Lompat ke isi

Bapa Apostolik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bapa Apostolik adalah sebutan bagi pakar-pakar teologi Kristen di jajaran para Bapa Gereja yang hidup pada abad pertama dan abad ke-2 Masehi, yang dipercaya kenal dengan beberapa rasul Kristus secara pribadi, atau sangat dipengaruhi ajaran dan keteladanan rasul-rasul tersebut.[1] Meskipun beredar luas pada masa-masa awal Kekristenan, karya-karya tulis mereka tidak dimasukkan ke dalam kanon Kitab Suci Perjanjian Baru. Banyak di antara karya-karya tulis tersebut disusun pada kurun waktu yang sama dan di lokasi geografis yang sama dengan karya-karya sastra Gereja Purba lainnya yang menjadi bagian dari Kitab Suci Perjanjian Baru. Beberapa karya tulis yang dihasilkan para Bapa Apostolik tampaknya dihargai semulia kitab-kitab Perjanjian Baru.

Latar belakang

Istilah "Bapa Apostolik" baru mulai dipakai sebagai sebutan bagi pujangga-pujangga tersebut pada abad ke-17, dan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa mereka dianggap mewakili generasi umat Kristen yang berkontak langsung dengan kedua belas rasul. Sejauh yang dapat diketahui, istilah "Bapa Apostolik" pertama kali digunakan dalam bentuk "Para Bapa Apostolikal" (bahasa Inggris: Apostolical Fathers) oleh William Wake pada tahun 1693, sewaktu menjabat sebagai padri kapelan istana Inggris pada masa pemerintahan Raja William dan Ratu Mary.[2] Menurut Catholic Encyclopedia, asal-usul istilah "Bapa Apostolik" dapat dilacak sampai ke judul buku karangan Jean-Baptiste Cotelier yang terbit di Paris pada tahun 1672, yaitu "SS. Patrum qui temporibus apostolicis floruerunt opera" (Buah Karya Bapa-Bapa Suci Yang Berkiprah Pada Zaman Apostolik). L. J. Ittig menerbitkan kembali buku ini pada tahun 1699 dengan judul "Bibliotheca Patrum Apostolicorum" (Taman Pustaka Para Bapa Apostolik).

Sejarah pemakaian istilah "Bapa Apostolik" untuk menggelari pujangga-pujangga tersebut dipaparkan Joseph Lightfoot di dalam kumpulan karya tulis para Bapa Apostolik hasil terjemahannya yang terbit pada tahun 189, sebagai berikut:[3]

...Ungkapan [Bapa Apostolik] itu sendiri, sejauh pengamatan saya, relatif baru muncul dewasa ini. Asal-usulnya, atau paling tidak pemakaiannya yang meluas, mungkin sekali berpangkal pada gagasan untuk mengumpulkan sisa-sisa karya sastra peninggalan orang-orang yang berkiprah persis sesudah zaman para rasul, dan yang oleh karena itu diduga sebagai orang-orang yang berguru secara langsung kepada para rasul. Gagasan ini pertama kali terwujud di dalam buku yang disusun Cotelier pada separuh akhir abad ketujuh belas (1672 M). Kumpulan karya tulis semacam ini memang mustahil diwujudkan beberapa tahun sebelumnya. Pada paruh pertama abad itu, baru pertama kali dicetak surat-surat Klemens (1633 M), surat Barnabas (1645 M), surat Polikarpus dalam bahasa Yunani sebagaimana aslinya (1633 M), dan surat-surat Ignasius dalam bentuk aslinya (1644, 1646 M). Oleh karena itu bahan-bahan yang tersedia sudah barang tentu terlalu sedikit jumlahnya untuk memungkinkan usaha semacam itu terwujud pada masa-masa sebelumnya. Meskipun demikian, pada halaman judul buku, bukan ungkapan tersebut yang dipakai Cotelier, melainkan ungkapan yang cukup mendekati, yakni SS. Patrum qui temporibus Apostolicis floruerunt opera; tetapi penyunting berikutnya, [Thomas] Ittig (1699), memakai judul Patres Apostolici, dan sejak saat itulah ungkapan tersebut menjadi umum.

Daftar karya tulis

berikut ini adalah karya-karya tulis yang lazim digolongkan ke dalam kumpulan karya tulis para Bapa Apostolik:[4]

Semua atau sebagian besar dari karya-karya tulis di atas ditulis dalam bahasa Yunani. Terjemahan-terjemahannya yang terdahulu ke dalam bahasa Inggris tersaji daring di situs web Christian Classics Ethereal Library, seri Ante-Nicene Fathers.[5] Banyak sarjana pengkaji Gereja Purba juga sudah menerbitkan terjemahan karya-karya tulis para Bapa Apostolik ke dalam bahasa Inggris, antara lain Joseph Lightfoot, Kirsopp Lake, Bart D. Ehrman, dan Michael W. Holmes.[keterangan 2] Terjemahan pertama karya-karya tulis para Bapa Apostolik ke dalam bahasa Inggris diterbitkan pada tahun 1693, oleh William Wake (1657–1737), yang saat itu menjabat sebagai rektor paroki Westminster St James dan kemudian hari menjadi Uskup Agung Canterbury (tahun 1716).[keterangan 3] Terjemahan ini adalah satu-satunya terjemahan ke dalam bahasa Inggris yang tersedia sampai dengan pertengahan abad ke-19. Sesudah terjemahan ini diterbitkan, ditemukan banyak naskah karya tulis para bapa Gereja yang lebih bagus kondisinya.[keterangan 4]

Berikut ini adalah edisi-edisi teks Yunani:

  • The Apostolic Fathers Jilid 1. I Klemens. II Klemens. Ignasius. Polikarpus. Didakhe. Barnabas. Loeb Classical Library. Cambridge: Harvard University Press, 1912 Kirsopp Lake
  • The Apostolic Fathers jilid 2. Gembala Hermas. Kemartiran Polikarpus. Surat kepada Diognetus. Loeb Classical Library. Cambridge: Harvard University Press, 1913 Kirsopp Lake
  • The Apostolic Fathers jilid 1. I Klemens. II Klemens. Ignasius. Polikarpus. Didakhe. Loeb Classical Library. Cambridge: Harvard University Press, 2003 Bart Ehrman (pengganti edisi Kirsopp Lake)
  • The Apostolic Fathers jilid 2. Surat Barnabas. Papias dan Kuadratus. Surat kepada Diognetus. Gembala Hermas. Loeb Classical Library. Cambridge: Harvard University Press, 2005 Bart Ehrman (pengganti edisi Kirsopp Lake)
  • The Apostolic Fathers: Greek Texts and English Translations. Edisi ke-3. Grand Rapids: Baker, 2007 Michael Holmes
  • Die Apostolischen Väter. Tübingen: Mohr Siebeck, 1992 Andreas Lindemann dan Henning Paulsen (bahasa Jerman)

Para Bapa Apostolik

Klemens dari Roma

Surat Klemens yang pertama (ca. 96 M)[6] disalin serta dibacakan di mana-mana, dan umum dianggap sebagai surat Kristen tertua di luar Perjanjian Baru. Surat ini sangat panjang, dua kali lebih panjang daripada Surat Ibrani,[keterangan 5] dan menunjukkan kedalaman pengetahuan penulis akan banyak kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Surat ini berulang kali menyebut Perjanjian Lama sebagai kitab suci[7] dan memuat banyak rujukan kepada Kitab Yudit, sehingga menunjukkan bahwa Kitab Yudit lumrah dipakai atau dikenal orang pada zamannya. Di dalam surat ini, Klemens mengimbau umat Kristen Korintus untuk memelihara kerukunan dan ketertiban. Menurut Tradisi Gereja, penulisnya adalah Klemens, Uskup Roma, dan konsensus para sarjana sangat mendukung keasliannya.[8] Menurut daftar-daftar yang dimiliki Gereja Perdana, Klemens adalah Uskup Roma yang kedua atau ketiga,[9][10][11][keterangan 6] meskipun "tidak ada bukti keberadaan jawatan uskup monarkis di Roma sedini itu".

Dari generasi ke generasi, Surat Klemens yang kedua dipercaya sebagai surat yang ditulis Klemens, tetapi sekarang sudah umum dianggap baru ditulis sesudah masa hidup Klemens, yakni antara tahun 140 sampai 160, sehingga mustahil merupakan karya tulis Klemens yang wafat pada tahun 99.[12] Jika surat Klemens yang pertama adalah sepucuk surat, maka surat Klemens yang kedua tampaknya adalah hasil transkripsi homili atau khotbah, sehingga merupakan kotbah Kristen tertua yang masih lestari di luar Perjanjian Baru.

Ignasius dari Antiokhia

Ignasius dari Antiokhia (ca. 35–110]]) alias Teoforus (dari kata Yunani yang berarti "pemanggul Allah")[13] adalah Uskup Antiokhia.[14] Mungkin Ignasius kenal langsung dengan Rasul Yohanes, dan sudah barang tentu pemikirannya dipengaruhi tradisi pengajaran yang berkaitan dengan tokoh rasul tersebut.[15] Pada perjalanan menuju kesyahidan di kota Roma, Ignasius menulis serangkaian surat yang terlestarikan sebagai contoh dari teologi umat Kristen perdana. Topik-topik penting yang dikemukakan di dalam surat ini mencakup eklesiologi, sakramen, peran uskup,[16] dan hakikat hari Sabat.[17] Ignasius dengan jelas memaparkan hierarki Gereja lokal yang terdiri atas uskup, presbiter, serta diakon, dan mengaku pernah berbicara di Gereja atas ilham Roh Kudus. Ignasius adalah orang kedua sesudah Klemens yang menyebut surat-surat Paulus di dalam karya tulisnya.

Polikarpus dari Smirna

Santo Polikarpus digambarkan memegang sebuah buku, lambang karya-karya tulisnya

Polikarpus dari Smirna (ca. 69–ca. 155) adalah Uskup Smirna (sekarang Izmir, Turki). Menurut muridnya, Ireneus, Polikarpus "tidak hanya dididik para rasul, dan bercakap-cakap dengan banyak orang yang sudah melihat Tuhan, tetapi juga ditetapkan rasul-rasul menjadi uskup di Asia dan di Gereja Smirna",[18] sementara ia sendiri, saat masih muda, pernah diceritai Polikarpus "tentang kedekatannya dengan Yohanes dan orang-orang lain yang sudah melihat Tuhan".[19] Tokoh yang disebut Yohanes ini mungkin adalah Yohanes bin Zebedeus, yang menurut tradisi adalah penulis Injil yang keempat, dan mungkin pula Yohanes Presbiter.[20] Pendukung tradisional mengikuti Eusebius dalam bersikeras bahwa koneksi kerasulan Papius adalah dengan Yohanes sang Penginjil, dan bahwa ini adalah Yohanes, penulis Injil Yohanes, sama seperti rasul Yohanes. Polikarpus mencoba dan gagal untuk membujuk Anisetus, uskup Roma, agar Gereja Latin merayakan Paskah pada tanggal 14 Nisan, seperti di Timur. Ia menolak saran Uskup itu agar Gereja Timur menggunakan kalender Gereja Barat saat itu. Pada tahun 155, orang-orang Smirna menuntut agar Polikarpus dieksekusi mati sebagai seorang Kristen, dan dia meninggal sebagai martir. Ceritanya bahwa api yang dinyalakan untuk membakarnya menolak untuk membakar dirinya, dan bahwa ketika ia ditikam sampai mati, begitu banyak darah yang dikeluarkan dari tubuh-nya sampai memadamkan api di sekelilingnya. Polikarpus diakui sebagai seorang Santo baik dalam Gereja Katolik Roma maupun Ortodoks Timur.

Didakhe

Didakhe (bahasa Yunani: Διδαχή, Didakhé, artinya "Pengajaran"}})[21] adalah suatu risalah singkat Kristen awal, bertarikh antara 50 M sampai akhir abad ke-1.[22] Berisi petunjuk untuk komunitas Kristen. Teks, sebagiannya mungkin merupakan katekismus tertulis pertama, memiliki tiga bagian utama berkenaan dengan pelajaran Kristen, ritual seperti pembaptisan dan Ekaristi, dan organisasi gereja. Dianggap oleh beberapa Bapa Gereja sebagai bagian kanon Perjanjian Baru,[23] namun ditolak sebagai palsu (non-kanonik) oleh yang lain.[24] Para sarjana mengetahui Didache melalui referensi dalam teks-teks lain, tetapi teks itu sendiri telah hilang; baru ditemukan kembali pada tahun 1873.

Gembala Hermas

Kitab Gembala Hermas populer dalam gereja-gereja awal pada abad ke-2, dan bahkan dianggap suci oleh beberapa Bapa Gereja, seperti Ireneus dan Tertulianus. Ditulis di Roma dalam bahasa Yunani Koine. Kitab Gembala memiliki kewenangan yang besar dalam abad ke-2 dan abad ke-3. Karya ini terdiri dari lima visi, 12 mandat, dan 10 perumpamaan. Memuat banyak alegori dan memberi perhatian khusus untuk Gereja, memanggil orang percaya untuk bertobat dari dosa-dosa yang telah merugikan.

Referensi

Keterangan

  1. ^ Beberapa penyunting menggolongkan Surat kepada Diognetus ke dalam kumpulan karya tulis apologetis, alih-alih ke dalam kumpulan karya tulis para Bapa Apostolik (Stevenson, J. A New Eusebius SPCK (1965) hlm. 400).
  2. ^ Untuk mengetahui edisi-edisi karya tulis para Bapa Apostolik dan situasi terkini dari lingkup bidang studi ini, baca Sailors, Timothy B. "Bryn Mawr Classical Review: Review of The Apostolic Fathers: Greek Texts and English Translations". Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Juni 2011. Diakses tanggal 13 Januari 2017. 
  3. ^ Terjemahan tersebut diberi judul The Genuine Epistles of the Apostolical Fathers, St. Barnabas, St. Clement, St. Ignatius, St. Polycarp, the Shepherd of Hermas, and the Martyrdoms of St. Ignatius and St. Polycarp written by Those who were Present at Their Sufferings.
  4. ^ Hasil terjemahan Wake tahun 1693 masih dapat dijumpai sekarang ini, karena dicetak ulang menjadi satu jilid buku (pertama kali terbit tahun 1820) dan dijual sekarang ini dengan judul The Lost Books of the Bible and the Forgotten Books of Eden, yang diuraikan secara panjang lebar dalam bab 15 Modern Apocrypha karangan Edgar J. Goodspeed (Boston, Beacon Press, 1956).
  5. ^ Terjemahan Surat Pertama Klemens ke dalam bahasa Inggris yang dihasilkan Lightfoot terdiri atas 13.316 kata; sementara Surat Ibrani hanya terdiri atas 7.300 sampai 7.400 kata (tergantung terjemahan).
  6. ^ Menurut Catholic Encyclopedia, tidak seorang pun kritikus yang meragukan bahwa nama Kletus dan nama Anakletus di dalam daftar-daftar yang menempatkan Klemens sebagai penerus Santo Petrus yang keempat adalah nama-nama dari satu orang yang sama, bukan dua orang.

Kutipan

  1. ^
  2. ^ Baca H.J. de Jonge: On the origin of the term "Apostolic Fathers"; tetapi simak dulu D. Lincicum, "The Paratextual Invention of the Term 'Apostolic Fathers'," Journal of Theological Studies (2015)
  3. ^ J.B. Lightfoot, The Apostolic Fathers, (1890, edisi ke-2, London, Macmillan & Co.) jilid 1, halaman 3. Baca juga, David Lincincum, The Paratextual Invention of the Term 'Apostolic Fathers', The Journal of Theological Studies, n.s. jld. 66, no. 1 (April 2015) halaman 139-148; H.J. de Jonge, On the Origin of the Term 'Apostolic Fathers', The Journal of Theological Studies, n.s. jld. 29, no. 2 (Oktober 1978) halaman 503-505.
  4. ^ "Apostolic Fathers, The". In Cross, F. L., and Livingstone, E.A., eds. The Oxford Dictionary of the Christian Church. Oxford University Press (1974).
  5. ^ "The Apostolic Fathers with Justin Martyr and Irenaeus". Christian Classics Ethereal Library. Harry Plantinga. Diakses tanggal 30 Juni 2016. 
  6. ^ Durant, Will (1972). Caesar and Christ. New York: Simon & Schuster.
  7. ^ B. Metzger, Canon of the New Testament (Oxford University Press) 1987:43.
  8. ^ Louth 1987:20; prakata surat Klemens yang pertama dan kedua di dalam William Jurgens The Faith of the Early Fathers, jld. 1", masing-masing di halaman 6 dan 42.
  9. ^ "Clement of Rome, St." Cross, F. L., (penyunting). The Oxford dictionary of the Christian church. New York: Oxford University Press. 2005
  10. ^ History of the Christian Church, Jilid II: Ante-Nicene Christianity, AD 100-325 - "Clement of Rome"
  11. ^ Annuario Pontificio (Libreria Editrice Vaticana 2008 ISBN 978-88-209-8021-4), hlm. 7*
  12. ^
  13. ^ Baca "Ignatius" dalam The Westminster Dictionary of Church History, Jerald Brauer, (penyunting), Philadelphia:Westminster, 1971, dan juga David Hugh Farmer, "Ignatius of Antioch" dalam The Oxford Dictionary of the Saints, New York:Oxford University Press, 1987.
  14. ^ "Ignatius, St." Cross, F. L., ed. The Oxford dictionary of the Christian church. New York: Oxford University Press. 2005
  15. ^ "Santo Ignasius dari Antiokhia" dalam Encyclopædia Britannica.
  16. ^ Efesus 6:1; Magnesia 2:1, 6:1, 7:1, 13:2; Traleis 3:1; Smirna 8:1, 9:1
  17. ^ Surat Ignasius kepada Jemaat di Magnesia 9: "Oleh karena itu hendaklah kita tidak lagi memelihara hari Sabat menurut tata cara orang Yahudi"
  18. ^ Adversus haereses, 3:3:4
  19. ^ Surat kepada Florinus, dikutip dalam Eusebius, Sejarah Gereja, Buku V, bab 20.
  20. ^ Lake (1912).
  21. ^ Liddell, Henry George; Scott, Robert (1940). "διδαχή". A Greek–English Lexicon. Revised and augmented throughout by Sir Henry Stuart Jones, with the assistance of Roderick McKenzie. Oxford: Clarendon Press.
  22. ^ Cross, edited by F.L. (2005). The Oxford dictionary of the Christian Church (3rd rev. ed.). Oxford: Oxford University Press. p. 482. ISBN 978-0192802903. Retrieved 8 March 2016
  23. ^ Apostolic Constitutions "Canon 85" (approved at the Orthodox Synod of Trullo in 692); Rufinus, Commentary on Apostles Creed 37 (as Deuterocanonical) c. 380; John of Damascus Exact Exposition of Orthodox Faith 4.17; and the 81-book canon of the Ethiopian Orthodox Church which includes the Didascalia which is based on the Didache.
  24. ^ Athanasius, Festal Letter 39 (excludes them from the canon, but recommends them for reading) in 367; Rejected by 60 Books Canon and by Nicephorus in Stichometria

Pranala luar