes familiar from 19th-century [[Orientalist painting]], such as [[despotism|despotic behavior]], mixed with dangerous and overt female sexuality.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=178–180}} Colbert's character of Cleopatra served as a [[glamour model]] for selling Egyptian-themed products in department stores in the 1930s, targeting female moviegoers.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=181–183}} In preparation for the film starring Taylor as Cleopatra, [[women's magazines]] of the early 1960s advertised how to use makeup, clothes, jewelry, and hairstyles to achieve the "Egyptian" look similar to the queens Cleopatra and [[Nefertiti]].{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=172–173}} By the end of the 20th century there were not only forty-three separate films associated with Cleopatra, but also some two hundred plays and novels, forty-five operas, and five [[ballet]]s.{{sfnp|Pucci|2011|p=195}}

===Written works===
{{further|Ancient Greek literature|Ancient Egyptian literature}}
Whereas myths about Cleopatra persist in popular media, important aspects of her career go largely unnoticed, such as her command of naval forces, administrative acts, and publications on [[ancient Greek medicine]].{{sfnp|Roller|2010|p=7}} Only fragments exist of the medical and cosmetic writings attributed to Cleopatra, such as those preserved by [[Galen]], including remedies for [[hair disease]], baldness, and dandruff, along with a list of [[Ancient Greek units of measurement|weights and measures]] for [[Pharmacology|pharmacological]] purposes.{{sfnp|Roller|2010|pp=50–51}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11–12}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=81–82}} [[Aëtius of Amida]] attributed a recipe for [[History of perfume|perfumed]] soap to Cleopatra, while [[Paul of Aegina]] preserved alleged instructions of hers for [[Hair coloring|dyeing and curling hair]].{{sfnp|Roller|2010|pp=50–51}} The attribution of certain texts to Cleopatra, however, is doubted by Ingrid D. Rowland, who highlights that the "Berenice called Cleopatra" cited by the 3rd- or 4th-century female Roman physician [[Metrodora]] was likely conflated by medieval scholars as referring to Cleopatra.{{sfnp|Rowland|2011|pp=141–142}}-->

=== Pertempuran Actium ===
{{main|Pertempuran Actium}}
[[Berkas:Augustus Statue.JPG|jmpl|Rekonstruksi patung [[Augustus]] sebagai [[Oktavianus]] muda, tertanggal kira-kira 30 SM]]

Dalam sebuah pidato kepada [[Senat Republik Romawi|Senat Romawi]] pada hari pertamanya menjabat pada jabatan konsulnya pada 1 Januari 33 SM, Oktavianus menuduh Antonius berniat menyelubungi kebebasan dan integrasi teritorial Romawi sebagai budak ratu Orientalnya.{{sfnp|Bringmann|2007|p=302}} Sebelum ''[[imperium]]'' bersama Antonius dan Oktavianus berakhir pada 31 Desember 33 SM, Antonius mengangkat Caesarion sebagai pewaris sebenarnya dari Julius Caesar dalam upaya membendung Oktavianus.{{sfnp|Bringmann|2007|p=302}} Pada 1 Januari 32 SM, para loyalis Antonian [[Gaius Sosius]] dan [[Gnaeus Domitius Ahenobarbus (konsul 32 SM)|Gnaeus Domitius Ahenobarbus]] terpilih menjadi konsul.{{sfnp|Roller|2010|p=134}} Pada 1 Februari 32 SM, Sosius memberikan pidato yang mengecap Oktavianus, yang sekarang menjadi [[kewarganegaraan Romawi|warga negara]] tanpa [[Cursus honorum|jabatan publik]], yang mengenalkan potongan-potongan legislasi yang melawannya.{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=302–303}} Pada sesi senatorial berikutnya, Oktavianus memasuki dewan Senat dengan grada bersenjata dan melawan tuduhan-tuduhannya sendiri melawan para konsul.{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}} Terintimidasi oleh tindakan ini, keesokan harinya para konsul tersebut dan lebih dari dua ratus senator yang masih mendukung Antonius kabur dari Roma dan bergabung ke pihak Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=29–30}}

Antonius dan Kleopatra pergi bersama ke Efesus pada 32 SM, dimana Kleopatra memberikan 200 dari 800 kapal angkatan laut kepada Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=134}} Domitius Ahenobarbus, yang mengkhawatirkan propaganda Oktavianus tersebar ke masyarakat, berniat untuk mendorong Antonius agar Kleopatra dikecualikan dari kampanye melawan Oktavianus.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} [[Publius Canidius Crassus]] membuat kontra-argumen bahwa Kleopatra mendanai upaya perang dan merupakan seorang penguasa kompeten.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Kleopatra menolak permintaan Antonius agar ia pulang ke Mesir, menganggap bahwa dengan memblokade Oktavianus di Yunani, ia akan lebih mudah mempertahankan Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Insistensi Kleopatra bahwa ia terlibat dalam pertempuran untuk Yunani berujung pada pembangkangan para tokoh Romawi penting seperti Domitius Ahenobarbus dan [[Lucius Munatius Plancus]].{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}

Pada musim semi 32 SM, Antonius dan Kleopatra datang ke Athena, dimana ia mendorong Antonius untuk mengirim Oktavia ke sebuah [[keluarga di Romawi Kuno|deklarasi perceraian]] resmi.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 29}} ini mendorong Munatius Plancus untuk menasehati Oktavianus agar ia harus merampas kehendak Antonius, bersekongkol dengan Para [[Perawan Vestal]].{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Meskipun melanggar hak hukum dan kekeramatan, Oktavianus terpaksa mengakuisisi dokumen tersebut dari [[Kuil Vesta]], sebuah alat berguna dalam perang propaganda melawan Antonius dan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=135}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Oktavianus menyoroti sebagian kehendak tersebut, seperti Caesarion diangkat menjadi pewaris untuk Caesar, bahwa Donasi Aleksandria bersifat sah, bahwa Antonius harus [[praktik pemakaman Mesir Kuno|dikebumikan di samping Kleopatra di Mesir]] [[praktik pemakaman Romawi|alih-alih Roma]], dan bahwa Aleksandria akan dijadikan ibukota baru Republik Romawi.{{sfnp|Roller|2010|p=136}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Dalam sebuah acara loyalitas kepada Roma, Oktavianus memutuskan untuk memulai pembangunan [[Mausoleum Augustus|mausoleumnya sendiri]] di [[Campus Martius]].{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}}

Pendirian hukum Oktavianus juga ditunjang dengan terpilihnya ia menjadi konsul pada 31 SM.{{sfnp|Bringmann|2007|p=303}} Dengan kehendak Antonius disebarkan ke publik, Oktavianus menyulut ''[[casus belli]]''-nya dan Roma mendeklarasikan perang terhadap Kleopatra,{{sfnp|Roller|2010|p=136}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 30}}{{sfnp|Jones|2006|p=147}} bukan Antonius.<ref group="note">Seperti yang dijelaskan oleh {{harvnb|Jones|2006|p=147}}: "politically, [[Octavian]] had to walk a fine line as he prepared to engage in open hostilities with [[Mark Antony|Antony]]. He was careful to minimize associations with civil war, as the Roman people had already suffered through many years of civil conflict and Octavian could risk losing support if he declared war on a fellow citizen."</ref> Argumen hukum untuk perang tak berdasarkan pada akuisisi teritorial Kleopatra, dengan bekas teritorial Romawi diperintah oleh anak-anaknya dari Antonius, dan lebih kepada fakta bahwa ia memberikan dukungan militer kepada warga negara pada otoritas triumviral Antonius yang saat itu telah berakhir.{{sfnp|Roller|2010|pp=136–137}}

{{double image|left|Cleopatra VII tetradrachm Syria mint.jpg|190|Cleopatra VII tetradrachm Ascalon mint.jpg|197|Kiri: sebuah [[tetradrachm]] perak dari Kleopatra VII yang dicetak di [[Pieria Seleukia]], Siria <br>Kanan: sebuah tetradrachm perak dari Kleopatra minted at [[Ashkelon|Ascalon]], Israel}}

Antonius dan Kleopatra memiliki armada yang lebih besar ketimbang Oktavianus, namun para kru angkatan laut Antonius dan Kleopatra tak semuanya terlatih, beberapa diantaranya mungkin berasal dari kapal dagang, sehingga Oktavianus memiliki pasukan profesional sepenuhnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=137, 139}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Antonius ingin melintasi [[Laut Adriatik]] dan memblokade Oktavianus di Tarentum atau Brundisium,{{sfnp|Bringmann|2007|pp=303–304}} namun Kleopatra, yang lebih menyoroti pertahanan Mesir, memajukan keputusan untuk menyerang Italia secara langsung.{{sfnp|Roller|2010|p=137}}{{sfnp|Burstein|2004|p=30}} Antonius dan Kleopatra menghimpun markas besar musim dingin mereka di [[Patrai]], Yunani dan pada musim semi 31 SM, mereka pindah ke [[Actium]] di sepanjang selatan [[Teluk Ambrakia]].{{sfnp|Roller|2010|p=137}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=303–304}}

Kleopatra dan Antonius meraih dukungan dari berbagai raja sekutu, namun konflik antara Kleopatra dan Herodes yang sebelumnya timbul dan gempa bumi di Yudea membuatnya absen dari kampanye tersebut.{{sfnp|Roller|2010|pp=137–138}} Mereka juga kehilangan dukungan dari [[Malikus I]] dari Nabataea, yang akan menyediakan konsekuensi-konsekuensi strategis.{{sfnp|Roller|2010|p=138}} Antonius dan Kleopatra kalah dalam beberapa pertempuran kecil melawan Oktavianus di sekitaran Actium pada musim panas 31 SM, sementara pembangkangan ke kamp Oktavianus berlanjut, termasuk pengikut jangka panjang Antonius, Quintus Dellius.{{sfnp|Roller|2010|p=138}} Raja-raja sekutu juga mulai berbalik ke pihak Oktavianus, dimulai dengan [[Amintas dari Galatia]] dan [[daftar penguasa Paflagonia|Deiotaros dari Paflagonia]].{{sfnp|Roller|2010|p=138}} Meskipun beberapa orang dalam kamp Antonius dianggap meninggalkan konflik angkatan laut untuk beretret ke tanah dalam, Kleopatra mendorong konfrontasi angkatan laut, untuk menjauhi armada Oktavianus dari Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=139}}

Pada 2 September 31 SM, pasukan angkatan laut Oktavianus, pimpinan [[Marcus Vipsanius Agrippa]], bertemu pasukan Antonius dan Kleopatra di [[Pertempuran Actium]].{{sfnp|Roller|2010|p=139}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=303–304}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii, 30}} Di atas [[kapal bendera]] ''Antonias'', Kleopatra mengkomandani 60 kapal di muara Teluk Ambrakia, di belakang armada, di apa yang nampaknya merupakan sebuah pergerakan dari para perwira Antonius untuk memarginalisasinya pada pertempuran tersebut.{{sfnp|Roller|2010|p=139}} Antonius memerintahkan agar kapal-kapal mereka harus berlayar untuk keputusan baik untuk maju atau kabur dari musuh, dengan Kleopatra, yang lebih menyoroti soal pertahanan Mesir, memutuskan untuk mengubah pergerakan melalui kawasan penyerangan utama dalam penarikan strategis ke [[Peloponnese]].{{sfnp|Roller|2010|pp=139–140}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=30–31}} Antonius mengikutnya dan menaiki kapalnya, diidentifikasikan dengan [[ungu Tiria|segel-segel ungu]] khasnya, saat keduanya kabur dari pertempuran dan menuju ke [[Tainaron]].{{sfnp|Roller|2010|pp=139–140}} Antonius dikabarkan menghindari Kleopatra pada perjalanan selama tiga hari tersebut, sampai para pelayannya di Tainaron membujuknya untuk berbicara dengannya.{{sfnp|Roller|2010|p=140}} Pertempuran Actium berlangsung tanpa Kleopatra dan Antonius sampai pagi 3 September, disusul oleh pembangkangan masif dari para perwira, pasukan dan raja sekutu ke pihak Oktavianus.{{sfnp|Roller|2010|p=140}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii–xxiii, 30–31}}

=== Kejatuhan dan kematian ===
{{further|Epaphroditus (orang merdeka Augustus)|Makam Antonius dan Kleopatra}}
[[Berkas:Roman Wall painting from the House of Giuseppe II, Pompeii, 1st century AD, death of Sophonisba, but more likely Cleopatra VII of Egypt consuming poison.jpg|jmpl|300px|[[seni rupa Romawi|Lukisan Romawi]] dari Balai Giuseppe II, [[Pompeii]], awal abad ke-1 M, nampaknya menggambarkan Kleopatra VII, mengenakan [[diadem]] kerajaannya, menegak racun dalam tindakan bunuh diri, sementara putranya [[Caesarion]], yang juga memakai diadem kerajaan, berdiri di belakangnya{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}}]]

Saat Oktavianus menduduki Athena, Antonius dan Kleopatra mendarat di [[Paraitonion]], Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=140}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxii–xxiii}} Keduanya kemudian berjalan terpisah, Antonius ke Kirene untuk menghimpun lebih banyak pasukan dan Kleopatra berlayar ke pelabuhan Aleksandria dalam upaya membuat pernyataan palsu bahwa kegiatan di Yunani adalah sebuah kemenangan.{{sfnp|Roller|2010|p=140}} Tak jelas juga apakah pada masa itu ia sebenarnya mengeksekusi Artavasdes II dari Armenia dan mengirim kepalanya ke [[Artavasdes I dari Media Atropatene|Artavasdes I]], raja [[Media Atropatene]], pesaingnya, dalam upaya menghimpun aliansi dengannya.{{sfnp|Roller|2010|p=141}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}}

[[Lucius Pinarius]], gubernur Kirene yang dilantik oleh Markus Antonius, meraih pernyataan bahwa Oktavianus memenangkan Pertempuran Actium sebelum para pembawa pesan Antonius datang ke kediamannya.{{sfnp|Roller|2010|p=141}} Pinarius mengeksekusi para pembawa pesan tersebut dan berbalik ke pihak Oktavianus, menyerahkannya empat legiun di bawah komandonya yang diinginkan Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=141}} Antonius nyaris melakukan bunuh diri setelah mendengar kabar ini namun dihentikan oleh para perwira stafnya.{{sfnp|Roller|2010|p=141}} Di Aleksandria, ia membangun sebuah pondok tertutup di pulau [[Faros]] yang ia juluki ''Timoneion'', yang mengambil nama dari filsuf [[Timon dari Athena (person)|Timon dari Athena]], yang dikenal karena sinikisme dan [[misantropi]]nya.{{sfnp|Roller|2010|p=141}} Herodes Agung, yang secara pribadi menasehati Antonius setelah Pertempuran Actium bahwa ia harus mengkhianati Kleopatra, datang ke [[Rhodes (kota)|Rhodes]] untuk bertemu Oktavianus dan mundur dari jabatan rajanya.{{sfnp|Roller|2010|pp=141–142}} Oktavianus tertekan oleh pidato dan esensi loyalitasnya, sehingga ia membolehkannya untuk memegang jabatannya di Yudea, yang makin mengisolasi Antonius dan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=141–142}}

Kleopatra mungkin mulai memandang Antonius sebagai hambatan pada akhir musim panas 31 SM, saat ia bersiap untuk meninggalkan Mesir untuk mendatangi putranya Caesarion.{{sfnp|Roller|2010|p=142}} Kleopatra berencana mencairkan ulang tahtanya kepadanya, [[Tanah Genting Suez|membawa armadanya dari Laut Tengah ke Laut Merah]] dan kemudian berlayar ke sebuah pelabuhan asing, [[hubungan India dengan Romawi|mungkin India]] dimana ia menjalani waktu memulihkan diri.{{sfnp|Roller|2010|p=142}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Namun, rencana tersebut ditinggalkan bulat-bulat saat Malikus I dari Nabataea memutuskan untuk membakar armada Kleopatra atas nasehat dari gubernur Siria Oktavianus [[Quintus Didius]] dalam membalas kekalahannya dalam sebuah perang dengan Herodes dimana Kleopatra banyak terlibat.{{sfnp|Roller|2010|p=142}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Kleopatra tak memiliki pilihan lain selain bertahan di Mesir dan bernegosiasi dengan Oktavianus.{{sfnp|Roller|2010|p=142}} Meskipun nampaknya merupakan propaganda pro-Oktavianus, Kleopatra dikabarkan pada waktu itu mulai menguji kekuatan beberapa racun pada para tahanan dan bahkan para pelayannya sendiri.{{sfnp|Roller|2010|p=143}}


[[Berkas:Guido Cagnacci 003.jpg|jmpl|kiri|''Kematian Kleopatra'' karya [[Guido Cagnacci]], 1658]]
[[Berkas:Guido Cagnacci 003.jpg|jmpl|kiri|''Kematian Kleopatra'' karya [[Guido Cagnacci]], 1658]]
Kleopatra mendorong Caesarion memasuki pangkat ''[[efebi]]'' yang, sejalan dengan relief pada sebuah prasasti dari [[Koptos]] tertanggal 21 September 31 SM, mendemonstrasikan bahwa Kleopatra sekarang mempersiapkan putranya untuk menjadi penguasa tunggal Mesir.{{sfnp|Roller|2010|pp=142–143}} Dalam sebuah acara solidaritas, Antonius juga memasukkan [[Marcus Antonius Antyllus]], putranya dari Fulvia, ke dalam pangkat ''efebi'' pada saat yang bersamaan.{{sfnp|Roller|2010|p=142}} Pesan-pesan dan para duta terpisah dari Antonius dan Kleopatra kemudian dikirim ke Oktavianus, yang masih singgah di Rhodes, meskipun Oktavianus hanya memberikan jawaban kepada Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=143}} Kleopatra meminta agar anaknya harus mewarisi Mesir dan Antoinus harus dibolehkan untuk tinggal dalam pengasingan di Mesir, menawarkan uang Oktavianus di masa depan dan mengirimkannya langsung hadiah mewah.{{sfnp|Roller|2010|p=143}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Oktavianus mengirim diplomatnya Tisos kepada Kleopatra setelah ia mengancam membakar dirinya sendiri dan sejumlah hartanya ke dalam sebuah makam yang sedang dibuat.{{sfnp|Roller|2010|pp=143–144}} Tirsos membujuknya untuk membunuh Antonius sehingga hidupnya akan terjaga, namun saat Antonius saat Antonius menduga adanya niat terselubung, ia memecat diplomat tersebut dan mengirimnya kembali ke Oktavianus tanpa syarat.{{sfnp|Roller|2010|p=144}}
Atas perintah Kleopatra, Kaisarion mulai menjalani pelatihan selaku seorang ''[[efebos]]'' (taruna akademi militer). Keputusan ini, serta keterangan dari relief pada sebuah tugu prasasti di [[Koptos]] yang bertarikh 21 September 31 SM, menunjukkan bahwa kala itu Kleopatra sedang mempersiapkan putranya menjadi penguasa tunggal Mesir.{{sfnp|Roller|2010|pp=142–143}} Untuk menunjukkan rasa kesetiakawanannya, Markus Antonius juga mengirim [[Marcus Antonius Antyllus|Markus Antonius Antilus]], putra dari perkawinannya dengan Fulvia, untuk menjalani pelatihan sebagai ''efebos'' pada waktu yang sama.{{sfnp|Roller|2010|p=142}} Markus Antonius dan Kleopatra mengirim pesan dan dutanya masing-masing kepada Oktavianus, yang kala itu masih bermarkas di Rodos, tetapi Oktavianus hanya mengirim balasan kepada Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=143}} Kleopatra meminta agar anak-anaknya dibenarkan mewarisi tanah Mesir, dan Markus Antonius dibiarkan hidup sebagai orang buangan di Mesir. Kleopatra juga mengirim hadiah-hadiah mahal dan berjanji akan memberikan sejumlah uang di kemudian hari.{{sfnp|Roller|2010|p=143}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Oktavianus mengutus diplomatnya yang bernama Tirsos ke Mesir setelah Kleopatra mengancam akan membakar diri bersama sejumlah besar harta kekayaannya di dalam sebuah gedung makam yang kala itu sedang dikerjakan.{{sfnp|Roller|2010|pp=143–144}} Tirsos membujuk Kleopatra untuk membunuh Markus Antonius demi keselamatan nyawa Kleopatra sendiri. Markus Antonius dapat mengendus rencana kotor itu, dan memerintahkan agar Tirsos didera serta dipulangkan kepada Oktavianus tanpa kesepakatan apa-apa.{{sfnp|Roller|2010|p=144}}


Setelah negosiasi panjang tanpa hasil, Oktavianus akhirnya bertolak dari Rodos dalam rangka menginvasi Mesir pada musim semi tahun 30 SM.{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 31}} Setelah singgah di bandar [[Ptolemais di Fenisia]] untuk mengambil perbekalan segar yang disediakan sekutu barunya, Herodes, bagi bala tentaranya,{{sfnp|Roller|2010|pp=144–145}} Oktavianus bergerak ke arah selatan dan merebut bandar Pelousion dalam waktu yang singkat. Sementara itu, [[Cornelius Gallus|Kornelius Galus]] bergerak dari Kirene ke arah timur, dan mengalahkan kekuatan tempur Markus Antonius di dekat Paraitonion.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Southern|2009|p=153}} Oktavianus dengan cepat bergerak menuju Aleksandria, tetapi Markus Antonius datang kembali dan berhasil mengalahkan bala tentara Oktavianus yang sudah kelelahan di luar [[hipodrom]]os kota itu.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Southern|2009|p=153}} Meskipun demikian, pada tanggal 1 Agustus 30 SM, armada Markus Antonius membelot kepada Oktavianus, disusul pasukan berkudanya.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Southern|2009|pp=153–154}} Kleopatra bersembunyi di dalam gedung makamnya, ditemani para pengawalnya yang setia, lalu mengirim kabar kepada Markus Antonius bahwa ia telah bunuh diri.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Southern|2009|p=154}}{{sfnp|Jones|2006|p=184}} Markus Antonius, yang terguncang mendengar kabar itu, menikam perutnya sendiri dan menjemput ajal pada umur 53 tahun.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Menurut Ploutarkos, Markus Antonius masih meregang nyawa ketika dibawa ke gedung makam Kleopatra, sehingga masih sempat berkata kepada Kleopatra bahwa ia gugur dengan mulia. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Markus Antonius menasihati Kleopatra agar lebih percaya pada Gayus Prokuleyus daripada anak-anak buah Oktavianus yang lain.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Southern|2009|pp=154–155}}{{sfnp|Jones|2006|pp=184–185}} Meskipun demikian, justru Gayus Prokuleyuslah yang menyusup ke dalam gedung makam dengan menggunakan tangga dan membekuk Kleopatra untuk mencegahnya membakar diri bersama harta kekayaannya.{{sfnp|Roller|2010|p=146}}{{sfnp|Jones|2006|pp=185–186}} Kleopatra diizinkan [[pembalseman|membalsem]] dan menyemayamkan jenazah Markus Antonius di dalam gedung makamnya sebelum dikawal pulang ke istana.{{sfnp|Roller|2010|p=146}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}}
[[Berkas:Jean-Baptiste Regnault - Death of Cleopatra - Google Art Project.jpg|jmpl|''Kematian Kleopatra'', karya [[Jean-Baptiste Regnault]], 1796–1797]]
[[Berkas:Jean-Baptiste Regnault - Death of Cleopatra - Google Art Project.jpg|jmpl|''Kematian Kleopatra'', karya [[Jean-Baptiste Regnault]], 1796–1797]]
Setelah negosiasi panjang yang benar-benar tak membuahkan hasil, Oktavianus memutuskan untuk menginvasi Mesir pada musim semi 30 SM,{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 31}} berhenti di [[Ptolemais in Phoenicia]] dimana sekutu barunya Herodes menyediakan tentaranya dengan suplai-suplai segar.{{sfnp|Roller|2010|pp=144–145}} Oktavianus bergerak ke selatan dan beralih ke Pelousion, sementara [[Cornelius Gallus]], berpawai dari Kirene ke kawasan timur, mengalahkan pasukan Antonius di dekat Paraitonion.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Southern|2009|p=153}} Oktavianus bergrak cepat ke Aleksandria, namun Antonius kembali dan memenangkan sebuah kemenangan kecil atas pasukannya di luar [[hipodrom]] dari kota tersebut.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Southern|2009|p=153}} Namun, pada 1 Agustus 30 SM, armada angkatan laut Antonius menyerah kepada Oktavianus, disusul oleh kavalerinya.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Southern|2009|pp=153–154}} Kleopatra bersembunyi di makamnya dengan para rekan dekatnya, mengirim pesan kepada Antonius bahwa ia melakukan bunuh diri.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Southern|2009|p=154}}{{sfnp|Jones|2006|p=184}} Akibatnya, Antonius menanggapinya dengan menikam lambungnya sendiri dan mencabut nyawanya sendiri pada usia 53 tahun.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Menurut Plutarch, ia masih sekarat saat dibawa ke makam Kleopatra, menyatakan bahwa ia mati secara terhormat dan bahwa ia dapat mempercayai pengikut Oktavianus [[:de:Gaius Proculeius|Gaius Proculeius]] atas hal lainnya dalam perjalanannya.{{sfnp|Roller|2010|p=145}}{{sfnp|Southern|2009|pp=154–155}}{{sfnp|Jones|2006|pp=184–185}} Namun, Proculeius, yang menyusup ke makamnya memakai tangga dan menahan ratu tersebut, menyangkal bahwa ia membakar dirinya sendiri bersama dengan harta bendanya.{{sfnp|Roller|2010|p=146}}{{sfnp|Jones|2006|pp=185–186}} Kleopatra kemudian diijinkan untuk [[pembalseman|membalsem]] dan mengubur Antonius di makamnya sebelum ia lari ke istana.{{sfnp|Roller|2010|p=146}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}}


Oktavianus memasuki Aleksandria, menduduki istana, dan menawan tiga anak Kleopatra yang paling kecil.{{sfnp|Roller|2010|p=146}}{{sfnp|Southern|2009|p=155}} Sejarawan Romawi, [[Titus Livius]], meriwayatkan bahwa ketika bertatap muka dengan Oktavianus, tanpa tedeng aling-aling Kleopatra berkata, "aku tidak sudi diarak dalam pawai kemenangan" ({{lang-el|οὑ θριαμβεύσομαι, ou triambéusomai}}). Kalimat ini adalah salah satu dari segelintir ucapan lisan Kleopatra yang diabadikan dalam catatan sejarah.{{sfnp|Roller|2010|pp=146–147, 213, catatan kaki #83}}{{sfnp|Gurval|2011|p=61}} Oktavianus berjanji akan membiarkannya tetap hidup tetapi tidak menjelaskan apa-apa mengenai rencananya terhadap masa depan Kerajaan Wangsa Ptolemaios.{{sfnp|Roller|2010|p=147}} Ketika diberi tahu oleh seorang mata-mata bahwa tiga hari lagi Oktavianus akan memberangkatkannya bersama anak-anaknya ke Roma, Kleopatra pun segera bersiap-siap untuk bunuh diri lantaran tak sudi diarak dalam pawai kemenangan bala tentara Romawi seperti yang pernah dialami oleh mendiang adiknya, Arsinoe IV.{{sfnp|Roller|2010|p=147}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Kleopatra bunuh diri pada bulan Agustus 30 SM, saat berumur 39 tahun, tetapi tidak diketahui secara pasti apakah ia bunuh diri di istana atau di gedung makamnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=147–148}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 31–32}}<ref group="note" name="date of Cleopatra's death"/> Konon ia ditemani oleh dua orang abdi setianya, Eiras dan [[Karmion]], yang juga bunuh diri.{{sfnp|Roller|2010|p=147}}{{sfnp|Jones|2006|p=194}} Oktavianus dikabarkan sangat murka akibat peristiwa ini, tetapi memerintahkan agar jenazah Kleopatra dimakamkan menurut adat istiadat kerajaan, sebelah-menyebelah dengan jenazah Markus Antonius di dalam [[Makam Antonius dan Kleopatra|gedung makamnya]].{{sfnp|Roller|2010|p=147}}{{sfnp|Burstein|2004|p=65}}{{sfnp|Jones|2006|pp=194–195}} Olimpos, tabib pribadi Kleopatra, tidak menjelaskan sebab-musabab kematiannya, tetapi menurut keyakinan umum, Kleopatra tewas termakan racun setelah membiarkan dirinya dipatuk seekor [[aspis (ular)|aspis]] atau [[kobra Mesir|ular kobra Mesir]].{{sfnp|Roller|2010|pp=148–149}}{{sfnp|Anderson|2003|p=56}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Ploutarkos meriwayatkan kembali kisah dipatuk ular ini, tetapi mengungkapkan pula dugaannya bahwa Kleopatra memasukkan racun ke dalam tubuhnya melalui goresan dengan menggunakan alat khusus ({{lang-el|κνῆστις, knêstis}}, <small>arti harfiah:</small> duri, serutan keju). Menurut Kasius Dio, Kleopatra mencocokkan racun ke dalam tubuhnya dengan sebatang jarum ({{lang|el|βελόνη,belónē}}), sementara menurut [[Strabo]], Kleopatra menggunakan semacam salep beracun.{{sfnp|Roller|2010|p=148}}{{sfnp|Anderson|2003|p=56}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=31–32}}<ref group="note">Dalam terjemahan catatan Ploutarkos maupun Kasius Dio, {{harvnb|Jones|2006|pp=194–195}} menulis bahwa alat khusus yang dipakai untuk mencocok kulit Cleopatra adalah sebatang cocok sanggul.</ref> Tidak ada bekas-bekas bisa ular pada jenazahnya, tetapi memang ada bekas-bekas luka kecil pada lengannya yang mungkin disebabkan oleh tusukan jarum.{{sfnp|Roller|2010|pp=148–149}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=31–32}}{{sfnp|Jones|2006|pp=194–195}}
[[Berkas:The Death of Cleopatra arthur.jpg|jmpl|''Kematian Kleopatra'' karya Reginald Arthur, 1892]]


Kleopatra memanfaatkan saat-saat terakhirnya menjelang bunuh diri untuk mengungsikan Kaisarion ke daerah Mesir Hulu, mungkin pula disertai rencana pelarian ke [[Nubia]], Etiopia, atau India.{{sfnp|Roller|2010|p=149}}{{sfnp|Burstein|2004|p=32}}{{sfnp|Southern|2009|p=153}} Kaisarion diperdaya untuk pulang ke Aleksandria dengan janji palsu bahwa Oktavianus akan mengizinkannya menjadi raja. Ia sempat memerintah sebagai Firaun Ptolemaios XV selama 18 hari sebelum akhirnya dieksekusi mati atas perintah Oktavianus pada tanggal 29 Agustus 30 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=149–150}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 32}}{{sfnp|Skeat|1953|pp=99–100}}<ref group="note" name="Reign of Caesarion">Menurut {{harvnb|Roller|2010|p=149}} dan {{harvnb|Skeat|1953|pp=99–100}}, masa pemerintahan singkat Kaisarion sebagai penguasa nominal itu berlangsung selama 18 hari pada bulan Agustus 30 SM. Namun [[Duane W. Roller]], mengulangi pendapat [[Theodore Cressy Skeat]], menegaskan bahwa masa pemerintahan Kaisarion "pada dasarnya hanyalah kisah khayal belaka yang dikarang oleh para penulis tawarikh Mesir untuk mengisi senjang waktu antara kematian Kleopatra dan bermulanya pemerintahan resmi bangsa Romawi atas Mesir (dengan Oktavianus sebagai firaunnya yang baru)," dengan mengutip risalah-risalah semisal ''[[Stromata]]'' yang ditulis oleh [[Klemens dari Aleksandria]] ({{harvnb|Roller|2010|pp=149, 214, footnote 103}}).{{pb}}Sebagaimana yang diterjemahkan oleh {{harvnb|Jones|2006|p=187}}, Ploutarkos hanya meriwayatkan secara samar-samar bahwa "di kemudian hari, Oktavianus memerintahkan orang untuk membunuh Kaisarion, sesudah Kleopatra mangkat."</ref> Oktavianus diyakinkan oleh nasihat filsuf [[Areios Didimos]] bahwasanya dunia ini hanya dapat menampung satu orang kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=150}}<ref group="note">Sebagaimana yang diterjemahkan oleh {{harvnb|Jones|2006|p=187}}, Ploutarkos meriwayatkan bahwa Areios Didimos berkata "terlalu banyak kaisar itu tidak baik". Agaknya ucapan inilah yang mendorong Oktavianus untuk memerintahkan agar Kaisarion dieksekusi mati.</ref> Dengan runtuhnya Kerajaan Wangsa Ptolemaios, maka didirikanlah [[Aegyptus (provinsi Romawi)|Provinsi Mesir]] di bawah [[provinsi Romawi|pemerintahan bangsa Romawi]],{{sfnp|Roller|2010|pp=150–151}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Jones|2006|pp=197–198}}<ref group="note">Berbeda dari [[provinsi Romawi]] yang lain, [[Oktavianus]] menjadikan Mesir sebagai wilayah yang dikuasainya secara pribadi. [[Senat Romawi]] dilarang mencampuri urusan pemerintahan Mesir, dan Oktavianus sendiri yang memilih orang-orang dari kalangan ''[[Eques]]'' (kaum kesatria) yang dianggapnya tepat untuk menduduki jabatan wali negeri ({{lang-la|praefectus}}, kepala pemerintahan). Orang pertama yang diangkat Oktavianus menjadi Wali Negeri Mesir adalah Kornelius Galus. Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Southern|2014|p=185}} dan {{harvnb|Roller|2010|p=151}}.</ref> yang menandai akhir dari [[Periode Helenistik|Zaman Helenistik]].{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 1}}{{sfnp|Grant|1972|pp=5–6}}<ref group="note" name="Grant Hellenistic period explanation"/> Pada bulan Januari 27 SM, Oktavianus berganti nama menjadi [[Augustus|Agustus]] ({{lang-la|Augustus}}, yang mulia) dan [[reformasi konstitusi Agustus|menghimpun kekuasaan konstitusional]] yang menjadikannya [[Kaisar Romawi]] pertama, sekaligus menandai awal Zaman [[Principatus]] dalam sejarah [[Kekaisaran Romawi]].{{sfnp|Bringmann|2007|pp=304–307}}
Oktavianus memasuki Aleksandria, menduduki istana, dan merebut tiga anak bungsu Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=146}}{{sfnp|Southern|2009|p=155}} Saat ia bertemu dengan Oktavianus, ia berkata kepadanya bahwa "Aku tak akan ingin ikut dalam sebuah kemenangan" ({{lang-grc|οὑ θριαμβεύσομαι|ou thriambéusomai}}) yang menurut [[Livy]], merupakan sebuah catatan langka dari kata-katanya yang masih ada.{{sfnp|Roller|2010|pp=146–147, 213, footnote #83}}{{sfnp|Gurval|2011|p=61}} Oktavianus menjanjikan bahwa ia akan membiarkannya hidup namun tak menawarkan penjelasan tentang rencana-rencana masa depannya untuk kerajaannya.{{sfnp|Roller|2010|p=147}} Saat seorang mata-mata memberitahukannya bahwa Oktavianus berencana untuk memindahkannya dan anak-anaknya ke Roma dalam tiga hari, ia mempersiapkan bunuh diri, karena ia tak memiliki niat untuk berpawai dalam sebuah kemenangan Romawi seperti saudarinya Arsinoe IV.{{sfnp|Roller|2010|p=147}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Tidak diketahui apakah Kleopatra bunuh diri pada Agustus 30 SM, pada usia 39 tahun, terjadi di istana atau makamnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=147–148}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 31–32}}<ref group="note" name="date of Cleopatra's death"/> Ia dikatakan ditemani oleh para pelayannya [[Charmion (pelayan Kleopatra)|Eiras dan Charmion]], yang juga mencabut nyawa mereka sendiri.{{sfnp|Roller|2010|p=147}}{{sfnp|Jones|2006|p=194}} Oktavianus berkata murka atas peristiwa tersebut namun ia menguburkannya dalam adat istiadat kerajaan bersebelahan dengan Antonius [[Makam Antonius dan Kleopatra|di makamnya]].{{sfnp|Roller|2010|p=147}}{{sfnp|Burstein|2004|p=65}}{{sfnp|Jones|2006|pp=194–195}}


== Peranan selaku kepala monarki ==
Dokter Kleopatra, Olympos, tak menyebutkan [[sebab kematian]]nya, meskipun kepercayaan populer menyatakan bahwa ia membolehkan seekor [[ular]], atau [[kobra Mesir]], untuk menggigit dan meracuninya.{{sfnp|Roller|2010|pp=148–149}}{{sfnp|Anderson|2003|p=56}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Plutarch mengambil kisah ini, namun kemudian menyatakan bahwa sebuah implemen (''knestis'') dipakai untuk memasukkan racun dengan cara digores, sementara Cassius Dio berkata bahwa ia memasukan racun dengan sebuah jarum (''belone'') dan [[Strabo]] menyebut sebuah salep dari beberapa jenis.{{sfnp|Roller|2010|p=148}}{{sfnp|Anderson|2003|p=56}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=31–32}}<ref group="note">Untuk catatan terjemahan dari [[Plutarch]] dan [[Cassius Dio]], {{harvnb|Jones|2006|pp=194–195}} menulis bahwa implemen yang dipakai untuk menusuk kulit Cleopatra adalah sebuah [[tusuk rambut]].</ref> Tidak ada [[bisa ular]] yang ditemukan dalam tubuhnya, namun ia memiliki luka tusuk kecil di lengannya yang dapat disebabkan oleh sebuah jarum.{{sfnp|Roller|2010|pp=148–149}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=31–32}}{{sfnp|Jones|2006|pp=194–195}}
{{further|Uang logam Ptolemaik}}
[[Berkas:Cleopatra Mint Alexandria.jpg|jmpl|300px|Gambar Kleopatra pada kepingan 40 [[drakhma|drakma]] dari kurun waktu 51–30 SM, dicetak di [[Aleksandria]]{{pb}}[[kepala dan ekor|Sisi kepala]]: Gambar Kleopatra mengenakan [[diadem]]{{pb}}Sisi ekor: Tulisan "ΒΑΣΙΛΙΣΣΗΣ ΚΛΕΟΠΑΤΡΑΣ" (Kepunyaan Ratu Kleopatra) dan gambar burung elang bertengger pada kilatan petir]]


Sebagaimana lazimnya [[daftar raja Makedonia|para penguasa Makedonia]] Abad Kuno, Kleopatra memerintah Mesir beserta tanah-tanah jajahannya semisal Siprus selaku seorang [[kerajaan mutlak|kepala monarki yang berkuasa mutlak]], dan mengemban kewenangan selaku [[hukum Yunani Kuno|satu-satunya pembuat undang-undang]] di kerajaannya.{{sfnp|Grant|1972|pp=6–7}} Ia adalah [[Imam besar|kepala pemuka agama]] di wilayah kekuasaannya, yang memimpin upacara-upacara pemujaan dewa-dewi [[mitologi Mesir|Mesir]] maupun [[mitologi Yunani|Yunani]].{{sfnp|Burstein|2004|p=34}} Ia menyelenggarakan kegiatan pembangunan berbagai macam kuil pemujaan dewa-dewi Mesir dan Yunani,{{sfnp|Chauveau|2000|pp=69–71}} sebuah [[sinagoge]] bagi [[Sejarah Yahudi di Mesir|umat Yahudi di Mesir]], dan bahkan membangun gedung [[Kaisareion Aleksandria]], tempat orang [[pemujaan kekaisaran|memuja Yulius Kaisar]], pelindung sekaligus kekasihnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=104, 110–113}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=216–217}} Kleopatra secara langsung menangani urusan-urusan administratif di wilayah kekuasaannya.{{sfnp|Burstein|2004|pp=33–34}} Ia menanggulangi kegentingan seperti bencana kelaparan dengan memerintahkan lumbung-lumbung kerajaan membagi-bagikan bahan pangan kepada rakyat yang kelaparan dilanda musim kemarau pada permulaan masa pemerintahannya.{{sfnp|Roller|2010|pp=103–104}} Meskipun [[ekonomi terencana|sistem ekonomi terpimpin]] yang ia terapkan hanya tinggal cita-cita besar yang tak banyak terwujud,{{sfnp|Burstein|2004|pp=39–41}} pemerintahannya telah berupaya memberlakukan [[pengendalian harga]], [[bea|pengenaan bea]], dan [[monopoli negara]] atas barang-barang tertentu, mematok [[nilai tukar]] yang tetap terhadap mata uang asing, serta menegakkan aturan hukum ketat yang mewajibkan para petani untuk bermukim di desa masing-masing selama musim tanam dan musim panen.{{sfnp|Chauveau|2000|pp=78–80}}{{sfnp|Roller|2010|pp=104–105}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=37–38}} Gejolak keuangan yang tampak jelas di depan mata mendorong Kleopatra [[debasement|menurunkan nilai]] uang logam keluaran masa pemerintahannya, yang terdiri atas uang perak dan uang perunggu tetapi tanpa uang emas seperti yang dahulu kala pernah diterbitkan oleh beberapa penguasa dari wangsa Ptolemaios.{{sfnp|Roller|2010|pp=106–107}}
Kleopatra menjalani saat-saat terakhirnya untuk mengirimkan Caesarion ke Mesir Hulu, mungkin dalam rencana untuk kabur ke [[Nubia]], [[Sejarah Ethiopia|Ethiopia]] atau [[Sejarah India|India]].{{sfnp|Roller|2010|p=149}}{{sfnp|Burstein|2004|p=32}}{{sfnp|Southern|2009|p=153}} Caesarion, sekarang Ptolemi XV, pulang ke Aleksandira dengan pernyataan palsu bahwa Oktavianus akan membolehkannya menjadi raja, yang kemudian memerintah selama delapan belas hari sampai dieksekusi atas perintah Oktavianus pada 29 Agustus 30 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=149–150}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 32}}{{sfnp|Skeat|1953|pp=99–100}}<ref group="note" name="Reign of Caesarion">{{harvnb|Roller|2010|p=149}} dan {{harvnb|Skeat|1953|pp=99–100}} menjelaskan masa kekuasaan jangka pendek nominal [[Caesarion]], atau [[Ptolemi XV]], berlangsung selama delapan belas tahun pada Agustus 30 SM. Namun, [[Duane W. Roller]], mengutip [[Theodore Cressy Skeat]], menyatakan bahwa masa pemerintahan Caesarion "secara esensial adalah sebuah fiksi yang diciptakan oleh para kronografer Mesir untuk menutup celah antara kematian [Kleopatra] dan kekuasaan Romawi resmi atas Mesir (di bawah firaun baru, [[Oktavianus]])," contohnya dengan mengutip ''[[Stromata]]'' karya [[Klemens dari Aleksandria]] ({{harvnb|Roller|2010|pp=149, 214, footnote 103}}). <br>[[Plutarch]], yang diterjemahkan oleh {{harvnb|Jones|2006|p=187}}, secara tersirat menyatakan bahwa "Oktavianus membunuh Caesarion pada masa berikutnya, setelah kematian Kleopatra."</ref>


== Tinggalan sejarah ==
Oktavianus dibujuk atas nasehat filsuf [[Arius Didymus]] bahwa terdapat ruang bagi satu-satunya seorang Kaisar di dunia.{{sfnp|Roller|2010|p=150}}<ref group="note">{{harvnb|Jones|2006|p=187}}, menerjemahkan [[Plutarch]], yang mengutip perkataan [[Arius Didymus]] (disebut "Areius sang filsuf" dalam teks tersebut) kepada [[Oktavianus]] bahwa "tak bagus memiliki banyak Kaisar", yang nampaknya mendorong Oktavianus untuk membunuh [[Caesarion]].</ref> Dengan kejatuhan Kerajaan Ptolemaik, [[Mesir Romawi|Mesir]] dijadikan [[provinsi Romawi]],{{sfnp|Roller|2010|pp=150–151}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Jones|2006|pp=197–198}}<ref group="note">Berbeda dengan [[provinsi Romawi]] biasanya, [[Oktavianus]] menjadikan Mesir sebagai teritorial yang berada di bawah kontrol pribadinya, menghindari [[Senat Romawi]] dari campur tangan kepentingan apapun dan melantik [[praefectus augustalis|gubernur Mesir]] [[ekuites|ekuestriannya]] sendiri, dimana orang pertama yang memegang jabatan tersebut adalah [[Cornelius Gallus]]. Untuk informasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Southern|2014|p=185}} dan {{harvnb|Roller|2010|p=151}}.</ref> menandai akhir [[zaman Hellenistik]].{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 1}}{{sfnp|Grant|1972|pp=5–6}}<ref group="note" name="Grant Hellenistic period explanation"/> pada Januari 27 SM, Oktavianus berganti nama menjadi [[Augustus]] ('yang dimuliakan') dan mendorong [[reformasi konstitusional Augustus|kekuatan-kekuatan]] [[konstitusi Romawi|konstitusional]] agar mengangkatnya menjadi [[kaisar Romawi]] pertama, membuka era [[Principatus]] dari [[Kekaisaran Romawi]].{{sfnp|Bringmann|2007|pp=304–307}}
=== Anak cucu ===
{{double image|ki|Cleopatra Selene II bust, Cherchell, Algeria 4.jpg|212|Allégorie de la province romaine d'Afrique - Grand Palais, Paris 2014.jpg|120|Kiri: Kepala patung buatan Romawi, mungkin arca Kleopatra atau mungkin pula putrinya, [[Kleopatra Selene II]], Ratu [[Kerajaan Mauretania|Mauretania]], dari akhir abad ke-1 SM, tersimpan di [[Museum Arkeologi Cherchell]], Aljazair.{{sfnp|Roller|2003|p=139}}{{sfnp|Ferroukhi|2001a|p=219}}{{sfnp|Kleiner|2005|pp=155–156}}<ref group="note" name="Cherchel bust"/>{{pb}}Kanan: Relief timbul pada sebuah pinggan perak [[penyepuhan|bersepuh emas]] yang ditemukan di antara timbunan [[harta karun Boscoreale]], diduga kuat adalah penggambaran sosok Kleopatra Selene II berkerudung kulit kepala gajah, diperkirakan berasal dari awal abad ke-1 M.{{sfnp|Roller|2003|pp=141–142}}{{sfnp|Walker|2001|pp=312–313}}<ref group="note">{{harvnb|Walker|2001|p=312}} mengulas tentang relief timbul pada pinggan perak bersepuh emas ini dalam tulisannya sebagai berikut: "Sebentuk bulan sabit bersepuh emas tampak menonjol di atas tumpukan isi kornukopia, bertengger di puncak sebutir buah pinus. Di sekelilingnya menyembul buah-buah delima yang sudah terkupas dan tandan-tandan buah anggur. Pada tanduk kemakmuran ini terukir gambar Helios (Sang Surya), dalam wujud seorang pemuda bermantel pendek, dengan tatanan rambut khas Aleksander Agung, dan berkas-berkas cahaya memancar mengelilingi kepalanya... Lambang-lambang pada kornukopia ini sesungguhnya dapat ditafsirkan merujuk mengacu pada wangsa raja-raja Ptolemaios, khususnya pada Kleopatra Selene, yang dilambangkan dengan bulan sabit, dan pada saudara kembarnya, Aleksandros Helio, yang tidak diketahui lagi kabar beritanya sesudah Mesir ditaklukkan. Relief ular beludak agaknya masih berkaitan dengan relief harimau kumbang dan lambang-lambang kesuburan yang tampak di sana-sini, alih-alih melambangkan peristiwa bunuh diri Kleopatra VII. Lembaran kulit kepala gajah dapat mengacu pada status Kleopatra Selene selaku penguasa Mauretania bersama Yuba II. Kemiripan rupanya dengan arca kepala bertudung dari Cherchell menguatkan dugaan bahwa sosok perempuan dalam relief timbul ini adalah Kleopatra Selene, dan banyak di antara lambang-lambang yang tampak pada pinggan ini juga tampak pada kepingan-kepingan uang logam yang dikeluarkan oleh Yuba II."</ref>}}


Sesudah Kleopatra bunuh diri, ketiga putra-putrinya yang masih hidup, yakni Kleopatra Selene II, Aleksandros Helios, dan Ptolemaios Filadelfos, diberangkatkan ke Roma bersama dengan kakak Oktavianus, yakni [[Octavia Minor|Oktavia Muda]], mantan istri ayah mereka, yang telah ditunjuk menjadi wali mereka.{{sfnp|Roller|2010|p=153}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 76–77}} Kleopatra Selene II dan Aleksandros Helios hadir dalam pawai kemenangan Oktavanus pada tahun 29 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=153}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} Aleksandros Helios dan Ptolemaios Filadelfos tidak lagi terdengar kabar beritanya selepas pawai kemenangan itu.{{sfnp|Roller|2010|p=153}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} Oktavia menjodohkan Kleopatra Selene II dengan [[Juba II|Yuba II]], putra [[Juba I|Raja Yuba I]], penguasa [[Kerajaan Numidia]] di Afrika Utara yang telah dijadikan salah satu provinsi Romawi pada tahun 46 SM oleh Yulius Kaisar, lantaran dukungan yang diberikan Yuba I kepada Pompeyus.{{sfnp|Roller|2010|pp=153–154}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 76–77}}{{sfnp|Southern|2009|p=155}} Setelah Yuba II dan Kleopatra Selene II menikah pada tahun 25 SM, Kaisar Agustus mengangkat mereka menjadi pasangan penguasa baru [[Mauretania]]. Mereka membangun kembali [[Cherchell|Yol]], kota tua [[Kartago Kuno|bangsa Kartago]], menjadi ibu kota Kerajaan Mauretania dengan nama baru [[Caesarea, Numidia|Kaisarea]] ({{lang-la|Caesarea Mauretaniae}}, sekarang [[Cherchell]], Aljazair).{{sfnp|Roller|2010|pp=153–154}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} Kleopatra Selene II mendatangkan banyak cerdik pandai, seniman, dan penasihat dari istana mendiang ibunya di Aleksandria, untuk mengabdi padanya di Kaisarea, yang mulai diresapi budaya Yunani Helenistik semenjak masa pemerintahannya.{{sfnp|Roller|2010|pp=154–155}} Ia juga memberi nama [[Ptolemaios dari Mauretania]] kepada putranya untuk menghormati nama besar wangsa Ptolemaios, leluhur mereka.{{sfnp|Roller|2010|p=155}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 77}}
== Kerajaan Kleopatra dan peran sebagai penguasa ==
{{further|Koin Ptolemaik|Koin Yunani Kuno}}
[[Berkas:Cleopatra Mint Alexandria.jpg|jmpl|300px|Kleopatra VII. 51–30 SM, 40 [[drachm]], dicetak di [[Aleksandria]]; bagian depan: gambar Kleopatra VII mengenakan [[diadem]]; bagian belakang: sebuah kutipan dengan tulisan "ΒΑΣΙΛΙΣΣΗΣ ΚΛΕΟΠΑΤΡΑΣ", dengan seekor elang berdiri di sebuah atas petir]]
Mengikuti tradisi [[daftar raja Makedonia|para penguasa Makedonia]], Kleopatra memerintah Mesir dan kawasan lain seperti Siprus sebagai penguasa [[monarki absolut]], menjabat sebagai [[hukum Yunani kuno|pembuat hukum tunggal]] atas kerajaannya.{{sfnp|Grant|1972|pp=6–7}} Ia adalah [[pendeta tinggi|pemimpin otoritas agama]] di kerajaannya, memimpin upacara-upacara agama yang ditujukan kepada para dewan kepercayaan [[politeistik]] [[mitologi Mesir kuno|Mesir]] dan [[mitologi Yunani kuno|Yunani]].{{sfnp|Burstein|2004|p=34}} Ia mengadakan pembangunan berbagai kuil untuk dewa-dewi Mesir dan Yunani,{{sfnp|Chauveau|2000|pp=69–71}} sebuah [[sinagoga]] untuk [[orang Yahudi di Mesir]], dan bahkan membangun [[Caesareum Aleksandria]] ditujukan untuk [[penyembahan kekaisaran|upacara pemujaan]] patron dan kekasihnya Julius Caesar.{{sfnp|Roller|2010|pp=104, 110–113}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=216–217}} Kleopatra terlibat langsung dalam kepentingan administraitf dari domainnya,{{sfnp|Burstein|2004|pp=33–34}} menangani krisis seperti bencana kelaparan dengan memerintahkan [[lumbung]]-lumbung kerajaan untuk [[distribusi pangan|mendistribusikan pangan]] ke masyarakat yang kelaparan dalam suatu masa kekeringan pada permulaan pemerintahannya.{{sfnp|Roller|2010|pp=103–104}} Meskipun [[ekonomi komando]] yang ia urus lebih ke arah gagasan ketimbang realitas,{{sfnp|Burstein|2004|pp=39–41}} pemerintah berniat untuk menghimpun [[kontrol harga]], [[tarif]], dan [[monopoli negara]] untuk barang tertentu, penentuan [[nilai tukar]] untuk mata uang asing, dan memberlakukan hukum yang mewajibkan para petani desa untuk bertahan di desa-desa mereka pada [[siklus pertanian|musim-musim tanam dan panen]].{{sfnp|Chauveau|2000|pp=78–80}}{{sfnp|Roller|2010|pp=104–105}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=37–38}} Gejolak keuangan membuat Kleopatra melakukan ''[[debasement]]'' kepada koinnya, yang meliputi [[mata uang perak]] dan perunggu namun tidak dengan [[koin emas]] seperti hal yang yang dilakukan oleh para pendahulu Ptolemaik jauhnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=106–107}}


Kleopatra Selene II mangkat sekitar tahun 5 SM, dan setelah Yuba II menyusul pada tahun 23 atau 24 M, putra mereka yang bernama Ptolemaios, naik takhta menjadi Raja Mauretania berikutnya.{{sfnp|Roller|2010|p=155}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 32, 77}} Meskipun demikian, Ptolemaios akhirnya dieksekusi mati atas perintah [[Caligula|Kaisar Kaligula]] pada tahun 40 M, mungkin atas dakwaan mencetak uang sendiri dan mempergunakan [[regalia|lambang-lambang kebesaran]] yang dikhususkan bagi Kaisar Romawi secara tidak sah.{{sfnp|Roller|2010|pp=155–156}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 32, 77–78}} Ptolemaios dari Mauretania adalah kepala monarki terakhir yang diketahui berasal dari nasab raja-raja wangsa Ptolemaios, sekalipun Ratu [[Zenobia]], penguasa [[Kekaisaran Palmira]], negara yang berdaulat selama jangka waktu singkat dalam kurun waktu berlangsungnya [[Krisis Abad Ketiga]], juga mengaku sebagai keturunan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=156}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 69, 77–78}} Penyembahan terhadap Kleopatra masih bertahan sampai selambat-lambatnya tahun 373 M, yakni tahun ketika Petesenufe, seorang juru tulis Mesir yang mengerjakan Kitab Isis, mengungkapkan bahwa ia "menyaluti arca Kleopatra dengan emas."{{sfnp|Roller|2010|p=151}}
== Warisan ==
=== Anak dan penerus ===
[[Berkas:Juba and cleopatra coin.gif|jmpl|300px|Ilustrasi koin penguasa [[Numidia]] [[Juba II]], raja [[Mauretania]], di bagian depan, dengan [[Cleopatra Selene II]] di bagian belakang.]]
Setelah ia bunuh diri, tiga anak Kleopatra yang masih hidup, Cleopatra Selene II, Alexander Helios, dan Ptolemy Philadelphos dikirim ke Roma dengan saudari Oktavianus, Oktavia, mantan istri ayah mereka, sebagai penjaga mereka.{{sfnp|Roller|2010|p=153}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 76–77}} Cleopatra Selene II dan Alexander Helios hadir di kemenangan Romawi dari Oktavianus pada 29 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=153}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} Nasib Alexander Helios dan Ptolemy Philadelphus tak diketahui setelah itu.{{sfnp|Roller|2010|p=153}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} Oktavia mengadakan pertunangan terhadap saudari mereka Cleopatra Selene II kepada [[Juba II]], putri [[Juba I]] dari [[kerajaan Numidia]] di Afrika Utara yang dijadikan provinsi Romawi pada 46 SM oleh Julius Caesar karena Juba I mendukung Pompey.{{sfnp|Roller|2010|pp=153–154}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 76–77}}{{sfnp|Southern|2009|p=155}} Kaisar Augustus mengangkat Juba II dan Cleopatra Selene II, setelah perkawinan mereka pada 25 SM, sebagai para penguasa baru [[Mauretania]], dimana mereka mengubah [[sejarah Carthage|kota Carthage]] lama [[Iol]] menjadi ibukota baru mereka, berganti nama menjadi [[Caesarea Mauretaniae]] (sekarang [[Cherchell]], Aljazair).{{sfnp|Roller|2010|pp=153–154}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} Cleopatra Selene II mengimpor beberapa cendekiawan, seniman, dan penasehat penting dari istana kerajaan ibunya di Aleksandria untuk melayaninya di Caesarea, yang sekarang diwarnai dengan budaya Yunani Hellenistik.{{sfnp|Roller|2010|pp=154–155}} Ia juga mengangkat putranya [[Ptolemi dari Mauretania]], dalam menghormati warisan dinasti Ptolemaik mereka.{{sfnp|Roller|2010|p=155}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 77}}

Cleopatra Selene II meninggal sekitar tahun 5 SM dan saat Juba II meninggal pada 23/24 M, ia digantikan oleh putranya Ptolemi.{{sfnp|Roller|2010|p=155}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 32, 77}} Namun, Ptolemi kemudian dieksekusi oleh kaisar Romawi [[Kaligula]] pada 40 M, mungkin di bawah anggapan bahwa Ptolemi mencetak koin kerajaannya sendiri tanpa ijin dan memakai [[regalia]] yang dikhususkan untuk kaisar Romawi.{{sfnp|Roller|2010|pp=155–156}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 32, 77–78}} Ptolemi dari Mauretania adalah penguasa terakhir yang diketahui dari dinasti Ptolemaik, meskipun Ratu [[Zenobia]] dari [[Kekaisaran Palmirene]] yang berusia pendek pada [[Krisis Abad Ketiga]] diklaim merupakan keturunan dari Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=156}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 69, 77–78}} Sebuah penyembahan yang didedikasikan kepada Kleopatra masih ada pada akhir 373 M saat Petesenufe, sebuah naskah Mesir dari buku Isis, menyatakan bahwa ia "melapisi figur Kleopatra dengan emas."{{sfnp|Roller|2010|p=151}}


=== Sastra dan historiografi Romawi ===
=== Sastra dan historiografi Romawi ===
{{further|Historiografi Romawi|Historiografi Yunani|Sastra Latin|Syair Latin}}
{{further|Historiografi Romawi|Sastra Latin|Puisi Latin}}
[[Berkas:Alexandre Cabanel - Cléopatre essayant des poisons sur des condamnés à mort.jpg|jmpl|300px|''Kleopatra Menguji Racun kepada Para Tahanan Bersalah'' karya [[Alexandre Cabanel]] (1887){{sfnp|Anderson|2003|p=36}}]]
[[Berkas:Alexandre Cabanel - Cléopatre essayant des poisons sur des condamnés à mort.jpg|jmpl|300px|''Kleopatra Menguji Keampuhan Racun pada Para Terpidana Mati'' (1887), karya [[Alexandre Cabanel]]{{sfnp|Anderson|2003|p=36}}]]


Meskipun hampir lima puluh karya kuno dari [[historiografi Romawi]] menyebut Kleopatra, sumber-sumber tersebut seringkali hanya meliputi catatan dari Pertempuran Actium, bunuh dirinya, dan propaganda Augustan tentang penjelasan pribadinya.{{sfnp|Roller|2010|p=7}} Meskipun bukanlah biografi Kleopatra, ''[[Kehidupan karya Plutarch|Kehidupan Antonius]]'' yang ditulis oleh [[Plutarch]] pada abad ke-1 M menyediakan catatan kehidupan Kleopatra paling banyak yang masih ada.{{sfnp|Roller|2010|pp=7–8}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=67, 93}}{{sfnp|Jones|2006|p=32}} Plutarch hidup seabad setelah Kleopatra namun meraih sumber-[[sumber primer]] seperti [[Filotas (dokter)|Filotas dari Amfisa]], yang memiliki akses ke istana kerajaan Ptolemaik, dokter pribadi Kleopatra bernama Olympos, dan [[Quintus Dellius]], orang kepercayaan dekat Antonius dan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=7–8, 44}} Karya Plutarch meliputi pandangan Augustan terhadap Kleopatra—yang menjadi kanon sejarah pada masanya—serta sumber-sumber di luar tradisi ini, seperti laporan-laporan saksi mata.{{sfnp|Roller|2010|pp=7–8}}{{sfnp|Jones|2006|p=32}} Sejarawan [[Sejarah Yahudi di Kekaisaran Romawi|Yahudi Romawi]] [[Yosefus]], yang menulis pada abad ke-1 M, menyediakan informasi berharga tentang kehidupan Kleopatra melalui hubungannya dengan Herodes Agung.{{sfnp|Roller|2010|p=8}}{{sfnp|Gurval|2011|pp=57–58}} Namun, karya tersebut banyak mengambil dari memoir-memoir Herodes dan catatan bias dari [[Nikolaus dari Damaskus]], pengajar anak-anak Kleopatra di Aleksandria sebelum ia pindah ke Yudea untuk menjabat sebagai penasehat dan pembuat [[kronik]] di pemerintahan Herodes.{{sfnp|Roller|2010|p=8}}{{sfnp|Gurval|2011|pp=57–58}} ''Sejarah Romawi'' yang diterbitkan oleh pejabat dan sejarawan [[Cassius Dio]] pada awal abad ke-3 M, meskipun gagal mengkomprehensifkan kompleksitas dunia Hellenistik akhir, juga menyediakan sejarah berkelanjutan dari era pemerintahan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=8}}
Meskipun kehidupan Kleopatra diriwayatkan dalam hampir lima puluh karya tulis [[historiografi Romawi]] dari Abad Kuno, sebagian besar riwayat-riwayat ini hanya berupa keterangan ringkas tentang Pertempuran Aktion, tindakan bunuh diri yang dilakukannya, dan warta propaganda dari masa pemerintahan Kaisar Agustus yang menjelek-jelekkan dirinya.{{sfnp|Roller|2010|p=7}} Meskipun bukan biografi Kleopatra, ''[[Bioi Paraleloi|Riwayat Antonius]]'' yang disusun oleh [[Plutarkhos|Ploutarkos]] pada abad pertama tarikh Masehi merupakan karya tulis peninggalan Abad Kuno yang memuat keterangan paling lengkap mengenai kehidupan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=7–8}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=67, 93}}{{sfnp|Jones|2006|p=32}} Ploutarkos, yang hidup seabad sesudah Kleopatra, mendasarkan karya tulisnya pada [[sumber primer|sumber-sumber primer]], misalnya keterangan dari [[Filotas (tabib)|Filotas dari Amfisa]], yang diizinkan memasuki istana Kerajaan Wangsa Ptolemaios, keterangan dari tabib pribadi Kleopatra yang bernama Olimpos, dan keterangan dari Kuintus Delius, salah seorang sahabat dekat Markus Antonius dan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=7–8, 44}} Karya tulis Ploutarkos merangkumi keterangan-keterangan mengenai pribadi Kleopatra dari sudut pandang Kaisar Agustus—yang menjadi keterangan baku pada masa hidupnya—maupun keterangan-keterangan dari sumber-sumber lain, misalnya laporan-laporan saksi mata.{{sfnp|Roller|2010|pp=7–8}}{{sfnp|Jones|2006|p=32}} Sejarawan [[Sejarah Yahudi di Kekaisaran Romawi|Romawi keturunan Yahudi]], [[Flavius Yosefus]], yang menyusun karya-karya tulisnya pada abad pertama tarikh Masehi, menyajikan keterangan berharga mengenai kehidupan Kleopatra yang diperoleh melalui hubungan diplomatik antara Kleopatra dan Herodes Agung.{{sfnp|Roller|2010|p=8}}{{sfnp|Gurval|2011|pp=57–58}} Meskipun demikian, keterangan Flavius Yosefus mengenai Kleopatra terlalu bertumpu pada memoar Herodes dan keterangan bias [[Nikolaos dari Damaskus]], guru pribadi putra-putri Kleopatra di Aleksandria sebelum pindah ke Yudea dan mengabdi pada Herodes sebagai penasihat sekaligus panitera.{{sfnp|Roller|2010|p=8}}{{sfnp|Gurval|2011|pp=57–58}} ''Sejarah Romawi'' ({{lang-el|Ῥωμαϊκὴ Ἱστορία, Romaike Historia}}; {{lang-la|Historia Romana}}) yang diterbitkan oleh pejabat negara sekaligus sejarawan [[Cassius Dio|Kasius Dio]] pada awal abad ke-3 M, menyajikan catatan sejarah yang berkesinambungan mengenai masa pemerintahan Kleopatra, meskipun tidak mampu sepenuhnya menghadirkan segala kerumitan Dunia Helenistik menjelang akhir keberadaannya.{{sfnp|Roller|2010|p=8}}[[Berkas:Cleopatra VII, marble, Vatican Museums, Pius-Clementine Museum, Room of the Greek Cross 2.jpg|jmpl|kiri|Arca reka ulang [[seni pahat Romawi|buatan Romawi]] yang menggambarkan sosok Kleopatra mengenakan [[diadem]] dengan tatanan rambut 'semangka' sebagaimana lazimnya gambar-gambar dirinya pada kepingan uang logam. Ditemukan di sekitar ''[[Via Cassia]]'', dekat [[:it:Tomba di Nerone|Tomba di Nerone]], Roma. Kini tersimpan di [[Museo Pio-Clementino]].{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Lippold|1936|pp=169–171}}{{sfnp|Curtius|1933|pp=184 ff. Abb. 3 Taf. 25—27.}}]]


Nama Kleopatra nyaris tidak disebut-sebut dalam ''[[De Bello Alexandrino]]'' (Perihal Perang Aleksandria), memoar peninggalan seorang perwira staf bawahan Yulius Kaisar yang tidak diketahui namanya.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}{{sfnp|Burstein|2004|p=93}}{{sfnp|Jones|2006|pp=60–62}}<ref group="note">{{harvnb|Jones|2006|p=60}} memaparkan perkiraannya bahwa pengarang ''[[De Bello Alexandrino]]'', karya tulis berbahasa Latin dalam bentuk prosa yang disusun pada kurun waktu antara tahun 46 sampai tahun 43 SM, adalah [[Aulus Hirtius]], perwira militer bawahan Yulius Kaisar.</ref> Senator Cicero, yang mengenal Kleopatra secara pribadi, menyajikan keterangan mengenai Kleopatra tanpa sanjungan dan puji-pujian dalam [[karya-karya tulis Cicero|karya-karya tulisnya]].{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}} [[Publius Vergilius Maro|Verjilius]], [[Horatius|Horasius]], [[Sextus Propertius|Propersius]], dan [[Ovidius]], pujangga-pujangga Romawi yang berkarya pada masa pemerintahan Kaisar Agustus, melestarikan anggapan-anggapan negatif mengenai Kleopatra yang disetujui oleh rezim yang berkuasa kala itu,{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}{{sfnp|Burstein|2004|p=67}} meskipun Verjilius memunculkan gagasan mengenai Kleopatra sebagai sosok pribadi yang lekat dengan kisah percintaan dan [[melodrama]] kepahlawanan.{{sfnp|Gurval|2011|pp=66–70}}<ref group="note">{{harvnb|Burstein|2004|p=30}} menulis bahwasanya Verjilius, dalam wiracarita ''[[Aeneid|Aeneis]]'' gubahannya, menggambarkan perlawanan terhadap Kleopatra dalam Pertempuran Aktion "sebagai suatu benturan peradaban di mana Oktavianus dan dewa-dewi Romawi berusaha melindungi Italia dari usaha penaklukan yang dilakukan oleh Kleopatra dan dewa-dewi barbar berkepala binatang dari Mesir."</ref> Horasius juga menganggap tindakan bunuh diri yang dilakukan Kleopatra adalah keputusan yang tepat.{{sfnp|Gurval|2011|pp=65–66}}{{sfnp|Burstein|2004|p=67}} Anggapan Horasius ini kelak disambut baik pada [[Akhir Abad Pertengahan]] oleh [[Geoffrey Chaucer]].{{sfnp|Anderson|2003|p=54}}{{sfnp|Burstein|2004|p=68}} Para sejarawan seperti [[Strabo]], [[Marcus Velleius Paterculus|Veleyus]], [[Valerius Maximus|Valerius Maksimus]], [[Plinius yang Tua|Plinius Tua]], dan [[Appianos|Apianus]], tidak menyajikan keterangan selengkap Ploutarkos, Flavius Yosefus, maupun Kasius Dio, tetapi mengungkap beberapa perincian mengenai kehidupan Kleopatra yang tidak dijumpai dalam catatan-catatan sejarah lainnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dan kutipan-kutipan dari keterangan Stabo mengenai Kleopatra dalam karya tulisnya, ''[[Geographica|Geografika]]'', dapat dibaca dalam {{harvnb|Jones|2006|pp=28–30}}.</ref> Tulisan-tulisan pada kepingan [[uang logam Ptolemaik|uang logam Kerajaan Wangsa Ptolemaios]] keluaran masa pemerintahan Kleopatra dan beberapa [[daftar papirus Mesir Kuno|dokumen papirus Mesir]] mencerminkan sudut pandang Kleopatra, tetapi materi-materi sumber semacam ini sangat terbatas dibanding karya-karya sastra Romawi.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}{{sfnp|Chauveau|2000|pp=2–3}}<ref group="note">Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvnb|Chauveau|2000|pp=2–3}}, materi-materi sumber dari Mesir yang diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Kleopatra mencakup sekitar 50 lembar dokumen papirus yang ditulis dalam bahasa Yunani Kuno. Sebagian besar berasal dari kota [[Herakleopolis Magna|Herakleopolis]], dan hanya beberapa lembar saja yang berasal dari [[Al-Fayyum]], ditulis dengan menggunakan [[Bahasa Mesir Demotik|aksara rakyat Mesir]]. Secara keseluruhan, dokumen-dokumen papirus ini adalah kumpulan peninggalan tertulis asli Mesir yang jauh lebih kecil dibanding kumpulan-kumpulan sejenis yang berasal dari masa pemerintahan raja-raja wangsa Ptolemaios lainnya.</ref> Sisa-sisa dari ''Libika'', karya tulis yang disusun atas perintah Raja Yuba II, menantu Kleopatra, sekilas memberi gambaran tentang kemungkinan adanya sekumpulan materi historiografi yang mendukung sudut pandang Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}
[[Berkas:Cleopatra VII, marble, Vatican Museums, Pius-Clementine Museum, Room of the Greek Cross 2.jpg|jmpl|kiri|(Restruktur) [[Pemahatan Romawi|Patung Romawi]] Kleopatra VII mengenakan [[diadem]] dan gaya rambut 'melon' mirip dengan [[koin Ptolemaik|potret-potret koin]], marmer, yang ditemukan di dekat [[:it:Tomba di Nerone|Tomba di Nerone]], Roma di sepanjang [[Via Cassia]], [[Museo Pio-Clementino]]{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Lippold|1936|pp=169–171}}{{sfnp|Curtius|1933|pp=184 ff. Abb. 3 Taf. 25—27.}}]]


Mungkin jenis kelamin Kleopatralah yang menjadi alasan mengapa dirinya digambarkan sebagai seorang anak di bawah umur atau pribadi yang kurang penting dalam karya-karya tulis historiografi mengenai Mesir dan [[Dunia Yunani-Romawi]], baik yang berasal dari Abad Kuno maupun dari Abad Pertengahan, bahkan juga yang berasal dari Zaman Modern.{{sfnp|Roller|2010|pp=1–2}} Sebagai contoh, sejarawan [[Ronald Syme]] (1903–1989) berpendapat bahwa Kleopatra tidak begitu berarti di mata Yulius Kaisar, dan bahwasanya usaha propaganda yang dilakukan Oktavianuslah yang menjadikan dirinya terkesan sangat penting.{{sfnp|Roller|2010|pp=1–2}} Meskipun dalam anggapan umum, Kleopatra adalah salah seorang perempuan perayu ulung, ia hanya diketahui pernah menjalin hubungan intim dengan dua orang lelaki saja, yakni Yulius Kaisar dan Markus Antonius, dua tokoh Romawi yang paling terkemuka kala itu, yang agaknya merupakan ikhtiarnya untuk memastikan kelangsungan hidup wangsanya.{{sfnp|Roller|2010|p=2}}{{sfnp|Burstein|2004|p=63}} Ploutarkos menggambarkan Kleopatra sebagai sosok yang lebih memikat hati dengan kepribadiannya yang kuat dan budi bahasanya yang memukau ketimbang dengan kecantikan jasmaninya{{sfnp|Roller|2010|p=3}}{{sfnp|Burstein|2004|p=11}}{{sfnp|Anderson|2003|pp=37–38}}<ref group="note">Gambaran mengenai sosok Kleopatra dari Plutarkos, yang mengemukakan bahwa kecantikan Kleopatra tidaklah "sungguh-sungguh tiada bandingannya" tetapi ia memiliki kepribadian yang mampu membuat orang lain "terpesona" dan "tergugah", dapat dibaca dalam {{harvnb|Jones|2006|pp=32–33}}.</ref>
Kleopatra disebutkan sekilas dalam ''[[De Bello Alexandrino]]'', memoir-memoir dari para pejabat staf tak dikenal yang menjabat di bawah kepemimpinan Julius Caesar.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}{{sfnp|Burstein|2004|p=93}}{{sfnp|Jones|2006|pp=60–62}}<ref group="note">{{harvnb|Jones|2006|p=60}} memberikan spekulasi bahwa pengarang ''[[De Bello Alexandrino]]'', yang ditulis dalam [[sastra Latin|prosa Latin]] antara tahun 46–43 SM, mungkin adalah [[Aulus Hirtius]], seorang perwira militer yang bertugas di bawah kepemimpinan [[Julius Caesar]].</ref> [[Penulisan Cicero]], yang mengenalkan secara pribadi, menyediakan potret tak datar terhadap Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}} Para pengarang zaman Augustan [[Vergil]], [[Horace]], [[Propertius]], dan [[Ovid]] yang memberikan pandangan negatif terhadap Kleoptra disukai oleh rezim pemerintah Romawi,{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}{{sfnp|Burstein|2004|p=67}} meskipun Vergil memberikan gagasan Kleopatra sebagai figur [[melodrama]] epik dan romansa.{{sfnp|Gurval|2011|pp=66–70}} Horace juga memandang bunuh diri Kleopatra sebagai pilihan positif,{{sfnp|Gurval|2011|pp=65–66}}{{sfnp|Burstein|2004|p=67}} sebuah gagasan yang diterima pada [[Abad Pertengahan Akhir]] oleh [[Geoffrey Chaucer]].{{sfnp|Anderson|2003|p=54}}{{sfnp|Burstein|2004|p=68}}


=== Penggambaran sosok Kleopatra dalam seni budaya ===
Para sejarawan [[Geographica|Strabo]], [[Velleius]], [[Valerius Maximus]], [[Pliny si Tua]], dan [[Appian]], meskipun tak memberikan catatan selengkap Plutarch, Yosefus, atai Cassius Dio, menyediakan beberapa penjelasan tentang kehidupannya yang tak tercantum dalam catatan sejarah lainnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}<ref group="note">Untuk informasi selengkapnya dan catatan [[Strabo]] tentang Kleopatra, dalam ''[[Geographica]]'', lihat {{harvnb|Jones|2006|pp=28–30}}.</ref> Inskripsi-inskripsi pada [[koin Ptolemaik]] kontemporer dan beberapa [[daftar papirus Mesir kuni|dokumen papirus Mesir]] mendemonstrasikan sudut pandang Kleopatra, namun material ini sangat terbatas dibandingkan dengan karya-karya sastra Romawi.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}{{sfnp|Chauveau|2000|pp=2–3}}<ref group="note">Seperti yang dijelaskan oleh {{harvnb|Chauveau|2000|pp=2–3}}, material sumber dari Mesir tertanggal masa pemerintahan Kleopatra meliputi sekitar lima puluh dokumen [[papirus]] dalam [[bahasa Yunani kuno]], kebanyakan dari kota [[Heracleopolis Magna|Heracleopolis]], dan hanya sedikit papirus yang ditulis dalam [[bahasa Mesir Demotik]]. Secara keseluruhan, ini adalah kumpulan teks asli paling sedikit yang masih ada ketimbang bukti lainnya dari periode [[Mesir Ptolemaik]].</ref> Fragmen ''Libyka'' yang dibuat oleh menantu Kleopatra Juba II memberikan sebuah penjelasan di sebuah bagian material historiografi yang mendukung sudut pandang Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}


==== Dalam seni rupa Abad Kuno ====
Jenis kelamin Kleopatra mungkin membuat penggambarannya sedikit jika bukanlah figur tak signifikan pada [[historiografi]] kuno, abad pertengahan dan bahkan modern tentang Mesir kuno dan [[dunia Yunani-Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|pp=1–2}} Contohnya, sejarawan [[Ronald Syme]] (1903–1989) menyatakan bahwa ia memiliki pengaruh kecil pada Julius Caesar dan bahwa propaganda Oktavianus meluarbiasakan pengaruhnya pada tingkat tertentu.{{sfnp|Roller|2010|pp=1–2}} Meskipun pandangan umum Kleopatra adalah salah satu unsur berharga, ia hanya memiliki dua pasangan seksual, Julius Caesar dan Markus Antonius, keduanya adalah orang Romawi paling berpengaruh pada masanya yang nampaknya membulatkan keberadaan dinastinya.{{sfnp|Roller|2010|p=2}}{{sfnp|Burstein|2004|p=63}} Plutarch menyebut Cleopatra memiliki kepribadian yang lebih kuat dan kecerdasan yang memukau disamping kecantikan fisiknya.{{sfnp|Roller|2010|p=3}}{{sfnp|Burstein|2004|p=11}}{{sfnp|Anderson|2003|pp=37–38}}<ref group="note">Untuk penjelasan Kleopatra menurut [[Plutarch]], yang mengklaim bahwa kecantikannya tak "sepenuhnya berbanding" namun ia memiliki kepribadian yang "menjerat" dan "merasuk", lihat {{harvnb|Jones|2006|pp=32–33}}.</ref>


=== Penggambaran budaya ===
===== Arca =====
{{further|Seni potret Romawi|Seni pahat Romawi|Venus Eskuilin|Ariadne Tidur}}
{{double image|ka|Клеопатра VII.jpg|125|Venus von Esquilin.jpg|130|Kiri: Arca [[basal]] hitam buatan Mesir, mungkin menggambarkan sosok [[Arsinoe II]] atau Kleopatra yang ditampilkan sebagai [[Dewa-Dewi Mesir Kuno|dewi Mesir]], dari paruh kedua abad ke-1 SM,{{sfnp|Ashton|2008|pp=83–85}} tersimpan di [[Museum Ermitáž|Museum Pertapaan]], [[Sankt-Peterburg]]{{pb}}Kanan: ''[[Venus Eskuilin]]'', arca [[Venus (mitologi)|dewi Venus]] ([[Afrodit]]i) [[seni rupa Romawi|buatan Romawi]] atau [[Kerajaan Ptolemaik|Mesir Helenistik]] yang mungkin menggambarkan sosok Kleopatra,{{sfnp|Polo|2013|pp=186, 194 footnote10}} [[Museum Capitolini|Museum Kapitolin]], Roma}}


Sosok Kleopatra diabadikan dalam berbagai macam karya seni rupa Abad Kuno, baik yang berlanggam [[seni rupa Mesir kuno|Mesir]] maupun yang berlanggam [[seni rupa Helenistik|Yunani-Helenistik]] dan [[seni rupa Romawi|Romawi]].{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}} Karya-karya seni yang masih ada sekarang ini mecakup [[pemahatan Romawi|arca-arca]], [[patung dada|patung-patung dada]], [[relief|relief-relief]], gambar-gambar cetakan uang logam,{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}}{{sfnp|Anderson|2003|p=36}} dan [[kameo (ukiran)|ukiran-ukiran kameo]] kuno,{{sfnp|Roller|2010|p=176}} semisal ukiran kameo Kleopatra bersama Markus Antonius dalam langgam Helenistik yang kini tersimpan di [[Museum Altes]], Berlin.{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}} Citra-citra Kleopatra yang dibuat semasa hidupnya adalah hasil karya seniman-seniman dari dalam maupun luar negeri Mesir. Sebagai contoh, sebuah arca Kleopatra berukuran besar dari perunggu [[penyepuhan|bersepuh emas]] pernah disemayamkan di dalam [[Kuil Venus Genetrix|kuil Bunda Venus]] di Roma, dan menjadi arca tokoh terkemuka pertama yang disemayamkan bersebelahan dengan arca dewata di dalam sebuah [[kuil Romawi]] selagi tokoh yang bersangkutan masih hidup.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 175}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=195–196}} Arca ini di semayamkan di dalam kuil Bunda Venus atas perintah Yulius Kaisar, dan aman bersemayam di kuil yang sama setidak-tidaknya sampai abad ke-3 M. Mungkin arca ini bisa bertahan sedemikian lamanya berkat perlindungan dari Kaisar, dan Kaisar Agustus pun tidak memerintahkan penyingkiran atau penghancuran karya-karya seni di Aleksandria yang menggambarkan sosok Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 151, 175}}{{sfnp|Varner|2004|p=20}}
==== Penggambaran dalam seni rupa kuno ====
{{further|Seni rupa Hellenistik|Seni rupa Mesir kuno}}


Sehubungan dengan peninggalan arca-arca buatan Romawi, [[:Berkas:Cleopatra VII, marble, Vatican Museums, Pius-Clementine Museum, Room of the Greek Cross.jpg|sebuah arca Kleopatra berlanggam Romawi seukuran manusia asli]] ditemukan di sekitar [[:it:Tomba di Nerone|Tomba di Nerone]], Roma, yang terletak di tepi jalan ''[[Via Cassia]]'', dan kini tersimpan di [[Museo Pio-Clementino]], bagian dari [[Museum Vatikan]].{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Lippold|1936|pp=169–171}}{{sfnp|Curtius|1933|pp=184 ff. Abb. 3 Taf. 25—27.}} Dalam karya tulisnya, ''Riwayat Antonius'', Ploutarkos mengungkapkan bahwa arca-arca Markus Antonius yang dipajang di tempat-tempat umum [[damnatio memoriae|dirubuhkan atas perintah Kaisar Agustus]], tetapi arca-arca Kleopatra tetap dijaga dengan baik sesudah kemangkatannya berkat jasa sahabatnya, Arkibios, yang mempersembahkan 2.000 [[talenta]] kepada Kaisar Agustus demi mencegah penghancuran arca-arca Kleopatra.{{sfnp|Grout|2017a|}}{{sfnp|Roller|2010|p=151}}{{sfnp|Burstein|2004|p=65}}
===== Patung =====
{{further|Portraiture Romawi|Pemahatan Romawi|Esquiline Venus|Ariadne Tidur}}
{{double image|right|Клеопатра VII.jpg|125|Venus von Esquilin.jpg|130|Gambar kiri: Patung Mesir [[Arsinoe II]] atau Kleopatra VII sebagai [[dewi Mesir]] dalam [[basalt]] hitam, paruh kedua abad ke-1 SM;{{sfnp|Ashton|2008|pp=83–85}} [[Museum Hermitage]], Saint Petersburg<br> Gambar kanan: ''[[Esquiline Venus]]'', sebuah patung [[seni rupa Romawi|Romawi]] atau [[Mesir Hellenistik|Hellenistik-Mesir]] dari [[Venus (mitologi)|Venus]] ([[Afrodit]]), yang merupakan penggambaran dari Kleopatra VII,{{sfnp|Polo|2013|pp=186, 194 footnote10}} [[Museum Capitoline]], Roma}}


Sejak era 1950-an, para ahli telah memperdebatkan perihal benar tidaknya arca [[Venus Eskuilin]]—arca dewi Venus yang ditemukan pada tahun 1874 di [[Bukit Eskuilin]] di Roma, dan tersimpan di ''[[Bukit Capitolino#Palazzo dei Conservatori|Palazzo dei Conservatori]]'' [[Museum Capitolini|Museum Kapitolin]]—adalah arca Kleopatra, ditilik dari [[commons:Category:Esquiline Venus (Musei Capitolini)|bentuk tatanan rambut dan wajah]] arca, [[diadem]] kerajaan yang jelas terlihat pada kepala arca, dan [[uraeus|''ouraios'']] [[kobra Mesir]] yang meliliti jambangan di samping arca.{{sfnp|Polo|2013|pp=186, 194 catatan kaki 10}}{{sfnp|Roller|2010|p=175}} Pihak-pihak yang menentang teori ini beralasan bahwa bentuk wajah pada patung tersebut lebih kurus ketimbang [[:File:Berlín Cleopatra 01.JPG|patung potret Berlin]], dan berpendapat bahwa agaknya mustahil sosok Kleopatra ditampilkan dalam bentuk arca telanjang dewi [[Venus (mitologi)|Venus]] (atau dewi [[Afrodit]]i, bagi orang Yunani).{{sfnp|Polo|2013|pp=186, 194 footnote10}}{{sfnp|Roller|2010|p=175}} Namun sosok Kleopatra juga pernah ditampilkan dalam bentuk sebuah arca khas Mesir sebagai dewi [[Isis]],{{sfnp|Ashton|2008|p=83}} dan dalam bentuk gambar pada beberapa uang logam keluaran masa pemerintahannya sebagai Venus-Afroditi.{{sfnp|Fletcher|2008|p=205}}{{sfnp|Meadows|Ashton|2001|p=178}} Ia juga pernah berdandan sedemikian rupa agar terlihat laksana dewi Afroditi ketika menghadap Markus Antonius di Tarsos.{{sfnp|Burstein|2004|p=23}} Pada umumnya arca ''Venus Eskuilin'' diyakini sebagai [[Interpretatio graeca|arca tiruan buatan Romawi]] pada pertengahan abad pertama tarikh Masehi berdasarkan arca asli buatan Yunani pada abad ke-1 SM yang dihasilkan oleh sanggar seni [[Pasiteles]].{{sfnp|Roller|2010|p=175}}
Kleopatra digambarkan dalam berbagai karya seni rupa kuno, dalam gaya [[seni rupa Mesir kuno|Mesir]] serta [[seni rupa Hellenistik|Hellenistik-Yunani]] dan [[seni rupa Romawi|Romawi]].{{sfnp|Art Institute of Chicago|}} Karya-karya yang masih ada meliputi [[pemahatan Romawi|patung]], [[patung dada]], [[relief]] dan [[sejarah uang|koin cetak]],{{sfnp|Art Institute of Chicago|}}{{sfnp|Anderson|2003|p=36}} serta [[kameo (ukiran)|kameo-kameo ukiran]] kuno,{{sfnp|Roller|2010|p=176}} seperti sebuah penggambaran Kleopatra dan Markus Antonius dalam gaya Hellenistik, sekarang di [[Museum Altes]], Berlin.{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}


===== Gambar pada uang logam =====
Gambar-gambar kontemporer Kleopatra dibuat di dalam dan luar Mesir Ptolemaik. Contohnya, sebuah patung [[penyepuhan|perunggu sepuhan]] besar Kleopatra yang sempat ada di dalam [[Kuil Venus Genetrix]], Roma, pertama kalinya orang hidup memiliki patungnya ditempatkaan bersebelahan dengan patung [[agama Romawi|dewa]] di [[kuil Romawi]].{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 175}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=195–196}} Karya tersebut ditempatkan disana oleh Julius Caesar dan berdiri di kuil tersebut sampai setidaknya abad ke-3 M, peletakkannya mungkin berada di bawah naungan Caesar, meskipun Augustus tak melenyapkan atau menghancurkan karya-karya seni di Aleksandria yang menggambarkan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 151, 175}}{{sfnp|Varner|2004|p=20}} Terkait karya [[portraiture Romawi|Romawi]] yang masih ada, [[:Berkas:Cleopatra VII, marble, Vatican Museums, Pius-Clementine Museum, Room of the Greek Cross.jpg|sebuah patung gaya Romawi ukuran manusia dari Kleopatra]] ditemukan di dekat [[:it:Tomba di Nerone|Tomba di Nerone]], Roma di sepanjang [[Via Cassia]] dan sekarang disimpan di [[Museo Pio-Clementino]], [[Museum Vatikan]].{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Lippold|1936|pp=169–171}}{{sfnp|Curtius|1933|pp=184 ff. Abb. 3 Taf. 25—27.}} Plutarch, dalam karya ''[[Kehidupan Paralel|Kehidupan Antonius]]'', mengklaim bahwa patung-patung publik Markus Antonius [[damnatio memoriae|dirubuhkan oleh Augustus]], namun patung-patung Kleopatra dipersembahkan setelah kematiannya kepada temannya Arkibius dengan bayaran 2,000 [[Talenta (ukuran)|talenta]] untuk menghindarkannya dari penghancurannya.{{sfnp|Grout|2017a|}}{{sfnp|Roller|2010|p=151}}{{sfnp|Burstein|2004|p=65}}
{{further|Uang logam Ptolemaik|Mata uang Romawi}}
[[Berkas:Cleopatra Tetradrachm Antiochia.jpg|jmpl|300px|Gambar Kleopatra pada [[kepala dan ekor|sisi kepala]] (kiri) dan gambar [[Markus Antonius]] pada sisi ekor (kanan) kepingan perak [[tetradrakhma|tetradrakma]] yang dicetak di [[Antiokhia]] pada tahun 36 SM]]


Kepingan-kepingan uang logam yang [[:wikt:sintas|sintas]] dari masa pemerintahan Kleopatra terdiri atas contoh-contoh kepingan keluaran tiap-tiap tahun pemerintahannya, mulai dari tahun 51 sampai dengan tahun 30 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=182–186}} Kleopatra, satu-satunya ratu wangsa Ptolemaios yang menerbitkan uang logam dengan gambar dirinya sendiri, hampir dapat dipastikan telah mengilhami pasangannya, Yulius Kaisar, untuk menjadi orang Romawi pertama yang menampilkan gambar diri pada uang logam yang dikeluarkan semasa hidupnya.{{sfnp|Fletcher|2008|p=205}}<ref group="note">{{harvnb|Fletcher|2008|p=205}} mengemukakan dalam tulisannya sebagai berikut: "Kleopatra adalah satu-satunya putri wangsa Ptolemaios yang menerbitkan uang logam dengan menampilkan gambar diri sendiri, beberapa di antaranya menampilkan gambar dirinya sebagai Venus-Afroditi. Yulius Kaisar pun kemudian meniru tindakannya itu dan, dengan langkah yang sama nekatnya, menjadi orang Romawi pertama yang menampilkan gambar diri pada uang logam selagi masih hidup, tetapi menampilkan gambar profilnya disertai tulisan 'Parens Patriae', 'Bapak Tanah Air'."</ref> Kleopatra juga adalah ratu asing pertama yang gambarnya ditampilkan pada kepingan [[mata uang Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|p=107}} Kepingan-kepingan uang logam yang berasal dari kurun waktu pernikahannya dengan Markus Antonius, yang juga menampilkan gambar Markus Antonius, menampilkan sosok Kleopatra dengan [[hidung akuilinus]] (hidung paruh burung elang) dan dagu menonjol mirip suaminya.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Jones|2006|pp=31, 34}} Gambar wajah keduanya memang sengaja dimirip-miripkan, sesuai dengan kelaziman artistik kala itu, dengan maksud menciptakan kesan betapa serasinya pasangan kerajaan ini.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}} Raut wajahnya yang tegas dan nyaris kelaki-lakian pada kepingan-kepingan uang logam ini benar-benar jauh berbeda dari raut wajahnya yang lebih halus, lembut, dan mungkin dibagus-baguskan dalam karya-karya [[Pahatan Yunani kuno|seni pahat]] berlanggam Mesir maupun Helenistik.{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}}{{sfnp|Kleiner|2005|p=144}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=104}} Gambar wajahnya yang terkesan kelaki-lakian pada cetakan mata uang terlihat mirip dengan wajah mendiang ayahnya, Ptolemaios XII Auletes,{{sfnp|Roller|2010|pp=18, 182}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=96}} dan mungkin juga mirip dengan wajah salah seorang leluhur wangsanya, [[Arsinoe II]] (316–260 SM),{{sfnp|Art Institute of Chicago|2016}}{{sfnp|Roller|2010|p=185}} bahkan mirip dengan penggambaran sosok ratu-ratu terdahulu seperti [[Hatshepsut|Hatsyepsut]] dan [[Nefertiti]].{{sfnp|Fletcher|2008|p=104}} Agaknya demi maksud-maksud politik, raut wajah Antonius bukan saja sengaja dibuat tampak serasi dengan raut wajah Kleopatra, melainkan juga sengaja dibuat terlihat mirip dengan raut wajah para leluhur pendiri wangsa Ptolemaios asal [[makedonia (kerajaan kuno)|Yunani Makedonia]], agar rakyat Kleopatra tidak merasa asing dengan sosok Markus Antonius selaku kerabat kerajaan Mesir.{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}}
Sejak 1950an, para cendekiawan berdebat tentang apakah ''[[Esquiline Venus]]''—yang ditemukan pada 1874 di [[Bukit Esquiline]], Roma dan disimpan di [[Palazzo dei Conservatori]] dari [[Museum Capitoline]]—adalah gambar Kleopatra atau bukan, berdasarkan pada [[commons:Category:Esquiline Venus (Musei Capitolini)|penampilan wajah dan gaya rambut]] patung tersebut, [[diadem]] kerajaan yang nampak dikenakan di atas kepala, dan [[kobra Mesir]] [[uraeus]] yang melingkupi pangkalnya.{{sfnp|Polo|2013|pp=186, 194 footnote10}}{{sfnp|Roller|2010|p=175}} Para penentang teori tersebut berpendapat bahwa tampilan wajah pada [[:File:Berlín Cleopatra 01.JPG|patung dada Berlin]] dan koin Kleopatra berbeda dan menganggap bahwa ia tak mungkin akan digambarkan sebagai dewi telanjang [[Venus (mitologi)|Venus]] (seperti halnya [[Afrodit]] dari Yunani).{{sfnp|Polo|2013|pp=186, 194 footnote10}}{{sfnp|Roller|2010|p=175}} Namun, ia digambarkan dalam sebuah patung Mesir sebagai dewi [[Isis]].{{sfnp|Ashton|2008|p=83}} ''Esquiline Venus'' umumnya dianggap merupakan [[Interpretatio graeca|salinan Romawi]] pertengahan abad ke-1 M dari sebuah karya asli Yunani abad ke-1 SM dari aliran [[Pasiteles]].{{sfnp|Roller|2010|p=175}}


Tulisan pada kepingan-kepingan uang logam ini adalah huruf dan perkataan Yunani, tetapi dalam [[nominativus|bentuk nominatif]] sebagaimana bentuk kata yang tertera pada uang-uang logam Romawi, bukannya [[genitivus|genetif]] sebagaimana yang lazim tertera pada uang-uang logam Yunani. Huruf-hurufnya pun ditata sepanjang tepi uang logam sehingga tampak membentuk lingkaran, bukannya disusun mendatar atau menurun sebagaimana lazimnya susunan huruf pada uang-uang logam Yunani.{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}} Tampilan-tampilan semacam ini memperlihatkan persenyawaan budaya Romawi dan [[periode Helenistik|Helenistik]], dan mungkin pula merupakan suatu bentuk pernyataan kepada rakyat, sekalipun masih diragukan oleh para ahli modern, tentang keunggulan Markus Antonius atas Kleopatra atau sebaliknya.{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}} [[Diana Kleiner]] berpendapat bahwa pada salah satu kepingan uang logam yang memuat gambar pasangan ini, Kleopatra sengaja membuat gambar raut wajahnya terkesan lebih kelaki-lakian dibanding gambar-gambarnya yang lain, dan terlihat lebih patut menjadi seorang [[Patronasi di Romawi Kuno|ratu gundal Romawi]] ketimbang seorang penguasa Helenistik.{{sfnp|Kleiner|2005|p=144}} Sesungguhnya Kleopatra sudah lama memerintahkan agar gambar raut wajahnya pada uang logam dibuat terlihat kelaki-lakian sebelum menjalin hubungan asmara dengan Markus Antonius, sebagaimana yang tampak pada kepingan-kepingan uang logam yang dicetak di [[Askelon]] manakala Kleopatra menjalani masa pembuangan singkat di [[Suriah]] dan kawasan Syam. Menurut [[Joann Fletcher]], gambar wajah Kleopatra yang terkesan kelaki-lakian pada uang-uang logam cetakan Askelon ini merupakan usahanya, selaku pengganti yang sah dari seorang penguasa laki-laki wangsa Ptolemaios, untuk terlihat mirip dengan ayahnya, [[Ptolemaios XII Auletes]].{{sfnp|Fletcher|2008|p=96}}{{sfnp|Roller|2010|p=182}}
===== Potret koin =====
{{further|Koin Ptolemaik|Mata uang Romawi|Koin Yunani kuno}}
[[Berkas:Cleopatra Tetradrachm Antiochia.jpg|jmpl|300px|Kleopatra dan [[Markus Antonius]] masing-masing di bagian depan dan bagian belakang dari sebuah [[tetradrachm]] perak yang dibuat di pencetakan [[Antiokhia di Orontes|Antiokhia]] pada 36 SM]]
Koin yang masih ada dari masa pemerintahan Kleopatra meliputi spesimen-spesimen dari setiap tahun regnal, dari 51 sampai 30 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=182–186}} Kleopatra, satu-satunya ratu Ptolemaik yang mengeluarkan koin atas perantaraannya sendiri, hampir secara khusus menginspirasi pasangannya Caesar untuk menjadi orang Romawi hidup pertama yang menampilkan potretnya di koin-koinnya sendiri.{{sfnp|Fletcher|2008|p=205}}<ref group="note">{{harvnb|Fletcher|2008|p=205}} menyatakan: "Cleopatra was the only female Ptolemy to issue coins on her own behalf, some showing her as Venus-Aphrodite. Caesar now followed her example and, taking the same bold step, became the first living Roman to appear on coins, his rather haggard profile accompanied by the title 'Parens Patriae', 'Father of the Fatherland'."</ref> Kleopatra juga merupakan ratu asing pertama yang gambarnya muncul dalam [[mata uang Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|p=107}} Koin-koin yang berasal dari masa perkawinannya dengan Markus Antonius, yang juga menampilkan gambar pasangannya, menampilkan ratu tersebut memiliki [[hidung mancung]] dan dagu menonjol seperti suaminya.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Jones|2006|pp=31, 34}} Tampilan wajah serupa mengikuti konvensi artistik yang mewakili harmoni pasangan kerajaan yang nampak saling menguntungkan.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Art Institute of Chicago|}} Tampilan wajah kuat dan nyaris maskulinnya dalam sebagian koin tersebut sangat berbeda dari [[pemahatan Yunani kuno|gambar-gambar ukiran]] yang lebih lembut, halus, dan mungkin teridealisasi darinya dalam gaya-gaya Mesir atau Hellenistik.{{sfnp|Art Institute of Chicago|}}{{sfnp|Kleiner|2005|p=144}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=104}} Wajah maskulinnya yang tampil pada mata uang yang dicetak mirip dengan ayahnya Ptolemi XII Auletes,{{sfnp|Roller|2010|pp=18, 182}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=96}} dan mungkin juga leluhur Ptolemaik-nya [[Arsinoe II]] (316 – 260 SM){{sfnp|Art Institute of Chicago|}}{{sfnp|Roller|2010|p=185}} dan bahkan penggambaran dari ratu-ratu sebelumnya seperti [[Hatshepsut]] dan [[Nefertiti]].{{sfnp|Fletcher|2008|p=104}}


Berbagai macam uang logam, semisal kepingan perak [[tetradrakhma|tetradrakma]] yang dicetak dalam kurun waktu sesudah pernikahannya dengan Markus Antonius pada tahun 37 SM, menampilkan gambar Kleopatra mengenakan diadem kerajaan dengan [[Tatanan rambut Yunani-Romawi|tatanan rambut 'semangka']].{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|p=182}} Paduan tata rambut semangka dan diadem juga tampak pada dua buah patung kepala dari [[marmer|batu pualam]] yang masih lestari hingga saat ini.{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}{{sfnp|Anderson|2003|p=36}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=195}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Raia|Sebesta|2017}}.</ref> Tatanan rambut ini, dengan gelung pada tengkuk, serupa dengan gambar tatanan rambut para leluhur wangsanya, Arsinoe II dan [[Berenike II]], pada kepingan uang logam.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=87}} Selepas lawatannya ke Roma pada kurun waktu 46–44 SM, tatanan rambut ini mulai digemari [[wanita di Romawi kuno|kaum perempuan Romawi]] yang menjadikannya salah satu bentuk [[Tatanan rambut Romawi|tatanan rambut mereka]], tetapi kemudian tergantikan oleh bentuk tatanan rambut yang lebih sederhana dan terlihat polos pada masa pemerintahan Kaisar Agustus yang konservatif.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=195}}
Karena alasan politik, penampilan Antonius nampaknya dibuat tak hanya selaras dengannya namun juga [[bangsa Makedonia kuno|para leluhur Yunani Makedonia]]-nya yang mendirikan dinasti Ptolemaik, untuk memfamiliarisasikan dirinya sendiri pada subyek-subyeknya sebagai anggota sah dari wangsa kerajaan.{{sfnp|Art Institute of Chicago|}} Kutipan-kutipan pada koin-koin tersebut ditulis dalam [[bahasa Yunani Kuno]], selain juga dalam [[kasus nominatif]] dari koin-[[koin Romawi]] ketimbang [[kasus genitif]] dari koin-[[koin Yunani Kuno]], selian memiliki tulisan-tulisan yang dibuat melingkar di sepanjang tepian koin alih-alih dibuat horizontal atau vertikal seperti kebiasaan Yunani.{{sfnp|Art Institute of Chicago|}} Faset dari koin-koin tersebut mewakili sintesis [[budaya Hellenistik]] dan Romawi, dan mungkin juga pernyataan kepada subyek-subyek mereka, namun ambigu bagi para cendekiawan modern, tentang superioritas Antonius atau Kleopatra ketimbang lainnya.{{sfnp|Art Institute of Chicago|}} Diana E. E. Kleiner berpendapat bahwa Kleopatra, dalam salah satu koinnya yang dicetak dengan gambar ganda dari suaminya Antonius, menjadikan dirinya sendiri lebih nampak maskulin ketimbang potret lainnya dan lebih seperti [[kepatronan di Romawi kuno|ratu klien Romawi]] ketimbang penguasa Hellenistik.{{sfnp|Kleiner|2005|p=144}} Kleopatra sebenarnya meraih panmpilan maskulin dalam koin sebelum ia menjalin hubungan dengan Antonius, seperti koin-koin yang ditemukan di pertambangan [[Ashkelon]] pada masa singkatnya di pengasingan [[Siria]] dan [[Syam]], yang [[Joann Fletcher]] sebut sebagai upayanya untuk tampil seperti ayahnya dan sebagai penerus sah untuk penguasa Ptolemaik laki-laki.{{sfnp|Fletcher|2008|p=96}}{{sfnp|Roller|2010|p=182}}


===== Patung dada dan patung kepala Yunani-Romawi =====
Berbagai koins, seperti sebuah [[tetradrachm]] perak yang dicetak pada suatu waktu setelah perkawinan Kleopatra dengan Antonius pada 37 SM, menggambarkannya mengenakan diadem kerajaan dan [[gaya rambut Yunani-Romawi|gaya rambut 'melon']].{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|p=182}} Kombinasi gaya rambut dengan diadem tersebut juga tampil dalam dua patung dada [[marmer]] ukiran yang masih ada.{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}{{sfnp|Anderson|2003|p=36}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=195}}<ref group="note">Untuk informasi selengkapnya, lihat {{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}.</ref> Gaya rambut dengan rambut belakang diikat ke bagian atas, dalam cara yang sama dengan yang dilakukan oleh para leluhur Ptolemaik-nya Arsinoe II dan [[Berenice II]] (266 – 221 SM) dalam koin mereka sendiri.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=87}} Setelah ia mengunjungi Roma pada 46–44 SM, ini menjadi gaya khas untuk [[wanita di Romawi kuno|wanita Romawi]] untuk mengadopsi [[gaya rambut Romawi|gaya rambut khas]] ini, namun ditinggalkan karena penampilan yang dianggap terlalu sederhana pada masa pemerintahan konservatif Augustus.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=195}}
{{double image|ka|Cleopatra bust in the British Museum.jpg|145|Cleopatra_bust_in_the_British_Museum,_side_view.jpg|162|[[seni potret Romawi|Kepala patung potret]] [[seni pahat Romawi|Romawi Kuno]], ''[[circa|ca.]]'' 50–30 SM, kini Tersimpan di [[British Museum]], London, menggambarkan seorang perempuan asal Mesir pada zaman wangsa Ptolemaios, mungkin Ratu Kleopatra atau salah seorang biti-biti perwara yang ikut serta dalam lawatannya ke Roma bersama kekasihnya, [[Yulius Kaisar]], yang berlangsung pada tahun 46 sampai tahun 44 SM. {{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}}}


Di antara peninggalan patung-patung dada dan patung-patung kepala berlanggam Yunani-Romawi,<ref group="note">Kalangan akademik berbeda pendapat mengenai apakah patung-patung potret ini sepatutnya disebut "patung kepala" ataukah "patung dada". Sebagai contoh, {{harvnb|Raia|Sebesta|2017}} secara ekslusif menggunakan istilah "patung kepala", sementara {{harvnb|Grout|2017b|}} lebih suka menggunakan istilah "patung dada".</ref> patung yang dikenal dengan sebutan "[[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Altes Museum Berlin|Kleopatra Berlin]]" dan yang kini tersimpan di antara koleksi [[Antikensammlung Berlin]] di Museum Altes, masih utuh bagian hidungnya, sementara patung kepala yang dikenal dengan sebutan "[[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Vatican Museums, Museo Gregoriano Profano|Kleopatra Vatikan]]" dan yang kini tersimpan di Museum Vatikan, sudah kehilangan bagian hidungnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=174–175}}{{sfnp|Polo|2013|pp=185–186}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Curtius|1933|pp=182–192}}, {{harvnb|Walker|2008|p=348}}, {{harvnb|Raia|Sebesta|2017}}, dan {{harvnb|Grout|2017b|}}.</ref> Baik Kleopatra Berlin maupun Kleopatra Vatikan tampak mengenakan diadem kerajaan, memiliki bentuk wajah yang serupa, dan mungkin pula serupa dengan wajah patung perunggu Kleopatra di kuil Bunda Venus.{{sfnp|Polo|2013|pp=185–186}}{{sfnp|Kleiner|2005|pp=151–153, 155}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Grout|2017b|}} dan {{harvnb|Roller|2010|pp=174–175}}.</ref> Kedua patung kepala ini diperkirakan berasal dari pertengahan abad ke-1 SM dan ditemukan di vila-vila Romawi yang bertebaran di sepanjang jalan ''[[Via Appia]]'', Italia. Kleopatra Vatikan sendiri ditemukan dalam penggalian di [[Villa Quintiliana|vila marga Kuintilius]].{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|pp=174–175}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Curtius|1933|pp=182–192}}, {{harvnb|Walker|2008|p=348}}, dan {{harvnb|Raia|Sebesta|2017}}.</ref> Francisco Pina Polo mengemukakan dalam tulisannya bahwa uang-uang logam keluaran masa pemerintahan Kleopatra menampilkan gambar dirinya yang sesungguhnya, dan mengemukakan pula bahwa patung potret di Berlin dipastikan serupa tampak sampingnya dengan gambar-gambar pada uang logam, lengkap dengan rambut yang disisir ke belakang kepala lalu disanggul pada tengkuk, diadem pada kepalanya, dan hidung yang serupa paruh burung elang.{{sfnp|Polo|2013|pp=184–186}} [[commons:category:Bust of Cleopatra Selene II (Archaeological Museum of Cherchell)|Patung potret Kleopatra]] ketiga yang dinilai asli oleh para ahli kini tersimpan di [[Museum Arkeologi Cherchell]], Aljazair.{{sfnp|Varner|2004|p=20}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}{{sfnp|Kleiner|2005|pp=155–156}} Patung potret ini juga tampak mengenakan diadem kerajaan dan memiliki bentuk wajah yang serupa dengan patung-patung kepala Kleopatra di Berlin dan Vatikan, tetapi tatanan rambutnya lebih unik dan mungkin saja sesungguhnya adalah patung potret dari Kleopatra Selene II, putri Kleopatra.{{sfnp|Kleiner|2005|pp=155–156}}{{sfnp|Preston|2009|p=305}}{{sfnp|Roller|2003|p=139}}<ref group="note" name="Cherchel bust">{{harvnb|Ferroukhi|2001a|p=219}} memuat pembahasan terperinci mengenai [[commons:category:Bust of Cleopatra Selene II (Archaeological Museum of Cherchell)|patung dada ini]] berikut ambiguitasnya, dengan mengungkapkan bahwa patung ini mungkin menampilkan sosok Kleopatra, tetapi lebih mungkin menampilkan sosok putrinya, [[Kleopatra Selene II]]. {{harvnb|Kleiner|2005|pp=155–156}} berpendapat bahwa patung ini adalah patung Kleopatra, bukan putrinya, sementara {{harvnb|Varner|2004|p=20}} hanya menyebutkan bahwa rupa patung ini mungkin saja mirip dengan Kleopatra. {{harvnb|Roller|2003|p=139}} mencermati bahwa patung ini dapat saja merupakan patung potret Kleopatra maupun Kleopatra Selene II, dan berpendapat bahwa ambiguitas yang sama juga berlaku untuk [[commons:File:An ancient Roman bust of Cleopatra VII of Ptolemaic Egypt2.jpg|patung kepala lainnya dari Cherchel yang tampak mengenakan kerudung]]. Sehubungan dengan patung kepala yang berkerudung ini, {{harvnb|Ferroukhi|2001b|p=242}} menilai bahwa mungkin saja patung ini adalah patung potret Kleopatra, bukan Kleopatra Selene II, yang berasal dari permulaan abad pertama tarikh Masehi, dan juga berpendapat bahwa bentuk wajahnya yang kelaki-lakian, anting-antingnya, dan [[toga]] (kerudung merupakan bagian dari toga) yang dikenakannya menunjukkan bahwa patung ini dibuat dengan maksud menampilkan sosok seorang bangsawati [[Orang Numidia|Numidia]]. {{harvnb|Fletcher|2008|loc=gambar-gambar antara hlm. 246 sampai hlm. 247}} tidak sependapat sehubungan dengan patung kepala berkerudung, dan berpendapat bahwa patung ini dibuat atas perintah Kleopatra Selene II di kota Yol (''Caesarea Mauretaniae'') sebagai potret ibunya, Kleopatra.</ref> Patung berbahan [[marmer Paros|batu pualam Paros]], yang juga diduga sebagai [[:File:Isismontemartini.JPG|patung Kleopatra]], tampak mengenakan hiasan kepala burung nazar khas Mesir, dan kini tersimpan di Museum Kapitolin.{{sfnp|Fletcher|2008|pp=199–200}} Patung yang ditemukan di dekat sebuah sanggar pemujaan dewi Isis di Roma ini diperkirakan berasal dari abad ke-1 SM, dan mungkin saja merupakan hasil karya seni Romawi maupun Mesir-Helenistik.{{sfnp|Ashton|2001a|p=217}}
===== Patung dada Yunani-Romawi =====
{{double image|right|Cleopatra bust in the British Museum.jpg|145|Cleopatra_bust_in_the_British_Museum,_side_view.jpg|162|Sebuah [[pemahatan Romawi|patung dada Romawi]] kuno, {{circa|50–30 SM}}, menggambarkan seorang wanita dari Mesir Ptolemaik, Ratu Kleopatra VII atau seorang anggota kunjungannya saat berkunjung ke Roma pada 46–44 SM dengan pasangannya [[Julius Caesar]]; [[British Museum]], London{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}}}


Salah satu karya seni pahat lain yang mungkin saja menggambarkan sosok Kleopatra adalah patung berbahan batu gamping yang kini tersimpan di [[British Museum]], London. Meskipun demikian, boleh jadi patung ini hanyalah penggambaran sosok seorang perempuan yang ikut serta dalam rombongan lawatan Kleopatra ke Roma.{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}} Bentuk wajah [[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the British Museum|patung potret ini]] mirip dengan patung-patung potret lain yang diduga sebagai patung potret Kleopatra (termasuk bentuk hidung mancung mirip paruh burung elang), tetapi tanpa diadem kerajaan dan memiliki tatanan rambut yang berbeda.{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}} Meskipun demikian, patung kepala di British Museum, yang pernah menjadi bagian dari sebuah arca utuh ini, mungkin saja merupakan penggambaran sosok Kleopatra pada umur yang berbeda, dan mungkin pula merupakan usaha Kleopatra untuk menghindari pemakaian tanda-tanda kebesaran kerajaan (yakni diadem) demi terlihat lebih akrab di mata warga Roma yang negaranya berbentuk republik.{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}} [[Duane W. Roller]] menduga bahwa patung kepala di British Museum, berikut patung-patung kepala yang tersimpan di [[Museum Mesir]], Kairo, di Museum Kapitolin, dan di antara koleksi pribadi Maurice Nahmen (1868–1948), sekalipun memiliki bentuk wajah dan tatanan rambut yang serupa dengan patung potret di Berlin tetapi tanpa diadem kerajaan, mungkin sekali menggambarkan sosok para anggota majelis istana kerajaan, bahkan mungkin pula menggambarkan sosok perempuan-perempuan Romawi yang meniru-niru tatanan rambut populer Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=175–176}}
Dari patung-patung dada Kleopatra ber[[dunia Yunani-Romawi|gaya Yunani-Romawi]] yang masih ada, pahatan yang dikenal sebagai '[[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Altes Museum Berlin|Berlin Cleopatra]]', yang terletak di koleksi [[Antikensammlung Berlin]], Museum Altes, memiliki hidung yang utuh, sementara patung dada yang dikenal sebagai '[[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Vatican Museums, Museo Gregoriano Profano|Vatican Cleopatra]]', yang terletak Museum Vatikan, dalam keadaan rusak dengan hidung yang hilang.{{sfnp|Roller|2010|pp=174–175}}{{sfnp|Polo|2013|pp=185–186}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">Untuk informasi dan validasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Curtius|1933|pp=182–192}}, {{harvnb|Walker|2008|p=348}}, {{harvnb|Raia|Sebesta|2017}} dan {{harvnb|Grout|2017b|}}.</ref> Berlin Cleopatra dan Vatican Cleopatra memiliki diadem kerajaan, tampilan wajah serupa, dan mungkin mengingatkan kembali pada wajah patung perunggunya di Kuil Venus Genetrix.{{sfnp|Polo|2013|pp=185–186}}{{sfnp|Kleiner|2005|pp=151–153, 155}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">Untuk informasi dan validasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Grout|2017b|}} dan {{harvnb|Roller|2010|pp=174–175}}.</ref>

Kedua patung dada tersebut tertanggal pertengahan abad ke SM dan ditemukan di vila-vila Romawi di sepanjang [[Via Appia]], Italia, Vatican Cleopatra diangkat di [[Vila Quintilii]].{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|pp=174–175}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">Untuk informasi selengkapnya, lihat {{harvnb|Curtius|1933|pp=182–192}}, {{harvnb|Walker|2008|p=348}} dan {{harvnb|Raia|Sebesta|2017}}.</ref> Francisco Pina Polo menyatakan bahwa koin Kleopatra mencantumkan gambarnya secara khusus dan menganggap bahwa potret pahatan patung dada Berlin dikonfirmasi sebagai profil yang sama dengan rambutnya yang diikat ke atas, sebuah diadem, dan hidung mancung.{{sfnp|Polo|2013|pp=184–186}} Potret pahatan ketiga Kleopatra yang diterima oleh para cendekiawan sebagai karya otentik disimpan di [[Museum Arkeologi Cherchell|Muserum Arkeologi]] [[Cherchel]], Aljazair.{{sfnp|Varner|2004|p=20}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}{{sfnp|Kleiner|2005|pp=155–156}} Potret tersebut menampilkan diadem kerajaan dan tampilan wajah serupa seperti patung-patung dada Berlin dan Vatikan, namun memiliki gaya rambut yang lebih unik dan mungkin menggambarkan Cleopatra Selene II, putri Kleopatra VII.{{sfnp|Kleiner|2005|pp=155–156}} [[:File:Isismontemartini.JPG|Patung dada Kleopatra]] Romawi [[marmer Paria]] lainnya, yang mengenakkan hiasan rambut bergaya Mesir, berada di Museum Capitoline.{{sfnp|Fletcher|2008|pp=199–200}}

Patung dada lain yang diyakini menggambarkan Kleopatra namun dipersengketakan meliputi sebuah karya di [[British Museum]], London, yang terbuat dari batu gamping, yang mungkin hanya menggambarkan seorang wanita yang sedang berkunjung ke Roma.{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}} [[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the British Museum|Wanita pada patung dada ini]] memiliki tampilan wajah mirip dengan potret-potret lainnya (termasuk hidung mancung), namun tanpa diadem kerajaan dan bergaya rambut berbeda.{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}} Namun, patung dada British Museum memiliki kemungkinan mewakili Kleopatra pada tahap berbeda dalam kehidupannya dan juga menampilkan upaya dari Kleopatra untuk menghindari pemakaian hiasan kerajaan (seperti diadem) untuk membuat dirinya sendiri lebih nampak menjadi [[kewarganegaraan Romawi|warga negara]] [[sejarah Republik Romawi|Republik Romawi]].{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}} [[Duane W. Roller]] berpendapat bahwa patung dada British Museum, bersama dengan karya-karya di [[Museum Mesir]], Kairo; Museum Capitoline, Roma, dan koleksi pribadi Maurice Nahmen (1868–1948), meskipun memiliki tampilan wajah dan gaya rambut serupa seperti halnya patung dada Berlin namun tanpa diadem kerajaa, kebanyakan nampak menwakili anggota kalangan kerajaan atau bahkan wanita Romawi yang meniru gaya rambut populer Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=175–176}}


<gallery widths="200px" heights="200px" perrow="4">
<gallery widths="200px" heights="200px" perrow="4">
File:Cleopatra VII, Marble, 40-30 BC, Vatican Museums 001.jpg|Patung dada Kleopatra VII, pertengahan abad ke-1 SM, [[Museum Vatikan]],[[Museum Gregorian Profane]], menampilkan Kleopatra dengan gaya rambut 'melon' dan [[diadem]] kerajaan [[Hellenistik]] yang dikenakan di atas kepalanya{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|pp=174-175}}
File:Cleopatra VII, Marble, 40-30 BC, Vatican Museums 001.jpg|Kleopatra, pertengahan abad ke-1 SM, dengan tatanan rambut "semangka" dan [[diadem]] kerajaan khas Helenistik di kepalanya, kini tersimpan di [[Museum Vatikan]]{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|pp=174-175}}
File:Cleopatra VII, Marble, 40-30 BC, Vatican Museums 003.jpg|Pandangan profil dari Vatican Cleopatra
File:Cleopatra VII, Marble, 40-30 BC, Vatican Museums 003.jpg|Kleopatra Vatikan, tampak samping
File:-0035 Altes Museum Portrait Kleopatra VII anagoria.JPG|Patung dada Kleopatra VII, pertengahan abad ke-1 SM, [[Museum Altes]], [[Antikensammlung Berlin]], menampilkan Kleopatra dengan gaya rambut 'melon' dan [[diadem]] kerajaan [[Hellenistik]] yang dikenakan di atas kepalanya{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|pp=174-175}}
File:-0035 Altes Museum Portrait Kleopatra VII anagoria.JPG|Kleopatra, pertengahan abad ke-1 SM, menampilkan Kleopatra dengan tatanan rambut "semangka" dan [[diadem]] kerajaan khas Helenistik di kepalanya, kini tersimpan di [[Museum Altes]]{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|pp=174-175}}
File:Bust of Cleopatra VII - Altes Museum - Berlin - Germany 2017 (3).jpg|Pandangan profil dari Berlin Cleopatra
File:Bust of Cleopatra VII - Altes Museum - Berlin - Germany 2017 (3).jpg|Kleopatra Berlin, tampak samping</gallery>
</gallery>


===== Lukisan =====
===== Lukisan =====
[[Berkas:Venus_and_Cupid_from_the_House_of_Marcus_Fabius_Rufus_at_Pompeii,_most_likely_a_depiction_of_Cleopatra_VII (2).jpg|jmpl|350px|Lukisan [[Gaya Pompei|gaya kedua]] Romawi dari [[commons:Category:House of Marcus Fabius Rufus|Rumah Marcus Fabius Rufus]] di [[Pompeii]], Italia, menggambarkan [[Kleopatra VII]] sebagai [[Venus Genetrix]] dan putranya [[Caesarion]] sebagai [[cupid]], pertengahan abad ke-1 SM{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=35, 42–44}}]]
[[Berkas:Venus_and_Cupid_from_the_House_of_Marcus_Fabius_Rufus_at_Pompeii,_most_likely_a_depiction_of_Cleopatra_VII (2).jpg|jmpl|350px|Lukisan Romawi di dalam [[commons:Category:House of Marcus Fabius Rufus|Rumah Markus Fabius Rufus]] di situs arkeologi kota [[Pompeii]], Italia, menggambarkan sosok Kleopatra sebagai perwujudan [[Venus Genetrix|Bunda Venus]] dan putranya [[Caesarion|Kaisarion]] sebagai perwujudan [[Kupido]], pertengahan abad ke-1 SM{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=35, 42–44}}]]


Dari [[commons:Category:House of Marcus Fabius Rufus|Rumah Marcus Fabius Rufus]] di [[Pompeii]], Italia, sebuah lukisan dinding [[gaya Pompeii|Gaya Kedua]] pertengahan abad ke-1 SM dari dewi Venus menggendong [[cupid]] dekat pintu kuil masif diyakini merupakan penggambaran Kleopatra VII sebagai [[Venus Genetrix]] dengan putranya Caesarion.{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=35, 42–44}} Pembuatan lukisan tersebut nampaknya dilakukan dalam memperingati pendirian Kuil Venus Genetrix di [[Forum Caesar]] pada September 46 SM, dimana Julius Caesar mendirikan sebuah patung sepuhan yang menggambarkan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=35, 42–44}} Patung tersebut nampaknya membentuk dasar penggambarannya dalam seni rupa pahatan serta [[:File:Venus_and_Cupid_from_the_House_of_Marcus_Fabius_Rufus_at_Pompeii,_most_likely_a_depiction_of_Cleopatra_VII.jpg|lukisan di Pompeii]].{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=35, 44}} [[:File:Venus_and_Cupid_from_the_House_of_Marcus_Fabius_Rufus_at_Pompeii,_most_likely_a_depiction_of_Cleopatra_VII_(full_view).jpg|Wanita dalam lukisan tersebut]] mengenakkan sebuah diadem kerajaan di atas kepalanya dan sangat mirip dengan penampilan patung dada Vatican Cleopatra, yang mungkin menyematkan markah-markah pada marmer dari pipi kirinya dimana lengan cupid mengarah ke bawah.{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|p=40}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">Pengamatan bahwa pipi kiri [[:commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Vatican Museums, Museo Gregoriano Profano|Vatican Cleopatra]] sempat memiliki tangan cupid yang dipisahkan mula-mula disugestikan oleh [[Ludwig Curtius]] pada 1933. Diana E. E. Kleiner mendukung anggapan ini. Lihat {{harvnb|Kleiner|2005|p=153}}, serta {{harvnb|Walker|2008|p=40}} dan {{harvnb|Curtius|1933|pp=182–192}}. Sementara {{harvnb|Kleiner|2005|p=153}} berpendapat bahwa benjol di atas kepala marmer tersebut mungkin merupakan sebuah [[uraeus]] yang tercabut, {{harvnb|Curtius|1933|p=187}} memberikan penjelasan bahwa karya tersebut sempat dijadikan perwakilan pahatan dari sebuah perhiasan.</ref>
Di dalam [[commons:Category:House of Marcus Fabius Rufus|Rumah Markus Fabius Rufus]] di situs arkeologi kota [[Pompeii]], Italia, terdapat sebuah lukisan dinding dari pertengahan abad ke-1 SM yang menampilkan sosok dewi Venus sedang menggendong [[Kupido]] di antara sepasang daun pintu kuil berukuran raksasa. Mungkin sekali lukisan ini adalah penggambaran sosok Kleopatra sebagai perwujudan [[Venus Genetrix|Bunda Venus]] bersama putranya, Kaisarion.{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=35, 42–44}} Agaknya waktu pemesanan pembuatan lukisan ini bertepatan dengan waktu pendirian kuil Bunda Venus di alun-alun Kaisar pada bulan September 46 SM, yakni tempat ditegakkannya sebuah arca bersepuh emas, yang menggambarkan sosok Kleopatra, atas perintah Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=35, 42–44}} Agaknya arca bersepuh emas inilah yang dijadikan patokan dalam pembuatan karya-karya seni pahat maupun seni lukis yang menggambarkan dirinya, misalnya [[:File:Venus_and_Cupid_from_the_House_of_Marcus_Fabius_Rufus_at_Pompeii,_most_likely_a_depiction_of_Cleopatra_VII.jpg|lukisan Venus dan Kupido]] yang ditemukan di situs kota Pompeii.{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=35, 44}} Dalam lukisan ini, [[:File:Venus_and_Cupid_from_the_House_of_Marcus_Fabius_Rufus_at_Pompeii,_most_likely_a_depiction_of_Cleopatra_VII_(full_view).jpg|sosok Venus]] tampak mengenakan diadem kerajaan di kepalanya, dan wajahnya terlihat sangat mirip dengan wajah patung dada Kleopatra Vatikan. Pada pipi kiri patung Kleopatra Vatikan ditemukan gurat-gurat yang diduga sebagai bekas tatahan untuk melepaskan sebelah lengan patung Kupido yang dahulu menempel pada pipi patung Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|p=40}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">Dugaan bahwa pipi kiri [[c:Category:Bust of Cleopatra VII in the Vatican Museums, Museo Gregoriano Profano|Kleopatra Vatikan]] pernah tersambung dengan tangan Kupido sebelum akhirnya dipisahkan pertama kali dikemukakan oleh [[Ludwig Curtius]] pada tahun 1933. Diana E. E. Kleiner mendukung dugaan ini. Baca {{harvnb|Kleiner|2005|p=153}}, {{harvnb|Walker|2008|p=40}}, dan {{harvnb|Curtius|1933|pp=182–192}}. Jika {{harvnb|Kleiner|2005|p=153}} menduga bahwa tonjolan bahwa tonjolan pada puncak patung kepala pualam ini adalah bekas pahatan [[uraeus]] yang sudah patah, maka {{harvnb|Curtius|1933|p=187}} menduganya sebagai bekas pahatan sebutir batu permata.</ref> Pintu masuk ke bilik tempat lukisan ini ditemukan telah ditutupi dengan tembok oleh pemilik rumah. Tindakan penutupan bilik ini mungkin disebabkan oleh kekhawatiran pemilik rumah selepas Kaisarion dieksekusi mati atas perintah Oktavianus pada tahun 30 SM, manakala tindakan memajang gambar-gambar putra Kleopatra secara terang-terangan dapat menuai antipati dari rezim Romawi yang baru.{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=43–44}} Di balik diadem kencana bertatahkan sebutir batu permata merah tampak sehelai kerudung terawang dengan lekuk-lekuk yang menyiratkan bahwa rambut di bawah kerudung itu telah ditata sedemikian rupa agar menyerupai alur-alur pada kulit buah semangka, yakni tatanan rambut kesukaan Kleopatra.{{sfnp|Walker|2008|p=40}}<ref group="note">{{harvnb|Curtius|1933|p=187}} mengemukakan dalam tulisannya bahwa tonjolan rusak pada garis rambut dan diadem pada patung [[:commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Vatican Museums, Museo Gregoriano Profano|Kleopatra Vatikan]] agaknya pernah dihiasi pahatan menyerupai sebutir batu permata. {{harvnb|Walker|2008|p=40}} langsung membandingkannya dengan lukisan permata merah pada diadem dewi Venus, yang mungkin sekali adalah lukisan Kleopatra, dalam [[fresko]] kota [[Pompeii]].</ref> [[warna kulit terang|Kulitnya yang seputih gading]], wajahnya yang bundar, hidung akuilinnya yang panjang, dan matanya yang bundar lagi besar merupakan bentuk-bentuk umum dalam penggambaran sosok dewa-dewi Romawi maupun sesembahan wangsa Ptolemaios.{{sfnp|Walker|2008|p=40}} Roller menegaskan bahwa "hampir tak diragukan lagi lukisan ini adalah lukisan Kleopatra dan Kaisarion di sela daun-daun pintu kuil Venus di alun-alun Yulius ({{lang-la|Forum Iulium}}, nama lain dari alun-alun Kaisar), dan dengan demikian merupakan satu-satunya lukisan Kleopatra dari masa hidupnya yang masih ada sekarang ini."{{sfnp|Roller|2010|p=175}}
{{double image|ki|Cleopatra VII, steel engraving of the encaustic painting found at Hadrian's Villa in 1818.jpg|150|Egitto tolemaico, tolomeo V, octodracma di alessandria, 204-203 ac ca.JPG|210|Kiri: Gambar [[gravir baja]] yang diterbitkan oleh [[John Sartain]] pada tahun 1885, menggambarkan lukisan potret pascamati Kleopatra yang kini telah hilang, yakni sebuah [[lukisan enkaustik]] yang ditemukan pada tahun 1818 di reruntuhan [[kuil Mesir|kuil]] [[Serapis]] di [[Vila Hadrianus]] (di [[Tivoli, Lazio]]).{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}} Dalam gambar ini, Kleopatra terlihat mengenakan busana yang diikat ujung-ujungnya seperti busana [[isis|dewi Isis]] (sejalan dengan riwayat [[Plutarkhos|Ploutarkos]] yang menggambarkannya mengenakan jubah dewi Isis).{{sfnp|Plutarch|1920|p=9}}{{pb}}Kanan: Sekeping [[drakhma|oktodrakma]] emas dari kurun waktu 204–203 SM, bergambar sosok [[Ptolemaios V]] mengenakan [[mahkota seri]] [[daftar penguasa Ptolemaik|raja-raja wangsa Ptolemaios]], sama seperti mahkota yang dikenakan Kleopatra dalam gambar di sebelah kanan.{{sfnp|Sartain|1885|pp=41, 44}}}}


Ada pula sebuah [[:File:Roman Wall painting from the House of Giuseppe II, Pompeii, 1st century AD, death of Sophonisba, but more likely Cleopatra VII of Egypt consuming poison (2).jpg|lukisan lain dari situs kota Pompeii]] yang diduga sebagai lukisan Kleopatra dan Kaisarion. Lukisan ini terdapat di bangunan bersejarah yang disebut [[Casa di Giuseppe II]], dan diperkirakan berasal dari permulaan abad pertama tarikh Masehi. Baik Kleopatra maupun Kaisarion tampak mengenakan diadem kerajaan, sementara Kleopatra tampak tengah berbaring sambil menenggak racun untuk bunuh diri.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}}{{sfnp|Elia|1955|pp=3–7}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut mengenai lukisan di Casa di Giuseppe II di situs kota Pompeii, dan kemungkinan Kleopatra dikenali sebagai salah satu sosok dalam lukisan ini, dapat dibaca dalam {{harvnb|Pucci|2011|pp=206–207, footnote 27}}.</ref> Awalnya lukisan ini diduga menggambarkan sosok [[Sophonisba|Sofonisba]], bangsawati Kartago yang bunuh diri dengan cara menenggak racun atas permintaan kekasihnya, [[Masinissa|Masinisa]], [[Daftar Raja Numidia|Raja Numidia]], menjelang akhir [[Perang Punisia Kedua|Perang Punika II]] (218–201 SM).{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Alasan-alasan yang memperkuat dugaan bahwa lukisan ini menggambarkan Kleopatra adalah kenyataan bahwa keluarga Kleopatra menjalin hubungan yang erat dengan kerabat kerajaan Numidia, Masinisa berkawan baik dengan [[Ptolemaios VIII Physkon|Ptolemaios VIII]], dan anak perempuan Kleopatra sendiri menikah dengan pangeran Numidia yang bernama Yuba II.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Kisah Sofonisba sendiri sudah lekang dari ingatan orang ketika lukisan ini dibuat, sementara peristiwa bunuh diri Kleopatra jauh lebih terkenal.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Tidak ada ular beludak dalam lukisan ini, tetapi banyak orang Romawi beranggapan bahwa ia memang mati karena racun tetapi bukan dengan cara digigit ular beludak.{{sfnp|Roller|2010|pp=148, 178–179}} Pintu berdaun ganda pada latar belakang, yang ditempatkan jauh lebih tinggi dari sosok-sosok dalam lukisan, mengingatkan orang pada denah rancangan makam Kleopatra di Aleksandria.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Seorang pelayan laki-laki tampak memegang tiruan mulut [[buaya Nil|buaya Mesir]] (mungkin pegangan sebuah baki berukir), sementara seorang laki-laki lain yang berdiri di sebelahnya tampak [[Toga (pakaian)|berpakaian selayaknya seorang Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}}
Ruang dengan lukisan tersebut dirubuhkan oleh pemiliknya, mungkin dalam reaksi atas eksekusi Caesarion pada 30 SM atas perintah Oktavianus, saat penggembaran publik putra Kleopatra tak disenangi rezim Romawi baru.{{sfnp|Roller|2010|p=175}}{{sfnp|Walker|2008|pp=43–44}} Di balik diadem emasnya yang dimahkotai perhiasan merah adalah sebuah kerudung tipis berlekuk yang mensugestikan bahwa gaya rambut 'melon' disukai oleh ratu.{{sfnp|Walker|2008|p=40}}<ref group="note">{{harvnb|Curtius|1933|p=187}} menyatakan bahwa benjolan rusak di sepanjang garis rambut dan [[diadem]] dari patung dada [[:commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Vatican Museums, Museo Gregoriano Profano|Vatican Cleopatra]] nampaknya merupakan perwakilan pahatan dari sebuah perhiasan, yang {{harvnb|Walker|2008|p=40}} secara langsung membandingkan perhiasan merah yang dilukis dalam diadem yang dikenakan oleh [[Venus (mitologi)|Venus]], nampaknya merupakan Kleopatra dalam sebuah [[fresko]] dari [[Pompeii]].</ref> [[kulit terang|Kulit putih gadingnya]], wajah bulatnya, hidungnya yang mancung dan panjang, dan matanya yang bundar dan besar adalah tampilan umum dalam penggambaran dewa-dewi Romawi dan Ptolemaik.{{sfnp|Walker|2008|p=40}} Roller menyatakan bahwa "sedikit keraguan nampak menyatakan bahwa ini adalah penggambaran Kleopatra dan Caesarion di sebelah pintu Kuil Venus di Forum Julium dan, sehingga, ini menjadi satu-satunya lukisan kontemporer yang masih ada dari ratu tersebut."{{sfnp|Roller|2010|p=175}}


Pada tahun 1818, sebuah [[lukisan enkaustik]] (lukisan berbahan lelehan malam atau damar) yang kini sudah hilang, ditemukan di kuil [[Serapis]], dalam lingkungan [[Vila Hadrianus]], di dekat [[Tivoli, Lazio]], Italia. Dalam lukisan ini, [[:File:Encaustic painting cleopatra.png|Kleopatra tampak sedang melakukan bunuh diri]] dengan cara membiarkan dadanya yang terbuka dipatuk seekor ular beludak.{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}} Uji kimiawi terhadap lukisan ini pada tahun 1822 menunjukkan bahwa medium lukisan terdiri atas sepertiga [[malam (zat)|malam]] dan dua pertiga [[resin|damar]].{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}} Ketebalan lukisan pada bagian dada telanjang Kleopatra maupun bagian tubuh yang terbungkus pakaian dilaporkan sama dengan lukisan-lukisan [[potret mumi Fayum]].{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|p=14}} Sebuah gambar [[gravir baja]] yang diterbitkan oleh [[John Sartain]] pada tahun 1885 berusaha mereka ulang lukisan enkaustik ini sesuai dengan penggambarannya yang termaktub dalam laporan arkeologi, yakni menampilkan Kleopatra dalam balutan [[Pakaian di Yunani kuno|pakaian]] dan perhiasan buatan Mesir, khas penghujung Zaman Helenistik,{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|p=15}} serta [[mahkota seri]] (mahkota menyerupai pancaran sinar matahari) raja-raja wangsa Ptolemaios, sebagaimana yang tampak dalam gambar-gambar diri mereka pada uang-uang logam keluaran masa pemerintahannya masing-masing.{{sfnp|Sartain|1885|pp=41, 44}} Setelah Kleopatra bunuh diri, Oktavianus memerintahkan orang membuat lukisan ini, lalu mengaraknya sebagai ganti Kleopatra dalam pawai kemenangannya di Roma.{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|p=14}}{{sfnp|Roller|2010|p=149}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 31}} Lukisan potret pascamati Kleopatra ini mungkin ikut terbawa bersama sejumlah besar karya seni dan harta benda yang diboyong dari Roma oleh Kaisar [[Hadrianus]] untuk menghias vila pribadinya, yakni tempat lukisan ini ditemukan di dalam sebuah [[kuil Mesir]].{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}}<ref group="note">Dalam {{harvnb|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}}, Frances Pratt dan Becca Fizel menolak gagasan yang dikemukakan oleh beberapa cendekiawan pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 bahwasanya lukisan ini mungkin dibuat oleh seorang seniman [[Renaisans Italia|Italia pada Abad Renaisans]]. Pratt dan Fizel menggarisbawahi [[era Klasik|langgam klasik]] lukisan ini sebagaimana yang terabadikan dalam uraian-uraian tertulis dan [[:File:Cleopatra VII, steel engraving of the encaustic painting found at Hadrian's Villa in 1818.jpg|gambar gravir baja]]. Keduanya berpendapat bahwa ini agaknya mustahil seorang pelukis Abad Renaisans akan menciptakan sebuah karya seni enkaustik, setelah bersusah payah meneliti seluk-beluk pakaian dan perhiasan Mesir pada Zaman Helenistik sebagaimana yang tampak dalam lukisan ini, kemudian dengan sengaja menguburnya di bawah reruntuhan kuil Mesir di Vila Hadrianus.</ref>
{{double image|left|Cleopatra VII, steel engraving of the encaustic painting found at Hadrian's Villa in 1818.jpg|150|Egitto tolemaico, tolomeo V, octodracma di alessandria, 204-203 ac ca.JPG|210|Sebuah [[engravir baja]] yang diterbitkan oleh [[John Sartain]] pada 1885 menggambarkan [[lukisan potret]] kematian Kleopatra VII yang sekarang hilang (kiri), sebuah [[lukisan enkaustik]] yang ditemukan di reruntuhan Romawi kuno dari [[Kuil Mesir]] [[Serapis]] di [[Vila Hadrianus]] (di [[Tivoli, Lazio]]) pada 1818;{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}} ia disini nampak mengenakkan garmen berkancing dari Isis (sejalan dengan deskripsi [[Plutarkh]] dari busana jubah Isis-nya),{{sfnp|Plutarch|1920|p=9}} serta [[mahkota radian]] dari [[daftar penguasa Ptolemaik|para penguasa Ptolemaik]] seperti [[Ptolemi V]] (gambar kanan dengan [[Drachm|octodrachm]] emas yang dicetak pada 204–203 SM).{{sfnp|Sartain|1885|pp=41, 44}}}}


Sebuah [[lukisan panel]] Romawi dari situs kota [[Herculaneum]], Italia, yang diperkirakan berasal dari abad pertama tarikh Masehi, juga diduga sebagai lukisan Kleopatra.{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}}{{sfnp|Fletcher|2008|loc=hlm. 87, gambar-gambar beserta judul gambar dari hlm. 246 sampai hlm. 247}} Dalam lukisan ini, Kleopatra tampak mengenakan diadem kerajaan, dan mengenakan anting-anting dengan bandul berbentuk bola. Rambutnya yang berwarna merah atau merah kecokelat-cokelatan disanggul pada tengkuk<ref group="note">Menurut {{harvnb|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}}, rambut Kleopatra berwarna cokelat kemerah-merahan, sementara {{harvnb|Fletcher|2008|p=87}} menggambarkan rambut Kleopatra berwarna merah menyala, {{harvnb|Fletcher|2008|loc=gambar-gambar dan judul gambar antara hlm. 246 sampai hlm. 247}} pun menggambarkannya sebagai seorang perempuan berambut merah.</ref> dan dihiasi cocok-cocok sanggul bertatah mutiara,{{sfnp|Fletcher|2008|loc=gambar-gambar dan judul gambar antara hlm. 246 sampai hlm. 247}} sementara [[:File:Posthumous painted portrait of Cleopatra VII of Egypt, from Herculaneum, Italy.jpg|warna kulit wajah dan lehernya yang putih tampak semakin menonjol karena warna latar belakang lukisan yang hitam kelam]].{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}} Rambut dan bentuk wajahnya serupa dengan rambut dan bentuk wajah patung potret Berlin dan patung potret Vatikan maupun gambar pada kepingan-kepingan uang logam keluaran masa pemerintahannya.{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}} Sebuah lukisan perempuan sedada dengan ikat kepala biru tampak sangat mirip dengan lukisan panel Herculaneum. Lukisan yang terdapat di [[Rumah Kebun Buah]] (di situs kota Pompeii) ini menampilkan corak-corak khas seni lukis Mesir, misalnya [[sfinks]] berlanggam Yunani, dan mungkin saja dihasilkan oleh seniman yang membuat lukisan panel dari Herculaneum.{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}}
[[:File:Roman Wall painting from the House of Giuseppe II, Pompeii, 1st century AD, death of Sophonisba, but more likely Cleopatra VII of Egypt consuming poison (2).jpg|Lukisan lain dari Pompeii]], tertanggal awal abad ke-1 M dan berada di Rumah Giuseppe II, diyakini terdiri dari gambar Kleopatra VII dengan putranya Caesarion, keduanya mengenakkan diadem kerajaan sementara ia bersandar dan mengkonsumsi racun dalam tindakan bunuh diri.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Lukisan tersebut awalnya dianggap menggambarkan bangsawati [[Carthage]] [[Sophonisba]], yang menjelang akhir [[Perang Punic Kedua]] (218–201 SM) meminum racun dan melakukan bunuh diri atas perantaraan pasangannya [[Masinissa]], [[Raja Numidia]].{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Argumen-argumen yang menganggap karya tersebut menggambarkan Kleopatra meliputi hubungan kuat wangsanya dengan keluarga kerajaan Numidia, Masinissa dan [[Ptolemi VIII]] telah menjadi besan dan putri Kleopatra sendiri menikahi pangeran Kleopatra menikahi pangeran Numidia, Juba II.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Sophonisba juga merupakan figur paling menonjol saat lukisan tersebut dibuat, sementara bunuh diri Kleopatra jauh lebih terkenal.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Tidak ada ular dalam lukisan tersebut, namun beberapa orang Romawi memandang bahwa ia meraih racun dari hal lain selain [[gigitan ular]].{{sfnp|Roller|2010|pp=148, 178–179}} Sebuah set pintu berganda di tembok belakang dari lukisan tersebut, yang berada di bagian yang paling atas, mensugestikan bagian yang dideskripsikan dari makam Kleopatra di Aleksandria.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Seorang pelayan laki-laki memegang mulut [[buaya Nil|buaya Mesir]] buatan (mungkin sebuah pegangan talenan besar), sementara pria lain berdiri dan [[Toga|berbusana Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}}


===== Jambangan Portland =====
Pada 1818, sebuah [[lukisan enkaustik]] yang sekarang hilang ditemukan di Kuil [[Serapis]], [[Vila Hadrianus]] dekat [[Tivoli, Lazio]], Italia yang [[:File:Encaustic painting cleopatra.png|menggambarkan Kleopatra melakukan bunuh diri]] dengan seekor ular menggigit dadanya dalam keadaan terbuka.{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}} Pada 1822, sebuah analisis kimia menyatakan bahwa medium untuk lukisan tersebut terdiri dari sepertiga [[lilin]] dan dua per tiga [[resin]].{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}} Ketebalan lukisan pada bagian terbuka dan tertutup Kleopatra dikabarkan sama dengan lukisan-lukisan [[potret mumi Fayum]].{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|p=14}} Sebuah [[engravir baha]] yang diterbitkan oleh [[John Sartain]] pada 1885 menggambarkan lukisan tersebut sesuai dengan deskripsi dalam laporan arkeologi yang menunjukkan bahwa Kleopatra mengenakkan [[busana di Yunani kuno|busana dan perhiasan]] Mesir otentik pada akhir zaman Hellenistik,{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|p=15}} serta [[mahkota radian]] dari para penguasa Ptolemaik, seperti yang terlihat dalam potret-potret mereka pada berbagai koin yang dicetak pada masa pemerintahan mereka masing-masing.{{sfnp|Sartain|1885|pp=41, 44}}
{{further|Jambangan Portland}}
[[Berkas:Portland Vase BM Gem4036 n6.jpg|jmpl|Ukiran pada jambangan kaca yang diduga menggambarkan [[Markus Antonius]] sedang dirayu Kleopatra. Seekor ular muncul dari sela paha Kleopatra, dan Anton, tokoh yang dipercaya sebagai leluhur Markus Antonius, tampak sedang memperhatikan mereka, sementara [[Eros]] melayang-layang di atas kepala Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=178}}]]


[[Jambangan Portland]] adalah sebuah jambangan [[kaca kameo|kaca berukir]] [[kaca Romawi|buatan Romawi]] yang diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Kaisar Agustus, dan kini tersimpan di [[British Museum]]. Sebagian ukiran pada jambangan ini ditafsirkan sebagai penggambaran sosok Kleopatra dan Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=178}}{{sfnp|Walker|2004|pp=41–59}} Menurut tafsiran ini, separuh ukiran menampilkan sosok Kleopatra sedang memegang lengan Markus Antonius dan menariknya agar mendekat. Seekor ular beludak (aspis) terlihat muncul dari sela paha Kleopatra, dewa cinta [[Eros]] melayang-layang di atas kepalanya, dan Anton, tokoh yang diyakini sebagai cikal bakal marga Antonius ({{lang-la|Gens Antonia}}), tampak cemas melihat keturunannya, Markus Antonius, sedang melangkah menuju kebinasaan.{{sfnp|Roller|2010|p=178}} Separuh ukiran lagi diduga menampilkan sosok Oktavia yang ditelantarkan oleh suaminya, Markus Antonius, tetapi diperhatikan oleh adiknya, Kaisar Agustus.{{sfnp|Roller|2010|p=178}} Jika tafsiran ini benar, maka Jambangan Portland tentunya dibuat tidak lebih awal dari tahun 35 SM, yakni tahun ketika Markus Antonius memulangkan istrinya, Oktavia, ke Italia, lalu hidup bersama dengan Kleopatra di Aleksandria.{{sfnp|Roller|2010|p=178}}
Setelah Kleopatra bunuh diri, Oktavianus memerintahkan pembuatan sebuah lukisan yang menggambarkan bahwa ia digigit oleh seekor ular, mengarak gambar tersebut pada prosesi kemenangannya di Roma.{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|p=14}}{{sfnp|Roller|2010|p=149}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 31}} Lukisan potret kematian Kleopatra tersebut dibawa ke Roma bersama dengan sejumlah karya seni dan harta benda yang dipakai oleh Kaisar [[Hadrianus]] untuk menghias vila pribadinya, dimana benda-benda tersebut ditemukan di sebuah [[kuil Mesir]].{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}}<ref group="note">Dalam {{harvnb|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}}, Frances Pratt dan Becca Fizel menolak gagasan yang dimajukan oleh beberapa cendekiawan pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 bahwa lukisan tersebut mungkin dibuat oleh seorang seniman [[Renaisans Italia]]. Pratt dan Fizel menyoroti [[Zaman Klasik|gaya klasik]] dari lukisan tersebut tersaji seperti dalam deskripsi tekstual dan engravir baja. Mereka berpendapat bahwa ini nampaknya bukanlah sebuah karya lukisan buatan seorang pelukis [[seni rupa Renaisans|zaman Renaisans]] dengan bahan-bahan enkaustik, berasal dari riset terhadap busana dan perhiasan Mesir zaman Hellenistik seperti yang tergambar dalam lukisan tersebut, dan sebelumnya sudah ditempatkan di reruntuhan [[kuil Mesir]] di Vila Hadrianus.</ref>


===== Vas Portland =====
===== Seni rupa asli Mesir =====
[[Berkas:Denderah3 Cleopatra Cesarion.jpg|jmpl|ka|Relief Kleopatra bersama putranya, [[Caesarion|Kaisarion]], pada dinding [[kompleks kuil Dendera|kuil Hathor]]]]
{{further|Vas Portland}}
[[Patung dada Kleopatra]] di [[Museum Kerajaan Ontario]] adalah sebuah patung dada Kleopatra berlanggam Mesir.{{sfnp|Ashton|2002|p=39}} Patung yang diperkirakan berasal dari pertengahan abad ke-1 SM ini mungkin adalah karya seni pahat pertama yang menampilkan sosok Kleopatra sebagai seorang dewi sekaligus Firaun Mesir.{{sfnp|Ashton|2002|p=39}} Mata patung juga tampak menonjol, mirip dengan mata arca-arca tiruan Romawi dari arca-arca buatan Kerajaan Wangsa Ptolemaios.{{sfnp|Ashton|2002|p=36}} Dinding luar kuil [[Hathor]], dalam [[kompleks kuil Dendera|gugus bangunan kuil Dendera]] yang terletak di dekat Dendera, Mesir, dihiasi relief-relief khas Mesir yang menggambarkan sosok Kleopatra bersama putranya yang masih belia, Kaisarion, dalam wujud orang dewasa sekaligus seorang firaun, tampak sedang menghaturkan [[Mantra persembahan Mesir Kuno|sesaji kepada para dewa]].{{sfnp|Kleiner|2005|p=87}}{{sfnp|Roller|2010|pp=113–114, 176–177}} Setelah Kleopatra mangkat, Kaisar Agustus memerintahkan agar namanya dipahatkan pada relief ini.{{sfnp|Kleiner|2005|p=87}}{{sfnp|Roller|2010|pp=113–114}}
[[Berkas:Portland Vase BM Gem4036 n6.jpg|jmpl|Penggambaran yang diyakini dari [[Markus Antonius]] yang terpikat oleh Kleopatra VII, bersama dengan seekor [[ular]], sementara [[Anton (nama pemberian)|Anton]] melirik dan [[Eros]] terbang ke atas{{sfnp|Roller|2010|p=178}}]]


Sebuah arca [[basal]] hitam besar setinggi {{Convert|41|in|m|2}} buatan Kerajaan Wangsa Ptolemaios, yang kini tersimpan di [[Museum Ermitáž|Museum Pertapaan]], [[Sankt-Peterburg]], diduga menggambarkan sosok Arsinoe II, permaisuri [[Ptolemaios II]], tetapi hasil analisis mutakhir menunjukkan bahwa arca ini mungkin menggambarkan sosok Kleopatra, karena tutup kepalanya dihiasi tiga buah [[Uraeus|''ouraios'']], lebih banyak dibanding dua buah ''ouraios'' yang pernah dikenakan Arsione II sebagai lambang kedaulatannya atas wilayah [[Mesir Hulu]] dan [[Mesir Hilir]].{{sfnp|Grout|2017a|}}{{sfnp|Roller|2010|p=176}}{{sfnp|Ashton|2008|pp=83–85}} Arca basal ini juga tampak menggenggam [[cornucopia|kornukopia]] (''dikeras'') bercabang dua, sama seperti yang tampak pada kepingan-kepingan uang logam bergambar wajah Arsinoe II maupun Kleopatra.{{sfnp|Grout|2017a|}}{{sfnp|Ashton|2008|pp=83–85}} Dalam karya tulisnya yang berjudul ''Kleopatra und die Caesaren'' (2006), [[:de:Bernard Andreae|Bernard Andreae]] menyimpulkan bahwa, sama seperti potret-potret Kleopatra lainnya yang sengaja dibagus-baguskan, arca basal ini tidak menampilkan bentuk wajah yang sesungguhnya, dan oleh karena itu tidak menyingkap banyak hal mengenai rupa asli Kleopatra.{{sfnp|Polo|2013|p=194 footnote11}}<ref group="note">{{harvnb|Preston|2009|p=305}} juga sampai pada kesimpulan yang sama mengenai tampilan asli Mesir dari karya-karya seni yang menggambarkan sosok Kleopatra: "Selain pahatan-pahatan kuil tertentu, yang bagaimanapun juga dibuat dalam gaya khas firaun yang dibagus-baguskan dan tak banyak menyingkap rupa asli Kleopatra, satu-satunya gambar wajah Kleopatra yang pasti adalah yang terdapat pada kepingan-kepingan uang logam. Patung kepala dari pualam yang tersimpan di Vatikan adalah salah satu dari tiga patung yang pada umumnya, meskipun tidak secara universal, diterima para ahli sebagai gambaran rupa Kleopatra."</ref> [[Adrian Goldsworthy]] mengemukakan dalam tulisannya bahwa sekalipun karya-karya seni rupa ini menggambarkannya dalam dandanan khas Mesir, Kleopatra tentu hanya akan berdandan ala pribumi "dalam rangka menghadiri upacara-upacara tertentu" saja, dan sehari-hari justru berdandan selayaknya seorang kepala monarki Yunani, termasuk mengenakan ikat kepala khas Yunani, sebagaimana yang tampak pada patung-patung dada Yunani-Romawi yang menggambarkan dirinya.{{sfnp|Goldsworthy|2010|p=8}}
[[Vas Portland]], sebuah [[kaca kameo]] [[kaca Romawi|Romawi]] tertanggal zaman Augustan dan berada di British Museum, meliputi sebuah penggambaran yang diyakini dari Kleopatra dengan Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|p=178}}{{sfnp|Walker|2004|pp=41–59}} Dalam tafsiran ini, Kleopatra dapat terlihat menyergap Antonius dan menggambarkan Antonius berjalan menuju ke arahnya sementara seekor ular berada di antara kakinya, [[Eros]] melayang ke atas, dan [[Anton (nama pemberian)|Anton]], diduga leluhur dari keluarga Antonian, melirik ke arah mereka karena keturunannya Antonius menuju ke ajalnya.{{sfnp|Roller|2010|p=178}} Sisi lain dari vas tersebut mungkin menampilkan adegan [[Aktavia Minor]], yang ditinggalkan oleh suaminya Antonius namun disaksikan oleh saudaranya, kaisar Augustus.{{sfnp|Roller|2010|p=178}} Vas tersebut dibuat tak lebih dari 35 SM, saat Antonius mengirim istrinya Oktavia pulang ke Italia dan singgah dengan Kleopatra di Aleksandria.{{sfnp|Roller|2010|p=178}}


==== Dalam gambaran Abad Pertengahan dan Awal Zaman Modern ====
===== Seni rupa Mesir asli =====
{{further||Seni rupa Abad Pertengahan|Sastra Abad Pertengahan}}
{{further information|Portraiture di Mesir kuno}}
[[Berkas:Denderah3 Cleopatra Cesarion.jpg|jmpl|ka|Kleopatra VII dan putranya [[Caesarion]] di [[kompleks Kuil Dendera|kuil Dendera]]]]
[[Berkas:Giambattista Tiepolo - The Banquet of Cleopatra - Google Art Project.jpg|jmpl|300px|''[[Perjamuan Kleopatra]]'' (1744), karya [[Giovanni Battista Tiepolo]], kini tersimpan di [[National Gallery of Victoria]], Melbourne{{sfnp|Anderson|2003|pp=11–36}}]]
''[[Patung Dada Kleopatra]]'' di [[Royal Ontario Museum]] mewakili sebuah patung dada Kleopatra dalam gaya Mesir.{{sfnp|Ashton|2002|p=39}} Tertanggal pertengahan abad ke-1 SM, ini mungkin adalah penggambaran terawal Kleopatra sebagai dewi dan firaun berkuasa di Mesir.{{sfnp|Ashton|2002|p=39}} Pahatan tersebut juga memiliki mata yang mirip dengan salinan Romawi dari karya-karya seni pahatan Ptolemaik.{{sfnp|Ashton|2002|p=36}} [[Kompleks Kuil Dendera]] dekat Dendera, Mesir, berisi gambar-gambar relief ukiran gaya Mesir di sepanjang tembok luar Kuil [[Hathor]] menggambarkan Kleopatra dan putra mudanya Caesarion sebagai orang dewasa dan firaun berkuasa yang sedang membuat [[rumus pemujaan Mesir kuno|pemujaan kepada dewa-dewi]].{{sfnp|Kleiner|2005|p=87}}{{sfnp|Roller|2010|pp=113–114, 176–177}} Augustus mencantumkan namanya disini setelah kematian Kleopatra.{{sfnp|Kleiner|2005|p=87}}{{sfnp|Roller|2010|pp=113–114}} Sebuah patung [[basalt]] hitam Ptolemaik besar setinggi 41 inchi (1.04 m), yang sekarang berada di [[Museum Hermitage]], [[Saint Petersburg]], Rusia, dianggap mewakili Arsinoe II, istri [[Ptolemi II]], namun analisis terkini mengindikasikan bahwa karya tersbeut menggambarkan keturunannya Kleopatra VII karena tiga [[uraei]] yang tersemat di hiasan kepalanya, sebuah peningkatan dari dua yang dipakai oleh Arsinoe II untuk melambangkan kekuasaannya atas [[Mesir Hulu]] dan [[Mesir Hilir]].{{sfnp|Grout|2017a|}}{{sfnp|Roller|2010|p=176}}{{sfnp|Ashton|2008|pp=83–85}} Wanita dalam patung basalt tersebut juga memegang [[cornucopia]] (''dikeras'') ganda yang terbagi, yang dapat nampak pada koin Arsinoe II dan Kleopatra VII.{{sfnp|Grout|2017a|}}{{sfnp|Ashton|2008|pp=83–85}}


Reputasi Kleopatra sebagai salah satu ikon [[budaya populer]] pada Zaman Modern{{sfnp|Anderson|2003|p=36}} terbentuk berkat penggambaran dirinya dalam pertunjukan-pertunjukan teater semenjak Abad Renaisans, maupun dalam lukisan-lukisan dan film-film.{{sfnp|Roller|2010|pp=6–7}} Penggambaran-penggambaran ini sering kali melebihi kenyataan mengenai Kleopatra yang termaktub dalam karya-karya tulis [[historiografi]] [[era Klasik|Abad Kuno]], dan jauh lebih mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai Kleopatra ketimbang keterangan dari karya-karya tulis Abad Kuno itu sendiri.{{sfnp|Roller|2010|pp=6–9}} [[Geoffrey Chaucer]], penyair Inggris pada abad ke-14, dalam ''[[The Legend of Good Women]]'' (Riwayat Perempuan-Perempuan Budiman), menghadirkan sosok Kleopatra dalam konteks Dunia Kristen [[Abad Pertengahan]].{{sfnp|Gurval|2011|pp=73–74}} Sosok Kleopatra yang memadu kasih asmara nan luhur dengan Markus Antonius, [[knight|kesatria]] perkasa pujaan hatinya, sebagaimana yang digambarkan oleh Geoffrey Chaucer, telah ditafsirkan pada Zaman Modern sebagai olok-olok belaka atau sindiran penuh prasangka buruk terhadap kaum perempuan.{{sfnp|Gurval|2011|pp=73–74}} Meskipun demikian, Geoffrey Chaucer menonjolkan kedekatan khusus yang hanya pernah terjalin antara Kleopatra dan dua orang pria saja sebagai tanda bahwa Kleopatra bukanlah seorang perempuan penggoda, dan menyusun karya tulisnya itu dengan salah satu maksud untuk menafikan citra negatif Kleopatra dalam ''[[De Mulieribus Claris]]'' (Perihal Perempuan-Perempuan Terkemuka) dan ''[[De Casibus Virorum Illustrium]]'' (Perihal Nasib Lelaki-Lelaki Ternama), dua kumpulan riwayat tokoh-tokoh masyhur dalam bahasa Latin, karya [[Giovanni Boccaccio]], penyair Italia pada abad ke-14.{{sfnp|Anderson|2003|pp=51–54}}{{sfnp|Burstein|2004|p=68}} [[:it:Bernardino Cacciante|Bernardino Cacciante]], [[Humanisme Renaisans|tokoh humanis Abad Renaisans]], dengan karya tulisnya yang terbit pada tahun 1504, ''Libretto apologetico delle donne'' (Risalah Pembelaan Kaum Perempuan), adalah orang Italia pertama yang membela reputasi Kleopatra dan mencela kesan menghakimi serta prasangka buruk terhadap kaum perempuan yang terkandung dalam karya-karya tulis Giovanni Boccaccio.{{sfnp|Anderson|2003|pp=54–55}} Karya-karya tulis historiografi Islam, yang disusun [[sastra Arab|dalam bahasa Arab]], mengulas tentang masa pemerintahan Kleopatra, misalnya ''[[Padang Emas]]'' karya [[Al-Mas'udi]] dari abad ke-10, meskipun karya tulis ini secara keliru meriwayatkan bahwa Oktavianus mangkat tak lama sesudah Kleopatra bunuh diri.{{sfnp|Jones|2006|pp=271–274}}
Dalam ''Kleopatra und die Caesaren'' (2006) buatannya, {{ill|Bernard Andreae|de}} menyatakan bahwa patung basalt tersebut, seperti potret ratu Mesir teridealisasi lain, tak terdiri dari tampilan wajah realistis dan sehingga menambahkan sedikit pengetahuan pada penampilannya.{{sfnp|Polo|2013|p=194 footnote11}} [[Adrian Goldsworthy]] menyatakan bahwa, disamping perwakilan dalam seni rupa Mesir asli, Kleopatra hanya berbusana sebagai orang asli yang "mungkin untuk ritus-ritus tertentu" dan sebagai gantinya biasanya akan berbusana seperti penguasa Mesir, yang akan meliputi hiasan kepala Yunani yang nampak pada patung-patung dada Yunani-Romawinya.{{sfnp|Goldsworthy|2010|p=8}}


Sosok Kleopatra ditampilkan dalam [[miniatur (naskah beriluminasi)|miniatur]] [[naskah beriluminasi|naskah-naskah beriluminasi]], misalnya miniatur karya [[Maestro Boucicaut]] pada tahun 1409 yang menggambarkan [[:File:Tomb of Cleopatra and Mark Antony, illuminated manuscript of Boccaccio, miniature by the Boucicaut master, 1409 AD (cropped).jpg|jenazah Kleopatra dan Markus Antonius]] terbujur dalam peti mati batu [[Gotik Internasional|khas Gothik]].{{sfnp|Anderson|2003|p=54}} Di bidang seni rupa, penggambaran sosok Kleopatra dalam wujud arca perempuan yang hendak bunuh diri dalam keadaan tanpa busana mula-mula dilakukan oleh pematung-pematung abad ke-16, [[Bartolommeo Bandinelli]] dan [[Alessandro Vittoria]].{{sfnp|Anderson|2003|p=60}} [[Karya cetak maestro lama|Gambar-gambar cetak perdana]] yang menampilkan sosok Kleopatra meliputi gambar-gambar rancangan seniman-seniman Abad Renaisans, [[Raffaello Sanzio]] dan [[Michaelangelo Buonarroti|Michelangelo Buonarroti]], demikian pula gambar-gambar [[cukil kayu]] abad ke-15 dalam terbitan karya-karya tulis Giovanni Boccaccio yang disertai ilustrasi.{{sfnp|Anderson|2003|pp=51, 60–62}}
==== Sambutan Abad Pertengahan dan Modern Awal ====
{{further||Seni rupa abad pertengahan|Sastra abad pertengahan|Seni rupa Renaisans|Sastra Renaisans|Sastra Modern Awal|}}
[[Berkas:Giambattista Tiepolo - The Banquet of Cleopatra - Google Art Project.jpg|jmpl|300px|''[[Makan Besar Kleopatra]]'', karya [[Giovanni Battista Tiepolo]], 1744, [[National Gallery of Victoria]], Melbourne{{sfnp|Anderson|2003|pp=11–36}}]]
Pada zaman modern, Kleopatra menjadi ikon [[budaya masyarakat]],{{sfnp|Anderson|2003|p=36}} sebuah reputasi yang dibentuk oleh [[sejarah teater|drama-drama teatrikal]] yang bermula dari [[Renaisans]] serta [[seni rupa]], seperti lukisan dan film.{{sfnp|Roller|2010|pp=6–7}} Material ini banyak melampaui cangkupan dan ukuran [[historiografi|sastra historiografi]] yang ada tentangnya dari [[Zaman Klasik]] dan membuat dampak yang lebih besar pada pandangan publik umum terhadap Kleopatra ketimbang pada masa sebelumnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=6–9}} Penyair Inggris abad ke-14 [[Chaucer]], dalam ''[[The Legend of Good Women]]'', mengkontekstualisasikan Kleopatra untuk [[dunia Kristen]] dari [[Abad Pertengahan]].{{sfnp|Gurval|2011|pp=73–74}} Penggambaran Kleopatra dan Antonius, [[kesatria]] menonjolnya yang ia cintai, telah ditafsirkan pada zaman modern sebagai [[satir]] [[misogini]]stik atau main-main.{{sfnp|Gurval|2011|pp=73–74}} Namun, Chaucer menyoroti hubungan Kleopatra hanya dengan dua pria karena kehidupan penggoda yang sulit dan menulis sebagian karyanya dalam reaksi terhadap penggambaran negatif Kleopatra dalam ''[[De Mulieribus Claris]]'' dan ''[[De Casibus Virorum Illustrium]]'' karya penyair Italia abad ke-14 [[Giovanni Boccaccio]].{{sfnp|Anderson|2003|pp=51–54}}{{sfnp|Burstein|2004|p=68}} [[Humanis Renaisans]] {{ill|Bernardino Cacciante|it}}, dalam karya tahun 1504 buatannya ''Libretto apologetico delle donne'', merupakan orang Italia pertama yang membela reputasi Kleopatra dan mengkritik dorongan moralisasi dan misogini dalam karya-karya Boccaccio.{{sfnp|Anderson|2003|pp=54–55}} Karya-karya historiografi Islam [[sastra Arab|Arab]] menyoroti masa pemerintahan Kleopatra, seperti ''[[Padang Emas]]'' karya [[Al-Masudi]] dari abad ke-10, meskipun karya tersebut mengklaim bahwa Oktavianus meninggal setelah Kleopatra bunuh diri.{{sfnp|Jones|2006|pp=271–274}}


Dalam [[seni rupa Renaisans|seni rupa]], [[pemahatan Renaisans|penggambaran ukiran]] Kleopatra sebagai figur telanjang yang berdiri bebas dan melakukan bunuh diri dimulai dengan pemahat abad ke-16 [[Bartolommeo Bandinelli]] dan [[Alessandro Vittoria]].{{sfnp|Anderson|2003|p=60}} [[pembuatan cetak|Cetakan-cetakan awal]] yang menggambarkan Kleopatra meliputi karya-karya buatan seniman Renaisans [[Raphael]] dan [[Michelangelo]], serta cukil-[[cukil kayu]] [[Quattrocento]] abad ke-15 dalam publikasi bergambar dari karya-karya Boccaccio.{{sfnp|Anderson|2003|pp=51, 60–62}} Kleopatra juga tampil dalam [[miniatur (manuskrip teriluminasi)|miniatur-miniatur]] untuk manuskrip-[[manuskrip teriluminasi]], seperti [[:File:Tomb of Cleopatra and Mark Antony, illuminated manuscript of Boccaccio, miniature by the Boucicaut master, 1409 AD (cropped).jpg|penggambarannya dan Markus Antonius]] berbaring di sebuah makam [[Gothik Internasional|gaya Gothik]] karya [[Boucicaut Master]] pada 1409.{{sfnp|Anderson|2003|p=54}} Dalam [[seni pertunjukan]], kematian [[Elizabeth I dari Inggris]] pada publikasi Jerman dari surat-surat yang dinyatakan berasal dari Kleopatra pada tahun 1603 dan 1606 menginspirasi [[Samuel Daniel]] untuk memajukan dan menerbitkan ulang [[teater Renaisans Inggris|drama]] tahun 1594 buatannya ''Cleopatra'' pada 1607.{{sfnp|Rowland|2011|p=232}} Ini disusul oleh ''[[Antonius dan Kleopatra]]'' karya [[pengarang drama]] [[William Shakespeare]], yang mula-mula ditampilkan pada 1608 dan menyediakan pandangan cabul dari Kleopatra yang berseberangan dengan [[Virgin Queen]] yang ia buat di Inggris.{{sfnp|Rowland|2011|pp=232–233}} Kleopatra juga muncul dalam [[opera]]-opera, seperti ''[[Giulio Cesare in Egitto]]'' tahun 1724 buatan [[George Frideric Handel]], yang mengisahkan hubungan percintaan Caesar dan Kleopatra.{{sfnp|Woodstra|Brennan|Schrott|2005|p=548}}
Di bidang [[seni pertunjukan]], kemangkatan [[Elizabeth I dari Inggris|Ratu Elizabeth I]] di Inggris pada tahun 1603, dan penerbitan surat-surat yang konon ditulis oleh Kleopatra di Jerman pada tahun 1606, mengilhami [[Samuel Daniel]] untuk mengubah dan menerbitkan kembali pada tahun 1607, naskah sandiwara ''Cleopatra'' yang ia tulis pada tahun 1594 .{{sfnp|Rowland|2011|p=232}} Penerbitan naskah karya Samuel Daniel ini disusul oleh penerbitan naskah sandiwara ''[[Antonius dan Cleopatra]]'' karya [[William Shakespeare]], yang mula-mula dipentaskan pada tahun 1608. Sandiwara ''Antonius dan Cleopatra'' menciptakan kesan yang agak tidak senonoh mengenai pribadi Kleopatra, bertolak belakang dengan citra Ratu Elizabeth.{{sfnp|Rowland|2011|pp=232–233}} Sosok Kleopatra juga ditampilkan dalam [[opera|opera-opera]], misalnya opera ''[[Giulio Cesare in Egitto]]'' (Yulius Kaisar di Mesir) gubahan [[George Frideric Handel]] pada tahun 1724, yang mengisahkan hubungan asmara antara Yulius Kaisar dan Kleopatra.{{sfnp|Woodstra|Brennan|Schrott|2005|p=548}}


==== Penggambaran modern dan pencitraan merek ====
==== Gambaran Zaman Modern ====
{{further|Egiptomania}}
[[Berkas:Etty Cleopatra.jpg|ka|jmpl|300px|''[[Kemenangan Kleopatra]]'', karya [[William Etty]], 1821, sekarang di [[Lady Lever Art Gallery]], [[Port Sunlight]]]]
[[Berkas:Etty Cleopatra.jpg|ka|jmpl|300px|''[[Unjuk Kemegahan Kleopatra]]'' (1821), karya [[William Etty]], kini tersimpan di [[Lady Lever Art Gallery]], [[Port Sunlight]], Inggris.]]
Pada zaman [[Viktorian Britania]], Kleopatra sangat berasosiasi dengan beberapa aspek [[budaya Mesir]] kuno dan gambarnya dipakai untuk memasarkan berbagai produk rumah tangga, termasuk lampu minyak, [[litografi]], kartu pos dan rokok.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=173–174}} [[sastra Viktorian|Novel-novel fiksi]] seperti ''[[Cleopatra (novel Haggard)|Cleopatra]]'' (1889) karya [[H. Rider Haggard]] dan ''[[One of Cleopatra's Nights and Other Fantastic Romances|One of Cleopatra's Nights]]'' (1838) karya [[Théophile Gautier]] menggambarkan ratu sebagai orang timur yang sensual dan mistis, sementara ''Cleopatra'' (1894) karya Egiptologis [[Georg Ebers]] lebih berdasarkan pada akurasi sejarah.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=173–174}}{{sfnp|Pucci|2011|p=201}} [[Pengarang drama]] [[Victorien Sardou]] asal Perancis dan [[George Bernard Shaw]] asal Belgia membuat drama-drama tentang Kleopatra, sementara acara-acara [[burlesque Viktorian|burlesque]] seperti ''Antony and Cleopatra'' karya [[F. C. Burnand]] menawarkan penggambaran satir dari ratu tersebut yang menghubungkannya dan lingkungan dimana ia tinggal dengan zaman modern.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=173–177}} ''Antony and Cleopatra'' karya Shakespeare dianggap bersifat kanonikal pada era Viktorian.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|p=173}} Ketenarannya berujung pada pandangan bahwa [[:File:Lawrence Alma-Tadema- Anthony and Cleopatra.JPG|lukisan tahun 1885]] karya [[Lawrence Alma-Tadema]] menggambarkan pertemuan Antonius dan Kleopatra di tempat kesenangannya di Tarsus, meskipun Alma-Tadema menyatakan dalam surat pribadi bahwa karya tersebut menggambarkan pertemuan lanjutan mereka di Aleksandria.{{sfnp|DeMaria Smith|2011|p=161}} Dalam cerpen (belum rampung) tahun 1825 buatannya ''[[:Wikisource:en:The Egyptian Nights (Pushkin/Keane)|Malam-malam Mesir]]'', [[Alexander Pushkin]] mempopulerisasikan klaim-klaim yang banyak dihiraukan dari sejarawan Romawi abad ke-4 [[Sextus Aurelius Victor]] bahwa Kleopatra [[sejarah pelacuran|melacurkan dirinya sendiri]] kepada pria yang dibayar untuk seks dengan nyawa mereka.{{sfnp|Jones|2006|pp=260–263}}{{sfnp|Pucci|2011|pp=198, 201}} Kleopatra juga diapresiasi di luar [[dunia Barat]] dan [[Timur Tengah]], seperti [[sastra Tionghoa|cendekiawan Tiongkok]] [[dinasti Qing]] [[Yan Fu]] (1854–1921) yang menulis sebuah [[biografi]] khusus tentangnya.{{sfnp|Hsia|2004|p=227}}


Pada [[Era Victoria]] di Inggris, Kleopatra sering kali dikait-kaitkan dengan berbagai aspek [[Kebudayaan Mesir|budaya Mesir Kuno]], dan gambar dirinya dimanfaatkan dalam usaha pemasaran berbagai barang keperluan sehari-hari semisal lampu minyak, [[litografi|gambar-gambar litografi]], kartu pos, dan rokok.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=173–174}} [[sastra era Victoria|Novel-novel fiksi]] seperti ''[[Cleopatra (novel Haggard)|Cleopatra]]'' (1889) karya [[H. Rider Haggard]] dan ''[[Une nuit de Cléopâtre]]'' (1838) karya [[Théophile Gautier]] menggambarkan Ratu Mesir ini sebagai seorang perempuan asal Dunia Timur yang menggairahkan dan terkesan mistis, sementara novel ''Cleopatra'' (1894) karya egiptolog [[Georg Ebers]] lebih berpatokan pada data sejarah.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=173–174}}{{sfnp|Pucci|2011|p=201}} Para [[penulis sandiwara]], [[Victorien Sardou]] asal Prancis dan [[George Bernard Shaw]] asal Belgia, mengarang sandiwara-sandiwara mengenai Kleopatra, sementara pertunjukan-pertunjukan [[burlesque era Victoria|burlesque]] seperti ''Antony and Cleopatra'' karya [[F. C. Burnand]] menghadirkan gambaran satire dari sosok Kleopatra, karena pertunjukan-pertunjukan jenaka ini menghubung-hubungkan pribadi dan lingkungan tempat tinggalnya dengan suasana Zaman Modern.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=173–177}} Sandiwara ''Antonius dan Cleopatra'' karya William Shakespeare dianggap sebagai bentuk yang baku pada era Victoria.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|p=173}} Sedemikian populernya sandiwara ini sampai-sampai muncul anggapan bahwa [[:File:Lawrence Alma-Tadema- Anthony and Cleopatra.JPG|lukisan tahun 1885]] karya [[Lawrence Alma-Tadema]] menggambarkan pertemuan Antonius dan Kleopatra di atas tongkang pesiarnya di Tarsos, meskipun Lawrence Alma-Tadema menyingkap dalam sepucuk surat pribadi bahwa lukisan ini sesungguhnya menggambarkan perjumpaan mereka yang berikutnya di Aleksandria.{{sfnp|DeMaria Smith|2011|p=161}} Dalam cerita pendek berjudul ''[[:Wikisource:en:The Egyptian Nights (Pushkin/Keane)|Malam-Malam di Mesir]]'' yang ia tulis pada tahun 1825 tetapi tak kunjung ia rampungkan itu, [[Alexander Pushkin]] mempopulerkan pernyataan sejarawan Romawi abad ke-4, [[Sextus Aurelius Victor|Sekstus Aurelius Viktor]], yang sebelumnya nyaris tak dihiraukan orang, bahwasanya Kleopatra [[sejarah pelacuran|melacurkan diri]] kepada para lelaki yang bersedia membayar dengan nyawa.{{sfnp|Jones|2006|pp=260–263}}{{sfnp|Pucci|2011|pp=198, 201}} Kleopatra juga dikagumi orang di luar Dunia Barat dan Timur Tengah, karena [[Yan Fu]] (1854–1921), [[sastra Tionghoa|cendekiawan Tiongkok]] pada zaman [[dinasti Qing|wangsa Qing]], menyusun sebuah [[biografi]] yang panjang mengenai dirinya.{{sfnp|Hsia|2004|p=227}}
''[[Robbing Cleopatra's Tomb]]'' ({{lang-fr|Cléopâtre}}) karya [[Georges Méliès]], sebuah [[film horor]] [[film bisu|bisu]] Perancis tahun 1899, adalah film pertama yang menggambarkan karakter Kleopatra.{{sfnp|Jones|2006|p=325}} Film-film [[Hollywood]] dari abad ke-20 dipengaruhi oleh media Viktorian pada masa sebelumnya, yang membantu pembentukan karakter Kleopatra yang diperankan oleh [[Theda Bara]] dalam film ''[[Cleopatra (film 1917)|Cleopatra]]'' (1917), [[Claudette Colbert]] dalam film ''[[Cleopatra (film 1934)|Cleopatra]]'' (1934), dan [[Elizabeth Taylor]] dalam film ''[[Cleopatra (film 1963)|Cleopatra]]'' (1963).{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=172–173, 178}} Selain perannya sebagai ratu '[[vampir]]', pemeranan Bara sebagai Kleopatra juga memasukkan unsur-unsur [[Orientalisme]] abad ke-19, seperti [[despotisme]], perpaduan dengan [[sejarah seksualits manusia|seksualitas perempuan]] berlebihan dan berbahaya.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=178–180}} Karakter Kleopatra yang diperankan oleh Colbert dimajukan sebagai [[model glamour]] untuk penjualan produk-produk bertema Mesir di pusat-pusat perbelanjaan pada 1930an, yang dapat berhubungan dengan teknik pemfilman sutradara [[Cecil B. DeMille]] dan tujuan pada komoditas konsimen yang mentragetkan para penonton film perempuan.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=181–183}} Dalam persiapan untuk film yang dibintangi oleh Taylor sebagai Kleopatra, majalah-[[majalah wanita]] dari awal 1960an mengiklankan cara pemakaian tata rias, busana, perhiasan, dan gaya rambut untuk mendapatkan penampilan 'Mesir' yang mirip dengan ratu Kleopatra dan [[patung dada Nefertiti|Nefertiti]].{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=172–173}} Pada akhir abad ke-20, tak hanya terdapat empat puluh tiga film terpisah yang berkaitan dengan Kleopatra, namun juga sekitar dua ratus drama dan novel, empat puluh lima opera, dan lima [[balet]].{{sfnp|Pucci|2011|p=195}}


''[[Robbing Cleopatra's Tomb]]'' ({{lang-fr|Cléopâtre}}) arahan sutradara [[Georges Méliès]], sebuah [[film bisu]] produksi Prancis bergenre [[film horor|horor]] keluaran tahun 1899, adalah film pertama yang menampilkan peran karakter Kleopatra.{{sfnp|Jones|2006|p=325}} Film-film [[Hollywood]] dari abad ke-20 dipengaruhi oleh media era Victoria, yang turut membentuk perwatakan Kleopatra yang diperankan oleh [[Theda Bara]] dalam film ''[[Cleopatra (film 1917)|Cleopatra]]'' (1917), [[Claudette Colbert]] dalam film ''[[Cleopatra (film 1934)|Cleopatra]]'' (1934), dan [[Elizabeth Taylor]] dalam film ''[[Cleopatra (film 1963)|Cleopatra]]'' (1963).{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=172–173, 178}} Selain perannya sebagai seorang ratu "[[vampir]]", peran Theda Bara sebagai Kleopatra juga diisi dengan kesan-kesan yang lazim ditampilkan dalam [[Orientalisme|lukisan orientalis]] abad ke-19, semisal [[despotisme|perilaku despotis]], dicampur dengan seksualitas perempuan yang terbuka dan mengandung bahaya.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=178–180}} Watak Kleopatra yang diperankan oleh Claudette Colbert dijadikan [[peragawan (pekerjaan)|model glamor]] dalam penjualan barang-barang bertema Mesir di toko-toko serba ada pada era 1930-an, yang menyasar kaum perempuan penggemar film.{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=181–183}} Pada tahap persiapan pembuatan film tentang Kleopatra yang dibintangi oleh Elizabeth Taylor, [[majalah wanita|majalah-majalah wanita]] yang terbit pada awal era 1960-an mengiklankan cara-cara pemakaian kosmetik, busana, perhiasan, dan tatanan rambut agar mendapatkan penampilan khas "Mesir" yang serupa dengan penampilan Ratu Kleopatra dan [[Nefertiti|Ratu Nefertiti]].{{sfnp|Wyke|Montserrat|2011|pp=172–173}} Pada akhir abad ke-20, tak hanya terdapat empat puluh tiga film terpisah yang berkaitan dengan Kleopatra, tetapi juga sekitar dua ratus sandiwara dan novel, empat puluh lima opera, dan lima [[balet]].{{sfnp|Pucci|2011|p=195}}
=== Karya-karya tulis ===
{{further|Sastra Yunani Kuno|Sastra Mesir Kuno}}
Meskipun mitos-mitos tentang Kleopatra timbul di media populer, aspek-aspek penting dari karirnya banyak yang tak disebutkan, seperti komandonya atas angkatan laut, tindakan-tindakan administratif, dan publikasi-publikasi tentang [[pengobatan Yunani kuno]].{{sfnp|Roller|2010|p=7}} Satu-satunya fragmen yang masih ada dari tulisan-tulisan [[sejarah pengobatan|medis dan kosmetik]] yang diatributkan kepada Kleopatra, seperti karya-karya yang dipersembahkan oleh [[Galen]], termasuk pemulihan dari [[penyakit rambut]], beruban dan ketombe, bersama dengan daftar [[unit ukuran Yunani kuni|massa dan ukuran]] untuk keperluan [[farmakologi]].{{sfnp|Roller|2010|pp=50–51}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11–12}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=81–82}} [[Aëtius dari Amida]] mengatributkan sebuah resep untuk [[sejarah parfum|sabun parfum]] untuk Kleopatra, sementara [[Paulus dari Aegina]] memberikan instruksi-instruksi yang ditujukan kepadanya untuk [[pewarnaan rambut|mewarnai dan mengeritingkan rambut]].{{sfnp|Roller|2010|pp=50–51}} Namun, atribusi teks-teks tertentu terhadap Kleopatra diragukan oleh Ingrid D. Rowland, yang menyatakan bahwa "Berenice yang disebut Kleopatra" yang dikutip oleh dokter Romawi perempuan abad ke-3 atau ke-4 [[Metrodora]] nampaknya disangkat oleh para cendekiawan abad pertengahan sebagai Kleopatra VII.{{sfnp|Rowland|2011|pp=141–142}}


== Leluhur ==
=== Karya tulis ===
{{further|Sastra Yunani Kuno|Sastra Mesir Kuno}}
{{double image|right|Ptolemy I Soter Louvre Ma849.jpg|162|Seleuco I 2.JPG|170|Kiri: Patung dada [[Ptolemaios I Soter]], [[seni rupa Hellenistik|berlanggam Helenistik]], kini tersimpan di [[Louvre]], Paris <br>Kanan: Patung dada [[Seleukos I Nikator]], [[Seni pahat Romawi|tiruan buatan Romawi]] dari karya asli buatan Yunani, temuan dari [[Vila Papirus]] di situs arkeologi [[Herculaneum|Ercolano]], kini tersimpan di [[Museum Arkeologi Nasional Napoli]]}}
Meskipun mitos-mitos seputar Kleopatra tak kunjung lekang di media populer, banyak sekali segi penting dari perjalanan kariernya yang tidak umum diketahui orang, misalnya saja kepemimpinannya selaku laksamana armada tempur, tindakan-tindakan administratif yang pernah ia lakukan, dan karya-karya tulisnya di bidang [[kedokteran Yunani Kuno|ilmu pengobatan Yunani Kuno]].{{sfnp|Roller|2010|p=7}} Hanya penggalan-penggalan dari keseluruhan isi naskah saja yang masih tersisa dari karya-karya tulis di bidang ilmu pengobatan dan perawatan kecantikan yang dinisbahkan kepada Kleopatra, semisal yang dilestarikan oleh [[Galenus|Klaudios Galenos]], yakni resep ramuan-ramuan untuk mengobati [[penyakit rambut|gangguan kesehatan rambut]], kebotakan, dan ketombe, serta sedaftar [[satuan ukur Yunani Kuno|takaran dan ukuran]] yang diperlukan untuk [[farmakologi|meramu obat-obatan]].{{sfnp|Roller|2010|pp=50–51}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11–12}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=81–82}} [[Aetios dari Amida]] menisbahkan sebuah resep ramuan sabun [[sejarah parfum|wangi]] kepada Kleopatra, sementara [[Paulos dari Aigina]] melestarikan petunjuk-petunjuk [[pewarnaan rambut|pewarnaan dan pengeritingan rambut]] yang konon berasal dari Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=50–51}} Meskipun demikian, penisbahan beberapa karya tulis tertentu kepada Kleopatra diragukan ketepatannya oleh Ingrid D. Rowland, yang mengemukakan bahwa "Berenike yang disebut Kleopatra", pujangga yang dikutip karyanya oleh [[Metrodora]], tabib perempuan Romawi abad ke-3 atau ke-4, agaknya telah keliru ditafsirkan oleh para cendekiawan Abad Pertengahan sebagai orang yang sama dengan Kleopatra.{{sfnp|Rowland|2011|pp=141–142}}


== Silsilah ==
Kleopatra adalah putri wangsa [[dinasti Ptolemaik|Ptolemaios]] asal [[Makedonia Kuno|Yunani Makedonia]],{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16}}{{sfnp|Jones|2006|pp=xiii, 3, 279}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=3, 34, 36, 43, 63–64}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut tentang garis nasab Yunani Makedonia dari Kleopatra dapat dibaca dalam {{harvtxt|Pucci|2011|p=201}}, {{harvtxt|Grant|1972|pp=3–5}}, dan {{harvtxt|Royster|2003|pp=47–49}}.</ref> [[Suku-suku bangsa di Eropa|Darah Eropa]] wangsa ini berasal dari [[kawasan utara Yunani]].{{sfnp|Fletcher|2008|pp=1, 23}} Ditilik dari garis nasab ayahnya, [[Ptolemaios XII Auletes]], Kleopatra adalah keturunan dari dua orang [[Somatophylakes|pengiring utama]] [[Aleksander Agung]], [[Sejarah Makedonia (kerajaan kuno)|Raja Makedonia]], yakni Senapati [[Ptolemaios I Soter]], pendiri Kerajaan Wangsa Ptolemaios di tanah Mesir, dan [[Seleukos I Nikator]], tokoh Yunani Makedonia yang mendirikan [[Kekaisaran Seleukia|Kekaisaran Wangsa Seleukos]] di Asia Barat.{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=3, 34, 36, 51}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=23, 37–42}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut perihal pendirian Mesir Helenistik oleh Aleksander Agung, dan perihal garis nasab Kleopatra yang berasal dari Ptolemaios I Soter, dapat dibaca dalam {{harvtxt|Grant|1972|pp=7–8}} dan {{harvtxt|Jones|2006|p=3}}.</ref> Meskipun [[Patrilineal|garis nasab]] ayahnya dapat ditelusuri, jati diri ibunya justru tidak diketahui.{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16, 164–166}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiii}}{{sfnp|Dodson|Hilton|2004|p=273}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxt|Grant|1972|pp=3–4}} dan {{harvtxt|Burstein|2004|p=11}}.</ref> Kleopatra mungkin saja adalah putri yang dilahirkan oleh [[Kleopatra VI|Kleopatra VI Trifaina]] (dikenal pula sebagai [[Kleopatra V|Kleopatra V Trifaina]]),<ref group="note" name="cleopatra v or vi">{{harvtxt|Grant|1972|pp=3–4, 17}}, {{harvtxt|Fletcher|2008|pp=69, 74, 76}}, {{harvtxt|Jones|2006|p=xiii}}, {{harvtxt|Preston|2009|p=22}}, {{harvtxt|Schiff|2011|p=28}} dan {{harvtxt|Burstein|2004|p=11}} memberi sebutan Kleopatra V Trifaina bagi permaisuri Ptolemaios XII Auletes, sementara {{harvtxt|Dodson|Hilton|2004|pp=268–269, 273}} dan {{harvtxt|Roller|2010|p=18}} memberinya sebutan Kleopatra VI Trifaina, sebagai akibat dari kesimpangsiuran keterangan dalam sumber-sumber primer mengenai dua tokoh perempuan ini, yang mungkin saja adalah satu orang yang sama. Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvtxt|Whitehorne|1994|p=182}}, Kleopatra VI mungkin adalah salah seorang putri Ptolemaios XII yang disebut-sebut namanya pada tahun 58 SM sebagai penguasa Mesir bersama-sama dengan adiknya, [[Berenike IV dari Mesir|Berenike IV]] (sewaktu Ptolemaios XII tinggal dalam pembuangan di Roma), sementara permaisuri Ptolemaios XII, Kleopatra V, mungkin wafat seawal-awalnya pada musim dingin tahun 69–68 SM, manakala namanya mulai hilang dari catatan-catatan sejarah. {{harvtxt|Roller|2010|pp=18–19}} menduga bahwa permaisuri Ptolemaios XII, yang ia beri sebutan Kleopatra VI, hanya sekadar menghilang dari lingkungan istana selama satu dasawarsa setelah diusir dengan alasan yang tidak diketahui, dan akhirnya kembali untuk memerintah bersama-sama dengan putrinya, Berenike IV. {{harvtxt|Fletcher|2008|p=76}} menerangkan bahwa warga Aleksandria memakzulkan Ptolemaios XII dan menobatkan "putri paling besarnya, Berenike IV, dan sebagai penguasa pendamping, Kleopatra V Trifaina dipanggil pulang dari pembuangan setelah 10 tahun lamanya tersingkir dari lingkungan istana. Meskipun para sejarawan yang terkemudian menduga bahwa tentu ada putri-putri lain dari Ptolemaios XII Auletes sehingga menomorinya sebagai 'Kleopatra VI', tampaknya ia hanyalah Kleopatra V yang kembali ke lingkungan istana untuk untuk bertakhta menggantikan saudara sekaligus mantan suaminya, Ptolemaios XII Auletes."</ref> yakni saudari sepupu{{sfnp|Dodson|Hilton|2004|pp=268–269, 273}} atau saudari kandung sekaligus permaisuri Ptolemaios XII.{{sfnp|Roller|2010|p=18}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiii}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11, 75}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxt|Fletcher|2008|pp=69, 74, 76}}.</ref>
{{double image|ka|Ptolemy I Soter Louvre Ma849.jpg|162|Seleuco I 2.JPG|170|Kiri: Patung dada [[Ptolemaios I Soter]], [[seni rupa Helenistik|berlanggam Helenistik]], kini tersimpan di [[Louvre]], Paris <br>{{pb}}Kanan: Patung dada [[Seleukos I Nikator]], [[Seni pahat Romawi|tiruan buatan Romawi]] dari karya asli buatan Yunani, temuan dari [[Vila Papirus]] di situs arkeologi kota [[Herculaneum]], kini tersimpan di [[Museum Arkeologi Nasional Napoli]]}}


Kleopatra adalah putri wangsa [[dinasti Ptolemaik|Ptolemaios]] asal [[Makedonia Kuno|Yunani Makedonia]],{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16}}{{sfnp|Jones|2006|pp=xiii, 3, 279}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=3, 34, 36, 43, 63–64}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut tentang garis nasab Yunani Makedonia dari Kleopatra dapat dibaca dalam {{harvnb|Pucci|2011|p=201}}, {{harvnb|Grant|1972|pp=3–5}}, dan {{harvnb|Royster|2003|pp=47–49}}.</ref> [[Suku-suku bangsa di Eropa|Darah Eropa]] wangsa ini berasal dari [[kawasan utara Yunani]].{{sfnp|Fletcher|2008|pp=1, 23}} Ditilik dari silsilah ayahnya, [[Ptolemaios XII Auletes]], Kleopatra adalah keturunan dari dua orang [[Somatophylakes|pengawal utama]] [[Aleksander Agung]], [[Makedonia (kerajaan kuno)|Raja Makedonia]], yakni Senapati [[Ptolemaios I Soter]], pendiri Kerajaan Wangsa Ptolemaios di tanah Mesir, dan [[Seleukos I Nikator]], tokoh Yunani Makedonia yang mendirikan [[Kekaisaran Seleukia|Kekaisaran Wangsa Seleukos]] di Asia Barat.{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=3, 34, 36, 51}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=23, 37–42}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut perihal pendirian Mesir Helenistik oleh Aleksander Agung, dan perihal garis nasab Kleopatra yang berasal dari Ptolemaios I Soter, dapat dibaca dalam {{harvnb|Grant|1972|pp=7–8}} dan {{harvnb|Jones|2006|p=3}}.</ref> Meskipun [[Patrilineal|garis nasab]] ayahnya dapat ditelusuri, jati diri ibu Kleopatra justru tidak diketahui.{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16, 164–166}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiii}}{{sfnp|Dodson|Hilton|2004|p=273}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Grant|1972|pp=3–4}} dan {{harvnb|Burstein|2004|p=11}}.</ref> Kleopatra mungkin saja adalah putri kandung [[Kleopatra VI|Kleopatra VI Trifaina]] (dikenal pula sebagai [[Kleopatra V|Kleopatra V Trifaina]]),<ref group="note" name="cleopatra v or vi">{{harvnb|Grant|1972|pp=3–4, 17}}, {{harvnb|Fletcher|2008|pp=69, 74, 76}}, {{harvnb|Jones|2006|p=xiii}}, {{harvnb|Preston|2009|p=22}}, {{harvnb|Schiff|2011|p=28}} dan {{harvnb|Burstein|2004|p=11}} memberi sebutan Kleopatra V Trifaina bagi permaisuri Ptolemaios XII Auletes, sementara {{harvnb|Dodson|Hilton|2004|pp=268–269, 273}} dan {{harvnb|Roller|2010|p=18}} memberinya sebutan Kleopatra VI Trifaina, sebagai akibat dari kesimpangsiuran keterangan dalam sumber-sumber primer mengenai dua tokoh perempuan ini, yang mungkin saja adalah satu orang yang sama. Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvnb|Whitehorne|1994|p=182}}, Kleopatra VI mungkin adalah salah seorang putri Ptolemaios XII yang disebut-sebut namanya pada tahun 58 SM sebagai penguasa Mesir bersama-sama dengan adiknya, [[Berenike IV dari Mesir|Berenike IV]] (sewaktu Ptolemaios XII tinggal dalam pembuangan di Roma), sementara permaisuri Ptolemaios XII, Kleopatra V, mungkin wafat seawal-awalnya pada musim dingin tahun 69–68 SM, manakala namanya mulai hilang dari catatan-catatan sejarah. {{harvnb|Roller|2010|pp=18–19}} menduga bahwa permaisuri Ptolemaios XII, yang ia beri sebutan Kleopatra VI, hanya sekadar menghilang dari lingkungan istana selama satu dasawarsa setelah diusir dengan alasan yang tidak diketahui, dan akhirnya kembali untuk memerintah bersama-sama dengan putrinya, Berenike IV. {{harvnb|Fletcher|2008|p=76}} menerangkan bahwa warga Aleksandria memakzulkan Ptolemaios XII dan menobatkan "putri paling besarnya, Berenike IV, dan sebagai penguasa pendamping, Kleopatra V Trifaina dipanggil pulang dari pembuangan setelah 10 tahun lamanya tersingkir dari lingkungan istana. Meskipun para sejarawan yang terkemudian menduga bahwa tentu ada putri-putri lain dari Ptolemaios XII Auletes sehingga menomorinya sebagai 'Kleopatra VI', tampaknya ia hanyalah Kleopatra V yang kembali ke lingkungan istana untuk untuk bertakhta menggantikan saudara sekaligus mantan suaminya, Ptolemaios XII Auletes."</ref> yakni adik sepupu{{sfnp|Dodson|Hilton|2004|pp=268–269, 273}} atau adik kandung sekaligus permaisuri Ptolemaios XII.{{sfnp|Roller|2010|p=18}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiii}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11, 75}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Fletcher|2008|pp=69, 74, 76}}.</ref>
[[Kleopatra I|Kleopatra I Sira]] adalah satu-satunya anggota wangsa Ptolemaios yang dapat dipastikan mewarisi darah non-Yunani dari beberapa leluhurnya, karena ia adalah keturunan dari [[Apama]], perempuan asal [[bangsa Persia|Persia]] [[Sogdiana]] yang menjadi permaisuri Seleukos I Nikator.{{sfnp|Grant|1972|p=5}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=56, 73}}<ref group="note">Perihal garis nasab Sogdiana dari Apama, permaisuri Seleukos I Nikator, dapat dibaca dalam {{harvtxt|Holt|1989|pp=64–65, catatan kaki 63}}.</ref> Pada umumnya diyakini bahwa para anggota wangsa Ptolemaios tidak kawin-mawin dengan pribumi [[bangsa Mesir|Mesir]].{{sfnp|Fletcher|2008|p=73}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=69–70}}<ref group="note">Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvtxt|Burstein|2004|pp=47–50}}, suku-suku bangsa utama di Mesir pada zaman wangsa Ptolemaios adalah Mesir, [[bangsa Yunani|Yunani]], dan [[Yahudi]], masing-masing dipisahkan dari yang lain berdasarkan hukum, bermukim di kawasan permukiman tersendiri, dan dilarang melakukan pernikahan beda suku bangsa, di kota-kota multibudaya, yakni [[Aleksandria]], [[Naucratis|Naukratis]], dan [[Ptolemais Hermiou|Ptolemaida Ermia]]. Meskipun demikian, sebagaimana dijelaskan oleh {{harvtxt|Fletcher|2008|pp=82, 88–93}}, [[agama Mesir Kuno|jabatan imamat pribumi Mesir]] berkaitan erat raja-raja pelindungnya dari wangsa Ptolemaios, sampai-sampai Kleopatra diduga memiliki seorang saudara sepupu tiri berkebangsaan Mesir, yakni [[Pasyerienptah III]], [[Imam Besar Ptah]] di [[Memphis, Mesir|Memfis, Mesir]].</ref> [[Michael Grant (classicist)|Michael Grant]] berpendapat bahwa hanya ada satu perempuan Mesir yang diketahui menjadi gundik salah seorang Ptolemaios, dan tidak ada perempuan Mesir yang diketahui pernah diperistri oleh seorang Ptolemaios, serta berkesimpulan bahwa mungkin sekali tak setetes pun darah mesir yang mengalir dalam diri Kleopatra, sehingga "sudah sepatutnya ia menyebut dirinya orang Yunani."{{sfnp|Grant|1972|p=5}}<ref group="note">{{harvtxt|Grant|1972|p=5}} berpendapat bahwa nenek Kleopatra, yakni ibu dari Ptolemaios XII, mungkin seorang perempuan keturunan [[bangsa Suriah|Suriah]] (namun mengakui pula bahwa "sangat mungkin perempuan ini masih terhitung peranakan Yunani"), tetapi sudah pasti bukan seorang perempuan pribumi Mesir, karena sepanjang sejarah wangsa Ptolemaios hanya ada satu orang perempuan Mesir yang diketahui pernah menjadi gundik dari salah seorang penguasa dari wangsa Ptolemaios.</ref> [[Stacy Schiff]] menulis bahwa Kleopatra adalah seorang Yunani Makedonia dengan sedikit campuran darah Persia, dan berpendapat bahwa putra-putra wangsa Ptolemaios sangat jarang mengambil perempuan Mesir menjadi gundik.{{sfnp|Schiff|2011|pp=2, 42}}<ref group="note">{{harvtxt|Schiff|2011|p=42}} lebih jauh lagi berpendapat bahwa, ditilik dari garis nasabnya, Kleopatra tidak berkulit gelap, meskipun mencermati pula bahwa Kleopatra tidak tergolong berkulit cerah di kalangan wangsa Ptolemaios, malah kulitnya sewarna dengan madu. Sebagai buktinya ia mengemukakan bahwa sanak saudara Kleopatra digambarkan memiliki kulit yang sewarna dengan madu sehingga "mungkin pula Kleopatra memiliki kulit dengan warna serupa." {{harvtxt|Goldsworthy|2010|pp=127, 128}} setuju dengan pendapat ini, dan berkesimpulan bahwa sebagai seorang perempuan keturunan Makedonia dengan sedikit campuran darah Suriah, mungkin sekali Kleopatra tidak berkulit gelap (karena propaganda Romawi tidak pernah menyebut demikian), dan menulis bahwa "warna kulit yang lebih terang jauh lebih mungkin, menilik garis nasabnya," namun juga mencermati bahwa Kleopatra bisa saja memiliki "warna kulit yang agak gelap, khas kawasan Laut Tengah" karena berdarah campuran. {{harvtxt|Grant|1972|p=5}} setuju dengan dugaan Goldsworthy perihal warna kulit Kleopatra, bahwasanya meskipun hampir dapat dipastikan bukan warna kulit khas Mesir, Kleopatra memiliki warna kulit yang agak gelap karena berdarah campuran Yunani dan Persia, serta mungkin juga Suriah. {{harvtxt|Preston|2009|p=77}} setuju dengan pendapat Grant bahwa, ditilik dari garis nasabnya, Kleopatra "nyaris pasti berambut gelap dan berwarna kulit zaitun."</ref> [[Duane W. Roller]] menduga bahwa Kleopatra adalah putri yang dilahirkan oleh seorang perempuan berdarah campuran, separuh Yunani Makedonia dan separuh Mesir, yang berasal dari keluarga besar imam-imam dewa [[Ptah]] (hipotesis ini tidak diterima secara umum dalam kajian ilmiah mengenai Kleopatra),<ref group="note">Informasi lebih lanjut perihal jati diri ibu Kleopatra dapat dibaca dalam {{harvtxt|Burstein|2004|p=11}}, {{harvtxt|Fletcher|2008|p=73}}, {{harvtxt|Goldsworthy|2010|pp=127, 128}}, {{harvtxt|Grant|1972|p=4}}, dan {{harvtxt|Roller|2010|pp=165-166}}. [[Joann Fletcher]] berpendapat bahwa hipotesis ini meragukan dan kurang bukti. Menurut [[Stanley M. Burstein]], bukti tidak langsung yang kuat menyiratkan bahwa ibu Kleopatra boleh jadi adalah salah seorang anggota keluarga [[Imam Besar Ptah|imam dewa Ptah]], namun para sejarawan pada umumnya berasumsi bahwa ibu Kleopatra adalah Kleopatra V Trifaina, permaisuri Ptolemaios XII. [[Adrian Goldsworthy]] menyepelekan gagasan yang mengatakan bahwa ibu Kleopatra adalah anggota keluarga imam Mesir sebagai gagasan yang "murni hasil terkaan" belaka. [[Michael Grant (ahli klasika)|Michael Grant]] berpendapat bahwa Kleopatra V mungkin sekali adalah ibu dari Kleopatra VII. [[Duane W. Roller]] mencermati bahwa meskipun Kleopatra mungkin saja adalah putri keluarga imam dewa Ptah, tokoh utama lainnya yang juga mungkin merupakan putri keluarga imam dewa Ptah adalah Kleopatra VI, dengan mempertahankan ketidakpastian yang berpangkal pada "tersingkirnya" Kleopatra VI yang "mengaburkan pokok permasalahan."</ref> namun mengemukakan pula bahwa sekalipun berdarah campuran, Kleopatra lebih membanggakan dirinya sebagai seorang putri wangsa Ptolemaios keturunan Yunani.{{sfnp|Roller|2010|pp=15, 18, 166}}<ref group="note">{{harvtxt|Schiff|2011|pp=2}} sepakat dengan pendapat ini, dan menyimpulkan bahwa Kleopatra "menjunjung tinggi tradisi keluarga." Sebagaimana yang dicermati oleh {{harvtxt|Dudley|1960|pp=57}}, Kleopatra dan sanak saudaranya adalah "[para] pengganti firaun-firaun pribumi yang, melalui suatu birokrasi yang sangat tertata, mengeksploitasi sedemikian banyaknya sumber-sumber daya alam di Lembah Sungai Nil."</ref>


[[Kleopatra I|Kleopatra I Sira]] adalah satu-satunya kerabat wangsa Ptolemaios yang dapat dipastikan mewarisi darah selain Yunani dari beberapa orang leluhurnya, karena ia adalah keturunan dari [[Apama]], perempuan asal [[bangsa Persia|Persia]] [[Sogdiana]] yang dipersunting Seleukos I Nikator menjadi permaisurinya.{{sfnp|Grant|1972|p=5}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=56, 73}}<ref group="note">Perihal garis nasab Sogdiana dari Apama, permaisuri Seleukos I Nikator, dapat dibaca dalam {{harvnb|Holt|1989|pp=64–65, catatan kaki 63}}.</ref> Pada umumnya diyakini bahwa para anggota wangsa Ptolemaios tidak kawin-mawin dengan pribumi [[bangsa Mesir|Mesir]].{{sfnp|Fletcher|2008|p=73}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=69–70}}<ref group="note">Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvnb|Burstein|2004|pp=47–50}}, suku-suku bangsa utama di Mesir pada zaman wangsa Ptolemaios adalah Mesir, [[Bangsa Yunani|Yunani]], dan [[Yahudi]], masing-masing dipisahkan dari yang lain berdasarkan hukum, bermukim di kawasan permukiman tersendiri, dan dilarang melakukan pernikahan beda suku bangsa, di kota-kota multibudaya, yakni [[Aleksandria]], [[Naucratis|Naukratis]], dan [[Ptolemais Hermiou|Ptolemaida Ermia]]. Meskipun demikian, sebagaimana dijelaskan oleh {{harvnb|Fletcher|2008|pp=82, 88–93}}, [[Agama Mesir Kuno|jabatan imamat pribumi Mesir]] berkaitan erat raja-raja pelindungnya dari wangsa Ptolemaios, sampai-sampai Kleopatra diduga memiliki seorang saudara sepupu tiri berkebangsaan Mesir, yakni [[Pasyerienptah III]], [[Imam Besar Ptah]] di [[Memphis, Mesir|Memfis, Mesir]].</ref> [[Michael Grant (ahli klasika)|Michael Grant]] mengemukakan bahwa hanya ada satu orang perempuan Mesir yang diketahui menjadi gundik salah seorang Ptolemaios, dan tidak ada perempuan Mesir yang diketahui pernah diperistri oleh seorang Ptolemaios. Oleh karena itu Michael Grant berkesimpulan bahwa mungkin sekali tak setetes pun darah Mesir mengalir di dalam nadi Kleopatra, sehingga "sudah sepatutnya ia menyebut dirinya orang Yunani."{{sfnp|Grant|1972|p=5}}<ref group="note">{{harvnb|Grant|1972|p=5}} berpendapat bahwa nenek Kleopatra, yakni ibu dari Ptolemaios XII, mungkin seorang perempuan keturunan [[bangsa Suriah|Suriah]] (tetapi mengakui pula bahwa "sangat mungkin perempuan ini masih terhitung peranakan Yunani"), tetapi sudah pasti bukan seorang perempuan pribumi Mesir, karena sepanjang sejarah wangsa Ptolemaios hanya ada satu orang perempuan Mesir yang diketahui pernah menjadi gundik dari salah seorang penguasa dari wangsa Ptolemaios.</ref> [[Stacy Schiff]] mengemukakan dalam tulisannya bahwa Kleopatra adalah anak jati Yunani Makedonia dengan sedikit campuran darah Persia, mengingat putra-putra wangsa Ptolemaios sangat jarang mengambil perempuan Mesir menjadi gundik.{{sfnp|Schiff|2011|pp=2, 42}}<ref group="note">{{harvnb|Schiff|2011|p=42}} lebih jauh lagi berpendapat bahwa, ditilik dari garis nasabnya, Kleopatra tidak berkulit gelap, meskipun mencermati pula bahwa Kleopatra tidak tergolong berkulit cerah di kalangan wangsa Ptolemaios, malah kulitnya sewarna dengan madu. Sebagai buktinya ia mengemukakan bahwa sanak saudara Kleopatra digambarkan memiliki kulit yang sewarna dengan madu sehingga "mungkin pula Kleopatra memiliki kulit dengan warna serupa." {{harvnb|Goldsworthy|2010|pp=127, 128}} setuju dengan pendapat ini, dan berkesimpulan bahwa sebagai seorang perempuan keturunan Makedonia dengan sedikit campuran darah Suriah, mungkin sekali Kleopatra tidak berkulit gelap (karena propaganda Romawi tidak pernah menyebut demikian), dan menulis bahwa "warna kulit yang lebih terang jauh lebih mungkin, menilik garis nasabnya," tetapi juga mencermati bahwa Kleopatra bisa saja memiliki "warna kulit yang agak gelap, khas kawasan Laut Tengah" karena berdarah campuran. {{harvnb|Grant|1972|p=5}} setuju dengan dugaan Goldsworthy perihal warna kulit Kleopatra, bahwasanya meskipun hampir dapat dipastikan bukan warna kulit khas Mesir, Kleopatra memiliki warna kulit yang agak gelap karena berdarah campuran Yunani dan Persia, serta mungkin juga Suriah. {{harvnb|Preston|2009|p=77}} setuju dengan pendapat Grant bahwa, ditilik dari garis nasabnya, Kleopatra "nyaris pasti berambut gelap dan berwarna kulit zaitun."</ref> [[Duane W. Roller]] menduga bahwa Kleopatra adalah putri kandung seorang perempuan berdarah campuran, separuh Yunani Makedonia dan separuh Mesir, yang berasal dari keluarga besar imam-imam dewa [[Ptah]] (hipotesis ini tidak diterima secara umum dalam kajian ilmiah mengenai Kleopatra),<ref group="note">Informasi lebih lanjut perihal jati diri ibu Kleopatra dapat dibaca dalam {{harvnb|Burstein|2004|p=11}}, {{harvnb|Fletcher|2008|p=73}}, {{harvnb|Goldsworthy|2010|pp=127, 128}}, {{harvnb|Grant|1972|p=4}}, dan {{harvnb|Roller|2010|pp=165-166}}. [[Joann Fletcher]] berpendapat bahwa hipotesis ini meragukan dan kurang bukti. Menurut [[Stanley M. Burstein]], bukti tidak langsung yang kuat menyiratkan bahwa ibu Kleopatra boleh jadi adalah salah seorang anggota keluarga [[Imam Besar Ptah|imam dewa Ptah]], tetapi para sejarawan pada umumnya berasumsi bahwa ibu Kleopatra adalah Kleopatra V Trifaina, permaisuri Ptolemaios XII. [[Adrian Goldsworthy]] menyepelekan gagasan yang mengatakan bahwa ibu Kleopatra adalah anggota keluarga imam Mesir sebagai gagasan yang "murni hasil terkaan" belaka. [[Michael Grant (ahli klasika)|Michael Grant]] berpendapat bahwa Kleopatra V mungkin sekali adalah ibu dari Kleopatra VII. [[Duane W. Roller]] mencermati bahwa meskipun Kleopatra mungkin saja adalah putri keluarga imam dewa Ptah, tokoh utama lainnya yang juga mungkin merupakan putri keluarga imam dewa Ptah adalah Kleopatra VI, dengan mempertahankan ketidakpastian yang berpangkal pada "tersingkirnya" Kleopatra VI yang "mengaburkan pokok permasalahan."</ref> tetapi mengemukakan pula bahwa sekalipun berdarah campuran, Kleopatra lebih membangga-banggakan darah Yunani yang diwarisinya selaku putri wangsa Ptolemaios.{{sfnp|Roller|2010|pp=15, 18, 166}}<ref group="note">{{harvnb|Schiff|2011|pp=2}} sepakat dengan pendapat ini, dan menyimpulkan bahwa Kleopatra "menjunjung tinggi tradisi keluarga." Sebagaimana yang dicermati oleh {{harvnb|Dudley|1960|pp=57}}, Kleopatra dan sanak saudaranya adalah "[para] pengganti firaun-firaun pribumi yang, melalui suatu birokrasi yang sangat tertata, mengeksploitasi sedemikian banyaknya sumber-sumber daya alam di Lembah Sungai Nil."</ref>
Klaim-klaim bahwa Kleopatra adalah seorang [[anak haram]] tak pernah muncul dalam propaganda Romawi melawannya.{{sfnp|Roller|2010|p=165}}{{sfnp|Grant|1972|p=4}}<ref group="note">{{harvnb|Grant|1972|p=4}} berpendapat bahwa Kleopatra adalah anak haram, "sejumlah musuh Romawinya akan membongkarnya ke dunia."</ref> Strabo adalah satu-satunya sejarawan kuno yang mengklaim bahwa anak-anak Ptolemi XII yang lahir setelah Berenice IV, termasuk Kleopatra VII, adalah anak haram.{{sfnp|Roller|2010|p=165}}{{sfnp|Grant|1972|p=4}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11, 69}} Cleopatra V (atau VI) dikeluarkan dari istana Ptolemi XII pada akhir 69 SM, beberapa bulan setelah kelahiran Kleopatra VII, sementara tiga anak bungsu Ptolemi XII semuanya lahir pada ketiadaan istrinya.{{sfnp|Roller|2010|pp=18–19}} Sejumlah besari [[perkawinan sekerabat]] di kalangan Ptolemi juga diilustrasikan oleh leluhur langsung Kleopatra, dimana sebuah rekonstruksi ditampilkan di bawah ini.<ref group="note" name="family tree">Silsilah keluarga dan diskusi singkat dari para individual dapat ditemukan dalam {{harvnb|Dodson|Hilton|2004|pp=268–281}}. Aidan Dodson dan Dyan Hilton menyebut [[Kleopatra V]] sebagai [[Kleopatra VI]] dan [[Kleopatra Selene dari Siria]] disebut [[Kleopatra V Selene]]. Garis-garis putus pada silsilah di bawah ini mengindikasikan kemungkinan orangtua namun diragukan.</ref>


Pernyataan-pernyataan bahwa Kleopatra adalah seorang [[anak sah (hukum keluarga)|anak luar nikah]] tidak pernah muncul dalam propaganda Romawi yang bertujuan menjelek-jelekan dirinya.{{sfnp|Grant|1972|p=4}}{{sfnp|Roller|2010|p=165}}<ref group="note">{{harvnb|Grant|1972|p=4}} berpendapat bahwa jika benar Kleopatra adalah seorang anak haram, "sekian banyak seterunya di kalangan bangsa Romawi tentunya sudah menyebarluaskan aib ini keseluruh dunia."</ref> Strabo adalah satu-satunya sejarawan Abad Kuno yang berpendapat bahwa anak-anak Ptolemaios XII yang lahir sesudah Berenike IV, termasuk Kleopatra, adalah anak-anak luar nikah.{{sfnp|Grant|1972|p=4}}{{sfnp|Roller|2010|p=165}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11, 69}} Kleopatra V (atau Kleopatra VI) tersingkir dari lingkungan istana Ptolemaios XII pada penghujung tahun 69 SM, beberapa bulan sesudah Kleopatra lahir, sementara tiga anak Ptolemaios XII yang paling kecil lahir ketika permaisurinya tidak lagi berada di istana.{{sfnp|Roller|2010|pp=18–19}} Tingginya angka [[perkawinan sekerabat]] di kalangan wangsa Ptolemaios tampak jelas dalam penjabaran silsilah Kleopatra di bawah ini.<ref group="note" name="family tree">Bagan silsilah dan pembahasan singkat mengenai tokoh-tokoh di dalamnya dapat dibaca dalam {{harvnb|Dodson|Hilton|2004|pp=268–281}}. Aidan Dodson dan Dyan Hilton menyebut [[Kleopatra V]] sebagai [[Kleopatra VI]] dan menyebut [[Kleopatra Selene dari Suriah]] sebagai [[Kleopatra V Selene]]. Garis titik-titik pada bagan silsilah di bawah ini menunjukkan hubungan anak-beranak yang mungkin sekali benar tetapi masih diperdebatkan.</ref> Bagan silsilah di bawah ini juga menunjukkan bahwa Kleopatra V, permaisuri Ptolemaios XII, adalah putri pasangan [[Ptolemaios X Alexandros I|Ptolemaios X Aleksandros I]] dan [[Berenike III dari Mesir|Berenike III]], sehingga terhitung masih bersepupu dengan suaminya. Akan tetapi Kleopatra V juga mungkin saja adalah putri [[Ptolemaios IX Lathyros|Ptolemaios IX Latiros]], dan dengan demikian adalah adik kandung atau adik seayah dari suaminya.{{sfnp|Dodson|Hilton|2004|pp=268–269, 273}} Kesimpangsiuran keterangan dalam sumber-sumber primer dari Abad Kuno juga telah membuat para ahli menomori nama permaisuri Ptolemaios XII ini menjadi Kleopatra V maupun Kleopatra VI. Mungkin pula Kleopatra VI sesungguhnya adalah putri Ptolemaios XII, sehingga sejumlah ahli menyimpulkan bahwa Kleopatra V sudah wafat pada tahun 69 SM, bukannya kembali ke istana dan naik takhta bersama-sama Berenike IV pada tahun 58 SM (ketika Ptolemaios XII hidup dalam pembuangan di Roma).{{sfnp|Whitehorne|1994|p=182}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=76}}
Silsilah keluarga yang ditampilkan di bawah ini mencantumkan Kleopatra, istri Ptolemi XII, sebagai putri dari [[Ptolemi X]] dan [[Berenice III]], yang akan menjadikannya sepupu dari suaminya Ptolemi XII, namun ia dapat merupakan putri Ptolemi IX, yang akan menjadikannya saudari sekaligus istri Ptolemi XII.{{sfnp|Dodson|Hilton|2004|pp=268–269, 273}} Catatan sejalan dalam sumbr-sumber primer kuno juga membuat para cendekiawan menyebut istri Ptolemi XII sebagai Kleopatra V, atau Kleopatra VI, suatu sebutan yang sebenarnya ditujukan kepada putri Ptolemi XII dan beberapa memakainya sebagai indikasi bahwa Kleopatra V telah meninggal pada 69 SM ketimbang tampil kembali sebagai penguasa bersama dengan Berenice IV pada 58 SM (pada masa pengasingan Ptolemi XII di Roma).{{sfnp|Whitehorne|1994|p=182}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=76}}


{{chart/start|align=center|summary=Ayah Kleopatra VII agaknya adalah saudara kandung atau saudara sepupu, tetapi mungkin sekali adalah paman, dari Kleopatra V, tokoh perempuan yang diduga sebagai ibu dari Kleopatra VII. Sekurang-kurangnya pernah satu kali terjalin ikatan [[Perkawinan avunkulat|pernikahan antara paman dan kemenakan perempuan]] (sebanyak-banyaknya tiga kali), dan sekurang-kurangnya pernah satu kali terjalin ikatan [[hubungan sedarah|pernikahan antara saudara-saudari kandung]] (juga sebanyak-banyaknya tiga kali) dalam garis nasab Kleopatra yang berasal dari pasangan kakek-nenek buyut yang sama atau dari pasangan kakek-nenek canggah yang sama (Ptolemaios V dan Kleopatra I), tergantung pada cara menelusuri garis nasabnya.}}
{{chart/start|align=center|summary=Ayah Kleopatra VII agaknya adalah saudara kandung atau saudara sepupu, tetapi mungkin sekali adalah paman, dari Kleopatra V, perempuan yang diduga sebagai ibu kandung Kleopatra VII. Dalam alur silsilah Kleopatra, sekurang-kurangnya pernah satu kali terjalin [[Perkawinan avunkulat|pernikahan antara paman dan kemenakan perempuan]] (sebanyak-banyaknya tiga kali), dan sekurang-kurangnya pernah satu kali terjalin [[hubungan sedarah|pernikahan antara saudara dan saudari kandung]] (sebanyak-banyaknya juga tiga kali) yang berasal dari pasangan kakek-nenek buyut yang sama atau kakek-nenek canggah yang sama (Ptolemaios V dan Kleopatra I), tergantung pada cara menelusuri alur silsilahnya.}}
{{chart| | |PTOLEMY5|y|CLEO1|PTOLEMY5=[[Ptolemaios V Epiphanes|Ptolemaios V Epifanes]]|CLEO1=[[Kleopatra I|Kleopatra I Sira]]}}
{{chart| | |PTOLEMY5|y|CLEO1|PTOLEMY5=[[Ptolemaios V Epiphanes|Ptolemaios V Epifanes]]|CLEO1=[[Kleopatra I|Kleopatra I Sira]]}}
{{chart| | |,|-|-|+|-|-|-|.}}
{{chart| | |,|-|-|+|-|-|-|.}}
Baris 598: Baris 348:
{{chart| | | |Y|P|P|P|P|T|!}}
{{chart| | | |Y|P|P|P|P|T|!}}
{{chart| | | | | | | | |CLEO7|CLEO7='''Kleopatra VII'''}}
{{chart| | | | | | | | |CLEO7|CLEO7='''Kleopatra VII'''}}
{{chart/end}}<!--
{{chart/end}}



Claims that Cleopatra was an [[illegitimate]] child never appeared in Roman propaganda against her.{{sfnp|Grant|1972|p=4}}{{sfnp|Roller|2010|p=165}}<ref group="note">{{harvtxt|Grant|1972|p=4}} argues that if Cleopatra had been illegitimate, her "numerous Roman enemies would have revealed this to the world."</ref> Strabo was the only ancient historian who claimed that Ptolemy XII's children born after Berenice IV, including Cleopatra, were illegitimate.{{sfnp|Grant|1972|p=4}}{{sfnp|Roller|2010|p=165}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11, 69}} Cleopatra V (or VI) was expelled from the court of Ptolemy XII in late 69 BC, a few months after the birth of Cleopatra, while Ptolemy XII's three younger children were all born during the absence of his wife.{{sfnp|Roller|2010|pp=18–19}} The high degree of [[inbreeding]] among the Ptolemies is also illustrated by Cleopatra's immediate ancestry, of which a reconstruction is shown below.<ref group="note" name="family tree">The family tree and short discussions of the individuals can be found in {{harvtxt|Dodson|Hilton|2004|pp=268–281}}. Aidan Dodson and Dyan Hilton refer to Cleopatra V as Cleopatra VI and [[Cleopatra Selene of Syria]] is called Cleopatra V Selene. Dotted lines in the chart below indicate possible but disputed parentage.</ref> The family tree given below also lists Cleopatra V, Ptolemy XII's wife, as a daughter of [[Ptolemy X Alexander I]] and [[Berenice III]], which would make her a cousin of her husband, Ptolemy XII, but she could have been a daughter of [[Ptolemy IX Lathyros]], which would have made her a sister-wife of Ptolemy XII instead.{{sfnp|Dodson|Hilton|2004|pp=268–269, 273}} The confused accounts in ancient primary sources have also led scholars to number Ptolemy XII's wife as either Cleopatra V or Cleopatra VI; the latter may have actually been a daughter of Ptolemy XII, and some use her as an indication that Cleopatra V had died in 69 BC rather than reappearing as a co-ruler with Berenice IV in 58 BC (during Ptolemy XII's exile in Rome).{{sfnp|Fletcher|2008|p=76}}{{sfnp|Whitehorne|1994|p=182}}-->


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Amanirenas|Amanirena]], Ratu [[Kerajaan Kush|Negeri Kusy]] di masa hidup Kleopatra yang berperang melawan bangsa Romawi di Mesir dan [[Nubia]] (sekarang Sudan)
* [[Amanirenas|Amanirena]], Ratu [[Kerajaan Kush|Negeri Kusy]] di masa hidup Kleopatra yang berperang melawan bangsa Romawi di Mesir dan [[Nubia]] (sekarang Sudan)
* [[Haʻaheo o Hawaiʻi|Tongkang Kleopatra]], nama sebuah [[yacht|kapal pesiar]] Amerika Serikat abad ke-19 yang berasal dari nama Kleopatra
* [[Cleopatra's Needles|Jarum-jarum Kleopatra]], tiga buah obelisk Mesir Kuno di tiga tempat yang berbeda (London, Kota New York, Paris). Nama ketiga obelisk ini berasal dari nama Kleopatra meskipun tidak memiliki kaitan apa-apa dengannya
* [[Cleopatra's Needles|Jarum-jarum Kleopatra]], tiga buah obelisk Mesir Kuno di tiga tempat yang berbeda (London, Kota New York, Paris). Nama ketiga obelisk ini berasal dari nama Kleopatra meskipun tidak memiliki kaitan apa-apa dengannya
* [[Cleopatra (tokoh Roma)|Kleopatra (tokoh dalam film seri ''Rome'')]], produksi HBO/BBC, diperankan oleh Lyndsey Marshal
* [[Kleopatra Si Ahli Alkimia]], seorang filsuf, pujangga, dan ahli alkimia perempuan keturunan Yunani di Mesir pada abad ke-3 M
* [[Daftar penguasa herediter perempuan]]


== Keterangan ==
== Keterangan ==
Baris 621: Baris 363:
==== Sumber daring ====
==== Sumber daring ====
{{refbegin|35em}}
{{refbegin|35em}}
<!-- * {{Citation|url=https://kbbi.web.id/muruah|title=Arti kata "muruah" menurut KBBI daring|ref={{harvid|kbbi}}}} -->
*{{Citation|last=Sabino|first=Rachel|last2=Gross-Diaz|first2=Theresa|year=2016|title=Cat. 22 Tetradrachm Portraying Queen Cleopatra VII|publisher=Art Institute of Chicago|url=https://publications.artic.edu/roman/api/epub/480/510/print_view|doi=10.13140/RG.2.2.23475.22560|accessdate=6 March 2018|postscript=.}}
* {{Citation|last=Sabino|first=Rachel|last2=Gross-Diaz|first2=Theresa|year=2016|title=Cat. 22 Tetradrachm Portraying Queen Cleopatra VII|publisher=Art Institute of Chicago|url=https://publications.artic.edu/roman/api/epub/480/510/print_view|doi=10.13140/RG.2.2.23475.22560|accessdate=6 March 2018|postscript=.|ref={{harvid|Art Institute of Chicago|2016}}|archive-date=2018-03-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20180306142846/https://publications.artic.edu/roman/api/epub/480/510/print_view|dead-url=no}}
*{{Citation|url=http://www.bbc.co.uk/programmes/b00sbrz3|title=Radio 4 Programmes – A History of the World in 100 Objects, Empire Builders (300 BC – 1 AD), Rosetta Stone|publisher=BBC|date=|accessdate=7 June 2010|postscript=.}}
* {{Citation|url=http://www.bbc.co.uk/programmes/b00sbrz3|title=Radio 4 Programmes – A History of the World in 100 Objects, Empire Builders (300 BC – 1 AD), Rosetta Stone|publisher=BBC|date=|accessdate=7 June 2010|postscript=.|archive-date=2010-05-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20100523105204/http://www.bbc.co.uk/programmes/b00sbrz3|dead-url=no}}
*{{Citation|url=https://www.cngcoins.com/Coin.aspx?CoinID=163651|title=Mark Antony and Cleopatra|publisher=Classical Numismatic Group|date=17 May 2010|accessdate=25 March 2018|ref={{harvid|Classical Numismatic Group}}|postscript=.}}
* {{Citation|url=https://www.cngcoins.com/Coin.aspx?CoinID=163651|title=Mark Antony and Cleopatra|publisher=Classical Numismatic Group|date=17 May 2010|accessdate=25 March 2018|ref={{harvid|Classical Numismatic Group}}|postscript=.|archive-date=2018-03-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20180329121715/https://www.cngcoins.com/Coin.aspx?CoinID=163651|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Grout|first=James|title=Basalt Statue of Cleopatra|publisher=''Encyclopaedia Romana'' (University of Chicago)|date=1 April 2017a|url=http://penelope.uchicago.edu/~grout/encyclopaedia_romana/miscellanea/cleopatra/basalt.html|accessdate=7 March 2018|postscript=.}}
*{{Citation|last=Grout|first=James|title=Was Cleopatra Beautiful?|publisher=''Encyclopaedia Romana'' (University of Chicago)|date=1 April 2017b|url=http://penelope.uchicago.edu/~grout/encyclopaedia_romana/miscellanea/cleopatra/bust.html|accessdate=6 March 2018|postscript=.}}
* {{Citation|last=Grout|first=James|title=Basalt Statue of Cleopatra|publisher=''Encyclopaedia Romana'' (University of Chicago)|date=1 April 2017a|url=http://penelope.uchicago.edu/~grout/encyclopaedia_romana/miscellanea/cleopatra/basalt.html|accessdate=7 March 2018|postscript=.|archive-date=2021-02-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20210213013240/http://penelope.uchicago.edu/~grout/encyclopaedia_romana/miscellanea/cleopatra/basalt.html|dead-url=no}}
* {{Citation|last=Grout|first=James|title=Was Cleopatra Beautiful?|publisher=''Encyclopaedia Romana'' (University of Chicago)|date=1 April 2017b|url=http://penelope.uchicago.edu/~grout/encyclopaedia_romana/miscellanea/cleopatra/bust.html|accessdate=6 March 2018|postscript=.|archive-date=2022-09-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20220928112535/http://penelope.uchicago.edu/~grout/encyclopaedia_romana/miscellanea/cleopatra/bust.html|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Muellner|first=Leonard|title=A Poetic Etymology of Pietas in the Aeneid|url=https://chs.harvard.edu/CHS/article/display/4817|publisher=[[Center for Hellenic Studies]], Harvard University|accessdate=9 April 2018|ref={{harvid|Muellner}}|postscript=.}}
* {{Citation|last=Muellner|first=Leonard|title=A Poetic Etymology of Pietas in the Aeneid|url=https://chs.harvard.edu/CHS/article/display/4817|publisher=[[Center for Hellenic Studies]], Harvard University|accessdate=9 April 2018|ref={{harvid|Muellner}}|postscript=.|archive-date=2018-04-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20180409171543/https://chs.harvard.edu/CHS/article/display/4817|dead-url=yes}}
*{{Citation|last=Plutarch|author-link=Plutarch|title=Plutarch's Lives|translator=Bernadotte Perrin|year=1920|publisher=Harvard University Press ([[Perseus Digital Library]], Tufts University)|location=Cambridge, MA|isbn=|url=http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=urn:cts:greekLit:tlg0007.tlg058.perseus-eng1:54|accessdate=8 March 2018|postscript=.}}
* {{Citation|last=Plutarch|author-link=Plutarch|title=Plutarch's Lives|translator=Bernadotte Perrin|year=1920|publisher=Harvard University Press ([[Perseus Digital Library]], Tufts University)|location=Cambridge, MA|isbn=|url=http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=urn:cts:greekLit:tlg0007.tlg058.perseus-eng1:54|accessdate=8 March 2018|postscript=.|archive-date=2018-03-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20180307225745/http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=urn:cts:greekLit:tlg0007.tlg058.perseus-eng1:54|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Raia|first=Ann R.|last2=Sebesta|first2=Judith Lynn|title=The World of State|publisher=College of New Rochelle|date=September 2017|url=https://www2.cnr.edu/home/sas/araia/state.html|accessdate=6 March 2018|postscript=.}}
*{{Citation|last=Tyldesley|first=Joyce|author-link=Joyce Tyldesley|title=Cleopatra, Queen of Egypt|date=6 December 2017|publisher=[[Encyclopædia Britannica]]|location=|isbn=|url=https://www.britannica.com/biography/Cleopatra-queen-of-Egypt|accessdate=18 May 2018|postscript=.}}
* {{Citation|last=Raia|first=Ann R.|last2=Sebesta|first2=Judith Lynn|title=The World of State|publisher=College of New Rochelle|date=September 2017|url=https://www2.cnr.edu/home/sas/araia/state.html|accessdate=6 March 2018|postscript=.|archive-date=2018-03-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20180306202531/https://www2.cnr.edu/home/sas/araia/state.html|dead-url=yes}}
* {{Citation|last=Tyldesley|first=Joyce|author-link=Joyce Tyldesley|title=Cleopatra, Queen of Egypt|date=6 December 2017|publisher=[[Encyclopædia Britannica]]|location=|isbn=|url=https://www.britannica.com/biography/Cleopatra-queen-of-Egypt|accessdate=18 May 2018|postscript=.|archive-date=2019-06-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20190630012353/https://www.britannica.com/biography/Cleopatra-queen-of-Egypt|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Walker|first=Susan|last2=Higgs|first2=Peter|title=Portrait Head|publisher=British Museum|year=2017|orig-year=2001|url=http://www.britishmuseum.org/research/collection_online/collection_object_details.aspx?objectId=465561&partId=1|accessdate=6 March 2018|postscript=.}}
* {{Citation|last=Walker|first=Susan|last2=Higgs|first2=Peter|title=Portrait Head|publisher=British Museum|year=2017|orig-year=2001|url=http://www.britishmuseum.org/research/collection_online/collection_object_details.aspx?objectId=465561&partId=1|accessdate=6 March 2018|postscript=.|archive-date=2018-03-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20180306155419/http://www.britishmuseum.org/research/collection_online/collection_object_details.aspx?objectId=465561&partId=1|dead-url=no}}
*{{Citation|author-last=Reece|author-first=Steve|year=2017|chapter=Cleopatra Couldn't Spell (And Neither Can We!)|chapter-url=https://www.academia.edu/32565047/Cleopatra_Couldnt_Spell_And_Neither_Can_We_|editor-last=Groton|editor-first=Anne Harmar|title=Ab Omni Parte Beatus: Classical Essays in Honor of James M. May|publisher=Bolchazy-Carducci Publishers|publication-place=Mundelein, Illinois|pages=201–220|isbn=9780865168435|lccn=2017002236|oclc=969973660|access-date=2 September 2018|postscript=.}}
* {{Citation|author-last=Reece|author-first=Steve|year=2017|chapter=Cleopatra Couldn't Spell (And Neither Can We!)|chapter-url=https://www.academia.edu/32565047/Cleopatra_Couldnt_Spell_And_Neither_Can_We_|editor-last=Groton|editor-first=Anne Harmar|title=Ab Omni Parte Beatus: Classical Essays in Honor of James M. May|publisher=Bolchazy-Carducci Publishers|publication-place=Mundelein, Illinois|pages=201–220|isbn=9780865168435|lccn=2017002236|oclc=969973660|access-date=2 September 2018|postscript=.|archive-date=2020-05-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20200519142447/https://www.academia.edu/32565047/Cleopatra_Couldnt_Spell_And_Neither_Can_We_|dead-url=no}}
{{refend}}
{{refend}}


==== Sumber cetak ====
==== Sumber cetak ====
{{refbegin|35em}}
{{refbegin|35em}}
*{{Citation|last=Anderson|first=Jaynie|author-link=Jaynie Anderson|title=Tiepolo's Cleopatra|location=Melbourne|publisher=Macmillan|year=2003|url=https://books.google.com/books?id=K_zR2mHWPmoC|isbn=9781876832445|postscript=.}}
* {{Citation|last=Anderson|first=Jaynie|author-link=Jaynie Anderson|title=Tiepolo's Cleopatra|location=Melbourne|publisher=Macmillan|year=2003|url=https://books.google.com/books?id=K_zR2mHWPmoC|isbn=9781876832445|postscript=.|accessdate=2018-04-14|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322194329/https://books.google.com/books?id=K_zR2mHWPmoC|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Ashton|first=Sally-Ann|last2=|first2=|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=194 Marble head of a Ptolemaic queen with vulture headdress|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001a|url=|page=217|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
* {{Citation|last=Ashton|first=Sally-Ann|last2=|first2=|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=194 Marble head of a Ptolemaic queen with vulture headdress|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001a|url=|page=217|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
*{{Citation|last=Ashton|first=Sally-Ann|last2=|first2=|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=163 Limestone head of Cleopatra VII|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001b|url=|page=164|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
* {{Citation|last=Ashton|first=Sally-Ann|last2=|first2=|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=163 Limestone head of Cleopatra VII|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001b|url=|page=164|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
*{{Citation|last=Ashton|first=Sally-Ann|title=Identifying the ROM's 'Cleopatra'|journal=Rotunda|location=Toronto|publisher=Royal Ontario Museum|date=Spring 2002|url=https://books.google.com/books?id=J9keAQAAMAAJ|pages=36–39|postscript=.}}
* {{Citation|last=Ashton|first=Sally-Ann|title=Identifying the ROM's 'Cleopatra'|journal=Rotunda|location=Toronto|publisher=Royal Ontario Museum|date=Spring 2002|url=https://books.google.com/books?id=J9keAQAAMAAJ|pages=36–39|postscript=.|accessdate=2018-04-14|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322194330/https://books.google.com/books?id=J9keAQAAMAAJ|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Ashton|first=Sally-Ann|title=Cleopatra and Egypt|location=Oxford|publisher=Blackwell|year=2008|url=https://books.google.co.uk/books?id=RD5yAAAAMAAJ|isbn=9781405113908|postscript=.}}
* {{Citation|last=Ashton|first=Sally-Ann|title=Cleopatra and Egypt|location=Oxford|publisher=Blackwell|year=2008|url=https://books.google.co.uk/books?id=RD5yAAAAMAAJ|isbn=9781405113908|postscript=.}}
*{{Citation|last=Bivar|first=A.D.H.|author-link=Adrian David Hugh Bivar|chapter=The Political History of Iran Under the Arsacids|chapterurl=https://books.google.com/books?id=Ko_RafMSGLkC&pg=PA21|pages=21–99|title=Cambridge History of Iran, Volume 3(1): The Seleucid, Parthian, and Sasanian periods|year=1983|publisher=Cambridge University Press|location=Cambridge|editor-last=Yarshater|editor-first=Ehsan|isbn=9780521200929|postscript=.}}
* {{Citation|last=Bivar|first=A.D.H.|author-link=Adrian David Hugh Bivar|chapter=The Political History of Iran Under the Arsacids|chapterurl=https://books.google.com/books?id=Ko_RafMSGLkC&pg=PA21|pages=21–99|title=Cambridge History of Iran, Volume 3(1): The Seleucid, Parthian, and Sasanian periods|year=1983|publisher=Cambridge University Press|location=Cambridge|editor-last=Yarshater|editor-first=Ehsan|isbn=9780521200929|postscript=.}}
*{{Citation|last=Bringmann|first=Klaus|author-link=Klaus Bringmann|title=A History of the Roman Republic|year=2007|orig-year=2002|location=Cambridge|publisher=Polity Press|isbn=9780745633718|translator=W. J. Smyth|language=English|url=http://politybooks.com/bookdetail/?isbn=9780745633701|ref=harv|postscript=.}}
* {{Citation|last=Bringmann|first=Klaus|author-link=Klaus Bringmann|title=A History of the Roman Republic|year=2007|orig-year=2002|location=Cambridge|publisher=Polity Press|isbn=9780745633718|translator=W. J. Smyth|language=English|url=http://politybooks.com/bookdetail/?isbn=9780745633701|ref=harv|postscript=.|accessdate=2018-09-19|archive-date=2018-06-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20180612140850/http://politybooks.com/bookdetail/?isbn=9780745633701|dead-url=no}}
* {{Citation|last=Brosius|first=Maria|title=The Persians: An Introduction|year=2006|publisher=Routledge|location=London & New York|isbn=9780415320894|postscript=.}}
* {{Citation|last=Brosius|first=Maria|title=The Persians: An Introduction|year=2006|publisher=Routledge|location=London & New York|isbn=9780415320894|postscript=.}}
*{{Citation|last=Burstein|first=Stanley M.|author-link=Stanley M. Burstein|title=The Reign of Cleopatra|location=Westport, CT|publisher=Greenwood Press|year=2004|url=https://archive.org/stream/ReignOfCleopatra/Reign%20of%20cleopatra_djvu.txt|isbn=9780313325274|postscript=.}}
* {{Citation|last=Burstein|first=Stanley M.|author-link=Stanley M. Burstein|title=The Reign of Cleopatra|location=Westport, CT|publisher=Greenwood Press|year=2004|url=https://archive.org/stream/ReignOfCleopatra/Reign%20of%20cleopatra_djvu.txt|isbn=9780313325274|postscript=.}}
*{{Citation|last=Caygill|first=Marjorie|author-link=|title=Treasures of the British Museum|location=London|publisher=British Museum Press (Trustees of the British Museum)|year=2009|url=|isbn=9780714150628|postscript=.}}
* {{Citation|last=Caygill|first=Marjorie|author-link=|title=Treasures of the British Museum|location=London|publisher=British Museum Press (Trustees of the British Museum)|year=2009|url=|isbn=9780714150628|postscript=.}}
*{{Citation|last=Chauveau|first=Michel|author-link=|title=Egypt in the Age of Cleopatra: History and Society Under the Ptolemies|location=Ithaca, NY|publisher=Cornell University Press|year=2000|orig-year=1997|translator=David Lorton|language=English|url=https://books.google.com/books?id=a5U-8b-fVNgC|isbn=9780801485763|postscript=.}}
* {{Citation|last=Chauveau|first=Michel|author-link=|title=Egypt in the Age of Cleopatra: History and Society Under the Ptolemies|location=Ithaca, NY|publisher=Cornell University Press|year=2000|orig-year=1997|translator=David Lorton|language=English|url=https://books.google.com/books?id=a5U-8b-fVNgC|isbn=9780801485763|postscript=.|accessdate=2018-04-14|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322204354/https://books.google.com/books?id=a5U-8b-fVNgC|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Curtius|first=Ludwig|author-link=Ludwig Curtius|title=Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie|language=German|journal=RM|volume=48|year=1933|url=|OCLC=633408511|pages=182–243|postscript=.}}
* {{Citation|last=Curtius|first=Ludwig|author-link=Ludwig Curtius|title=Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie|language=German|journal=RM|volume=48|year=1933|url=|OCLC=633408511|pages=182–243|postscript=.}}
*{{Citation|last=DeMaria Smith|first=Margaret Mary|editor-given1=Margaret M.|editor-surname1=Miles|chapter=HRH Cleopatra: the Last of the Ptolemies and the Egyptian Paintings of Sir Lawrence Alma-Tadema|title=Cleopatra : a sphinx revisited|year=2011|publisher=University of California Press|location=Berkeley|isbn=9780520243675|url=https://books.google.com/books/about/Cleopatra.html?id=ND9DQF2mOnkC|pages=150–171|postscript=.}}
* {{Citation|last=DeMaria Smith|first=Margaret Mary|editor-given1=Margaret M.|editor-surname1=Miles|chapter=HRH Cleopatra: the Last of the Ptolemies and the Egyptian Paintings of Sir Lawrence Alma-Tadema|title=Cleopatra : a sphinx revisited|year=2011|publisher=University of California Press|location=Berkeley|isbn=9780520243675|url=https://books.google.com/books/about/Cleopatra.html?id=ND9DQF2mOnkC|pages=150–171|postscript=.}}
*{{Citation|last1=Dodson|first1=Aidan|last2=Hilton|first2=Dyan|author-link1=Aidan Dodson|title=The Complete Royal Families of Ancient Egypt|year=2004|publisher=Thames & Hudson|location=London|isbn=9780500051283|url=https://archive.org/stream/AidanDodsonTheCompleteRoyalFamiliesOfAncientEgypt/|postscript=.}}
* {{Citation|last1=Dodson|first1=Aidan|last2=Hilton|first2=Dyan|author-link1=Aidan Dodson|title=The Complete Royal Families of Ancient Egypt|year=2004|publisher=Thames & Hudson|location=London|isbn=9780500051283|url=https://archive.org/stream/AidanDodsonTheCompleteRoyalFamiliesOfAncientEgypt/|postscript=.}}
*{{Citation|last=Dudley|first=Donald|title=The Civilization of Rome|year=1960|publisher=New American Library|location=New York|isbn=9781258450540|postscript=.}}
* {{Citation|last=Dudley|first=Donald|title=The Civilization of Rome|year=1960|publisher=New American Library|location=New York|isbn=9781258450540|postscript=.}}
*{{Citation|last=Elia|first=Olga|author-link=|title=La tradizione della morte di Cleopatra nella pittura pompeiana|journal=Rendiconti dell’Accademia di archeologia, lettere e belle arti|volume=30|year=1955|language=Italian|url=|pages=3–7|doi=|postscript=.}}
* {{Citation|last=Elia|first=Olga|author-link=|title=La tradizione della morte di Cleopatra nella pittura pompeiana|journal=Rendiconti dell’Accademia di archeologia, lettere e belle arti|volume=30|year=1955|language=Italian|url=|pages=3–7|doi=|postscript=.}}
*{{Citation|last=Ferroukhi|first=Mafoud|last2=|first2=|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=197 Marble portrait, perhaps of Cleopatra VII's daughter, Cleopatra Selene, Queen of Mauretania|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001a|url=|page=219|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
* {{Citation|last=Ferroukhi|first=Mafoud|last2=|first2=|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=197 Marble portrait, perhaps of Cleopatra VII's daughter, Cleopatra Selene, Queen of Mauretania|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001a|url=|page=219|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
*{{Citation|last=Ferroukhi|first=Mafoud|last2=|first2=|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=262 Veiled head from a marble portrait statue|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001b|url=|page=242|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
* {{Citation|last=Ferroukhi|first=Mafoud|last2=|first2=|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=262 Veiled head from a marble portrait statue|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001b|url=|page=242|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
*{{Citation|last=Fletcher|first=Joann|author-link=Joann Fletcher|title=Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend|year=2008|publisher=Harper|location=New York|isbn=9780060585587|url=|postscript=.}}
* {{Citation|last=Fletcher|first=Joann|author-link=Joann Fletcher|title=Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend|year=2008|publisher=Harper|location=New York|isbn=9780060585587|url=|postscript=.}}
*{{Citation|last=Goldsworthy|first=Adrian Keith|author-link=Adrian Goldsworthy|title=Antony and Cleopatra|year=2010|publisher=Yale University Press|location=New Haven, CT|isbn=9780300165340}}.
* {{Citation|last=Goldsworthy|first=Adrian Keith|author-link=Adrian Goldsworthy|title=Antony and Cleopatra|year=2010|publisher=Yale University Press|location=New Haven, CT|isbn=9780300165340}}.
*{{Citation|last=Grant|first=Michael|author-link=Michael Grant (classicist)|title=Cleopatra|url=https://archive.org/stream/in.ernet.dli.2015.524570/2015.524570.Cleopatra#page/n1/mode/2up|year=1972|location=London|publisher=Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press)|isbn=9780297995029|postscript=.}}
* {{Citation|last=Grant|first=Michael|author-link=Michael Grant (classicist)|title=Cleopatra|url=https://archive.org/stream/in.ernet.dli.2015.524570/2015.524570.Cleopatra#page/n1/mode/2up|year=1972|location=London|publisher=Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press)|isbn=9780297995029|postscript=.}}
*{{Citation|last=Gurval|first=Robert A.|editor-given1=Margaret M.|editor-surname1=Miles|chapter=Dying Like a Queen: the Story of Cleopatra and the Asp(s) in Antiquity|title=Cleopatra : a sphinx revisited|year=2011|publisher=University of California Press|location=Berkeley|isbn=9780520243675|url=https://books.google.com/books/about/Cleopatra.html?id=ND9DQF2mOnkC|pages=54–77|postscript=.}}
* {{Citation|last=Gurval|first=Robert A.|editor-given1=Margaret M.|editor-surname1=Miles|chapter=Dying Like a Queen: the Story of Cleopatra and the Asp(s) in Antiquity|title=Cleopatra : a sphinx revisited|year=2011|publisher=University of California Press|location=Berkeley|isbn=9780520243675|url=https://books.google.com/books/about/Cleopatra.html?id=ND9DQF2mOnkC|pages=54–77|postscript=.}}
*{{Citation|last=Higgs|first=Peter|last2=|first2=|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=Searching for Cleopatra's image: classical portraits in stone|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001|url=|page=200–209|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
* {{Citation|last=Higgs|first=Peter|last2=|first2=|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=Searching for Cleopatra's image: classical portraits in stone|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001|url=|page=200–209|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
*{{Citation|last=Holt|first=Frank L.|author-link=Frank Holt|title=Alexander the Great and Bactria: the Formation of a Greek Frontier in Central Asia|year=1989|publisher=E. J. Brill|location=Leiden|isbn=9789004086128|url=https://books.google.com/books?id=VSA4AAAAIAAJ|postscript=.}}
* {{Citation|last=Holt|first=Frank L.|author-link=Frank Holt|title=Alexander the Great and Bactria: the Formation of a Greek Frontier in Central Asia|year=1989|publisher=E. J. Brill|location=Leiden|isbn=9789004086128|url=https://books.google.com/books?id=VSA4AAAAIAAJ|postscript=.|accessdate=2018-04-14|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322194436/https://books.google.com/books?id=VSA4AAAAIAAJ|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Hölbl|first=Günther|title=A History of the Ptolemaic Empire|translator=Tina Saavedra|year=2001|orig-year=1994|publisher=Routledge|location=London|isbn=9780415201452|url=|postscript=.}}
* {{Citation|last=Hölbl|first=Günther|title=A History of the Ptolemaic Empire|translator=Tina Saavedra|year=2001|orig-year=1994|publisher=Routledge|location=London|isbn=9780415201452|url=|postscript=.}}
*{{Citation|last=Hsia|first=Chih-tsing|author-link=C. T. Hsia|title=C.T. Hsia on Chinese Literature|year=2004|publisher=Columbia University Press|location=New York|isbn=9780231129909|url=https://books.google.com/books?id=5skzCgAAQBAJ|postscript=.}}
* {{Citation|last=Hsia|first=Chih-tsing|author-link=C. T. Hsia|title=C.T. Hsia on Chinese Literature|year=2004|publisher=Columbia University Press|location=New York|isbn=9780231129909|url=https://books.google.com/books?id=5skzCgAAQBAJ|postscript=.}}
*{{Citation|last=Jones|first=Prudence J.|title=Cleopatra: a sourcebook|year=2006|publisher=University of Oklahoma Press|location=Norman, Oklahoma|isbn=9780806137414|url=https://books.google.com/books?id=GQZB28EegT4C|postscript=.}}
* {{Citation|last=Jones|first=Prudence J.|title=Cleopatra: a sourcebook|year=2006|publisher=University of Oklahoma Press|location=Norman, Oklahoma|isbn=9780806137414|url=https://books.google.com/books?id=GQZB28EegT4C|postscript=.|accessdate=2018-04-14|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322194333/https://books.google.com/books?id=GQZB28EegT4C|dead-url=no}}
* {{Citation|last=Kennedy|first=David L.|author-link=David L. Kennedy|editor-given1=David L.|editor-surname1=Kennedy|editor-given2=David|editor-surname2=Braund|chapter=Parthia and Rome: eastern perspectives|pages=67–90|title=The Roman Army in the East|year=1996|location=Ann Arbor|publisher=Cushing Malloy Inc., Journal of Roman Archaeology: Supplementary Series Number Eighteen|isbn=9781887829182}}
* {{Citation|last=Kennedy|first=David L.|author-link=David L. Kennedy|editor-given1=David L.|editor-surname1=Kennedy|editor-given2=David|editor-surname2=Braund|chapter=Parthia and Rome: eastern perspectives|pages=67–90|title=The Roman Army in the East|year=1996|location=Ann Arbor|publisher=Cushing Malloy Inc., Journal of Roman Archaeology: Supplementary Series Number Eighteen|isbn=9781887829182}}
*{{Citation|last=Kleiner|first=Diana E. E.|author-link=Diana Kleiner|title=Cleopatra and Rome|year=2005|publisher=Belknap Press of Harvard University Press|location=Cambridge, MA|isbn=9780674019058|url=https://books.google.com/books?id=NkwEQAyx3_4C|postscript=.}}
* {{Citation|last=Kleiner|first=Diana E. E.|author-link=Diana Kleiner|title=Cleopatra and Rome|year=2005|publisher=Belknap Press of Harvard University Press|location=Cambridge, MA|isbn=9780674019058|url=https://books.google.com/books?id=NkwEQAyx3_4C|postscript=.|accessdate=2018-04-14|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322194327/https://books.google.com/books?id=NkwEQAyx3_4C|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Lippold|first=Georg|author-link=Georg Lippold|title=Die Skulpturen des Vaticanischen Museums|language=German|volume=3|year=1936|publisher=Walter de Gruyter & Co.|location=Berlin|OCLC=803204281|url=http://arachne.uni-koeln.de/arachne/index.php?view[layout]=buch_item&search[constraints][buch][searchSeriennummer]=975|postscript=.}}
* {{Citation|last=Lippold|first=Georg|author-link=Georg Lippold|title=Die Skulpturen des Vaticanischen Museums|language=German|volume=3|year=1936|publisher=Walter de Gruyter & Co.|location=Berlin|OCLC=803204281|url=http://arachne.uni-koeln.de/arachne/index.php?view&#91;layout&#93;=buch_item&search&#91;constraints&#93;&#91;buch&#93;&#91;searchSeriennummer&#93;=975|postscript=.|accessdate=2018-04-14|archive-date=2018-08-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20180817161713/https://arachne.uni-koeln.de/arachne/index.php?view%5blayout%5d=buch_item&search%5bconstraints%5d%5bbuch%5d%5bsearchSeriennummer%5d=975|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Meadows|first=Andrew|last2=Ashton|first2=Sally-Ann|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=186 Bronze coin of Cleopatra VII|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001|url=|page=178|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
* {{Citation|last=Meadows|first=Andrew|last2=Ashton|first2=Sally-Ann|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=186 Bronze coin of Cleopatra VII|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001|url=|page=178|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
*{{Citation|last=Pfrommer|first=Michael|last2=Towne-Markus|first2=Elana|title=Greek Gold from Hellenistic Egypt|year=2001|publisher=Getty Publications (J. Paul Getty Trust)|series=Getty Museum Studies on Art|location=Los Angeles|isbn=9780892366330|url=http://www.getty.edu/publications/virtuallibrary/0892366338.html|postscript=.}}
* {{Citation|last=Pfrommer|first=Michael|last2=Towne-Markus|first2=Elana|title=Greek Gold from Hellenistic Egypt|year=2001|publisher=Getty Publications (J. Paul Getty Trust)|series=Getty Museum Studies on Art|location=Los Angeles|isbn=9780892366330|url=http://www.getty.edu/publications/virtuallibrary/0892366338.html|postscript=.|accessdate=2018-09-19|archive-date=2018-06-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20180622041533/http://www.getty.edu/publications/virtuallibrary/0892366338.html|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Pina Polo|first=Francisco|editor-given1=Silke|editor-surname1=Knippschild|editor-given2=Marta|editor-surname2=García Morcillo|chapter=The Great Seducer: Cleopatra, Queen and Sex Symbol|title=Seduction and Power: Antiquity in the Visual and Performing Arts|year=2013|publisher=Bloomsbury Academic|location=London|isbn=9781441190659|url=https://books.google.com/books?id=uaIdAAAAQBAJ|pages=183–197|postscript=.}}
* {{Citation|last=Pina Polo|first=Francisco|editor-given1=Silke|editor-surname1=Knippschild|editor-given2=Marta|editor-surname2=García Morcillo|chapter=The Great Seducer: Cleopatra, Queen and Sex Symbol|title=Seduction and Power: Antiquity in the Visual and Performing Arts|year=2013|publisher=Bloomsbury Academic|location=London|isbn=9781441190659|url=https://books.google.com/books?id=uaIdAAAAQBAJ|pages=183–197|postscript=.|accessdate=2018-04-14|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322204336/https://books.google.com/books?id=uaIdAAAAQBAJ|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Pratt|first=Frances|last2=Fizel|first2=Becca|title=Encaustic Materials and Methods|year=1949|publisher=Lear Publishers|location=New York|oclc=560769|url=https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=mdp.39015020374446;view=1up;seq=23;size=125|postscript=.}}
* {{Citation|last=Pratt|first=Frances|last2=Fizel|first2=Becca|title=Encaustic Materials and Methods|year=1949|publisher=Lear Publishers|location=New York|oclc=560769|url=https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=mdp.39015020374446;view=1up;seq=23;size=125|postscript=.|accessdate=2018-04-14|archive-date=2020-05-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20200519141046/https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=mdp.39015020374446;view=1up;seq=23;size=125|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Preston|first=Diana|last2=|first2=|title=Cleopatra and Antony: Power, Love, and Politics in the Ancient World|year=2009|publisher=Walker and Company|location=New York|isbn=9780802717382|url=https://books.google.com/books?id=0WZQ27r3TUQC|postscript=.}}
* {{Citation|last=Preston|first=Diana|last2=|first2=|title=Cleopatra and Antony: Power, Love, and Politics in the Ancient World|year=2009|publisher=Walker and Company|location=New York|isbn=9780802717382|url=https://books.google.com/books?id=0WZQ27r3TUQC|postscript=.}}
*{{Citation|last=Pucci|first=Giuseppe|editor-given1=Margaret M.|editor-surname1=Miles|chapter=Every Man's Cleopatra|title=Cleopatra : a sphinx revisited|year=2011|publisher=University of California Press|location=Berkeley|isbn=9780520243675|url=https://books.google.com/books/about/Cleopatra.html?id=ND9DQF2mOnkC|pages=195–207|postscript=.}}
* {{Citation|last=Pucci|first=Giuseppe|editor-given1=Margaret M.|editor-surname1=Miles|chapter=Every Man's Cleopatra|title=Cleopatra : a sphinx revisited|year=2011|publisher=University of California Press|location=Berkeley|isbn=9780520243675|url=https://books.google.com/books/about/Cleopatra.html?id=ND9DQF2mOnkC|pages=195–207|postscript=.}}
*{{Citation|last=Roller|first=Duane W.|author-link=Duane W. Roller|title=The World of Juba II and Kleopatra Selene: Royal Scholarship on Rome's African Frontier|year=2003|publisher=Routledge|location=New York|isbn=9780415305969|url=|postscript=.}}
* {{Citation|last=Roller|first=Duane W.|author-link=Duane W. Roller|title=The World of Juba II and Kleopatra Selene: Royal Scholarship on Rome's African Frontier|year=2003|publisher=Routledge|location=New York|isbn=9780415305969|url=|postscript=.}}
*{{Citation|last=Roller|first=Duane W.|author-link=Duane W. Roller|title=Cleopatra: a biography|year=2010|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|isbn=9780195365535|url=|postscript=.}}
* {{Citation|last=Roller|first=Duane W.|author-link=Duane W. Roller|title=Cleopatra: a biography|year=2010|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|isbn=9780195365535|url=|postscript=.}}
*{{Citation|last=Rowland|first=Ingrid D.|author-link=Ingrid D. Rowland|editor-given1=Margaret M.|editor-surname1=Miles|chapter=The Amazing Afterlife of Cleopatra's Love Potions|title=Cleopatra : a sphinx revisited|year=2011|publisher=University of California Press|location=Berkeley|isbn=9780520243675|url=https://books.google.com/books/about/Cleopatra.html?id=ND9DQF2mOnkC|pages=132–149|postscript=.}}
* {{Citation|last=Rowland|first=Ingrid D.|author-link=Ingrid D. Rowland|editor-given1=Margaret M.|editor-surname1=Miles|chapter=The Amazing Afterlife of Cleopatra's Love Potions|title=Cleopatra : a sphinx revisited|year=2011|publisher=University of California Press|location=Berkeley|isbn=9780520243675|url=https://books.google.com/books/about/Cleopatra.html?id=ND9DQF2mOnkC|pages=132–149|postscript=.}}
*{{Citation|last=Royster|first=Francesca T.|title=Becoming Cleopatra: The Shifting Image of an Icon|year=2003|publisher=Palgrave MacMillan|location=New York|url=|isbn=9781403961099}}
* {{Citation|last=Royster|first=Francesca T.|title=Becoming Cleopatra: The Shifting Image of an Icon|year=2003|publisher=Palgrave MacMillan|location=New York|url=|isbn=9781403961099}}
*{{Citation|last=Sartain|first=John|author-link=John Sartain|title=On the Antique Painting in Encaustic of Cleopatra: Discovered in 1818|year=1885|publisher=George Gebbie & Co.|location=Philadelphia|OCLC=3806143|url=https://archive.org/stream/cu31924008637112#page/n7/mode/1up|postscript=.}}
* {{Citation|last=Sartain|first=John|author-link=John Sartain|title=On the Antique Painting in Encaustic of Cleopatra: Discovered in 1818|year=1885|publisher=George Gebbie & Co.|location=Philadelphia|OCLC=3806143|url=https://archive.org/stream/cu31924008637112#page/n7/mode/1up|postscript=.}}
*{{Citation|last=Schiff|first=Stacy|author-link=Stacy Schiff|title=Cleopatra: A Life|year=2011|publisher=Random House|location=UK|isbn=9780753539569|postscript=.}}
* {{Citation|last=Schiff|first=Stacy|author-link=Stacy Schiff|title=Cleopatra: A Life|year=2011|publisher=Random House|location=UK|isbn=9780753539569|postscript=.}}
*{{Citation|last=Skeat|first=T. C.|author-link=Theodore Cressy Skeat|title=The Last Days of Cleopatra: A Chronological Problem|journal=The Journal of Roman Studies|volume=43|year=1953|jstor=297786|pages=98–100|doi=10.2307/297786|postscript=.}}
* {{Citation|last=Skeat|first=T. C.|author-link=Theodore Cressy Skeat|title=The Last Days of Cleopatra: A Chronological Problem|journal=The Journal of Roman Studies|volume=43|year=1953|jstor=297786|pages=98–100|doi=10.2307/297786|postscript=.}}
*{{Citation|last=Southern|first=Patricia|author-link=Pat Southern|title=Augustus|edition=2nd|year=2014|orig-year=1998|publisher=Routledge|location=London|isbn=9780415628389|url=https://books.google.com/books?id=9QsiAQAAQBAJ|postscript=.}}
* {{Citation|last=Southern|first=Patricia|author-link=Pat Southern|title=Augustus|edition=2nd|year=2014|orig-year=1998|publisher=Routledge|location=London|isbn=9780415628389|url=https://books.google.com/books?id=9QsiAQAAQBAJ|postscript=.}}
*{{Citation|last=Southern|first=Patricia|author-link=Pat Southern|title=Antony and Cleopatra: The Doomed Love Affair That United Ancient Rome and Egypt|edition=|year=2009|orig-year=2007|publisher=Amberley Publishing|location=Stroud, Gloucestershire|isbn=9781848683242|url=https://books.google.com/books?id=aQaLPAAIzzkC|postscript=.}}
* {{Citation|last=Southern|first=Patricia|author-link=Pat Southern|title=Antony and Cleopatra: The Doomed Love Affair That United Ancient Rome and Egypt|edition=|year=2009|orig-year=2007|publisher=Amberley Publishing|location=Stroud, Gloucestershire|isbn=9781848683242|url=https://books.google.com/books?id=aQaLPAAIzzkC|postscript=.}}
*{{Citation|last=Varner|first=Eric R.|title=Mutilation and Transformation: Damnatio Memoriae and Roman Imperial Portraiture|year=2004|publisher=Brill|location=Leiden|isbn=9789004135772|url=https://books.google.com/books?id=5IpPhTqnDJkC|postscript=.}}
* {{Citation|last=Varner|first=Eric R.|title=Mutilation and Transformation: Damnatio Memoriae and Roman Imperial Portraiture|year=2004|publisher=Brill|location=Leiden|isbn=9789004135772|url=https://books.google.com/books?id=5IpPhTqnDJkC|postscript=.}}
*{{Citation|last=Walker|first=Susan|title=The Portland Vase|series=British Museum Objects in Focus|publisher=British Museum Press|year=2004|isbn=9780714150222|url=https://books.google.com/books?id=8jrrAAAAMAAJ|postscript=.}}
* {{Citation|last=Walker|first=Susan|title=The Portland Vase|series=British Museum Objects in Focus|publisher=British Museum Press|year=2004|isbn=9780714150222|url=https://books.google.com/books?id=8jrrAAAAMAAJ|postscript=.|accessdate=2018-04-14|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322194352/https://books.google.com/books?id=8jrrAAAAMAAJ|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Walker|first=Susan|title=Cleopatra in Pompeii?|journal=Papers of the British School at Rome|volume=76|year=2008|url=https://www.cambridge.org/core/services/aop-cambridge-core/content/view/S0068246200000404|jstor=40311128|pages=35–46; 345–8|postscript=.}}
* {{Citation|last=Walker|first=Susan|title=Cleopatra in Pompeii?|journal=Papers of the British School at Rome|volume=76|year=2008|url=https://www.cambridge.org/core/services/aop-cambridge-core/content/view/S0068246200000404|jstor=40311128|pages=35–46; 345–8|postscript=.|accessdate=2018-04-14|archive-date=2018-03-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20180310091735/https://www.cambridge.org/core/services/aop-cambridge-core/content/view/S0068246200000404|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Walker|first=Susan|last2=|first2=|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=324 Gilded silver dish, decorated with a bust perhaps representing Cleopatra Selene|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001|url=|pages=312–313|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
* {{Citation|last=Walker|first=Susan|last2=|first2=|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=324 Gilded silver dish, decorated with a bust perhaps representing Cleopatra Selene|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001|url=|pages=312–313|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
*{{Citation|last=Walker|first=Susan|last2=Higgs|first2=Peter|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=325 Painting with a portrait of a woman in profile|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001|url=|pages=314–315|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
* {{Citation|last=Walker|first=Susan|last2=Higgs|first2=Peter|editor-surname1=Walker|editor-given1=Susan|editor-surname2=Higgs|editor-given2=Peter|title=Cleopatra of Egypt: from History to Myth|location=Princeton, N.J.|chapter=325 Painting with a portrait of a woman in profile|publisher=Princeton University Press (British Museum Press)|year=2001|url=|pages=314–315|ISBN=9780691088358|postscript=.}}
*{{Citation|last=Whitehorne|first=John|title=Cleopatras|location=London|publisher=Routledge|year=1994|isbn=9780415058063}}
* {{Citation|last=Whitehorne|first=John|title=Cleopatras|location=London|publisher=Routledge|year=1994|isbn=9780415058063}}
*{{Citation|last=Woodstra|first=Chris|last2=Brennan|first2=Gerald|last3=Schrott|first3=Allen|title=All Music Guide to Classical Music: The Definitive Guide to Classical Music|year=2005|publisher=All Media Guide (Backbeat Books)|location=Ann Arbor, MI|isbn=9780879308650|url=https://books.google.com/books?id=nlDOICBmhbkC|postscript=.}}
* {{Citation|last=Woodstra|first=Chris|last2=Brennan|first2=Gerald|last3=Schrott|first3=Allen|title=All Music Guide to Classical Music: The Definitive Guide to Classical Music|year=2005|publisher=All Media Guide (Backbeat Books)|location=Ann Arbor, MI|isbn=9780879308650|url=https://books.google.com/books?id=nlDOICBmhbkC|postscript=.|accessdate=2018-04-14|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322194405/https://books.google.com/books?id=nlDOICBmhbkC|dead-url=no}}
*{{Citation|last=Wyke|first=Maria|last2=Montserrat|first2=Dominic|author-link1=Maria Wyke|author-link2=Dominic Montserrat|editor-given1=Margaret M.|editor-surname1=Miles|chapter=Glamour Girls: Cleomania in Mass Culture|title=Cleopatra : a sphinx revisited|year=2011|publisher=University of California Press|location=Berkeley|isbn=9780520243675|url=https://books.google.com/books/about/Cleopatra.html?id=ND9DQF2mOnkC|pages=172–194|postscript=.}}
* {{Citation|last=Wyke|first=Maria|last2=Montserrat|first2=Dominic|author-link1=Maria Wyke|author-link2=Dominic Montserrat|editor-given1=Margaret M.|editor-surname1=Miles|chapter=Glamour Girls: Cleomania in Mass Culture|title=Cleopatra : a sphinx revisited|year=2011|publisher=University of California Press|location=Berkeley|isbn=9780520243675|url=https://books.google.com/books/about/Cleopatra.html?id=ND9DQF2mOnkC|pages=172–194|postscript=.}}
* {{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=sqopAAAAYAAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|title=A History of Rome to the Battle of Actium|last=Shuckburgh|first=Evelyn Shirley|date=1917|publisher=Macmillan and Company|year=|isbn=|location=New York|pages=|language=en|ref=harv}}
{{refend}}
{{refend}}


Baris 694: Baris 438:
{{refbegin|35em}}
{{refbegin|35em}}


* {{cite book|last=Bradford|first=Ernle Dusgate Selby|title=Cleopatra|publisher=Penguin Group|year=2000|isbn=9780141390147}}
* {{cite book|last=Bradford|first=Ernle Dusgate Selby|title=Cleopatra|url=https://archive.org/details/cleopatra0000brad|publisher=Penguin Group|year=2000|isbn=9780141390147}}
* {{Cite book|last=Flamarion|first=Edith|last2=Bonfante-Warren|first2=Alexandra|title=Cleopatra: The Life and Death of a Pharaoh|publisher=Harry Abrams|year=1997|isbn=9780810928053}}
* {{Cite book|last=Flamarion|first=Edith|last2=Bonfante-Warren|first2=Alexandra|title=Cleopatra: The Life and Death of a Pharaoh|url=https://archive.org/details/cleopatralifedea00flam|publisher=Harry Abrams|year=1997|isbn=9780810928053}}
* {{cite book|last=Foss|first=Michael|title=The Search for Cleopatra|publisher=Arcade Publishing|year=1999|isbn=9781559705035}}
* {{cite book|last=Foss|first=Michael|title=The Search for Cleopatra|url=https://archive.org/details/searchforcleopat0000mich|publisher=Arcade Publishing|year=1999|isbn=9781559705035}}
* {{cite book|last=Fraser|first=P.M.|title=Ptolemaic Alexandria|volume=1-3|year=1985|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|isbn=9780198142782|edition=reprint}}
* {{cite book|last=Fraser|first=P.M.|title=Ptolemaic Alexandria|volume=1-3|year=1985|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|isbn=9780198142782|edition=reprint}}
* {{cite book|last=Lindsay|first=Jack |author-link=Jack Lindsay |title=Cleopatra|year=1972|publisher=Coward-McCann|location=New York|OCLC=671705946}}
* {{cite book|last=Lindsay|first=Jack |author-link=Jack Lindsay |title=Cleopatra|year=1972|publisher=Coward-McCann|location=New York|OCLC=671705946}}
* {{cite book|last=Nardo|first=Don|title=Cleopatra|publisher=Lucent Books|year=1994|isbn=9781560060239}}
* {{cite book|last=Nardo|first=Don|title=Cleopatra|url=https://archive.org/details/cleopatra0000nard|publisher=Lucent Books|year=1994|isbn=9781560060239}}
* {{cite book|last=Pomeroy|first=Sarah B.|title=Women in Hellenistic Egypt: from Alexander to Cleopatra|year=1984|publisher=Schocken Books|location=New York|isbn=9780805239119}}
* {{cite book|last=Pomeroy|first=Sarah B.|title=Women in Hellenistic Egypt: from Alexander to Cleopatra|url=https://archive.org/details/womeninhellenist0000pome|year=1984|publisher=Schocken Books|location=New York|isbn=9780805239119}}
* {{cite book|last=Southern|first=Pat|title=Cleopatra|publisher=Tempus|year=2000|isbn=9780752414942}}
* {{cite book|last=Southern|first=Pat|title=Cleopatra|publisher=Tempus|year=2000|isbn=9780752414942}}
* {{cite book|last=Syme|first=Ronald |author-link=Ronald Syme |title=The Roman Revolution|publisher=Oxford University Press|year=1962|orig-year=1939|OCLC=404094}}
* {{cite book|last=Syme|first=Ronald |author-link=Ronald Syme |title=The Roman Revolution|url=https://archive.org/details/romanrevolution0000syme|publisher=Oxford University Press|year=1962|orig-year=1939|OCLC=404094}}
* {{cite book|last=Volkmann|first=Hans|title=Cleopatra: a Study in Politics and Propaganda|year=1958|publisher=Sagamore Press|location=New York|others=T.J. Cadoux, trans|OCLC=899077769}}
* {{cite book|last=Volkmann|first=Hans|title=Cleopatra: a Study in Politics and Propaganda|year=1958|publisher=Sagamore Press|location=New York|others=T.J. Cadoux, trans|OCLC=899077769}}
* {{cite book|last=Weigall|first=Arthur E. P. Brome|title=The Life and Times of Cleopatra, Queen of Egypt|url=http://name.umdl.umich.edu/AJL1424.0001.001|year=1914|publisher=Blackwood|location=Edinburgh|OCLC=316294139}}
* {{cite book|last=Weigall|first=Arthur E. P. Brome|title=The Life and Times of Cleopatra, Queen of Egypt|url=http://name.umdl.umich.edu/AJL1424.0001.001|year=1914|publisher=Blackwood|location=Edinburgh|OCLC=316294139}}
Baris 712: Baris 456:
* [https://www.youtube.com/watch?v=boQOXk9ZEoc Gambaran Romawi Kuno mengenai Kleopatra VII, Ratu Mesir], di [[YouTube]]
* [https://www.youtube.com/watch?v=boQOXk9ZEoc Gambaran Romawi Kuno mengenai Kleopatra VII, Ratu Mesir], di [[YouTube]]
* {{In Our Time|Kleopatra|b00w7clj|Cleopatra}}
* {{In Our Time|Kleopatra|b00w7clj|Cleopatra}}
* [http://www.gutenberg.org/ebooks/10992 Kleopatra] (1852), buku bacaan kanak-kanak Zaman Victoria karya [[Jacob Abbott]], edisi [[Project Gutenberg]]
* [http://www.gutenberg.org/ebooks/10992 Kleopatra] (1852), buku bacaan kanak-kanak Zaman Victoria karya [[Jacob Abbott]], edisi [[Project Gutenberg]]
* [https://web.archive.org/web/20060811000057/http://www.discoverychannelasia.com/ontv_egyptweek/death_cleopatra/index.shtml "Kematian Misterius Kleopatra"] di [[Discovery Channel]]
* [https://web.archive.org/web/20060811000057/http://www.discoverychannelasia.com/ontv_egyptweek/death_cleopatra/index.shtml "Kematian Misterius Kleopatra"] di [[Discovery Channel]]
* [https://web.archive.org/web/20030208021301/http://www.bbc.co.uk/history/historic_figures/cleopatra_vii.shtml Kleopatra VII] di [http://www.bbc.co.uk/history/ BBC History]
* [https://web.archive.org/web/20030208021301/http://www.bbc.co.uk/history/historic_figures/cleopatra_vii.shtml Kleopatra VII] di [http://www.bbc.co.uk/history/ BBC History]
Baris 718: Baris 462:
* Eubanks, W. Ralph. (1 November 2010). "[https://www.npr.org/templates/story/story.php?storyId=130976125 Bagaimana Sejarah dan Hollywood Keliru Memahami 'Kleopatra']". [[National Public Radio]] (NPR) (sebuah ulasan buku ''Cleopatra: A Life'', karya [[Stacy Schiff]]).
* Eubanks, W. Ralph. (1 November 2010). "[https://www.npr.org/templates/story/story.php?storyId=130976125 Bagaimana Sejarah dan Hollywood Keliru Memahami 'Kleopatra']". [[National Public Radio]] (NPR) (sebuah ulasan buku ''Cleopatra: A Life'', karya [[Stacy Schiff]]).
* Jarus, Owen (13 Maret 2014). "[https://www.livescience.com/44071-cleopatra-biography.html Kleopatra: Fakta & Biografi]". ''[[Live Science]]''.
* Jarus, Owen (13 Maret 2014). "[https://www.livescience.com/44071-cleopatra-biography.html Kleopatra: Fakta & Biografi]". ''[[Live Science]]''.
* Watkins, Thayer. "[http://www.sjsu.edu/faculty/watkins/cleopatra.htm Lini Masa Kehidupan Kleopatra]." [[San Jose State University|Universitas Negeri San Jose]].
* Watkins, Thayer. "[http://www.sjsu.edu/faculty/watkins/cleopatra.htm Lini Masa Kehidupan Kleopatra] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210813025922/https://sjsu.edu/faculty/watkins/cleopatra.htm |date=2021-08-13 }}." [[San Jose State University|Universitas Negeri San Jose]].
* Draycott, Jane (22 Mei 2018). "[https://www.historytoday.com/jane-draycott/cleopatras-daughter Anak Perempuan Kleopatra: Jika Antonius dan Kleopatra terabadikan dalam sejarah dan dalam budaya populer, anak-anak mereka sama sekali dilupakan orang. Anak perempuan mereka, Kleopatra Selene, menjadi seorang penguasa penting atas usaha sendiri.]" ''[[History Today]]''.
* Draycott, Jane (22 Mei 2018). "[https://www.historytoday.com/jane-draycott/cleopatras-daughter Anak Perempuan Kleopatra: Jika Antonius dan Kleopatra terabadikan dalam sejarah dan dalam budaya populer, anak-anak mereka sama sekali dilupakan orang. Anak perempuan mereka, Kleopatra Selene, menjadi seorang penguasa penting atas usaha sendiri.]" ''[[History Today]]''.


Baris 732: Baris 476:
{{S-non|reason=Jabatan dihapuskan<br /><small>[[Aegyptus (provinsi Romawi)|Mesir dianeksasi Republik Romawi]]</small>}}
{{S-non|reason=Jabatan dihapuskan<br /><small>[[Aegyptus (provinsi Romawi)|Mesir dianeksasi Republik Romawi]]</small>}}
{{s-end}}
{{s-end}}



{{Penguasa Mesir Kuno}}
{{Penguasa Mesir Kuno}}
{{Penguasa Helenistik}}
{{Penguasa Helenistik}}
{{Authority control}}


{{DEFAULTSORT:Kleopatra}}
[[Kategori:Kleopatra| ]]
[[Kategori:Firaun dinasti Ptolemaik]]
[[Kategori:Firaun dinasti Ptolemaik]]
[[Kategori:Kelahiran 69 SM]]
[[Kategori:Kelahiran 69 SM]]
[[Kategori:Kematian 30 SM]]
[[Kategori:Kematian 30 SM]]
[[Kategori:Tokoh yang bunuh diri]]
[[Kategori:Tokoh yang bunuh diri]]
[[Kategori:Kleopatra]]
[[Kategori:Julius Caesar]]
[[Kategori:Julius Caesar]]

Revisi terkini sejak 10 April 2024 09.16

Kleopatra VII Filopator
Kleopatra Berlin, arca buatan Romawi yang menggambarkan sosok Kleopatra mengenakan diadem kerajaan, pertengahan abad pertama SM, sekitar waktu lawatan Kleopatra ke Roma (46–44 SM), ditemukan di sebuah vila Italia di pinggiran Via Appia, kini tersimpan di Museum Altes, Jerman.[1][2][3][note 1]
Ratu Kerajaan Wangsa Ptolemaios
Berkuasa51 – 10 atau 12 Agustus 30 SM (21 tahun)[4][note 2]
PendahuluPtolemaios XII Auletes
PenerusPtolemaios XV Kaisarion
Penguasa bersamaPtolemaios XII Auletes (s. 80–58 SM - 55–51 SM)
Ptolemaios XIII Teos Filopator (51–s. 47 SM)
Ptolemaios XIV (47 SM–44 SM)
Ptolemaios XV Kaisarion (44 SM – 30 SM)
Informasi pribadi
KelahiranPermulaan tahun 69 SM
Aleksandria, Kerajaan Wangsa Ptolemaios
Kematian10 atau 12 Agustus 30 SM
(usia 39 tahun)[note 2]
Aleksandria, Mesir
Pemakaman
Tidak diketahui
(mungkin di Mesir)
Nama lengkap
Kleopatra VII Tea Filopatora
AyahPtolemaios XII Auletes
IbuTidak diketahui, mungkin Kleopatra VI Trifaina (dikenal pula sebagai Kleopatra V Trifaina)[note 3]
PasanganPtolemaios XIII Teos Filopator
Ptolemaios XIV
Markus Antonius
AnakPtolemaios XV Filopator Filometor Kaisar, Kaisarion
Aleksandros Helios
Kleopatra Selene, Ratu Mauretania
Ptolemaios XVI Filadelfos
Kleopatra VII dalam hieroglif
q
rw
iwApAd
r
tAH8
Kleopatra
Qlwpdrt
G5
wr
r
nbnfrnfrnfrH2
x
O22
Nama Horus (1): Wer(et)-neb(et)-neferu-achet-seh
Wr(.t)-nb(.t)-nfrw-3ḫ(t)-sy
Tuan putri kesempurnaan, cemerlang dalam kebijaksanaan
G5
wr t
r
t
W
t
A53n
X2 t
z
Nama Horus (2): Weret-tut-en-it-es
Wr.t-twt-n-jt=s
Orang besar, citra suci ayahanda
q
rw
W
p
d
r
t H8
nTrt
H8
R7
t
z
N36
Kleopatra netjeret mer(et) ites
Qlwpdrt nṯrt mr(t) jts
Dewi Kleopatra kesayangan ayahanda

Kleopatra VII Filopator (Yunani: Κλεοπᾰ́τρᾱ Φιλοπάτωρ, Kleopátrā Filopátōr;[5] lahir 69 SM – meninggal 10 atau 12 Agustus 30 SM)[note 2] adalah penguasa aktif terakhir Kerajaan Wangsa Ptolemaios di tanah Mesir.[note 4] Kleopatra juga seorang diplomat, laksamana, administrator, poliglot,[note 5] dan pujangga ilmu pengobatan.[6] Selaku putri wangsa Ptolemaios, Kleopatra adalah keturunan dari pendiri wangsanya, Ptolemaios I Soter, salah seorang mantan senapati Yunani Makedonia sekaligus pengiring Aleksander Agung. Sepeninggal Kleopatra, Mesir dijadikan salah satu provinsi Kekaisaran Romawi. Perubahan status Mesir ini menandai akhir dari Zaman Helenistik yang bermula pada masa pemerintahan Aleksander Agung (336–323 SM).[note 6] Bahasa ibunya adalah bahasa Yunani Koine, dan ia adalah penguasa pertama dari wangsa Ptolemaios yang mempelajari bahasa Mesir.[note 5]

Pada tahun 58 SM, Kleopatra diduga tinggal bersama ayahnya, Ptolemaios XII, yang hidup dalam pembuangan di Roma setelah digulingkan dari takhta melalui pemberontakan oleh Berenike IV, putri sulung Ptolemaios XII. Berenike IV dieksekusi mati pada tahun 55 SM setelah Ptolemaios XII kembali ke Mesir dengan membawa bala tentara Romawi untuk mengembalikan kekuasaannya. Sepeninggal Ptolemaios XII pada tahun 51 SM, Kleopatra dan adiknya laki-lakinya, Ptolemaios XIII, naik takhta menjadi penguasa bersama. Di kemudian hari, timbul perseteruan di antara keduanya, sampai-sampai meletuskan perang saudara. Saat itu juga sedang meletus Perang Saudara Yulius Kaisar di Romawi antara Pompeyus dan Yulius Kaisar. Setelah Pompeyus kalah dalam Pertempuran Farsalos, negarawan Romawi itu melarikan diri ke Mesir, yang berstatus negara gundal Republik Romawi. Ptolemaios XIII menyuruh orang membunuh Pompeyus pada saat Yulius Kaisar menduduki kota Aleksandria dalam rangka mengejar buronan Romawi itu. Selaku Konsul Republik Romawi, Yulius Kaisar berusaha mendamaikan Ptolemaios XIII dengan Kleopatra, tetapi Poteinos, penasihat utama Ptolemaios XIII, menilai syarat-syarat perdamaian yang ditetapkan Yulius Kaisar lebih menguntungkan pihak Kleopatra, sehingga bala tentara Ptolemaios XIII (di kemudian hari dikuasai oleh adik perempuan Kleopatra, Arsinoe IV) dikerahkan untuk mengepung Yulius Kaisar dan Kleopatra di istana Aleksandria. Aksi pengepungan ini berakhir setelah tiba bala bantuan dari Pergamon dan Yudea pada permulaan tahun 47 SM. Ptolemaios XIII akhirnya gugur dalam Pertempuran Sungai Nil, dan Arsinoe IV dihukum menjalani pembuangan di Efesus. Kleopatra dan adik laki-lakinya, Ptolemaios XIV, dinobatkan menjadi penguasa bersama atas tanah Mesir oleh Yulius Kaisar, yang kala itu telah terpilih menjadi Diktator Republik Romawi. Yulius Kaisar menjalin hubungan asmara dengan Kleopatra, dan menghasilkan seorang putra yang diberi nama Kaisarion (Ptolemaios XV). Kleopatra mengadakan lawatan ke Roma selaku ratu negara gundal Republik Romawi pada tahun 46 dan 44 SM. Selama lawatannya di kota itu, ia tinggal di vila milik Yulius Kaisar. Ketika Yulius Kaisar tewas terbunuh pada tahun 44 SM, Kleopatra berusaha agar Kaisarion diakui sebagai ahli waris mendiang ayahnya, tetapi yang akhirnya diakui sebagai ahli waris adalah Oktavianus, putra dari kemenakan Yulius Kaisar, yang di kemudian hari dikenal dengan nama Agustus setelah dinobatkan menjadi Kaisar Romawi yang pertama pada tahun 27 SM. Kleopatra kemudian menyuruh orang membunuh Ptolemaios XIV, dan menobatkan Kaisarion menjadi penguasa bersama atas tanah Mesir.

Dalam Perang Saudara Liberator (43–42 SM), Kleopatra berpihak pada Triumviratus II (persekutuan triwira kali kedua) yang dibentuk oleh Oktavianus, Markus Antonius dan Markus Emilius Lepidus. Setelah bertemu di Tarsos pada tahun 41 SM, Kleopatra dan Markus Antonius menjalin hubungan asmara yang membuahkan tiga orang putra-putri, yakni pasangan kembar Aleksandros Helios dan Kleopatra Selene II, serta Ptolemaios Filadelfos. Markus Antonius memanfaatkan kewenangannya selaku salah seorang triwira untuk mengeksekusi mati Arsinoe IV atas permintaan Kleopatra. Markus Antonius kian bergantung pada Kleopatra sebagai sumber dana maupun bala bantuan semasa menginvasi Kekaisaran Partia dan Kerajaan Armenia. Pada 34 SM, putra-putri Kleopatra dan Markus Antonius dipermaklumkan sebagai penguasa atas sejumlah wilayah Romawi yang sebelumnya berada di bawah kewenangan Markus Antonius. Tindakan ini dikenal dengan nama Donasi Aleksandria. Peristiwa ini, ditambah pula dengan tindakan Markus Antonius menikahi Kleopatra setelah menceraikan Oktavia, kakak Oktavianus, menyulut perang terakhir Republik Romawi. Setelah melakukan perang propaganda, Oktavianus memaksa sekutu-sekutu Markus Antonius yang duduk di dalam Senat Romawi untuk menyingkir dari Roma pada tahun 32 SM, dan mengumumkan perang terhadap Kleopatra. Armada tempur Markus Antonius dan Kleopatra dikalahkan dalam Pertempuran Aktion pada tahun 31 SM, oleh panglima kubu Oktavianus, Markus Vipsanius Agripa. Bala tentara Oktavianus menginvasi Mesir pada tahun 30 SM, dan berhasil mengalahkan bala tentara Markus Antonius, yang akhirnya bunuh diri. Ketika mengetahui bahwa Oktavianus berniat memboyongnya ke Roma untuk dipertontonkan dalam pawai kemenangannya, Kleopatra pun memutuskan untuk bunuh diri dengan menggunakan racun. Menurut keyakinan umum, Kleopatra bunuh diri dengan cara dipatuk ular beludak.

Nama besar Kleopatra terabadikan dalam bentuk karya-karya seni rupa, baik yang kuno maupun modern, dan kejadian-kejadian yang pernah ia alami semasa hidup diabadikan dalam karya-karya sastra maupun media lainnya. Hal-ihwal pribadinya dijabarkan dalam karya-karya tulis historiografi Romawi dan puisi-puisi Latin. Pada umumnya puisi-puisi Latin ini menimbulkan kesan yang kurang baik mengenai dirinya, dan kesan semacam inilah yang di kemudian hari disiarkan oleh karya-karya sastra Abad Pertengahan dan Abad Renaisans. Di bidang seni rupa Abad Kuno, sosok Kleopatra dimunculkan pada kepingan-kepingan uang logam keluaran Romawi dan Kerajaan Wangsa Ptolemaios, arca-arca, patung-patung dada, relief-relief, karya-karya seni ukir kaca, karya-karya seni ukir kameo dan lukisan-lukisan. Sosoknya juga ditampilkan dalam karya-karya seni budaya Abad Renaisans dan karya-karya seni budaya berlanggam Barok, yang meliputi karya-karya seni pahat, seni lukis, seni puisi, serta seni pementasan seperti sandiwara Antonius dan Kleopatra (1608) karya William Shakespeare, dan opera Giulio Cesare in Egitto (1724) gubahan Georg Friedrich Händel. Pada Zaman Modern, sosok Kleopatra muncul dalam karya-karya seni rupa terapan maupun seni rupa murni, karya-karya seni pertunjukan satire burlesque, film-film produksi Hollywood semisal Cleopatra (1963), dan gambar-gambar merek sejumlah barang dagangan, semenjak Kleopatra menjadi ikon budaya pop Egiptomania pada Era Victoria di Britania.

Etimologi

Nama Kleopatra (aksara Yunani: Κλεοπάτρα) adalah nama Yunani Kuno yang berarti "muruah ayahanda".[7] Nama ini dibentuk dari gabungan kata kléos (aksara Yunani: κλέος) yang berarti "muruah" atau "kehormatan", dan kata patḗr (aksara Yunani: πατήρ) yang berarti "ayah". Bentuk maskulin dari nama ini dapat berupa Kleopatros (aksara Yunani: Κλεόπατρος) atau Patroklos (aksara Yunani: Πάτροκλος).[8] Kleopatra juga adalah nama adik perempuan Aleksander Agung (Kleopatra dari Makedonia), dan nama istri Meleagros (Kleopatra Alkione) dalam mitologi Yunani.[9] Nama ini mulai dipakai di kalangan wangsa Ptolemaios setelah Ptolemaios V Epifanes menikahi Kleopatra I Sira, seorang putri wangsa Seleukos.[10][11] Kleopatra menyandang gelar Tea Filopatora (aksara Yunani: Θεά Φιλοπάτωρα) yang berarti "dewi pengasih ayahanda."[12][13][note 7]

Riwayat hidup

Latar belakang

Ptolemaios XII Auletes, ayah Kleopatra VII, karya seni pahat potret berlanggam Helenistik, tersimpan di Louvre, Paris[14]

Firaun-firaun dari wangsa Ptolemaios dinobatkan oleh Imam Besar Ptah di kota Memfis, tetapi bermastautin di Aleksandria, kota multibudaya bercorak Yunani yang didirikan oleh Aleksander Agung, tokoh termasyhur asal Makedonia.[15][16][17][note 8] Firaun-firaun wangsa Ptolemaios bertutur dalam bahasa Yunani, dan memerintah Mesir selayaknya kepala-kepala monarki Yunani Helenistik, bahkan menolak mempelajari bahasa asli Mesir.[18][19][20][note 5] Kleopatra justru berbeda; ia sudah mampu bertutur dalam beberapa macam bahasa saat mencapai usia dewasa, dan menjadi penguasa pertama dari wangsa Ptolemaios yang belajar bahasa Mesir.[21][22][20][note 9] Ia juga mampu bertutur dalam bahasa Etiopia, bahasa Trogodit, bahasa Ibrani (atau bahasa Aram), bahasa Arab, bahasa Suriah (mungkin bahasa Suryani), bahasa Media, bahasa Partia, dan bahasa Latin, meskipun orang-orang Romawi sezamannya lebih suka bercakap-cakap dengannya dalam bahasa Yunani Koine, bahasa ibunya.[22][20][23][note 10] Bahasa-bahasa yang dikuasai Kleopatra selain bahasa Yunani, bahasa Mesir, dan bahasa Latin, mencerminkan hasratnya untuk menguasai kembali daerah-daerah di Afrika Utara dan Asia Barat yang pernah menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Wangsa Ptolemaios.[24]

Campur tangan Romawi dalam urusan pemerintahan Mesir sudah berlangsung lama sebelum masa pemerintahan Kleopatra.[25][26][27] Ptolemaios IX Latiros mangkat pada penghujung tahun 81 SM, dan digantikan oleh putrinya, Berenike III.[28][29] Penentangan yang muncul di lingkungan istana terhadap gagasan penobatan seorang perempuan menjadi kepala monarki tanpa pendamping membuat Berenike III terpaksa bersedia untuk menikah dan memerintah bersama-sama dengan saudara sepupu sekaligus anak tirinya, Ptolemaios XI Aleksandros II, sesuai dengan arahan Diktator Republik Romawi, Sula.[28][29] Tak seberapa lama selepas menikah pada tahun 80 SM, Ptolemaios XI menyuruh orang membunuh Berenike III, tetapi ia sendiri akhirnya tewas dihakimi massa dalam kerusuhan yang dipicu oleh peristiwa pembunuhan Berenike III.[28][30][31] Ptolemaios XI, dan mungkin pamannya, Ptolemaios IX, atau mungkin pula ayahnya, Ptolemaios X Aleksandros I, menjadikan Kerajaan Wangsa Ptolemaios sebagai jaminan pinjaman dana dari Republik Romawi, sehingga pemerintah Republik Romawi memiliki landasan hukum untuk mengambil alih pemerintahan Mesir, yang sudah berstatus negara gundalnya, ketika Ptolemaios XI mangkat dibunuh.[28][32][33] Meskipun demikian, pemerintah Republik Romawi justru memutuskan untuk memecah wilayah Kerajaan Wangsa Ptolemaios, dan membagi-bagikannya kepada anak-anak Ptolemaios IX di luar pernikahan. Siprus diserahkan kepada Ptolemaios dari Siprus, sementara Mesir diserahkan kepada Ptolemaios XII Auletes.[28][30]

Masa kecil

Kleopatra VII lahir pada awal tahun 69 SM sebagai putri pasangan Firaun Ptolemaios XII Auletes dan seorang perempuan yang tidak diketahui namanya.[34][note 11] Mungkin saja ibu Kleopatra adalah permaisuri Ptolemaios XII, Kleopatra VI Trifaina (juga dikenal sebagai Kleopatra V Trifaina),[35][17][note 3] yakni ibu dari kakak Kleopatra, Berenike IV Epifaneia.[36][37][38][note 12] Nama Kleopatra Trifaina tidak lagi disebut-sebut dalam catatan-catatan resmi kerajaan beberapa bulan setelah kelahiran Kleopatra pada tahun 69 SM.[39][40] Tiga anak Ptolemaios XII yang paling kecil, yakni Arsinoe IV, Ptolemaios XIII Teos Filopator, dan Ptolemaios XIV,[36][37][38] lahir sepeninggal permaisurinya.[41][42] Guru pribadi Kleopatra semasa kecil adalah Filostratos, yang mengajarinya seni berpidato dan ilmu filsafat Yunani.[43] Sewaktu remaja, Kleopatra agaknya menuntut ilmu di Mouseion, lembaga ilmu pengetahuan dan seni budaya Helenistik di Aleksandria yang juga mencakup Perpustakaan besar kota itu.[44][45]

Masa pemerintahan dan pembuangan Ptolemaios XII

Pada tahun 65 SM, Sensor Markus Lisinius Krasus mengemukakan pendapatnya di hadapan Senat Republik Romawi bahwa Roma sepatutnya menganeksasi Mesir, tetapi usulannya maupun usulan serupa dari Tribun Servilius Rulus pada tahun 63 SM ditolak oleh senat.[46][47] Ptolemaios XII menanggapi ancaman kemungkinan aneksasi ini dengan menawarkan imbalan dan hadiah-hadiah mewah kepada para negarawan Romawi yang memiliki kekuasaan besar semisal Pompeyus sewaktu berperang melawan Mitridates VI dari Pontos, dan juga kepada Yulius Kaisar setelah terpilih menjadi konsul pada tahun 59 SM.[48][49][50][note 13] Meskipun demikian, perilaku hidup boros Ptolemaios XII membuatnya jatuh bangkrut sehingga terpaksa berhutang pada cukong Romawi, Gayus Rabirius Postumus.[51][52][53]

Lukisan potret Kleopatra dengan rambut merah dan bentuk wajah yang khas, kepalanya dihiasi diadem kerajaan dan cocok sanggul bertatahkan mutiara, agaknya dibuat setelah kemangkatannya, dari situs kota Herculaneum, Italia, abad pertama tarikh Masehi[54][55][note 14]

Pada tahun 58 SM, Republik Romawi menganeksasi Siprus. Dengan dakwaan pidana perompakan, pihak Romawi mendesak Ptolemaios dari Siprus, adik laki-laki Ptolemaios XII, untuk bunuh diri alih-alih menjalani hukuman pembuangan di Pafos.[56][57][53][note 15] Ptolemaios XII memutuskan untuk tidak mengungkit-ungkit kematian adiknya di muka umum. Sikap seperti ini, ditambah pula dengan penyerahan wilayah kekuasaan turun-temurun wangsa Ptolemaios kepada Republik Romawi, membuat Ptolemaios XII kehilangan kepercayaan rakyatnya, yang kala itu sudah tidak puas dengan kebijakan-kebijakan ekonominya.[56][58][59] Ptolemaios XII kemudian dipaksa meninggalkan Mesir. Mula-mula ia pindah ke Rodos, kemudian ke Athena, dan akhirnya ke vila milik Triwira Pompeyus di daerah perbukitan Albanus, dekat Preneste, Italia.[56][57][60][note 16] Ptolemaios XII tinggal hampir setahun lamanya di tempat yang terletak di kawasan sekitar kota Roma itu, agaknya ditemani oleh putrinya, Kleopatra, yang kala itu berumur sekitar 11 tahun.[56][60][note 17] Berenike IV mengirim rombongan perutusan ke Roma guna mengukuhkan kekuasaannya sekaligus mencegah pemulihan kekuasaan ayahnya, tetapi Ptolemaios XII mengirim pembunuh untuk menewaskan kepala rombongan perutusan itu. Peristiwa ini sengaja ditutup-tutupi oleh orang-orang kuat di Roma yang mendukungnya.[61][52][62][note 18] Manakala Senat Romawi menolak memberi bekal dan sepasukan tentara untuk menemani kepulangannya ke Mesir, Ptolemaios XII memutuskan untuk meninggalkan Roma pada penghujung tahun 57 SM, dan pindah ke Kuil Artemis di Efesus.[63][64][65]

Para cukong Romawi yang memodali Ptolemaios XII bertekad mengembalikannya ke tampuk kekuasaan.[66] Pompeyus membujuk Aulus Gabinius, Wali Negeri Romawi atas Suriah, untuk menginvasi Mesir dan memulihkan kekuasaan Ptolemaios XII dengan imbalan 10.000 talenta.[66][67][68] Meskipun melanggar hukum Romawi, Aulus Gabinius mengerahkan pasukannya untuk menginvasi Mesir pada musim semi tahun 55 SM melalui Yudea, wilayah kekuasaan wangsa Hasmonayim, tempat bala tentara yang dipimpin orang-orang Romawi itu dipasoki perbekalan oleh Antipatros orang Edom, ayah Herodes Agung, atas perintah Hurqanos II.[66][69] Selaku seorang perwira muda dalam jajaran pasukan berkuda, Markus Antonius kala itu bertugas di bawah pimpinan Aulus Gabinius. Watak kepemimpinannya tampak menonjol tatkala mencegah Ptolemaios XII membantai habis warga Pelousion, juga ketika menyelamatkan jenazah Arkelaos, suami Berenike IV, yang gugur dalam pertempuran, serta memastikan agar jenazah Arkelaos dimakamkan secara layak sesuai dengan statusnya sebagai raja.[70][71] Kleopatra, yang kala itu sudah berumur 14 tahun, tentunya juga ikut dalam rombongan bala tentara Romawi yang bergerak menuju Mesir. Bertahun-tahun kemudian, Markus Antonius mengakui bahwa pada saat itulah ia pertama kali jatuh cinta pada Kleopatra.[70][72]

Aulus Gabinius dihadapkan ke sidang mahkamah di Roma atas dakwaan penyalahgunaan kewenangan, dan diputuskan tidak bersalah, tetapi dalam sidang mahkamah kedua yang mengadilinya atas dakwaan menerima suap, ia diputuskan bersalah dan dijatuhi hukum buang. Tujuh tahun kemudian, pada tahun 48 SM, ia dipanggil pulang dari pembuangan oleh Yulius Kaisar.[73][74] Markus Lisinius Krasus menjadi Wali Negeri Suriah yang baru menggantikan Aulus Gabinius, dan memperluas wilayah kewenangannya sampai ke Mesir, tetapi akhirnya tewas dibunuh orang Partia dalam Pertempuran Karai pada tahun 53 SM.[73][75] Ptolemaios XII menjatuhkan hukuman mati terhadap Berenike IV berikut para hartawan pendukungnya, dan menyita seluruh harta kekayaan mereka.[76][77][78] Ia mengizinkan Pasukan Gabiniani, garnisun Romawi titipan Aulus Gabinius yang sebagian besar personelnya adalah orang-orang Jermani dan Galia, untuk bertidak keras terhadap masyarakat di jalanan kota Aleksandria, dan mengangkat Gayus Rabirius Postumus, cukong Romawi yang sudah lama memodalinya itu, menjadi menteri keuangan.[76][79][80][note 19] Dalam setahun, Gayus Rabirius Postumus ditempatkan di bawah penjagaan ketat, lalu diberangkatkan pulang ke Roma setelah keselamatan nyawanya terancam akibat tindakan-tindakannya yang menguras habis sumber-sumber daya tanah Mesir.[81][82][78][note 20] Meskipun disibukkan dengan semua permasalahan ini, Ptolemaios XII masih menyempatkan diri untuk menyusun sepucuk surat wasiat berisi penunjukan Kleopatra dan Ptolemaios XIII sebagai ahli waris bersama atas takhta Mesir, menyelenggarakan pengerjaan proyek-proyek besar seperti pembangunan Kuil Edfu dan pembangunan sebuah kuil di Dendera, serta memulihkan stabilitas perekonomian Mesir.[83][82][84][note 21] Menurut keterangan yang terukir pada dinding Kuil Hathor di Dendera, Kleopatra diangkat menjadi pemangku raja oleh Ptolemaios XII pada tanggal 31 Mei, tahun 52 SM.[85][86][87][note 22] Sampai akhir hayatnya, Ptolemaios XII tak kunjung tuntas melunasi utang-utangnya pada Gayus Rabirius Postumus, sehingga sisanya menjadi beban tanggungan para penggantinya, Kleopatra dan Ptolemaios XIII.[81][74]

Naik takhta

Kiri: Kleopatra berbusana selayaknya seorang firaun sedang menghaturkan sesaji kepada dewi Isis, pahatan pada tugu prasasti dari batu gamping, persembahan seorang Yunani bernama Onofris, diperkirakan berasal dari tahun 51 SM, tersimpan di Louvre, Paris
Kanan: Kartus nama Kleopatra dan Kaisarion pada tugu prasasti batu gamping Imam Besar Ptah di Mesir, diperkirakan berasal dari zaman wangsa Ptolemaios, tersimpan di Museum Arkeologi Mesir Petrie, London

Ptolemaios XII mangkat tak lama sebelum tanggal 22 Maret 51 SM, yakni hari keberangkatan Kleopatra ke Hermontis, yang terletak di dekat kota Tebai, untuk meresmikan penyembahan seekor banteng Baka baru, yang dipercaya sebagai perantara dewa Montu dalam agama Mesir Kuno. Pelayaran Kleopatra ke Hermontis ini merupakan tindakan perdananya selaku penguasa Mesir yang baru.[5][88][89][note 23] Tak seberapa lama selepas naik takhta, Kleoparta sudah harus menghadapi sejumlah permasalahan berat dan keadaan genting, antara lain bencana kelaparan akibat musim kemarau serta rendahnya tingkat luapan banjir tahunan Sungai Nil, dan perilaku sewenang-wenang para personel Pasukan Gabiniani, garnisun Romawi yang ditempatkan di Mesir oleh Aulus Gabinianus, yang kala itu sudah menganggur dan hidup berbaur dengan masyarakat Mesir.[90][91] Selain mewarisi sisa utang ayahnya, Kleopatra juga berutang 17,5 juta drakma pada Republik Romawi.[92]

Pada tahun 50 SM, Markus Kalpurnius Bibulus, Prokonsul Suriah, mengutus kedua putranya yang paling besar ke Mesir, agaknya untuk berunding dengan Pasukan Gabiniani sekaligus untuk merekrut mereka menjadi prajurit demi mempertahankan wilayah Suriah dari serangan orang Partia.[93] Pasukan Gabiniani justru menyiksa dan membunuh keduanya, mungkin karena diam-diam dihasut oleh para pejabat licik dalam majelis istana Kleopatra.[93][94] Kleopatra mengirim para personel Pasukan Gabiniani yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan utusan Suriah sebagai tawanan kepada Markus Kalpurnius Bibulus untuk diadili, tetapi ia justru mengirim kembali para terdakwa ini kepada Kleopatra sambil mengecamnya karena telah mencampuri urusan pengadilan para terdakwa yang merupakan kewenangan khusus Senat Republik Romawi.[95][94] Markus Kalpurnius Bibulus, yang berpihak pada Pompeyus dalam Perang Saudara Yulius Kaisar, gagal menghalangi pendaratan armada tempur Yulius Kaisar di Yunani, sehingga Yulius Kaisar kelak dapat leluasa bergerak menuju Mesir untuk membekuk Pompeyus.[95]

Semenjak tanggal 29 Agustus 51 SM, nama Kleopatra mulai dicantumkan dalam dokumen-dokumen resmi sebagai penguasa tunggal atas Kerajaan Wangsa Ptolemaios. Penyebutan dirinya sebagai penguasa tunggal dalam dokumen-dokumen resmi ini membuktikan bahwa Kleopatra menolak memerintah bersama-sama dengan Ptolemaios XIII.[92][94][96] Kleopatra mungkin pula menikah dengan Ptolemaios XIII,[75] tetapi tidak ada catatan mengenai hal ini.[5] Kawin sumbang yang dipraktikkan oleh wangsa Ptolemaios dalam bentuk perkawinan antar saudara kandung bermula dari pernikahan antara Ptolemaios II dan kakaknya, Arsinoe II.[97][98][99] Adat kawin sumbang yang sudah lama dipraktikkan di kalangan kerabat kerajaan Mesir ini dipandang keji oleh orang-orang Yunani kala itu,[97][98][99][note 24] tetapi sudah dianggap sebagai bentuk perjodohan yang lumrah bagi para penguasa dari wangsa Ptolemaios pada masa pemerintahan Kleopatra.[97][98][99]

Sekalipun ditolak oleh Kleopatra, Ptolemaios XIII masih didukung oleh orang-orang kuat, terutama Poteinos, seorang kasim yang pernah menjadi guru pribadinya semasa kanak-kanak, dan yang kala itu telah menjadi wali sekaligus bendaharanya.[100][91][101] Orang-orang lain yang turut bersekongkol melawan Kleopatra adalah Akilas, salah seorang senapati utama, dan Teodotos dari Kios, salah seorang guru pribadi Ptolemaios XIII.[100][102] Kleopatra agaknya sempat pula menjalin persekutuan dengan adik laki-lakinya, Ptolemaios XIV, tetapi pada musim gugur tahun 50 SM, Ptolemaios XIII mulai menguasai kancah perseteruan sehingga mulai berani menandatangani dokumen-dokumen mendahului Kleopatra, disusul pula dengan penetapan permulaan masa pemerintahannya pada tahun 49 SM.[5][103][104][note 25]

Pembunuhan Pompeyus

Patung dada Pompeyus, karya seni pahat potret Romawi pada masa pemerintahan Kaisar Agustus (27 SM – 14 M), tiruan dari patung asli buatan tahun 70–60 SM, Museum Arkeologi Nasional Venesia, Italia

Pada musim panas tahun 49 SM, Kleopatra beserta bala tentaranya masih berjuang melawan Ptolemaios XIII di dalam kota Aleksandria ketika putra Pompeyus yang bernama Nyeus Pompeyus datang meminta bala bantuan atas nama ayahnya.[103] Yulius Kaisar pulang ke Italia dari medan perang di Galia dengan menyeberangi Sungai Rubiko pada bulan Januari 49 SM, sehingga membuat Pompeyus dan para pendukungnya terpaksa menyingkir ke Yunani.[105][106] Dalam maklumat bersama yang agaknya merupakan maklumat bersama terakhir yang dikeluarkan oleh Kleopatra dan Ptolemaios XIII, kedua penguasa Mesir ini berkenan mengabulkan permintaan Nyeus Pompeyus, dan mengerahkan 60 buah kapal berikut 500 pasukan prajurit, termasuk Pasukan Gabiniani. Tindakan ini membantu mengurangi sebagian dari beban utang Mesir pada Republik Romawi.[105][107] Namun, penulis Romawi Lukanus mengklaim bahwa pada awal tahun 48 SM, Pompeyus mengangkat Ptolemaios XIII sebagai satu-satunya penguasa Mesir yang sah; entah benar atau tidak, tetapi hal ini memaksa Kleopatra mundur dari Aleksandria dan berlindung di daerah Tebai.[108][109][110] Pada musim semi tahun 48 SM, Kleopatra melakukan lawatan ke Suriah Romawi bersama adik perempuannya, Arsinoe IV, dalam rangka menghimpun bala tentara yang akan dikerahkan untuk menginvasi Mesir.[111][104][112] Kleopatra pulang ke Mesir membawa bala tentara, tetapi pergerakannya menuju kota Aleksandria dirintangi oleh bala tentara Ptolemaios XIII yang juga mengerahkan sejumlah personel Pasukan Gabiniani untuk memeranginya, sehingga Kleopatra beserta bala tentaranya terpaksa berkemah di luar kota Pelousion yang terletak di kawasan timur Delta Nil.[113][104][114]

Di Yunani, bala tentara Yulius Kaisar menggempur bala tentara Pompeyus dalam Pertempuran Farsalos pada tanggal 9 Agustus 48 SM. Bala tentara Pompeyus nyaris seluruhnya binasa, dan Pompeyus sendiri terpaksa melarikan diri ke Tirus, Lebanon.[113][115][116][note 26] Karena merasa akrab dengan wangsa Ptolemaios, Pompeyus memutuskan untuk mencari suaka ke Mesir dan membentuk angkatan bersenjata yang baru di negeri itu,[117][116][114][note 27] tetapi para penasihat Ptolemaios XIII khawatir Pompeyus akan menjadikan Mesir sebagai pangkalan kekuatan tempurnya dalam suatu perang saudara bangsa Romawi yang berlarut-larut.[117][118][119] Dengan tipu muslihat yang dirancang oleh Teodotos, Pompeyus dipancing melalui undangan tertulis untuk mendarat di dekat Pelousion, lantas disergap dan ditikam hingga tewas pada tanggal 28 September 48 SM.[117][115][120][note 28] Ptolemaios XIII merasa telah berhasil unjuk gigi sekaligus meredakan ketegangan dengan memenggal dan mengawetkan kepala jenazah Pompeyus, lalu mengirimkannya kepada Yulius Kaisar yang tiba di Aleksandria pada awal bulan Oktober dan menjadikan istana kerajaan sebagai tempat tinggalnya.[121][122][123][note 28] Yulius Kaisar mengungkapkan dukacita dan kegusarannya atas peristiwa pembunuhan Pompeyus, serta mengimbau Ptolemaios XIII maupun Kleopatra untuk membubarkan bala tentara masing-masing dan berdamai satu sama lain.[121][124][123][note 29]

Kedekatan dengan Yulius Kaisar

Ptolemaios XIII memimpin pasukannya memasuki kota Aleksandria, bertentangan dengan imbauan Yulius Kaisar untuk terlebih dahulu membubarkan dan meninggalkan tentaranya.[125][126] Kleopatra mula-mula mengirim utusan-utusannya menghadap Yulius Kaisar, tetapi konon setelah mendengar kabar bahwa Yulius Kaisar gemar menjalin hubungan asmara dengan perempuan-perempuan bangsawan, Kleopatra akhirnya datang sendiri ke Aleksandria untuk bertatap muka secara langsung dengan Yulius Kaisar.[125][127][126] Sejarawan Lucius Kasius Dio meriwayatkan bahwa Kleopatra menghadap Yulius Kaisar tanpa sepengetahuan Ptolemaios XIII, tampil dengan dandanan yang memesona, dan memikat hati Yulius Kaisar dengan budi bahasanya.[125][128][129] Sejarawan Ploutarkos meriwayatkan peristiwa ini dalam bentuk yang lain sama sekali, bahkan mungkin hanya dongeng belaka, yakni bahwasanya Kleopatra digulung dengan tilam dan diselundupkan ke dalam istana demi berjumpa dengan Yulius Kaisar.[125][130][131][note 30]

Potret Tuskulum, patung dada Yulius Kaisar buatan Romawi, berasal dari masa hidupnya, tersimpan di Museum Arkeologi Torino, Italia

Ketika mengetahui bahwa kakaknya berada di dalam istana dan sedang beramah-tamah dengan Yulius Kaisar, Ptolemaios XIII berusaha menghasut warga Aleksandria untuk mengobarkan kerusuhan, tetapi akhirnya dibekuk oleh Yulius Kaisar yang mampu menjinakkan kerumunan perusuh dengan kefasihannya berpidato.[132][133][134] Yulius Kaisar selanjutnya membawa Kleopatra dan Ptolemaios XIII ke hadapan sidang majelis warga kota Aleksandria, lalu membacakan surat wasiat dari mendiang Ptolemaios XII—sebelumnya disimpan oleh Pompeyus—yang menetapkan Kleopatra dan Ptolemaios XIII sebagai ahli waris bersama atas takhta Kerajaan Wangsa Ptolemaios.[135][133][127][note 31] Yulius Kaisar juga hendak menobatkan kedua adik mereka, Arsinoe IV dan Ptolemaios XIV, menjadi penguasa bersama atas Siprus, agar memuskilkan peluang munculnya penguasa tandingan yang merasa berhak menduduki takhta Mesir, sekaligus untuk mengobati kekecewaan rakyat Kerajaan Wangsa Ptolemaios akibat pencaplokan Pulau Siprus oleh Republik Romawi pada tahun 58 SM.[136][133][137][note 31]

Karena menilai upaya rujuk yang dirancang Yulius Kaisar ini lebih menguntungkan Kleopatra ketimbang Ptolemaios XIII, dan karena memperkirakan bala tentara Ptolemaios XIII yang berkekuatan 20.000 personel termasuk Pasukan Gabiniani akan mampu mengalahkan pasukan Yulius Kaisar yang tanpa sokongan dan hanya terdiri atas 4.000 personel, senapati Poteinos yang berada di Aleksandria bersama Ptolemaios XIII memutuskan untuk memanggil bala tentara di bawah pimpinan Akilas ke Aleksandria untuk menyerang Yulius Kaisar maupun Kleopatra.[136][133][138][note 32] Setelah Yulius Kaisar berhasil mengeksekusi mati Poteinos setelah mengetahui rencananya mendatangkan tentara Akilas, dan Arsinoe IV kemudian menggabungkan kekuatan tempurnya dengan kekuatan tempur yang dipimpin Akilas dan dipermaklumkan sebagai ratu. Tak seberapa lama kemudian, Arsinoe IV memerintahkan guru pribadinya yang bernama Ganimedes untuk membunuh Akilas dan mengambil alih jabatannya selaku senapati.[139][140][141][note 33] Ganimedes selanjutnya memperdaya Yulius Kaisar untuk mengutus Ptolemaios XIII, mantan tahanannya, selaku juru runding, yang akhirnya malah bergabung dengan bala tentara Arsinoe IV.[139][142][143] Tindakan ini mengakibatkan Yulius Kaisar dan Kleopatra dikepung di dalam istana Aleksandria sampai dengan tahun berikutnya, yakni tahun 47 SM.[144][124][145][note 34]

Antara bulan Januari dan bulan Maret tahun 47 SM, bala bantuan Yulius Kaisar tiba di Mesir, termasuk pasukan-pasukan yang dipimpin oleh Mitridates dari Pergamon dan Antipatros orang Edom.[139][124][146][note 35] Ptolemaios XIII dan Arsinoe IV menarik mundur bala tentara mereka ke Sungai Nil, tetapi tak mampu mengelak dari serangan Yulius Kaisar. Ptolemaios XIII mencoba meloloskan diri dengan perahu, tetapi perahu yang ditumpanginya terbalik dan ia sendiri tewas tenggelam.[147][124][148][note 36] Ganimedes mungkin gugur dalam pertempuran, Teodotos tertangkap bertahun-tahun kemudian di Asia oleh Markus Yunius Brutus lalu dieksekusi mati, sementara Arsinoe IV dipaksa menjadi bahan tontonan khalayak ramai dalam pawai kemenangan Yulius Kaisar di Roma sebelum menjalani pembuangan di Kuil Artemis, Efesus.[149][150][151] Kleopatra justru berdiam diri di dalam istana dan sama sekali tidak melibatkan diri dalam segala hiruk-pikuk ini, mungkin sekali karena ia tengah mengandung anak hasil hubungan asmaranya dengan Yulius Kaisar semenjak bulan September 47 SM.[152][153][154]

Masa jabatan Yulius Kaisar sebagai konsul telah berakhir pada penghujung tahun 48 SM.[149] Meskipun demikian, Antonius, perwira bawahannya, mengusahakan agar Yulius Kaisar terpilih menjadi diktator untuk masa jabatan satu tahun, yakni sampai dengan bulan Oktober tahun 47 SM. Dengan demikian Yulius Kaisar memiliki kewenangan untuk menuntaskan sengketa wangsa Ptolemaios di Mesir.[149] Demi mencegah terulangnya permasalahan yang pernah dihadapi kakak Kleopatra, Berenike IV, akibat naik takhta menjadi penguasa tunggal perempuan, Yulius Kaisar menobatkan adik laki-laki Kleopatra yang baru berumur 12 tahun, yakni Ptolemaios XIV, menjadi penguasa bersama-sama dengan Kleopatra yang sudah berumur 22 tahun. Kedua adik-beradik ini menikah sekadar untuk memenuhi syarat menjadi pasangan penguasa di mata rakyat, tetapi Kleopatra tetap hidup bersama dengan Yulius Kaisar.[155][124][146][note 37] Tidak diketahui secara pasti bilamana Siprus dikembalikan kepada wangsa Ptolemaios, tetapi Kleopatra diketahui menempatkan wali negeri di pulau itu pada tahun 42 SM.[156][146]

Kleopatra dan Kaisar (1866), karya Jean-Léon Gérôme

Konon kabarnya Yulius Kaisar ikut serta dalam pelayaran tamasya Kleopatra menyusuri Sungai Nil untuk melihat-lihat sekian banyak bangunan megah yang didirikan oleh bangsa Mesir,[124][157][158] tetapi mungkin saja kabar ini hanyalah sebuah dongeng romantis belaka yang mencerminkan kebiasaan orang-orang kaya Romawi di masa-masa kemudian, bukan peristiwa sejarah yang benar-benar terjadi.[159] Sejarawan Gayus Suetonius Trankuilus merawikan kisah pelayaran tamasya itu secara lebih terperinci lagi. Ia bahkan menyebutkan bahwa wahana yang dipakai dalam pelayaran itu adalah Talamegos, tongkang pesiar yang dibangun atas perintah Ptolemaios IV. Pada masa pemerintahan Ptolemaios IV, tongkang ini memiliki panjang sekitar 90 m, dengan tinggi mencapai 24 m. Laksana sebuah vila terapung, Talamegos diperlengkapi dengan bilik-bilik perjamuan, bilik-bilik pribadi, bilik-bilik pemujaan, dan selasar di sekeliling dua geladaknya.[159][160] Yulius Kaisar tentunya akan bersedia diajak ikut serta dalam pelayaran menyusuri Sungai Nil semacam ini, karena ia adalah seorang peminat ilmu bumi yang sudah tamat membaca karya-karya tulis Eratostenes dan Piteas. Mungkin saja ia berniat mencari tahu letak hulu Sungai Nil, tetapi pulang sebelum sampai ke Etiopia.[161][162]

Yulius Kaisar bertolak meninggalkan Mesir sekitar bulan April 47 SM, agaknya dalam rangka menanggulangi rongrongan terhadap kekuasaan Romawi di Anatolia yang dilakukan oleh Farnakes II, putra Raja Mithridates VI, penguasa Kerajaan Pontos.[163] Mungkin pula Yulius Kaisar tidak ingin dilihat orang sedang bersama-sama dengan Kleopatra pada saat persalinan anak mereka, mengingat statusnya sebagai suami sah Kalpurnia, seorang perempuan Romawi dari golongan terpandang.[163][157] Ia meninggalkan tiga legiun di Mesir, yang di kemudian hari ditambah lagi menjadi empat legiun, di bawah pimpinan Libertus Rufio untuk melindungi kedudukan Kleopatra yang rentan diserang, tetapi mungkin pula untuk memata-matainya.[163][164][165]

Kaisarion, putra Kleopatra yang diyakini sebagai hasil hubungan asmaranya dengan Yulius Kaisar, lahir pada tanggal 23 Juni 47 SM, dan mula-mula diberi nama "Firaun Kaisar". Nama inilah yang terabadikan pada sebuah tugu prasasti di Serapeion kota Memfis.[166][124][167][note 38] Mungkin karena pernikahannya dengan Kalpurnia tak kunjung menghasilkan keturunan, Yulius Kaisar tidak menggembar-gemborkan kelahiran Kaisarion di muka umum (tetapi mungkin diam-diam mengakui Kaisarion sebagai putranya).[168][note 39] Di lain pihak, Kleopatra berulang kali mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Yulius Kaisar adalah ayah dari Kaisarion.[168][169][170]

Patung potret seorang ratu wangsa Ptolemaios, mungkin sekali Kleopatra, ca. 51–30 SM, tersimpan di Museum Brooklyn[171]

Kleopatra dan Ptolemaios XIV melakukan lawatan ke Roma sekitar penghujung tahun 46 SM, mungkin tanpa membawa serta Kaisarion, dan menginap di vila milik Yulius Kaisar yang terletak di dalam kawasan Horti Caesaris (taman Kaisar).[172][167][173][note 40] Sama seperti mendiang ayah mereka, Kleopatra maupun Ptolemaios XIV dianugerahi status resmi sebagai "kawan dan mitra rakyat Romawi" (bahasa Latin: socius et amicus populi Romani) oleh Yulius Kaisar, dan dengan demikian menjadikan mereka penguasa-penguasa gundal yang setia pada Roma.[174][175][176] Orang-orang mendatangi vila milik Yulius Kaisar yang terletak di seberang Sungai Tiber untuk menjumpai Kleopatra. Salah seorang di antaranya adalah Senator Cicero yang mendapat kesan bahwa Kleopatra adalah pribadi yang angkuh.[177][178] Sosigenes dari Aleksandria, salah seorang ahli majelis istana Kleopatra, membantu Yulius Kaisar menyusun Kalender Yulius, sistem penanggalan baru yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 45 SM.[179][180][181] Di dalam Templum Veneris Genetricis (kuil Bunda Venus) di Forum Caesaris (alun-alun Kaisar), yang diresmikan pada tanggal 25 September 46 SM, disemayamkan sebuah arca emas Kleopatra (tersimpan setidaknya sampai dengan abad ke-3 M). Arca ini menampilkan Kleopatra, ibu dari putra Yulius Kaisar, sebagai Venus, dewi ibu bangsa Romawi.[182][180][183] Arca ini juga merupakan cara halus untuk memasukkan pemujaan Isis, dewi bangsa Mesir, ke dalam agama bangsa Romawi.[177]

Keberadaan Kleopatra di kota Roma mungkin sekali turut berdampak pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada perayaan Luperkalia, sebulan sebelum Yulius Kaisar terbunuh.[184][185] Markus Antonius berlagak hendak memasang diadem di kepala Yulius Kaisar, sementara Yulius Kaisar berlagak menolak diperlakukan demikian. Lakon ini agaknya sengaja direkayasa sebagai ikhtiar untuk mencari tahu seberapa besar penerimaan rakyat Romawi terhadap jabatan raja ala Helenistik.[184][185] Cicero, yang turut hadir dalam perayaan itu, secara berseloroh menanyakan dari mana datangnya diadem itu, yang jelas-jelas menyindir ratu wangsa Ptolemaios yang sangat dibencinya.[184][185] Yulius Kaisar terbunuh pada Idus Martiae (hari Purnama bulan Maret, bertepatan dengan tanggal 15 Maret 44 SM), tetapi Kleopatra tetap tinggal di Roma sampai sekitar pertengahan bulan April, karena berharap Kaisarion akan diakui sebagai ahli waris Yulius Kaisar.[186][187][188] Namun dalam surat wasiatnya, Yulius Kaisar ternyata menetapkan Oktavianus, putra dari kemenakan perempuannya, sebagai ahli waris utamanya. Oktavianus tiba di Italia sekitar waktu Kleopatra memutuskan untuk pulang ke Mesir.[186][187][189] Beberapa bulan kemudian, Ptolemaios XIV tewas diracun orang suruhan Kleopatra, dan Kaisarion naik takhta menjadi penguasa Mesir bersama-sama dengan ibunya.[190][191][170][note 41]

Kleopatra dalam perang saudara Liberator

Gerbang Kleopatra di Tarsos (sekarang Tarsus, Mersin, Turki), tempat Kleopatra berjumpa dengan Markus Antonius pada tahun 41 SM[192]

Oktavianus, Markus Antonius, dan Markus Emilius Lepidus membentuk persekutuan triwira yang kedua pada tahun 43 SM. Masing-masing triwira terpilih untuk menjalani masa jabatan selama lima tahun dengan tugas memulihkan ketertiban dalam negeri dan menyeret komplotan pembunuh Yulius Kaisar ke hadapan mahkamah.[193][194] Kleopatra menerima surat permohonan bala bantuan, baik dari Gayus Kasius Lonjinus, salah seorang anggota komplotan pembunuh Yulius Kaisar, maupun dari Publius Kornelius Dolabela, Prokonsul Suriah sekaligus salah seorang pendukung setia Yulius Kaisar.[193] Kleopatra memutuskan untuk mengirim surat penolakan kepada Gayus Kasius Lonjinus dengan dalih kerajaannya sedang berkutat dengan seabrek permasalahan dalam negeri. Pada saat yang sama, ia mengerahkan empat legiun yang ditinggalkan Yulius Kaisar di Mesir untuk membantu Publius Kornelius Dolabela,[193][195] tetapi Gayus Kasius Lonjinus merebut kendali empat legiun ini di Palestina sebelum sempat bergabung dengan Yulius Kaisar.[193][195] Manakala Serapion, Wali Negeri Siprus bawahan Kleopatra, membelot ke kubu Gayus Kasius Lonjinus dan menyediakan kapal-kapal bagi kepentingannya, Kleopatra memutuskan untuk memimpin pelayaran armada miliknya menuju Yunani guna membantu Oktavianus dan Markus Antonius secara pribadi, tetapi kapal-kapal armada Kleopatra mengalami kerusakan parah akibat diamuk badai Laut Tengah sehingga terlambat datang untuk membantu memenangkan pertempuran.[193][196] Pada musim gugur tahun 42 SM, Markus Antonius akhirnya berjaya mengalahkan bala tentara komplotan pembunuh Yulius Kaisar dalam Pertempuran Filipi di Yunani. Kekalahan ini membuat para pemimpin komplotan pembunuh Yulius Kaisar, yakni Gayus Kasius Lonjinus dan Markus Yunius Brutus, bunuh diri.[193][197]

Pada penghujung tahun 42 SM, Oktavianus sudah menguasai hampir seluruh kawasan barat dari wilayah kekuasaan Republik Romawi, dan Markus Antonius sudah menguasai kawasan timurnya, sementara Markus Emilius Lepidus kian jauh terpinggirkan.[198] Pada musim panas tahun 41 SM, Markus Antonius menjadikan kota Tarsos di Anatolia sebagai lokasi markasnya, dan beberapa kali mengirimkan surat panggilan kepada Kleopatra untuk datang menghadap. Meskipun mula-mula menolak mentah-mentah, Kleopatra akhirnya bersedia memenuhi panggilan untuk menghadap setelah dibujuk oleh Kuintus Delius, utusan Markus Antonius.[199][200] Pertemuan dengan Markus Antonius membuka peluang bagi Kleopatra untuk menjernihkan kesalahpahaman orang yang mengira bahwa ia menyokong Gayus Kasius Lonjinus selama berlangsungnya perang saudara bangsa Romawi, dan juga untuk membahas hal-ihwal pertukaran wilayah kekuasaan di kawasan Syam, tetapi Markus Antonius ternyata berhasrat pula untuk menjalin kedekatan pribadi dengan Ratu Mesir itu.[201][200][note 42] Kleopatra berlayar memudiki Sungai Kidnos menuju Tarsos dengan tongkang Talamegos, dan menjamu Antonius beserta perwira-perwira bawahannya dalam pesta perjamuan mewah yang digelar selama dua malam di atas tongkang pesiar itu.[202][203] Kleopatra berhasil membersihkan citranya dari prasangka sebagai penyokong Gayus Kasius Lonjinus dengan pernyataan bahwa ia sungguh-sungguh sudah berusaha membantu Publius Kornelius Dolabela di Suriah. Ia juga berhasil membujuk Markus Antonius untuk memerintahkan eksekusi mati terhadap adiknya, Arsinoe IV, yang hidup dalam pembuangan di Efesus.[204][205] Mantan Wali Negeri Siprus, bawahan Kleopatra yang membelot ke kubu lawan itu, juga diserahkan kepada Kleopatra untuk dieksekusi mati.[204][206]

Kedekatan dengan Markus Antonius

Konsul dan Triwira Markus Antonius, patung dada buatan Romawi, tersimpan di Museum Vatikan

Sebelum bertolak meninggalkan Tarsos, Kleopatra menyempatkan diri mengundang Markus Antonius untuk berkunjung ke Mesir. Markus Antonius memenuhi undangan ini dengan melakukan lawatan ke Aleksandria pada bulan November 41 SM.[204][207] Kedatangan Markus Antonius dielu-elukan oleh warga kota Aleksandria, baik karena jasa-jasanya memulihkan kekuasaan Ptolemaios XII, maupun karena datang ke Mesir tanpa membawa pasukan pendudukan sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Yulius Kaisar.[208][209] Di Mesir, Markus Antonius kembali menikmati gaya hidup mewah raja-raja sebagaimana yang pernah ia kecapi di atas tongkang pesiar Kleopatra ketika berlabuh di Tarsos.[210][206] Ia juga memerintahkan para bawahannya, semisal Publius Ventidius Basus, untuk mengusir bangsa Partia dari wilayah Anatolia dan Suriah.[209][211][212][note 43]

Kleopatra memilih Markus Antonius menjadi pasangan penghasil keturunan bukannya tanpa pertimbangan yang matang, karena Markus Antonius dianggap orang sebagai tokoh Romawi yang paling berkuasa sepeninggal Yulius Kaisar.[213] Selaku seorang triwira, Markus Antonius juga berwenang mengembalikan daerah-daerah bekas jajahan wangsa Ptolemaios, yang kala itu dikuasai oleh Republik Romawi, kepada Kleopatra.[214][215] Meskipun Kilikia dan Siprus diketahui sudah dikuasai oleh Kleopatra pada tanggal 19 November 38 SM, serah terimanya mungkin sudah dilakukan pada musim dingin tahun 41–40 SM, semasa Kleopatra melewatkan waktu bersama-sama dengan Markus Antonius.[214]

Pada musim semi tahun 40 SM, Markus Antonius bertolak meninggalkan Mesir guna menanggulangi kemelut di Suriah. Wali Negeri Suriah, Lucius Decidius Saksa tewas dibunuh, dan bala tentaranya diambil alih oleh Kuintus Labienus, mantan perwira bawahan Gayus Kasius Lonjinus yang kala itu telah mengabdi pada Kekaisaran Partia.[216] Kleopatra menyiapkan 200 kapal untuk digunakan Markus Antonius dalam rangka pemulihan keamanan di Suriah, sekaligus untuk membayar wilayah-wilayah yang baru diserahkan kepadanya.[216] Keduanya baru bertemu kembali pada tahun 37 SM, tetapi Kleopatra senantiasa bersurat-suratan dengan Markus Antonius, bahkan ada bukti yang menyiratkan bahwa Kleopatra menyusupkan seorang mata-mata ke dalam rombongannya.[216] Pada penghujung tahun 40 SM, Kleopatra melahirkan sepasang anak kembar yang diakui Markus Antonius sebagai anak kandungnya, yakni seorang putra yang diberi nama Aleksandros Helios dan seorang putri yang diberi nama Kleopatra Selene.[217][218] Helios (Matahari) dan Selene (Bulan) melambangkan bermulanya zaman baru penyegaran kembali masyarakat,[219] serta menyiratkan harapan Kleopatra bahwa Markus Atonius akan mengulangi tindakan kepahlawanan Aleksander Agung dengan menaklukkan bangsa Partia.[209]

Pertemuan Antonius dan Kleopatra (1885), karya Lawrence Alma-Tadema

Usaha Markus Antonius memerangi bangsa Partia di kawasan timur wilayah kekuasaan Republik Romawi terganggu oleh Perang Perusia (41–40 SM). Perang melawan Oktavianus ini dikobarkan oleh Fulvia, istri Markus Antonius yang berambisi menjadikan suaminya sebagai pemimpin Roma tanpa tanding.[219][220] Pernah ada dugaan bahwa Fulvia bertindak demikian karena ingin memisahkan Markus Antonius dari Kleopatra, tetapi sesungguhnya konflik ini sudah timbul di Italia sebelum Kleopatra bertemu dengan Markus Antonius di Tarsos.[221] Fulvia dan adik Markus Antonius, Lucius Antonius, pada akhirnya dikepung oleh Oktavianus di Perusia (sekarang Perugia, Italia), dan dijatuhi hukum buang dari Italia. Fulvia wafat di Sikion, Yunani, dalam perjalanan menemui Markus Antonius.[222] Kematian Fulvia yang mendadak itu bermuara pada pemulihan hubungan baik antara Oktavianus dan Markus Antonius di Brundisium, Italia, pada bulan September 40 SM.[222][209] Kesepakatan yang dicapai oleh kedua belah pihak di Brundisium mengukuhkan kekuasaan Markus Antonius atas wilayah kekuasaan Republik Romawi yang terletak di sebelah timur Laut Ionia, tetapi juga mewajibkannya untuk melepaskan Italia, Hispania, dan Galia, serta menikahi Oktavia Muda, kakak Oktavianus, bakal saingan Kleopatra.[223][224]

Pada bulan Desember 40 SM, Kleopatra menyambut kedatangan Herodes yang tak disangka-sangka ke Aleksandria. Situasi Yudea yang sedang bergolak telah memaksa Herodes untuk mengungsi ke Aleksandria.[225] Herodes telah diangkat menjadi salah seorang tetrarkes (caturprabu) Yudea oleh Markus Antonius, tetapi tak lama kemudian ia sudah harus berseteru dengan Antigonos II Matatias, Raja Yudea dari wangsa Hasmonayim, wangsa raja-raja yang sudah lama memerintah Yudea.[225] Antigonos II Matatiyas telah memenjarakan Fasael, abang sekaligus rekan caturprabu Herodes, yang dieksekusi mati sewaktu Herodes mengungsi ke istana Kleopatra.[225] Kleopatra berniat mengerahkan pasukan bagi kepentingannya, tetapi Herodes menolak uluran bantuan itu dan berangkat ke Roma. Di kota Roma, Triwira Oktavianus dan Triwira Markus Antonius mengangkatnya menjadi Raja Yudea.[226][227] Kebijakan ini membuat Herodes berseberangan dengan Kleopatra, yang ingin menguasai kembali bekas wilayah Kerajaan Wangsa Ptolemaios yang kala itu telah menjadi wilayah Kerajaan Wangsa Herodes.[226]

Patung Romawi Kuno yang diduga sebagai arca Kleopatra, Ratu Mesir,[228][229][note 44] atau mungkin pula putrinya, Kleopatra Selene II, Ratu Mauretania,[230] tersimpan di Museum Arkeologi Cherchell, Aljazair Patung Romawi Kuno yang diduga sebagai arca Kleopatra, Ratu Mesir,[228][229][note 44] atau mungkin pula putrinya, Kleopatra Selene II, Ratu Mauretania,[230] tersimpan di Museum Arkeologi Cherchell, Aljazair
Patung Romawi Kuno yang diduga sebagai arca Kleopatra, Ratu Mesir,[228][229][note 44] atau mungkin pula putrinya, Kleopatra Selene II, Ratu Mauretania,[230] tersimpan di Museum Arkeologi Cherchell, Aljazair

Kedekatan antara Markus Antonius dan Kleopatra agaknya merenggang setelah Markus Antonius menikahi Oktavia, dan pernikahan mereka melahirkan dua orang putri, yakni Antonia Besar yang lahir pada tahun 39 SM dan Antonia Kecil yang lahir pada tahun 36 SM, serta memindahkan markasnya ke kota Athena.[231] Meskipun demikian, kedudukan Kleopatra di Mesir tetap tak tergoyahkan.[209] Saingannya, Herodes, tengah disibukkan oleh peperangan saudara di Yudea dan benar-benar membutuhkan banyak bantuan dari pihak Romawi, tetapi sama sekali tidak ada pertolongan yang mereka dapatkan dari Kleopatra.[231] Karena masa jabatan Markus Antonius dan Oktavianus selaku triwira telah berakhir pada tanggal 1 Januari 37 SM, Oktavia menyelenggarakan sebuah pertemuan di Tarentum yang menghasilkan keputusan untuk memperpanjang masa jabatan mereka secara resmi sampai dengan tahun 33 SM.[232] Dengan dua legiun yang diserahkan Oktavianus dan seribu orang prajurit yang dipinjamkan Oktavia, Markus Antonius bertolak menuju Antiokhia dan bersiap sedia memerangi bangsa Partia.[233]

Antonius memanggil Kleopatra ke Antiokhia untuk membicarakan perkara-perkara yang sifatnya mendesak, semisal kerajaan Herodes dan dukungan dana bagi usahanya memerangi bangsa Partia.[233][234] Kleopatra membawa serta putra-putri kembarnya yang kala itu berumur tiga tahun ke Antiokhia. Di kota inilah Markus Antonius melihat anak-anak ini untuk pertama kalinya, dan mungkin di kota ini pula keduanya diberi nama Helios dan Selene sebagai bagian dari rencana ambisius Markus Antonius dan Kleopatra terkait masa depan.[235][236] Dalam rangka menciptakan stabilitas di Dunia Timur, Markus Antonius tidak saja memperluas wilayah kekuasaan Kleopatra,[234] tetapi juga membentuk wangsa-wangsa penguasa baru dan raja-raja gundal baru yang nantinya akan setia padanya, tetapi justru lebih lama berkuasa daripada dirinya sendiri.[237][215][note 45]

Berdasarkan rencana ini, Kleopatra mendapatkan wilayah-wilayah bekas jajahan Kerajaan Wangsa Ptolemaios yang cukup penting di kawasan Syam, yakni seluruh Fenisia (Lebanon) kecuali Tirus dan Sidon yang tetap dikuasai Romawi.[238][215][234] Ia mendapatkan pula kota Ptolemais Ako (Sekarang Akko, Israel), kota yang didirikan oleh Ptolemaios II.[238] Karena masih memiliki pertalian darah dengan wangsa Selelukos, ia dianugerahi daerah Koile Siria yang terletak di kawasan hulu Sungai Orontes.[239][234] Ia bahkan diserahi daerah sekitar kota Yerikho di Palestina, tetapi daerah ini ia jual dan sewa balik kepada Herodes.[240][227] Raja orang Nabati, Malkos I (saudara sepupu Herodes), harus merelakan sebagian wilayah Kerajaan orang Nabati untuk diserahkan kepada Kleopatra, yakni daerah sekitar Teluk Aqabah di Laut Merah, termasuk Ailana (sekarang Aqabah, Yordania).[241][227] Di sebelah barat, Kleopatra diserahi Kirene yang terletak di pesisir pantai Libya, serta Itanos dan Olous yang terletak di Kreta Romawi.[242][234] Meskipun pemerintahannya masih diselenggarakan oleh para pamong praja Romawi, daerah-daerah ini tetap saja menambah kemakmuran kerajaannya dan mendorongnya untuk memaklumkan bermulanya masa pemerintahan yang baru dengan pencantuman dua tanggal yang berbeda pada uang logam yang ia terbitkan pada tahun 36 SM.[243][244]

Kepingan-kepingan aureus Romawi yang memuat gambar diri Markus Antonius (kiri) dan Oktavianus (kanan), dikeluarkan pada tahun 41 SM sebagai bentuk penghargaan terhadap pembentukan persekutuan triwira kedua oleh Oktavianus, Markus Antonius, dan Markus Lepidus pada tahun 43 SM

Perluasan wilayah Kerajaan Wangsa Ptolemaios oleh Markus Antonius dengan cara melepaskan negeri-negeri jajahan yang diperintah langsung oleh bangsa Romawi dimanfaatkan baik-baik oleh seterunya, Oktavianus, yang mendayagunakan penentangan masyarakat di Roma terhadap tindakan memperbesar kekuasaan seorang ratu bangsa asing dengan merugikan bangsa sendiri.[245] Dengan beralasan bahwa Markus Antonius menyia-nyiakan Oktavia, istrinya yang berbangsa Romawi dan berbudi luhur, Oktavianus menganugerahkan keistimewaan sacrosanctus (hak untuk dikeramatkan) kepada Oktavia maupun Livia, istrinya sendiri.[245] Sekitar 50 tahun sebelumnya, Kornelia Afrikana, putri Syipio Afrikanus, menjadi perempuan Romawi pertama yang didirikan arcanya di alun-alun selagi masih hidup.[243] Oktavia dan Livia kini menyusul diberi penghargaan yang sama. Mungkin sekali arca-arca mereka didirikan di alun-alun Kaisar untuk menyaingi arca Kleopatra yang didirikan oleh Yulius Kaisar.[243]

Pada tahun 36 SM, Kleopatra mendampingi Markus Antonius sampai ke Sungai Efrat dalam perjalanannya menginvasi Kekaisaran Partia.[246] Ia kemudian pulang ke Mesir, mungkin karena sedang hamil tua.[247] Pada musim panas tahun 36 SM, Kleopatra melahirkan Ptolemiaios Filadelfos, putra kedua yang ia lahirkan bagi Markus Antonius.[247][234]

Usaha Markus Antonius memerangi bangsa Partia pada tahun 36 SM berbalik menjadi bencana lantaran berbagai sebab, khususnya pengkhianatan Artavasdes II dari Armenia, yang membelot ke pihak Partia.[248][215][249] Setelah kehilangan sekitar 30.000 personel, lebih besar daripada jumlah korban jiwa yang diderita kubu Markus Lisinius Krasus dalam pertempuran Karai (suatu aib yang hendak ia balaskan terhadap bangsa Partia), Markus Antonius akhirnya sampai ke Leukokome yang terletak di dekat kota Beritus (sekarang Beirut, Lebanon) pada bulan Desember, lantas bermabuk-mabukan sebelum Kleopatra tiba membawa dana dan sandangan bagi pasukannya yang babak belur.[248][250] Karena ingin menghindari risiko-risiko yang harus ia hadapi jika pulang ke Roma, Markus Antonius bertolak menuju Aleksandria bersama-sama dengan Kleopatra untuk menengok putranya yang baru lahir.[248]

Donasi Aleksandria

Sekeping denarius cetakan tahun 32 SM. Sisi kepala memuat gambar Kleopatra mengenakan diadem disertai tulisan dalam aksara dan bahasa Latin, "CLEOPATRAE REGINAE REGVM FILIORVM REGVM" (bagi Kleopatra, ratu segala raja dan segala anak raja). Sisi ekor memuat gambar Markus Antonius disertai tulisan ANTONI ARMENIA DEVICTA (bagi Antonius, Armenia sudah takluk)[251][252]

Pada tahun 35 SM, Markus Antonius sekali lagi bersiap sedia memerangi bangsa Partia, dan sasarannya kali ini adalah Armenia, sekutu Kekaisaran Partia. Pada masa persiapan ini pula Oktavia tiba di Athena membawa serta 2.000 orang prajurit, konon untuk menyokong usaha Markus Antonius, tetapi mungkin sekali tindakan Oktavia ini sengaja direkayasa oleh Oktavianus untuk mempermalukan Markus Antonius yang mengalami kerugian besar dalam aksi militer sebelumnya.[253][254][note 46] Markus Antonius menerima bala bantuan ini, tetapi melarang Oktavia untuk bepergian ke negeri-negeri yang terletak di sebelah timur Athena selagi ia dan Kleopatra melakukan lawatan bersama ke Antiokhia. Seusai lawatan bersama ini, Markus Antonius mendadak membatalkan persiapan perang tanpa alasan yang jelas, dan undur ke Aleksandria.[253][254] Sekembalinya Oktavia ke Roma, Oktavianus mulai mencitrakan kakaknya itu sebagai istri yang disia-siakan oleh Markus Antonius, meskipun Oktavia menolak meninggalkan rumah tangga dan kaum keluarga Markus Antonius.[255][215] Oktavianus semakin merasa percaya diri setelah menyingkirkan seteru-seterunya di kawasan barat, termasuk Senapati Sekstus Pompeyus dan bahkan Triwira Markus Lepidus, yang menjadi tahanan rumah selepas memberontak melawan Oktavianus di Sisilia.[255][215][250]

Pada tahun 34 SM, Markus Antonius mengutus Kuintus Delius ke Armenia untuk berunding dengan Raja Artavasdes II mengenai kemungkinan pembentukan persekutuan Armenia-Mesir melalui pernikahan putri raja Armenia dengan Aleksandros Helios, putra Markus Antonius dan Kleopatra.[256][257] Karena perundingan menemui jalan buntu, Markus Antonius pun mengerahkan bala tentaranya ke Armenia, melumpuhkan kekuatan tempur kerajaan itu, dan menawan raja beserta kerabat kerajaan Armenia.[256][258] Markus Antonius kemudian menggelar pawai militer di Aleksandria, meniru pawai kemenangan bala tentara Romawi, dan berarak memasuki kota Aleksandria dalam dandanan laksana dewa Dionisos sambil mengendarai kereta perang untuk mempersembahkan para tawanan agung kepada Kleopatra, yang duduk di atas sebuah singgasana emas berlapik perak.[256][259] Peristiwa ini dikecam keras di Roma sebagai tindakan menyelewengkan upacara adat bangsa Romawi yang luhur demi menyenangkan hati seorang Ratu Mesir.[256]

Dokumen papirus bertarikh Februari 33 SM, berisi maklumat pemberian anugerah pengecualian dari kewajiban membayar pajak kepada seseorang di Mesir, memuat tanda tangan Kleopatra yang dibubuhkan oleh seorang pejabat, tetapi masih ditambah lagi dengan tulisan "ginéstōi" (aksara Yunani: γινέσθωι, artinya "laksanakan"[260][261] atau "jadilah demikian"[262]) yang agaknya ditulis sendiri oleh Kleopatra.[260][261][262]

Dalam sebuah acara yang digelar di Gimnasion tak lama sesudah pawai kemenangan, Kleopatra hadir dengan dandanan laksana dewi Isis dan memaklumkan bahwa dirinya adalah Ratu Segala Raja yang memerintah bersama-sama putranya, Kaisarion, Raja Segala Raja. Aleksandros Helios dipermaklumkan sebagai Raja Armenia, Media, dan Partia, bahkan Ptolemaios Filadelfos yang baru berumur dua tahun pun dipermaklumkan sebagai Raja Suriah dan Silisia,[263][264][265] sementara Kleopatra Selene dipermaklumkan sebagai penguasa Kreta dan Kirene.[266][267] Markus Antonius dan Kleopatra mungkin pula dinikahkan dalam acara ini.[266][265][note 47] Markus Antonius mengirim laporan ke Roma yang berisi permintaan pengesahan atas klaim-klaim wilayah ini, yang dikenal sebagai peristiwa Donasi Aleksandria. Oktavianus ingin menyebarluaskan laporan ini untuk maksud-maksud propaganda, tetapi kedua Konsul Republik Romawi, yang sama-sama merupakan pendukung Markus Antonius, menyensornya dari pandangan publik.[268][267]

Menjelang akhir tahun 34 SM, Markus Antonius dan Oktavianus mulai saling menyerang dalam perang propaganda sengit yang baru berakhir bertahun-tahun kemudian.[269][267][170][note 48] Markus Antonius mengklaim bahwa seterunya itu telah menyingkirkan Markus Lepidus secara tidak sah dari persekutuan triwira mereka dan menghalanginya menghimpun kekuatan tempur di Italia, sementara Oktavianus menuduh Markus Antonius telah melanggar hukum dengan menawan Raja Armenia, menikahi Kleopatra padahal masih berstatus sebagai suami sah dari Oktavia, dan keliru menyatakan Kaisarion alih-alih Oktavianus sebagai ahli waris Yulius Kaisar.[269][267] Segala macam tuduhan dan desas-desus yang terkait dengan perang propaganda ini telah membentuk anggapan umum mengenai Kleopatra mulai dari kesusastraan zaman Kaisar Agustus sampai ke berbagai media pada Zaman Modern.[270][271] Konon kabarnya Kleopatra mengendalikan akal pikiran Markus Antonius dengan tenung dan jampi-jampi, bahkan sama berbahayanya dengan sosok Helene dari Troya, yang diriwayatkan Homeros, dalam urusan menghancurkan peradaban.[272] Dalam syair gubahannya, Satirae, Horasius mengabadikan sebuah keterangan bahwasanya Kleopatra pernah melarutkan sebutir mutiara senilai 2,5 juta drakma ke dalam cuka hanya demi memenangkan taruhan dalam sebuah pesta perjamuan malam.[273] Tuduhan yang mengatakan bahwa Markus Antonius telah mencuri kitab-kitab koleksi Perpustakaan Pergamon guna mengisi kembali Perpustakaan Aleksandria di kemudian hari terbukti sebagai fitnah belaka yang dikarang oleh Gayus Kalvinius Sabinus.[274]

Pertempuran Aktion

Hasil reka ulang arca Kaisar Agustus semasa muda, ketika masih dikenal dengan nama Oktavianus, diperkirakan berasal dari sekitar tahun 30 SM

Dalam pidatonya di hadapan Senat Romawi pada hari pertama masa jabatannya selaku konsul, yakni pada tanggal 1 Januari 33 SM, Oktavianus mendakwa Markus Antonius telah merongrong kemerdekaan dan kesatuan wilayah Republik Romawi selayaknya seorang budak dari ratu negeri timur junjungannya.[275] Sebelum masa berlaku imperium bersama yang diemban Markus Antonius dan Oktavianus berakhir pada tanggal 31 Desember 33 SM, Markus Antonius mempermaklumkan Kaisarion sebagai ahli waris sejati dari Yulius Kaisar dalam rangka menjatuhkan Oktavianus.[275] Pada tanggal 1 Januari 32 SM, para pendukung Markus Antonius, yakni Gayus Sosius dan Nyeus Domisius Ahenobarbus, terpilih menjadi konsul.[276] Pada tanggal 1 Februari 32 SM, Gayus Sosius menyampaikan pidato berapi-api berisi kecaman terhadap Oktavianus, yang kala itu sudah kembali berstatus warga negara biasa tanpa jabatan di pemerintahan, dan mengajukan rancangan undang-undang yang bertujuan menjatuhkannya.[276][277] Dalam sidang senator berikutnya, Oktavianus memasuki balai sidang Senat Romawi diiringi pengawal-pengawal bersenjata dan mengajukan dakwaan-dakwaannya terhadap kedua konsul.[276][278] Tindakan ini mampu menciutkan nyali para penentangnya sampai-sampai pada keesokan harinya, kedua konsul dan lebih dari 200 orang senator yang masih mendukung Markus Antonius meninggalkan kota Roma untuk bergabung dengan Markus Antonius.[276][278][279]

Markus Antonius dan Kleopatra melakukan lawatan bersama ke Efesus pada tahun 32 SM. Di kota ini pula Kleopatra menyumbang 200 kapal dari keseluruhan 800 kapal tempur yang berhasil dikumpulkan Markus Antonius.[276] Domisius Ahenobarbus, yang khawatir masyarakat akan termakan hasutan propaganda Oktavianus, mencoba membujuk Markus Antonius agar tidak mengikutsertakan Kleopatra dalam perang melawan Oktavianus.[280][281] Publius Kanidius Krasus mementahkan usaha Domisius Ahenobarbus ini dengan mengatakan bahwa Kleopatra adalah penyandang dana perang dan seorang kepala monarki yang cakap.[280][281] Kleopatra menolak menuruti Markus Antonius yang memintanya pulang ke Mesir, karena berpandangan bahwa dengan menghambat pergerakan Oktavianus di Yunani, ia dapat mempertahankan Mesir dengan lebih mudah.[280][281] Keteguhan pendirian Kleopatra untuk terlibat dalam pertempuran membela Yunani mengakibatkan tokoh-tokoh Romawi terkemuka membelot ke pihak Oktavianus, misalnya Domisius Ahenobarbus dan Lucius Munasius Plankus.[280][278]

Pada musim semi tahun 32 SM, Markus Antonius dan Kleopatra melakukan lawatan bersama ke Athena. Di kota ini Kleopatra membujuk Markus Antonius untuk mengirimkan surat cerai resmi kepada Oktavia.[280][278][265] Tindakan ini mendorong Munasius Plankus menyarankan Oktavianus untuk menyita surat wasiat Markus Antonius yang disimpan oleh para Perawan Vesta.[280][278][267] Meskipun harus melanggar hak hukum dan kekeramatan, Oktavianus merampas surat wasiat itu dari kuil Vesta, dan memanfaatkannya sebagai senjata pamungkas dalam perang propaganda melawan Markus Antonius dan Kleopatra.[280][267] Oktavianus menggembar-gemborkan bagian-bagian tertentu dari isi surat wasiat itu, semisal pernyataan bahwa Kaisarion ditetapkan sebagai ahli waris Yulius Kaisar, pernyataan bahwa Donasi Aleksandria sudah sah menurut hukum, pesan Markus Antonius untuk dimakamkan bersebelahan dengan Kleopatra di Mesir alih-alih di Roma, dan pernyataan bahwa Aleksandria akan dijadikan ibu kota baru Republik Romawi.[282][278][267] Untuk memamerkan kesetiaannya kepada Roma, Oktavianus memutuskan untuk membangun gedung makam pribadi di Campus Martius (alun-alun dewa Mars).[278] Posisi hukum Oktavianus juga meningkat setelah terpilih menjadi konsul pada tahun 31 SM.[278] Dengan menyingkap isi surat wasiat Markus Antonius kepada khalayak ramai, Oktavianus berhasil mendapatkan casus belli (dalih untuk memaklumkan perang), dan Roma pun akhirnya memaklumkan perang terhadap Kleopatra,[282][283][284] bukannya Markus Antonius.[note 49] Dalih hukum untuk memaklumkan perang bukanlah penguasaan wilayah baru oleh Kleopatra, yakni bekas-bekas wilayah jajahan Romawi yang dijadikan wilayah kekuasaan dari putra-putri hasil hubungannya dengan Markus Antonius, melainkan kenyataan bahwa ia memberi dukungan militer kepada seorang warga negara Republik Romawi biasa, karena masa bakti Markus Antonius sebagai triwira kala itu telah berakhir.[285]

Kiri: Sekeping tetradrakma perak keluaran masa pemerintahan Kleopatra, dicetak di Seleukia Tepi Laut, Suriah Kanan: Sekeping tetradrakma perak keluaran masa pemerintahan Kleopatra, dicetak di Askelon, Israel Kiri: Sekeping tetradrakma perak keluaran masa pemerintahan Kleopatra, dicetak di Seleukia Tepi Laut, Suriah Kanan: Sekeping tetradrakma perak keluaran masa pemerintahan Kleopatra, dicetak di Askelon, Israel
Kiri: Sekeping tetradrakma perak keluaran masa pemerintahan Kleopatra, dicetak di Seleukia Tepi Laut, Suriah
Kanan: Sekeping tetradrakma perak keluaran masa pemerintahan Kleopatra, dicetak di Askelon, Israel

Kekuatan armada tempur Markus Antonius dan Kleopatra lebih besar dibanding yang dimiliki Oktavianus, tetapi tidak semua awak kapal tempur di kubu Markus Antonius dan Kleopatra sudah cukup terlatih, beberapa orang di antaranya mungkin awak kapal dagang, sementara seluruh personel di kubu Oktavianus adalah prajurit profesional.[286][281] Markus Antonius ingin menyeberangi Laut Adriatik dan menghadang Oktavianus di Tarentum atau Brundisium,[287] tetapi Kleopatra, yang lebih mementingkan pertahanan Mesir, memutuskan untuk langsung menyerbu Italia.[288][281] Sepanjang musim dingin, Markus Antonius dan Kleopatra bermarkas di Patrai, Yunani, kemudian pindah ke Aktion yang terletak di sisi selatan Teluk Ambrakia pada musim semi tahun 31 SM.[288][287]

Kleopatra dan Markus Antonius didukung oleh sejumlah raja sekutu, tetapi Kleopatra sudah telanjur berseteru dengan Herodes, dan musibah gempa bumi di Yudea dijadikan dalih oleh Herodes untuk tidak ikut serta berperang.[289] Mereka juga kehilangan dukungan dari Malkos I, yang kelak terbukti berdampak pada kekalahan Markus Antonius.[290] Markus Antonius dan Kleopatra kalah dalam beberapa pertempuran kecil melawan Oktavianus di sekitar Aktion pada musim panas tahun 31 SM, sementara orang-orang di kubu Markus Antonius terus-menerus membelot ke kubu Oktavianus, termasuk Kuintus Delius yang sudah lama berkawan dengan Markus Antonius[290], juga Amintas, Raja Galatia, dan Deiotaros, Raja Paflagonia, sekutu-sekutu Markus Antonius.[290] Meskipun beberapa orang di kubu Markus Antonius menyarankan agar pertempuran laut dihentikan dan kekuatan tempur ditarik mundur ke pedalaman, Kleopatra justru bersikeras melancarkan serangan di laut guna menghalangi armada Oktavianus mendekati Mesir.[291]

Pada tanggal 2 September 31 SM, kekuatan tempur laut Oktavianus, di bawah pimpinan Markus Vipsanius Agripa, bertarung melawan kekuatan tempur laut Markus Antonius dan Kleopatra dalam Pertempuran Aktion.[291][287][283] Dari atas kapal bendera Antonias, Kleopatra mengarahkan pergerakan 60 kapal di mulut Teluk Ambrakia[291] dari total 500 kapal yang dikerahkan.[292] Kapal-kapal ini agaknya sengaja ditempatkan di belakang armada oleh para perwira bawahan Markus Antonius dengan maksud menyingkirkan Kleopatra dari kancah pertempuran.[291] Markus Antonius memerintahkan agar kapal-kapal mereka harus membawa serta layar sehingga dapat melaju bilamana harus mengejar atau meloloskan diri dari kejaran musuh. Kleopatra, yang senantiasa mengutamakan pertahanan Mesir, memanfaatkan layar-layar ini untuk bergerak dengan gesit melewati perairan tempat pertempuran sedang sengit-sengitnya berkecamuk lalu memundurkan pasukannya ke Peloponesos sebagai suatu langkah stategis.[293][294][295] Burstein mengemukakan dalam tulisannya bahwa di kemudian hari para pujangga Romawi yang bersikap berat sebelah menuduh Kleopatra telah bersikap pengecut dan lari meninggalkan Markus Antonius, tetapi mungkin saja tujuan sesungguhnya dari tindakan membawa serta layar di atas kapal ini adalah untuk menerobos blokade dan menyelamatkan sebanyak mungkin kapal-kapal armada mereka.[295] Markus Antonius mengikuti pergerakan Kleopatra dan naik ke atas kapalnya yang bercirikan layar ungu Tirus, dan bersama-sama berlayar meninggalkan pertempuran menuju Tainaron.[293] Konon kabarnya Markus Antonius sengaja mendiamkan Kleopatra sepanjang pelayaran yang memakan waktu tiga hari ini, sampai akhirnya salah seorang dari biti-biti perwara Kleopatra di Tainaron memohon padanya untuk bercakap-cakap dengan Kleopatra.[296] Pertempuran Aktion berlangsung tanpa kehadiran Kleopatra dan Markus Antonius sampai dengan pagi hari tanggal 3 September, berakhir dengan kemenangan Oktavianus dan disusul pembelotan besar-besaran para perwira, prajurit, dan raja-raja sekutu ke kubu Oktavianus.[296][294][297]

Kejatuhan dan akhir hayat

Lukisan pada dinding Casa di Giuseppe II, di situs arkeologi kota Pompeii, permulaan abad pertama tarikh Masehi, mungkin sekali menggambarkan sosok Kleopatra, dengan diadem kerajaan di kepalanya, tampak sedang menegak racun untuk bunuh diri, sementara putranya, Kaisarion, yang juga mengenakan diadem kerajaan, tampak berdiri di belakangnya[298]

Pada saat Oktavianus menduduki Athena, Markus Antonius dan Kleopatra mendarat di Paraitonion, Mesir,[296][299] kemudian berpisah jalan. Markus Antonius berangkat ke Kirene untuk menghimpun lebih banyak pasukan, sementara Kleopatra berlayar ke pelabuhan Aleksandria untuk menciptakan kesan palsu bahwa pihaknyalah yang memenangkan perang di Yunani.[296] Tidak dapat dipastikan apakah pada saat itulah ia mengeksekusi mati Raja Artavasdes II dan mengirim kepalanya kepada Artavasdes I, Raja Media Atropatene, seteru Artavasdes II, sebagai bagian dari usahanya untuk menjalin persekutuan.[300][301]

Lucius Pinarius, Wali Negeri Kirene yang diangkat oleh Markus Antonius, sudah lebih dahulu mendengar kabar kemenangan Oktavianus dalam Pertempuran Aktion sebelum para juru warta yang diutus Markus Antonius tiba di kediamannya.[300] Setelah memerintahkan eksekusi mati terhadap para juru warta ini, Lucius Pinarius membelot ke kubu Oktavianus dengan menyerahkan empat legiun yang dibawahinya, yakni legiun-legiun yang diincar Markus Antonius.[300] Mendengar kabar buruk ini, Markus Antonius nyaris sudah bunuh diri andaikata tidak dicegah oleh para perwira stafnya.[300] Di Aleksandria, ia membangun sebuah rumah tempat menyepi di pulau Faros yang ia beri nama Timoneion (wisma Timon), diambil dari nama Timon dari Athena, filsuf Yunani yang dikenal berpaham sinisme dan misantropia (benci sesama manusia).[300] Herodes, yang secara pribadi menyarankan Markus Antonius seusai Pertempuran Aktion untuk mengkhianati Kleopatra, berkunjung ke Rodos untuk menghadap Oktavianus dan menyatakan pengunduran dirinya dari jabatan raja karena kesetiaannya pada Markus Antonius.[302] Oktavianus terkesan dengan pernyataan dan watak setia Herodes sehingga mengizinkannya untuk tetap menjadi Raja Yudea. Keputusan ini membuat Markus Antonius dan Kleopatra kian terkucilkan.[302]

Mungkin Kleopatra mulai menganggap Markus Antonius sebagai beban belaka, ketika ia bersiap-siap untuk melepas Mesir kepada putranya, Kaisarion, pada pada akhir musim panas tahun 31 SM.[303] Kleopatra berencana menyerahkan takhta kepada Kaisarion, menarik armadanya dari Laut Tengah ke Laut Merah, lalu bertolak ke luar negeri, mungkin untuk tetirah di India.[303][301] Rencana ini akhirnya batal karena kapal-kapal armada Kleopatra dibakar oleh Malkos I atas anjuran Kuintus Didius, Wali Negeri Suriah yang diangkat oleh Oktavianus. Pembakaran kapal merupakan bentuk balas dendam Malkos I terhadap Kleopatra, pemicu utama perang antara dirinya dan Herodes, yang telah membuatnya merugi.[303][301] Dengan demikian Kleopatra tidak dapat berbuat apa-apa lagi selain tetap tinggal di Mesir dan bernegosiasi dengan Oktavianus.[303] Konon kabarnya semenjak saat itu ia mulai menguji keampuhan berbagai macam racun pada para narapidana bahkan pada pelayan-pelayannya sendiri, tetapi kabar ini mungkin sekali hanyalah propaganda kubu Oktavianus yang baru disiarkan di kemudian hari.[304]

Kematian Kleopatra karya Guido Cagnacci, 1658

Atas perintah Kleopatra, Kaisarion mulai menjalani pelatihan selaku seorang efebos (taruna akademi militer). Keputusan ini, serta keterangan dari relief pada sebuah tugu prasasti di Koptos yang bertarikh 21 September 31 SM, menunjukkan bahwa kala itu Kleopatra sedang mempersiapkan putranya menjadi penguasa tunggal Mesir.[305] Untuk menunjukkan rasa kesetiakawanannya, Markus Antonius juga mengirim Markus Antonius Antilus, putra dari perkawinannya dengan Fulvia, untuk menjalani pelatihan sebagai efebos pada waktu yang sama.[303] Markus Antonius dan Kleopatra mengirim pesan dan dutanya masing-masing kepada Oktavianus, yang kala itu masih bermarkas di Rodos, tetapi Oktavianus hanya mengirim balasan kepada Kleopatra.[304] Kleopatra meminta agar anak-anaknya dibenarkan mewarisi tanah Mesir, dan Markus Antonius dibiarkan hidup sebagai orang buangan di Mesir. Kleopatra juga mengirim hadiah-hadiah mahal dan berjanji akan memberikan sejumlah uang di kemudian hari.[304][301] Oktavianus mengutus diplomatnya yang bernama Tirsos ke Mesir setelah Kleopatra mengancam akan membakar diri bersama sejumlah besar harta kekayaannya di dalam sebuah gedung makam yang kala itu sedang dikerjakan.[306] Tirsos membujuk Kleopatra untuk membunuh Markus Antonius demi keselamatan nyawa Kleopatra sendiri. Markus Antonius dapat mengendus rencana kotor itu, dan memerintahkan agar Tirsos didera serta dipulangkan kepada Oktavianus tanpa kesepakatan apa-apa.[307]

Setelah negosiasi panjang tanpa hasil, Oktavianus akhirnya bertolak dari Rodos dalam rangka menginvasi Mesir pada musim semi tahun 30 SM.[308] Setelah singgah di bandar Ptolemais di Fenisia untuk mengambil perbekalan segar yang disediakan sekutu barunya, Herodes, bagi bala tentaranya,[309] Oktavianus bergerak ke arah selatan dan merebut bandar Pelousion dalam waktu yang singkat. Sementara itu, Kornelius Galus bergerak dari Kirene ke arah timur, dan mengalahkan kekuatan tempur Markus Antonius di dekat Paraitonion.[310][311] Oktavianus dengan cepat bergerak menuju Aleksandria, tetapi Markus Antonius datang kembali dan berhasil mengalahkan bala tentara Oktavianus yang sudah kelelahan di luar hipodromos kota itu.[310][311] Meskipun demikian, pada tanggal 1 Agustus 30 SM, armada Markus Antonius membelot kepada Oktavianus, disusul pasukan berkudanya.[310][294][312] Kleopatra bersembunyi di dalam gedung makamnya, ditemani para pengawalnya yang setia, lalu mengirim kabar kepada Markus Antonius bahwa ia telah bunuh diri.[310][313][314] Markus Antonius, yang terguncang mendengar kabar itu, menikam perutnya sendiri dan menjemput ajal pada umur 53 tahun.[310][294][301] Menurut Ploutarkos, Markus Antonius masih meregang nyawa ketika dibawa ke gedung makam Kleopatra, sehingga masih sempat berkata kepada Kleopatra bahwa ia gugur dengan mulia. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Markus Antonius menasihati Kleopatra agar lebih percaya pada Gayus Prokuleyus daripada anak-anak buah Oktavianus yang lain.[310][315][316] Meskipun demikian, justru Gayus Prokuleyuslah yang menyusup ke dalam gedung makam dengan menggunakan tangga dan membekuk Kleopatra untuk mencegahnya membakar diri bersama harta kekayaannya.[317][318] Kleopatra diizinkan membalsem dan menyemayamkan jenazah Markus Antonius di dalam gedung makamnya sebelum dikawal pulang ke istana.[317][301]

Kematian Kleopatra, karya Jean-Baptiste Regnault, 1796–1797

Oktavianus memasuki Aleksandria, menduduki istana, dan menawan tiga anak Kleopatra yang paling kecil.[317][319] Sejarawan Romawi, Titus Livius, meriwayatkan bahwa ketika bertatap muka dengan Oktavianus, tanpa tedeng aling-aling Kleopatra berkata, "aku tidak sudi diarak dalam pawai kemenangan" (Yunani: οὑ θριαμβεύσομαι, ou triambéusomai). Kalimat ini adalah salah satu dari segelintir ucapan lisan Kleopatra yang diabadikan dalam catatan sejarah.[320][321] Oktavianus berjanji akan membiarkannya tetap hidup tetapi tidak menjelaskan apa-apa mengenai rencananya terhadap masa depan Kerajaan Wangsa Ptolemaios.[322] Ketika diberi tahu oleh seorang mata-mata bahwa tiga hari lagi Oktavianus akan memberangkatkannya bersama anak-anaknya ke Roma, Kleopatra pun segera bersiap-siap untuk bunuh diri lantaran tak sudi diarak dalam pawai kemenangan bala tentara Romawi seperti yang pernah dialami oleh mendiang adiknya, Arsinoe IV.[322][294][301] Kleopatra bunuh diri pada bulan Agustus 30 SM, saat berumur 39 tahun, tetapi tidak diketahui secara pasti apakah ia bunuh diri di istana atau di gedung makamnya.[323][324][note 2] Konon ia ditemani oleh dua orang abdi setianya, Eiras dan Karmion, yang juga bunuh diri.[322][325] Oktavianus dikabarkan sangat murka akibat peristiwa ini, tetapi memerintahkan agar jenazah Kleopatra dimakamkan menurut adat istiadat kerajaan, sebelah-menyebelah dengan jenazah Markus Antonius di dalam gedung makamnya.[322][326][327] Olimpos, tabib pribadi Kleopatra, tidak menjelaskan sebab-musabab kematiannya, tetapi menurut keyakinan umum, Kleopatra tewas termakan racun setelah membiarkan dirinya dipatuk seekor aspis atau ular kobra Mesir.[328][329][301] Ploutarkos meriwayatkan kembali kisah dipatuk ular ini, tetapi mengungkapkan pula dugaannya bahwa Kleopatra memasukkan racun ke dalam tubuhnya melalui goresan dengan menggunakan alat khusus (Yunani: κνῆστις, knêstis, arti harfiah: duri, serutan keju). Menurut Kasius Dio, Kleopatra mencocokkan racun ke dalam tubuhnya dengan sebatang jarum (βελόνη,belónē), sementara menurut Strabo, Kleopatra menggunakan semacam salep beracun.[330][329][331][note 50] Tidak ada bekas-bekas bisa ular pada jenazahnya, tetapi memang ada bekas-bekas luka kecil pada lengannya yang mungkin disebabkan oleh tusukan jarum.[328][331][327]

Kleopatra memanfaatkan saat-saat terakhirnya menjelang bunuh diri untuk mengungsikan Kaisarion ke daerah Mesir Hulu, mungkin pula disertai rencana pelarian ke Nubia, Etiopia, atau India.[332][333][311] Kaisarion diperdaya untuk pulang ke Aleksandria dengan janji palsu bahwa Oktavianus akan mengizinkannya menjadi raja. Ia sempat memerintah sebagai Firaun Ptolemaios XV selama 18 hari sebelum akhirnya dieksekusi mati atas perintah Oktavianus pada tanggal 29 Agustus 30 SM.[334][335][336][note 51] Oktavianus diyakinkan oleh nasihat filsuf Areios Didimos bahwasanya dunia ini hanya dapat menampung satu orang kaisar.[337][note 52] Dengan runtuhnya Kerajaan Wangsa Ptolemaios, maka didirikanlah Provinsi Mesir di bawah pemerintahan bangsa Romawi,[338][294][339][note 53] yang menandai akhir dari Zaman Helenistik.[340][341][note 6] Pada bulan Januari 27 SM, Oktavianus berganti nama menjadi Agustus (bahasa Latin: Augustus, yang mulia) dan menghimpun kekuasaan konstitusional yang menjadikannya Kaisar Romawi pertama, sekaligus menandai awal Zaman Principatus dalam sejarah Kekaisaran Romawi.[342]

Peranan selaku kepala monarki

Gambar Kleopatra pada kepingan 40 drakma dari kurun waktu 51–30 SM, dicetak di Aleksandria
Sisi kepala: Gambar Kleopatra mengenakan diadem
Sisi ekor: Tulisan "ΒΑΣΙΛΙΣΣΗΣ ΚΛΕΟΠΑΤΡΑΣ" (Kepunyaan Ratu Kleopatra) dan gambar burung elang bertengger pada kilatan petir

Sebagaimana lazimnya para penguasa Makedonia Abad Kuno, Kleopatra memerintah Mesir beserta tanah-tanah jajahannya semisal Siprus selaku seorang kepala monarki yang berkuasa mutlak, dan mengemban kewenangan selaku satu-satunya pembuat undang-undang di kerajaannya.[343] Ia adalah kepala pemuka agama di wilayah kekuasaannya, yang memimpin upacara-upacara pemujaan dewa-dewi Mesir maupun Yunani.[344] Ia menyelenggarakan kegiatan pembangunan berbagai macam kuil pemujaan dewa-dewi Mesir dan Yunani,[345] sebuah sinagoge bagi umat Yahudi di Mesir, dan bahkan membangun gedung Kaisareion Aleksandria, tempat orang memuja Yulius Kaisar, pelindung sekaligus kekasihnya.[346][347] Kleopatra secara langsung menangani urusan-urusan administratif di wilayah kekuasaannya.[348] Ia menanggulangi kegentingan seperti bencana kelaparan dengan memerintahkan lumbung-lumbung kerajaan membagi-bagikan bahan pangan kepada rakyat yang kelaparan dilanda musim kemarau pada permulaan masa pemerintahannya.[349] Meskipun sistem ekonomi terpimpin yang ia terapkan hanya tinggal cita-cita besar yang tak banyak terwujud,[350] pemerintahannya telah berupaya memberlakukan pengendalian harga, pengenaan bea, dan monopoli negara atas barang-barang tertentu, mematok nilai tukar yang tetap terhadap mata uang asing, serta menegakkan aturan hukum ketat yang mewajibkan para petani untuk bermukim di desa masing-masing selama musim tanam dan musim panen.[351][352][353] Gejolak keuangan yang tampak jelas di depan mata mendorong Kleopatra menurunkan nilai uang logam keluaran masa pemerintahannya, yang terdiri atas uang perak dan uang perunggu tetapi tanpa uang emas seperti yang dahulu kala pernah diterbitkan oleh beberapa penguasa dari wangsa Ptolemaios.[354]

Tinggalan sejarah

Anak cucu

Kiri: Kepala patung buatan Romawi, mungkin arca Kleopatra atau mungkin pula putrinya, Kleopatra Selene II, Ratu Mauretania, dari akhir abad ke-1 SM, tersimpan di Museum Arkeologi Cherchell, Aljazair.[230][355][356][note 44] Kanan: Relief timbul pada sebuah pinggan perak bersepuh emas yang ditemukan di antara timbunan harta karun Boscoreale, diduga kuat adalah penggambaran sosok Kleopatra Selene II berkerudung kulit kepala gajah, diperkirakan berasal dari awal abad ke-1 M.[357][358][note 54] Kiri: Kepala patung buatan Romawi, mungkin arca Kleopatra atau mungkin pula putrinya, Kleopatra Selene II, Ratu Mauretania, dari akhir abad ke-1 SM, tersimpan di Museum Arkeologi Cherchell, Aljazair.[230][355][356][note 44] Kanan: Relief timbul pada sebuah pinggan perak bersepuh emas yang ditemukan di antara timbunan harta karun Boscoreale, diduga kuat adalah penggambaran sosok Kleopatra Selene II berkerudung kulit kepala gajah, diperkirakan berasal dari awal abad ke-1 M.[357][358][note 54]
Kiri: Kepala patung buatan Romawi, mungkin arca Kleopatra atau mungkin pula putrinya, Kleopatra Selene II, Ratu Mauretania, dari akhir abad ke-1 SM, tersimpan di Museum Arkeologi Cherchell, Aljazair.[230][355][356][note 44]
Kanan: Relief timbul pada sebuah pinggan perak bersepuh emas yang ditemukan di antara timbunan harta karun Boscoreale, diduga kuat adalah penggambaran sosok Kleopatra Selene II berkerudung kulit kepala gajah, diperkirakan berasal dari awal abad ke-1 M.[357][358][note 54]

Sesudah Kleopatra bunuh diri, ketiga putra-putrinya yang masih hidup, yakni Kleopatra Selene II, Aleksandros Helios, dan Ptolemaios Filadelfos, diberangkatkan ke Roma bersama dengan kakak Oktavianus, yakni Oktavia Muda, mantan istri ayah mereka, yang telah ditunjuk menjadi wali mereka.[359][360] Kleopatra Selene II dan Aleksandros Helios hadir dalam pawai kemenangan Oktavanus pada tahun 29 SM.[359][236] Aleksandros Helios dan Ptolemaios Filadelfos tidak lagi terdengar kabar beritanya selepas pawai kemenangan itu.[359][236] Oktavia menjodohkan Kleopatra Selene II dengan Yuba II, putra Raja Yuba I, penguasa Kerajaan Numidia di Afrika Utara yang telah dijadikan salah satu provinsi Romawi pada tahun 46 SM oleh Yulius Kaisar, lantaran dukungan yang diberikan Yuba I kepada Pompeyus.[361][360][319] Setelah Yuba II dan Kleopatra Selene II menikah pada tahun 25 SM, Kaisar Agustus mengangkat mereka menjadi pasangan penguasa baru Mauretania. Mereka membangun kembali Yol, kota tua bangsa Kartago, menjadi ibu kota Kerajaan Mauretania dengan nama baru Kaisarea (bahasa Latin: Caesarea Mauretaniae, sekarang Cherchell, Aljazair).[361][236] Kleopatra Selene II mendatangkan banyak cerdik pandai, seniman, dan penasihat dari istana mendiang ibunya di Aleksandria, untuk mengabdi padanya di Kaisarea, yang mulai diresapi budaya Yunani Helenistik semenjak masa pemerintahannya.[362] Ia juga memberi nama Ptolemaios dari Mauretania kepada putranya untuk menghormati nama besar wangsa Ptolemaios, leluhur mereka.[363][364]

Kleopatra Selene II mangkat sekitar tahun 5 SM, dan setelah Yuba II menyusul pada tahun 23 atau 24 M, putra mereka yang bernama Ptolemaios, naik takhta menjadi Raja Mauretania berikutnya.[363][365] Meskipun demikian, Ptolemaios akhirnya dieksekusi mati atas perintah Kaisar Kaligula pada tahun 40 M, mungkin atas dakwaan mencetak uang sendiri dan mempergunakan lambang-lambang kebesaran yang dikhususkan bagi Kaisar Romawi secara tidak sah.[366][367] Ptolemaios dari Mauretania adalah kepala monarki terakhir yang diketahui berasal dari nasab raja-raja wangsa Ptolemaios, sekalipun Ratu Zenobia, penguasa Kekaisaran Palmira, negara yang berdaulat selama jangka waktu singkat dalam kurun waktu berlangsungnya Krisis Abad Ketiga, juga mengaku sebagai keturunan Kleopatra.[368][369] Penyembahan terhadap Kleopatra masih bertahan sampai selambat-lambatnya tahun 373 M, yakni tahun ketika Petesenufe, seorang juru tulis Mesir yang mengerjakan Kitab Isis, mengungkapkan bahwa ia "menyaluti arca Kleopatra dengan emas."[370]

Sastra dan historiografi Romawi

Kleopatra Menguji Keampuhan Racun pada Para Terpidana Mati (1887), karya Alexandre Cabanel[371]

Meskipun kehidupan Kleopatra diriwayatkan dalam hampir lima puluh karya tulis historiografi Romawi dari Abad Kuno, sebagian besar riwayat-riwayat ini hanya berupa keterangan ringkas tentang Pertempuran Aktion, tindakan bunuh diri yang dilakukannya, dan warta propaganda dari masa pemerintahan Kaisar Agustus yang menjelek-jelekkan dirinya.[372] Meskipun bukan biografi Kleopatra, Riwayat Antonius yang disusun oleh Ploutarkos pada abad pertama tarikh Masehi merupakan karya tulis peninggalan Abad Kuno yang memuat keterangan paling lengkap mengenai kehidupan Kleopatra.[373][374][375] Ploutarkos, yang hidup seabad sesudah Kleopatra, mendasarkan karya tulisnya pada sumber-sumber primer, misalnya keterangan dari Filotas dari Amfisa, yang diizinkan memasuki istana Kerajaan Wangsa Ptolemaios, keterangan dari tabib pribadi Kleopatra yang bernama Olimpos, dan keterangan dari Kuintus Delius, salah seorang sahabat dekat Markus Antonius dan Kleopatra.[376] Karya tulis Ploutarkos merangkumi keterangan-keterangan mengenai pribadi Kleopatra dari sudut pandang Kaisar Agustus—yang menjadi keterangan baku pada masa hidupnya—maupun keterangan-keterangan dari sumber-sumber lain, misalnya laporan-laporan saksi mata.[373][375] Sejarawan Romawi keturunan Yahudi, Flavius Yosefus, yang menyusun karya-karya tulisnya pada abad pertama tarikh Masehi, menyajikan keterangan berharga mengenai kehidupan Kleopatra yang diperoleh melalui hubungan diplomatik antara Kleopatra dan Herodes Agung.[377][378] Meskipun demikian, keterangan Flavius Yosefus mengenai Kleopatra terlalu bertumpu pada memoar Herodes dan keterangan bias Nikolaos dari Damaskus, guru pribadi putra-putri Kleopatra di Aleksandria sebelum pindah ke Yudea dan mengabdi pada Herodes sebagai penasihat sekaligus panitera.[377][378] Sejarah Romawi (Yunani: Ῥωμαϊκὴ Ἱστορία, Romaike Historia; bahasa Latin: Historia Romana) yang diterbitkan oleh pejabat negara sekaligus sejarawan Kasius Dio pada awal abad ke-3 M, menyajikan catatan sejarah yang berkesinambungan mengenai masa pemerintahan Kleopatra, meskipun tidak mampu sepenuhnya menghadirkan segala kerumitan Dunia Helenistik menjelang akhir keberadaannya.[377]

Arca reka ulang buatan Romawi yang menggambarkan sosok Kleopatra mengenakan diadem dengan tatanan rambut 'semangka' sebagaimana lazimnya gambar-gambar dirinya pada kepingan uang logam. Ditemukan di sekitar Via Cassia, dekat Tomba di Nerone, Roma. Kini tersimpan di Museo Pio-Clementino.[1][379][380]

Nama Kleopatra nyaris tidak disebut-sebut dalam De Bello Alexandrino (Perihal Perang Aleksandria), memoar peninggalan seorang perwira staf bawahan Yulius Kaisar yang tidak diketahui namanya.[381][382][383][note 55] Senator Cicero, yang mengenal Kleopatra secara pribadi, menyajikan keterangan mengenai Kleopatra tanpa sanjungan dan puji-pujian dalam karya-karya tulisnya.[381] Verjilius, Horasius, Propersius, dan Ovidius, pujangga-pujangga Romawi yang berkarya pada masa pemerintahan Kaisar Agustus, melestarikan anggapan-anggapan negatif mengenai Kleopatra yang disetujui oleh rezim yang berkuasa kala itu,[381][384] meskipun Verjilius memunculkan gagasan mengenai Kleopatra sebagai sosok pribadi yang lekat dengan kisah percintaan dan melodrama kepahlawanan.[385][note 56] Horasius juga menganggap tindakan bunuh diri yang dilakukan Kleopatra adalah keputusan yang tepat.[386][384] Anggapan Horasius ini kelak disambut baik pada Akhir Abad Pertengahan oleh Geoffrey Chaucer.[387][388] Para sejarawan seperti Strabo, Veleyus, Valerius Maksimus, Plinius Tua, dan Apianus, tidak menyajikan keterangan selengkap Ploutarkos, Flavius Yosefus, maupun Kasius Dio, tetapi mengungkap beberapa perincian mengenai kehidupan Kleopatra yang tidak dijumpai dalam catatan-catatan sejarah lainnya.[381][note 57] Tulisan-tulisan pada kepingan uang logam Kerajaan Wangsa Ptolemaios keluaran masa pemerintahan Kleopatra dan beberapa dokumen papirus Mesir mencerminkan sudut pandang Kleopatra, tetapi materi-materi sumber semacam ini sangat terbatas dibanding karya-karya sastra Romawi.[381][389][note 58] Sisa-sisa dari Libika, karya tulis yang disusun atas perintah Raja Yuba II, menantu Kleopatra, sekilas memberi gambaran tentang kemungkinan adanya sekumpulan materi historiografi yang mendukung sudut pandang Kleopatra.[381]

Mungkin jenis kelamin Kleopatralah yang menjadi alasan mengapa dirinya digambarkan sebagai seorang anak di bawah umur atau pribadi yang kurang penting dalam karya-karya tulis historiografi mengenai Mesir dan Dunia Yunani-Romawi, baik yang berasal dari Abad Kuno maupun dari Abad Pertengahan, bahkan juga yang berasal dari Zaman Modern.[390] Sebagai contoh, sejarawan Ronald Syme (1903–1989) berpendapat bahwa Kleopatra tidak begitu berarti di mata Yulius Kaisar, dan bahwasanya usaha propaganda yang dilakukan Oktavianuslah yang menjadikan dirinya terkesan sangat penting.[390] Meskipun dalam anggapan umum, Kleopatra adalah salah seorang perempuan perayu ulung, ia hanya diketahui pernah menjalin hubungan intim dengan dua orang lelaki saja, yakni Yulius Kaisar dan Markus Antonius, dua tokoh Romawi yang paling terkemuka kala itu, yang agaknya merupakan ikhtiarnya untuk memastikan kelangsungan hidup wangsanya.[391][392] Ploutarkos menggambarkan Kleopatra sebagai sosok yang lebih memikat hati dengan kepribadiannya yang kuat dan budi bahasanya yang memukau ketimbang dengan kecantikan jasmaninya[393][17][394][note 59]

Penggambaran sosok Kleopatra dalam seni budaya

Dalam seni rupa Abad Kuno

Arca
Kiri: Arca basal hitam buatan Mesir, mungkin menggambarkan sosok Arsinoe II atau Kleopatra yang ditampilkan sebagai dewi Mesir, dari paruh kedua abad ke-1 SM,[395] tersimpan di Museum Pertapaan, Sankt-Peterburg Kanan: Venus Eskuilin, arca dewi Venus (Afroditi) buatan Romawi atau Mesir Helenistik yang mungkin menggambarkan sosok Kleopatra,[396] Museum Kapitolin, Roma Kiri: Arca basal hitam buatan Mesir, mungkin menggambarkan sosok Arsinoe II atau Kleopatra yang ditampilkan sebagai dewi Mesir, dari paruh kedua abad ke-1 SM,[395] tersimpan di Museum Pertapaan, Sankt-Peterburg Kanan: Venus Eskuilin, arca dewi Venus (Afroditi) buatan Romawi atau Mesir Helenistik yang mungkin menggambarkan sosok Kleopatra,[396] Museum Kapitolin, Roma
Kiri: Arca basal hitam buatan Mesir, mungkin menggambarkan sosok Arsinoe II atau Kleopatra yang ditampilkan sebagai dewi Mesir, dari paruh kedua abad ke-1 SM,[395] tersimpan di Museum Pertapaan, Sankt-Peterburg
Kanan: Venus Eskuilin, arca dewi Venus (Afroditi) buatan Romawi atau Mesir Helenistik yang mungkin menggambarkan sosok Kleopatra,[396] Museum Kapitolin, Roma

Sosok Kleopatra diabadikan dalam berbagai macam karya seni rupa Abad Kuno, baik yang berlanggam Mesir maupun yang berlanggam Yunani-Helenistik dan Romawi.[397] Karya-karya seni yang masih ada sekarang ini mecakup arca-arca, patung-patung dada, relief-relief, gambar-gambar cetakan uang logam,[397][371] dan ukiran-ukiran kameo kuno,[398] semisal ukiran kameo Kleopatra bersama Markus Antonius dalam langgam Helenistik yang kini tersimpan di Museum Altes, Berlin.[1] Citra-citra Kleopatra yang dibuat semasa hidupnya adalah hasil karya seniman-seniman dari dalam maupun luar negeri Mesir. Sebagai contoh, sebuah arca Kleopatra berukuran besar dari perunggu bersepuh emas pernah disemayamkan di dalam kuil Bunda Venus di Roma, dan menjadi arca tokoh terkemuka pertama yang disemayamkan bersebelahan dengan arca dewata di dalam sebuah kuil Romawi selagi tokoh yang bersangkutan masih hidup.[3][182][399] Arca ini di semayamkan di dalam kuil Bunda Venus atas perintah Yulius Kaisar, dan aman bersemayam di kuil yang sama setidak-tidaknya sampai abad ke-3 M. Mungkin arca ini bisa bertahan sedemikian lamanya berkat perlindungan dari Kaisar, dan Kaisar Agustus pun tidak memerintahkan penyingkiran atau penghancuran karya-karya seni di Aleksandria yang menggambarkan sosok Kleopatra.[400][401]

Sehubungan dengan peninggalan arca-arca buatan Romawi, sebuah arca Kleopatra berlanggam Romawi seukuran manusia asli ditemukan di sekitar Tomba di Nerone, Roma, yang terletak di tepi jalan Via Cassia, dan kini tersimpan di Museo Pio-Clementino, bagian dari Museum Vatikan.[1][379][380] Dalam karya tulisnya, Riwayat Antonius, Ploutarkos mengungkapkan bahwa arca-arca Markus Antonius yang dipajang di tempat-tempat umum dirubuhkan atas perintah Kaisar Agustus, tetapi arca-arca Kleopatra tetap dijaga dengan baik sesudah kemangkatannya berkat jasa sahabatnya, Arkibios, yang mempersembahkan 2.000 talenta kepada Kaisar Agustus demi mencegah penghancuran arca-arca Kleopatra.[402][370][326]

Sejak era 1950-an, para ahli telah memperdebatkan perihal benar tidaknya arca Venus Eskuilin—arca dewi Venus yang ditemukan pada tahun 1874 di Bukit Eskuilin di Roma, dan tersimpan di Palazzo dei Conservatori Museum Kapitolin—adalah arca Kleopatra, ditilik dari bentuk tatanan rambut dan wajah arca, diadem kerajaan yang jelas terlihat pada kepala arca, dan ouraios kobra Mesir yang meliliti jambangan di samping arca.[403][404] Pihak-pihak yang menentang teori ini beralasan bahwa bentuk wajah pada patung tersebut lebih kurus ketimbang patung potret Berlin, dan berpendapat bahwa agaknya mustahil sosok Kleopatra ditampilkan dalam bentuk arca telanjang dewi Venus (atau dewi Afroditi, bagi orang Yunani).[396][404] Namun sosok Kleopatra juga pernah ditampilkan dalam bentuk sebuah arca khas Mesir sebagai dewi Isis,[405] dan dalam bentuk gambar pada beberapa uang logam keluaran masa pemerintahannya sebagai Venus-Afroditi.[406][407] Ia juga pernah berdandan sedemikian rupa agar terlihat laksana dewi Afroditi ketika menghadap Markus Antonius di Tarsos.[203] Pada umumnya arca Venus Eskuilin diyakini sebagai arca tiruan buatan Romawi pada pertengahan abad pertama tarikh Masehi berdasarkan arca asli buatan Yunani pada abad ke-1 SM yang dihasilkan oleh sanggar seni Pasiteles.[404]

Gambar pada uang logam
Gambar Kleopatra pada sisi kepala (kiri) dan gambar Markus Antonius pada sisi ekor (kanan) kepingan perak tetradrakma yang dicetak di Antiokhia pada tahun 36 SM

Kepingan-kepingan uang logam yang sintas dari masa pemerintahan Kleopatra terdiri atas contoh-contoh kepingan keluaran tiap-tiap tahun pemerintahannya, mulai dari tahun 51 sampai dengan tahun 30 SM.[408] Kleopatra, satu-satunya ratu wangsa Ptolemaios yang menerbitkan uang logam dengan gambar dirinya sendiri, hampir dapat dipastikan telah mengilhami pasangannya, Yulius Kaisar, untuk menjadi orang Romawi pertama yang menampilkan gambar diri pada uang logam yang dikeluarkan semasa hidupnya.[406][note 60] Kleopatra juga adalah ratu asing pertama yang gambarnya ditampilkan pada kepingan mata uang Romawi.[409] Kepingan-kepingan uang logam yang berasal dari kurun waktu pernikahannya dengan Markus Antonius, yang juga menampilkan gambar Markus Antonius, menampilkan sosok Kleopatra dengan hidung akuilinus (hidung paruh burung elang) dan dagu menonjol mirip suaminya.[3][410] Gambar wajah keduanya memang sengaja dimirip-miripkan, sesuai dengan kelaziman artistik kala itu, dengan maksud menciptakan kesan betapa serasinya pasangan kerajaan ini.[3][397] Raut wajahnya yang tegas dan nyaris kelaki-lakian pada kepingan-kepingan uang logam ini benar-benar jauh berbeda dari raut wajahnya yang lebih halus, lembut, dan mungkin dibagus-baguskan dalam karya-karya seni pahat berlanggam Mesir maupun Helenistik.[397][411][412] Gambar wajahnya yang terkesan kelaki-lakian pada cetakan mata uang terlihat mirip dengan wajah mendiang ayahnya, Ptolemaios XII Auletes,[413][112] dan mungkin juga mirip dengan wajah salah seorang leluhur wangsanya, Arsinoe II (316–260 SM),[2][414] bahkan mirip dengan penggambaran sosok ratu-ratu terdahulu seperti Hatsyepsut dan Nefertiti.[412] Agaknya demi maksud-maksud politik, raut wajah Antonius bukan saja sengaja dibuat tampak serasi dengan raut wajah Kleopatra, melainkan juga sengaja dibuat terlihat mirip dengan raut wajah para leluhur pendiri wangsa Ptolemaios asal Yunani Makedonia, agar rakyat Kleopatra tidak merasa asing dengan sosok Markus Antonius selaku kerabat kerajaan Mesir.[397]

Tulisan pada kepingan-kepingan uang logam ini adalah huruf dan perkataan Yunani, tetapi dalam bentuk nominatif sebagaimana bentuk kata yang tertera pada uang-uang logam Romawi, bukannya genetif sebagaimana yang lazim tertera pada uang-uang logam Yunani. Huruf-hurufnya pun ditata sepanjang tepi uang logam sehingga tampak membentuk lingkaran, bukannya disusun mendatar atau menurun sebagaimana lazimnya susunan huruf pada uang-uang logam Yunani.[397] Tampilan-tampilan semacam ini memperlihatkan persenyawaan budaya Romawi dan Helenistik, dan mungkin pula merupakan suatu bentuk pernyataan kepada rakyat, sekalipun masih diragukan oleh para ahli modern, tentang keunggulan Markus Antonius atas Kleopatra atau sebaliknya.[397] Diana Kleiner berpendapat bahwa pada salah satu kepingan uang logam yang memuat gambar pasangan ini, Kleopatra sengaja membuat gambar raut wajahnya terkesan lebih kelaki-lakian dibanding gambar-gambarnya yang lain, dan terlihat lebih patut menjadi seorang ratu gundal Romawi ketimbang seorang penguasa Helenistik.[411] Sesungguhnya Kleopatra sudah lama memerintahkan agar gambar raut wajahnya pada uang logam dibuat terlihat kelaki-lakian sebelum menjalin hubungan asmara dengan Markus Antonius, sebagaimana yang tampak pada kepingan-kepingan uang logam yang dicetak di Askelon manakala Kleopatra menjalani masa pembuangan singkat di Suriah dan kawasan Syam. Menurut Joann Fletcher, gambar wajah Kleopatra yang terkesan kelaki-lakian pada uang-uang logam cetakan Askelon ini merupakan usahanya, selaku pengganti yang sah dari seorang penguasa laki-laki wangsa Ptolemaios, untuk terlihat mirip dengan ayahnya, Ptolemaios XII Auletes.[112][415]

Berbagai macam uang logam, semisal kepingan perak tetradrakma yang dicetak dalam kurun waktu sesudah pernikahannya dengan Markus Antonius pada tahun 37 SM, menampilkan gambar Kleopatra mengenakan diadem kerajaan dengan tatanan rambut 'semangka'.[3][415] Paduan tata rambut semangka dan diadem juga tampak pada dua buah patung kepala dari batu pualam yang masih lestari hingga saat ini.[416][371][417][note 61] Tatanan rambut ini, dengan gelung pada tengkuk, serupa dengan gambar tatanan rambut para leluhur wangsanya, Arsinoe II dan Berenike II, pada kepingan uang logam.[3][418] Selepas lawatannya ke Roma pada kurun waktu 46–44 SM, tatanan rambut ini mulai digemari kaum perempuan Romawi yang menjadikannya salah satu bentuk tatanan rambut mereka, tetapi kemudian tergantikan oleh bentuk tatanan rambut yang lebih sederhana dan terlihat polos pada masa pemerintahan Kaisar Agustus yang konservatif.[3][416][417]

Patung dada dan patung kepala Yunani-Romawi
Kepala patung potret Romawi Kuno, ca. 50–30 SM, kini Tersimpan di British Museum, London, menggambarkan seorang perempuan asal Mesir pada zaman wangsa Ptolemaios, mungkin Ratu Kleopatra atau salah seorang biti-biti perwara yang ikut serta dalam lawatannya ke Roma bersama kekasihnya, Yulius Kaisar, yang berlangsung pada tahun 46 sampai tahun 44 SM. [416] Kepala patung potret Romawi Kuno, ca. 50–30 SM, kini Tersimpan di British Museum, London, menggambarkan seorang perempuan asal Mesir pada zaman wangsa Ptolemaios, mungkin Ratu Kleopatra atau salah seorang biti-biti perwara yang ikut serta dalam lawatannya ke Roma bersama kekasihnya, Yulius Kaisar, yang berlangsung pada tahun 46 sampai tahun 44 SM. [416]
Kepala patung potret Romawi Kuno, ca. 50–30 SM, kini Tersimpan di British Museum, London, menggambarkan seorang perempuan asal Mesir pada zaman wangsa Ptolemaios, mungkin Ratu Kleopatra atau salah seorang biti-biti perwara yang ikut serta dalam lawatannya ke Roma bersama kekasihnya, Yulius Kaisar, yang berlangsung pada tahun 46 sampai tahun 44 SM. [416]

Di antara peninggalan patung-patung dada dan patung-patung kepala berlanggam Yunani-Romawi,[note 62] patung yang dikenal dengan sebutan "Kleopatra Berlin" dan yang kini tersimpan di antara koleksi Antikensammlung Berlin di Museum Altes, masih utuh bagian hidungnya, sementara patung kepala yang dikenal dengan sebutan "Kleopatra Vatikan" dan yang kini tersimpan di Museum Vatikan, sudah kehilangan bagian hidungnya.[419][420][421][note 63] Baik Kleopatra Berlin maupun Kleopatra Vatikan tampak mengenakan diadem kerajaan, memiliki bentuk wajah yang serupa, dan mungkin pula serupa dengan wajah patung perunggu Kleopatra di kuil Bunda Venus.[420][422][421][note 64] Kedua patung kepala ini diperkirakan berasal dari pertengahan abad ke-1 SM dan ditemukan di vila-vila Romawi yang bertebaran di sepanjang jalan Via Appia, Italia. Kleopatra Vatikan sendiri ditemukan dalam penggalian di vila marga Kuintilius.[3][419][421][note 65] Francisco Pina Polo mengemukakan dalam tulisannya bahwa uang-uang logam keluaran masa pemerintahan Kleopatra menampilkan gambar dirinya yang sesungguhnya, dan mengemukakan pula bahwa patung potret di Berlin dipastikan serupa tampak sampingnya dengan gambar-gambar pada uang logam, lengkap dengan rambut yang disisir ke belakang kepala lalu disanggul pada tengkuk, diadem pada kepalanya, dan hidung yang serupa paruh burung elang.[423] Patung potret Kleopatra ketiga yang dinilai asli oleh para ahli kini tersimpan di Museum Arkeologi Cherchell, Aljazair.[401][416][356] Patung potret ini juga tampak mengenakan diadem kerajaan dan memiliki bentuk wajah yang serupa dengan patung-patung kepala Kleopatra di Berlin dan Vatikan, tetapi tatanan rambutnya lebih unik dan mungkin saja sesungguhnya adalah patung potret dari Kleopatra Selene II, putri Kleopatra.[356][424][230][note 44] Patung berbahan batu pualam Paros, yang juga diduga sebagai patung Kleopatra, tampak mengenakan hiasan kepala burung nazar khas Mesir, dan kini tersimpan di Museum Kapitolin.[425] Patung yang ditemukan di dekat sebuah sanggar pemujaan dewi Isis di Roma ini diperkirakan berasal dari abad ke-1 SM, dan mungkin saja merupakan hasil karya seni Romawi maupun Mesir-Helenistik.[426]

Salah satu karya seni pahat lain yang mungkin saja menggambarkan sosok Kleopatra adalah patung berbahan batu gamping yang kini tersimpan di British Museum, London. Meskipun demikian, boleh jadi patung ini hanyalah penggambaran sosok seorang perempuan yang ikut serta dalam rombongan lawatan Kleopatra ke Roma.[1][416] Bentuk wajah patung potret ini mirip dengan patung-patung potret lain yang diduga sebagai patung potret Kleopatra (termasuk bentuk hidung mancung mirip paruh burung elang), tetapi tanpa diadem kerajaan dan memiliki tatanan rambut yang berbeda.[1][416] Meskipun demikian, patung kepala di British Museum, yang pernah menjadi bagian dari sebuah arca utuh ini, mungkin saja merupakan penggambaran sosok Kleopatra pada umur yang berbeda, dan mungkin pula merupakan usaha Kleopatra untuk menghindari pemakaian tanda-tanda kebesaran kerajaan (yakni diadem) demi terlihat lebih akrab di mata warga Roma yang negaranya berbentuk republik.[416] Duane W. Roller menduga bahwa patung kepala di British Museum, berikut patung-patung kepala yang tersimpan di Museum Mesir, Kairo, di Museum Kapitolin, dan di antara koleksi pribadi Maurice Nahmen (1868–1948), sekalipun memiliki bentuk wajah dan tatanan rambut yang serupa dengan patung potret di Berlin tetapi tanpa diadem kerajaan, mungkin sekali menggambarkan sosok para anggota majelis istana kerajaan, bahkan mungkin pula menggambarkan sosok perempuan-perempuan Romawi yang meniru-niru tatanan rambut populer Kleopatra.[427]

Lukisan
Lukisan Romawi di dalam Rumah Markus Fabius Rufus di situs arkeologi kota Pompeii, Italia, menggambarkan sosok Kleopatra sebagai perwujudan Bunda Venus dan putranya Kaisarion sebagai perwujudan Kupido, pertengahan abad ke-1 SM[404][429]

Di dalam Rumah Markus Fabius Rufus di situs arkeologi kota Pompeii, Italia, terdapat sebuah lukisan dinding dari pertengahan abad ke-1 SM yang menampilkan sosok dewi Venus sedang menggendong Kupido di antara sepasang daun pintu kuil berukuran raksasa. Mungkin sekali lukisan ini adalah penggambaran sosok Kleopatra sebagai perwujudan Bunda Venus bersama putranya, Kaisarion.[404][429] Agaknya waktu pemesanan pembuatan lukisan ini bertepatan dengan waktu pendirian kuil Bunda Venus di alun-alun Kaisar pada bulan September 46 SM, yakni tempat ditegakkannya sebuah arca bersepuh emas, yang menggambarkan sosok Kleopatra, atas perintah Yulius Kaisar.[404][429] Agaknya arca bersepuh emas inilah yang dijadikan patokan dalam pembuatan karya-karya seni pahat maupun seni lukis yang menggambarkan dirinya, misalnya lukisan Venus dan Kupido yang ditemukan di situs kota Pompeii.[404][430] Dalam lukisan ini, sosok Venus tampak mengenakan diadem kerajaan di kepalanya, dan wajahnya terlihat sangat mirip dengan wajah patung dada Kleopatra Vatikan. Pada pipi kiri patung Kleopatra Vatikan ditemukan gurat-gurat yang diduga sebagai bekas tatahan untuk melepaskan sebelah lengan patung Kupido yang dahulu menempel pada pipi patung Kleopatra.[404][431][421][note 66] Pintu masuk ke bilik tempat lukisan ini ditemukan telah ditutupi dengan tembok oleh pemilik rumah. Tindakan penutupan bilik ini mungkin disebabkan oleh kekhawatiran pemilik rumah selepas Kaisarion dieksekusi mati atas perintah Oktavianus pada tahun 30 SM, manakala tindakan memajang gambar-gambar putra Kleopatra secara terang-terangan dapat menuai antipati dari rezim Romawi yang baru.[404][432] Di balik diadem kencana bertatahkan sebutir batu permata merah tampak sehelai kerudung terawang dengan lekuk-lekuk yang menyiratkan bahwa rambut di bawah kerudung itu telah ditata sedemikian rupa agar menyerupai alur-alur pada kulit buah semangka, yakni tatanan rambut kesukaan Kleopatra.[431][note 67] Kulitnya yang seputih gading, wajahnya yang bundar, hidung akuilinnya yang panjang, dan matanya yang bundar lagi besar merupakan bentuk-bentuk umum dalam penggambaran sosok dewa-dewi Romawi maupun sesembahan wangsa Ptolemaios.[431] Roller menegaskan bahwa "hampir tak diragukan lagi lukisan ini adalah lukisan Kleopatra dan Kaisarion di sela daun-daun pintu kuil Venus di alun-alun Yulius (bahasa Latin: Forum Iulium, nama lain dari alun-alun Kaisar), dan dengan demikian merupakan satu-satunya lukisan Kleopatra dari masa hidupnya yang masih ada sekarang ini."[404]

Kiri: Gambar gravir baja yang diterbitkan oleh John Sartain pada tahun 1885, menggambarkan lukisan potret pascamati Kleopatra yang kini telah hilang, yakni sebuah lukisan enkaustik yang ditemukan pada tahun 1818 di reruntuhan kuil Serapis di Vila Hadrianus (di Tivoli, Lazio).[433] Dalam gambar ini, Kleopatra terlihat mengenakan busana yang diikat ujung-ujungnya seperti busana dewi Isis (sejalan dengan riwayat Ploutarkos yang menggambarkannya mengenakan jubah dewi Isis).[434] Kanan: Sekeping oktodrakma emas dari kurun waktu 204–203 SM, bergambar sosok Ptolemaios V mengenakan mahkota seri raja-raja wangsa Ptolemaios, sama seperti mahkota yang dikenakan Kleopatra dalam gambar di sebelah kanan.[435] Kiri: Gambar gravir baja yang diterbitkan oleh John Sartain pada tahun 1885, menggambarkan lukisan potret pascamati Kleopatra yang kini telah hilang, yakni sebuah lukisan enkaustik yang ditemukan pada tahun 1818 di reruntuhan kuil Serapis di Vila Hadrianus (di Tivoli, Lazio).[433] Dalam gambar ini, Kleopatra terlihat mengenakan busana yang diikat ujung-ujungnya seperti busana dewi Isis (sejalan dengan riwayat Ploutarkos yang menggambarkannya mengenakan jubah dewi Isis).[434] Kanan: Sekeping oktodrakma emas dari kurun waktu 204–203 SM, bergambar sosok Ptolemaios V mengenakan mahkota seri raja-raja wangsa Ptolemaios, sama seperti mahkota yang dikenakan Kleopatra dalam gambar di sebelah kanan.[435]
Kiri: Gambar gravir baja yang diterbitkan oleh John Sartain pada tahun 1885, menggambarkan lukisan potret pascamati Kleopatra yang kini telah hilang, yakni sebuah lukisan enkaustik yang ditemukan pada tahun 1818 di reruntuhan kuil Serapis di Vila Hadrianus (di Tivoli, Lazio).[433] Dalam gambar ini, Kleopatra terlihat mengenakan busana yang diikat ujung-ujungnya seperti busana dewi Isis (sejalan dengan riwayat Ploutarkos yang menggambarkannya mengenakan jubah dewi Isis).[434]
Kanan: Sekeping oktodrakma emas dari kurun waktu 204–203 SM, bergambar sosok Ptolemaios V mengenakan mahkota seri raja-raja wangsa Ptolemaios, sama seperti mahkota yang dikenakan Kleopatra dalam gambar di sebelah kanan.[435]

Ada pula sebuah lukisan lain dari situs kota Pompeii yang diduga sebagai lukisan Kleopatra dan Kaisarion. Lukisan ini terdapat di bangunan bersejarah yang disebut Casa di Giuseppe II, dan diperkirakan berasal dari permulaan abad pertama tarikh Masehi. Baik Kleopatra maupun Kaisarion tampak mengenakan diadem kerajaan, sementara Kleopatra tampak tengah berbaring sambil menenggak racun untuk bunuh diri.[298][436][note 68] Awalnya lukisan ini diduga menggambarkan sosok Sofonisba, bangsawati Kartago yang bunuh diri dengan cara menenggak racun atas permintaan kekasihnya, Masinisa, Raja Numidia, menjelang akhir Perang Punika II (218–201 SM).[298] Alasan-alasan yang memperkuat dugaan bahwa lukisan ini menggambarkan Kleopatra adalah kenyataan bahwa keluarga Kleopatra menjalin hubungan yang erat dengan kerabat kerajaan Numidia, Masinisa berkawan baik dengan Ptolemaios VIII, dan anak perempuan Kleopatra sendiri menikah dengan pangeran Numidia yang bernama Yuba II.[298] Kisah Sofonisba sendiri sudah lekang dari ingatan orang ketika lukisan ini dibuat, sementara peristiwa bunuh diri Kleopatra jauh lebih terkenal.[298] Tidak ada ular beludak dalam lukisan ini, tetapi banyak orang Romawi beranggapan bahwa ia memang mati karena racun tetapi bukan dengan cara digigit ular beludak.[437] Pintu berdaun ganda pada latar belakang, yang ditempatkan jauh lebih tinggi dari sosok-sosok dalam lukisan, mengingatkan orang pada denah rancangan makam Kleopatra di Aleksandria.[298] Seorang pelayan laki-laki tampak memegang tiruan mulut buaya Mesir (mungkin pegangan sebuah baki berukir), sementara seorang laki-laki lain yang berdiri di sebelahnya tampak berpakaian selayaknya seorang Romawi.[298]

Pada tahun 1818, sebuah lukisan enkaustik (lukisan berbahan lelehan malam atau damar) yang kini sudah hilang, ditemukan di kuil Serapis, dalam lingkungan Vila Hadrianus, di dekat Tivoli, Lazio, Italia. Dalam lukisan ini, Kleopatra tampak sedang melakukan bunuh diri dengan cara membiarkan dadanya yang terbuka dipatuk seekor ular beludak.[433] Uji kimiawi terhadap lukisan ini pada tahun 1822 menunjukkan bahwa medium lukisan terdiri atas sepertiga malam dan dua pertiga damar.[433] Ketebalan lukisan pada bagian dada telanjang Kleopatra maupun bagian tubuh yang terbungkus pakaian dilaporkan sama dengan lukisan-lukisan potret mumi Fayum.[438] Sebuah gambar gravir baja yang diterbitkan oleh John Sartain pada tahun 1885 berusaha mereka ulang lukisan enkaustik ini sesuai dengan penggambarannya yang termaktub dalam laporan arkeologi, yakni menampilkan Kleopatra dalam balutan pakaian dan perhiasan buatan Mesir, khas penghujung Zaman Helenistik,[439] serta mahkota seri (mahkota menyerupai pancaran sinar matahari) raja-raja wangsa Ptolemaios, sebagaimana yang tampak dalam gambar-gambar diri mereka pada uang-uang logam keluaran masa pemerintahannya masing-masing.[435] Setelah Kleopatra bunuh diri, Oktavianus memerintahkan orang membuat lukisan ini, lalu mengaraknya sebagai ganti Kleopatra dalam pawai kemenangannya di Roma.[438][332][308] Lukisan potret pascamati Kleopatra ini mungkin ikut terbawa bersama sejumlah besar karya seni dan harta benda yang diboyong dari Roma oleh Kaisar Hadrianus untuk menghias vila pribadinya, yakni tempat lukisan ini ditemukan di dalam sebuah kuil Mesir.[433][note 69]

Sebuah lukisan panel Romawi dari situs kota Herculaneum, Italia, yang diperkirakan berasal dari abad pertama tarikh Masehi, juga diduga sebagai lukisan Kleopatra.[54][440] Dalam lukisan ini, Kleopatra tampak mengenakan diadem kerajaan, dan mengenakan anting-anting dengan bandul berbentuk bola. Rambutnya yang berwarna merah atau merah kecokelat-cokelatan disanggul pada tengkuk[note 70] dan dihiasi cocok-cocok sanggul bertatah mutiara,[441] sementara warna kulit wajah dan lehernya yang putih tampak semakin menonjol karena warna latar belakang lukisan yang hitam kelam.[54] Rambut dan bentuk wajahnya serupa dengan rambut dan bentuk wajah patung potret Berlin dan patung potret Vatikan maupun gambar pada kepingan-kepingan uang logam keluaran masa pemerintahannya.[54] Sebuah lukisan perempuan sedada dengan ikat kepala biru tampak sangat mirip dengan lukisan panel Herculaneum. Lukisan yang terdapat di Rumah Kebun Buah (di situs kota Pompeii) ini menampilkan corak-corak khas seni lukis Mesir, misalnya sfinks berlanggam Yunani, dan mungkin saja dihasilkan oleh seniman yang membuat lukisan panel dari Herculaneum.[54]

Jambangan Portland
Ukiran pada jambangan kaca yang diduga menggambarkan Markus Antonius sedang dirayu Kleopatra. Seekor ular muncul dari sela paha Kleopatra, dan Anton, tokoh yang dipercaya sebagai leluhur Markus Antonius, tampak sedang memperhatikan mereka, sementara Eros melayang-layang di atas kepala Kleopatra.[442]

Jambangan Portland adalah sebuah jambangan kaca berukir buatan Romawi yang diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Kaisar Agustus, dan kini tersimpan di British Museum. Sebagian ukiran pada jambangan ini ditafsirkan sebagai penggambaran sosok Kleopatra dan Markus Antonius.[442][443] Menurut tafsiran ini, separuh ukiran menampilkan sosok Kleopatra sedang memegang lengan Markus Antonius dan menariknya agar mendekat. Seekor ular beludak (aspis) terlihat muncul dari sela paha Kleopatra, dewa cinta Eros melayang-layang di atas kepalanya, dan Anton, tokoh yang diyakini sebagai cikal bakal marga Antonius (bahasa Latin: Gens Antonia), tampak cemas melihat keturunannya, Markus Antonius, sedang melangkah menuju kebinasaan.[442] Separuh ukiran lagi diduga menampilkan sosok Oktavia yang ditelantarkan oleh suaminya, Markus Antonius, tetapi diperhatikan oleh adiknya, Kaisar Agustus.[442] Jika tafsiran ini benar, maka Jambangan Portland tentunya dibuat tidak lebih awal dari tahun 35 SM, yakni tahun ketika Markus Antonius memulangkan istrinya, Oktavia, ke Italia, lalu hidup bersama dengan Kleopatra di Aleksandria.[442]

Seni rupa asli Mesir
Relief Kleopatra bersama putranya, Kaisarion, pada dinding kuil Hathor

Patung dada Kleopatra di Museum Kerajaan Ontario adalah sebuah patung dada Kleopatra berlanggam Mesir.[444] Patung yang diperkirakan berasal dari pertengahan abad ke-1 SM ini mungkin adalah karya seni pahat pertama yang menampilkan sosok Kleopatra sebagai seorang dewi sekaligus Firaun Mesir.[444] Mata patung juga tampak menonjol, mirip dengan mata arca-arca tiruan Romawi dari arca-arca buatan Kerajaan Wangsa Ptolemaios.[445] Dinding luar kuil Hathor, dalam gugus bangunan kuil Dendera yang terletak di dekat Dendera, Mesir, dihiasi relief-relief khas Mesir yang menggambarkan sosok Kleopatra bersama putranya yang masih belia, Kaisarion, dalam wujud orang dewasa sekaligus seorang firaun, tampak sedang menghaturkan sesaji kepada para dewa.[446][447] Setelah Kleopatra mangkat, Kaisar Agustus memerintahkan agar namanya dipahatkan pada relief ini.[446][448]

Sebuah arca basal hitam besar setinggi 41 inci (1,04 m) buatan Kerajaan Wangsa Ptolemaios, yang kini tersimpan di Museum Pertapaan, Sankt-Peterburg, diduga menggambarkan sosok Arsinoe II, permaisuri Ptolemaios II, tetapi hasil analisis mutakhir menunjukkan bahwa arca ini mungkin menggambarkan sosok Kleopatra, karena tutup kepalanya dihiasi tiga buah ouraios, lebih banyak dibanding dua buah ouraios yang pernah dikenakan Arsione II sebagai lambang kedaulatannya atas wilayah Mesir Hulu dan Mesir Hilir.[402][398][395] Arca basal ini juga tampak menggenggam kornukopia (dikeras) bercabang dua, sama seperti yang tampak pada kepingan-kepingan uang logam bergambar wajah Arsinoe II maupun Kleopatra.[402][395] Dalam karya tulisnya yang berjudul Kleopatra und die Caesaren (2006), Bernard Andreae menyimpulkan bahwa, sama seperti potret-potret Kleopatra lainnya yang sengaja dibagus-baguskan, arca basal ini tidak menampilkan bentuk wajah yang sesungguhnya, dan oleh karena itu tidak menyingkap banyak hal mengenai rupa asli Kleopatra.[449][note 71] Adrian Goldsworthy mengemukakan dalam tulisannya bahwa sekalipun karya-karya seni rupa ini menggambarkannya dalam dandanan khas Mesir, Kleopatra tentu hanya akan berdandan ala pribumi "dalam rangka menghadiri upacara-upacara tertentu" saja, dan sehari-hari justru berdandan selayaknya seorang kepala monarki Yunani, termasuk mengenakan ikat kepala khas Yunani, sebagaimana yang tampak pada patung-patung dada Yunani-Romawi yang menggambarkan dirinya.[450]

Dalam gambaran Abad Pertengahan dan Awal Zaman Modern

Perjamuan Kleopatra (1744), karya Giovanni Battista Tiepolo, kini tersimpan di National Gallery of Victoria, Melbourne[451]

Reputasi Kleopatra sebagai salah satu ikon budaya populer pada Zaman Modern[371] terbentuk berkat penggambaran dirinya dalam pertunjukan-pertunjukan teater semenjak Abad Renaisans, maupun dalam lukisan-lukisan dan film-film.[452] Penggambaran-penggambaran ini sering kali melebihi kenyataan mengenai Kleopatra yang termaktub dalam karya-karya tulis historiografi Abad Kuno, dan jauh lebih mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai Kleopatra ketimbang keterangan dari karya-karya tulis Abad Kuno itu sendiri.[453] Geoffrey Chaucer, penyair Inggris pada abad ke-14, dalam The Legend of Good Women (Riwayat Perempuan-Perempuan Budiman), menghadirkan sosok Kleopatra dalam konteks Dunia Kristen Abad Pertengahan.[454] Sosok Kleopatra yang memadu kasih asmara nan luhur dengan Markus Antonius, kesatria perkasa pujaan hatinya, sebagaimana yang digambarkan oleh Geoffrey Chaucer, telah ditafsirkan pada Zaman Modern sebagai olok-olok belaka atau sindiran penuh prasangka buruk terhadap kaum perempuan.[454] Meskipun demikian, Geoffrey Chaucer menonjolkan kedekatan khusus yang hanya pernah terjalin antara Kleopatra dan dua orang pria saja sebagai tanda bahwa Kleopatra bukanlah seorang perempuan penggoda, dan menyusun karya tulisnya itu dengan salah satu maksud untuk menafikan citra negatif Kleopatra dalam De Mulieribus Claris (Perihal Perempuan-Perempuan Terkemuka) dan De Casibus Virorum Illustrium (Perihal Nasib Lelaki-Lelaki Ternama), dua kumpulan riwayat tokoh-tokoh masyhur dalam bahasa Latin, karya Giovanni Boccaccio, penyair Italia pada abad ke-14.[455][388] Bernardino Cacciante, tokoh humanis Abad Renaisans, dengan karya tulisnya yang terbit pada tahun 1504, Libretto apologetico delle donne (Risalah Pembelaan Kaum Perempuan), adalah orang Italia pertama yang membela reputasi Kleopatra dan mencela kesan menghakimi serta prasangka buruk terhadap kaum perempuan yang terkandung dalam karya-karya tulis Giovanni Boccaccio.[456] Karya-karya tulis historiografi Islam, yang disusun dalam bahasa Arab, mengulas tentang masa pemerintahan Kleopatra, misalnya Padang Emas karya Al-Mas'udi dari abad ke-10, meskipun karya tulis ini secara keliru meriwayatkan bahwa Oktavianus mangkat tak lama sesudah Kleopatra bunuh diri.[457]

Sosok Kleopatra ditampilkan dalam miniatur naskah-naskah beriluminasi, misalnya miniatur karya Maestro Boucicaut pada tahun 1409 yang menggambarkan jenazah Kleopatra dan Markus Antonius terbujur dalam peti mati batu khas Gothik.[387] Di bidang seni rupa, penggambaran sosok Kleopatra dalam wujud arca perempuan yang hendak bunuh diri dalam keadaan tanpa busana mula-mula dilakukan oleh pematung-pematung abad ke-16, Bartolommeo Bandinelli dan Alessandro Vittoria.[458] Gambar-gambar cetak perdana yang menampilkan sosok Kleopatra meliputi gambar-gambar rancangan seniman-seniman Abad Renaisans, Raffaello Sanzio dan Michelangelo Buonarroti, demikian pula gambar-gambar cukil kayu abad ke-15 dalam terbitan karya-karya tulis Giovanni Boccaccio yang disertai ilustrasi.[459]

Di bidang seni pertunjukan, kemangkatan Ratu Elizabeth I di Inggris pada tahun 1603, dan penerbitan surat-surat yang konon ditulis oleh Kleopatra di Jerman pada tahun 1606, mengilhami Samuel Daniel untuk mengubah dan menerbitkan kembali pada tahun 1607, naskah sandiwara Cleopatra yang ia tulis pada tahun 1594 .[460] Penerbitan naskah karya Samuel Daniel ini disusul oleh penerbitan naskah sandiwara Antonius dan Cleopatra karya William Shakespeare, yang mula-mula dipentaskan pada tahun 1608. Sandiwara Antonius dan Cleopatra menciptakan kesan yang agak tidak senonoh mengenai pribadi Kleopatra, bertolak belakang dengan citra Ratu Elizabeth.[461] Sosok Kleopatra juga ditampilkan dalam opera-opera, misalnya opera Giulio Cesare in Egitto (Yulius Kaisar di Mesir) gubahan George Frideric Handel pada tahun 1724, yang mengisahkan hubungan asmara antara Yulius Kaisar dan Kleopatra.[462]

Gambaran Zaman Modern

Unjuk Kemegahan Kleopatra (1821), karya William Etty, kini tersimpan di Lady Lever Art Gallery, Port Sunlight, Inggris.

Pada Era Victoria di Inggris, Kleopatra sering kali dikait-kaitkan dengan berbagai aspek budaya Mesir Kuno, dan gambar dirinya dimanfaatkan dalam usaha pemasaran berbagai barang keperluan sehari-hari semisal lampu minyak, gambar-gambar litografi, kartu pos, dan rokok.[463] Novel-novel fiksi seperti Cleopatra (1889) karya H. Rider Haggard dan Une nuit de Cléopâtre (1838) karya Théophile Gautier menggambarkan Ratu Mesir ini sebagai seorang perempuan asal Dunia Timur yang menggairahkan dan terkesan mistis, sementara novel Cleopatra (1894) karya egiptolog Georg Ebers lebih berpatokan pada data sejarah.[463][464] Para penulis sandiwara, Victorien Sardou asal Prancis dan George Bernard Shaw asal Belgia, mengarang sandiwara-sandiwara mengenai Kleopatra, sementara pertunjukan-pertunjukan burlesque seperti Antony and Cleopatra karya F. C. Burnand menghadirkan gambaran satire dari sosok Kleopatra, karena pertunjukan-pertunjukan jenaka ini menghubung-hubungkan pribadi dan lingkungan tempat tinggalnya dengan suasana Zaman Modern.[465] Sandiwara Antonius dan Cleopatra karya William Shakespeare dianggap sebagai bentuk yang baku pada era Victoria.[466] Sedemikian populernya sandiwara ini sampai-sampai muncul anggapan bahwa lukisan tahun 1885 karya Lawrence Alma-Tadema menggambarkan pertemuan Antonius dan Kleopatra di atas tongkang pesiarnya di Tarsos, meskipun Lawrence Alma-Tadema menyingkap dalam sepucuk surat pribadi bahwa lukisan ini sesungguhnya menggambarkan perjumpaan mereka yang berikutnya di Aleksandria.[467] Dalam cerita pendek berjudul Malam-Malam di Mesir yang ia tulis pada tahun 1825 tetapi tak kunjung ia rampungkan itu, Alexander Pushkin mempopulerkan pernyataan sejarawan Romawi abad ke-4, Sekstus Aurelius Viktor, yang sebelumnya nyaris tak dihiraukan orang, bahwasanya Kleopatra melacurkan diri kepada para lelaki yang bersedia membayar dengan nyawa.[468][469] Kleopatra juga dikagumi orang di luar Dunia Barat dan Timur Tengah, karena Yan Fu (1854–1921), cendekiawan Tiongkok pada zaman wangsa Qing, menyusun sebuah biografi yang panjang mengenai dirinya.[470]

Robbing Cleopatra's Tomb (bahasa Prancis: Cléopâtre) arahan sutradara Georges Méliès, sebuah film bisu produksi Prancis bergenre horor keluaran tahun 1899, adalah film pertama yang menampilkan peran karakter Kleopatra.[471] Film-film Hollywood dari abad ke-20 dipengaruhi oleh media era Victoria, yang turut membentuk perwatakan Kleopatra yang diperankan oleh Theda Bara dalam film Cleopatra (1917), Claudette Colbert dalam film Cleopatra (1934), dan Elizabeth Taylor dalam film Cleopatra (1963).[472] Selain perannya sebagai seorang ratu "vampir", peran Theda Bara sebagai Kleopatra juga diisi dengan kesan-kesan yang lazim ditampilkan dalam lukisan orientalis abad ke-19, semisal perilaku despotis, dicampur dengan seksualitas perempuan yang terbuka dan mengandung bahaya.[473] Watak Kleopatra yang diperankan oleh Claudette Colbert dijadikan model glamor dalam penjualan barang-barang bertema Mesir di toko-toko serba ada pada era 1930-an, yang menyasar kaum perempuan penggemar film.[474] Pada tahap persiapan pembuatan film tentang Kleopatra yang dibintangi oleh Elizabeth Taylor, majalah-majalah wanita yang terbit pada awal era 1960-an mengiklankan cara-cara pemakaian kosmetik, busana, perhiasan, dan tatanan rambut agar mendapatkan penampilan khas "Mesir" yang serupa dengan penampilan Ratu Kleopatra dan Ratu Nefertiti.[475] Pada akhir abad ke-20, tak hanya terdapat empat puluh tiga film terpisah yang berkaitan dengan Kleopatra, tetapi juga sekitar dua ratus sandiwara dan novel, empat puluh lima opera, dan lima balet.[476]

Karya tulis

Meskipun mitos-mitos seputar Kleopatra tak kunjung lekang di media populer, banyak sekali segi penting dari perjalanan kariernya yang tidak umum diketahui orang, misalnya saja kepemimpinannya selaku laksamana armada tempur, tindakan-tindakan administratif yang pernah ia lakukan, dan karya-karya tulisnya di bidang ilmu pengobatan Yunani Kuno.[372] Hanya penggalan-penggalan dari keseluruhan isi naskah saja yang masih tersisa dari karya-karya tulis di bidang ilmu pengobatan dan perawatan kecantikan yang dinisbahkan kepada Kleopatra, semisal yang dilestarikan oleh Klaudios Galenos, yakni resep ramuan-ramuan untuk mengobati gangguan kesehatan rambut, kebotakan, dan ketombe, serta sedaftar takaran dan ukuran yang diperlukan untuk meramu obat-obatan.[477][20][478] Aetios dari Amida menisbahkan sebuah resep ramuan sabun wangi kepada Kleopatra, sementara Paulos dari Aigina melestarikan petunjuk-petunjuk pewarnaan dan pengeritingan rambut yang konon berasal dari Kleopatra.[477] Meskipun demikian, penisbahan beberapa karya tulis tertentu kepada Kleopatra diragukan ketepatannya oleh Ingrid D. Rowland, yang mengemukakan bahwa "Berenike yang disebut Kleopatra", pujangga yang dikutip karyanya oleh Metrodora, tabib perempuan Romawi abad ke-3 atau ke-4, agaknya telah keliru ditafsirkan oleh para cendekiawan Abad Pertengahan sebagai orang yang sama dengan Kleopatra.[479]

Silsilah

Kiri: Patung dada Ptolemaios I Soter, berlanggam Helenistik, kini tersimpan di Louvre, Paris Kanan: Patung dada Seleukos I Nikator, tiruan buatan Romawi dari karya asli buatan Yunani, temuan dari Vila Papirus di situs arkeologi kota Herculaneum, kini tersimpan di Museum Arkeologi Nasional Napoli Kiri: Patung dada Ptolemaios I Soter, berlanggam Helenistik, kini tersimpan di Louvre, Paris Kanan: Patung dada Seleukos I Nikator, tiruan buatan Romawi dari karya asli buatan Yunani, temuan dari Vila Papirus di situs arkeologi kota Herculaneum, kini tersimpan di Museum Arkeologi Nasional Napoli
Kiri: Patung dada Ptolemaios I Soter, berlanggam Helenistik, kini tersimpan di Louvre, Paris
Kanan: Patung dada Seleukos I Nikator, tiruan buatan Romawi dari karya asli buatan Yunani, temuan dari Vila Papirus di situs arkeologi kota Herculaneum, kini tersimpan di Museum Arkeologi Nasional Napoli

Kleopatra adalah putri wangsa Ptolemaios asal Yunani Makedonia,[9][480][481][note 72] Darah Eropa wangsa ini berasal dari kawasan utara Yunani.[482] Ditilik dari silsilah ayahnya, Ptolemaios XII Auletes, Kleopatra adalah keturunan dari dua orang pengawal utama Aleksander Agung, Raja Makedonia, yakni Senapati Ptolemaios I Soter, pendiri Kerajaan Wangsa Ptolemaios di tanah Mesir, dan Seleukos I Nikator, tokoh Yunani Makedonia yang mendirikan Kekaisaran Wangsa Seleukos di Asia Barat.[9][483][484][note 73] Meskipun garis nasab ayahnya dapat ditelusuri, jati diri ibu Kleopatra justru tidak diketahui.[485][486][487][note 74] Kleopatra mungkin saja adalah putri kandung Kleopatra VI Trifaina (dikenal pula sebagai Kleopatra V Trifaina),[note 3] yakni adik sepupu[488] atau adik kandung sekaligus permaisuri Ptolemaios XII.[14][486][489][note 75]

Kleopatra I Sira adalah satu-satunya kerabat wangsa Ptolemaios yang dapat dipastikan mewarisi darah selain Yunani dari beberapa orang leluhurnya, karena ia adalah keturunan dari Apama, perempuan asal Persia Sogdiana yang dipersunting Seleukos I Nikator menjadi permaisurinya.[490][491][note 76] Pada umumnya diyakini bahwa para anggota wangsa Ptolemaios tidak kawin-mawin dengan pribumi Mesir.[38][492][note 77] Michael Grant mengemukakan bahwa hanya ada satu orang perempuan Mesir yang diketahui menjadi gundik salah seorang Ptolemaios, dan tidak ada perempuan Mesir yang diketahui pernah diperistri oleh seorang Ptolemaios. Oleh karena itu Michael Grant berkesimpulan bahwa mungkin sekali tak setetes pun darah Mesir mengalir di dalam nadi Kleopatra, sehingga "sudah sepatutnya ia menyebut dirinya orang Yunani."[490][note 78] Stacy Schiff mengemukakan dalam tulisannya bahwa Kleopatra adalah anak jati Yunani Makedonia dengan sedikit campuran darah Persia, mengingat putra-putra wangsa Ptolemaios sangat jarang mengambil perempuan Mesir menjadi gundik.[493][note 79] Duane W. Roller menduga bahwa Kleopatra adalah putri kandung seorang perempuan berdarah campuran, separuh Yunani Makedonia dan separuh Mesir, yang berasal dari keluarga besar imam-imam dewa Ptah (hipotesis ini tidak diterima secara umum dalam kajian ilmiah mengenai Kleopatra),[note 80] tetapi mengemukakan pula bahwa sekalipun berdarah campuran, Kleopatra lebih membangga-banggakan darah Yunani yang diwarisinya selaku putri wangsa Ptolemaios.[494][note 81]

Pernyataan-pernyataan bahwa Kleopatra adalah seorang anak luar nikah tidak pernah muncul dalam propaganda Romawi yang bertujuan menjelek-jelekan dirinya.[495][496][note 82] Strabo adalah satu-satunya sejarawan Abad Kuno yang berpendapat bahwa anak-anak Ptolemaios XII yang lahir sesudah Berenike IV, termasuk Kleopatra, adalah anak-anak luar nikah.[495][496][497] Kleopatra V (atau Kleopatra VI) tersingkir dari lingkungan istana Ptolemaios XII pada penghujung tahun 69 SM, beberapa bulan sesudah Kleopatra lahir, sementara tiga anak Ptolemaios XII yang paling kecil lahir ketika permaisurinya tidak lagi berada di istana.[39] Tingginya angka perkawinan sekerabat di kalangan wangsa Ptolemaios tampak jelas dalam penjabaran silsilah Kleopatra di bawah ini.[note 83] Bagan silsilah di bawah ini juga menunjukkan bahwa Kleopatra V, permaisuri Ptolemaios XII, adalah putri pasangan Ptolemaios X Aleksandros I dan Berenike III, sehingga terhitung masih bersepupu dengan suaminya. Akan tetapi Kleopatra V juga mungkin saja adalah putri Ptolemaios IX Latiros, dan dengan demikian adalah adik kandung atau adik seayah dari suaminya.[488] Kesimpangsiuran keterangan dalam sumber-sumber primer dari Abad Kuno juga telah membuat para ahli menomori nama permaisuri Ptolemaios XII ini menjadi Kleopatra V maupun Kleopatra VI. Mungkin pula Kleopatra VI sesungguhnya adalah putri Ptolemaios XII, sehingga sejumlah ahli menyimpulkan bahwa Kleopatra V sudah wafat pada tahun 69 SM, bukannya kembali ke istana dan naik takhta bersama-sama Berenike IV pada tahun 58 SM (ketika Ptolemaios XII hidup dalam pembuangan di Roma).[498][53]

Ptolemaios V EpifanesKleopatra I Sira
Ptolemaios VI FilometorKleopatra II
Ptolemaios VIII FiskonKleopatra III
Kleopatra Selene dari SuriahPtolemaios IX LatirosKleopatra IV
Ptolemaios X Aleksandros IBerenike III
Kleopatra V TrifainaPtolemaios XII Auletes
Kleopatra VII

Lihat pula

  • Amanirena, Ratu Negeri Kusy di masa hidup Kleopatra yang berperang melawan bangsa Romawi di Mesir dan Nubia (sekarang Sudan)
  • Jarum-jarum Kleopatra, tiga buah obelisk Mesir Kuno di tiga tempat yang berbeda (London, Kota New York, Paris). Nama ketiga obelisk ini berasal dari nama Kleopatra meskipun tidak memiliki kaitan apa-apa dengannya

Keterangan

  1. ^ Validasi lebih lanjut mengenai "Kleopatra Berlin" dapat dibaca dalam Polo 2013, hlm. 184–186, Roller 2010, hlm. 54, 174–175, Jones 2006, hlm. 33, dan Hölbl 2001, hlm. 234.
  2. ^ a b c d Berdasarkan perhitungan tarikh menurut data historis, Theodore Cressy Skeat mengemukakan dalam Skeat 1953, hlm. 98–100 bahwa Kleopatra mangkat pada tanggal 12 Agustus 30 SM. Burstein 2004, hlm. 31 mengajukan tarikh yang sama dengan hasil perhitungan Theodore Skeat, sementara Dodson & Hilton 2004, hlm. 277 mendukung tarikh ini dengan berpendapat bahwa Kleopatra mangkat sekitar tarikh tersebut. Sumber-sumber yang menyatakan bahwa Kleopatra mangkat pada tanggal 10 Agustus 30 SM adalah Roller 2010, hlm. 147–148, Fletcher 2008, hlm. 3, dan Anderson 2003, hlm. 56.
  3. ^ a b c Grant 1972, hlm. 3–4, 17, Fletcher 2008, hlm. 69, 74, 76, Jones 2006, hlm. xiii, Preston 2009, hlm. 22, Schiff 2011, hlm. 28 dan Burstein 2004, hlm. 11 memberi sebutan Kleopatra V Trifaina bagi permaisuri Ptolemaios XII Auletes, sementara Dodson & Hilton 2004, hlm. 268–269, 273 dan Roller 2010, hlm. 18 memberinya sebutan Kleopatra VI Trifaina, sebagai akibat dari kesimpangsiuran keterangan dalam sumber-sumber primer mengenai dua tokoh perempuan ini, yang mungkin saja adalah satu orang yang sama. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Whitehorne 1994, hlm. 182, Kleopatra VI mungkin adalah salah seorang putri Ptolemaios XII yang disebut-sebut namanya pada tahun 58 SM sebagai penguasa Mesir bersama-sama dengan adiknya, Berenike IV (sewaktu Ptolemaios XII tinggal dalam pembuangan di Roma), sementara permaisuri Ptolemaios XII, Kleopatra V, mungkin wafat seawal-awalnya pada musim dingin tahun 69–68 SM, manakala namanya mulai hilang dari catatan-catatan sejarah. Roller 2010, hlm. 18–19 menduga bahwa permaisuri Ptolemaios XII, yang ia beri sebutan Kleopatra VI, hanya sekadar menghilang dari lingkungan istana selama satu dasawarsa setelah diusir dengan alasan yang tidak diketahui, dan akhirnya kembali untuk memerintah bersama-sama dengan putrinya, Berenike IV. Fletcher 2008, hlm. 76 menerangkan bahwa warga Aleksandria memakzulkan Ptolemaios XII dan menobatkan "putri paling besarnya, Berenike IV, dan sebagai penguasa pendamping, Kleopatra V Trifaina dipanggil pulang dari pembuangan setelah 10 tahun lamanya tersingkir dari lingkungan istana. Meskipun para sejarawan yang terkemudian menduga bahwa tentu ada putri-putri lain dari Ptolemaios XII Auletes sehingga menomorinya sebagai 'Kleopatra VI', tampaknya ia hanyalah Kleopatra V yang kembali ke lingkungan istana untuk untuk bertakhta menggantikan saudara sekaligus mantan suaminya, Ptolemaios XII Auletes."
  4. ^ Putra Kleopatra, Kaisarion, memang masih mewarisi gelarnya sebagai firaun, tetapi tidak lagi memiliki kewenangan memerintah.
  5. ^ a b c Penolakan para penguasa dari wangsa Ptolemaios untuk bertutur dalam bahasa asli Mesir, yakni bahasa Mesir Akhir, adalah penyebab digunakannya bahasa Yunani Kuno (bahasa Yunani Koine) bersama-sama dengan bahasa Mesir Akhir dalam dokumen-dokumen resmi kerajaan semisal Batu Rosetta ("Programa Radio 4 – Sejarah Dunia dalam 100 Benda, Para Pendiri Kekaisaran (300 SM – 1 M), Batu Rosetta". BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-23. Diakses tanggal 2010-06-07. ).
    Sebagaimana yang dijelaskan oleh Burstein 2004, hlm. 43–54, Aleksandria pada zaman wangsa Ptolemaios dianggap sebagai sebuah polis (negara kota) yang terpisah dari negeri Mesir, dengan kewarganegaraan yang dikhususkan bagi orang-orang Yunani dan Makedonia Kuno, tetapi juga menampung bermacam-macam suku bangsa lain, teristimewa orang Yahudi, juga orang Mesir, orang Suriah, dan orang Nubia.
    Validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 3.
    Macam-macam bahasa yang dikuasai Kleopatra dapat dibaca dalam Roller 2010, hlm. 46–48 dan Burstein 2004, hlm. 11–12.
    Validasi lebih lanjut mengenai penggunaan bahasa Yunani sebagai bahasa resmi wangsa Ptolemaios dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 3.
  6. ^ a b Grant 1972, hlm. 5–6 mengemukakan bahwa Zaman Helenistik, yang bermula pada masa pemerintahan Aleksander Agung (336–323 SM), berakhir dengan kemangkatan Kleopatra pada tahun 30 SM. Michael Grant menegaskan bahwa bangsa Romawi menganggap bangsa Yunani Helenistik telah mengalami kemerosotan dan kehilangan kebesaran yang diwarisinya dari Zaman Yunani Klasik. Anggapan ini masih tetap lestari, bahkan muncul dalam karya-karya tulis historiografi modern. Sehubungan dengan Mesir Helenistik, Grant berpendapat bahwa "Kleopatra VII, dengan mengambil hikmah dari segala tindakan para leluhurnya kala itu, agaknya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Namun ia dan orang-orang sezamannya pada abad pertama SM dihadapkan pada permasalahan tersendiri yang berbeda dari permasalahan yang pernah dihadapi oleh para leluhurnya. Andaikata 'Zaman Helenistik' (yang sering kali kita anggap berakhir sekitar masa hidupnya) masih tetap bertahan, akankah ada zaman kejayaan Yunani jenis apa saja yang tetap bertahan, manakala bangsa Romawi sudah menjadi kekuatan yang dominan? Inilah pertanyaan yang senantiasa membebani pikiran Kleopatra. Namun sudah barang tentu ia sama sekali tidak menganggap bahwa zaman kebesaran Yunani sudah berakhir, dan berniat untuk berusaha semampunya untuk memastikan kelestariannya."
  7. ^ Tyldesley 2017 menerjemahkan gelar Kleopatra VII Tea Filopator menjadi "Kleopatra, Dewi Penyayang Ayahanda".
  8. ^ Penjelasan menyeluruh mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung, dan sifatnya yang sangat khas Yunani Helenistik pada zaman wangsa Ptolemaios, bersama sebuah hasil survei mengenai bermacam-macam suku bangsa yang mendiaminya, dapat dibaca dalam Burstein 2004, hlm. 43–61.
    Validasi lebih lanjut mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 6.
  9. ^ Keterangan lebih lanjut dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 20, 256, catatan kaki 42.
  10. ^ Daftar bahasa yang dikuasai Kleopatra sebagaimana diriwayatkan oleh sejarawan Abad Kuno, Ploutarkos, dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 33–34, sumber ini juga menyebutkan bahwa para penguasa Mesir dari wangsa Ptolemaios lambat laun tidak lagi menggunakan bahasa Makedonia Kuno.
  11. ^ Grant 1972, hlm. 3 berpendapat bahwa Kleopatra lahir pada akhir tahun 70 SM atau awal tahun 69 SM.
  12. ^ Keterangan yang simpang siur dalam karya-karya tulis ilmiah mebuat sebagian orang beranggapan bahwa Kleopatra VI adalah putri Ptolemaios XII, sementara ada pula yang beranggapan bahwa Kleopatra VI adalah permaisuri Ptolemaios XII, atau tokoh yang sama dengan Kleopatra V, Jones 2006, hlm. 28 berpendapat bahwa Ptolemaios XII menurunkan enam orang anak, sementara menurut Roller 2010, hlm. 16, hanya lima orang anak.
  13. ^ Keterangan dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 12–13. Pada tahun 1972, Michael Grant memperhitungkan bahwa 6.000 talenta, yakni jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh Ptolemaios XII demi mendapatkan gelar "kawan dan mitra rakyat Romawi" dari dua orang triwira, Pompeyus dan Yulius Kaisar, kira-kira setara nilainya dengan £7 juta atau 17 juta dolar Amerika Serikat, kurang lebih sama dengan jumlah keseluruhan penerimaan pajak Kerajaan Wangsa Ptolemaios selama setahun.
  14. ^ Fletcher 2008, hlm. 87 menjelaskan lebih lanjut mengenai lukisan dari Herculaneum ini sebagai berikut: "Rambut Kleopatra ditata oleh penata rambutnya yang piawai, Eiras. Meskipun seperangkat rambut palsu yang tampak kaku dan terdiri atas tiga bagian gaya rambut lurus yang panjang wajib ia kenakan bilamana tampil di hadapan rakyat Mesir, tatanan rambutnya sehari-hari adalah 'tatanan rambut semangka' yang lebih praktis dan tidak aneh-aneh, yaitu rambut asli diuraikan ke arah tengkuk sedemikian rupa sehingga menyerupai corak jalur-jalur pada kulit buah semangka kemudian digelung pada tengkuk. Tatanan rambut yang menjadi ciri khas Arsinoe II dan Berenike II ini sudah tidak lazim lagi dipakai selama hampir dua abad sampai akhirnya dihidupkan kembali oleh Kleopatra; tetapi selaku orang yang berpaham tradisional sekaligus seorang inovator, ia memakai tatanan rambut ini tanpa berkerudung kain halus sebagaimana para pendahulunya. Dan jika kedua pendahulunya itu berambut pirang seperti Aleksander Agung, maka Kleopatra mungkin malah berambut sebagaimana yang tampak pada lukisan potret seorang perempuan mengenakan diadem kerajaan dikelilingi corak-corak hias khas Mesir yang telah teridentifikasi sebagai sebagai potret Kleopatra."
  15. ^ Informasi mengenai latar belakang politik dari tindakan aneksasi Romawi atas Siprus, yakni tindakan yang didasarkan atas keputusan Senat Romawi atas usulan Publius Klodius Pulker, dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 13–14.
  16. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 15–16.
  17. ^ Fletcher 2008, hlm. 76–77 nyaris tidak meragukan keterangan ini: "Auletes, yang dimakzulkan pada akhir musim panas tahun 58 SM dan mengkhawatirkan keselamatan nyawanya itu, melarikan diri meninggalkan istana dan kerajaannya, meskipun tidak seorang diri saja. Karena salah satu sumber Yunani mengungkapkan bahwa ia ditemani oleh 'salah seorang dari antara putri-putrinya', dan karena putri tertuanya, Berenike IV, sedang memerintah selaku kepala monarki, dan putri terkecilnya, Arisone, masih bayi, maka pada umumnya diduga bahwa yang menemaninya adalah putri tengah sekaligus anak kesayangannya, Kleopatra, yang baru berumur sebelas tahun."
  18. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 16.
  19. ^ Informasi lebih lanjut mengenai Gayus Rabirius Postumus, si cukong Romawi, dan mengenai Pasukan Gabiniani yang ditempatkan Aulus Gabinianus di Mesir, dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 18–19.
  20. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 18.
  21. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca di Grant 1972, hlm. 19–20, 27–29.
  22. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 28–30.
  23. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 88–92 dan Jones 2006, hlm. 31, 34–35.
    Fletcher 2008, hlm. 85–86 berpendapat bahwa peristiwa gerhana matahari sebagian, yang terjadi pada tanggal 7 Maret 51 SM, bertepatan dengan kemangkatan Ptolemaios XII sekaligus penobatan Kleopatra. Kemangkatan Ptolemaios XII sengaja dirahasiakan oleh Kleopatra, dan baru diberitahukan kepada Senat Republik Romawi berbulan-bulan kemudian dalam sebuah pesan yang mereka terima pada tanggal 30 Juni 51 SM.
    Meskipun demikian, Grant 1972, hlm. 30 mengklaim bahwa Senat sudah diberitahu perihal kemangkatan Ptolemaios XII pada tanggal 1 Agustus 51 SM. Michael Grant menduga Ptolemaios XII mungkin saja masih hidup selambat-lambatnya sampai dengan bulan Mei, sementara sebuah sumber Mesir mengungkapkan bahwa ia masih memerintah bersama Kleopatra pada tanggal 15 Juli 51 SM, meskipun mungkin sekali pada tanggal tersebut Kleopatra sesungguhnya "menutup-nutupi perihal kemangkatan ayahnya" agar ia dapat mengukuhkan kekuasaannya atas Mesir.
  24. ^ Pfrommer & Towne-Markus 2001, hlm. 34 mengulas tentang perkawinan sedarah antara Ptolemaios II dan Arsinoe II sebagai berikut: "Ptolemaios Keraunos, yang berhasrat menjadi Raja Makedonia ... menewaskan anak-anak Arsinoë yang masih kecil di depan mata ibu mereka. Sang Permaisuri yang telah kehilangan kerajaan itu melarikan diri ke tanah Mesir, disongsong oleh saudara kandungnya, Ptolemaios II. Namun karena tidak puas hanya tinggal sebagai tamu di istana wangsa Ptolemaios, ia membuat permaisuri Ptolemaios II dihukum buang ke Mesir Hulu dan menikahi adik kandungnya itu sekitar tahun 275 SM. Meskipun dianggap sebagai perbuatan keji oleh bangsa Yunani, kawin sumbang semacam ini dibenarkan oleh adat-istiadat bangsa Mesir. Akibatnya, masyarakat terpecah menjadi dua kubu mengikuti pandangan mereka terhadap perkawinan ini. Kubu yang mendukung menyanjung-nyanjung pasangan ini sebagai pengejawantahan perkawinan kahyangan antara dewa Zeus dan dewi Hera, sementara kubu yang menentang tak henti-hentinya menghujani mereka dengan berbagai celaan kasar. Salah seorang pencela yang paling sarkastis, yakni seorang penyair yang pandai merangkai kata-kata yang tajam menusuk, terpaksa melarikan diri dari Aleksandria demi menyelamatkan nyawanya. Penyair malang itu akhirnya dibekuk oleh bala tentara laut Kerajaan Wangsa Ptolemaios di perairan lepas pantai Pulau Kreta, dikurung dalam sebuah sangkar besi, lantas ditenggelamkan. Tindakan ini serta tindakan-tindakan serupa agaknya mampu meredakan hujan celaan."
  25. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 92–93.
  26. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 96–97 dan Jones 2006, hlm. 39.
  27. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 39–41.
  28. ^ a b Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 98 dan Jones 2006, hlm. 39–43, 53–55.
  29. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 98–100 dan Jones 2006, hlm. 53–55.
  30. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Burstein 2004, hlm. 18 dan Fletcher 2008, hlm. 101–103.
  31. ^ a b Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 113.
  32. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 118.
  33. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Burstein 2004, hlm. 76.
  34. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Burstein 2004, hlm. xxi, 19 dan Fletcher 2008, hlm. 118–120.
  35. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 119–120.
    Terkait peristiwa pengepungan Aleksandria, Burstein 2004, hlm. 19 berpendapat bahwa bala bantuan Yulius Kaisar tiba pada bulan Januari, tetapi Roller 2010, hlm. 63 berpendapat bahwa bala bantuan ini datang pada bulan Maret.
  36. ^ Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Anderson 2003, hlm. 39 dan Fletcher 2008, hlm. 120.
  37. ^ Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 121 dan Jones 2006, hlm. xiv.
    Roller 2010, hlm. 64–65 berpendapat bahwa ketika itu (tahun 47 SM) Ptolemaios XIV berumur 12 tahun, sementara Burstein 2004, hlm. 19 berpendapat bahwa Ptolemaios XIV baru berumur 10 tahun.
  38. ^ Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Anderson 2003, hlm. 39 dan Fletcher 2008, hlm. 154, 161–162.
  39. ^ Roller 2010, hlm. 70 menulis tentang hubungan anak-beranak antara Yulius Kaisar dan Kaisarion sebagai berikut: "Perihal hubungan anak-beranak antara Yulius Kaisar dan Kaisarion ini menjadi berbelit-belit dalam perang propaganda antara Markus Antonius dan Oktavianus pada penghujung era 30-an SM–kubu yang satu merasa perlu membuktikan bahwa Yulius Kaisar adalah ayah kandung Kaisarion, sementara kubu yang lain merasa perlu untuk menyangkalinya–sehingga tanggapan Yulius Kaisar sendiri mengenai hal ini menjadi mustahil untuk dipastikan sekarang ini. Informasi yang sintas nyaris bertentangan: konon Yulis Kaisar menyangkal dalam surat wasiatnya tetapi diam-diam mengakui Kaisarion sebagai putranya, dan mengizinkan pemakaian nama Kaisarion. Sahabat Yulius Kaisar, Gayus Opius, bahkan menulis sebuah risalah yang membuktikan bahwa Kaisarion bukanlah putra Yulius Kaisar, dan Gayus Helvius Sina–penyair yang dibunuh oleh para perusuh yang dibangkitkan amarahnya oleh pidato Markus Antonius dalam upacara pemakaman Yulius Kaisar–pada tahun 44 SM menyiapkan rancangan undang-undang yang mengizinkan Yulius Kaisar mengambil istri sebanyak yang dikehendakinya demi menghasilkan keturunan. Meskipun sebagian besar pembahasan mengenai hal ini baru muncul sepeninggal Yulius Kaisar, tampaknya ia sendiri berkeinginan sedapat mungkin menutup-nutupi kelahiran Kaisarion tetapi tidak dapat berbuat apa-apa ketika Kleopatra berulang kali menggembar-gemborkannya."
  40. ^ Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. xiv, 78.
  41. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 214–215.
  42. ^ Sebagaimana yang dijelaskan oleh Burstein 2004, hlm. 23, Kleopatra menampilkan dirinya sebagai Isis, dewi bangsa Mesir, dalam wujud Afroditi dewi bangsa Yunani, yang sedang menjumpai Osiris, pasangan dewatanya, dalam wujud Dionisos, dewa bangsa Yunani, yakni dewa yang dikait-kaitkan dengan Markus Antonius oleh pendeta-pendeta kuil Artemis di Efesus sebelum pertemuannya dengan Kleopatra. Sejumlah kepingan uang logam yang sintas dari masa pemerintahan Kleopatra juga memuat gambaran dirinya sebagai Venus-Afroditi, sebagaimana yang dijelaskan oleh Fletcher 2008, hlm. 205.
  43. ^ Informasi lebih lanjut perihal Publius Ventidius Basus dan kemenangannya atas bala tentara Partia dalam Pertempuran Gunung Gindaros dapat dibaca dalam Kennedy 1996, hlm. 80–81.
  44. ^ a b c Ferroukhi 2001a, hlm. 219 memuat pembahasan terperinci mengenai patung dada ini berikut ambiguitasnya, dengan mengungkapkan bahwa patung ini mungkin menampilkan sosok Kleopatra, tetapi lebih mungkin menampilkan sosok putrinya, Kleopatra Selene II. Kleiner 2005, hlm. 155–156 berpendapat bahwa patung ini adalah patung Kleopatra, bukan putrinya, sementara Varner 2004, hlm. 20 hanya menyebutkan bahwa rupa patung ini mungkin saja mirip dengan Kleopatra. Roller 2003, hlm. 139 mencermati bahwa patung ini dapat saja merupakan patung potret Kleopatra maupun Kleopatra Selene II, dan berpendapat bahwa ambiguitas yang sama juga berlaku untuk patung kepala lainnya dari Cherchel yang tampak mengenakan kerudung. Sehubungan dengan patung kepala yang berkerudung ini, Ferroukhi 2001b, hlm. 242 menilai bahwa mungkin saja patung ini adalah patung potret Kleopatra, bukan Kleopatra Selene II, yang berasal dari permulaan abad pertama tarikh Masehi, dan juga berpendapat bahwa bentuk wajahnya yang kelaki-lakian, anting-antingnya, dan toga (kerudung merupakan bagian dari toga) yang dikenakannya menunjukkan bahwa patung ini dibuat dengan maksud menampilkan sosok seorang bangsawati Numidia. Fletcher 2008, gambar-gambar antara hlm. 246 sampai hlm. 247 tidak sependapat sehubungan dengan patung kepala berkerudung, dan berpendapat bahwa patung ini dibuat atas perintah Kleopatra Selene II di kota Yol (Caesarea Mauretaniae) sebagai potret ibunya, Kleopatra.
  45. ^ Menurut Roller 2010, hlm. 91–92, raja-raja gundal yang diangkat oleh Markus Antonius adalah Herodes (Raja Yudea), Amintas (Raja Galatia), Polemon (Raja Pontos), dan Arkelaos (Raja Kapadokia).
  46. ^ Bringmann 2007, hlm. 301 mengemukakan bahwa Oktavia Minor mengerahkan 1.200 orang prajurit untuk membantu Markus Antonius, bukan 2.000 orang prajurit sebagaimanya yang disebutkan dalam Roller 2010, hlm. 97–98 dan Burstein 2004, hlm. 27–28
  47. ^ Roller 2010, hlm. 100 mengemukakan bahwa tidaklah jelas diketahui apakah Markus Antonius dan Kleopatra benar-benar pernah menikah. Burstein 2004, hlm. 29 mengemukakan bahwa pernikahan ini memeteraikan persekutuan Markus Antonius dan Kleopatra disaksikan oleh khalayak ramai, dan sebagai bentuk penentangannya terhadap Oktavianus, Markus Antonius menceraikan Oktavia pada tahun 32 SM. Uang logam yang dikeluarkan oleh Markus Antonius dan Kleopatra menampilkan gambar keduanya sebagaimana lazimnya pasangan kerajaan Helenistik, seperti yang dijelaskan oleh Roller 2010, hlm. 100.
  48. ^ Jones 2006, hlm. xiv mengemukakan bahwa "Oktavianus melancarkan perang propaganda terhadap Markus Antonius dan Kleopatra, dengan menonjol-nonjolkan status Kleopatra sebagai perempuan dan orang asing yang ingin ikut memanfaatkan kekuasaan Romawi."
  49. ^ Sebagaimana yang dijelaskan oleh Jones 2006, hlm. 147, "secara politik, posisi Oktavianus sangatlah genting jika ingin berseteru secara terang-terangan dengan Markus Antonius. Ia berhati-hati untuk tidak menimbulkan kesan ingin mengorbankan perang saudara, karena masyarakat Romawi sudah cukup sengsara akibat perang saudara selama bertahun-tahun, sehingga bisa-bisa Oktavianus kehilangan dukungan jika nekat memaklumkan perang terhadap seorang rekan senegara."
  50. ^ Dalam terjemahan catatan Ploutarkos maupun Kasius Dio, Jones 2006, hlm. 194–195 menulis bahwa alat khusus yang dipakai untuk mencocok kulit Cleopatra adalah sebatang cocok sanggul.
  51. ^ Menurut Roller 2010, hlm. 149 dan Skeat 1953, hlm. 99–100, masa pemerintahan singkat Kaisarion sebagai penguasa nominal itu berlangsung selama 18 hari pada bulan Agustus 30 SM. Namun Duane W. Roller, mengulangi pendapat Theodore Cressy Skeat, menegaskan bahwa masa pemerintahan Kaisarion "pada dasarnya hanyalah kisah khayal belaka yang dikarang oleh para penulis tawarikh Mesir untuk mengisi senjang waktu antara kematian Kleopatra dan bermulanya pemerintahan resmi bangsa Romawi atas Mesir (dengan Oktavianus sebagai firaunnya yang baru)," dengan mengutip risalah-risalah semisal Stromata yang ditulis oleh Klemens dari Aleksandria (Roller 2010, hlm. 149, 214, footnote 103).
    Sebagaimana yang diterjemahkan oleh Jones 2006, hlm. 187, Ploutarkos hanya meriwayatkan secara samar-samar bahwa "di kemudian hari, Oktavianus memerintahkan orang untuk membunuh Kaisarion, sesudah Kleopatra mangkat."
  52. ^ Sebagaimana yang diterjemahkan oleh Jones 2006, hlm. 187, Ploutarkos meriwayatkan bahwa Areios Didimos berkata "terlalu banyak kaisar itu tidak baik". Agaknya ucapan inilah yang mendorong Oktavianus untuk memerintahkan agar Kaisarion dieksekusi mati.
  53. ^ Berbeda dari provinsi Romawi yang lain, Oktavianus menjadikan Mesir sebagai wilayah yang dikuasainya secara pribadi. Senat Romawi dilarang mencampuri urusan pemerintahan Mesir, dan Oktavianus sendiri yang memilih orang-orang dari kalangan Eques (kaum kesatria) yang dianggapnya tepat untuk menduduki jabatan wali negeri (bahasa Latin: praefectus, kepala pemerintahan). Orang pertama yang diangkat Oktavianus menjadi Wali Negeri Mesir adalah Kornelius Galus. Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Southern 2014, hlm. 185 dan Roller 2010, hlm. 151.
  54. ^ Walker 2001, hlm. 312 mengulas tentang relief timbul pada pinggan perak bersepuh emas ini dalam tulisannya sebagai berikut: "Sebentuk bulan sabit bersepuh emas tampak menonjol di atas tumpukan isi kornukopia, bertengger di puncak sebutir buah pinus. Di sekelilingnya menyembul buah-buah delima yang sudah terkupas dan tandan-tandan buah anggur. Pada tanduk kemakmuran ini terukir gambar Helios (Sang Surya), dalam wujud seorang pemuda bermantel pendek, dengan tatanan rambut khas Aleksander Agung, dan berkas-berkas cahaya memancar mengelilingi kepalanya... Lambang-lambang pada kornukopia ini sesungguhnya dapat ditafsirkan merujuk mengacu pada wangsa raja-raja Ptolemaios, khususnya pada Kleopatra Selene, yang dilambangkan dengan bulan sabit, dan pada saudara kembarnya, Aleksandros Helio, yang tidak diketahui lagi kabar beritanya sesudah Mesir ditaklukkan. Relief ular beludak agaknya masih berkaitan dengan relief harimau kumbang dan lambang-lambang kesuburan yang tampak di sana-sini, alih-alih melambangkan peristiwa bunuh diri Kleopatra VII. Lembaran kulit kepala gajah dapat mengacu pada status Kleopatra Selene selaku penguasa Mauretania bersama Yuba II. Kemiripan rupanya dengan arca kepala bertudung dari Cherchell menguatkan dugaan bahwa sosok perempuan dalam relief timbul ini adalah Kleopatra Selene, dan banyak di antara lambang-lambang yang tampak pada pinggan ini juga tampak pada kepingan-kepingan uang logam yang dikeluarkan oleh Yuba II."
  55. ^ Jones 2006, hlm. 60 memaparkan perkiraannya bahwa pengarang De Bello Alexandrino, karya tulis berbahasa Latin dalam bentuk prosa yang disusun pada kurun waktu antara tahun 46 sampai tahun 43 SM, adalah Aulus Hirtius, perwira militer bawahan Yulius Kaisar.
  56. ^ Burstein 2004, hlm. 30 menulis bahwasanya Verjilius, dalam wiracarita Aeneis gubahannya, menggambarkan perlawanan terhadap Kleopatra dalam Pertempuran Aktion "sebagai suatu benturan peradaban di mana Oktavianus dan dewa-dewi Romawi berusaha melindungi Italia dari usaha penaklukan yang dilakukan oleh Kleopatra dan dewa-dewi barbar berkepala binatang dari Mesir."
  57. ^ Informasi lebih lanjut dan kutipan-kutipan dari keterangan Stabo mengenai Kleopatra dalam karya tulisnya, Geografika, dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 28–30.
  58. ^ Sebagaimana yang dijelaskan oleh Chauveau 2000, hlm. 2–3, materi-materi sumber dari Mesir yang diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Kleopatra mencakup sekitar 50 lembar dokumen papirus yang ditulis dalam bahasa Yunani Kuno. Sebagian besar berasal dari kota Herakleopolis, dan hanya beberapa lembar saja yang berasal dari Al-Fayyum, ditulis dengan menggunakan aksara rakyat Mesir. Secara keseluruhan, dokumen-dokumen papirus ini adalah kumpulan peninggalan tertulis asli Mesir yang jauh lebih kecil dibanding kumpulan-kumpulan sejenis yang berasal dari masa pemerintahan raja-raja wangsa Ptolemaios lainnya.
  59. ^ Gambaran mengenai sosok Kleopatra dari Plutarkos, yang mengemukakan bahwa kecantikan Kleopatra tidaklah "sungguh-sungguh tiada bandingannya" tetapi ia memiliki kepribadian yang mampu membuat orang lain "terpesona" dan "tergugah", dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 32–33.
  60. ^ Fletcher 2008, hlm. 205 mengemukakan dalam tulisannya sebagai berikut: "Kleopatra adalah satu-satunya putri wangsa Ptolemaios yang menerbitkan uang logam dengan menampilkan gambar diri sendiri, beberapa di antaranya menampilkan gambar dirinya sebagai Venus-Afroditi. Yulius Kaisar pun kemudian meniru tindakannya itu dan, dengan langkah yang sama nekatnya, menjadi orang Romawi pertama yang menampilkan gambar diri pada uang logam selagi masih hidup, tetapi menampilkan gambar profilnya disertai tulisan 'Parens Patriae', 'Bapak Tanah Air'."
  61. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Raia & Sebesta 2017.
  62. ^ Kalangan akademik berbeda pendapat mengenai apakah patung-patung potret ini sepatutnya disebut "patung kepala" ataukah "patung dada". Sebagai contoh, Raia & Sebesta 2017 secara ekslusif menggunakan istilah "patung kepala", sementara Grout 2017b lebih suka menggunakan istilah "patung dada".
  63. ^ Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Curtius 1933, hlm. 182–192, Walker 2008, hlm. 348, Raia & Sebesta 2017, dan Grout 2017b.
  64. ^ Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Grout 2017b dan Roller 2010, hlm. 174–175.
  65. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Curtius 1933, hlm. 182–192, Walker 2008, hlm. 348, dan Raia & Sebesta 2017.
  66. ^ Dugaan bahwa pipi kiri Kleopatra Vatikan pernah tersambung dengan tangan Kupido sebelum akhirnya dipisahkan pertama kali dikemukakan oleh Ludwig Curtius pada tahun 1933. Diana E. E. Kleiner mendukung dugaan ini. Baca Kleiner 2005, hlm. 153, Walker 2008, hlm. 40, dan Curtius 1933, hlm. 182–192. Jika Kleiner 2005, hlm. 153 menduga bahwa tonjolan bahwa tonjolan pada puncak patung kepala pualam ini adalah bekas pahatan uraeus yang sudah patah, maka Curtius 1933, hlm. 187 menduganya sebagai bekas pahatan sebutir batu permata.
  67. ^ Curtius 1933, hlm. 187 mengemukakan dalam tulisannya bahwa tonjolan rusak pada garis rambut dan diadem pada patung Kleopatra Vatikan agaknya pernah dihiasi pahatan menyerupai sebutir batu permata. Walker 2008, hlm. 40 langsung membandingkannya dengan lukisan permata merah pada diadem dewi Venus, yang mungkin sekali adalah lukisan Kleopatra, dalam fresko kota Pompeii.
  68. ^ Informasi lebih lanjut mengenai lukisan di Casa di Giuseppe II di situs kota Pompeii, dan kemungkinan Kleopatra dikenali sebagai salah satu sosok dalam lukisan ini, dapat dibaca dalam Pucci 2011, hlm. 206–207, footnote 27.
  69. ^ Dalam Pratt & Fizel 1949, hlm. 14–15, Frances Pratt dan Becca Fizel menolak gagasan yang dikemukakan oleh beberapa cendekiawan pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 bahwasanya lukisan ini mungkin dibuat oleh seorang seniman Italia pada Abad Renaisans. Pratt dan Fizel menggarisbawahi langgam klasik lukisan ini sebagaimana yang terabadikan dalam uraian-uraian tertulis dan gambar gravir baja. Keduanya berpendapat bahwa ini agaknya mustahil seorang pelukis Abad Renaisans akan menciptakan sebuah karya seni enkaustik, setelah bersusah payah meneliti seluk-beluk pakaian dan perhiasan Mesir pada Zaman Helenistik sebagaimana yang tampak dalam lukisan ini, kemudian dengan sengaja menguburnya di bawah reruntuhan kuil Mesir di Vila Hadrianus.
  70. ^ Menurut Walker & Higgs 2001, hlm. 314–315, rambut Kleopatra berwarna cokelat kemerah-merahan, sementara Fletcher 2008, hlm. 87 menggambarkan rambut Kleopatra berwarna merah menyala, Fletcher 2008, gambar-gambar dan judul gambar antara hlm. 246 sampai hlm. 247 pun menggambarkannya sebagai seorang perempuan berambut merah.
  71. ^ Preston 2009, hlm. 305 juga sampai pada kesimpulan yang sama mengenai tampilan asli Mesir dari karya-karya seni yang menggambarkan sosok Kleopatra: "Selain pahatan-pahatan kuil tertentu, yang bagaimanapun juga dibuat dalam gaya khas firaun yang dibagus-baguskan dan tak banyak menyingkap rupa asli Kleopatra, satu-satunya gambar wajah Kleopatra yang pasti adalah yang terdapat pada kepingan-kepingan uang logam. Patung kepala dari pualam yang tersimpan di Vatikan adalah salah satu dari tiga patung yang pada umumnya, meskipun tidak secara universal, diterima para ahli sebagai gambaran rupa Kleopatra."
  72. ^ Informasi lebih lanjut tentang garis nasab Yunani Makedonia dari Kleopatra dapat dibaca dalam Pucci 2011, hlm. 201, Grant 1972, hlm. 3–5, dan Royster 2003, hlm. 47–49.
  73. ^ Informasi dan validasi lebih lanjut perihal pendirian Mesir Helenistik oleh Aleksander Agung, dan perihal garis nasab Kleopatra yang berasal dari Ptolemaios I Soter, dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 7–8 dan Jones 2006, hlm. 3.
  74. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 3–4 dan Burstein 2004, hlm. 11.
  75. ^ Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 69, 74, 76.
  76. ^ Perihal garis nasab Sogdiana dari Apama, permaisuri Seleukos I Nikator, dapat dibaca dalam Holt 1989, hlm. 64–65, catatan kaki 63.
  77. ^ Sebagaimana yang dijelaskan oleh Burstein 2004, hlm. 47–50, suku-suku bangsa utama di Mesir pada zaman wangsa Ptolemaios adalah Mesir, Yunani, dan Yahudi, masing-masing dipisahkan dari yang lain berdasarkan hukum, bermukim di kawasan permukiman tersendiri, dan dilarang melakukan pernikahan beda suku bangsa, di kota-kota multibudaya, yakni Aleksandria, Naukratis, dan Ptolemaida Ermia. Meskipun demikian, sebagaimana dijelaskan oleh Fletcher 2008, hlm. 82, 88–93, jabatan imamat pribumi Mesir berkaitan erat raja-raja pelindungnya dari wangsa Ptolemaios, sampai-sampai Kleopatra diduga memiliki seorang saudara sepupu tiri berkebangsaan Mesir, yakni Pasyerienptah III, Imam Besar Ptah di Memfis, Mesir.
  78. ^ Grant 1972, hlm. 5 berpendapat bahwa nenek Kleopatra, yakni ibu dari Ptolemaios XII, mungkin seorang perempuan keturunan Suriah (tetapi mengakui pula bahwa "sangat mungkin perempuan ini masih terhitung peranakan Yunani"), tetapi sudah pasti bukan seorang perempuan pribumi Mesir, karena sepanjang sejarah wangsa Ptolemaios hanya ada satu orang perempuan Mesir yang diketahui pernah menjadi gundik dari salah seorang penguasa dari wangsa Ptolemaios.
  79. ^ Schiff 2011, hlm. 42 lebih jauh lagi berpendapat bahwa, ditilik dari garis nasabnya, Kleopatra tidak berkulit gelap, meskipun mencermati pula bahwa Kleopatra tidak tergolong berkulit cerah di kalangan wangsa Ptolemaios, malah kulitnya sewarna dengan madu. Sebagai buktinya ia mengemukakan bahwa sanak saudara Kleopatra digambarkan memiliki kulit yang sewarna dengan madu sehingga "mungkin pula Kleopatra memiliki kulit dengan warna serupa." Goldsworthy 2010, hlm. 127, 128 setuju dengan pendapat ini, dan berkesimpulan bahwa sebagai seorang perempuan keturunan Makedonia dengan sedikit campuran darah Suriah, mungkin sekali Kleopatra tidak berkulit gelap (karena propaganda Romawi tidak pernah menyebut demikian), dan menulis bahwa "warna kulit yang lebih terang jauh lebih mungkin, menilik garis nasabnya," tetapi juga mencermati bahwa Kleopatra bisa saja memiliki "warna kulit yang agak gelap, khas kawasan Laut Tengah" karena berdarah campuran. Grant 1972, hlm. 5 setuju dengan dugaan Goldsworthy perihal warna kulit Kleopatra, bahwasanya meskipun hampir dapat dipastikan bukan warna kulit khas Mesir, Kleopatra memiliki warna kulit yang agak gelap karena berdarah campuran Yunani dan Persia, serta mungkin juga Suriah. Preston 2009, hlm. 77 setuju dengan pendapat Grant bahwa, ditilik dari garis nasabnya, Kleopatra "nyaris pasti berambut gelap dan berwarna kulit zaitun."
  80. ^ Informasi lebih lanjut perihal jati diri ibu Kleopatra dapat dibaca dalam Burstein 2004, hlm. 11, Fletcher 2008, hlm. 73, Goldsworthy 2010, hlm. 127, 128, Grant 1972, hlm. 4, dan Roller 2010, hlm. 165-166. Joann Fletcher berpendapat bahwa hipotesis ini meragukan dan kurang bukti. Menurut Stanley M. Burstein, bukti tidak langsung yang kuat menyiratkan bahwa ibu Kleopatra boleh jadi adalah salah seorang anggota keluarga imam dewa Ptah, tetapi para sejarawan pada umumnya berasumsi bahwa ibu Kleopatra adalah Kleopatra V Trifaina, permaisuri Ptolemaios XII. Adrian Goldsworthy menyepelekan gagasan yang mengatakan bahwa ibu Kleopatra adalah anggota keluarga imam Mesir sebagai gagasan yang "murni hasil terkaan" belaka. Michael Grant berpendapat bahwa Kleopatra V mungkin sekali adalah ibu dari Kleopatra VII. Duane W. Roller mencermati bahwa meskipun Kleopatra mungkin saja adalah putri keluarga imam dewa Ptah, tokoh utama lainnya yang juga mungkin merupakan putri keluarga imam dewa Ptah adalah Kleopatra VI, dengan mempertahankan ketidakpastian yang berpangkal pada "tersingkirnya" Kleopatra VI yang "mengaburkan pokok permasalahan."
  81. ^ Schiff 2011, hlm. 2 sepakat dengan pendapat ini, dan menyimpulkan bahwa Kleopatra "menjunjung tinggi tradisi keluarga." Sebagaimana yang dicermati oleh Dudley 1960, hlm. 57, Kleopatra dan sanak saudaranya adalah "[para] pengganti firaun-firaun pribumi yang, melalui suatu birokrasi yang sangat tertata, mengeksploitasi sedemikian banyaknya sumber-sumber daya alam di Lembah Sungai Nil."
  82. ^ Grant 1972, hlm. 4 berpendapat bahwa jika benar Kleopatra adalah seorang anak haram, "sekian banyak seterunya di kalangan bangsa Romawi tentunya sudah menyebarluaskan aib ini keseluruh dunia."
  83. ^ Bagan silsilah dan pembahasan singkat mengenai tokoh-tokoh di dalamnya dapat dibaca dalam Dodson & Hilton 2004, hlm. 268–281. Aidan Dodson dan Dyan Hilton menyebut Kleopatra V sebagai Kleopatra VI dan menyebut Kleopatra Selene dari Suriah sebagai Kleopatra V Selene. Garis titik-titik pada bagan silsilah di bawah ini menunjukkan hubungan anak-beranak yang mungkin sekali benar tetapi masih diperdebatkan.

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h Raia & Sebesta (2017).
  2. ^ a b Art Institute of Chicago (2016).
  3. ^ a b c d e f g h i j Grout (2017b).
  4. ^ Burstein (2004), hlm. xx–xxiii, 155.
  5. ^ a b c d Hölbl (2001), hlm. 231.
  6. ^ Roller (2010), hlm. 1.
  7. ^ Royster (2003), hlm. 48.
  8. ^ Muellner ().
  9. ^ a b c Roller (2010), hlm. 15–16.
  10. ^ Roller (2010), hlm. 15–16, 39.
  11. ^ Fletcher (2008), hlm. 55–57.
  12. ^ Burstein (2004), hlm. 15.
  13. ^ Fletcher (2008), hlm. 84, 215.
  14. ^ a b Roller (2010), hlm. 18.
  15. ^ Roller (2010), hlm. 32–33.
  16. ^ Fletcher (2008), hlm. 1, 3, 11, 129.
  17. ^ a b c Burstein (2004), hlm. 11.
  18. ^ Roller (2010), hlm. 29–33.
  19. ^ Fletcher (2008), hlm. 1, 5, 13–14, 88, 105–106.
  20. ^ a b c d Burstein (2004), hlm. 11–12.
  21. ^ Schiff (2011), hlm. 33.
  22. ^ a b Roller (2010), hlm. 46–48.
  23. ^ Fletcher (2008), hlm. 5, 82, 88, 105–106.
  24. ^ Roller (2010), hlm. 46–48, 100.
  25. ^ Roller (2010), hlm. 38–42.
  26. ^ Burstein (2004), hlm. xviii, 10.
  27. ^ Grant (1972), hlm. 9–12.
  28. ^ a b c d e Roller (2010), hlm. 17.
  29. ^ a b Grant (1972), hlm. 10–11.
  30. ^ a b Burstein (2004), hlm. xix.
  31. ^ Grant (1972), hlm. 11.
  32. ^ Burstein (2004), hlm. 12.
  33. ^ Fletcher (2008), hlm. 74.
  34. ^ Roller (2010), hlm. 15.
  35. ^ Jones (2006), hlm. xiii, 28.
  36. ^ a b Roller (2010), hlm. 16.
  37. ^ a b Anderson (2003), hlm. 38.
  38. ^ a b c Fletcher (2008), hlm. 73.
  39. ^ a b Roller (2010), hlm. 18–19.
  40. ^ Fletcher (2008), hlm. 68–69.
  41. ^ Roller (2010), hlm. 19.
  42. ^ Fletcher (2008), hlm. 69.
  43. ^ Roller (2010), hlm. 45–46.
  44. ^ Roller (2010), hlm. 45.
  45. ^ Fletcher (2008), hlm. 81.
  46. ^ Roller (2010), hlm. 20.
  47. ^ Burstein (2004), hlm. xix, 12–13.
  48. ^ Roller (2010), hlm. 20–21.
  49. ^ Burstein (2004), hlm. xx, 12–13.
  50. ^ Fletcher (2008), hlm. 74–76.
  51. ^ Roller (2010), hlm. 21.
  52. ^ a b Burstein (2004), hlm. 13.
  53. ^ a b c Fletcher (2008), hlm. 76.
  54. ^ a b c d e Walker & Higgs (2001), hlm. 314–315.
  55. ^ Fletcher (2008), hlm. 87, gambar-gambar beserta keterangan gambar antara hlmn. 246–247.
  56. ^ a b c d Roller (2010), hlm. 22.
  57. ^ a b Burstein (2004), hlm. xx, 13, 75.
  58. ^ Burstein (2004), hlm. 13, 75.
  59. ^ Grant (1972), hlm. 14–15.
  60. ^ a b Fletcher (2008), hlm. 76–77.
  61. ^ Roller (2010), hlm. 23.
  62. ^ Fletcher (2008), hlm. 77–78.
  63. ^ Roller (2010), hlm. 23–24.
  64. ^ Fletcher (2008), hlm. 78.
  65. ^ Grant (1972), hlm. 16.
  66. ^ a b c Roller (2010), hlm. 24.
  67. ^ Burstein (2004), hlm. xx, 13.
  68. ^ Grant (1972), hlm. 16–17.
  69. ^ Burstein (2004), hlm. 13, 76.
  70. ^ a b Roller (2010), hlm. 24–25.
  71. ^ Burstein (2004), hlm. 76.
  72. ^ Burstein (2004), hlm. 23, 73.
  73. ^ a b Roller (2010), hlm. 25.
  74. ^ a b Grant (1972), hlm. 18.
  75. ^ a b Burstein (2004), hlm. xx.
  76. ^ a b Roller (2010), hlm. 25–26.
  77. ^ Burstein (2004), hlm. 13–14, 76.
  78. ^ a b Fletcher (2008), hlm. 11–12.
  79. ^ Burstein (2004), hlm. 13–14.
  80. ^ Fletcher (2008), hlm. 11–12, 80.
  81. ^ a b Roller (2010), hlm. 26.
  82. ^ a b Burstein (2004), hlm. 14.
  83. ^ Roller (2010), hlm. 26–27.
  84. ^ Fletcher (2008), hlm. 80, 85.
  85. ^ Roller (2010), hlm. 27.
  86. ^ Burstein (2004), hlm. xx, 14.
  87. ^ Fletcher (2008), hlm. 84–85.
  88. ^ Roller (2010), hlm. 53, 56.
  89. ^ Burstein (2004), hlm. xx, 15–16.
  90. ^ Roller (2010), hlm. 53–54.
  91. ^ a b Burstein (2004), hlm. 16–17.
  92. ^ a b Roller (2010), hlm. 53.
  93. ^ a b Roller (2010), hlm. 54–56.
  94. ^ a b c Burstein (2004), hlm. 16.
  95. ^ a b Roller (2010), hlm. 56.
  96. ^ Fletcher (2008), hlm. 91–92.
  97. ^ a b c Roller (2010), hlm. 36–37.
  98. ^ a b c Burstein (2004), hlm. 5.
  99. ^ a b c Grant (1972), hlm. 26–27.
  100. ^ a b Roller (2010), hlm. 56–57.
  101. ^ Fletcher (2008), hlm. 73, 92–93.
  102. ^ Fletcher (2008), hlm. 92–93.
  103. ^ a b Roller (2010), hlm. 57.
  104. ^ a b c Burstein (2004), hlm. xx, 17.
  105. ^ a b Roller (2010), hlm. 58.
  106. ^ Fletcher (2008), hlm. 94–95.
  107. ^ Fletcher (2008), hlm. 95.
  108. ^ Roller (2010), hlm. 58–59.
  109. ^ Burstein (2004), hlm. 17.
  110. ^ Fletcher (2008), hlm. 95–96.
  111. ^ Roller (2010), hlm. 59.
  112. ^ a b c Fletcher (2008), hlm. 96.
  113. ^ a b Roller (2010), hlm. 59–60.
  114. ^ a b Fletcher (2008), hlm. 97–98.
  115. ^ a b Bringmann (2007), hlm. 259.
  116. ^ a b Burstein (2004), hlm. xxi, 17.
  117. ^ a b c Roller (2010), hlm. 60.
  118. ^ Fletcher (2008), hlm. 98.
  119. ^ Jones (2006), hlm. 39–43, 53.
  120. ^ Burstein (2004), hlm. xxi, 17–18.
  121. ^ a b Roller (2010), hlm. 60–61.
  122. ^ Bringmann (2007), hlm. 259–260.
  123. ^ a b Burstein (2004), hlm. xxi, 18.
  124. ^ a b c d e f g Bringmann (2007), hlm. 260.
  125. ^ a b c d Roller (2010), hlm. 61.
  126. ^ a b Fletcher (2008), hlm. 100.
  127. ^ a b Burstein (2004), hlm. 18.
  128. ^ Hölbl (2001), hlm. 234–235.
  129. ^ Jones (2006), hlm. 56–57.
  130. ^ Hölbl (2001), hlm. 234.
  131. ^ Jones (2006), hlm. 57–58.
  132. ^ Roller (2010), hlm. 61–62.
  133. ^ a b c d Hölbl (2001), hlm. 235.
  134. ^ Fletcher (2008), hlm. 112–113.
  135. ^ Roller (2010), hlm. 26, 62.
  136. ^ a b Roller (2010), hlm. 62.
  137. ^ Burstein (2004), hlm. 18, 76.
  138. ^ Burstein (2004), hlm. 18–19.
  139. ^ a b c Roller (2010), hlm. 63.
  140. ^ Hölbl (2001), hlm. 236.
  141. ^ Fletcher (2008), hlm. 118–119.
  142. ^ Burstein (2004), hlm. xxi, 76.
  143. ^ Fletcher (2008), hlm. 119.
  144. ^ Roller (2010), hlm. 62–63.
  145. ^ Hölbl (2001), hlm. 235–236.
  146. ^ a b c Burstein (2004), hlm. 19.
  147. ^ Roller (2010), hlm. 63–64.
  148. ^ Burstein (2004), hlm. xxi, 19, 76.
  149. ^ a b c Roller (2010), hlm. 64.
  150. ^ Burstein (2004), hlm. xxi, 19–21, 76.
  151. ^ Fletcher (2008), hlm. 172.
  152. ^ Roller (2010), hlm. 64, 69.
  153. ^ Burstein (2004), hlm. xxi, 19–20.
  154. ^ Fletcher (2008), hlm. 120.
  155. ^ Roller (2010), hlm. 64–65.
  156. ^ Roller (2010), hlm. 65.
  157. ^ a b Burstein (2004), hlm. 19–20.
  158. ^ Fletcher (2008), hlm. 125.
  159. ^ a b Roller (2010), hlm. 65–66.
  160. ^ Fletcher (2008), hlm. 126.
  161. ^ Roller (2010), hlm. 66.
  162. ^ Fletcher (2008), hlm. 108, 149–150.
  163. ^ a b c Roller (2010), hlm. 67.
  164. ^ Burstein (2004), hlm. 20.
  165. ^ Fletcher (2008), hlm. 153.
  166. ^ Roller (2010), hlm. 69–70.
  167. ^ a b Burstein (2004), hlm. xxi, 20.
  168. ^ a b Roller (2010), hlm. 70.
  169. ^ Fletcher (2008), hlm. 162–163.
  170. ^ a b c Jones (2006), hlm. xiv.
  171. ^ Ashton (2001b), hlm. 164.
  172. ^ Roller (2010), hlm. 71.
  173. ^ Fletcher (2008), hlm. 179–182.
  174. ^ Roller (2010), hlm. 21, 57, 72.
  175. ^ Burstein (2004), hlm. xxi, 20, 64.
  176. ^ Fletcher (2008), hlm. 181–182.
  177. ^ a b Roller (2010), hlm. 72.
  178. ^ Fletcher (2008), hlm. 194–195.
  179. ^ Roller (2010), hlm. 72, 126.
  180. ^ a b Burstein (2004), hlm. 21.
  181. ^ Fletcher (2008), hlm. 201–202.
  182. ^ a b Roller (2010), hlm. 72, 175.
  183. ^ Fletcher (2008), hlm. 195–196, 201.
  184. ^ a b c Roller (2010), hlm. 72–74.
  185. ^ a b c Fletcher (2008), hlm. 205–206.
  186. ^ a b Roller (2010), hlm. 74.
  187. ^ a b Burstein (2004), hlm. xxi, 21.
  188. ^ Fletcher (2008), hlm. 207–213.
  189. ^ Fletcher (2008), hlm. 213–214.
  190. ^ Roller (2010), hlm. 74–75.
  191. ^ Burstein (2004), hlm. xxi, 22.
  192. ^ Roller (2010), hlm. 77–79, Gambar 6.
  193. ^ a b c d e f Roller (2010), hlm. 75.
  194. ^ Burstein (2004), hlm. xxi, 21–22.
  195. ^ a b Burstein (2004), hlm. 22.
  196. ^ Burstein (2004), hlm. 22–23.
  197. ^ Burstein (2004), hlm. xxi, 22–23.
  198. ^ Roller (2010), hlm. 76.
  199. ^ Roller (2010), hlm. 76–77.
  200. ^ a b Burstein (2004), hlm. xxi, 23.
  201. ^ Roller (2010), hlm. 77.
  202. ^ Roller (2010), hlm. 77–79.
  203. ^ a b Burstein (2004), hlm. 23.
  204. ^ a b c Roller (2010), hlm. 79.
  205. ^ Burstein (2004), hlm. xxi, 24, 76.
  206. ^ a b Burstein (2004), hlm. 24.
  207. ^ Burstein (2004), hlm. xxii, 24.
  208. ^ Roller (2010), hlm. 79–80.
  209. ^ a b c d e Burstein (2004), hlm. 25.
  210. ^ Roller (2010), hlm. 77–79, 82.
  211. ^ Bivar (1983), hlm. 58.
  212. ^ Brosius (2006), hlm. 96.
  213. ^ Roller (2010), hlm. 81–82.
  214. ^ a b Roller (2010), hlm. 82–83.
  215. ^ a b c d e f Bringmann (2007), hlm. 301.
  216. ^ a b c Roller (2010), hlm. 83.
  217. ^ Roller (2010), hlm. 83–84.
  218. ^ Burstein (2004), hlm. xxii, 25.
  219. ^ a b Roller (2010), hlm. 84.
  220. ^ Burstein (2004), hlm. 73.
  221. ^ Roller (2010), hlm. 84–85.
  222. ^ a b Roller (2010), hlm. 85.
  223. ^ Roller (2010), hlm. 85–86.
  224. ^ Burstein (2004), hlm. xxii, 25, 73.
  225. ^ a b c Roller (2010), hlm. 86.
  226. ^ a b Roller (2010), hlm. 86–87.
  227. ^ a b c Burstein (2004), hlm. 26.
  228. ^ Fletcher (2008), image plates between hlmn. 246–247.
  229. ^ Ferroukhi (2001b), hlm. 242.
  230. ^ a b c Roller (2003), hlm. 139.
  231. ^ a b Roller (2010), hlm. 89.
  232. ^ Roller (2010), hlm. 89–90.
  233. ^ a b Roller (2010), hlm. 90.
  234. ^ a b c d e f Burstein (2004), hlm. xxii, 25–26.
  235. ^ Roller (2010), hlm. 90–91.
  236. ^ a b c d Burstein (2004), hlm. 77.
  237. ^ Roller (2010), hlm. 91–92.
  238. ^ a b Roller (2010), hlm. 92.
  239. ^ Roller (2010), hlm. 92–93.
  240. ^ Roller (2010), hlm. 93–94.
  241. ^ Roller (2010), hlm. 94, 142.
  242. ^ Roller (2010), hlm. 94.
  243. ^ a b c Roller (2010), hlm. 95.
  244. ^ Burstein (2004), hlm. 26–27.
  245. ^ a b Roller (2010), hlm. 94–95.
  246. ^ Roller (2010), hlm. 95–96.
  247. ^ a b Roller (2010), hlm. 96.
  248. ^ a b c Roller (2010), hlm. 97.
  249. ^ Burstein (2004), hlm. xxii, 27.
  250. ^ a b Burstein (2004), hlm. 27.
  251. ^ Classical Numismatic Group ().
  252. ^ Gurval (2011), hlm. 57.
  253. ^ a b Roller (2010), hlm. 97–98.
  254. ^ a b Burstein (2004), hlm. 27–28.
  255. ^ a b Roller (2010), hlm. 98.
  256. ^ a b c d Roller (2010), hlm. 99.
  257. ^ Burstein (2004), hlm. 28.
  258. ^ Burstein (2004), hlm. xxii, 28.
  259. ^ Burstein (2004), hlm. 28–29.
  260. ^ a b Roller (2010), hlm. 133–134.
  261. ^ a b Burstein (2004), hlm. 33.
  262. ^ a b Reece (2017), hlm. 201–202.
  263. ^ Roller (2010), hlm. 99–100.
  264. ^ Bringmann (2007), hlm. 301–302.
  265. ^ a b c Burstein (2004), hlm. xxii, 29.
  266. ^ a b Roller (2010), hlm. 100.
  267. ^ a b c d e f g Burstein (2004), hlm. 29.
  268. ^ Roller (2010), hlm. 100–101.
  269. ^ a b Roller (2010), hlm. 129–130.
  270. ^ Roller (2010), hlm. 130.
  271. ^ Burstein (2004), hlm. 65–66.
  272. ^ Roller (2010), hlm. 130–131.
  273. ^ Roller (2010), hlm. 132.
  274. ^ Roller (2010), hlm. 133.
  275. ^ a b Bringmann (2007), hlm. 302.
  276. ^ a b c d e Roller (2010), hlm. 134.
  277. ^ Bringmann (2007), hlm. 302–303.
  278. ^ a b c d e f g h Bringmann (2007), hlm. 303.
  279. ^ Burstein (2004), hlm. 29–30.
  280. ^ a b c d e f g Roller (2010), hlm. 135.
  281. ^ a b c d e Burstein (2004), hlm. 30.
  282. ^ a b Roller (2010), hlm. 136.
  283. ^ a b Burstein (2004), hlm. xxii, 30.
  284. ^ Jones (2006), hlm. 147.
  285. ^ Roller (2010), hlm. 136–137.
  286. ^ Roller (2010), hlm. 137, 139.
  287. ^ a b c Bringmann (2007), hlm. 303–304.
  288. ^ a b Roller (2010), hlm. 137.
  289. ^ Roller (2010), hlm. 137–138.
  290. ^ a b c Roller (2010), hlm. 138.
  291. ^ a b c d Roller (2010), hlm. 139.
  292. ^ Shuckburgh 1917, hlm. 780-784.
  293. ^ a b Roller (2010), hlm. 139–140.
  294. ^ a b c d e f Bringmann (2007), hlm. 304.
  295. ^ a b Burstein (2004), hlm. 30–31.
  296. ^ a b c d Roller (2010), hlm. 140.
  297. ^ Burstein (2004), hlm. xxii–xxiii, 30–31.
  298. ^ a b c d e f g Roller (2010), hlm. 178–179.
  299. ^ Burstein (2004), hlm. xxii–xxiii.
  300. ^ a b c d e Roller (2010), hlm. 141.
  301. ^ a b c d e f g h Burstein (2004), hlm. 31.
  302. ^ a b Roller (2010), hlm. 141–142.
  303. ^ a b c d e Roller (2010), hlm. 142.
  304. ^ a b c Roller (2010), hlm. 143.
  305. ^ Roller (2010), hlm. 142–143.
  306. ^ Roller (2010), hlm. 143–144.
  307. ^ Roller (2010), hlm. 144.
  308. ^ a b Burstein (2004), hlm. xxiii, 31.
  309. ^ Roller (2010), hlm. 144–145.
  310. ^ a b c d e f Roller (2010), hlm. 145.
  311. ^ a b c Southern (2009), hlm. 153.
  312. ^ Southern (2009), hlm. 153–154.
  313. ^ Southern (2009), hlm. 154.
  314. ^ Jones (2006), hlm. 184.
  315. ^ Southern (2009), hlm. 154–155.
  316. ^ Jones (2006), hlm. 184–185.
  317. ^ a b c Roller (2010), hlm. 146.
  318. ^ Jones (2006), hlm. 185–186.
  319. ^ a b Southern (2009), hlm. 155.
  320. ^ Roller (2010), hlm. 146–147, 213, catatan kaki #83.
  321. ^ Gurval (2011), hlm. 61.
  322. ^ a b c d Roller (2010), hlm. 147.
  323. ^ Roller (2010), hlm. 147–148.
  324. ^ Burstein (2004), hlm. xxiii, 31–32.
  325. ^ Jones (2006), hlm. 194.
  326. ^ a b Burstein (2004), hlm. 65.
  327. ^ a b Jones (2006), hlm. 194–195.
  328. ^ a b Roller (2010), hlm. 148–149.
  329. ^ a b Anderson (2003), hlm. 56.
  330. ^ Roller (2010), hlm. 148.
  331. ^ a b Burstein (2004), hlm. 31–32.
  332. ^ a b Roller (2010), hlm. 149.
  333. ^ Burstein (2004), hlm. 32.
  334. ^ Roller (2010), hlm. 149–150.
  335. ^ Burstein (2004), hlm. xxiii, 32.
  336. ^ Skeat (1953), hlm. 99–100.
  337. ^ Roller (2010), hlm. 150.
  338. ^ Roller (2010), hlm. 150–151.
  339. ^ Jones (2006), hlm. 197–198.
  340. ^ Burstein (2004), hlm. xxiii, 1.
  341. ^ Grant (1972), hlm. 5–6.
  342. ^ Bringmann (2007), hlm. 304–307.
  343. ^ Grant (1972), hlm. 6–7.
  344. ^ Burstein (2004), hlm. 34.
  345. ^ Chauveau (2000), hlm. 69–71.
  346. ^ Roller (2010), hlm. 104, 110–113.
  347. ^ Fletcher (2008), hlm. 216–217.
  348. ^ Burstein (2004), hlm. 33–34.
  349. ^ Roller (2010), hlm. 103–104.
  350. ^ Burstein (2004), hlm. 39–41.
  351. ^ Chauveau (2000), hlm. 78–80.
  352. ^ Roller (2010), hlm. 104–105.
  353. ^ Burstein (2004), hlm. 37–38.
  354. ^ Roller (2010), hlm. 106–107.
  355. ^ Ferroukhi (2001a), hlm. 219.
  356. ^ a b c Kleiner (2005), hlm. 155–156.
  357. ^ Roller (2003), hlm. 141–142.
  358. ^ Walker (2001), hlm. 312–313.
  359. ^ a b c Roller (2010), hlm. 153.
  360. ^ a b Burstein (2004), hlm. 32, 76–77.
  361. ^ a b Roller (2010), hlm. 153–154.
  362. ^ Roller (2010), hlm. 154–155.
  363. ^ a b Roller (2010), hlm. 155.
  364. ^ Burstein (2004), hlm. 32, 77.
  365. ^ Burstein (2004), hlm. xxiii, 32, 77.
  366. ^ Roller (2010), hlm. 155–156.
  367. ^ Burstein (2004), hlm. xxiii, 32, 77–78.
  368. ^ Roller (2010), hlm. 156.
  369. ^ Burstein (2004), hlm. 32, 69, 77–78.
  370. ^ a b Roller (2010), hlm. 151.
  371. ^ a b c d Anderson (2003), hlm. 36.
  372. ^ a b Roller (2010), hlm. 7.
  373. ^ a b Roller (2010), hlm. 7–8.
  374. ^ Burstein (2004), hlm. 67, 93.
  375. ^ a b Jones (2006), hlm. 32.
  376. ^ Roller (2010), hlm. 7–8, 44.
  377. ^ a b c Roller (2010), hlm. 8.
  378. ^ a b Gurval (2011), hlm. 57–58.
  379. ^ a b Lippold (1936), hlm. 169–171.
  380. ^ a b Curtius (1933), hlm. 184 ff. Abb. 3 Taf. 25—27..
  381. ^ a b c d e f Roller (2010), hlm. 8–9.
  382. ^ Burstein (2004), hlm. 93.
  383. ^ Jones (2006), hlm. 60–62.
  384. ^ a b Burstein (2004), hlm. 67.
  385. ^ Gurval (2011), hlm. 66–70.
  386. ^ Gurval (2011), hlm. 65–66.
  387. ^ a b Anderson (2003), hlm. 54.
  388. ^ a b Burstein (2004), hlm. 68.
  389. ^ Chauveau (2000), hlm. 2–3.
  390. ^ a b Roller (2010), hlm. 1–2.
  391. ^ Roller (2010), hlm. 2.
  392. ^ Burstein (2004), hlm. 63.
  393. ^ Roller (2010), hlm. 3.
  394. ^ Anderson (2003), hlm. 37–38.
  395. ^ a b c Ashton (2008), hlm. 83–85.
  396. ^ a b Polo (2013), hlm. 186, 194 footnote10.
  397. ^ a b c d e f g Sabino & Gross-Diaz (2016).
  398. ^ a b Roller (2010), hlm. 176.
  399. ^ Fletcher (2008), hlm. 195–196.
  400. ^ Roller (2010), hlm. 72, 151, 175.
  401. ^ a b Varner (2004), hlm. 20.
  402. ^ a b c Grout (2017a).
  403. ^ Polo (2013), hlm. 186, 194 catatan kaki 10.
  404. ^ a b c d e f g h i j Roller (2010), hlm. 175.
  405. ^ Ashton (2008), hlm. 83.
  406. ^ a b Fletcher (2008), hlm. 205.
  407. ^ Meadows & Ashton (2001), hlm. 178.
  408. ^ Roller (2010), hlm. 182–186.
  409. ^ Roller (2010), hlm. 107.
  410. ^ Jones (2006), hlm. 31, 34.
  411. ^ a b Kleiner (2005), hlm. 144.
  412. ^ a b Fletcher (2008), hlm. 104.
  413. ^ Roller (2010), hlm. 18, 182.
  414. ^ Roller (2010), hlm. 185.
  415. ^ a b Roller (2010), hlm. 182.
  416. ^ a b c d e f g Walker & Higgs (2017).
  417. ^ a b Fletcher (2008), hlm. 195.
  418. ^ Fletcher (2008), hlm. 87.
  419. ^ a b Roller (2010), hlm. 174–175.
  420. ^ a b Polo (2013), hlm. 185–186.
  421. ^ a b c d Fletcher (2008), hlm. 198–199.
  422. ^ Kleiner (2005), hlm. 151–153, 155.
  423. ^ Polo (2013), hlm. 184–186.
  424. ^ Preston (2009), hlm. 305.
  425. ^ Fletcher (2008), hlm. 199–200.
  426. ^ Ashton (2001a), hlm. 217.
  427. ^ Roller (2010), hlm. 175–176.
  428. ^ a b Roller (2010), hlm. 174-175.
  429. ^ a b c Walker (2008), hlm. 35, 42–44.
  430. ^ Walker (2008), hlm. 35, 44.
  431. ^ a b c Walker (2008), hlm. 40.
  432. ^ Walker (2008), hlm. 43–44.
  433. ^ a b c d Pratt & Fizel (1949), hlm. 14–15.
  434. ^ Plutarch (1920), hlm. 9.
  435. ^ a b Sartain (1885), hlm. 41, 44.
  436. ^ Elia (1955), hlm. 3–7.
  437. ^ Roller (2010), hlm. 148, 178–179.
  438. ^ a b Pratt & Fizel (1949), hlm. 14.
  439. ^ Pratt & Fizel (1949), hlm. 15.
  440. ^ Fletcher (2008), hlm. 87, gambar-gambar beserta judul gambar dari hlm. 246 sampai hlm. 247.
  441. ^ Fletcher (2008), gambar-gambar dan judul gambar antara hlm. 246 sampai hlm. 247.
  442. ^ a b c d e Roller (2010), hlm. 178.
  443. ^ Walker (2004), hlm. 41–59.
  444. ^ a b Ashton (2002), hlm. 39.
  445. ^ Ashton (2002), hlm. 36.
  446. ^ a b Kleiner (2005), hlm. 87.
  447. ^ Roller (2010), hlm. 113–114, 176–177.
  448. ^ Roller (2010), hlm. 113–114.
  449. ^ Polo (2013), hlm. 194 footnote11.
  450. ^ Goldsworthy (2010), hlm. 8.
  451. ^ Anderson (2003), hlm. 11–36.
  452. ^ Roller (2010), hlm. 6–7.
  453. ^ Roller (2010), hlm. 6–9.
  454. ^ a b Gurval (2011), hlm. 73–74.
  455. ^ Anderson (2003), hlm. 51–54.
  456. ^ Anderson (2003), hlm. 54–55.
  457. ^ Jones (2006), hlm. 271–274.
  458. ^ Anderson (2003), hlm. 60.
  459. ^ Anderson (2003), hlm. 51, 60–62.
  460. ^ Rowland (2011), hlm. 232.
  461. ^ Rowland (2011), hlm. 232–233.
  462. ^ Woodstra, Brennan & Schrott (2005), hlm. 548.
  463. ^ a b Wyke & Montserrat (2011), hlm. 173–174.
  464. ^ Pucci (2011), hlm. 201.
  465. ^ Wyke & Montserrat (2011), hlm. 173–177.
  466. ^ Wyke & Montserrat (2011), hlm. 173.
  467. ^ DeMaria Smith (2011), hlm. 161.
  468. ^ Jones (2006), hlm. 260–263.
  469. ^ Pucci (2011), hlm. 198, 201.
  470. ^ Hsia (2004), hlm. 227.
  471. ^ Jones (2006), hlm. 325.
  472. ^ Wyke & Montserrat (2011), hlm. 172–173, 178.
  473. ^ Wyke & Montserrat (2011), hlm. 178–180.
  474. ^ Wyke & Montserrat (2011), hlm. 181–183.
  475. ^ Wyke & Montserrat (2011), hlm. 172–173.
  476. ^ Pucci (2011), hlm. 195.
  477. ^ a b Roller (2010), hlm. 50–51.
  478. ^ Fletcher (2008), hlm. 81–82.
  479. ^ Rowland (2011), hlm. 141–142.
  480. ^ Jones (2006), hlm. xiii, 3, 279.
  481. ^ Burstein (2004), hlm. 3, 34, 36, 43, 63–64.
  482. ^ Fletcher (2008), hlm. 1, 23.
  483. ^ Burstein (2004), hlm. 3, 34, 36, 51.
  484. ^ Fletcher (2008), hlm. 23, 37–42.
  485. ^ Roller (2010), hlm. 15–16, 164–166.
  486. ^ a b Jones (2006), hlm. xiii.
  487. ^ Dodson & Hilton (2004), hlm. 273.
  488. ^ a b Dodson & Hilton (2004), hlm. 268–269, 273.
  489. ^ Burstein (2004), hlm. 11, 75.
  490. ^ a b Grant (1972), hlm. 5.
  491. ^ Fletcher (2008), hlm. 56, 73.
  492. ^ Burstein (2004), hlm. 69–70.
  493. ^ Schiff (2011), hlm. 2, 42.
  494. ^ Roller (2010), hlm. 15, 18, 166.
  495. ^ a b Grant (1972), hlm. 4.
  496. ^ a b Roller (2010), hlm. 165.
  497. ^ Burstein (2004), hlm. 11, 69.
  498. ^ Whitehorne (1994), hlm. 182.

Sumber

Sumber daring

Sumber cetak

Bacaan tambahan

Pranala luar

Kleopatra
Lahir: 69 SM Meninggal: 30 SM
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Ptolemaios XII
Ratu Mesir
51–30 SM
bersama dengan Ptolemaios XII,
Ptolemaios XIII,
Ptolemaios XIV,
Ptolemaios XV
Jabatan dihapuskan
Mesir dianeksasi Republik Romawi